SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
WAWAN SURYO NUGROHO
           A220100058
    CAHYO WAHYU UTOMO
           A220100060
     LIYA PURWANINGTYAS
           A220100073
         RIA JUMARIAH
A220100086 ISTI MAESAROH
           A220100088


   SEMESTER 4B
ASSALAMUALAIKUM Wr.Wb
A. Salinan Peraturan Mentri
Pendidikan
     Salinan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
 RI No.40 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Guru
 dalam jabatan melalui jalur Pendidikan. Dengan
 rahmat Tuhan Yang Maha Esa Mentri Pendidikan
 Nasional Menimbang:
a. Bahwa berdasarkan pasal 82 ayat 1 UU Nasional
 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
 Pemerintah wajib memulai melaksanakan program
 sertifikasi pendidikan paling lama dalam waktu 12
 bulan terhitung sejak berlakunya Undang-Undang
 tersebut.
b. Bahwa peraturan Pemerintah yang diamanatkan
   dalam pasal 11 Undang-Undang 14 Tahun 2005
   tentang Guru dan Dosen belum terbit.
c. Bahwa tugas Pemerintah dalam program
   sertifikasi bagi guru tidak boleh berhenti dengan
   alasan belum ditetapkannya Peraturan
   Pemerintah yang menjadi dasar pelaksanaan
   sertifikasi bagi guru.
d. Bahwa dalam rangka mengisi kekosongan
   hukum, pelaksanaan program sertifikasi bagi
   guru dalam jabatan perlu menetapkan Peraturan
   menteri Pendidikan nasional tentang sertifikat
   bagi guru dalam jabatan melalui Pendidikan.
B. Kebijakan Baru Dalam Perguruan
Tinggi
    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
  25 Tahun 2011 , Tentang tunjangan khusus bagi
  Guru tetap bukan PNS yang belum memiliki
  jabatan fungsional, Guru yang bertugas di daerah
  khusus, Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa
  Menteri Pendidikan Nasional menimbang, :
a. Bahwa Guru tetap yang bertugas di daerah
  khusus berhak memperoleh tunjangan khusus
  sebagaimana dimaksud pada pasal 22 Peraturan
  Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
b. Bahwa sebagian Guru tetap bukan
   pegawai negeri sipil yang bertugas di
   daerah khusus belum memiliki jabatan
   fungsional Guru.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan
   sebagaimana dimaksudkan dalam huruf
   a,b,c perlu menetapkan Peraturan Menteri
   tentang Tunjangan khusus bagi Guru
   Tetap Bukan PNS yang belum memiliki
   jabatan fungsional Guru yang bertugas di
   daerah khusus.
C. Implementasi Kebijakan
      Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang mencoba
mendeskripsikan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode
yang ada. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa implementasi kebijakan Ujian Nasional di
Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan telah
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No.78 tahun 2008 serta di
sesuaikan dengan pedoman teknis Ujian Nasional
yang telah dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur.
Sementara upaya yang dilakukan oleh Dinas
Pendidikan     Kabupaten     Pamekasan     dalam
mengimplementasikan PERMENDIKNAS No.78
tahun 2008 antara lain:
1. Mengadakan sosialisasi kepada semua sekolah-
   sekolah tentang PERMENDIKNAS tersebut dan
   untuk       mengkaji       perubahan        dari
   PERMENDIKNAS sebelumnya;
2. Memperbaiki kinerja sekolah yang bertujuan
   agar mutu lulusan yang dihasilkan maksimal;
3. Melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama
   untuk mengajak masyarakat agar peduli
   terhadap peningkatan pendidikan; dan
4. Komunikasi yang baik antara Dewan Pendidikan
   dan Komite Sekolah.
Sedangkan untuk peranan Dinas Pendidikan Kabupaten
Pamekasan dalam upaya meningkatkan mutu lulusan adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan pembinaan ke sekolah-sekolah terkait
   dengan upaya meningkatkan mutu lulusan melalui forum
   (MKKS), (MGMP), dan berbagai workshop;
2. Meningkatkan mutu guru dengan cara mengirim guru-guru
   untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, diklat baik di level
   propinsi maupun nasional;
3. Pemenuhan fasilitas, sarana dan prasarana pembelajaran;
   dan
4. Melakukan program-program unggulan seperti mendirikan
   pusat pendidikan sain (Pusdiksain), pembelajaran
   berpengantar Bahasa Inggris, serta tidak membatasi
   lembaga bimbingan belajar untuk bangkit selama
   tujuannya untuk peningkatan belajar siswa.
D. KONSEP DASAR KEBIJAKAN
PENDIDIKAN
