SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
Nama

: Qolbi Ridho Putra

Kelas

: 2KA27

NPM

: 15112802

MATKUL : Teori Organisasi Umum 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………….……………….………….…2
KATA PENGANTAR ………………......………….……………………..…….…....3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah……………………………………..……………………4
2. Rumusan Masalah…………………………………………..……………..….…..5
3. Tujuan Penulisan……………………………………..…………………………...5
4. Metode Penulisan……………………………………..…………………….........5
BAB II
1.
2.

KAJIAN TEORI
Pengertian…………………………………………..………………….............6
Jenis-jenis Kekuasaan…..………......…..…..…………………...................6

BAB III
PEMBAHASAN
1. Kekuasaan dalam Organisasi..….…....…….….......................................9
2. Sumber dan Bentuk Kekuasaan Hubungannya dengan ......... .................
Kepemimpinan.................................................................................11
3. Kekuasaan Mempengaruhi Kepemimpinan..........................................12
4. Hubungan Kepemimpinan dan Kekuasaan.....................,.....................13
5. Pengaruh Kepemimpinan …………………………..……….………...........15
BAB III
1.
KESIMPULAN……………………..………………..………………….…18
2.
DAFTAR PUSTAKA………………..……….……….……………….….19

2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya persembahkan keharibaan Allah SWT Tuhan
Pencipta alam semesta atas rahmat dan hidayah Nya sehingga penulisan
makalah ini bisa selesai tepat waktu dan sesuai rencana.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada Dosen pengajar Teori organisasi umum 1 di 2KA27 atas segala
bimbingan dan arahannya sehingga saya dengan segala keterbatasan
menjadi makin lebih memahami masalah kepemimpinan dan perilaku
organisasi yang tentunya sangat bermanfaat baik bagi diri saya pribadi
maupun dalam berkarya sebagai seorang aparatur negara.

Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa selalu meridhai semua
bakti dan pengabdian kita kepada Masyarakat, Bangsa dan Negara.
Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hubungan kepemimpinan dan kekuasaan adalah ibarat gula dengan manisnya,
ibarat garam dengan asinnya. Dua-duanya tak terpisahkan. Kepemimpinan yang
efektif (effective leadership ) terealisasi pada saat seorang pemimpin dengan
kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang
memuaskan. Ketika kekuasaan ternyata bisa timbul tidak hanya dari satu sumber,
kepemimpinan

yang

efektif

bisa

dianalogikan

sebagai

movement

untuk

memanfaatkan genesis (asal usul) kekuasaan, dan menerapkannya pada tempat
yang tepat.
Para pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu untuk dapat efektif, namun hal
itu tidak berarti bahwa lebih banyak kekuasaan akan lebih baik. Jumlah
keseluruhan

kekuasaan

yang

diperlukan

bagi

kepemimpinan

yang

efektif

tergantung pada sifat organisasi, tugas, para bawahan, dan situasi. Pemimpin
yang mempunyai position power yang cukup, sering tergoda untuk membuat
banyak orang tergantung padanya daripada mengembangkan dan menggunakan
expert power dan referent power. Sejarah telah menunjukkan bahwa pemimpin
yang mempunyai position power yang terlalu kuat cenderung menggunakannya
untuk

mendominasi

dan

mengeksploatasi

pengikut.

Sebaliknya,

seorang

pemimpin yang tidak mempunyai position power yang cukup akan mengalami
kesukaran dalam mengembangkan

kelompok yang

berkinerja tinggi dalam

organisasi. Pada umumnya, mungkin lebih baik bagi seorang pemimpin untuk
mempunyai position power yang sedang saja jumlahnya, meskipun jumlah yang
optimal akan bervariasi tergantung situasi.

4
Sedangkan dalam personal power , seorang pemimpin yang mempunyai expert
power atau daya tarik karismatik sering tergoda untuk bertindak dengan cara-cara
yang pada akhirnya akan mengakibatkan kegagalan.

2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat dikemukakan
adalah : Bagaimana hubungan Kekuasaan dengan Kepemimpinan Organisasi ?
1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Melatih mahasiswa menyusun makalah ilmiah dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan
dan kreatifitas mahasiswa.
b. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang
bagaimana hubungan kekuasaan dengan kepemimpinan organisasi.
2. Metode Penulisan
Dari banyak metode yang penulis pelajari, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada
zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya memanfaatkan perpustakaan, tetapi dapat pula
dilakukan dengan menggunakan internet. Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih
praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik
ataupun materi yang penulis gunakan untuk maklah ini.

5
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian
Menurut Max Weber kekuasaan itu dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan
yang membuat seorang actor didalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu
jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan
halangan. Walter Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan
untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.
Secara sederhana, kepemimpinan adalah setiap usaha untuk mempengaruhi,
sedang kekuasaan diartikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seseorang
pemimpin tersebut. Adapun otoritas ( authority ) dirumuskan sebagai suatu tipe
khusus dari kekuasaan yang secara asli melekat pada jabatan yang diduduki oleh
pemimpin.

Dengan

demikian

otoritas

adalah

kekuasaan

yang

disahkan

(legitimatized ) oleh suatu peranan formal seseorang dalam suatu organisasi.
2. Jenis-jenis Kekuasaan
Genesis kekuasaan , atau dalam terminologi lain: “jenis-jenis kekuasaan ( types of
power)” (Robbins-1991), atau “basis-basis kekuasaan sosial ( the bases of social
power)” (French-1960), pada hakekatnya teridentifikasi dari lima hal: legitimate
power, coercive power, reward power, expert power, dan referent power .
a. Legitimate Power (kekuasaan sah), yakni kekuasaan yang dimiliki seorang
pemimpin sebagai hasil dari posisinya dalam suatu organisasi atau lembaga.
Kekuasaan yang memberi otoritas atau wewenang ( authority ) kepada seorang
pemimpin untuk memberi perintah, yang harus didengar dan dipatuhi oleh
anak

buahnya.

Bisa

berupa

kekuasaan

6

seorang

jenderal

terhadap

para
prajuritnya, seorang kepala sekolah terhadap guru-guru yang dipimpinnya,
ataupun seorang pemimpin perusahaan terhadap karyawannya.

b. Coercive Power (kekuasaan paksa) , yakni kekuasaan yang didasari karena
kemampuan seorang pemimpin untuk memberi hukuman dan melakukan
pengendalian. Yang dipimpin juga menyadari bahwa apabila dia tidak
mematuhinya, akan ada efek negatif yang bisa timbul. Pemimpin yang bijak
adalah yang bisa menggunakan kekuasaan ini dalam konotasi pendidikan dan
arahan yang positif kepada anak buah. Bukan hanya karena rasa senang-tidak
senang, ataupun faktor-faktor subyektif lainnya.
c. Reward Power (kekuasaan penghargaan) , adalah kekuasaan untuk memberi
keuntungan positif atau penghargaan kepada yang dipimpin. Tentu hal ini bisa
terlaksana dalam konteks bahwa sang pemimpin mempunyai kemampuan dan
sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti
arahan-arahannya. Penghargaan bisa berupa pemberian hak otonomi atas suatu
wilayah yang berprestasi, promosi jabatan, uang, pekerjaan yang lebih
menantang, dsb.
d. Expert Power (kekuasaan kepakaran) , yakni kekuasaan yang berdasarkan
karena kepakaran dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu,
sehingga menyebabkan sang bawahan patuh karena percaya bahwa pemimpin
mempunyai pengalaman, pengetahuan dan kemahiran konseptual dan teknikal.
Kekuasaan ini akan terus berjalan dalam kerangka sang pengikut memerlukan
kepakarannya,

dan

akan

hilang

apabila

7

sudah

tidak

memerlukannya.
Kekuasaan kepakaran bisa terus eksis apabila ditunjang oleh referent power
atau legitimate power.

e. Referent Power (kekuasaan rujukan) adalah kekuasaan yang timbul karena
karisma, karakteristik individu, keteladanan atau kepribadian yang menarik.
Logika sederhana dari jenis kekuasaan ini adalah, apabila saya mengagumi
dan memuja anda, maka anda dapat berkuasa atas saya.
Seorang pemimpin yang memiliki jiwa leadership adalah pemimpin yang dengan
terampil mampu melakukan kombinasi dan improvisasi dalam menggunakan genesis
kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai
situasi.

