Dokumen tersebut membahas tentang sintaksis, yang mencakup:
1. Pengertian sintaksis dan struktur dasarnya yaitu subjek, predikat, objek, keterangan.
2. Jenis-jenis satuan sintaksis seperti frase, klausa, dan kalimat beserta contoh-contohnya.
3. Unsur-unsur pendukung sintaksis seperti intonasi, modus, dan aspek.
2. 2
• Sintaksis berasal dari bahasa Yunani
• Sun = “dengan” “tattein” =
“menempatkan”.
• Secara etimologi menempatkan
bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat.
3. STRUKTUR SINTAKSIS
• Istilah dalam sintaksis:
Fungsi Sintaksis
Subjek, Predikat, Objek, Keterangan
Kategori Sintaksis
Nomina, Verba, Ajektifa, Numeralia
Peran Sintaksis
Pelaku, Penderita, Penerima
3
4. Secara umum struktur sintaksis
S P O K
Ex: Nenek melirik kakek tadi pagi
S P O K.waktu
Namun susunan fungsi sintaksis tidak
harus selalu berurutan S P O K
4
5. Fungsi sintaksi
1. Kebanyakan pakar
Minimal harus memiliki S dan P
2. Chafe (1970)
Paling penting P, karena P harus selalu verba
atau yang diverbakan. Fungsi lain muncul
tergantung pada verbanya. Verba yg transistif
tentu akan memunculkan O dan verba yg
menyatakan lokasi.
Pendapat ahli tata bahasa tradisional:
Fungsi S-Nomina, P- Verba,O-Nomina, K-
Adverbia.
5
6. Alat sintaksis
1. Urutan kata
2. Bentuk kata
3. Intonasi
4. Konektor
1. Konektor Koordinatif
(dan, atau, tetapi)
1. Konektor Subordinatif
(kalau, meskipun,karena)
6
7. KATA SEBAGAI SATUAN
SINTAKSIS
Kata dibagi menjadi 2
1. Kata penuh (fullword)
nomina, verba, ajektifa,adverbia,numeralia
2. Kata tugas (functionword)
Preposisi dan konjungsi
7
8. FRASE
• Merupakan satuan gramatikal yang berupa
gabungan kata yang bersifat nonpredikatif (
hubungan anatara kedua unsur yang
membentuk frase tidak berstruktur “subjek-
predikat” atau “predikat-objek”).
Adik makan = S-P (bukan frase)
Makan nasi = P-O ( bukan frase)
Kamar mandi = frase
Bukan sepeda = frase
8
9. Kalimat pertama terdiri dari empat frase.
Kalimat kedua bukan frase ,melainkan kata.
Diselipi unsur lain:
Nenek saya = nenek dari saya
Buku humor = buku tentang humor
Salah satu unsur frase tidak dapat dipindahkan sendirian.
Nenek membaca komik di kamar tidur.
Tidur nenek membaca komik di kamar. (salah)
Di kamar tidur nenek membaca komik. (benar)
S P O K
Nenek saya sedang membaca buku humor di kamar tidur.
Nenek membaca komik kemarin
10. JENIS-JENIS FRASE
Frase eksosentrik
Frase yang komponen-komponen tidak memiliki
perilaku sintaksis yang sama dengan
keseluruhannya.
Contoh: di pasar, terdiri dari komponen “di” dan
komponen “pasar”,secara utuh frase ini dapat
mengisi fungsi keterangan. Misalnya dalam
kalimat , dia berdagang di pasar.
Eksosentrik direkt
Eksosentrik nondirekt
10
11. Frase endosentrik
Frase yang salah satu unsurnya atau
komponennya memiliki perilaku sintaksis
yang sama dengan keseluruhannya.
Nenek sedang membaca komik di kamar.
Nenek membaca komik dikamar.
Biasa disebut:
frase modifikatif
Frase subordinatif
11
12. FRASE KOORDINATIF
• Pengertian
Frase koodinatif adalah frase yang komponen
pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih
yang sama atau sederajat dan secara potensial dapat
dihubungkan oleh konjungsi koordinatif, baik yang
tunggal maupun konjungsi terbagi.
