Dokumen tersebut membahas tentang Pengantar Filsafat Ilmu yang mencakup pengertian filsafat ilmu, perbedaan antara filsafat dan ilmu, bidang kajian filsafat ilmu, dan hubungan antara filsafat dengan ilmu."
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
FILSAFAT ILMU
1. Dosen pengampu : Dr.Sigit Sardjono, M.S
PENGANTAR
FILSAFAT ILMU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TAHUN AJARAN 2022
Disusun oleh :
1212100122 Regista Annisa U.W
1212100140 Satya anugrah R
1212100125 Wa Ode Nurfida
2. PENDAHULUAN
Filsafat Ilmu ialah bagian filsafat yang mengkaji hakekat ilmu, atau ilmu yg membahas
landasan ilmu secara filsafat (Mansur 2018:40). Widyawati (2013.94) berpendapat
bahwa “peran filsafat ilmu adalah untuk menjelaskan hakikat ilmu yg mempunyai
banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yg padu mengenai
berbagai fenomena alam yg telah menjadi objek ilmu itu sendiri, selain itu filsafat ilmu
juga dapat melatih cara berfikir menjadi kritis”. Atmaja (2020:20) menegaskan “peran
filsafat ilmu sangat penting untuk memberikan Batasan secara realistis dan logis untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan agar tidak merugikan manusia , alam, dan
lingkungan. Pemhaman mendasar mengenai filsfat ilmu diharapkan akan berguna untuk
memberi arah dan dasar dalam menentukan kebijakan kebijakan yg mengatur
kepentingan masyarkat secara umum, maupun yg berkaitan dengan pengembangan
ilmu pengetahuan di masa mendatang (Astuti 2020:3)
3. DAFTAR ISI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
COVER
PENDAHULUAN
BAB 1
(ilmu, filsafat, dan teologi)
BAB 2
(ilmu dan filsafat)
BAB 3
(perlunya mahasiswa belajar filsafat)
BAB 4
(pengetahuan dan ilmu pengetahuan)
BAB 5
(keberadaan manusia dilihat
Dari sisi filsafat)
BAB 6
(Siapakah manusia?)
BAB 7
(Ikthiar sejarah pemikiran filsafat)
BAB 8
(filsafat kebenaran)
BAB 9
(keberadaan manusia dilihat dr sisi filsafat)
BAB 10
(filsafat Pancasila)
11
12
6. 1.
MANUSIA
BERTANYA
Manusia selalu bertanya mengenai apa yang ada
disekitarnya. Dalam setiap pertanyaan yang ingin
diucapkan, manusia tentu berharap ada jawaban
yang didapat. Tidak jarang juga menggunakan
panca indera yang dimiliki untuk sekedar tau
apakah pertanyaan yang diucapkan dapat dijawab
oleh akal pikiran atau tidak. Contoh halnya saat
bertanya mengenai agama seperti tujuan
kehidupan, apa itu kehidupan dan kematian, serta
apa yang akan didapat setelah kematian. Dan
semua manusia dengan agama apapun akan
berfikir pertanyaan yang sama untuk
mendapatkan jawaban.
7. 2.
MANUSIA
BERFILSAFA
T
• Manusia menggunakan akal budi dan pikirannya
untuk mencari tahu apa yang terjadi dan untuk
menjawab segala pertanyaan yang diucapkan.
Dalam proses pencari tahuan mengenai suatu hal
ini bila prosesnya memiliki ciri-ciri metodis, sistematis,
dan cara mendapatkannya dapat dipertanggung-
jawabkan, maka lahirlah ilmu pengetahuan.
• Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun
metodis, sistematis dan koheren tentang suatu
bidang tertentu dari kenyataan, dan yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut.
8. Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis
dan koheren tentang seluruh kenyataan (realitas).
Filsafat merupakan refleksi rasional (fikir) atas
keseluruhan realitas untuk mencapai hakikat
(kebenaran) dan memperoleh hikmat (kebijaksanaan).
Tiap jenis abstraksi melahirkan satu jenis ilmu
pengetahuan dalam bangunan pengetahuan yang
pada waktu itu disebut filsafat:
Aras abstraksi pertama - fisika. Kita mulai
berfikir kalau kita mengamati.
Aras abstraksi kedua - matesis. Dalam
proses
abstraksi selanjutnya, kita dapat melepaskan
diri dari materi yang kelihatan.
9. Aras abstraksi ketiga - teologi atau “filsafat
pertama”. Kita dapat meng-"abstrahere" dari semua
materi dan berfikir tentang seluruh kenyataan,
tentang asal dan tujuannya, tentang asas
pembentukannya, dsb.
● Secara singkat, filsafat mencakup “segalanya”.
Filsafat datang sebelum dan sesudah ilmu
pengetahuan; disebut “sebelum” karena semua ilmu
pengetahuan khusus mulai sebagai bagian dari
filsafat dan disebut “sesudah” karena ilmu
pengetahuan khusus pasti menghadapi pertanyaan
tentang batas-batas dari kekhususannya.
10. 3. MANUSIA
BERTEOLOGI
Teologi adalah : pengetahuan
metodis, sistematis dan koheren
tentang seluruh kenyataan
berdasarkan iman. Secara
sederhana, iman dapat
didefinisikan sebagai sikap manusia
dihadapan Tuhan(Allah).
Yang mutlak dan Yang kudus, yang diakui
sebagai Sumber segala kehidupan di alam
semesta ini. Iman itu ada dalam diri
seseorang antara lain melalui Pendidikan,
tetapi dapat juga melalui usaha sendiri
Iman seseorang terwujud dalam sikap,
perilaku dan perbuatannya, terhadap
sesamanya dan terhadap lingkungan
hidupnya.
Sebagai ilmu, teologi merefleksikan
hubungan Allah dan manusia.
Manusia berteologi karena ingin
memahami imannya dengan
cara lebih baik, dan ingin
mempertanggungjawabkannya.
11. 4. Obyek material
dan
obyek formal
●Ilmu filsafat memiliki obyek material dan
obyek formal.
• Obyek material adalah apa yang dipelajari
dan dikupas sebagai bahan (materi)
pembicaraan
• Obyek formal adalah cara pendekatan yang
● dipakai atas obyek material, yang sedemikian
● khas sehingga mencirikan atau
mengkhususkan
● bidang kegiatan yang bersangkutan.
●Dalam filsafat, ada filsafat pengetahuan.
"Segala manusia ingin mengetahui", itu kalimat
pertama Aristoteles dalam Metaphysica. Tugas
filsafat ini adalah menyoroti gejala itu
berdasarkan sebab- musabab pertamanya.
Filsafat menggali "kebenaran”, "kepastian“,
"obyektivitas“, "abstraksi", "intuisi", dari mana
asal pengetahuan dan kemana arah
pengetahuan.
12. 5. Cabang-
cabang
filsafat
Filsafat tentang pengetahuan:
obyek material: pengetahuan ("episteme")dan
kebenaran Epistemologi, logika, kritik ilmu-ilmu.
Filsafat tentang seluruh keseluruhan kenyataan:
obyek material : eksistensi (keberadaan) dan
esensi (hakekat) metafisika umum (ontologi),
metafisika khusus: antropologi (tentang
manusia), kosmologi (tentang alam semesta),
teodise (tentang tuhan).
Filsafat tentang nilai-nilai yang terdapat dalam
sebuah tindakan: obyek material : kebaikan
dan keindahan etika, estetika.
13. Sejarah Filsafat
Dari beberapa pemaparan mengenai filsafat tentang
pengetahuan. Dipertanyakan: Apa itu pengetahuan?
Dari mana asalnya? Apa ada kepastian dalam
pengetahuan, atau semua hanya hipotesis atau
dugaan belaka?
Ada banyak ilmu, ada pohon ilmu-ilmu, yaitu
tentang bagaimana ilmu yang satu berkait dengan
ilmu lain.
Disebut pohon karena dimengerti pastilah ada ibu (akar)
dari semua ilmu
Menurut cara pendekatannya, dalam filsafat dikenal ada
banyak aliran filsafat: eksistensialisme, fenomenologi,
nihilisme, materialism dan sebagainya.
14. 6. Refleksi rasional dan
refleksi imani
Ketika bangsa Yunani mulai membuat refleksi atas persoalan-persoalan
yang sekarang menjadi obyek material dalam filsafat dan bahkan
ketika hasil-hasil refleksi itu dibukukan dalam naskah-naskah yang
sekarang menjadi klasik, bangsa Israel telah memiliki sejumlah naskah.
Naskah-naskah itu pada hakekatnya merupakan hasil refleksi juga,
oleh para bapa bangsa itu
Kedua refleksi itu berbeda dalam banyak hal. Refleksi tokoh-tokoh
Yunani itu (misal Plato dan Aristoteles) mengandalkan akal dan
merupakan cetusan penolakan mereka atas mitologi (faham yang
menggambarkan dunia sebagai senantiasa dikuasai oleh para dewa
dan dewi). Sebaliknya, refleksi para bapa bangsa Israel itu (misal:
Musa yang umumnya diterima sebagai penulis 5 kitab pertama
Perjanjian Lama) merupakan ditopang oleh kalbu karena merupakan
cetusan penerimaan bangsa Israel
Sesungguhnya, berefleksi merupakan ciri khas manusia sebagai
pribadi dan dalam kelompok. Refleksi merupakan sarana untuk
mengembangkan spiritualitas dan aktualisasi menjadi manusia yang
utuh, dewasa dan mandiri. Melalui refleksi pula, manusia dan
kelompok-kelompok manusia (yaitu suku dan bangsa) menemukan
jati dirinya, menyadari tempatnya dalam dimensi ruang dan waktu
(dalam sejarah), serta melaksanakan panggilannya untuk membuat
sejarah bagi masa depan.
