SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
Isu-Isu Kritis Pendidikan Matematika
Jurnal 1.2:
Visualisasi dan Penalaran Intuitif dalam Matematika
Kelompok : I
Ratumas Feby Purniance
Sri Wahyuni
MAGISTER PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS JAMBI
ANGKATAN IV
2013
Dosen Pengampu :
Dr. Kamid, M. Si
Abstrak
 Berdasarkan contoh-contoh historis dan didaktikal
kita mempertimbangkan peran visualisasi dan
berpikir intuitif dalam matematika. Contoh dari abad
ke-17 dan ke-19 telah digunakan serta studi empiris
yang lebih kecil di tingkat sekolah menengah atas
dan tingkat universitas. Kami menekankan bahwa
visualisasi matematika tidak mengungkapkan yang
dimaksudkan secara berarti. Dengan pengalaman
kita dapat belajar untuk menafsirkan visualisasi
dengan cara yang berbeda, tergantung pada apa
yang diminta.
15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni
 Tulisan ini menunjukkan bagaimana beberapa
konsep dasar selama periode ini didefinisikan (atau
mungkin dijelaskan) atas dasar survei yang ditulis
oleh matematikawan Swedia Björling pada tahun
1852. Rupanya, salah satu masalah adalah bahwa
definisi dari beberapa konsep mendasar yang terlalu
samar, Hal ini menyebabkan beberapa
masalah, misalnya adalah bahwa definisi tidak selalu
berlaku umum dalam masyarakat matematika.
15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni
Contoh:
 Murid sedang mempertimbangkan "sudut singgung". Berdasarkan
gambar yang mirip dengan Gambar 2 kita membiarkan 39 siswa
sekolah Tingkat Menengah Atas menjawab pertanyaan:
 Apa ukuran dari sudut antara lingkaran dan bersinggungannya?
 Jawaban dari siswa yang didistribusikan melalui lima kategori:
 9 murid menjawab bahwa sudut adalah 0 .
 15 murid menjawab bahwa sudut adalah nilai tetap lebih besar dari 0 ,
misalnya 45 .
 8 murid menjawab bahwa jawabannya tergantung pada di mana pada
gambar satu langkah.
 4 murid menjawab bahwa sudut tersebut tidak ada.
 3 murid tidak menjawab.
15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni
 Beberapa siswa di 15 kategori kedua menyatakan bahwa sudut
adalah 90 . Salah satu dari 8 siswa dalam kategori ketiga
dirumuskan dengan cara sebagai berikut:
 Hal ini tergantung pada di mana satu langkah. Karena
lingkaran melengkung sudut mendapat lebih besar dan lebih
besar untuk setiap titik. Pada titik di mana lingkaran dan
bersinggungan memenuhi sudut adalah 0 .
 Murid lain dalam kategori ketiga menjawab:
 Tepat di titik tangen sudut adalah 0 .
 Tampak bahwa pendekatan murid untuk hati-hati mempelajari
gambar untuk menemukan jawabannya. Secara kasar, mereka
berusaha untuk menemukan jawabannya "dalam gambar".
Ternyata, sebagian besar murid tidak mendasarkan jawaban
mereka pada definisi formal.
15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni
 Salah satu dari 4 siswa dalam kategori keempat memberikan jawaban berikut:
 Ini bukan sebuah sudut karena lingkaran itu bulat.
 Tentu saja seseorang tidak bisa memastikan bahwa jawaban ini didasarkan
pada definisi sudut. Tetapi mungkin murid mengerti bahwa ada sesuatu yang
salah, tapi tidak bisa menjelaskan mengapa. Mungkin tugas itu berbeda
daripada yang murid digunakan untuk, misalnya, biasanya memiliki garis
lengkung tidak ada hubungannya dengan sudut. Murid lain dalam kategori yang
sama menjawab:
 Apakah lingkaran benar-benar memiliki sudut? Jika memiliki, memiliki sudut tak
terhingga banyaknya.
 Murid ini tidak mengacu pada definisi sudut yang baik, tetapi mirip dengan
jawaban kategori ini hanya disebutkan, tampak bahwa murid ini juga mengerti
bahwa ada sesuatu yang tidak seperti itu dulu. Dua murid yang tersisa dalam
kategori ini namun mengacu pada definisi sudut.
15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni
 Salah satu alasan yang mungkin mengapa sebagian
besar siswa tidak bisa menggunakan definisi sudut
bahwa mereka tidak digunakan untuk menerapkan
definisi. Mungkin masalah dalam buku teks mereka
tidak berdasarkan menggunakan definisi formal.
Namun demikian, perdebatan mengenai sejarah
keberadaan dari "sudut kontak" bisa menjadi salah
satu cara untuk menunjukkan perlunya definisi
formal di matematika.
15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni
 Contoh konkret adalah ketika seorang guru menggambarkan lingkaran
dengan menggambar di papan tulis, seperti dalam Gambar 9. Gambar
di papan tulis tidak lingkaran, karena tidak mungkin untuk
menggambar sebuah lingkaran yang sempurna. Tapi untuk orang
yang tahu bahwa lingkaran adalah satu set poin dalam pesawat yang
berjarak sama dari titik tengah, gambar di papan tulis sudah cukup
untuk memahami bahwa guru berbicara tentang lingkaran
"matematika".
 Namun, untuk anak yang belum pernah mendengar tentang lingkaran
sebelumnya, sosok papan tulis mungkin berarti sesuatu yang lain.
Dengan melihat lingkaran pada Gambar 9 anak bahkan mungkin
berpikir bahwa lingkaran adalah sebuah cincin yang tidak terhubung di
bagian atas. Intinya adalah bahwa visualisasi pasti bisa cukup untuk
meyakinkan diri dari kebenaran dari pernyataan dalam
matematika, asalkan seseorang memiliki pengetahuan yang cukup
tentang apa yang mereka mewakili.
15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

