Dokumen tersebut membahas kode etik dalam pemberian bantuan kemanusiaan. Prinsip-prinsip utama kode etik tersebut adalah memberikan bantuan berdasarkan kebutuhan manusia dan tanpa membedakan ras atau agama, bantuan tidak boleh digunakan untuk kepentingan politik tertentu, serta organisasi kemanusiaan harus independen dalam pelaksanaan misi kemanusiaannya.
2. Sejarah
To give personal help to others is an individual behavior
that has dwelt in mankind from the beginning.
These individual acts are often inscribed in sacred texts or
in religious practices such as the zackat in Islam or the
Christian concept of charity.
every civilization has groups who have devoted themselves
on a small scale to acts of compassion and relief of the
suffering of others
Perang Salib abad ke 11 dan 14, Knights of the Holy
Sépulchre, and the Iberian orders, orders of Alcantara,
Montesa, Avis, Saint Jacques of Compostella and Caltrava,
Knight of Malta mendirikan rumah sakit.
1793, “Manusia Perahu” Pertama mengungsi dari Saint
3. Lanjutan . . .
1864, Konvensi Genewa (neutrality, humanity, impartiality),
setelah Henry Dunant, mempublikasikan “Memories of
Solferino” setelah ia menyaksikan 40,000 terluka dan
menderita akibat perang Perancis dan Itali.
Perang Dunia I dan II menyebabkan banyak Organisasi
Kemanusiaan dan Liga Bangsa-bangsa terbentuk.
5. Kode Etik Kemanusiaan
1. Kewajiban untuk meringankan
penderitaan manusia merupakan
prioritas utama
Motivasi utama dari respons terhadap bencana adalah untuk
meringankan penderitaan manusia
Ketika kita memberikan bantuan kemanusiaan itu bukanlah
suatu tindakan keberpihakan atau tindakan politik
6. 2. Bantuan diberikan tanpa
membedakan ras, keyakinan,
kebangsaan penerima bantuan
tanpa pembedaan yang merugikan
dalam bentuk apapun. Prioritas
bantuan ditentukan atas dasar
kebutuhan.
7. 3. Bantuan tidak boleh digunakan
untuk kepentingan politik atau
agama tertentu.
9. 4. Kami harus berusaha untuk tidak
bertindak sebagai alat dari politik
luar negeri dan pemerintah.
10. 5. Kami harus menghormati
kebudayaan dan adat istiadat.
11. 6. Kami harus berusaha untuk
menanggapi bencana berdasarkan
kemampuan setempat.
12. 7. Harus ditemukan cara-cara untuk
melibatkan penerima bantuan di
dalam pengelolaan bantuan
bencana.
13. 8. Bantuan yang diberikan harus
diupayakan untuk mengurangi
kerentanan terhadap bencana
dimasa mendatang dan juga
untuk memenuhi kebutuhan
dasar.
14. 9. Kami harus bertanggungjawab
kepada penerima bantuan
maupun mereka yang menjadi
sumber bantuan.
15. 10.Didalam kegiatan-kegiatan
pemberian informasi, publikasi
dan periklanan, kami harus
melihat para korban sebagai
manusia yang bermartabat dan
bukan sebagai obyek yang tidak
mempunyai harapan