Teks tersebut membahas tentang kontribusi Khalifah Al-Walid Ibn Abdul Malik dari Dinasti Umayyah dalam bidang arsitektur Islam pada masa pemerintahannya. Ia dikenal memperluas dan memperindah Masjidil Haram di Mekkah serta merenovasi Masjid Nabawi di Madinah. Al-Walid juga mendirikan Masjid Umayyah di Damaskus dan memperkenalkan struktur mihrab dan menara masjid untuk pertama kalinya.
Perkembangan arsitektur masjid pada masa walid ibn abdul malik di dinasti umayyah
1. TUGAS PAPER
PEMIKIRAN DAN PERDABAN ISLAM
“PERKEMBANGAN ARSITEKTUR MASJID PADA MASA AL WALID IBN ABDUL
MALIK DI DINASTI UMAYYAH”
Disusun oleh
Rinda Prameswari
16522244
Kelas B
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2017
2. 2
Perkembangan Arsitektur Masjid pada Masa Walid Ibn Abdul Malik di Dinasti Umayyah
(705-715)
Development of the Architecture of the mosque at the time of Al-Walid Ibn Abd al-Malik of
the Umayyad dynasty (705-715)
Rinda Prameswari
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta
Email : rindaprmswr@gmail.com
1. Pendahuluan
Setiap masa pemerintahan akan melahirkan arsitek-arsitek handal. Sosok-sosok
inilah yang melengkapi peradaban islam dengan kontribusi yang hasilnya masih ada
sampai sekarang. Seorang arsitek terlibat penuh dalam merancang bangunan dan
mendekorasi serta memperindah. Mereka menjadi ikon perkembangan arsitektur islam
karena ide-ide mereka yang dianggap fenomenal. Mereka mampu menciptakan teknik,
gaya maupun metode bagi perkembangan arsitektur islam. Hasil pemikiran mereka
tersebar luas diwilayah Irak, Turki, Kazakhstan, Suriah, Mesir, Persia, hingga
Andalusia (Assidiq, 2010).
Dinasti adalah suatu masa pemerintahan yang dipimpin oleh raja. Raja-raja
yang memerintah adalah keturunan dari raja sebelumnya, sehingga dapat dikatakan
bahwa raja adalah gelar keturunan dari satu keluarga (Anonim, 2005). Dinasti Umayyah
adalah kerajaan islam pertama yang terbentuk setelah masa khalifah Ali bin Abu Thalib.
Umayyah sendiri diambil dari nama seorang pemimpin suku Quraisy pada zaman
Jahiliyyah bernama Umayyah Ibn Abdul Syams Ibn Abdul Manaf. Pendiri dinasti ini
adalah Mu’awiyah Ibn Abi Sufyan, yang merupakan keturunan dari Umayyah Ibn
Abdul Syams ibn Abdul Manaf dan masuk islam setelah peristiwa penaklukan mekkah
(Fathu Mekkah) (Maryam & dkk, 2004). Pada masa ini, arsitektur islam berkembang
secara sistematis. Arsitek yang terkenal adalah Al Walid. Ia adalah putra dari khalifah
Abdul Al Malik. Ia dikenal sebagai khalifah yang mempunyai bakat dan potensi yang
besar dalam bidang arsitektur sejak masih muda. Salah satu prestasi yang
mengagumkan adalah renovasi Masjid Nabawi di Madinah dan Memperluas serta
memperindah Masjidil Haram di Mekkah (Assidiq, 2010).
3. 3
Dari penjelasan ini, penulis mengharapkan agar pembaca dapat mengetahui
konsep dasar arsitektur islam, perkembangan masjid, sejarah singkat mengenai Al
Walid ibn Abdul Malik serta kontribusinya dalam dunia arsitektur islam dan juga
sebagai pembelajaran untuk kedepannya.
2. Pengertian Arsitektur Islam
Arsitektur adalah ilmu mengenai perencanaan dan perancangan dalam ruang
lingkup mikro maupun makro. Yang dimaksud dengan ruang lingkup mikro, misalnya
perancangan bangunan, design ruangan, dan produk. Sedangkan ruang lingkup makro,
misalnya perencanaan taman kota, dan perancangan suatu kawasan (AdminFTUAJY,
2011).
