2. Outline
Penerapan Direct Service Fase 1
Desain Infrastruktur
BRT sebagai Angkutan Massal
2
Desain Infrastruktur
Perbaikan Aksesibilitas
Desain Simpang
6. Ilustrasi Biaya BRT dengan moda lain
426 Km BRT 40 Km Monorail
MRT Jakarta dengan
Biaya 17 Triliun
Untuk Membangun
14 km.
Pemprov DKI selama
7 Tahun
menghabiskan 5
40 Km Monorail
14 Km Elevated Rail 7 Km Subway MRT
menghabiskan 5
Triliun Rupiah Untuk
Infrastruktur dan
Subsidi Transjakarta
8. Rute Angkutan Umum Jakarta Per Juli 2013
KOTA
P GADUNG
KALIDERES
ANCOL
PRIOK
PLUIT
Transjakarta dengan 12
Koridor berlaku sebagai
Tulang Punggung,
namun tidak ada
integrasi dengan rute
bus yang lain (250 rute)
BLOK M
RAGUNAN
KP RAMBUTAN
P GEBANG
L BULUS
12. Direct Service di Guangzhou
Direct Service BRT di Guangzhou hanya memiliki panjang BRT Corridor 23 km, namun
mencakup 31 rute bus dan jaringan jalan sepanjang 273 km
BRT Corridor
18. Keuntungan Integrasi Direct Service
Transjakarta
• Meningkatkan Kecepatan Bus pada
saat di jalur Busway
• Memperluas Network dan rute BRT
• Meminimalisir Transfer bagi
penumpang
• Upaya memperbaiki angkutan umum
“Non-Transjakarta” saat ini
Kondisi Angkutan Saat ini
“Non-Transjakarta” saat ini
• Meningkatkan Kapasitas Jalur Busway
dan memperkecil Headway
• Meningkatkan Jumlah Penumpang
yang menggunakan BRT secara
Keseluruhan
Non-BRT buses running outside BRT Lane
High Passenger Demand
Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan
Transjakarta paling cepat dan Efektif adalah
melalui sistem Direct Service
19. Kriteria Pemilihan Rute
• Pemilihan Rute berdasarkan
Jumlah Frekuensi Bus dan %
Singgungan dengan BRT
Corridor
• Kriteria pemilihan rute
Frekuensi >12 bus/jam
40% overlap dengan BRT
Corridor
19
21. Fase 1 Direct Service : Koridor 1&6
Frekuensi/ Overlap
21
• Integrasi 9 Rute Kopaja & Metromini dengan koridor 1 dan 6
• Menambah cakupan area yang dilayani BRT sepanjang 55 km diluar koridor BRT
• Meningkatkan pengguna Transjakarta hampir 2 kali lipat
No Trayek Rute
Frekuensi/
Jam
Overlap
(%)
1 MM-S 640 Ps. Minggu - Tn Abang 33 62%
2 MM-S 75 Ps. Minggu - Blok M 33 45%
3 KPJ-P 19 Ragunan - Tn Abang 42 50%
4 KPJ-S 66 Manggarai - Blok M 19 88%
5 KPJ-P 20 Lebak Bulus - Senen 19 49%
6 KPJ-T 57 Kp Rambutan - Blok M 18 67%
7 MM-P 15 Semanggi – Senen 11 78%
8 KPJ-S 620 Manggarai – Blok M 13 42%
9 KPJ-S 612 Ragunan – Melayu 10 41%
22. Contoh Rute yang dilayani Direct Service
22
P-15 (Overlap dengan 6 BRT Stations koridor 1) S-75 (overlap dengan 8 BRT stations koridor 6)
23. Revenue Sharing
Model - Alternative
•Pendapatan Tiket Dapat
dibagi antara Off-BRT
dan dalam BRT segmen
• Untuk Tarif Penumpang
dari Luar koridor,
pendapatan diambil oleh
Operator
23
•Untuk Tarif penumpang
dari Halte Busway,
Pendapatan diambil oleh
Transjakarta
• Selama Berjalan di
Koridor BRT, Operator
Dibayar per-km sesuai
panjang overlap dengan
Koridor BRT
Untuk Menjaga Kualitas Pelayanan Maka Perlu ada Kontrak Kerjasama
antara Transjakarta dengan operator direct service untuk mengatur hal-
hal berikut:
- Headway dan Frekuensi Bus
- Standar Kualitas Pelayanan
- Pembayaran Rp/Km dan pendapatan tiket
- Sanksi dan Penalti
Penting Untuk Dicatat
24. Pengelolaan Sistem Direct Service
Guangzhou
Mayor
Transportation
Commission
KGC (transit planning
agency)
BRT operators
TSCAC (bus stop & terminal
manag’t agency)
BRT management Bike sharing
YCT (smart card
company)²
24
BRT operators
(3 groups, 7
companies)³
BRT management
company
BRT Control Center¹
No. 3 Bus Company (station fare
collection – cash & card pay)
Clearing House
Station cleaning and
maintenance company
Bike sharing
company
1. Control Centre menyediakan data Bu-km, yang
telah disesuaikan dengan penalti , komplain dan
kesesuaian dengan kontrak. Data ini menjadi dasar
pembayaran pendapatan untuk operator
2. Smart Card Company menyetorkan uang ke
Clearing House berdasarkan jumlah penggunaan
smart Card di bus dan di Station
3. Operator bus menyetorkan pendapatan yang
didapat dari luar koridor kepada Clearing House.