- Contoh : aku dan dia, baik aku maupun dia
Namun dalam pengaplikasiannya ada juga yang
tidak menggunakan kata penghubung, yaitu frase
parataksis
- Contoh : hilir mudik, pulang pergi
13. FRASE APOSITIF
• Pengertian :
Frase apositif adalah frase koodinatif yang kedua
komponennya saling merujuk sesamanya dan oleh
karena itu urutan komponennya dapat dipertukarkan.
Namun kamus besar bahasa indonesia mengartikan
frase apositif adalah frase endosentris berinduk
banyak yang bagian-bagiannya tidak dihubungkan
dengan penghubung (sering kali dengan jeda) dan
masing-masing menunjuk kepada referen yang sama
Contoh : Pak Ahmad, guru saya, rajin sekali
Guru saya, Pak Ahmad, rajin sekali
14. PERLUASAN FRASE
• Perluasan frase maksudnya adalah memberi tambahan
komponen baru sesuai dengn konsep atau pengertian
yang akan ditampilkan.
• Faktor perluasan frase dalam bahasa indonesia bersifat
produktif :
- Untuk menyatakan konsep yang khusus, sangat khusus,
sampai khusus sekali, biasanya diterangkan secara
leksikal
- Pengungkapan konsep kala, modalitas, aspek, jenis,
jumlah, tidak dinyatakan dengan unsur leksikal
- Keperluan untuk memberi deskripsi secara terperinci
terhadap suatu konsep, terutama konsep nomina
15. KLAUSA
Klausa adalah satuan sintaksis berupa
runtutan kata-kata berkontruksi predikatif.
Artinya didalam kontruksi itu ada
komponen berupa kata atau frase yang
berfungsi sebagai predikat, dan yang lain
berfungsi srbagai subjek,objek dan
keterangan.
Contoh : kamar mandi > bukan Klausa
nenek mandi > Klausa
16. Jenis-jenis Klausa
Berdasarkan struktur klausa dibagi menjadi:
1. Klausa bebas , yaitu klausa yang mempunyai unsur-
unsur lengkap sekurang-kurangnya mempunyai subjek
dan predikat, dank arena itu berpotensi menjadi kalimat
mayor.
contoh: nenekku masih cantik dan kakekku gagah
berani.
2.Klausa terikat,yaitu memiliki struktur tidak lengkap.
contoh: Kapan Ayah baca buku silat itu?
Jawab: Tadi Pagi.
17. Berdasarkan unsur klausa dibagi menjadi:
1.Klausa verbal, yaitu klausa yang predikatnya berkatagori
verba. Contoh: nenek mandi dan kakek menari
kemudian dibagi lagi berdasarkan tipe verba:
a. klausa transitif,yaitu klausa yang predikatnya berupa
verba transitif. Contoh: nenek menulis surat dan kakek
membaca buku silat.
b.Klausa intransitif, yaitu klausa yang predikatnya berupa
verba intransitif. Contoh: nenek menangis dan adik
melompat-lompat.
c.Klausa refleksif, yaitu klausa yang predikatnya berupa
verba refl refleksif. Contoh: ibu sedang berdandan dan
ayah sedang mandi.
d.Klausa resiprokal, yaitu klausa yang predikatnya berupa
verba resiprokal. Contoh: mereka bertengkar sejak
kemarin.
18. 2. Klausa ajektifal, yaitu klausa yang predikatnya
berkatagori ajektifa, baik berupa kata atau frase
contoh: ibu dosen itu cantik sekali.
3.Klausa adverbial, yaitu klausa yang predikatnya berupa
adverbial.
contoh: bandelnya teramat sangat.
4.Klausa preposisional, yaitu klausa yang predikatnya
berupa frase berkatagori preposisi.
contoh : ibu di kamar dan kakek ke pasar minggu.
