Mata kuliah Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan membahas tentang sistem perikanan secara keseluruhan, meliputi subsistem kelautan, perairan tawar, penangkapan ikan, budidaya ikan, pengolahan ikan, sosial ekonomi perikanan, dan pengelolaan sumber daya perikanan. Mata kuliah ini bertujuan membantu mahasiswa memahami konsep dasar perikanan dan ilmu kelautan.
1. PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN
PERIKANAN
Pengantar MK PIKP
Setyohadi. D & DGR. Wiadnya
Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Email : daduks@ub.ac.id
A. MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN
PERIKANAN (PIF 4102)
B. SKS : 2 (2-0)
C. DESKRIPSI SINGKAT :
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan ialah mata
kuliah dasar yang diajarkan pada semester paling awal (semester I atau
II) untuk seluruh mahasiswa yang belajar di Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Brawijaya (UB), Malang. PIKP
termasuk dalam mata kuliah institusi pada tingkat fakultas. Sebagai
mata kuliah dasar, PIKP membahas pemahaman dasar tentang
perikanan sebagai suatu sistem. materi atau topik bahasan pada
dasarnya terdiri dari komponen: (1) perikanan sebagai sistem; (2)
sistem perikanan tangkap; (3) sistem perikanan budidaya; (4) sistem
pengawetan ikan; (5) sistem ekonomi dan sosial perikanan dan (6)
sistem lingkungan alami perikanan dan (7) pengelolaan (manajemen)
perikanan.
Mata kuliah ini diajarkan sebelum mahasiswa mendapatkan mata
kuliah keahlian dasar pada masing-masing Program Studi – Mata Kuliah
lanjutan tersebut ialah: Dasar-Dasar Penangkapan Ikan; Dasar-Dasar
Budidaya Ikan, Dasar-Dasar Pengawetan dan Pengolahan Ikan,
Sosiologi Perikanan, Dasar-Dasar Manajemen Sumber Daya Perikanan,
Pengantar Ekonomi Perikanan. Dan Hukum dan Peraturan Perikanan.
Secara teknis materi atau topik yang diajarkan pada mata kuliah PIKP
sepintas terlihat tumpang tindih dengan materi lanjutan pertama pada
tingkat Program Studi. Perbedaannya ialah bahwa PIKP menjelaskan
pemahaman dan prinsip dasar perikanan sebagai sistem dan belum
membahas hal-hal secara teknis. Mata kuliah lanjutan membahas
kedalaman sampai tingkat I, ialah tentang pengetahuan teknis keahlian
dasar.
MODUL
1
2. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 2 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
Sebagai mata kuliah paling dasar yang membahas pemahaman tentang sistem perikanan
secara keseluruhan, mata kuliah PIKP mempunyai bobot setara dengan dua kredit semester
(2 SKS). Dia tidak dilengkapi dengan kegiatan praktikal di kelas, laboratorium maupun pada
tingkat lapang. Kedalaman pemahaman hanya dilakukan melalui tatap muka di kelas dan
tugas terstruktur, kuis maupun penyelesaian suatu projek. Penilaian dilakukan melalui tiga
komponen, ialah: tugas (kuis, tugas terstruktur dan penyelesaian projek), Ujian Tengah
Semester dan Ujian Akhir Semester. Pembelajaran disajikan melalui modul-modul yang
disajikan pada masing-masing tatap muka. Pada tahapan ini, mahasiswa belum diwajibkan
untuk membahas buku klasik yang menjadi keharusan pada mata kuliah dasar berikutnya.
Setelah ,menyelesaikan mata kuliah PIKP (mengikuti seluruh persyaratan presensi dan ujian)
dia bisa menempuh mata kuliah dasar lanjutan seperti tersebut di atas.
D. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Mahasiswa akan dapat menjelaskan definisi kelautan, perikanan, dan sistem perikanan,
mendeskripsikan sejarah pemanfaatan sumberdaya perikanan (penangkapan, budidaya, dan
pengolahan ikan), transaksi berbasis komoditi perikanan, mengetahui dan mampu mencari
solusi terhadap ancaman dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan (SKdP), dan
mampu memberikan kritik terhadap kebijakan dan hukum dalam pengelolaan dan
pemanfaatan SKdP.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Kedalaman kompetensi yang dimiliki oleh setiap Sarjana Perikanan dan Ilmu kelautan,
FPIK-UB tergantung dari peran masing-masing mata kuliah yang disusun pada masing-
masing Program Studi (PS) yang ada pada ketiga Jurusan di dalam FPIK-UB. Tim Pengajar
mata kuliah PIPK terdiri dari dosen-dosen perwakilan masing-masing program studi dari
ketiga jurusan . Pokok bahasan inti (core content) dari mata kuliah ini ialah filsafat
dasar dari: penangkapan, budidaya, lingkungan pendukung sumberdaya ikan (air tawar
dan payau), lingkungan pendukung sumberdaya ikan (laut), teknologi pasca-panen,
pranata sosial, dan pemasaran (ekonomi). Pokok bahasan Sumverdaya ikan akan diberikan
dalam dua kali tatap muka. Interaksi atau saling keterkaitan dari masing-masing pokok
bahasan inti (core content) disajikan pada kuliah pembelajaran minggu pertama – tujuh
minggu selanjutnya dicanangkan untuk membahas masing-masing core content.
