2. Dasar keilmuan:
• Developmental Psychology
(psikologi perkembangan)
• Mempelajari perbedaan antar individu yang
berkaitan dengan usia & perubahan dalam diri
individu yang berkaitan dengan usia; bagaimana
individu berkembang & berubah sejalan dengan
semakin dewasanya mereka, dan bagaimana
individu yg berbeda memperlihatkan perbedaan
pola perkembangan & perubahan
• Psikologi perkembangan mengaju pada studi
sistematik mengenai perkembangan individu
(perilaku, emosi, social, and kognitif sepanjang
kehidupan mereka.
2
3. Tujuan Mengenali (Perkembangan) Peserta didik:
1. Agar mempunyai ekspektasi yg nyata
tentang peserta didik
2. Dapat merespon perilaku peserta didik
secara tepat
3. Membantu mengenali adanya
penyimpangan yang terjadi pada diri peserta
didik
4. Untuk membantu memahami diri sendiri
sehingga dapat berperilaku secara tepat
3
4. Alasan perlunya mempelajari perkembangan
peserta didik
1. Masa perkembangan yang cepat masa anak-
anak terjadi pertumbuhan yg cepat
2. Pengaruh yang lama pengaruh pengalaman yg
diberikan anak akan terlihat dlm jangka panjang
3. Proses yang kompleks memerlukan proses dan
waktu yg lama dalam membentuk peserta didik,
sehingga perlu pemahaman yg tepat
4. Nilai yang diterapkan nilai yg dipakai
membentuk kepribadian anak akan terintegrasi
pada dirinya
5. Masalah yang menarik anak sbg mahluk yang
unik
4
5. Pertumbuhan & perkembangan
• Pertumbuhan dan perkembangan dua istilah
berbeda tetapi sulit dipisahkan; karena setiap
pertumbuhan selalu diikuti tugas-tugas
perkembangan.
• Pertumbuhan banyak berorientasi pada
perubahan kuantitatif yaitu perubahan
biologis/fisik tubuh semakin tinggi/berat,
tanda2 sekunder seksual (jenggot, payudara dst)
• Perkembangan orientasi pada perubahan-
perubahan kualitatif mengenai aspek psikis
emosi semakin terkendali, cara berpikir semakin
kompleks
5
6. • Perkembangan sepanjang rentang
kehidupan (LIFE-SPAN DEVELOPMENT)
– Sebuah pola perubahan yg melibatkan
perkembangan & penurunan, dimulai dr masa
konsepsi dan diakhiri dengan kematian
– Fase Kehidupan: bayi, anak-anak, remaja,
dewasa awal, dewasa pertengahan, dewasa
akhir/lansia
6
7. Perbedaan Individu (individual differences)
1. Fisik bentuk atau struktur tubuh
2. Psikis Intelektualitas, kepribadian,
minat, sikap, kebiasaan belajar
Perbedaan dalam kemampuan:
1. Potensial terpendam (bakat OR,
melukis, IQ bahasa tinggi tp di IPA)
2. Nyata prestasi belajar
7
8. CIRI PERKEMBANGAN:
1. Seumur hidup (life-long) = tdk ada periode usia yg
mendominasi perkembangan.
2. Multidimentional = terdiri atas biologis – kognitif –sosial;
bahkan dlm satu dimensi terdapat banyak komponen mis:
inteligensi :-inteligensi abstrak, inteligensi non verbal,
inteligensi sosial dsb.
3. Multidirectional = beberapa komponen dari suatu dimensi
dpt meningkat dlm pertumbuhan, sementara komponen lain
menurun;mis: orang dewasa tua dpt semakin arif – tp
kecepatan memproses informasi lebih buruk.
4. Lentur (plastis) = bergantung pd kondisi kehidupan individu.
8
9. Secara rincinya bila dilihat dari fisik & psikis:
1. Terjadi perubahan : fisik: perubahan tinggi/berat badan/organ-organ tbuh
lain : psikhis: bertambahnya perbendaharaan kata – matangnya
kemampuan berpikir-mengingat& menggunakan imajinasi kreatifnya
2. Perubahan dlm proporsi fisik: proporsi tubuh berubah sesuai dng fase
perkembangannya ; psikis : perubahan imajinasi dr fantasi ->realitas,
perhatiannya dr dirinya sendiri -> orang lain/klmp teman sebaya.
3. Lenyapnya tanda-tanda lama fisik : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar
kanak-2) yg terletak pd bagian dada, kelenjar pineal pd bag. bawah otak ,
gigi susu & rambut2 halus ; psikhis: masa mengoceh/meraban-gerak gerik
kanak2/merangkak-perilaku impulsive (dorongan untk bertindak sebelum
berpikir)
4. Diperoleh tanda2 baru fisik: pergantian gigi-karakteristik seks pd usia
remaja:sekunder:perubahan anggota tubuh & primer:menstruasi/mimpi
basah ; psikis: rasa ingin tahu terutama yg berhubungan dng ilmu
pengetahuan, seks, nilai moral,keyakinan beragama.
9
10. TUGAS
PERKEMBANGAN/DEVELOPMENT
TASK
• ROBERT HAVIGHURST tugas yg muncul pd
periode tertentu dlm rentang kehidupan individu,
yg harus dipecahkan-dipelajari & dicapai oleh
individu.
• Keberhasilan melakukannnya akan membawa
kebahagiaan & keberhasilan menuntaskan tugas
berikutnya ; sedangkan kegagalan akan
menimbulkan ketdk bahagiaan – penolakan
masyarakat & kesulitan dlm menuntaskan tugas
berikutnya.
10
11. TUGAS PERKEMBANGAN
Masa Kanak-kanak
a. Belajar berjalan
b. Belajar makan makanan padat
c. Belajar mengendalikan gerakan badan
d. Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
e. Memperoleh stabilitas fisiologis
f. Membentuk konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan
fisik
g. Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang
tua, kakak adik dan orang lain
h. Belajar membedakan yang benar dan salah
11
12. Tugas perkembangan
Masa Anak
a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan tertentu
b. Membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai
organisme yang sedang tumbuh
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya
d. Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin
e. Membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
berhitung
f. Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari
g. Membentuk kata hati,moralitas dan nilai-nilai
h. Memperoleh kebebasan diri
i. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial
12
13. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi
lebih besar dan lebih panjang dan prosesnya terjadi
sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa.
a. Pertumbuhan sebelum lahir
Manusia dimulai dari pertemuan sel telur dengan sperma
yang membentuk sel kehidupan disebut embrio.Embrio
manusia pada usia 1 bulan berukuran 1/2 cm, usia 2 bulan
menjadi 2 1/2 cm dan disebut janin “fetus” pertumbuhan
dan perkembangan manusia sebelum lahir sangat
kompleks, masa itu awal terbentuknya organ-organ
tubuh dan tersusunnya jaringan syaraf yang membentuk
sistem yang lengkap. Pertumbuhan dan perkembangan
janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya
merupakan pertanda kematangan biologis dan jaringan
syaraf masing -masing komponen biologi telah mampu
berfungsi secara mandiri.
13
14. Lanjutan…
b. Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan
pertumbuhan sebelum lahir sampai dewasa. Setiap bagian fisik
manusia selalu akan mengalami perubahan karena pertumbuhan
sehingga masing-masing komponen tubuh akan mencapai tingkat
kematangan untuk menjalankan fungsinya. Fungsi syaraf sensoris
semakin sempurna dan lengkap sehingga anak mampu
menginterpretasikan apa yang ia lihat, dengar, sentuh, dan
rasakan.
Pertumbuhan dan perkembangan fungsi biologis memiliki pola dan
urutan yang teratur.
* Usia 1 bulan mulai mampu berguling (memutar badan)
* Usia 2 bulan mulai telungkup
* Usia 3 bulan mulai dapat merangkak
* Usia 15 bulan bisa berjalan sendiri dst.