Inilah

yang

disebut

penulis

dalam

kalimat

sebelumnya

sebagai

kepemimpinan yang efektif (effective leadership), dimana implementasinya adalah
dengan “memanfaatkan genesis kekuasaan, dan menerapkannya pada tempat yang
tepat”.

8
BAB III
PEMBAHASAN
1. Kekuasaan dalam Organisasi
Organisasi harus dapat mengajak anggotanya bersikap dengan cara-cara yang
bermanfaat bagi organisasi. Ini dapat meliputi suatu keteraturan (order) yang
dirundingkan,

tetapi

pengaturan

manusialah

yang

melibatkan

pelaksanaan

kekuasaan. Individu yang bergabung dengan organisasi atau mereka yang lahir
didalamnya, mencari manfaat tertentu. Usaha-usaha mereka untuk melakukan hal
ini adalah dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kebanyakan kasus, individu
dalam organisasi juga menginginkan rasa kendali (a sense of control), bukan
sekedar masalah dimana seseorang merasa ”cocok”, tetapi kemana seseorang
”bergerak”. Orang-orang menghendaki ”suara” dalam hasil-hasil kehidupan
organisasi mereka. Ada ”ketegangan” antara tuntutan organisasi dan kepentingan
pribadi. Organisasi bukan sekedar tempat pelayamam diberikan dan keuntungan
dibuat. Organisasi menggambarkan suatu bagian nyata dari kehidupan dan
identitas pribadi. Istilah pemberdayaan (empowerment) merujuk kepada proses
yang menyangkut cara individu menggunakan kekuasaan dalam organisasi.
Definisi tradisional kekuasaan difokuskan pada kemampuan perorangan untuk
menentukan atan membatasi hasil-hasil. Dahl (1957) menyatakan bahwa ”A
memiliki kekuasaan atas B sehingga A dapat meminta B melakukan sesuatu yang
tanpa kekuasaan A tersebut tidak akan dilakukan B”. Definisi ini menyempitkan
konsep kekuasaan, juga menuntut seseorang untuk mengenali jenis-jenis perilaku
khusus. Riker (1964) berpendapat bahwa perbedaan dalam gagasan kekuasaan
benar-benar

didasarkan

pada

perbedaan

9

gagasan

kausalitas

(sebab-akibat).
Menurutnya,

kekuasaan

adalah

kemampuan

untuk

menggunakan

pengaruh,

sedangkan alasan adalah penggunaan pengaruh yang sebenarnya.

Boulding (1989) mengemukakan gagasan kekuasaan dalam arti luas, sampai
tingkat mana dan bagaimana kita memperoleh yang kita inginkan. Bila hal ini
diterapkan pada lingkungan organisasi, ini adalah masalah penentuan di seputar
bagaimana organisasi memperoleh apa yang dinginkan dan bagaimana para
pemberi andil dalam organisasi itu memperoleh apa yang mereka inginkan. Kita
memandang kekuasaan sebagai kemampuan perorangan atau kelompok untuk
mempengaruhi, memberi perintah dan mengendalikan hasil-hasil organisasi.
Sedangkan Russel (1983) menyatakan bahwa power (kekuasaan) adalah konsep
dasar dalam ilmu sosial. Pentingnya kekuasaan dalam kehidupan organisasi,
diungkapkan oleh W. Charles Redding, bahwa kekuasaan dalam organisasi terikat
dengan status seseorang.
Gagasan tradisional tentang kekuasaan difokuskan pada individu dan pelaksanaan
kekuasaannya. Kekuasaan adalah sesuatu yang dipegang dan ditangani manusia,
berdasarkan sumber-sumber kekuasaan tertentu, French dan Raven (1959)
menyatakan bahwa ada lima jenis kekuasaan, yaitu:
a. Reward power (kekuasaan memberi ganjaran) --> dapatkah A menetapkan
ganjaran yang dapat dirasakan B?
b. Coercive power (kekuasaan yang memaksa) --> dapatkah A memberikan
sesuatu yang dipandang hukuman kepada B?
c. Legitimate power (kekuasaan yang sah) --> apakah B percaya bahwa A
mempunyai hak untuk mempengaruhi dan B harus menerimanya? Sumber
kekuasaan sah mungkin adalah penerimaan suatu struktur sosial atau nilainilai budaya.

10
d. Referent power (referen kekuasaan) --> apakah B ingin seperti A atau
mempunyai keinginan merasakan kesatuan dengan A?
e. Expert power (kekuasaan ahli) --> apakah B percaya bahwa A memiliki
pengetahuan khusus yang berguna untu kebaikan B?
Pandangan tradisional tentang kekuasaan juga meliputi

kemampuan untuk

mengendalikan agenda atau rencana aksi dalam sebuah situasi, mengendalikan isu
dalam

diskusi,

dan

pengambilan

keputusan

yang

mungkin

menimbulkan

kontroversi (Bachrach & Baratz, 1969). Status dan kekuasaan seharusnya tidak
dianggap sebagai sifat yang secara temurun diberikan pada seseorang pada posisi
tertentu. Secara umum, lebih pantas menganggap status dan kekuasaan sebagai
kondisi dimana anggota grup lainnya sepakat kepada seseorang yang diberikan
posisi. Kemampuan untuk melatih kekuasaan akan meningkatkan status; status
akan mengembangkan kemampuan untuk melatih kekuasaan.
Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang
pemimpin. Kekuasaan seringkali dipergunakan silih berganti dengan istilah
pengaruh dan otoritas.
2. Sumber dan Bentuk Kekuasaan hubungannya dengan Gaya Kepemimpinan
Sumber dan bentuk kekuasaan ada dua yakni kekuasaan jabatan ( position power )
dan kekuasan pribadi ( personal power ). Menurut Amitai Etzomi perbedaan
keduanya terletak pada konsep kekuasan itu sendiri sebagai suatu kemampuan
untuk

mempengaruhi

perilaku.

Kekuasaan

dapat

diperoleh

dari

jabatan

organisasi, pengaruh pribadi, atau keduanya.
Kekuasan dibagi menjadi beberapa macam serta hubungannya dengan gaya
kepemimpinan dan tingkat kematangan pengikut :
a. Kekuasaan paksaan (Coercive) berdasar atas rasa takut. Misalnya penggunaan
kekerasan fisik dan benturan senjata. Gaya kepemimpinan yang cocok adalah
dengan pemberian intruksi terhadap pengikut di tingkat kematangan yang
rendah.M1.

11
b. Kekuasaan
pemimpin.

Legitimasi
Semakin

legitimasinya.

