SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 26
STATUS PASIEN
ALLOANAMNESIS
Nama pasien : (Nama)/ (Sex)/ (Usia)
Alloanamnesis : (Tanggal)
Diperoleh dari : (Nama), (Sex), (Usia), (No.Telepon)
Pekerjaan :
Pendidikan :
Hub.dengan Pasien :
KU : Keluhan Utama  Penyebab pasien dirujuk ke Rumah Sakit
AT : Anamnesis Terpimpin
- Sejak kapan? Seperti apa?
- Gejala-gejala lain yang menyertai.
- Faktor pencetus gangguan yang sekarang.
- Apakah pernah mengalami gangguan sebelumnya? Kapan mulai perubahan
perilaku? Awal munculnya bagaimana perilaku ps?
- Apakah pasien pernah sembuh? Jika tidak, bagaimana aktivitas harian pasien sejak
terjadi gangguan perilaku?
- Pernah berobat/ tidak? Riwayat pengobatan.
- Pernah sakit medis lainnya? dirawat di RS? (Iya -> Kapan? Berapa lama)
RPM : Riwayat PreMorbid
- Lahir normal/cacat. Cukup bulan? Dibantu sama siapa? (Dokter/Bidan/Dukun?)
- Riwayat ASI / pengasuhan
- Perkembangan di sekolah?
- Bagaimana pergaulannya?
- Bagaimana sifat/perilaku pasien sebelum sakit?
- Riwayat pekerjaan
RK : Riwayat Keluarga
- Anak keberapa? Jenis kelamin saudara-saudara (?,?,?,?)
- Bagaimana hubungan dengan keluarga?
- Tinggal dengan siapa?
- Riwayat pernikahan?
- Riwayat keluarga yang menderita penyakit jiwa?
RPS : Riwayat Penyakit Sebelumnya
- Infeksi (+/-)
- Trauma (+/-)
- Kejang (+/-)
- NAPZA (+/-)
STATUS PASIEN
Nama :
Jenis kelamin : TTL :
Status perkawinan : Agama :
Pekerjaan/Sekolah :
Alamat/telp :
Nama keluarga :
Dikirim oleh :
Dokter yang megobati :
Diagnosa sementara :
Gejala utama :
LAPORAN PSIKIATRI
I.RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama dan Alasan Masuk RS
“Ada apa dengan bapak/ibu sampai dibawa kesini? / Apa yang dilakukan sehingga
dibawa kesini?”
B. Riwayat Gangguan Sekarang
B.1. Keluhan dan Gejala
- Anamnesa terpimpin : Waktu mulai KU?
- Kapan memberat?
- Apa yang dilakukan pasien bila KU mulai muncul?
- Apa ada tindakan yang meresahkan (memukul, main benda tajam, dll)
- Bagaimana awal munculnya gejala?
- Apakah gejala berlangsung terus-menerus/ sementara?
B.2. Hendaya/disfungsi
- Hendaya sosial (+/-)
- Hendaya pekerjaan (+/-)
- Hendaya waktu senggang (+/-)
B.3 Faktor stressor psikososial
Hal yang mencetuskan timbulnya KU
B.4 Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya
(Liat di anamnesis terpimpin)  Berhubungan dengan KU
C. Riwayat gangguan sebelumnya
Riwayat penyakit sebelumnya :
 Trauma (+/-)
 Infeksi (+/-) Bisa tidak berhubungan dengan KU
 Kejang (+/-)
Riwayat penggunaan zat psikoaktif
 Merokok ya Berapa batang/bungkus/hari
 Alkohol ya
Jenis apa? Sudah berapa lama menggunakan
 Zat lain ya
D. Riwayat kehidupan pribadi
 Lahir normal / tidak
 Cukup bulan/ tidak
 Dibantu oleh siapa? Dokter/bidan/dukun
 Perkembangan dan pertumbuhan
 Interaksi sosial?
 Pendidikan terakhir?
 Bekerja dimana?
 Menikah/belum/cerai, punya berapa anak?
E. Riwayat kehidupan keluarga
 Anak keberapa dari berapa bersaudara
 (Sex saudara-saudara)
 Hubungan dengan keluarga
 Riwayat gangguan jiwa pada keluarga
F. Situasi sekarang
 Saat ini tinggal dengan siapa?
NOTE : Pada anamnesis hindari kata “Kenapa” => Ada Apa?
 Bahagia atau tidak?
 Apakah keluhan/ gejala masih muncul?
G. Persepsi Pasien tentang diri dan kehidupan
 Apakah pasien merasa sakit/ tidak? Apa harapan pasien?
II. STATUS MENTAL
A. Penampilan
Penampilan secara umum : dari ujung rambut sampai ujing kaki, terawat/tidak terawat,
sesuai umur atau tidak.
Kualitatif : baik/berubah
B. Kesadaran
Kuantitatif: GCS
Kesadaran = Kemampuan seseorang untuk melakukan kontak dengan
lingkungan sekitarnya dan melakukan pembatasan.
 Kesadaran menurun : Persepsi dan perhatian berkurang dinilai dengan GCS.
Tingkat kesadaran : Apatis, Samnolen, Stupor, Soporocoma.
 Kesadaran berubah : Pasien mampu melakukan kontak dengan lingkungan tapi
tidak mampu melakukan pembatasan.
 Kesadaran berkabut : penurunan kewaspadaan terhadap lingkungan, meliputi :
Fugue, Histeria, Trans, Somnabulisme
C. Perilaku dan Aktifitas Psikomotor
 Mannerisme : Gerakan seperti bersandiwara, sering diulang.
 Stereotipik : Pengulangan tindakan yang tidak berguna secara menetap.
 Stupor : Aktivitas psikomotor yang sangat menurun sampai imobilitas.
 Agitasi : Gaduh gelisah tanpa tujuan
 Flexibilitas serea : Sikap tubuh yang bisa dibentuk pemeriksa dan dipertahankan.
 Posturing : Sikap tubuh aneh yang dipertahankan dalam jangka lama.
 Command automatisn : Mengikuti yang diperintahkan secara otomatis.
 Negativistik : Melawan perintah atau perlakuan pemeriksa.
Perhatikan segala bentuk psikomotor pasien.
D. Pembicaraan
 Spontanitas, Kelancaran (lancar/terbata-bata/sering berhenti mendadak),
nada/intonasi bicara
E. Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif, Bersahabat, Bermusuhan, Menyerang/hostile, Seduktif, Main-main, Tidak
peduli
Keadaan Afektif
A. Mood
Suasana perasaan yang bertahan lama biasanya 2-3 minggu, melatarbelakangi ekspresi
emosi pasien.
 Disforik : Mood yang tidak menyenangkan
 Irritable : Mudah dibuat marah.
 Labil : Mudah berubah-ubah antara gembira dan sedih.
 Elevated/Elasi : Gembira
 Euforia : Kegembiraan/elasi yang meluap-luap.
 Eksaltasi : Euforia yang kuat dengan rasa kebesaran.
 Ekspansif : Suasana perasaan yang beragam dan mudah berubah.
 Eutimik : Mood dalam rentang normal, tidak ada mood yang tertekan/melambung
B. Afek
Suasana perasaan yang kurang menetap dan dapat diamati pada wajah dan perilaku.
Berkaitan dengan stimulus dari luar/pemeriksa.
 Appropriate : Sesuai/normal
 Inappropriate : Tidak sesuai, contoh : cerita sedih tapi tertawa.
 Labil : Afek berubah drastis, contoh : tertawa kemudian tiba-tiba menangis.
 Restriktif/terbatas : Respon sesuai stimulus tapi tidak adekuat.
 Tumpul : Perubahan suasana perasaan tidak langsung tampak/lambat.
 Datar : Tidak ada perubahan ekspresi dan intonasi suara.
C. Empati
Apakah pemeriksa dapat turut merasakan perasaan pasien pada saat itu.
 Dinyatakan dengan : “dapat dirabarasakan atau tidak dapat dirabarasakan”
 Psikotik : Tidak dapat dirabarasakan.
FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf Pendidikan, Pengetahuan, Kecerdasan :
 Tanyakan pertanyaan umum yang disesuaikan dengan latar belakang pendidikan.
 Contohnya : “Siapa presiden Indonesia atau wakilnya? ”
 Dinilai dengan : Sesuai taraf pendidikan atau tidak sesiau taraf pendidikan
 Pada pasien skizofrenia paranoid : Fungsi kognitif dapat “Tidak Terganggu ”
Pada pasian skizofrenia Hebefrenik : Fungsi kognitif “Sangat terganggu”
2. Orientasi
 Waktu :- Sudah berapa lama dirawat ?
- Tanya keadaan : Pagi/siang/malam
 Tempat : Apakah pasien tahu ia dimana?
 Orang : Apakah pasien tahu siapa yang membawanya /
 Dinyatakan dengan : “Baik” atau “terganggu”
3. Daya Ingat
 Jangka panjang : Sekolah / kapan menikah
 Jangka pendek : Apa yang dikerjakan tadi pagi ?
 Jangka segera : Mengulangi 6 angka ? contoh = 5, 7, 12, 9
 Dinyatakan dengan : “Baik”, “Cukup”, ”kurang”
4. Pikiran Abstrak
Kemampuan pasien memahami sesuatu konsep yang tidak secara konkrit dilihatnya atau
dialaminya pada saat itu.
5. Bakat Kreatif
 Bakat yang dapat memberi penghasilan
 Untuk mengarahkan setelah pasien sembuh
GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi
Persepsi tanpa ada objek yang sebenarnya.
Contoh : melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
a. Halusinasi penglihatan (visual, optik)
Contoh : sinar, sosok orang
b. Halusinasi pendengaran (Auditorik, akustik)
Contoh : Suara manusia, hewan, musik, mesin
c. Halusinasi penciuman (Olfaktorik)
Contoh : mencium bau
d. Halusinasi pengecap (Gustatorik)
Contoh : merasa mengecap sesuatu
e. Halusinasi peraba (Taktil)
Contoh : Merasa diraba, disentuh, ditiup.
2. Ilusi
Persepsi salah atau kesalahan interpretasi tentang suatu objek
Contoh : gorden disangka setan, angin seperti suara panggilan.
3. Depersonalisasi :
Perasaan aneh terhadap diri sendiri atau merasa dirinya ada perubahan.
Contoh : - merasa ada tumor diperutnya
- merasa lehernya panjang
4. Derealisasi
Perasaan aneh tentang lingkungan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : - merasa disurga Padahal dia di rumah sakit Dadi
- merasa dihutan
PROSES BERPIKIR
Gangguan proses berpikir di bagi atas 3 hal :
1. Bentuk pikiran
 Dereisme : Proses berfikir yang tidak mengikuti logika/kenyataan
 Autistik : Hidup di alam pikirannya sendiri tanpa peduli orang lain
 Pikiran tidak realistik : Pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan
2. Arus pikiran
 Produktivitas : ide yang berlebihan / mishinigle
Pikiran yang cepat / lambat
“Cukup” ”Kurang”
 Irelevan : Tidak nyambung kalau ditanya
 Asosiasi Longgar : Dua kalimat yang tidak berhubungan, tetapi ada spasi di tengah.
Contoh : Saya lapar spasi mobil berjalan
 Flight of Ideas : Perubahan yang mendadak lgi cepat dalam pembicaraan, sehingga
satu ide belum selesai disambung dengan ide baru.
Contoh : kucing hitam, mobil mahal, saya lapar (tidak ada spasi)
 Inkoheren : (Wold sald) satu kata dan kata lain tidak berhubungan sehingga
tidak membentuk suatu kalimat.
Contoh : saya minta lahir pakaian lengkap untuk pengadilan tuhan dengan jodoh.
3. Isi pikir
 Pre-okupasi : Pikiran yang terpaku hanya sebuah ide saja.
- Mania : Preokupasi pada diri sendiri
- Monomania : pre-okupasi pada objek tunggal
Contoh : Pre-okupasi tentang membunuh/bunuh dia
 Waham : keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan walau
di jelaskan yang sebenarnya tetap menyangkal dan tidak bertentangan dengan budaya
setempat
1. Waham yang kacau (Bizarre delution)
Keyakinan aneh yang mustahil dan sma sekali tidak masuk akal.
Contoh : - orang dari luar angkasa telah menanamkan suatu elektroda pada otak
pasin
- Kalau angkat tangan kanan Tuhan, tangan kiri manusia
Waham non bizzare (waham membumi) : orang bisa percaya, bisa tidak dan mungkin
