SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 6
ASKEP TUMOR MATA

          ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) TUMOR ORBITA MATA
   BAB 1
   TINJAUAN PUSTAKA
   1.1 Definisi
   Tumor orbita mata adalah tumor yang menyerang rongga orbita (tempat bola mata) sehingga
   merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, syaraf mata dan kelenjar air mata.
   Rongga orbital dibatasi sebelah medial oleh tulang yang membentuk dinding luar sinus
   ethmoid dan sfenoid. Sebelah superior oleh lantai fossa anterior, dan sebelah lateral oleh
   zigoma, tulang frontal dan sayap sfenoid besar. Sebelah inferior oleh atap sinus maksilaris.
   (Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon)
    Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas sering disebut sebagai kanker.
   Tumor pada mata disebut juga tumor orbita. Berdasarkan posisinya tumor mata
   dikelompokkan sebagai berikut :
   Tumor external yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti :
   -       tumor palpebra (tumor yang tumbuh pada kelopak mata)
   -       tumor konjungtiva (tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang melapisi mata
   bagian depan)
   Tumor intraokuler yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola mata
   Tumor retrobulber yaitu tumor yang tumbuh dibelakang bola mata
   Apabila ada massa tumor yang mengisi rongga mata maka bola mata akan terdorong ke arah
   luar yang dalam bahasa kedokteran disebut proptosis (mata menonjol). Arah tonjolan bola
   mata bergantung pada asal massa tumor.
   Tumor mata bisa berasal dari semua jaringan disekitar bola mata atau karena penyebaran dari
   sinus, otak, rongga hidung atau penyebaran dari organ lain ditubuh. Tumor mata dapat terjadi
   pada orang dewasa ataupun anak-anak.

   1.2 Klasifikasi Tumor mata berdasarkan sifatnya
   Menurut Sidarta, ilyas (2002), Tumor mata dapat dibedakan menjadi 3 menurut sifatnya
   yaitu:
   Tumor primer, biasanya tumor jinak pada orbita dengan gejala-gejala seperti gangguan
   pergerakkan bola mata, gangguan penglihatan, gangguan lapang pandangan, pembendungan
   darah dalam orbita, adanya perubahan fundus mata.
   Contoh: Hemangioma, Meningioma, Kista dermoid, Neurofibroma, Sarkoma, Glioma saraf
   optik.
   Tumor sekunder, adalah tumor yang berasal dari tempat-tempat yang berhubungan dengan
   rongga orbita dan terjadi perluasan tumor ke dalam rongga orbita misalnya dari sinus, rongga
   otak atau kelopak mata.
   Contoh: Basalioma Carsinoma
   Tumor metastasis, biasanya tumor ini dapat menjadikan metastasis ke hati, paru-paru dan
   tulang.

   1.3 Etiologi Tumor Orbita
   Mutasi gen pengendali pertumbuhan (kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel
   dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13q14)
a. Malformasi congenital
b. Kelainan metabolism
c. Penyakit vaskuler
d. Inflamasi intraokuler
e. Neoplasma. dapat bersifat ganas atau jinak Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan
   tidak menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan disekitarnya dan biasanya tidak
   mengalami metastasis
f. Trauma

     1.4 Patofisiologi
             Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik yang
     diyakini ikut berpengaruh terhadap tumbuhnya tumor. Sebagian besar tumor orbita pada
     anak-anak bersifat jinak dan karena perkembangan abnormal. Tumor ganas pada anak-anak
     jarang, tetapi bila ada akan menyebabkan pertumbuhan tumor yang cepat dan prognosisnya
     jelek.
             Tumor Orbita meningkatkan volume intraokular dan mempengaruhi masa. Meskipun
     masa secara histologis jinak, itu dapat mengganggu pada struktur orbital atau yang
     berdekatan dengan mata. Dan bisa juga dianggap ganas apabila mengenai struktur anatomis.
     Ketajaman visual atau kompromi lapangan, diplopia, gangguan motilitas luar mata, atau
     kelainan pupil dapat terjadi dari invasi atau kompresi isi intraorbital sekunder untuk tumor
     padat atau perdarahan. Tidak berfungsinya katup mata atau disfungsi kelenjar lakrimal dapat
     menyebabkan keratopati eksposur, keratitis, dan penipisan kornea.
     Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus
     optikus ke otak, melalui sklera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh ke
     sumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat
     menonjol ke dalam badan kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi dan pendarahan.
     Warna iris tidak normal.

