2. Proses menua (aging) adalah proses
alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis
maupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain.
3. Keadaan itu cenderung berpotensi
menimbulkan masalah kesehatan secara
umum maupun kesehatan jiwa secara
khusus pada lansia.
4. Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh
terhadap kesehatan jiwa lansia. Faktor-faktor
tersebut hendaklah disikapi secara bijak
sehingga para lansia dapat menikmati hari tua
mereka dengan bahagia.
5. • . Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia
yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa mereka
adalah sebagai berikut:
Penurunan Kondisi Fisik
Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Perubahan Aspek Psikososial
Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
6. Perubahan Psikososial Lansia
• Pensiun
• Identitas sering dikaitkan dengan peranan
dalam pekerjaan
• Sadar akan kematian
• Kehilangan hubungan dengan teman-teman &
famili
• Penyakit kronis & ketidakmampuan
• Perubahan terhadap gambaran diri, konsep diri
• Kesepian (loneliness)
7. Askep psikosial pada remaja
• 1.definisi
• Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut
Prof. Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam
beberapa fase yaitu:
• 1. Fase dewasa awal Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang
mulai bekarya dan mulai melepaskan ketergantungan kepada orang lain.
• Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal yaitu:
• a. mereka mendapat pengawasan dari orang tua
• b. mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan
hubungan yang intim di luar
• c. mereka membentuk seperangkat nilai pribadi
• d. mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
• e. mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja Copy and WIN :
http://bit.ly/copynwin
8. • 2. Fase Dewasa tengah
• Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih
teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan
energy sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan
citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan
fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap posiif
terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti
latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan
hygiene yang baik. a. Teori-teori tentang masa dewasa tengah
• 1) Teori Erikson Menurut teori perkembangan Erikson,
tugas perkembangan yang utama pada usia baya adalah mencapai
generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk
merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat
mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan
dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah
gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan
dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak
anak-anaknya dan masyarakat.
9. • 2) Teori Havighurst
• Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh perkembangan untuk orang dewasa
tengah (Havighurst, 1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi: a) Pencapaian tanggung
jawab social orang dewasa
• b) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
• c) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
• d) Mengembangkan aktivitas luang
• e) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
• f) Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan
• g) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
• b. Tahap-tahap perkembangan
• 1) Perkembangan fisiologis
• Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang paling terlihat adalah
rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya terjadi
selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan
ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini. 2) Perkembangan
kognitif
• Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena sakit atau trauma.
Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa tengah
mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau
perubahan pekerjaan.
• 3) Perkembangan psikosial
• Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang diharapkan,
perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman.
Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat
kesehatan dewasa.
10. • 3. Fase dewasa akhir
• Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai
karya produktif, sukses-sukses berprestasi dan
puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada
masa ini dapat dicapai kalau status pekerjaan dan
sosial seseorang sudah mantap. Masalah-
masalah yang mungkin timbul yaitu:
• a. Menurunnya keadaan jasmaniah
• b. Perubahan susunan keluarga
• c. Terbatasnya kemungkinan perubahan-
perubahan baru dalam bidang pekerjaan atau
perbaikan kesehatan yang lalu d. Penurunan
fungsi tubuh Copy and WIN :
11. • Masalah-masalah psikososial 1. Ansietas Ansietas
adalah fenomena maturasi kritis yang berhubungan
dengan perubahan, konflik, dan penegndalian
lingkungan yang diterima (Haber at al, 1992). 2.
Depresi Depresi adalah gangguan alam perasaan
yang dimanifestasikan dalam berbagai cara. Walaupun
usia yang paling banyak mengalami depresi adalah usia
24-25 tahun, tapi juga biasa terjadi pada usia dewasa
baya dan mungkin banyak memiliki penyebab (Haber
at al, 1992).
Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
12. • Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan proses pikir
berhubungan dengan ansietas Tujuan: proses pikir pasien
akan meningkat dengan terapi ansietas 2. Ketidak
efektifan koping yang berhubungan dengan ansietas
Tujuan: pasien akan meningkatkan mekanisme koping
untuk mengatasi ansietas. 3. Konflik pengambilan
keputusan berhubungan dengan ganti karier/ pengunduran
diri Tujuan: menghubungkan keuntungan-keuntungan dan
kerugian-kerugian dari pilihan-pilihan, menceritakan
ketakutan dan keprihatinan mengenai pilihan-pilihan dan
respons dari orang lain, dan membuat sebuah pilihan yang
diketahui/diberitahu.
Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
13. • Intervensi Dx 1 & 2
• 1. Kaji pasien secara cermat untuk memastikan bahwa ansietas pasien
bukan gejala yang mendasari proses penyakit, seperti nyeri atau hipoksia
• 2. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan ketakutannya
secara verbal
• 3. Tanyakan pada pasien keterampilan koping yang biasa berhasil
digunakan untuk mengatasi stress sebelumnya
• 4. Berikan obat antiansietas sesuai program dan perhatikan
efektifitasnya
• 5. Tanyakan pada pasien obat apa yang sedang digunakan. Gejala
ansietas dapat diakibatkan penggunaan obat-obatan, mencakup kafein,
hormone tiroid, aminofilin, obat antidiabetik oral, obat antiinflamasi
nonsteroid, steroid, glikosida jantung, dan inhibitor ambilan ulang
serotonin selektif. Lebih baik tanyakan pada dokter untuk mengganti
dengan obat yang menghasilkan lebih sedikit efek ansietas daripada
menambah obat-obatan lain hanya untuk mengatasi tanda dan gejala
ansietas
• 6. Alkohol adalah cara yang biasa digunakan orang untuk pengobatan
ansietas, tetapi bukan cara yang baik tidak berbahaya. Pastiakn untuk
menanyakan pasien menegani kebiasaannya menggunakan alkohol-jenis
apa yang ia minum (bir, anggur, wiski), kira-kira berapa banyak dalam
sehari dan sudah berapa lama.
14. • Dx 3
• 1. Menetapkan hubungan saling percaya dan berarti yang meningkatkan saling pengertian dan
perhatian.
• 2. Memfasilitasi proses pengambilan keputusan yang logis
• a. Bantu individu dalam mengenali apa masalah-masalahnya dan dengan jelas mengidentifkasi
keputusan yang harus dibuat
• b. Gali apa resiko terhadap apa yang timbul dari tidak membuat keputusan
• c. Mintalah individu untuk membuat daftar dari semua alternatif atau pilihan yang mungkin
d. Bantu mengidentifikasi kemungkinan hasil dari berbagai alternative
• e. Bantu individu untuk menghadapi ketakutan
• f. Benahi kesalahan informasi
• g. Bantu dalam mengevaluasi alternatif-alternatif berdasarkan pada ancaman potensial atau
actual terhadap keyakinan/ nilai-nilai
• h. Beri dorongan pada individu untuk membuat keputusan
• 3. Beri dorongan pada orang terdekat individu untuk terlibat dalam keseluruhan proses
pengambilan keputusan 4. Bantu individu dalam proses menggali nilai-nilai dan hubungan
pribadi yang mungkin mempunyai dampak pada pengambilan keputusan
• 5. Dukung individu dalam membuat keputusan yang diketahui meskipun kebutuhan konflik
dengan nilai-nilainya sendiri
• a. Rundingkan pemuka agamanya sendiri
• 6. Dengan aktif yakinkan individu bahwa keputusan sepenuhnya ditangan dia dan adalah
menjadi haknya untuk melakukan demikian
• 7. Jangan biarkan orang lain untuk merusak rasa percaya individu dalam pengambilan
keputusannya sendiri 8. Kolaborasikan dengan keluarga untuk mengklarifikasi proses
pengambilan keputusan Copy and WIN :
15. Masalah Psikososial Lansia
• Aspek Sosial Lansia :
Sikap, nilai, keyakinan terhadap lansia,
label/stigma, perubahan sosial
• Penurunan fungsi, penyakit fisik
• Gangguan konsep diri
• Gangguan alam perasaan : Depresi
16. Faktor Resiko Masalah Psikososial Lansia
• Sumber finansial yang kurang
• manajemen stress kurang
• Kejadian yang tidak terduga
• Jumlah kejadian pada waktu yang
berdekatan
17. Diagnosa Keperawatan
• 1. Perubahan status kesehatan berhubungan dengan ansietas
• 2. Perubahan identitas personal berhubungan harga diri
rendah
• 3. Ketidak mampuan memecahkan masalah
berhubungan dengan Koping individual tidak efektif
• 4. Isolasi sosial berhubungan dengan menarik diri
• 5. Perubahan penampilan peran berhubungan
dengan proses menua