SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
Downloaden Sie, um offline zu lesen
MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP
MAKALAH
Oleh Kelompok 5:
Vina Millah M (17030174041)
Renata Nurlaily R.J (17030174048)
Prisa Tri Setya W (17030174062)
Nabila Kartika S (17030174093)
Sisva Lestari Mangiri (17030174085)
DAFTAR ISI
A. Pengertian Model Pembelajaran Pencapaian Konsep....................................................1
B. Karakteristik Model Pembelajaran Pencapaian Konsep................................................2
C. Strategi Model Pembelajaran Pencapaian Konsep .........................................................5
D. Tujuan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep ..........................................................5
E. Sintaks Model Pembelajaran Pencaipan Konsep ............................................................6
F. Tipe dan Tingkatan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep ...................................6
G. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep ....................10
H. Dampak Model Pembelajaran Pencapaian Konsep .......................................................10
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencapaian Konsep (Concept Attainment)
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata
lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan
melaksnakann aktivitas belajar mengajar(Sagala,Syaiful.2010).
Menurut (Burce,dkk.2011) mengatakan “model pencapaian konsep merupakan
proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan
contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori”
Concept Attainment berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dua kata, yaitu
concept dan attainment. Dalam bahasa Indonesia concept berarti konsep. Attainment
berarti pencapaian. Concept attainment dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau
proses untuk mencapai suatu konsep. Model pembelajaran pencapaian konsep adalah
suatu model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu
konsep tertentu. Model pembelajaran ini dapat diterapkan untuk semua umur, dari
anak- anak sampai orang dewasa. Model pembelajaran ini lebih tepat digunakan ketika
penekanan pembelajaran lebih dititikberatkan pada pengenalan konsep baru, sehingga
dapat melatih kemampuan berfikir induktif dan melatih berfikir analisis (Hamzah.2008).
“Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif, jika guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan (konsep, teori, definisi, dan
sebagainya) melalui contoh-contoh yang menggambarkan (mewakili) aturan yang
menjadi sumbernya”. Dengan kata lain, siswa dibimbing secara induktif untuk
memahami suatu kebenaran umum. Model pembelajaran concept attainment
mensyaratkan adanya sajian contoh-contoh negatif (salah) dan contoh positif (benar)
penerapan konsep yang diajarkan, kemudian dengan mengamati contoh-contoh
diperoleh definisi konsep-konsep tersebut. Hal yang paling utama diperhatikan dalam
penggunaan model ini adalah pemilihan contoh yang tepat, untuk konsep yang
diajarkan, yaitu contoh tentang hal-hal yang akrab dengan siswa (Hamzah.2008).
Model pembelajaran Concept Attainment adalah model pembelajaran yang di
rancang untuk menata atau menyusun data sehingga konsep-konsep penting dapat
dipelajari secara tepat dan efisien. Model ini memiliki pendangan bahwa para siswa
tidak hanya di tuntut untuk mampu membentuk konsep melalui proses
pengklasifikasikan data akan tetapi mereka juga harus dapat membentuk susunan
konsep dengan kemampuan sendiri (Annurrahman.2009).
Kesimpulan model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu strategi
mengajar yang menggunakan contoh atau data untuk mengajarkan konsep kepada
siswa, dimana guru mengawali pengajaran dengan menyajikan contoh atau data,
kemudian guru meminta siswa untuk mengamati contoh atau data tersebut.
B. Karakteristik Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment) banyak melibatkan
operasi mental siswa. Menurut (Bruce,dkk.2011) pengajaran konsep menyediakan
kemungkinan–kemungkinan untuk menganalisis proses-proses berpikir siswa dan
membantu mereka mengembangkan strategi-strategi yang lebih efektif. Dari pernyataan
Joyce tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran pencapaian konsep
menekankan pada proses mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
Lebih jauh (Bruce,dkk.2011) mengungkapkan dalam pencapaian konsep dikenal
istilah seperti contoh (exemplar) dan sifat (attribute) dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Contoh-contoh
Contoh-contoh merupakan bagian kecil dari koleksi data atau perangkat data.
2. Sifat-sifat
Sifat-sifat merupakan fitur-fitur atau karakteristik yang melekat pada contoh-contoh.
Penggunaan model pembelajaran pencapaian konsep diawali dengan pemberian
contoh-contoh aplikasi konsep yang akan diajarkan, kemudian dengan mengamati
contoh-contoh dan menurunkan definisi dari konsep-konsep tersebut. Hal yang paling
utama yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan model
pembelajaran ini adalah pemilihan contoh yang tepat untuk konsep yang diajarkan,
yaitu contoh tentang hal-hal yang akrab dengan siswa. Pada prinsipnya, model
pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar yang menggunakan
data untuk mengajarkan konsep kepada siswa, dimana guru mengawali pengajaran
dengan cara menyajikan data atau contoh, kemudian guru meminta kepada siswa untuk
mengamati dan menguji data atau contoh tersebut. Model pembelajaran pencapaian
konsep ini dapat membantu siswa pada semua tingkatan usia dalam memahami tentang
konsep dan latihan pengujian hipotesis (Bruce,dkk.2011).
Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran pencapaian konsep yaitu;
(1) menentukan tingkat pencapaian konsep, dan
(2) analisis konsep.
1. Menentukan Tingkat Pencapaian Konsep
Tingkat pencapaian konsep (concept attainment) yang diharapkan dari siswa
sangat tergantung pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitif
siswa. Ada siswa yang belajar konsep pada tingkat konkret rendah atau tingkat
identitas, ada pula siswa yang mampu mencapai konsep pada tingkat klasifikatori atau
tingkat formal.
2. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk
membantu guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran pencapaian konsep.
Untuk melakukan analisis konsep guru hendaknya memperhatikan beberapa hal antara
lain:
(1) nama konsep,
(2) attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute variabel dari konsep,
(3) definisi konsep,
(4) contoh-contoh dan noncontoh dari konsep, dan
(5) hubungan konsep dengan konsep-konsep lain.
Menurut (bruce,dkk.2011) mengemukakan bahwa model pembelajaran
pencapaian konsep memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1) Tahap-tahap pelaksanaan
Tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran pencapaian konsep ialah tahap-
tajap kegiatan dari model pembelajaran pencapaian konsep. Model pembelajaran
pencapaian konsep memiliki tiga fase kegiatan yaitu :
a) Fase pertama : penyajian data dan identifikasi konsep
i.Pengajar menyajikan contoh yang telah diberi nama konsep.
ii.Siswa membandingkan ciri-ciri dalam contoh dan non contoh.
iii.Siswa membuat dan menguji hipotesis.
iv.Siswa membuat definisi tentang konsep atas ciri-ciri esensial
b) Fase kedua : pengujian pencapaian konsep
i. Siswa mengidentifikasi contoh yang tidak diberi nama konsep dengan
menyatakan “ya” atau “bukan”.
ii. Pengajar menegaskan hipotesis, nama konsep dan menyatakan kembali definisi
konsep yang sesuai dengan ciri-ciri esensial.
