2. “Ammentengko nu kamase-mase, accidongko nu kamase-
mase, a‘dakkako nu kamase-mase, a‘meako nu kamase-mase
(berdiri engkau sederhana, duduk engkau sederhana,
melangkah engkau sederhana, dan berbicara engkau
sederhana) “
– Filosofi masyarakat kampung adat suku Kajang.
3. Komunitas Kajang adalah salah satu komunitas adat di Sulawesi
Selatan. Komunitas ini memiliki panduan hidup dalam bentuk
tuturan lisan yang disebut pasang ri Kajang (pesan-pesan suci
dari Kajang) yang sudah dilestarikan dari generasi ke generasi.
4. Gaya hidup yang bersandar
pada petuah dan ajaran-
ajaran leluhur sebagai
pandangan hidup masih
dipegang teguh sampai
sekarang . Berpakaian
hitam-hitam dilengkapi
penutup kepala yang juga
berwarna hitam atau biasa
disebut pasappu dalam
bahasa setempat, dan
sarung berwarna hitam atau
disebut Tope lelleng
5. Saat ini Kajang di pimpin oleh AmmaToa yang ke 22 yang
bertanggung jawab penuh menjaga adat dan tradisi bisa
berjalan selaras dengan alam. Selain itu AmmaToa juga
bertindak sebagai pemimpin spiritualis tertinggi..
6.
7. MATA PENCAHARIAN
Mata pencaharian utama masyarakat desa Lem’banna sebagian besar
adalah bertani dan berkebun.
Selain itu mereka juga memiliki mata pencaharian sampingan
seperti pedagang, pengelola kopra.
8. HUKUM ADAT KAJANG
Di daerah kajang apabila ada seorang wanita dan pria
kedapatan berpegangan tangan maka sang wanita dan sang pria di
kenakan hukum adat yaitu memotong satu ekor sapi, jika tidak
mereka harus siap untuk di usir dari daerah kajang.
Mereka juga memegang tradisi nenek moyang yang disebut
dengan “pappasang”, semacam hukum tidak tertulis yang tidak
boleh dilanggar. Siapa yang melanggar akan kena “panggelai”,
teguran atau hukuman. Salah satu bunyi hukum yang ada dalam
“pappasang” adalah “kajang, tana kamase-masea”, yang artinya
tidak jauh dengan, “kajang tanah yang sederhana / miskin”.
Dengan adanya “pappasang” ini, sehingga orang yang berdiam
dalam kompleks adat suku kajang, tidak mau menerima yang
namanya kemegahan dunia. Siapa yang mau kaya, harus keluar dari
kompleks adat, karena tanah kajang sendiri tidak menyiapkan
kekayaan itu, karena sudah disebutkan dalam “pappasang”.
9. Atraksi
Sebuah kawasan adat yang masih menjunjung tinggi adatnya dan sama sekali tidak meggunakan kemodernan dalam kehidupan sehari-hari.
Atraksi
Sebuah kawasan adat yang masih menjunjung tinggi adatnya dan sama sekali tidak meggunakan kemodernan dalam kehidupan sehari-hari.
Atraksi
Sebuah kawasan adat yang masih menjunjung tinggi adatnya dan sama sekali tidak meggunakan kemodernan dalam kehidupan sehari-hari.
Atraksi
Sebuah kawasan adat yang masih menjunjung tinggi adatnya dan sama sekali tidak meggunakan kemodernan dalam kehidupan sehari-hari.
Made by