SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 36
PENGANTAR PENDIDIKAN
BAB VIII
LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA
PENERAPANNYA
Rino arpa
DOSEN: ELDARNI,M.Pd
SEKOLAH TINGGI PERGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DHARMA BAKTI LUBUK ALUNG
2012
3 MATERI YANG AKAN DIKAJI
Landasan pendidikan
Asas-asas pokok pendidikan
Penerapan asas-asas pendidikan dalam
kegiatan pembelajaran
Landasan pendidikan
• Landasan pendidikan merupakan dasar bagi upaya
pengembangan kependidikan dalam segala aspek.
• Terdapat beberapa landasan yang dapat dijadikan
sebagai titik tumpu dalam melakukan analisis kritis
terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan dalam rangka
membuat kebijakan dan praktik pendidikan, sebagai
mana akan dibahas sebagai berikut:
1. Landasan filosofis (pancasila)
• Landasan filosofis merupakan landasan yang
berkaiatan dengan makna dan hakekat pendidikan.
Antara filsafat dengan pendidikan terdapat kaitan
yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan
citra tentang manusia dan masyarakat. Sedangkan
pendidikan berusaha mewuwjudkan citra tersebut.
Rumusan tentang harkat dan martabat manusia
beserta masyarakat ikut menentukan tujuan dan
cara-cara penyelenggaran pendidikan indonesia
dilandasi oleh filsafat yang dianut oleh bangsa
indonesia, yakni pancasila.
 Pasal 2 undang-undang RI No.2 tahun 1989
menetapkan bahwa pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan undang-undang
dasar 1945. rician tentang dasar pendidikan
tersebut tercantum dalam penjelasan undang-
undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang menegaskan bahwa
pembangunan nasional termasuk pendidikan
adalah pengamalan pancasila.
 Sehubung dengan itu, pendidikan nasional
mengusahakan pembentukan manusia pancasila
sebagai manusia pembangunan yang tinggi
kualitasnya dan mandiri. Berarti pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat
indonesia, kepribadian bangsa
indonesia, pandangan hidup bangsa
indonesia, dan dasar negara republik indonesia.
Pancasila ialah sumber sistem nilai dalam
pendidikan.dengan demikian bahwa pancasila
adalah landasan filosofis dalam segala kebijakan
dan praktik pendidikan.
2. Landasan sosiologis (masyarakat indonesia)
Landasan sosiologis merupakan tempat
bertumpu dalam
menentukan, mengarahkan, dan
mengembangkan kebijakan serta praktik
pendidikan, maka dalam hal
tersebut, menurut Ardhan (1986) secara
sosiologis perlu dikaji empat bidang.
A. Hubungan sistem pendididikan dengan
berbagai aspek kemasyarakatan
 Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
 Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial
dengan sistem kekuasaan yang menentukan kebijakan
pendidikan
 Fungsi sitem dalam memelihara dan mendorong
proses sosial dan perubahan kebudayaan
 Hubungan pendidik dengan kelas sosial atau sistem
status
 Fungsionalisasi sisitem pendidikan dalam
hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
B. Hubungn kemanusiaan di sekolah
• Sifat kebudayaan sekolah yang berbeda dengan
kebudayaan di luar sekolah.
• Peserta dididk yang datang ke sekolah berasal
berbagai latar sosial budaya yang berbeda, sekolah
mempunyai pola interaksi dan struktur sosial
sendiri.
• Keadaan diatas akan mendatangkan konflik sosial
budaya,dari sisi pendidikan adalah tidak mungkin
melakukan pendekatan yang sama terhadap
peserta didik yang berbeda.
C. Pengaruh sekolah terhadap anggota:
• Peranan sosial guru
• Sifat kepribadian guru
• Pengaruh kepribadian guru terhadap perilaku
peserta didik.
• Fungsi sekolah dalam sosialisasi peserta
didik.
D. Interaksi anatar kelompok sosial sekolah
dengan kelompok lain dalam komunitasnya
• Lukisan tentang komunitas seperti yang tampak
pengaruhnya terhadap organisasi sekolah.
• Analisis tentang proses pendidikan dalam
hubungannya dengan sistem sosial setempat.
• Faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya
dengan organisasi sekolah.
3. Landasan kultural (kebudayaan nasional)
 Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan
timbal balik. Kebudayaan dapat dilestarikan dan
dikembangkan dengan jalan mewariskannya dari
satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pendidikan, baik pendidikan informal, nonformal
maupun formal (sekolah).
 Anggota masyarakat berusaha melakukan
perubahan-perubahan yang sesuai denga
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola
tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru
sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha
menuju pola-pola ini disebut transformasi
kebudayaan.
menghindari kegoncangan budaya dalam
penyelenggaraan pendidikan, Dewantara (1977):
Kontinuitet
Bahwa garis hidup sekarang harus merupakan lanjutan dari
hidup yang silam, jangan sekedar merupakan pengulangan
atau tiruan dari garis hidup masa lalu.
Konvergensi
Keharusan untuk menghindari hidup menyendiri atau
mengisolasi diri. tidak tertutup kemungkinan untuk belajar
dan menggunakan budaya lain untuk mampu hidup bersama
