SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 38
BAB II
                              MATERIAL DAN PROSES

2.1.   Pendahuluan
 Pemilihan material adalah merupakan salah satu langkah penting dalam perancangan
 mesin. Jenis material apa yang sebaiknya digunakan untuk komponen tertentu? Ini
 adalah pertanyaan yang sangat dasar yang sering dihadapi perancang. Karakteristik apa
 saja yang harus dipertimbangkan :            kekuatannya?       tahan korosi? density? machine
 ability?    dan    pertanyaan-pertanyaan        lain-lainnya.   Seandainya      perancang        telah
 mendapatkan jenis material yang cocok, biasanya masih ada kendala-kendala lain yang
            ht


 harus dihadapi seperti misalnya harganya mahal, material tidak tersedia di pasar.. dan
               tp


 kendala lainnya.
                 ://


 Kegiatan pemilihan material dan proses manufacturing/fabrikasi adalah merupakan
                    ru


 bagian     yang    terintegrasi   dalam    perancangan      mesin.    Jadi   kemampuan          dalam
                                   m


 mengeksploitasi potensi dan karakteristik serta sifat-sifat material adalah essensial bagi
 insinyur perancangan mesin.         Gambar 2.1 menjelaskan hubungan yang menunjukkan
                                    ah


 integrasi antara desain, pemilihan material dan proses produksi dalam pengembangan
                                      -b


 peralatan mesin.
                                        el
                                           aj
                                              a                  r.o
                                                                        rg




          Gambar 2.1 Hubungan terintgrasi antara desain, material, dan proses produksi[ashbey]


2.2.   Klasifikasi Material
 Terdapat banyak sekali jenis material yang tersedia di alam. Di dalam dunia teknik,
 material umumnya diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu : material logam, keramik,
 glass, elastomer, polymer, dan material komposit. Gambar 2.2 menunjukkan klasifikasi
 material teknik tersebut. Saat ini penggunaan material logam dan berbagai paduannya



                                                  2-1
masih mendominasi bahan peralatan mesin. Contoh : engine dan komponen-
 komponennya 99% terbuat dari logam. Penggunaan material komposit dan keramik untuk
 perlatan mesin pada akhir abad 20 mulai berkembang cukup pesat. Contoh : komposit
 untuk struktur pesawat terbang, struktur kapal cepat, pipa, tangki dll, sedangkan keramik
 digunakan untuk bearing, dan komponen tribologi lainnya. Mengingat saat ini komponen
 mesin umumnya terbuat dari logam maka dalam bab ini pembahasan lebih fokus pada
 material logam dan paduannya. Untuk memahami lebih jauh tentang material yang lain,
 pembaca disarankan membaca referensi dalam bab ini.
          ht
             tp
               ://
                  ru
                              m
                               ah
                                 -b


                          Gambar 2.2 Klasifikasi material teknik[ashbey]
                                   el
                                      aj


2.3.   Sifat Mekanik Material
                                         a


 Pemahaman yang menyeluruh mengenai sifat-sifat material, perlakuan, dan proses
                                                               r.o


 pembuatannya sangat penting untuk perancangan mesin yang baik. Sifat material
 umumnya diklasifikasikan menjadi sifat mekanik, sifat fisik, sifat kimiawi. Di dalam bab ini
                                                                       rg


 kita hanya membahas sifat-sifat mekanik.

 Sifat mekanik secara umum ditentukan melalui pengujian destruktif dari sampel material
 pada kondisi pembebanan yang terkontrol. Sifat mekanik yang paling baik adalah didapat
 dengan melakukan pengujian prototipe atau desain sebenarnya dengan aplikasi
 pembebanan yang sebenarnya. Namun data spesifik seperti ini tidak mudah diperoleh
 sehingga umumnya digunakan data hasil pengujian standar seperti yang telah
 dipublikasikan oleh ASTM (American Society of Mechanical Engineer).




                                               2-2
2.3.1 Uji Tarik (Tensile Test)
Spesimen uji standar yang biasa dipakai ditunjukkan pada gambar 2.3. Batang yang
dipakai untuk pengujian material biasanya mempunyai diameter standar do dan panjang
ukur standar lo. Panjang ukur adalah panjang tertentu sepanjang bagian yang berdiameter
kecil dari spesimen yang ditandai dengan dua takikan sehingga pertambahan panjangnya
dapat diukur selama pengujian. Pengujian dilakukan dengan menarik batang uji perlahan-
lahan sampai patah, sementara beban dan jarak panjang ukur dimonitor secara kontinyu.
Contoh hasil pengujian ini adalah kurva tegangan-regangan seperti yang dapat dilihat
pada gambar 2.4
Hasil uji tarik dapat ditampilkan dalam bentuk kurva “Tegangan-regangan”. Dimana
   Tegangan (σ) didefinisikan sebagai beban per satuan luas dan untuk spesimen uji
        ht


   tarik dirumuskan sebagai berikut :
           tp


                                                P
                                          σ=                                       (2. 1)
             ://


                                                Ao
   Dimana P adalah beban           yang bekerja sedangkan Ao adalah luas penampang
                ru


   spesimen. Satuan untuk tegangan adalah Psi atau Pa.
                            m


   Regangan adalah perubahan panjang per satuan panjang dan dapat dihitung sebagai
                             ah


   berikut :
                                                l − lo
                                           ε=
                               -b


                                                                                   (2. 2)
                                                  lo
                                 el


   Dimana lo adalah panjang awal sedangkan l adalah panjang spesimen setelah
   mendapat beban P.
                                    aj
                                       a                    r.o
                                                                 rg




                                 Gambar 2.3 Spesimen uji tarik




                                             2-3
ht


Gambar 2.4 Kurva tegangan-regangan hasil uji tarik, (a) baja karbon rendah, (b) baja karbon tinggi
            tp


                                      (annealed).
              ://


Sifat-sifat material yang dapat ditentukan dari uji tarik adalah :
                 ru


       Modulus elastisitas
       Titik pl pada gambar 2.4 menunjukkan batas “proporsional” dimana dibawah titik
                              m


       itu tegangan sebanding dengan regangan.                  Sifat proporsional ini dapat
                               ah


       diformulasikan dengan hukum Hooke :
                                                     σ
                                 -b


                                              E=                                             (2. 3)
                                                     ε
                                   el


       E adalah kemiringan kurva tegangan-regangan sampai batas proporsional dan
                                      aj


       disebut sebagai Modulus Elastisitas material atau Modulus Young. E adalah
                                         a


       merupakan ukuran kekakuan material pada batas elastisnya.
                                                              r.o


       Batas elastis (elastic limit)
       Titik el pada gambar 2.2a adalah batas elastis, atau titik dimana bila batas ini
                                                                     rg


       terlewati, material akan mengalami perubahan permanen atau deformasi plastis.
       Batas elastis ini juga merupakan tanda batas daerah perilaku elastis dengan
       daerah perilaku plastis.
       Kekuatan luluh (Yield Strength)
       Pada titik y, material mulai mengalami luluh dan laju deformasinya meningkat. Titik
       ini disebut titik luluh (yield point) dan nilai tegangan pada titik ini didefinisikan
       sebagai kekuatan luluh material (Sy).
       Untuk material yang tidak mempunyai titik luluh yang jelas, kekuatan tariknya
       harus didefinisikan dengan menggunakan garis offset. Garis offset ini digambar
       paralel dengan kurva elastis dan di-offset sejauh 0,2% dari regangan total pada
       sumbu regangan.



                                               2-4
Kekuatan tarik ultimat (Ultimate Tensile Strength)
       Tegangan pada kurva tegangan-regangan akan terus meningkat sampai
       mencapai puncak atau nilai kekuatan tarik ultimat (Sut) pada titik u. Pada gambar
       2.4 terdapat dua kurva pada masing-masing gambar. Kedua kurva ini adalah
       kurva tegangan-regangan teknik (engineering stress-strain curve) dan kurva
       tegangan-regangan sebenarnya (true stress-strain curve). Pada kurva tegangan-
       regangan teknik, perhitungan tegangan dan regangan dilakukan dengan
       menggunakan luas penampang awal ,Ao, dan panjang ukur awal,lo, sedangkan
       pada kurva tegangan-regangan sebenarnya perhitungan dilakukan dengan
       memperhitungkan perubahan luas penampang dan panjang sebenarnya.
        ht


Keuletan dan kegetasan
           tp


   Keuletan (ductility) adalah sifat material yang didefinisikan sebagai kecenderungan
   material untuk mengalami deformasi secara signifikan sebelum patah. Adapun ukuran
             ://


   keuletan suatu material diukur dengan menggunakan persen perpanjangan sebelum
                ru


   patah atau persen pengurangan luas sebelum patah. Material dengan perpanjangan
                             m


   lebih dari 5% pada saat patah dianggap sebagai material ulet.
                              ah


   Kegetasan adalah sifat material yang didefinisikan sebagai ukuran tidak adanya
   deformasi sebelum patah. Contoh bentuk patahan spesimen untuk material ulet dan
                                -b


   getas ditunjukkan pada gambar 2.5.
                                  el
                                     aj
                                        a                   r.o
                                                                   rg


                     (a)                                              (b)
  Gambar 2.5 (a) Spesimen baja ulet setelah patah, (b) Spesimen besi cor getas setelah patah




2.3.2 Uji Tekan (Compression Test)

Uji tekan dilakukan dengan memberikan beban tekan kepada spesimen yang merupakan
silinder dengan diameter konstan. Untuk material ulet, sangat sulit memperoleh kurva
tegangan-regangan dari pengujian ini karena material ulet tidak akan patah bila ditekan.
Kebanyakan material ulet mempunyai kekuatan tekan yang sama dengan kekuatan
tariknya. Material yang mempunyai kekuatan tarik dan kekuatan tekan yang sama disebut
sebagai even material. Umumnya material getas mempunyai kekuatan tarik dan



                                             2-5
kekuatan tekan yang berbeda sehingga tergolong dalam jenis uneven material. Jadi
untuk material getas, uji tekan sangat diperlukan untuk mendapatkan kurva tegangan-
regangan yang lengkap. Contoh bentuk akhir uji tekan untuk material getas dan ulet
ditunjukkan pada gambar 2.6.




         Gambar 2.6 Spesimen uji tekan setelah patah, (a) baja ulet, (b) besi cor getas
        ht
           tp


2.3.3 Uji Tekuk (Bending Test)
             ://


Uji bending biasanya dilakukan untuk menentukan flexural strentgh komponen. Pengujian
                ru


ini dilakukan dengan menumpu batang dengan tumpuan sederhana dan kemudian
                             m


membebani batang tersebut secara transversal pada bagian tengahnya. Bila materialnya
ulet, kegagalan yang terjadi berupa luluh sedangkan bila materialnya getas kegagalannya
                              ah


adalah berupa patahan. Gambar 2.7 menunjukkan contoh hasil akhir uji bending.
                                -b
                                  el
                                     aj
                                        a                    r.o
                                                                    rg


       Gambar 2.2 Spesimen uji tekuk setelah gagal, (a) baja ulet, (b) baja karbon getas


2.3.4 Uji Puntir (Torsion Test)
Uji puntir dilakukan untuk mengetahui sifat geseran pada material. Uji puntir biasanya
diperlukan untuk komponen yang beban utamanya adalah beban puntir. Bentuk spesimen
uji puntir ini tidak jauh berbeda dengan bentuk spesimen uji tarik. Gambar 2.8
menunjukkan contoh hasil akhir uji bending.




                                              2-6
Gambar 2.3 Spesimen uji puntir setelah gagal, (a) baja ulet, (b) besi cor getas.


Sifat-sifat mekanik dapat ditentukan dengan uji tarik adalah sebagai berikut :
       Modulus kekakuan geser (Modulus of Rigidity)
       Persamaan tegangan-regangan untuk puntiran murni didefinisikan sebagai berikut:
         ht


                                                  Gr θ
                                             τ=                                             (2. 4)
            tp


                                                   lo
       Dimana τ adalah tegangan geser, r adalah radius spesimen, lo adalah panjang
              ://


       ukur, θ adalah puntiran sudut dalam radian, dan G adalah modulus kekakuan
                 ru


       geser. Hubungan G dengan modulus Young dan rasio Poisson’s dinyatakan
                              m


       sebagai berikut :
                               ah


                                                    E
                                          G=                                                (2. 5)
                                                2 (1 + ν )
                                 -b


       Rasio Poisson’s (υ) adalah perbandingan antara regangan arah lateral dengan
       regangan longitudinal.
                                   el
                                      aj


                   Tabel 2.1 Rasio Poisson, υ untuk beberapa material logam
                                     Material                 υ
                                         a


                            Aluminium                        0,34
                                                              r.o


                            Tembaga                          0,35
                            Besi                             0,28
                                                                      rg


                            Baja                             0,28
                            Magnesium                        0,33
                            Titanium                         0,34


       Kekuatan geser ultimat (Ultimate shear strength)
       Tegangan ketika spesimen uji putus disebut kekuatan geser ultimat atau modulus
       of rupture (Sus).
                                                      Tr
                                             Sus =                                          (2. 6)
                                                      J
       Dimana T adalah torsi yang diperlukan untuk memutuskan spesimen, r adalah
       radius spesimen, dan J adalah inersia polar penampang spesimen. Bila data




                                                2-7
kekuatan geser ultimat tidak ada, dapat digunakan pendekatan sebagai berikut
       [norton]
                  :
                          Baja                     Sus ≅ 0,80Sut
                                                                                             (2. 7)
                          Logam ulet lainnya       Sus ≅ 0,75Sut
       Adapun hubungan kekuatan luluh geser dengan kekuatan luluh tarik adalah
       sebagai berikut:
                                         Ssy ≅ 0,58Sy                                        (2. 8)

