STRATEGI GENERIK PORTER SECARA MENDETAIL
MODUL 06
Di rangkum oleh:
Salam Imam Taifur (55117120045)
Dosen pengampu : Prof. Dr.Ir. Hapzi Ali, MM,CMA
FAKULTAS PASCA SARJANA
JURUSAN MAGISTER MANAGEMENT
MATA KULIAH STRATEGIC MANAGEMENT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
Manajemen Strategik
Menurut David (2006, p5-6) manajemen strategik dapat
didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi,
mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang
memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Seperti tersirat
dalam definisinya, manajemen strategik berfokus pada mengintegrasikan
manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi,
penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk
mencapai keberhasilan organisasi.
Model manajemen strategik menurut David (2006, p5) ditunjukkan
pada gambar berikut ini:
Porter’s Generic Strategies
“Strategic positions can be based on customer’s needs, customer’s
accessibility, or the variety of a company’s products or services” (Porter,
1996) Porter (1990) menjelaskan keunggulan bersaing adalah jantung
kinerja pemasaran untuk menghadapi persaingan.
“Today’s smart marketers don’t sell products; they sell benefit packages.
They don’t sell purchase value only; they sell use value” Philip Kotler
pada Kotler on Marketing
Cost Leadership
Strategi biaya rendah (cost leadership) menekankan pada upaya
memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya
per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya
ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh
pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebagai
faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini
amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori
perilaku low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap
perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau
jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar
yang signifikan.
Dalam buku Porter yang berjudul “Strategi Bersaing” disebutkan
ada lima kekuatan bersaing atau (Five Force Model) seperti yang
ditunjukan pada gambar 2- 3, yaitu:
1. Potential Entrans
2. Subsitutes
3. Buyer
4. Supplier
5. Competitors
Jadi jelas bahwa persaingan dalam suatu perusahaan tidak hanya
terbatas pada persaingan diantara para pesaing yang ada tetapi
gabungan dari kelima kekuatan bersaing itu yang akan menentukan
kemampuan per Differentiation
Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong
perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar
yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang
dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat
sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk
bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut
fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata maupun
psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai
kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan
dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh
dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen
potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan
keputusannya (price insensitive).
Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan diferensiasi.
Diferensiasi tidak memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif,
terutama jika produk-produk standar yang beredar telah (relatif)
memenuhi kebutuhan konsumen atau jika kompetitor/pesaing dapat
melakukan peniruan dengan cepat. Contoh penggunaan strategi ini
secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat tahan lama
(durable) dan sulit ditiru oleh pesaing.
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan produk
diterapkan perusahaan dalam rangka mencapai keunggulan bersaing
(competitive advantage) terhadap para pesaingnya pada semua pasar.
(David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan Lowes, 1997;
Porter, 1980 dan 1985). usahaan di dalam suatu perusahaan untuk
memperoleh keuntungan
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar
yang cukup (market size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan
tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai
keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk
tersebut). Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen
membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh
perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak dengan
strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu
(niche market), wilayah geografis tertentu, atau produk barang atau jasa
tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara
baik, excellent delivery. (David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass
dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
Terkait dengan penerapan implementasi strategy porter, berikut
kami sampaikan strategy untuk strategi yang diterapkan oleh PT BBI
sebagai produsen bahan bangunan dalam implementasi strategy
1. Cost leadership,
perusahaan membuat produk dengan tingkat kompetitif optimum
yaitu dengan menghasilkan produk dengan cost rendah, dalam
operasionalnya karena produk cost yang rendah hanya akan
optimum saat output mesin berada dalam keadaan optimal maka
telah diterapkan tehnologi dan aparatus yang mensuport optimasi.
Secara umum mesin mesin sejenis hanya menghasilkan output jika
di hitung dalam unit ton 5ton per jam maka telah dilakukan
improvement sehingga mesin yang ada mampu menghasilkan
output 7.2 ton per jam. Selain itu optimasi pada material usage, jika
industri lain terkalkulasi menggunakan material material 12 kg/
lembar produk maka dalam ukuran yang sama pt BBI hanya
menggunakan 11,5 kg/ lembar produk
2. Strategi diferensiasi,
perusahaan ini juga menerapkan diferensiasiatas keunikan produk
dan layanan, perusahaan merangkum produk produknya dengan
prinsip BBI solution, dimana salah satu tujuannya adalah
bagaimana mengakomodir kebutuhan customer untuk bahan
bangunan, dari roofing ceilling facade dan beberapa produk produk
decorative.
3. Strategi Focus,
ada 1 produk yang memilki segmen pasar khususkarena
kebutuhan customer salah satunya adalah atap bentuk sirap yang
terbuat dari fiber semen, dan jenis produk ini telah digunakan untuk
pemugaran atap keraton Yogyakarta dan kasunanan surakarta
serta istana negara. Produk ini memiliki kekhususan karena desain
mengikuti patern yang telah ada tetapi mengunakan produk yang
ketahanannyalebih baik dari material sebelumnya yang
menggunakan kayu.
Daftar pustaka:
http://www.bakrie-building.com/product
Hapzi Ali, 2018. Modul Manajeen Strategic, UMB Jakarta
Porter, M. E. (1990). The Competitive Advantage Of Nations. Macmillan
Press Ltd, London.
Davidson S. (2001). Seizing your competitive advantage. Community
Banker pg. 32.
Endang Amalia Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Volume II, No
1, 15 Desember 2015