     1.5 Manifestasi klinis
a.   Nyeri orbital: jelas pada tumor ganas yang tumbuh cepat, namun juga merupakan gambaran
     khas 'pseudotumor' jinak dan fistula karotid-kavernosa.
b.   Proptosis: pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang sering dijumpai, berjalan
     bertahap dan tak nyeri dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau cepat (lesi
     ganas).
c.    Pembengkakan kelopak: mungkin jelas pada pseudotumor, eksoftalmos endokrin atau
     fistula karotid-kavernosa.
d.   Palpasi: bisa menunjukkan massa yang menyebabkan distorsi kelopak atau bola mata,
     terutama dengan tumor kelenjar lakrimal atau dengan mukosel.
e.   Pulsasi: menunjukkan lesi vaskuler; fistula karotidkavernosa atau malformasi
     arteriovenosa, dengarkan adanya bruit.
f.    Kerak mata: sering terbatas oleh sebab mekanis, namun bila nyata, mungkin akibat
     oftalmoplegia endokrin atau dari lesi saraf III, IV, dan VI pada fisura orbital (misalnya
     sindroma Tolosa Hunt) atau sinus kavernosus.
g.    Ketajaman penglihatan: mungkin terganggu langsung akibat terkenanya saraf optik atau
     retina, atau tak langsung akibat kerusakan vaskuler. (Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon)

     1.6 Penatalaksanaan
     Cara Pengobatannya:
              Tumor jinak: memerlukan eksisi, namun bila kehilangan penglihatan merupakan
     hasil yang tak dapat dihindarkan, dipikirkan pendekatan konservativ. Apabila terjadi eksisi
     atau pembedahan, akan dilakukan perawatan di rumah sakit, yaitu :
Tirah baring dan aktivitas dibatasi agar pasien tidak mengalami komplikasi pada bagian
   tubuh lain. tirah baring dilaksanakan kurang lebih 5 hari setelah operasi atau tergantung pada
   kebutuhan klien.
   Bila kedua mata dibalut, perlu bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya untuk
   mencegah cidera.
   Jika terdapat gelombang udara di dalam mata, posisi yang dianjurkan harus dipertahannkan
   sehingga gas mampu memberikan tamponade yang efektif pada robekan retina.
   Pasien tidak boleh terbaring telungkup.
   Dilatasi pupil harus dipertahankan untuk mempermudah pemeriksaan paska operasi (atropin).
   (Sidarta, Ilyas. 2009)
             Tumor ganas: memerlukan biopsi dan radioterapi. Limfoma juga bereaksi baik
   dengan khemoterapi. Terkadang lesi terbatas (misal karsinoma kelenjar lakrimal)
   memerlukan reseksi radikal. (Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon)

   Pemeriksaan Penunjang :
a. Pemeriksaan radiologik : untuk melihat ukuran rongga orbita, terjadinya kerusakan tulang,
   terdapat perkapuran pada tumor dan kelainan foramen optik.
b. Pemeriksaan ultrasonografi : untuk mendapatkan kesan bentuk tumor, konsistensi tumor,
   teraturnya susunan tumor dan adanya infiltrasi tumor.
c. CT-scan : untuk menentukan ganas atau jinak tumor, adanya vaskularisasi pada tumor dan
   terjadinya perkapuran pada tumor.
d. Arteriografi : untuk melihat besar tumor yang mengakibatkan bergesernya pembuluh darah
   disekitar tumor, adanye pembuluh darah dalam tumor. (Sidarta, ilyas. 2005)

   BAB 2
   ASUHAN KEPERAWATAN

   Kasus:
   Tuan BM usia 45 tahun dengan diagnosa menderita Basalioma Luka pada kulit kelopak mata
   kanan. Pada awalnya adalah sebuah tahi lalat yang tumbuh 11 tahun yang lalu. Dan 5 tahun
   terakhir menjalar menutupi mata sebelah kanan dan membuat mata kanannya hilang/lubang.
   Karena kurangnya edukasi kesehatan akhirnya Tuan BM mengambil tahi lalat yang tumbuh
   menjadi besar tanpa bantuan tim medik. Akhirnya Tuan BM dibawa ke RS karena mata
   kanannya tidak bisa melihat pada tanggal 7 september 2010. Dan dilakukan pembedahan
   kepala leher pada tanggal 15 september 2010.