    Duke dan Canady (1991) mengelaborasi             konsep
kebijakan dengan delapan arah pemaknaan kebijakan, yaitu:
(1) kebijakan sebagai penegasan maksud dan tujuan, (2)
kebijakan sebagai sekumpulan keputusan lembaga yang
digunakan untuk mengatur, mengendalikan, mempromosikan,
melayani,    dan     lain-lain  pengaruh   dalam     lingkup
kewenangannya, (3) kebijakan sebagai panduan tindakan
diskresional, (4) kebijakan sebagai strategi yang diambil
untuk memecahkan masalah, (5) kebijakan sebagai perilaku
yang bersanksi, (6) kebijakan sebagai norma perilaku dengan
ciri konsistensi, dan keteraturan dalam beberapa bidang
tindakan substantif, (7) kebijakan sebagai keluaran sistem
pembuatan kebijakan, dan (8) kebijakan sebagai pengaruh
pembuatan kebijakan, yang menunjuk pada pemahaman
khalayak sasaran terhadap implementasi sistem.
Hough (1984) juga menegaskan sejumlah arti
kebijakan. Kebijakan bisa menunjuk pada seperangkat tujuan,
rencana atau usulan, program-program, keputusan-
keputusan, menghadirkan sejumlah pengaruh, serta undang-
undang      atau     peraturan-peraturan.      Bertolak  dari
konseptualisasi ini, misalnya, ujian nasional merupakan salah
satu bentuk kebijakan pendidikan. Ujian nasional memadai
untuk dikategorikan sebagai kebijakan karena: (1) dengan
jelas dimaksudkan untuk mencapai seperangkat tujuan, (2)
senantiasa    menyertakan       rencana    pelaksanaan,    (3)
merupakan program pemerintah, (4) merupakan seperangkat
keputusan yang dibuat oleh lembaga dan atau pejabat
pendidikan, (5) menghadirkan sejumlah pengaruh, akibat,
dampak dan atau konsekuensi, (6) dituangkan dalam
berbagai peraturan perundang-undangan dan peraturan
lembaga terkait.
Kontribusi Hough (1984) yang juga sangat
penting adalah penjelasannya mengenai tahapan-
tahapan dalam proses kebijakan. Kerangka
analisis yang ditujukan pada proses kebijakan
mencakup:
1. Kemunculan isu dan identifikasi masalah,
2. Perumusan dan otorisasi kebijakan,
3. Implementasi kebijakan,
4. Dan perubahan atau pemberhentian
   kebijakan.
E. Kebijakan Pendidikan di Era
tOonomi Daerah
      Otonomi daerah lahir sebagai bentuk
koreksi atas corak pemerintahan dan
hubungan antara pusat‐daerah yang
sentralistik, eksploitatif serta jauh dari
nilai‐nilai demokrasi yang saat ini menjadi
mainstream sistem politik yang berlaku di
dunia. Konsep awal otonomi daerah muncul
pada tahun 1903 melalui undang undang
desentralisasi di bawah pemerintah kolonial
Belanda.
Kebijakan Pendidikan di Era Otonomi
     Dalam konteks otonomi daerah,
pelimpahan wewenang pengelolaan
pendidikan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah digagas dan diawali
dengan diberlakukannya UU Nomor 22 tahun
1999 dan disempurnakan dengan UU Nomor
32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
berisi tentang penyerahan sejumlah
wewenang yang semula menjadi urusan
pemerintah Pusat kepada pemerintah
Daerah, termasuk di dalamnya pengelolaan
Adanya UU otonomi daerah dan UU
perimbangan keuangan pusat-daerah ini
semakin membantu dan memberi
kesempatan kepada pemerintah daerah
untuk seluas-luasnya mengelola pendidikan
sebaik mungkin.
Unsur-unsur Terjaminnya Mutu
Pendidikan di Era Otonomi Daerah
     Pemerintah melalui program-program
pendidikannya sebenarnya telah berusaha
untuk terus memperbaiki system pendidikan
dan mutu material (kurikulum) pendidikan di
Usaha ini tercermin dalam berbagai
perubahan kurikulum yang pernah ada, mulai
dari kurikulum 1968, Kurikulum 1975,
kurikulum 1984, Kurikulim 1994, KBK dan
KTSP (Abd. Rachman Assegaf, 2005).
Tampak sekali hal ini dilakukan sebagai
usaha untuk memeperbaiki system dan mutu
materi pendidikan di Indonesia. Namun alih-
alih mencapai sasaran, pembangunan
pendidikan melalui perubahan kurikulumnya
ini nampak sekedar aksi trial-error buah dari
peralihan kepemimpinan di tingkat pemegang
kuasa politik di Indonesia.
Usaha “uji coba” kurikulum ini melupakan
subtansi dari tujuan pendidikan yakni
pengembangan sumber daya manusia (SDM)
yang menjadi hak setiap warga negara.
     Yang perlu diketahui bahwa otonomi
daerah yang berimplikasi pada otonomi
pendidikan ini dibangun atas dasar filosofi
bahwa masyarakat di setiap daerah
merupakan fondasi yang kuat dalam
pengembangan kualitas sumber daya
manusia (SDM) secara nasional. Sisi
moralnya adalah bahwa orang-orang
daerahlah yang paling mengetahui
WALLAIKUMSALLAM WR. WB