15. ILMU DAN FILSAFAT
(BEDA FILSAFAT DAN ILMU,
BIDANG KAJIAN DAN HUBUNGAN)
BAB 2
DOSEN PENGAMPU : Dr. Sigit Sardjono, M.S.
16. Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar
sampai pendidikan lajutan seperti perguruan ringgi. Derfilsafat tentang ilmu berarti
kita berterusterang kepada diri kita sendiri. Demikian juga berfilsafat berarti
berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah kita ketahui
PENGERTIAN FILSAFAT
Pengetahuan dimulal dengan rasa Ingin tahu, kepastian dimulai de
ngan rasa ragu-ragu dan
filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah
kita ketahui dan apa yang kita belum tahu.
17. APAKAH FILSAFAT ?
Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seorang yang berpijak di bumi dan
menengadan ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi
Atau seorang, yang berdiri di puncak tinggi, memandang ke ngarai dan lembah di bawahnya.
Kerakteristik berfikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh.
Tujuan berfikir secara kefilsafatan memang memancing keberangan tersebut, namun bukan berang
kepada orang lain, melainkan berang terhadap diri sendiri dan bertenggang rasa terha
dap orang
lain.
18. FILSAFAT
PENDUKUNG
PENGETAHUAN
Filsafat, meminjam pemikiran Will Durant, dapat diibaratkan pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan
pasukan infranteri. pasukan infranteri ini adalah berbagai pengetahuan yang di antaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang
memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan meramban
hutan, yang dapat diandalkan. Setelah penyerahan dilakukan maya filsafatpun pergi. Dia kembali menjelajah laut lepas,
berspekulasi dan meneratas.
Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu terdapat taraf peralihan. Dalam taraf peralihan ini maka bidang penjelajahan
filsafat menjadi lebih sempit, tidak lagi menyeluruh melainkan sektoral.
19. Apakah sebenarnya yang ditelaah filsafat ?
Selaras dengan dasarnya yang spekulatif, maka dia menelaah segala masa-Ian yang mungkin dapat difikirkan
oleh manusia. Filsafat yang sedang pop dewasa ini mungkin mengenai UFO dan apakah cuma kita satu-satunya
manusia yang menghuni semesta ini. Kini selaras dengan usaha peningkatan kemampuan penalaran maka filsafat
ilmu menjadi ngetop.
BIDANG TELAAH
FILSAFAT
20. CABANG-CABANG
FILSAFAT
Kulima cabang utama ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang-
cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian yang lebih spesifik, di
antaranya filsafac ilmu Cabang-cabang yang sekarang dikenal sebagai
bidang yang mempunyai kajian formal ada pokoknya terdiri dari:
1. Epistemologi (Filsafat
Pengetahuan)
2. Etika (Filsafat Moral)
3. Estetika (Filsafat Seni) .
4. Metasifika
5. Politik (Filsafat Pemerintahan)
6. Filsafat Agama
7. Filsafat Pendidikan
8. Filsafat Ilmu
9. Filsafat'llukum
10. Fils'afat Sejarah
11. Filsafat.Matematika
21. FILSAFAT
ILMU
Filsafat ilmu merupakan bagian dari Epistemologi (Filsafat Pengetahuan) yang
secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan
cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara
metodologis ilmu tidak membuat perbedaan antara ilmu-ilmu alam dengan
ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang
bersifat khas, maka filsafat ilmu ini seeing dibagi menjadi, filsafat ilmu-ilmu
alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial.
22. KERANGKA TELAAH
BUKU
Buku ini dimaksudkan sebagai pengantar Filsafat ilmu, atau paling tidak dimaksudkan untuk
memhahas heberapa hal yang berkaitan dengan Eilsafat ilmu. Tujuan utama buku yang
bersifat pengantar ini bukanlah untuk memberikan pengkajian teknis secara mundalam dari
tiap bagian yang ditelaah, mclainkan untuk menunjukkan kaitan secara menyeluruh dari
bagian-bagian yang sepintas lalu seakan-akan terpisah. Demikian juga buku ini
dimaksudkan bukan semata-mata untuk meningkatkan pongetahuan kognitif tentang asas-
asas kefilsafatan yang melandasi bidang keilmuan, namun juga aspek efektifitasnya.
Penilaian afektif yang bersifat emosional dan personal akan membangkitkan kecintaan kita,
terhadap ilmu dan sekaligus kebenaran-kebenaran yang dikandungnya.
23. Seseorang yang profesinya mendalami Biologi bila ditanya apakah yang menjadi bidang keahliannya, Mengapa bukan Ilmu Alam,
atau Ilmu-Ilmu Alam? potong penanya yang penasaran, «Ya tidak tabu», kata-nya, «sebab kenyataannya memang begitu,» «Bila
kenyataannya begitu,» sambung si ponanya,« mungapa Biologi tidak disebut ilmu pengetahuan hayat?» «sebab Ilmu
Pengetahuan Hayat itu tidak biasa.» jawab ahli biologi ini mulai tidak sabar, «Jadi», senyum penanya itu sambil meletakkan
kertas Aslinya «mengapa Ilmu Pengetahuan Alam itu tidak disebut ilmu Alam saja?» «sebab», simpul sang ahli biologi sambil
meletakkan kartu truf-nya, «Ilmu Pengetahuan Alam itu dibina oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia». Skenario yang
hipotetis ini menggambarkan kebingungan dalam penggunaan terminologi ilmu pengetahuan, Masalah ini menjadi lebih serius
bila kita membahas hakekat ilmu pengetahuan ini secara filsafati.
ILMU, ILMU PENGETAHUAN ATAU
SAINS?
24. DUA JENIS
KETAHUAN
Ketahuan atau knowledge ini merupakan
terminologi generik yang mencakup segenap bentuk
yang kita ketahui, seperti filsafat, ekonomi, seni
beladiri, cara menyulam dan biologi itu sendiri. Jadi
biologi termasuk dalam ketahuan ("knowledge"),
seperti juga ekonomi, Matematika dan seni.
Untuk Membedakan tiap-tiap bentuk anggota
kolompok ketahuan (knowledge) ini terdapat tiga
kriteria yakni :
Apakah obvek yang ditelaah yang membuahkan ketahuan ("knowledge")
tersebut? Kriteria ini disebut objek ontologis umpamanya raja ekonomi
menelaah hubungan antara manusia dengan benda/jasa dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya dan manajemen menelaah kerjasama
manusia-dalam mencapai' tujuan yang telah disotujui bersama.
Cara apa yang dipakai untuk mendapatkan ketahuan (knowledge)
tersebut; atau dengan perkataan lain, bacjaimana caranya mendapatkan
ketahuan ("knowledge") itu? Kriteria ini disebut landasan enistemologis
yang berbeda untuk setiap bentuk ketahuan manusia.
Untuk apa ketahuan (knowledge) itu dinergunakan, dengan kata lain; nilai
kegunaan apa yang dipunyai olehnya? Kriteria ini disebut landasan
axsiologis yang juga dapat dibedakan untuk setiap jenis ketahuan
("knowledge"). Nilai kegunaan sent pencak jelas berbeda dart nilai
kegunaan filsafat atau fisika nuklir.
1.
2.
3.
25. 1. Alternatif pertama adalah menggunakan "ilmu pengetahuan" untuk "science" dan
"pengetahuan" untuk "knowledge". Walaupun demikian penggunaan ini mempunyai
beberapa kelemahan, yakni, pertama, "knowledge" merupakan terminologi generik dan
"science" adalah anggota kelompok tersebut.
2. Alternatif kedua didasarkan kepada asumsi bahwa ilmu pengetahuan pada dasarnya
adalah dua kata benda, yakni "iimu" dan "pengetahuan" Rangkaian dua kata benda
semacam ini adalah lumrah dalam bahasa Indonesia, seperti emas Perak atau intan
berlian, Dengan demikian kita tinggal nenetapkan mana yang sinonim dengan "science"
dan mana yang sinonim dengan "knowledge".. Dengan demikian maka "social sciences"
kita terjemahkan menjadi "ilmu - ilmu sosial" dan. Kata sifat dari "ilmu" adalah "ilmiah"
atau "keilmuan", metode,yang dipergunakan,dalam kegiatan ilmiah adalah metode
ilmiah .
BEBERAPA ALTERNATIF
26. DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan lawat Adam dan lawa dan setelah itu manusia
harus hidup berbekal pengotahuan ini dia mengetahui yang mana yang benar dan mana yang
salah, yang mana yang baik dan yang mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang
jelek. Manusia adalah satu satunya mahluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-
sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk
kelangsungan hidupnya seekor kera tahu, buah jambu yang mana yang enak. Seekor anak tikus
tahu, kucing yang manis yang ganas.
Semua itu pada hakekatnya, menyimpulkan bahwa manusia itu dalam hidupnya mempunyai tujuan
tertentu yang lebih tinggi dari sekedar mempertahankan kelangsungan hidupnya. Inilah yang
menyebabkan manusia mengcmbangkan pengetahuannya, dan pengetahuan ini jugalah yang
mendorong manusia menjadi mahluk yang bersifat khas di muka bumi. Ilahav yang mampu
mengkomunikasikan informasi dan jalan fikiran yang melatarbelakangi informaal tersebut seekor
beruk bisa saja memberikan informasi kepada kelompoknya bahwa ada segerombolan gorila datang
menyerang, namun bagaimana berkembang bahasanya, dia tidak mampu mengkomunikasikan
kepada beruk-beruk lainnya,jalan fikiran yang analitis mengenai gejala terse-but.