Pola dan urutan pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik
diikuti oleh perkembangan kemampuan mental spiritual dan
sosial 14
15. Pertumbuhan fisik mempengaruhi perilaku anak-anak sehari-
hari yaitu akan menentukan keterampilan anak dalam
bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik
mempengaruhi bagaimana anak memandang dirinya sendiri,
memandang orang lain. Pertumbuhan fisik terjadi secara
bertahap ada kalanya cepat dan ada kalanya lambat. Irama
pertumbuhan setiap individu berbeda – beda walaupun secar
keseluruhan menunjukkan keteraturan.
PERTUMBUHAN FISIK ANAK DIBAGI 4 PERIODE UTAMA
1. 6 bulan setelah kelahiran mengalami percepatan
2. Pada akhir tahun pertama pascalahirnya sedikit lambat--
stabil sampai kematangan kehidupan seksualnya usia 8;0 –
12; 0
3 14;0 – 16;0 cepat kembali sampai dewasa
4. Dewasa – tua mengalami keajegan – berat dapat berubah.
15
16. Menurut Buhler (1893 – 1974) ada lima tingkat
perkembangan psikis
a. Permulaan memasuki dunia -- 25;0
b. Penanjakan
c. Puncak masa hidup : 25;0 50;0
d. Penurunan menarik diri dari kehidupan
e. Akhir kehidupan sesudah 50 ;0
16
17. Perkembangan Kognitif
• Proses kognisi berfokus pd perubahan pd
pemikiran individual, intelegensi, & bahasa
• Responsivitas dlm pengasuhan sangat
penting dlm perkembangan kognitif anak
• proses biologis, kognitif, & sosioemosional
saling berkaitan/mempengaruhi
17
18. Definisi Kognisi
• Neisser (dalam Morgan, et al. (1986) proses
berpikir dimana informasi dari pancaindera
ditransformasi, direduksi, dielaborasi
(dikembangkan), diperbaiki, dan digunakan.
• Morgan, dkk.. (1986) pemrosesan informasi
tentang lingkungan yang dipersepsikan melalui
pancaindera.
• Santrock (1986) aktivitas mental tentang
bagaimana informasi masuk ke dalam pikiran,
disimpan dan ditransformasi, serta dipanggil
kembali dan digunakan dalam aktivitas kompleks
seperti berpikir.
18
19. FAKTOR YG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN KONITIF
• Piaget selama perkembangannya, manusia mengalami
perubahan-perubahan dalam struktur berfikir, semakin
terorganisasi, dan suatu struktur berpikir yang dicapai selalu
dibangun pada struktur dari tahap sebelumnya.
• Perkembangan disebabkan oleh empat faktor: kematangan
fisik, pengalaman dengan objek2 fisik, pengalaman sosial, dan
ekuilibrasi anak adl organisme aktif dan self-regulating yang
berubah melalui interaksi antara pembawaan lahir (innate)
dengan faktor-faktor lingkungan.
• Pengalaman membawa kemajuan kognitif melalui proses
asimilasi dan akomodasi YG membantu anak-anak beradaptasi
terhdp lingkungannya SHG pemahaman mereka mengenai
dunia semakin dalam dan luas. 19
20. Proses perkembangan kognitif
• Seorang individu dalam hidupnya selalu
berinteraksi dengan lingkungan. Dengan
berinteraksi tersebut, seseorang akan
memperoleh skema.
• Skema berupa kategori pengetahuan yang
membantu dalam menginterpretasi dan
memahami dunia; menggambarkan tindakan baik
secara mental maupun fisik yang terlibat dalam
memahami atau mengetahui sesuatu.
• Piaget skema mencakup baik kategori
pengetahuan maupun proses perolehan
pengetahuan tersebut. 20
21. Proses perkembangan kognitif
• Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi
lingkungan, informasi yang baru didapatnya
digunakan untuk memodifikasi, menambah, atau
mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai
contoh, seorang anak mungkin memiliki skema
tentang sejenis binatang, misalnya dengan
burung. Bila pengalaman awal anak berkaitan
dengan burung kenari, anak kemungkinan
beranggapan bahwa semua burung adalah kecil,
berwarna kuning, dan mencicit. Suatu saat,
mungkin anak melihat seekor burung unta. Anak
akan perlu memodifikasi skema yang ia miliki
sebelumnya tentang burung untuk memasukkan
jenis burung yang baru ini. 21
22. Proses perkembangan kognitif
• Asimilasi proses menambahkan informasi baru ke dalam
skema yang sudah ada. bersifat subjektif, seseorang akan
cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang
diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah
ada sebelumnya melihat burung kenari dan memberinya
label "burung" adalah contoh mengasimilasi binatang itu
pada skema burung si anak.
• Akomodasi bentuk penyesuaian lain yang melibatkan
pengubahan atau penggantian skema akibat adanya
informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah
ada dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama
sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan
mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya
label "burung" adalah contoh mengakomodasi binatang itu
pada skema burung si anak.
22
23. Proses perkembangan kognitif
• Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem
kognisi seseorang berubah dan berkembang
sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap
di atasnya.
• Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang
individu karena ia ingin mencapai keadaan
equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang
antara struktur kognisinya dengan pengalamannya
di lingkungan.
• kognisi seseorang berkembang bukan karena
menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi
orang tersebut secara aktif mengkonstruksi
pengetahuannya. 23
24. Empat periode utama skema Piaget
• Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
• Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
• Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
• Periode operasional formal (usia 11 tahun
sampai dewasa)
24
25. Periode sensorimotor
• perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial yg terbagi dalam enam sub-tahapan:
• Sub-tahapan skema refleks (lahir - usia enam
minggu) berhubungan terutama dengan refleks.
• Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer (enam
minggu - empat bulan) berhubungan terutama
dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
• Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder (usia
empat - sembilan bulan0 berhubungan
terutama dengan koordinasi antara penglihatan
dan pemaknaan.
25
26. Periode sensorimotor
• Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder
(sembilan - duabelas bulan) berkembangnya
kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu
yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau
dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
• Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier (dua belas
- delapan belas bulan) penemuan cara-cara
baru untuk mencapai tujuan.
• Sub-tahapan awal representasi simbolik
berhubungan terutama dengan tahapan awal
kreativitas.
26
27. Tahapan praoperasional
• Dua – enam tahun
prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap
objek-objek.
• Ciri dari tahapan ini adalah :
o operasi mental yang jarang dan secara logika tidak
memadai.
o anak belajar menggunakan dan merepresentasikan
objek dengan gambaran dan kata-kata,
o pemikirannya masih bersifat egosentris (kesulitan untuk
melihat dari sudut pandang orang lain).
o dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri,
seperti mengumpulkan semua benda merah walau
bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua
benda bulat walau warnanya berbeda-beda. 27
28. Tahapan praoperasional
o anak mengembangkan keterampilan berbahasanya
merepresentasikan benda-benda dengan kata-
kata dan gambar.
o masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis.
o cenderung egosentris tidak dapat memahami
tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut
berhubungan satu sama lain, kesulitan memahami
bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya.
o memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini
dan menganggap setiap benda yang tidak hidup
pun memiliki perasaan.
28
29. Tahapan operasional konkrit
• usia enam sampai duabelas tahun
• mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang
memadai.
• Proses-proses penting selama tahapan ini
adalah:
o Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan
objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri
lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda
ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari
benda yang paling besar ke yang paling kecil. 29
30. Tahapan operasional konkrit
o Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan
mengidentifikasi serangkaian benda menurut
tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain,
termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda
dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian
tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika
berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup
dan berperasaan)
o Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa
aspek dari suatu permasalahan untuk bisa
memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi
menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit
isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi. 30
31. Tahapan operasional konkrit
• Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
o Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau
benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke
keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat
menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama
dengan 4, jumlah sebelumnya.
o Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau
jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan
pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda
tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila
air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air
di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir
lain.
31
32. Tahapan operasional konkrit
o Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan
untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang
lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan
cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik
yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di
dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian
Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci,
setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak
dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan
bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada
di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka
itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang. 32
33. Tahap operasional formal
• usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut
sampai dewasa.