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Perancangan strategik-ppda
Perancangan strategik-ppdaPerancangan strategik-ppda
Perancangan strategik-ppda
zuki76
 
Artikel penjaminan mutu pendidikan
Artikel penjaminan mutu pendidikanArtikel penjaminan mutu pendidikan
Artikel penjaminan mutu pendidikan
Zainuddin Jay
 
Bk di dalam negeri
Bk di dalam negeriBk di dalam negeri
Bk di dalam negeri
profhariko
 
70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan
70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan
70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan
dadang_kaesar
 
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan NasionalSistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Ali Murfi
 
Assessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaranAssessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaran
Luphly Bee
 
Juknis pendampingan smk
Juknis pendampingan smkJuknis pendampingan smk
Juknis pendampingan smk
Fajru Sidqi
 
Nuffiq Ahmad Baiquni - 7A - Sejarah Prodi S1 PGMI di Indonesia
Nuffiq Ahmad Baiquni - 7A - Sejarah Prodi S1 PGMI di IndonesiaNuffiq Ahmad Baiquni - 7A - Sejarah Prodi S1 PGMI di Indonesia
Nuffiq Ahmad Baiquni - 7A - Sejarah Prodi S1 PGMI di Indonesia
nuffiq ahmad
 
Sistem penjaminan mutu pendidikan
Sistem penjaminan mutu pendidikanSistem penjaminan mutu pendidikan
Sistem penjaminan mutu pendidikan
abdulmadjid57
 
2. pp 13 2015 snp prub 2
2. pp 13 2015 snp prub 22. pp 13 2015 snp prub 2
2. pp 13 2015 snp prub 2
Bedy Bed
 
Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009
Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009
Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009
smpbudiagung
 

Was ist angesagt? (20)

Buku 5 Lomba Inovasi Paket B 2014
Buku 5 Lomba Inovasi Paket B 2014Buku 5 Lomba Inovasi Paket B 2014
Buku 5 Lomba Inovasi Paket B 2014
 
