algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
Pokok Bahasan 3 upaya pengendalian
1. 1
MATERI PELATIHAN INTI 1
EPIDEMIOLOGI KUSTA
POKOK BAHASAN 3
UPAYA PENGENDALIAN ATAU PEMUTUSAN
MATA RANTAI PENULARAN
Penentuan kebijakan dan metode pengendalian penyakit
kusta sangat ditentukan oleh pengetahuan epidemiologi
kusta dan perkembangan ilmu dan tekhnologi di bidang
kesehatan.
Upaya pemutusan mata rantai penularan penyakit kusta
dapat dilakukan dengan melakukan 3 hal, yaitu:
2. 2
1. DETEKSI DINI.
Deteksi dini melalui kegiatan penemuan kasus. Penemuan kasus
kusta dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. AKTIF, yaitu penemuan penderita kusta yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan melalui
kunjungan lapangan, diikuti dengan
pemeriksaan tanda dan gejala klinis kusta,
dan dimungkinkan untuk dilanjutkan
pemeriksaan laboratorium.
b.PASIF, yaitu penemuan penderita kusta yang
dilakukan terhadap orang yang belum pernah
berobat kusta, atas kemauan sendiri atau
atas saran orang lain ke puskesmas atau
fasilitas pelayanan kesehatan kesehatan lain
(RS, Klinik, Balai Pengobatan).
3. 3
PENEMUAN KASUS KUSTA YANG DILAKUKAN DENGAN
(DETEKSI DINI) SECARA AKTIF (DENGAN METODE
PENEMUAN AKTIF KASUS KUSTA) ADA 4 YAITU:
1) PEMERIKSAAN KONTAK
• adalah kegiatan penemuan penderita kusta yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan melakukan
pemeriksaan tanda kusta terhadap semua anggota
keluarga yang serumah, tetangga dan kontak sosial dari
penderita baru kusta (indeks case).
• Pemeriksaan riwayat kontak dilakukan sesegera mungkin
paling lambat 3 bulan setelah ditemukan penderita baru.
2) RVS (RAPID VILLAGE SURVEY/ PEMERIKSAAN CEPAT
DESA)
• merupakan suatu cara menemukan penderita
baru kusta secara aktif oleh petugas kesehatan dengan
melibatkan masyarakat dalam lingkup yang lebih kecil
(desa) yang pada daerah (lokus-lokus) yang memiliki
kasus atau riwayat kusta.
• Target minimum pemeriksaan adalah 80% dari penduduk
di lokus tersebut.
4. 4
3) ICF KUSTA (INTENSIFIKASI CASE
FINDING/INTESIFIKASI PENEMUAN KASUS KUSTA)
• Suatu kegiatan penemuan penderita kusta melalui
pemberdayaan masyarakat atau pelibatan kader, pada
suatu wilayah tertentu yang cukup luas, dimana masih
terus ditemukan kasus kusta dalam jangka waktu 5 tahun
terakhir.
• Target pemeriksaan kusta minimal 80% dari total
penduduk di wilayah tersebut.
4) PEMERIKSAAN ANAK SEKOLAH
• Suatu kegiatan yang dilakukan fasyankes pada suatu
sekolah dengan melibatkan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), dalam rangka penjaringan penderita kusta di
sekolah.
• Prioritas dilakukan pada wilayah yang mempunyai kasus
anak.
• Target adalah seluruh guru dan murid di sekolah tersebut.
5. 5
2. PENCEGAHAN
Untuk mencegah penularan kusta kepada orang sehat
dilakukan pemberian kemoprofilaksis. Kemoprofilaksis
kusta dilakukan dengan cara pemberian Rifampisin dosis
tunggal (Single Dose Rifampicin/SDR) kepada kontak
dekat dari kasus indeks. Pemberian kemoprofilaksis ini
telah terbukti secara efektif mengurangi risiko kusta.
Ada 3 pendekatan kemoprofilaksis yaitu:
• pendekatan blanker
• pendekatan partisipasi masyarakat
• pendekatan kontak
6. 6
a. KEMOPROFILAKSIS KUSTA DENGAN
PENDEKATAN BLANKET
• yaitu adalah kegiatan pemberian kemoprofilaksis dengan
sasaran seluruh penduduk di suatu daerah
• Keuntungan: pemberian hanya dilakukan 1x pada seluruh
penduduk, dengan intervensi yang sama dan termotivasi
dalam minum obat.
• kerugian: membutuhkan biaya dan tenaga yang sangat
besar
• kriteria:
Metode ini membutuhkan biaya dan tenaga yang sangat
besar, oleh karenanya pendekatan ini sangat disarankan
pada daerah - daerah dengan kriteria:
1) Kabupaten/kota dengan beban tinggi yang memiliki angka
penemuan kasus baru > 5 per 100.000 penduduk
2) Daerah terisolir dengan akses terbatas/ sulit (DTPK,
daerah tertinggal)
3) Daerah dengan pelayanan kesehatan (terutama Kusta)
yang tidak memadai/ rutin.