Arsitektur Islam adalah wujud penghambaan manusia kepada Tuhannya dengan
menerapkan nilai-nilai islam yang diekspresikan melalui pemanfaatan teknologi pada
bangunan modern. Arsitektur Islam dianggap sebagai jawaban akan perbaikan
peradaban. Didalamnya, arsitektur Islam memuat perkembangan struktur seni dekorasi,
ragam hias dan tipologi bangunan. Seseorang yang mempunyai keahlian dan
keterampilan dalam hal ini disebut arsitektur.
Adapun Kaidah dalam arsitektur islam, yaitu:
1. Di dalam dan luar bangunan tidak terdapat gambar/ornamen yang makhluk
hidup yang utuh.
2. Di dalam dan luar bangunan terdapat ornamen yang mengingatkan kepada
yang Maha Kuasa (Allah SWT).
3. Hasil desain bangunan tidak ditujukan untuk pamer dan kesombongan.
4. Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga ahlak dan
prilaku.
5. Posisi toilet tidak dibolehkan menghadap atau membelakangi kiblat.
6. Keberadaan bangunan tidak merugikan tetangga disekitar
7. Pembangunan sampai berdirinya bangunan seminimal mungkin tidak
merusak alam.
8. Menggunakan warna yang mendekatkan kepada Allah, seperti warna-warna
alam (Munir, 2017).
4. 4
3. Perkembangan Masjid
Masjid adalah sebuah karya budaya yang hidup, karena ia adalah hasil arsitektur
yang diciptakan, selalu dipakai masyarakat muslim secara luas, dan digunakan secara
terus-menerus oleh generasi ke generasi. Masjid awal mulanya merupakan tempat
sujud, karena termasuk dalam tempat suci. Pemakainya pun senantiasa harus dalam
keadaan suci, yaitu dengan mandi dan berwudhu sebelum melakukan ibadah. Namun,
seiring dengan berjalannya waktu, selain menjadi tempat ibadah, masjid juga berfungsi
sebagai tempat pembinaan, pengajaran, praktek sosial, dan benteng pertahanan umat
islam.
Adapun konsep islam dalam bangunan masjid, yaitu:
1. Taqlid adalah menerima sesuatu secara dogmatis, apa adanya, tanpa
dimengerti terlebih dahulu. Misalnya memang karena kebiasaan maupun
tradisi. Seorang muslim harus berpikir lebih terbuka dan tidak terjebak oleh
tradisi. Hal ini akan merangsang seseorang untuk menggali sesuatu yang
baru. Taqlid ini kemudian akan berhubungan dengan ijtihad. Dalam hal ini,
informasi yang diperoleh akan diputuskan oleh mujtahid.
2. Ijtihad adalah usaha sungguh-sungguh seorang mujtahid dalam mencapai
keputusan dari kasus penyelesaian yang belum tertera di dalam Al-quran
dan juga Sunnah Hadits sepanjang tidak bertentangan dengan Al-quran dan
Hadits. Dalam hal ini, arsitek akan dituntut pada kasus perancangan yang
tidak pasti selalu sama, namun spesifik tergantung pada fungsi, lokasi dan
lain-lain. Misalnya, pemisahan tempat shalat antara laki-laki dan
perempuan.
3. Anti Mubazir, yaitu tudak melebih-lebihkan. Pandangan anti mubazir pada
intinya agar efisiensi untuk mencapai hasil yang optimal. Semua yang
dikerjakan maupun digunakan harus sesuai dengan kontekstual agar
bangunan tersebut menjadi nyaman dan sehat bagi penghuninya.
4. Rasional, yaitu tidak mengada-ada. Maksud dari rasional adalah arsitektur
islam menawarkan konsep kesederhanaan, kejujuran, dan fungsional.
Pandangan ini menimubulkan sebuah pemikiran yang mana tidak mengikuti
tradisi, anti ornamen dan juga lebih mementingkan kejujuran dari segi
material, strukutur dan juga fungsi. Sehingga kata ‘indah’ tidak lagi
bergantung pada ornamen atau ukiran apa yang dipasang, dan perngertian
estetika mengalami pergeseran (Utami, t.thn.).
