SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
HALAQAH
       MUNTIJAHPENGHASILKADER
              MUNTIJAH



  Makalah ini disusun untuk disampaikan pada NadwahTarbawiy DPD Partai
Keadilan Sejahtera Kabupaten Bireuen Hari Selasa, 25 Desember 2012 di Bireuen




                                Disusun Oleh

                           RIZAL FUADI, S.Pd.I




                    Dewan Pengurus Daerah
                    Partai Keadilan Sejahtera
                    Kabupaten Bireuen
                    2012
PENDAHULUAN


       Allah „AzzawaJalla berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:




                                   -
       Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al
       Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia:
       "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah
       Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang
       rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu
       tetap mempelajarinya dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu
       menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia
       menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama)
       Islam?". (Q.s. Aali„Imraan 3:78-80)

       Dalam ayat di atas Allah „AzzawaJalla menekankan tujuan pembinaan
adalah menjadi pribadi Rabbani. Muhammad WidusSempo menuliskan tafsir ayat
tersebut dalam artikelnya “Siapakah Insan Rabbânî itu?” sebagai berikut:
       Syekh para penafsir, Imam Ibn Jarîrat-Thabarîberkata:
       “Ada yang berpendapat bahwa ayat ini turun terhadap Ahli Kitab yang berkata kepada
       Nabi Saw: “Apakah Engkau menyeru kami menyembahmu?” Sebagaimana yang
       diriwayatkan dari Ikrimah atau Said bin Jubair dari Ibn Abbâs, beliau berkata: “tatkala
       para Ahli Kitab dari Yahudi dan Nasrani kaum Nejran berkumpul mendengarkan ajakan
       Rasul Saw terhadap mereka untuk memeluk Islam, Abu Râfi‟al-Quradziyyi berkata:
       ”Apakah Engkau menginginkan kami menyembahmu, seperti orang-orang Nasrani
       menyembah Nabi Isa as.?” Selanjutnya, ar-Ribbîs, salah seorang penduduk Nejran, ikut
       mempertegas pertanyaan tersebut dan berkata: “apakah benar itu yang Engkau
       perintahkan wahai Muhammad?” Rasul Saw menjawab: “kami berlindung dari Allah
       SWT untuk menyembah selain dari Dia, atau kami memerintahkan kemusyrikan! Bukan
       itu sebab Aku di utus, dan bukan itu pula yang diperintahkan kepadaku.” Maka Allah
       SWT pun menurunkan ayat tersebut.”
       Hemat penulis, jika periwayatan ini sah, maka Rasul Saw adalah sebaik-baiknya murabbi.
       Dia teladan terhadap para murabbi dalam mendidik umat. Olehnya itu, hadits ini seperti
       menyiratkan pesan sebagaimana berikut:
       “Wahai para murabbi, jika engkau sekalian ingin menjadi pendidik umat, maka
       mengacalah kepada tarbiyah Nabi Saw! Ikuti metode tarbiyah dan jalan dakwahnya yang
       terbukti telah melahirkan generasi umat yang mumpuni di pelbagai aspek kehidupan!”
       Syekh Sya‟râwî berkata:
       “perkataan mereka di atas: (apakah Engkau ingin kami menyembahmu dan
       menjadikanmu tuhan?) Artinya: mereka tidak mengetahui perbedaan tajam antara Rasul
       Saw dalam menjalankan dakwah Allah SWT dan pembesar-pembesar mereka yang
       menyalahi hukum Islam dan menggantikannya dengan hukum lain. Rasul Saw tidak
                                             1
pernah meminta dari mereka untuk mentaati dirinya semata, akan tetapi ia meminta
       kepada mereka untuk mentaati ajaran dan metode kehidupan yang diembannya. Olehnya
       itu, ia sangat mengingkari wacana distorsif tersebut.”
       Berangkat dari penjelasan di atas, sang murabbi hendaknya tidak menjadikan diri pribadi
       mereka sebagai fokus perhatian umat. Akan tetapi, ia lebih menitikberatkan perhatian
       umat terhadap pesan yang disampaikan. Makna ini tersirat dari kata rabbânî itu sendiri
       yang berarti bahwa semua bentuk penyampaian dakwah datang dari Allah SWT dan tidak
       terambil dari yang lain.
       Di lain sisi, ia juga memberi pesan bahwa murabbi itu hendaknya mampu menjadi
       cerminan terhadap akhlaq mulia, bias dari manifestasi hakikat nama-nama Allah SWT
       (AsmaulHusna), murabbi yang senantiasa mengedepankan kemaslahatan dan keselamatan
       umat dari segala bentuk ego.1

       Dapat disimpulkan bahwa menjadi pribadi Rabbani sebenar adalah tujuan
dari dakwah secara umum. Dalam istilah tarbiyah, kita sering menyebutnya
dengan kader muntijah. Kepada Kader muntijah inilah digantungkan harapan
meneruskan dan mengokohkan perjalanan dakwah pada masa dan wilayahnya.
       Maka, bagaimanakah dakwah kita dapat melahirkan kader-kader muntijah
tersebut? Bagaimana langkah-langkahnya? Masalah-masalah tersebut akan kita
bahas dalam pembahasan berikut.



                                   PEMBAHASAN
       Kader muntijahatau produktif adalah ouput dari proses pembinaan yang
muntijah pula. Oleh karena itu proses pembinaan atau halaqahmuntijah harus
lebih dahulu diperhatikan dan diwujudkan.
A. Langkah-langkah Operasional Pengelolaan Halaqah
    Sedikitnya ada 6 langkah yang mesti diperhatikan agar pelaksanaan halaqah
    menjadi muntijah sebagai berikut:




1
 http://www.dakwatuna.com/2011/11/16689/siapakah-insan-rabbani-itu/#ixzz2G1NhFqV5,
(tanggal akses 25/12/2012)
                                             2
1. Perkenalan Antar Anggota Halaqah, meliputi:
   -   Mengenal data dan kepribadian anggota halaqah
   -   Memetakan potensi tarbiyah dan dakwah anggota
   -   Mengukur tingkat pencapaian MuwashofatTarbiyah dan ruang lingkup
       kebutuhan program halaqah
   -   Wasilah amal merajut ukhuwwah dan mahabbah dalam halaqah
2. Pembagian Tugas
   Dalam suatu kelompok halaqah minimal ada empat pembagian tugas,
   yaitu:
   -   Mas‟ulHalaqah : Pemimpin
   -   Su‟untarbawi    : Sie. Pendidikan
   -   Su‟unDa‟awi     : Sie. Dakwah
   -   Su‟un Mali       : Sie. Bendahara
3. Tema dan Batasan Program Halaqah
   -   Idariyah (Pertemuan Pekanan, RakerHalaqah, Laporan Bulanan,
       Mutaba‟ah)
   -   TarqiyahTarbiyah (Tatsqif, Mabit Bulanan, Rihlah, Silaturrahmi,
       Kajian Manhaj, Da‟wahTarqiyah)
   -   Da‟awiyahWaTakwiniyah       (Rekrut   Anggota   Baru,   Mutaba‟ah
       Pengelolaan Halaqah dan ManhajIjtima‟i)


                                   3
-    TarbiyahA-Iliyah (Mutaba‟ahTarbiyah Suami Istri, Program Aksi
         Pengokohan Keluarga, Ekonomi Dan Pernikahan Anggota Keluarga)
    -    TamniyahalKafa-ah (Peningkatan Potensi)
    -    Ijtima‟iwaSiyasi
4. Penerapan (rencana) ManhajTarbiyah
    Kurikulum tarbiyah secara periodik bersama:
    -    Halaqah lain
    -    Muwajih Tamu
    -    Lembaga
5. Realisasi program halaqah
    -    Pemahaman yang benar program tarbiyah
    -    Kesadaran anggota untuk berpartisifasi dan amal
    -    Keteladanan Murabbi
    -    Laporan/analisis terhadap mutaba‟ahyaumiyah
    -    Fokus pada sasaran tarbiyah
6. Evaluasi pencapaian muwashofattarbiyah tugas murabbi
    -    Penyampaian Madah Tarbiyah
    -    Penyampaian materi dengan pendekatan
    -    Meng- ilaj (solusi) persoalan di halaqah


Bila semua berhasil (at- Taf‟ilu t- Tarbawi) yaitu melalui:
-    optimalisasi dalam pelaksanaan
-    penerapan manhaj
-    penggerakan potensi
-    pendinamisasian,


maka terciptalah alHalaqahalMuntijah (Halaqah Produktif) yang meliputi dua
target besar, yaitu :
1. Pencapaian Muwashofat
    -    Merealisasikan tuntutan manhaj
    -    Mencerminkan potensi manhaj
                                       4
-    Mendulukan muwashofat primer, kemudian baru skunder
    2. Pertumbuhan Kader
        -    Berapa banyak kader dakwah baru dari halaqah tersebut
        -    Berapa besar pencapaian target
        -    Sesuaikan dengan tuntutan zamansebagai perwujudan generasi
             ShalihMushlih dalam mengimbangi kebatilan.2


B. Unsur-unsur HalaqahMuntijah
    Agar sebuah halaqah dapat dikatakan muntijah, ia harus memenuhi beberapa
    unsur berikut:
    1. HalaqahImaniyah
        Halaqahharus mampu meningkatkan keimanan para anggotanya, maka
        program yang menunjang peningkatan keimanan harus berjalan, salah
        satunya adalah programTilawatilQur‟an dan menghafalnya .




        Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
        nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya
        bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
        mereka bertawakkal.[QS 8.Al Anfal – Ayat 2 ]

    2. Halaqah„ubudiyahshahihah
        Halaqah harus memutaba‟ah (evaluasi) ibadah yang dilakukan oleh para
        anggotanya untuk memastikan bahwa ibadah anggota halaqah dalam
        keadaan baik sebagai refleksi keimanan yang terus bertambah.Bagaimana
        shalatberjamaahnya,shalatsunnahnya,                            shaumsunnahnya,
        dzikirma‟tsuratnya,mabit (katibah),dan lain-lain.


        Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh
        ketekunan. [QS 73.Al Muzzammil – Ayat 8 ]



2
 http://pksrancah.blogspot.com/2011/06/langkah-langkah-operasional-pengelolaan.html
(tanggal akses 25/12/2012)
                                            5
3. Halaqah„IlmiyahTsaqofiyah
   Halaqah harus memiliki program Ilmiyah, seperti bedah buku, atau
   sesekali menghadirkan murabbi tamu untuk mengajarkan satu bidang ilmu
   atau halaqah dapat memberikan dorongan motivasi bagi anggotanya untuk
   menuntut ilmu syar‟i atau ilmu lainnya seperti politik,sosial, pendidikan
   dll. dalam rangka membentuk kader berkualitas baik ilmu dan
   wawasannya.


   Rasululloh SAW bersabda :


   "Jika Allah menghendaki kebaikan atas seorang hamba maka dijadikanlah
   dia faqih (faham) terhadap agamanya.”

4. Halaqah Ukhuwah Imaniyah
   Halaqah harus mampu menyatukan hati(IrthibatulQulub) para anggotanya
   dengan program-program ukhuwah, setiap anggota halaqah harus
   berta‟arruf (saling mengenal) satu dengan yang lainnya,saling memahami
   (tafahum) diantara mereka, hingga sampai kepada tingkatan          saling
   menanggung (takaful), atau saling menolong satu dengan yang lainnya
   (taawun)untuk mewujudkan rasa ukhuwah diantara mereka.Adapun
   program yang dapat dilakukan di antaranya rihlah,olahraga bersama
   (riyadhah), saling mengunjungi (ziyarah), makan bersama, Iftharjama‟iy
   (buka puasa bersama) dengan demikian akan tercipta rasa rindu diantara
   mereka jika tak bertemu.
   Allah berfirman




   Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
   janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu
   ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
   mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-
   orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu

                                   6
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
        menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
        [QS 3.Ali „Imran – Ayat 103 ]

    5. Halaqahda‟awiyahwalharakiyah
        Halaqah harus mampu membangun kesadaran berdakwah dan berharakah
        kepada para anggotanya, karena itulah sesungguhnya misi utama dari
        halaqahusbu‟iyah,jika halaqah tak mampu melahirkan kader dakwah ibarat
        pohon yang tak berbuah, ibarat telur yang dierami tak pernah menetas
        (mungkin telurnya busuk), atau ibarat menikah tak jua punya anak.
        Firman Allah SWT dalam surat Ali Imron ayat 79




        Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al
        Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia:
        "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah
        Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang
        rabbani , karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu
        tetap mempelajarinya.[QS 3.Ali „Imran – Ayat 79]

        Atau hadits nabi


        “Sebaik-baik kamu adalah yang belajar Alqur,an dan mengajarkannya.”


    Dengan melaksanakan unsur-unsur diatas secara maksimal maka sebuah
    halaqah akan menjadi pertemuan yang dinanti, memberikan rasa aman dan
    nyaman bagi para anggotanya, bahkan dia mirip sebuah hubungan keluarga,
    dan merasa ada keterikatan dan keterkaitan antara mereka.
    Namun jika halaqah tidak memenuhi unsur-unsur diatas maka dikhawatirkan
    akan menjadi sebuah pertemuan yang monoton, menjemukan dan memiliki
    kecenderungan dan potensi futur yang besar pagi para anggotanya.3
C. Kriteria HalaqahMuntijah

3
 http://www.islamedia.web.id/2011/06/halaqoh-usbuiyah-muntijah-majlis.html (tanggal akses
25/12/2012)
                                             7
Halaqahmuntijah adalah halaqah yang memiliki 2 kriteria; tercapainya
dinamisasi     sehingga   halaqah berjalan   dengan   menggairahkan     (tidak
menjemukan) dan tercapainya produktifitas sehingga tujuan halaqah terwujud
dengan baik.
1. Halaqah Dinamis
   Halaqah dinamis adalah halaqah yang selalu berproses dan bergerak secara
   berubah-ubah (tidak monoton) sehingga menimbulkan kegairahan dan
   menghilangkan kejenuhan. Karena halaqah dilakukan sepanjang hayat,
   maka dinamisasi ini sangat perlu sekaligus menjadi sesuatu hal yang
   cukup sulit dilakukan.
   Jika halaqah dinamis maka manfaat yang bisa didapatkan adalah: (1)
   kepuasan beraktifitas (jobsatisfaction), seluruh peserta halaqah menikmati
   halaqah itu, (2) kehadiran yang rutin, (3) semangat yang tinggi, (4)
   tanggung jawab besar, (5) mempercepat pencapaian tujuan, (6)
   meningkatkan kreatifitas, (7) menghindari kemaksiatan karena kegairahan
   halaqah membawa kegairahan beribadah, (8) memperkecil munculnya
   konflik/masalah, dan (9) merasakan manisnya ukhuwah.
   Kejenuhan dalam halaqah sebagai lawan dari halaqah dinamis bisa
   disebabkan oleh dua faktor: intern dan ekstern. Faktor intern adalah
   kurangnya keikhlasan, maksiat, dan kurangnya pemahaman. Sedangkan
   faktor ekstern bisa disebabkan karena suasana yang monoton, ketiadaan
   keteladanan,     kurangnya   upaya   saling   memotivasi,    dan   konflik
   berkepanjangan.
   Sedangkan ciri halaqah dinamis adalah halaqah yang suasananya inovatif,
   ada komentar-komentar "kerinduan", ingin berlama-lama dalam halaqah,
   kehadiran dan yang rutin.


2. Halaqah Produktif
   Halaqah produktif adalah halaqah yang mampu mencapai tujuan-tujuan
   yang telah direncanakan. Semakin banyak tujuan yang tercapai, semakin
   produktif sebuah halaqah. Produktifitas di sini bisa dilihat dari dua sisi:
                                    8
kuantitas dan kualitas. Tujuan (sasaran) halaqah dalam konteks
   produktifitas ini setidaknya ada tiga: tercapainya muwashafat/kenaikan
   jenjang, tercapainya pembentukan murabbi baru, dan tercapainya
   pengembangan potensi.
   Jika halaqah produktif maka manfaat yang bisa didapatkan adalah: (1)
   munculnya perasaan "berhasil" yang menumbuhkan kepercayaan diri
   dalam membina bagi murabbi, (2) peserta/mutarabbi menjadi kader-kader
   Islami yang tangguh, (3) akselerasi peningkatan kualitas jamaah dan umat.
   Tidak tercapainya halaqah produktif juga disebabkan dua faktor: internal
   dan eksternal. Faktor internal meliputi murabbi yang tidak memahami
   tujuan halaqah, terlena dengan proses, kurangnya semangat bersaing, dan
   salah dalam memahami takdir. Sedangkan faktor eksternal meliputi
   kurangnya motivasi baik murabbi maupun mutarabbi, dan kurangnya
   penjelasan tentang tujuan halaqah.


3. Rumus Meningkatkan Dinamisasi Halaqah
   Satria Hadi Lubis dalam buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah ini
   telah memformulasikan rumus dinamisasi halaqah sehingga lebih mudah
   dipahami dan "dikuantitatifkan".


                 D = n(Pb) (I + K + T)


                 D = Dinamisasi
                 n (Pb) = Jumlah variasi perubahan
                 I = Keikhlasan
                 K = Keteladanan
                 T = Semangat mencapai tujuan




   Sedangkan kejenuhan halaqah dirumuskan sebagai berikut :
                                      9
J = n (Pt) / n (Pb) – (I + K + T)
                 J = Kejenuhan
                 n (Pt) = Jumlah pertemuan
                 n (Pb) = Jumlah variasi perubahan
                 I = Keikhlasan
                 K = Keteladanan
                 T = Semangat mencapai tujuan


   Variasi perubahan bisa terjadi dalam sistem belajar, metode penyampaian,
   media belajar, materi, agenda acara, waktu pertemuan, tempat pertemuan,
   dan komposisi peserta halaqah.