27. HAKEKAT
PENALARAN
Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Manusia pada hakekatnya merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan
tindakannya bersumber pada.pengetahuan yang didapatnya lewat kegiatan mcrasa atau berfikir.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berfikir, dan bukan dengan
perasaan, meskipun seperti dikatakan pascal, hati pun memlaunyai logikanya tersendiri.
Ciri penalaran yang kedua adalah sifat analik dart proses berfikirnya. Penalaran merupakan suatu
kegiatan berfikir yang menyandar kan diri kepada suatu analisis, dan kerangka berfikir yang
dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan.
Penalaran yang akan dikaji dalam studi ini pada pokoknya adalah penalaran ilmiah, sebab usaha kita
dalam mengembangkan kekuatan penalaran merupakan bagian dart usaha untuk meningkatkan mutu
ilmu dan. teknologi. Penalaran ilmiah pada hakekatnya merupakan gabungan dari penalaran
deduktifdaninduktif, yang lebih lanjut masing-masing terkait dengan rasionalisme dan dengan
emoirisme.
28. LOGIKA
Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang membuahkan pengetahuan. Suatu penarikan
kesimpulan haru dianggap sahih kalau proses penarikan kesimpulan itu dilakukan menurut cara
tertentu tersebut, Cara penarikan kesimpulanini disebut logika, yang secara luas dapat
didefinisikan sebadai pengkajian untuk berfikir secara sahih. Loqika indukti berat hubungannya
dengan penarikan kekasus individual nyata menjadi kesimpulan.
Dari kenyataan-kenyataan ini kita dapat
menarik kesimpulan yang bersifat
umum, yakni bahwa semua binatang
mempunyai mata. Kesirnpulan yang
bersifat umum ini penting artinya sebab
memberikan dua keuntungan.
Keuntungan yang pertama ialah bahwa pernyataan yang bersifat umum ini
bersifat ekonomis. Kehidupan yang beraneka.ragam dengan berbagai corak
dan segi dapat direduksikan menjadi beberapa pernyataan, Pengetahuan
yang dikumpulkan manusia bukanlah merupakan koleksi dari herbaqai
fakta, melainkan esensi dart fakta-fakta, tersebut.
Keuntungan.yang kedua dari pernyataan yang bersifat umum adalah di-
mungkinkannya, proses penalaran'selanjutnya, baik secara induktif manpun
secara deduktif. Secara induktif maka dari berbagai pernyataan yang
bersifat umum dapat disimpulkan pernyacaan yang bersitat lebih umum lagi.
1.
2.
29. KRITERI KEBENARAN
Teori kobenaran yang didasarkan kepada kriteria tersebut di atas disebut teori koheren. Secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan teori koheren suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau
konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Bila kita menganggap bahwa "Semua
manusia pasti akan mati" adalah suatu pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa" Si Polan adalah seorang
manusia dan si Polan pasti akan mati" adalah benar pula, sebab pgrhyataan kgdua adalah konaiaton dungan pgrnyataan
yang pgrtama.
Teori lain adalah kebunaran yang berdasarkan kepada kriteria koresponden di mana eksponen utamanya adalah Bertrand
Russell . Maksudnya, jika seseorang mengatakan bahwa ‘Ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta’ maka pernyataan
itu adalah benar, sebab pernyataan itu berkorenponden dengan obyek yang bersifat faktural , yakni Jakarta yang
memang menjadi ibu kota Republik Indonesia.
31. PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
Awal pemikiran filsafat dapat ditelusuri dari sejarah para pemikiran sebelum
masehi, namun yang mudah dilacak yaitu sejak ada buah pemikiran dari
Thales (624-548 SM).
Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal
mula, sifat dasar, dan struktur komposisi dari alam semesta, menurutnya
semuanya berasal dari air sebagai materi dasar kosmis
Sebagai ilmuwan ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan
pokok soal fisika.
Ia menegaskan bahwa filsuf adalah pecinta pandangan tentang kebenaran
atau vision of truth, sedangkan filsafat merupakan pencarian yang bersifat
perekaan atau spekulatif terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran,
sehingga filsafat Plato disebut filsafat spekulatif
32. ALASAN PERLUNYA BELAJAR
Mahasiswa sebagai bagian dari sivitas akademika diharapkan memiliki penguasaan
yang baik atas bidang ilmu yang ditekuni untuk selanjutnya memanfaatkan ilmu
tersebut, baik untuk pengembangan kehidupan dirinya maupun kehidupan masyarakat
pada umumnya.
Atas dasar itulah filsafat ilmu memiliki peranan penting dalam pembentukan
kepribadian calon-calon ilmuwan pada umumnya. Diharapkan dengan memahami
Filsafat mahasiswa bisa lebih berpikir secara mendalam, luas, kritis dan radikal.
Sebagai seorang mahasiswa kita harus mempelajari filsafat ilmu agar
dapatmengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan, mampu
membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional Opini & argumentasi,
mampuberpikirsecaracermat dan tidak kenal lelah, serta mampu membiasakan diri
untuk bersikap kritis.
Contoh: seseorang yang berfilsafat selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan hal-
hal baru, sehingga ditemukanlah alat-alat canggih itu semua berkat pengetahuan yang
awalnya bermula dari seseorang itu berfilsafat.
33. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT
DALAM KEHIDUPAN
Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang
tertentu dari realitas yang tertentu saja.Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan
tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat,
prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat
dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri.
Manfaat lainfilsafat adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi
atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan.
Sebagian besar orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang
paling dibutuhkannya pada saat dantempat tertentu
34. HAKEKAT
FILSAFAT
Ada beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk
memahami, mengolah, dan menghayati dunia beserta
isinya. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah
filsafat, ilmu pengetahuan, seni, dan agama. Filsafat
adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia
dalam hal makna dan nilai-nilainya. Bidang filsafat
sangat luas dan mencakup secara keseluruhan
sejauh dapat dijangkau oleh pikiran.
Disebabkan oleh karena itulah filsafat merupakan pendekatan yang
menyeluruh terhadap kehidupan dan dunia. Suatu bidang yang
berhubungan erat dengan bidang-bidang pokok pengalaman
manusia. Filsafat berusaha untuk menyatukan hasil-hasil ilmu
danpemahamantentang moral, estetik, dan agama. Para filsuf telah
mencari suatu pandangan tentang hidup secara terpadu,
menemukan maknanya serta mencoba memberikan suatu konsepsi
yang beralasan tentang alam semesta dantempat manusia di
dalamnya.
35. MENGAPA HARUS
BELAJAR FILSAFAT?
Belajar
filsafatilmubagi
mahasiswasangat
penting, karena
beberapa manfaat
yang dapat
dirasakan antara
lain :
Let's Get Started
Belajar filsafat ilmubagi
mahasiswa sangat
penting, karena beberapa
manfaat yang dapat
dirasakan, antara lain :
Dapat membiasakan diri dalam
bersikap logis dan rasional
Mengajarkan cara berpikir cermat
dan tidak kenal lelah
Dapat memiliki pemahaman yg utuh
Mengenai ilmu dan memapu menggunakan
Sebagai landasan dalam proses pembelajaran.
36. HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN
KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN
1. Hubungan filsafat dengan
kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil budaya atau
kebulatan cipta (akal), rasa dan karsa
(kehendak) manusia yang hidup
bermasyarakat. Antara manusia dan
masyarakat serta kebudayaan ada
hubungan yang erat. 2. Hubungan filsafat dengan lingkungan
Filsafat sebagai hasil budaya manusia juga
tidak lepas dari pengaruh alam sekitarnya.
Itulah sebabnya terdapat berbagai jenis
kefilsafatan tertentu yang mempunyai ciri-ciri
tersendiri.
37. 3. Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan
Yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Kebenaran dalam
filsafat dan ilmu pengetahuan adalah kebenaran akal, sedang
kebenaran agama adalah kebenaran wahyu. . Terdapat
bermacam-macam agama, yang masingmasing
mengajarkankebenaran. Yang penting adalah bagaimana agar
aliran yang bermacam-macam dalam filsafat dan ilmu
pengetahuan itu tidak saling bertabrakan satu sama lain, tetapi
dapat saling membantu dan bekerja sama.
4. Hubungan filsafat dengan agama
Ilmu pengetahuan dan filsafat dapat membantu menyampaikan lebih
lanjut ajaran agama kepada manusia. Sebaliknya, agama dapat
membantu memberi jawaban terhadap problem yang tidak dapat
dijawab oleh ilmu pengetahuan dan filsafat.
38. MANFAAT FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN
Manfaat filsafat adalah didasarkan pada pengertian
filsafat sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi
sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu
pengetahuan.
Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti
filsafat sama sekali tidak bersangkut paut dengan
kehidupan sehari-hari yang kongkret.
Filsafat sanggup membantu manusia dengan
memberi pemahaman tentang apa itu artistic dan
elok dalam kearsitekturan sehingga nilai keindahan
yang diperoleh lewat pemahaman itu akan menjadi
patokan utama bagi pelaksanaan pekerjaan
pembangunan tersebut.
39. HAL HAL YG MENDORONG
BERFILSAFAT
Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia
untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan
Pada umumnya seorang filsuf mulai berfilsafat karena adanya rasa kagum atau adanya heran dalam
pikiran filsafat itu sendiri. Aristoteles mengatakan, pada mulanya manusia takjub memandang
benda-benda aneh disekitarnya, lama-kelamaan ketakjubannya semakin terarah pada hal-hal yang
lebih besar dan luas seperti: perubahan dan peredaran bulan, matahari, bintang-bintang dan asal
mula alam semesta.
Contoh: ketidakpuasan seseorang mencari tahu adakah planet lain selain bumi yang belum
ditempati membuat seseorang itu berfilsafat dan terus berusaha menyelidiki palnet-planet luar
angkasa, adakah yang seperti bumi tempat yang bisa di huni oleh manusia.