   2.1 Pengkajian
   Identitas pasien:
   nama pasien : Tuan BM
   umur : 45 tahun
   tanggal masuk Rs : 7 September 2010
   diagnosa medis : OD suspek Basalioma
   agama : islam
   alamat : Nanggungan, Baron, Nganjuk
   tgl pengkajian : 14 Oktober 2010
   Keluhan utama : Mata kanan tidak bisa melihat dan merasa malu.
   Riwayat penyakit sekarang : Luka pada kulit kelopak mata kanan pada awalnya adalah
   sebuah tahi lalat yang tumbuh 11 tahun yang lalu. Dan 5 tahun terakhir menjalar menutupi
   mata sebelah kanan dan membuat mata kanannya hilang/lubang. Karena kurangnya edukasi
   kesehatan akhirnya Tuan Budi mengambil tahi lalat yang tumbuh menjadi besar itu sendiri.
Riwayat kesehatan masa lalu : Pasien mengalami suspek basalioma. Lalu tumor tersebut
menjalar ke mata dan merusak integritas kulit serta merusak nervus optikus.
Riwayat tumor pada keluarga : -
Riwayat pengobatan : -
Riwayat pembedahan : Tuan Budi berusaha melakukan pembedahan sendiri dengan
menggunakan silet tanpa bantuan dari tim medik.
Riwayat alergi : -

2.1.2 Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital,meliputi :
Tekanan Darah : 160/120 mmHg
b. Denyut nadi : 108 x / menit
c. Suhu tubuh : normal
d. RR : 24 x / menit
Pemeriksaan per sistem
B1 : Breathing
Sistem Pernapasan : normal tetapi klien menggunakan alat bantu nafas berupa selang kecil
pada lubang hidungnya.
B2 : Blood
Sistem Kardiovaskular : normal.
B3 : Brain
Sistem Persyarafan :
VOD : -
VOS : 2/6
Sistem Perkemihan : normal.
Sistem Pencernaan : normal.
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal : normal.
Data penunjang
CT scan kepala : massa solid di cavum orbita kanan dengan diameter 6,2 x 3,79 x 4,9 cm
melekat pada bulbus okuli kanan dan mendesak ke laterosuperior melekat pada mm. Rektus
okuli kanan mendekstruksi dinding superior sinus maksilaris kanan dan meluas ke dalamnya.
Serta encase pada nervus optikus. Tidak tampak perluasan ke intrakranial.
Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan adalah dengan pembedahan kepala leher. Bedah kepala leher
adalah pembedahan yang dilakukan pada daerah sekitar kepala dan berhubungan dengan
leher.



                                                           2.2 Analisis Data
No.   Data                          Etiologi                      Masalah
1     S : Klien tidak bisa melihat Basalioma                      Gangguan persepsi
      pada mata kanan. Dan          ↓                             sensori penglihatan.
      apabila mata kiri tidak jelas Kerusakan pada nervus optikus
      penglihatannya                ↓
      O : VOD = -                   Devek lapang pandang
      VOS = 2/60                    ↓
                                    Gangguan persepsi sensori
2.    S : Pasien merasa malu        Basalioma                     Gangguan citra tubuh.
      dengan orang lain.            ↓
O : Pasien cenderung diam,     Kerusakan pada nervus optikus
      tidak banyak bicara dan        dan integritas kulit
      kurang bersosialisasi dengan   ↓
      sekitar.                        lapang pandang menurun
                                     ↓
                                     Gangguan citra tubuh

2.3 Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan tumor orbita kasus basalioma antara
lain:
1) Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori dari organ penerima.
2) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan kepala leher, efek samping
  penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan.