iii. Siswa membuat (memberikan) contoh.
c) Fase ketiga : analisis strategi berfikir
i.Siswa mengungkapkan pemikirannya.
ii.Siswa mendiskusikan hipotesis dan ciri-ciri konsep.
iii.Siswa mendiskusikan tipe dan macam hipotesis.
2) Sistem sosial
Sistem sosial model pembelajaran pencapaian konsep ialah situasi atau
suasana, dan norma yang berlaku dalam model pencapaian konsep. Model ini
memiliki struktur yang moderat. Pengajar melakukan pengendalian terhadap
aktivitas siswa, tetapi dapat dikembangkan menjadi kegiatan dialog bebas dalam
fase itu. Dengan pengorganisasian kegiatan itu, diharapkan siswa akan lebih
memperhatikan inisiatifnya untuk melakukan proses induktif, bersamaan dengan
bertambahnya pengalaman dalam melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar.
3) Prinsip-prinsip pengelolaan /reaksi
Prinsip-prinsip pengelolaan /reaksi dari model pembelajaran pencapaian
konsep adalah
a. memberikan dukungan dengan menitikberatkan pada sifat hipotesis dari
diskusi-diskusi yang berlangsung,
b. memberikan bantuan kepada siswa dalam mempertimbangkan hipotesis,
c. memusatkan perhatian siswa terhadap contoh-contoh yang spesifik,
d. memberikan bantuan kepada siswa dalam mendiskusikan dan menilai strategi
berfikir yang mereka pakai.
4) Sistem pendukung
Sistem pendukung model pembelajaran pencapaian konsep ialah segala
sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model pembelajaran
pencapaian konsep. Sarana pendukung yang diperlukan dapat berbentuk gambar,
foto, diagram, slide, tape, LKS, dan data yang terpilih dan terorganisasikan dalam
bentuk unit-unit yang berfungsi memberikan contoh-contoh. Sistem yang
diperlukan dalam model pembelajaran pencapaian konsep ini adalah sistem yang
banyak memberikan contoh dan bukan contoh. Sistem pendukung ini diperlukan
agar siswa melihat contoh yang cukup, dan pada akhirnya menguasai konsep yang
terdapat pada contoh-contoh tersebut. Jadi, siswa bukan menemukan konsep baru,
tetapi menguasai konsep- konsep yang sudah ada, melalui pengamatan terhadap
contoh-contoh. Jadi menurut penulis model pembelajaran pencapaian konsep dapat
dikatakan model pembelajaran yang dirancang untuk menata, atau menyusun data
sehingga konsep-konsep penting dapat dipelajari secara tepat dan efisien, dimana
model ini memiliki pandangan bahwa, para siswa tidak hanya dituntut untuk
mampu membentuk konsep melalui proses pengklasifikasian data, akan tetapi
mereka juga harus dapat membentuk susunan konsep dengan kemampuannya
sendiri.
C. Strategi Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Strategi-strategi pembelajaran Concept Attainment menurut (Bruce,dkk.2011) :
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengamati dan memperoleh informasi
tentang strategi yang digunakan siswa untuk memperoleh suatu konsep. Pertama,
setelah suatu konsep diperoleh, kita dapat meminta mereka menceritakan pemikirannya
agar latihan terus berlangsung. Misalnya dengan penggambaran gagasan yang mereka
munculkan, sifat apa yang mereka fokuskan, dan memodifikasi apa yang mereka buat.
Kedua, kita dapat meminta siswa untuk menulis hepotesis mereka. Selain itu, mereka
diminta menyerahkan pada kita suatu catatan yang dapat kita analisis.
D. Tujuan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Penerapan pembelajaran model pemerolehan konsep mengandung dua tujuan utama
yaitu :
1. Tujuan Isi
Tujuan isi model konsep menurut (Eggen,dkk.1998) bahwa, lebih efektif untuk
memperkaya suatu konsep dari pada belajar pemula (initial learning). Dan juga akan
efektif dalam membantu siswa memahami hubungan-hubungan antara konsep-konsep
yang terkait erat dan digunakan dalam bentuk review. Dengan kata lain, penggunaan
model ini akan lebih efektif jika siswa sudah memiliki pengalaman tentang konsep yang
akan dipelajari itu. Bukan siswa yang benar-benar baru mempelajari konsep tersebut.
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model pencapaian
konsep berkaitan dengan tujuan isi tersebut, yaitu :
a. Model pencapaian konsep didesain khusus untuk mengajarkan konsep secara
eksklusif. Jadi berfokus semata-mata pada pembelajaran konsep.
b. Siswa yang diajari suatu konsep dengan menggunakan model pencapaian konsep
harus memiliki latar belakang pengetahuan tentang konsep tersebut.
2. Tujuan pengembangan berpikir kritis siswa
Model pencapaian konsep menurut (Eggen,dkk.1998) lebih memfokuskan pada
pengembangan berpikir keritis siswa dalam bentuk menguji hipotesis. Dalam
pembelajaran harus ditekankan pada analisis siswa terhadap hipotesis yang ada dan
mengapa hipotesis itu diterima, dimodifikasi, atau ditolak. Siswa harus dilatih dalam
menciptakan jenis-jenis kesimpulan, seperti membuat contoh penyangkal atau non-
contoh, dan sebagainya.
Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus ditekankan pada dua aspek tersebut, yaitu
pengembangan konsep dan relasi-relasi antara konsep yang terkait erat, serta latihan
berpikir keritis terutama salam merumuskan dan menguji hipotesis. Aspek penting
dalam perencanaan pelajaran adalah guru harus mengetahui persis apa yang diinginkan
dari siswanya. Hasil belajar yang dapat dicapai menggunakan model pemerolehan
konsep ini adalah Konsep khusus/tertentu, Hakikat konsep, Penalaran logis dan
berpikir tingkat tinggi, serta Keterampilan komunikasi.
E. Sintak Pembelajaran Concept Attainment
Model pembelajaran concept attainment dilakukan melalui fase-fase
yang dikemas dalam bentuk sintaks. Adapun sintaksnya dibagi ke dalam tiga
fase, yakni (1) Presentasi Data dan Identifikasi Data; (2) menguji pencapaian
dari suatu konsep; dan (3) analisis berpikir strategi.
Untuk memperjelasnya, (Bruce,dkk.2011) Mengemukakan penjelasan
mengenai tahap-tahap model pembelajaran concept attainment, sebagai berikut
:
Tahap Bentuk Kegiatan
Penyajian data dan
identifikasi konsep
 Guru menyajikan contoh yang telah
dilabeli (tiap contoh sudah
dikelompokkan sendiri-sendiri antara
contoh positif dan negatif).
 Siswa membandingkan sifat-sifat/ ciri-
ciri dalam contoh-contoh positif dan
contoh-contoh negatif.
 Siswa menjelaskan sebuah definisi
menurut sifat-sifat/ ciri-ciri yang paling
esensial.
Pengujian
pencapaian konsep
 Siswa mengidentifikasi contoh-contoh
tambahan yang tidak dilabeli dengan
tanda ya atau tidak.
 Guru menguji hipotesi, menamai konsep,
dan menyatakan kembali definisi
menurut sifat-sifat/ ciri-ciri yang palinf
esensial.
 Siswa membuat contoh-contoh
Analisis strategi
pemikiran
 Siswa mendeskripsikan pemikiran-
pemikirannya.
 Siswa mendiskusikan peran sifat-sifat
dan hipotesis-hipotesis
 Siswa mendiskusikan jenis dan ragam
hipotesis
Fase I. Presentasi data dan identifikasi data.
Pada fase I, guru mempresentasikan data kepada siswa. Setiap unit data contoh
dan non-contoh setiap konsep dipisahkan. Unit-unit dipresentasikan dengan cara
berpasangan. Data dapat berupa peristiwa, masyarakat, objek, cerita, gambar atau unit
lain yang dapat dibedakan. Siswa dapat bertanya untuk membandingkan dan
menjastifikasi atribut tentang perbedaan contoh-contoh. (Bruce,dkk.2010) menyatakan
bahwa pembelajar (siswa) diberitahu bahwa seluruh contoh positif memiliki satu
gagasan umum, tugas mereka adalah mengembangkan suatu hipotesis tentang sifat dari
konsep tersebut.
Pada bagian akhir fase ini siswa dapat ditanya tentang hipotesis yang
disusunnya dan menyatakan aturan yang telah dibuatnya atau mendefinisikan
konsepnya menurut attribute yang bersesuaian dari contoh-contoh yang diberikan.
Hipotesis ini tidak perlu dikonfirmasikan hingga fase berikutnya.
Fase II. Menguji pencapaian dari suatu konsep.