Setelah semua core content dibahas, materi pembelajaran difokuskan untuk
memperkenalkan kebijakan di bidang perikanan yang dilanjutkan dengan pembahasan
manajemen Perikanan. Sisa waktu lainnya (empat minggu) dimanfaatkan untuk
memfasilitasi diskusi oleh mahasiswa, sebagai umpan balik (feedback) dari seluruh
materi pembelajaran yang sudah diselesaikan. Seluruh pokok bahasan disajikan secara
sistematis sebagai berikut:
3. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 3 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
Pertemuan
ke
Pokok Bahasan: Sub pokok bahasan
1 Pengantar MK PIKP
2 Sistem Perikanan (fisheries system)
3 Subsistem Kelautan (marines)
4 Subsistem Perairan Tawar
5 Sumberdaya ikan: Ikan bersirip
6 Sumberdaya ikan: Binatang kulit keras, lunak, lainnya dan tanaman air
7 Subsistem Perikanan Tangkap: Jenis alat tangkap Pengumpul, Pancing,
Perangkap, Jaring angkat, Muroami dan jaring lingkar
8 Subsistem Perikanan Tangkap: Jenis Pukat lingkar, pukat kantong, pukat
harimau & alat lainnya
9 Subsistem Budidaya Perairan: Sistem budidaya ikan & Teknologi
budidaya perairan
10 Subsistem Budidaya Perairan: Komoditas budidaya, Manipulasi pada sistem
budidaya ikan, & Budidaya perairan berkelanjutan
11 Subsistem pengolahan ikan (fisheries handling & processing)
12 Subsistem sosial-ekonomi perikanan & kelautan
13 Kebijakan & peraturan perikanan (fisheries policy)
14 Pengelolaan sistem perikanan (management of fisheries system)
F. GBPP & SAP
DETAIL TAHAPAN KEGIATAN TATAP MUKA DI KELAS PER POKOK BAHASAN
POKOK BAHASAN I: PENDAHULUAN – Tentang Mata Kuliah Ini
NO
SUB-POKOK
BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
1.1 Perkenalan &
kontrak
kuliah
Memperkenalkan dosen
pengampu & asisten
praktikal;
Aturan kuliah dan
penilaian: presensi,
tugas terstruktur,
praktikal, UTS, UAS &
nilai akhir
Mengenal dosen
pengampu dan
asisten praktikal;
Memahami &
sepakat dengan
aturan
pembelajaran –
pelanggaran
minimal terhadap
kuliah
Mampu menyebut
nama mata kuliah
dengan benar dan
menyebutkan semua
dosen pengajar
beserta asisten
Mematuhi semua
aturan tatap muka,
praktikal dan
penilaian.
Tujuan
Pembelajaran
Menjelaskan tujuan dari
pembelajaran PIKP
Memahami tujuan
pembelajaran
mampu menyebutkan
empat tujuan dari
pembelaran
Materi Ajar Menjelaskan semua Memahami semua mampu menyebutkan
4. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 4 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
materi ajar PIKP dalam
satu semester
materi ajar yang
terdiri dari beberapa
pokok bahasan
semua materi ajar
yang terdiri dari 9
pokok bahasan
1.2 Terminologi
dan definisi
Refresh (penyegaran)
definisi dan batasan
tentang laut –
Samudera (ocean), laut
(sea), teluk (gulf, bay);
Inisiasi diskusi dengan
peserta tentang laut
Partisipasi aktif &
berbagi informasi
tentang laut
Internalisasi
batasan tentang
okeanos, sea,
marine, ocean,
continent, gulf &
bay
Mampu menjelaskan
sejarah istilah
okeanos;
Mampu menjelaskan
persamaan dan perbe-
daan antara: ocean,
sea, marine, coast,
con-tinent, gulf, bay
dengan beberapa
contoh dari penamaan
tersebut
POKOK BAHASAN 2: SISTEM PERIKANAN
NO SUB-POKOK
BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
2.1 Definisi
terminologi
Refresh (penyegaran)
definisi sistem, sistem
alam, sistem buatan
dan sistem perikanan
Partisipasi aktif &
berbagi informasi
tentang terminologi
Internalisasi
batasan dari
masing-masing
terminologi
Mampu menjelaskan
berbagai terminology
umum tentang sistem,
sistem alam/buatan &
sistem perikanan;
Mampu menjelaskan
persamaan dan perbe-
daan antara
terminology satu
dengan lainnya,
dengan beberapa
contoh dari penamaan
tersebut
1.4 Sistem dan
komponen
sistem
Fasilitasi diskusi untuk
mencapai kesepakatan
tentang sistem;
Menjadi reference
person dengan
menyampaikan key
word tentang sistem
Partisipasi aktif,
berbagi informasi,
bertanya dan
memberi tanggapan
atau tambahan
pengetahuan;
Mampu menjelaskan
definisi sistem dengan
beberapa contoh kerja
sistem
1.5 Sistem
perikanan
Menyajikan komponen
atau subsistem dari
sistem perikanan;
Fasilitasi diskusi
tentang perikanan
sebagai sistem;
Pertanyaan,
partisipasi aktif,
internalisasi
pengertian
perikanan sebagai
sistem;
Membuat batasan
sistem dan komponen
sistem perikanan,
beserta contoh
interaksi antar
komponen (subsistem)
5. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 5 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
Mencari contoh-
contoh interaksi
berbagai komponen
dalam sistem
perikanan
POKOK BAHASAN 3: BIOFISIK KELAUTAN
1.1 Planet laut,
bukan planet
bumi
Memfasilitasi diskusi:
luas permukaan laut
dibanding darat,
volume air laut,
pembagian wilayah
samudera (oceans), sea
(laut), Gulf & bay
(Teluk)
Memfasilitasi diskusi
northern & southern
hemisphere dengan
karakteristik
penghuninya;
Diskusi susunan kimia
air laut: salinitas,
tekanan hidrostatik,
palung laut, gunung
laut, suhu, thermocline
Partisipasi aktif,
berbagi informasi,
bertanya dan
memberi tanggapan
atau tambahan
pengetahuan;
Membahas
perbedaan
pengetahuan &
ketertarikan /
spesiealisasi antara
penduduk northern
dan southern
hemisphere;
Membahas
thermocline &
tekanan hidrostatis
bagi penyelam
Mampu menjelaskan
perbedaan antara
Samudera, benua, laut
& teluk;
Mampu menjelaskan
sebaran penduduk
dunia antara utara &
selatan beserta
karakteristik
perbedaannya;
Mampu menjelaskan
pengaruh tekanan
hidrostatis terhadap
penyelam;
Mampu menjelaskan
mekanisme up-welling
di laut
1.2 Keruangan
dan mintakat
Memfasilitasi diskusi:
garis pantai (shoreline,
coastline), pasang surut
