1. PERILAKU
ORGANISASI
MANAJEMEN KONFLIK
Oleh:
Prof. Dr. Bambang Swasto Sunuharjo, ME
Dec. 1, 2004
2. Pengertian:
Konflik didefinisikan sebagai interaksi antara individu,
kelompok atau organisasi yang membuat tujuan atau arti
yang berlawanan, dan merasa bahwa orang lain sebagai
pengganggu yang potensial terhadap pencapaian tujuan
mereka.
Konflik muncul karena ada tujuan yang tidak cocok dengan keinginan
individu. Perbedaan tujuan merupakan akar dari timbulnya kebanyakan
konflik dalam organisasi. Keberhasilan manajer dalam mengatasi konflik
akan tergantung pada keberhasilan manajer dalam menunjukkan problem
penyebab konflik, keterampilan dalam memilih suatu pendekatan yang
sesuai dalam mengatasi konflik, serta kemampuan dalam menerapkan
suatu alternatif pemecahan dalam menghadapi perselisihan pendapat,
perbedaan persepsi, dan faktor-faktor psikologis penyebab
kesalahpahaman. Kemampuan manajer untuk dapat mengelola konflik
secara sukses akan merupakan keterampilan yang penting yang harus
dikembangkan.
3. PROSES MANAJEMEN KONFLIK
MENDIAGNOSA KONFLIK
(Pekerjaan saling tergantung) (Sumber-sumber yang dibagi)
(Perilaku yang berbeda) (Perlakuan terhadap kelompok yang tidak adil)
(Harapan)
MERUMUSKAN MASALAH KONFLIK
(Antar Pribadi?)
(Antar Kelompok?)
MENETAPKAN KONSEKUENSI KONFLIK DAN MENENTUKAN
TUJUAN PEMECAHAN
(Apakah konflik konstruktif?)
(Apakah konflik destruktif?)
STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK
(Strategi antar pribadi?)
(Strategi antar kelompok?)
4. STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK
a. Strategi melalui peningkatan konflik antar personal
Diterapkan dalam kondisi jika manajer ingin membuat
bawahannya lebih kompetitif sebagai upaya mencapai kreatifitas
atau dorongan berprestasi yang meningkat. Manajer dapat
membuat suatu kondisi yang dapat meningkatkan konflik antar
pesonal, misalnya dengan meminta bawahan untuk bekerja lebih
cepat, lebih baik dengan disertai imbalan tertentu bagi yang
mencapai kuatitas atau kualitas tertentu.
Upaya meningkatkan konflik juga dapat ditempuh dengan
mempertemukan karyawan yang mempunyai produktifitas rendah
dengan karyawan yang mempunyai produktifitas tinggi.
5. STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK
b. Strategi melalui peningkatan konflik antar
kelompok
Beberapa strategi dapat diterapkan melalui peningkatan konflik
antar kelompok, misalnya manajer dapat membentuk suatu
kelompok baru yang mempunyai kemampuan tinggi untuk
mendemonstrasikan kebolehan mereka.
6. STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK
c. Strategi dengan mengurangi konflik antar
personal
1. Gaya penghindaran
Pihak yang menghadapi konflik cenderung menarik diri dari situasi
konflik atau bersikap netral. Jika konflik tersebut tidak terpecahkan
akan berpengaruh pada tugas manajerial, sebaliknya dalam kondisi
lingkungan tertentu gaya menghindar efektif digunakan, misalnya
adanya isu minor yang muncul sehingga akan memboroskan waktu
dan tenaga untuk menanggapinya.
2. Gaya penghalusan
Cenderung untuk meminimalkan atau mengurangi perbedaan yang
terjadi dengan menekankan dapat diterimanya ide bagi khalayak
dalam situasi konflik. Karakteristik yang nampak biasanya orientasi
pelaku yang mencoba untuk menerima suatu pandangan yang
bersifat menantang, berusaha untuk tidak melukai perasaan orang
lain ketika mendiskusikan suatu problem, lebih memprioritaskan
persahabatan daripada memecahkan permasalahan dengan penuh
konfrontasi.
7. STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK
1. Gaya pemaksaan
Kecenderungan untuk menggunakan kekuasaan untuk
mendominasi orang lain dan memaksa orang lain untuk menyetujui
atas dasar posisinya. Kelemahan penggunaan gaya ini adalah
diperolehnya hasil yang hanya memuaskan salah satu pihak yang
terlibat.
4. Gaya kompromi
Gaya yang mempunyai kecenderungan untuk mengorbankan minat
dengan mengambil konsensus untuk mencapai suatu tujuan.
5. Gaya kolaboratif
Berkeinginan untuk mengidentifikasi sebab-sebab yang
melatarbelakangi konflik, membagi informasi secara terbuka dan
mencari jalan pemecahan dengan mempertimbangkan keuntungan-
keuntungan yang akan diperoleh.
8. STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK
d. Strategi dengan mengurangi konflik antar
kelompok
Ada beberapa variabel yang dapat menjadi penyebab konflik
antar kelompok. Misalnya: tujuan, orientasi, dan nilai-nilai yang
berbeda, kompetisi, serta struktur organisasi yang mengarah
pada perbedaan persepsi dan pemikiran dalam menghadapi
suatu masalah. Beberapa teknik dapat digunakan untuk
mengurangi konflik antar kelompok, misalnya:
1. Menyadarkan kembali peranan prestasi masing-masing
kelompok, kontribusinya terhadap kemajuan organisasi.
2. Memindahkan pimpinan kelompok ke kelompok lain