2.3.5 Uji Keras (Hardness)

Uji keras dilakukan untuk mendapatkan sifat kekerasan material. Kekerasan biasanya
         ht


dapat dinyatakan dalam tiga skala yaitu Brinell, Rockwell, atau Vickers. Perbedaan
utama dari ketiga skala ini adalah pada beban dan indentor yang digunakan dalam
            tp


pengukurannya. Masing-masing skala ini mempunyai kelebihan dimana Vickers hanya
              ://


butuh satu setup pengujian untuk semua material, Rockwell akan memberikan kesalahan
                 ru


operator yang lebih kecil karena tidak perlu mikroskop, sedangkan Brinell dapat dengan
                             m


mudah dikonversikan kedalam kekuatan tarik ultimate-nya.
                                 Sut ≅ 500HB ± 30HB        psi
                              ah


                                                                                             (2. 9)
                                 Sut ≅ 3,45HB ± 0,2HB MPa
                                -b


     Tabel 2.2 Nilai aproksimasi kekerasan equivalen dan kekuatan tarik ultimat untuk baja
                                  el
                                     aj
                                        a                    r.o
                                                                    rg




                                             2-8
2.3.6 Uji Lelah dan Endurance Limit
Dalam aplikasi nyata, banyak sekali komponen mesin yang mengalami pembebanan yang
bervariasi terhadap waktu baik besar maupun arahnya. Beban seperti ini disebut beban
dinamik. Beban dinamik yang bekerja bolak-balik atau berfluktuasi dapat menimbulkan
kegagalan lelah (fatigue). Sifat mekanik material sehubungan dengan fenomena ini
adalah kekuatan lelah (fatigue strength). Kekuatan lelah dapat ditentukan dengan
melakukan uji lelah, menggunakan mesin R.R. Moore. Gambar 2.8 menunjukkan set-up
uji lelah dan beban bolak-balik yang dialami spesimen uji.
         ht
            tp
              ://
                 ru


 Gambar 2.4 (a) mesin uji lelah R.R. Moore, (b) Beban dinamik bolak-balik yang dialami spesimen
                               m


Hasil uji lelah material dapat ditampilkan dalam bentuk diagram S-N yang menyatakan
                                ah


hubungan tegangan dengan jumlah siklus.
                                  -b
                                    el
                                       aj
                                          a                   r.o
                                                                     rg



                    Gambar 2.5 Diagram S-N hasil uji lelah untuk material baja

2.3.7 Uji impak dan Impact strength
Salah satu kondisi pembebanan yang terjadi pada komponen mesin adalah beban impak
dan pada kondisi ini kapasitas penyerapan energi sangatlah penting. Energi yang
dimaksud adalah strain energy, atau daerah di bawah kurva tegangan-regangan
sedangkan resilience dan toughness adalah fungsi dari luas daerah ini.
       Resilience




                                               2-9
Kemampuan material untuk menyerap energi tanpa deformasi permanen disebut
      resilience, UR atau disebut juga modulus of resilience dan besarnya proporsional
      dengan luas dibawah kurva tegangan-regangan sampai batas elastisnya.
                                UR = 0,5Sel ε el
                                                   Sel      S2
                                    = 0,5Sel           = 0,5 el                       (2. 10)
                                                   E         E
                                           2
                                      1 Sy
                                    ≅
                                      2 E
      Toughness
      Kemampuan material untuk menyerap energi tanpa patah disebut sebagai
      toughness, UT, dan besarnya proporsional dengan luas dibawah kurva tegangan-
       ht


      regangan sampai ke titik patahnya.
                                             Sut
          tp


                                    UT = ∫ σ d ε
                                           0
            ://


                                                                                      (2. 11)
                                         ⎛ S + Sut ⎞
                                        =⎜ y       ⎟εf
                                         ⎝   2     ⎠
               ru


      Material ulet dengan kekuatan taruk ultimat yang sama dengan material getas,
                           m


      akan mempunyai toughness yang lebih tinggi dari material getas.
                            ah


      Uji impak
      Ada dua metode uji impak yang umum digunakan yaitu metode Izod dan metode
                              -b


      Charpy. Kedua metode ini menggunakan spesimen yang ditakik dan pendulum
                                el


      sebagai pemukulnya. Perbedaan terletak pada posisi spesimen dan titik kontak
                                   aj


      pendulum dengan spesimen.
      Fracture toughness, Kc
                                      a                       r.o


      Fracture toughness     adalah sifat material yang menunjukkan kemampuannya
      untuk menahan tegangan pada ujung retak. Pengaruh dari retak terhadap
                                                                  rg


      tegangan lokal dinyatakan dengan faktor intensitas tegangan (stress intensisty
      factor), K. Bila nilai K melebih Kc, kegagalan akan terjadi tanpa peringatan.



2.4 Proses Pembentukan Mekanik
      Pengerjaan dingin (Cold working)
      Proses ini dilakukan dengan memproses logam dengan proses mekanis seperti
      rolling, pada temperatur ruangan. Pemrosesan seperti ini akan meningkatkan
      kekuatan dan kekerasan material karena terjadi proses strain hardening.




                                           2-10
Gambar 2.6 Strain hardening pada logam ulet akibat pengerjaan dingin
Pengerjaan panas (Hot working)
Proses ini dilakukan dengan melakukan pengerjaan mekanis pada temperatur
 ht


diatas temperatur kristalisasinya. Hasil dari proses ini adalah logam dengan
    tp


keuletan yang tinggi dan kekuatan yang lebih rendah daripada hasil pengerjaan
dingin.
      ://


Penempaan (Forging)
         ru


Proses ini dilakukan dengan melakukan serangkaian penempaan pada logam
                        m


yang panas sampai terjadi bentuk akhir komponen yang diinginkan. Proses ini
hanya bisa dilakukan pada logam yang ulet. Kelebihan proses ini adalah kekuatan
                         ah


komponen hasil tempaan lebih kuat dari hasil pengecoran ataupun pemesinan
                           -b


karena orientasi butir mendekati bentuk komponen yang bersangkutan.
                             el
                                aj
                                   a                  r.o
                                                             rg




          Gambar 2.7 Poros engkol hasil penempaan untuk mesin truk diesel.


Ekstrusi
Proses ini biasanya dilakukan pada logam nonferrous khususnya aluminium.
Proses ini dilakukan dengan memanaskan billet dari komponen yang akan di-
ekstrusi dan kemudian melewatkannya melalui cetakan pada mesin ekstrusi.




                                       2-11
Gambar 2.8 Hasil proses ekstrusi




2.4.   Homogenitas dan Isotropi
        ht


Homogen berarti bahwa sifat-sifat material seragam pada seluruh isinya, atau denga kata
           tp


lain sifat-sifat mekaniknya bukan merupakan fungsi terhadap posisi. Adapun material
             ://


istropik adalah material yang mana sifat-sifatnya independen terhadap orientasi atau
arah. Material anisotropik adalah material yang tidak mempunyai bidang simetri sifat
                ru


material, sedangkan material orthotropik adalah material yang mempunyai tiga bidang
                           m


simetri sifat material yang saling tegak lurus dan dapat mempunyai sifat material yang
                            ah


berbeda sepanjang setiap sumbu.
                              -b


2.5 Perlakuan panas (Heat treatment)
                                el


Kekerasan dan karateristik lain dari kebanyakan baja dan beberapa logam nonferrous
dapat diubah dengan perlakuan panas. Ada beberapa macam pelakuan panas yang biasa
                                   aj


dilakukan:
                                      a


       Quenching
                                                        r.o


       Proses quenching pada dasarnya adalah proses pendinginan cepat yang
                                                               rg


       dilakukan pada logam yang telah dipanaskan diatas temperatur kritisnya. Pada
       baja karbon sedang atau tinggi proses ini akan menghasilkan fasa yang disebut
       martensit yang sangat kuat dan getas.
       Tempering
       Proses ini biasanya merupakan lanjutan dari proses quenching dan bertujuan
       untuk mengurangi kegetasan material hasil quenching. Proses ini dilakukan
       dengan memanaskan material yang sudah di-quench pada temperatur di bawah
       temperatur kritisnya selama rentang waktu tertentu dan kemudian didinginkan
       secara perlahan.
       Annealing




                                         2-12
Proses ini merupakan kebalikan proses quenching dan tempering. Proses ini
       dilakukan dengan memanaskan baja diatas tempertur kritisnya dan kemudian
       didinginkan perlahan-lahan. Hasil proses ini adalah baja dengan sifat yang sama
       dengan sebelum dilakukan pengerasan.
       Normalizing
       Pada dasarnya normalizing ini sama dengan annealing. Perbedaannya terletak
       pada waktu pemanasan yang lebih pendek dan laju pendinginan yang lebih cepat.
       Hasilnya adalah baja yang lebih kuat dan lebih keras dari baja yang di-anneal
       secara penuh tetapi lebih mendekati sifat kondisi yang di-anneal daripada dengan
       yang di-temper.
        ht
           tp
             ://
                ru
                            m
                             ah
                               -b


   Gambar 2.9 Kurva tegangan-regangan untuk baja yang di-quench, di-anneal, dan di-temper
                                 el


2.6 Perlakuan permukaan (Surface treatment)
                                    aj


Dalam beberapa penggunaan material, kadang diperlukan material yang tidak seragam
                                       a


sifatnya. Misalnya pada roda gigi dimana permukaannya diharapkan keras untuk
                                                          r.o


mengurangi gesekan dan aus, sedangkan bagian dalamnya diharapkan lunak agar lebih
tahan terhadap beban dinamik dan impak. Beberapa jenis perlakuan muka yang umum
                                                                 rg


dilakukan adalah sebagai berikut :
       Carburizing
       Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karbon rendah di dalam
       lingkungan gas monoksida, sehingga baja akan menyerap karbon dari gas CO.
       Nitriding
       Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karon rendah di dalam lingkungan
       gas Nitrogen sehingga terbentuk lapisan besi nitrida yang keras pada
       permukaannya.
       Cyaniding




                                           2-13
Proses ini dilakukan dengan memanaskan komponen yang akan diproses, ke
      dalam larutan garam sianida dengan temperatur sekitar 800°C sehingga baja
      karbon rendah akan membentuk lapisan karbida dan nitrida.
      Flame hardening
      Proses flame hardening dan induction hardening biasa dilakukan pada baja
      karbon sedang atau tinggi. Flame hardeing dilakukan dengan memanaskan
      permukaan yang akan dikeraskan dengan nyala api oxyacetylene yang dilanjutkan
      dengan semprotan air untuk quenching.
      Induction hardening
      Proses ini prinsipnya sama dengan flame hardening tetapi pemanasannya tidak
      dilakukan dengan menggunakan nyala api tetapi dengan menggunakan kumparan
        ht


      listrik.
           tp


2.7 Pelapisan
             ://


   Galvanic action
                ru


   Proses ini dilakukan dengan menghubungkan dua logam yang               Tabel 2.1
                            m


   berbeda potensial elektrolisisnya sehingga logam yang satu           Urutan galvanis
   akan terurai sedangkan logam yang lain akan terlindungi.             logam didalam
                             ah


   Proses ini biasanya dilakukan untuk melindungi logam dari                air laut
                               -b


   korosi.
                                 el


   Electroplatting
                                    aj


   Pada dasarnya proses ini dilakukan dengan membuat sel
                                       a


   galvanis dimana komponen yang akan dilapisi menjadi katoda
                                                         r.o


   sedangkan material pelapis menjadi anoda. Kedua logam ini
                                                                rg


   dicelupkan dalam larutan elektrolit dan arus DC diberikan dari
   anoda ke katoda.
   Electroless platting
   Pelapisan jenis ini dilakukan tanpa arus listrik dan juga tanpa
   anoda. Prosesnya dilakukan dengan mencelupkan substrat
   yang akan dilapisi pada larutan elektrolit. Substrat ini bertindak
   sebagai katalis yang akan memulai reaksi sehingga ion pelapis
   (biasanya nikel) akan melapisi substrat.


   Anodizing
   Proses ini dilakukan dengan membantuk senyawa oksida pada




                                           2-14
permukaan benda kerja sehingga oksidasi akibat oksigen dari atmosfer tidak akan
   terjadi. Proses ini biasanya dilakukan pada aluminium, magnesium, zinc, dan titanium.
   Plasma-sprayed coating
   Proses ini dilakukan dengan menyemprotkan pelapis dengan temperatur yang sangat
   tinggi sehingga terbentuk lapisan keramik yang sangat keras pada permukaan
   material.
        ht
           tp
             ://
                ru
                             m
                              ah
                                -b


               Gambar 2.10 Metode-metode pelapisan yang tersedia untuk logam
   Pelapisan kimia
                                  el


   Proses ini pada dasarnya adalah proses pengecatan lapisan pelindung pada
                                     aj


   komponen yang akan dilapisi. Bahan pelindung disesuaikan dengan kondisi
                                        a


   lingkungan dan material yang akan dilapisi.
                                                         r.o


2.5.   Sifat-sifat Umum Logam
                                                                rg


Besi Cor (Cast Iron)
   Besi cor putih (white cast iron)
   Besi cor putih ini bersifat sangat keras dan juga getas. Besi cor ini sulit di-mesin dan
   penggunaannnya sangat terbatas seperti untuk lining pada mixer semen dimana
   kekerasannya sanat diperlukan.
   Besi cor kelabu (grey cast iron)
   Besi cor jenis ini paling banyak digunakan. Jenisnya bervariasi dan diklasifikasikan
   berdasarkan kekuatannya. Penggunaannya diantaranta adlah untuk rangka meisn,
   blok mesin, teromol rem dansebagainya.




                                           2-15
Malleable cast iron
   Besi cor ini mempunyai kekuatan tarik yang lebih tinggi dibanding besi cor kelabu dan
   banyak digunakan untuk komponen mesin yang menerima tegangan lentur.
   Nodular cast iron
   Kekuatannya paling tinggi diantara besi cor. Besi cor ini lebih tangguh, lebih kuat,
   lebih ulet, dan lebih tidak berpori dibanding besi cor kelabu. Material ini biasa
   digunakan untuk komponen yang menerima beban fatigue seperti piston, poros
   engkol, dan cam.