terjadi. Contoh : ada pasien yang mengatakan pada dokter kalau ada seseorang yang
mencari dokter.
2. Waham tersistematisasi (waham sekunder)
Keyakinan palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau peristiwa tunggal.
Contoh : Pasien dimata-matai oleh agen rahasia.
3. Waham yang sejalan dengan mood
Contoh : pasien depresi percaya bahwa ia bertanggung jawab untuk
penghancuran dunia.
4. Waham yang tidak sejalan dengan mood
Contoh :
5. Waham somatik
Keyakinan palsu menyangkut fungsi tubuh pasien, tapi pasien merasa tidak aneh.
Contoh : Otaknya membubur, kepalaku mau pecah.
6. Waham Nihilistik
Perasaan palsu bahwa dirinya, orang lain dan dunia adalah tidak ada atau berakhir.
7. Waham kemiskinan
Keyakinan palsu bahwa pasien kehilangan atau terampas semua harta miliknya.
8. Waham paranoid
a. Waham persekutorik (curiga)
Keyakinan palsu bahwa pasien sedang diganggu atau ditipu atau disiksa.
(khas pada skizofrenia paranoid)
b. Waham kebesaran
Keyakinan memiliki kemampuan/kekuatan atau identitas khusus.
c. Waham referensi
Keyakinan palsu bahwa perilaku orang lain ditujukan untuk dirinya.
Contoh : percaya bahwa orang di TV membicarakan dirinya.
9. Waham menyalahkan diri sendiri
Keyakinan palsu tentang penyesalan yang dalan dan rasa bersalah
10. Waham pengendalian
Perasaan palsu bahwa kemauan atau pikiran/perasaan pasien dikendalikan tenaga
dari luar
a. Thought of withdrawl
Waham bahwa pikiran pasien dihilangkan/diambil keluar
b. Thought of insertion
Waham bahwa pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya
c. Thought of broadcasting
Waham bahwa pikiran pasien dapat di dengar oleh orang lain
d. Thought of control
Waham bahwa pikiran pasien dikendalikan oleh orang/tenaga lain
11. Waham cemburu (persecutory)
Merasa pasangan punya hubungan gelap
12. Erotomania
Keyakinan bahwa seseorag sangat mencintai dirinya (biasanya pada perempuan)
13. Pseudologia phantastica
Suatu jenis kebohongan, dimana seseorang tampak percaya terhadap kenyataan
fantasinya dan bertindak atas kenyataan. Contoh : pura-pura sakit
Gangguan somatoform
1. Hipondria
keyakinan yang berlebihan tentang kesehatan pasien yang didasarkan pada
interpretasi yang tidak realistis terhadap tanda yang abnormal. Contoh : doctor
shopping
2. Obsesi
Ketekunan yang patologis dari suatu pikiran/perasaan yang tidak dapat ditentang.
3. Kompulsi
Kebutuhan patologis untuk melakukan suatu impuls yang jika ditahan
menyebabkan kecemasan, perilaku berulang sebagai respon dari obsesi.
4. Koprolalia
Pengungkapan secara kompulsif kata-kata yang cabul
5. Noesis
Suatu wahyu, dimana terjadi pencerahan yang besar sekali disertai dengan
perasaan bahwa pasien telah dipilih memimpin dan memerintah
6. Unio mystica
Perasaan meluap dimana pasien secara mistik bersatu dengan kekuatan yang tidak
terbatas. Tidak dianggap suatu gangguan jika sejalan dengan keyakinan
pasien/lingkungan kultural
7. Fobia
Rasa takut yang patologis terhadap suatu objek sehingga memaksa untuk
menghindari stimulus yang ditakuti
a. Fobia sederhana : rasa takut terhadap objek atau situasi yang jelas
b. Fobia social : rasa takut akan keramaian
c. Akrofobia : rasa takut terhadap tempat tinggi
d. Agorafobia : rasa takut terhadap tempat terbuka
e. Algofobia : rasa takut terhadap rasa nyeri
f. Astrafobia : rasa takut terhadap badai, Guntur, kilat
g. Ailurofobia : rasa takut terhadap kucing
h. Bakteriofobia : rasa takut terhadap kuman/bakteri
i. Eritrofobia : rasa takut terhadap warna merah
j. Hematofobia : rasa takut terhadap darah
k. Klaustrofobia : rasa takut terhadap ruangan yang tertututp
l. Monofobia : rasa takut terhadap kesendirian
m. Niktofobia : rasa takut terhadap kegelapan
n. Xenophobia : rasa takut terhadap orang asing
o. Zoofobia : rasa takut terhadap binatang
PENGENDALIAN IMPULS
Apakah pasien dapat mengendalikan dorongan agresi, emosi, amarah, keinginan
memiliki. Dinyatakan dengan baik, cukup kurang.
UJI DAYA NILAI
 daya nilai social : apakah pasien sadar akibat perilakunya dan apakah pengertian akan
hal itu akan mempengaruhi dirinya.contoh : pasien mau membunuh orang. Merasa
bukan hal yang mengkhawatirkan.(daya nilai social terganggu)
 daya nilai. Contoh : apa yang dilakukan pasien bila menemukan dompet di jalan.
Dinyatakan dengan terganggu/tidak terganggu.
TILIKAN
Derajat kesadaran dan pengertian bahwa dirinya sakit. Terbagi atas 6 derajat :
1. derajat 1 : penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit
2. derajat 2 : menyadari bahwa dirinya sakit, tetapi segera mengoreksi
3. derajat 3 : menyadari dirinya sakit tetapi menyalahkan orang lain
4. derajat 4 : menyadari dirinya sakit tetapi tidak tahu penyebabnya apa
5. derajat 5 : menyadari dirinya sakit tetapi tidak ada usaha mengobati
6. derajat 6 : menyadari dirinya sakit dan butuh pengobatan
TARAF DAPAT DIPERCAYA
Apakah hasil pemeriksaan dapat dipercaya atau tidak. Oleh karena itu lakukan autoanamnesus
dan alloanamnesis.
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
 status internus
 hasil pemfis dan lab
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Tuliskan hanya gangguan singkat
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
1. Aksis 1 : untuk mendiganosis dan perhatian klinis ( gangguan/hambatan yang
menyebabkan diagnosis)
2. Aksis 2 : ciri kepribadian
3. Aksis 3 : kelainan organobiologik ( tidak harus berhubungan dengan aksis 1)
4. Aksis 4 : stressor
5. Aksis 5 : GAF scale
VI. DAFTAR PROBLEM
 Kelainan organobiologik
 Kelainan psikologi
 Kelaianan social
VII. PROGNOSIS
 Faktor pendukung
 Faktor penghambat
VIII. TINJAUAN PUSTAKA
Penjelasan mengenai teori diagnosis
IX. RENCANA TERAPI
 Farmakoterapi
 Psikoterapi
 Sosioterapi
X. FOLLOW UP
Pantau keadaan umum dan perkembangan penyakit seperti menilai efektivitas obat.
Kemungkinan efek samping obat yang diberikan.
F00-F09
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
Gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak yang dapat
didiagnosis tersendiri.contoh : hipertiroid
Gambaran uatama:
1. Gangguan fungsi kognitif
 Daya ingat (memory)
 Daya pikir ( intellect)
 Daya belajar (learning)
2. Gangguan sensorium
 Gangguan kesadaran
 Gangguan perhatian
3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol
 Persepsi (halusinasi/ilusi)
 Gangguan isi pikir
 Suasana perasaan dan emosi
F20-F20.9
SKIZOFRENIA
Skizofrenia : jiwa yang terpecah antara perilaku, perasaan dan pikiran
Pedoman diagnostic :
 1 gejala :
1. THOUGHT
 Thought of echo : isi pikir yang bergema
 Thought of insertion : isi pikiran yang masuk dalam pikiran
 Thought of withdrawl : isi pikiran diambil keluar
 Thought of broadcasting : isi pikiran tersiar, orang lain tahu
2. DELUTION
 Delution of control : waham dirinya dikendalikan oleh sesuatu dari luar, yang
dilawan tapi tetap dilakukan
 Delution of influence : waham dirinya diperintahkan oleh sesuatu. Pasien lebih
sering melawan, walau kadang diikuti
 Delution of passivity : waham pasrah terhadap kekuatan dari luar
 Delution of perception : waham yang berhubungan dengan pengalaman
indrawi yang tidak wajar
3. HALUSINASI AUDITORIK
 Suara yang berkomentar terus menerus/bergosip
 Pasien merasa diceritai
 Panca indera yang berbicara. Contoh : tangan bicara
4. WAHAM
Waham yang menurut budaya setempat tidak wajar dan mustahil
 2 gejala :
1. HALUSINASI
Halusinasi yang menetap dan berasal dari indera mana saja
2. ARUS PIKIRAN
Arus pikiran yang terputus : irrelevan, inkoherensi, flight of idea, asosiasi longgar,
neologisme
3. PERILAKU KATATONIK
Gangguan yang terlihat pada tingkah laku. Contoh : gaduh, gelisah, negativism,
stupor, posturing.
4. GEJALA NEGATIF
Contoh : autism, jarang bicara, malas mandi, malas-malasan, anhedonia, apatis, afek
tumpul
 Gejala berlangsung selama > 1 bulan
 Terdapat hendaya (disability)
F20.0 SKIZOFRENIA PARANOID
 Waham yang khususnya :
 Waham kebesaran
 Waham kejaran
 Halusinasi yang mengancam
 Fungsi kognitif sedikit berkurang, kayak waras
 Umur dewasa
F20.1 SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
 Umur 15-25 tahun
 Biasanya menyendiri
 Pemalu, pendiam, suka menyendiri
 Kekanak-kanakan
F20.2 SKIZOFRENIA KATATONIK
 Sangat menonjol pada psikomotornya
F20.3 UNDIFERENTIATED SKIZOFRENIA ( SKIZO-TAK TERINCI)
 Memenuhi beberapa kriteria skizofrenia (paranoid, hebefrenik, katatonik, residual)
F20.5 SKIZOFRENIA RESIDUAL
 Gejala negative yang menonjol
 Ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau (>1 tahun) yang
memenuhi kriteria skizofrenia
F20.6 SKIZOFRENIA SIMPLEKS
 Gejala negative yang duluan muncul tanpa ada gejala positif
F20.9 SKIZOFRENIA YTT ( YANG TAK TERGOLONGKAN)
 Tidak memenuhi gejala jenis-jenis skizofrenia, data tidak lengkap.
F22 GANGGUAN WAHAM MENETAP
 Yang menonjol hanya waham
 Minimal 3 bulan
 Ada halusinasi tapi tidak menonjol dan sejalan dengan waham
 Wahamnya tipe membumi
 Waham tersistematisasi
F23 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA
 Berlangsung 2 minggu
 Harus ada stressor
 Prognosis baik
 Ada waham dan halusinasi
F24 GANGGUAN WAHAM INDUKSI
 2 orang atau lebih mengalami waham dimana jika mereka dipisahkan maka waham
akan menghilang
ANTI PSIKOTIK ( NEUROLEPTIC)
Obat acuan : chlorpromazine
Pembagian penggolongan generik sediaan Dosis
anjuran
Tipikal 1. Phenothiazine
 Rantai
alphatic
Chlorpromazine Tab.25,100
mg
2 mg i.m
50 mg i.v
150-600
mg/hari
 Rantai
piperazine
 Rantai
piperidin
2. Buthyropenone
3. Diphenyl-
butylpiperidin
Trifluoperazine
Thioridazine
Haloperidol
Pimozide
Tab. 1 mg, 5
mg
Tab. 50 mg,
100 mg
Tab. 0,5 mg,
1,5 mg, 5 mg
Amp. 5 mg
Tab 4 mg
10-15
mg/hari
150-600
mg/hari
5-15
mg/hari
2-4 mg
atipikal 1. Benzamide
2. Benzixozole
3. Dibenzodiazepine
Sulpiride
Risperidon
clozapine
Tab. 200 mg
Amp: 50
mg/ml
Tab. 1 mg,
2mg, 3 mg
Tab. 25 mg
dan 100 mg
300-600
mg/hari
2-6 mg/hari
25-100
mg/hari
Efek samping antipsikosis