Perancangan strategik-ppda
Perancangan strategik-ppdaPerancangan strategik-ppda
Perancangan strategik-ppda
 
Petunjuk Teknis PPDB 2021
Petunjuk Teknis PPDB 2021Petunjuk Teknis PPDB 2021
Petunjuk Teknis PPDB 2021
 
Artikel penjaminan mutu pendidikan
Artikel penjaminan mutu pendidikanArtikel penjaminan mutu pendidikan
Artikel penjaminan mutu pendidikan
 
PPT TELAAH KURIKULUM 1952 DAN KTSP
PPT TELAAH KURIKULUM 1952 DAN KTSPPPT TELAAH KURIKULUM 1952 DAN KTSP
PPT TELAAH KURIKULUM 1952 DAN KTSP
 
Bk di dalam negeri
Bk di dalam negeriBk di dalam negeri
Bk di dalam negeri
 
70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan
70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan
70 permen 19_2007_stdr-pengelolaan
 
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan NasionalSistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
Sistem Kejar Paket dalam Kebijakan Pendidikan Nasional
 
penyusunan ktsp ( jilbab anak )
penyusunan ktsp ( jilbab anak )penyusunan ktsp ( jilbab anak )
penyusunan ktsp ( jilbab anak )
 
Ujian sekolah 2020
Ujian sekolah 2020Ujian sekolah 2020
Ujian sekolah 2020
 
8 standart nasional pendidikan
8 standart nasional pendidikan8 standart nasional pendidikan
8 standart nasional pendidikan
 
Assessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaranAssessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaran
 
Juknis pendampingan smk
Juknis pendampingan smkJuknis pendampingan smk
Juknis pendampingan smk
 
Nuffiq Ahmad Baiquni - 7A - Sejarah Prodi S1 PGMI di Indonesia
Nuffiq Ahmad Baiquni - 7A - Sejarah Prodi S1 PGMI di IndonesiaNuffiq Ahmad Baiquni - 7A - Sejarah Prodi S1 PGMI di Indonesia
Nuffiq Ahmad Baiquni - 7A - Sejarah Prodi S1 PGMI di Indonesia
 
Sistem penjaminan mutu pendidikan
Sistem penjaminan mutu pendidikanSistem penjaminan mutu pendidikan
Sistem penjaminan mutu pendidikan
 
Evaluasi peogram psg
Evaluasi peogram psgEvaluasi peogram psg
Evaluasi peogram psg
 
01.2 a pp tahun2015_nomor_013 perubahan kedua pp19-2005 snp
01.2 a pp tahun2015_nomor_013 perubahan kedua pp19-2005 snp01.2 a pp tahun2015_nomor_013 perubahan kedua pp19-2005 snp
01.2 a pp tahun2015_nomor_013 perubahan kedua pp19-2005 snp
 
2. pp 13 2015 snp prub 2
2. pp 13 2015 snp prub 22. pp 13 2015 snp prub 2
2. pp 13 2015 snp prub 2
 
Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009
Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009
Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009
 
SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKANSISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
 

Andere mochten auch

Materyal dersi sunumu yenisi 2
Materyal dersi sunumu yenisi 2Materyal dersi sunumu yenisi 2
Materyal dersi sunumu yenisi 2
pnryag
 
Materyal dersi sunumu yenisi 2
Materyal dersi sunumu yenisi 2Materyal dersi sunumu yenisi 2
Materyal dersi sunumu yenisi 2
pnryag
 
Self- Introduction
Self- IntroductionSelf- Introduction
Self- Introduction
Cindy Huang
 
Perilaku pancasila sbg ideologi dan dasar negara
Perilaku pancasila sbg ideologi dan dasar negaraPerilaku pancasila sbg ideologi dan dasar negara
Perilaku pancasila sbg ideologi dan dasar negara
rhyeablogku
 
Sunnah nabi muhammad
Sunnah nabi muhammadSunnah nabi muhammad
Sunnah nabi muhammad
Izzah Ros
 