Baja Cor (Cast Steel)

Komposisi kimia baja cor ini sama dengan wrought steel tetapi sifat-sifat mekaniknya lebih
        ht


rendah daripada wrought steel. Kelebihan baja ini adalah mudah diproses dengan sand
           tp


casting dan investment casting.
             ://


Wrought Steel
                ru


Kata “wrought” berarti manipulasi bentuk material dilakukan tanpa melelehkannya. Ada
                            m


dua macam proses yang biasa dilakukan yaitu hot rolling dan cold rolling.
       Hot-rolled steel
                             ah


       Material ini dibuat dengan melewatkan billet baja panas pada beberapa roller yang
                               -b


       akan mengubah bentuknya menjadi I-beam, channel section, pelat, lembaran,
       kotak, tube, dan sebagainya. Baja jenis ini banyak digunakan untuk rangka
                                 el


       struktur, dan komponen-komponen mesin yang memerlukan proses pemesinan
                                    aj


       lainnya.
                                       a


       Cold rolled steel
                                                         r.o


       Baja ini dibuat dari billet atau bentuk hasil hot rolling, dengan melewatkannya
       melewati roller pada temperatur kamar. Hasil proses ini biasanya adalah berupa
                                                               rg


       pelat, lembaran, tube, serta batang berpenampang lingkaran atau persegi.




                                          2-16
ht
           tp
             ://
                ru
                             m


                                  (a)                 (b)
                              ah


 Gambar 2.11 (a) Modulus Young untuk beberapa jenis logam, (b) Kekuatan tarik beberapa jenis
                                          baja
                                -b


2.8 Standard Penomoran Material Logam
                                  el


Penomoran baja telah dilakukan oleh beberapa organisasi profesi seperti ASTM, AISI,
                                     aj


dan SAE. Dua angka pertama pada nomor baja biasanya adalah jenis baja berdasarkan
                                        a


paduan yang terkandung didalamnya. Misalnya 10xx adalah baja karbon biasa
                                                            r.o


sedangkan 11xx adalah baja kabon dengan sulfur. Adapun dua angka berikutnya
                                                                  rg


biasanya menunjukkan kadar kandungan paduannya.




                                            2-17
Tabel 2.2 Penomoran baja paduan menurut AISI/SAE




      ht
         tp
           ://
              ru
                            m
                             ah
                               -b
                                 el
                                    aj
                                       a                  r.o
                                                                 rg



              Gambar 2.12 Kurva tegangan-regangan tarik tiga jenis baja paduan



Aluminium

  Wrought Aluminum Alloys
  Paduan aluminium jenis ini tersedia dalam bentuk I-beam, channel, batang, lembaran,
  tube, dan batang berpenampang lingkaran, dan bersudut.
            Tabel 2.3 Penomoran paduan aluminium menurut Aluminum Association




                                           2-18
Adapun kurva tegangan-regangan paduan aluminium yang umum digunakan dan
      ht


 kekuatan tariknya dapat ditunjukkan sebagai berikut :
         tp
           ://
              ru
                           m
                            ah
                              -b
                                el
                                   aj
                                      a                  r.o
                                                                rg


                   (a)                                             (b)
Gambar 2.13 (a) Kurva tegangan-regangan tiga jenis aluminium, (b) Kekuatan tarik beberapa
                                  paduan aluminium




 Cast Aluminum Alloys
 Paduan    aluminium     jenis   ini   berbeda   formulasinya   dengan     wrought    alloy.
 Penggunaanya lebih dikhususkan untuk diproses dengan pengecoran.




                                          2-19
Titanium
Titanium mempunyai beberapa kelebihan dibanding material lain yaitu ringan, sangat
kuat, nonmagnetik, tahan korosi, dan dapat digunakan pada temperatur tinggi (sampai
750°C). Adapun kekurangannya adalah mahalnya harga titanium bila dibandingkan
dengan baja dan aluminium.

Magnesium

Logam ini adalah yang paling ringan diantara logam komersial yang ada tetapi relatif
lemah. Sifatnya sangat mudah dicor dan di-mesin tetapi lebih getas daripada aluminium.
Selain itu logam ini juga mempunyai ketahanan korosi yang cukup baik, paling aktif dalam
skala galvanis, dan sangat mudak terbakar.
          ht
             tp


Paduan Tembaga

Tembaga murni mempunyai sifat sangat lunak, lemah dan mudah dibengkokkan.
               ://


Penggunaannya diantaranya adalah untuk pipa, konduktor dan motor. Paduannya yang
                  ru


paling banyak digunakan adalah kuningan (brass) dan perunggu (bronze). Kuningan
                             m


adalah paduan tembaga dengan zinc sedangkan perunggu pada dasarnya adalah paduan
                              ah


tembaga dengan timah. Namun saat ini perunggu juga terdiri dari beberapa jenis yaitu
silicon bronze, beryllium bronze, dan Phospor bronze.
                                -b


2.6.   Sifat-sifat Umum Material Non-logam
                                  el


Penggunaan bahan non-logam mengalami peningkatan dalam jangka waktu 50 tahun
                                     aj


terakhir. Keuntungan penggunaan bahan non-logam ini adalah bobotnya yang ringan,
                                        a


tahan korosi, tahan temperatur tinggi, mudah dibuat dan sifat dielektriknya bagus. Secara
                                                        r.o


garis besar ada tiga macam bahan non-logam yaitu polimer, keramik, dan komposit.
                                                               rg


Polimer

Polimer adalah molekul rantai panajng dari bahan orgaik atau campuran berbasis karbon.
Polimer ini terdiri atas dua macam yaitu thermoplastic dan thermosets. Bahan
thermoplastic mudah dicetak dan akan mencair kembali jika dipanaskan. Adapun
material thermoset akan mengalami ikatan silang pada saat pertama kali dipanaskan dan
akan terbakar bila dipanaskan ulang.

Keramik

Keramik yang digunakan dalam dunia teknik adalah merupakan campuran unsur logam
dan nonlogam. Keramik ini dapat berupa oksida logam tunggal, campuran oksida logam,
karbida, nitrida, borida, dan bahan lain seperti Al2O3, MgO, SiC, dan Si3N4. Sifat-sifat



                                          2-20
utama keramik adalah kekerasan yang tinggi, sangat getas, tahan temperatur tinggi,
punya ketahanan kimia yang tinggi, kekuatan tekan yang tinggi, kekuatan dielektrik yang
tinggi, serta harga dan bobot yang rendah.


        ht
           tp
             ://
                ru


           Gambar 2.14 Kurva tegangan-regangan tarik tiga jenis polimer termoplastik
                             m


                                 Tabel 2.4 Jenis-jenis polimer
                              ah


                      Termoplastik                      Termoset
              Cellulosics                     Aminos
                                -b


              Ethylenics                      Elastomers
                                  el


              Polyamides                      Epoxies
              Polyacetals                     Phenolics
                                     aj


              Polycabonates                   Polyesters
                                        a


              Polyphenyline oxides            Silicones
                                                            r.o


              Polysulfanes                    Urethanes
                                                                   rg


Komposit
Komposit pada dasarnya adalah gabungan bahan-bahan yang berbeda dan kebanyakan
dibuat oleh manusia. Adapun contoh komposit alami yang ada di alam adalah kayu yang
merupakan gabungan serat selulosa didalam matriks lignin. Komposit buatan manusia
biasanya merupakan gabungan antara material serat yang kuat seperti serat kaca, karbon
atau boron yang digabungkan dalam matriks resin seperti epoxy atau polimer. Kelebihan
komposit adalah sifatnya yang dapat diatur. Salah satu cara pengaturan sifat pada
material komposit adalah dengan mengubah arah orientasi, susunan, dan sudut material
penyusunnya. Kekuatan komposit biasanya jauh lebih besar daripada kekuatan material
sebenarnya. Dalam pembahasan tentang komposit juga biasa didiskusikan mengenai



                                             2-21
kekuatan teoritik yang akan tercapai jika material berada dalam bentuk serat dengan
diameter sebesar satu atom.


                              Tabel 2.5 Kekuatan baja dan besi
                           Bentuk             Sut, kpsi (MPa)
                    Teoritis                    2900 (20E3)
                    Whisker                     1800 (12E3)
                    Kawat halus                 1400 (10E3)
                    Baja medium                   60 (414)
                    Besi cor                      40 (276)


2.7.     Parameter-parameter Pemilihan Material Dalam Desain
          ht


Sifat-sifat material akan membatasi performansi dan umur dari elemen-elemn mesin.
             tp


Performansi dan umur ini biasanya tidak hanya tergantung pada satu sifat material. Untuk
itu, diperlukan kombinasi dari beberapa sifat yang ada. Beberapa kombinasi sifat yang
               ://


penting adalah :
                  ru


   1. Kekakuan versus densitas (E dan ρ)
                           m


   2. Kekuatan versus densitas (S dan ρ)
                            ah


   3. Kekuatan versus kekuatan (E dan S)
   4. Laju keausan versus tekanan batas (KA dan pi)
                              -b


2.9.1. Kekakuan versus densitas
                                el


Modulus elastisitas dan densitas merupakan sifat-sifat yang perlu diperhatikan dalam
                                   aj


pemilihan material solid. Gambar dibawah ini menunjukkan rentang penuh dari modulus
                                      a


elastisitas dan densitas untuk material teknik yang umum digunakan. Data untuk material
                                                          r.o


yang tergolong dalam satu kelas digolongkan dalam daerah yang dibatasi dengan garis
penuh.
                                                                 rg


Diagram pada gambar 2.20 ini sangat membantu dalam pemilihan material untuk
pemakaian yang mana berat material harus diminimalisir. Sebagai contoh, suatu batang
tarik yang akan diminimalisir beratnya dalam keadaan ditumpu dan regangannya tidak
boleh melebihi nilai kritisnya, εcr. Dengan menggunakan hukum Hooke dan persamaan
tegangan, σ = P/A, diperoleh persamaan berikut :
                                        A = P / Eε cr                             (2. 12)

dan berat elemen batang tersebut adalah :
                                          W = Al ρ
dengan mensubstitusikan persamaan 2.15 ke persamaan di atas diperoleh :




                                            2-22
⎛ Pl     ⎞⎛ 1 ⎞
                                        W =⎜        ⎟⎜       ⎟                      (2. 13)
                                           ⎝ ε cr   ⎠⎝ E / ρ ⎠
Pada persamaan 2.16 diketahui bahwa suku pada kurung kedua merupakan fungsi dari
sifat-sifat material. Dengan memaksimalkan suku pada kurung kedua, maka beratnya
akan diminimalisir.
Pada gambar 2.20 garis referensi menunjukkan desain berat minimum dengan syarat
batas regangan pada kondisi berikut :
         E/ρ = C          Rancangan beban minimum untuk batang tarik kaku
          1/2
         E /ρ = C         Rancangan biaya minimum untuk kolom atau beam kaku
          1/3
         E /ρ = C         Rancangan biaya minimum untuk pelat kaku
         (E/ρ)1/2 = C     wave speed in material
          ht
             tp


Contoh soal 2.1 :
               ://


Diketahui : Sebuah batang pancing akan dibuat dari material yang akan memberikan
                  ru


                 bobot yang kecil dan kekakuan yang tinggi.
Dicari          : Dari gambar 2.20, tentukan mana yang lebih baik, batang yang dibuat dari
                                  m


                 plastik (tanpa penguat fiber) atau split-cane rod (serat bambu yang
                                   ah


                 direkatkan bersama)
Jawaban : Gambar 2.20 menunjukkan bahwa hanya polimer yang sangat khusus yang
                                     -b


                 mempunyai modulus elastisitas setinggi serat kayu. Polimer juga biasanya
                                       el


                 lebih rapat dua atau tiga kali daripada kayu. Jadi split-cane rod akan
                                          aj


                 memberikan bobot yang lebih rendah untuk kekakuan yang diberikan untuk
                                             a


                 semua plastik.
                                                                 r.o
                                                                  rg




                                              2-23
ht
           tp
             ://
                ru
                            m
                             ah
                               -b
                                 el
                                    aj
                                       a                 r.o


                        Gambar 2.15 Modulus elastisitas vs densitas
                                                                 rg


2.9.2. Kekuatan versus densitas
Berat dapat ditunjukkan oleh densitas. Sdangkan kekuatan memiliki arti yang berbeda
untuk jenis material solid yang berbeda. Untuk logam dan polimer, kekuatan yang
dimaksud adlah kekuatan luluhnya yang biasanya nilainya sama baik untuk tarik maupun
tekan. Untuk keramik yang getas, kekuatan yang dimaksud adalah crushing strength
akibat tekanan, bukan akibat tarik. Untuk elastomer, kekuatan yang dimaksud adalah tear
strength dan untuk komposit kekuatan yang dimaksud adalah tensile failure strength.
Gambar 2.21 sangat berguna untuk memperkirakan material yang optimum berdasarkan
kekuatan dimana deformasi akibat beban yang diterima tidak dipermasalahkan. Pemilihan
dilakukan dengan memilih garis referensi dan yang paling jauh dari garis ini berarti
material ini superior. Adapun kondisi yang berhubungan dengan garis referensi ini adalah:



                                           2-24
σ/ρ = C       elemen tarik
                      σ2/3/ρ = C    beam dan poros
                       1/2
                      σ /ρ = C      pelat
Contoh soal 2.2 :
Diketahui : Batang pancing pada contoh soal 2.1 dibuat dalam bentuk tube tirus dengan
            tebal dinding tertentu yang terdistribusi sepanjang batang.
Dicari    : Material yang sesuai sehingga diperoleh batang yang paling kuat dengan
            berat seperti yang ditentukan.
Jawaban : Gambar 2.21 menunjukkan bahwa material yang paling kuat adalah intan
            dan silikon karbida serta keramik lainnya. Material tersebut sangat mahal
            untuk digunakan sebagai bahan batang pancing. Sehingga yang paling
         ht


            sesuai adalah carbon fiber reinforced plastic atau plastik yang diperkuat
            tp


            serat kaca (glass fiber reinforced plastic) yang mempunyai kekuatan 800
              ://


            sampai 1000 Mpa untuk densitas sebesar 1500 kg/m3.
                 ru
                             m
                              ah
                                -b
                                  el
                                     aj
                                        a                r.o
                                                               rg




