2. Anak susah berjalan karena
terlalu lama duduk didepan
TV dan perlu terapi
Anak balita susah berbicara
jelas karena terlalu banyak
menonton film kartun
Anak balita memukul-mukul
temannya seperti yang
dilihat di film kartun
3. Kasus anak SD menonton video
porno di HP-nya dan melakukan
apa yang dilihat kepada
temannya
Kasus anak SD menjadi korban
foto pornografi anak karena
bermain facebook
Kasus anak kecanduan game
yang kehilangan konsentrasi,
kematangan semu, dan asosial
4. Kasus Anak SMA yang
kecanduan pornografi dan
memiliki imajinasi seks tak
terkendali
Kasus kehamilan tak
diinginkan karena terinspirasi
video porno
Kasus anak SMP berkenalan
melalui facebook dan diculik,
diperkosa hingga meninggal
5. Yogyakarta dan Jakarta menjadi kota dengan
pengakses pornografi tertinggi di Indonesia
(Nawala,2013)
Sepanjang tahun 2013, di Jakarta terjadi 6 kasus
perdagangan seks anak yang menggunakan media
online. Di kota ini juga ditemukan prostitusi online,
pornografi anak online.
Di Bandung juga ditemukan prostitusi anak online,
web (blogspot) sengaja dibuat untuk memasarkan
anak, dan anak dijual dengan harga Rp. 500 rb – Rp.
1,5 juta, photo anak sengaja dipampang dalam
web/blog tersebut
(DATA: ECPAT)
6.
7. Pengguna internet di
Indonesia hingga saat ini
mencapai 48 juta orang
dan diprediksi pada 2015
akan terjadi lonjakan
hingga 139 juta pengguna.
Khusus pengguna internet
wilayah Jakarta
ditetapkan sebagai
pengguna internet dan
twiter terbesar di Asia.
8. RINCIAN TABEL DATA
KASUS PENGADUAN ANAK BERDASARKAN KLASTER PERLINDUNGAN ANAK
KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA
TAHUN 2011 - 2014
NO KLASTER / BIDANG
TAHUN
JUMLAH
2011 2012 2013 2014
1 Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat 92 79 246 191 608
2 Keluarga dan Pengasuhan Alternatif 416 633 931 921 2901
3 Agama dan Budaya 83 204 214 106 607
4 Hak Sipil dan Partisipasi 37 42 75 76 234
5 Kesehatan dan Napza 221 261 438 360 1280
6 Pendidikan 276 522 371 461 1692
7 Pornografi dan Cyber Crime 338 175 247 322 932
8 ABH dan Kekerasan 188 530 420 572 1651
a Kekerasan Fisik 129 110 291 351 878
b Kekerasan Psikis 49 27 127 68 271
c
Kekerasan Seksual (Pemerkosaan,
Sodomi, Pencabulan, Pedofilia)
329 746 590 1217 2882
9 Trafficking dan Eksploitasi 160 173 184 263 780
10 Lain-Lain 10 10 173 158 351
TOTAL 2178 3512 4311 5066 15067
Keterangan Data : Januari 2011 – Desember 2014
Sumber Data :
1. Pengaduan Langsung, Surat, Telp, Email
2. Pemantauan Media (Cetak, Online, Elektronik)
3. Hasil Investigasi Kasus
4. Data Lembaga Mitra KPAI Se-Indonesia
Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Bidang Data Informasi dan Pengaduan 2014
9. RINCIAN TABEL DATA
KASUS PENGADUAN ANAK BERDASARKAN KLASTER PERLINDUNGAN ANAK
KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA
TAHUN 2011 - 2014
NO KLASTER / BIDANG
TAHUN
JUMLAH
2011 2012 2013 2014
7 Pornografi dan Cyber Crime
a Kekerasan Seksual Online 17 11 23 53 104
b Anak Korban Pornografi/Pornoaksi dari Internet 31 34 42 68 175
c Anak Korban Pornografi/Pornoaksi dari CD Porno 32 27 36 25 120
d
Anak Korban Pornografi/Pornoaksi dari Material
Cetak (foto, gambar porno, dll)
46 53 79 82 260
e
Anak Korban Pornografi/Pornoaksi dari Perilaku
Orang Lain
2 1 1 21 25
f Anak Korban Pornografi/Pornoaksi dari Sumber Lain 4 2 5 9 20
g Kepemilikan Media Pornografi (HP/Video, dsb) 56 47 61 64 228
TOTAL 188 175 247 322 932
Keterangan Data : Januari 2011 – Desember 2014
Sumber Data :
1. Pengaduan Langsung, Surat, Telp, Email
2. Pemantauan Media (Cetak, Online, Elektronik)
3. Hasil Investigasi Kasus
4. Data Lembaga Mitra KPAI Se-Indonesia
Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Bidang Data Informasi dan Pengaduan 2014
10. Attention, emotion dan decision
making yang lama-lama menjadi
kecanduan
Seolah-olah multitasking tapi justru
mengurangi konsentrasi dan
kemampuan berpikir
Phantom vibration syndrom:
keinginan mengecek lebih sering dan
dalam situasi parah merasa bahwa
pesan akan segera datang jika kita
mengecek, gatal untuk mengecek
11. Dopamin: suatu senyawa di otak yang
berperan dalam sistem “keinginan dan
kesenangan” sehingga meningkatkan rasa
senang dan puas
Gadget menjadikan kita berpikir hanya
dirinya sendiri, bukan saya dan orang lain
Ponsel cerdas 3x lebih besar peluangnya
mempengaruhi kecanduan anak daripada
komputer
Visual yang berubah cepat sangat berbahaya
untuk anak karena menjadi pemicu ADHD
yang mempengaruhi daya konsentrasi dan
kematangan lobus frontalis, daya emosi dan
daya pikir
12. Edukasi
Searching hal-hal yang
belum tahu
Belajar hal yang baru
(masak, menanam)
Bisa membuat game
Belajar akademik
Mencari ide
Silaturahim
13. Fokus berkurang
Menjadi lebih emosional
Sulit mengambil keputusan
Kematangan semu: terlihat besar fisik
tapi jiwanya belum matang
Sulit berkomunikasi dengan orang lain
Tidak ada perubahan raut muka untuk
mengekspesikan perasaan
14. Daya juang rendah
Mudah terpengaruh
Anti sosial dan sulit
berhubungan dengan orang lain
Melemahnya kemampuan
merasakan sensasi di dunia
nyata (game online)
Tidak memahami nilai-nilai
moral
15.