• Keuntungan: pemberian kemoprofilaksis dilakukan serentak
pada seluruh penduduk sehingga mendapatkan intervensi
yang sama dan lebih termotivasi untuk meminum obat
7. 7
b. KEMOPROFILAKSIS KUSTA DENGAN PENDEKATAN
PARTISIPASI MASYARAKAT
• Yaitu pemberian kemoprofilaksis dengan pendekatan
partisipasi masyarakat melibatkan anggota keluarga,
petugas kesehatan di desa, OYPMK, tokoh
masyarakat/agama, kader kesehatan dan organisasi
kemasyarakatan lainnya yang berada di lokasi tempat
tinggal penderita Kusta.
• Kriteria :
1. Daerah dengan stigma tinggi sehingga kemungkinan
besar indeks kasus akan menolak dibuka kerahasiaan
tentang penyakit Kusta yang dialaminya
2. Daerah dengan penduduk yang padat dan tinggal
berkelompok/ kluster
3. Tersedia tenaga kader kesehatan aktif yang memadai
4. Harus tersedia Self Screening Format bergambar
(minimal 1 buah untuk 1 keluarga)
• Keuntungan: dapat meningkatkan diseminasi informasi
Penyakit Kusta dan meningkatkan kewaspadaan terhadap
resiko penularan penyakit Kusta. Selain itu, beban kerja
petugas dalam melakukan pemeriksaan Kusta relatif lebih
ringan.
8. 8
c. KEMOPROFILAKSIS KUSTA DENGAN PENDEKATAN
KONTAK.
• Yaitu: Kegiatan pemberian kemoprofilaksis dengan
pendekatan kontak yaitu dengan sasaran meliputi seluruh
kontak (kontak serumah, tetangga, dan sosial) dari penderita
baru.
• Kriteria: Daerah yang tidak termasuk dalam kriteria daerah
yang dapat melakukan Kemoprofilaksis Kusta dengan
pendekatan blanket ataupun pendekatan partisipasi
masyarakat dapat melakukan Kemoprofilaksis Kusta dengan
pendekatan kontak.
• Keuntungan: sebagai stimulan bagi petugas dan
masyarakat.
• Kerugian:
o kerahasiaan identitas kasus indeks penderita kusta baru
diketahui masyarakat, berdampak stigma bagi penderita,
keluarga dan masyarakat sekitarnya.
o Beban petugas kesehatan, karena jumlah kontak per
kasus indeks yang harus diperiksa minimal 20 orang.
9. 9
Pemberian kemoprofilaksis dosis tunggal Rifampisin yang
diberikan pada ke 3 pendekatan tersebut diatas adalah dengan
kemasan caplet 600 mg, 450 mg, dan dalam bentuk sirup. Adapun
dosisnya adalah :
- Umur >15 tahun: Rifampisin caplet 600 mg
- Umur 10 - 15 tahun: Rifampisin caplet 450 mg
- Umur 5 - < 10 tahun: Rifampisin capsul/sirup 300 mg
- Umur 2 – <5 tahun dan berat badan anak di bawah 20 kg:
Rifampisin dosis 10 - 15 mg per kg berat badan.
Untuk teknik pelaksanaan dan pengelolaan sediaan rifampisin
untuk kegiatan kemoprofilaksis, akan dijabarkan di modul
tatalaksana kusta (MI 2) dan modul logistik P2 kusta (MI 3).
10. 10
3. TATALAKSANA KASUS KUSTA
Tatalaksana kasus kusta harus dilaksanakan secara
menyeluruh, pengobatan yang adekuat dan sedini
mungkin agar tujuan pengendalian dan pemutusan
mata rantai penularan dapat tercapai. Pengobatan
kasus kusta saat ini adalah dengan pemberian
pengobatan Multy Drug Terapy (MDT). Penjelasan
lengkap dari pengobatan kasus kusta akan
disampaikan pada pembahasan modul inti 2 tentang
Tata Laksana Kusta.
Dalam Upaya mengurangi jumlah kasus baru dengan
mengurangi penularan Kusta, terdapat bukti ilmiah
bahwa SINGLE DOSE RIFAMPICIN
(SDR)/Rifampisin dosis tunggal yang diberikan kepada
kontak dekat dari kasus indeks, telah terbukti secara
efektif mengurangi risiko penularan kusta. sampai saat
ini masih perlu penelitian lebih lanjut tentang metode
lain yang lebih efektif untuk pencegahan penyakit
Kusta (misalnya vaksinasi BCG terhadap pencegahan
Kusta).
11. 11
Alur 1.1 Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan Penyakit Kusta
Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan Penyakit Kusta
Alur 1. 1 Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan Penyakit Kusta
Cara penulaan
utama: Melalui
percikan droplet
Tuan
rumah/Host:
yang
kekebalannya
kurang
Cara
masuk ke
host: dari
saluran
nafas
Cara
keluar: dari
saluran
nafas
Menjadi sakit dan tubuh
mereka menjadi tempat
perkembangan
Mycobacterium leprae
Penderita
Kusta
menjadi
sumber
penularan
Pengobatan
MDT
- Kemoprofilaksis
12. 12
Pemutusan Mata Rantai Yang Paling Efektif
• Menemukan Kasus
Sedini Mungkin,
• Memberikan
Kemoprofilaksis, dan
• Mengobati Penderita s.d
RFT