dengan berbagai bangsa di dunia.
Konsentristet
Kebudayaan lain boleh saja digunakan dan diintegrasikan
dengan kebudayaan sendiri,namun jangan sampai
kehilangan jati diri.
4. Landasan psikologis (perkembangan peserta didik)
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-
prinsip belajar dan perkembangan anak.
Pemahaman etrhadap peserta didik,
utamanya yang berkaitan dengan aspek
kejiwaan merupakan salah satu kunci
keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil
kajian dan penemuan psikologis sangat
diperlukan penerapannya dalam bidang
pendidikan.
Perkembangan Peserta Didik sebagai
Landasan Psikologis
• Pemahaman tumbuh kembang manusia
sangat penting sebagai bekal dasar untuk
memahami peserta didik dan menemukan
keputusan dan atau tindakan yang tepat
dalam membantu proses tumbuh kembang
itu secara efektif dan efisien.
5. Landasan ilmiah dan teknologi (ipteks)
• Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung
memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya
teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang
berkaitan erat dengan proses penyaluran
pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang
proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian
pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan
IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang
sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya
pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya
dalam pelestarian dan pengembangan iptek
tersebut.
Perkembangan IPTEK sebagai
Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran
manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan
manusia. Lembaga pendidikan, utamanya
pendidikan jalur sekolah harus mampu
mengakomodasi dan mengantisipasi
perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya
hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang
berkaitan dengan hasil perolehan informasi
maupun cara memproleh informasi itu dan
manfaatnya bagi masyarakat
6. Landasan legalistik
Pendidikan merupakan peristiwa multi
dimensi, bersangkut paut dengan berbagai
aspek kehidupan manusia dan masyarakat.
Kebijakan, penyelenggaraan, dan
pengembangan pendidikan dalam
masyarakat perlu disalurkan oleh titik tumpu
legalistik yang jelas dan syah. Landasan
legalistik segala hak dan kewajiban pendidik
dan peserta didik dapat terpelihara.
Asas-asas pokok pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu
kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan
maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di
Indonesia, terdapat beberapa asas
pendidikan yang memberi arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan
itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut
Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang
Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1. Asas Tutwuri Handayani
• Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti
dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan
oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh
Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua
semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing
Madyo Mangun Karso.
• Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu
kesatuan asas yaitu:
 Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
 Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi
dukungan dan semangat)
 Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2. Asas belajar sepanjang hayat
• Asas belajar sepanjang hayat (life long learning)
merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap
pendidikan seumur hidup (life long education).
Kurikulum yang dapat meracang dan
diimplementasikan dengan memperhatikan dua
dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
Ø Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi
keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan
persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan
peserta didik di masa depan.
Ø Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu
katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan pengalaman di luar sekolah.
Belajar sepanjang hayat memiliki dua
misi, yakninya:
Mempelajarkan peserta didik dengan efisien
dan efektif
Meningkatkan kemauan dan kemampuan
belajar mandiri sebagai basis dari belajar
sepanjang hayat.
A. Dimensi vertikal
• Keterkaiatan dan kesinambungan antar tingkatan
persekolahan, harus pula terkait dengan kehidupan
peserta didik dimasa depan. Dalam dimensi vertikal
dianataranya ialah:
o Keterkaiatan antara kurikulum dengan masa depan
peserta didik
o Kurikulum dan perubahan sosial budaya
o Perancang kurikulum berdasarkan suatu prognosis
o Keterpaduan bahan ajaran dan pengorganisasian
pengetahuan
o Penyiapan untuk memikul tanggung jawab
B. Dimensi horizontal
• Keterkaiatan antara pengalaman belajar disekolah
dengan pengalaman diluar sekolah. Dalam dimensi
horizontal diantaranya:
 Kurikulum sekolah merefleksi kehidupan diluar