Diskusi: zona litoral,
neritik, continental shelf
(paparan benua),
continental slope
(lereng benua), pelagic-
demersal, pelagic
oseanik, photik-
aphotik, bathy-pelagik,
bathy-demersal
Partisipasi aktif,
internalisasi antara
garis pantai &
pasang surut;
Internalisasi
masing-masing zona
atau wilayah di laut
Mencari contoh
sumber daya
demersal dan
pelagis
Membuat batasan dan
penjelasan dinamika
garis pantai dan
pasang surut di laut;
Membagi mintakat
atau perwilayahan di
laut;
Menjelaskan
karakteristik sumber
daya pada masing-
masing mintakat di
laut
1.3 Laut dan awal
kehidupan di
bumi
Menjelaskan teori awal
kehidupan dari laut:
susunan tubuh mahluk
hidup, radiasi
ultraviolet
Penjelasan: oksigen-
ozon dengan sinar
matahari berdasarkan
perbedaan waktu
Menyimak
penjelasan dan
membuat feedback
tentang teori
kehidupan –
mencari contoh
susunan kimia
tubuh manusia;
Partisipasi dan
Mampu menjelaskan
bukti-bukti tentang
konsep awal mula
kehidupan dari laut;
Mampu menjelaskan
keterkaitan oksigen,
ozon, dan sinar
matahari dalam
membuktikan teori
6. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 6 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
geologis mempelajari
keterkaitan oksigen,
ozon dengan sinar
matahari
awal kehidupan dari
laut
1.4 Manfaat laut
bagi
kehidupan di
darat
Diskusi manfaat laut bagi
kehidupan:
Penangkapan ikan –
over-fishing
Sumber tambang:
pasir, Mn, Br
Desalinasi air laut –
sumber air tawar
Sumber energi
penggerak turbin –
gelombang
Kondensasi amonia –
penggerak turbin
Partisipasi dan
membuat umpan
balik tentang
sejarah
penangkapan serta
terjadinya
penangkapan
berlebih;
Mencari contoh-
contoh pemanfaatan
sumber daya laut
oleh manusia
Mampu menjelaskan
berbagai tipe
pemanfaatan laut oleh
manusia di darat,
termasuk ekstraksi
yang belum
memungkinkan untuk
dilakukan saat ini;
Mampu menjelaskan
pengambilan sumber
daya dari laut yang
akhirnya
menyebabkan
kerusakan dan
berkurangnya atau
menipisnya sumber
daya di laut
POKOK BAHASAN 4: BIOFISIK PERAIRAN TAWAR
NO
SUB-POKOK
BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
4.1 Pengantar:
Pentingnya air
bagi
kehidupan
menjelaskan arti air
bagi kehidupan
Menjelaskan
keterdiaan air di muka
bumi
Menjelaskan definisi
tentang perairan
Mendalami
Pengertian air bagi
kehidupan
Memahami dinamika
sumberdaya air di
muka bumi
Mendalami beberapa
definisi yang
berkaitan dengan
perairan
Mampu menjelaskan
definisi air;
mampu menyebutkan
penyebab dinamika air
di muka bumi
Mampu menyebutkan
beberapa definisi
istilah yang
berhubungan dengan
perairan tawar
4.2 Fungsi Dan
Manfaat
Ekosistem
Perairan
Menjelaskan definisi
dari ekosistem
perairan
menjelaskan Habitat
biota air
menjelaskan Peran
dalam siklus Hidrologi
Menjelaskan manfaat
dan fungsi dari
ekosistem perairan
Mendalami definisi
dari ekosistem &
periaran
Mendalami habitat
biota air
mendalami siklus
hidrologi
Memahami manfaat
dan fungsi dari
mampu menjelaskan
dari definisi ekosistem
periaran
mampu menyebutkan
jenis habiat biota air
mampu menjelaskan
siklus hidrologi
Mempu mnyebutkan
manfaat dan fungsi
dari ekosistem
7. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 7 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
bagi kehidupan ekosistem perairan perairan khusunya
tawar
4.3 Dampak
Pembangunan
terhadap
ekosistem
perairan
menjelaskan beberapa
kegiatan
pembangunan yang
mengganggu
ekosistem perairan
Memahami beberapa
kegiatan manusia
yang menyebabkan
kerusakan
ekosistem perairan
mampu menyebutkan
beberapa kegiatan
manusia yang
menyebabkan
kerusakan ekosistem
perairan
4.4 Dampak
Penanganan
Terhadap
Ekosistem
Perairan
menjelaskan analisis
mengenai dampak
lingkungan hidup
Memahami
pentingnya analisis
dampak lingkungan
hidup
mampu menjelaskan
pentingnya analisis
dampak lingkungan
hidup
POKOK BAHASAN 5 & 6: SUMBERDAYA IKAN : JENIS IKAN BERSIRIP (FIN FISH)
NO
SUB-POKOK
BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
5.1
Definisi ikan
– biologi dan
produk
Menyajikan
batasan dasar
dari ikan / finfish
secara taksonomi
(ilmiah) dan
produk;
Fasilitasi diskusi
tentang batasan
ikan (finfish)
Membahas dan
mengembangka
n definisi ikan
secara
taksonomis dan
berdasarkan
produk;
Menentukan
perbedaan
karakteristik
antara ikan
dengan
kelompok
binatang lainnya
Menentukan
karakteristik
distingtif antara
ikan dengan
binatang air
lainnya;
Menyebutkan
alasan logis dari
pemisahan definisi
antara ketentuan
taksonomis dengan
produksi
5.2
Terminology
morfologi
ikan sebagai
alat
identifikasi
Menyajikan slide
terminology
morfologis dari
ikan;
Fasilitasi diskusi
penentuan ciri
morfologis dari
ikan
Membahas
batasan untuk
masing-masing
tipe morfologis
dan meristik;
Membahas cara
mengukur
berbagai tipe
morfo-metry
Menentukan
kategori: bentuk
tubuh, kepala,
mulut, sirip, gurat
sisi, ekor, sisik,
marker;
Membuat definisi
ukuran dari
masing-masing
kategori
5.3
Kategori
ikan sebagai
produk
Menyajikan
(slide)
pengelompokkan
produk perikanan
Membahas
kemungkinan
pembaharuan
terhadap
Menyebutkan
pembagian
kelompok ikan
berdasarkan
8. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 8 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
perikanan sesuai dengan
ketentuan
statistik
perikanan;
Fasilitasi diskusi
& tanggapan
peserta
pengelompokka
n ikan dari
statistik
terdahulu;
Membahas
kelompok ikan
yang perlu
dimodifikasi
ketentuan statistik
perikanan;
Analisis
pengelompokkan
kategori ikan
dalam statistik
5.4 Ikan bersirip
Menyajikan
(slide) seluruh 45
kategori spesies
ikan hasil
tangkap;
Fasilitasi diskusi
masing-masing
kelompok spesies
hasil tangkap