• Karakteristik tahap ini:
o kemampuan untuk berpikir secara abstrak,
o menalar secara logis, dan
o menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.
o dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai.
o tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam
dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya.
o Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai
perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak
mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa
dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional
konkrit.
33
34. Keempat tahapan tsb. memiliki ciri-ciri sbb:
• Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi
tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang
diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
• Universal (tidak terkait budaya)
• Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang
ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan
isi pengetahuan
• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang
terorganisasi secara logis
• Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup
elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih
terdiferensiasi dan terintegrasi)
• Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif
dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif
34
35. • Bahasa adalah simbolisasi dari sesuatu idea atau suatu pemikiran
yang ingin dikomunikasikan oleh pengirim pesan dan diterima oleh
penerima pesan melalui kode-kode tertentu baik secara verbal
maupun nonverbal. Bahasa digunakan anak dalam berkomunikasi
dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk
bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan
melalui bicara yang mengacu pada simbol verbal.
• bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural, dan
musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal
seperti gestikulasi, gestural atau pantomim. Gestikulasi adalah
ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan makna
wicara. Pantomim adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah
komunikasi verbal dengan aksi yang mencakup beberapa gestural
(ekspresi gerakan yang menggunakan setiap bagian tubuh) dengan
makna yang berbeda beda.
• Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi
dalam bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi baik secara
verbal maupun non verbal yaitu dengan tulisan, bacaan dan tanda
atau symbol. Manusia berkomunikasi lewat bahasa memerlukan
proses yang berkembang dalam tahap-tahap usianya.
35
36. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Anak dalam Berbahasa
• 1. Evolusi Biologi
• Evolusi biologis menjadi salah satu landasan perkembangan bahasa.
Mereka menyakini bahwa evolusi biologi membentuk manusia menjadi
manusia linguistik. Noam Chomsky (1957) meyakini bahwa manusia
terikat secara biologis untuk mempelajari bahasa pada suatu waktu
tertentu dan dengan cara tertentu. Ia menegaskan bahwa setiap anak
mempunyai language acquisition device (LAD), yaitu kemampuan alamiah
anak untuk berbahasa. Tahun-tahun awal masa anak-anak merupakan
periode yang penting untuk belajar bahasa (critical-period). Jika
pengenalan bahasa tidak terjadi sebelum masa remaja, maka
ketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa yang baik akan dialami
seumur hidup. Selain itu, adanya periode penting dalam mempelajari
bahasa bisa dibuktikan salah satunya dari aksen orang dalam berbicara.
Menurut teori ini, jika orang berimigrasi setelah berusia 12 tahun
kemungkinan akan berbicara bahasa negara yang baru dengan aksen asing
pada sisa hidupnya, tetapi kalau orang berimigrasi sebagai anak kecil,
aksen akan hilang ketika bahasa baru akan dipelajari (Asher & Gracia, 1969
36
37. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Anak dalam Berbahasa
• 2. Faktor kognitif
• Individu merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkan pada perkembangan
bahasa anak. Para ahli kognitif juga menegaskan bahwa kemampuan anak
berbahasa tergantung pada kematangan kognitifnya (Piaget,1954). Tahap awal
perkembangan intelektual anak terjadi dari lahir sampai berumur 2 tahun. Pada
masa itu anak mengenal dunianya melalui sensasi yang didapat dari inderanya dan
membentuk persepsi mereka akan segala hal yang berada di luar dirinya. Misalnya,
sapaan lembut dari ibu/ayah ia dengar dan belaian halus, ia rasakan, kedua hal ini
membentuk suatu simbol dalam proses mental anak. Perekaman
sensasi nonverbal (simbolik) akan berkaitan dengan memori asosiatif yang
nantinya akan memunculkan suatu logika. Bahasa simbolik itu merupakan bahasa
yang personal dan setiap bayi pertama kali berkomunikasi dengan orang lain
menggunakan bahasa simbolik. Sehingga sering terjadi hanya ibu yang mengerti
apa yang diinginkan oleh anaknya dengan melihat/mencermati bahasa simbol
yang dikeluarkan oleh anak. Simbol yang dikeluarkan anak dan dibahasakan oleh
ibu itulah yang nanti membuat suatu asosiasi, misalnya saat bayi lapar, ia menangis
dan memasukkan tangan ke mulut, dan ibu membahasakan, “lapar ya.. mau
makan?”
37
38. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Anak dalam Berbahasa
• 3. lingkungan luar
• Sementara itu, di sisi lain proses penguasaan
bahasa tergantung dari stimulus
dari lingkungan. Pada umumnya, anak
diperkenalkan bahasa sejak awal
perkembangan mereka, salah satunya disebut
motherse, yaitu cara ibu atau orang dewasa,
anak belajar bahasa melalui proses imitasi dan
perulangan dari orang-orangdisekitarnya.
38
39. Bahasa pada bayi berkembang
melalui beberapa tahapan umum:
• mengoceh (3-6 bulan)
• kata pertama yang dipahami (6-9 bulan)
• instruksi sederhana yang dipahami (9-12 bulan)
• kata pertama yang diucapkan (10-15 bulan)
• penambahan dan penerimaan kosa kata (lebih
dari 300 kata pada usia 2 tahun).
• tiga tahun ke depan kosa kata akan berkembang
lebih pesat lagi
39
40. Tahap Perkembangan Kemampuan
Berbahasa Anak
• Reflexsive Vocalization
• Pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeuarkan suara tangisan yang
masih berupa refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang
ingin menangis tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari.
• Babling
• Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak
nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan
sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan telah dapat dibedakan
sesuai dengan keinginan atau perasaan si bayi.
• Lalling
• Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara
namun belum jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6
bulan sehingga ia mulai dapat mengucapkan kata dengan suku kata
yang diulang-ulang, seperti: “ba….ba…, ma..ma….”
40
41. Tahap Perkembangan Kemampuan
Berbahasa Anak
• Echolalia
• Di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10
bulan ia mulai meniru suara-suara yang di dengar
dari lingkungannya, serta ia juga akan
menggunakan ekspresi wajah atau isyarat tangan
ketika ingin meminta sesuatu.
• True Speech
• Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu
usianya sekitar 18 bulan atau biasa disebut batita.
Namun, pengucapannya belum sempurna seperti
orang dewasa.
41
42. Lundsteen, membagi perkembangan
bahasa dalam 3 tahap
• 1. Tahap pralinguistik
- Pada usia 0-3 bulan, bunyinya di dalam dan berasal dari
tenggorok.
- Pada usia 3-12 bulan, banyak memakai bibir dan langit-
langit, misalnya ma, da, ba.
• 2. Tahap protolinguitik
- Pada usia 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan
menunjukkan alat-alat tubuh. Ia mulai berbicara beberapa
patah kata (kosa katanya dapat mencapai 200-300).
3. Tahap linguistik
- Pada usia 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai
belajar tata bahasa dan perkembangan kosa katanya
mencapai 3000 buah.
42
43. Bzoch membagi tahapan perkembangan
bahasa anak (1-3) tahun dalam empat
stadium
• 1. Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik
• Terjadi pada umur 0-3 bulan dari periode lahir sampai akhir tahun
pertama. Bayi baru lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa baik
isi, bentuk, dan pemakaian bahasa. Selain belum berkembangnya bentuk
bahasa konvensional, kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang.
Komunikasi lebih bersifat reflektif daripada terencana. Periode ini disebut
prelinguistik. Meskipun bayi belum mengerti dan belum bisa
mengungkapkan bentuk bahasa konvensional, mereka mengamati dan
memproduksi suara dengan cara yang unik.
• Klinisi harus menentukan apakah bayi mengamati atau bereaksi terhadap
suara. Bila tidak, ini merupakan indikasi untuk evaluasi fisik dan audiologi.
• Selanjutnya, intervensi direncanakan untuk membangun lingkungan yang
menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati dan bereaksi
terhadap suara.