4. Rumus Meningkatkan ProduktifitasHalaqah
   Rumus peningkatan produktifitashalaqah dalam buku Menggairahkan
   Perjalanan Halaqah tidak dibuat sama seperti dinamisasi halaqah. Satria



                                         Evaluasi


                                     Kemenangan
                                        Kecil


                                         Tujuan


   Hadi Lubis membuatnya dalam bentuk piramida sebagai berikut:


   Pada dasar piramida, ada tujuan yang porsinya paling besar. Tiga tujuan
   halaqah   (tercapainya    muwashafat/kenaikan     jenjang,    tercapainya
   pembentukan murabbi baru, dan tercapainya pengembangan potensi)
   menjadi dasar dari pencapaian halaqah. Tujuan ini berfungsi untuk
   melakukan langkah berikutnya, yaitu membuat "kemenangan-kemenangan
   kecil" dan melakukan evaluasi. Kemenangan kecil adalah tujuan/sasaran
   antara yang perlu dicapai secara bertahap untuk mencapai tujuan halaqah
   yang sebenarnya. Sedangkan evaluasi adalah membandingkan antara
                                    10
tujuan yang ditetapkan dengan realita yang ada. Jika tercapai berarti
       halaqah berhasil, jika belum harus ada analisa sebab kegagalan dan
       solusinya.4


D. MurabbiHalaqahMuntijah
    Berikut ini adalah beberaoa karakteristik yang harus kita usahakan agar
    melakat pada diri para dai atau murabbi sehingga terbentuk halaqahmuntijah:
    1. Al-fahmasy-syaamilal-kaamil
       Yaitu pemahaman yang sempurna dan menyeluruh terhadap dasar-dasar
       keislaman dan rambu-rambu petunjuknya, juga terhadap apa yang
       didakwahkannya, karena seorang murabbi akan mentarbiyah seseorang
       yang memiliki akal, perasaan dan pemahaman, dan orang tersebut akan
       merefleksikan apa yang didengar dan diperhatikan dari sang dai atau
       murabbi. Maka, apabila seorang dai dan murabbi tidak memiliki level
       pengetahuan yang memadai dan wawasan pemahaman yang menyeluruh
       tentang dasar-dasar keislaman, hal itu akan memindahkan sebuah
       kebodohan kepada mutarabbinya, yang pada gilirannya akan menimbulkan
       masalah dalam pembentukan kepribadian Muslim seorang mutarabbi.


    2. Waqi‟„Amaly
       Yaitu keteladanan sang murabbi dengan amal perbuatannya yang secara
       riil tampak jelas pada perilakunya. Seperti geraknya, diamnya, bicaranya,
       atributnya, pandangannya, dan ibrah-nya. Seluruh keteladanan itu adalah
       buah refleksi dari pengaruh keimanan dan pemahaman dalam kehidupan
       seorang murabbi, dalam rangka memberikan pengaruh keteladanan yang
       baik (qudwahsalehah) di tenga-tengah masyarakat.
       Pendiri jamaaIkhwan, Hasan Al-Banna menyifati murabbi dengan sebutan
       dai mujahid. Lebih jelasnya beliau menyebutkan bahwa dai mujahid
       adalah, “Sosok dai yang telah mempersiapkan segala sesuatunya, terus

4
 http://www.bersamadakwah.com/2010/05/menggairahkan-perjalanan-halaqah.html (tanggal
akses 25/12/2012)
                                          11
menerus berpikir, penuh perhatian dan siap siaga selalu.” Begitulah
   seharusnya seorang murabbi, iman dan keyakinannya tercermin pada
   perilaku dan amalnya. Berdasarkan penelitian pada perjalanan kehidupan
   seorang murabbi, bahwa pengaruh mereka terhadap banyak orang lebih
   banyak berasal dari perilaku dan akhlaknya yang istiqamah di setiap
   keadaan.
   Sudah menjadi pemaaman umum bahwa manthiqulaf‟alaqwa min
   manthiqilaqwal (logika amal/perbuatan lebih kuat dari logika kata-kata).
   Dikatakan pula oleh ulama salafusshalih, “Manlamtuhadzdzibkaru‟yatuhu,
   fa‟lamannahughairumuhadzdzab.” (Barangsiapa yang tidak mendidikmu
   ketika engkau melihatnya maka ketahuilah bahwa orang itu juga tidak
   terdidik)
   Imam        Syafi‟irahimahullah    berkata,   “Manwa‟azhaakhaahubifi‟lihi,
   kaanahaadiyan.” (Barangsiapa yang menasihati saudaranya dengan amal
   perbuatannya maka berarti ia telah menunjukinya). Oleh karena itu,
   keteladanan adalah fokus yang sangat sensitif dan halus, karena apa yang
   tampak pada dirinya jauh lebih besar pengaruhnya dari apa yang
   diucapkannya (al-manzhara‟zhamuta‟tsiiranminalqaul).


3. Al-Khibrahbinnufus
   Yaitu   berpengalaman      dalam    memahami     aspek   kejiwaan,   karena
   sesungguhnya lapangan kerja seorang murabbi tidak lain adalah jiwa,
   bergumul dengannya, dan menjadikannya sasaran yang pertama dan
   terakhir dalam proses tarbiyah; sedangkan jiwa tidak seperti gigi sisir,
   akan tetapi jiwa orang berbeda satu dengan yang lainnya, ada yang lemah,
   ada yang kuat, ada yang peka dan oversensitif. Ada yang lembut, ada yang
   keras, bebal, dan sebagainya.
   Oleh karena itu, seorang murabbi hendaknya menyikapi seseorang sesuai
   dengan kejiwaannya dan berhati-hati dalam berinteraksi dengannya, maka
   jangan bersikap terlalu tegas dan keras kepada orang yang jiwanya halus
   dan peka, melainkan harus dihadapi dengan lemah lembut. Sebaliknya,
                                      12
orang yang jiwanya keras harus dihadapi dengan ketegasan jika ia lalai
         dan menyimpang. Adalah Rasulullah SAW sosok murabbi pertama yang
         berpengalaman dalam ilmu jiwa, beliau tidak memperlakukan para
         sahabatnya dengan sikap yang sama antara yang satu dan lainnya, karena
         beliau sangat tahu akan tabiat manusia dan kejiwaan mereka.
         Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Mas‟udr.a. berkata :
         Rasulullah SAW perna beberapa hari lamanya tidak memberikan nasihat
         kepada kami, karena beliau takut kami menjadi bosan. (HR. Ahmad)
         Berkaitan dengnal-khibrahbinnufus, banyak contoh keteladanan dari
         murabbi zaman ini, diantara mereka adalah Hasan Al-Banna, di mana tela
         terjadi dialog antara beliau dengan salah seorang ikhwah. Ikhwah tersebut
         berkata, “Sesungguhnya saya lagi banyak masalah dan ada yang bersifat
         umum dan ada yang bersifat khusus.” Maka kata Hasan Al-Banna,
         “Sudahlah, jangan bebani dirimu dengan masalah itu. Serahkan urusanmu
         kepada Allah.” “Tapi, saya ingin Anda tahu,” sergah akh tersebut.
         “Sesungguhnya saya sudah tahu,” kata Al-Banna seraya meyakinkan akh
         tersebut. “Jadi saya bahagia kalau Anda mau tahu,” balas akh tersebut.
         Akan tetapi, belum sempat saya memulai curhat, beliau sudah
         mendahuluiku dengan rentetan masalah dan keluhan yang dialaminya
         sendiri bahkan yang mengherankan apa yang diutarakannya sama dengan
         apa yang saya rasakan. Setelah beliau selesai berbicara, maka sayapun
         berkata kepadanya, “Ustadz, demi Allah, sungguh saya sangat bahagia,
         dan saya tidak akan mengeluh lagi.” Saya mengatakan semua itu sambil
         terisak dan bercucuran air mata.”5
E. Kader Muntijah
    „AdilAl-Qalaliy, seorang ulama Mesir menyebutkan


     .
    Sesungguhnya TarbiyahMuntijah adalah tujuan yang kita cari dan kita
    inginkan pencapaiannya, maka kita perlu menyiapkan pribadi penghamba

5
http://tiyapoenya.blogspot.com/2010/01/halaqah-muntijah.html (tanggal akses 25/12/2012)
                                           13
kepada Tuhannya, baik pribadinya, sukses urusan dunianya, bermanfaat
    bagi masyarakatnya, dan mempersiapkan diri untuk hari akhirnya.6


F. 10 ‘Tips’ Menjadikan Halaqah MUNTIJAH
    1. Murabbi dan mutarabbi hadir dalam keadaan bersedia ILMU, RUHI dan
        FIZIKAL. Murabbi datang dengan niat membimbing mutarabbinya dan
        mutarabbi datang dalam keadaan bersiap sedia untuk dibimbing (bukan
        sebab dipaksa)
    2. Persiapan murabbi amat penting. JANGAN terlalu bergantung pada buku
        semata. Murabbi haruslah kreatif menyampaikan taujihat dengan melihat
        perkembangan semasa
    3. Suasa halaqah didominasi oleh SEGMEN RUHI, bukan suasana
        „akademik‟/ „thaqafah‟ dan bukan juga perbincangan organisasi semata
        mata. Murabbi perlu memberi perhatian dan bimbingan dalam
        „FIQHDAKWAH‟ bukan „fiqhulamak‟
    4. Isu isu semasa yang PENTING sahaja diperbincangkan. Kalau tak dikawal
        selia dengan baik, segmen ini boleh jadi „melalut‟ dan memakan masa
        halaqah
    5. Perbincangan tentang „reporting‟ dakwah. Murabbi haruslah mengambil
        berat akan kerja dakwah mutarabbinya. Mutarabbi pula perlu merasa
        bertanggungjawab untuk melaporkan kerja dakwahnya dan mencari jalan
        penyelesaian sekiranya terdapat masaalah
    6. Perkongsian masalah. Mutarabbi haruslah bersedia untuk berkongsi
        masalah peribadi dengan murabbinya dan peserta halaqah yang lain. Dari
        sini akan lahir bibit bibit ukhwah yang kuat.
    7. Adab berhalaqah. Mutarabbi harus menghormati murabbinya dalam batas
        sepatutnya. Tidak memotong cakap murabbi dan menghormati „idea‟ dan
        pandangan murabbi. Sekiranya mutarabbi ada idea yang lebih baik, boleh
        diutarakan dan dibincangkan.
    8. „MutabaahAmal‟ perlu dipantau dengan baik, Murabbi haruslah
        mengambil langkah segera sekiranya melihat mutarabbinya ada masalah
        dalam sudut ibadah.
    9. Halaqah tidak berlangsung terlalu lama. 5 jam adalah jangka waktu yang
        MAXIMUM. Sebaiknya 2 atau 3 jam bergantung pada „level‟halaqah
        tersebut.
    10. Setiap pertemuan dan perbincangan yang berlangsung direkodkan dalam
        satu buku/fail untuk rujukan akan datang. Sebaiknya setiap halaqah
        mempunyai fail/buku rekod sendiri.7
                                      PENUTUP