                                             2-25
ht
           tp
             ://
                ru
                           m
                            ah
                              -b
                                el
                                   aj
                                      a                 r.o


                            Gambar 2.16 Kekuatan vs densitas
                                                               rg


2.9.3. Kekakuan versus kekuatan
Gambar 2.22 menunjukkan hubungan modulus elastisitas dengan kekuatan. Garis
referensi pada gambar tersebut sangat berguna untuk keadaan berikut :
       S/E = C       Perancangan seal dan engsel
       S3/2/E = C    Komponen elastis seperti diafragma
        2
       S /E = C      Penyimpan energi elastis per volume




                                         2-26
ht
           tp
             ://
                ru
                             m
                              ah
                                -b
                                  el
                                     aj
                                        a                r.o


                       Gambar 2.17 Modulus elastisitas vs kekuatan
Contoh Soal 2.3 :
                                                                rg


Diketahui : Pegas pada suspensi mobil dapat dibuat dari karet, baja, dan palstik yang
            diperkuat serta karbon. Geometri untuk pegas suspensi yang berbeda
            sangat berbeda satu sama lain tergantung dari deformasi elastis yang
            diperbolehkan.
Cari      : Regangan elastis maksimum pada tiga jenis pegas jika karet yang digunakan
            adalah jenis polyurethane (PU), kekuatan baja 1 GPa, dan plastik berserat
            karbon yang digunakan adalah satu lapis (uniply).
Jawaban : Dari gambar 2.22 diketahui bahwa karet PU mempunyai kekuatan 30 Mpa,
            dan modulus elastisitas 0,05 Gpa. Regangan elastis maksimumnya adalah :
                                  ⎛S⎞         30
                                  ⎜ ⎟       =    = 0,6
                                  ⎝ E ⎠karet 50


                                          2-27
Adapun untuk baja dan plastik berserat karbon adalah sebagai berikut :
                                   ⎛S ⎞     1
                                   ⎜ E ⎟ = 205 = 0,005
                                   ⎝ ⎠baja

                                   ⎛S ⎞         1
                                   ⎜E ⎟       =    = 0,005
                                   ⎝ ⎠ plastik 200
               Karet mempunyai regangan elastis maksimum sebesar 60%, sementara baja
               dan plastik berserat karbon mempunyai regangan elastis maksimum sebesar
               0,5%. Dari gambar 2.22 juga diketahui bahwa pegas baja akan lima kali lebih
               berat dari pegas plastik berserat karbon.

2.9.4. Laju keausan versus tekanan batas
        ht


Keausan menimbulkan serangkaian masalah baru dalam pemilihan material padat. Jika
           tp


material tidak dilumasi, geseran akan terjadi, dan bila salah satu permukaan geseknya
             ://


adalah baja, laju keausan didefinisikan dengan persamaan berikut :
                                   Volume material yang terkikis
                ru


                            Wr =                                                        (2. 14)
                                          Jarak geser
                              m


Dalam satuan SI, laju keausan tersebut adalah dalam meter persegi. Dalam kondisi
                               ah


tekanan batas, pl, yang rendah dapat dinyatakan sebagai berikut :
                                              Wr = K A Apl                              (2. 15)
                                 -b


keterangan :
                                   el


       KA       =       Konstanta keausan Archard, (Pa-1)
                                      aj


       A        =       Luas kontak, m2
                                         a


       pl       =       Tekanan batas, Pa
                                                                 r.o


Contoh soal 2.4 :
Diketahui : Sebuah slider yang terbuat dari teflon (polytetrafluoroethylene) berkontak
                                                                   rg


               dengan baja karbon tinggi. Jarak gesernya adalah 300 m, dan tebal lapisan
               teflon yang boleh terkikis adalah 3 mm.
Cari        : Seberapa besar permukaan slider teflon yang diperlukan sehingga tidak
               akan terjadi keausan berlebih dan tekanan batas tak akan terlampaui jika
               bebannya adalah sebesar 10 MN.
Jawaban : Dari gambar 2.23, tekanan batas untuk teflon diatas beja adalah pl = 8 Mpa,
               dan konstanta keausan Archard KA = 2 x 10-13 m2/N.
                         Wr
                         A
                                          (       ) (        )
                            = K A pl = 2 10 −13 ( 8 ) 106 = 1,6 × 10 −6

               Volume material terkikis adalah sebagai berikut :




                                                 2-28
At h = Wr l s


 Dimana jarak gesernya adalah ls = jarak geser, m.
                    Wr t h 0,003
                      = =        = 10−5
                    A ls    300
 Tekanan dapat dituliskan sebagai berikut :

         ⎛W     ⎞ 1     10−5
       p=⎜ r    ⎟K  =           = 0,5 × 108 Pa = 50 MPa
         ⎝ A    ⎠ A   2 × 10−13


 Karena p>>pl, tekanan batas digunakan untuk menghitung ukuran slider.
ht


                              (       )
                 ∴ pl A = (10 ) 106 N = 107 N
   tp


                        107    107
                 ∴A =       =        = 1 m2
                                        ,25
     ://


                         pl   8 10(6
                                          )
        ru


 Luas permukaan harus sebesar 1,25 m2 untuk menghindari tegangan
                m


 kompresif yang terlalu besar. Untuk kondisi ini, kedalaman aus adalah
 sebesar 0,48 mm.
                 ah
                   -b
                     el
                        aj
                           a                  r.o
                                                     rg




                              2-29
ht
           tp
             ://
                ru
                           m
                            ah
                              -b
                                el
                                   aj
                                      a                 r.o


                        Gambar 2.18 Laju keausan vs tekanan batas
                                                               rg


2.9.5. Modulus Young versus harga relatif
Dalam praktek, proses perancangan juga harus melibatkan perkiraan harga dari sebuah
rancangan. Garis refernsi pada gambar 2.24 berguna untuk kondisi berikut :
       E/CRρ = C      Rancangan biaya minimum untuk batang tarik kaku
        1/2
       E /CRρ = C     Rancangan biaya minimum untuk kolom atau beam kaku
       E1/3/CRρ = C   Rancangan biaya minimum untuk pelat kaku




                                          2-30
ht
           tp
             ://
                ru
                            m
                             ah
                               -b
                                 el


                                                                                Gambar
                                    aj


                 2.19 Modulus elastisitas vs harga relatif dikalikan densitas
                                       a


2.8.   Tabel Sifat-Sifat Mekanik Material
                                                            r.o


   Tabel Sifat-sifat fisik beberapa material teknik
                                                                    rg




                                            2-31
Tabel sifat-sifat mekanik wrought-aluminium alloys




    ht


Tabel sifat-sifat mekanik cast-aluminium alloys
       tp
         ://
            ru
                       m
                        ah
                          -b


Tabel sifat-sifat mekanik wrought dan cast-aluminium alloys
                            el
                               aj
                                  a               r.o
                                                       rg




                                    2-32
Tabel sifat-sifat mekanik titanium alloys




    ht


Tabel sifat-sifat mekanik magnesium alloys
       tp
         ://
            ru
                        m
                         ah
                           -b
                             el
                                aj
                                   a         r.o
                                              rg


Tabel sifat-sifat mekanik cast iron alloys




                                      2-33
Tabel sifat-sifat mekanik stainless steel alloys




    ht
       tp
         ://
            ru
                        m


Tabel sifat-sifat mekanik engineering plastics
                         ah
                           -b
                             el
                                aj
                                   a               r.o
                                                    rg




                                      2-34
Tabel sifat-sifat mekanik baja karbon




    ht
       tp
         ://
            ru
                       m
                        ah
                          -b
                            el
                               aj
                                  a        r.o
                                            rg




                                    2-35
Tabel sifat-sifat mekanik baja paduan dan baja perkakas (tool steels)




         ht
            tp
              ://
                 ru
                            m
                             ah
                               -b
                                 el
                                    aj
                                       a               r.o
                                                             rg



Soal-soal Latihan
1.   Mana dari paduan-paduan baja pada gambar 2.17 yang akan anda pilih untuk
     memperoleh :
     a. Kekuatan maksimum
     b. Modulus of resilience maksimum
     c. Modulus of toughness maksimum
     d. Kekakuan maksimum
2.   Suatu logam mempunyai kekuatan 41,2 kpsi (284 MPa) pada batas elastisnya dan
     regangan pada titik tersebut adalah 0,004. Berapa modulus elastisitasnya? Berapa



                                         2-36
strain energy pada batas elastisnya? Tentukan jenis material tersebut dari data-data
     yang diberikan?
3.   Suatu baja mempunyai kekuatan luluh 100 kpsi (689 MPa) pada garis offset 0,6%
     regangan. Berapa modulus of resilience-nya?
4.   Kekerasan Brinell suatu spesimen baja adalah sebesar 250 HB. Berapa kekuatan
     tarik aproksimasi material tersebut? Berapa kekerasannya dalam skala Vickers?
     Berapa kekerasannya dalam skala Rockwell?
5.   Apakah unsur paduan utama dari baja AISI 4340? Berapa kandungan karbonnya?
     Apakah baja tersebut dapat dikeraskan? Bila iya, dengan menggunakan metode
     apa?
6.   Hitung kekuatan spesifik dan kekakuan spesifik dari material berikut ini dan pilih salah
         ht


     satunya untuk rangka sayap pesawat?
            tp


     a. Baja                               Sut = 80 kpsi (552 Mpa)
              ://


     b. Aluminium                          Sut = 60 kpsi (414 Mpa)
     c. Titanium                                   Sut = 90 kpsi (621 Mpa)
                 ru


7. Material biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifatnya, cara pembuatannya, dan
                                                  m


     penggunaannya. Berikan contoh paduan logam biasa yang tidak menunjukkan ciri-ciri
                                                   ah


     logam pada umumnya dalam penggunaannya!
8.   Material yang tangguh, seperti stainless steel lunak (AISI 316), mempunyai kekuatan
                                                     -b


     luluh Sy = 207 MPa, kekuatan tarik Su = 552 MPa, dan perpanjangan 60%. Cari rasio
                                                       el


     ketangguhan material terhadap resiliensinya dengan mengasumsikan bahwa kurva
                                                          aj


     tegangan-regangan terdiri dari dua garis lurus seperti pada gambar dibawah ini.
                                                             a               r.o


                                           Su = 207 MPa
                   Normal stress, σ, MPa




                                                                                   rg


                                           Sy = 207 MPa


                                                                                        δ
                                                                                   ε=
                                                                             0,6        l
                                                             0,002


9.   Berdasarkan persamaan keausan Archard, kedalaman aus proporsional terhadap
     jarak geser (sliding distance) dan tekanan kontak. Bagaimana distribusi tekanan
     kontak pada rem cakram jika laju keausan sama pada arah radial?




                                                               2-37
10. Pada blok rem untuk rem cakram mobil, dan dengan menggunakan konstanta
       keausan Archard, tentukan bagaimana keausan terdistribusi pada blok rem jika
       tekanan rem konstan sepanjang blok rem!

2.9.     Aspek Statistik Sifat-sifat Material
Nilai data-data sifat-sifat mekanik yang dipublikasikan biasanya adalah nilai rata-rata hasil
pengujian (beberapa data dinyatakan dalan nilai minimumnya). Variasi nilai sifat-sifat
material ini memenuhi distibusi Gauss atau distribusi normal yang dapat dinyatakan
dalam persamaan berikut :
           ht
              tp
                ://
                   ru


                             Gambar 2.20 Distribusi normal (Gauss)
                                  1        ⎡ ( x − μ )2 ⎤
                                 m


                       f (x) =         exp ⎢−      2
                                                        ⎥,         −∞ ≤ x ≤ ∞          (2. 16)
                                 2π Sd     ⎢
                                           ⎣
                                                2Sd ⎥
                                                        ⎦
                                  ah


Dimana x mewakili parameter sifat mekanik, f(x) adalah frekuensi dimana nilai x tertentu
terjadi, sedangkan μ adalah rata-rata aritmetik dan Sd adalah deviasi standar.
                                    -b


                                                  1 n
                                                    ∑ xi
                                      el


                                             μ=                                        (2. 17)
                                                  n i =1
                                         aj


                                               1 n
                                                  ∑ ( xi − μ )
                                                               2
                                            a


                                      Sd =                                             (2. 18)
                                             n − 1 i −1
                                                               r.o


                          Tabel 2.6 Faktor reliabilitas untuk Sd = 0,08μ
                                                                       rg




                                               2-38

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorAli Hasimi Pane
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaRock Sandy
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin airKhairul Fadli
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMarfizal Marfizal
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoranChache Go
 
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinuanalisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinustellaandikmarini
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasisyamsul huda
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipacahpati138
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 9
Mekanika fluida 1 pertemuan 9Mekanika fluida 1 pertemuan 9
Mekanika fluida 1 pertemuan 9Marfizal Marfizal
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKKiki Amelia
 
Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)Putri Mawardani
 
Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaPompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaAzzam Robbani
 

Was ist angesagt? (20)

Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Laporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum PengelasanLaporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum Pengelasan
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluida
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
 
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinuanalisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
 
Tabel uap
Tabel uapTabel uap
Tabel uap
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 9
Mekanika fluida 1 pertemuan 9Mekanika fluida 1 pertemuan 9
Mekanika fluida 1 pertemuan 9
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)
 
Sentrifugal
SentrifugalSentrifugal
Sentrifugal
 
Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaPompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 

Andere mochten auch

Diktat pengujian material
Diktat pengujian materialDiktat pengujian material
Diktat pengujian materialOmpu Kurniawan
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyawizdan ozil
 
Sirris materials day 2011 systematic approaches to material selection and l...
Sirris materials day 2011   systematic approaches to material selection and l...Sirris materials day 2011   systematic approaches to material selection and l...
Sirris materials day 2011 systematic approaches to material selection and l...Sirris
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikBadrul Qomar
 