Fishbone analysis (edited)
Fishbone analysis (edited)Fishbone analysis (edited)
Fishbone analysis (edited)
Izzah Ros
 
Hand out pegangan guru
Hand out pegangan guruHand out pegangan guru
Hand out pegangan guru
rhyeablogku
 

Andere mochten auch (19)

Materyal dersi sunumu yenisi 2
Materyal dersi sunumu yenisi 2Materyal dersi sunumu yenisi 2
Materyal dersi sunumu yenisi 2
 
Tgs
TgsTgs
Tgs
 
Stronger
StrongerStronger
Stronger
 
Materyal dersi sunumu yenisi 2
Materyal dersi sunumu yenisi 2Materyal dersi sunumu yenisi 2
Materyal dersi sunumu yenisi 2
 
Moosejaw strat adv 892
Moosejaw strat adv 892Moosejaw strat adv 892
Moosejaw strat adv 892
 
#2 yolo!
#2 yolo!#2 yolo!
#2 yolo!
 
07 sta ___
07  sta ___07  sta ___
07 sta ___
 
Self- Introduction
Self- IntroductionSelf- Introduction
Self- Introduction
 
Prevención de lesiones
Prevención de lesionesPrevención de lesiones
Prevención de lesiones
 
Perilaku pancasila sbg ideologi dan dasar negara
Perilaku pancasila sbg ideologi dan dasar negaraPerilaku pancasila sbg ideologi dan dasar negara
Perilaku pancasila sbg ideologi dan dasar negara
 
Why Virtual Reality Is Hard (And Where It Might Be Going)
Why Virtual Reality Is Hard (And Where It Might Be Going)Why Virtual Reality Is Hard (And Where It Might Be Going)
Why Virtual Reality Is Hard (And Where It Might Be Going)
 
Sunnah nabi muhammad
Sunnah nabi muhammadSunnah nabi muhammad
Sunnah nabi muhammad
 
Russian Language
Russian LanguageRussian Language
Russian Language
 
Fishbone analysis (edited)
Fishbone analysis (edited)Fishbone analysis (edited)
Fishbone analysis (edited)
 
Hand out siswa
Hand out siswaHand out siswa
Hand out siswa
 
Hand out pegangan guru
Hand out pegangan guruHand out pegangan guru
Hand out pegangan guru
 
Menulis proposal
Menulis proposalMenulis proposal
Menulis proposal
 
Kenali saiyidina abu bakar as
Kenali saiyidina abu bakar asKenali saiyidina abu bakar as
Kenali saiyidina abu bakar as
 
Bani israel
Bani israelBani israel
Bani israel
 

Ähnlich wie Pwerpoint

Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 CiawigebangImplementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Rahasty Cinthia Devi
 
Program Kerja Ujian Sekolah 2021-2022.doc
Program Kerja Ujian Sekolah 2021-2022.docProgram Kerja Ujian Sekolah 2021-2022.doc
Program Kerja Ujian Sekolah 2021-2022.doc
SetiadiNurzaman2
 
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensiPengembangan kurikulum berbasis kompetensi
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi
Abdul YD
 
Jabatan fungsionalguru danangkakredit-dok-tunas63
Jabatan fungsionalguru danangkakredit-dok-tunas63Jabatan fungsionalguru danangkakredit-dok-tunas63
Jabatan fungsionalguru danangkakredit-dok-tunas63
iskandar junaidi
 
Buku panduan pendampingan kur 2013
Buku panduan pendampingan kur 2013Buku panduan pendampingan kur 2013
Buku panduan pendampingan kur 2013
purdiyanto -
 
Pedoman pendampingan-ks-ps
Pedoman pendampingan-ks-psPedoman pendampingan-ks-ps
Pedoman pendampingan-ks-ps
purdiyanto -
 

Ähnlich wie Pwerpoint (20)

Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 CiawigebangImplementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
 
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMAKonsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
Konsep Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA
 