5.Klausa numeral, yaitu klausa yang predikatnya berupa
frase numeralia.
contoh: gajinya lima juta sebulan
19. KALIMAT
19
• Beberapa definisi mengenai kalimat:
• kalimat adalah satuan bahasa berupa kata-kata atau
rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna dengan lengkap.
• Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran utuh, baik secara lisan
maupun tulisan.
• Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang
berisi pikiran yang lengkap.
20. JENIS-JENIS KALIMAT
20
1. kalimat inti adalah kalimat yang
dibentuk dari klausa inti yang lengkap
bersifat deklaratif, aktif/netral , dan
afirmasif.
2. Kalimat non –inti adalah kalimat inti
yang sudah ditransformasikan menurut
pemasifan,pengingkaran , penanyaan,
pemerintahan,
penginversian,pelesapan ,l dan
penambahan.
21. • 3. Kalimat tunggal adalah kalimat
yang terdiri dari satu klausa.
• 4. Kalimat majemuk adalah kalimat
yang memiliki klausa lebih dari satu
. Kalimat majemuk memiliki dua
jenis yaitu:
• Kalimat majemuk koordinatif (
majemuk setara) dan
• Kalimat majemuk subordinatif (
majemuk bertingkat)
• Kalimat majemuk campuran.
22. Kalimat Mayor dan Kalimat Minor
• Kalimat Mayor dan Kalimat Minor
ditentukan oleh adanya konstituen dalam
klausa itu.
• Kalimat mayor klausanya minimal harus
terdiri atas subyek dan predikat, contoh:
Romza membaca, Adik menangis
22
23. • Kalimat minor hanya dibentuk oleh
subjek saja, objek saja, predikat saja,
atau bahkan keterangan saja. Tetapi
meskipun hanya dibentuk oleh satu kata
saja kalimat minor dapat dimengerti oleh
karena konteksnya yang jelas.Jadi
kesimpulannya, kalimat minor
merupakan kalimat2 berupa jawaban
singkat, seperti seruan, salam, pertanyaan dan
sapaan. Contoh: Hai!,
Apa?, Diam!
23
24. KALIMAT VERBAL DAN NON VERBAL
• Kalimat verbal dibagi menjadi dua, yaitu
kalimat verbal transitif dan kalimat
verbal intransitive.
• Kalimat verbal transitif adalah kalimat
verbal yang predikatnya memerlukan
objek, sedangkan kalimat verbal
intransitive adalah kalimat yang
predikatnya tidak memerlukan
objek.Contoh kalimat verbal transitif:
Indah memetik daun di halaman, Fajar
membawakan segepok uang untuk Indri.
24
25. Contoh kalimat verbal intransitive
adalah: Susan menangis tersedu-sedu,
Arif tertawa terpingkal-pingkal.
• -Kalimat non verbal adalah kalimat yang
predikat pada klausanya bukan kata
kerja, melainkan kata sifat, nomina,
adverbial dan numerial.Contoh: Pacar-
pacarku sangat tampan, Asma pandai
bergaya.
25
26. Kalimat bebas dan kalimat terikat
Perbedaannya dilakukan dalam kaitan bahwa
kalimat adalah satuan-satuan yang membentuk
wacana atau paragraf.
Contoh: Sekarang di Riau amat sukar mencari
terumbuk.(1) Jangankan ikannya, telurnya pun
sangat sukar diperoleh.(2) Kalau pun bisa
diperoleh, harganya melambung selangit.(3)
Makanya, ada kecemasan masyarakat nelayan
di sana bahwa terumbuk yang spesifik itu akan
punah.(4)
(1) kalimat bebas
(2),(3),(4) kalimat terikat 26
27. Intonasi Kalimat
• Intonasi kalimat adalah tekanan naik turunya kalimat.
Intonasi merupakan hal yang sangat penting di dalam
sintaksis. Intonasi merupakan ciri utama yang
membedakan kalimat dari sebuah klausa. Intonasi
berfungsi sebagai pembentuk makna kalimat.