Jurnal Polysemy of Symbols: Signs of Ambiguity
Jurnal Polysemy of Symbols: Signs of AmbiguityJurnal Polysemy of Symbols: Signs of Ambiguity
Jurnal Polysemy of Symbols: Signs of AmbiguityRatumas Feby
 
Jurnal Prospective Teachers’ Conceptions About Teaching Mathematically Talent...
Jurnal Prospective Teachers’ Conceptions About Teaching Mathematically Talent...Jurnal Prospective Teachers’ Conceptions About Teaching Mathematically Talent...
Jurnal Prospective Teachers’ Conceptions About Teaching Mathematically Talent...Ratumas Feby
 
Richards business plan presentation assignment
Richards business plan presentation assignmentRichards business plan presentation assignment
Richards business plan presentation assignmentLaman Richards
 
Customers’ perception towards online trading
Customers’ perception towards online tradingCustomers’ perception towards online trading
Customers’ perception towards online tradingSamarth Okhade
 
Prinsip Prinsip Pembelajaran Sains
Prinsip Prinsip Pembelajaran SainsPrinsip Prinsip Pembelajaran Sains
Prinsip Prinsip Pembelajaran SainsRatumas Feby
 
Atribut inovasi dan tingkat kecepatan adopsi
Atribut inovasi dan tingkat kecepatan adopsiAtribut inovasi dan tingkat kecepatan adopsi
Atribut inovasi dan tingkat kecepatan adopsiRatumas Feby
 

Andere mochten auch (9)

Shot types
Shot typesShot types
Shot types
 
Jurnal Polysemy of Symbols: Signs of Ambiguity
Jurnal Polysemy of Symbols: Signs of AmbiguityJurnal Polysemy of Symbols: Signs of Ambiguity
Jurnal Polysemy of Symbols: Signs of Ambiguity
 
Shot types
Shot typesShot types
Shot types
 
Jurnal Prospective Teachers’ Conceptions About Teaching Mathematically Talent...
Jurnal Prospective Teachers’ Conceptions About Teaching Mathematically Talent...Jurnal Prospective Teachers’ Conceptions About Teaching Mathematically Talent...
Jurnal Prospective Teachers’ Conceptions About Teaching Mathematically Talent...
 
