Materi ke 5_Metode,_dan__Pendekatan_Menafsirkan_Al-Qur’an (1).ppt
Penafsiran al qur'an
1.
2. A. Pengertian Tafsir
Kata tafsir diambil dari kata fassara-
yufassiru-tafsiran yang berarti
keterangan atau uraian.
Al-Jurzani:
Tafsir berarti والهظهار الكشف
(menyingkap/membuka dan melahirkan)
Tafsir adalah suatu hasil usaha
tanggapan, penalaran dan ijtihad
manusia untuk menyingkapkan nilai-nilai
samawi yang terdapat di dalam al-
Qur’an.
3. B. Bentuk penafsiran:
1. Bil ma’tsur
Adalah penafsiran Al-Qur’an yang
mendasarkan pada penjelasan Al-Qur’an,
Rasul, para sahabat melalui ijtihadnya,
dan aqwal tabi’in.
2. Bir ra’yi
Adalah penafsiran Al-Qur’an
berdasarkan ijtihad.
4. Para ulama berbeda pendapat dalam
menanggapi masalah boleh tidaknya
menafsirkan al-Qur'an berdasarkan
ijtihad.. ada yang melarang dan ada yang
membolehkan:
5. 1. Alasan golongan yang melarang.
a. Menafsirkan Al-Qur’an berdasarkan ra’yi berarti membicarakan
firman Allah tanpa pengetahuan.Dengan demikian hasil penafsirannya
hanya bersifat perkiraan semata. Pada hal Allah berfirman.QS.Al-
Isra’:36
b.Yang berhak menjelaskan Al-Qur’an hanyalah Nabi.QS.An-Nahl:44
c. Rasulullah SAW bersabda:
النار من مقعده قليتبوأ يعلم ل أوبما برأيه القران قى قال من
d. Adanya tradisi di kalangan sahabat dan tabi’in untuk berhati-hati
ketika berbicara tentang penafsiran Al-Qur’an.
e. Abu Bakar pernah berkata:
من حرف فى قلت إذا أصنع وكيف أذهب وأين تقلنى أرض وأي , تظلني سماء أي
بغير ال كتابماأرادوتعالى تبارك
6. a. Banyak ayat-ayat yang menyerukan untuk mendalami kandungan
Al-Qur’an.contohnya.QS.Muhammad:24.
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an ataukah hati
mereka terkunci”
b. Nabi tidak menjelaskan setiap ayat Al-Qur’an. Ini menunjukkan
bahwa umatnya diizinkan brijtihad terhadap ayat-ayat yang belum
dijelaskan Nabi.
c. Para sahabat sering berselisih pendapat mengenai penafsiran suatu
ayat. Ini menunjukkan bahwa mereka pun menafsirkan Al-Qur’an
dengan ra’yi-nya. Seandainya tafsir bir ra’yi dilarang, tentunya
tindakan para sahabat itu keliru.
d. Rasulullah pernah berdo’a untuk Ibn ‘Abbas. Doa tersebut
berbunyi:
التأويل وعلمه الدين فى فقه اللهم
“ Ya Allah, berilah pemahaman agama kepada Ibn ‘Abbas dan ajarilah
ia takwil “
7. 1. Metode ijmali/global:
Menjelaskan ayat-ayat al-Qur'an secara
ringkas, menyeluruh dengan bahasa yang
mudah dimengerti dan susunannya
mengikuti susunan ayat-ayat di dalam
mushhaf.
Tafsir yang menggunakan metode ini
sangat ringkas dan tidak berbelit-belit,
sehingga relatif lebih mudah dipahami oleh
para pemula
8.
Termasuk kelompok ini diantaranya:
-Tafsir al-Qur’an al-Karim karya Muhammad Farid
Wajdi
-Tafsir al-Wasith(tafsir pertengahan) karya Tim
Majma’ al-Bukhus al-Islamiyyah(Lembaga Penelitian
Islam).dll
Metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan metode ini adalah:
a. Praktis dan mudah dimengerti.
c. Akrab dengan bahasa al-Qur'an.
Sedangkan kekurangan metode ini adalah:
a. Menjadikan petunjuk al-Qur'an bersifat parsial
b. Tidak ada ruangan untuk mengemukakan analisis
yang memadai
9. 2. Metode tahlili/analisis:
Menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an dengan
memaparkan segala aspek dan makna-makna
yang terkandung di dalamnya sesuai dengan
keahlian dan kecenderungan mufassir yang
menafsirkan ayat-ayat tersebut.
