SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I
I. Nomor Percobaan : II
II. Nama Percobaan : Rumus Empiris Senyawa
III. Tujuan Percobaan :
1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul
senyawa tersebut.
2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data untuk
menghitung rumus empiris.
IV. Dasar Teori
Untuk menyatakan komposisi zat-zat dan menggambarkan perubahan-perubahan
kualitatif yang terjadi selama reaksi kimia secara tepat, singkat dan langsung, kita
gunakan lambang-lambang kimia dan rumus-rumus kimia. Secara umum dikenal
rumus empiris dan rumus molekul.
Rumus empiris adalah suatu senyawa yang menyatakan nisbah (jumlah) terkecil
jumlah atom yang terdapat dalam senyawa tersebut, sedangkan rumus yang
sebenarnya untuk semua unsur dalam senyawa dinamakan rumus molekul. Sebagai
contoh karbon dioksida terdiri dari 1 atom C dan 2 atom O, maka rumus empirisnya
CO2. Hidrogen peroksida yang mempunyai 2 atom H dan 2 atom O memiliki rumus
molekul H2O2 rumus empirisnya HO.
Untuk penulisan rumus empiris walau tak ada aturan yang ketat, tetapi umumnya
untuk zat anorganik, unsur logam atau hidrogen ditulis terlebih dahulu, diikuti
dengan non logam atau metalloid dan akhirnya oksigen, sedangkan untuk zat-zat
organik aturan yang umum berlaku adalah C, H, O, N, S, dan P.
Berdasarkan beberapa percobaan yang dilakukan disimpulkan rumus empiris
ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsur-unsurnya. Ini merupakan
langkah yang penting untuk memperlihatkan sifat berkala dan unsur-unsur. Secara
sederhana penentuan rumus empiris suatu senyawa dapat dilakukan dengan
eksperimen, dengan menentukan persentase jumlah unsur-unsur yang terdapat dalam
zat tersebut, memakai metode analisis kimia kuantitatif. Disamping itu ditentukan
pula massa molekul relatif senyawa tersebut. Untuk menyatakan rumus empiris
senyawa telah diketahui dapat disimpulkan sifat-sifat fisik dan kimia dari zat tersebut,
yaitu pertama, dari rumus empiris ini dapat dilihat unsur apa yang terkandung
senyawa tersebut, dan berapa banyak atom dari masing-masing unsur membentuk
molekul senyawa tersebut. Kedua, massa molekul relatif dapat ditentukan dengan
menjumlahkan massa atom relatif dari unsur-unsur yang membentuk senyawa.
Ketiga, berdasarkan rumus empiris dapat dihitung jumlah relatif unsur-unsur yang
terdapat dalam senyawa atau komposisi persentase zat tersebut (Tim penyusun,
2014).
Rumus suatu zat menyatakan jenis dan banyaknya atom yang bersenyawa
secara kimia dalam suatu satuan zat. Terdapat beberapa jenis rumus, diantaranya ialah
rumus molekul dan rumus empiris.
Suatu rumus molekul menyatakan banyaknya atom yang sebenarnya dalam
suatu molekul atau satuan terkecil suatu senyawa. Suatu rumus empiris menyatakan
angka banding bilangan bulat terkecil dari atom-atom dari suatu senyawa. Beda
antara suatu rumus molekul dan rumus empiris dapat digambarkan dengan senyawa
hidrogen peroksida, suatu bahan pemutuh biasa. Rumus molekul hidrogen peroksida
adalah H2O2, yang menunjukkan tiap molekul terdiri dari empat atom. Sebaliknya
rumus empirisnya ialah HO, karena angka banding bilangan bulat terkecil atom-atom
dalam sebuah moleku ialah 1:1 ( Keenan, 1980).
Rumus paling sederhana dari suatu molekul dinamakan rumus empiris, yaitu
rumus molekul yang menunjukkan perbandingan atom-atom penyusun molekul
paling sederhana dan merupakan bilangan bulat. Rumus empiris merupakan rumus
yang diperoleh dari percobaan. Contoh, rumus molekul benzena adalah C6H6, rumus
empirisnya adalah CH. Rumus molekul hidrogen peroksida adalah H2O2, rumus
empirisnya HO.
Rumus empiris dapat juga menunjukkan rumus molekul apabila tidak ada
informasi tentang massa molekul relatif dari senyawa itu. Misalnya, NO2 dapat
dikatakan sebagai rumus molekul jika tidak ada informasi massa molekul relatifnya,
tetapi jika massa molekulnya diketahui, misalnya 92 maka NO2 merupakan rumus
empiris karena rumus molekul senyawa tersebut adalah N2O4.
Untuk menentukan rumus empiris perlu terlebih dahulu menentukan komposisi
massa. Selanjutnya, data tersebut bersama-sama dengan massa atom relatif unsur
penyusun senyawa digunakan untuk menghitung nilai perbandingan yang paling
sederhana dari atom-atom penyusun cuplikan senyawa itu.
Rumus molekul adalah ungkapan yang menyatakan jenis dan jumlah atom
dalam suatu senyawa yang merupakan satu kesatuan sifat. Jika dihubungkan dengan
rumus empiris, maka rumus molekul dapat diartikan sebagai kelipatan dari rumus
empirisnya. Untuk menyatakan rumus molekul suatu zat dilakukan dengan cara
menuliskan lambang kimia tiap unsur yang ada dalam molekul itu dan jumlah atom
dituliskan di kanan lambang kimia.
Untuk menentukan rumus molekul suatu zat dari rumus empiris, harus
diketahui massa molekul relatifnya, Mr. Terdapat beberapa metode yang dapat
dikembangkan di laboratorium untuk menentukan massa molekul relatif suatu zat,
diantaranya berdasarkan teori avogadro menggunakan volume molar gas atau
berdasarkan penurunan titik beku atau kenaikan titik didih suatu larutan bergantung
pada wujud zat.
Rumus molekul Rumus Emiris dan Kelipatannya
NH3 (NH3) x 1
N2H4 (NH2) x 2
C3H6 (CH2) x 3
C6H12O6 (CH2O) x6
Dengan asumsi gas bersifat ideal maka jumlah mol uap, menggunakan
persamaan gas ideal, yaitu :
𝑛 =
𝑃𝑉
𝑅𝑇
(Sunarya, 2010).
Rumus empiris menunjukkan perbandingan jumlah atom unsur-unsur yang
terdapat dalam satu senyawa, dimana perbandingan itu dinyatakan dalam bilangan
bulat yang terkecil. Bilangan bulat ini bisa didapatkan dari analisis terhadap senyawa
itu, yaitu dengan mengkonversikan hasil analisis menjadi kuantitas masing-masing
unsur yang terdapat dalam suatu bobot tertentu senyawa itu, yang dinyatakan dalam
mol atom-atom itu. Perhatikan suatu senyawa yang analisisnya 17,09 % magnesium,
37,93 % alumunium, dan 44,98 % oksigen. Dalam hal ini persentase menyatakan
persen bobot, yaitu banyaknya gram unsur itu per 100 gram senyawa. Skema
sistematika pengolahan dapat diberikan dalam tabel berikut :
Tabel 1. Cara perhitungan penentuan rumus empiris
Unsur Massa Ar Mol=gr/Mr mol /0,68 mol
Mg
Al
O
17,09 gr
37,93 gr
44,98 gr
24,3
26,98
16,0
0,703
1,406
2,812
1
2
4