5. 5
4. Biografi Walid Ibn Abdul Malik
Silsilah keturunan dalam kerajaan Umayyah terbagi menjadi dua cabang.
Cabang pertama, yaitu keturunan Harb bin Umayyah yang mempunyai satu keturunan,
yaitu Abu Sofyan, dari Abu Sofyan kemudian memiliki tiga keturunan, yaitu
Muawiyah, Yazid, dan Muawiyah II. Lalu, keturunan dari cabang kedua adalah
keturunan Abul’Ash bin Umayyah, dari cabang inilah banyak yang menjadi pemimpin
dalam kekhalifahan Bani Umayyah baik dalam masa kejayaan maupun masa
kehancuran (Prof.Dr.A.Syalabi, t.thn.). Sedangkan Walid bin Abdul Malik termasuk
dalam keturunan cabang kedua (Matdawam, t.thn.). Beliau mempunyai tiga saudara,
yaitu Sulaiman, Yazid, dan Hisyam. Dari ketiganya akan menjadi khalifah secara
bergantian, yang mana berbeda dalam menempuh suatu kebijakan. Seperti Sulaiman
merupakan seseorang dengan sifat pendendam, oleh karena itu pada masa pemerintahan
selama dua setengah tahun mempengaruhi segala kebijakan ayahnya dan saudaranya.
Kemudian, saat Yazid menjabat. Masa pemerintahannya ditandai dengan bangkitnya
konflik antar suku, dimana keseimbangan suku tersebut sebelumnya dijaga pada masa
khalifah Umar bin Abdul Aziz (Sou'yb, t.thn.). Sedangkan Hisyam terkenal dengan
sebagai seseorang yang cakap, terutama teliti dalam mengkoordinir keuangan dan
administrasi pemerintahan (Matdawam, t.thn.).
Khalifah Al Walid I adalah khalifah ke 6 pada tahun 86 H di masa dinasti
Umayyah, menggantikan ayahnya Abdul Al Malik yang merupakan khalifah ke 5
setelah kematiannya. Al Walid lahir pada tahun 50 H. Ia tumbuh dalam kemewahan
dan tidak ada kekurangan apapun. Tetapi, dengan kemewahan tersebut tidak
menjadikan beliau sombong. Sejak kecil, ia suka memperhatikan rakyat kecil dan
mempunyai cita rasa yang artistik. Dengan sikap inilah, menjadi pertanda bahwa beliau
akan menjadi pengganti sang ayah menjadi khalifah. Dalam kesehariannya, beliau
mempelajari kebudayaan islam. Tetapi pendidikan tentang bahasa arabnya sangat
lemah, sehingga beliau kurang fasih dalam berbicara. Menurut riwayat, Abdul Malik
bin Marwan pernah mengatakan bahwa cinta kasih yang mereka berikan pada Al Walid
membahayakan dirinya, sebab mereka tidak mengirimkan Al Walid ke padang pasir.
Padahal, padang pasir adalah sekolah terbaik untuk mempelajari bahasa arab yang fasih,
disebabkan pergaulan bangsa arab dengan bahasa asing (Septiawan, t.thn).
Khalifah Al Walid naik tahta dalam umur yang relatif muda, yaitu 34 tahun
(Syalabi, t.thn.). Dan memerintah selama 10 tahun lamanya. Pada masa
6. 6
pemerintahannya, kekayaan dan kemakmuran melimpah ruah. Selain itu, khalifah Al
Walid yang menyukai sifat suka perdamaian dan juga memiliki rasa sosial yang tinggi
sesama umat islam sehingga tidak ada pemberontakan yang terjadi dan ketertiban pun
terjaga. Walaupun Walid bin Abdul Malik dalam menempuh kebijakan tidak sama
dengan sang ayah, yang terkenal sebagai orang nomor dua pendiri Bani Umayyah
setelah Mu’awiyah tetapi beliau mempunyai kesamaan dalam menentukan kebijakan
sebagai pemimpin pemerintahan dengan meneruskan apa yang sudah dibangun selama
khalifah, yaitu memperindahnya sehingga terkenal dengan kejayaan umat islam
keseluruh dunia(Anonim, t.thn).