Membahas
karakteristik
masing-maing
kelompok ikan;
Membahas nilai
penting
(ekonomis) dari
masing-masing
kelompok
spesies
Menyebutkan 45
kelompok spesies
hasil tangkap
perikanan di
Indonesia (test);
Analisis nilai
komersial (nilai
penting secara
ekonomis) dari
masing-masing
kelompok spesies
5.5
Binatang
berkulit
keras
Menyajikan
(slide) total 8
(delapan)
kategori binatang
berkulit keras;
Fasilitasi diskusi
masing-masing
kelompok spesies
binatang berkulit
keras
Membahas
karakteristik
masing-masing
kelompok
binatang
berkulit keras;
Membahas nilai
penting
(ekonomis) dari
masing-masing
kelompok
binatang
berkulit keras
Menyebutkan 8
(delapan) kategori
binatang berkulit
keras (test);
Analisis nilai
komersial (nilai
penting secara
ekonomis) dari
masing-masing
kelompok binatang
berkulit keras
5.6
Binatang
berkulit
lunak
Menyajikan
(slide) total 8
(delapan)
kategori binatang
berkulit lunak;
Fasilitasi diskusi
masing-masing
kelompok spesies
binatang berkulit
lunak
Membahas
karakteristik
masing-masing
kelompok
binatang
berkulit lunak;
Membahas nilai
penting
(ekonomis) dari
masing-masing
kelompok
binatang
berkulit lunak
Menyebutkan 8
(delapan) kategori
binatang berkulit
lunak (test);
Analisis nilai
komersial (nilai
penting secara
ekonomis) dari
masing-masing
kelompok binatang
berkulit lunak
5.7
Binatang air
lain
Menyajikan
(slide) total 4
(empat) kategori
Membahas
karakteristik
masing-maing
Menyebutkan 4
(empat) kategori
binatang air lain
9. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 9 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
binatang air lain;
Fasilitasi diskusi
masing-masing
kelompok spesies
binatang air lain
kelompok
binatang air
lain;
Membahas nilai
penting
(ekonomis) dari
masing-masing
kelompok
binatang air lain
(test);
Analisis nilai
komersial (nilai
penting secara
ekonomis) dari
masing-masing
kelompok binatang
air lain
5.8 Tanaman air
Menyajikan
(slide) contoh
rumput laut
(Gracillaria dan
Eucheuma);
Fasilitasi diskusi
rumput laut
Membahas
karakteristik
dari produk
rumput laut;
Membahas nilai
penting
(ekonomis) dari
rumput laut
Membuat deskripsi
dari produksi
rumput laut dari
penangkapan;
Analisis komersial
dari produksi
rumput laut dari
alam
POKOK BAHASAN 7: SUB SISTEM PERIKANAN TANGKAP
NO
SUB-POKOK
BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
6.1 Pendahuluan:
Definisi
Menjelaskan definisi
perikanan tangkap
Memahami definisi
perikanan tangkap
mampu menjelaskan
(dengan kalimat sendiri)
definisi dari perikanan
tangkap;
6.2 Perikanan
Tangkap di
laut dan
perairan
umum
Menjelaskan kegiatan
perikanan tangkap
berdasarkan statistik
perikanan indonesia
Memahami jenis
kegiatan perikanan
tangkap berdasarkan
statistik perikanan
indonesia, yaitu:
perikanan tangkap di
laut dan diperairan
umum
Peserta bisa
menjelaskan satu
persamaan dan dua
perbedaan mendasar
antara perikanan laut
dan perikanan perairan
umum;
6.3 Klasifikasi
alat tangkap
Menjelaskan jenis-jenis
alat tangkap
berdasarkan katagori
menurut statistik
perikanan indonesia
Mamahami jenis-jenis
alat tangkap menurut
statistik perikanan
indonesia
Peserta mampu
membuat skema
pembagian alat tangkap
yang digunakan di laut
dan di perairan umum;
6.4 Tipe alat
tangkap
Menjelaskan cara
operasi alat tangkap.
Memahami tipe alat
tangkap kategori
efektif, selektif,
ramah dan tidak
ramah lingkungan
Peserta bisa menjelaskan
kategori alat tangkap
yang efektif, selektif,
ramah lingkungan dan
tidak ramah lingkungan
10. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 10 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
POKOK BAHASAN 8: SUB SISTEM BUDIDAYA IKAN
NO
SUB-POKOK
BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
7.1
Sistem
Budidaya
Ikan
Menjelaskan definisi
sistem budidaya
perairan
Menjelaskan sejarah
budidaya ikan
Memahami definisi
sistem budidaya
perairan
Mengetahui sejarah
adanya kegiatan
budidaya ikan
mampu menjelaskan
(dengan kalimat
sendiri) definisi dari
sistem budidaya
perairan
mampu menjelaskan
sejarah kegiatan
budaya ikan
7.2 Ikan dan
lingkungan
alami
Menjelaskan komponen-
komponen dalam sistem
budidaya ikan, meliputi
komponen lingkungan
alami dan jenis ikan
Mengetahui komponen
dalam sistem
budidaya ikan,
meliputi komponen
lingkungan alami dan
jenis ikan
Peserta bisa
menyebutkan komponen
utama pada sistem
budidaya perairan
7.3 Jenis-jenis
budidaya
perairan
Menjelaskan jenis-jenis
budidaya periaran
Memahami macam-
macam jenis budidaya
perairan menurut
statistik perikanan
indonesia
Peserta bisa
menyebutkan tiga jenis
budidaya perairan;
7.4 Manipulasi
pada sistem
budidaya
ikan
Menjelaskan macam-
macam manipulasi pada
sistem budidaya ikan
yang dilakuka oleh
petani ikan
Memahami macam-
macam manipulasi
pada sistem budidaya
ikan yang dilakuka
oleh petani ikan
Peserta mampu
menjelaskan jenis-jenis
manipulasi terhadap
sistem yang dilakukan
manusia dalam budidaya
Budidaya
ikan
berkelanjutan
Menjelaskan sistem
budidaya ikan
berkelanjutan
Memahami pentingnya
sistem budidaya ikan
berkelanjutan
Peserta bisa
menyelesaikan projek
tentang pilihan budidaya
perikanan
POKOK BAHASAN 9: SUB SISTEM PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
NO
SUB-POKOK
BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
8.1
Pengawetan
ikan
sebagai
sistem
Manjelaskan sistem
pengawetan ikan
sebagai sistem dari
perikanan secara
keseluruhan
Memahami bahwa
sistem pengawetan
ikan sebagai sistem
dari perikanan secara
keseluruhan
Peserta bisa
menjelaskan (dengan
kalimat sendiri) definisi
dari sistem pengawetan
ikan sebagai bagian dari
sistem perikanan secara
keseluruhan.
11. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 11 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
8.2 Teknologi
Pengawetan
Menjelaskan komponen-
komponen dalam sistem
pengawetan ikan
Mamahami bahwa
dalam sistem
pengawetan ikan ada
beberapa komponen
Peserta bisa
menyebutkan komponen
utama pada sistem
pengawetan ikan
8.3 Tipe-tipe
pengawetan
ikan
Menjelaskan beberapa
tipe dalam pengawetan
ikan
Memahami bahwa
dalam sistem
pengawetan ikan
menggunakan
beberapa tipe.
Peserta bisa
menyebutkan 5 (lima)
tipe pengawetan ikan
8.4 Manipulasi
pada sistem
pengawetan
ikan
Menjelaskan beberapa
manipulasi yang
dilakukan oleh manusia
pada era modernisasi
pada sistem pengawetan
ikan
Memahami beberapa
manipulasi yang
dilakukan oleh
manusia pada era
modernisasi pada
sistem pengawetan
ikan
Peserta mampu
menjelaskan jenis-jenis
manipulasi terhadap
sistem yang dilakukan
manusia dalam usaha
mengawetkan ikan
8.5 Teknologi
pengawetan
ikan yang
ramah
lingkungan
Menjelaskan beberapa
teknologi tepat guna
pada sistem pengawetan
ikan yang ramah
lingkungan
Memahami bahwa ada
beberapa teknologi
tepat guna pada
sistem pengawetan
ikan yang ramah
lingkungan
Peserta bisa
menyelesaikan projek
tentang pilihan
pengawetan ikan
POKOK BAHASAN 10: SUB SISTEM SOSIAL
NO
SUB-POKOK
BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
9.1
Interaksi
sebagai
bagian
sentral dari
sistem
sosial
Menjelaskan bahwa
interkasi merupakan
unsur pokok dalam
sistem sosial
Memahami bahwa
sistem sosial itu
dibentuk oleh adanya
interaksi
antarmanusia
Mahasiswa mampu
menjelaskan unsur dan
mekanisme interaksi
sosial
9.2 Pola awal
manusia
berinteraksi
Menjelaskan tentang
tiga macam pola
interaksi awal dalam
kehidupan manusia
Memahami adanya
tiga macam pola awal
interasi manusia
Mahasiswa mampu
menjelaskan adanya
ketiga pola dan ciri-ciri
pokok dari ketiga pola.
9.3 Interaksi dan
integrasi
sistem sosial
Menjelaskan pola-pola
interakasi ada yang
mampu menyebabkan
kecederungan sistem
untuk tetap terintegrasi
atau tercerai-berai
(disintegrasi)
Memahami bahwa
sistem sosial dapat
mengalami
disintegrasi akibat dari
berjalannya pola
interaksi dalam sistem
sosial
Mahasiswa mampu
menjelaskan mengapa
redistribusi dan
resiprositas mampu
menahan laju
disintegrasi dalam
masyarakat.
12. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 12 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
9.4 Evolusi
Sosiobudaya
Menjelaskan tentang
evolusi sosibudaya
masyarakat
Memahami secara
kritis terhadap adanya
evolusi sosiobudaya
Mahasiswa mampu
menyebutkan evolusi
linier dalam masyarakat
perikanan.
9.5 Analogi dan
Interaksi
Sosial
Menjelaskan tentang
model analogi yang
mampu menjelaskan
bentuk interaksi antar
lapisan masyarakat
dalam sebuah sistem
sosial
Memahami bahwa
model analogi dapat
digunakan untuk
menjelaskan
fenomena interaksi
dalam sebuah sistem
sosial.
Mahasiswa dapat secara
sederhana menjelaskan
model analogi dalam
hubungan sosial patrón-
client dalam
masyarakat,
POKOK BAHASAN 11: HUKUM & KEBIJAKAN PERIKANAN
NO
SUB-POKOK
BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
10.1 Peraturan
dan
Kebijakan
Internasional
dan Regional
Menjelaskan Peraturan
dan Kebijakan
Internasional dan
Regional di bidang
perikanan
Mengetahui beberapa
Peraturan dan
Kebijakan
Internasional dan
Regional di bidang
perikanan
Peserta bisa
menyebutkan dua
ketentuan internasional
tentang perikanan yang
ditanda tangani oleh
Pemerintah Indonesia.