Pada fase II, siswa menguji penemuan konsep mereka, pertama-tama dengan
cara mengidentifikasi secara tepat contoh-contoh tambahan yang belum diberi nama
dan kemudian membangkitkan contoh-contohnya sendiri (Bruce,dkk.2011). Menguji
penemuan konsep dapat dilakukan juga melalui sebuah eksperimen yang akan
menunjukkan secara langsung prilaku dari contoh-contoh yang diuji, sehingga siswa
dapat langsung merumuskan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskannya diawal.
Selanjutnya guru (dan siswa) dapat membenarkan atau tidak membenarkan
hipotesis mereka, merevisi pilihan konsep atau sifat-sifat yang mereka tentukan
sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan konsep yang
diperoleh dari perumusan hipotesis dan pengujiannya melalui eksperimen dengan
konsep yang dikembangkan ilmuan. Atau dengan kata lain, dilakukan perbandingan
antara ide yang dimunculkan siswa dengan ide ilmuan.
Fase III. Analisis Strategi – Strategi Berpikir.
Pada fase III, siswa menganalisis strategi-strategi dengan segala hal yang mereka
gunakan untuk mencapai konsep (Bruce, dkk, 2011). Setelah membandingkan idenya
dengan ide ilmuan, siswa telah mendapatkan gambaran apakah strategi berpikir yang
digunakannya untuk merumuskan hipotesis dan pengujian akan membawa
pemikirannya menuju konsep yang benar. Secara bertahap siswa dapat
membandingkan keefektifan dari berbagai strategi yang telah digunakannya. Kemudian
siswa dapat mengkonstruksikan konsep yang baru didapatnya kedalam
pengetahuannya.
F. Tipe dan Tingkatan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Ada tiga tipe model pembelajaran Concept Attainment, yakni : a) model perolehan
konsep berorientasi menerima b) model perolehan konsep berorientasi seleksi ; dan c)
model materi tidak terorganisasi. model perolehan konsep berorientasi menerima untuk
menepatkan peserta didik kurang aktif belajar dan guru lebih dominan sebagai sumber
belajar. model perolehan konsep berorientasi seleksi menepatkan peserta didik sebagai
pembelajar aktif dalam memperoleh konsep. model materi tidak terorganisasi
menggunakan metode diskusi kelompok dalam upaya memperoleh konsep.
Sedangkan untuk tingkatan pencapaian konsep dibagi menjadi empat (Dahar, 1996)
adalah sebagai berikut:
1. Tingkat konkret
Pencapaian tingkat ini ditandai dengan adanya pengenalan anak terhadap suatu benda
yang pernah ia kenal. Misalnya pada suatu saat anak bermain kelereng dan pada waktu
yang lain dengan tempat yang berbeda ia menemukan lagi kelereng, lalu ia bisa
mengidentifikasi bahwa itu adalah kelereng maka anak tersebut sudah mencapai tingkat
konkret. Dengan demikian dapat dikatakan juga anak mampu membedakan stimulus
yang ada di lingkungannya terhadap kelereng tersebut. Pada saat ini anak sudah
mampu menyimpan gambaran mental dalam struktur kognitifnya.
2. Tingkat identitas
Seseorang dapat dikatakan telah mencapai tingkat konsep identitas apabila ia mengenal
suatu objek setelah selang waktu tertentu, memiliki orientasi ruang yang berbeda
terhadap objek itu, atau bila objek itu ditentukan melalui suatu cara indra yang berbeda.
Misalnya mengenal kelereng dengan cara memainkannya, bukan hanya dengan
melihatnya lagi.
3. Tingkat klasifikatori
Pada tingkat ini anak sudah mampu mengenal persamaan dari contoh yang berbeda
tetapi dari kelas yang sama. Misalnya anak mampu membedakan antara apel yang
masak dengan apel yang mentah.
4. Tingkat formal
Pada tingkat ini anak sudah mampu membatasi suatu konsep dengan konsep lain,
membedakannya, menentukan ciri-ciri, memberi nama atribut yang membatasinya,
bahkan sampai mengevaluasi atau memberikan contoh secara verbal.
G. Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep
Dalam pembelajaran model pencapaian konsep untuk membangun
sebuah konsep maka diharapkan siswa dapat mengingat kembali konsep
sebelumnya yang telah dipelajari sebelumnya serta dapat mebangun sebuah
keterkaitan antara konsep yang baru dengan konsep sebelumnya. Setiap
model pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Untuk itu diperlukan kreativitas seorang
pengajar untuk memilih salah satu jenis model pembelajaran jika akan
melaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar tercapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam memilih model
pembelajaran akan menyebabkan pembelajaran tidak efektif dan materi yang
diajarkan sulit dimengerti oleh setiap peserta didik.
Berikut dalah kelebihan dan kekurangan model peraihan konsep
menurut (Widoko;2001) :
1) Kelebihan model pembelajaran concept attainment, sebagai berikut:
a. Guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang
akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan
dipelajari oleh siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Concept attainment melatih konsep siswa, menghubungkannya
pada kerangka yang ada, dan menghasilkan pemahaman materi
yang lebih mendalam.
c. Concept attainment meningkatkan pemahaman konsep
pengetahuan siswa.
2) Kekurangan model pembelajaran concept attainment, sebagai berikut:
a. Siswa yang memiliki kemampuan pemahaman rendah akan
kesulitan untuk mengikuti pelajaran, karena siswa akan diarahkan
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan.
b. Tingkat keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh penyajian data
yang disajikan oleh guru.
H. Dampak Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut ada
beberapa langkah yang diambil yakni: a. Memberi penugasan awal sebelum
pembelajaran, dengan cara memberi soal agar dikerjakan di rumah sebelum
pembelajaran dilakukan. b. Memberi tugas mencari fenomena alam yang menurut siswa
sesuai dengan materi yang akan diajarkan. c. Memperbanyak contoh dan non contoh,
sebagai jalan untuk memperkaya khasanah pengetahuan siswa tentang materi yang
akan dipelajari. d. Pembimbingan pembelajaran yang aktif selama proses pembelajaran.
Menurut (Suherman.1994) model pemerolehan konsep merupakan model yang sangat
efisien untuk menyajikan informasi yang teroganisasi dalam berbagai bidang studi.
Salah satu keunggulan model pemerolehan konsep ini adalah meningkatkan
kemampuan untuk belajar lebih mudah dan lebih efektif. Bahkan dikatakan dari hasil
kajian keberlakuan model pemerolehan konsep diperoleh petunjuk yang meyakinkan
secara akademis dan praktis, bahwa model pemerolehan konsep dapat digunakan
untuk sasaran belajar dari berbagai usia.
Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep adalah proses mengidentifikasi dan
mendefinisikan. model Pembelajaran Pemerolehan Konsep (Concept Attainment Model)
adalah model pembelajaran induktif yang dirancang membantu siswa segala umur
untuk belajar konsep sekaligus mempraktikkan keterampilan berpikir analitis(dalam
Arends, 2008). Hasil belajar yang dapat dicapai menggunakan model pemerolehan
konsep ini adalah (a) Konsep khusus/tertentu, (b) Hakikat konsep, (c) Penalaran logis
dan berpikir tingkat tinggi, serta (d) Keterampilan komunikasi.
Daftar Pustaka
Annurrahman.2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Arends. R. L. 2008. Belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka pelajar
Bruce,dkk.2011. Models Of Teachings. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar. Bandung : Erlangga.
Eggen, dkk.1998. Methods For Teaching, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Uno,Hamzah.2008. Model pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala,Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Suherman, E. 1994. Evaluasi proses dan hasil belajar matematika modul 1-6. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Widoko .2001. Model Pembelajaran Konsep. Surabaya: University Press IKIP Surabaya