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...Alen Pepa
 
Keramik 151144025
Keramik 151144025 Keramik 151144025
Keramik 151144025 Ika Kartika
 
Material selection for microcantilever.
Material selection for microcantilever.Material selection for microcantilever.
Material selection for microcantilever.Shubham Jain
 
316087550 pembahasan-keramik
316087550 pembahasan-keramik316087550 pembahasan-keramik
316087550 pembahasan-keramikMulia M'cullen
 
TUGAS UTS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT T...
TUGAS UTS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT T...TUGAS UTS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT T...
TUGAS UTS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT T...Albertus Rianto
 
Kelaikan Pada Struktur Pesawat Udara
Kelaikan Pada Struktur Pesawat UdaraKelaikan Pada Struktur Pesawat Udara
Kelaikan Pada Struktur Pesawat UdaraMukhamad Mardiansyah
 
Pengukuran teknik
Pengukuran teknikPengukuran teknik
Pengukuran teknikAlen Pepa
 
Bab 8 -listrik-dan-elektronika1
Bab 8 -listrik-dan-elektronika1Bab 8 -listrik-dan-elektronika1
Bab 8 -listrik-dan-elektronika1Slamet Setiyono
 
Laporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selectionLaporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selectionAlbertus Rianto
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikHera Rosdiana
 
makalah-aluminium
makalah-aluminiummakalah-aluminium
makalah-aluminiumIntan Sari
 
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Adolvin Mahadiputra
 

Andere mochten auch (20)

Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Material teknik dan proses
 
Diktat pengujian material
Diktat pengujian materialDiktat pengujian material
Diktat pengujian material
 
Material Teknik
Material TeknikMaterial Teknik
Material Teknik
 
Ilmu alamiah dasar bab1
Ilmu alamiah dasar bab1Ilmu alamiah dasar bab1
Ilmu alamiah dasar bab1
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinya
 
pengolahan keramik
pengolahan keramikpengolahan keramik
pengolahan keramik
 
Sirris materials day 2011 systematic approaches to material selection and l...
Sirris materials day 2011   systematic approaches to material selection and l...Sirris materials day 2011   systematic approaches to material selection and l...
Sirris materials day 2011 systematic approaches to material selection and l...
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarik
 
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
 
Keramik 151144025
Keramik 151144025 Keramik 151144025
Keramik 151144025
 
Material selection for microcantilever.
Material selection for microcantilever.Material selection for microcantilever.
Material selection for microcantilever.
 
316087550 pembahasan-keramik
316087550 pembahasan-keramik316087550 pembahasan-keramik
316087550 pembahasan-keramik
 
TUGAS UTS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT T...
TUGAS UTS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT T...TUGAS UTS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT T...
TUGAS UTS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT T...
 
Kelaikan Pada Struktur Pesawat Udara
Kelaikan Pada Struktur Pesawat UdaraKelaikan Pada Struktur Pesawat Udara
Kelaikan Pada Struktur Pesawat Udara
 
Pengukuran teknik
Pengukuran teknikPengukuran teknik
Pengukuran teknik
 
Bab 8 -listrik-dan-elektronika1
Bab 8 -listrik-dan-elektronika1Bab 8 -listrik-dan-elektronika1
Bab 8 -listrik-dan-elektronika1
 
Laporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selectionLaporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selection
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
 
makalah-aluminium
makalah-aluminiummakalah-aluminium
makalah-aluminium
 
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
 

Ähnlich wie MATERIAL DAN PROSES MESIN

3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdfRismanYusuf1
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanTri Lestari
 
2-Aspek Metalurgis Thd Kelelahan Logam (AA)
2-Aspek Metalurgis Thd Kelelahan Logam (AA)2-Aspek Metalurgis Thd Kelelahan Logam (AA)
2-Aspek Metalurgis Thd Kelelahan Logam (AA)Abrianto Akuan
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Feby Aulia
 
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)indra mawan
 
Bab 10 spring arif hary
Bab 10 spring  arif hary Bab 10 spring  arif hary
Bab 10 spring arif hary Rumah Belajar
 
Praktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untagPraktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untagwennma
 
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Adolvin Mahadiputra
 
Testing
TestingTesting
TestingK .
 
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.pptBab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.pptParyantoDwiSetyawan
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikkaatteell
 
Tin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-materialTin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-materialYuneo Nurcahya
 
tarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdftarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdfYusufNugroho11
 
Tugas material larya 2
Tugas material larya 2Tugas material larya 2
Tugas material larya 2Larya Chaniago
 
4. Batas Kelelahan Logam Konsep E-N (AA)
4. Batas Kelelahan Logam Konsep E-N (AA)4. Batas Kelelahan Logam Konsep E-N (AA)
4. Batas Kelelahan Logam Konsep E-N (AA)Abrianto Akuan
 

Ähnlich wie MATERIAL DAN PROSES MESIN (20)

Sifat material1
Sifat material1Sifat material1
Sifat material1
 
Tugas pengujian material
Tugas pengujian materialTugas pengujian material
Tugas pengujian material
 
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahan
 
Makalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik TekanMakalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik Tekan
 
2-Aspek Metalurgis Thd Kelelahan Logam (AA)
2-Aspek Metalurgis Thd Kelelahan Logam (AA)2-Aspek Metalurgis Thd Kelelahan Logam (AA)
2-Aspek Metalurgis Thd Kelelahan Logam (AA)
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012
 
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
 
Bab 10 spring arif hary
Bab 10 spring  arif hary Bab 10 spring  arif hary
Bab 10 spring arif hary
 
Praktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untagPraktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untag
 
Pengenalan Bahan
Pengenalan BahanPengenalan Bahan
Pengenalan Bahan
 
D047268825
D047268825D047268825
D047268825
 
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
 
Testing
TestingTesting
Testing
 
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.pptBab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
Tin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-materialTin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-material
 
tarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdftarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdf
 
Tugas material larya 2
Tugas material larya 2Tugas material larya 2
Tugas material larya 2
 
4. Batas Kelelahan Logam Konsep E-N (AA)
4. Batas Kelelahan Logam Konsep E-N (AA)4. Batas Kelelahan Logam Konsep E-N (AA)
4. Batas Kelelahan Logam Konsep E-N (AA)
 

Mehr von Rumah Belajar

Image segmentation 2
Image segmentation 2 Image segmentation 2
Image segmentation 2 Rumah Belajar
 
Image segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyImage segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyRumah Belajar
 
02 2d systems matrix
02 2d systems matrix02 2d systems matrix
02 2d systems matrixRumah Belajar
 
01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysisRumah Belajar
 
04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detectionRumah Belajar
 
06 object measurement
06 object measurement06 object measurement
06 object measurementRumah Belajar
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanRumah Belajar
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahRumah Belajar
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasRumah Belajar
 
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif Rumah Belajar
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyRumah Belajar
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Rumah Belajar
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiRumah Belajar
 
Bab 03 load analysis
Bab 03 load analysisBab 03 load analysis
Bab 03 load analysisRumah Belajar
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanRumah Belajar
 
Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Rumah Belajar
 
Mikrokontroler pertemuan 7
Mikrokontroler pertemuan 7Mikrokontroler pertemuan 7
Mikrokontroler pertemuan 7Rumah Belajar
 
Mikrokontroler pertemuan 5
Mikrokontroler pertemuan 5Mikrokontroler pertemuan 5
Mikrokontroler pertemuan 5Rumah Belajar
 

Mehr von Rumah Belajar (20)

Image segmentation 2
Image segmentation 2 Image segmentation 2
Image segmentation 2
 
Image segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyImage segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphology
 
point processing
point processingpoint processing
point processing
 
03 image transform
03 image transform03 image transform
03 image transform
 
02 2d systems matrix
02 2d systems matrix02 2d systems matrix
02 2d systems matrix
 
01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis
 
04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection
 
06 object measurement
06 object measurement06 object measurement
06 object measurement
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesoriny
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksi
 
Bab 03 load analysis
Bab 03 load analysisBab 03 load analysis
Bab 03 load analysis
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
 
Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8
 
Mikrokontroler pertemuan 7
Mikrokontroler pertemuan 7Mikrokontroler pertemuan 7
Mikrokontroler pertemuan 7
 
Mikrokontroler pertemuan 5
Mikrokontroler pertemuan 5Mikrokontroler pertemuan 5
Mikrokontroler pertemuan 5
 