10.2 Hukum dan
Kebijakan
Internasional
Tentang
Kelautan &
Perikanan
Menjelaskan beberapa
ketentuan Hukum dan
Kebijakan Internasional
Tentang Kawasan
Konservasi
Mengetahui beberapa
ketentuan Hukum dan
Kebijakan
Internasional Tentang
Kawasan Konservasi
Peserta bisa
menyebutkan dua
ketentuan hukum yang
terkait dengan
perikanan dan
konservasi sumber daya
ikan
10.3 Kebijakan
dan Hukum
Tentang
Kawasan
Konservasi di
Indonesia
Menjelaskan tentang
Kebijakan dan Hukum
Tentang Kawasan
Konservasi di
Indonesia:
implementasi di lapang
Memahami Kebijakan
dan Hukum Tentang
Kawasan Konservasi
di Indonesia dan fakta
implementasinya di
lapang
Peserta mampu
menyebutkan dua
peraturan hukum
tentang kawasan
koservasi perairan di
Indonesia
Peserta bisa
membuat daftar
ketentuan hukum
(peraturan) yang
implementasinya
pada tingkat lapang
masih relatif lemah
13. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 13 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
POKOK BAHASAN 12: MANAJEMEN PERIKANAN
NO
SUB-POKOK
BAHASAN
FASILITATOR PESERTA KELAS INDIKATOR AKHIR
11.1 Kepemilikan
terhadap
sumberdaya
ikan
Menjelaskan tipe-tipe
kepemilikan terhadap
sumberdaya ikan
Memahami pengertian
kepemilikan terhadap
sumberdaya ikan
antara milik umum
dan milik bersama
Peserta mampu
menjelaskan perbedaan
kepemilikan laut: milik
umum dan milik
bersama
11.2 Pengelolaan
Perikanan
Menjelaskan pengertian
pengelolaan dan
pentingnya suatu
sumberdaya ikan untuk
dikelola
Memahami pengertian
pengelolaan dan
pentingnya suatu
sumberdaya ikan
untuk dikelola
Peserta mampu
menjelaskan pentingnya
sumberdaya ikan untuk
dikelola dan mampu
mendefinisikan
pengelolaan
11.3 Model
Pengelolaan
sumberdaya
ikan
Menjelaskan model-
model pengelolaan
sumberdaya ikan,
meliputi pengelolaan:
oleh pemerintah,
berbasis komunitas, dan
secara partisipatif
Memahami bahwa ada
tiga model
pengelolaan terhadap
sumberdaya ikan,
yaitu: pengelolaan
oleh pemerintah,
berbasis komunitas
dan secara partisipatif
Peserta mampu
menyebutkan tiga
pengelolaan terhadap
sumberdaya ikan
11.4 Jenis
Pengendalian
pada
perikanan
tangkap
Menjelaskan jenis-jenis
pengendalian terhadap
perikanan tangkap
untuk tercapainya
sistem perikanan
berkelanjutan
Memahami bahwa
untuk tujuan
perikanan tangkap
berkelanjutan perlu
dilakukan
pengendalian. Ada 2
jenis pengendalian
yang digunakan.
Peserta mampu
menyebutkan 2 jenis
pengendalian alat
tangkap (input control)
dan 2 jenis
pengendalian hasil
tangkap (output control)
14. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 14 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
G. PENILAIAN
Nilai kelulusan mahasiswa yang mengambil mata kuliah PIPK ditentukan oleh
beberapa indikator sebagai berikut: (1) kehadiran untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran; (2) etika partisipasi dalam proses pembelajaran; (3) nilai Ujian Tengah
Semester (UTS), dan (4) nilai Ujian Akhir (UAS). Setiap mahasiswa yang mengambil
mata kuliah ini harus tahu apresiasi maupun resiko terhadap segala ketentuan dalam
menempuh mata kuliah PIPK. Oleh karena itu, jika tidak hadir pada minggu pertama,
setiap mahasiswa diwajibkan untuk membaca dan memahami kontrak pembelajaran yang
disajikan pada minggu tersebut. Informasi kontrak pembelajaran bisa didapat dari teman
sejawat atau menanyakan langsung kepada dosen pemberi materi pada minggu pertama.
Kontrak pertama, mahasiswa diperbolehkan mengikuti UTS maupun UAS jika
bisa menunjukkan kehadiran partisipasi ≥ 80% dari total tatap muka selama
pembelajaran. Jika kurang dari ketentuan tersebut, mahasiswa tidak bisa menuntut
untuk mengikuti UTS maupun UAS. Seorang mahasiswa yang tidak bisa
berpartisipasi dalam satu tatap muka, harus segera melapor ke Bagian Akademik
dengan alasan yang jelas. Bagian Akademik akan membuat pertimbangan untuk
menentukan kategori ijin (i) atau kategori alpa (a). Jika anda mendapat kategori ijin, maka
mahasiswa dianggap berpartisipasi walaupun tidak datang dalam kegiatan tatap
muka. Sebagai contoh atau teladan – seorang mahasiswa yang sedang sakit, tentu
saja diperkenankan untuk tidak berpartisipasi dalam proses pembelajaran pada hari
atau minggu tersebut. Jika hal ini terjadi, mahasiswa harus melengkapi alasan
dengan surat keterangan dokter atau surat pemberitahuan yang ditanda tangani
oleh orang tua/wali mahasiswa. Surat keterangan orang tua/wali akan diperiksa
(cross check) oleh Bagian Pengajaran kepada dosen PA (Pendamping Akademik).
Setiap dosen PA akan menyimpan tanda tangan atau nomor HP orang tua/wali yang
bisa dihubungi. Seorang mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan di luar kampus
(seminar, lokakarya maupun kegiatan lain yang terkait) harus melampiri keterangan
aktifitas tersebut (brosur seminar, undangan atau sejenisnya), dan ketentuan ini bisa
diterima oleh Bagian Akademik.