Richards business plan presentation assignment
Richards business plan presentation assignmentRichards business plan presentation assignment
Richards business plan presentation assignment
 
Customers’ perception towards online trading
Customers’ perception towards online tradingCustomers’ perception towards online trading
Customers’ perception towards online trading
 
Share khan project
Share khan projectShare khan project
Share khan project
 
Prinsip Prinsip Pembelajaran Sains
Prinsip Prinsip Pembelajaran SainsPrinsip Prinsip Pembelajaran Sains
Prinsip Prinsip Pembelajaran Sains
 
Atribut inovasi dan tingkat kecepatan adopsi
Atribut inovasi dan tingkat kecepatan adopsiAtribut inovasi dan tingkat kecepatan adopsi
Atribut inovasi dan tingkat kecepatan adopsi
 

Ähnlich wie Jurnal Visualizations and Intuitive Reasoning In Mathematics

Mutu Soal UN Matematika
Mutu Soal UN MatematikaMutu Soal UN Matematika
Mutu Soal UN MatematikaIwan Pranoto
 
MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH
MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCHMEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH
MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCHUniversitas Pendidikan Indonesia
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalMas Becak
 
1. Kontrak Perkuliahan & Miskonsepsi Pemb Mtk di SD-Kondas Mtk.pptx
1. Kontrak Perkuliahan & Miskonsepsi Pemb Mtk di SD-Kondas Mtk.pptx1. Kontrak Perkuliahan & Miskonsepsi Pemb Mtk di SD-Kondas Mtk.pptx
1. Kontrak Perkuliahan & Miskonsepsi Pemb Mtk di SD-Kondas Mtk.pptxhalaljatilawang
 
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistikOutline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistikAby Nonsense
 
Catatan ari pembelajaran nilai tempat matematika dasar
Catatan ari  pembelajaran nilai tempat matematika dasarCatatan ari  pembelajaran nilai tempat matematika dasar
Catatan ari pembelajaran nilai tempat matematika dasarRadden Jullian Artha Wijaya
 
Paper analisis kd matematika
Paper analisis kd matematikaPaper analisis kd matematika
Paper analisis kd matematikaSepti Sartika
 
Uas b.indonesia
Uas b.indonesiaUas b.indonesia
Uas b.indonesiaNida Hilya
 
Tugasan 2 asas nombor
Tugasan 2 asas nomborTugasan 2 asas nombor
Tugasan 2 asas nombormezalya
 
Problematika individu
Problematika individuProblematika individu
Problematika individuaseprosadi29
 
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...reno sutriono
 
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI OPERASI HI...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF   TIPE THINK-PAIR-SHARE  PADA MATERI OPERASI HI...MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF   TIPE THINK-PAIR-SHARE  PADA MATERI OPERASI HI...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI OPERASI HI...devi kumala sari
 
1.pembelajaran soal cerita_sd
1.pembelajaran soal cerita_sd1.pembelajaran soal cerita_sd
1.pembelajaran soal cerita_sdDjoko Hartono
 
Tugas Kajian Masalah PMTK.pptx
Tugas Kajian Masalah PMTK.pptxTugas Kajian Masalah PMTK.pptx
Tugas Kajian Masalah PMTK.pptxseger1
 

Ähnlich wie Jurnal Visualizations and Intuitive Reasoning In Mathematics (20)

Mutu Soal UN Matematika
Mutu Soal UN MatematikaMutu Soal UN Matematika
Mutu Soal UN Matematika
 
MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH
MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCHMEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH
MEMBANDINGKAN DAN MENGURUTKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
 
