1. Pengantar Ekonomi Mikro Islami
Ilmu Ekonomi Mikro adalah penerapan ilmu ekonomi dalam perilaku individual
sebagai konsumen, produsen maupun sebagai tenaga kerja, serta implikasi
kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi perilaku tersebut. Sedangkan Ilmu
Ekonomi Makro adalah bagian ilmu ekonomi yang mempelajari mekanisme
bekerjanya perekonomian secara keseluruhan (agregat).
Salah satu kelemahan ilmu ekonomi konvensional adalah tidak adanya
hubungan yang jelas antara tujuan-tujuan makroekonomi dan mikroekonomi.
Ilmu Ekonomi Islam juga berusaha mengatasi kelemahan ini dengan
membangun fondasi mikro bagi makroekonominya. Namun usaha ini belum
sepenuhnya terpenuhi, ilmu mikroekonomi Islam masih meraba-raba di
permukaan dan baru membicarakan sejumlah konsep kunci, diantaranya soal
self-interest, kepentingan sosial, kepemilikan individu, preferensi individu,
mekanisme pasar, persaingan, laba, utilitas dan rasionalitas. Konsep-konsep ini
secara bahasa sama dengan yang dikemukan ekonomi konvensional sehingga
cenderung memberi kesan tidak ada perbedaan, tetapi sebenarnya landasan
filosofi pandangan dunia Islam telah memberikan makna dan signifikansi yang
berbeda.
Pada dataran teoritis, ada beberapa pokok bahasan ilmu mikroekonomi yang
telah menjadi kajian dari sudut pandang ilmu ekonomi Islam, diantaranya
adalah:
1. Asumsi Rasionalitas dalam Ekonomi Islami
- Perluasan konsep Rasionalitas melalui persyaratan transitivitas dan pengaruh
infak (sedekah) terhadap utilitas.
2. - Perluasan spektrum utilitas oleh nilai Islam tentang halal dan haram
- Pelonggaran persyaratan kontinuitas, misal permintaan barang haram ketika
keadaan darurat.
- Perluasan horison waktu (kebalikan konsep time value of money)
2. Teori Permintaan Islami
- Peningkatan Utilitas antara barang halal dan haram.
- Corner Solution untuk pilihan halal-haram.
- Permintaan barang haram dalam keadaan darurat (tidak optimal)
3. Teori Konsumsi Islami
- Konsumsi Interporal dalam Islam
- Hubungan terbalik riba dengan sedekah
- Hubungan terbalik rasio tabungan dengan konsumsi akhir
- Investasi Tabungan
4. Teori Produksi Islami
- Perbandingan pengaruh sistem bunga dan bagi hasil terhadap biaya produksi,
pendapatan, dan efisiensi produksi.
5. Teori Penawaran Islami
- Perbandingan pengaruh pajak penjualan dan zakat perniagaan terhadap
surplus produsen.
- Internalisasi Biaya Eksternal.
3. - Penerapan Biaya Kompensasi, batas ukuran, atau daur ulang.
6. Mekanisme Pasar Islami
- Mekanisme pasar menurut Abu Yusuf, al-Ghazaly, Ibnu Taimiyah, Ibnu
Khaldun.
- Mekanisme pasar Islami dan intervensi harga Islami.
- Intervensi harga yang adil dan zalim (versi Ibnu Taimiyah).
7. Distorsi Pasar Perpektif Islam
- Distorsi Permintaan dan penawaran (Ba’i Najasy, Ikhtikar)
- Tadlis/penipuan dan Taghrir/ketidakpastian ( kuantitas, kualitas, harga,
waktu)
8. Efisiensi Alokasi dan Distribusi Pendapatan
- Infak dan maksimalisasi utilitas
- Superioritas sistem ekonomi Islam
Diskursus ilmu mikroekonomi ini masih memiliki kekurangan mendasar karena
seringkali diadopsi dari model yang dipergunakan dalam ekonomi konvensional
sehingga tidak selalu sesuai dengan asumsi paradigmatiknya. Lebih-lebih lagi,
pengujian empiris terhadap model-model ini tidak mungkin dilakukan sekarang
karena tidak adanya sebuah perekonomian yang benar-benar islami atau yang
mendekatinya, dan juga tidak tersedianya data yang diperlukan untuk
pengujian tersebut. Sangat sedikit kajian yang memperlihatkan bagaimana
aktivitas perekonomian muslim beroperasi pada zaman dahulu. Bahkan kajian
empiris terhadap masyarakat muslim modern di negara-negara muslim
maupun nonmuslim dari perspektif Islam juga amat jarang.
4. Namun demikian, ini tidak berarti mengurangi minat dan semangat kita
mengembangkan ilmu Ekonomi Islam. Kerangka hipotesis yang telah terintis
dapat berfungsi sebagai tujuan yang berguna dalam menyediakan bangunan
teoritis bagi ilmu Ekonomi Islam dan mengidentifikasi keunggulan dan
kelemahan suatu perekonomian islam, ketika kelak hal itu telah dipraktekkan
di suatu negara. Hanya dengan mengembangkan mikroekonomi yang sesuai
dengan paradigma Islamlah yang akan meneguhkan identitas unik Ekonomi
Islam. Oleh karena itu, “Konstruksi teori mikroekonomi di bawah batasanbatasan Islam merupakan tugas yang paling menantang di depan ilmu Ekonomi
Islam”.