Kürzlich hochgeladen

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

MATERIAL DAN PROSES MESIN

  • 1. BAB II MATERIAL DAN PROSES 2.1. Pendahuluan Pemilihan material adalah merupakan salah satu langkah penting dalam perancangan mesin. Jenis material apa yang sebaiknya digunakan untuk komponen tertentu? Ini adalah pertanyaan yang sangat dasar yang sering dihadapi perancang. Karakteristik apa saja yang harus dipertimbangkan : kekuatannya? tahan korosi? density? machine ability? dan pertanyaan-pertanyaan lain-lainnya. Seandainya perancang telah mendapatkan jenis material yang cocok, biasanya masih ada kendala-kendala lain yang ht harus dihadapi seperti misalnya harganya mahal, material tidak tersedia di pasar.. dan tp kendala lainnya. :// Kegiatan pemilihan material dan proses manufacturing/fabrikasi adalah merupakan ru bagian yang terintegrasi dalam perancangan mesin. Jadi kemampuan dalam m mengeksploitasi potensi dan karakteristik serta sifat-sifat material adalah essensial bagi insinyur perancangan mesin. Gambar 2.1 menjelaskan hubungan yang menunjukkan ah integrasi antara desain, pemilihan material dan proses produksi dalam pengembangan -b peralatan mesin. el aj a r.o rg Gambar 2.1 Hubungan terintgrasi antara desain, material, dan proses produksi[ashbey] 2.2. Klasifikasi Material Terdapat banyak sekali jenis material yang tersedia di alam. Di dalam dunia teknik, material umumnya diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu : material logam, keramik, glass, elastomer, polymer, dan material komposit. Gambar 2.2 menunjukkan klasifikasi material teknik tersebut. Saat ini penggunaan material logam dan berbagai paduannya 2-1
  • 2. masih mendominasi bahan peralatan mesin. Contoh : engine dan komponen- komponennya 99% terbuat dari logam. Penggunaan material komposit dan keramik untuk perlatan mesin pada akhir abad 20 mulai berkembang cukup pesat. Contoh : komposit untuk struktur pesawat terbang, struktur kapal cepat, pipa, tangki dll, sedangkan keramik digunakan untuk bearing, dan komponen tribologi lainnya. Mengingat saat ini komponen mesin umumnya terbuat dari logam maka dalam bab ini pembahasan lebih fokus pada material logam dan paduannya. Untuk memahami lebih jauh tentang material yang lain, pembaca disarankan membaca referensi dalam bab ini. ht tp :// ru m ah -b Gambar 2.2 Klasifikasi material teknik[ashbey] el aj 2.3. Sifat Mekanik Material a Pemahaman yang menyeluruh mengenai sifat-sifat material, perlakuan, dan proses r.o pembuatannya sangat penting untuk perancangan mesin yang baik. Sifat material umumnya diklasifikasikan menjadi sifat mekanik, sifat fisik, sifat kimiawi. Di dalam bab ini rg kita hanya membahas sifat-sifat mekanik. Sifat mekanik secara umum ditentukan melalui pengujian destruktif dari sampel material pada kondisi pembebanan yang terkontrol. Sifat mekanik yang paling baik adalah didapat dengan melakukan pengujian prototipe atau desain sebenarnya dengan aplikasi pembebanan yang sebenarnya. Namun data spesifik seperti ini tidak mudah diperoleh sehingga umumnya digunakan data hasil pengujian standar seperti yang telah dipublikasikan oleh ASTM (American Society of Mechanical Engineer). 2-2
  • 3. 2.3.1 Uji Tarik (Tensile Test) Spesimen uji standar yang biasa dipakai ditunjukkan pada gambar 2.3. Batang yang dipakai untuk pengujian material biasanya mempunyai diameter standar do dan panjang ukur standar lo. Panjang ukur adalah panjang tertentu sepanjang bagian yang berdiameter kecil dari spesimen yang ditandai dengan dua takikan sehingga pertambahan panjangnya dapat diukur selama pengujian. Pengujian dilakukan dengan menarik batang uji perlahan- lahan sampai patah, sementara beban dan jarak panjang ukur dimonitor secara kontinyu. Contoh hasil pengujian ini adalah kurva tegangan-regangan seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.4 Hasil uji tarik dapat ditampilkan dalam bentuk kurva “Tegangan-regangan”. Dimana Tegangan (σ) didefinisikan sebagai beban per satuan luas dan untuk spesimen uji ht tarik dirumuskan sebagai berikut : tp P σ= (2. 1) :// Ao Dimana P adalah beban yang bekerja sedangkan Ao adalah luas penampang ru spesimen. Satuan untuk tegangan adalah Psi atau Pa. m Regangan adalah perubahan panjang per satuan panjang dan dapat dihitung sebagai ah berikut : l − lo ε= -b (2. 2) lo el Dimana lo adalah panjang awal sedangkan l adalah panjang spesimen setelah mendapat beban P. aj a r.o rg Gambar 2.3 Spesimen uji tarik 2-3
  • 4. ht Gambar 2.4 Kurva tegangan-regangan hasil uji tarik, (a) baja karbon rendah, (b) baja karbon tinggi tp (annealed). :// Sifat-sifat material yang dapat ditentukan dari uji tarik adalah : ru Modulus elastisitas Titik pl pada gambar 2.4 menunjukkan batas “proporsional” dimana dibawah titik m itu tegangan sebanding dengan regangan. Sifat proporsional ini dapat ah diformulasikan dengan hukum Hooke : σ -b E= (2. 3) ε el E adalah kemiringan kurva tegangan-regangan sampai batas proporsional dan aj disebut sebagai Modulus Elastisitas material atau Modulus Young. E adalah a merupakan ukuran kekakuan material pada batas elastisnya. r.o Batas elastis (elastic limit) Titik el pada gambar 2.2a adalah batas elastis, atau titik dimana bila batas ini rg terlewati, material akan mengalami perubahan permanen atau deformasi plastis. Batas elastis ini juga merupakan tanda batas daerah perilaku elastis dengan daerah perilaku plastis. Kekuatan luluh (Yield Strength) Pada titik y, material mulai mengalami luluh dan laju deformasinya meningkat. Titik ini disebut titik luluh (yield point) dan nilai tegangan pada titik ini didefinisikan sebagai kekuatan luluh material (Sy). Untuk material yang tidak mempunyai titik luluh yang jelas, kekuatan tariknya harus didefinisikan dengan menggunakan garis offset. Garis offset ini digambar paralel dengan kurva elastis dan di-offset sejauh 0,2% dari regangan total pada sumbu regangan. 2-4
  • 5. Kekuatan tarik ultimat (Ultimate Tensile Strength) Tegangan pada kurva tegangan-regangan akan terus meningkat sampai mencapai puncak atau nilai kekuatan tarik ultimat (Sut) pada titik u. Pada gambar 2.4 terdapat dua kurva pada masing-masing gambar. Kedua kurva ini adalah kurva tegangan-regangan teknik (engineering stress-strain curve) dan kurva tegangan-regangan sebenarnya (true stress-strain curve). Pada kurva tegangan- regangan teknik, perhitungan tegangan dan regangan dilakukan dengan menggunakan luas penampang awal ,Ao, dan panjang ukur awal,lo, sedangkan pada kurva tegangan-regangan sebenarnya perhitungan dilakukan dengan memperhitungkan perubahan luas penampang dan panjang sebenarnya. ht Keuletan dan kegetasan tp Keuletan (ductility) adalah sifat material yang didefinisikan sebagai kecenderungan material untuk mengalami deformasi secara signifikan sebelum patah. Adapun ukuran :// keuletan suatu material diukur dengan menggunakan persen perpanjangan sebelum ru patah atau persen pengurangan luas sebelum patah. Material dengan perpanjangan m lebih dari 5% pada saat patah dianggap sebagai material ulet. ah Kegetasan adalah sifat material yang didefinisikan sebagai ukuran tidak adanya deformasi sebelum patah. Contoh bentuk patahan spesimen untuk material ulet dan -b getas ditunjukkan pada gambar 2.5. el aj a r.o rg (a) (b) Gambar 2.5 (a) Spesimen baja ulet setelah patah, (b) Spesimen besi cor getas setelah patah 2.3.2 Uji Tekan (Compression Test) Uji tekan dilakukan dengan memberikan beban tekan kepada spesimen yang merupakan silinder dengan diameter konstan. Untuk material ulet, sangat sulit memperoleh kurva tegangan-regangan dari pengujian ini karena material ulet tidak akan patah bila ditekan. Kebanyakan material ulet mempunyai kekuatan tekan yang sama dengan kekuatan tariknya. Material yang mempunyai kekuatan tarik dan kekuatan tekan yang sama disebut sebagai even material. Umumnya material getas mempunyai kekuatan tarik dan 2-5
  • 6. kekuatan tekan yang berbeda sehingga tergolong dalam jenis uneven material. Jadi untuk material getas, uji tekan sangat diperlukan untuk mendapatkan kurva tegangan- regangan yang lengkap. Contoh bentuk akhir uji tekan untuk material getas dan ulet ditunjukkan pada gambar 2.6. Gambar 2.6 Spesimen uji tekan setelah patah, (a) baja ulet, (b) besi cor getas ht tp 2.3.3 Uji Tekuk (Bending Test) :// Uji bending biasanya dilakukan untuk menentukan flexural strentgh komponen. Pengujian ru ini dilakukan dengan menumpu batang dengan tumpuan sederhana dan kemudian m membebani batang tersebut secara transversal pada bagian tengahnya. Bila materialnya ulet, kegagalan yang terjadi berupa luluh sedangkan bila materialnya getas kegagalannya ah adalah berupa patahan. Gambar 2.7 menunjukkan contoh hasil akhir uji bending. -b el aj a r.o rg Gambar 2.2 Spesimen uji tekuk setelah gagal, (a) baja ulet, (b) baja karbon getas 2.3.4 Uji Puntir (Torsion Test) Uji puntir dilakukan untuk mengetahui sifat geseran pada material. Uji puntir biasanya diperlukan untuk komponen yang beban utamanya adalah beban puntir. Bentuk spesimen uji puntir ini tidak jauh berbeda dengan bentuk spesimen uji tarik. Gambar 2.8 menunjukkan contoh hasil akhir uji bending. 2-6
  • 7. Gambar 2.3 Spesimen uji puntir setelah gagal, (a) baja ulet, (b) besi cor getas. Sifat-sifat mekanik dapat ditentukan dengan uji tarik adalah sebagai berikut : Modulus kekakuan geser (Modulus of Rigidity) Persamaan tegangan-regangan untuk puntiran murni didefinisikan sebagai berikut: ht Gr θ τ= (2. 4) tp lo Dimana τ adalah tegangan geser, r adalah radius spesimen, lo adalah panjang :// ukur, θ adalah puntiran sudut dalam radian, dan G adalah modulus kekakuan ru geser. Hubungan G dengan modulus Young dan rasio Poisson’s dinyatakan m sebagai berikut : ah E G= (2. 5) 2 (1 + ν ) -b Rasio Poisson’s (υ) adalah perbandingan antara regangan arah lateral dengan regangan longitudinal. el aj Tabel 2.1 Rasio Poisson, υ untuk beberapa material logam Material υ a Aluminium 0,34 r.o Tembaga 0,35 Besi 0,28 rg Baja 0,28 Magnesium 0,33 Titanium 0,34 Kekuatan geser ultimat (Ultimate shear strength) Tegangan ketika spesimen uji putus disebut kekuatan geser ultimat atau modulus of rupture (Sus). Tr Sus = (2. 6) J Dimana T adalah torsi yang diperlukan untuk memutuskan spesimen, r adalah radius spesimen, dan J adalah inersia polar penampang spesimen. Bila data 2-7
  • 8. kekuatan geser ultimat tidak ada, dapat digunakan pendekatan sebagai berikut [norton] : Baja Sus ≅ 0,80Sut (2. 7) Logam ulet lainnya Sus ≅ 0,75Sut Adapun hubungan kekuatan luluh geser dengan kekuatan luluh tarik adalah sebagai berikut: Ssy ≅ 0,58Sy (2. 8) 2.3.5 Uji Keras (Hardness) Uji keras dilakukan untuk mendapatkan sifat kekerasan material. Kekerasan biasanya ht dapat dinyatakan dalam tiga skala yaitu Brinell, Rockwell, atau Vickers. Perbedaan utama dari ketiga skala ini adalah pada beban dan indentor yang digunakan dalam tp pengukurannya. Masing-masing skala ini mempunyai kelebihan dimana Vickers hanya :// butuh satu setup pengujian untuk semua material, Rockwell akan memberikan kesalahan ru operator yang lebih kecil karena tidak perlu mikroskop, sedangkan Brinell dapat dengan m mudah dikonversikan kedalam kekuatan tarik ultimate-nya. Sut ≅ 500HB ± 30HB psi ah (2. 9) Sut ≅ 3,45HB ± 0,2HB MPa -b Tabel 2.2 Nilai aproksimasi kekerasan equivalen dan kekuatan tarik ultimat untuk baja el aj a r.o rg 2-8
  • 9. 2.3.6 Uji Lelah dan Endurance Limit Dalam aplikasi nyata, banyak sekali komponen mesin yang mengalami pembebanan yang bervariasi terhadap waktu baik besar maupun arahnya. Beban seperti ini disebut beban dinamik. Beban dinamik yang bekerja bolak-balik atau berfluktuasi dapat menimbulkan kegagalan lelah (fatigue). Sifat mekanik material sehubungan dengan fenomena ini adalah kekuatan lelah (fatigue strength). Kekuatan lelah dapat ditentukan dengan melakukan uji lelah, menggunakan mesin R.R. Moore. Gambar 2.8 menunjukkan set-up uji lelah dan beban bolak-balik yang dialami spesimen uji. ht tp :// ru Gambar 2.4 (a) mesin uji lelah R.R. Moore, (b) Beban dinamik bolak-balik yang dialami spesimen m Hasil uji lelah material dapat ditampilkan dalam bentuk diagram S-N yang menyatakan ah hubungan tegangan dengan jumlah siklus. -b el aj a r.o rg Gambar 2.5 Diagram S-N hasil uji lelah untuk material baja 2.3.7 Uji impak dan Impact strength Salah satu kondisi pembebanan yang terjadi pada komponen mesin adalah beban impak dan pada kondisi ini kapasitas penyerapan energi sangatlah penting. Energi yang dimaksud adalah strain energy, atau daerah di bawah kurva tegangan-regangan sedangkan resilience dan toughness adalah fungsi dari luas daerah ini. Resilience 2-9