(Legitimate)
tinggi

Gaya

bersumber

jabatannya,

kepemimpinan

yang

pada

semakin
sesuai

jabatan
besar

adalah

seorang
kekuasaan

dengan

gaya

“konsultasi dan “partisipasi” bagi para pengikut di tingkat sedan (antara M2
dan M3).
c. Kekuasan

keahlian

(Expert)

bersumber

dari

keahlian,

kecakapan,

atau

pengetahuan yang dimiliki. Di tingkat ini pengikut hanya perlu diberikan
sedikit

pengarahan

dan

dukungan

dan

pemimpin

menggunakan

gaya

kepemimpinan “delegasi” bagi pengikutnya.
d. Kekuasan penghargaan (Reward) bersunber atas kemampuan menyediakan
penghargaan bagi orang lain. Disini pengikut berada di tingkat perkembangan
dari rendah ke sedang, sehingga gaya kepemimpinan “konsultasi” dirasakan
sesuai.
e. Kekuasan Referensi (Referent) bersumber pada sifat-sifat pribadi seorang
pemimpin. Tingkat kematangan pengikut berada dari sedang ke tinggi (M3 ke
M4) sehingga gaya kepemimpinan “partisipasi” dan sedikit pengarahan dapat
dipergunakan secara efektif.
f. Kekuasan informasi (Information) bersumber atas akses informasi yang
dimiliki oleh pemimpin. Gaya kepemimpinan yang dapat memotivasi secara
efektif pengikut di tingkat kematangan M3 dan M4 ialah “partisipasi” dan
“delegasi”.
g. Kekuasaan

Hubungan

(Connection)

bersumber

hubungan

yang

dijalin

pimpinan dengan orang penting dan berpengaruh baik di luar atau dalam
organisasi. Gaya kepemimpinan melalui intruksi dan konsultasi sesuai dengan
pengikut yang beranjak di level tingkat M1 ke M2.
3. Kekuasaan Mempengaruhi Kepemimpinan
Dalam situasi dan kondisi bagaimana pun, jika seseorang berusaha untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, maka aktivitas seperti itu telah melibatkannya

12
ke dalam aktivitas kepemimpinan. Jika kepemimpinan tersebut terjadi dalam
suatu organisasi tertentu dan seseorang berupaya agar tujuan organisasi tercapai,
maka

orang

tersebut

perlu

memikirkan

gaya

kepemimpinannya.

Gaya

kepemimpinan dapat dianggap sebagai “modalitas” dalam kepemimpinan, dalam
arti sebagai cara-cara yang disenangi dan digunakan oleh seseorang sebagai
wahana untuk menjalankan kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain. Atau dapat pula dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan adalah pola perilaku yang konsisten ditunjukkan dan sebagai yang
diketahui oleh pihak lain ketika seseorang berusaha mempengaruhi kegiatankegiatan orang lain. Perilaku ini dikembangkan setiap saat dan yang dipelajari
oleh pihak lain untuk mengenal ataupun menilai kepemimpinan seseorang. Namun
demikian, gaya kepemimpinan seseorang tidaklah bersifat “ fixed”. Maksudnya
adalah bahwa seorang pemimpin mempunyai kapasitas untuk membaca situasi
yang dihadapinya dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan
situasi tersebut, meskipun penyesuaian itu mungkin hanya bersifat sementara.
Pada pihak lain, setiap pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen atau
watak, dan kepribadian sendiri yang unik/khas, sehingga tingkah laku dan
gayanyalah yang membedakannya dari orang lain. Gaya/style hidupnya ini pasti
akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.
Tipe kepemimpinan seseorang menurut Sondang P Siagian (1994: 27-45) dapat
dianalisis dengan menggunakan kategorisasi berdasarkan :
 Persepsi seorang pemimpin tentang peranannya selaku pemimpin
 Nilai-nilai yang dianut
 Sikap dalam mengemudikan jalannya organisasi
 Perilaku dalam memimpin
 Gaya kepemimpinan yang dominant

13
Prinsip pertama dalam kepemimpinan adalah adanya hubungan antara pemimpin
dengan yang dipimpin. Tanpa yang dipimpin tidak ada orang yang perlu
memimpin. Prinsip kedua adalah bahwa pemimpin yang efektif menyadari dan
mengelola secara sadar dinamika hubungan antara pemimpin dengan yang
dipimpin (Richard Beckhard, 1995:125-126).
4. Hubungan Kepemimpinan dan Kekuasaan
Konsepsi mengenai kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari kemampuan,
kewibawaan, dan kekuasaan. Seorang pemimpin, karena status dan tugastugasnya pasti mempunyai kekuasaan. Kekuasaan merupakan kapasitas untuk
mempengaruhi secara unilateral sikap dan perilaku orang ke arah yang diinginkan
(Gary Yukl,1996: 183).
Konsepsi mengenai sumber kekuasaan yang telah diterima secara luas adalah
dikotomi antara “ position power ” (kekuasaan karena kedudukan) dan “ personal
power” (kekuasaan pribadi). Menurut konsep tersebut, kekuasaan sebagian
diperoleh dari peluang yang melekat pada posisi seseorang dalam organisasi dan

sebagian lagi disebabkan oleh atribut-atribut pemimpin tersebut serta dari
hubungan

pemimpin

–

pengikut.

Termasuk

dalam

position

power

adalah

kewenangan formal, kontrol terhadap sumber daya dan imbalan, kontrol terhadap
hukuman, kontrol terhadap informasi, kontrol ekologis. Sedangkan personal
power berasal dari keahlian dalam tugas, persahabatan, kesetiaan, kemampuan
persuasif dan karismatik dari seorang pemimpin (Gary Yukl,1996:167-175).
Dengan bahasa yang sedikit berbeda, Kartini Kartono (1994:140) mengungkapkan
bahwa sumber kekuasaan seorang pemimpin dapat berasal dari :
a. Kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain;
b. Sifat dan sikapnya yang unggul, sehingga mempunyai kewibawaan terhadap
pengikutnya;
c. Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas;

14
d. Memiliki kemahiran human relation yang baik, kepandaian bergaul dan
berkomunikasi.
Kekuasaan merupakan kondisi dinamis yang dapat berubah sesuai perubahan
kondisi dan tindakan-tindakan individu atau kelompok. Ada dua teori yang dapat
menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh, dipertahankan atau hilang dalam
organisasi. Teori tersebut adalah :
 Social Exchange Theory , menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh dan
hilang selagi proses mempengaruhi yang timbal balik terjadi selama beberapa
waktu antara pemimpin dan pengikut. Fokus dari teori ini mengenai expert
power dan kewenangan.
 Strategic Contingencies Theory , menjelaskan bahwa kekuasaan dari suatu sub
unit organisasi tergantung pada faktor keahlian dalam menangani masalah
penting, sentralisasi unit kerja dalam arus kerja, dan tingkat keahlian dari sub
unit tersebut.

5. Pengaruh Kepemimpinan
Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk
mengubah sikap, perilaku orang atau kelompok dengan cara-cara yang spesifik.
Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi
perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal balik yang terjadi
antara pemimpin dengan yang dipimpin.
Para teoretikus telah mengidentifikasi berbagai taktik mempengaruhi yang
berbeda-beda seperti persuasi rasional, permintaan berinspirasi, pertukaran,
tekanan,

permintaan

pribadi,

menjilat,

konsultasi,

koalisi,

dan

taktik

mengesahkan. Pilihan taktik mempengaruhi yang akan digunakan oleh seorang
pemimpin

dalam

usaha

mempengaruhi

para

pengikutnya

tergantung

pada

beberapa aspek situasi tertentu. Pada umumnya, para pemimpin lebih sering

15
menggunakan taktik-taktik mempengaruhi yang secara sosial dapat diterima,
feasible, memungkinkan akan efektif untuk suatu sasaran tertentu, memungkinkan
tidak membutuhkan banyak waktu, usaha atau biaya.
Efektivitas masing-masing taktik mempengaruhi dalam usaha untuk memperoleh
komitmen dari para pengikut antara lain tergantung pada keterampilan pemimpin,
jenis permintaan serta position dan personal power pemimpin tersebut.
Sebagai esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan
gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk
memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara
kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh
karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku
mempengaruhi

dan

proses-proses

mempengaruhi

yang

timbal

balik

antara

pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan. Jenisjenis spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan
jembatan

bagi

pendekatan

kekuasaan

dan

pendekatan

perilaku

mengenai

kepemimpinan.
Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang
proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :
 Persuasi Rasional :
Pemimpin

menggunakan

mempersuasi

pengikut

argumentasi
bahwa

suatu

logis
usulan

dan

bukti

adalah

faktual

masuk

akal

untuk
dan

kemungkinan dapat mencapai sasaran.
 Permintaan Inspirasional :
Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut
dengan menunjuk pada nilai-nilai, ide dan aspirasi pengikut atau dengan
meningkatkan rasa percaya diri dari pengikut.
 Konsultasi :

16
Pemimpin

mengajak

partisipasi

pengikut

dalam

merencanakan

sasaran,

aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan
pengikut atau pemimpin bersedia memodifikasi usulan untuk menanggapi
perhatian dan saran dari pengikut.
 Menjilat :
Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, atau perilaku
yang membantu agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau
mempunyai pikiran yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta
sesuatu.
 Permintaan Pribadi: Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai
kesetiaan dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.
 Pertukaran :
Pemimpin

menawarkan

suatu

pertukaran

budi

baik,

memberi

indikasi

kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian
dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.