2.4 Intervensi
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori dari organ penerima.
Tujuan           : Mempertahankan ketajaman lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan
lebih lanjut.
Kriteria hasil :
Berpartisipasi dalam program pengobatan.
Mengenal gagguan sensori dan berkompensasi terhadap pengobatan.
Mengidentifikasi/ memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi       :
Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya.
R/ memberikan peningkatan, kenyamanan, dan kekeluargaan, serta mampu menurunkan
cemas.
Letakkan barang yang dibutuhkan atau posisi bell pemanggil dalam jankauan.
R/ memungkinkan pasien melihat objek lebih muda dan memudahkan panggilan untuk
pertolongan bila dibutuhkan.
Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan atau kemungkinan kehilangan
penglihatan.
R/ sementara intervensi dini mencegah kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan atau
mengalami pengalaman kehilangan penglihatan sebagian atau total. Meskipun kehilangan
penglihatan telah terjadi dan tidak dapat diperbaiki, kehilangan lebih lanjut dapat dicegah.
Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh : atur
perabot/ permainan, terutama perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam.
R/ menurunkan bahaya, keamanan, berhubungan dengan perubahan lapang pandang atau
kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil terhadap sinar lingkungan.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan kepala leher, efek samping
  penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan.
Tujuan : tidak terjadi gangguan citra diri
Kriteria hasil : Menyatakan penerimaan situasi diri.
                        Memasukkan perubahan konsep diri tanpa harga diri negatif.
    Intervensi :
Gali perasaan dan perhatian anak terhadap penampilannya.
        R/ meningkatkan keterbukaan klien.
Dukung sosialisasi dengan orang-orang disekitar klien.
         R/ meningkatkan harga diri klien.
Anjurakan untuk memakai kacamata hitam.
       R/ menutupi kekurangan dan meningkatkan citra diri klien.
Beriakan umpan balik positif terhadap perasaan anak.
       R/ umpan balik dapat membuat klien berusaha lebih keras lagi mengatasi masalahnya.


BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tumor mata adalah pertumbuhan biologikal jaringan yang tidak normal atau tonjolan
abnormal pada bagian mata. Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas
sering disebut sebagai kanker.
Tumor mata bisa berasal dari semua jaringan disekitar bola mata atau karena penyebaran dari
sinus, otak, rongga hidung atau penyebaran dari organ lain ditubuh. Tumor mata dapat terjadi
pada orang dewasa ataupun anak-anak.

4.2 Saran
Dengan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat menambah dan mengembangkan referensi
tentang penyakit tumor mata dalam melakukan study di fakultas keperawatan serta bagi
perawat diharaapkan juga menangani dan menanggulangi penyakit tumor mata pada
kliennya.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
Novi Vie Opie
 
Ablatio retina
Ablatio retinaAblatio retina
Ablatio retina
materi-x2
 

Was ist angesagt? (19)

Preskas ablasio
Preskas ablasio Preskas ablasio
Preskas ablasio
 
Lp pterygium
Lp pterygiumLp pterygium
Lp pterygium
 
Laporan kasus pterigium
Laporan kasus pterigium Laporan kasus pterigium
Laporan kasus pterigium
 
Ablasio retina
Ablasio retinaAblasio retina
Ablasio retina
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Lp ameloblastoma
Lp ameloblastomaLp ameloblastoma
Lp ameloblastoma
 
G3 mata
G3 mataG3 mata
G3 mata
 
pleno dmf2 tumor jinak odontogen
pleno dmf2 tumor jinak odontogenpleno dmf2 tumor jinak odontogen
pleno dmf2 tumor jinak odontogen
 
Keratitis anja AKPER PEMKAB MUNA
Keratitis anja AKPER PEMKAB MUNAKeratitis anja AKPER PEMKAB MUNA
Keratitis anja AKPER PEMKAB MUNA
 
Ablatio retina
Ablatio retinaAblatio retina
Ablatio retina
 
Tumor mandibula
Tumor mandibulaTumor mandibula
Tumor mandibula
 
Ulkus Kornea
Ulkus KorneaUlkus Kornea
Ulkus Kornea
 
asuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinaasuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retina
 