1. Sedasi dan inhibisi psikomotor ( ngantuk, psikomotr dan kognitif menurun)
2. Gangguan otonom :
 Hipotensi
 Antikolinergik/parasimpatolitik
 Mulut kering, susah miksi dan defek, hidung tersumbat, tekanan intraokuler
meningkat, mata kabur, gangguan irama jantung
3. Gangguan ekstrapiramidal
 Dystonia akut (tonus kaku, krisis okuligirik, torticollis ( leher terputar)
 Akatisia ( tidak tenang, selalu mau jalan) restless leg syndrome
 Sindrom Parkinson ( rigiditas, bradikinesia, tremor)
Bila gejala EPS muncul,berikan :
o Trihexylphenidy (THP) : 3-4 x 2 mg/hari
o Atropine sulfat : 0,5-0,75 mg/ inj i.m (sediaan: 0,25 mg/ml )
o Dipenhidramin : sediaan 10 mg/ml
4. Gangguan endokrin : amenore, ginekomastia
5. Efek samping irreversible ( tardive dyskinesia)
Gerakan berulang involunter pada lidah , wajah, mulut dan anggota gerak. Tapi jika
pasien tidur, gejala menghilang. Penanganannya : hentikan antipsikotik perlahan-
lahan dan berikan reserpine 2.5 mg/hari
6. Efek samping yang mematikan ( sindrom neuroleptic maligna)
 Hiperpireksia > 38 C
 Rigiditas
 Inkontinensia urin
 Perubahan status mental dan kesadaran
Penanganan :
 Hentikan pengobatan
 Beri perawatan suportif
 Berikan agonis dopamine ( bromokriptin, L-dopa 2 x 100 mg/hari, amantadine
200 mg/hari
Perbedaan antipsikotik tipikal dan atipikal
TIPIKAL ATIPIKAL
Mekanisme kerja Menghambat reseptor
dopamine 2 dengan afinitas
yang tinggi ( mudah terjadi
EPS)
Afinitas lemah terhadap
dopamine 2, tetapi memiliki
afinitas dalam menghambat
reseptor dopamine 4,
serotonin, histamine,
reseptor muskarinik dan
reseptor α adrenergic
efektivitas Hanya efektif untuk gejala
(+)
Efektif untuk gejala (+) dan
gejala (-)
CPZ dan thioridazine memiliki efek sedative kuat, cocok untuk pasien : gaduh gelisah, susah
tidur, hiperaktif, pikiran kacau
Trifluoperazine, haloperidol, flufenazine memiliki efek sedative lemah, cocok untuk pasien :
apatis, menarik diri, afek tumpul, hilang minat, hipoaktif, waham, halusinasi
Cara pemberian obat anti psikosis
F30-F39
GANGGUAN SUASANA PERASAAN ( MOOD/AFEKTIF)
F30 EPISODE MANIK
 Afek meningkat : hipertimia
 Aktivitas motorik dan psikomotor meningkat
Mulai dari dosis
minimal ( 2-3 hari)
Ada perubahan
gejala
Tidak ada
perubahan gejala
Turunkan tiap 2
minggu
Pertahankan
dosis 8-12
minggu (
stabilisasi)
Terdapat
perubahan gejala
menurumenurun
Naikkan dosis
terapi
Dosis
pemeliharaan (3-6
bulan)
Tapering off tiap
2-4 minggu
Gejala hilang
HENTIKAN
 Flight of idea
F31 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
 Episode manik 2 minggu samapai 5 bulan kemudian normal
 Kemudian muncul depresif selama 6 bulan
F32 EPISODE DEPRESIF
 Afek depresif
 Anhedonia : penurunan minat dan kegembiraan
 Anergy : energy berkurang
Gejala tambahan :
 Konsentrasi dan perhatian menurun
 Harga diri dan percaya diri menurun
 Rasa bersalah dan tidak berguna
 Pesimis
 Ingin bunuh diri
 Tidur dan makan terganggu
F32.0 EPISODE DEPRESIF RINGAN
 Minimal 2 dari 3 gejala utama
 Ditambah minimal 2 gejala tambahan
 Berlangsung selama minimal 2 minggu
 Disability lebih sedikit
F32.1 EPISODE DEPRESIF SEDANG
 Minimal 2 dari 3 gejala utama
 Ditambah minimal 3-4 gejala tambahan
 Berlangsung minimal 2 minggu
 Disability (+)
F32.2 EPISODE DEPRESIF BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK
 Terdapat 3 gejala utama
 Ditambah minimal 4 gejala tambahan
 Minimal 2 minggu, bisa kurang dari 2 minggu
 Disability (+)
F32.3 EPISODE DEPRESIF BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK
 Memenuhi kriteria episode depresif berat (F32.2)
 Disertai waham, halusinasi, stupor depresif
F33 EPISODE DEPRESIF BERULANG
F34 GANGGUAN SUASANA PERASAAN MENETAP
F38 GANGGUAN SUASANA PERASAAN LAINNYA
F39 GANGGUAN SUASANA PERASAAN YTT
ANTI DEPRESI ( TIMOLEPTIK )
Obat acuan amitriptilin
penggolongan generik sediaan Dosis anjuran
Trisiklik
 Amitriptilin
 Imipramine
 clomipramin
Tab. 25 mg 75-150 mg/hari
Tetrasiklik maprotilin
Tab. 10, 25, 50, 75
mg
75-150 mg/hari
MAOI reversible moclobemide Tab. 150 mg 300-600 mg/hari
SSRI  sertraline
 paroxetine
 fluoxetine
Tab. 50 mg
Tab. 20 mg
Tab. 20 mg
50-100 mg/hari
20-40 mg/hari
20-40 mg/hari
Atipikal trazodone Tab.50, 100 mg 100-200 mg/hari
Depresi terjadi karena defesiensi salah satu neurotransmitter aminergik (noreadrenalin,
serotoin, dopamine) pada sinaps neuron d SSP ( khususnya sistem limbic)
Antidepresan bekerja dengan menghambat reuptake aminergik neurotransmitter dan
menghambat penghancuran oleh enzim mono amine oxidase sehingga terjadi peningkatan
jumlah aminergik neurotransmitter
Untuk pemilihan obat sebaiknya:
1. step 1 : golongan SSRI ( paling aman untuk manula)
2. step 2 : golongan trisiklik ( dapat mengakibatkan atropine toxic syndrome)
3. step 3 : golongan tetrasiklik, atipikal, dan MAOI reversible
ANT-MANIA (MOOD STABILIZER)
Obat acuan : lithium carbonate
golongan Generic Sediaan Dosis anjuran
Mania akut  haloperidol
 carbamazepin
Tab. 1,5 – 5 mg
Tab. 200 mg
4,5 – 15 mg/hari
400-600 mg/hari
Profilaksis mania Lithium carbonate 250-500 mg/hari
Efek anti-mania : mengurangi dopamine receptor supersensitivity, meningkatkan cholinergic
muscarinic activity, dan menghambat cyclic AMP ( adenosine monophosphate dan
phosphoinostiides)
F40-F48
GANGGUAN NEUROTIK, SOMATOFORM, GANGGUAN STRESS
 khawatir, waspada berlebihan
 ketegangan motoric ( gelisah, sakit kepala, gemetar)
 hiperaktivitas otonom : saraf simpatis ( jantung berdebar0debar), saraf parasimpatis (
keringat dingin, BAB dan BAK
F40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK
 Dicetuskan oleh suatu objek yang sebenarnya tidak bahaya sehingga objek tersebut
dihindari oleh pasien.
F41 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA
F41.0 GANGGUAN PANIK ( ANXIETAS PAROKSISMAL EPISODE)
 Ditemukan adanya gangguan anxietas fobik ( F40 )
 Serangan terjadi beberapa kali dalam 1 bulan
F41.1 GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
 Berlangsung tiap hari sampai beberapa bulan
 Cemas terus menerus tanpa dicetuskan oleh suatu objek ( free floating)
F41.2 GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI
 Kedua-duanya tidak menonjol da nada hiperaktivitas otonomik
 Ditemukan gejala primer anxietas dan depresi
 Untuk anxietas : gejala ketegengan otonom harus ditemukan walau tidak terus
menerus
F42 GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF
Obsesi : pikiran, perasaan, ide, sensasi yang mengganggu
Kompulsi : perilaku yang disadari
Gejala obsesi kompulsi :
 Harus disadari ada suatu pikiran impuls/ pikiran sendiri
 Setidaknya ada satu pikiran yang berhasil dilawan
 Pikiran yang dilakukan memberi kelegaan
 Tapi pikiran tersebut terulang-ulang dan tidak menyenangkan
Gejala tersebut muncul setap hari minimal 2 minggi, menimbulkan penderitaan bagi pasien
F43 REAKSI TERHADAP STRESS BERAT DAN GANGGUAN PENYESUAIAN
F43.1 GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA
 Terdapat flash back/bayang-bayang yang berulang-ulang
 Terjadi dalam kurun waktu 6 bulan
 Gangguan otonomik, gangguanafek,kelainan tingkah laku
F43.2 GANGGUAN PENYESUAIAN
 Dilatarbelakangi situasi yang stressfull ( ada bukti)
 Manifestasi gangguan bervariasi : afek depresif, anxietas, campuran anxietas depresi,
tapi tidak spesifik untuk diagnosis
 Onset 1 bulan setelah kejadian stressfull dan gejala tidak bertahan > 6 bulan
 Bisa dilatarbelakangi social, pekerjaan, dll
F44 GANGGUAN DISOSIATIF ( KONVERSI )
Kehilangan sebagian/seluruh dari integrasi moral
Disosiatif muncul sebagai suatu pertahanan terhadap trauma
Gejala utama yaitu kehilangan :
 Ingatan masa lalu
 Kesadaran identitas dan penginderaan segera
 Control terhadap gerak tubuh
Berlangsung dari hari ke hari, jam ke jam
F44.0 AMNESIA DISOSIATIF (HILANG INGATAN)
 Hilang ingatan tanpa adanya gangguan mental organic
F44.1 FUGUE DISOSIATIF (HILANG IDENTITAS)
 Mirip amnesia : berjalan jauh untuk membentik identitas baru
F44.2 STUPOR DISOSIATIF (HILANG KONTAK)
 Gerakan involunter dan rangsangan dari luar (cahaya, suara, perabaan) tapi disadari
F44.3 GANGGUAN TRANS
 Hilangnya identitas diri untuk sementara dan berperilaku seakan-akan dikuasai oleh
kekuatan gaib
F44.4 GANGGUAN MOTORIK DISOSIATIF
 Ketidakmampuan menggerakkan seluruh/sebagian anggota gerak
F44.5 KONVULSI DISOSIATIF
 Mirip kejang epileptic, tapi tidak disertai lidah tergigit dan hilang kesadaran
F44.6 ANASTESIA DAN KEHILANGAN SENSORIK DISOSIATIF
 Hilangnya penginderaan yang tidak disebabkan oleh kerusakan neurologis (pura-pura
buta, tuli, hilang rasa)
F45 GANGGUAN SOMATOFORM
Ciri utama : pasien merasa ada gangguan fisik walaupun hasil pemeriksaan negative, pasien
menolak membahas hubungan keluhan dengan problem yang dialaminya (isi pikir :
hipokondria)
ANTI-ANXIETAS (MINOR TRANSQUILIZER)
Obat acuan : diazepam/chlordiazepoxide
Penggolongan generik Sediaan Dosis anjuran
Benzodiazepine  Diazepam
 Lorazepam
 Clobazam
 alprazolam
Tab. 5 mg
Tab. 0,5 ,1 mg, 2
mg
Tab. 10 mg
Tab. 0,25-0,5-1 mg
Oral:10-30 mg/hari
Iv/im : 2-10 mg/3-4
jam
2-3 x 1 mg/hari
2-3 x 10 mg/hari
3 x 0.25-0.5 mg/hari
Non-benzodiazepine  buspirone
 sulpiride
 hydroxyzine
Tab. 10 mg
Cap 50 mg
Caplet 25 mg
15-30 mg/hari
100-200 mg/hari
3 x 25 mg/hari
Tapering off (2-3 bulan prosesnya)
 efek samping :
1. sedasi (rasa mengantuk,kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun,
kemampuan kognitif melemah.
2. Relaksasi otot (cepat lelah, rasa lemas)
3. Penghentian obat secara mendadak dapat menimbulkan gejala putus obat
(rebound phenomenom)
 Pemberian obat tidak boleh lebih dari 3 minggu
 Efek sampingn paling buruk benzodiazepine : ketergantungan/kebutuhan
 GABA pada seorang cemas menurun, sehingga diberikan obat yang meningkatkan
GABA (benzodiazepine)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
Zakiah dr
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Joni Iswanto
 