Bilangan dalam kolom (4) menunjukkan banyaknya mol atom unsur
komponen dalam jumlah tertentu senyawa itu, 100 gram, yang digunakan sebagai
dasar. Setiap perangkat bilangan yang didapat dengan mengalikan atau membagi
setiap bilangan didalam kolom (4) dengan faktor yang sama akan mempunyai
perbandingan yang sama dengan angka-angka dalam kolom (4). Perangkat angka
dalam kolom (5) merupakan perangkat yang demikian, yang didapat dengan
membagi setiap nilai n (E) dalam (4) dengan angka yang paling rendah dalam kolom
(4), yakni 0,703. Kolom (5) menunjukkan bahwa jumlah relatif mol atom, dan karena
itu banyaknya atom-atom Mg, Al, dan O itu sendiri di dalam senyawa itu adalah 1 : 2
: 4. Oleh karena itu rumus empirisnya ialah (MgAl2O4)n. Rumus senyawa merupakan
rumus kimia yang menunjukkan jumlah atom unsur-unsur yang membentuk ikatan
dalam satu senyawa dam memiliki massa molekul relatif yang pasti.
Rumus senyawa bukan lagi dalam bentuk perbandingan, tetapi sudah
merupakan bentuk final dari suatu rumus pada suatu senyawa. Massa molekul relatif
juga sudah diketahui karena jumlah atomnya sudah pasti. Bila satu senyawa dengan
senyawa yang lain memiliki rumus empiris yang sama, belum tentu memiliki rumus
senyawa yang sama. Sebagai contoh rumus empiris (CH2)n dapat berarti rumus
senyawanya adalah CH2 atau C2H4 atau C3H6 dan seterusnya (Wibowo, 2005).
Kimiawan menggunakan rumus kimia untuik menyatakan komposisi molekul
dan senyawa ionik dalam lambang-lambang kimia. Yang dimaksud dengan
komposisi disini bukan saja unsur-unsur yang ada tetapi juga rasio-rasio dari atom-
atom yang bergabung.
Rumus molekul menunjukan jumlah eksak atom-atom dari setiap unsur dalam
unit terkecil suatu zat. Dalam pembahasan kita tentang molekul, setiap contoh
diberikan bersama dengan rumus molekulnya dalam tanda kurung. Jadi H2 adalah
rumus molekul untuk hidrogen, O2 adalah oksigen, O3 adalah ozon, dan H2O adalah
air. Angka subskrip menandai jumlah atom suatu unsur yang ada dalam molekul itu.
Dalam H2O tidak ada subskrip untuk O, karena hanya ada satu atom oksigen dalam
satu molekul air, dan angka satu dihilangkan dari rumus. Perhatikan bahwa oksigen
(O2) dan ozon (O3) adalah alotrop dari oksigen. Alotrop adalah salah satu dari dua
atau lebih bentuk lain dari suatu unsur. Dua bentuk alotrop dari unsur karbon-intan
dan grafit berbeda jauh tidak hanya dalam hal sifat tetapi juga dalam hal harga.
Rumus molekul hidrogen peroksida, suatu zat yang digunakan sebagai zat
antiseptik dan zat pemutih untuk tekstil dan rambut, adalah H2O2. Rumus ini
menandakan bahwa setiap molekul hidrogen peroksida terdiri atas dua atom hidrogen
dan dua atom oksigen. Perbandingan atom hidrogen dan atom oksigen dalam molekul
ini adalah 2:2 atau 1:1. Rumus empiris hidrogen peroksida adalah HO. Jadi rumus
empiris menunjukkan kepada kita unsur-unsur yang ada dan perbandingan bilangan
bulat paling sederhana dari atom-atomnya, tetapi tidak selalu harus menunjukkan
jumlah atom sebenarnya dalam suatu molekul. Contoh lainnya, perhatikan senyawa
hidrazin (N2H4) yang digunakan sebagai bahan bakar roket. Rumus empiris hidrazin
adalah NH2. Meskipun perbandingan nitrogen dan hidrogennya adalah 1:2 dalam
rumus molekulnya (N2H2) maupun rumus empirisnya (NH2) hanya rumus molekul
sajalah yang menunjukkan jumlah atom N (dua) dan atom hidrogen (empat) yang
sebenarnya ada dalam sebuah molekul hidrazin.
Rumus empiris adalah rumus kimia yang paling sederhana, rumus ini ditulis
dengan memperkecil subskrip dalam rumus molekul menjadi bilangan bulat terkecil
yang mungkin. Rumus molekul adalah rumus yang sebenarnya untuk molekul.
Untuk kebanyakan molekul, rumus molekul dan rumus empirisnya satu dan
sama. Beberapa contohnya adalah air (H2O), ammonia (NH3), karbon dioksida (CO2),
dan metana (CH4) (Chang, 2003).
Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh suatu rumus
kima yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu. Sekarang kita
bedakan dua jenis rumus, rumus molekul dan rumus empiris. Rumus molekul suatu
zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu molekul zat itu. Jadi, rumus
molekul karbon dioksida ialah CO2, setiap molekul karbon dioksida mengandung satu
atom karbon dan dua atom hidrogen. Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6, setiap
molekul glukosa mengandung 6 atom karbon, 6 oksigen, dan 12 hidrogen. Rumus
molekul dapat ditentukan untuk semua zat berwujud gas dan cairan serta padatan,
seperti glukosa, dengan submit molekul yang terdefinisikan dengan baik.
Sebaliknya, rumus empiris suatu senyawa ialah rumus paling sederhana yang
memberikan jumlah atom relatif yang betul untuk setiap jenis atom yang ada di
dalam senyawa itu. Misalnya rumus empiris glukosa ialah CH2O, ini menyatakan
bahwa jumlah atom karbon, hidrogen, dan oksigen memiliki nisbah 1:2:1. Bila rumus
molekul diketahui, jelas akan lebih baik, karena lebih banyak informasi yang
didapatkan. Namun demikian, dalam beberapa padatan dan cairan, tidak ada molekul
kecil yang benar-benar unik, sehingga rumus kimia yang bermakna hanyalah rumus
empiris. Contohnya ialah padatan kobalt (II) klorida, yang mempunyai rumus empiris
COCl2. Terdapat gaya tarik yang kuat antara atom kobalt dan dua atom klorin yang
berdekatan dalam padatan kobalt (II) klorida, tetapi tidak mungkin kita membedakan
gaya didalam molekul itu dengan tetangganya, sebab yang disebutkan terakhir itu
sama kuatnya. Padatan ini pada dasarnya adalah molekul raksasa. Dengan demikian,
kobalt (II) klorida dinyatakan dengan rumus empiris dan diacu sebagai unit rumus
COCl2, bukannya sebagai molekul COCl2.
Rumus empiris H2O menyatakan bahwa untuk setiap atom oksigen dalam air,
ada dua atom hidrogen. Demikian pula, satu mol H2O mengandung dua mol atom
hidrogen dan satu mol atom oksigen. Jumlah atom dan jumlah mol setiap unsur
mempunyai nisbah yang sama, yaitu 2:1. Rumus empiris suatu zat jelas berhubungan
dengan persentase komposisi berdasar massa dari zat itu. Hubungan ini dapat
digunakan dalam berbagai cara.
Rumus empiris dari suatu senyawa dan persentase komposisi berdasar massa
dari unsur-unsur penyusunnya hanya dihubungkan oleh konsep mol semata. Misalnya
