Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah antara 6-12 tahun dari segi fisik, kognitif, psikososial, dan moral. Juga dibahas mengenai sistem kesehatan dan anggaran pemerintah untuk masalah kesehatan di Indonesia.
2. Tumbuh Kembang Usia Sekolah(6-12 tahun)
Pertumbuhan Usia Sekolah
• Awal masa sekolah merupakan masa
pertumbuhan fisik yang relative mantap yang
kemudian akan berakhir dengan suatu
percepatan tumbuh sekitar umur 10 tahun
pada anak perempuan dan 12 tahun pada
anak laki-laki.
• Penambahan berat badan pada usia ini kurang
lebih 2,5 kg dan tinggi badan 5 cm/tahun.
3. • Pertumbuhan lingkar kepala berjalan lambat,
yaitu dari 50 cm menjadi 52-53 cm dalam
jangka waktu umur 5-12 tahun.
• Pada akhir masa pertumbuhan ini lingkar
kepala telah mencapai ukuran orang dewasa.
4. • Tulang punggung bertambah lurus, tetapi
tubuh anak menjadi supel.
• Selama masa sekolah perkembangan tulang
muka terus berlanjut hal ini akan jelas terlihat
pada perluasan rongga sinus. Sinus frontalis
akan Nampak pada umur 7 tahun.
5. • Gigi tetap pertama yaiti geraham pertama
tumbuh pada umur 7 tahun. Bersamaan pada
tumbuhnya keempat geraham pertama, gigi susu
mulai tangal sesuai dengan waktu erupsinya.
Pergantian gigi susu ini berlangsung dengan
kecepatan kira-kira 4 gigi pertahun selama waktu
5 tahun berikutnya. Kemudian geraham tetap
kedua biasanya timbul pada umur 14 tahun,
sedangkan geraham tetap ketiga baru pada umur
menjelang 20 tahun.
6. • Pada masa ini pertumbuhan jaringan limfatik
sangat pesat dan mencapai puncaknya.
7. Eliminasi
• Pada usia 6 tahun, 85% anak memiliki kendali
penuh terhadap kandung kemih dan defekasi
• Pola eliminasi hampir sama dengan pola orang
dewasa.
• Pengeluaran defekasi rata-rata 1-2 kali per hari
• Pembuangan urine terjadi 6 sampai 8 kali per
hari. Rata-rata volume urine pada anak-anak
adalah 500-1000 ml/hari.
8. Masalah-masalah yang sering terjadi
• Enuresis nokturnal (mengompol) terjadi pada
15% anak usia 6 tahun, 3% anak usia 12 tahun
dan 1% anak usia 18 tahun.
• Enkropesia (kebocoran feses persisten) terjadi
padalebih dari 1,5% anak yang berada di kelas
dua.
• Anak laki-laki lebih sering memiliki masalah
mengompol dan konstipasi dibandingkan anak
perempuan.
9. Perkembangan Usia Sekolah
Perkembangan motorik
Motorik kasar
• Bersepeda
• Sepatu roda dan papan seluncur
• Berlari dan melompat
• Berenang
Motorik halus
• Menulis tanpa merangkai huruf
• Menguasai keterampilan lebih besar misal
bermain video games
• Kemampuan bermain komputer
10. Perkembangan Psikososial
Tinjauan (Erikson)
• Erikson menyatakan krisis psikososial anak pada
usia 6-12 tahun sebagai “industri vs inferioritas”.
• Hubungan dengan orang terdekat anak meluas
hingga mencakup teman sekolah dan guru
• Anak usia sekolah secara normal telah menguasai
tiga tugas perkembangan pertama (kepercayaan,
otonomi dan inisiatif) dan saat ini berfokus pada
penguasaan kepandaian (industry)
11. • Perasaan industri berkembang dari suatu
keinginan untuk pencapaian
• Perasaan inferioritas dapat tumbuh dari
harapan yang tidak realistis atau perasaan
gagal dalam memenuhi standar yang
ditetapkan orang lain untuk anak. Ketika anak
merasa tidak adekuat, rasa percaya dirinya
akan menurun
12. Perkembangan Psikoseksual
Tinjauan (Freud)
• Periode latensi, yang terjadi dari usia 5-12
tahun, menunjukan tahap yang relatif tidak
meperhatikan masalah seksual sebelum masa
pubertas dan remaja
• Selama periode ini, perkembangan harga diri
berkaitan erat dengan perkembangan
keterampilan untuk menghasilkan konsep nilai
dan menghargai seseorang.
13. Perkembangan Kognitif
Sifat-sifat khas pada masa kelas rendah Sekolah Dasar :
• Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan
kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
• Adanya sikap mematuhi peraturan-peraturan permainan
tradisional.
• Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
• Suka membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain.
• Tidak menganggap penting dalam menyelesaikan suatu
soal.