40. MANFAAT FILSAFAT SECARA UMUM
1. Filsafat membantu kita memahamisesuatu tidak selalu
tampak seperti apa adanya.
2. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita
sendiri dan dunia kita.
3. Filsafat membuat kita lebih kritis. Mengajarkan pada
kita apa yg mungkin kita terima begitu saja ternyata
salah atau merupakan Sebagian dari kebenaran.
4. Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam :
Menalar secara jelas
Membedakan argument yg baik dan buruk
Menyampaikan pendapat secara jelas
Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan
pandangan yg berbeda.
41. MANFAAT FILSAFAT ILMU
SECARA KHUSUS
a. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena
yang ada.
b. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri
netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
c. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan
hidup dan pandangan dunia. d. Memberikan ajaran
tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan.
d. Menjadi sumber inspirasi untuk kehidupan
e. Memberikan kebiasaan untuk memandang dalam
memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari hari
f. Memberikan pandangan yg luas
42. GUNA
FILSAFAT
Check the answers
GUNA FILSAFAT
Filsafat mempunyai kegunaan baik teoritis maupun
praktis. Dengan mempelajari filsafat, orang 'akan
bertambah pengetahuannya. la dapat menyelidiki
segala sesuatu lebih mendalam dan lebih luas
sehingga akan sanggup menjawab semua pertanyaan
secara lebih mendalam dan luas pula.
Berdasarkan uraian tersebut maka filsafat
mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1 Melatih diri untuk berpikir kritis dan runtut serta
menyusun hasil pikiran tersebut secara sistematis.
2 Membuat diri menjadimanusia yang penuh toleransi
dan tenggang rasa.
Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk
kepentingan pribadi maupun dalam hubungannya
dengan orang lain.
Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai
pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain,
alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa
Menjadikan manusia lebih taat kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
3
4
5
43. FUNGSI
FILSAFAT
Berdasarkan sejarah kelahirannya, filsafat mula-mula berfungsi sebagai
induk atau ibu ilmu pengetahuan. Sebelum ilmu pengetahuan lain ada,
filsafat harus menjawab segala macam persoalan tentang manusia,
masyarakat, sosial ekonomi, negara, kesehatan, dan lain sebagainya.
Karena perkembangan keadaan dan masyarakat, banyak problem yang
kemudian tidak dapat dijawab oleh filsafat.
Spesialisasi terjadi sedemikian rupa sehingga hubungan antara cabang
dan ranting ilmu pengetahuan sangat kompleks. Sehubungan dengan
keadaan tersebut maka filsafat dapat berfungsi sebagai interdisipliner
sistem. Filsafat dapat berfungsi menghubungkan ilmu-ilmu pengetahuan
yang telah kompleks tersebut. Filsafat dapat berfungsi sebagai tempat
bertemunya berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
45. A. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam
Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang
benar (knowledge is justified true belief).'
Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang pengetahuan.
Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan
itu adalah semua milik atau isi pikiran.2 Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses
dari usaha manusia untuk tahu.
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang
diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang
mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif
sehingga yang menge¬tahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan
aktif .
45
47. B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
● Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas
manusia karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang
mengembangkan pengetahuan secara sungguh¬sungguh. Binatang juga
mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk
kelangsungan hidupnya (survival).
● Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan-
kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dia memikirkan hal-hal barn, karena dia
hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidup, namun lebih dari itu.
47
49. 49
a. Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistic terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah
gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau
hakikat). Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah kopi dari yang asli yang ada di
luar akal. Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam foto. Dengan demikian,
realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
b. Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai
dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses mental atau proses
psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya
merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas. Subjektif dipandang
sebagai suatu yang mengetahui, yaitu dari orang yang membuat gambaran tersebut.
51. a. Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh
penge¬tahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang
dimaksud ialah pengalaman inderawi.
Dengan inderanya, manusia dapat mengatasi taraf hubungan yang semata-mata fisik dan masuk ke dalam
medan intensional, walaupun masih sangat sederhana. Indera menghubungkan manusia dengan hal-hal
konkret-material.
b. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh
dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
Bagi aliran ini kekeliruan pada aliran empirisme yang disebabkan kelemahan alat indera dapat dikoreksi,
seandainya akal digunakan. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh
pengetahuan.
51
52. 52
c. Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip
dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini
(intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang
langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.
Menurutnya, intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis, yang pada dasarnya bersifat analisis,
menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu oleh penggambaran secara simbolis. Karena itu, intuisi adalah
sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika.
d. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan pars nabi.
Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan
waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta. Tuhan
mensucikan jiwa mereka dan diterangkan-Nya Pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan
jalan wahyu.
54. Dari sejumlah pengertian yang ada, sering ditemukan kerancuan antara pengertian pengetahuan dan
ilmu. Kedua kata tersebut dianggap memiliki persamaan arti, bahkan ilmu dan pengetahuan
terkadang dirangkum menjadi kata majemuk yang mengandung arti tersendiri. Hal ini sering kita
jumpai dalam berbagai karangan yang membicarakan tentang ilmu pengetahuan. Namun jika kedua
kata itu berdiri sendiri-sendiri, akan tampak perbedaan antara keduanya.
Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh
suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa lampau,
sekarang dan kemudian hari, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya
pada dan mengubah ling¬kungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.
Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan dapat ditelusuri dengan melihat perbedaan ciri-cirinya.
Herbert L. Searles memperlihatkan ciri-ciri tersebut sebagai berikut: "Kalau ilmu berbeda dengan
filsafat berdasarkan empiris, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri sistematisnya".
54
55. 55
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan
yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang
mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif
sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan
aktif .
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan
yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang
mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif
sehingga yang menge¬tahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan
aktif .
57. Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di dalam
kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin Salam,
mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu:
Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah
common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang me¬miliki sesuatu di
mana is menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah karena memang itu
merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas dan sebagainya.
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang
sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan
objektif.
Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan
kedalaman kajian tentang sesuatu.
Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
57
59. 1. Dasar Ontologis
Dasar ontologis, menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), yaitu bicara tentang hakikat apa yang dikaji.
Amsal Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada,
dan logos yakni ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
2. Dasar Epistemologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), dasar epistemologis yaitu metode atau cara-cara
mendapatkan pengetahuan yang benar. Kemudian Amsal Bakhtiar (2012) menjelaskan, ontologis yaitu
cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian dan dasar-
dasarnya serta pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
3. Dasar Aksiologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah dasar ilmu pengetahuan yang berbicara
tentang nilai kegunaan ilmu. Di dalam on¬tologi dibicarakan mengenai ilmu dan moral, tanggung jawab
sosial serta berbagai etika dalam pengembangan keilmuan.
59
61. 61
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, secara filsafat pengetahuan ilmiah atau ilmu memiliki
perbedaan dengan bentuk pengetahuan yang umum (commom sense). Menurut Solly Lubis (2012),
alasannya yaitu suatu jenis pengetahuan umum tidak memiliki objek, bentuk pernyataan, serta
dimensi dan ciri yang khusus, sebaliknya suatu pengetahuan ilmiah atau pengetahuan keilmuan
(ilmu) selalu mengandalkan adanya objek keilmuan, bentuk kenyataan, serta dimensi dan ciri yang
khusus.
Amsal Bakhtiar (2012) mengatakan, pada dasarnya ilmu memiliki dua macam objek, yaitu material
dan formal. Objek material yaitu sesu¬atu yang dijadikan sasaran penyelidikan, misalnya tubuh
manusia merupakan objek material ilmu kedokteran. Adapun objek formalnya yaitu metode untuk
memahami objek material ini, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Untuk mempelajari ilmu,
tentu harus terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud dengan filsafat, karena filsafat itu induk
dari semua ilmu.
62. 62
2. Konsep Ilmu
Konsep ilmu sebagaimana dipahami Solly Lubis (2012), yaitu bagan, rencana, atau pengertian, baik yang
bersifat abstrak maupun operasional yang merupakan alat penting untuk kepentingan pemikiran dalam ilmu atau
pengetahuan ilmiah. Setiap ilmu hams memiliki satu atau beberapa konsep kunci atau konsep tambahan yang
bertalian. Beberapa contoh konsep ilmiah seperti konsep bilangan di dalam matematika, konsep gaga di dalam
fisika, konsep evolusi dalam biologi, stimulus di dalam psikologi, kekuasaan dalam politik atau strata sosial di
dalam ilmu sosial, simbol di dalam linguistik, keadilan di dalam ilmu hukum, keselamatan dalam ilmu teologi,
atau lingkungan di dalam ilmu-ilmu interdisipliner.
3. Konsep Pengetahuan
Menurut Jujun Suriasumantri (2010), pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui
tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang
diketahui manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya seper¬ti seni dan agama. Pengetahuan
merupakan khazanah kekayaan mental
64. 64
Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan alirannya, sebagaimana
dikemukakan oleh Darsono Prawi¬negoro (2011), yakni: Pertama, berdasarkan pengembangan ilmu
penge¬tahuan untuk keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk memenuhi rasa
keingintahuan manusia. Kedua, ilrnu,pengetahuan pragmatis. Aliran inl menyakini bahwa
pengembangan ilmu pengetahuan haruslah dapat memberikan manfaat bagi manusia dalam
pemecahan masalah kehidupan.
Jika dilihat dari pemikiran filsafat, maka ilmu (ilmu pengetahuan) dapat digolongkan menjadi dua
golongan. Pertama, ilmu pengetahuan riil, yaitu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial.