rumus empiris etilena (rumus molekul C2H4) ialah CH2 (Oxtoby, 2001).
V. Alat dan Bahan
A. Alat
- Cawan
- Gelas arloji
- Timbangan
- Gelas ukur
- Bunsen
- Pipet tetes
B. Bahan
- Logam tebaga
- Asam nitrat
VI. Prosedur Percobaan
cawan
0,5 gr tembaga
10 ml HNO3
larutan
ditimbang, ditambah
ditambah
terbentuk kristal
hitung RE
dipanaskan
VII. Pertanyaan Prapraktek
1. Berilah 5 buah contoh senyawa yang memilki rumus molekul dan rumus
empiris yang sama dan 5 buah senyawa yang memiliki rumus molekul dan
rumus empiris yang berbeda!
Jawaban : Senyawa yang memiliki rumus empiris yang sama dengan rumus
molekulnya antara lain : H2O, NaCl, CO2, dan NaOH. Senyawa yang
memiliki rumus empiris dan rumus molekul yang berbeda antara lain :
Rumus Molekul Rumus Empiris
C6 O12 H6 CH2O
C2 H4 CH
C2 H8 CH4
C2 H6 CH3
C2 H2 HO
2. Pembakaran senyawa CxHy dalam oksigen berlebih menghasilkan 11 g H2O.
Jika Ar O = 16, C = 12 dan H = 1. Bagaimana rumus empiris senyawa
tersebut.
Jawaban : mol CO2 =
11
44
= 0,25 mol
mol H2O =
9
18
= 0,5 mol
Mol C dalam CO2 = 0,25 mol
Mol H dalam H2O= 2 × 0,5 = 1 mol
Maka, mol C : mol H
0,25 : 1
1 : 4
Jadi, rumus empiris senyawa CH4.
VIII. Data Hasil Pengamatan
A. Kuantitatif
Benda Massa (gram)
Cawan krus kosong tanpa tutup 42,78
Logam Cu 0,5
Cawan krus tanpa tutup + kristal logam Cu 44,41
B. Kualitatif
Bahan
Pengamatan
Suhu Warna Kristal
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Logam
Cu +
HNO3
Normal Panas Coklat
Hijau
toska
Tidak
ada
Ada
IX. Reaksi dan Perhitungan
a. Reaksi
Cu + œ O2 CuxOy
2HNO3 2NO3 + H2O + œ O2
Cu + 2NO3 CuxOy + 2NO3 +H2O
b. Perhitungan
M cawan kosong tanpa tutup = 42,78 gram
M cawan tanpa tutup + logam Cu = 43,28 gram
M cawan tanpa tutup + Kristal logam Cu = 44,41 gram
Mol Cu dan Mol O
Berat CuxOy = (M cawan + Kristal) - (M cawan)
= 44,41 gram - 42,78 gram
= 1,63 gram
W Cu = W CuxOy
Mol Cu = Mol CuxOy
Gr Cu
Ar Cu
=
Gr đ¶đ‘ą đ‘„ 𝑂𝑩
Ar đ¶đ‘ą 𝑋 𝑂𝑩
0,5
63,5
=
1,63
16
0,007874 = 0,101875
1 = 13
Maka rumus empirisnya adalah CuO13
X. Pembahasan
Terdapat dua tipe analisa yang digunakan dalam uji coba rumus empiris senyawa.
Pertama menggunakan analisa kualitatif dengan mengamati perubahan fisik yang
terjadi pada bahan yang digunakan, seperti warna coklat pada logam tembaga, warna
kuning kehijauan pada kristal, suhu panas yang dihasilkan pada saat pencampuran
logam tembaga dengan asam nitrat, dan warna hijau toska sebagai hasil dari
pencampuran logam tembaga dan asam nitrat sebelum dipanaskan. Kedua
meggunakan metode analisa kuantitatif dengan cara perhitungan stoikiometri untuk
menghitung perbandingan jumlah mol terkecil, dan massa alat dan bahan yang
digunakan. Kedua hal tersebut sangat penting untuk mengetahui jumlah terkecil suatu
atom dalam senyawa atau rumus empiris dan rumus sebenarnya suatu unsur dalam
senyawa atau yang biasa disebut dengan rumus molekul senyawa.
Pencampuran logam tembaga dengan asam nitrat dalam cawan akan
menghasilkan suhu panas pada dinding cawan saat disentuh dengan indra peraba.
Suhu tersebut dikenal dengan reaksi eksoterm, sebuah reaksi yang terjadi akibat
perpindahan energi atau kalor dari sistem ke lingkungannya, sehingga bagian luar
cawan terasa panas.
Selain itu, logam tembaga yang dicampurkan dengan asam nitrat
menghasilkan warna hijau toska, gelembung, dan uap. Logam tembaga umumnya
bewarna coklat setelah dicampur dengan asam nitrat terjadi perubahan warna menjadi
hijau toska. Perubahan warna ini terjadi disebabkan oleh logam tembaga yang
termasuk ke dalam logam transisi sehingga memiliki kemampuan eksitasi, dengan
memancarkan panjang gelombang tertentu yang menunjukkan klasifikasi warnanya
pada sinar cahaya tampak sehingga membentuk warna hijau toska setelah bereaksi
dengan asam nitrat.
Kemudian, dilakukan pemanasan campuran pada suhu tinggi agar
terbentuklah sebuah kristal. Pemanasan ini berfungsi untuk mempercepat reaksi, di
suhu yang panas partikel-partikel akan bergerak cepat, menguapkan zat, dan
membentuk senyawa baru yang dalam percobaan ini berupa sebuah kristal. Selain itu,
pemanasan mempecepat proses penguapan air dan zat lain-lain yang dapat diuapkan
melalui pemanasan sehingga dalam percobaan hanya menghasilkan kristal yang
berwarna kuning kehijauan. Setelah kristal ini terbentuk praktikan dapat menghitung
massa cawan dan kristal agar dapat dilakukan perhitungan stoikiometri untuk mencari
perbandingan jumlah mol terkecilnya agar didapatkan rumus empiris tembaga oksida.
Terfokus pada percobaan ini, ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan berbagai percobaaan di laboratorium. Salah satu hal tersebut diantaranya,
mereaksikan logam tembaga dan asam nitrat hendaknya dilakukan di lemari asam.
Hal ini karenakan asam nitrat yang termasuk kedalam jenis asam kuat yang bersifat
sangat reaktif, korosif, serta beracun. Apabila terpapar mengenai kulit, mata, atau
tertelan maupaun terhirup dapat mengakibatkan dampak yang cukup fatal pada
jaringan kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan bagian mata. Prosedur ini
harus dipatuhi oleh setiap praktikan bisa dikatan merupakan sebuah kewajiban agar
terjaga keselamatannya dan dapat mendapatkan hasil percobaan yang maksimal.
XI. Kesimpulan
1. Analisa secara kualitatif dan kuantitatif digunakan dalam percobaan rumus
empiris senyawa.
2. Pada saat pencamuran tembaga dengan asam nitrat terjadi reaksi eksoterm.
3. Logam tembaga yang dicampurkan dengan asam nitrat menghasilkan warna
hijau toska.
4. Proses pemanasan pada suhu tinggi mempercepat terbentuknya kristal.
5. Asam nitrat bersifat korosif, reaktif, dan toksik.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Keenan, dkk.1980. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, David W, dkk.2001. Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.
Sunarya,Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung: CV.Yrama Widya.
Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar 1. Indralaya : Universitas
Sriwijaya.
Wibowo, Heri. 2005. Modul Kimia Konsep Dasar Kimia. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.
Lampiran Gambar
Cawan Krus Gelas Beker
Pipet Tetes Pemanas Air
Gelas Ukur Gelas Arloji