Pembukaan kotak uang (Fare Box) dari bus
dilakukan didepan seluruh perwakilan operator bus
dan BRT Management
25. Menawarkan Layanan‘Direct Service’Ke
operatordi rute eksisting (Kopaja – Metromini)
TenderLayanandan KontrakOperator
Baru untuksisa layanan di rute yang
sama atau untukbeberaparute
Mekanisme Pemilihan Operator
25
KontrakLayanan
Baru untukOperator
Ex Kopaja-Metromini
untukInvestasi,
Operasi dan
Perawatanbus
layanan‘Direct
Service’
Penghapusan Izin
Trayeksecara
Gradual untuk
Operatoryang tidak
bergabung ke sistem
“Direct Service’
KontrakLayanan
Baru untukInvestasi,
Operasi dan
Perawatanbus
layanan‘Direct
Service’
Kontrak Layanan Dengan UP/BUMD Transjakarta
Opsi untukScrap
Armada Lama
26. Estimasi Jumlah Penumpang
Rute
Penumpang/Hari Pendapatan Perhari setelah Direct Service
Pembayaran Km Per hari
dari Transjakarta ke
Operator per rute
Off-BRT
Segment
BRT
Segment
Off-BRT Segment
(Untuk Operator)
BRT Segment
(Untuk Transjakarta)
S75 6,284 3,230 Rp 33,080,000 Rp 17,000,000 Rp 10,745,000
S620 2,275 1,248 Rp 11,970,000 Rp 6,570,000 Rp 4,930,000
S66 13,735 4,397 Rp 72,290,000 Rp 23,140,000 Rp 34,690,000
Estimasi Penumpang Direct Service Koridor 6
• Jumlah penumpang per hari Koridor 6 saat ini 26,000 penumpang
• Integrasi 4 rute di koridor 6 akan menambah jumlah penumpang BRT koridor 6
sebanyak 24,500 (kenaikan ~100% )
• Jika ditambahkan dengan penumpang yang naik dari segmen OFF-BRT maka
ada tambahan 55,000 penumpang yang menggunakan sistem direct service ini
per harinya di koridor 6
• Estimasi ini tidak memperhitungkan dampak shifting dari kendaraan pribadi
26
S66 13,735 4,397 Rp 72,290,000 Rp 23,140,000 Rp 34,690,000
P20 33,466 15,687 Rp 176,130,000 Rp 82,560,000 Rp 57, 450,000
Total 55,760 24,562 Rp 293,470,000 Rp 129,280,000 Rp 114,520,000
27. Pilot Project Kopaja AC P.20
25 Armada Baru
Frekuensi 11 bus/jam
Penumpang yang naik dari
Halte BRT 2,600/hari (11%
dari penumpang Koridor
6)
Peningkatan kapasitas
lajur 24%
27
lajur 24%
Memperkecil headway
34%
28. Dampak Positif dari P.20 AC
Parameter Sebelum Setelah Integrasi % Perbedaan
Frekuensi Bus
(Bus/Jam/Arah)
23 33 43%
Volume Penumpang
(Pnp/Jam/Arah)
1370 1750 24%
Headway 2.6 Menit 1.8 Menit -30%
Kecepatan bus Kota di Segmen
BRT (arah Utara)
5.0 (km/h) 15.1 (km/h) 202%
28
15.9
9.9
15.1
10.3
16.8
15.5
16.8
14.1
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
Pre-Peak AM Peak off-Peak PM-Peak
Speed(km/h)
Kecepatan Rata-rata P.20 Sebelum dan Sesudah Trial
(Northbound)
2011 Trial
Beberapa Rekomendasi Perbaikan
• Perlu ada Ikatan kerjasama antara
Kopaja dengan Transjakarta
• Tingkat layanan Kopaja perlu diatur
• Kemungkinan untuk pembayaran
per km selama di Koridor busway
perlu dipertimbangkan (Revenue
Sharing)