Penafsiran dengan metode ini dapat mengambil
bentuk ma'tsur(riwayat) atau ra'y(pemikiran).
10. Termasuk metode ini diantaranya:
al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an al-Karim karya Ibnu
Jarir al-Thabari,tafsir al-Qur’an al-Karim karya
Ibnu Katsir.dll.
Kelebihan metode ini diantaranya:
a. Memiliki ruang lingkup yang luas. b.
Memuat berbagai ide.
Sedangkan kekurangannya diantaranya:
a. Menjadikan petunjuk al-Qur'an parsial
b. Melahirkan penafsiran yang subyektif
11. 3. Metode muqaran/komparatif:
membandingkan ayat dengan ayat, atau ayat dengan hadis
serta membandingkan pendapat-pendapat para mufassir
dalam menafsirkan suatu ayat.
Termasuk kelompok ini antara lain:
-Durrah al-Tanzil wa Ghurrah al-Ta’wil(Mutiara al-Qur’an dan
Wajah Takwil) karya al-Iskafi, dan al-Jami’ li Ahkam al-
Qur’an(Himpunan Hukum Al-Qur’an) karya al-Qurthubi.dll.
12. Kelebihan metode ini adalah:
a. memberi wawasan penafsiran yang relatif lebih luas karena
ternyata sebuah ayat dapat ditinjau dari berbagai disiplin
ilmu pengetahuan sesuai dengan keahlian mufassirnya.
b. Membuka pintu untuk selalu bersikap toleran terhadap
pendapat-pendapat yang mungkin berbeda dengan kita,
sehingga terhindar dari sikap ekstrim yang dapat merusak
persatuan dan kesatuan umat.
c. Membuka sikap hati-hati dalam menafsirkan ayat sehingga
relatif terjamin kebenarannya dan lebih dapat dipercaya.
Sedangkan kekurangan metode ini diantaranya:
a. tidak bisa diberikn kepada para pemula sebab bisa terjebak
dalam sikap ekstrimistis, karena belum siap menerima
berbagai pemikiran
b. Metode ini kurang dapat memberikan jawaban terhadap
persoalan-persoalan sosial yang selalu berkembang.
c. metode ini terkesan lebih banyak menelusuri penafsiran-
penafsiran yang telah ada dari pada mengemukakan
penafsiran baru.
13. 4. Metode Maudlu'i/tematik:
Membahas ayat-ayat al-Qur'an sesuai dengan tema atau
judul yang telah ditetapkan.
Termasuk kelompok ini:
Al-Tafsir al-Wadhih(tafsir yang terang)karya Muhammad
Mahmud al-Hijazi,al-Mar’ah fi al-Qur’an al-Karim dan al-
Insan fi al-Qur’an al-Karim karya Abbas Mahmud,Tema-
tema pokok al-Qur’an karya Fazlur Rahman,Wawasan al-
Qur’an karya Quraish Shihab.dll
Kelebihan metode ini antara lain:
a. Dapat menjawab tantangan zaman
b. Praktis dan sistematis
c. Selalu dinamis dengan tuntutan zaman
d. Membuat pemahaman menjadi utuh
Adapun kekurangannya antara lain:
a. Memenggal ayat-ayat al-Qur'an
b. Membatasi pemahaman ayat karena terikat dengan
judul
14. E. Corak penafsiran
Corak adalah suatu warna, arah atau kecenderungan
pemikiran atau ide tertentu yang mendominasi sebuah
karya tafsir. Bila sebuah kitab tafsir mengandung
banyak corak, dan semuanya tidak ada yang dominan
karena porsinya sama, maka ini disebut corak umum.
Tapi bila ada satu yang dominan, makaitu disebut
corak khusus, bila yang dominan itu dua corak secara
bersamaan yakni kedua-duanya mendapat porsi yang
sama, maka ini disebut corak kombinasi. Ada beberapa
corak tafsir:
- Tasauf (Sufi/Isyari), - Fikih, - Filsafat (Falsafi), -
Ilmiah (Ilmi), - Sosial kemasyarakatan (Adabi –Ijtima'i),
- dan lain-lain