6
http://www.egyptwindow.net/Details.aspx?Kind=19&News_ID=1413 (tanggal akses 25/12/2012)
7
http://www.penamujahid.com/?m=201012 (tanggal akses 25/12/2012)
                                          14
Sebagai murabbihalaqah, kita telah dipilih oleh Allah untuk melakukan
kerja-kerja yang begitu besar yaitu membentuk manusia. Rasa besar itu jika kita
benar-benar selidiki maka peran halaqahlah bidang tarbiah yang paling urgent saat
ini. Ia merupakan jantung tarbiah dan tarbiah pula adalah tulang punggung
kekuatan sebuah gerakan dakwah.
       Jika kita memudah-mudahkan maka tugas kita hanya sekadar menjadi
ketua di halaqah dan tidak berperan sebagai murabbi yang sebenarnya, maka kita
telah menghambat upaya untuk mengembalikan Islam pada tempatnya.
       Para murabbilah yang akan melakukan tugas pembentukan ini sesuai
dengan kebutuhan mutarabbinya kepadahalaqah serta dipandu oleh manhaj dari
jamaah.
       Moga dengan coretan sedikit ini menambah kesadaran kita untuk sama-
sama memandu halaqah dengan lebih muntijah agar lahir pula kader dakwah yang
muntijah kelak.
       Wallahua‟lambishshawab.




                                       15
DAFTAR REFERENSI


http://www.dakwatuna.com/2011/11/16689/siapakah-insan-rabbani-
       itu/#ixzz2G1NhFqV5, (tanggal akses 25/12/2012)
http://pksrancah.blogspot.com/2011/06/langkah-langkah-operasional-
       pengelolaan.html (tanggal akses 25/12/2012)
http://www.islamedia.web.id/2011/06/halaqoh-usbuiyah-muntijah-majlis.html
       (tanggal akses 25/12/2012)
http://www.bersamadakwah.com/2010/05/menggairahkan-perjalanan-
       halaqah.html (tanggal akses 25/12/2012)
http://tiyapoenya.blogspot.com/2010/01/halaqah-muntijah.html (tanggal akses
        25/12/2012)
http://www.egyptwindow.net/Details.aspx?Kind=19&News_ID=1413 (tanggal
       akses 25/12/2012)
http://www.penamujahid.com/?m=201012 (tanggal akses 25/12/2012)




                                     16

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Tarhib ramadhan
Tarhib ramadhanTarhib ramadhan
Tarhib ramadhan
imuska
 
Fiqih dakwah
Fiqih dakwahFiqih dakwah
Fiqih dakwah
el-hafiy
 
Materi khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahMateri khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwah
el-hafiy
 
Ada apa di bulan rajab
Ada apa di bulan rajabAda apa di bulan rajab
Ada apa di bulan rajab
el-hafiy
 
Tasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imam
Tasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imamTasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imam
Tasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imam
Marhamah Saleh
 

Was ist angesagt? (20)

Tarhib ramadhan
Tarhib ramadhanTarhib ramadhan
Tarhib ramadhan
 
Apa Bentuk Komitmen Saya Kepada Islam?
Apa Bentuk Komitmen Saya Kepada Islam?Apa Bentuk Komitmen Saya Kepada Islam?
Apa Bentuk Komitmen Saya Kepada Islam?
 
Fiqih dakwah
Fiqih dakwahFiqih dakwah
Fiqih dakwah
 
6.12 risalatul insan
6.12 risalatul insan6.12 risalatul insan
6.12 risalatul insan
 
4.3 makanatur rasul
4.3 makanatur rasul4.3 makanatur rasul
4.3 makanatur rasul
 
Materi tarhib ramadhan 1440 h
Materi tarhib ramadhan 1440 hMateri tarhib ramadhan 1440 h
Materi tarhib ramadhan 1440 h
 
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawufKonsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
 
Meneladani akhlaq rasulullah
Meneladani akhlaq rasulullahMeneladani akhlaq rasulullah
Meneladani akhlaq rasulullah
 
Materi khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahMateri khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwah
 
16 kewajiban dakwah berjamaah
16 kewajiban dakwah berjamaah16 kewajiban dakwah berjamaah
16 kewajiban dakwah berjamaah
 
Islamic Unity - by Felix Siauw
Islamic Unity - by Felix SiauwIslamic Unity - by Felix Siauw
Islamic Unity - by Felix Siauw
 
Ada apa di bulan rajab
Ada apa di bulan rajabAda apa di bulan rajab
Ada apa di bulan rajab
 
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiHIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
 
Makna dan Konsekuensi Syahadat
Makna dan Konsekuensi SyahadatMakna dan Konsekuensi Syahadat
Makna dan Konsekuensi Syahadat
 
Tasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imam
Tasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imamTasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imam
Tasyri' istilah-istilah fiqh & manhaj 4 imam
 
Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih BeruntungMenjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
 
Pentingnya Taqwa dalam Kehidupan
Pentingnya Taqwa dalam KehidupanPentingnya Taqwa dalam Kehidupan
Pentingnya Taqwa dalam Kehidupan
 
Menjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungMenjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang Beruntung
 
14. Metode dakwah rasul Nabi Muhammad SAW
14. Metode  dakwah rasul Nabi Muhammad SAW 14. Metode  dakwah rasul Nabi Muhammad SAW
14. Metode dakwah rasul Nabi Muhammad SAW
 

Andere mochten auch

Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasiPengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
thofagunners
 
Enam hak seorang muslim
Enam  hak  seorang  muslimEnam  hak  seorang  muslim
Enam hak seorang muslim
nuruluyun
 
Adab berinteraksi dengan lawan jenis
Adab berinteraksi dengan lawan jenisAdab berinteraksi dengan lawan jenis
Adab berinteraksi dengan lawan jenis
Rizal Fuadi Muhammad
 
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasi
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasiMembangun sikap positif dalam menghadapi situasi
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasi
thofagunners
 
Nikmat nikmat allah yang jarang disyukuri
Nikmat nikmat allah yang jarang disyukuriNikmat nikmat allah yang jarang disyukuri
Nikmat nikmat allah yang jarang disyukuri
Rizal Fuadi Muhammad
 
Tafsir surat al maa’uun dan al 'ashr
Tafsir surat al maa’uun dan al 'ashrTafsir surat al maa’uun dan al 'ashr
Tafsir surat al maa’uun dan al 'ashr
Rizal Fuadi Muhammad
 

Andere mochten auch (20)

Sebab datang dan hilangnya hidayah allah
Sebab datang dan hilangnya hidayah allahSebab datang dan hilangnya hidayah allah
Sebab datang dan hilangnya hidayah allah
 
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasiPengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
Pengembangan sikap positif dalam menghadapi situasi
 
Apa itu Doa?
Apa itu Doa?Apa itu Doa?
Apa itu Doa?
 
Ghadhdhul bashar
Ghadhdhul basharGhadhdhul bashar
Ghadhdhul bashar
 
Enam hak seorang muslim
Enam  hak  seorang  muslimEnam  hak  seorang  muslim
Enam hak seorang muslim
 
6 hak dan kewajiban sesama muslim
6 hak dan kewajiban sesama muslim6 hak dan kewajiban sesama muslim
6 hak dan kewajiban sesama muslim
 
Adab berinteraksi dengan lawan jenis
Adab berinteraksi dengan lawan jenisAdab berinteraksi dengan lawan jenis
Adab berinteraksi dengan lawan jenis
 
Buah taqwa
Buah taqwaBuah taqwa
Buah taqwa
 
Istiqaamah
IstiqaamahIstiqaamah
Istiqaamah
 
Personal branding
Personal brandingPersonal branding
Personal branding
 
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasi
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasiMembangun sikap positif dalam menghadapi situasi
Membangun sikap positif dalam menghadapi situasi
 
20 100 bilangan arab
20 100 bilangan arab20 100 bilangan arab
20 100 bilangan arab
 
الصفات
الصفاتالصفات
الصفات
 
تعريف الرسول
تعريف الرسولتعريف الرسول
تعريف الرسول
 
Nikmat nikmat allah yang jarang disyukuri
Nikmat nikmat allah yang jarang disyukuriNikmat nikmat allah yang jarang disyukuri
Nikmat nikmat allah yang jarang disyukuri
 
20 Langkah Menjadi Pemimpin yang Baik
20 Langkah Menjadi Pemimpin yang Baik20 Langkah Menjadi Pemimpin yang Baik
20 Langkah Menjadi Pemimpin yang Baik
 