43
44. Bzoch membagi tahapan perkembangan
bahasa anak (1-3) tahun dalam empat
stadium
• 2. Kata – kata pertama : transisi ke bahasa anak
• Terjadi pada umur 3-9 bulan. Salah satu perkembangan
bahasa utama milestone adalah pengucapan kata-kata
pertama yang terjadi pada akhir tahun pertama, berlanjut
sampai satu setengah tahun saat pertumbuhan kosa kata
berlangsung cepat, juga tanda dimulainya pembetukan
kalimat awal. Berkembangnya kemampuan kognitif, adanya
kontrol, dan interpretasi emosional di periode ini akan
memberi arti pada kata-kata pertama anak.
• Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda,
orang, tempat, dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan
awal anak.
44
45. Bzoch membagi tahapan perkembangan
bahasa anak (1-3) tahun dalam empat
stadium
• 3. Perkembangan kosa kata yang cepat-Pembentukan kalimat
awal.
• Terjadi pada umur 9-18 bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi
banyak dan dimulainya produksi kalimat. Perkembangan
komprehensif dan produksi kata-kata berlangsung cepat pada
sekitar umur 18 bulan. Anak mulai bisa menggabungkan kata benda
dengan kata kerja yang kemudian menghasilkan sintaks. Melalui
interaksinya dengan orang dewasa, anak mulai belajar
mengkonsolidasikan isi, bentuk, dan pemakaian bahasa dalam
percakapannya. Dengan semakin berkembangnya kognisi dan
pengalaman afektif, anak mulai bisa berbicara memakai kata-kata
yang tersimpan dalam memorinya. Terjadi pergeseran dari
pemakaian kalimat satu kata menjadi bentuk kata benda dan kata
kerja.
45
46. Bzoch membagi tahapan perkembangan
bahasa anak (1-3) tahun dalam empat
stadium
• 4. Dari percakapan bayi menjadi registrasi anak
pra sekolah yang menyerupai orang dewasa.
• Terjadi pada umur 18-36 bulan. Anak dengan
mobilitas yang mulai meningkat memiliki akses ke
jaringan sosial yang lebih luas dan perkembangan
kognitif menjadi semakin dalam. Anak mulai
berpikir konseptual, mengkategorikan benda,
orang, dan peristiwa serta dapat menyelesaikan
masalah fisik. Anak terus mengembangkan
pemakaian bentuk fonem dewasa
46
47. pemerolehan bahasa menurut
komponen-komponennya
• 1. Perkembangan Pragmatik
• Perkembangan komunikasi anak sesungguhnya sudah dimulai sejak
dini, pertama-tama dari tangisannya bila bayi merasa tidak nyaman,
misalnya karena lapar, popok basah. Dari sini bayi akan belajar
bahwa ia akan mendapat perhatian ibunya atau orang lain saat ia
menangis sehingga kemudian bayi akan menangis bila meminta
orang dewasa melakukan sesuatu buatnya.
-Pada usia 3 minggu, bayi tersenyum saat ada rangsangan dari luar,
misalnya wajah seseorang, tatapan mata, suara, dan gelitikan. Ini
disebut senyum sosial.
• -Pada usia 12 minggu, mulai dengan pola dialog sederhana berupa
suara balasan bila ibunya memberi tanggapan.
• -Pada usia 2 bulan, bayi mulai menanggapi ajakan komunikasi
ibunya.
47
48. pemerolehan bahasa menurut
komponen-komponennya
• 1. Perkembangan Pragmatik
• Pada usia 5 bulan, bayi mulai meniru gerak gerik orang,
mempelajari bentuk ekspresi wajah. -Pada usia 6 bulan, bayi mulai
tertarik dengan benda-benda sehinga komunikasi menjadi
komunikasi ibu, bayi, dan benda-benda.
• -Pada usia 7-12 bulan, anak menunjuk sesuatu untuk menyatakan
keinginannya. Gerak-gerik ini akan berkembang disertai dengan
bunyi-bunyi tertentu yang mulai konsisten. Pada masa ini sampai
sekitar 18 bulan, peran gerak-gerik lebih menonjol dengan
penggunaan satu suku kata. -Pada usia 2 tahun, anak kemudian
memasuki tahap sintaksis dengan mampu merangkai kalimat dua
kata, bereaksi terhadap pasangan bicaranya dan masuk dalam
dialog singkat. Anak mulai memperkenalkan atau merubah topik
dan mulai belajar memelihara alur percakapan dan menangkap
persepsi pendengar. Perilaku ibu yang fasilitatif akan membantu
anaknya dalam memperkenalkan topik baru.
48
49. pemerolehan bahasa menurut
komponen-komponennya
• 1. Perkembangan Pragmatik
• Lewat umur 3 tahun, anak mulai berdialog lebih lama sampai beberapa kali giliran.
Lewat umur ini, anak mulai mampu mempertahankan topik yang selanjutnya mulai
membuat topik baru. Hampir 50 persen anak 5 tahun dapat mempertahankan
topik melalui 12 kali giliran. Sekitar 36 bulan, terjadi peningkatan dalam keaktifan
berbicara dan anak memperoleh kesadaran sosial dalam percakapan.
• Ucapan yang ditujukan pada pasangan bicara menjadi jelas, tersusun baik dan
teradaptasi baik untuk pendengar. Sebagian besar pasangan berkomunikasi anak
adalah orang dewasa, biasanya orang tua. Saat anak mulai membangun jaringan
sosial yang melibatkan orang diluar keluarga, mereka akan memodifikasi
pemahaman diri dan bayangan diri serta menjadi lebih sadar akan standar sosial.
Lingkungan linguistik memiliki pengaruh bermakna pada proses belajar berbahasa.
Ibu memegang kontrol dalam membangun dan mempertahankan dialog yang
benar. Ini berlangsung sepanjang usia pra sekolah. Anak berada pada fase mono
dialog, percakapan sendiri dengan kemauan untuk melibatkan orang lain. Monolog
kaya akan lagu, suara, kata-kata tak bermakna, fantasi verbal dan ekspresi
perasaan.
49
50. pemerolehan bahasa menurut
komponen-komponennya
• 2. Perkembangan Semantik
• Karena faktor lingkungan sangat berperan dalam perkembangan semantik, maka pada umur 6-9
bulan anak telah mengenal orang atau benda yang berada di sekitarnya. Leksikal dan pemerolehan
konsep berkembang pesat pada masa prasekolah. Terdapat indikasi bahwa anak dengan kosa kata
lebih banyak akan lebih popular di kalangan teman-temannya. Diperkirakan terjadi penambahan
lima kata perhari di usia 1,5 sampai 6 tahun. Pemahaman kata bertambah tanpa pengajaran
langsung orang dewasa. Terjadi strategi pemetaan yang cepat diusia ini sehingga anak dapat
menghubungkan suatu kata dengan rujukannya. Pemetaan yang cepat adalah langkah awal dalam
proses pemerolehan leksikal. Selanjutnya secara bertahap anak akan mengartikan lagi informasi-
informasi baru yang diterima. Definisi kata benda anak usia pra sekolah meliputi properti fisik
seperti bentuk, ukuran dan warna, properti fungsi, properti pemakaian, dan lokasi. Definisi kata
kerja anak prasekolah juga berbeda dari kata kerja orang dewasa atau anak yang lebih besar.
• Anak prasekolah dapat menjelaskan siapa, apa, kapan, di mana, untuk apa, untuk siapa, dengan
apa, tapi biasanya mereka belum memahami pertanyaan bagaimana dan mengapa atau
menjelaskan proses. Anak akan mengembangkan kosa katanya melalui cerita yang dibacakan orang
tuanya. Begitu kosa kata berkembang, kebutuhan untuk mengorganisasikan kosa kata akan lebih
meningkat dan beberapa jaringan semantik atau antar relasi akan terbentuk.