1. Kontrak Perkuliahan & Miskonsepsi Pemb Mtk di SD-Kondas Mtk.pptx
1. Kontrak Perkuliahan & Miskonsepsi Pemb Mtk di SD-Kondas Mtk.pptx1. Kontrak Perkuliahan & Miskonsepsi Pemb Mtk di SD-Kondas Mtk.pptx
1. Kontrak Perkuliahan & Miskonsepsi Pemb Mtk di SD-Kondas Mtk.pptx
 
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistikOutline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistik
 
Catatan ari pembelajaran nilai tempat matematika dasar
Catatan ari  pembelajaran nilai tempat matematika dasarCatatan ari  pembelajaran nilai tempat matematika dasar
Catatan ari pembelajaran nilai tempat matematika dasar
 
Paper analisis kd matematika
Paper analisis kd matematikaPaper analisis kd matematika
Paper analisis kd matematika
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
van hiele
van hielevan hiele
van hiele
 
Uas b.indonesia
Uas b.indonesiaUas b.indonesia
Uas b.indonesia
 
Tugasan 2 asas nombor
Tugasan 2 asas nomborTugasan 2 asas nombor
Tugasan 2 asas nombor
 
Onday
OndayOnday
Onday
 
Operasi hitung pecahan
Operasi hitung pecahanOperasi hitung pecahan
Operasi hitung pecahan
 
Problematika individu
Problematika individuProblematika individu
Problematika individu
 
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
Artikel Operasi hitung aljabar dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Think...
 
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI OPERASI HI...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF   TIPE THINK-PAIR-SHARE  PADA MATERI OPERASI HI...MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF   TIPE THINK-PAIR-SHARE  PADA MATERI OPERASI HI...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI OPERASI HI...
 
1.pembelajaran soal cerita_sd
1.pembelajaran soal cerita_sd1.pembelajaran soal cerita_sd
1.pembelajaran soal cerita_sd
 
Tugas Kajian Masalah PMTK.pptx
Tugas Kajian Masalah PMTK.pptxTugas Kajian Masalah PMTK.pptx
Tugas Kajian Masalah PMTK.pptx
 