Kedua, ihnu pengetahuan formal, yaitu matematika dan logis. Ini juga sering disebut sebagai alat ilmu
pengetahuan, atau istilah Jujun Suriasumantri (2010) matematika yaitu sebagai sarana berpikir dalam
kegiatan berbagai di¬siplin keilmuan, dan dia tidak menggolongkan matematika sebagai ilmu
pengetahuan, tetapi cara berpikir deduktif.
66. "Siapakah manusia itu?" merupakan pertanyaan yang paling mendasar
dan paling utama dalam sejarah manusia. Segala pertanyaan yang
menyangkut hal-hal lain, seperti tentang bumf, bulan, langit, udara, air
dan atom, sel serta tentang Tuhan hanya relevan jika dikaitkan dengan
manusia. Bagi manusia, mengetahui siapa dirinya, dari mana asal
usulnya, apa tujuan hidupnya, bagaimana is menghayati hidup secara
konsisten, memang merupakan masalah yang berbeda beda.
MANUSIA SEBAGAI
SEBUAH PERSOALAN
67. Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, yakni philein, artinya mencintai dan sophia, artinya
kebijaksanaan. Dari dua kata ini secara harafiah filsafat diartikan dengan cinta akan kebijaksanaan.
Kata sophia dalam pandangan filsafat lebih dari sekedar "wisdom" dalam bahasa Inggris.
Dalam pengertian ini filsafat diberi arti rasa cinta manusia untuk mengetahui dan memuaskan
aspek kognitifnya. Sementara Pythagoras mengkaitkan sophia dengan kontemplasi
APA ITU
FILSAFAT ?
68. PYTHAGORAS
Pythagoras adalah "pengetahuan hasil kontemplasi".
Dengan pengertian itu murid Plato ini ingin
membedakan antara "pengetahuan hasil
kontemplasi" dengan "pengetahuan yang bersifat
teknis dan instrumentalistik" yang dimiliki oleh pelaku
bisnis dan para atlet.
69. Plato, sebagaimana dipaparkan oleh Andre Ata Ujan, lebih jauh me-
nunjukkan hakikat filsafat sebagai hasil kontemplasi dalam lima karakter
berikut".
Pertama, dapat bertahan terhadap diskusi kritis. Artinya, kegiatan utama dari filsafat
adalah mengkaji secara kritis segala hal.
Kedua, menggunakan metode dialektis. Dengan metode ini, filsafat bergerak
secara bertahap, yakni mengkritik pandangan-pandangan yang ada, setelah itu
membangun pandangan Baru yang didukung dengan argumen¬argumen yang
lebih kuat.
02
01
70. Ketiga, berusaha mencapai realitas yang terdalam. Filsafat menganalisa hal-hal
terdalam dari kenyataan. Ia tidak berhenti pada fakta empiris, melainkan berusaha
untuk menemukan kebenaran yang terdalam.
Keempat, terkait dengan butir ketiga di atas, filsafat bertujuan untuk
menangkap tujuan ideal realitas.
Kelima, mengetahui bagaimana harus hidup sebagai manusia. Dalam butir ini filsafat
dikaitkan dengan suatu pengetahuan yang benar tentang cara hidup sebagai
manusia.
05
04
03
71. DARI BERBAGAI KARAKTER DI ATAS,
FILSAFAT BISA DIDEFINISIKAN DALAM TIGA
HAL.
Pertama, filsafat sebagai hasil perenungan.
Kedua, sebagai kritik. Dalam pengertian ini filsafat berusaha
mengerti, membedakan dan mengambil keputusan
Ketiga, filsafat sebagai ilmu yang berusaha mencari kebenaran
secara metodis, sistematis, rasional dan radikal melampaui
kebenaran dan pertanggungjawaban.
72. I. Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain
Filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti
hakikat
atau esensi manusia. Karena itu cara kerja filsafat manusia tidak terlepas dari cara kerja filsafat
pada
umumnya. Dengan kata lain, metode filsafat manusia tidak berbeda dengan metode filsafat pada
umumnya.
II. Metode Filsafat Manusia
Sebagai bagian dari filsafat, filsafat manusia memiliki cara kerja yang sama dengan cara kerja
filsafat
pada umumnya, yakni berusaha menangkap makna di balik gejala empiris itu. Karena itu objek
penelusuran filsafat manusia adalah hal-hal yang ada di balik yang kelihatan, yang sangat me-
nentukan eksistensi manusia. Filsafat manusia memikirkan aspek-aspek mendasar yang bersifat
metafisis dan spiritualitas tentang manusia.
FILSAFAT MANUSIA DAN
METODENYA
73. Ada tiga alasan untuk menunjukkan relevansi itu.
I. Pertama, dengan bertanya kita mewujudkan hakikat kemanusiaan. Aristoteles (384-322 sM) telah
mendefinisikan
manusia dengan ungkapan homo est animal rationale, artinya manusia adalah binatang berpikir.
II. Kedua, dengan mendalami manusia, kita mengenal manusia dengan lebih baik. Memang filsafat manusia tidak
menawarkan jawaban yang menurut ukuran pragmatic membawa dampak langsung bagi kehidupan sehari-hari.
III. Ketiga, sebagai konsekuensi lebih lanjut dari butir kedua, filsafat manusia mengantar kita untuk semakin mampu
bertanggungjawab terhadap diri kita dan sesama. Orang yang mengenal diri dan sesamanya dengan baik tidak
hanya mampu mencintai diri dan orang lain, melainkan juga semakin mampu menunjukkan tanggungjawab
secara
nyata terhadapnya.
RELEVANSI
FILSAFAT
MANUSIA
74. BATASAN BUKU
INI
Manusia adalah makhluk multidimensional. Persoalan eksistensialnya
sangat kompleks. Melihat kompleksitas itu tidak semua persoalan
mendasar manusia bisa diulas dalam satu buku. Mengingat hal itulah
dalam buku ini penulis membatasi diri pada topik-topik tertentu
yang berkaitan dengan eksistensi manusia.
75. DALAM BUKU INI PENULIS MEMBATASI
DIRI PADA TUJUH TOPIK".
01 02 03 04
Pertama, hakikat
manusia sebagai
pribadi.
Kedua,
badan dan
jiwa.
Ketiga, terra di
sekitar
kebebasan.
Keempat,
pengetahuan
.
05 06 07
Kelima,
dimensi sosial
manusia.
Keenam,
historisitas
manusia
Ketujuh, adalah
kerja
77. PENGERTIAN INDIVIDU
I. Makhluk Infrahuman
Setiap makhluk di dunia ini merupakan individualitas tersendiri. Syarat sebagai individu ialah
bahwa ia mempunyai identitas diri yang tidak terbagi sehingga ia bisa dibedakan dari yang lain.
Bagi makhluk infrahuman pengertian "individu" dikaitkan dengan jenis.
II. Manusia
Bagi manusia pengertian "individu" tidak sekedar "jenis" atau "spesies", tidak pula bersifat seragam,
apalagi bersifat numerik. Individu manusia terkait dengan keunikan. Keunikan itu berakar pada
dimensi kerohanian. Sebagai individu manusia memang merupakan jenis yang sama.
78. PERSONA
A. Arti Persona
Selain kata "individu", kata "persona" juga dikenakan pada manusia. Di zaman sekarang kata ini bahkan lebih banyak digunakan
daripada kata "individu". Secara etimologis, kata "persona" berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah topeng. Konon dalam
tradisi seni drama masyarakat Yunani, para pemain sandiwara harus mengenakan topeng ketika memainkan peran tokoh tertentu.
B. Tiga
Pandangan
Pandangan O ntologis
Dalam pandangan ontologis, tekanan manusia sebagai pribadi di-
letakkan pada rasionalitas dan individualitas. Artinya, manusia
dilihat sebagai makhluk yang rasional dan bersifat individual.
Pandangan Psikologis
Pendekatan psikologis meletakkan pribadi manusia pada
aspek psikis31. Fokus perhatian psikologi adalah emosi dan
afeksi. Ini berbeda dengan pandangan ontologis.
Pandangan Dialogis
Pandangan dialogis mengkaitkan pribadi manusia dengan
hubungan
antara satu manusia dengan manusia yang lain. Dalam pandangan
ini manusia adalah makhluk relasional.
79. NILAI-NILAI ABSOLUT PRIBADI
Dari paparan yang panjang lebar di atas, dapat disarikan bahwa esensi manusia sebagai pribadi
menyangkut empat hal mendasar ini, yakni kesadaran akan diri, bersifat otonom dan transendental, serta
komunikatif. Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang sadar akan diri sendiri. Kesadaran ini
bersumber pada aspek kerohaniannya. Dengan kesadaran, manusia mempertimbangkan kualitas
tindakannya. Ia tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dengan kesadaran
pula manusia mengenal siapa dirinya, dan bagaimana ia berpartisipasi membangun dunianya.
Selain kesadaran manusia juga memiliki kemampuan untuk menentukan dirinya. Itu berarti, sifat otonom
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pribadi manusia.
80. BEBERAPA ELEMEN PERSONA
Pertama adalah karakter. Setiap pribadi memiliki karakter yang unik. Kata "karakter" berasal dari bahasa
Yunani, yakni "character", artinya "alat untuk memberi tanda atau cap" atau "tanda atau capnya sendiri".
Ada enam elemen dasar yang mengungkapkan pribadi
seseorang.
Kedua, akal budi. Akal budi merupakan elemen persona yang paling hakiki. Dibandingkan dengan
makhluk lainnya, akal budi merupakan keistimewaan manusia. Pengakuan ini pertama muncul di Yunani.
Aristoteles adalah orang pertama menempatkan akal budi sebagai wujud kodrat manusia melalui
definisinya tentang manusia bertuliskan, homo est animal rationale. Artinya, manusia adalah binatang
yang berakal budi.