 Taktik Koalisi :
Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut agar
melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain sebagai suatu
alasan bagi pengikut untuk juga menyetujuinya.
 Taktik Mengesahkan :
Pemimpin
menyatakan

mencoba

untuk

kewenangan

menetapkan

atau

hak

17

validitas

untuk

permintaan

membuatnya

atau

dengan
dengan
membuktikan bahwa hal itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan,
praktik atau tradisi organisasi.
 Menekan:
Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau
peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan
apa yang diinginkan.
Pilihan mengenai perilaku mempengaruhi tergantung pada position power dan
personal power yang dimiliki pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya pada
situasi tertentu. Perilaku mempengaruhi seorang pemimpin secara langsung
mempengaruhi sikap dan perilaku orang yang dipimpin baik berupa komitmen,
kepatuhan maupun perlawanan. Hasil dari proses mempengaruhi, juga mempunyai
efek umpan balik terhadap perilaku pemimpin. Selain itu, dampak kekuasaan
pemimpin pada dasarnya tergantung pada apa yang dilakukan pemimpin dalam
mempengaruhi

orang

yang

dipimpin.

Dengan

demikian,

hasil

dari

usaha

mempengaruhi merupakan akumulasi dari keterampilan mempengaruhi, perilaku
mempengaruhi, dan kekuasaan pemimpin.

BAB IV
KESIMPULAN
Kekuasaan merupakan sesuatu yang dinamis sesuai dengan kondisi yang berubah
dan tindakan-tindakan para pengikut. Berkaitan dengan hal ini telah dikemukakan
bahwa melalui social exchange theory, strategic contingency theory dan prosesproses politis merupakan usaha-usaha untuk mempertahankan, melindungi dan
meningkatkan kekuasaan.
Dalam kaitan dengan kekuasaan, para pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu
agar efektif. Keberhasilan pemimpin sangat tergantung pada cara penggunaan

18
kekuasaan. Pemimpin yang efektif kemungkinan akan menggunakan kekuasaan
dengan

cara

yang

halus,

hati-hati,

meminimalisasi

perbedaan

status

dan

menghindari ancaman-ancaman terhadap rasa harga diri para pengikut.
Keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya tidak hanya
ditentukan oleh salah satu aspek semata-mata, melainkan perpaduan antara sifat,
perilaku, dan kekuasaan-pengaruh saling menentukan sesuai dengan situasi yang
mendukungnya. Kekuasaan-pengaruh mempunyai peranan sebagai daya dorong
bagi setiap pemimpin dalam mempengaruhi, menggerakkan, dan mengubah
perilaku yang dipimpinnya ke arah pencapaian tujuan organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P & Judge Timothy A, Perilaku Organisasi, edisi Dua Belas, Buku 1, Jakarta,
Salemba Empat, 2008
Robbins, Stephen P & Judge Timothy A, Perilaku Organisasi, edisi Dua Belas, Buku 2, Jakarta,
Salemba Empat, 2008
Siagian, Sondang, , 1983, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Gunung Agung,
Jakarta.

19
Umar, Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi & Thesis, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005
Wursanto, Ig, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta, Penerbit Andi, 2002
Yukl, Gary, 1977, Organization Behavior and Personal Psychology, Homewood, Illinois Richard
Irwin.

20

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengembangan organisasi
Pengembangan organisasiPengembangan organisasi
Pengembangan organisasi
Naeya Hasbi
 

Was ist angesagt? (20)

Stress kerja
Stress kerjaStress kerja
Stress kerja
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori Organisasi
 
Organizational Diagnostic
Organizational DiagnosticOrganizational Diagnostic
Organizational Diagnostic
 
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiKepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
 
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiMakalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
 
Dewi setya n (1961054) pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan ppt
Dewi setya n (1961054) pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pptDewi setya n (1961054) pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan ppt
Dewi setya n (1961054) pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan ppt
 
9 penawaran & permintaan sdm
9 penawaran & permintaan sdm9 penawaran & permintaan sdm
9 penawaran & permintaan sdm
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASIDIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
 
Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
Fungsi-Fungsi KepemimpinanFungsi-Fungsi Kepemimpinan
Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
 
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOKDASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
 
Bab 10
Bab 10Bab 10
Bab 10
 
Manajemen sumber daya manusia strategik
Manajemen sumber daya manusia strategikManajemen sumber daya manusia strategik
Manajemen sumber daya manusia strategik
 
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanKelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
 
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang EfektifTeori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
Teori Kepemimpinan dan Karakteristik Pemimpin yang Efektif
 
Ppt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasiPpt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasi
 
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan pptKepemimpinan dalam perusahaan ppt
Kepemimpinan dalam perusahaan ppt
 
Pengembangan organisasi
Pengembangan organisasiPengembangan organisasi
Pengembangan organisasi
 
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas MercubuanaPPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
PPT Psikologi Sosial "Prasangka" Universitas Mercubuana
 
Teori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinanTeori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinan
 

Andere mochten auch

Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial
tyaadhietz
 
Ch13 Power & Politics
Ch13 Power & PoliticsCh13 Power & Politics
Ch13 Power & Politics
itsvineeth209
 
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
Edi Awaludin
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
Paranody
 
Modul Kepimpinan dalam pengurusan awam
Modul Kepimpinan dalam pengurusan awamModul Kepimpinan dalam pengurusan awam
Modul Kepimpinan dalam pengurusan awam
Ct Hussen
 

Andere mochten auch (20)

Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur MuspitaBab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
 
Psokologi Sosial Pengaruh Proses dan Hasil Sosialisasi terhadap Kepribadian
Psokologi Sosial Pengaruh Proses dan Hasil Sosialisasi terhadap KepribadianPsokologi Sosial Pengaruh Proses dan Hasil Sosialisasi terhadap Kepribadian
Psokologi Sosial Pengaruh Proses dan Hasil Sosialisasi terhadap Kepribadian
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial
 
K kepemimpinan presentation1
K kepemimpinan presentation1K kepemimpinan presentation1
K kepemimpinan presentation1
 
Konflik
KonflikKonflik
Konflik
 
Power and politics
Power and politicsPower and politics
Power and politics
 
Fungsi Lembaga Perwakilan
Fungsi Lembaga PerwakilanFungsi Lembaga Perwakilan
Fungsi Lembaga Perwakilan
 
The Value of Print
The Value of PrintThe Value of Print
The Value of Print
 
Ch13 Power & Politics
Ch13 Power & PoliticsCh13 Power & Politics
Ch13 Power & Politics
 
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
 
Power and Politics
Power and PoliticsPower and Politics
Power and Politics
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi
 
Kekuasaan dan politik
Kekuasaan dan politikKekuasaan dan politik
Kekuasaan dan politik
 