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
dpalupiw
 

Was ist angesagt? (20)

wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriwawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
 
Vaksinasi-Imunisasi Pediatri
Vaksinasi-Imunisasi PediatriVaksinasi-Imunisasi Pediatri
Vaksinasi-Imunisasi Pediatri
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
 
Power Point PHBS
Power Point PHBSPower Point PHBS
Power Point PHBS
 
lapjag_cantik[1].pptx
lapjag_cantik[1].pptxlapjag_cantik[1].pptx
lapjag_cantik[1].pptx
 
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMSOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis Skizofrenia
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Preeklampsia berat
Preeklampsia beratPreeklampsia berat
Preeklampsia berat
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
 
SOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SM
SOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SMSOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SM
SOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SM
 
icdx
 icdx icdx
icdx
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
 
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginnersSeizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
Sop ekg
Sop ekgSop ekg
Sop ekg
 
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
 

Ähnlich wie Panduan koas jiwa (1)

LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxLKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
OtchiPutri
 
140821 tubuh sbg media transformasi by anna marsiana
140821 tubuh sbg media transformasi by anna marsiana140821 tubuh sbg media transformasi by anna marsiana
140821 tubuh sbg media transformasi by anna marsiana
Anna Marsiana
 
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
SuciMayvera1
 
Asuhan Keperawatan Dengan Waham.pptx
Asuhan Keperawatan Dengan Waham.pptxAsuhan Keperawatan Dengan Waham.pptx
Asuhan Keperawatan Dengan Waham.pptx
EndahSari28
 
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptxLaporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
RiswandaYarYara
 
N4. (konstran)
N4. (konstran)N4. (konstran)
N4. (konstran)
profhariko
 
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul Karimah
 

Ähnlich wie Panduan koas jiwa (1) (20)

LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxLKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
 
ABAT HIV AIDS.ppt
ABAT HIV AIDS.pptABAT HIV AIDS.ppt
ABAT HIV AIDS.ppt
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
140821 tubuh sbg media transformasi by anna marsiana
140821 tubuh sbg media transformasi by anna marsiana140821 tubuh sbg media transformasi by anna marsiana
140821 tubuh sbg media transformasi by anna marsiana
 
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
 
Asuhan Keperawatan Dengan Waham.pptx
Asuhan Keperawatan Dengan Waham.pptxAsuhan Keperawatan Dengan Waham.pptx
Asuhan Keperawatan Dengan Waham.pptx
 
Gangguan jiwa adalah gangguan yang memengaruhi suasana hati, pola pikir, dan ...
Gangguan jiwa adalah gangguan yang memengaruhi suasana hati, pola pikir, dan ...Gangguan jiwa adalah gangguan yang memengaruhi suasana hati, pola pikir, dan ...
Gangguan jiwa adalah gangguan yang memengaruhi suasana hati, pola pikir, dan ...
 
Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)
 
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptxLaporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
Laporan Kasus Muhammad Sabda Rahmat Zulkifli (1).pptx
 
Pengkajian morbili kasus AKPER PEMKAB MUNA
Pengkajian morbili kasus AKPER PEMKAB MUNA Pengkajian morbili kasus AKPER PEMKAB MUNA
Pengkajian morbili kasus AKPER PEMKAB MUNA
 
Mendengarkan dengan empati(empathic listening)
Mendengarkan dengan empati(empathic listening)Mendengarkan dengan empati(empathic listening)
Mendengarkan dengan empati(empathic listening)
 
ALUR.docx
ALUR.docxALUR.docx
ALUR.docx
 
(konstran)
(konstran)(konstran)
(konstran)
 
N4. (konstran)
N4. (konstran)N4. (konstran)
N4. (konstran)
 
Dampak hospitalisasi
Dampak hospitalisasiDampak hospitalisasi
Dampak hospitalisasi
 
ansietas atau kecemasan 2017
ansietas atau kecemasan 2017ansietas atau kecemasan 2017
ansietas atau kecemasan 2017
 
Askep pasien terminal
Askep pasien terminalAskep pasien terminal
Askep pasien terminal
 
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptxLapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
Lapsus Poli Jiwa Vandy irianto.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 

Panduan koas jiwa (1)