Keratitis
KeratitisKeratitis
Keratitis
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanMakalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
 
Tumor Orbita
Tumor OrbitaTumor Orbita
Tumor Orbita
 

Ähnlich wie Askep tumor mata

Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
Sri Nala
 
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptxLaporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
AlfinKamal
 

Ähnlich wie Askep tumor mata (20)

Tumor Orbita
Tumor OrbitaTumor Orbita
Tumor Orbita
 
Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
 
Askep rentina blostama
Askep rentina blostamaAskep rentina blostama
Askep rentina blostama
 
RETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptxRETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptx
 
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan AmeloblastomaRencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
 
Anatomi fisiologi retina AKPER MUNA
Anatomi fisiologi retina AKPER MUNA Anatomi fisiologi retina AKPER MUNA
Anatomi fisiologi retina AKPER MUNA
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETINOBLASTOMA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETINOBLASTOMA.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETINOBLASTOMA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS RETINOBLASTOMA.pptx
 
A skep tumor otak yani AKPER PEMDA MUN
A skep tumor otak yani AKPER PEMDA MUNA skep tumor otak yani AKPER PEMDA MUN
A skep tumor otak yani AKPER PEMDA MUN
 
Tumor tumor di-kepala_dan_leher
Tumor tumor di-kepala_dan_leherTumor tumor di-kepala_dan_leher
Tumor tumor di-kepala_dan_leher
 
Tumor otak 1
Tumor otak 1Tumor otak 1
Tumor otak 1
 
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
 
Catatan Presentasi.pptx
Catatan Presentasi.pptxCatatan Presentasi.pptx
Catatan Presentasi.pptx
 
Fakomatosis Presentation
Fakomatosis PresentationFakomatosis Presentation
Fakomatosis Presentation
 
Catatan scenario 2
Catatan scenario 2Catatan scenario 2
Catatan scenario 2
 
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptxLaporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
 
Refrat vogt
Refrat vogt Refrat vogt
Refrat vogt
 
Onkologi kebidanan
Onkologi  kebidananOnkologi  kebidanan
Onkologi kebidanan
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
Tumor Palpebra.docx
Tumor Palpebra.docxTumor Palpebra.docx
Tumor Palpebra.docx
 