50
51. pemerolehan bahasa menurut
komponen-komponennya
• 3. Perkembangan Sintaksis
• Susunan sintaksis paling awal terlihat pada usia kira-kira 18 bulan
walaupun pada beberapa anak terlihat pada usia 1 tahun bahkan lebih
dari 2 tahun. Awalnya berupa kalimat dua kata. Rangkaian dua kata,
berbeda dengan masa “kalimat satu kata” sebelumnya yang disebut masa
holofrastis. Kalimat satu kata bisa ditafsirkn dengan mempertimbangkan
konteks penggunaannya. Hanya mempertimbangkan arti kata semata-
mata tidaklah mungkin kita menangkap makna dari kalimat satu kata
tersebut. Peralihan dari kalimat satu kata menjadi kalimat yang
merupakan rangkaian kata terjadi secara bertahap. Pada waktu kalimat
pertama terbentuk yaitu penggabugan dua kata menjadi kalimat,
rangkaian kata tersebut berada pada jalinan intonasi. Jika kalimat dua kata
memberi makna lebih dari satu maka anak membedakannya dengan
menggunakan pola intonasi yang berbeda. Perkembangan pemerolehan
sintaksis meningkat pesat pada waktu anak menjalani usia 2 tahun dan
mencapai puncaknya pada akhir usia 2 tahun.
51
52. pemerolehan bahasa menurut
komponen-komponennya
• 4. Perkembangan Morfologi
• Periode perkembangan ditandai dengan peningkatan
panjang ucapan rata-rata yang diukur dalam morfem.
Panjang rata-rata ucapan, mean length of utterance (MLU)
adalah alat prediksi kompleksitas bahasa pada anak yang
berbahasa Inggris. MLU sangat erat berhubungan dengan
usia dan merupakan prediktor yang baik untuk
perkembangan bahasa. Dari usia 18 bulan sampai 5 tahun
MLU meningkat kira-kira 1,2 morfem per tahun.
Penguasaan morfem mulai terjadi saat anak mulai
merangkai kata sekitar usia 2 tahun. Beberapa sumber yang
membahas tentang morfem dalam kaitannya dengan
morfologi semuanya merupakan Bahasa Inggris yang sangat
berbeda dengan Bahasa Indonesia.
52
53. pemerolehan bahasa menurut
komponen-komponennya
• 5. Perkembangan Fonologi
• Perkembangan fonologi melalui proses yang panjang dari
dekode bahasa. Sebagian besar konstruksi morfologi anak
akan tergantung pada kemampuannya menerima dan
memproduksi unit fonologi. Selama usia prasekolah, anak
tidak hanya menerima inventaris fonetik dan sistem
fonologi tapi juga mengembangkan kemampuan
menentukan bunyi mana yang dipakai untuk membedakan
makna. Pemerolehan fonologi berkaitan dengan proses
konstruksi suku kata yang terdiri dari gabungan vokal dan
konsonan. Bahkan dalam babbling, anak menggunakan
konsonan-vokal (KV) atau konsonan-vokal-konsonan (KVK).
Proses lainnya berkaitan dengan asimilasi dan substitusi
sampai pada persepsi dan produksi suara.
53
54. • Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh ketrampilan
bahasa yang baik. Tiga faktor diatas saling mendukung untuk menghasilakan
kemampuan berbahasa maksimal. Orang tua, khususnya, harus memberikan
stimulus yang positif pada pengembangan keterampilan bahasa pada anak, seperti
berkomunikasi pada anak dengan kata-kata yang baik dan mendidik, berbicara
secara halus, dan sebisa mungkin membuat anak merasa nyaman dalam suasana
kondusif rumah tangga yang harmonis, rukun, dan damai. Hal tersebut dapat
menstimulus anak untuk bisa belajar berkomunikasi dengan baik karena jika anak
distimulus secara positif maka akan mungkin untuk anak merespon secara positif
pula.
• Dari awal ketika bayi lahir, seorang ayah langsung menyuarakan adzan ke telinga
sang bayi dengan tujuan agar suara yang pertama kali didengar oleh anak adalah
kalimat yang baik walaupun pada saat bayi lahir pendengarannya belum dapat
berfungsi dengan baik. Namun, jika pertamanya diawali dengan baik maka dalam
perkembangannya pun insya Allah dapat baik pula.
• ketika bayi mulai tumbuh dan melalui fase-fase perkembangan bahasa, seorang
ibu (& guru, jika anak sudah mengikuti play group) harus menstimuli sang anak
dengan mengucapkan kata-kata yang baik, pujian-pujian, kata-kata kasih sayang,
dan disertai pula dengan komunikasi nonverbal seperti ekspresi wajah yang
lembut, memberi ciuman dan pelukan hangat. Komunikasi verbal saja tidak cukup.
Jadi, harus saling bersamaan antara komunikasi verbal dan nonverbal. Dengan
begitu, emotional bonding antara ibu dan anak semakin kuat.
54
55. • ketika menstimulasi anak melalui sarana komunikasi, seperti televisi, komputer,
dan radio. Orang tua harus menemani anak dalam menonton televisi. Berdasarkan
penelitian, televisi dapat menghambat perkembangan bahasa anak. Orang tua
harus memilah-milah mana tontonan yang baik dan sesuai dengan perkembangan
anak dan mana yang tidak dan pula harus diberi penjelasan mengenai pesan-
pesan dari tontonan tersebut pada anak. Kemudian, dalam memperkenalkan
komputer pada anak, orang tua harus secara aktif menemani anak dalam
memperkenalkan dan mempelajari komputer. Waktu pemakaian komputer pun
juga harus dibatasi karena anak juga harus berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya. Lalu terkait dengan nyanyian atau lagu untuk anak-anak. Hal itu pula
harus diperhatikan karena sangat mempengaruhi bahasa anak. Misalnya
menghidupi suasana rumah dengan senandung Al-Qur’an dan perkenalkanlah Al-
Qur’an sejak dini kepada anak.
• Perkembangan bahasa pada anak tidak dapat berlangsung dengan baik tanpa
didukung aktif oleh orang tua dan pendidik. Selain ibu, peran ayah pun juga sangat
dibutuhkan dalam masa perkembangan bahasa anak. Ayah juga harus menjadi
teladan yang baik bagi anaknya, yaitu dalam mengucapkan atau berkomunikasi
dengan mengucapkan kata-kata yang penuh ilmu dan tuntunan agama, tidak kasar,
dan tidak membentak. Jika orang tua dan pendidik bekerja sama dengan baik
dalam memberikan teladan yang positif pada anak dalam masa-masa
perkembangannya baik fisik maupun mental maka anak kelak akan tumbuh
menjadi generasi penerus bangsa yang mulia budi pekertinya dan santun budi
bahasanya.
55
56. Pengaruh Pola Asuh terhadap
Perkembangan Bahasa Anak
• Yudibrata dkk. (1998: 65-72) menjelaskan bahwa selama bulan-bulan pertama pascalahir atau
sebelum seorang anak mempelajari kata-kata yang cukup untuk digunakan sebagai sarana
berkomunikasi, anak secara kreatif terlebih dahulu akan menggunakan empat bentuk komunikasi
prabicara (preespeech). Keempat prabicara itu adalah tangisan, ocehan/celoteh/meraban, isyarat,
dan ungkapan emosional.
• perkembangan pemerolehan bahasa pada anak sangat berhubungan dengan kematangan
neuromoskularnya yang kemudian dipengaruhi oleh stimulus yang diperolehnya setiap hari
(Yudibrata, 1998: 72-73). Awalnya, tidak ada kontrol terhadap pola tingkah laku termasuk tingkah
laku verbalnya. Vokal anak dan otot-otot bicaranya bergerak secara refleks. Pada bulan-bulan
pertama, otaknya berkembang dan mengatur mekanisme saraf sehingga gerakan refleks tadi sudah
dapat dikontrol. Refleks itu berhubungan dengan gerakan lidah atau mulut. Misalnya, anak akan
mengedipkan mata kalau melihat cahaya yang berubah-ubah atau bibirnya akan bergerak-gerak
ketika ada sesuatu disentuhkan ke bibirnya. Selanjutnya, dalam rangka memerikan perkembangan
pemerolehan bahasa, Stork dan Widdowson (dalam Yudibrata, 1998: 73) membedakan antara
kematangan menyimak (receptive language skills) dan kematangan mengeluarkan bunyi bahasa
atau berbicara (expressive language skills). Kematangan menyimak terjadi lebih dahulu daripada
kematangan berbicara meskipun dalam perkembangan selanjutnya kedua kematangan ini saling
berhubungan.