  • 10. Kemampuan material untuk menyerap energi tanpa deformasi permanen disebut resilience, UR atau disebut juga modulus of resilience dan besarnya proporsional dengan luas dibawah kurva tegangan-regangan sampai batas elastisnya. UR = 0,5Sel ε el Sel S2 = 0,5Sel = 0,5 el (2. 10) E E 2 1 Sy ≅ 2 E Toughness Kemampuan material untuk menyerap energi tanpa patah disebut sebagai toughness, UT, dan besarnya proporsional dengan luas dibawah kurva tegangan- ht regangan sampai ke titik patahnya. Sut tp UT = ∫ σ d ε 0 :// (2. 11) ⎛ S + Sut ⎞ =⎜ y ⎟εf ⎝ 2 ⎠ ru Material ulet dengan kekuatan taruk ultimat yang sama dengan material getas, m akan mempunyai toughness yang lebih tinggi dari material getas. ah Uji impak Ada dua metode uji impak yang umum digunakan yaitu metode Izod dan metode -b Charpy. Kedua metode ini menggunakan spesimen yang ditakik dan pendulum el sebagai pemukulnya. Perbedaan terletak pada posisi spesimen dan titik kontak aj pendulum dengan spesimen. Fracture toughness, Kc a r.o Fracture toughness adalah sifat material yang menunjukkan kemampuannya untuk menahan tegangan pada ujung retak. Pengaruh dari retak terhadap rg tegangan lokal dinyatakan dengan faktor intensitas tegangan (stress intensisty factor), K. Bila nilai K melebih Kc, kegagalan akan terjadi tanpa peringatan. 2.4 Proses Pembentukan Mekanik Pengerjaan dingin (Cold working) Proses ini dilakukan dengan memproses logam dengan proses mekanis seperti rolling, pada temperatur ruangan. Pemrosesan seperti ini akan meningkatkan kekuatan dan kekerasan material karena terjadi proses strain hardening. 2-10
  • 11. Gambar 2.6 Strain hardening pada logam ulet akibat pengerjaan dingin Pengerjaan panas (Hot working) Proses ini dilakukan dengan melakukan pengerjaan mekanis pada temperatur ht diatas temperatur kristalisasinya. Hasil dari proses ini adalah logam dengan tp keuletan yang tinggi dan kekuatan yang lebih rendah daripada hasil pengerjaan dingin. :// Penempaan (Forging) ru Proses ini dilakukan dengan melakukan serangkaian penempaan pada logam m yang panas sampai terjadi bentuk akhir komponen yang diinginkan. Proses ini hanya bisa dilakukan pada logam yang ulet. Kelebihan proses ini adalah kekuatan ah komponen hasil tempaan lebih kuat dari hasil pengecoran ataupun pemesinan -b karena orientasi butir mendekati bentuk komponen yang bersangkutan. el aj a r.o rg Gambar 2.7 Poros engkol hasil penempaan untuk mesin truk diesel. Ekstrusi Proses ini biasanya dilakukan pada logam nonferrous khususnya aluminium. Proses ini dilakukan dengan memanaskan billet dari komponen yang akan di- ekstrusi dan kemudian melewatkannya melalui cetakan pada mesin ekstrusi. 2-11
  • 12. Gambar 2.8 Hasil proses ekstrusi 2.4. Homogenitas dan Isotropi ht Homogen berarti bahwa sifat-sifat material seragam pada seluruh isinya, atau denga kata tp lain sifat-sifat mekaniknya bukan merupakan fungsi terhadap posisi. Adapun material :// istropik adalah material yang mana sifat-sifatnya independen terhadap orientasi atau arah. Material anisotropik adalah material yang tidak mempunyai bidang simetri sifat ru material, sedangkan material orthotropik adalah material yang mempunyai tiga bidang m simetri sifat material yang saling tegak lurus dan dapat mempunyai sifat material yang ah berbeda sepanjang setiap sumbu. -b 2.5 Perlakuan panas (Heat treatment) el Kekerasan dan karateristik lain dari kebanyakan baja dan beberapa logam nonferrous dapat diubah dengan perlakuan panas. Ada beberapa macam pelakuan panas yang biasa aj dilakukan: a Quenching r.o Proses quenching pada dasarnya adalah proses pendinginan cepat yang rg dilakukan pada logam yang telah dipanaskan diatas temperatur kritisnya. Pada baja karbon sedang atau tinggi proses ini akan menghasilkan fasa yang disebut martensit yang sangat kuat dan getas. Tempering Proses ini biasanya merupakan lanjutan dari proses quenching dan bertujuan untuk mengurangi kegetasan material hasil quenching. Proses ini dilakukan dengan memanaskan material yang sudah di-quench pada temperatur di bawah temperatur kritisnya selama rentang waktu tertentu dan kemudian didinginkan secara perlahan. Annealing 2-12
  • 13. Proses ini merupakan kebalikan proses quenching dan tempering. Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja diatas tempertur kritisnya dan kemudian didinginkan perlahan-lahan. Hasil proses ini adalah baja dengan sifat yang sama dengan sebelum dilakukan pengerasan. Normalizing Pada dasarnya normalizing ini sama dengan annealing. Perbedaannya terletak pada waktu pemanasan yang lebih pendek dan laju pendinginan yang lebih cepat. Hasilnya adalah baja yang lebih kuat dan lebih keras dari baja yang di-anneal secara penuh tetapi lebih mendekati sifat kondisi yang di-anneal daripada dengan yang di-temper. ht tp :// ru m ah -b Gambar 2.9 Kurva tegangan-regangan untuk baja yang di-quench, di-anneal, dan di-temper el 2.6 Perlakuan permukaan (Surface treatment) aj Dalam beberapa penggunaan material, kadang diperlukan material yang tidak seragam a sifatnya. Misalnya pada roda gigi dimana permukaannya diharapkan keras untuk r.o mengurangi gesekan dan aus, sedangkan bagian dalamnya diharapkan lunak agar lebih tahan terhadap beban dinamik dan impak. Beberapa jenis perlakuan muka yang umum rg dilakukan adalah sebagai berikut : Carburizing Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karbon rendah di dalam lingkungan gas monoksida, sehingga baja akan menyerap karbon dari gas CO. Nitriding Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karon rendah di dalam lingkungan gas Nitrogen sehingga terbentuk lapisan besi nitrida yang keras pada permukaannya. Cyaniding 2-13
  • 14. Proses ini dilakukan dengan memanaskan komponen yang akan diproses, ke dalam larutan garam sianida dengan temperatur sekitar 800°C sehingga baja karbon rendah akan membentuk lapisan karbida dan nitrida. Flame hardening Proses flame hardening dan induction hardening biasa dilakukan pada baja karbon sedang atau tinggi. Flame hardeing dilakukan dengan memanaskan permukaan yang akan dikeraskan dengan nyala api oxyacetylene yang dilanjutkan dengan semprotan air untuk quenching. Induction hardening Proses ini prinsipnya sama dengan flame hardening tetapi pemanasannya tidak dilakukan dengan menggunakan nyala api tetapi dengan menggunakan kumparan ht listrik. tp 2.7 Pelapisan :// Galvanic action ru Proses ini dilakukan dengan menghubungkan dua logam yang Tabel 2.1 m berbeda potensial elektrolisisnya sehingga logam yang satu Urutan galvanis akan terurai sedangkan logam yang lain akan terlindungi. logam didalam ah Proses ini biasanya dilakukan untuk melindungi logam dari air laut -b korosi. el Electroplatting aj Pada dasarnya proses ini dilakukan dengan membuat sel a galvanis dimana komponen yang akan dilapisi menjadi katoda r.o sedangkan material pelapis menjadi anoda. Kedua logam ini rg dicelupkan dalam larutan elektrolit dan arus DC diberikan dari anoda ke katoda. Electroless platting Pelapisan jenis ini dilakukan tanpa arus listrik dan juga tanpa anoda. Prosesnya dilakukan dengan mencelupkan substrat yang akan dilapisi pada larutan elektrolit. Substrat ini bertindak sebagai katalis yang akan memulai reaksi sehingga ion pelapis (biasanya nikel) akan melapisi substrat. Anodizing Proses ini dilakukan dengan membantuk senyawa oksida pada 2-14
  • 15. permukaan benda kerja sehingga oksidasi akibat oksigen dari atmosfer tidak akan terjadi. Proses ini biasanya dilakukan pada aluminium, magnesium, zinc, dan titanium. Plasma-sprayed coating Proses ini dilakukan dengan menyemprotkan pelapis dengan temperatur yang sangat tinggi sehingga terbentuk lapisan keramik yang sangat keras pada permukaan material. ht tp :// ru m ah -b Gambar 2.10 Metode-metode pelapisan yang tersedia untuk logam Pelapisan kimia el Proses ini pada dasarnya adalah proses pengecatan lapisan pelindung pada aj komponen yang akan dilapisi. Bahan pelindung disesuaikan dengan kondisi a lingkungan dan material yang akan dilapisi. r.o 2.5. Sifat-sifat Umum Logam rg Besi Cor (Cast Iron) Besi cor putih (white cast iron) Besi cor putih ini bersifat sangat keras dan juga getas. Besi cor ini sulit di-mesin dan penggunaannnya sangat terbatas seperti untuk lining pada mixer semen dimana kekerasannya sanat diperlukan. Besi cor kelabu (grey cast iron) Besi cor jenis ini paling banyak digunakan. Jenisnya bervariasi dan diklasifikasikan berdasarkan kekuatannya. Penggunaannya diantaranta adlah untuk rangka meisn, blok mesin, teromol rem dansebagainya. 2-15
  • 16. Malleable cast iron Besi cor ini mempunyai kekuatan tarik yang lebih tinggi dibanding besi cor kelabu dan banyak digunakan untuk komponen mesin yang menerima tegangan lentur. Nodular cast iron Kekuatannya paling tinggi diantara besi cor. Besi cor ini lebih tangguh, lebih kuat, lebih ulet, dan lebih tidak berpori dibanding besi cor kelabu. Material ini biasa digunakan untuk komponen yang menerima beban fatigue seperti piston, poros engkol, dan cam. Baja Cor (Cast Steel) Komposisi kimia baja cor ini sama dengan wrought steel tetapi sifat-sifat mekaniknya lebih ht rendah daripada wrought steel. Kelebihan baja ini adalah mudah diproses dengan sand tp casting dan investment casting. :// Wrought Steel ru Kata “wrought” berarti manipulasi bentuk material dilakukan tanpa melelehkannya. Ada m dua macam proses yang biasa dilakukan yaitu hot rolling dan cold rolling. Hot-rolled steel ah Material ini dibuat dengan melewatkan billet baja panas pada beberapa roller yang -b akan mengubah bentuknya menjadi I-beam, channel section, pelat, lembaran, kotak, tube, dan sebagainya. Baja jenis ini banyak digunakan untuk rangka el struktur, dan komponen-komponen mesin yang memerlukan proses pemesinan aj lainnya. a Cold rolled steel r.o Baja ini dibuat dari billet atau bentuk hasil hot rolling, dengan melewatkannya melewati roller pada temperatur kamar. Hasil proses ini biasanya adalah berupa rg pelat, lembaran, tube, serta batang berpenampang lingkaran atau persegi. 2-16
  • 17. ht tp :// ru m (a) (b) ah Gambar 2.11 (a) Modulus Young untuk beberapa jenis logam, (b) Kekuatan tarik beberapa jenis baja -b 2.8 Standard Penomoran Material Logam el Penomoran baja telah dilakukan oleh beberapa organisasi profesi seperti ASTM, AISI, aj dan SAE. Dua angka pertama pada nomor baja biasanya adalah jenis baja berdasarkan a paduan yang terkandung didalamnya. Misalnya 10xx adalah baja karbon biasa r.o sedangkan 11xx adalah baja kabon dengan sulfur. Adapun dua angka berikutnya rg biasanya menunjukkan kadar kandungan paduannya. 2-17
  • 18. Tabel 2.2 Penomoran baja paduan menurut AISI/SAE ht tp :// ru m ah -b el aj a r.o rg Gambar 2.12 Kurva tegangan-regangan tarik tiga jenis baja paduan Aluminium Wrought Aluminum Alloys Paduan aluminium jenis ini tersedia dalam bentuk I-beam, channel, batang, lembaran, tube, dan batang berpenampang lingkaran, dan bersudut. Tabel 2.3 Penomoran paduan aluminium menurut Aluminum Association 2-18
  • 19. Adapun kurva tegangan-regangan paduan aluminium yang umum digunakan dan ht kekuatan tariknya dapat ditunjukkan sebagai berikut : tp :// ru m ah -b el aj a r.o rg (a) (b) Gambar 2.13 (a) Kurva tegangan-regangan tiga jenis aluminium, (b) Kekuatan tarik beberapa paduan aluminium Cast Aluminum Alloys Paduan aluminium jenis ini berbeda formulasinya dengan wrought alloy. Penggunaanya lebih dikhususkan untuk diproses dengan pengecoran. 2-19
  • 20. Titanium Titanium mempunyai beberapa kelebihan dibanding material lain yaitu ringan, sangat kuat, nonmagnetik, tahan korosi, dan dapat digunakan pada temperatur tinggi (sampai 750°C). Adapun kekurangannya adalah mahalnya harga titanium bila dibandingkan dengan baja dan aluminium. Magnesium Logam ini adalah yang paling ringan diantara logam komersial yang ada tetapi relatif lemah. Sifatnya sangat mudah dicor dan di-mesin tetapi lebih getas daripada aluminium. Selain itu logam ini juga mempunyai ketahanan korosi yang cukup baik, paling aktif dalam skala galvanis, dan sangat mudak terbakar. ht tp Paduan Tembaga Tembaga murni mempunyai sifat sangat lunak, lemah dan mudah dibengkokkan. :// Penggunaannya diantaranya adalah untuk pipa, konduktor dan motor. Paduannya yang ru paling banyak digunakan adalah kuningan (brass) dan perunggu (bronze). Kuningan m adalah paduan tembaga dengan zinc sedangkan perunggu pada dasarnya adalah paduan ah tembaga dengan timah. Namun saat ini perunggu juga terdiri dari beberapa jenis yaitu silicon bronze, beryllium bronze, dan Phospor bronze. -b 2.6. Sifat-sifat Umum Material Non-logam el Penggunaan bahan non-logam mengalami peningkatan dalam jangka waktu 50 tahun aj terakhir. Keuntungan penggunaan bahan non-logam ini adalah bobotnya yang ringan, a tahan korosi, tahan temperatur tinggi, mudah dibuat dan sifat dielektriknya bagus. Secara r.o garis besar ada tiga macam bahan non-logam yaitu polimer, keramik, dan komposit. rg Polimer Polimer adalah molekul rantai panajng dari bahan orgaik atau campuran berbasis karbon. Polimer ini terdiri atas dua macam yaitu thermoplastic dan thermosets. Bahan thermoplastic mudah dicetak dan akan mencair kembali jika dipanaskan. Adapun material thermoset akan mengalami ikatan silang pada saat pertama kali dipanaskan dan akan terbakar bila dipanaskan ulang. Keramik Keramik yang digunakan dalam dunia teknik adalah merupakan campuran unsur logam dan nonlogam. Keramik ini dapat berupa oksida logam tunggal, campuran oksida logam, karbida, nitrida, borida, dan bahan lain seperti Al2O3, MgO, SiC, dan Si3N4. Sifat-sifat 2-20