Peran pemuda islam dalam sejarah
Peran pemuda islam dalam sejarahPeran pemuda islam dalam sejarah
Peran pemuda islam dalam sejarah
 
Fiqih zakat fithrah
Fiqih zakat fithrahFiqih zakat fithrah
Fiqih zakat fithrah
 
Perawatan jenazah
Perawatan jenazahPerawatan jenazah
Perawatan jenazah
 
Tafsir surat al maa’uun dan al 'ashr
Tafsir surat al maa’uun dan al 'ashrTafsir surat al maa’uun dan al 'ashr
Tafsir surat al maa’uun dan al 'ashr
 

Ähnlich wie Halaqah muntijah penghasil kader muntijah

114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02
114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02
114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02
Nufi Eri Kusumawati
 
114 tips murobbi sukses
114 tips murobbi sukses114 tips murobbi sukses
114 tips murobbi sukses
Slight Hope
 
Fiqh dakwah dalam_al-quran
Fiqh dakwah dalam_al-quranFiqh dakwah dalam_al-quran
Fiqh dakwah dalam_al-quran
Srz Basha
 
Peran naqib dalam kancah politik
Peran naqib dalam kancah politikPeran naqib dalam kancah politik
Peran naqib dalam kancah politik
Sumarno Rnh
 
Proposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorsel
Proposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorselProposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorsel
Proposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorsel
Operator Warnet Vast Raha
 
Murabbi qudwah Sifat2, Kemahiran & Tanggungjawab
Murabbi qudwah Sifat2, Kemahiran & TanggungjawabMurabbi qudwah Sifat2, Kemahiran & Tanggungjawab
Murabbi qudwah Sifat2, Kemahiran & Tanggungjawab
Mohammad Mydin
 
Proposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorsel
Proposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorselProposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorsel
Proposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorsel
Operator Warnet Vast Raha
 
Syarifudin ambon, fiqh dakwah
Syarifudin ambon, fiqh dakwahSyarifudin ambon, fiqh dakwah
Syarifudin ambon, fiqh dakwah
Syarifudin Amq
 

Ähnlich wie Halaqah muntijah penghasil kader muntijah (20)

UTS FAUZIAN ALZIKRI. HADIS TEMATIK. SM III MD-D FDK UINSU 2019
UTS FAUZIAN ALZIKRI. HADIS TEMATIK. SM III MD-D FDK UINSU 2019UTS FAUZIAN ALZIKRI. HADIS TEMATIK. SM III MD-D FDK UINSU 2019
UTS FAUZIAN ALZIKRI. HADIS TEMATIK. SM III MD-D FDK UINSU 2019
 
114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02
114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02
114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02
 
UTS SAHBUDDIN AMIN. HADIS TEMATIK SM V MD-D FDK UINSU 2019
UTS SAHBUDDIN AMIN. HADIS TEMATIK SM V MD-D FDK UINSU 2019UTS SAHBUDDIN AMIN. HADIS TEMATIK SM V MD-D FDK UINSU 2019
UTS SAHBUDDIN AMIN. HADIS TEMATIK SM V MD-D FDK UINSU 2019
 
114 tips murobbi sukses
114 tips murobbi sukses114 tips murobbi sukses
114 tips murobbi sukses
 
Dakwah murobbi sukses 114
Dakwah murobbi sukses 114Dakwah murobbi sukses 114
Dakwah murobbi sukses 114
 
[Satria hadi lubis] menjadi murobbi sukses
[Satria hadi lubis] menjadi murobbi sukses[Satria hadi lubis] menjadi murobbi sukses
[Satria hadi lubis] menjadi murobbi sukses
 
Fiqh dakwah dalam_al-quran
Fiqh dakwah dalam_al-quranFiqh dakwah dalam_al-quran
Fiqh dakwah dalam_al-quran
 
Peran naqib dalam kancah politik
Peran naqib dalam kancah politikPeran naqib dalam kancah politik
Peran naqib dalam kancah politik
 
Pai(dakwah islam)
Pai(dakwah islam)Pai(dakwah islam)
Pai(dakwah islam)
 
Laporan konvensyen fiqh ummah 2012
Laporan konvensyen fiqh ummah 2012Laporan konvensyen fiqh ummah 2012
Laporan konvensyen fiqh ummah 2012
 
Proposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorsel
Proposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorselProposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorsel
Proposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorsel
 
Menurunkan Konsep Tazkiyatun Nafs
Menurunkan Konsep Tazkiyatun NafsMenurunkan Konsep Tazkiyatun Nafs
Menurunkan Konsep Tazkiyatun Nafs
 
Murabbi qudwah Sifat2, Kemahiran & Tanggungjawab
Murabbi qudwah Sifat2, Kemahiran & TanggungjawabMurabbi qudwah Sifat2, Kemahiran & Tanggungjawab
Murabbi qudwah Sifat2, Kemahiran & Tanggungjawab
 
Proposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorsel
Proposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorselProposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorsel
Proposal masjid al ikhlas labunia kec. wakorsel
 
Fiqh dakwah
Fiqh dakwahFiqh dakwah
Fiqh dakwah
 
Syarifudin ambon, fiqh dakwah
Syarifudin ambon, fiqh dakwahSyarifudin ambon, fiqh dakwah
Syarifudin ambon, fiqh dakwah
 
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
 
Da'wah dan methodenya
Da'wah dan methodenyaDa'wah dan methodenya
Da'wah dan methodenya
 
Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3
 
Http
HttpHttp
Http
 

Mehr von Rizal Fuadi Muhammad

Cara nabi muhammad saw membentuk jiwa anak
Cara nabi muhammad saw membentuk jiwa anakCara nabi muhammad saw membentuk jiwa anak
Cara nabi muhammad saw membentuk jiwa anak
Rizal Fuadi Muhammad
 
خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)
خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)
خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)
Rizal Fuadi Muhammad
 

Mehr von Rizal Fuadi Muhammad (20)

Metode menghafal ayat al quran dan hadits dalam pembelajaran
Metode menghafal ayat al quran dan hadits dalam pembelajaranMetode menghafal ayat al quran dan hadits dalam pembelajaran
Metode menghafal ayat al quran dan hadits dalam pembelajaran
 
Lembar Penjajagan Iqra
Lembar Penjajagan IqraLembar Penjajagan Iqra
Lembar Penjajagan Iqra
 
Working in Teams
Working in TeamsWorking in Teams
Working in Teams
 
Profil SMAN 1 Bireuen
Profil SMAN 1 BireuenProfil SMAN 1 Bireuen
Profil SMAN 1 Bireuen
 
Mendidik anak mencintai al quran
Mendidik anak mencintai al quranMendidik anak mencintai al quran
Mendidik anak mencintai al quran
 
Kewajiban sesama muslim
Kewajiban sesama muslimKewajiban sesama muslim
Kewajiban sesama muslim
 
Kriteria pemimpin yang baik
Kriteria pemimpin yang baikKriteria pemimpin yang baik
Kriteria pemimpin yang baik
 
Sepuluh Prinsip Pembelajaran IQRA
Sepuluh Prinsip Pembelajaran IQRASepuluh Prinsip Pembelajaran IQRA
Sepuluh Prinsip Pembelajaran IQRA
 
Doa menghilangkan kesedihan dan kegelisahan
Doa menghilangkan kesedihan dan kegelisahanDoa menghilangkan kesedihan dan kegelisahan
Doa menghilangkan kesedihan dan kegelisahan
 
كَمْ السَّاعَة الآن؟
كَمْ السَّاعَة الآن؟كَمْ السَّاعَة الآن؟
كَمْ السَّاعَة الآن؟
 
هُوَ وَأَنَا
هُوَ وَأَنَاهُوَ وَأَنَا
هُوَ وَأَنَا
 
Dododaidi
DododaidiDododaidi
Dododaidi
 
Menyambut un
Menyambut unMenyambut un
Menyambut un
 
Cara nabi muhammad saw membentuk jiwa anak
Cara nabi muhammad saw membentuk jiwa anakCara nabi muhammad saw membentuk jiwa anak
Cara nabi muhammad saw membentuk jiwa anak
 
Bagaimana rasulullah mendidik anak
Bagaimana rasulullah mendidik anakBagaimana rasulullah mendidik anak
Bagaimana rasulullah mendidik anak
 
Taqwa
TaqwaTaqwa
Taqwa
 
خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)
خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)
خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)
 
Menjaga lidah
Menjaga lidahMenjaga lidah
Menjaga lidah
 
Fiqih shalat
Fiqih shalatFiqih shalat
Fiqih shalat
 
Adab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmuAdab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmu
 