Weitere Àhnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenolXINYOUWANZ
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
Protein
ProteinProtein
ProteinMardiana
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasUIN Alauddin Makassar
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
kimia analitik
kimia analitikkimia analitik
kimia analitikM Tamam
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianRuci Rushiana
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoPujiati Puu
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Tillapia
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
Sintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogenSintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogenNhinie Geperchi
 

Was ist angesagt? (20)

Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
kimia analitik
kimia analitikkimia analitik
kimia analitik
 
Solution_Kimia Dasar
Solution_Kimia DasarSolution_Kimia Dasar
Solution_Kimia Dasar
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Spektrofotometer
SpektrofotometerSpektrofotometer
Spektrofotometer
 
Laporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosaLaporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosa
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Sintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogenSintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogen
 
Makalah ester
Makalah esterMakalah ester
Makalah ester
 

Andere mochten auch

Cse slideshow
Cse slideshowCse slideshow
Cse slideshowamcginn14
 
sustainability
sustainabilitysustainability
sustainabilityamcginn14
 
INN333 Reflection – Week 8
INN333 Reflection – Week 8INN333 Reflection – Week 8
INN333 Reflection – Week 8kathleensme
 
Quang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa senQuang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa senvominhvu289
 
Dickinson Sustainability Initiatives
Dickinson Sustainability InitiativesDickinson Sustainability Initiatives
Dickinson Sustainability Initiativesamcginn14
 
Quang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa senQuang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa senvominhvu289
 
Mision de la udl lizbeth edith rule herrera
Mision de la udl lizbeth edith rule herreraMision de la udl lizbeth edith rule herrera
Mision de la udl lizbeth edith rule herreraLa Caro Herrera
 
Week 13 reflection
Week 13 reflectionWeek 13 reflection
Week 13 reflectionkathleensme
 
Quang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa senQuang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa senvominhvu289
 
Gamification and new media
Gamification and new media Gamification and new media
Gamification and new media Olga Veselova
 
Thursday concurrent15 1145_smeaton_extended_submission
Thursday concurrent15 1145_smeaton_extended_submissionThursday concurrent15 1145_smeaton_extended_submission
Thursday concurrent15 1145_smeaton_extended_submissionkathleensme
 
Social media & informed learning
Social media & informed learningSocial media & informed learning
Social media & informed learningkathleensme
 
Quang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa senQuang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa senvominhvu289
 
Instagram terms of use presentation
Instagram terms of use presentationInstagram terms of use presentation
Instagram terms of use presentationmannja
 
Project presentation Kathleen Smeaton
Project presentation Kathleen SmeatonProject presentation Kathleen Smeaton
Project presentation Kathleen Smeatonkathleensme
 

Andere mochten auch (20)

Ghazwul fikri
Ghazwul fikriGhazwul fikri
Ghazwul fikri
 
Cse slideshow
Cse slideshowCse slideshow
Cse slideshow
 
sustainability
sustainabilitysustainability
sustainability
 
INN333 Reflection – Week 8
INN333 Reflection – Week 8INN333 Reflection – Week 8
INN333 Reflection – Week 8
 
Quang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa senQuang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa sen
 
icon icon power point
icon icon power pointicon icon power point
icon icon power point
 
Dickinson Sustainability Initiatives
Dickinson Sustainability InitiativesDickinson Sustainability Initiatives
Dickinson Sustainability Initiatives
 
Quang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa senQuang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa sen
 
Mision de la udl lizbeth edith rule herrera
Mision de la udl lizbeth edith rule herreraMision de la udl lizbeth edith rule herrera
Mision de la udl lizbeth edith rule herrera
 
Week 13 reflection
Week 13 reflectionWeek 13 reflection
Week 13 reflection
 
Quang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa senQuang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa sen
 
Tunisia
TunisiaTunisia
Tunisia
 
Slide CasaNoi - Sharitaly - Milano, 9 e 10 novembre 2015
Slide CasaNoi - Sharitaly - Milano, 9 e 10 novembre 2015 Slide CasaNoi - Sharitaly - Milano, 9 e 10 novembre 2015
Slide CasaNoi - Sharitaly - Milano, 9 e 10 novembre 2015
 
Gamification and new media
Gamification and new media Gamification and new media
Gamification and new media
 
Thursday concurrent15 1145_smeaton_extended_submission
Thursday concurrent15 1145_smeaton_extended_submissionThursday concurrent15 1145_smeaton_extended_submission
Thursday concurrent15 1145_smeaton_extended_submission
 
Social media & informed learning
Social media & informed learningSocial media & informed learning
Social media & informed learning
 
Quang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa senQuang cao pho dong hoa sen
Quang cao pho dong hoa sen
 