29. Desain Infrastruktur – Ukuran Halte
• Karena tingginya Frekuensi dan Jumlah
Penumpang dalam Halte, maka halte perlu
diperluas dan diperpanjang
• Ukuran Halte ditentukan dari kepadatan halte
• Untuk Kepadatan >40%, diperlukan 2 sub-stops
• Untuk Kepadatan >80%, diperlukan 3 sub-stops
Station
Penumpang/
jam (Pax)
Frequency Saturation Substop
Blok M 3,216 78 0.76 2
Masjid Agung 1374 97 0.5 2
Bundaran Senayan 2,405 141 0.82 3
29
Jumlah Sub-Stop Tiap Station
Bundaran Senayan 2,405 141 0.82 3
Gelora Bung Karno 1,968 141 0.78 2
Polda Metro Jaya 1,863 141 0.73 2
Bendungan Hilir 3,416 174 0.97 3
Karet 3,384 174 0.97 3
Setiabudi 3,175 174 0.91 3
Dukuh Atas 1 3,950 174 1.05 3
Sudirman 2710 124 0.79 2
Tosari/HI New 2,629 174 0.99 3
Bundaran HI 2,762 162 0.93 3
Sarinah 2,661 162 0.9 3
Saturation dan Jumlah Substop Koridor 1
39. Koridor 1
Desain Station 3 Substop
Overtaking Lane
39
Sebagian besar Halte di Koridor 1 diperpanjang dari 30
meter menjadi 130 meter dengan 3 sub-stop
Frekuensi Bus di Koridor 1 (Benhil – HI) meningkat dari
saat ini 40 Bus/Jam/Arah menjadi 130 Bus/Jam/Arah
Tiap Sub-Stop dapat mengakomodir tipe bus yang
berbeda (18-m, 12-m dan 9-m)
Overtaking Lane
40. Koridor 1 - Tosari Menara
BCA
40
Station Tosari Diperpanjang ke utara
mendekati Bundaran HI
Jembatan di 2 sisi (UOB dan Menara BCA)
untuk mempermudah Akses
Panjang Station menjadi 130 meter dengan
3 sub-stop
Fare Collection (Gate & Ticket Office) berada
diatas jembatan selebar 5 meter
UOB
43. Koridor 1 – Bendungan Hilir
Lokasi Penempatan Halte
43
44. Potongan Melintang
44
• Jumlah Lajur di jalur cepat tidak mengalami perubahan (tetap 3 lajur)
• Jalur hijau antara jalur cepat dan lambat dikurangi menjadi 1.5 meter, Tidak mengurangi
jumlah pohon
• Lebar Jalur Lambat berkurang 90 cm menjadi 8.7 meter
45. Tampak Atas – Bendungan Hilir
Jalur Hijau
BendunganHilirRaya
45
Jalur Hijau
Garnisun
49. Sarinah Station – 2+1 Sub Stop
Rusun Kebon Kacang
49
Sarinah Dept Store
• Station Sarinah dibagi menjadi sisi Utara (1 Sub-Stop) dan Sisi Selatan (2 Sub-Stop)
untuk menyebar akses penumpang dari utara dan selatan
• Station diletakkan mendekati Intersection untuk memudahkan akses penumpang melalui
Zebra Cross
67. Koridor 6
Desain Station 1 Sub-Stop+
BRT
BRT
67
Pintu 1 Pintu 2
• Diaplikasikan pada Station Koridor 6 dari mulai Deptan hingga Imigrasi
• Desain Station 1 Sub-stop namun dengan 2 set Pintu, untuk memperkecil waktu tunda bus
• Tidak memerlukan Overtaking Lane, Frekuensi bus tidak terlalu banyak
• Panjang Station menjadi 50 m dari saat ini hanya 25 meter
BRT
68. 1 Sub-Stop Station - Imigrasi
Kantor Imigrasi
Jaksel
Eksisting
68
Desain
At-Grade Access dengan 1 Akses Masuk & 2 akses Keluar
70. Desain Station Offset – Duren Tiga