  • 21. utama keramik adalah kekerasan yang tinggi, sangat getas, tahan temperatur tinggi, punya ketahanan kimia yang tinggi, kekuatan tekan yang tinggi, kekuatan dielektrik yang tinggi, serta harga dan bobot yang rendah. ht tp :// ru Gambar 2.14 Kurva tegangan-regangan tarik tiga jenis polimer termoplastik m Tabel 2.4 Jenis-jenis polimer ah Termoplastik Termoset Cellulosics Aminos -b Ethylenics Elastomers el Polyamides Epoxies Polyacetals Phenolics aj Polycabonates Polyesters a Polyphenyline oxides Silicones r.o Polysulfanes Urethanes rg Komposit Komposit pada dasarnya adalah gabungan bahan-bahan yang berbeda dan kebanyakan dibuat oleh manusia. Adapun contoh komposit alami yang ada di alam adalah kayu yang merupakan gabungan serat selulosa didalam matriks lignin. Komposit buatan manusia biasanya merupakan gabungan antara material serat yang kuat seperti serat kaca, karbon atau boron yang digabungkan dalam matriks resin seperti epoxy atau polimer. Kelebihan komposit adalah sifatnya yang dapat diatur. Salah satu cara pengaturan sifat pada material komposit adalah dengan mengubah arah orientasi, susunan, dan sudut material penyusunnya. Kekuatan komposit biasanya jauh lebih besar daripada kekuatan material sebenarnya. Dalam pembahasan tentang komposit juga biasa didiskusikan mengenai 2-21
  • 22. kekuatan teoritik yang akan tercapai jika material berada dalam bentuk serat dengan diameter sebesar satu atom. Tabel 2.5 Kekuatan baja dan besi Bentuk Sut, kpsi (MPa) Teoritis 2900 (20E3) Whisker 1800 (12E3) Kawat halus 1400 (10E3) Baja medium 60 (414) Besi cor 40 (276) 2.7. Parameter-parameter Pemilihan Material Dalam Desain ht Sifat-sifat material akan membatasi performansi dan umur dari elemen-elemn mesin. tp Performansi dan umur ini biasanya tidak hanya tergantung pada satu sifat material. Untuk itu, diperlukan kombinasi dari beberapa sifat yang ada. Beberapa kombinasi sifat yang :// penting adalah : ru 1. Kekakuan versus densitas (E dan ρ) m 2. Kekuatan versus densitas (S dan ρ) ah 3. Kekuatan versus kekuatan (E dan S) 4. Laju keausan versus tekanan batas (KA dan pi) -b 2.9.1. Kekakuan versus densitas el Modulus elastisitas dan densitas merupakan sifat-sifat yang perlu diperhatikan dalam aj pemilihan material solid. Gambar dibawah ini menunjukkan rentang penuh dari modulus a elastisitas dan densitas untuk material teknik yang umum digunakan. Data untuk material r.o yang tergolong dalam satu kelas digolongkan dalam daerah yang dibatasi dengan garis penuh. rg Diagram pada gambar 2.20 ini sangat membantu dalam pemilihan material untuk pemakaian yang mana berat material harus diminimalisir. Sebagai contoh, suatu batang tarik yang akan diminimalisir beratnya dalam keadaan ditumpu dan regangannya tidak boleh melebihi nilai kritisnya, εcr. Dengan menggunakan hukum Hooke dan persamaan tegangan, σ = P/A, diperoleh persamaan berikut : A = P / Eε cr (2. 12) dan berat elemen batang tersebut adalah : W = Al ρ dengan mensubstitusikan persamaan 2.15 ke persamaan di atas diperoleh : 2-22
  • 23. ⎛ Pl ⎞⎛ 1 ⎞ W =⎜ ⎟⎜ ⎟ (2. 13) ⎝ ε cr ⎠⎝ E / ρ ⎠ Pada persamaan 2.16 diketahui bahwa suku pada kurung kedua merupakan fungsi dari sifat-sifat material. Dengan memaksimalkan suku pada kurung kedua, maka beratnya akan diminimalisir. Pada gambar 2.20 garis referensi menunjukkan desain berat minimum dengan syarat batas regangan pada kondisi berikut : E/ρ = C Rancangan beban minimum untuk batang tarik kaku 1/2 E /ρ = C Rancangan biaya minimum untuk kolom atau beam kaku 1/3 E /ρ = C Rancangan biaya minimum untuk pelat kaku (E/ρ)1/2 = C wave speed in material ht tp Contoh soal 2.1 : :// Diketahui : Sebuah batang pancing akan dibuat dari material yang akan memberikan ru bobot yang kecil dan kekakuan yang tinggi. Dicari : Dari gambar 2.20, tentukan mana yang lebih baik, batang yang dibuat dari m plastik (tanpa penguat fiber) atau split-cane rod (serat bambu yang ah direkatkan bersama) Jawaban : Gambar 2.20 menunjukkan bahwa hanya polimer yang sangat khusus yang -b mempunyai modulus elastisitas setinggi serat kayu. Polimer juga biasanya el lebih rapat dua atau tiga kali daripada kayu. Jadi split-cane rod akan aj memberikan bobot yang lebih rendah untuk kekakuan yang diberikan untuk a semua plastik. r.o rg 2-23
  • 24. ht tp :// ru m ah -b el aj a r.o Gambar 2.15 Modulus elastisitas vs densitas rg 2.9.2. Kekuatan versus densitas Berat dapat ditunjukkan oleh densitas. Sdangkan kekuatan memiliki arti yang berbeda untuk jenis material solid yang berbeda. Untuk logam dan polimer, kekuatan yang dimaksud adlah kekuatan luluhnya yang biasanya nilainya sama baik untuk tarik maupun tekan. Untuk keramik yang getas, kekuatan yang dimaksud adalah crushing strength akibat tekanan, bukan akibat tarik. Untuk elastomer, kekuatan yang dimaksud adalah tear strength dan untuk komposit kekuatan yang dimaksud adalah tensile failure strength. Gambar 2.21 sangat berguna untuk memperkirakan material yang optimum berdasarkan kekuatan dimana deformasi akibat beban yang diterima tidak dipermasalahkan. Pemilihan dilakukan dengan memilih garis referensi dan yang paling jauh dari garis ini berarti material ini superior. Adapun kondisi yang berhubungan dengan garis referensi ini adalah: 2-24
  • 25. σ/ρ = C elemen tarik σ2/3/ρ = C beam dan poros 1/2 σ /ρ = C pelat Contoh soal 2.2 : Diketahui : Batang pancing pada contoh soal 2.1 dibuat dalam bentuk tube tirus dengan tebal dinding tertentu yang terdistribusi sepanjang batang. Dicari : Material yang sesuai sehingga diperoleh batang yang paling kuat dengan berat seperti yang ditentukan. Jawaban : Gambar 2.21 menunjukkan bahwa material yang paling kuat adalah intan dan silikon karbida serta keramik lainnya. Material tersebut sangat mahal untuk digunakan sebagai bahan batang pancing. Sehingga yang paling ht sesuai adalah carbon fiber reinforced plastic atau plastik yang diperkuat tp serat kaca (glass fiber reinforced plastic) yang mempunyai kekuatan 800 :// sampai 1000 Mpa untuk densitas sebesar 1500 kg/m3. ru m ah -b el aj a r.o rg 2-25
  • 26. ht tp :// ru m ah -b el aj a r.o Gambar 2.16 Kekuatan vs densitas rg 2.9.3. Kekakuan versus kekuatan Gambar 2.22 menunjukkan hubungan modulus elastisitas dengan kekuatan. Garis referensi pada gambar tersebut sangat berguna untuk keadaan berikut : S/E = C Perancangan seal dan engsel S3/2/E = C Komponen elastis seperti diafragma 2 S /E = C Penyimpan energi elastis per volume 2-26
  • 27. ht tp :// ru m ah -b el aj a r.o Gambar 2.17 Modulus elastisitas vs kekuatan Contoh Soal 2.3 : rg Diketahui : Pegas pada suspensi mobil dapat dibuat dari karet, baja, dan palstik yang diperkuat serta karbon. Geometri untuk pegas suspensi yang berbeda sangat berbeda satu sama lain tergantung dari deformasi elastis yang diperbolehkan. Cari : Regangan elastis maksimum pada tiga jenis pegas jika karet yang digunakan adalah jenis polyurethane (PU), kekuatan baja 1 GPa, dan plastik berserat karbon yang digunakan adalah satu lapis (uniply). Jawaban : Dari gambar 2.22 diketahui bahwa karet PU mempunyai kekuatan 30 Mpa, dan modulus elastisitas 0,05 Gpa. Regangan elastis maksimumnya adalah : ⎛S⎞ 30 ⎜ ⎟ = = 0,6 ⎝ E ⎠karet 50 2-27
  • 28. Adapun untuk baja dan plastik berserat karbon adalah sebagai berikut : ⎛S ⎞ 1 ⎜ E ⎟ = 205 = 0,005 ⎝ ⎠baja ⎛S ⎞ 1 ⎜E ⎟ = = 0,005 ⎝ ⎠ plastik 200 Karet mempunyai regangan elastis maksimum sebesar 60%, sementara baja dan plastik berserat karbon mempunyai regangan elastis maksimum sebesar 0,5%. Dari gambar 2.22 juga diketahui bahwa pegas baja akan lima kali lebih berat dari pegas plastik berserat karbon. 2.9.4. Laju keausan versus tekanan batas ht Keausan menimbulkan serangkaian masalah baru dalam pemilihan material padat. Jika tp material tidak dilumasi, geseran akan terjadi, dan bila salah satu permukaan geseknya :// adalah baja, laju keausan didefinisikan dengan persamaan berikut : Volume material yang terkikis ru Wr = (2. 14) Jarak geser m Dalam satuan SI, laju keausan tersebut adalah dalam meter persegi. Dalam kondisi ah tekanan batas, pl, yang rendah dapat dinyatakan sebagai berikut : Wr = K A Apl (2. 15) -b keterangan : el KA = Konstanta keausan Archard, (Pa-1) aj A = Luas kontak, m2 a pl = Tekanan batas, Pa r.o Contoh soal 2.4 : Diketahui : Sebuah slider yang terbuat dari teflon (polytetrafluoroethylene) berkontak rg dengan baja karbon tinggi. Jarak gesernya adalah 300 m, dan tebal lapisan teflon yang boleh terkikis adalah 3 mm. Cari : Seberapa besar permukaan slider teflon yang diperlukan sehingga tidak akan terjadi keausan berlebih dan tekanan batas tak akan terlampaui jika bebannya adalah sebesar 10 MN. Jawaban : Dari gambar 2.23, tekanan batas untuk teflon diatas beja adalah pl = 8 Mpa, dan konstanta keausan Archard KA = 2 x 10-13 m2/N. Wr A ( ) ( ) = K A pl = 2 10 −13 ( 8 ) 106 = 1,6 × 10 −6 Volume material terkikis adalah sebagai berikut : 2-28
  • 29. At h = Wr l s Dimana jarak gesernya adalah ls = jarak geser, m. Wr t h 0,003 = = = 10−5 A ls 300 Tekanan dapat dituliskan sebagai berikut : ⎛W ⎞ 1 10−5 p=⎜ r ⎟K = = 0,5 × 108 Pa = 50 MPa ⎝ A ⎠ A 2 × 10−13 Karena p>>pl, tekanan batas digunakan untuk menghitung ukuran slider. ht ( ) ∴ pl A = (10 ) 106 N = 107 N tp 107 107 ∴A = = = 1 m2 ,25 :// pl 8 10(6 ) ru Luas permukaan harus sebesar 1,25 m2 untuk menghindari tegangan m kompresif yang terlalu besar. Untuk kondisi ini, kedalaman aus adalah sebesar 0,48 mm. ah -b el aj a r.o rg 2-29
  • 30. ht tp :// ru m ah -b el aj a r.o Gambar 2.18 Laju keausan vs tekanan batas rg 2.9.5. Modulus Young versus harga relatif Dalam praktek, proses perancangan juga harus melibatkan perkiraan harga dari sebuah rancangan. Garis refernsi pada gambar 2.24 berguna untuk kondisi berikut : E/CRρ = C Rancangan biaya minimum untuk batang tarik kaku 1/2 E /CRρ = C Rancangan biaya minimum untuk kolom atau beam kaku E1/3/CRρ = C Rancangan biaya minimum untuk pelat kaku 2-30
  • 31. ht tp :// ru m ah -b el Gambar aj 2.19 Modulus elastisitas vs harga relatif dikalikan densitas a 2.8. Tabel Sifat-Sifat Mekanik Material r.o Tabel Sifat-sifat fisik beberapa material teknik rg 2-31
  • 32. Tabel sifat-sifat mekanik wrought-aluminium alloys ht Tabel sifat-sifat mekanik cast-aluminium alloys tp :// ru m ah -b Tabel sifat-sifat mekanik wrought dan cast-aluminium alloys el aj a r.o rg 2-32
  • 33. Tabel sifat-sifat mekanik titanium alloys ht Tabel sifat-sifat mekanik magnesium alloys tp :// ru m ah -b el aj a r.o rg Tabel sifat-sifat mekanik cast iron alloys 2-33
  • 34. Tabel sifat-sifat mekanik stainless steel alloys ht tp :// ru m Tabel sifat-sifat mekanik engineering plastics ah -b el aj a r.o rg 2-34
  • 35. Tabel sifat-sifat mekanik baja karbon ht tp :// ru m ah -b el aj a r.o rg 2-35
  • 36. Tabel sifat-sifat mekanik baja paduan dan baja perkakas (tool steels) ht tp :// ru m ah -b el aj a r.o rg Soal-soal Latihan 1. Mana dari paduan-paduan baja pada gambar 2.17 yang akan anda pilih untuk memperoleh : a. Kekuatan maksimum b. Modulus of resilience maksimum c. Modulus of toughness maksimum d. Kekakuan maksimum 2. Suatu logam mempunyai kekuatan 41,2 kpsi (284 MPa) pada batas elastisnya dan regangan pada titik tersebut adalah 0,004. Berapa modulus elastisitasnya? Berapa 2-36
  • 37. strain energy pada batas elastisnya? Tentukan jenis material tersebut dari data-data yang diberikan? 3. Suatu baja mempunyai kekuatan luluh 100 kpsi (689 MPa) pada garis offset 0,6% regangan. Berapa modulus of resilience-nya? 4. Kekerasan Brinell suatu spesimen baja adalah sebesar 250 HB. Berapa kekuatan tarik aproksimasi material tersebut? Berapa kekerasannya dalam skala Vickers? Berapa kekerasannya dalam skala Rockwell? 5. Apakah unsur paduan utama dari baja AISI 4340? Berapa kandungan karbonnya? Apakah baja tersebut dapat dikeraskan? Bila iya, dengan menggunakan metode apa? 6. Hitung kekuatan spesifik dan kekakuan spesifik dari material berikut ini dan pilih salah ht satunya untuk rangka sayap pesawat? tp a. Baja Sut = 80 kpsi (552 Mpa) :// b. Aluminium Sut = 60 kpsi (414 Mpa) c. Titanium Sut = 90 kpsi (621 Mpa) ru 7. Material biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifatnya, cara pembuatannya, dan m penggunaannya. Berikan contoh paduan logam biasa yang tidak menunjukkan ciri-ciri ah logam pada umumnya dalam penggunaannya! 8. Material yang tangguh, seperti stainless steel lunak (AISI 316), mempunyai kekuatan -b luluh Sy = 207 MPa, kekuatan tarik Su = 552 MPa, dan perpanjangan 60%. Cari rasio el ketangguhan material terhadap resiliensinya dengan mengasumsikan bahwa kurva aj tegangan-regangan terdiri dari dua garis lurus seperti pada gambar dibawah ini. a r.o Su = 207 MPa Normal stress, σ, MPa rg Sy = 207 MPa δ ε= 0,6 l 0,002 9. Berdasarkan persamaan keausan Archard, kedalaman aus proporsional terhadap jarak geser (sliding distance) dan tekanan kontak. Bagaimana distribusi tekanan kontak pada rem cakram jika laju keausan sama pada arah radial? 2-37
  • 38. 10. Pada blok rem untuk rem cakram mobil, dan dengan menggunakan konstanta keausan Archard, tentukan bagaimana keausan terdistribusi pada blok rem jika tekanan rem konstan sepanjang blok rem! 2.9. Aspek Statistik Sifat-sifat Material Nilai data-data sifat-sifat mekanik yang dipublikasikan biasanya adalah nilai rata-rata hasil pengujian (beberapa data dinyatakan dalan nilai minimumnya). Variasi nilai sifat-sifat material ini memenuhi distibusi Gauss atau distribusi normal yang dapat dinyatakan dalam persamaan berikut : ht tp :// ru Gambar 2.20 Distribusi normal (Gauss) 1 ⎡ ( x − μ )2 ⎤ m f (x) = exp ⎢− 2 ⎥, −∞ ≤ x ≤ ∞ (2. 16) 2π Sd ⎢ ⎣ 2Sd ⎥ ⎦ ah Dimana x mewakili parameter sifat mekanik, f(x) adalah frekuensi dimana nilai x tertentu terjadi, sedangkan μ adalah rata-rata aritmetik dan Sd adalah deviasi standar. -b 1 n ∑ xi el μ= (2. 17) n i =1 aj 1 n ∑ ( xi − μ ) 2 a Sd = (2. 18) n − 1 i −1 r.o Tabel 2.6 Faktor reliabilitas untuk Sd = 0,08μ rg 2-38