sekolah
 Memperluas kegiatan belajar ke luar sekolah
 Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam
kegiatan belajar- mengajar.
3. Asas kemandirian dalam belajar
• Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin
dikembangkan kemandirian dalam belajar itu
dengan menghindari campur tangan guru, namun
guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.
• Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan
menempatkan guru dalamperan utama sebagai
fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan
yang memberikan peluang dalam melatih
kemandirian belajar peserta didik adalah sitem
CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
strategi belajar-mengajar yang dapat mengebangkan
kemandirian dalam belajar, yaitu :
1. fasilitator
Sebagi fasilitator, guru diharapakan menyediakan dan
mengatur berbagai sumber belajar dengan sedemikian
rupa, sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi
dengan sumber-sumber tersebut.
2. Informator
Sebagai informator, pendidik harus menyadari bahwa dirinya
hanya merupakan bagian kecil saja dari sumber informasi
yang datangnya membanjir dewasa ini.
3. Motivator
Sebagai motivator, pendidik mengupayakan timbulnya
prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar
secara maksimal.
Penerapan asas-asas pendidikan
dalam kegiatan pembelajaran
A. Keadaan yang ditemui
 Usaha pemerintah dalam memperluas kesempatan
belejar
 Usaha pemerintah dalam pengadaan guru dan
tenaga pendidik
 Usaha pembaharuan kurikulum
 Pengadaan buku ajar
 Usaha pengadaan berbagai program pembinaa
generasi muda
 Usaha pengadaan dan pengembangan srana dan
prasarana
 Biaya pendidikan
Dari segi peserta didik
1. Minat terhadap pendidikan :
o Kurangnya sarana dan prasarana
o Lokasi sekolah yang jauh
o Alat transportasi
o Malas
2. Dukungan dari keluaraga dan masyarakat
B. Permasalahan yang dihadapi
 Tingkat pendidikan masyarakat relatif rendah
 Pembangunan dibidang pendidikan belum
sepenuhnya terealisasi
 Good goverment yang belum optimal
 Fasilitas pendidikan yang belum memadai dan
merata
 Kualitas pendidikan relatih rendah
 Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam
berkarya
 Faktor ekonomi
 Dukungan keluarga dan masyarakat
Adapun kendala lain yang dihadapi dalam hal
pendidikan yaitu :
1. Faktor keluarga
• Dukungan dari keluarga
• Keadaan ekonomi
• Hidup rukun dan harmonis
• Jadi sahabat dan pendengar yang baik
2. Faktor lingkungan
• Jika lingkungan tempat tinggal memberi pengaruh
positif maka peserta didik alan mempunyai akhlak
yang baik pula, begitu sebaliknya.
• Jika anak-anak sebaya dengan peserta didik tidak
sekolah maka peserta didikpun malas untuk
sekolah.
3.Faktor pendidik
• Kurangnya pendekatan antara peserta didik
dengan pendidik
• Penggunaan media yang tidak tepat
• Buku panduan yang tidak memadai
C. Pengembangan penerapan asas-asas
pendidikan dalam kegiatan pembelajaran
1.Pendekatan komunikasi oleh guru
Kecenderungan bahwa para pendidik masih terikat oleh
penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan
pembelajaran dengan mengandalkan metode ceramah.
Akibatnya, arus komunikasi cenderung satu
arah, rendahnya kemungkinan umpan balik dari pesrta
didik, dan cenderung hanya menghasilkan perubahan
pengetahuan (Rogers dan Schoemaker, 1981 ;
Depdikbud, 1983). Komunikasi yang demikian memberi
implikasi negatif terhadap out put pendidikan, yakni
membuat peserta didik tidak terdorong untuk belajar
mandiri,mereka lebih tergantung kepada informasi yang
dtang dari pendidik.
2. Peranan pendidik
Institusi pengajaran (sekolah dan sejenisnya) bukan
satu- satu-satunya sumber informasi, akan tetapi
berbagai institusidapat menjadi sumber informasi.
misalnya media massa dengan segala
jenisnya, seperti televisi, majalah, koran, radio, dan
internet. Oleh karena itu, tidak tertutup
kemungkinan bahwa orangtua, guru dosen atau
tutor ketinggalan informasi dibanding peserta didik.
Sehingga dengan demikian, amatlah penting untuk
mendorong peserta didik guna berupaya mencari
informasi sendiri yang dapat dikatakan sebagai
upaya belajar mandiri.
3. Masalah tujuan belajar
Tujuan belajar sudah harus diperluas dari sekedar
learning to know dan learning to do dengan
menambah learning to life together.
Selanjutnya, akibat kemajuan ilmu dan teknologi
yang berimplikasi pada perubahn lapangn
kerja, mengakibatkan apa yang dipelajari hari ini
belum tentu sesuai dengan tuntutan lapangan kerja
yang berubah pada beberapa tahun kedepan. Untuk
itu, tujuan kegiatan pembelajaran perlu diperluas
dengan learning to be, sehingga dengan tujuan yang
demikian apa yang dipelajari hari ini dapat
dijadikan sebagai dasar untuk belajar.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kepelbagaian pelajar dalam etnik write up
Kepelbagaian pelajar dalam etnik write upKepelbagaian pelajar dalam etnik write up
Kepelbagaian pelajar dalam etnik write upRadziah Mokhtar
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepalsep priani
 