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
Nastiti Rahajeng
 
contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentik
Tuti Lestari
 
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester II
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester IISilabus IPA SD Kelas 5 Semester II
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester II
Tri Suwandi
 
RPP TEMA 4 Peduli Lingkungan Sosial Subtema 2 Permasalahan di Lingkungan Sosial
RPP TEMA 4 Peduli Lingkungan Sosial Subtema 2 Permasalahan di Lingkungan SosialRPP TEMA 4 Peduli Lingkungan Sosial Subtema 2 Permasalahan di Lingkungan Sosial
RPP TEMA 4 Peduli Lingkungan Sosial Subtema 2 Permasalahan di Lingkungan Sosial
riska dameria
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
NurulyDybala1
 

Was ist angesagt? (20)

(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
(18) RPP PKn pengamalan sumpah pemuda 3A
 
Penilaian Produk
Penilaian ProdukPenilaian Produk
Penilaian Produk
 
Oliva
OlivaOliva
Oliva
 
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
 
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan PresentasiFormat Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
Format Penilaian Keterampilan Peserta Didik Diskusi dan Presentasi
 
contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentik
 
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Kko indikator HOTS
Kko indikator HOTSKko indikator HOTS
Kko indikator HOTS
 
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester II
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester IISilabus IPA SD Kelas 5 Semester II
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester II
 
Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya Topik 6 Ruang Kolaborasi....
Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya Topik 6 Ruang Kolaborasi....Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya Topik 6 Ruang Kolaborasi....
Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya Topik 6 Ruang Kolaborasi....
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
RPP PKn kelas IV semester 2
RPP PKn kelas IV semester 2RPP PKn kelas IV semester 2
RPP PKn kelas IV semester 2
 
RPP TEMA 4 Peduli Lingkungan Sosial Subtema 2 Permasalahan di Lingkungan Sosial
RPP TEMA 4 Peduli Lingkungan Sosial Subtema 2 Permasalahan di Lingkungan SosialRPP TEMA 4 Peduli Lingkungan Sosial Subtema 2 Permasalahan di Lingkungan Sosial
RPP TEMA 4 Peduli Lingkungan Sosial Subtema 2 Permasalahan di Lingkungan Sosial
 