Halaqah muntijah penghasil kader muntijah

  • 1. HALAQAH MUNTIJAHPENGHASILKADER MUNTIJAH Makalah ini disusun untuk disampaikan pada NadwahTarbawiy DPD Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Bireuen Hari Selasa, 25 Desember 2012 di Bireuen Disusun Oleh RIZAL FUADI, S.Pd.I Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Bireuen 2012
  • 2. PENDAHULUAN Allah „AzzawaJalla berfirman dalam kitab-Nya yang mulia: - Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?". (Q.s. Aali„Imraan 3:78-80) Dalam ayat di atas Allah „AzzawaJalla menekankan tujuan pembinaan adalah menjadi pribadi Rabbani. Muhammad WidusSempo menuliskan tafsir ayat tersebut dalam artikelnya “Siapakah Insan Rabbânî itu?” sebagai berikut: Syekh para penafsir, Imam Ibn Jarîrat-Thabarîberkata: “Ada yang berpendapat bahwa ayat ini turun terhadap Ahli Kitab yang berkata kepada Nabi Saw: “Apakah Engkau menyeru kami menyembahmu?” Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ikrimah atau Said bin Jubair dari Ibn Abbâs, beliau berkata: “tatkala para Ahli Kitab dari Yahudi dan Nasrani kaum Nejran berkumpul mendengarkan ajakan Rasul Saw terhadap mereka untuk memeluk Islam, Abu Râfi‟al-Quradziyyi berkata: ”Apakah Engkau menginginkan kami menyembahmu, seperti orang-orang Nasrani menyembah Nabi Isa as.?” Selanjutnya, ar-Ribbîs, salah seorang penduduk Nejran, ikut mempertegas pertanyaan tersebut dan berkata: “apakah benar itu yang Engkau perintahkan wahai Muhammad?” Rasul Saw menjawab: “kami berlindung dari Allah SWT untuk menyembah selain dari Dia, atau kami memerintahkan kemusyrikan! Bukan itu sebab Aku di utus, dan bukan itu pula yang diperintahkan kepadaku.” Maka Allah SWT pun menurunkan ayat tersebut.” Hemat penulis, jika periwayatan ini sah, maka Rasul Saw adalah sebaik-baiknya murabbi. Dia teladan terhadap para murabbi dalam mendidik umat. Olehnya itu, hadits ini seperti menyiratkan pesan sebagaimana berikut: “Wahai para murabbi, jika engkau sekalian ingin menjadi pendidik umat, maka mengacalah kepada tarbiyah Nabi Saw! Ikuti metode tarbiyah dan jalan dakwahnya yang terbukti telah melahirkan generasi umat yang mumpuni di pelbagai aspek kehidupan!” Syekh Sya‟râwî berkata: “perkataan mereka di atas: (apakah Engkau ingin kami menyembahmu dan menjadikanmu tuhan?) Artinya: mereka tidak mengetahui perbedaan tajam antara Rasul Saw dalam menjalankan dakwah Allah SWT dan pembesar-pembesar mereka yang menyalahi hukum Islam dan menggantikannya dengan hukum lain. Rasul Saw tidak 1
  • 3. pernah meminta dari mereka untuk mentaati dirinya semata, akan tetapi ia meminta kepada mereka untuk mentaati ajaran dan metode kehidupan yang diembannya. Olehnya itu, ia sangat mengingkari wacana distorsif tersebut.” Berangkat dari penjelasan di atas, sang murabbi hendaknya tidak menjadikan diri pribadi mereka sebagai fokus perhatian umat. Akan tetapi, ia lebih menitikberatkan perhatian umat terhadap pesan yang disampaikan. Makna ini tersirat dari kata rabbânî itu sendiri yang berarti bahwa semua bentuk penyampaian dakwah datang dari Allah SWT dan tidak terambil dari yang lain. Di lain sisi, ia juga memberi pesan bahwa murabbi itu hendaknya mampu menjadi cerminan terhadap akhlaq mulia, bias dari manifestasi hakikat nama-nama Allah SWT (AsmaulHusna), murabbi yang senantiasa mengedepankan kemaslahatan dan keselamatan umat dari segala bentuk ego.1 Dapat disimpulkan bahwa menjadi pribadi Rabbani sebenar adalah tujuan dari dakwah secara umum. Dalam istilah tarbiyah, kita sering menyebutnya dengan kader muntijah. Kepada Kader muntijah inilah digantungkan harapan meneruskan dan mengokohkan perjalanan dakwah pada masa dan wilayahnya. Maka, bagaimanakah dakwah kita dapat melahirkan kader-kader muntijah tersebut? Bagaimana langkah-langkahnya? Masalah-masalah tersebut akan kita bahas dalam pembahasan berikut. PEMBAHASAN Kader muntijahatau produktif adalah ouput dari proses pembinaan yang muntijah pula. Oleh karena itu proses pembinaan atau halaqahmuntijah harus lebih dahulu diperhatikan dan diwujudkan. A. Langkah-langkah Operasional Pengelolaan Halaqah Sedikitnya ada 6 langkah yang mesti diperhatikan agar pelaksanaan halaqah menjadi muntijah sebagai berikut: 1 http://www.dakwatuna.com/2011/11/16689/siapakah-insan-rabbani-itu/#ixzz2G1NhFqV5, (tanggal akses 25/12/2012) 2
  • 4. 1. Perkenalan Antar Anggota Halaqah, meliputi: - Mengenal data dan kepribadian anggota halaqah - Memetakan potensi tarbiyah dan dakwah anggota - Mengukur tingkat pencapaian MuwashofatTarbiyah dan ruang lingkup kebutuhan program halaqah - Wasilah amal merajut ukhuwwah dan mahabbah dalam halaqah 2. Pembagian Tugas Dalam suatu kelompok halaqah minimal ada empat pembagian tugas, yaitu: - Mas‟ulHalaqah : Pemimpin - Su‟untarbawi : Sie. Pendidikan - Su‟unDa‟awi : Sie. Dakwah - Su‟un Mali : Sie. Bendahara 3. Tema dan Batasan Program Halaqah - Idariyah (Pertemuan Pekanan, RakerHalaqah, Laporan Bulanan, Mutaba‟ah) - TarqiyahTarbiyah (Tatsqif, Mabit Bulanan, Rihlah, Silaturrahmi, Kajian Manhaj, Da‟wahTarqiyah) - Da‟awiyahWaTakwiniyah (Rekrut Anggota Baru, Mutaba‟ah Pengelolaan Halaqah dan ManhajIjtima‟i) 3
  • 5. - TarbiyahA-Iliyah (Mutaba‟ahTarbiyah Suami Istri, Program Aksi Pengokohan Keluarga, Ekonomi Dan Pernikahan Anggota Keluarga) - TamniyahalKafa-ah (Peningkatan Potensi) - Ijtima‟iwaSiyasi 4. Penerapan (rencana) ManhajTarbiyah Kurikulum tarbiyah secara periodik bersama: - Halaqah lain - Muwajih Tamu - Lembaga 5. Realisasi program halaqah - Pemahaman yang benar program tarbiyah - Kesadaran anggota untuk berpartisifasi dan amal - Keteladanan Murabbi - Laporan/analisis terhadap mutaba‟ahyaumiyah - Fokus pada sasaran tarbiyah 6. Evaluasi pencapaian muwashofattarbiyah tugas murabbi - Penyampaian Madah Tarbiyah - Penyampaian materi dengan pendekatan - Meng- ilaj (solusi) persoalan di halaqah Bila semua berhasil (at- Taf‟ilu t- Tarbawi) yaitu melalui: - optimalisasi dalam pelaksanaan - penerapan manhaj - penggerakan potensi - pendinamisasian, maka terciptalah alHalaqahalMuntijah (Halaqah Produktif) yang meliputi dua target besar, yaitu : 1. Pencapaian Muwashofat - Merealisasikan tuntutan manhaj - Mencerminkan potensi manhaj 4
  • 6. - Mendulukan muwashofat primer, kemudian baru skunder 2. Pertumbuhan Kader - Berapa banyak kader dakwah baru dari halaqah tersebut - Berapa besar pencapaian target - Sesuaikan dengan tuntutan zamansebagai perwujudan generasi ShalihMushlih dalam mengimbangi kebatilan.2 B. Unsur-unsur HalaqahMuntijah Agar sebuah halaqah dapat dikatakan muntijah, ia harus memenuhi beberapa unsur berikut: 1. HalaqahImaniyah Halaqahharus mampu meningkatkan keimanan para anggotanya, maka program yang menunjang peningkatan keimanan harus berjalan, salah satunya adalah programTilawatilQur‟an dan menghafalnya . Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.[QS 8.Al Anfal – Ayat 2 ] 2. Halaqah„ubudiyahshahihah Halaqah harus memutaba‟ah (evaluasi) ibadah yang dilakukan oleh para anggotanya untuk memastikan bahwa ibadah anggota halaqah dalam keadaan baik sebagai refleksi keimanan yang terus bertambah.Bagaimana shalatberjamaahnya,shalatsunnahnya, shaumsunnahnya, dzikirma‟tsuratnya,mabit (katibah),dan lain-lain. Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. [QS 73.Al Muzzammil – Ayat 8 ] 2 http://pksrancah.blogspot.com/2011/06/langkah-langkah-operasional-pengelolaan.html (tanggal akses 25/12/2012) 5