01
02
81. 03
Ketiga, kebebasan44. Wacana mengenai kebebasan juga bersifat personal. Mengapa? Karena
yang dapat menentukan diri seseorang, bukan orang lain, melainkan dirinya sendiri. Dalam
proses pengambilan keputusan, seseorang harus menentukan pilihannya menurut suara hatinya.
04
Keempat, nama. Kendati ada ungkapan yang mengatakan "apalah artinya sebuah nama", namun
nama mempunyai makna bagi setiap pribadi. Setiap orang memiliki nama. Nama merupakan
perwujudan dan pengejawantahan sekaligus menjadi identitas pribadi seseorang
05 Kelima, suara hati. Suara hati merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang. Suara hati
ada dalam diri setiap orang. Karena itu suara hati tidak bersifat massal. Hati nurani selalu bersifat
personal, karena is melekat dengan pribadi seseorang.
06 Keenam, perasaan. Perasaan merupakan ungkapan lubuk hati yang mendalam dari setiap
pribadi. Ketika seseorang merasa senang atau sedih dan mengungkapkan perasaan senang atau
sedihnya itu, ia mengungkapkan diri.
82. KESIMPULAN
● Sebagai pribadi manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan diri. Ia juga memberi makna
● bagi kehidupannya dengan mempertimbangkan segala tindakannya.
● Tidak hanya mempertimbangkan, melainkan ia juga menyatakan apa yang dipertimbangkan.
● Karena itu manusia bukan saja the rational being, melainkan juga the act of being. Artinya, kualitas manusia
sebagai pribadi diungkapkan melalui perbuatan nyata sehari-hari.
● Sebagai pribadi manusia adalah makhluk yang transendental, otonom, bebas dan relasional.
● Dengan sifat transendentalnya, manusia mampu mengatasi diri, sekaligus mengambil bagian dalam
● sifat keilahian. Hidup manusia tertuju pada sesuatu yang mengatasi dirinya. Dengan sifat
● otonomnya is mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk, serta mengambil keputusan terhadap
tindakannya. Dengan sifat relasionalnya manusia diharuskan untuk berhubungan dengan sesama serta dunianya.
Sebagai pribadi manusia bukan konsep yang abstrak.
84. IKHTISAR SEJARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
SEJARAH SAAT ZAMAN MODERN
Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama,
tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan
ada beda pendapat Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran
pasti berasal dari rasio (akal). Aliran empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan
itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. . Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memadukan
kedua pendapat berbeda itu.
85. Aliran rasionalisme dipelopori oleh Rene
Descartes (1596-1650 M). Dalam buku
Discourse de la Methode tahun 1637 ia
menegaskan perlunya ada metode yang jitu
sebagai dasar kokoh bagi semua pengetahuan,
yaitu dengan menyangsikan segalanya, secara
metodis.
1.
Aliran empririsme yang memilih pengalaman sebagai
sumber utama pengetahuan. Pengalaman itu dapat
yang bersifat lahirilah (yang menyangkut dunia),
maupun yang batiniah (yang menyangkut pribadi
manusia). Oleh karena itu pengenalan inderawi
merupakan bentuk pengenalan yang paling jelas
dan sempurna.
3.
kritisisme Imanuel Kant (1724-1804)
mencoba mengembangkan suatu sintesis atas
dua pendekatan yang bertentangan ini. Kant
berpendapat bahwa masing-masing
pendekatan benar separuh, dan salah separuh.
Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang
dunia berasal dari indera kita, namun dalam
akal kita ada faktor-faktor yang menentukan
bagaimana kita memandang dunia sekitar kita.
2
.
86. Masa kini (1800-sekarang).
Filsafat masa kini merupakan aneka bentuk reaksi langsung atau
taklangsung atas pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-
1831).
Dalam cara sama, dengan mengatakan bahwa yang mutlak itu materi,
maka materialisme pun jatuh dalam kubangan yang sama. Dari sini
dapat difahami munculnya sejumlah aliran-aliran penting dewasa ini:
87. ALIRAN ALIRAN PENTING
merupakan himpunan aneka pemikiran yang memiliki inti sama, yaitu keyakinan,
bahwa filsafat harus berpangkal pada adanya (eksistensi) manusia konkrit, dan bukan
pada hakekat (esensi) manusia-pada-umumnya. Manusia-pada-umumnya tidak ada,
yang ada hanya manusia ini, manusia itu. Esensi manusia ditentukan oleh eksistensinya.
Fenomenologi
Marxisme mengajarkan bahwa kenyataan hanya terdiri atas materi belaka, yang berkembang
dalam proses dialektis
Positivisme menyatakan bahwa pemikiran tiap manusia, tiap ilmu dan suku bangsa melalui 3 tahap,
yaitu teologis, metafisis dan positif ilmiah. Meningkat remaja dan mulai dewasa dipakai
prinsip-prinsip abstrak dan metafisis.
Eksistensialime
merupakan aliran (tokoh penting: Edmund Husserl, 1859-1938) yang
ingin mendekati realitas tidak melalui argumen-argumen, konsep-
konsep, atau teori umum.
88. Filsafat sebagai Demitologisasi Metafisis
APAKAH ITU?
Istilah ini mengacu pada proses pengambilan "mitos" (dalam pengertian modern sebagai "keyakinan yang
keliru") keluar dari mitos—yaitu mempertanyakan keyakinan-keyakinan kita yang tak tertanyakan dengan harapan
mengubahnya menjadi ungkapan kebenaran yang lebih andal. Jadi, sebagai misal, ketika saya menyarankan dalam
kuliah yang lalu bahwa kita semua harus mengakui "pohon filsafat" sebagai mitos untuk kuliah
kuliah ini, kita
sebenarnya tidak berfilsafat. Namun jika anda buru-buru mempertanyakan prakiraan ini di sini, akan anda dapati
bahwa landasan pikiran anda terlalu payah untuk me
nerima wawasan yang bisa diilhamkan oleh mitos ini kepada kita.
Salah satu wawasan tersebut adalah bahwa, sebagaimana pohon merupakan organik lengkap yang terdiri atas
empat bagian utama (akar, batang, cabang, daun), banyak juga, kalau bukan sebagian besar, ide filosofis yang
diorganisasikan menurut pola seperti itu.
89. FILSAFAT SEBAGAI DIALOG RASIONAL
Garis pembagi tebal dalam filsafat Yunani kuno--garis yang menempatkan para filsuf yang memiliki pandangan
yang terlihat jauh dan asing di satu sisi dan para filsuf an mempunyai pandangan yang dengan jelas tampak
lebih relevan dengan permasalahan filosofis kontemporer di sisi lainterdapat dalam bentuk secrang filsuf
saja yang, sepengetahuan kita, tidak pernah menulis buku. Memahami implikasi wawasan ini sangat penting
jika kita hendak memahami perkembangan filsafat, dan terutama metafisika, dalam dua:ribu tahun
sepeninggalnya ini karena dalam pernyataan itu Sokrates dengan jelas menyatakan kriteria pertama untuk
menjadi filsuf yang baik kita harus mengakuikebebalan kita. Kebebalan kita masih ada selama terus
membuat kekeliruan dengan memperlakukan dunia material sebagai realitas terdalam.
Plato menyajikan pandangan filosofisnya dalam bentuk Dialog-Dialog. Buku-buku ini mengubah kebiasaan
Sokrates yang berupa pengajuan pertanyaan yang bertubi-tubi menjadi melode filosofis tertentu. Metafisika
dan epistemologi selalu bergandengan lekat karena pemahaman filsuf tentang "apa" akan mempengaruhi
pandangannya tentang "bagaimana“
90. FILSAFAT SEBAGAI ILMU TELEOLOGIS
Pemanfaatan aka universal oleh Sokrates dan penggunaan dialog oleh Plato untuk
membangun sistem idealisme, yang didasarkan pada ajaran
ajaran Sokrates,
mengubah dengan cepat perkembangan filsafat di Yunani kuno. Dalam menerapkan
realismenya pada hal-hal partikula, Aristoteles menggunakan metode teleologis.
Artinya, ia berpen
dapat bahwa forma benda sebaiknya terketahui melalui pe
nyelidikan tentang maksud forma tersebut. Kata Yunani telos ("maksud") juga
mengacu pada akhir atau tujuan benda atau peristiwa.
MENGAPA INI ADA?
Karena Aristoteles memanfaatkan metode teleologisnya sebagai bagian terpadu dari
tugas pengelompokan obyek-obyek alamiah dan obyek-obyek hasil pemikiran. Ini
karena metode filosofisnya menaruh perhatian ganda pada klasifikasi logis
(linguistik) dan observasi teleologis (empiris).
92. FILSAFAT KEBENARAN
Kenyataan yang terjadi sekarang tidak seluruhnya berupa kebenaran, bahkan yang tidak
seharusnya terjadi akhirnya terjadi juga karena tidak sama dengan das sein. Di muka bumi ini
berapa banyak kita melihat ke tidak benaran.
Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu terdiri atas
sebagai berikut:
1. Pengetahuan Akal. 2. Pengetahuan Budi.
3. Pengetahuan Indrawi.
4. Pengetahuan
Kepercayaan (otoritatifl.
5. Pengetahuan Intuitif.
93. MENURUT PENULIS
Yang benar adalah pengetahuan akal itu disebut ilmu yang kemudian untuk membahasnva
disebut logika pengetahuan budi itu disebut moral yang kemudian untuk membahasnya disebut
etika, pengetahuan indrawi itu disebut seni yang untuk membahasnya disebut estetika.