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial GuruUsaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial GuruFahma Fahmita
 
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
Landasan pengemb kurikulum pai  2.Landasan pengemb kurikulum pai  2.
Landasan pengemb kurikulum pai 2.Tatik Suwartinah
 
Topik 3 implikasi kepelbagaian sosio budaya terhadap 3
Topik 3 implikasi kepelbagaian sosio budaya terhadap 3Topik 3 implikasi kepelbagaian sosio budaya terhadap 3
Topik 3 implikasi kepelbagaian sosio budaya terhadap 3share with me
 
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...Yaser Lopekabausirah
 
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Dadang DjokoKaryanto
 
MATERI TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
MATERI TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUMMATERI TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
MATERI TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUMDedy Febry Awan
 
Hsp moral y6
Hsp moral y6Hsp moral y6
Hsp moral y6matsaad65
 
Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudayaImplikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudayaPensil Dan Pemadam
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMichant Lhoo
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)Stephanie Unsil
 
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAPERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAWan Nor Faezah
 
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Karen Kayny
 
Implikasi & perkembangan falsafah pendidikan barat
Implikasi & perkembangan falsafah pendidikan baratImplikasi & perkembangan falsafah pendidikan barat
Implikasi & perkembangan falsafah pendidikan baratVince Here
 

Was ist angesagt? (19)

Kepelbagaian pelajar dalam etnik write up
Kepelbagaian pelajar dalam etnik write upKepelbagaian pelajar dalam etnik write up
Kepelbagaian pelajar dalam etnik write up
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsep
 
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial GuruUsaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
 
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
Landasan pengemb kurikulum pai  2.Landasan pengemb kurikulum pai  2.
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
 
