2. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia.
Kerajaan Kutai dianggap sebagai kerajaan bercorak Hindu pertama
di Indonesia. Kerajaan Kutai terletak di tepi sungai mahakam di
Muarakaman, berdekatan dengan kota Tenggarong.
Kerajaan yang berdiri pada sekitar abad ke-4 ini memiliki
wilayah kekuasaan yang cukup luas, yaitu mencakup hampir seluruh
Kalimantan Timur bahkan hingga seluruh Pulau Kalimantan. Nama
Kutai sendiri diambil dari nama kota dimana ditemukannya prasasti
yang menunjukkan keberadaan kerajaan tersebut, yaitu di kota
Kutai, Kalimantan Timur. Hal ini disebabkan karena tidak ada
satupun prasasti yang menyebutkan nama dari kerajaan yang
berpusat di Kalimantan Timur Tersebut.
3. Masuknya Pengaruh
Budaya
Masuknya pengaruh budaya
India ke Nusantara,
menyebabkan budaya
Indonesia mengalami
perubahan. Perubahan yang
terpenting adalah timbulnya
suatu sistem pemerintahan
dengan raja sebagai
kepalanya. Sebelum budaya
India masuk, pemerintahan
hanya dipimpin oleh seorang
kepala suku.
4. Bangsa Indonesia mempunyai kebiasaan mendirikan tugu
batu yang disebut menhir, untuk pemujaan roh nenek moyang,
sedangkan tugu batu (Yupa) yang didirikan oleh raja
Mulawarman digunakan untuk menambatkan hewan kurban.
Pada prasasti itu juga diceritakan bahwa Raja
Mulawaraman memerintah dengan bijaksna. Ia pernah
menghadiahkan ± 20.000 ekor sapi untuk korban kepada para
brahmana / pendeta. Dan dalam prasasti itu pun menyatakan
bahwa Raja Aswawarman merupakan pendiri dinasti, mengapa
bukan ayahnya Kudungga yang menjadi pendiri dinasti tetapi
anaknya Aswawarman? Hal itu karena pada saat itu Raja
Kudungga belum memeluk agama Hindu, sehingga ia tidak bisa
menjadi pendiri dinasti Hindu.
5. Dari Raja Aswawarman menurunlah sampai Mulawarman,
karena Mulawarman pun memeluk agama Hindu. Hal itu diketahui
dari penyebutan bangunan suci untuk Dewa Trimurti. Bangunan itu
disebut bangunan Wapraskewara dan di Gua Kembeng di
Pedalaman Kutai ada sejumlah arca-arca agama Hindu seperti Siwa
dan Ganesa.
Bukti Peninggalan
Bukti sejarah Kerajaan
Kutai ini adalah
ditemukannya tujuh
buah prasasti yang
berbentuk Yupa (tiang
batu)
6. Raja Kudungga
Adalah raja pertama sekaligus pendiri dari Kerajaan Kutai.
Jika dilihat dari namanya yang masih menggunakan nama
Indonesia, para ahli berpendapat bahwa pada masa pemerintahan
Kudungga pengaruh Agama Hindu belum terlalu kuat. Hal ini
dikarenakan para raja kerajaan Hindu pada zaman dulu selalu
menggunakan nama-nama India. Para ahli juga memperkirakan
bahwa Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku. Namun
setelah masuknya pengaruh Hindu dari India, maka berubahlah
sistem pemerintahan dari kepala suku menjadi kerajaan. Kudungga
lalu mendeklarasikan dirinya sebagai raja dan memutuskan bahwa
pergantian kekuasaan harus dilakukan secara turun temurun
sebagaimana sistem kerajaan pada umumnya.
Berikut adalah beberapa orang raja paling berpengaruh yang
pernah memerintah Kerajaan Kutai :
7. Raja Aswawarman
Aswawarman adalah putra dari Kudungga. Aswawarman
disebut sebagai seorang raja yang cakap dan kuat. Aswawarman
pulalah yang memiliki jasa paling besar atas perluasan wiayah
Kerajaan Kutai. Perluasan wilayah diakukan oleh Aswawarman dengan
cara melakukan upacara Asmawedha, yaitu upacara pelepasan kuda
untuk menentukan batas wilayah kerajaan. Kuda-kuda yang dilepaskan
ini akan diikuti oleh prajurit kerajaan yang akan menentukan wilayah
kerajaan sesuai dengan sejauh mana jejak telapak kaki kuda dapat
ditemukan.
Raja Mulawarman
Merupakan putra Aswawarman sekaligus raja terbesar
Kerajaan Kutai yang membawa Kutai mencapai puncak
kejayaannya. Dibawah pemerintahannya, rakyat Kutai dapat hidup
aman dan sejahtera.
8. Pada prasasti Yupa, Mulawarman disebut sebagai seorang raja
yang sangat dermawan karena telah memberikan sedekah berupa
20.000 ekor sapi kepada para brahmana.
Runtuhnya Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai runtuh pada masa pemerintahan Maharaja
Dharma Setia. Dharma Setia sendiri terbunuh dalam peperangan
melawan Aji Pangeran Anum Panji Mendapa dari Kesultanan
Islam Kutai Kartanegara. Terbunuhnya Maharaja Dharma Setia ini
menandakan berakhirnya Kerajaan Kutai sekaligus menjadikan
Dharma Setia sebagai raja terakhir Kerajaan Kutai.