Beberapa Segmen di Koridor 6 memerlukan 2 sub-stop,
namun lebar jalan hanya 28.4 meter. Station didesain
Off-set agar idak mengurangi jumlah lajur reguler
Ukuran Station : 175m x 4m
At-Grade Access dari kedua sisi
Jalur Regular Traffic diperkecil menjadi 2,9 meter per
lajur
70
BRT Lane
BRT Lane
175 meter
78. Koridor 6
2 Sub Stop (Kuningan – Setiabudi)
MonorelMonorel
78
• Segmen Kuningan – Setiabudi desain Station dengan 2 sub-stop
• Panjang Station 90 meter
• 2 station (kuningan Timur dan Depkes) menggunakan Akses Jembatan dan Zebra
Cross dimasing-masing sisi
• Tiang Monorel tetap dipertahankan di sisi timur, Sementara di sisi barat, median
jalur lambat-cepat dihilangkan
BRT Lane
BRT Lane BRT Lane
BRT Lane
101. Simpang Gatot
Subroto
101
• Perubahan menjadi 2 fase
• Right Turn Traffic dari Pancoran menuju
Kuningan dialihkan untuk memutar balik
sebelum simpang Tendean
• Right Turn Traffic dari Semanggi menuju
Tendean dialihkan untuk memutar balik
setelah halte Kuningan Timur
• Derajat kejenuhan simpang berkurang
dari 144% menjadi 79%
103. Simpang Tendean
103
• Perubahan menjadi 3 fase
• Right Turn Traffic untuk Mobil dari
Tendean menuju Buncit dialihkan untuk
memutar balik sebelum simpang Gatot
Subroto
• Right Turn Traffic untuk Motor Tetap
diperbolehkan belok kanan dari Tendean
• Derajat kejenuhan Simpang menurun dari
183% menjadi 79%
104. Traffic Management
di sekitar Kawasan
Blok M
Pengalihan Arus menjadi 1 arah di
• Trunojoyo & Kyai Maja (arah Barat)
• Hang Tuah (arah Timur)
• Raden Patah (arah Utara)
Perubahan Fase di beberapa simpang
Hang Tuah
Raden Patah
Patimura
104
Kyai Maja Trunojoyo
105. Off-Corridor Bus Stop
• Di beberapa titik-titik penumpang yang
berada diluar koridor BRT, perlu
disediakan Bus Stop/Bus Pole
• Pemilihan lokasi Bus Stop berdasarkan
lokasi eksisting naik dan turun
penumpang
• Studi awal menunjukkan jumlah off-
corridor bus stop yang diperlukan untuk 9
rute adalah 83 stop
105
Off-Corridor Bus Stop
BRT Corridor
Direct Service Routes
Contoh beberapa Bus Stop / Bus Pole
107. Model Integrasi BRT – MRT
Integrasi BRT – MRT dan Shopping
centre di Guangzhou
(Dengan Tunnel)
107
Beberapa Stasiun MRT akan overlap dengan
halte BRT (Senayan, Polda, Benhil, Setiabudi)
sehingga integrasi sangat diperlukan
(Dengan Tunnel)
Integrasi BRT – MRT di Bangkok
(dengan Bridge)
108. BRT Station
Area
Integrasi KRL - BRT
Sudirman New BRT Station
Layout
Tunnel Access
Saat ini
walking
distance dari
Stasiun Kereta
Sudirman ke
Halte Dukuh
Atas adalah
550 meter
Ticketing
Tunnel
Station
Entrance
Access
SUDIRMAN RAILWAY
STATION
Dengan membangun Halte BRT baru yang lebih
dekat dengan stasiun kereta (100 meter)– dan
mengintegrasikan Kopaja/Metromini dengan
TJ,penumpang kereta dapat terkoneksi