• Intonasi dapat diuraikan ciri-cirinya yakni :
1.Tekanan adalah bentuk tinggi rendahnya, panjang
pendeknya, atau keras lembutnya suara. Biasanya kata
yang mengalami tekanan tertentu adalah kata yang
dipentingkan. Biasanya tekanan didukung oleh
ekspresi wajah. Tekanan yang berbeda akan
menyebabkan intonasinya juga berbeda, akibatnya
keseluruhan kalimat itupun akan berbeda.
28. 2.Tempo adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menghafalkan suatu arus ujaran.
3.Nada adalah tekanan tinggi rendahnya
pengucapan suatu kata dan berfungsi memberi
tekanan khusus pada kata-kata tertentu.
28
29. MODUS
• Pengungkapan atau penggambaran suasana psikologis seseorang.
• Macam modus:
1.Modus indikatif , yaitu modus yang menunjukkan sikap
objektif atau netral.
2.Modus optatif, yaitu modus yang menunjukkan harapan atau
keinginan.
3.Modus imperatif, yaitu modus yang menyatakan perintah atau
larangan.
4.Modus interogatif, yaitu modus yang menyatakan pertanyaan.
5.Modus obligatif, yaitu modus yang menyatakan keharusan.
6.Modus desideratif, yaitu yang menyatakan keinginan atau
kemauan.
7.Modus kondisional, yaitu modus yang menyatakan persyaratan
29
30. Aspek
•Aspek adalah cara untuk memandang
pembentukan waktu secara internal di dalam
suatu situasi, keadaan, kejadian atau proses.
•Dari berbagai bahasa dikenal adanya berbagai
macam aspek, antara lain:
1.Aspek kontinuatif, yaitu yang menyatakan
perbuatan terus berlangsung.
2.Aspek inseptif, yaitu yang mnyatakan
peristiwa atau kejadian baru mulai.
3.Aspek progresif, yaitu aspek yang
menyatakan perbuatan sedang berlangsung.
31. 4.Aspek repetitif, yaitu yang menyatakan
perbuatan itu terjadi berulang-ulang.
5.Aspek perfektif, yaitu yang menyatakan
perbuatan sudah selesai.
6.Aspek imperfektif, yaitu yang menyatakan
perbuatan berlangsung sebentar.
7.Aspek sesatif, yaitu yang menyatakan
perbuatan berakhir.
31
32. KALA
• Kala yaitu informasi dalam kalimat yg
menyatakan waktu terjadinya perbuatan,
kejadian, tindakan, atau pengalaman yg
disebutkan dalam predikat. Biasanya kala ini
menyatakan waktu sekarang, sudah lampau,
akan datang. Bahasa menandai kala secara
morfemis, maksudnya pernyataan kala itu
ditandai dgn bentuk kata tertentu pada
verbanya.
32
33. Bahasa Jepang
Kala kini Kala lampau Makna
arukimasu arukimasita berjalan
ikimasu ikimashita pergi
kimasu kimashita datang
hairimasu hairimashita masuk
Kala kini Kala lampau
Dika is working there Nita worked there
yesterday
Bahasa
Inggris
Kala kini Kala lampau Kala akan
Pak Lurah itu sedang
mandi
Pak Lurah itu sudah
mandi
Pak Lurah akan mandi
Bahasa Indonesia
34. MODALITAS
• Modalitas adalah keterangan pada kalimat yang
menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang
dibicarakan. Sikap ini berupa pernyataan
kemungkinan, keinginan, atau juga keizinan.
Dalam bahasa Indonesia, modalitas dinyatakan
secara leksikal. Misalnya, kata-kata mungkin,
barangkali, sebaiknya, tentu, pasti, boleh, dan
seyogyanya.
• Jenis Modalitas :
1. Modalitas intensional, meyatakan keinginan,
harapan, permintaan, dan ajakan.
34
35. 2. Modalitas epistemik, menyatakan
kemungkinan, kepastian, keharusan.