Koneksi Antar Materi-PB-T4.pdf
Koneksi Antar Materi-PB-T4.pdfKoneksi Antar Materi-PB-T4.pdf
Koneksi Antar Materi-PB-T4.pdf
 
Model Pembelajaran Kooperatif
Model  Pembelajaran KooperatifModel  Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelasPengelolaan kelas
Pengelolaan kelas
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
 

Ähnlich wie Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep

Makalah kuliah model_pembelajaran[1]
Makalah kuliah model_pembelajaran[1]Makalah kuliah model_pembelajaran[1]
Makalah kuliah model_pembelajaran[1]
anafeb
 
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungModel Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran Langsung
Rose Lind
 
Model pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaranModel pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaran
Azief Ramoz
 

Ähnlich wie Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep (20)

Pendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranPendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaran
 
Manajemen kurikulum 2014
Manajemen kurikulum 2014Manajemen kurikulum 2014
Manajemen kurikulum 2014
 
Modul pekerti scl hobri
Modul pekerti scl hobriModul pekerti scl hobri
Modul pekerti scl hobri
 
Modul model pembelajaran
Modul model pembelajaran Modul model pembelajaran
Modul model pembelajaran
 
Tajuk 6 Model-Model pengajaran.pptx
Tajuk 6 Model-Model pengajaran.pptxTajuk 6 Model-Model pengajaran.pptx
Tajuk 6 Model-Model pengajaran.pptx
 
Tajuk 6 Model-Model pengajaran.pptx
Tajuk 6 Model-Model pengajaran.pptxTajuk 6 Model-Model pengajaran.pptx
Tajuk 6 Model-Model pengajaran.pptx
 
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
 
Model-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjini
Model-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjiniModel-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjini
Model-model Pembelajaran Bahasa arab zaman modern dengan teknologi terjini
 
Makalah kuliah model_pembelajaran[1]
Makalah kuliah model_pembelajaran[1]Makalah kuliah model_pembelajaran[1]
Makalah kuliah model_pembelajaran[1]
 
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungModel Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran Langsung
 
Model pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaranModel pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaran
 
Model pencapaian konsep
Model pencapaian konsepModel pencapaian konsep
Model pencapaian konsep
 
Makalah tp oke acc
Makalah tp oke accMakalah tp oke acc
Makalah tp oke acc
 
PPt_Desain_Pembelajaran.pptx
PPt_Desain_Pembelajaran.pptxPPt_Desain_Pembelajaran.pptx
PPt_Desain_Pembelajaran.pptx
 
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
Model pengkur
Model pengkurModel pengkur
Model pengkur
 