Askep tumor mata

  • 1. ASKEP TUMOR MATA ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) TUMOR ORBITA MATA BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Definisi Tumor orbita mata adalah tumor yang menyerang rongga orbita (tempat bola mata) sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, syaraf mata dan kelenjar air mata. Rongga orbital dibatasi sebelah medial oleh tulang yang membentuk dinding luar sinus ethmoid dan sfenoid. Sebelah superior oleh lantai fossa anterior, dan sebelah lateral oleh zigoma, tulang frontal dan sayap sfenoid besar. Sebelah inferior oleh atap sinus maksilaris. (Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon) Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas sering disebut sebagai kanker. Tumor pada mata disebut juga tumor orbita. Berdasarkan posisinya tumor mata dikelompokkan sebagai berikut : Tumor external yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti : - tumor palpebra (tumor yang tumbuh pada kelopak mata) - tumor konjungtiva (tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang melapisi mata bagian depan) Tumor intraokuler yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola mata Tumor retrobulber yaitu tumor yang tumbuh dibelakang bola mata Apabila ada massa tumor yang mengisi rongga mata maka bola mata akan terdorong ke arah luar yang dalam bahasa kedokteran disebut proptosis (mata menonjol). Arah tonjolan bola mata bergantung pada asal massa tumor. Tumor mata bisa berasal dari semua jaringan disekitar bola mata atau karena penyebaran dari sinus, otak, rongga hidung atau penyebaran dari organ lain ditubuh. Tumor mata dapat terjadi pada orang dewasa ataupun anak-anak. 1.2 Klasifikasi Tumor mata berdasarkan sifatnya Menurut Sidarta, ilyas (2002), Tumor mata dapat dibedakan menjadi 3 menurut sifatnya yaitu: Tumor primer, biasanya tumor jinak pada orbita dengan gejala-gejala seperti gangguan pergerakkan bola mata, gangguan penglihatan, gangguan lapang pandangan, pembendungan darah dalam orbita, adanya perubahan fundus mata. Contoh: Hemangioma, Meningioma, Kista dermoid, Neurofibroma, Sarkoma, Glioma saraf optik. Tumor sekunder, adalah tumor yang berasal dari tempat-tempat yang berhubungan dengan rongga orbita dan terjadi perluasan tumor ke dalam rongga orbita misalnya dari sinus, rongga otak atau kelopak mata. Contoh: Basalioma Carsinoma Tumor metastasis, biasanya tumor ini dapat menjadikan metastasis ke hati, paru-paru dan tulang. 1.3 Etiologi Tumor Orbita Mutasi gen pengendali pertumbuhan (kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13q14) a. Malformasi congenital b. Kelainan metabolism c. Penyakit vaskuler
  • 2. d. Inflamasi intraokuler e. Neoplasma. dapat bersifat ganas atau jinak Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan disekitarnya dan biasanya tidak mengalami metastasis f. Trauma 1.4 Patofisiologi Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik yang diyakini ikut berpengaruh terhadap tumbuhnya tumor. Sebagian besar tumor orbita pada anak-anak bersifat jinak dan karena perkembangan abnormal. Tumor ganas pada anak-anak jarang, tetapi bila ada akan menyebabkan pertumbuhan tumor yang cepat dan prognosisnya jelek. Tumor Orbita meningkatkan volume intraokular dan mempengaruhi masa. Meskipun masa secara histologis jinak, itu dapat mengganggu pada struktur orbital atau yang berdekatan dengan mata. Dan bisa juga dianggap ganas apabila mengenai struktur anatomis. Ketajaman visual atau kompromi lapangan, diplopia, gangguan motilitas luar mata, atau kelainan pupil dapat terjadi dari invasi atau kompresi isi intraorbital sekunder untuk tumor padat atau perdarahan. Tidak berfungsinya katup mata atau disfungsi kelenjar lakrimal dapat menyebabkan keratopati eksposur, keratitis, dan penipisan kornea. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak, melalui sklera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol ke dalam badan kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi dan pendarahan. Warna iris tidak normal. 