56
57. • Pada awal kelahirannya, anak belum dapat membalas stimulus yang
berasal dari manusia. Seiring dengan berfungsinya alat artikulasi,
yakni ketika anak sudah mulai berceloteh dengan bunyi bilabial
seperti [m] untuk ma-ma dan [p] untuk pa-pa atau [b] untuk ba-ba,
orangtua sudah bisa melakukan interaksi bahasa dengan anak. Satu
hal yang perlu diingat, ma-ma dan pa-pa sebagai celotehan anak
bukan merujuk pada makna kata secara harfiah yang berarti ibu dan
ayah, melainkan karena semata-mata bunyi konsonan bilabial dan
vokal [a] adalah bunyi yang mudah dikuasai pada saat permulaan
berujar. Dari keterampilan ini bisa terjalin suasana yang lebih
komunikatif antara orangtua dan anak yang berdampak pada
perkembangan selanjutnya. Dampaknya bisa positif bisa juga
negatif. Semakin baik stimulus yang diberikan orangtua, semakin
positif respon yang dimunculkan anak. Untuk melatih keterampilan
menyimak, orangtua bisa menggunakan metode simak-dengar
dengan menyuguhi anak cerita yang disukainya. Penceritaan
langsung tanpa menggunakan buku sekali-kali perlu dilakukan untuk
perubahan suasana. Bercerita langsung dengan kata-kata sendiri
yang dimengerti anak akan memberi efek lebih pada
penceritaannya. Kegiatan bercerita ini hendaknya dilakukan dengan
menggunakan bahasa ibu (bahasa pertama anak).
57
58. • Keterampilan menyimak akan berdampak pada keterampilan berbicara.
Stimulus orangtua yang berupa data simakan bagi anak bisa direspon
dengan metode ulang-ucap. Metode ini akan menunjukkan daya serap
anak terhadap cerita atau ujaran orangtua. Pada tahapan ini, orangtua
sebaiknya mengubah posisi dari posisi pencerita menjadi pendengar yang
baik. Biarkan anak bercerita dengan lugas menurut pemahamannya. Ini
bisa membantu anak dalam proses berbicara. Orangtua jangan menuntut
anak untuk bercerita sesuai dengan gaya penceritaan orangtua.
• Hal itu akan membuat jiwa anak tertekan dan terhambat daya
kreativitasnya dalam berbahasa. Terkadang anak ingin berbagi cerita
tentang suatu hal yang baru dialami atau didapatinya dan ia akan sangat
senang jika orangtuanya mau meluangkan sedikit waktu untuk duduk
bersamanya dan mendengarkan celoteh riangnya. Namun, ada kalanya
anak enggan bercerita sama sekali. Jika ini terjadi, jangan paksa anak
untuk bercerita. Kondisi psikis anak tidak selalu dalam keadaan yang stabil.
Seringkali timbul sensitivitas yang memengaruhi sisi kejiwaannya sehingga
muncul perasaan kesal, marah, atau benci pada sesuatu hal. Dialog atau
komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak bisa menjadi alternatif
solusi.
58
59. • Pola asuh seperti dipaparkan di atas akan berhasil bilamana orangtua mampu
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan bahasa anak. Para ahli
sepakat bahwa pemerolehan bahasa sangat dipengaruhi oleh penggunaan bahasa
sekitar. Dengan kata lain, perjalanan pemerolehan bahasa seorang anak akan
sangat bergantung pada lingkungan bahasa anak tersebut (Yudibrata, 1998: 65).
Sebelum anak memasuki lingkungan sosial yang lebih luas, masa bermain dan
bersekolah, lingkungan keluarga seyogianya bisa menjadi arena yang
menyenangkan bagi proses perkembangan anak. Rumah adalah sekolah pertama
bagi anak, dan orangtua adalah guru pertama yang bisa mengantar anak menuju
gerbang pendidikan formal. Sebagai guru, orangtua memiliki andil yang besar
dalam pendidikan anaknya, baik dalam segi waktu, materi, dan tenaga. Penyediaan
sarana dan prasarana pendidikan di lingkungan rumah merupakan hal penting bagi
proses perkembangan anak. Proses ini semestinya tidak terhambat oleh masalah
finansial. Yang penting, bagaimana orangtua membuat kondisi rumah sedemikian
rupa agar mampu menghasilkan stimulus positif sebanyak dan sevariatif mungkin.
Sesuai dengan nalurinya, anak senantiasa ingin mengetahui segala hal dan
mencoba sesuatu yang baru. Pemberian stimulus akan memengaruhi perubahan
perilaku anak. Stimulus yang diberikan orangtua akan terbingkai dalam pola pikir,
pola tindak, dan pola ucap anak. Jika orangtua menginginkan anaknya santun
berbahasa, maka berikan stimulus yang positif. Setiap aktivitas yang ada dan
terjadi di lingkungan rumah merupakan rangkaian dari proses pemerolehan yang
sifatnya berkala dan berkesinambungan. Dalam hal ini orangtua berperan sebagai
motor penggerak yang memegang kendali pertama dan utama dalam
perkembangan bahasa anak melalui (salah satunya) pola asuh yang mendidik.
59
60. GANGGUAN
PERKEMBANGAN
• Gangguan perkembangan masa anak adalah
berbagai jenis masalah perkembangan yang
potensial terjadi pada masa, yaitu usia anak 0-
12 tahun.
• Pada dasarnya, tiap-tiap tahap perkembangan
memiliki potensi gangguan perkembangan
berbeda-beda, tergantung pada tugas
perkembangan yang diemban masing-masing
usia.
60
61. 61
• usia bayi gangguan pada perkembangan
berbahasa, pertumbuhan , demam tinggi yang
berisiko memunculkan gangguan lainnya.
• usia sekolah aktivitas anak mencapai
puncaknya kemungkinan terjadinya
kelelahan atau kecelakaan yang dapat
menimbulkan gangguan perkembangan
motorik.
• Gangguan perkembangan lain yang banyak
muncul pada masa anak gangguan bicara,
gangguan berbahasa, keterlambatan mental,
autism, lambat belajar, gangguan pemusatan
perhatian (attention deficit disorder)
62. 62
• Pentingnya Deteksi Dini Masa anak masa
anak merupakan dasar pembentukan fisik dan
kepribadian pada masa berikutnya masa
anak merupakan "masa emas"
mempersiapkan seorang individu menghadapi
tuntutan zaman sesuai potensinya.
• Jika terjadi gangguan perkembangan, apa pun
bentuknya, deteksi yang dilakukan sedini
mungkin merupakan kunci penting
keberhasilan program intervensi yang
dilakukan. Semakin dini gangguan
perkembangan terdeteksi, semakin tinggi pula
kemungkinan tercapainya tujuan intervensi
atau koreksi atas gangguan yang terjadi.
63. 63
• Kenali tugas perkembangan sesuai usia anak tugas-
tugas yang harus dimiliki anak pada usia tertentu.
• Penilaian baik-buruknya perkembangan anak
tergantung pada tercapainya tuntutan atau tugas
perkembangan sesuai usianya Misalnya, tugas
perkembangan masa bayi adalah merangkak, berdiri,
berjalan (dalam hal perkembangan motorik),
mengoceh,dan mengucapkan kata (perkembangan
bahasa); tugas perkembangan masa kanak-kanak (3-6
tahun) adalah berkomunikasi dengan orang
lain,belajar kemandirian, dan mempersiapkan diri
masuk sekolah.
• Mengenali tugas perkembangan sesuai usia anak
memungkinkan deteksi dini gangguan
perkembangan.