• Menghendaki nilai rapor yang baik
14. Sifat-sifat khas pada masa kelas tinggi Sekolah Dasar :
• Adanya minat terhadap kehidupan praktis yang konkrit.
• Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
• Ada kecenderungan berminat pada salah satu
pelajaran.
• Membutuhkan guru atau orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
• Memandang nilai raport sebagai ukuran prestasi
sekolah
• Gemar membentuk kelompok sebaya
15. Perkembangan moral
• Menurut Kohlberg, anak-anak sampai pada
tingkat konvensional tahap konformitas peran,
biasanya antara usia 10-13 tahun. Mereka
mengalami peningkatan keinginan untuk
menyenangkan orang lain.
16. Peningkatan Kesejahteraan
Umum
• Menganjurkan keluarga untuk mengikuti rekomendasi
untuk kunjungan perawatan anak sehat, skrining,
imunisasi, dan keamanan.
Nutrisi
• Menganjurkan pola makan yang sehat dan membantu
membentuk pilihan makanan anak yang positif
• Mengingatkan anak dan pemberi asuh mereka untuk
membatasi makanan siap saji yang tidak bergizi (junk
food)
• Memberikan penyuluhan tentang dasar-dasar piramida
makanan yang bergizi da tidak bergizi.
17. Tidur
• Menganjurkan keluarga untuk memberikan kesepakatan
waktu tidur dan memberikan keleluasaan pada malam hari
saat liburan sekolah
Kesehatan
• meningkatkan perawatan diri dan kebersihan, termasuk
flossing.
• Memantau anak terhadap masalah prilaku
Bimbingan antisipasi
• Mengajarkan anak tentang pubertas dan semua perubahan
emosi serta fisik; obat-obatan, alkohol, tembakau; dan
pendidikan seks.
18. Penyakit dan hospitalisasi
Tinjauan
• Stersor meliputi imobilisasi, takut terhadap
mutilasi dan kematian, dan perhatian terhadap
kesopanan
• Anak usia sekolah mengalami kesulitan dengan
ketergantungan yang.
Reaksi terhadap penyakit
• Anak usia sekolah menganggap kekuatan dari luar
sebagai penyebab penyakit
• Mereka menyadari tingkat keparahan penyakit.
19. Reaksi terhadap hospitalisasi
• Mekanisme pertahanan utama anak usia
sekolah adalah reaksi formasi.
• Anak usia sekolah dapat bereaksi terhadap
perpisahan dengan menunjukan kesendirian,
kebosanan, isolasi, dan depresi.
21. Imunisasi yang di dapatkan pada usia
sekolah
a. Imunisasi Polio
b. Imunisasi DPT
22. Penyakit Masa Sekolah
• Cacingan
• Flu
• Malnutrisi
• Gondok
• Cacar air
• Cidera karena kecelakaan
• Infeksi tangan dan mulut
• Infeksi mata (konjungtivitis virus)
• Demam berdarah
• Campak
• Rubela (campak Jerman)
23. Anggaran dan Sistem Pemerintah dalam
masalah kesehatan di Indonesia
Anggaran
Kementerian Kesehatan mendapatkan
anggaran sebesar Rp 29,9 triliun untuk tahun
2012. Kepastian kucuran dana triliunan itu,
setelah Komisi IX DPR RI menyetujui pagu
anggaran Kemenkes tahun 2012. Sebelumnya
pagu anggaran tahun 2011 sebesar 28,33
triliun
24. Sistem Pemerintah dalam masalah
kesehatan di Indonesia
Strategi yang digunakan dalam pembangunan
kesehatan tahun 2011-2015 yaitu :
• Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, dan
swasta dalam pembangunan kesehatan.
• Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,
terjangkau, dan bermutu dengan pengutamaan
pada upaya promotif dan preventif.
• Meningkatkan pembiayaan pembangunan
kesehatan, terutama untuk Jaminan Kesehatan
Masyarakat Daerah (Jamkesda)
25. • Meningkatkan pengembangan dan
pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan
bermutu
• Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta
menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan dan
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan serta
makanan.
• Meningkatkan manajemen kesehatan yang
akuntabel, transparan, berdaya guna dan berhasil
guna
26. Kebijakan yang ditempuh dalam
melaksanakan pembangunan kesehatan
tahun 2011-2015 yaitu :
• Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan KB
• Perbaikan status gizi masyarakat
• Pengendalian penyakit menular, penyakit tidak
menular dan penyehatan lingkungan
• Pemenuhan pengembangan SDM kesehatan
27. • Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan,
pemerataan, keamanan, mutu, penggunaan
obat dan pengawasan obat dan makanan
• Jamkesmas dan Jamkesmasda
• Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan
bencana dan krisis kesehatan
• Peningkatan mutu pelayanan kesehatan di
sarana kesehatan