  • 7. 3. Halaqah„IlmiyahTsaqofiyah Halaqah harus memiliki program Ilmiyah, seperti bedah buku, atau sesekali menghadirkan murabbi tamu untuk mengajarkan satu bidang ilmu atau halaqah dapat memberikan dorongan motivasi bagi anggotanya untuk menuntut ilmu syar‟i atau ilmu lainnya seperti politik,sosial, pendidikan dll. dalam rangka membentuk kader berkualitas baik ilmu dan wawasannya. Rasululloh SAW bersabda : "Jika Allah menghendaki kebaikan atas seorang hamba maka dijadikanlah dia faqih (faham) terhadap agamanya.” 4. Halaqah Ukhuwah Imaniyah Halaqah harus mampu menyatukan hati(IrthibatulQulub) para anggotanya dengan program-program ukhuwah, setiap anggota halaqah harus berta‟arruf (saling mengenal) satu dengan yang lainnya,saling memahami (tafahum) diantara mereka, hingga sampai kepada tingkatan saling menanggung (takaful), atau saling menolong satu dengan yang lainnya (taawun)untuk mewujudkan rasa ukhuwah diantara mereka.Adapun program yang dapat dilakukan di antaranya rihlah,olahraga bersama (riyadhah), saling mengunjungi (ziyarah), makan bersama, Iftharjama‟iy (buka puasa bersama) dengan demikian akan tercipta rasa rindu diantara mereka jika tak bertemu. Allah berfirman Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang- orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu 6
  • 8. Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [QS 3.Ali „Imran – Ayat 103 ] 5. Halaqahda‟awiyahwalharakiyah Halaqah harus mampu membangun kesadaran berdakwah dan berharakah kepada para anggotanya, karena itulah sesungguhnya misi utama dari halaqahusbu‟iyah,jika halaqah tak mampu melahirkan kader dakwah ibarat pohon yang tak berbuah, ibarat telur yang dierami tak pernah menetas (mungkin telurnya busuk), atau ibarat menikah tak jua punya anak. Firman Allah SWT dalam surat Ali Imron ayat 79 Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani , karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.[QS 3.Ali „Imran – Ayat 79] Atau hadits nabi “Sebaik-baik kamu adalah yang belajar Alqur,an dan mengajarkannya.” Dengan melaksanakan unsur-unsur diatas secara maksimal maka sebuah halaqah akan menjadi pertemuan yang dinanti, memberikan rasa aman dan nyaman bagi para anggotanya, bahkan dia mirip sebuah hubungan keluarga, dan merasa ada keterikatan dan keterkaitan antara mereka. Namun jika halaqah tidak memenuhi unsur-unsur diatas maka dikhawatirkan akan menjadi sebuah pertemuan yang monoton, menjemukan dan memiliki kecenderungan dan potensi futur yang besar pagi para anggotanya.3 C. Kriteria HalaqahMuntijah 3 http://www.islamedia.web.id/2011/06/halaqoh-usbuiyah-muntijah-majlis.html (tanggal akses 25/12/2012) 7
  • 9. Halaqahmuntijah adalah halaqah yang memiliki 2 kriteria; tercapainya dinamisasi sehingga halaqah berjalan dengan menggairahkan (tidak menjemukan) dan tercapainya produktifitas sehingga tujuan halaqah terwujud dengan baik. 1. Halaqah Dinamis Halaqah dinamis adalah halaqah yang selalu berproses dan bergerak secara berubah-ubah (tidak monoton) sehingga menimbulkan kegairahan dan menghilangkan kejenuhan. Karena halaqah dilakukan sepanjang hayat, maka dinamisasi ini sangat perlu sekaligus menjadi sesuatu hal yang cukup sulit dilakukan. Jika halaqah dinamis maka manfaat yang bisa didapatkan adalah: (1) kepuasan beraktifitas (jobsatisfaction), seluruh peserta halaqah menikmati halaqah itu, (2) kehadiran yang rutin, (3) semangat yang tinggi, (4) tanggung jawab besar, (5) mempercepat pencapaian tujuan, (6) meningkatkan kreatifitas, (7) menghindari kemaksiatan karena kegairahan halaqah membawa kegairahan beribadah, (8) memperkecil munculnya konflik/masalah, dan (9) merasakan manisnya ukhuwah. Kejenuhan dalam halaqah sebagai lawan dari halaqah dinamis bisa disebabkan oleh dua faktor: intern dan ekstern. Faktor intern adalah kurangnya keikhlasan, maksiat, dan kurangnya pemahaman. Sedangkan faktor ekstern bisa disebabkan karena suasana yang monoton, ketiadaan keteladanan, kurangnya upaya saling memotivasi, dan konflik berkepanjangan. Sedangkan ciri halaqah dinamis adalah halaqah yang suasananya inovatif, ada komentar-komentar "kerinduan", ingin berlama-lama dalam halaqah, kehadiran dan yang rutin. 2. Halaqah Produktif Halaqah produktif adalah halaqah yang mampu mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan. Semakin banyak tujuan yang tercapai, semakin produktif sebuah halaqah. Produktifitas di sini bisa dilihat dari dua sisi: 8
  • 10. kuantitas dan kualitas. Tujuan (sasaran) halaqah dalam konteks produktifitas ini setidaknya ada tiga: tercapainya muwashafat/kenaikan jenjang, tercapainya pembentukan murabbi baru, dan tercapainya pengembangan potensi. Jika halaqah produktif maka manfaat yang bisa didapatkan adalah: (1) munculnya perasaan "berhasil" yang menumbuhkan kepercayaan diri dalam membina bagi murabbi, (2) peserta/mutarabbi menjadi kader-kader Islami yang tangguh, (3) akselerasi peningkatan kualitas jamaah dan umat. Tidak tercapainya halaqah produktif juga disebabkan dua faktor: internal dan eksternal. Faktor internal meliputi murabbi yang tidak memahami tujuan halaqah, terlena dengan proses, kurangnya semangat bersaing, dan salah dalam memahami takdir. Sedangkan faktor eksternal meliputi kurangnya motivasi baik murabbi maupun mutarabbi, dan kurangnya penjelasan tentang tujuan halaqah. 3. Rumus Meningkatkan Dinamisasi Halaqah Satria Hadi Lubis dalam buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah ini telah memformulasikan rumus dinamisasi halaqah sehingga lebih mudah dipahami dan "dikuantitatifkan". D = n(Pb) (I + K + T) D = Dinamisasi n (Pb) = Jumlah variasi perubahan I = Keikhlasan K = Keteladanan T = Semangat mencapai tujuan Sedangkan kejenuhan halaqah dirumuskan sebagai berikut : 9
  • 11. J = n (Pt) / n (Pb) – (I + K + T) J = Kejenuhan n (Pt) = Jumlah pertemuan n (Pb) = Jumlah variasi perubahan I = Keikhlasan K = Keteladanan T = Semangat mencapai tujuan Variasi perubahan bisa terjadi dalam sistem belajar, metode penyampaian, media belajar, materi, agenda acara, waktu pertemuan, tempat pertemuan, dan komposisi peserta halaqah. 4. Rumus Meningkatkan ProduktifitasHalaqah Rumus peningkatan produktifitashalaqah dalam buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah tidak dibuat sama seperti dinamisasi halaqah. Satria Evaluasi Kemenangan Kecil Tujuan Hadi Lubis membuatnya dalam bentuk piramida sebagai berikut: Pada dasar piramida, ada tujuan yang porsinya paling besar. Tiga tujuan halaqah (tercapainya muwashafat/kenaikan jenjang, tercapainya pembentukan murabbi baru, dan tercapainya pengembangan potensi) menjadi dasar dari pencapaian halaqah. Tujuan ini berfungsi untuk melakukan langkah berikutnya, yaitu membuat "kemenangan-kemenangan kecil" dan melakukan evaluasi. Kemenangan kecil adalah tujuan/sasaran antara yang perlu dicapai secara bertahap untuk mencapai tujuan halaqah yang sebenarnya. Sedangkan evaluasi adalah membandingkan antara 10
  • 12. tujuan yang ditetapkan dengan realita yang ada. Jika tercapai berarti halaqah berhasil, jika belum harus ada analisa sebab kegagalan dan solusinya.4 D. MurabbiHalaqahMuntijah Berikut ini adalah beberaoa karakteristik yang harus kita usahakan agar melakat pada diri para dai atau murabbi sehingga terbentuk halaqahmuntijah: 1. Al-fahmasy-syaamilal-kaamil Yaitu pemahaman yang sempurna dan menyeluruh terhadap dasar-dasar keislaman dan rambu-rambu petunjuknya, juga terhadap apa yang didakwahkannya, karena seorang murabbi akan mentarbiyah seseorang yang memiliki akal, perasaan dan pemahaman, dan orang tersebut akan merefleksikan apa yang didengar dan diperhatikan dari sang dai atau murabbi. Maka, apabila seorang dai dan murabbi tidak memiliki level pengetahuan yang memadai dan wawasan pemahaman yang menyeluruh tentang dasar-dasar keislaman, hal itu akan memindahkan sebuah kebodohan kepada mutarabbinya, yang pada gilirannya akan menimbulkan masalah dalam pembentukan kepribadian Muslim seorang mutarabbi. 2. Waqi‟„Amaly Yaitu keteladanan sang murabbi dengan amal perbuatannya yang secara riil tampak jelas pada perilakunya. Seperti geraknya, diamnya, bicaranya, atributnya, pandangannya, dan ibrah-nya. Seluruh keteladanan itu adalah buah refleksi dari pengaruh keimanan dan pemahaman dalam kehidupan seorang murabbi, dalam rangka memberikan pengaruh keteladanan yang baik (qudwahsalehah) di tenga-tengah masyarakat. Pendiri jamaaIkhwan, Hasan Al-Banna menyifati murabbi dengan sebutan dai mujahid. Lebih jelasnya beliau menyebutkan bahwa dai mujahid adalah, “Sosok dai yang telah mempersiapkan segala sesuatunya, terus 4 http://www.bersamadakwah.com/2010/05/menggairahkan-perjalanan-halaqah.html (tanggal akses 25/12/2012) 11