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
 
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
 

Kürzlich hochgeladen

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 

Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep

  • 1. MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP MAKALAH Oleh Kelompok 5: Vina Millah M (17030174041) Renata Nurlaily R.J (17030174048) Prisa Tri Setya W (17030174062) Nabila Kartika S (17030174093) Sisva Lestari Mangiri (17030174085) DAFTAR ISI A. Pengertian Model Pembelajaran Pencapaian Konsep....................................................1 B. Karakteristik Model Pembelajaran Pencapaian Konsep................................................2 C. Strategi Model Pembelajaran Pencapaian Konsep .........................................................5 D. Tujuan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep ..........................................................5 E. Sintaks Model Pembelajaran Pencaipan Konsep ............................................................6 F. Tipe dan Tingkatan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep ...................................6 G. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep ....................10 H. Dampak Model Pembelajaran Pencapaian Konsep .......................................................10
  • 2. PEMBAHASAN A. Pengertian Pencapaian Konsep (Concept Attainment) Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksnakann aktivitas belajar mengajar(Sagala,Syaiful.2010). Menurut (Burce,dkk.2011) mengatakan “model pencapaian konsep merupakan proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori” Concept Attainment berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dua kata, yaitu concept dan attainment. Dalam bahasa Indonesia concept berarti konsep. Attainment berarti pencapaian. Concept attainment dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau proses untuk mencapai suatu konsep. Model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Model pembelajaran ini dapat diterapkan untuk semua umur, dari anak- anak sampai orang dewasa. Model pembelajaran ini lebih tepat digunakan ketika penekanan pembelajaran lebih dititikberatkan pada pengenalan konsep baru, sehingga dapat melatih kemampuan berfikir induktif dan melatih berfikir analisis (Hamzah.2008). “Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif, jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan (konsep, teori, definisi, dan sebagainya) melalui contoh-contoh yang menggambarkan (mewakili) aturan yang menjadi sumbernya”. Dengan kata lain, siswa dibimbing secara induktif untuk memahami suatu kebenaran umum. Model pembelajaran concept attainment mensyaratkan adanya sajian contoh-contoh negatif (salah) dan contoh positif (benar) penerapan konsep yang diajarkan, kemudian dengan mengamati contoh-contoh diperoleh definisi konsep-konsep tersebut. Hal yang paling utama diperhatikan dalam penggunaan model ini adalah pemilihan contoh yang tepat, untuk konsep yang diajarkan, yaitu contoh tentang hal-hal yang akrab dengan siswa (Hamzah.2008). Model pembelajaran Concept Attainment adalah model pembelajaran yang di rancang untuk menata atau menyusun data sehingga konsep-konsep penting dapat dipelajari secara tepat dan efisien. Model ini memiliki pendangan bahwa para siswa tidak hanya di tuntut untuk mampu membentuk konsep melalui proses pengklasifikasikan data akan tetapi mereka juga harus dapat membentuk susunan konsep dengan kemampuan sendiri (Annurrahman.2009). Kesimpulan model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar yang menggunakan contoh atau data untuk mengajarkan konsep kepada
  • 3. siswa, dimana guru mengawali pengajaran dengan menyajikan contoh atau data, kemudian guru meminta siswa untuk mengamati contoh atau data tersebut. B. Karakteristik Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Pembelajaran pencapaian konsep (concept attainment) banyak melibatkan operasi mental siswa. Menurut (Bruce,dkk.2011) pengajaran konsep menyediakan kemungkinan–kemungkinan untuk menganalisis proses-proses berpikir siswa dan membantu mereka mengembangkan strategi-strategi yang lebih efektif. Dari pernyataan Joyce tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran pencapaian konsep menekankan pada proses mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Lebih jauh (Bruce,dkk.2011) mengungkapkan dalam pencapaian konsep dikenal istilah seperti contoh (exemplar) dan sifat (attribute) dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Contoh-contoh Contoh-contoh merupakan bagian kecil dari koleksi data atau perangkat data. 2. Sifat-sifat Sifat-sifat merupakan fitur-fitur atau karakteristik yang melekat pada contoh-contoh. Penggunaan model pembelajaran pencapaian konsep diawali dengan pemberian contoh-contoh aplikasi konsep yang akan diajarkan, kemudian dengan mengamati contoh-contoh dan menurunkan definisi dari konsep-konsep tersebut. Hal yang paling utama yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan model pembelajaran ini adalah pemilihan contoh yang tepat untuk konsep yang diajarkan, yaitu contoh tentang hal-hal yang akrab dengan siswa. Pada prinsipnya, model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar yang menggunakan data untuk mengajarkan konsep kepada siswa, dimana guru mengawali pengajaran dengan cara menyajikan data atau contoh, kemudian guru meminta kepada siswa untuk mengamati dan menguji data atau contoh tersebut. Model pembelajaran pencapaian konsep ini dapat membantu siswa pada semua tingkatan usia dalam memahami tentang konsep dan latihan pengujian hipotesis (Bruce,dkk.2011). Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran pencapaian konsep yaitu; (1) menentukan tingkat pencapaian konsep, dan (2) analisis konsep. 1. Menentukan Tingkat Pencapaian Konsep
  • 4. Tingkat pencapaian konsep (concept attainment) yang diharapkan dari siswa sangat tergantung pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Ada siswa yang belajar konsep pada tingkat konkret rendah atau tingkat identitas, ada pula siswa yang mampu mencapai konsep pada tingkat klasifikatori atau tingkat formal. 2. Analisis Konsep Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk membantu guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran pencapaian konsep. Untuk melakukan analisis konsep guru hendaknya memperhatikan beberapa hal antara lain: (1) nama konsep, (2) attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute variabel dari konsep, (3) definisi konsep, (4) contoh-contoh dan noncontoh dari konsep, dan (5) hubungan konsep dengan konsep-konsep lain. Menurut (bruce,dkk.2011) mengemukakan bahwa model pembelajaran pencapaian konsep memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1) Tahap-tahap pelaksanaan Tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran pencapaian konsep ialah tahap- tajap kegiatan dari model pembelajaran pencapaian konsep. Model pembelajaran pencapaian konsep memiliki tiga fase kegiatan yaitu : a) Fase pertama : penyajian data dan identifikasi konsep i.Pengajar menyajikan contoh yang telah diberi nama konsep. ii.Siswa membandingkan ciri-ciri dalam contoh dan non contoh. iii.Siswa membuat dan menguji hipotesis. iv.Siswa membuat definisi tentang konsep atas ciri-ciri esensial b) Fase kedua : pengujian pencapaian konsep i. Siswa mengidentifikasi contoh yang tidak diberi nama konsep dengan menyatakan “ya” atau “bukan”. ii. Pengajar menegaskan hipotesis, nama konsep dan menyatakan kembali definisi konsep yang sesuai dengan ciri-ciri esensial. iii. Siswa membuat (memberikan) contoh. c) Fase ketiga : analisis strategi berfikir i.Siswa mengungkapkan pemikirannya. ii.Siswa mendiskusikan hipotesis dan ciri-ciri konsep. iii.Siswa mendiskusikan tipe dan macam hipotesis.