Instagram terms of use presentation
Instagram terms of use presentationInstagram terms of use presentation
Instagram terms of use presentation
 
Project presentation Kathleen Smeaton
Project presentation Kathleen SmeatonProject presentation Kathleen Smeaton
Project presentation Kathleen Smeaton
 
negara asia tenggara
negara asia tenggaranegara asia tenggara
negara asia tenggara
 

Ähnlich wie Rumus Empiris dan Molekul

Resume kimia dasar 1 kelompok 1
Resume kimia dasar 1 kelompok 1Resume kimia dasar 1 kelompok 1
Resume kimia dasar 1 kelompok 1Pujiati Puu
 
stokiometri .pptx
stokiometri .pptxstokiometri .pptx
stokiometri .pptx160204019
 
Materi Kimia Sekolah
Materi Kimia SekolahMateri Kimia Sekolah
Materi Kimia Sekolahriskafatimala
 
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometriDian Putri
 
Interkonversi mol-gram-volume dan perhitungan kimia
Interkonversi mol-gram-volume dan perhitungan kimiaInterkonversi mol-gram-volume dan perhitungan kimia
Interkonversi mol-gram-volume dan perhitungan kimiaMonich Rhd
 
Rangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan davidRangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan davidPTPN VI
 
week-34-5-stoikiometri1.ppt
week-34-5-stoikiometri1.pptweek-34-5-stoikiometri1.ppt
week-34-5-stoikiometri1.pptwidhyahrini1
 
Latihan 4.docx
Latihan 4.docxLatihan 4.docx
Latihan 4.docxElandFreedom
 
Chemistry 3
Chemistry 3Chemistry 3
Chemistry 3Elshalvince
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometritbadlisyah
 
Stoikiometri - kimia - kelas X
Stoikiometri - kimia - kelas XStoikiometri - kimia - kelas X
Stoikiometri - kimia - kelas Xerika chan
 
Massa atom, jumlah partikel, dan mol
Massa atom, jumlah partikel, dan molMassa atom, jumlah partikel, dan mol
Massa atom, jumlah partikel, dan molPuspita Eka Rohmah
 
Welkome
WelkomeWelkome
WelkomeArdio San
 
Konsep mol dan stoikiometri
Konsep mol dan stoikiometriKonsep mol dan stoikiometri
Konsep mol dan stoikiometriYuliana
 

Ähnlich wie Rumus Empiris dan Molekul (20)

Percobaan 2 rumus-empiris-senyawa
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawaPercobaan 2 rumus-empiris-senyawa
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawa
 
Kimia Materi
Kimia MateriKimia Materi
Kimia Materi
 
Resume kimia dasar 1 kelompok 1
Resume kimia dasar 1 kelompok 1Resume kimia dasar 1 kelompok 1
Resume kimia dasar 1 kelompok 1
 
stokiometri .pptx
stokiometri .pptxstokiometri .pptx
stokiometri .pptx
 
Materi Kimia Sekolah
Materi Kimia SekolahMateri Kimia Sekolah
Materi Kimia Sekolah
 
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
 
bab 6.pptx
bab 6.pptxbab 6.pptx
bab 6.pptx
 
Interkonversi mol-gram-volume dan perhitungan kimia
Interkonversi mol-gram-volume dan perhitungan kimiaInterkonversi mol-gram-volume dan perhitungan kimia
Interkonversi mol-gram-volume dan perhitungan kimia
 
Rangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan davidRangkuman kimia terapan david
Rangkuman kimia terapan david
 
week-34-5-stoikiometri1.ppt
week-34-5-stoikiometri1.pptweek-34-5-stoikiometri1.ppt
week-34-5-stoikiometri1.ppt
 
Latihan 4.docx
Latihan 4.docxLatihan 4.docx
Latihan 4.docx
 
STOIKIOMETRI KIMIA
STOIKIOMETRI KIMIASTOIKIOMETRI KIMIA
STOIKIOMETRI KIMIA
 
Stoikiometri.pptx
Stoikiometri.pptxStoikiometri.pptx
Stoikiometri.pptx
 
Chemistry 3
Chemistry 3Chemistry 3
Chemistry 3
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
Stoikiometri - kimia - kelas X
Stoikiometri - kimia - kelas XStoikiometri - kimia - kelas X
Stoikiometri - kimia - kelas X
 
Massa atom, jumlah partikel, dan mol
Massa atom, jumlah partikel, dan molMassa atom, jumlah partikel, dan mol
Massa atom, jumlah partikel, dan mol
 
Welkome
WelkomeWelkome
Welkome
 
Welkome
WelkomeWelkome
Welkome
 
Konsep mol dan stoikiometri
Konsep mol dan stoikiometriKonsep mol dan stoikiometri
Konsep mol dan stoikiometri
 

KĂŒrzlich hochgeladen

Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikaKuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikajoey552517
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx12MIPA3NurulKartikaS
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steriljoey552517
 
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxfais1231
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxminiproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxfais1231
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.tency1
 
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfsistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfMarisaRintania
 
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxPengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxIPutuSuwitra1
 

KĂŒrzlich hochgeladen (13)

Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikaKuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
 
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
 
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxminiproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
 
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfsistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
 
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxPengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
 