Bab1
Bab1Bab1
Bab1
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 

Jurnal Visualizations and Intuitive Reasoning In Mathematics

  • 1. Isu-Isu Kritis Pendidikan Matematika Jurnal 1.2: Visualisasi dan Penalaran Intuitif dalam Matematika Kelompok : I Ratumas Feby Purniance Sri Wahyuni MAGISTER PENDIDIKAN IPA UNIVERSITAS JAMBI ANGKATAN IV 2013 Dosen Pengampu : Dr. Kamid, M. Si
  • 2. Abstrak  Berdasarkan contoh-contoh historis dan didaktikal kita mempertimbangkan peran visualisasi dan berpikir intuitif dalam matematika. Contoh dari abad ke-17 dan ke-19 telah digunakan serta studi empiris yang lebih kecil di tingkat sekolah menengah atas dan tingkat universitas. Kami menekankan bahwa visualisasi matematika tidak mengungkapkan yang dimaksudkan secara berarti. Dengan pengalaman kita dapat belajar untuk menafsirkan visualisasi dengan cara yang berbeda, tergantung pada apa yang diminta. 15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni
  • 3.  Tulisan ini menunjukkan bagaimana beberapa konsep dasar selama periode ini didefinisikan (atau mungkin dijelaskan) atas dasar survei yang ditulis oleh matematikawan Swedia Björling pada tahun 1852. Rupanya, salah satu masalah adalah bahwa definisi dari beberapa konsep mendasar yang terlalu samar, Hal ini menyebabkan beberapa masalah, misalnya adalah bahwa definisi tidak selalu berlaku umum dalam masyarakat matematika. 15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni
  • 4. Contoh:  Murid sedang mempertimbangkan "sudut singgung". Berdasarkan gambar yang mirip dengan Gambar 2 kita membiarkan 39 siswa sekolah Tingkat Menengah Atas menjawab pertanyaan:  Apa ukuran dari sudut antara lingkaran dan bersinggungannya?  Jawaban dari siswa yang didistribusikan melalui lima kategori:  9 murid menjawab bahwa sudut adalah 0 .  15 murid menjawab bahwa sudut adalah nilai tetap lebih besar dari 0 , misalnya 45 .  8 murid menjawab bahwa jawabannya tergantung pada di mana pada gambar satu langkah.  4 murid menjawab bahwa sudut tersebut tidak ada.  3 murid tidak menjawab. 15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni
  • 5.  Beberapa siswa di 15 kategori kedua menyatakan bahwa sudut adalah 90 . Salah satu dari 8 siswa dalam kategori ketiga dirumuskan dengan cara sebagai berikut:  Hal ini tergantung pada di mana satu langkah. Karena lingkaran melengkung sudut mendapat lebih besar dan lebih besar untuk setiap titik. Pada titik di mana lingkaran dan bersinggungan memenuhi sudut adalah 0 .  Murid lain dalam kategori ketiga menjawab:  Tepat di titik tangen sudut adalah 0 .  Tampak bahwa pendekatan murid untuk hati-hati mempelajari gambar untuk menemukan jawabannya. Secara kasar, mereka berusaha untuk menemukan jawabannya "dalam gambar". Ternyata, sebagian besar murid tidak mendasarkan jawaban mereka pada definisi formal. 15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni
  • 6.  Salah satu dari 4 siswa dalam kategori keempat memberikan jawaban berikut:  Ini bukan sebuah sudut karena lingkaran itu bulat.  Tentu saja seseorang tidak bisa memastikan bahwa jawaban ini didasarkan pada definisi sudut. Tetapi mungkin murid mengerti bahwa ada sesuatu yang salah, tapi tidak bisa menjelaskan mengapa. Mungkin tugas itu berbeda daripada yang murid digunakan untuk, misalnya, biasanya memiliki garis lengkung tidak ada hubungannya dengan sudut. Murid lain dalam kategori yang sama menjawab:  Apakah lingkaran benar-benar memiliki sudut? Jika memiliki, memiliki sudut tak terhingga banyaknya.  Murid ini tidak mengacu pada definisi sudut yang baik, tetapi mirip dengan jawaban kategori ini hanya disebutkan, tampak bahwa murid ini juga mengerti bahwa ada sesuatu yang tidak seperti itu dulu. Dua murid yang tersisa dalam kategori ini namun mengacu pada definisi sudut. 15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni
  • 7.  Salah satu alasan yang mungkin mengapa sebagian besar siswa tidak bisa menggunakan definisi sudut bahwa mereka tidak digunakan untuk menerapkan definisi. Mungkin masalah dalam buku teks mereka tidak berdasarkan menggunakan definisi formal. Namun demikian, perdebatan mengenai sejarah keberadaan dari "sudut kontak" bisa menjadi salah satu cara untuk menunjukkan perlunya definisi formal di matematika. 15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni
  • 8.  Contoh konkret adalah ketika seorang guru menggambarkan lingkaran dengan menggambar di papan tulis, seperti dalam Gambar 9. Gambar di papan tulis tidak lingkaran, karena tidak mungkin untuk menggambar sebuah lingkaran yang sempurna. Tapi untuk orang yang tahu bahwa lingkaran adalah satu set poin dalam pesawat yang berjarak sama dari titik tengah, gambar di papan tulis sudah cukup untuk memahami bahwa guru berbicara tentang lingkaran "matematika".  Namun, untuk anak yang belum pernah mendengar tentang lingkaran sebelumnya, sosok papan tulis mungkin berarti sesuatu yang lain. Dengan melihat lingkaran pada Gambar 9 anak bahkan mungkin berpikir bahwa lingkaran adalah sebuah cincin yang tidak terhubung di bagian atas. Intinya adalah bahwa visualisasi pasti bisa cukup untuk meyakinkan diri dari kebenaran dari pernyataan dalam matematika, asalkan seseorang memiliki pengetahuan yang cukup tentang apa yang mereka mewakili. 15 Maret 2013 cece feby dan kak yuni