  • 13. menerus berpikir, penuh perhatian dan siap siaga selalu.” Begitulah seharusnya seorang murabbi, iman dan keyakinannya tercermin pada perilaku dan amalnya. Berdasarkan penelitian pada perjalanan kehidupan seorang murabbi, bahwa pengaruh mereka terhadap banyak orang lebih banyak berasal dari perilaku dan akhlaknya yang istiqamah di setiap keadaan. Sudah menjadi pemaaman umum bahwa manthiqulaf‟alaqwa min manthiqilaqwal (logika amal/perbuatan lebih kuat dari logika kata-kata). Dikatakan pula oleh ulama salafusshalih, “Manlamtuhadzdzibkaru‟yatuhu, fa‟lamannahughairumuhadzdzab.” (Barangsiapa yang tidak mendidikmu ketika engkau melihatnya maka ketahuilah bahwa orang itu juga tidak terdidik) Imam Syafi‟irahimahullah berkata, “Manwa‟azhaakhaahubifi‟lihi, kaanahaadiyan.” (Barangsiapa yang menasihati saudaranya dengan amal perbuatannya maka berarti ia telah menunjukinya). Oleh karena itu, keteladanan adalah fokus yang sangat sensitif dan halus, karena apa yang tampak pada dirinya jauh lebih besar pengaruhnya dari apa yang diucapkannya (al-manzhara‟zhamuta‟tsiiranminalqaul). 3. Al-Khibrahbinnufus Yaitu berpengalaman dalam memahami aspek kejiwaan, karena sesungguhnya lapangan kerja seorang murabbi tidak lain adalah jiwa, bergumul dengannya, dan menjadikannya sasaran yang pertama dan terakhir dalam proses tarbiyah; sedangkan jiwa tidak seperti gigi sisir, akan tetapi jiwa orang berbeda satu dengan yang lainnya, ada yang lemah, ada yang kuat, ada yang peka dan oversensitif. Ada yang lembut, ada yang keras, bebal, dan sebagainya. Oleh karena itu, seorang murabbi hendaknya menyikapi seseorang sesuai dengan kejiwaannya dan berhati-hati dalam berinteraksi dengannya, maka jangan bersikap terlalu tegas dan keras kepada orang yang jiwanya halus dan peka, melainkan harus dihadapi dengan lemah lembut. Sebaliknya, 12
  • 14. orang yang jiwanya keras harus dihadapi dengan ketegasan jika ia lalai dan menyimpang. Adalah Rasulullah SAW sosok murabbi pertama yang berpengalaman dalam ilmu jiwa, beliau tidak memperlakukan para sahabatnya dengan sikap yang sama antara yang satu dan lainnya, karena beliau sangat tahu akan tabiat manusia dan kejiwaan mereka. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Mas‟udr.a. berkata : Rasulullah SAW perna beberapa hari lamanya tidak memberikan nasihat kepada kami, karena beliau takut kami menjadi bosan. (HR. Ahmad) Berkaitan dengnal-khibrahbinnufus, banyak contoh keteladanan dari murabbi zaman ini, diantara mereka adalah Hasan Al-Banna, di mana tela terjadi dialog antara beliau dengan salah seorang ikhwah. Ikhwah tersebut berkata, “Sesungguhnya saya lagi banyak masalah dan ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.” Maka kata Hasan Al-Banna, “Sudahlah, jangan bebani dirimu dengan masalah itu. Serahkan urusanmu kepada Allah.” “Tapi, saya ingin Anda tahu,” sergah akh tersebut. “Sesungguhnya saya sudah tahu,” kata Al-Banna seraya meyakinkan akh tersebut. “Jadi saya bahagia kalau Anda mau tahu,” balas akh tersebut. Akan tetapi, belum sempat saya memulai curhat, beliau sudah mendahuluiku dengan rentetan masalah dan keluhan yang dialaminya sendiri bahkan yang mengherankan apa yang diutarakannya sama dengan apa yang saya rasakan. Setelah beliau selesai berbicara, maka sayapun berkata kepadanya, “Ustadz, demi Allah, sungguh saya sangat bahagia, dan saya tidak akan mengeluh lagi.” Saya mengatakan semua itu sambil terisak dan bercucuran air mata.”5 E. Kader Muntijah „AdilAl-Qalaliy, seorang ulama Mesir menyebutkan . Sesungguhnya TarbiyahMuntijah adalah tujuan yang kita cari dan kita inginkan pencapaiannya, maka kita perlu menyiapkan pribadi penghamba 5 http://tiyapoenya.blogspot.com/2010/01/halaqah-muntijah.html (tanggal akses 25/12/2012) 13
  • 15. kepada Tuhannya, baik pribadinya, sukses urusan dunianya, bermanfaat bagi masyarakatnya, dan mempersiapkan diri untuk hari akhirnya.6 F. 10 ‘Tips’ Menjadikan Halaqah MUNTIJAH 1. Murabbi dan mutarabbi hadir dalam keadaan bersedia ILMU, RUHI dan FIZIKAL. Murabbi datang dengan niat membimbing mutarabbinya dan mutarabbi datang dalam keadaan bersiap sedia untuk dibimbing (bukan sebab dipaksa) 2. Persiapan murabbi amat penting. JANGAN terlalu bergantung pada buku semata. Murabbi haruslah kreatif menyampaikan taujihat dengan melihat perkembangan semasa 3. Suasa halaqah didominasi oleh SEGMEN RUHI, bukan suasana „akademik‟/ „thaqafah‟ dan bukan juga perbincangan organisasi semata mata. Murabbi perlu memberi perhatian dan bimbingan dalam „FIQHDAKWAH‟ bukan „fiqhulamak‟ 4. Isu isu semasa yang PENTING sahaja diperbincangkan. Kalau tak dikawal selia dengan baik, segmen ini boleh jadi „melalut‟ dan memakan masa halaqah 5. Perbincangan tentang „reporting‟ dakwah. Murabbi haruslah mengambil berat akan kerja dakwah mutarabbinya. Mutarabbi pula perlu merasa bertanggungjawab untuk melaporkan kerja dakwahnya dan mencari jalan penyelesaian sekiranya terdapat masaalah 6. Perkongsian masalah. Mutarabbi haruslah bersedia untuk berkongsi masalah peribadi dengan murabbinya dan peserta halaqah yang lain. Dari sini akan lahir bibit bibit ukhwah yang kuat. 7. Adab berhalaqah. Mutarabbi harus menghormati murabbinya dalam batas sepatutnya. Tidak memotong cakap murabbi dan menghormati „idea‟ dan pandangan murabbi. Sekiranya mutarabbi ada idea yang lebih baik, boleh diutarakan dan dibincangkan. 8. „MutabaahAmal‟ perlu dipantau dengan baik, Murabbi haruslah mengambil langkah segera sekiranya melihat mutarabbinya ada masalah dalam sudut ibadah. 9. Halaqah tidak berlangsung terlalu lama. 5 jam adalah jangka waktu yang MAXIMUM. Sebaiknya 2 atau 3 jam bergantung pada „level‟halaqah tersebut. 10. Setiap pertemuan dan perbincangan yang berlangsung direkodkan dalam satu buku/fail untuk rujukan akan datang. Sebaiknya setiap halaqah mempunyai fail/buku rekod sendiri.7 PENUTUP 6 http://www.egyptwindow.net/Details.aspx?Kind=19&News_ID=1413 (tanggal akses 25/12/2012) 7 http://www.penamujahid.com/?m=201012 (tanggal akses 25/12/2012) 14
  • 16. Sebagai murabbihalaqah, kita telah dipilih oleh Allah untuk melakukan kerja-kerja yang begitu besar yaitu membentuk manusia. Rasa besar itu jika kita benar-benar selidiki maka peran halaqahlah bidang tarbiah yang paling urgent saat ini. Ia merupakan jantung tarbiah dan tarbiah pula adalah tulang punggung kekuatan sebuah gerakan dakwah. Jika kita memudah-mudahkan maka tugas kita hanya sekadar menjadi ketua di halaqah dan tidak berperan sebagai murabbi yang sebenarnya, maka kita telah menghambat upaya untuk mengembalikan Islam pada tempatnya. Para murabbilah yang akan melakukan tugas pembentukan ini sesuai dengan kebutuhan mutarabbinya kepadahalaqah serta dipandu oleh manhaj dari jamaah. Moga dengan coretan sedikit ini menambah kesadaran kita untuk sama- sama memandu halaqah dengan lebih muntijah agar lahir pula kader dakwah yang muntijah kelak. Wallahua‟lambishshawab. 15
  • 17. DAFTAR REFERENSI http://www.dakwatuna.com/2011/11/16689/siapakah-insan-rabbani- itu/#ixzz2G1NhFqV5, (tanggal akses 25/12/2012) http://pksrancah.blogspot.com/2011/06/langkah-langkah-operasional- pengelolaan.html (tanggal akses 25/12/2012) http://www.islamedia.web.id/2011/06/halaqoh-usbuiyah-muntijah-majlis.html (tanggal akses 25/12/2012) http://www.bersamadakwah.com/2010/05/menggairahkan-perjalanan- halaqah.html (tanggal akses 25/12/2012) http://tiyapoenya.blogspot.com/2010/01/halaqah-muntijah.html (tanggal akses 25/12/2012) http://www.egyptwindow.net/Details.aspx?Kind=19&News_ID=1413 (tanggal akses 25/12/2012) http://www.penamujahid.com/?m=201012 (tanggal akses 25/12/2012) 16