Rumus Empiris dan Molekul

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I I. Nomor Percobaan : II II. Nama Percobaan : Rumus Empiris Senyawa III. Tujuan Percobaan : 1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul senyawa tersebut. 2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data untuk menghitung rumus empiris. IV. Dasar Teori Untuk menyatakan komposisi zat-zat dan menggambarkan perubahan-perubahan kualitatif yang terjadi selama reaksi kimia secara tepat, singkat dan langsung, kita gunakan lambang-lambang kimia dan rumus-rumus kimia. Secara umum dikenal rumus empiris dan rumus molekul. Rumus empiris adalah suatu senyawa yang menyatakan nisbah (jumlah) terkecil jumlah atom yang terdapat dalam senyawa tersebut, sedangkan rumus yang sebenarnya untuk semua unsur dalam senyawa dinamakan rumus molekul. Sebagai contoh karbon dioksida terdiri dari 1 atom C dan 2 atom O, maka rumus empirisnya CO2. Hidrogen peroksida yang mempunyai 2 atom H dan 2 atom O memiliki rumus molekul H2O2 rumus empirisnya HO. Untuk penulisan rumus empiris walau tak ada aturan yang ketat, tetapi umumnya untuk zat anorganik, unsur logam atau hidrogen ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan non logam atau metalloid dan akhirnya oksigen, sedangkan untuk zat-zat organik aturan yang umum berlaku adalah C, H, O, N, S, dan P. Berdasarkan beberapa percobaan yang dilakukan disimpulkan rumus empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsur-unsurnya. Ini merupakan langkah yang penting untuk memperlihatkan sifat berkala dan unsur-unsur. Secara sederhana penentuan rumus empiris suatu senyawa dapat dilakukan dengan eksperimen, dengan menentukan persentase jumlah unsur-unsur yang terdapat dalam
  • 2. zat tersebut, memakai metode analisis kimia kuantitatif. Disamping itu ditentukan pula massa molekul relatif senyawa tersebut. Untuk menyatakan rumus empiris senyawa telah diketahui dapat disimpulkan sifat-sifat fisik dan kimia dari zat tersebut, yaitu pertama, dari rumus empiris ini dapat dilihat unsur apa yang terkandung senyawa tersebut, dan berapa banyak atom dari masing-masing unsur membentuk molekul senyawa tersebut. Kedua, massa molekul relatif dapat ditentukan dengan menjumlahkan massa atom relatif dari unsur-unsur yang membentuk senyawa. Ketiga, berdasarkan rumus empiris dapat dihitung jumlah relatif unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa atau komposisi persentase zat tersebut (Tim penyusun, 2014). Rumus suatu zat menyatakan jenis dan banyaknya atom yang bersenyawa secara kimia dalam suatu satuan zat. Terdapat beberapa jenis rumus, diantaranya ialah rumus molekul dan rumus empiris. Suatu rumus molekul menyatakan banyaknya atom yang sebenarnya dalam suatu molekul atau satuan terkecil suatu senyawa. Suatu rumus empiris menyatakan angka banding bilangan bulat terkecil dari atom-atom dari suatu senyawa. Beda antara suatu rumus molekul dan rumus empiris dapat digambarkan dengan senyawa hidrogen peroksida, suatu bahan pemutuh biasa. Rumus molekul hidrogen peroksida adalah H2O2, yang menunjukkan tiap molekul terdiri dari empat atom. Sebaliknya rumus empirisnya ialah HO, karena angka banding bilangan bulat terkecil atom-atom dalam sebuah moleku ialah 1:1 ( Keenan, 1980). Rumus paling sederhana dari suatu molekul dinamakan rumus empiris, yaitu rumus molekul yang menunjukkan perbandingan atom-atom penyusun molekul paling sederhana dan merupakan bilangan bulat. Rumus empiris merupakan rumus yang diperoleh dari percobaan. Contoh, rumus molekul benzena adalah C6H6, rumus empirisnya adalah CH. Rumus molekul hidrogen peroksida adalah H2O2, rumus empirisnya HO. Rumus empiris dapat juga menunjukkan rumus molekul apabila tidak ada informasi tentang massa molekul relatif dari senyawa itu. Misalnya, NO2 dapat dikatakan sebagai rumus molekul jika tidak ada informasi massa molekul relatifnya,
  • 3. tetapi jika massa molekulnya diketahui, misalnya 92 maka NO2 merupakan rumus empiris karena rumus molekul senyawa tersebut adalah N2O4. Untuk menentukan rumus empiris perlu terlebih dahulu menentukan komposisi massa. Selanjutnya, data tersebut bersama-sama dengan massa atom relatif unsur penyusun senyawa digunakan untuk menghitung nilai perbandingan yang paling sederhana dari atom-atom penyusun cuplikan senyawa itu. Rumus molekul adalah ungkapan yang menyatakan jenis dan jumlah atom dalam suatu senyawa yang merupakan satu kesatuan sifat. Jika dihubungkan dengan rumus empiris, maka rumus molekul dapat diartikan sebagai kelipatan dari rumus empirisnya. Untuk menyatakan rumus molekul suatu zat dilakukan dengan cara menuliskan lambang kimia tiap unsur yang ada dalam molekul itu dan jumlah atom dituliskan di kanan lambang kimia. Untuk menentukan rumus molekul suatu zat dari rumus empiris, harus diketahui massa molekul relatifnya, Mr. Terdapat beberapa metode yang dapat dikembangkan di laboratorium untuk menentukan massa molekul relatif suatu zat, diantaranya berdasarkan teori avogadro menggunakan volume molar gas atau berdasarkan penurunan titik beku atau kenaikan titik didih suatu larutan bergantung pada wujud zat. Rumus molekul Rumus Emiris dan Kelipatannya NH3 (NH3) x 1 N2H4 (NH2) x 2 C3H6 (CH2) x 3 C6H12O6 (CH2O) x6 Dengan asumsi gas bersifat ideal maka jumlah mol uap, menggunakan persamaan gas ideal, yaitu : 𝑛 = 𝑃𝑉 𝑅𝑇 (Sunarya, 2010). Rumus empiris menunjukkan perbandingan jumlah atom unsur-unsur yang terdapat dalam satu senyawa, dimana perbandingan itu dinyatakan dalam bilangan