Selanjutnya untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka beberapa
kriteria yang sudah dilembagakan akan penulis sampaikan beberapa kritik
antara lain sebagai berikut:
1. Teori Kebenaran Korespondensi.
2. Teori Kebenaran Koherensi.
3. Teori Kebenaran Pragmatis.
4. Teori Kebenaran Sintaksis.
5. Teori Kebenaran Semantis.
6. Teori Kebenaran Non Deskripsi.
7. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan.
8. Teori Kebenaran Performatif:
9. Teori Kebenaran Paradigmatik.
10. Teori Kebenaran Proposisi.
94. Pada kajian logika kebenaran ilmu pengetahuan ini, kita akan bergelut
dengan kegiatan berpikir yang mengasah kemampuan intelektual mulai dari
kegiatan yang sederhana, seperti mengingat sampai pada pemecahan
masalah
Menurut Benjamin S. Bloom hal tersebut disebut juga dengan
pembelajaran kognitif yang diurut sebagai berikut:
1. Pengetahuan atau pengenalan seperti mengingat informasi, fakta
terminologi, rumus (sehingga dengan demikian kita akan
mengidentifikasi, memilih, menyebut nama, dan membuat daftar,
sebagai tingkat yang paling rendah).
2. Pemahaman seperti menjelaskan pengetahuan/informasi yang
diketahui dengan kata-kata sendiri (sehingga dengan demikian kita
akan membedakan, menjelaskan, menyimpulkan, merangkumkan dan
memperkirakan sebagai tingkat selanjutnya). Dan lain sebagainya
95. Seorang ilmuwan sekular dapat saja berkata
bahwa agar tidak terkena penyakit kelamin
maka hendaklah memakai kondom bila
bersetubuh dengan pelacur. Pada
kesempatan lain keberadaan pejabat
pemerintah juga dapat dinilai tidak baik tetapi
benar secara logika bila menjatuhkan
hukuman mati kepada pelaku kejahatan.
96. KEBENARAN
BERSIFAT
SEMANTIK
Kebenaran’ menunjukkan bahwa
makna suatu pernyataan artinya”
proposisinya – sungguh-sungguh
merupakan halnya. Bila proposisinya
tidak merupakan halnya, maka kita
mengatakan bahwa proposisi itu
‘sesat’.
1
Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada
apakah sebenarnya yang diberikan kepada kita
oleh metode-metode untuk memperoleh
pengetahuan. Apa yang kita butuhkan ialah
sesuatu yang dapat dipakai untuk menunjukkan
bahwa definisi itu terpenuhi, karena tidaklah mudah
untuk menerapkan suatu definisi secara langsung.
2
97. Pernyataan Paham
Koherensi (Coherence
Theory)
Epistemologi Dalam Teori
Koherensi
Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua pernyataan.
Misalnya ketika dinyatakan bahwa monyet mempunyai hidung pada pernyataan
pertama, dan pada pernyataan kedua dinyatakan manusia juga mempunyai hidung.
Penganut idealisme juga melakukan pendekatan masalah tersebut melalui
epistemologinya. Karena praktik sesungguhnya yang kita kerjakan tidak hanya
menunjukkan bahwa ukuran kebenaran ialah keadaan-saling-berhubungan
98. ● Ide bahwa semua gerakan semata-mata bersifat nisbi serta
ditinggalkannya pengertian-pengertian tentang ruang dan waktu yang
mutlak, ternyata saling berhubungan dengan ide-ide lain yang jauh
lebih balk daripada pengertian-pengertian yang lama. Ini
menyebabkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan kumpulan yang
bersifat laras dari lapangan-lapangan yang bertautan dan
berhubungan, dan ditinjau secara matematis bersifat lebih
sederhana.
Korespondensi Adalah Hukum
Yang Saling Berhubungan
99. Teori Kebenaran Korespondensi
Paham yang mengatakan
bahwa suatu pernyataan itu
benar jika makna yang
dikandungnya sungguh-
sungguh merupakan halnya,
dinamakan ‘paham
korespondensi’.
Paham Empiris
Penganut operasionisme yang
mendefinisikan makna berdasar atas
tindakah-tindakan (operation),
mengatakan bahwa setiap proposisi
meramalkan hasil yang berupa
konsekuensi-konsekuensi tertentu
sebagai akibat adanya tindakan-
tindakan tertentu.
100. Pernyataan Yang Benar
Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah
Allah Yang Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnya
para pedzikir senantiasa mengucapkan
“Alhamdulillah” (Segala Puji Bagi Allah) pada
setiap penyelesaian penemuan itmiahnya
102. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu bertanya. Memper
tanyakan dirinya, keberadaannya, dan dunianya. Kendati masih bersifat
sederhana, kegiatan ini sudah diperlihatkan sejak dini.
103. Dalam kehidupan sehari-hari secara umum pertanyaan
dapat digolong
kan dalam dua tingkatan, yakni pertanyaan
yang sederhana dan pertanyaan yang bersifat teoritis.
Yang pertama kita sebutkan pertanyaan yang terkait
dengan masalah-masalah praktis. Pertanyaan ini
berhubungan dengan cara-cara untuk mencapai sesuatu.
Pertanyaan yang bersifat mendasar disebutkan
pertanyaan filosofis. Pertanyaan ini bersentuhan dengan
makna dan nilai hidup manusia. Tidak seperti pertanyaan
sederhana, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
mendasar dicari dengan permenungan yang mendalam.
104. Manusia Sebagai
Sebuah Persoalan
"Siapakah manusia itu?" merupakan pertanyaan
yang paling mendasar dan paling utama dalam
sejarah manusia. Bagi manusia, mengetahui siapa
dirinya, dari mana asal usulnya, apa tujuan hidupnya,
bagaimana is menghayati hidup secara konsisten,
memang merupakan masalah yang berbeda-beda.
Akan tetapi semua pertanyaan ini merupakan satu
kesatuan, yakni berkaitan dengan pemaknaan hidup
serta nilai-nilai keberadaannya.
105. Sebelum Sokrates (469-399 sM) muncul di
Yunani pertanyaan “Siapakah Manusia Itu ?” sudah
ada. Pada zaman itu sudah banyak pemikir
berusaha untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Hanya saja sumber jawaban tidak langsung dicari
pada hakikat diri manusia itu sendiri, melainkan
pada sesuatu yang berhubungan dengan dirinya.
Dengan kata lain, pengertian tentang manusia
dikaitkan dengan sesuatu yang ada di luar.
106. Munculnya pertanyaan itu secara terus menerus menandakan bahwa
manusia adalah sebuah persoalan. Semakin dia mendalami pengalamannya,
semakin ia menyadari dirinya sebagai problem. Karena itu beberapa filsuf
eksistensialis tidak salah ketika mereka menyatakan bahwa manusia sebagai
sebuah persoalan yang tidak akan pernah selesai.
Dalam zaman modern, perspektif antroposentris
dipakai untuk membicarakan manusia. Sumber untuk
menjawab pertanyaan "Siapakah manusia itu?" dicari
dalam diri manusia itu sendiri. Dengan kata lain, nilai-nilai
yang melekat pada manusia merupakan jawaban atas
pertanyan mendasar tersebut. Filsuf-filsuf modern
menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang
tertinggi. Ia menjadi ukuran bagi dirinya sendiri serta
ukuran dari segala hal, karena itu tidak ada hal yang lebih
tinggi dan lebih luas dari manusia itu sendiri. Manusia
bernilai karena ia manusia
107. APA ITU
FILSAFAT ?
Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, yakni philein,
artinya men
cintai dan sophia, artinya kebijaksanaan. Dari dua
kata ini secara harafiah filsafat diartikan dengan cinta akan
kebijaksanaan. Kata sophia dalam pandangan filsafat lebih dari
sekedar "wisdom" dalam bahasa Inggris. Sophia mengandung
banyak makna. Herodotus menggunakan kata philosophein
dalam upaya "untuk menemukan" sesuatu. Dalam pengertian ini
filsafat diberi arti rasa cinta manusia untuk mengetahui dan
memuaskan aspek kognitifnya.
108. Sarana utama yang digunakan oleh filsafat adalah akal budi. Karena itu segala hal dikaji menurut
daya akal budi. Dengan kata lain, dengan rasio filsafat berusaha untuk membongkar dan menguji
pandangan-pandangan atau asumsi-asumsi yang mendasari realitas. Tentu tidak semua aktivitas
rasional, yaitu aktivitas khas pada manusia, boleh disebut sebagai filsafat. Namun apabila terdapat
sejumlah aktivitas dan pemikiran rasional yang mempertanyakan makna hidup, menguji kebenaran nilai
dan secara kritis merefleksikan keyakinan-keyakinan yang diajarkan dalam masyarakat, maka pastilah
semua ini termasuk dalam kegiatan berfilsafat.
110. Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain
Filsafat manusia adalah bagian integral dari sistem filsafat, yang
secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Karena itu cara
kerja filsafat manusia tidak terlepas dari cara kerja filsafat pada
umumnya. Dengan kata lain, metode filsafat manusia tidak berbeda
dengan metode filsafat pada umumnya. Namun sebelum membicarakan
metode filsafat manusia lebih lanjut tidak ada salahnya kita lebih dulu
membedakan filsafat manusia dengan ilmu-ilmu lain yang juga
membicarakan manusia.
111. Filsafat Manusia dan Ilmu-Ilmu Lain
Tugas dan fungsi filsafat manusia adalah mempelajari manusia dalam
kebulatan aslinya serta menghadapinya sebagai sesuatu keseluruhan. Dengan
demikian pendekatan filsafat manusia tidak berhenti pada fenomena, melainkan
berusaha untuk menangkap nominal di balik data. Secara lain dapat dikatakan
filsafat manusia tidak berhenti pada pendekatan empiris, tetapi sampai pada
pendekatan metaempiris. Melihat hal ini, maka arah pendekatan filsafat manusia
bersifat vertikal, karena is maju dari satu gejala ke sebab yang terdalam yang
mendasari realitas hidup manusia. Tujuannya, sekali lagi, adalah merumuskan
konsep manusia yang universal.