1.5 Manifestasi klinis a. Nyeri orbital: jelas pada tumor ganas yang tumbuh cepat, namun juga merupakan gambaran khas 'pseudotumor' jinak dan fistula karotid-kavernosa. b. Proptosis: pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang sering dijumpai, berjalan bertahap dan tak nyeri dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau cepat (lesi ganas). c. Pembengkakan kelopak: mungkin jelas pada pseudotumor, eksoftalmos endokrin atau fistula karotid-kavernosa. d. Palpasi: bisa menunjukkan massa yang menyebabkan distorsi kelopak atau bola mata, terutama dengan tumor kelenjar lakrimal atau dengan mukosel. e. Pulsasi: menunjukkan lesi vaskuler; fistula karotidkavernosa atau malformasi arteriovenosa, dengarkan adanya bruit. f. Kerak mata: sering terbatas oleh sebab mekanis, namun bila nyata, mungkin akibat oftalmoplegia endokrin atau dari lesi saraf III, IV, dan VI pada fisura orbital (misalnya sindroma Tolosa Hunt) atau sinus kavernosus. g. Ketajaman penglihatan: mungkin terganggu langsung akibat terkenanya saraf optik atau retina, atau tak langsung akibat kerusakan vaskuler. (Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon) 1.6 Penatalaksanaan Cara Pengobatannya: Tumor jinak: memerlukan eksisi, namun bila kehilangan penglihatan merupakan hasil yang tak dapat dihindarkan, dipikirkan pendekatan konservativ. Apabila terjadi eksisi atau pembedahan, akan dilakukan perawatan di rumah sakit, yaitu :
  • 3. Tirah baring dan aktivitas dibatasi agar pasien tidak mengalami komplikasi pada bagian tubuh lain. tirah baring dilaksanakan kurang lebih 5 hari setelah operasi atau tergantung pada kebutuhan klien. Bila kedua mata dibalut, perlu bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya untuk mencegah cidera. Jika terdapat gelombang udara di dalam mata, posisi yang dianjurkan harus dipertahannkan sehingga gas mampu memberikan tamponade yang efektif pada robekan retina. Pasien tidak boleh terbaring telungkup. Dilatasi pupil harus dipertahankan untuk mempermudah pemeriksaan paska operasi (atropin). (Sidarta, Ilyas. 2009) Tumor ganas: memerlukan biopsi dan radioterapi. Limfoma juga bereaksi baik dengan khemoterapi. Terkadang lesi terbatas (misal karsinoma kelenjar lakrimal) memerlukan reseksi radikal. (Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon) Pemeriksaan Penunjang : a. Pemeriksaan radiologik : untuk melihat ukuran rongga orbita, terjadinya kerusakan tulang, terdapat perkapuran pada tumor dan kelainan foramen optik. b. Pemeriksaan ultrasonografi : untuk mendapatkan kesan bentuk tumor, konsistensi tumor, teraturnya susunan tumor dan adanya infiltrasi tumor. c. CT-scan : untuk menentukan ganas atau jinak tumor, adanya vaskularisasi pada tumor dan terjadinya perkapuran pada tumor. d. Arteriografi : untuk melihat besar tumor yang mengakibatkan bergesernya pembuluh darah disekitar tumor, adanye pembuluh darah dalam tumor. (Sidarta, ilyas. 2005) BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN Kasus: Tuan BM usia 45 tahun dengan diagnosa menderita Basalioma Luka pada kulit kelopak mata kanan. Pada awalnya adalah sebuah tahi lalat yang tumbuh 11 tahun yang lalu. Dan 5 tahun terakhir menjalar menutupi mata sebelah kanan dan membuat mata kanannya hilang/lubang. Karena kurangnya edukasi kesehatan akhirnya Tuan BM mengambil tahi lalat yang tumbuh menjadi besar tanpa bantuan tim medik. Akhirnya Tuan BM dibawa ke RS karena mata kanannya tidak bisa melihat pada tanggal 7 september 2010. Dan dilakukan pembedahan kepala leher pada tanggal 15 september 2010. 2.1 Pengkajian Identitas pasien: nama pasien : Tuan BM umur : 45 tahun tanggal masuk Rs : 7 September 2010 diagnosa medis : OD suspek Basalioma agama : islam alamat : Nanggungan, Baron, Nganjuk tgl pengkajian : 14 Oktober 2010 Keluhan utama : Mata kanan tidak bisa melihat dan merasa malu. Riwayat penyakit sekarang : Luka pada kulit kelopak mata kanan pada awalnya adalah sebuah tahi lalat yang tumbuh 11 tahun yang lalu. Dan 5 tahun terakhir menjalar menutupi mata sebelah kanan dan membuat mata kanannya hilang/lubang. Karena kurangnya edukasi kesehatan akhirnya Tuan Budi mengambil tahi lalat yang tumbuh menjadi besar itu sendiri.
  • 4. Riwayat kesehatan masa lalu : Pasien mengalami suspek basalioma. Lalu tumor tersebut menjalar ke mata dan merusak integritas kulit serta merusak nervus optikus. Riwayat tumor pada keluarga : - Riwayat pengobatan : - Riwayat pembedahan : Tuan Budi berusaha melakukan pembedahan sendiri dengan menggunakan silet tanpa bantuan dari tim medik. Riwayat alergi : - 2.1.2 Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital,meliputi : Tekanan Darah : 160/120 mmHg b. Denyut nadi : 108 x / menit c. Suhu tubuh : normal d. RR : 24 x / menit Pemeriksaan per sistem B1 : Breathing Sistem Pernapasan : normal tetapi klien menggunakan alat bantu nafas berupa selang kecil pada lubang hidungnya. B2 : Blood Sistem Kardiovaskular : normal. B3 : Brain