  • 4. bulat yang terkecil. Bilangan bulat ini bisa didapatkan dari analisis terhadap senyawa itu, yaitu dengan mengkonversikan hasil analisis menjadi kuantitas masing-masing unsur yang terdapat dalam suatu bobot tertentu senyawa itu, yang dinyatakan dalam mol atom-atom itu. Perhatikan suatu senyawa yang analisisnya 17,09 % magnesium, 37,93 % alumunium, dan 44,98 % oksigen. Dalam hal ini persentase menyatakan persen bobot, yaitu banyaknya gram unsur itu per 100 gram senyawa. Skema sistematika pengolahan dapat diberikan dalam tabel berikut : Tabel 1. Cara perhitungan penentuan rumus empiris Unsur Massa Ar Mol=gr/Mr mol /0,68 mol Mg Al O 17,09 gr 37,93 gr 44,98 gr 24,3 26,98 16,0 0,703 1,406 2,812 1 2 4 Bilangan dalam kolom (4) menunjukkan banyaknya mol atom unsur komponen dalam jumlah tertentu senyawa itu, 100 gram, yang digunakan sebagai dasar. Setiap perangkat bilangan yang didapat dengan mengalikan atau membagi setiap bilangan didalam kolom (4) dengan faktor yang sama akan mempunyai perbandingan yang sama dengan angka-angka dalam kolom (4). Perangkat angka dalam kolom (5) merupakan perangkat yang demikian, yang didapat dengan membagi setiap nilai n (E) dalam (4) dengan angka yang paling rendah dalam kolom (4), yakni 0,703. Kolom (5) menunjukkan bahwa jumlah relatif mol atom, dan karena itu banyaknya atom-atom Mg, Al, dan O itu sendiri di dalam senyawa itu adalah 1 : 2 : 4. Oleh karena itu rumus empirisnya ialah (MgAl2O4)n. Rumus senyawa merupakan rumus kimia yang menunjukkan jumlah atom unsur-unsur yang membentuk ikatan dalam satu senyawa dam memiliki massa molekul relatif yang pasti. Rumus senyawa bukan lagi dalam bentuk perbandingan, tetapi sudah merupakan bentuk final dari suatu rumus pada suatu senyawa. Massa molekul relatif juga sudah diketahui karena jumlah atomnya sudah pasti. Bila satu senyawa dengan
  • 5. senyawa yang lain memiliki rumus empiris yang sama, belum tentu memiliki rumus senyawa yang sama. Sebagai contoh rumus empiris (CH2)n dapat berarti rumus senyawanya adalah CH2 atau C2H4 atau C3H6 dan seterusnya (Wibowo, 2005). Kimiawan menggunakan rumus kimia untuik menyatakan komposisi molekul dan senyawa ionik dalam lambang-lambang kimia. Yang dimaksud dengan komposisi disini bukan saja unsur-unsur yang ada tetapi juga rasio-rasio dari atom- atom yang bergabung. Rumus molekul menunjukan jumlah eksak atom-atom dari setiap unsur dalam unit terkecil suatu zat. Dalam pembahasan kita tentang molekul, setiap contoh diberikan bersama dengan rumus molekulnya dalam tanda kurung. Jadi H2 adalah rumus molekul untuk hidrogen, O2 adalah oksigen, O3 adalah ozon, dan H2O adalah air. Angka subskrip menandai jumlah atom suatu unsur yang ada dalam molekul itu. Dalam H2O tidak ada subskrip untuk O, karena hanya ada satu atom oksigen dalam satu molekul air, dan angka satu dihilangkan dari rumus. Perhatikan bahwa oksigen (O2) dan ozon (O3) adalah alotrop dari oksigen. Alotrop adalah salah satu dari dua atau lebih bentuk lain dari suatu unsur. Dua bentuk alotrop dari unsur karbon-intan dan grafit berbeda jauh tidak hanya dalam hal sifat tetapi juga dalam hal harga. Rumus molekul hidrogen peroksida, suatu zat yang digunakan sebagai zat antiseptik dan zat pemutih untuk tekstil dan rambut, adalah H2O2. Rumus ini menandakan bahwa setiap molekul hidrogen peroksida terdiri atas dua atom hidrogen dan dua atom oksigen. Perbandingan atom hidrogen dan atom oksigen dalam molekul ini adalah 2:2 atau 1:1. Rumus empiris hidrogen peroksida adalah HO. Jadi rumus empiris menunjukkan kepada kita unsur-unsur yang ada dan perbandingan bilangan bulat paling sederhana dari atom-atomnya, tetapi tidak selalu harus menunjukkan jumlah atom sebenarnya dalam suatu molekul. Contoh lainnya, perhatikan senyawa hidrazin (N2H4) yang digunakan sebagai bahan bakar roket. Rumus empiris hidrazin adalah NH2. Meskipun perbandingan nitrogen dan hidrogennya adalah 1:2 dalam rumus molekulnya (N2H2) maupun rumus empirisnya (NH2) hanya rumus molekul
  • 6. sajalah yang menunjukkan jumlah atom N (dua) dan atom hidrogen (empat) yang sebenarnya ada dalam sebuah molekul hidrazin. Rumus empiris adalah rumus kimia yang paling sederhana, rumus ini ditulis dengan memperkecil subskrip dalam rumus molekul menjadi bilangan bulat terkecil yang mungkin. Rumus molekul adalah rumus yang sebenarnya untuk molekul. Untuk kebanyakan molekul, rumus molekul dan rumus empirisnya satu dan sama. Beberapa contohnya adalah air (H2O), ammonia (NH3), karbon dioksida (CO2), dan metana (CH4) (Chang, 2003). Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh suatu rumus kima yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu. Sekarang kita bedakan dua jenis rumus, rumus molekul dan rumus empiris. Rumus molekul suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu molekul zat itu. Jadi, rumus molekul karbon dioksida ialah CO2, setiap molekul karbon dioksida mengandung satu atom karbon dan dua atom hidrogen. Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6, setiap molekul glukosa mengandung 6 atom karbon, 6 oksigen, dan 12 hidrogen. Rumus molekul dapat ditentukan untuk semua zat berwujud gas dan cairan serta padatan, seperti glukosa, dengan submit molekul yang terdefinisikan dengan baik. Sebaliknya, rumus empiris suatu senyawa ialah rumus paling sederhana yang memberikan jumlah atom relatif yang betul untuk setiap jenis atom yang ada di dalam senyawa itu. Misalnya rumus empiris glukosa ialah CH2O, ini menyatakan bahwa jumlah atom karbon, hidrogen, dan oksigen memiliki nisbah 1:2:1. Bila rumus molekul diketahui, jelas akan lebih baik, karena lebih banyak informasi yang didapatkan. Namun demikian, dalam beberapa padatan dan cairan, tidak ada molekul kecil yang benar-benar unik, sehingga rumus kimia yang bermakna hanyalah rumus empiris. Contohnya ialah padatan kobalt (II) klorida, yang mempunyai rumus empiris COCl2. Terdapat gaya tarik yang kuat antara atom kobalt dan dua atom klorin yang berdekatan dalam padatan kobalt (II) klorida, tetapi tidak mungkin kita membedakan gaya didalam molekul itu dengan tetangganya, sebab yang disebutkan terakhir itu sama kuatnya. Padatan ini pada dasarnya adalah molekul raksasa. Dengan demikian,
  • 7. kobalt (II) klorida dinyatakan dengan rumus empiris dan diacu sebagai unit rumus COCl2, bukannya sebagai molekul COCl2. Rumus empiris H2O menyatakan bahwa untuk setiap atom oksigen dalam air, ada dua atom hidrogen. Demikian pula, satu mol H2O mengandung dua mol atom hidrogen dan satu mol atom oksigen. Jumlah atom dan jumlah mol setiap unsur mempunyai nisbah yang sama, yaitu 2:1. Rumus empiris suatu zat jelas berhubungan dengan persentase komposisi berdasar massa dari zat itu. Hubungan ini dapat digunakan dalam berbagai cara. Rumus empiris dari suatu senyawa dan persentase komposisi berdasar massa dari unsur-unsur penyusunnya hanya dihubungkan oleh konsep mol semata. Misalnya rumus empiris etilena (rumus molekul C2H4) ialah CH2 (Oxtoby, 2001).