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
 
Kuasa
KuasaKuasa
Kuasa
 
O.b. c 16 organisational culture
O.b. c 16 organisational cultureO.b. c 16 organisational culture
O.b. c 16 organisational culture
 
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan KonselingPeran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
Peran Guru dan Wali Kelas dalam Bimbingan Konseling
 
Modul Kepimpinan dalam pengurusan awam
Modul Kepimpinan dalam pengurusan awamModul Kepimpinan dalam pengurusan awam
Modul Kepimpinan dalam pengurusan awam
 

Ähnlich wie Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasiMakalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Dede Adi Nugraha
 
PPT Kepemimpinan (1).pptx
PPT Kepemimpinan (1).pptxPPT Kepemimpinan (1).pptx
PPT Kepemimpinan (1).pptx
AdiNurRiyadi
 
Teori Kepemimpinan
Teori KepemimpinanTeori Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan
devinadh
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
ikbalhudori
 
Makalah model model kepemimpinan
Makalah model model kepemimpinanMakalah model model kepemimpinan
Makalah model model kepemimpinan
MJM Networks
 
Muhamad ikbal (tugas 7&8)
Muhamad ikbal (tugas 7&8)Muhamad ikbal (tugas 7&8)
Muhamad ikbal (tugas 7&8)
ikbalbale95
 

Ähnlich wie Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh (20)

Kepemimpinan dalam manajemen
Kepemimpinan dalam manajemenKepemimpinan dalam manajemen
Kepemimpinan dalam manajemen
 
Makalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi KepemimpinanMakalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
 
defenisi kepemimpinan dari pendekatan
defenisi kepemimpinan dari pendekatandefenisi kepemimpinan dari pendekatan
defenisi kepemimpinan dari pendekatan
 
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasiMakalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
Makalah tentang wewenang, delegasi dan desentralisasi
 
PPT Kepemimpinan (1).pptx
PPT Kepemimpinan (1).pptxPPT Kepemimpinan (1).pptx
PPT Kepemimpinan (1).pptx
 
Makalah anna
Makalah annaMakalah anna
Makalah anna
 
Administrasi Pendidikan.pdf
Administrasi Pendidikan.pdfAdministrasi Pendidikan.pdf
Administrasi Pendidikan.pdf
 
Administrasi Pendidikan.docx
Administrasi Pendidikan.docxAdministrasi Pendidikan.docx
Administrasi Pendidikan.docx
 
Teori Kepemimpinan
Teori KepemimpinanTeori Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Makalah model model kepemimpinan
Makalah model model kepemimpinanMakalah model model kepemimpinan
Makalah model model kepemimpinan
 
Tulisan 4 - teori organisasi umum 2
Tulisan 4  - teori organisasi umum 2Tulisan 4  - teori organisasi umum 2
Tulisan 4 - teori organisasi umum 2
 
KEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptxKEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptx
 
Makalah kepemimpinan 2
Makalah kepemimpinan 2Makalah kepemimpinan 2
Makalah kepemimpinan 2
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasiKepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
 
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOHKEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
 
Muhamad ikbal (tugas 7&8)
Muhamad ikbal (tugas 7&8)Muhamad ikbal (tugas 7&8)
Muhamad ikbal (tugas 7&8)
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 

Mehr von Ridho D'vhavoline

Mehr von Ridho D'vhavoline (19)

Etika dan profesionalisme TSI part 3
Etika dan profesionalisme TSI part 3Etika dan profesionalisme TSI part 3
Etika dan profesionalisme TSI part 3
 
Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2
 
Etika dan profesionalisme tsi
Etika dan profesionalisme tsiEtika dan profesionalisme tsi
Etika dan profesionalisme tsi
 
Pengantar telematika part 4
Pengantar telematika part 4Pengantar telematika part 4
Pengantar telematika part 4
 
Pengantar telematika part 3
Pengantar telematika part 3Pengantar telematika part 3
Pengantar telematika part 3
 
Review jurnal intervensi person
Review jurnal intervensi personReview jurnal intervensi person
Review jurnal intervensi person
 
Pengantar telematika
Pengantar telematikaPengantar telematika
Pengantar telematika
 
Pengantar telematika
Pengantar telematikaPengantar telematika
Pengantar telematika
 
Makalah laporan ilmiah
Makalah laporan ilmiahMakalah laporan ilmiah
Makalah laporan ilmiah
 
Membuat cerita pendek
Membuat cerita pendekMembuat cerita pendek
Membuat cerita pendek
 
B. indonesia part2
B. indonesia part2B. indonesia part2
B. indonesia part2
 
5 Jenis Switch
5 Jenis Switch5 Jenis Switch
5 Jenis Switch
 
Contoh kasus penalaran induktif
Contoh kasus penalaran induktifContoh kasus penalaran induktif
Contoh kasus penalaran induktif
 
tugas-1 bahasa indonesia 2
tugas-1 bahasa indonesia 2tugas-1 bahasa indonesia 2
tugas-1 bahasa indonesia 2
 
Budaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan InovasiBudaya Kreativitas dan Inovasi
Budaya Kreativitas dan Inovasi
 
Perubahan dan Pengembangan Organisasi tugas ke 2
Perubahan dan Pengembangan Organisasi tugas ke 2Perubahan dan Pengembangan Organisasi tugas ke 2
Perubahan dan Pengembangan Organisasi tugas ke 2
 
Tou 2 tugas 2
Tou 2 tugas 2Tou 2 tugas 2
Tou 2 tugas 2
 
Teori motivasi softkill
Teori motivasi softkillTeori motivasi softkill
Teori motivasi softkill
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 

Kürzlich hochgeladen

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Kürzlich hochgeladen (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh

  • 1. Nama : Qolbi Ridho Putra Kelas : 2KA27 NPM : 15112802 MATKUL : Teori Organisasi Umum 1
  • 2. DAFTAR ISI DAFTAR ISI……………………………………………………….……………….………….…2 KATA PENGANTAR ………………......………….……………………..…….…....3 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah……………………………………..……………………4 2. Rumusan Masalah…………………………………………..……………..….…..5 3. Tujuan Penulisan……………………………………..…………………………...5 4. Metode Penulisan……………………………………..…………………….........5 BAB II 1. 2. KAJIAN TEORI Pengertian…………………………………………..………………….............6 Jenis-jenis Kekuasaan…..………......…..…..…………………...................6 BAB III PEMBAHASAN 1. Kekuasaan dalam Organisasi..….…....…….….......................................9 2. Sumber dan Bentuk Kekuasaan Hubungannya dengan ......... ................. Kepemimpinan.................................................................................11 3. Kekuasaan Mempengaruhi Kepemimpinan..........................................12 4. Hubungan Kepemimpinan dan Kekuasaan.....................,.....................13 5. Pengaruh Kepemimpinan …………………………..……….………...........15 BAB III 1. KESIMPULAN……………………..………………..………………….…18 2. DAFTAR PUSTAKA………………..……….……….……………….….19 2
  • 3. KATA PENGANTAR Segala puji syukur saya persembahkan keharibaan Allah SWT Tuhan Pencipta alam semesta atas rahmat dan hidayah Nya sehingga penulisan makalah ini bisa selesai tepat waktu dan sesuai rencana. Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Dosen pengajar Teori organisasi umum 1 di 2KA27 atas segala bimbingan dan arahannya sehingga saya dengan segala keterbatasan menjadi makin lebih memahami masalah kepemimpinan dan perilaku organisasi yang tentunya sangat bermanfaat baik bagi diri saya pribadi maupun dalam berkarya sebagai seorang aparatur negara. Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa selalu meridhai semua bakti dan pengabdian kita kepada Masyarakat, Bangsa dan Negara. Penulis 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hubungan kepemimpinan dan kekuasaan adalah ibarat gula dengan manisnya, ibarat garam dengan asinnya. Dua-duanya tak terpisahkan. Kepemimpinan yang efektif (effective leadership ) terealisasi pada saat seorang pemimpin dengan kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Ketika kekuasaan ternyata bisa timbul tidak hanya dari satu sumber, kepemimpinan yang efektif bisa dianalogikan sebagai movement untuk memanfaatkan genesis (asal usul) kekuasaan, dan menerapkannya pada tempat yang tepat. Para pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu untuk dapat efektif, namun hal itu tidak berarti bahwa lebih banyak kekuasaan akan lebih baik. Jumlah keseluruhan kekuasaan yang diperlukan bagi kepemimpinan yang efektif tergantung pada sifat organisasi, tugas, para bawahan, dan situasi. Pemimpin yang mempunyai position power yang cukup, sering tergoda untuk membuat banyak orang tergantung padanya daripada mengembangkan dan menggunakan expert power dan referent power. Sejarah telah menunjukkan bahwa pemimpin yang mempunyai position power yang terlalu kuat cenderung menggunakannya untuk mendominasi dan mengeksploatasi pengikut. Sebaliknya, seorang pemimpin yang tidak mempunyai position power yang cukup akan mengalami kesukaran dalam mengembangkan kelompok yang berkinerja tinggi dalam organisasi. Pada umumnya, mungkin lebih baik bagi seorang pemimpin untuk mempunyai position power yang sedang saja jumlahnya, meskipun jumlah yang optimal akan bervariasi tergantung situasi. 4
  • 5. Sedangkan dalam personal power , seorang pemimpin yang mempunyai expert power atau daya tarik karismatik sering tergoda untuk bertindak dengan cara-cara yang pada akhirnya akan mengakibatkan kegagalan. 2. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat dikemukakan adalah : Bagaimana hubungan Kekuasaan dengan Kepemimpinan Organisasi ? 1. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : a. Melatih mahasiswa menyusun makalah ilmiah dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa. b. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang bagaimana hubungan kekuasaan dengan kepemimpinan organisasi. 2. Metode Penulisan Dari banyak metode yang penulis pelajari, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya memanfaatkan perpustakaan, tetapi dapat pula dilakukan dengan menggunakan internet. Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk maklah ini. 5
  • 6. BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Menurut Max Weber kekuasaan itu dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang actor didalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan. Walter Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya. Secara sederhana, kepemimpinan adalah setiap usaha untuk mempengaruhi, sedang kekuasaan diartikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seseorang pemimpin tersebut. Adapun otoritas ( authority ) dirumuskan sebagai suatu tipe khusus dari kekuasaan yang secara asli melekat pada jabatan yang diduduki oleh pemimpin. Dengan demikian otoritas adalah kekuasaan yang disahkan (legitimatized ) oleh suatu peranan formal seseorang dalam suatu organisasi. 2. Jenis-jenis Kekuasaan Genesis kekuasaan , atau dalam terminologi lain: “jenis-jenis kekuasaan ( types of power)” (Robbins-1991), atau “basis-basis kekuasaan sosial ( the bases of social power)” (French-1960), pada hakekatnya teridentifikasi dari lima hal: legitimate power, coercive power, reward power, expert power, dan referent power . a. Legitimate Power (kekuasaan sah), yakni kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin sebagai hasil dari posisinya dalam suatu organisasi atau lembaga. Kekuasaan yang memberi otoritas atau wewenang ( authority ) kepada seorang pemimpin untuk memberi perintah, yang harus didengar dan dipatuhi oleh anak buahnya. Bisa berupa kekuasaan 6 seorang jenderal terhadap para
  • 7. prajuritnya, seorang kepala sekolah terhadap guru-guru yang dipimpinnya, ataupun seorang pemimpin perusahaan terhadap karyawannya. b. Coercive Power (kekuasaan paksa) , yakni kekuasaan yang didasari karena kemampuan seorang pemimpin untuk memberi hukuman dan melakukan pengendalian. Yang dipimpin juga menyadari bahwa apabila dia tidak mematuhinya, akan ada efek negatif yang bisa timbul. Pemimpin yang bijak adalah yang bisa menggunakan kekuasaan ini dalam konotasi pendidikan dan arahan yang positif kepada anak buah. Bukan hanya karena rasa senang-tidak senang, ataupun faktor-faktor subyektif lainnya. c. Reward Power (kekuasaan penghargaan) , adalah kekuasaan untuk memberi keuntungan positif atau penghargaan kepada yang dipimpin. Tentu hal ini bisa terlaksana dalam konteks bahwa sang pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahannya. Penghargaan bisa berupa pemberian hak otonomi atas suatu wilayah yang berprestasi, promosi jabatan, uang, pekerjaan yang lebih menantang, dsb. d. Expert Power (kekuasaan kepakaran) , yakni kekuasaan yang berdasarkan karena kepakaran dan kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu, sehingga menyebabkan sang bawahan patuh karena percaya bahwa pemimpin mempunyai pengalaman, pengetahuan dan kemahiran konseptual dan teknikal. Kekuasaan ini akan terus berjalan dalam kerangka sang pengikut memerlukan kepakarannya, dan akan hilang apabila 7 sudah tidak memerlukannya.
  • 8. Kekuasaan kepakaran bisa terus eksis apabila ditunjang oleh referent power atau legitimate power. e. Referent Power (kekuasaan rujukan) adalah kekuasaan yang timbul karena karisma, karakteristik individu, keteladanan atau kepribadian yang menarik. Logika sederhana dari jenis kekuasaan ini adalah, apabila saya mengagumi dan memuja anda, maka anda dapat berkuasa atas saya. Seorang pemimpin yang memiliki jiwa leadership adalah pemimpin yang dengan terampil mampu melakukan kombinasi dan improvisasi dalam menggunakan genesis kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi. Inilah yang disebut penulis dalam kalimat sebelumnya sebagai kepemimpinan yang efektif (effective leadership), dimana implementasinya adalah dengan “memanfaatkan genesis kekuasaan, dan menerapkannya pada tempat yang tepat”. 8