Program Kerja Ujian Sekolah 2021-2022.doc
Program Kerja Ujian Sekolah 2021-2022.docProgram Kerja Ujian Sekolah 2021-2022.doc
Program Kerja Ujian Sekolah 2021-2022.doc
 
Program pengawas ( Hasil Kerja kelompok 2 )
Program pengawas ( Hasil Kerja kelompok 2 )Program pengawas ( Hasil Kerja kelompok 2 )
Program pengawas ( Hasil Kerja kelompok 2 )
 
Program BK 2023.docx
Program BK 2023.docxProgram BK 2023.docx
Program BK 2023.docx
 
Inisiasi 8
Inisiasi 8Inisiasi 8
Inisiasi 8
 
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensiPengembangan kurikulum berbasis kompetensi
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi
 
MAKALAH
MAKALAHMAKALAH
MAKALAH
 
STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN.pptx
STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN.pptxSTUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN.pptx
STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN.pptx
 
TOR IHT.docx
TOR IHT.docxTOR IHT.docx
TOR IHT.docx
 
Jabatan fungsionalguru danangkakredit-dok-tunas63
Jabatan fungsionalguru danangkakredit-dok-tunas63Jabatan fungsionalguru danangkakredit-dok-tunas63
Jabatan fungsionalguru danangkakredit-dok-tunas63
 
Permen no. 049 2014 standar nasional pendidikan tinggi
Permen no. 049 2014 standar nasional pendidikan tinggiPermen no. 049 2014 standar nasional pendidikan tinggi
Permen no. 049 2014 standar nasional pendidikan tinggi
 
Tutorial 8: desentralisasi pembiayaan pendidikan
Tutorial 8: desentralisasi pembiayaan pendidikanTutorial 8: desentralisasi pembiayaan pendidikan
Tutorial 8: desentralisasi pembiayaan pendidikan
 
Buku panduan pendampingan kur 2013
Buku panduan pendampingan kur 2013Buku panduan pendampingan kur 2013
Buku panduan pendampingan kur 2013
 
PANDUAN BK SMP 2014
PANDUAN BK SMP 2014PANDUAN BK SMP 2014
PANDUAN BK SMP 2014
 
Edit 07-pedoman-pendampingan-ks-ps-jadi-25-6-2013-libre
Edit 07-pedoman-pendampingan-ks-ps-jadi-25-6-2013-libreEdit 07-pedoman-pendampingan-ks-ps-jadi-25-6-2013-libre
Edit 07-pedoman-pendampingan-ks-ps-jadi-25-6-2013-libre
 
Pedoman pendampingan-ks-ps
Pedoman pendampingan-ks-psPedoman pendampingan-ks-ps
Pedoman pendampingan-ks-ps
 
3 permasalahan pm
3 permasalahan pm3 permasalahan pm
3 permasalahan pm
 
Panduan pendampingan kurikulum 2013
Panduan pendampingan kurikulum 2013Panduan pendampingan kurikulum 2013
Panduan pendampingan kurikulum 2013
 
Rangkaian kegiatan pms lpmp kaltim
Rangkaian kegiatan pms lpmp kaltimRangkaian kegiatan pms lpmp kaltim
Rangkaian kegiatan pms lpmp kaltim
 