Tugasan folio KPS 3014
Tugasan folio KPS 3014Tugasan folio KPS 3014
Tugasan folio KPS 3014
 
Topik 3 implikasi kepelbagaian sosio budaya terhadap 3
Topik 3 implikasi kepelbagaian sosio budaya terhadap 3Topik 3 implikasi kepelbagaian sosio budaya terhadap 3
Topik 3 implikasi kepelbagaian sosio budaya terhadap 3
 
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
 
11. naskah publikasi
11. naskah publikasi11. naskah publikasi
11. naskah publikasi
 
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
 
MATERI TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
MATERI TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUMMATERI TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
MATERI TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
 
Hsp moral y6
Hsp moral y6Hsp moral y6
Hsp moral y6
 
Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudayaImplikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
 
Assignment edu 2
Assignment edu 2Assignment edu 2
Assignment edu 2
 
Group 8 pp
Group 8 ppGroup 8 pp
Group 8 pp
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar Pendidikan
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
 
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAPERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
 
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
 
Implikasi & perkembangan falsafah pendidikan barat
Implikasi & perkembangan falsafah pendidikan baratImplikasi & perkembangan falsafah pendidikan barat
Implikasi & perkembangan falsafah pendidikan barat
 

Ähnlich wie Reno pp

Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8srimutiaracantik
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasRizmanz Rizky
 
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikanSri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikansrie harnince
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Maruttha Puspita
 
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdfArtikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdfzuhriyahaminatus004
 
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyaniBab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyaniyani12345
 
Komponen pendidikan
Komponen pendidikanKomponen pendidikan
Komponen pendidikanMut Mu3tiah
 
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docxPENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docxhasrinafebriani06
 
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
Landasan pengemb kurikulum pai  2.Landasan pengemb kurikulum pai  2.
Landasan pengemb kurikulum pai 2.tatiksuwartinah
 
landasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumlandasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumGanjar Aji
 
Rangkuman materi admin progsus
Rangkuman materi  admin progsusRangkuman materi  admin progsus
Rangkuman materi admin progsusfery_antini
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepalseppriani
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAbida Muttaqiena
 
Makna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifMakna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifiqbalvarmelen
 
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdfD1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdfTamrinlaTaangi
 

Ähnlich wie Reno pp (20)

Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8Pengantar pendidikan tiara 8
Pengantar pendidikan tiara 8
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asas
 
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikanSri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
 
Bakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.pBakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.p
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
 
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdfArtikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
 
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyaniBab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
 
Komponen pendidikan
Komponen pendidikanKomponen pendidikan
Komponen pendidikan
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docxPENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
 
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
Landasan pengemb kurikulum pai  2.Landasan pengemb kurikulum pai  2.
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
 
landasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumlandasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulum
 
Rangkuman materi admin progsus
Rangkuman materi  admin progsusRangkuman materi  admin progsus
Rangkuman materi admin progsus
 
Pengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsepPengantar pendidikan alsep
Pengantar pendidikan alsep
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
 
Ppt kurikulum
Ppt kurikulumPpt kurikulum
Ppt kurikulum
 
Makna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifMakna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatif
 
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdfD1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
D1M1 LANDASAN PENDIDIKAN_rev01.pdf
 
Hsp moral y6
Hsp moral y6Hsp moral y6
Hsp moral y6
 
Makalah karakter
Makalah karakterMakalah karakter
Makalah karakter
 

Mehr von rinoarpa

Srini mutia r.
Srini mutia r.Srini mutia r.
Srini mutia r.rinoarpa
 
Upaya pembaharuan pendidikan nasional
Upaya pembaharuan pendidikan nasionalUpaya pembaharuan pendidikan nasional
Upaya pembaharuan pendidikan nasionalrinoarpa
 
Sistim pendidikan nasional
Sistim pendidikan nasionalSistim pendidikan nasional
Sistim pendidikan nasionalrinoarpa
 