  • 9. BAB III PEMBAHASAN 1. Kekuasaan dalam Organisasi Organisasi harus dapat mengajak anggotanya bersikap dengan cara-cara yang bermanfaat bagi organisasi. Ini dapat meliputi suatu keteraturan (order) yang dirundingkan, tetapi pengaturan manusialah yang melibatkan pelaksanaan kekuasaan. Individu yang bergabung dengan organisasi atau mereka yang lahir didalamnya, mencari manfaat tertentu. Usaha-usaha mereka untuk melakukan hal ini adalah dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kebanyakan kasus, individu dalam organisasi juga menginginkan rasa kendali (a sense of control), bukan sekedar masalah dimana seseorang merasa ”cocok”, tetapi kemana seseorang ”bergerak”. Orang-orang menghendaki ”suara” dalam hasil-hasil kehidupan organisasi mereka. Ada ”ketegangan” antara tuntutan organisasi dan kepentingan pribadi. Organisasi bukan sekedar tempat pelayamam diberikan dan keuntungan dibuat. Organisasi menggambarkan suatu bagian nyata dari kehidupan dan identitas pribadi. Istilah pemberdayaan (empowerment) merujuk kepada proses yang menyangkut cara individu menggunakan kekuasaan dalam organisasi. Definisi tradisional kekuasaan difokuskan pada kemampuan perorangan untuk menentukan atan membatasi hasil-hasil. Dahl (1957) menyatakan bahwa ”A memiliki kekuasaan atas B sehingga A dapat meminta B melakukan sesuatu yang tanpa kekuasaan A tersebut tidak akan dilakukan B”. Definisi ini menyempitkan konsep kekuasaan, juga menuntut seseorang untuk mengenali jenis-jenis perilaku khusus. Riker (1964) berpendapat bahwa perbedaan dalam gagasan kekuasaan benar-benar didasarkan pada perbedaan 9 gagasan kausalitas (sebab-akibat).
  • 10. Menurutnya, kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh, sedangkan alasan adalah penggunaan pengaruh yang sebenarnya. Boulding (1989) mengemukakan gagasan kekuasaan dalam arti luas, sampai tingkat mana dan bagaimana kita memperoleh yang kita inginkan. Bila hal ini diterapkan pada lingkungan organisasi, ini adalah masalah penentuan di seputar bagaimana organisasi memperoleh apa yang dinginkan dan bagaimana para pemberi andil dalam organisasi itu memperoleh apa yang mereka inginkan. Kita memandang kekuasaan sebagai kemampuan perorangan atau kelompok untuk mempengaruhi, memberi perintah dan mengendalikan hasil-hasil organisasi. Sedangkan Russel (1983) menyatakan bahwa power (kekuasaan) adalah konsep dasar dalam ilmu sosial. Pentingnya kekuasaan dalam kehidupan organisasi, diungkapkan oleh W. Charles Redding, bahwa kekuasaan dalam organisasi terikat dengan status seseorang. Gagasan tradisional tentang kekuasaan difokuskan pada individu dan pelaksanaan kekuasaannya. Kekuasaan adalah sesuatu yang dipegang dan ditangani manusia, berdasarkan sumber-sumber kekuasaan tertentu, French dan Raven (1959) menyatakan bahwa ada lima jenis kekuasaan, yaitu: a. Reward power (kekuasaan memberi ganjaran) --> dapatkah A menetapkan ganjaran yang dapat dirasakan B? b. Coercive power (kekuasaan yang memaksa) --> dapatkah A memberikan sesuatu yang dipandang hukuman kepada B? c. Legitimate power (kekuasaan yang sah) --> apakah B percaya bahwa A mempunyai hak untuk mempengaruhi dan B harus menerimanya? Sumber kekuasaan sah mungkin adalah penerimaan suatu struktur sosial atau nilainilai budaya. 10
  • 11. d. Referent power (referen kekuasaan) --> apakah B ingin seperti A atau mempunyai keinginan merasakan kesatuan dengan A? e. Expert power (kekuasaan ahli) --> apakah B percaya bahwa A memiliki pengetahuan khusus yang berguna untu kebaikan B? Pandangan tradisional tentang kekuasaan juga meliputi kemampuan untuk mengendalikan agenda atau rencana aksi dalam sebuah situasi, mengendalikan isu dalam diskusi, dan pengambilan keputusan yang mungkin menimbulkan kontroversi (Bachrach & Baratz, 1969). Status dan kekuasaan seharusnya tidak dianggap sebagai sifat yang secara temurun diberikan pada seseorang pada posisi tertentu. Secara umum, lebih pantas menganggap status dan kekuasaan sebagai kondisi dimana anggota grup lainnya sepakat kepada seseorang yang diberikan posisi. Kemampuan untuk melatih kekuasaan akan meningkatkan status; status akan mengembangkan kemampuan untuk melatih kekuasaan. Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin. Kekuasaan seringkali dipergunakan silih berganti dengan istilah pengaruh dan otoritas. 2. Sumber dan Bentuk Kekuasaan hubungannya dengan Gaya Kepemimpinan Sumber dan bentuk kekuasaan ada dua yakni kekuasaan jabatan ( position power ) dan kekuasan pribadi ( personal power ). Menurut Amitai Etzomi perbedaan keduanya terletak pada konsep kekuasan itu sendiri sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi perilaku. Kekuasaan dapat diperoleh dari jabatan organisasi, pengaruh pribadi, atau keduanya. Kekuasan dibagi menjadi beberapa macam serta hubungannya dengan gaya kepemimpinan dan tingkat kematangan pengikut : a. Kekuasaan paksaan (Coercive) berdasar atas rasa takut. Misalnya penggunaan kekerasan fisik dan benturan senjata. Gaya kepemimpinan yang cocok adalah dengan pemberian intruksi terhadap pengikut di tingkat kematangan yang rendah.M1. 11
  • 12. b. Kekuasaan pemimpin. Legitimasi Semakin legitimasinya. (Legitimate) tinggi Gaya bersumber jabatannya, kepemimpinan yang pada semakin sesuai jabatan besar adalah seorang kekuasaan dengan gaya “konsultasi dan “partisipasi” bagi para pengikut di tingkat sedan (antara M2 dan M3). c. Kekuasan keahlian (Expert) bersumber dari keahlian, kecakapan, atau pengetahuan yang dimiliki. Di tingkat ini pengikut hanya perlu diberikan sedikit pengarahan dan dukungan dan pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan “delegasi” bagi pengikutnya. d. Kekuasan penghargaan (Reward) bersunber atas kemampuan menyediakan penghargaan bagi orang lain. Disini pengikut berada di tingkat perkembangan dari rendah ke sedang, sehingga gaya kepemimpinan “konsultasi” dirasakan sesuai. e. Kekuasan Referensi (Referent) bersumber pada sifat-sifat pribadi seorang pemimpin. Tingkat kematangan pengikut berada dari sedang ke tinggi (M3 ke M4) sehingga gaya kepemimpinan “partisipasi” dan sedikit pengarahan dapat dipergunakan secara efektif. f. Kekuasan informasi (Information) bersumber atas akses informasi yang dimiliki oleh pemimpin. Gaya kepemimpinan yang dapat memotivasi secara efektif pengikut di tingkat kematangan M3 dan M4 ialah “partisipasi” dan “delegasi”. g. Kekuasaan Hubungan (Connection) bersumber hubungan yang dijalin pimpinan dengan orang penting dan berpengaruh baik di luar atau dalam organisasi. Gaya kepemimpinan melalui intruksi dan konsultasi sesuai dengan pengikut yang beranjak di level tingkat M1 ke M2. 3. Kekuasaan Mempengaruhi Kepemimpinan Dalam situasi dan kondisi bagaimana pun, jika seseorang berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka aktivitas seperti itu telah melibatkannya 12
  • 13. ke dalam aktivitas kepemimpinan. Jika kepemimpinan tersebut terjadi dalam suatu organisasi tertentu dan seseorang berupaya agar tujuan organisasi tercapai, maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan dapat dianggap sebagai “modalitas” dalam kepemimpinan, dalam arti sebagai cara-cara yang disenangi dan digunakan oleh seseorang sebagai wahana untuk menjalankan kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang konsisten ditunjukkan dan sebagai yang diketahui oleh pihak lain ketika seseorang berusaha mempengaruhi kegiatankegiatan orang lain. Perilaku ini dikembangkan setiap saat dan yang dipelajari oleh pihak lain untuk mengenal ataupun menilai kepemimpinan seseorang. Namun demikian, gaya kepemimpinan seseorang tidaklah bersifat “ fixed”. Maksudnya adalah bahwa seorang pemimpin mempunyai kapasitas untuk membaca situasi yang dihadapinya dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi tersebut, meskipun penyesuaian itu mungkin hanya bersifat sementara. Pada pihak lain, setiap pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen atau watak, dan kepribadian sendiri yang unik/khas, sehingga tingkah laku dan gayanyalah yang membedakannya dari orang lain. Gaya/style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Tipe kepemimpinan seseorang menurut Sondang P Siagian (1994: 27-45) dapat dianalisis dengan menggunakan kategorisasi berdasarkan :  Persepsi seorang pemimpin tentang peranannya selaku pemimpin  Nilai-nilai yang dianut  Sikap dalam mengemudikan jalannya organisasi  Perilaku dalam memimpin  Gaya kepemimpinan yang dominant 13