64. 64
• Kenali pola dan irama perkembangan anak Secara
universal anak memiliki pola (urutan) perkembangan yang
sama.
• Meskipun memiliki pola sama, anak bisa memiliki irama
(kecepatan) perkembangan berbeda dari anak lain Anak
mungkin mulai berbicara pada usia 14 bulan, tetapi dia
belum bisa berjalan tanpa bantuan; Sementara anak lain
dengan usia yang sama sudah mampu berjalan sendiri, tapi
tidak mengucapkan kata-kata.
• Pemenuhan tugas perkembangan merupakan patokan
umum yang seharusnya dicapai dalam rentang usia tertentu
stimulasi pada anak memang perlu terus-menerus
dilakukan,tapi jangan sampai memaksa anak melakukan apa
yang diharapkan orangtua lebih penting mengenali
apakah anak ybs. memenuhi pola yang normal meskipun
kecepatannya bisa berbeda dengan anak lain.
65. 65
• Pihak sekolah juga diharapkan dapat memberi peluang
terjadinya transfer informasi tentang berbagai gangguan
perkembangan anak Lakukan pencatatan serta pengamatan
terhadap perkembangan anak dan perubahan dalam
lingkungannya.
• Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan salah satu sarana
memperoleh catatan perkembangan anak, khususnya anak di
bawah usia lima tahun.
• Meskipun tidak dimungkiri bahwa perkembangan mental dan
psikologis berpengaruh timbal balik secara erat dengan
perkembangan fisik, perubahan dan gejala lain di luar
perkembangan fisik, kurang mendapat perhatian
(misalnya,perkembangan berbahasa,rentang konsentrasi,
perkembangan motorik halus dan motorik kasar).
• Hal-hal yang perlu diamati disesuaikan tugas perkembangan
pada usianya dan kebiasaan masing-masing anak. Carilah
informasi jika Anda mencurigai perubahan, kelambatan, atau
perilaku yang tampaknya kurang wajar.
66. GANGGUAN BELAJAR/LEARNING
DISORDER (LD)
• Mengapa hrs sgr ditangani?
• Bila tidak ditangani dengan baik dan benar
akan menimbulkan berbagai bentuk
gangguan emosional (psikiatrik) yang akan
berdampak buruk bagi perkembangan
kualitas hidupnya di kemudian hari
66
67. Secara khusus anak dengan LD (learning disorder)
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
•
a. Mudah menangkap pelajaran, petunjuk, atau instruksi
yang diberikan, tetapi cenderung malas melakukan
aktivitas belajar, mudah bosan, meremehkan, bahkan
penolakan.
b. Memiliki pengetahuan yang luas, tetapi cenderung
kurang mampu melakukan tugas-tugas akademik secara
akurat dan memuaskan.
c. Dikenal sebagai siswa yang cukup pandai, tetapi
mengalami kesulitan dalam satu atau lebih bidang
akademik dan tidak mampu memanfaatkan
kepandaiannya tersebut untuk mencapai prestasi
akademik tinggi.
d. Memiliki kesenjangan yang cukup signifikan antara skor
tes kemampuan verbal dan performennya.
67
68. •
e. Memiliki daya tangkap yang bagus, tetapi
cenderung hiperaktif dan kurang mampu
menyesuaikan diri.
f. Memiliki daya imaginatif yang tinggi, tetapi
cenderung emosional.
g. Mampu mengambil keputusan dengan cepat, tetapi
cenderung kurang disertai pertimbangan yang
matang, terburu-buru, semaunya.
h. Lebih cepat dalam belajar dan mengerjakan suatu
persoalan, tetapi cenderung malas dan memiliki
toleransi yang rendah terhadap frustrasi.
i. Lebih percaya diri, tetapi cenderung meremehkan
dan menolak tugas-tugas yang diberikan dengan
berbagai alasan.
68
69. 69
GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK
• GAMBARAN UTAMA ADALAH HENDAYA BERAT DALAM
PERKEMBANGAN KOORDINASI MOTORIK, YANG TIDAK
DISEBABKAN OLEH RETARDASI MENTAL, GANGGUAN
NEUROLOGIS YG DIDAPAT MAUPUN KONGENITAL.
• GANGGUAN INI BISA BERSAMAAN DENGAN KESULITAN
BICARA
• ANAK TAMPAK ANEH DALAM BERJALAN, SERING JATUH,
TERSANDUNG DAN MENABRAK
• LAMBAT BELAJAR BERLARI, MELOMPAT DAN NAIK TURUN
TANGGA
• KESULITAN MENGIKAT SEPATU
• KESULITAN MEMASANG DAN MELEPASKAN KANCING,
MELEMPAR DAN MENANGKAP BOLA
70. 70
• ANAK TAMPAK LAMBAN DALAM GERAK HALUS & KASAR
• BENDA YANG DIPEGANG SERING JATUH
• TIDAK PANDAI MENGGAMBAR, TULISANNYA SANGAT JELEK
• SULIT MENGERJAKAN PERMAINAN JIGSAW,
MENGGUNAKAN PERMAINAN YANG KONSTRUKSIONAL
• SERING DISEBUT JUGA : THE CLUMSY CHILD SYNDROME
• SERING DIJUMPAI KESULITAN BERSEKOLAH, PADA
BEBERAPA KASUS BERSAMAAN DENGAN GANGGUAN
PERKEMBANGAN EMOSIONAL DAN PERILAKU.
• PADA BEBERAPA KASUS , DIJUMPAI ADANYA RIWAYAT
KOMPLIKASI PERINATAL MISALNYA BERAT BADAN LAHIR
RENDAH
71. Gangguan Perkembangan Motorik
pada Anak
• Anak yang sulit mengendari sepeda, mengancingkan
baju atau menggunakan gunting, merupakan salah satu
ciri dari gangguan perkembangan koordinasi motorik
(development coordination disorder/DCD).
DCD diketahui diderita 1 dari 20 anak usia sekolah.
• Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan
motorik, terutama motorik halus. Sebenarnya
gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik
halus, tetapi yang sangat berpengaruh pada fungsi
belajar adalah fungsi motorik halusnya.
71
72. Gangguan Perkembangan Motorik
pada Anak
• Manifestasinya berupa perkembangan motorik anak
sejak bayi hingga usia tertentu terlambat, misalnya
duduk, tengkurap, merangkak, berlari. Kemampuan
olahraga anak juga kurang. Anak lebih sulit mengatur
keseimbangan setelah melakukan gerakan dan
keseimbangan saat berdiri.
• Anak DCD biasanya juga mengalami gangguan lain,
seperti gangguan konsentrasi atau masalah
keterlambatan bicara pada anak.
• anak dengan fungsi koordinasi yang buruk akan
berdampak pada kemampuannya melakukan aktivitas
fisik dan dalam waktu lama bisa memengaruhi berat
badannya.
72
73. 73
• GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBICARA
DAN BERBAHASA
-POLA NORMAL PENGUASAAN BAHASA
TERGANGGU SEJAK FASE AWAL
PERKEMBANGAN
-TIDAK ADA GANGGUAN NEUROLOGIK, TIDAK
ADA KETULIAN, ATAU GANGGUAN DARI
RONGGA MULUT
-TIDAK DIDAPATKAN ADANYA MENTAL
RETARDASI
74. 74
• MACAM GANGGUAN PERKEMBANGAN
BERBAHASA
1 GANGGUAN ARTIKULASI BERBICARA :
• - PENGGUNAAN SUARA SESUAI DENGAN USIA
MENTALNYA
• - TINGKAT KEMAMPUAN BAHASANYA NORMAL
• - BERATNYA GANGGUAN ARTIKULASI DILUAR
BATAS VARIASI NORMAL - BAGI USIA MENTAL
ANAK
• - INTELEGENSIA NORMAL
• - KEMAMPUAN BERBAHASA EKSPRESIF DAN
RESEPTIF NORMAL
75. 75
2 GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF
• KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGEKSPRESIKAN BAHASA DENGAN BERBICARA , DIBAWAH RATA2
ANAK DALAM USIA MENTALNYA TETAPI PENGERTIAN BAHASA DALAM BATAS NORMAL
• BISA DISERTAI DENGAN GANGGUAN ARTIKULASI
• GEJALANYA :
• -KOSA KATA YANG TERBATAS
• -KESULITAN DALAM MEMILIH DAN MENGGANTI KATA2 YANG TEPAT
• -PENGGUNAAN SECARA BERLEBIHAN BEBERAPA KATA2
• -MEMENDEKKAN KATA2 YG SEHARUSNYA BERBUNYI PANJANG
• -KESALAHAN KALIMAT
• -KEHILANGAN AWALAN ATAU AKHIRAN
• -GAGAL DALAM MENGGUNAKAN ATURAN TATA BAHASA SEPERTI KATA PENGHUBUNG, KATA GANTI
DSB
• -KESULITAN MENGURUT KEJADIAN YANG TELAH LEWAT.