Upaya pembaharuan pendidikan nasional
Upaya pembaharuan pendidikan nasionalUpaya pembaharuan pendidikan nasional
Upaya pembaharuan pendidikan nasionalrinoarpa
 
grammar test rino
grammar test rinogrammar test rino
grammar test rinorinoarpa
 
Writing test rino
Writing test rinoWriting test rino
Writing test rinorinoarpa
 
Listening test rino26
Listening test rino26Listening test rino26
Listening test rino26rinoarpa
 
Grammar test
Grammar testGrammar test
Grammar testrinoarpa
 

Mehr von rinoarpa (11)

Chapter 4
Chapter 4Chapter 4
Chapter 4
 
Srini mutia r.
Srini mutia r.Srini mutia r.
Srini mutia r.
 
Upaya pembaharuan pendidikan nasional
Upaya pembaharuan pendidikan nasionalUpaya pembaharuan pendidikan nasional
Upaya pembaharuan pendidikan nasional
 
Sistim pendidikan nasional
Sistim pendidikan nasionalSistim pendidikan nasional
Sistim pendidikan nasional
 
Upaya pembaharuan pendidikan nasional
Upaya pembaharuan pendidikan nasionalUpaya pembaharuan pendidikan nasional
Upaya pembaharuan pendidikan nasional
 
Renz
RenzRenz
Renz
 
grammar test rino
grammar test rinogrammar test rino
grammar test rino
 
Writing test rino
Writing test rinoWriting test rino
Writing test rino
 
Listening test rino26
Listening test rino26Listening test rino26
Listening test rino26
 