112. Metode Filsafat Manusia
Sebagai bagian dari filsafat, filsafat manusia memiliki cara kerja yang
sama dengan cara kerja filsafat pada umumnya, yakni berusaha
menangkap makna di balik gejala empiris itu. Karena itu objek
penelusuran filsafat manusia adalah hal-hal yang ada di balik yang
kelihatan, yang sangat me
nentukan eksistensi manusia. Filsafat manusia
memikirkan aspek-aspek mendasar yang bersifat metafisis dan
spiritualitas tentang manusia.
113. Metode Filsafat Manusia
Kajian filsafat juga bersifat mendalam. Filsafat manusia mendalami inti
yang mendasari realitas hidup manusia. Inti itu tercakup dalam berbagai
dimensinya. Setiap filsuf mencoba mendalami salah satu dari inti itu.
Pendalaman yang beranekaragam ini justru memperkaya pemahaman tentang
manusia dari zaman ke zaman. Selain bersifat ekstensif dan intensif, filsafat
manusia juga bersifat kritis. Sifat kritis merupakan dasar bagi filsafat manusia
untuk membongkar kekuatan-kekuatan yang ada di balik kecenderungan-
kecenderungan negatif yang terjadi dalam sejarah seperti eksploitasi dan
manipulasi terhadap manusia.
114. RELEVANSI FILSAFAT
MANUSIA
Ada tiga alasan untuk menunjukkan relevansi itu.
Pertama, dengan bertanya kita mewujudkan hakikat kemanusiaan.
Aristoteles (384-322 sM) telah mendefinisikan manusia dengan ungkapan homo
est animal rationale, artinya manusia adalah binatang berpikir.
Kedua, dengan mendalami manusia, kita mengenal manusia dengan lebih
baik. Memang filsafat manusia tidak menawarkan jawaban yang menurut ukuran
pragmatic membawa dampak langsung bagi kehidupan sehari-hari.
Ketiga, sebagai konsekuensi lebih lanjut dari butir kedua, filsafat manusia
mengantar kita untuk semakin mampu bertanggungjawab terhadap diri kita dan
sesama.
115. Manusia adalah makhluk multidimensional. Persoalan
eksistensialnya sangat kompleks. Melihat kompleksitas itu
tidak semua persoalan mendasar manusia bisa diulas dalam
satu buku. Mengingat hal itulah dalam buku ini penulis
membatasi diri pada topik-topik tertentu yang berkaitan
dengan eksistensi manusia. Dengan demikian pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan tematis. Sebagai
pendekatan tematis, uraian dalam buku ini tidak berpijak
pada satu pemikir tertentu. Karena itu dalam setiap topik
bisa saja beberapa nama tokoh muncul. Demikian halnya
pemikir yang sama bisa saja muncul beberapa kali dalam
bab yang berbeda.
Batasan Buku
116. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa selain makhluk
yang bertanya, manusia juga adalah pribadi
yang unik. Keunikan manusia bersumber dari
aspek kerohanian, yakni jiwanya. Jiwa membuat
manusia serba baru. Ia menjadi makhluk
dinamis karena jiwanya. Karena ia adalah unik,
maka manusia tidak boleh diurutkan dalam
bentuk nomor atau dikelompok-kelompokkan
seperti makhluk infrahuman. Makhluk
infrahuman dapat diurutkan dan dapat pula
diklasifikasikan menurut jenis dan spesiesnya
untuk memberikan identitas pada masing-
masing. Pada manusia hal ini tidak bisa
dilakukan.
118. Definisi filsafat Pancasila secara etimologis kata filsafat
berasal dari bahasa Yunani Philen yang berarti cinta dan
sophos yang berarti kebijaksanaan. Maka pengertian filsafat
Pancasila adalah pembahasan Pancasila secara filsafati,
yaitu pembahasan Pancasila sampai hakikatnya yang
terdalam (sampai intinya yang terdalam).
PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA
119. 01
04
02
03
TINGKAT PENGETAHUAN PANCASILA
Dengan menjawab suatu pertanyaan ilmiah
“Bagaimana” maka akan diperoleh suatu
pengetahuan ilmiah yang bersifat deskreptif.
Pengetahuan jenis ini adalah jenis pengetahuan
yang memberikan penjelasan serta keterangan
tanpa disertai adanya pemboncengan
kepentingan pribadi. Sehingga bersifat objektif.
Dengan mencari suatu pertanyaan ilmiah
“Mengapa”, maka pengetahuan yang didapatkan
adalah pengetahuan bersifat kausal, yaitu
pengetahuan yang memberikan jawaban tentang
sebab-akibat atau sebab-sebab dan asal-muasal
terjadinya sesuatu pengetahuan tentang Pancasila
yang bersifat kausal akan mengungkapkan asal-mula,
sebab akibat terjadinya Pancasila.
Dengan menjawab pertanyaan ilmiah
“Kemana”: maka pengetahuan yang didapat
adalah pengetahuan yang bersifat normatif.
Dengan menjawab pertanyaan “Apa” akan
diperoleh pengetahuan mengenai hakikat dari
sesuatu yang dinyatakan.
120. 1. Sebagai induk pengetahuan, maka filsafat berfungsi menentukan prinsip-prinsip
metodis serta objek dari ilmu pengetahuan.
2. Dengan filsafat setiap ilmu pengetahuan dapat memiliki sila! Dan ciri khasnya
masing-masing.
1. Karena sifat filsafat yang kritis, dinamis serta mendalam maka memungkinkan bagi
pengembangan akal, menghidupkan kecerdasan berfikir bagi Para calon sarjana
2. Menggugah pengertian serta kesadaran para calon sarjana akan pemikiran
kemanusiaan yaitu tentang kemanusiaan dn masalah kemanusiaan sepanjang masa
Manfaat penggunaan filsafat
Manfaat bagi pendidikan kesarjanaan
MANFAAT FILSAFAT PANCASILA
121. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT
DAN IDEOLOGI
Tanpa adanya filsafat, ideologi tidak akan ada. Setiap ideologi
bersumber dari filsafat. Filsafat lahir dari perenungan dan
pencarian jadi diri sehingga lahirlah cita-cita dan tujuan yang
menjadi landasan hidup seseorang atau suatu kelompok
sehingga hal tersebut menjadi identitas bagi pemilik ideologi
tersebut.
122. 1 Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang
bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam lima
sila Pancasila: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan, maka
dimensi idealistis Pancasila bersumber pada nilai-nilai filosofis yaitu filsafat
Pancasila.
Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan
dalam suatu sistem norms, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
yang memiliki kedudukan tertinggi dalam tertib hukum Indonesia.
Dimensi realistis, suatu ideologi harus mampu mencerminkan ralitas yang hidup clan
berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selain memiliki dimensi nilai-
nilai ideal lane tII, maka Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam kaitannya bermasyarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan negara.
2
3
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
TERBUKA
123. Pancasila disebut sebagai dasar filsafat negara,
philosofische Gronslag dari negara
mengandung konsekuensi bahwa dalam
setiap aspek penyelenggaraan negara harus
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
PANCASILA SEBAGAI
DASAR FILSAFAT
NEGARA
124. ● Telah dijelaskan dimuka bahwa sebelum Pancasila ditentukan
sebagai dasar filsafat negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada
pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala, yaitu sejak
lahirnya bangsa Indonesia sebelum Proklamasi 17 Agustus
1945 demikian keberadaan bangsa Indonesia sebagai suatu
bangsa hidup mendiri di antara bangsa-bangsa lain di dunia
mata-mata ditentukan oleh ciri-ciri etnis belaka melainkan oleh
se jumlah unsur khas yang ada pada bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa lain.
●
PANCASILA SEBAGAI ASAS
PERSATUAN DAN
KEBANGSAAN INDONESIA
126. PANCASILA SEBAGAI
SUATU SISTEM
Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipaharni dari
pemikiran dasar yang terkadung dalam Pancasila, yaitu
pemikiran tentang manusia dalam °hubungannya dengan
Tuhan yang Malta Esa, dengan dirinya sendiri, dengan
sesama manusia, dengan masyarakat bangsa berpikir bangsa
Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan suatu
sistem dalam pengertian kefilsafatan sebagaimana sistem
filsafat lainnya antara lain Materliasisme, idealisme,
rasionalisme, liberalisme, sosialisme dan sebagainya.
127. Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal
Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal.
Pengertian matematika piramidal digunakan untuk menggabarkan
hubungan hierarkhi sila-sila dari Pancasila dalam uniturutan luas
(kwantitas) dan juga dalam hal sifat-sifatnya (kwalitas).
KESATUAN SILA SILA PANCASILA
128. Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat tidak
hanya kesatuan yang menyangkut sila-silanya saja
melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-sila
Pancasila atau secara filosofis merupakan dasar
onologis sila-sila Pancasila
DASAR ANTOLOGIS SILA
PANCASILA
129. 1. Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan
hakikat Tuhan (yaitu kesesuaian dalam arti sesuai dengan akibat)
merupakan suatu nilai-nilai agama).
2. Kemanusiaan ialah sifat-sifat keadaan negara yang sesuai dengan
hakikat manusia.
3. Persatuan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan
hakikat satu, yang berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah, dan
keadaan negara Indonesia sehingga terwujud suatu kesatuan.
4. Kerakyatan, yaitu sifat-sifat dan keadan negara yang sesuai dengan
hakikat rakyat.
5. Keadilan, yaitu sifat-sifat dan keadaan negara yang sesuai dengan
hakikat adil.
HAKEKAT SILA PANCASILA