  • 8. V. Alat dan Bahan A. Alat - Cawan - Gelas arloji - Timbangan - Gelas ukur - Bunsen - Pipet tetes B. Bahan - Logam tebaga - Asam nitrat
  • 9. VI. Prosedur Percobaan cawan 0,5 gr tembaga 10 ml HNO3 larutan ditimbang, ditambah ditambah terbentuk kristal hitung RE dipanaskan
  • 10. VII. Pertanyaan Prapraktek 1. Berilah 5 buah contoh senyawa yang memilki rumus molekul dan rumus empiris yang sama dan 5 buah senyawa yang memiliki rumus molekul dan rumus empiris yang berbeda! Jawaban : Senyawa yang memiliki rumus empiris yang sama dengan rumus molekulnya antara lain : H2O, NaCl, CO2, dan NaOH. Senyawa yang memiliki rumus empiris dan rumus molekul yang berbeda antara lain : Rumus Molekul Rumus Empiris C6 O12 H6 CH2O C2 H4 CH C2 H8 CH4 C2 H6 CH3 C2 H2 HO 2. Pembakaran senyawa CxHy dalam oksigen berlebih menghasilkan 11 g H2O. Jika Ar O = 16, C = 12 dan H = 1. Bagaimana rumus empiris senyawa tersebut. Jawaban : mol CO2 = 11 44 = 0,25 mol mol H2O = 9 18 = 0,5 mol Mol C dalam CO2 = 0,25 mol Mol H dalam H2O= 2 × 0,5 = 1 mol Maka, mol C : mol H 0,25 : 1 1 : 4 Jadi, rumus empiris senyawa CH4.
  • 11. VIII. Data Hasil Pengamatan A. Kuantitatif Benda Massa (gram) Cawan krus kosong tanpa tutup 42,78 Logam Cu 0,5 Cawan krus tanpa tutup + kristal logam Cu 44,41 B. Kualitatif Bahan Pengamatan Suhu Warna Kristal Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Logam Cu + HNO3 Normal Panas Coklat Hijau toska Tidak ada Ada
  • 12. IX. Reaksi dan Perhitungan a. Reaksi Cu + Âœ O2 CuxOy 2HNO3 2NO3 + H2O + Âœ O2 Cu + 2NO3 CuxOy + 2NO3 +H2O b. Perhitungan M cawan kosong tanpa tutup = 42,78 gram M cawan tanpa tutup + logam Cu = 43,28 gram M cawan tanpa tutup + Kristal logam Cu = 44,41 gram Mol Cu dan Mol O Berat CuxOy = (M cawan + Kristal) - (M cawan) = 44,41 gram - 42,78 gram = 1,63 gram W Cu = W CuxOy Mol Cu = Mol CuxOy Gr Cu Ar Cu = Gr đ¶đ‘ą đ‘„ 𝑂𝑩 Ar đ¶đ‘ą 𝑋 𝑂𝑩 0,5 63,5 = 1,63 16 0,007874 = 0,101875 1 = 13 Maka rumus empirisnya adalah CuO13
  • 13. X. Pembahasan Terdapat dua tipe analisa yang digunakan dalam uji coba rumus empiris senyawa. Pertama menggunakan analisa kualitatif dengan mengamati perubahan fisik yang terjadi pada bahan yang digunakan, seperti warna coklat pada logam tembaga, warna kuning kehijauan pada kristal, suhu panas yang dihasilkan pada saat pencampuran logam tembaga dengan asam nitrat, dan warna hijau toska sebagai hasil dari pencampuran logam tembaga dan asam nitrat sebelum dipanaskan. Kedua meggunakan metode analisa kuantitatif dengan cara perhitungan stoikiometri untuk menghitung perbandingan jumlah mol terkecil, dan massa alat dan bahan yang digunakan. Kedua hal tersebut sangat penting untuk mengetahui jumlah terkecil suatu atom dalam senyawa atau rumus empiris dan rumus sebenarnya suatu unsur dalam senyawa atau yang biasa disebut dengan rumus molekul senyawa. Pencampuran logam tembaga dengan asam nitrat dalam cawan akan menghasilkan suhu panas pada dinding cawan saat disentuh dengan indra peraba. Suhu tersebut dikenal dengan reaksi eksoterm, sebuah reaksi yang terjadi akibat perpindahan energi atau kalor dari sistem ke lingkungannya, sehingga bagian luar cawan terasa panas. Selain itu, logam tembaga yang dicampurkan dengan asam nitrat menghasilkan warna hijau toska, gelembung, dan uap. Logam tembaga umumnya bewarna coklat setelah dicampur dengan asam nitrat terjadi perubahan warna menjadi hijau toska. Perubahan warna ini terjadi disebabkan oleh logam tembaga yang termasuk ke dalam logam transisi sehingga memiliki kemampuan eksitasi, dengan memancarkan panjang gelombang tertentu yang menunjukkan klasifikasi warnanya pada sinar cahaya tampak sehingga membentuk warna hijau toska setelah bereaksi dengan asam nitrat. Kemudian, dilakukan pemanasan campuran pada suhu tinggi agar terbentuklah sebuah kristal. Pemanasan ini berfungsi untuk mempercepat reaksi, di suhu yang panas partikel-partikel akan bergerak cepat, menguapkan zat, dan membentuk senyawa baru yang dalam percobaan ini berupa sebuah kristal. Selain itu, pemanasan mempecepat proses penguapan air dan zat lain-lain yang dapat diuapkan
  • 14. melalui pemanasan sehingga dalam percobaan hanya menghasilkan kristal yang berwarna kuning kehijauan. Setelah kristal ini terbentuk praktikan dapat menghitung massa cawan dan kristal agar dapat dilakukan perhitungan stoikiometri untuk mencari perbandingan jumlah mol terkecilnya agar didapatkan rumus empiris tembaga oksida. Terfokus pada percobaan ini, ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan berbagai percobaaan di laboratorium. Salah satu hal tersebut diantaranya, mereaksikan logam tembaga dan asam nitrat hendaknya dilakukan di lemari asam. Hal ini karenakan asam nitrat yang termasuk kedalam jenis asam kuat yang bersifat sangat reaktif, korosif, serta beracun. Apabila terpapar mengenai kulit, mata, atau tertelan maupaun terhirup dapat mengakibatkan dampak yang cukup fatal pada jaringan kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan bagian mata. Prosedur ini harus dipatuhi oleh setiap praktikan bisa dikatan merupakan sebuah kewajiban agar terjaga keselamatannya dan dapat mendapatkan hasil percobaan yang maksimal.
  • 15. XI. Kesimpulan 1. Analisa secara kualitatif dan kuantitatif digunakan dalam percobaan rumus empiris senyawa. 2. Pada saat pencamuran tembaga dengan asam nitrat terjadi reaksi eksoterm. 3. Logam tembaga yang dicampurkan dengan asam nitrat menghasilkan warna hijau toska. 4. Proses pemanasan pada suhu tinggi mempercepat terbentuknya kristal. 5. Asam nitrat bersifat korosif, reaktif, dan toksik.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Keenan, dkk.1980. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Oxtoby, David W, dkk.2001. Kimia Modern. Jakarta : Erlangga. Sunarya,Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung: CV.Yrama Widya. Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar 1. Indralaya : Universitas Sriwijaya. Wibowo, Heri. 2005. Modul Kimia Konsep Dasar Kimia. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
  • 17. Lampiran Gambar Cawan Krus Gelas Beker Pipet Tetes Pemanas Air Gelas Ukur Gelas Arloji