  • 1. STATUS PASIEN ALLOANAMNESIS Nama pasien : (Nama)/ (Sex)/ (Usia) Alloanamnesis : (Tanggal) Diperoleh dari : (Nama), (Sex), (Usia), (No.Telepon) Pekerjaan : Pendidikan : Hub.dengan Pasien : KU : Keluhan Utama  Penyebab pasien dirujuk ke Rumah Sakit AT : Anamnesis Terpimpin - Sejak kapan? Seperti apa? - Gejala-gejala lain yang menyertai. - Faktor pencetus gangguan yang sekarang. - Apakah pernah mengalami gangguan sebelumnya? Kapan mulai perubahan perilaku? Awal munculnya bagaimana perilaku ps? - Apakah pasien pernah sembuh? Jika tidak, bagaimana aktivitas harian pasien sejak terjadi gangguan perilaku? - Pernah berobat/ tidak? Riwayat pengobatan. - Pernah sakit medis lainnya? dirawat di RS? (Iya -> Kapan? Berapa lama) RPM : Riwayat PreMorbid - Lahir normal/cacat. Cukup bulan? Dibantu sama siapa? (Dokter/Bidan/Dukun?) - Riwayat ASI / pengasuhan - Perkembangan di sekolah? - Bagaimana pergaulannya? - Bagaimana sifat/perilaku pasien sebelum sakit? - Riwayat pekerjaan RK : Riwayat Keluarga - Anak keberapa? Jenis kelamin saudara-saudara (?,?,?,?) - Bagaimana hubungan dengan keluarga? - Tinggal dengan siapa? - Riwayat pernikahan? - Riwayat keluarga yang menderita penyakit jiwa?
  • 2. RPS : Riwayat Penyakit Sebelumnya - Infeksi (+/-) - Trauma (+/-) - Kejang (+/-) - NAPZA (+/-) STATUS PASIEN Nama : Jenis kelamin : TTL : Status perkawinan : Agama : Pekerjaan/Sekolah : Alamat/telp : Nama keluarga : Dikirim oleh : Dokter yang megobati : Diagnosa sementara : Gejala utama : LAPORAN PSIKIATRI I.RIWAYAT PENYAKIT A. Keluhan Utama dan Alasan Masuk RS “Ada apa dengan bapak/ibu sampai dibawa kesini? / Apa yang dilakukan sehingga dibawa kesini?” B. Riwayat Gangguan Sekarang B.1. Keluhan dan Gejala - Anamnesa terpimpin : Waktu mulai KU? - Kapan memberat? - Apa yang dilakukan pasien bila KU mulai muncul? - Apa ada tindakan yang meresahkan (memukul, main benda tajam, dll)
  • 3. - Bagaimana awal munculnya gejala? - Apakah gejala berlangsung terus-menerus/ sementara? B.2. Hendaya/disfungsi - Hendaya sosial (+/-) - Hendaya pekerjaan (+/-) - Hendaya waktu senggang (+/-) B.3 Faktor stressor psikososial Hal yang mencetuskan timbulnya KU B.4 Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya (Liat di anamnesis terpimpin)  Berhubungan dengan KU C. Riwayat gangguan sebelumnya Riwayat penyakit sebelumnya :  Trauma (+/-)  Infeksi (+/-) Bisa tidak berhubungan dengan KU  Kejang (+/-) Riwayat penggunaan zat psikoaktif  Merokok ya Berapa batang/bungkus/hari  Alkohol ya Jenis apa? Sudah berapa lama menggunakan  Zat lain ya D. Riwayat kehidupan pribadi  Lahir normal / tidak  Cukup bulan/ tidak  Dibantu oleh siapa? Dokter/bidan/dukun  Perkembangan dan pertumbuhan  Interaksi sosial?  Pendidikan terakhir?  Bekerja dimana?  Menikah/belum/cerai, punya berapa anak? E. Riwayat kehidupan keluarga  Anak keberapa dari berapa bersaudara  (Sex saudara-saudara)  Hubungan dengan keluarga  Riwayat gangguan jiwa pada keluarga F. Situasi sekarang  Saat ini tinggal dengan siapa? NOTE : Pada anamnesis hindari kata “Kenapa” => Ada Apa?
  • 4.  Bahagia atau tidak?  Apakah keluhan/ gejala masih muncul? G. Persepsi Pasien tentang diri dan kehidupan  Apakah pasien merasa sakit/ tidak? Apa harapan pasien? II. STATUS MENTAL A. Penampilan Penampilan secara umum : dari ujung rambut sampai ujing kaki, terawat/tidak terawat, sesuai umur atau tidak. Kualitatif : baik/berubah B. Kesadaran Kuantitatif: GCS Kesadaran = Kemampuan seseorang untuk melakukan kontak dengan lingkungan sekitarnya dan melakukan pembatasan.  Kesadaran menurun : Persepsi dan perhatian berkurang dinilai dengan GCS. Tingkat kesadaran : Apatis, Samnolen, Stupor, Soporocoma.  Kesadaran berubah : Pasien mampu melakukan kontak dengan lingkungan tapi tidak mampu melakukan pembatasan.  Kesadaran berkabut : penurunan kewaspadaan terhadap lingkungan, meliputi : Fugue, Histeria, Trans, Somnabulisme C. Perilaku dan Aktifitas Psikomotor  Mannerisme : Gerakan seperti bersandiwara, sering diulang.  Stereotipik : Pengulangan tindakan yang tidak berguna secara menetap.  Stupor : Aktivitas psikomotor yang sangat menurun sampai imobilitas.  Agitasi : Gaduh gelisah tanpa tujuan  Flexibilitas serea : Sikap tubuh yang bisa dibentuk pemeriksa dan dipertahankan.  Posturing : Sikap tubuh aneh yang dipertahankan dalam jangka lama.  Command automatisn : Mengikuti yang diperintahkan secara otomatis.  Negativistik : Melawan perintah atau perlakuan pemeriksa. Perhatikan segala bentuk psikomotor pasien. D. Pembicaraan  Spontanitas, Kelancaran (lancar/terbata-bata/sering berhenti mendadak), nada/intonasi bicara
  • 5. E. Sikap Terhadap Pemeriksa Kooperatif, Bersahabat, Bermusuhan, Menyerang/hostile, Seduktif, Main-main, Tidak peduli Keadaan Afektif A. Mood Suasana perasaan yang bertahan lama biasanya 2-3 minggu, melatarbelakangi ekspresi emosi pasien.  Disforik : Mood yang tidak menyenangkan  Irritable : Mudah dibuat marah.  Labil : Mudah berubah-ubah antara gembira dan sedih.  Elevated/Elasi : Gembira  Euforia : Kegembiraan/elasi yang meluap-luap.  Eksaltasi : Euforia yang kuat dengan rasa kebesaran.  Ekspansif : Suasana perasaan yang beragam dan mudah berubah.  Eutimik : Mood dalam rentang normal, tidak ada mood yang tertekan/melambung B. Afek Suasana perasaan yang kurang menetap dan dapat diamati pada wajah dan perilaku. Berkaitan dengan stimulus dari luar/pemeriksa.  Appropriate : Sesuai/normal  Inappropriate : Tidak sesuai, contoh : cerita sedih tapi tertawa.  Labil : Afek berubah drastis, contoh : tertawa kemudian tiba-tiba menangis.  Restriktif/terbatas : Respon sesuai stimulus tapi tidak adekuat.  Tumpul : Perubahan suasana perasaan tidak langsung tampak/lambat.  Datar : Tidak ada perubahan ekspresi dan intonasi suara. C. Empati Apakah pemeriksa dapat turut merasakan perasaan pasien pada saat itu.  Dinyatakan dengan : “dapat dirabarasakan atau tidak dapat dirabarasakan”  Psikotik : Tidak dapat dirabarasakan. FUNGSI INTELEKTUAL
  • 6. 1. Taraf Pendidikan, Pengetahuan, Kecerdasan :  Tanyakan pertanyaan umum yang disesuaikan dengan latar belakang pendidikan.  Contohnya : “Siapa presiden Indonesia atau wakilnya? ”  Dinilai dengan : Sesuai taraf pendidikan atau tidak sesiau taraf pendidikan  Pada pasien skizofrenia paranoid : Fungsi kognitif dapat “Tidak Terganggu ” Pada pasian skizofrenia Hebefrenik : Fungsi kognitif “Sangat terganggu” 2. Orientasi  Waktu :- Sudah berapa lama dirawat ? - Tanya keadaan : Pagi/siang/malam  Tempat : Apakah pasien tahu ia dimana?  Orang : Apakah pasien tahu siapa yang membawanya /  Dinyatakan dengan : “Baik” atau “terganggu” 3. Daya Ingat  Jangka panjang : Sekolah / kapan menikah  Jangka pendek : Apa yang dikerjakan tadi pagi ?  Jangka segera : Mengulangi 6 angka ? contoh = 5, 7, 12, 9  Dinyatakan dengan : “Baik”, “Cukup”, ”kurang” 4. Pikiran Abstrak Kemampuan pasien memahami sesuatu konsep yang tidak secara konkrit dilihatnya atau dialaminya pada saat itu. 5. Bakat Kreatif  Bakat yang dapat memberi penghasilan  Untuk mengarahkan setelah pasien sembuh GANGGUAN PERSEPSI 1. Halusinasi Persepsi tanpa ada objek yang sebenarnya. Contoh : melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. a. Halusinasi penglihatan (visual, optik) Contoh : sinar, sosok orang b. Halusinasi pendengaran (Auditorik, akustik) Contoh : Suara manusia, hewan, musik, mesin
  • 7. c. Halusinasi penciuman (Olfaktorik) Contoh : mencium bau d. Halusinasi pengecap (Gustatorik) Contoh : merasa mengecap sesuatu e. Halusinasi peraba (Taktil) Contoh : Merasa diraba, disentuh, ditiup. 2. Ilusi Persepsi salah atau kesalahan interpretasi tentang suatu objek Contoh : gorden disangka setan, angin seperti suara panggilan. 3. Depersonalisasi : Perasaan aneh terhadap diri sendiri atau merasa dirinya ada perubahan. Contoh : - merasa ada tumor diperutnya - merasa lehernya panjang 4. Derealisasi Perasaan aneh tentang lingkungan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh : - merasa disurga Padahal dia di rumah sakit Dadi - merasa dihutan PROSES BERPIKIR Gangguan proses berpikir di bagi atas 3 hal : 1. Bentuk pikiran  Dereisme : Proses berfikir yang tidak mengikuti logika/kenyataan  Autistik : Hidup di alam pikirannya sendiri tanpa peduli orang lain  Pikiran tidak realistik : Pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan 2. Arus pikiran  Produktivitas : ide yang berlebihan / mishinigle Pikiran yang cepat / lambat “Cukup” ”Kurang”  Irelevan : Tidak nyambung kalau ditanya  Asosiasi Longgar : Dua kalimat yang tidak berhubungan, tetapi ada spasi di tengah. Contoh : Saya lapar spasi mobil berjalan  Flight of Ideas : Perubahan yang mendadak lgi cepat dalam pembicaraan, sehingga satu ide belum selesai disambung dengan ide baru.
  • 8. Contoh : kucing hitam, mobil mahal, saya lapar (tidak ada spasi)  Inkoheren : (Wold sald) satu kata dan kata lain tidak berhubungan sehingga tidak membentuk suatu kalimat. Contoh : saya minta lahir pakaian lengkap untuk pengadilan tuhan dengan jodoh. 3. Isi pikir  Pre-okupasi : Pikiran yang terpaku hanya sebuah ide saja. - Mania : Preokupasi pada diri sendiri - Monomania : pre-okupasi pada objek tunggal Contoh : Pre-okupasi tentang membunuh/bunuh dia  Waham : keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan walau di jelaskan yang sebenarnya tetap menyangkal dan tidak bertentangan dengan budaya setempat 1. Waham yang kacau (Bizarre delution) Keyakinan aneh yang mustahil dan sma sekali tidak masuk akal. Contoh : - orang dari luar angkasa telah menanamkan suatu elektroda pada otak pasin - Kalau angkat tangan kanan Tuhan, tangan kiri manusia Waham non bizzare (waham membumi) : orang bisa percaya, bisa tidak dan mungkin terjadi. Contoh : ada pasien yang mengatakan pada dokter kalau ada seseorang yang mencari dokter. 2. Waham tersistematisasi (waham sekunder) Keyakinan palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau peristiwa tunggal. Contoh : Pasien dimata-matai oleh agen rahasia. 3. Waham yang sejalan dengan mood Contoh : pasien depresi percaya bahwa ia bertanggung jawab untuk penghancuran dunia. 4. Waham yang tidak sejalan dengan mood Contoh : 5. Waham somatik Keyakinan palsu menyangkut fungsi tubuh pasien, tapi pasien merasa tidak aneh. Contoh : Otaknya membubur, kepalaku mau pecah. 6. Waham Nihilistik