Pwerpoint

  • 1. WAWAN SURYO NUGROHO A220100058 CAHYO WAHYU UTOMO A220100060 LIYA PURWANINGTYAS A220100073 RIA JUMARIAH A220100086 ISTI MAESAROH A220100088 SEMESTER 4B
  • 3. A. Salinan Peraturan Mentri Pendidikan Salinan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI No.40 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Guru dalam jabatan melalui jalur Pendidikan. Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Mentri Pendidikan Nasional Menimbang: a. Bahwa berdasarkan pasal 82 ayat 1 UU Nasional 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pemerintah wajib memulai melaksanakan program sertifikasi pendidikan paling lama dalam waktu 12 bulan terhitung sejak berlakunya Undang-Undang tersebut.
  • 4. b. Bahwa peraturan Pemerintah yang diamanatkan dalam pasal 11 Undang-Undang 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen belum terbit. c. Bahwa tugas Pemerintah dalam program sertifikasi bagi guru tidak boleh berhenti dengan alasan belum ditetapkannya Peraturan Pemerintah yang menjadi dasar pelaksanaan sertifikasi bagi guru. d. Bahwa dalam rangka mengisi kekosongan hukum, pelaksanaan program sertifikasi bagi guru dalam jabatan perlu menetapkan Peraturan menteri Pendidikan nasional tentang sertifikat bagi guru dalam jabatan melalui Pendidikan.
  • 5. B. Kebijakan Baru Dalam Perguruan Tinggi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2011 , Tentang tunjangan khusus bagi Guru tetap bukan PNS yang belum memiliki jabatan fungsional, Guru yang bertugas di daerah khusus, Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa Menteri Pendidikan Nasional menimbang, : a. Bahwa Guru tetap yang bertugas di daerah khusus berhak memperoleh tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
  • 6. b. Bahwa sebagian Guru tetap bukan pegawai negeri sipil yang bertugas di daerah khusus belum memiliki jabatan fungsional Guru. c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudkan dalam huruf a,b,c perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Tunjangan khusus bagi Guru Tetap Bukan PNS yang belum memiliki jabatan fungsional Guru yang bertugas di daerah khusus.
  • 7. C. Implementasi Kebijakan Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang mencoba mendeskripsikan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan Ujian Nasional di Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan telah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.78 tahun 2008 serta di sesuaikan dengan pedoman teknis Ujian Nasional yang telah dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
  • 8. Sementara upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan dalam mengimplementasikan PERMENDIKNAS No.78 tahun 2008 antara lain: 1. Mengadakan sosialisasi kepada semua sekolah- sekolah tentang PERMENDIKNAS tersebut dan untuk mengkaji perubahan dari PERMENDIKNAS sebelumnya; 2. Memperbaiki kinerja sekolah yang bertujuan agar mutu lulusan yang dihasilkan maksimal; 3. Melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mengajak masyarakat agar peduli terhadap peningkatan pendidikan; dan 4. Komunikasi yang baik antara Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
  • 9. Sedangkan untuk peranan Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan dalam upaya meningkatkan mutu lulusan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pembinaan ke sekolah-sekolah terkait dengan upaya meningkatkan mutu lulusan melalui forum (MKKS), (MGMP), dan berbagai workshop; 2. Meningkatkan mutu guru dengan cara mengirim guru-guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, diklat baik di level propinsi maupun nasional; 3. Pemenuhan fasilitas, sarana dan prasarana pembelajaran; dan 4. Melakukan program-program unggulan seperti mendirikan pusat pendidikan sain (Pusdiksain), pembelajaran berpengantar Bahasa Inggris, serta tidak membatasi lembaga bimbingan belajar untuk bangkit selama tujuannya untuk peningkatan belajar siswa.