  • 5. 2) Sistem sosial Sistem sosial model pembelajaran pencapaian konsep ialah situasi atau suasana, dan norma yang berlaku dalam model pencapaian konsep. Model ini memiliki struktur yang moderat. Pengajar melakukan pengendalian terhadap aktivitas siswa, tetapi dapat dikembangkan menjadi kegiatan dialog bebas dalam fase itu. Dengan pengorganisasian kegiatan itu, diharapkan siswa akan lebih memperhatikan inisiatifnya untuk melakukan proses induktif, bersamaan dengan bertambahnya pengalaman dalam melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar. 3) Prinsip-prinsip pengelolaan /reaksi Prinsip-prinsip pengelolaan /reaksi dari model pembelajaran pencapaian konsep adalah a. memberikan dukungan dengan menitikberatkan pada sifat hipotesis dari diskusi-diskusi yang berlangsung, b. memberikan bantuan kepada siswa dalam mempertimbangkan hipotesis, c. memusatkan perhatian siswa terhadap contoh-contoh yang spesifik, d. memberikan bantuan kepada siswa dalam mendiskusikan dan menilai strategi berfikir yang mereka pakai. 4) Sistem pendukung Sistem pendukung model pembelajaran pencapaian konsep ialah segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model pembelajaran pencapaian konsep. Sarana pendukung yang diperlukan dapat berbentuk gambar, foto, diagram, slide, tape, LKS, dan data yang terpilih dan terorganisasikan dalam bentuk unit-unit yang berfungsi memberikan contoh-contoh. Sistem yang diperlukan dalam model pembelajaran pencapaian konsep ini adalah sistem yang banyak memberikan contoh dan bukan contoh. Sistem pendukung ini diperlukan agar siswa melihat contoh yang cukup, dan pada akhirnya menguasai konsep yang terdapat pada contoh-contoh tersebut. Jadi, siswa bukan menemukan konsep baru, tetapi menguasai konsep- konsep yang sudah ada, melalui pengamatan terhadap contoh-contoh. Jadi menurut penulis model pembelajaran pencapaian konsep dapat dikatakan model pembelajaran yang dirancang untuk menata, atau menyusun data sehingga konsep-konsep penting dapat dipelajari secara tepat dan efisien, dimana model ini memiliki pandangan bahwa, para siswa tidak hanya dituntut untuk mampu membentuk konsep melalui proses pengklasifikasian data, akan tetapi mereka juga harus dapat membentuk susunan konsep dengan kemampuannya sendiri. C. Strategi Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Strategi-strategi pembelajaran Concept Attainment menurut (Bruce,dkk.2011) : Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengamati dan memperoleh informasi tentang strategi yang digunakan siswa untuk memperoleh suatu konsep. Pertama, setelah suatu konsep diperoleh, kita dapat meminta mereka menceritakan pemikirannya
  • 6. agar latihan terus berlangsung. Misalnya dengan penggambaran gagasan yang mereka munculkan, sifat apa yang mereka fokuskan, dan memodifikasi apa yang mereka buat. Kedua, kita dapat meminta siswa untuk menulis hepotesis mereka. Selain itu, mereka diminta menyerahkan pada kita suatu catatan yang dapat kita analisis. D. Tujuan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Penerapan pembelajaran model pemerolehan konsep mengandung dua tujuan utama yaitu : 1. Tujuan Isi Tujuan isi model konsep menurut (Eggen,dkk.1998) bahwa, lebih efektif untuk memperkaya suatu konsep dari pada belajar pemula (initial learning). Dan juga akan efektif dalam membantu siswa memahami hubungan-hubungan antara konsep-konsep yang terkait erat dan digunakan dalam bentuk review. Dengan kata lain, penggunaan model ini akan lebih efektif jika siswa sudah memiliki pengalaman tentang konsep yang akan dipelajari itu. Bukan siswa yang benar-benar baru mempelajari konsep tersebut. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model pencapaian konsep berkaitan dengan tujuan isi tersebut, yaitu : a. Model pencapaian konsep didesain khusus untuk mengajarkan konsep secara eksklusif. Jadi berfokus semata-mata pada pembelajaran konsep. b. Siswa yang diajari suatu konsep dengan menggunakan model pencapaian konsep harus memiliki latar belakang pengetahuan tentang konsep tersebut. 2. Tujuan pengembangan berpikir kritis siswa Model pencapaian konsep menurut (Eggen,dkk.1998) lebih memfokuskan pada pengembangan berpikir keritis siswa dalam bentuk menguji hipotesis. Dalam pembelajaran harus ditekankan pada analisis siswa terhadap hipotesis yang ada dan mengapa hipotesis itu diterima, dimodifikasi, atau ditolak. Siswa harus dilatih dalam menciptakan jenis-jenis kesimpulan, seperti membuat contoh penyangkal atau non- contoh, dan sebagainya. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus ditekankan pada dua aspek tersebut, yaitu pengembangan konsep dan relasi-relasi antara konsep yang terkait erat, serta latihan berpikir keritis terutama salam merumuskan dan menguji hipotesis. Aspek penting dalam perencanaan pelajaran adalah guru harus mengetahui persis apa yang diinginkan dari siswanya. Hasil belajar yang dapat dicapai menggunakan model pemerolehan konsep ini adalah Konsep khusus/tertentu, Hakikat konsep, Penalaran logis dan berpikir tingkat tinggi, serta Keterampilan komunikasi. E. Sintak Pembelajaran Concept Attainment Model pembelajaran concept attainment dilakukan melalui fase-fase yang dikemas dalam bentuk sintaks. Adapun sintaksnya dibagi ke dalam tiga fase, yakni (1) Presentasi Data dan Identifikasi Data; (2) menguji pencapaian dari suatu konsep; dan (3) analisis berpikir strategi.
  • 7. Untuk memperjelasnya, (Bruce,dkk.2011) Mengemukakan penjelasan mengenai tahap-tahap model pembelajaran concept attainment, sebagai berikut : Tahap Bentuk Kegiatan Penyajian data dan identifikasi konsep  Guru menyajikan contoh yang telah dilabeli (tiap contoh sudah dikelompokkan sendiri-sendiri antara contoh positif dan negatif).  Siswa membandingkan sifat-sifat/ ciri- ciri dalam contoh-contoh positif dan contoh-contoh negatif.  Siswa menjelaskan sebuah definisi menurut sifat-sifat/ ciri-ciri yang paling esensial. Pengujian pencapaian konsep  Siswa mengidentifikasi contoh-contoh tambahan yang tidak dilabeli dengan tanda ya atau tidak.  Guru menguji hipotesi, menamai konsep, dan menyatakan kembali definisi menurut sifat-sifat/ ciri-ciri yang palinf esensial.  Siswa membuat contoh-contoh Analisis strategi pemikiran  Siswa mendeskripsikan pemikiran- pemikirannya.  Siswa mendiskusikan peran sifat-sifat dan hipotesis-hipotesis  Siswa mendiskusikan jenis dan ragam hipotesis Fase I. Presentasi data dan identifikasi data. Pada fase I, guru mempresentasikan data kepada siswa. Setiap unit data contoh dan non-contoh setiap konsep dipisahkan. Unit-unit dipresentasikan dengan cara berpasangan. Data dapat berupa peristiwa, masyarakat, objek, cerita, gambar atau unit lain yang dapat dibedakan. Siswa dapat bertanya untuk membandingkan dan menjastifikasi atribut tentang perbedaan contoh-contoh. (Bruce,dkk.2010) menyatakan