Sebagai seorang khalifah, Walid bin Abdul Malik dikenal berhasil dalam
kepemimpinannya yang sesuai dengan kehendak rakyat dan sesuai dengan ajaran
agama islam, yaitu:
1. Kemampuan memikat hati orang lain
2. Dapat menempatkan dirinya diantara anak buah dengan hubungan yang
serasi
3. Menguasai organisasi dan tujuan yang baik
4. Memiliki teknik-teknik kepemimpinan yang tepat
5. Memiliki kelebihan daya fisik dan mental serta daya pikir diatas mereka
yang dipimpin (Munawir, t.thn.).
Kemudian, dalam masa pemerintahannya, Walid bin Abdul Malik mengambil
langkah-langkah kebijakan yang meliputi dua bidang, yaitu:
1. Bidang agama, yaitu meliputi kewajiban menyampaikan tugas syariah
kepada manusia serta berkewajiban mengajarkan.
2. Bidang politik, yaitu bertugas mengurus kepentingan rakyat dalam
menciptakan kemajuan umat islam (Hasjmy, t.thn.).
Khalifah Walid bin Abdul Malik meninggal di Damaskus (kini wilayah Suriah)
pada 23 Februari 715 pada umur 46/47 tahun, dan digantu oleh adiknya Sulaiman bin
Abdul Malik (Septiawan, t.thn).
7. 7
5. Kontribusi Walid bin Malik
Setelah menjadi khalifah, ada beberapa kegemaran beliau yang mendukung
kemajuan dinasti Umayyah. Hal ini berhubungan dengan bidang arsitektur. Pada saat
senggang, ia sering berbicara dengan pembantu-pembantunya, khususnya mengenai
bangunan-bangunan indah. Ide-ide tersebut yang mendorong beliau untuk memperbaiki
infrastuktur, membangun fasilitas umum dan gedung-gedung (Assidiq, 2010).
Selain itu, dalam History of the Arabs, Philip K Hitti menyatakan, al Walid
memperluas dan memperindah Masjidil Haram di Makkah dan juga merenovasi Masjid
Nabawi yang ada di Madinah. Sosok ini pula yang mengenalkan struktur mihrab
(cerukan pada dinding masjid sebagai penunjuk arah kiblat dan tempat imam) untuk
pertama kalinya. Begitu pula menara masjid sebagai bentuk arsitektur islam yang paling
penting. Menara masjid mulai dibangun semasa pemerintahan al Walid. Beliau juga
meninggalkan beberapa bangunan, terutama istana kekhalifahan. Diantaranya yang
terkenal adalah Istana al-Qubbah al-Khadra, al-Ukhaydir, serta al-Musyatta (Assidiq,
2010).
Kemudian, al Walid juga mendirikan masjid besar Damaskus atau yang lebih
dikenal sebagai masjid Umayyah. Masjid ini terletak di situs Cristian Basilika Santo
Yohanes pembaptis.
Gambar 1. Masjid Umayyah
Sumber:https://en.wikipedia.org/wiki/AlWalid_I#/media/File:Omayyad_mosque.jpg
8. 8
Perbaikan-perbaikan lain yang dilakukan oleh Walid bin Abdul Malik, yaitu:
1. Mendirikan gedung- gedung, bangunan-bangunan, dan pabrik
2. Mengumpulkan dan menyantuni fakir miskin dan anak-anak yatim piatu
serta mendirikan banyak sekolah serta para pendidik dengan jaminan hidup
dan gaji teratur
3. Mendirikan rumah sakit khusus dan jaminan hidup kepada rakyatnya yamg
kurang beruntung (orang buta, orang cacat, orang berpenyakit kusta, dan
orang lumpuh, serta pelayan atau perawat khusus untuk merawat dan
mengurusi mereka dengan perawatan yang sesuai syarat-syarat kesehatan,
dimana para perawat mendapatkan gaji tertentu
4. Membangun jalan-jalan raya di seluruh kerajaan, terutama jalan yang
menuju ke jalan Hejaz
5. Membuat sumur-sumur di sepanjang jalan dan pegawai-pegawai yang
bertugas mengurusi sumur-sumur ini dan menyediakan air kepada para
kafilah yang melewati jalan ini
6. Membangun masjid disetiap kota, semisal Masjid Aksa di Yerussalam
7. Al-Qur’an dan Hadits dipelajari dengan penuh perhaian, baik dikufah
maupun di Basrah
8. Perdagangan tumbuh dengan pesat, khalifah sendiri mengunjungi pasar-
pasar
9. Mengembangkan manufaktur dan desain (Amrikhan, 2012).
Kemudian, khalifah Al Walid juga melakukan perluasan wilayah dengan
ekspansi. Ia berhasil menaklukkan Transoxiana (Uzbekistan), Sind, Punjab,
Khawarizm, Samarkand, Kabul, Tus dan tempat lainnya termasuk Spanyol dibawah
pimpinan Thariq bin Ziyad (Azmi, 2015).
Al Walid juga meneruskan pemerintahan ayahnya, yaitu mengembangkan
sistem kesejahteraan bagi rakyatnya, memberikan jaminan hidup, pendidikan, dan
kesehatan bagi anak yatim dan penderita cacat (Suyuthi, t.thn.).
9. 9
6. Kesimpulan
1. Arsitektur islam adalah ilmu mengenai perancangan dan perencanaan yang
disesuaikan dengan kaidah islam.
2. Masjid adalah suatu karya budaya yang hidup, sehingga arsitektur masjid akan
berkembang dari masa ke masa.
3. Salah arsitek terkenal pada masa Bani Umayyah adalah khalifah Al Walid I. Salah
satu prestasi membanggakan dari beliau adalah renovasi Masjid Nabawi di Madinah
dan Memperluas dan memperindah Masjidil Haram di Mekkah.
10. 10
Daftar Pustaka
AdminFTUAJY, 2011, “Dunia Arsitektur”. http://ft.uajy.ac.id/arsitek/dunia-ars/ . 29
Oktober 2017
Amrikhan, 2012, “Peradaban Islam Di Masa Walid Bin Abdul Malik”.
https://amrikhan.wordpress.com/2012/07/02/peradaban-islam-di-masa-walid-bin-
abdul-malik/ . 21 Desember 2017
Anonim, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Anonim, t.thn. "Bab III : Sejarah Kehidupan Walid Bin Abdul Malik".
http://digilib.uinsby.ac.id/11594/6/bab3.pdf . 21 Desember 2017
Assidiq, Y., 2010. Manapak Langkah Arsitek Muslim. Republika Khazanah, 5 Desember, p.
28.
Azmi, Armaya. 2015. " Sejarah Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Timur".
http://www.academia.edu/24992575/SEJARAH_PERADABAN_ISLAM_PADA_M
ASA_BANI_UMAYYAH_DI_TIMUR . 21 Desember 2017
Hasjmy, A., t.thn. Dimana Letak Negara Islam. s.l.:Bina Ilmu.
Maryam, S. & dkk, 2004. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern. 2nd
penyunt. Yogyakarta: LESFI.
Matdawam, D. M. N., t.thn. Lintasan Sejarah Kebudayaan Islam. s.l.:CV. Bina Usaha
Yogyakarta.
Munawir, I., t.thn. Asas-asas Kepemimpinan dalam Islam. s.l.:Usaha Nasional Surabaya.
Prof.Dr.A.Syalabi, t.thn. Long Cit. s.l.:s.n.
Septiawan, Andi. t.thn. "Sejarah Khalifah Walid Bin Abdul Malik".
http://wajibberkunjung.blogspot.co.id/2013/05/sejarah-khalifah-walid-bin-abdul-
malik.html . 21 Desember 2017
Sou'yb, J., t.thn. Sejarah Daulah Khulafaur Rasyidin. Bulan Bintang Jakarta: s.n.
Suyuthi, A., t.thn. Dalam: Tarikhul Khulafa. s.l.:s.n., p. 223.
Syalabi, J., t.thn. Sejarah Daulah Umayyah I di Damaskus. s.l.:s.n.
Utami, t.thn. Integrasi Konsep Islami dan Konsep Arsitektur Modern pada Perancangan
Arsitektur Masjid.