  • 10. D. KONSEP DASAR KEBIJAKAN PENDIDIKAN Duke dan Canady (1991) mengelaborasi konsep kebijakan dengan delapan arah pemaknaan kebijakan, yaitu: (1) kebijakan sebagai penegasan maksud dan tujuan, (2) kebijakan sebagai sekumpulan keputusan lembaga yang digunakan untuk mengatur, mengendalikan, mempromosikan, melayani, dan lain-lain pengaruh dalam lingkup kewenangannya, (3) kebijakan sebagai panduan tindakan diskresional, (4) kebijakan sebagai strategi yang diambil untuk memecahkan masalah, (5) kebijakan sebagai perilaku yang bersanksi, (6) kebijakan sebagai norma perilaku dengan ciri konsistensi, dan keteraturan dalam beberapa bidang tindakan substantif, (7) kebijakan sebagai keluaran sistem pembuatan kebijakan, dan (8) kebijakan sebagai pengaruh pembuatan kebijakan, yang menunjuk pada pemahaman khalayak sasaran terhadap implementasi sistem.
  • 11. Hough (1984) juga menegaskan sejumlah arti kebijakan. Kebijakan bisa menunjuk pada seperangkat tujuan, rencana atau usulan, program-program, keputusan- keputusan, menghadirkan sejumlah pengaruh, serta undang- undang atau peraturan-peraturan. Bertolak dari konseptualisasi ini, misalnya, ujian nasional merupakan salah satu bentuk kebijakan pendidikan. Ujian nasional memadai untuk dikategorikan sebagai kebijakan karena: (1) dengan jelas dimaksudkan untuk mencapai seperangkat tujuan, (2) senantiasa menyertakan rencana pelaksanaan, (3) merupakan program pemerintah, (4) merupakan seperangkat keputusan yang dibuat oleh lembaga dan atau pejabat pendidikan, (5) menghadirkan sejumlah pengaruh, akibat, dampak dan atau konsekuensi, (6) dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan dan peraturan lembaga terkait.
  • 12. Kontribusi Hough (1984) yang juga sangat penting adalah penjelasannya mengenai tahapan- tahapan dalam proses kebijakan. Kerangka analisis yang ditujukan pada proses kebijakan mencakup: 1. Kemunculan isu dan identifikasi masalah, 2. Perumusan dan otorisasi kebijakan, 3. Implementasi kebijakan, 4. Dan perubahan atau pemberhentian kebijakan.
  • 13. E. Kebijakan Pendidikan di Era tOonomi Daerah Otonomi daerah lahir sebagai bentuk koreksi atas corak pemerintahan dan hubungan antara pusat‐daerah yang sentralistik, eksploitatif serta jauh dari nilai‐nilai demokrasi yang saat ini menjadi mainstream sistem politik yang berlaku di dunia. Konsep awal otonomi daerah muncul pada tahun 1903 melalui undang undang desentralisasi di bawah pemerintah kolonial Belanda.
  • 14. Kebijakan Pendidikan di Era Otonomi Dalam konteks otonomi daerah, pelimpahan wewenang pengelolaan pendidikan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah digagas dan diawali dengan diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 dan disempurnakan dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, berisi tentang penyerahan sejumlah wewenang yang semula menjadi urusan pemerintah Pusat kepada pemerintah Daerah, termasuk di dalamnya pengelolaan
  • 15. Adanya UU otonomi daerah dan UU perimbangan keuangan pusat-daerah ini semakin membantu dan memberi kesempatan kepada pemerintah daerah untuk seluas-luasnya mengelola pendidikan sebaik mungkin. Unsur-unsur Terjaminnya Mutu Pendidikan di Era Otonomi Daerah Pemerintah melalui program-program pendidikannya sebenarnya telah berusaha untuk terus memperbaiki system pendidikan dan mutu material (kurikulum) pendidikan di
  • 16. Usaha ini tercermin dalam berbagai perubahan kurikulum yang pernah ada, mulai dari kurikulum 1968, Kurikulum 1975, kurikulum 1984, Kurikulim 1994, KBK dan KTSP (Abd. Rachman Assegaf, 2005). Tampak sekali hal ini dilakukan sebagai usaha untuk memeperbaiki system dan mutu materi pendidikan di Indonesia. Namun alih- alih mencapai sasaran, pembangunan pendidikan melalui perubahan kurikulumnya ini nampak sekedar aksi trial-error buah dari peralihan kepemimpinan di tingkat pemegang kuasa politik di Indonesia.
  • 17. Usaha “uji coba” kurikulum ini melupakan subtansi dari tujuan pendidikan yakni pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang menjadi hak setiap warga negara. Yang perlu diketahui bahwa otonomi daerah yang berimplikasi pada otonomi pendidikan ini dibangun atas dasar filosofi bahwa masyarakat di setiap daerah merupakan fondasi yang kuat dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) secara nasional. Sisi moralnya adalah bahwa orang-orang daerahlah yang paling mengetahui