3. Modalitas deontik, meyatakan keizinan dan
keperkenanan
4. Modalitas dinamik, menyatakan kemampuan.
36. FOKUS
• Fokus adalah unsur yang menonjolkan bagian
kalimat sehingga perhatian pendengar atau
pembaca tertuju pada bagian itu.
• Dalam bahasa Indonesia fokus kalimat dapat
dilakukan dengan cara :
1. memberi tekanan pada bagian kalimat yang
difokuskan
2. dengan mengedepankan bagian kalimat yang
difokuskan
36
37. 3. dengan cara memakai partikel pun, yang,
tentang, dan adalah
4. dengan mengontraskan dua bagian kalimat
5. dengan menggunakan konstruktif posesif
anaforis berantesden
37
38. Diatesis
Hubungan antara pelaku dengan perbuatan
yang dilakukan tergambar dalam kalimat.
• Diatesis Aktif
• Diatesis Pasif
• Diatesis Refleksif
• Diatesis Resiprokal
• Diatesis Kausiatif
38
40. CONTOH
• Tiba-tiba, ckrek!! Pintu kamarku terbuka. Aku
tidak tahu siapa yang masuk, karena posisi
tidurku membelakangi pintu kamar. Untuk
beberapa saat, aku hanya bisa mendengar
suara sandal yang beradu dengan lantai
keramik. Suaranya semakin jelas pertanda
orang itu semakin mendekat ke arahku. “Adii,
bangun nak.” Suara itu lagi. Kali ini lebih
lembut. “jangan tidur terus, nanti keburu
imsak...” ucapnya lagi... (Baher : 2013)
40
41. Pengertian Wacana
Satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki
gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau
terbesar (Chaer, 2012)
• Satuan bahasa lengkap : konsep, gagasan, pikiran, atau
ide
yang
utuh dipahami
• Satuan gramatikal : kalimat-kalimat yang memenuhi
persyaratan
gramatikal
41
42. Persyaratan Gramatikal dalam
Wacana
• Terdapat keserasian hubungan antara
unsur-unsur yang ada dalam wacana
(Kohesif)
• Kohesif Koherensi (isi wacana yang
apik dan benar)
42
43. Alat Wacana
Alat untuk membuat wacana yang kohesif
dan koheren, meliputi :
• Alat-alat gramatikal
• Alat-alat semantik
43
45. Alat-alat semantik
• Menggunakan hubungan pertentangan pada dua bagian
kalimat yang terdapat dalam wacana
• Menggunakan hubungan generik – spesifik atau spesifik
– generik
• Menggunakan hubungan perbandingan antara isi kedua
bagian kalimat
• Menggunakan hubungan sebab – akibat, diantara kedua
bagian kalimat
• Menggunakan hubungan tujuan di dalam isi sebuah
wacana
• Menggunakan hubungan rujukan yang sama pada dua
bagian kalimat atau pada dua kalimat dalam satu
wacana 45
46. JENIS WACANA
1. Wacana lisan
2. Wacana tulis
(berkenaan dengan bahasa lisan atau
bahasa tulis)
3. Wacana prosa:
a. wacana narasi
b. wacana eksposisi,
c. wacana persuasi,
d. wacana argumentasi
46
47. SUBSATUAN WACANA
Wacana dibagi-bagi dalam beberapa bab, setiap
bab akan dibagi lagi atas beberapa subbab,
setiap subbab disajikan dalam beberapa
paragraf atau subparagraf.
Setiap paragraf biasanya berisi satu gagasan
/pikiran utama, yang disertai pikiran penjelas.
Kalimat utama berwujud kalimat utama, setiap
pikiran penjelas berupa kalimat-kalimat penjelas.
47
49. Dalam prakteknya ada penyimpangan
kasus, diantaranya:
1. Pelompatan tingkat
2. Pelapisan tingkat
3. Penurunan tingkat
Akhirnya menjadi
49
Wacana
Kalimat
Klausa
Frase
Kata
Morfem