Setiap mahasiswa harus mengikuti etika partisipasi dalam proses pembelajaran. Etika
proses pembelajaran tidak bisa dijelaskan secara detail pada teks ini. Namun ada
beberapa teladan atau contoh yang bisa digunakan untuk menjelaskan etika
partisipasi ini. Pada beberapa kasus, seorang mahasiswa tidak masuk kelas atau tidak
berpartisipasi dalam satu proses pembelajaran. Dia meminta salah seorang rekan kelas
untuk mengisi tanda tangan partisipasi (kehadiran) pada lembar presensi. Hal ini
kurang baik dan sulit diterima pada sistem pembelajaran saat ini. Jika ketahuan oleh
dosen pengasuh mata kuliah, pihak dosen bisa mengambil langkah ekstrem dan
melaporkan kejadian ini kepada Bagian Akademik maupun pejabat (Pembantu dekan
Bidang Akademik). Resiko paling jelek ialah mahasiswa tersebut tidak diperkenankan
untuk mengikuti seluruh aktifitas pembelajaran dan ujian pada mata kuliah PIPK
pada semester tersebut. Seorang mahasiswa ikut dalam proses pembelajaran di
kelas. Namun dia membuat gaduh, ngobrol atau bahkan tidur ngorok sehingga
mengganggu proses pembelajaran dalam kelas. Dosen juga bisa mengambil tindakan
ekstrem untuk kelakuan-kelakuan kurang etis seperti ini. Beberapa contoh lain, seperti:
makan kacang di dalam kelas yang mengganggu teman lain, menerima atau
melakukan hubungan telpon selama proses pembelajaran, mengenakan ear-phone
sambil melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan irama atau situasi kontak
elektronik yang dipasang, memuku-mukul meja yang dapat mengganggu proses
pembelajaran, melakukan protes tidak sebagai mana mestinya yang menyebabkan
terhentinya proses pembelajaran dan tindakan maupun sikap lainnya yang sejenis.
15. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 15 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
Seluruh pelanggaran tersebut di atas bisa mengakibatkan resiko terjelek seperti
tidak diperkenankan mengikuti proses pembelajaran mata kuliah PIPK pada semester
berjalan. Resiko yang paling ringan ialah anda mendapat peringatan dari dosen
maupun dari Bagian Akademik ataupun Pembantu Dekan Bidang Akademik.
Mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran dan tidak terkena sanksi seperti
tersebut di atas berhak untuk mengikuti UTS maupun UAS. Nilai akhir mahasiswa
akan ditentukan semata oleh nilai UTS (50%) dan UAS (50%). Soal-soal ujian
dibuat dalam bentuk pilihan berganda (multiple choice) dan pernyataan BENAR atau
SALAH. Sedangkan kisaran nilai ialah 0 – 100. Kategori nilai huruf ialah seperti pada
Buku Panduan Pendidikan yang diedarkan setiap tahun ajaran baru.
H. REFERENSI
Abercrombie, N., S. Hill and B. S. Turner (2000), 'Social structure' in The Penguin Dictionary
of Sociology, 4th ed., Penguin, London, pp. 326-327.
Afrianto E., & E. Liviawati. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta, Kanisius.
Allaby, M., 2009. Oceans: A Scientific History of Oceans and Marine Life. New York, USA,
Facts on File.
Blair A, P. Stewart, PA Hoover. 1987. Cancers of the nasopharynx and oropharynx and
formaldehyde exposure. J. Natl. Cancer Inst. 78(1): 191-193.
Briggs, J. C., 2005a. The Marine East Indies: diversity and speciation. Journal of
Biogeography 32: 1517-1522.
Briggs, J. C., 2005b. Coral reefs: Conserving the evolutionary sources. Biological
Conservation 126: 297-305.
Budiharjo, Miriam. 19… M Kuasa dan Wibawa.
Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 1998. The Living Marine Resources of the Western Central
Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO.
Volume 1: Seaweeds, Corals, Bivalves and Gastropods: 1-686.
Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 1998. The Living Marine Resources of the Western Central
Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO.
Volume 2: Cephalopods, Crustaceans, Holothurians and Shark: 688-1396.
Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 1999. The Living Marine Resources of The Western Central
Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO.
Volume 3: Batoid Fishes, Chimaeras and Bony Fishes Part 1 (Elopidae to
Linophrynidae): 1398-2067.
Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 1999. The Living Marine Resources of The Western Central
Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO.
Volume 4: Bony Fishes Part 2 (Mugilidae to Carangidae): 2069-2790.
Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 2001. The Living Marine Resources of The Western Central
Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, FAO.
Volume 5: Bony Fishes Part 3 (Menidae to Pomacentridae): 2791-3379.
Carpenter, K. E., & V.H. Niem, 2001. The Living Marine Resources of The Western Central
Pacific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. Rome, Italy, PAO.
Volume 6: Bony fishes part 4 (Labridae to Latimeriidae), Estuarine Crocodiles, Sea
Turtles, Sea Snakes and Marine Mammals: 3381-4218.
16. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 16 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
Charles A T., 2001. Sustainable Fishery Systems. Blackwell Science Ltd. Oxford. 370 pp
Charles A T., 2002. Use Rights and Responsible Fisheries: Limiting Access and Harvesting
Trought Rights-based Management. In Cochrane, K.L (editor). A Fishery Manager’s
Guidebook. Management Measures and Their Application. FAO Fisheries Technical
Paper No. 424. Rome. pp 131-158.
Costa-Pierce, B.A. (2002) Ecological aquaculture: the evolution of the blue revolution.
Malden, USA. Blackwell Science.
Dasar-dasar Ekologi. Odum E.P.1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan oleh Samingan T
dan Srigandono.GadjahMada University Press. Yogyakarta.
Diskanla Jatim. 2004. Pedoman Pelaksanaan Pengumpulan Data Statistik Penangkapan
Perikanan Perairan Umum. Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur. Surabaya
DJP, 1975. Standar Statistik Perikanan. Ketentuan Kerja Pengumpulan Pengolahan dan
Penyajian Data Statistik Perikanan. DJP. Jakarta, Indonesia, Direktorat Jenderal
Perikanan. Buku 1: 207.
Dwijitno, & R. Riyanto, 2006. Studi penggunaan asap cair untuk pengawetan ikan kembung
(Rastrelliger neglectus) segar. Jurnal Pascapanen Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan, 1(2): 143-148
FAO, 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF). Rome, Italy. Food and
Agriculture Organization of the United Nations (FAO). 41p
FAO, 1997. Technical Guidelines for Responsible Fisheries. No. 4. Rome, 82p
FAO, 2003. Fisheries Management. 2. The ecosystem approach to Fisheries. FAO Technical
Guidelines for Responsible Fisheries. Suppl. 2. FAO. Rome. 112 pp.
FPIK, 2011. Pendoman Pendidikan. Fakultas Perikana & Ilmu Kelautan UB.
Garcia, S.M., K. Cochrane, G. Van Santen, F. Christy, 1999. Toward Sustainable Fisheries: A
Strtegy for FAO and The World Bank. Ocean and Coastal Management 42: 369-698.