Rino arpa
Rino arpaRino arpa
Rino arpa
 
Grammar test
Grammar testGrammar test
Grammar test
 

Reno pp

  • 1. PENGANTAR PENDIDIKAN BAB VIII LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA Rino arpa DOSEN: ELDARNI,M.Pd SEKOLAH TINGGI PERGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DHARMA BAKTI LUBUK ALUNG 2012
  • 2. 3 MATERI YANG AKAN DIKAJI Landasan pendidikan Asas-asas pokok pendidikan Penerapan asas-asas pendidikan dalam kegiatan pembelajaran
  • 3. Landasan pendidikan • Landasan pendidikan merupakan dasar bagi upaya pengembangan kependidikan dalam segala aspek. • Terdapat beberapa landasan yang dapat dijadikan sebagai titik tumpu dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan dalam rangka membuat kebijakan dan praktik pendidikan, sebagai mana akan dibahas sebagai berikut:
  • 4. 1. Landasan filosofis (pancasila) • Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaiatan dengan makna dan hakekat pendidikan. Antara filsafat dengan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat. Sedangkan pendidikan berusaha mewuwjudkan citra tersebut. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta masyarakat ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaran pendidikan indonesia dilandasi oleh filsafat yang dianut oleh bangsa indonesia, yakni pancasila.
  • 5.  Pasal 2 undang-undang RI No.2 tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945. rician tentang dasar pendidikan tersebut tercantum dalam penjelasan undang- undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk pendidikan adalah pengamalan pancasila.
  • 6.  Sehubung dengan itu, pendidikan nasional mengusahakan pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mandiri. Berarti pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa indonesia, pandangan hidup bangsa indonesia, dan dasar negara republik indonesia. Pancasila ialah sumber sistem nilai dalam pendidikan.dengan demikian bahwa pancasila adalah landasan filosofis dalam segala kebijakan dan praktik pendidikan.
  • 7. 2. Landasan sosiologis (masyarakat indonesia) Landasan sosiologis merupakan tempat bertumpu dalam menentukan, mengarahkan, dan mengembangkan kebijakan serta praktik pendidikan, maka dalam hal tersebut, menurut Ardhan (1986) secara sosiologis perlu dikaji empat bidang.
  • 8. A. Hubungan sistem pendididikan dengan berbagai aspek kemasyarakatan  Fungsi pendidikan dalam kebudayaan  Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dengan sistem kekuasaan yang menentukan kebijakan pendidikan  Fungsi sitem dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan  Hubungan pendidik dengan kelas sosial atau sistem status  Fungsionalisasi sisitem pendidikan dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.
  • 9. B. Hubungn kemanusiaan di sekolah • Sifat kebudayaan sekolah yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah. • Peserta dididk yang datang ke sekolah berasal berbagai latar sosial budaya yang berbeda, sekolah mempunyai pola interaksi dan struktur sosial sendiri. • Keadaan diatas akan mendatangkan konflik sosial budaya,dari sisi pendidikan adalah tidak mungkin melakukan pendekatan yang sama terhadap peserta didik yang berbeda.
  • 10. C. Pengaruh sekolah terhadap anggota: • Peranan sosial guru • Sifat kepribadian guru • Pengaruh kepribadian guru terhadap perilaku peserta didik. • Fungsi sekolah dalam sosialisasi peserta didik.
  • 11. D. Interaksi anatar kelompok sosial sekolah dengan kelompok lain dalam komunitasnya • Lukisan tentang komunitas seperti yang tampak pengaruhnya terhadap organisasi sekolah. • Analisis tentang proses pendidikan dalam hubungannya dengan sistem sosial setempat. • Faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.
  • 12. 3. Landasan kultural (kebudayaan nasional)  Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik. Kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan mewariskannya dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pendidikan, baik pendidikan informal, nonformal maupun formal (sekolah).  Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan.
  • 13. menghindari kegoncangan budaya dalam penyelenggaraan pendidikan, Dewantara (1977): Kontinuitet Bahwa garis hidup sekarang harus merupakan lanjutan dari hidup yang silam, jangan sekedar merupakan pengulangan atau tiruan dari garis hidup masa lalu. Konvergensi Keharusan untuk menghindari hidup menyendiri atau mengisolasi diri. tidak tertutup kemungkinan untuk belajar dan menggunakan budaya lain untuk mampu hidup bersama dengan berbagai bangsa di dunia. Konsentristet Kebudayaan lain boleh saja digunakan dan diintegrasikan dengan kebudayaan sendiri,namun jangan sampai kehilangan jati diri.
  • 14. 4. Landasan psikologis (perkembangan peserta didik) Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip- prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
  • 15. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis • Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
  • 16. 5. Landasan ilmiah dan teknologi (ipteks) • Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
  • 17. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat
  • 18. 6. Landasan legalistik Pendidikan merupakan peristiwa multi dimensi, bersangkut paut dengan berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Kebijakan, penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dalam masyarakat perlu disalurkan oleh titik tumpu legalistik yang jelas dan syah. Landasan legalistik segala hak dan kewajiban pendidik dan peserta didik dapat terpelihara.
  • 19. Asas-asas pokok pendidikan Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