• -SERING DISERTAI KELAINAN BUNYI KATA YANG DIHASILKAN
• -PENGGUNAAN BAHASA NON VERBAL TIDAK TERGANGGU
• (SEBAGAI PEDOMAN PERKEMBANGAN BAHASA NORMAL : USIA 2 TAHUN MENGUCAPKAN BEBERAPA
KATA &
• USIA 3 TH MENGERTI BEBERAPA KATA YANG TERANGKUM DALAM KALIMAT SEDERHANA.)
76. 76
3 GANGGUAN BERBAHASA RESEPTIF
• PENGERTIAN BAHASA NYA DIBAWAH
KEMAMPUAN RATA2 ANAK SESUAI UMUR
MENTALNYA
• TIDAK DIDAPATKAN ADANYA GANGGUAN
PERKEMBANGAN PERVASIF
• BIASANYA DISERTAI GANGGUAN BERBAHASA
EKSPRESIF
• GANGGUAN INI BIASANYA DISERTAI DENGAN
GANGGUAN EMOSIONAL DAN PERILAKU.
• ( PADA USIA 18 BULAN, MAMPU
MENGIDENTIFIKASI BEBERAPA OBYEK & PADA
USIA 2 TAHUN BISA MENGIKUTI INSTRUKSI2
SEDERHANA)
77. 77
GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR
• DIMULAI SEJAK AWAL PERKEMBANGAN
• TIDAK DISEBABKAN RETARDASI MENTAL,
KELAINAN NEUROLOGIS, GANGGUAN VISUAL,
MAUPUN PENDENGARAN.
• BIASANYA BERSAMAAN DENGAN SINDROMA
KLINIS YANG LAIN, SEPERTI GANGGUAN
PEMUSATAN PERHATIAN, GANGGUAN TINGKAH
LAKU ATAU GANGGUAN PERKEMBANGAN YANG
LAIN.
• ETIOLOGI SECARA PASTI TIDAK DIKETAHUI,
DIDUGA FAKTOR BIOLOGIS YANG BERINTERAKSI
DENGAN KESEMPATAN BELAJAR & KUALITAS
PENGAJARAN
78. 78
1. GANGGUAN MEMBACA
• BIASANYA DIDAHULUI OLEH RIWAYAT GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBICARA
ATAU BERBAHASA.
• PADA AWALNYA DIDAHULUI KESULITAN MENGUCAPKAN ABJAD, MEMBERI
IRAMA DARI KATA YANG DIUCAPKAN, KEMUDIAN TERJADI KESALAHAN
MEMBACA , DIANTARANYA :
A. ADA KATA2 YANG DIHILANGKAN
B. KECEPATAN MEMBACA YANG LAMBAT
C. SALAH MEMULAI, RAGU2, TIDAK TEPAT MENYUSUN KALIMAT
D. SUSUNAN KATA2 YANG TERBALIK
E. KETIDAK MAMPUAN MENYEBUT KEMBALI ISI BACAAN
F. KETIDAK MAMPUAN MENARIK KESIMPULAN MATERI BACAAN
G. KETIDAK MAMPUAN DALAM MENJAWAB PERTANYAAAN PERIHAL BACAAN ,
MENGGUNAKAN PENGETAHUAN UMUM DARI PADA HASIL BACAANNYA.
79. • Gangguan Perkembangan Bahasa pada Anak
• Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab
terhambatnya tumbuh-kembang anak yang sering ditemui. Adapun
gangguan yang sering dikeluhkan orangtua yaitu keterlambatan
bicara. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan
bicara dan bahasa berkisar 5-10 % pada anak sekolah. Anak
dikatakan mengalami keterlambatan bicara dan harus berkonsultasi
dengan ahli, bila sampai usia 12 bulan sama sekali belum
mengeluarkan ocehan atau babbling, sampai usia 18 bulan belum
keluar kata pertama yang cukup jelas, padahal sudah dirangsang
dengan berbagai cara, terlihat kesulitan mengatakan beberapa kata
konsonan, seperti tidak memahami kata-kata yang kita ucapkan,
serta terlihat berusaha sangat keras untuk mengatakan sesuatu,
misalnya sampai ngiler atau raut muka berubah. Penyebab
keterlambatan bicara sangat luas dan banyak. Mulai yang bisa
membaik hingga yang sulit dikoreksi. Semakin dini mendeteksi
keterlambatan bicara, maka semakin baik kemungkinan pemulihan
gangguan tersebu.
79
80. Gangguan Perkembangan Bahasa
pada Anak
• 1.Disfasia
Adalah gangguan perkembangan bahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan
kemampuan anak seharusnya. Ditengarai gangguan ini muncul karena adanya
ketidaknormalan pada pusat bicara yang ada di otak. Anak dengan gangguan ini
pada usia setahun belum bisa mengucapkan kata spontan yang bermakna,
misalnya mama atau papa. Kemampuan bicara reseptif (menangkap pembicaraan
orang lain) sudah baik tapi kemampuan bicara ekspresif (menyampaikan suatu
maksud) mengalami keterlambatan. Karena organ bicara sama dengan organ
makan, maka biasanya anak ini mempunyai masalah dengan makan atau
menyedot susu dari botol.
• 2.Gangguan disintegratif pada kanak-kanak (Childhood Diintegrative
Disorder/CDD)
Pada usia 1-2 tahun, anak tumbuh dan berkembang dengan normal, kemudian
kehilangan kemampuan yang telah dikuasainya dengan baik. Anak berkembang
normal pada usia 2 tahun pertama seperti kemampuan komunikasi, sosial,
bermain dan perilaku. Namun, kemampuan itu terganggu sebelum usia 10 tahun,
yang terganggu di antaranya adalah kemampuan bahasa, sosial, dan motorik.
80
81. Gangguan Perkembangan Bahasa
pada Anak
•
3.Sindrom Asperger
Gejala khas yang timbul adalah gangguan interaksi sosial ditambah gejala
keterbatasan dan pengulangan perilaku, ketertarikan, dan aktivitas. Anak dengan
gangguan ini mempunyai gangguan kualitatif dalam interaksi sosial. Ditandai
dengan gangguan penggunaan beberapa komunikasi nonverbal (mata, pandangan,
ekspresi wajah, sikap badan), tidak bisa bermain dengan anak sebaya, kurang
menguasai hubungan sosial dan emosional.
• 4.Gangguan Multisystem Development Disorder (MSDD)
MSDD digambarkan dengan ciri-ciri mengalami problem komunikasi, sosial, dan
proses sensoris (proses penerimaan rangsang indrawi). Ciri-cirinya yang jelas
adalah reaksi abnormal, bisa kurang sensitif atau hipersensitif terhadap suara,
aroma, tekstur, gerakan, suhu, dan sensasi indera lainnya. Sulit berpartisipasi
dalam kegiatan dengan baik, tetapi bukan karena tertarik, minat berkomunikasi
dan interaksi tetap normal tetapi tidak bereaksi secara optimal dalam interaksinya.
Ada masalah yang terkait dengan keteraturan tidur, selera makan, dan aktivitas
rutin lainnya.
81