langsung dengan Transjakarta
550 meter
116. Fase Pengembangan Selanjutnya
Untuk pengembangan Direct
Service Fase Berikutnya,
Seleksi dilakukan untuk
seluruh rute angkutan umum
(Angkot, Bus Sedang, Bus
Besar) yang masuk ke
kriteria dibawah ini:
Frekuensi > 10 bus/jam
Overlap BRT > 30%
Dari hasil pemetaan, maka
116
Dari hasil pemetaan, maka
fase pengembangan
berikutnya dibagi menjadi
dua Tahap
Fase 2 : Koridor 2,5,7
Fase 3 : Koridor 3,8,9
119. Jarak yang ditempuh penumpang untuk mengakses halte BRT saat ini cukup panjang (sekitar 100 meter
dengan Ramp), sehingga tidak efisien
120. 4m
Assafa Sufiani@ITDP
30 m
4m
20
Stairs
6 m
Untuk Station yang tidak masuk pengembangan Fase 1, Solusi jangka pendek yang dapat dilakukan adalah
dengan menambahkan tangga pendek/kecil di pertengahan Ramp
(contoh di Harmoni dapat menghemat sekitar 30 meter)
121. 121
Untuk Fase 1 Direct service sepanjang Sudirman Thamrin, disediakan 2 akses (Ramp dan Tangga) sehingga
dapat menghemat jarak tempuh dari 155 meter menjadi 43 meter
122. Route Alternatif Kombinasi Armada
Hanya
bus 9
meter
Bus 9 &
10 meter
Bus 9 &
12 meter
Bus 9 &
18 meter
Bus 10 &
12 meter
Bus 10 &
18 meter
P20 51 51 51 51 41 41
S66 56 45 28 14 28 14
S75 48 48 48 48 39 39
Kebutuhan Armada Fase 1
122
S640 (long) 67 54 34 17 34 17
S640 (short) 34 28 17 9 17 9
T57 67 67 67 67 54 54
S612 35 35 35 35 28 28
S620 19 16 10 5 10 5
P19 49 40 25 13 25 13
P15 26 21 13 7 13 7
TOTAL 452 405 328 266 289 227
Beberapa Kombinasi, seperti menggunakan bus 12-meter atau 18-meter dapat
dilakukan untuk beberapa rute
123. Bike Sharing
• Public Bike (Sepeda Umum) yang
disediakan untuk digunakan sebagai
akses Angkutan Umum
• Tarif Penggunaan Murah atau gratis
untuk jarak pendek
• Untuk menjangkau radius 1-2 km
• Meningkatkan penggunaan Sepeda di
Suatu Kota
• Banyak Contoh sukses di Eropa,
Amerika dan Asia
123
124. JAKARTA BIKE SHARING
• 100 lokasi di kawasan Sudirman-Thamrin-
Kuningan-Senayan
• 2000 Sepeda
• Terintegrasi dengan Station Transjakarta
• Total Investasi Rp 40 Miliar
• Dapat dikerjasamakan dengan Program CSR
ataupun Advertising
124
125. Konsep Greenways
Lingkungan Pemukiman Yang
Aman dan Nyaman
Sebagai lingkungan pemukiman,
maka wilayah Kampung Bali
Lingkungan Yang
Mempromosikan Jalan Kaki
Faktor terpenting yang
mempengaruhi kenyamanan
berjalan kaki adalah pemisahan
dengan kendaraan bermotor.
(Kiri: Sidney; Tengah: Nantes; Kanan: Tokyo)
dengan kendaraan bermotor.
Ruang Terbuka Publik Sebagai
Sarana Rekreasi
Syarat pemukiman yang sehat
adalah tersedianya ruang
terbuka publik. Ruang publik
yang paling mudah ditemui
adalah jalan. Penggunaan ruang
jalan sebagai ruang interaksi
sosial tentunya harus didukung
oleh kenyamanan dan keamanan.