  • 14. Prinsip pertama dalam kepemimpinan adalah adanya hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin. Tanpa yang dipimpin tidak ada orang yang perlu memimpin. Prinsip kedua adalah bahwa pemimpin yang efektif menyadari dan mengelola secara sadar dinamika hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin (Richard Beckhard, 1995:125-126). 4. Hubungan Kepemimpinan dan Kekuasaan Konsepsi mengenai kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari kemampuan, kewibawaan, dan kekuasaan. Seorang pemimpin, karena status dan tugastugasnya pasti mempunyai kekuasaan. Kekuasaan merupakan kapasitas untuk mempengaruhi secara unilateral sikap dan perilaku orang ke arah yang diinginkan (Gary Yukl,1996: 183). Konsepsi mengenai sumber kekuasaan yang telah diterima secara luas adalah dikotomi antara “ position power ” (kekuasaan karena kedudukan) dan “ personal power” (kekuasaan pribadi). Menurut konsep tersebut, kekuasaan sebagian diperoleh dari peluang yang melekat pada posisi seseorang dalam organisasi dan sebagian lagi disebabkan oleh atribut-atribut pemimpin tersebut serta dari hubungan pemimpin – pengikut. Termasuk dalam position power adalah kewenangan formal, kontrol terhadap sumber daya dan imbalan, kontrol terhadap hukuman, kontrol terhadap informasi, kontrol ekologis. Sedangkan personal power berasal dari keahlian dalam tugas, persahabatan, kesetiaan, kemampuan persuasif dan karismatik dari seorang pemimpin (Gary Yukl,1996:167-175). Dengan bahasa yang sedikit berbeda, Kartini Kartono (1994:140) mengungkapkan bahwa sumber kekuasaan seorang pemimpin dapat berasal dari : a. Kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain; b. Sifat dan sikapnya yang unggul, sehingga mempunyai kewibawaan terhadap pengikutnya; c. Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas; 14
  • 15. d. Memiliki kemahiran human relation yang baik, kepandaian bergaul dan berkomunikasi. Kekuasaan merupakan kondisi dinamis yang dapat berubah sesuai perubahan kondisi dan tindakan-tindakan individu atau kelompok. Ada dua teori yang dapat menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh, dipertahankan atau hilang dalam organisasi. Teori tersebut adalah :  Social Exchange Theory , menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh dan hilang selagi proses mempengaruhi yang timbal balik terjadi selama beberapa waktu antara pemimpin dan pengikut. Fokus dari teori ini mengenai expert power dan kewenangan.  Strategic Contingencies Theory , menjelaskan bahwa kekuasaan dari suatu sub unit organisasi tergantung pada faktor keahlian dalam menangani masalah penting, sentralisasi unit kerja dalam arus kerja, dan tingkat keahlian dari sub unit tersebut. 5. Pengaruh Kepemimpinan Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah sikap, perilaku orang atau kelompok dengan cara-cara yang spesifik. Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal balik yang terjadi antara pemimpin dengan yang dipimpin. Para teoretikus telah mengidentifikasi berbagai taktik mempengaruhi yang berbeda-beda seperti persuasi rasional, permintaan berinspirasi, pertukaran, tekanan, permintaan pribadi, menjilat, konsultasi, koalisi, dan taktik mengesahkan. Pilihan taktik mempengaruhi yang akan digunakan oleh seorang pemimpin dalam usaha mempengaruhi para pengikutnya tergantung pada beberapa aspek situasi tertentu. Pada umumnya, para pemimpin lebih sering 15
  • 16. menggunakan taktik-taktik mempengaruhi yang secara sosial dapat diterima, feasible, memungkinkan akan efektif untuk suatu sasaran tertentu, memungkinkan tidak membutuhkan banyak waktu, usaha atau biaya. Efektivitas masing-masing taktik mempengaruhi dalam usaha untuk memperoleh komitmen dari para pengikut antara lain tergantung pada keterampilan pemimpin, jenis permintaan serta position dan personal power pemimpin tersebut. Sebagai esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan. Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan. Jenisjenis spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan jembatan bagi pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku mengenai kepemimpinan. Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :  Persuasi Rasional : Pemimpin menggunakan mempersuasi pengikut argumentasi bahwa suatu logis usulan dan bukti adalah faktual masuk akal untuk dan kemungkinan dapat mencapai sasaran.  Permintaan Inspirasional : Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut dengan menunjuk pada nilai-nilai, ide dan aspirasi pengikut atau dengan meningkatkan rasa percaya diri dari pengikut.  Konsultasi : 16
  • 17. Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran, aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan pengikut atau pemimpin bersedia memodifikasi usulan untuk menanggapi perhatian dan saran dari pengikut.  Menjilat : Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, atau perilaku yang membantu agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau mempunyai pikiran yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta sesuatu.  Permintaan Pribadi: Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.  Pertukaran : Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.  Taktik Koalisi : Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut agar melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain sebagai suatu alasan bagi pengikut untuk juga menyetujuinya.  Taktik Mengesahkan : Pemimpin menyatakan mencoba untuk kewenangan menetapkan atau hak 17 validitas untuk permintaan membuatnya atau dengan dengan
  • 18. membuktikan bahwa hal itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi organisasi.  Menekan: Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan apa yang diinginkan. Pilihan mengenai perilaku mempengaruhi tergantung pada position power dan personal power yang dimiliki pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya pada situasi tertentu. Perilaku mempengaruhi seorang pemimpin secara langsung mempengaruhi sikap dan perilaku orang yang dipimpin baik berupa komitmen, kepatuhan maupun perlawanan. Hasil dari proses mempengaruhi, juga mempunyai efek umpan balik terhadap perilaku pemimpin. Selain itu, dampak kekuasaan pemimpin pada dasarnya tergantung pada apa yang dilakukan pemimpin dalam mempengaruhi orang yang dipimpin. Dengan demikian, hasil dari usaha mempengaruhi merupakan akumulasi dari keterampilan mempengaruhi, perilaku mempengaruhi, dan kekuasaan pemimpin. BAB IV KESIMPULAN Kekuasaan merupakan sesuatu yang dinamis sesuai dengan kondisi yang berubah dan tindakan-tindakan para pengikut. Berkaitan dengan hal ini telah dikemukakan bahwa melalui social exchange theory, strategic contingency theory dan prosesproses politis merupakan usaha-usaha untuk mempertahankan, melindungi dan meningkatkan kekuasaan. Dalam kaitan dengan kekuasaan, para pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu agar efektif. Keberhasilan pemimpin sangat tergantung pada cara penggunaan 18
  • 19. kekuasaan. Pemimpin yang efektif kemungkinan akan menggunakan kekuasaan dengan cara yang halus, hati-hati, meminimalisasi perbedaan status dan menghindari ancaman-ancaman terhadap rasa harga diri para pengikut. Keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya tidak hanya ditentukan oleh salah satu aspek semata-mata, melainkan perpaduan antara sifat, perilaku, dan kekuasaan-pengaruh saling menentukan sesuai dengan situasi yang mendukungnya. Kekuasaan-pengaruh mempunyai peranan sebagai daya dorong bagi setiap pemimpin dalam mempengaruhi, menggerakkan, dan mengubah perilaku yang dipimpinnya ke arah pencapaian tujuan organisasi. DAFTAR PUSTAKA Robbins, Stephen P & Judge Timothy A, Perilaku Organisasi, edisi Dua Belas, Buku 1, Jakarta, Salemba Empat, 2008 Robbins, Stephen P & Judge Timothy A, Perilaku Organisasi, edisi Dua Belas, Buku 2, Jakarta, Salemba Empat, 2008 Siagian, Sondang, , 1983, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Gunung Agung, Jakarta. 19
  • 20. Umar, Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi & Thesis, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005 Wursanto, Ig, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta, Penerbit Andi, 2002 Yukl, Gary, 1977, Organization Behavior and Personal Psychology, Homewood, Illinois Richard Irwin. 20