Holmer, M., C.M. Duarte, I. Karakassis, K. Black, & N. Marba (2008) Aquaculture in the
ecosystem. Springer.
Horne A and Goldman C.R. Limnology. Second edition. McGraw-Hill, Inc.Toronto.
Jepson, P., & R.J. Whittaker (2002). Histories of Protected Areas: Internationalisation of
Conservationist Values and their Adoption in the Netherlands Indies (Indonesia).
Environment and History 8(129-172).
Koentjaraningrat, 1985. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Dian Rakyat. Jakarta
Lee, G., & J. Stokes, 2006. Marine Science: An Illustrated Guide to Science. New York, USA,
Chelsea House.
Murdiyanto B, 2004. Pengaturan Penangkapan Ikan Dalam Pengelolaan Perikanan Pantai.
Workshop-II Rencana Pengelolaan Perikanan Layur. Kediri
PP. 1998. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998. Tentang Kawasan
Suaka Alam Dan Kawasan Pelestarian Alam. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 132.
PP. 2007. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2007. Tentang
Konservasi Sumber daya Ikan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 134.
Qoid, Abdul et al. 1993. Analisis Sosial Ekonomi Pembiayaan dan Perkreditan Pola Pengamba’
di Muncar dan Lekok. Jawa Timur. Jurnal Universitas Brawijaya Vol. 6. hal. 82-102.
Universitas Brawijaya, Malang.
Ritzer, George dan Doglas J. Goodman (eds.). 2005. Teori Sosiologi Modern. Prenada Media.
Jakarta.
Santosa, A. (Ed) 2008 Konservasi Indonesia, Sebuah Potret Pengeloaan & Kebijakan. Bogor.
POKJA kebijakan Konservasi. 14x21 cm; xi+ 50 hal
17. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 17 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
Scott, James C, 1983. Moral Ekonomi Petani : Pergolakan Dan Subsistensi Di Asia Tenggara,
Cetakan Ke-2 Edesi Bahasa Indonesia. Jakarta. LP3ES.
Servcive, Elman. 1966. The Hunters. Prentice-Hall Inc., Engelwood, New Jersey.
Setiawan, Edi Susilo dan Abdul Qoid. 1993. “Peranan Pedagang dan KUD/TPI dalam Usaha
Penangkapan Ikan, Studi Kasus dengan Pendekatan ‘Ketergantungan’ dan Inovasi
di Pacitan. Buletin Ilmiah Perikanan. Edisi-2. Hal. 61-79. Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya.
Stickney, R.R. (2005) Aquaculture: an introductory text. Texas Sea Grant College Program.
CABI Publishing.
Sukadana, A. Adi. 1983. Antropo-Ekologi. Airlangga University Press. Surabaya.
Susilo, Edi, 1986. “Nelayan di Antara Tengkulak dan Tempat Pelelangan Ikan: Suatu Kajian
Teoretik”, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Ilmu Sosial, 15-19
Desember 1986 di Ujung Pandang.
UN, 1958. Convention on Fishing and Conservation of the Living Resources of the High Seas.
Geneva, Switzerland. UN Treaty Series, vol. 559, p. 285.
UNCBD, 1992. United Nations Convention on Biological Diversity (UNCBD). New York, US. UN.
28p
UNCLOS, 1982. United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Geneva,
Switzerland. UN. 208p.
UNFCCC, 1992. United Nations Framework Convention on Climate Change. New York, US. UN.
24p
UU, 1961. Undang Undang No. 19 Tahun 1961. Tentang : Persetujuan Atas Tiga Konvensi
Jenewa Tahun 1958 Mengenai Hukum Laut. LN 1961/276; TLN NO. 2318
UU, 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68.
UU. 1967. Undang-undang 5 Tahun 1967. Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehutanan.
LN 1967/8; TLN NO. 2823.
UU. 1982. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 . Tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1982 Nomor 12.
UU. 1985. Undang Undang No. 17 Tahun 1985. Tentang : Pengesahan United Nations
Convention On The Law Of The Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa
Tentang Hukum Laut). LN 1985/76; TLN NO. 3319.
UU. 1990. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990. Tentang Konservasi
Sumber daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 49.
UU. 1992. Undang Undang No. 24 Tahun 1992. Tentang Penataan Ruang. LN 1992/115; TLN
NO. 3501.
UU. 1994. Undang Undang No. 6 Tahun 1994. Tentang Pengesahan United Nations
Framework Convention On Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan
Bangsa Bangsa Mengenai Perubahan Iklim). LN 1994/42; TLN NO. 3557.
UU. 1994. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1994. Tentang Pengesahan
United Nations Convention On Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati). Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1994 Nomor 41.
UU. 1996. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996. Tentang Perairan
Indonesia. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647.
UU. 1997. Undang Undang No. 23 Tahun 1997.Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. LN
1997/68; TLN NO.3699.
UU. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999. Tentang Kehutanan.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167.
18. Setyohadi, D & DGR Wiadnya - FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
Page 18 of 18
Mata Kuliah PIKP/ Pengantar 2012University of Brawijaya
UU. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004. Tentang Pengesahan
Cartagena Protocol On Biosafety To The Convention On Biological Diversity
(Protokol Cartagena TentangKeamanan Hayati Atas Konvensi Tentang
Keanekaragaman Hayati). Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4414.
UU. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004. Tentang Perikanan.
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433.
UU. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintahan
Daerah. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437.
UU. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007. Tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil . Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 84.
UU. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009. Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140.
Wiadnya, D.G.R., 2011. Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan
Tangkap di Indonesia. Buku 1: Materi Tatap Muka. Malang, Conservation
International (CI) & Universitas Brawijaya, 377pp
Yamamoto, T., 1980. 1973 Fishery census of Indonesia, survey methods, mode of analysis
and major findings. A report prepared for the Fisheries Development and
Management Project, Indonesia. FI:DP/INS/72/064, Field Document 5. Rome,
FAO: 1-79.
Zade, S.B., S.R. Sitre, C.J. Khune, & R.V. Tijare (2005) Principles of aquaculture. Mumbai,
India. Himalaya Publishing House.