  • 9. Perasaan palsu bahwa dirinya, orang lain dan dunia adalah tidak ada atau berakhir. 7. Waham kemiskinan Keyakinan palsu bahwa pasien kehilangan atau terampas semua harta miliknya. 8. Waham paranoid a. Waham persekutorik (curiga) Keyakinan palsu bahwa pasien sedang diganggu atau ditipu atau disiksa. (khas pada skizofrenia paranoid) b. Waham kebesaran Keyakinan memiliki kemampuan/kekuatan atau identitas khusus. c. Waham referensi Keyakinan palsu bahwa perilaku orang lain ditujukan untuk dirinya. Contoh : percaya bahwa orang di TV membicarakan dirinya. 9. Waham menyalahkan diri sendiri Keyakinan palsu tentang penyesalan yang dalan dan rasa bersalah 10. Waham pengendalian Perasaan palsu bahwa kemauan atau pikiran/perasaan pasien dikendalikan tenaga dari luar a. Thought of withdrawl Waham bahwa pikiran pasien dihilangkan/diambil keluar b. Thought of insertion Waham bahwa pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya c. Thought of broadcasting Waham bahwa pikiran pasien dapat di dengar oleh orang lain d. Thought of control Waham bahwa pikiran pasien dikendalikan oleh orang/tenaga lain 11. Waham cemburu (persecutory) Merasa pasangan punya hubungan gelap 12. Erotomania Keyakinan bahwa seseorag sangat mencintai dirinya (biasanya pada perempuan) 13. Pseudologia phantastica Suatu jenis kebohongan, dimana seseorang tampak percaya terhadap kenyataan fantasinya dan bertindak atas kenyataan. Contoh : pura-pura sakit
  • 10. Gangguan somatoform 1. Hipondria keyakinan yang berlebihan tentang kesehatan pasien yang didasarkan pada interpretasi yang tidak realistis terhadap tanda yang abnormal. Contoh : doctor shopping 2. Obsesi Ketekunan yang patologis dari suatu pikiran/perasaan yang tidak dapat ditentang. 3. Kompulsi Kebutuhan patologis untuk melakukan suatu impuls yang jika ditahan menyebabkan kecemasan, perilaku berulang sebagai respon dari obsesi. 4. Koprolalia Pengungkapan secara kompulsif kata-kata yang cabul 5. Noesis Suatu wahyu, dimana terjadi pencerahan yang besar sekali disertai dengan perasaan bahwa pasien telah dipilih memimpin dan memerintah 6. Unio mystica Perasaan meluap dimana pasien secara mistik bersatu dengan kekuatan yang tidak terbatas. Tidak dianggap suatu gangguan jika sejalan dengan keyakinan pasien/lingkungan kultural 7. Fobia Rasa takut yang patologis terhadap suatu objek sehingga memaksa untuk menghindari stimulus yang ditakuti a. Fobia sederhana : rasa takut terhadap objek atau situasi yang jelas b. Fobia social : rasa takut akan keramaian c. Akrofobia : rasa takut terhadap tempat tinggi d. Agorafobia : rasa takut terhadap tempat terbuka e. Algofobia : rasa takut terhadap rasa nyeri f. Astrafobia : rasa takut terhadap badai, Guntur, kilat g. Ailurofobia : rasa takut terhadap kucing h. Bakteriofobia : rasa takut terhadap kuman/bakteri i. Eritrofobia : rasa takut terhadap warna merah j. Hematofobia : rasa takut terhadap darah k. Klaustrofobia : rasa takut terhadap ruangan yang tertututp
  • 11. l. Monofobia : rasa takut terhadap kesendirian m. Niktofobia : rasa takut terhadap kegelapan n. Xenophobia : rasa takut terhadap orang asing o. Zoofobia : rasa takut terhadap binatang PENGENDALIAN IMPULS Apakah pasien dapat mengendalikan dorongan agresi, emosi, amarah, keinginan memiliki. Dinyatakan dengan baik, cukup kurang. UJI DAYA NILAI  daya nilai social : apakah pasien sadar akibat perilakunya dan apakah pengertian akan hal itu akan mempengaruhi dirinya.contoh : pasien mau membunuh orang. Merasa bukan hal yang mengkhawatirkan.(daya nilai social terganggu)  daya nilai. Contoh : apa yang dilakukan pasien bila menemukan dompet di jalan. Dinyatakan dengan terganggu/tidak terganggu. TILIKAN Derajat kesadaran dan pengertian bahwa dirinya sakit. Terbagi atas 6 derajat : 1. derajat 1 : penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit 2. derajat 2 : menyadari bahwa dirinya sakit, tetapi segera mengoreksi 3. derajat 3 : menyadari dirinya sakit tetapi menyalahkan orang lain 4. derajat 4 : menyadari dirinya sakit tetapi tidak tahu penyebabnya apa 5. derajat 5 : menyadari dirinya sakit tetapi tidak ada usaha mengobati 6. derajat 6 : menyadari dirinya sakit dan butuh pengobatan TARAF DAPAT DIPERCAYA Apakah hasil pemeriksaan dapat dipercaya atau tidak. Oleh karena itu lakukan autoanamnesus dan alloanamnesis. III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT  status internus  hasil pemfis dan lab
  • 12. IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Tuliskan hanya gangguan singkat V. EVALUASI MULTIAKSIAL 1. Aksis 1 : untuk mendiganosis dan perhatian klinis ( gangguan/hambatan yang menyebabkan diagnosis) 2. Aksis 2 : ciri kepribadian 3. Aksis 3 : kelainan organobiologik ( tidak harus berhubungan dengan aksis 1) 4. Aksis 4 : stressor 5. Aksis 5 : GAF scale VI. DAFTAR PROBLEM  Kelainan organobiologik  Kelainan psikologi  Kelaianan social VII. PROGNOSIS  Faktor pendukung  Faktor penghambat VIII. TINJAUAN PUSTAKA Penjelasan mengenai teori diagnosis IX. RENCANA TERAPI  Farmakoterapi  Psikoterapi  Sosioterapi
  • 13. X. FOLLOW UP Pantau keadaan umum dan perkembangan penyakit seperti menilai efektivitas obat. Kemungkinan efek samping obat yang diberikan. F00-F09 GANGGUAN MENTAL ORGANIK Gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak yang dapat didiagnosis tersendiri.contoh : hipertiroid Gambaran uatama: 1. Gangguan fungsi kognitif  Daya ingat (memory)  Daya pikir ( intellect)  Daya belajar (learning) 2. Gangguan sensorium  Gangguan kesadaran  Gangguan perhatian 3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol  Persepsi (halusinasi/ilusi)  Gangguan isi pikir  Suasana perasaan dan emosi F20-F20.9 SKIZOFRENIA Skizofrenia : jiwa yang terpecah antara perilaku, perasaan dan pikiran Pedoman diagnostic :  1 gejala : 1. THOUGHT  Thought of echo : isi pikir yang bergema  Thought of insertion : isi pikiran yang masuk dalam pikiran  Thought of withdrawl : isi pikiran diambil keluar  Thought of broadcasting : isi pikiran tersiar, orang lain tahu
  • 14. 2. DELUTION  Delution of control : waham dirinya dikendalikan oleh sesuatu dari luar, yang dilawan tapi tetap dilakukan  Delution of influence : waham dirinya diperintahkan oleh sesuatu. Pasien lebih sering melawan, walau kadang diikuti  Delution of passivity : waham pasrah terhadap kekuatan dari luar  Delution of perception : waham yang berhubungan dengan pengalaman indrawi yang tidak wajar 3. HALUSINASI AUDITORIK  Suara yang berkomentar terus menerus/bergosip  Pasien merasa diceritai  Panca indera yang berbicara. Contoh : tangan bicara 4. WAHAM Waham yang menurut budaya setempat tidak wajar dan mustahil  2 gejala : 1. HALUSINASI Halusinasi yang menetap dan berasal dari indera mana saja 2. ARUS PIKIRAN Arus pikiran yang terputus : irrelevan, inkoherensi, flight of idea, asosiasi longgar, neologisme 3. PERILAKU KATATONIK Gangguan yang terlihat pada tingkah laku. Contoh : gaduh, gelisah, negativism, stupor, posturing. 4. GEJALA NEGATIF Contoh : autism, jarang bicara, malas mandi, malas-malasan, anhedonia, apatis, afek tumpul  Gejala berlangsung selama > 1 bulan
  • 15.  Terdapat hendaya (disability) F20.0 SKIZOFRENIA PARANOID  Waham yang khususnya :  Waham kebesaran  Waham kejaran  Halusinasi yang mengancam  Fungsi kognitif sedikit berkurang, kayak waras  Umur dewasa F20.1 SKIZOFRENIA HEBEFRENIK  Umur 15-25 tahun  Biasanya menyendiri  Pemalu, pendiam, suka menyendiri  Kekanak-kanakan F20.2 SKIZOFRENIA KATATONIK  Sangat menonjol pada psikomotornya F20.3 UNDIFERENTIATED SKIZOFRENIA ( SKIZO-TAK TERINCI)  Memenuhi beberapa kriteria skizofrenia (paranoid, hebefrenik, katatonik, residual) F20.5 SKIZOFRENIA RESIDUAL  Gejala negative yang menonjol  Ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau (>1 tahun) yang memenuhi kriteria skizofrenia F20.6 SKIZOFRENIA SIMPLEKS  Gejala negative yang duluan muncul tanpa ada gejala positif F20.9 SKIZOFRENIA YTT ( YANG TAK TERGOLONGKAN)
  • 16.  Tidak memenuhi gejala jenis-jenis skizofrenia, data tidak lengkap. F22 GANGGUAN WAHAM MENETAP  Yang menonjol hanya waham  Minimal 3 bulan  Ada halusinasi tapi tidak menonjol dan sejalan dengan waham  Wahamnya tipe membumi  Waham tersistematisasi F23 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA  Berlangsung 2 minggu  Harus ada stressor  Prognosis baik  Ada waham dan halusinasi F24 GANGGUAN WAHAM INDUKSI  2 orang atau lebih mengalami waham dimana jika mereka dipisahkan maka waham akan menghilang ANTI PSIKOTIK ( NEUROLEPTIC) Obat acuan : chlorpromazine Pembagian penggolongan generik sediaan Dosis anjuran Tipikal 1. Phenothiazine  Rantai alphatic Chlorpromazine Tab.25,100 mg 2 mg i.m 50 mg i.v 150-600 mg/hari
  • 17.  Rantai piperazine  Rantai piperidin 2. Buthyropenone 3. Diphenyl- butylpiperidin Trifluoperazine Thioridazine Haloperidol Pimozide Tab. 1 mg, 5 mg Tab. 50 mg, 100 mg Tab. 0,5 mg, 1,5 mg, 5 mg Amp. 5 mg Tab 4 mg 10-15 mg/hari 150-600 mg/hari 5-15 mg/hari 2-4 mg atipikal 1. Benzamide 2. Benzixozole 3. Dibenzodiazepine Sulpiride Risperidon clozapine Tab. 200 mg Amp: 50 mg/ml Tab. 1 mg, 2mg, 3 mg Tab. 25 mg dan 100 mg 300-600 mg/hari 2-6 mg/hari 25-100 mg/hari Efek samping antipsikosis 1. Sedasi dan inhibisi psikomotor ( ngantuk, psikomotr dan kognitif menurun) 2. Gangguan otonom :  Hipotensi  Antikolinergik/parasimpatolitik  Mulut kering, susah miksi dan defek, hidung tersumbat, tekanan intraokuler meningkat, mata kabur, gangguan irama jantung 3. Gangguan ekstrapiramidal  Dystonia akut (tonus kaku, krisis okuligirik, torticollis ( leher terputar)  Akatisia ( tidak tenang, selalu mau jalan) restless leg syndrome  Sindrom Parkinson ( rigiditas, bradikinesia, tremor)