(Kiri: New York; Kanan: Barcelona)
(Kiri: Hong Kong; Tengah: Amsterdam; Kanan: Guangzhou)
126. Kampung Bali
Abdul Muis
Monas
126
Waduk Melati
Kebon Kacang
Konektivitas Greenways
untuk Meningkatkan
Konektivitas dari Area
Pemukiman menuju
Station Transjakarta
129. •Greenways fase satu berakhir pada
Waduk Kebon Melati, Tanah Abang.
• Sebagai water frontage di sekeliling
waduk untuk rekreasi dan aktivitas
sosial.
•Dibangun jembatan khusus pejalan
kaki dan pesepeda melintang di atas
Konsep Pengembangan Greenways
Waduk Melati
kaki dan pesepeda melintang di atas
waduk yang menghubungkan Sisi kiri
waduk dengan sisi kanan
•Greenway untuk peningkatan
aksesibilitas menuju angkutan umum.
Stasiun KRL
Halte TransjakartaKoneksi Greenways
Greenways
Perumahan Padat
High Rise Building
131. Estimasi Biaya Konstruksi Stasiun & Koridor
No Komponen Biaya Koridor 1 Biaya Koridor 6 Total
I REKAYASA JALAN Rp 48,240,727,500 Rp 93,790,824,000 Rp 142,031,551,500
II JPO Rp 278,980,500,000 Rp 204,459,000,000 Rp 483,439,500,000
III
TEROWONGAN AKSES Stasiun BRT
Sudirman
Rp 6,225,000,000 Rp - Rp 6,225,000,000
IV PENGHIJAUAN Rp 1,255,713,810 Rp 257,643,260 Rp 1,513,357,070
V PENERANGAN JALAN Rp 1,438,500,000 Rp 336,000,000 Rp 1,774,500,000
VI DRAINASE Rp 1,012,200,000 Rp 3,437,250,000 Rp 4,449,450,000
VII
REKAYASA LALU LINTAS (marka dan
persinyalan)
Rp 3,429,366,000 Rp 3,572,580,000 Rp 7,001,946,000
VIII Stasiun BRT Rp 55,029,918,619 Rp 55,154,707,279 Rp 110,184,625,898
Power supply dan penerangan Stasiun
131
IX
Power supply dan penerangan Stasiun
BRT
Rp 14,085,570,000 Rp 4,835,775,000 Rp 18,921,345,000
X
Drainase dan perlindungan kebakaran
Stasiun BRT
Rp 166,740,000 Rp 4,835,775,000 Rp 5,002,515,000
XI
Ventilasi dan penyejuk ruangan Stasiun
BRT
Rp 202,470,000 Rp 192,525,000 Rp 394,995,000
XII On-Station BRT ITS Rp 53,601,646,092 Rp46,543,534,461 Rp 100,145,180,553
XIII Passenger Information System Rp 1,800,000,000 Rp 2,850,000,000 Rp 4,650,000,000
XIV Rekayasa Lalu Lintas selama Konstruksi Rp 3,750,000,000 Rp 3,750,000,000 Rp 7,500,000,000
XV Resiko & Eskalasi Rp 102,996,330,407 Rp 111,137,840,124 Rp 214,134,170,531
Total Rp 572,214,682,428 Rp 535,153,454,124 Rp 1,107,368,136,552
132. Implementasi Fase 1
• Dengan Target pengadaan Armada bus sedang selesai
akhir 2013, maka Rekonstruksi sudah harus dimulai
paling lambat akhir 2013
• Selama 18 bulan masa rekonstruksi, Pemilihan dan
persiapan operator dapat dilakukan untuk mempercepat
proses
• Total Biaya untuk rekonstruksi 31 stations sepanjang 19• Total Biaya untuk rekonstruksi 31 stations sepanjang 19
km di koridor 1& 6 termasuk ITS, greenways dan
bikesharing adalah Rp 1,28 Triliun ( Rp 67 Miliar/Km)
Total Biaya Investasi untuk Koridor 1 & 6
Komponen Biaya Investasi
Infrastruktur Stasiun dan Koridor Rp 1,107,368,136,552
Control Center Rp 55,902,178,275
Greenways Access Rp 80,433,375,000
Sistem Sepeda Publik Rp 40,296,700,000
Total Rp 1,284,000,389,827