16.
17. Sudah makan?
Ada PR?
Capek gak?
Nilainya berapa?
Pulang tepat
waktu?
Mau pakai baju ini
atau ini?
Mau bobok tidak?
Bagaimana
perasaanmu
selama sekolah?
Kegiatan apa yang
paling
menyenangkan di
sekolah?
Hari ini apa
perbuatan baikmu
yang dilakukan
hari ini?
18. APA RESPON BAPAK IBU JIKA
MENGETAHUI TERNYATA ANAKNYA
TELAH MENGAKSES
PORNOGRAFI?
19. Dialogis
Menggali dari anak
Membangun kepercayaan
Memancing anak bercerita
Membangun kesepakatan-kesepakatan
Memberi pemahaman dengan cara yang
logis
Mengajari sosialisasi
Keterbukaan
Kepercayaan
20. Menjadi model/contoh yang baik, integritas
Konsekwen
Sepakat di depan anak
Ibu dan bapak siap lahir batin
Tegas terhadap kesepakatan
Tidak selalu mengabulkan permintaan
Tidak terpengaruh dengan public opinion
yang belum tentu benar
Jika perlu refreshing, refreshing untuk
meningkatkan kesiapan diri
21. Mengajari anak untuk mengembangkan
kecerdasan emosi agar mampu memahami
suasana hati dengan baik dan
mengekspresikan dengan wajar
Memberikan kesempatan anak belajar
menjadi dirinya sendiri, mengambil
keputusan, dan membantu memahami
konsekwensi dari pilihan
Memberikan tugas dan pengetahuan
sesuai umurnya; jangan mengajarkan
terlalu dini
22. Mengajarkan keberhasilan dan
kegagalan
Memberikan kesempatan
waktu bermain
Memberikan kesempatan
bersosialisasi dengan teman
sebaya
Membangun empati dengan
pengalaman-pengalaman
langsung
Memaknai kebahagiaan,
kesedihan
23. Menyediakan alternatif
bermain in door out door,
bersepeda, lari, main bola
Menyalurkan minat anak:
olah raga bela diri, science,
menari, balet
Menyediakan alat-alat yang
mendukung berkreasi
25. Kapan memberikannya?
Waktu yang tepat untuk memakainya
Penjelasan logis tentang dampak perangkat
digital
Libatkan seluruh keluarga
Usia anak berbeda pendekatannya terkait
media digital: misal remaja soal tanggung
jawab
Penjelasan mengenai makna digital, social
media
Tetap melakukan pengawasan
26. Tidak memalsukan identitas
Jelaskan yang boleh dan tidak
Membuat peraturan dan
tujuannya yang dibuat sebelum
masalah timbul
Tujuan: Agar anak menggunakan
waktu dengan seimbang
Biarkan anak memberikan
usulan peraturan, kemudian
diskusikan
27. Sepakati sanksi dengan
anak
Orang tua berteman
dengan anakdi social media
Sepakati tempat dan waktu
penggunaan gadget
Sepakati fitur yang boleh
diakses dan tidak
Belajar sebab akibat dalam
berkomentar di social
media
28. Rita Pranawati, MA
Komisioner KPAI
Bidang Pengasuhan
Divisi Telaah dan
Kajian
Pranawati_rita2000@
yahoo.com
081328716370
29. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Jl. Teuku Umar No. 10-12 Menteng, Jakarta Pusat 10350
Telp. 021-31901446, 31901556. Fax. 021-3900833
Website : www.kpai.go.id
Email Pengaduan : pengaduan@kpai.go.id
Email Humas: humas@kpai.go.id
Email Bidang Data dan Informasi : datainformasi@kpai.go.id