  • 18. Bila gejala EPS muncul,berikan : o Trihexylphenidy (THP) : 3-4 x 2 mg/hari o Atropine sulfat : 0,5-0,75 mg/ inj i.m (sediaan: 0,25 mg/ml ) o Dipenhidramin : sediaan 10 mg/ml 4. Gangguan endokrin : amenore, ginekomastia 5. Efek samping irreversible ( tardive dyskinesia) Gerakan berulang involunter pada lidah , wajah, mulut dan anggota gerak. Tapi jika pasien tidur, gejala menghilang. Penanganannya : hentikan antipsikotik perlahan- lahan dan berikan reserpine 2.5 mg/hari 6. Efek samping yang mematikan ( sindrom neuroleptic maligna)  Hiperpireksia > 38 C  Rigiditas  Inkontinensia urin  Perubahan status mental dan kesadaran Penanganan :  Hentikan pengobatan  Beri perawatan suportif  Berikan agonis dopamine ( bromokriptin, L-dopa 2 x 100 mg/hari, amantadine 200 mg/hari Perbedaan antipsikotik tipikal dan atipikal TIPIKAL ATIPIKAL Mekanisme kerja Menghambat reseptor dopamine 2 dengan afinitas yang tinggi ( mudah terjadi EPS) Afinitas lemah terhadap dopamine 2, tetapi memiliki afinitas dalam menghambat reseptor dopamine 4, serotonin, histamine, reseptor muskarinik dan reseptor α adrenergic efektivitas Hanya efektif untuk gejala (+) Efektif untuk gejala (+) dan gejala (-)
  • 19. CPZ dan thioridazine memiliki efek sedative kuat, cocok untuk pasien : gaduh gelisah, susah tidur, hiperaktif, pikiran kacau Trifluoperazine, haloperidol, flufenazine memiliki efek sedative lemah, cocok untuk pasien : apatis, menarik diri, afek tumpul, hilang minat, hipoaktif, waham, halusinasi Cara pemberian obat anti psikosis F30-F39 GANGGUAN SUASANA PERASAAN ( MOOD/AFEKTIF) F30 EPISODE MANIK  Afek meningkat : hipertimia  Aktivitas motorik dan psikomotor meningkat Mulai dari dosis minimal ( 2-3 hari) Ada perubahan gejala Tidak ada perubahan gejala Turunkan tiap 2 minggu Pertahankan dosis 8-12 minggu ( stabilisasi) Terdapat perubahan gejala menurumenurun Naikkan dosis terapi Dosis pemeliharaan (3-6 bulan) Tapering off tiap 2-4 minggu Gejala hilang HENTIKAN
  • 20.  Flight of idea F31 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR  Episode manik 2 minggu samapai 5 bulan kemudian normal  Kemudian muncul depresif selama 6 bulan F32 EPISODE DEPRESIF  Afek depresif  Anhedonia : penurunan minat dan kegembiraan  Anergy : energy berkurang Gejala tambahan :  Konsentrasi dan perhatian menurun  Harga diri dan percaya diri menurun  Rasa bersalah dan tidak berguna  Pesimis  Ingin bunuh diri  Tidur dan makan terganggu F32.0 EPISODE DEPRESIF RINGAN  Minimal 2 dari 3 gejala utama  Ditambah minimal 2 gejala tambahan  Berlangsung selama minimal 2 minggu  Disability lebih sedikit F32.1 EPISODE DEPRESIF SEDANG  Minimal 2 dari 3 gejala utama  Ditambah minimal 3-4 gejala tambahan  Berlangsung minimal 2 minggu  Disability (+) F32.2 EPISODE DEPRESIF BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK  Terdapat 3 gejala utama  Ditambah minimal 4 gejala tambahan  Minimal 2 minggu, bisa kurang dari 2 minggu  Disability (+)
  • 21. F32.3 EPISODE DEPRESIF BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK  Memenuhi kriteria episode depresif berat (F32.2)  Disertai waham, halusinasi, stupor depresif F33 EPISODE DEPRESIF BERULANG F34 GANGGUAN SUASANA PERASAAN MENETAP F38 GANGGUAN SUASANA PERASAAN LAINNYA F39 GANGGUAN SUASANA PERASAAN YTT ANTI DEPRESI ( TIMOLEPTIK ) Obat acuan amitriptilin penggolongan generik sediaan Dosis anjuran Trisiklik  Amitriptilin  Imipramine  clomipramin Tab. 25 mg 75-150 mg/hari Tetrasiklik maprotilin Tab. 10, 25, 50, 75 mg 75-150 mg/hari MAOI reversible moclobemide Tab. 150 mg 300-600 mg/hari SSRI  sertraline  paroxetine  fluoxetine Tab. 50 mg Tab. 20 mg Tab. 20 mg 50-100 mg/hari 20-40 mg/hari 20-40 mg/hari Atipikal trazodone Tab.50, 100 mg 100-200 mg/hari Depresi terjadi karena defesiensi salah satu neurotransmitter aminergik (noreadrenalin, serotoin, dopamine) pada sinaps neuron d SSP ( khususnya sistem limbic) Antidepresan bekerja dengan menghambat reuptake aminergik neurotransmitter dan menghambat penghancuran oleh enzim mono amine oxidase sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergik neurotransmitter Untuk pemilihan obat sebaiknya: 1. step 1 : golongan SSRI ( paling aman untuk manula)
  • 22. 2. step 2 : golongan trisiklik ( dapat mengakibatkan atropine toxic syndrome) 3. step 3 : golongan tetrasiklik, atipikal, dan MAOI reversible ANT-MANIA (MOOD STABILIZER) Obat acuan : lithium carbonate golongan Generic Sediaan Dosis anjuran Mania akut  haloperidol  carbamazepin Tab. 1,5 – 5 mg Tab. 200 mg 4,5 – 15 mg/hari 400-600 mg/hari Profilaksis mania Lithium carbonate 250-500 mg/hari Efek anti-mania : mengurangi dopamine receptor supersensitivity, meningkatkan cholinergic muscarinic activity, dan menghambat cyclic AMP ( adenosine monophosphate dan phosphoinostiides) F40-F48 GANGGUAN NEUROTIK, SOMATOFORM, GANGGUAN STRESS  khawatir, waspada berlebihan  ketegangan motoric ( gelisah, sakit kepala, gemetar)  hiperaktivitas otonom : saraf simpatis ( jantung berdebar0debar), saraf parasimpatis ( keringat dingin, BAB dan BAK F40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK  Dicetuskan oleh suatu objek yang sebenarnya tidak bahaya sehingga objek tersebut dihindari oleh pasien. F41 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA F41.0 GANGGUAN PANIK ( ANXIETAS PAROKSISMAL EPISODE)  Ditemukan adanya gangguan anxietas fobik ( F40 )
  • 23.  Serangan terjadi beberapa kali dalam 1 bulan F41.1 GANGGUAN CEMAS MENYELURUH  Berlangsung tiap hari sampai beberapa bulan  Cemas terus menerus tanpa dicetuskan oleh suatu objek ( free floating) F41.2 GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI  Kedua-duanya tidak menonjol da nada hiperaktivitas otonomik  Ditemukan gejala primer anxietas dan depresi  Untuk anxietas : gejala ketegengan otonom harus ditemukan walau tidak terus menerus F42 GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF Obsesi : pikiran, perasaan, ide, sensasi yang mengganggu Kompulsi : perilaku yang disadari Gejala obsesi kompulsi :  Harus disadari ada suatu pikiran impuls/ pikiran sendiri  Setidaknya ada satu pikiran yang berhasil dilawan  Pikiran yang dilakukan memberi kelegaan  Tapi pikiran tersebut terulang-ulang dan tidak menyenangkan Gejala tersebut muncul setap hari minimal 2 minggi, menimbulkan penderitaan bagi pasien F43 REAKSI TERHADAP STRESS BERAT DAN GANGGUAN PENYESUAIAN F43.1 GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA  Terdapat flash back/bayang-bayang yang berulang-ulang  Terjadi dalam kurun waktu 6 bulan  Gangguan otonomik, gangguanafek,kelainan tingkah laku F43.2 GANGGUAN PENYESUAIAN  Dilatarbelakangi situasi yang stressfull ( ada bukti)  Manifestasi gangguan bervariasi : afek depresif, anxietas, campuran anxietas depresi, tapi tidak spesifik untuk diagnosis
  • 24.  Onset 1 bulan setelah kejadian stressfull dan gejala tidak bertahan > 6 bulan  Bisa dilatarbelakangi social, pekerjaan, dll F44 GANGGUAN DISOSIATIF ( KONVERSI ) Kehilangan sebagian/seluruh dari integrasi moral Disosiatif muncul sebagai suatu pertahanan terhadap trauma Gejala utama yaitu kehilangan :  Ingatan masa lalu  Kesadaran identitas dan penginderaan segera  Control terhadap gerak tubuh Berlangsung dari hari ke hari, jam ke jam F44.0 AMNESIA DISOSIATIF (HILANG INGATAN)  Hilang ingatan tanpa adanya gangguan mental organic F44.1 FUGUE DISOSIATIF (HILANG IDENTITAS)  Mirip amnesia : berjalan jauh untuk membentik identitas baru F44.2 STUPOR DISOSIATIF (HILANG KONTAK)  Gerakan involunter dan rangsangan dari luar (cahaya, suara, perabaan) tapi disadari F44.3 GANGGUAN TRANS  Hilangnya identitas diri untuk sementara dan berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kekuatan gaib F44.4 GANGGUAN MOTORIK DISOSIATIF  Ketidakmampuan menggerakkan seluruh/sebagian anggota gerak F44.5 KONVULSI DISOSIATIF  Mirip kejang epileptic, tapi tidak disertai lidah tergigit dan hilang kesadaran
  • 25. F44.6 ANASTESIA DAN KEHILANGAN SENSORIK DISOSIATIF  Hilangnya penginderaan yang tidak disebabkan oleh kerusakan neurologis (pura-pura buta, tuli, hilang rasa) F45 GANGGUAN SOMATOFORM Ciri utama : pasien merasa ada gangguan fisik walaupun hasil pemeriksaan negative, pasien menolak membahas hubungan keluhan dengan problem yang dialaminya (isi pikir : hipokondria) ANTI-ANXIETAS (MINOR TRANSQUILIZER) Obat acuan : diazepam/chlordiazepoxide Penggolongan generik Sediaan Dosis anjuran Benzodiazepine  Diazepam  Lorazepam  Clobazam  alprazolam Tab. 5 mg Tab. 0,5 ,1 mg, 2 mg Tab. 10 mg Tab. 0,25-0,5-1 mg Oral:10-30 mg/hari Iv/im : 2-10 mg/3-4 jam 2-3 x 1 mg/hari 2-3 x 10 mg/hari 3 x 0.25-0.5 mg/hari Non-benzodiazepine  buspirone  sulpiride  hydroxyzine Tab. 10 mg Cap 50 mg Caplet 25 mg 15-30 mg/hari 100-200 mg/hari 3 x 25 mg/hari Tapering off (2-3 bulan prosesnya)  efek samping : 1. sedasi (rasa mengantuk,kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif melemah. 2. Relaksasi otot (cepat lelah, rasa lemas) 3. Penghentian obat secara mendadak dapat menimbulkan gejala putus obat (rebound phenomenom)  Pemberian obat tidak boleh lebih dari 3 minggu  Efek sampingn paling buruk benzodiazepine : ketergantungan/kebutuhan
  • 26.  GABA pada seorang cemas menurun, sehingga diberikan obat yang meningkatkan GABA (benzodiazepine)