Sistem Persyarafan : VOD : - VOS : 2/6 Sistem Perkemihan : normal. Sistem Pencernaan : normal. Sistem Integumen dan Muskuloskeletal : normal. Data penunjang CT scan kepala : massa solid di cavum orbita kanan dengan diameter 6,2 x 3,79 x 4,9 cm melekat pada bulbus okuli kanan dan mendesak ke laterosuperior melekat pada mm. Rektus okuli kanan mendekstruksi dinding superior sinus maksilaris kanan dan meluas ke dalamnya. Serta encase pada nervus optikus. Tidak tampak perluasan ke intrakranial. Pengobatan Pengobatan yang dilakukan adalah dengan pembedahan kepala leher. Bedah kepala leher adalah pembedahan yang dilakukan pada daerah sekitar kepala dan berhubungan dengan leher. 2.2 Analisis Data No. Data Etiologi Masalah 1 S : Klien tidak bisa melihat Basalioma Gangguan persepsi pada mata kanan. Dan ↓ sensori penglihatan. apabila mata kiri tidak jelas Kerusakan pada nervus optikus penglihatannya ↓ O : VOD = - Devek lapang pandang VOS = 2/60 ↓ Gangguan persepsi sensori 2. S : Pasien merasa malu Basalioma Gangguan citra tubuh. dengan orang lain. ↓
  • 5. O : Pasien cenderung diam, Kerusakan pada nervus optikus tidak banyak bicara dan dan integritas kulit kurang bersosialisasi dengan ↓ sekitar. lapang pandang menurun ↓ Gangguan citra tubuh 2.3 Diagnosa Keperawatan Masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan tumor orbita kasus basalioma antara lain: 1) Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari organ penerima. 2) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan kepala leher, efek samping penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan. 2.4 Intervensi 1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari organ penerima. Tujuan : Mempertahankan ketajaman lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut. Kriteria hasil : Berpartisipasi dalam program pengobatan. Mengenal gagguan sensori dan berkompensasi terhadap pengobatan. Mengidentifikasi/ memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan. Intervensi : Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya. R/ memberikan peningkatan, kenyamanan, dan kekeluargaan, serta mampu menurunkan cemas. Letakkan barang yang dibutuhkan atau posisi bell pemanggil dalam jankauan. R/ memungkinkan pasien melihat objek lebih muda dan memudahkan panggilan untuk pertolongan bila dibutuhkan. Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan atau kemungkinan kehilangan penglihatan. R/ sementara intervensi dini mencegah kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan atau mengalami pengalaman kehilangan penglihatan sebagian atau total. Meskipun kehilangan penglihatan telah terjadi dan tidak dapat diperbaiki, kehilangan lebih lanjut dapat dicegah. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh : atur perabot/ permainan, terutama perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam. R/ menurunkan bahaya, keamanan, berhubungan dengan perubahan lapang pandang atau kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil terhadap sinar lingkungan. 2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan kepala leher, efek samping penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan. Tujuan : tidak terjadi gangguan citra diri Kriteria hasil : Menyatakan penerimaan situasi diri. Memasukkan perubahan konsep diri tanpa harga diri negatif. Intervensi : Gali perasaan dan perhatian anak terhadap penampilannya. R/ meningkatkan keterbukaan klien. Dukung sosialisasi dengan orang-orang disekitar klien. R/ meningkatkan harga diri klien.
  • 6. Anjurakan untuk memakai kacamata hitam. R/ menutupi kekurangan dan meningkatkan citra diri klien. Beriakan umpan balik positif terhadap perasaan anak. R/ umpan balik dapat membuat klien berusaha lebih keras lagi mengatasi masalahnya. BAB III PENUTUP 4.1 Kesimpulan Tumor mata adalah pertumbuhan biologikal jaringan yang tidak normal atau tonjolan abnormal pada bagian mata. Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas sering disebut sebagai kanker. Tumor mata bisa berasal dari semua jaringan disekitar bola mata atau karena penyebaran dari sinus, otak, rongga hidung atau penyebaran dari organ lain ditubuh. Tumor mata dapat terjadi pada orang dewasa ataupun anak-anak. 4.2 Saran Dengan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat menambah dan mengembangkan referensi tentang penyakit tumor mata dalam melakukan study di fakultas keperawatan serta bagi perawat diharaapkan juga menangani dan menanggulangi penyakit tumor mata pada kliennya.