Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, ciri-ciri, dan jenis-jenis pantun sebagai salah satu bentuk karya sastra tradisional Indonesia. Pantun memiliki ciri khas berupa empat baris dengan rima tertentu, di mana dua baris pertama merupakan sampiran dan dua berikutnya adalah inti pesan. Ada beberapa jenis pantun seperti pantun biasa, seloka, dan talibun yang membedakan jumlah baris maupun
1. MATERI CERPEN KELAS XI IPA
MEMAHAMI PEMBACAAN CERPEN
Kompetensi Dasar:
13.1 Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan
13.2 Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang dibacakan
A. Pengertian Cerpen
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah salah satu bentuk prosa
naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan
karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novel. Karena singkatnya, cerita-cerita
pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema,
bahasa dan insightsecara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih
panjang. Sedangkan Menurut Sumardjo dan Saini Cerpen atau cerita pendek adalah
cerita atau parasi fiktif yang dibuat relatif singkat atau pendek.
B. Ciri- Ciri Cerpen
Ciri-ciri cerita pendek menurut pendapat Sumarjo dan Saini adalah sebagai berikut :
a) Ceritanya pendek ;
b) Bersifat rekaan (fiction) ;
c) Bersifat naratif ; dan
d) Memiliki kesan tunggal.
Menurut Morris, ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai berikut :
a. Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and
intensity).
b. Unsur-unsur cerita pendek adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and
action).
c. Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive,
suggestive, and alert).
2. C. Unsur Cerpen
a. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik Cerpen adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur–
unsur intrinsik cerpen mencakup:
1. Tema
Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
2. Latar (setting)
Latar adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita
harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan
ketika cerita berlangsung.
a) Latar waktu: Keterangan tentang kapan peristiwa itu terjadi . Misal, pagi,
siang, sore, malam.
b) Latar tempat: Keterangan tempat peristiwa itu terjadi. Misal di rumah, di
sekolah.
c) Latar suasana: Latar suasana menggambarkan peristiwa yang terjadi. Misal,
gembira, sedih romantis.
3. Alur (plot)
Alur adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
a) Alur Cerpen dibagi menjadi 3 yaitu:
b) Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan
waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
c) Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai
dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur
(flashback).
d) Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Alur Cerpen meliputi beberapa tahap:
1) Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang
merupakan awal cerita.
2) Penampilan masalah: bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi
pelaku cerita.
3) Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat,
konflik telah memuncak.
4) Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat
diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5) Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
3. 4. Tokoh dan Penokohan
Penokohan/ perwatakan yaitu menggambarkan watak atau karakter seseorang
tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
a) Dialog tokoh
b) Penjelasan tokoh
c) Penggambaran fisik tokoh
5. Amanat
Amanat adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui
cerita.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi pengarang pada sebuah cerita . Terdiri :
a) Sudut pandang orang pertama
b) Sudut pandang orang ketiga
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah gaya penulisan yang digunakan penulis dalam mengarang
cerita, baik dari segi diksi (pilihan kata), ragam bahasa, dan permajasan.
b. Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik Cerpen adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi
secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra.
Unsur ekstrinsik meliputi:
a) Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
b) Latar belakang kehidupan pengarang
c) Waktu dan tempat penulisan cerita
4. Subjek:BahasaIndonesia/Materi:Pantun
Pengertian Pantun
Pantun adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat. Pantun
salah satu jenis karya sastra yang lama. Lazimnya puisi hanya terdiri atas 4 lari (baris) bersajak
ab-ab atau aa-aa. Pada awal mulanya pantun merupakan sastra lisan, tapi kini pantun juga ada
dalam bentuk tulisan. Keseluruhan bentuk pantun hanyalah berupa sampiran dan isi. Sampiran
terletak pada baris pertama dan kedua dan biasanya tidak berhubungan secara langsung
dengan bagian kedua. Baris ketiga dan keempat ialah bagian isi yang merupakan tujuan dari
puisi tersebut.
Ciri - ciri pantun
Memiliki rima a-a-a-a, a-b-a-b, a-a-b-b, a-b-b-a
Terdiri 4 baris dalam 1 bait
Baris pertama & kedua merupakan sampiran
Baris ketiga & keempat merupakan isi
1. Contoh pantun berima a-b-a-b
Kalau ada jarum yang patah
Jangan masukkan dalam peti
Kalau ada kata-kataku yang salah
Jangan masukkan dalam hati
2. Contoh pantun berima a-a-b-b
Kura-kura dalam perahu
Pura-pura tidak tahu
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
Jenis-jenis Pantun
Dilihat Dari Bentuknya
1. Pantun Biasa
Contoh :
Malam hari main kulintang
Ditemani sobat tersayang
Bagaimana hati tidak bimbang
Kepala botak minta dikepang
5. 2. Pantun Seloka (pantun berkait)
Seloka ialah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja, karena pantun berkait
merupakan jalinan atas beberapa bait.
Ciri-ciri seloka :
1. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan
ketiga di bait kedua.
2. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga
di bait ketiga.
3. Dan seterusnya.
Contoh :
Bait I
Taman melati di rumah-rumah (baris I)
Ubur-ubur sampingan dua (baris II)
Kalau mati kita bersama (baris III)
Satu kubur kita berdua (baris IV)
Bait II
Ubur-ubur sampingan dua (baris I)
Taman melati bersusun tangkai (baris II)
Satu kubur kita berdua (baris III)
Kalau boleh bersusun bangkai (baris IV)
3. Talibun
Talibun adalah pantun yang jumlah barisnya lebih dari 4 baris dan satu bait pantun talibun
harus genap tiap barisnya, misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Dengan catatan :
a. Jika satu bait berisi 6 baris, maka 3 baris pertama ialah sampiran dan 3 baris sisanya
ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-a-b-c.
b. Jika satu bait berisi 8 baris, maka 4 baris pertama ialah sampiran dan 4 baris sisanya
ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-d-a-b-c-d.
Contoh pantun seloka 6 baris:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
6. Ciri-cirinya :
1. Setiap bait terdiri dua baris.
2. Baris pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi.
3. Bersajak a-a.
4. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Contoh:
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
Contoh :
Elok Rupa kembang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Contoh:
Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah Hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam termimpi
Contoh:
Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak
Contoh:
Ikan gabus di rawa-rawa
Ikan sepat nyangkut dijaring
Perut sakit menahan tawa
Melihat gigi asu loncat ke piring
Contoh:
Tuan puteri belajar menari
Diajari oleh pak Harun
Kalau tuan bijak bestari
Apa yang naik tapi tak bisa turun