  • 20. 1. Asas Tutwuri Handayani • Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso. • Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:  Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)  Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)  Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
  • 21. 2. Asas belajar sepanjang hayat • Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal. Ø Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Ø Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
  • 22. Belajar sepanjang hayat memiliki dua misi, yakninya: Mempelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif Meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis dari belajar sepanjang hayat.
  • 23. A. Dimensi vertikal • Keterkaiatan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan, harus pula terkait dengan kehidupan peserta didik dimasa depan. Dalam dimensi vertikal dianataranya ialah: o Keterkaiatan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik o Kurikulum dan perubahan sosial budaya o Perancang kurikulum berdasarkan suatu prognosis o Keterpaduan bahan ajaran dan pengorganisasian pengetahuan o Penyiapan untuk memikul tanggung jawab
  • 24. B. Dimensi horizontal • Keterkaiatan antara pengalaman belajar disekolah dengan pengalaman diluar sekolah. Dalam dimensi horizontal diantaranya:  Kurikulum sekolah merefleksi kehidupan diluar sekolah  Memperluas kegiatan belajar ke luar sekolah  Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan belajar- mengajar.
  • 25. 3. Asas kemandirian dalam belajar • Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan. • Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
  • 26. strategi belajar-mengajar yang dapat mengebangkan kemandirian dalam belajar, yaitu : 1. fasilitator Sebagi fasilitator, guru diharapakan menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. 2. Informator Sebagai informator, pendidik harus menyadari bahwa dirinya hanya merupakan bagian kecil saja dari sumber informasi yang datangnya membanjir dewasa ini. 3. Motivator Sebagai motivator, pendidik mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar secara maksimal.
  • 27. Penerapan asas-asas pendidikan dalam kegiatan pembelajaran
  • 28. A. Keadaan yang ditemui  Usaha pemerintah dalam memperluas kesempatan belejar  Usaha pemerintah dalam pengadaan guru dan tenaga pendidik  Usaha pembaharuan kurikulum  Pengadaan buku ajar  Usaha pengadaan berbagai program pembinaa generasi muda  Usaha pengadaan dan pengembangan srana dan prasarana  Biaya pendidikan
  • 29. Dari segi peserta didik 1. Minat terhadap pendidikan : o Kurangnya sarana dan prasarana o Lokasi sekolah yang jauh o Alat transportasi o Malas 2. Dukungan dari keluaraga dan masyarakat
  • 30. B. Permasalahan yang dihadapi  Tingkat pendidikan masyarakat relatif rendah  Pembangunan dibidang pendidikan belum sepenuhnya terealisasi  Good goverment yang belum optimal  Fasilitas pendidikan yang belum memadai dan merata  Kualitas pendidikan relatih rendah  Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam berkarya  Faktor ekonomi  Dukungan keluarga dan masyarakat
  • 31. Adapun kendala lain yang dihadapi dalam hal pendidikan yaitu : 1. Faktor keluarga • Dukungan dari keluarga • Keadaan ekonomi • Hidup rukun dan harmonis • Jadi sahabat dan pendengar yang baik
  • 32. 2. Faktor lingkungan • Jika lingkungan tempat tinggal memberi pengaruh positif maka peserta didik alan mempunyai akhlak yang baik pula, begitu sebaliknya. • Jika anak-anak sebaya dengan peserta didik tidak sekolah maka peserta didikpun malas untuk sekolah.
  • 33. 3.Faktor pendidik • Kurangnya pendekatan antara peserta didik dengan pendidik • Penggunaan media yang tidak tepat • Buku panduan yang tidak memadai
  • 34. C. Pengembangan penerapan asas-asas pendidikan dalam kegiatan pembelajaran 1.Pendekatan komunikasi oleh guru Kecenderungan bahwa para pendidik masih terikat oleh penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan pembelajaran dengan mengandalkan metode ceramah. Akibatnya, arus komunikasi cenderung satu arah, rendahnya kemungkinan umpan balik dari pesrta didik, dan cenderung hanya menghasilkan perubahan pengetahuan (Rogers dan Schoemaker, 1981 ; Depdikbud, 1983). Komunikasi yang demikian memberi implikasi negatif terhadap out put pendidikan, yakni membuat peserta didik tidak terdorong untuk belajar mandiri,mereka lebih tergantung kepada informasi yang dtang dari pendidik.
  • 35. 2. Peranan pendidik Institusi pengajaran (sekolah dan sejenisnya) bukan satu- satu-satunya sumber informasi, akan tetapi berbagai institusidapat menjadi sumber informasi. misalnya media massa dengan segala jenisnya, seperti televisi, majalah, koran, radio, dan internet. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan bahwa orangtua, guru dosen atau tutor ketinggalan informasi dibanding peserta didik. Sehingga dengan demikian, amatlah penting untuk mendorong peserta didik guna berupaya mencari informasi sendiri yang dapat dikatakan sebagai upaya belajar mandiri.
  • 36. 3. Masalah tujuan belajar Tujuan belajar sudah harus diperluas dari sekedar learning to know dan learning to do dengan menambah learning to life together. Selanjutnya, akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang berimplikasi pada perubahn lapangn kerja, mengakibatkan apa yang dipelajari hari ini belum tentu sesuai dengan tuntutan lapangan kerja yang berubah pada beberapa tahun kedepan. Untuk itu, tujuan kegiatan pembelajaran perlu diperluas dengan learning to be, sehingga dengan tujuan yang demikian apa yang dipelajari hari ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk belajar.