  • 8. bahwa pembelajar (siswa) diberitahu bahwa seluruh contoh positif memiliki satu gagasan umum, tugas mereka adalah mengembangkan suatu hipotesis tentang sifat dari konsep tersebut. Pada bagian akhir fase ini siswa dapat ditanya tentang hipotesis yang disusunnya dan menyatakan aturan yang telah dibuatnya atau mendefinisikan konsepnya menurut attribute yang bersesuaian dari contoh-contoh yang diberikan. Hipotesis ini tidak perlu dikonfirmasikan hingga fase berikutnya. Fase II. Menguji pencapaian dari suatu konsep. Pada fase II, siswa menguji penemuan konsep mereka, pertama-tama dengan cara mengidentifikasi secara tepat contoh-contoh tambahan yang belum diberi nama dan kemudian membangkitkan contoh-contohnya sendiri (Bruce,dkk.2011). Menguji penemuan konsep dapat dilakukan juga melalui sebuah eksperimen yang akan menunjukkan secara langsung prilaku dari contoh-contoh yang diuji, sehingga siswa dapat langsung merumuskan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskannya diawal. Selanjutnya guru (dan siswa) dapat membenarkan atau tidak membenarkan hipotesis mereka, merevisi pilihan konsep atau sifat-sifat yang mereka tentukan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan konsep yang diperoleh dari perumusan hipotesis dan pengujiannya melalui eksperimen dengan konsep yang dikembangkan ilmuan. Atau dengan kata lain, dilakukan perbandingan antara ide yang dimunculkan siswa dengan ide ilmuan. Fase III. Analisis Strategi – Strategi Berpikir. Pada fase III, siswa menganalisis strategi-strategi dengan segala hal yang mereka gunakan untuk mencapai konsep (Bruce, dkk, 2011). Setelah membandingkan idenya dengan ide ilmuan, siswa telah mendapatkan gambaran apakah strategi berpikir yang digunakannya untuk merumuskan hipotesis dan pengujian akan membawa pemikirannya menuju konsep yang benar. Secara bertahap siswa dapat membandingkan keefektifan dari berbagai strategi yang telah digunakannya. Kemudian siswa dapat mengkonstruksikan konsep yang baru didapatnya kedalam pengetahuannya.
  • 9. F. Tipe dan Tingkatan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Ada tiga tipe model pembelajaran Concept Attainment, yakni : a) model perolehan konsep berorientasi menerima b) model perolehan konsep berorientasi seleksi ; dan c) model materi tidak terorganisasi. model perolehan konsep berorientasi menerima untuk menepatkan peserta didik kurang aktif belajar dan guru lebih dominan sebagai sumber belajar. model perolehan konsep berorientasi seleksi menepatkan peserta didik sebagai pembelajar aktif dalam memperoleh konsep. model materi tidak terorganisasi menggunakan metode diskusi kelompok dalam upaya memperoleh konsep. Sedangkan untuk tingkatan pencapaian konsep dibagi menjadi empat (Dahar, 1996) adalah sebagai berikut: 1. Tingkat konkret Pencapaian tingkat ini ditandai dengan adanya pengenalan anak terhadap suatu benda yang pernah ia kenal. Misalnya pada suatu saat anak bermain kelereng dan pada waktu yang lain dengan tempat yang berbeda ia menemukan lagi kelereng, lalu ia bisa mengidentifikasi bahwa itu adalah kelereng maka anak tersebut sudah mencapai tingkat konkret. Dengan demikian dapat dikatakan juga anak mampu membedakan stimulus yang ada di lingkungannya terhadap kelereng tersebut. Pada saat ini anak sudah mampu menyimpan gambaran mental dalam struktur kognitifnya. 2. Tingkat identitas Seseorang dapat dikatakan telah mencapai tingkat konsep identitas apabila ia mengenal suatu objek setelah selang waktu tertentu, memiliki orientasi ruang yang berbeda terhadap objek itu, atau bila objek itu ditentukan melalui suatu cara indra yang berbeda. Misalnya mengenal kelereng dengan cara memainkannya, bukan hanya dengan melihatnya lagi. 3. Tingkat klasifikatori Pada tingkat ini anak sudah mampu mengenal persamaan dari contoh yang berbeda tetapi dari kelas yang sama. Misalnya anak mampu membedakan antara apel yang masak dengan apel yang mentah. 4. Tingkat formal Pada tingkat ini anak sudah mampu membatasi suatu konsep dengan konsep lain, membedakannya, menentukan ciri-ciri, memberi nama atribut yang membatasinya, bahkan sampai mengevaluasi atau memberikan contoh secara verbal.
  • 10. G. Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep Dalam pembelajaran model pencapaian konsep untuk membangun sebuah konsep maka diharapkan siswa dapat mengingat kembali konsep sebelumnya yang telah dipelajari sebelumnya serta dapat mebangun sebuah keterkaitan antara konsep yang baru dengan konsep sebelumnya. Setiap model pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk itu diperlukan kreativitas seorang pengajar untuk memilih salah satu jenis model pembelajaran jika akan melaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam memilih model pembelajaran akan menyebabkan pembelajaran tidak efektif dan materi yang diajarkan sulit dimengerti oleh setiap peserta didik. Berikut dalah kelebihan dan kekurangan model peraihan konsep menurut (Widoko;2001) : 1) Kelebihan model pembelajaran concept attainment, sebagai berikut: a. Guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari oleh siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran. b. Concept attainment melatih konsep siswa, menghubungkannya pada kerangka yang ada, dan menghasilkan pemahaman materi yang lebih mendalam. c. Concept attainment meningkatkan pemahaman konsep pengetahuan siswa. 2) Kekurangan model pembelajaran concept attainment, sebagai berikut: a. Siswa yang memiliki kemampuan pemahaman rendah akan kesulitan untuk mengikuti pelajaran, karena siswa akan diarahkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan. b. Tingkat keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh penyajian data yang disajikan oleh guru. H. Dampak Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut ada beberapa langkah yang diambil yakni: a. Memberi penugasan awal sebelum pembelajaran, dengan cara memberi soal agar dikerjakan di rumah sebelum pembelajaran dilakukan. b. Memberi tugas mencari fenomena alam yang menurut siswa sesuai dengan materi yang akan diajarkan. c. Memperbanyak contoh dan non contoh, sebagai jalan untuk memperkaya khasanah pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari. d. Pembimbingan pembelajaran yang aktif selama proses pembelajaran. Menurut (Suherman.1994) model pemerolehan konsep merupakan model yang sangat efisien untuk menyajikan informasi yang teroganisasi dalam berbagai bidang studi.
  • 11. Salah satu keunggulan model pemerolehan konsep ini adalah meningkatkan kemampuan untuk belajar lebih mudah dan lebih efektif. Bahkan dikatakan dari hasil kajian keberlakuan model pemerolehan konsep diperoleh petunjuk yang meyakinkan secara akademis dan praktis, bahwa model pemerolehan konsep dapat digunakan untuk sasaran belajar dari berbagai usia. Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep adalah proses mengidentifikasi dan mendefinisikan. model Pembelajaran Pemerolehan Konsep (Concept Attainment Model) adalah model pembelajaran induktif yang dirancang membantu siswa segala umur untuk belajar konsep sekaligus mempraktikkan keterampilan berpikir analitis(dalam Arends, 2008). Hasil belajar yang dapat dicapai menggunakan model pemerolehan konsep ini adalah (a) Konsep khusus/tertentu, (b) Hakikat konsep, (c) Penalaran logis dan berpikir tingkat tinggi, serta (d) Keterampilan komunikasi. Daftar Pustaka Annurrahman.2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Arends. R. L. 2008. Belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka pelajar Bruce,dkk.2011. Models Of Teachings. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar. Bandung : Erlangga. Eggen, dkk.1998. Methods For Teaching, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Uno,Hamzah.2008. Model pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sagala,Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Suherman, E. 1994. Evaluasi proses dan hasil belajar matematika modul 1-6. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Widoko .2001. Model Pembelajaran Konsep. Surabaya: University Press IKIP Surabaya