MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
1.
2. Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan
Generik Bagi Peserta Kursus Wirausaha
Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal
b el aja r
BP-PNFI Regional II Jayagiri Bandung
k at p em
ya ra
as
m
un
g
an
rs a ma m e m b
2008 GI
RI
be
A
Y
JA
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 1
3. MODEL PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik
Bagi Peserta Kursus Wirausaha
SUSUNAN TIM
Penanggung Jawab: H. Moch. Syamsuddin, S.Pd.
Ketua: Liesna Dyah Purantiningrum, S.T.
Sekretaris: Arie Ekadharma, S.Pd.
Anggota: Desy Juwitaningsih, S.Si.
PENULIS
Drs. Triono Adil, M.Pd.
Endang Sutisna, M.Pd.
Ujang Rahmat, S.S.
Edy Hardiyanto, S.Pd.
NARASUMBER
Ir. Supriyanto, M.Si.
DESAIN SAMPUL DAN TATA LETAK
Ujang Rahmat
KONTRIBUTOR:
UPTD BPKB Provinsi Bengkulu
UPTD BPKB Provinsi Lampung
UPTD SKB Kabupaten Sukabumi
UPTD SKB Kotamadya Jakarta Selatan
UPTD SKB Kabupaten Tangerang
UPTD SKB Kota Pangkalpinang
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal
Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal
BP-PNFI Regional II Jayagiri
2008
2 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
4. Kode Dok. : F-FUG-021
Revisi :1
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui dan Disyahkan oleh Pakar
Pakar,
Ir. Supriyanto, M.Si.
NIP 160 046 620
.
Mengetahui
Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri,
Ir. Harris Iskandar, Ph.D.
NIP 131 573 169
.
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik i
3 iii
5. ABSTRAK
Kecakapan personal dan kecakapan sosial adalah modal bagi
seseorang untuk memulai atau mengembangkan kegiatan
kewirausahaan (entrepreneurship), artinya dengan mempunyai
motivasi yang tinggi dan kemampuan menjalin kerjasama dengan
orang lain dan lingkungan baik perorangan, lembaga atau pemerintah
sebagai potensi sumber dapat digunakan untuk berwirausaha.
Kemampuan wirausaha bukan suatu mitos turunan atau
keberuntungan, akan tetapi sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajari
dan ditekuni oleh semua orang. Oleh karena itu, peningkatan
kecakapan generik akan dapat membuka mata hati untuk berpikir dan
berperilaku dalam meningkatkan kualitas diri, sehingga mempunyai
pandangan bahwa "kualitas kehidupan hari ini lebih baik daripada
kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini". Dengan
demikian, kemampuan personal dan kemampuan sosial merupakan
dasar bagai peserta sebelum menerima kecakapan akademik maupun
kecakapan vokasional. Oleh karena itu, pencarian kesadaran diri
merupakan kunci keberhasilan program pembelajaran Pendidikan
Kecakapan Hidup.
Tujuan disusunnya "Model Pembelajaran Kecakapan Hidup,
Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi
Peserta Kursus Wirausaha: 1) memberikan acuan bagi penyelenggara
program PKH, terutama instruktur dalam melaksanakan pembelajaran
kecakapan generik (personal dan sosial) secara terencana dan
menyeluruh, dalam membentuk jiwa entrepeneur atau pekerja
profesional dan 2) memberikan gambaran pembelajaran Pendidikan
Kecakapan Hidup (PKH) sebagai salah satu program PNF, baik yang
dilaksanakan oleh lembaga formal (SMK/ Poltek) maupun Nonformal
(UPTD SKB).
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup, Panduan
Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta
Kursus Wirausaha dikembangkan dengan menggunakan pendekatan
descriptive analysis dengan metode studi eksplorasi dan uji penerapan
(field testing) dengan sasaran utama pengguna model ini adalah
instruktur kursus wirausaha sebagai panduan dalam membelajarkan
kecakapan generik kepada peserta kursus wirausaha.
Penyelenggaraan PKH dengan menitikberatkan pada kecakapan
generik dapat memberi peluang kerja mandiri atau peluang kerja
(usaha kecil) kepada warga belajar. Salah satu indikator keberhasilan
pembelajaran PKH, optimalnya peran instruktur kursus wirausaha
dalam ‘membekali’ warga belajar dengan materi kesadaran diri,
kerjasama, dan kepemimpinan. Dengan demikian, pembelajaran PKH
akan menjadi sebuah implementasi untuk mencetak warga belajar yang
mempunyai keterampilan dan kepiawaian dalam usaha mandiri dan
menciptakan lapangan kerja.
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik i
5
6. KATA PENGANTAR
Syukur, pertama kali kami persembahkan kehadirat Allah SWT.
Hari ini, Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup, Panduan
Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta
Kursus Wirausaha telah berada di hadapan pembaca.
Saat ini, kita membutuhkan pola pendidikan yang mampu
membekali peserta didik dengan kecakapan hidup secara integratif
dan memadukan kecakapan generik dan spesifik. Mengapa? Sejatinya,
pendidikan haruslah fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik,
sehingga tidak sekedar merupakan penumpukan pengetahuan yang
tidak bermakna.
Model ini mengedepankan formula proses pembelajaran
pendidikan kecakapan hidup, khususnya pembelajaran kecakapan
generik yang dirancang secara matang dan komprehenship. Melalui
formula ini, diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi instruktur
program life skills dalam membentuk peserta yang cakap secara utuh,
mereka tidak hanya memiliki keterampilan vokasi, melainkan pula
didukung dengan kecakapan personal dan sosial.
Melalui pendekatan descriptive analysis dengan metode studi
eksplorasi dan uji penerapan (field testing), model ini merupakan hasil
dari proses kerjasama dan partisipasi antara tim pengembang dan
pakar, yaitu Ir. Supriyanto, M.Si., dan pihak lain, baik lembaga maupun
perorangan sebagai pemangku kepentingan atau stakeholders dalam
proses penguatan pengelola atau penyelenggara, khususnya di lokasi
fasilitasi model.
Alhamdulillah, kerjasama, partisipasi, dan segala bentuk kebaikan
yang akhirnya tersusun model seperti yang Pembaca pegang saat ini.
Oleh karena itu, kepada semua pihak yang telah turut serta, membantu
terselesaikannya model ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih.
Semoga karya bersama ini bermanfaat.
Jayagiri, Desember 2008
Tim Pengembang,
Drs. Triono Adil, M.Pd.
NIP 131 410 277
iv ii
6 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
7. Sambutan
Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri
Di tengah-tengah upaya peningkatan mutu pendidikan, bangsa
Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan bahwa masih
terdapat sebagian masyarakat yang kurang beruntung, baik dilihat dari
segi sosial, ekonomi, maupun pendidikannya. Sebagai warga negara
mereka memiliki hak yang sama dalam hal memperoleh pendidikan
dan harus diberi peluang yang sama pula untuk ikut dalam
pembangunan bangsa dan negara. Ini berarti pendidikan bagi
masyarakat tidak beruntung itu harus pula menjadi perhatian.
Berkenaan dengan subtema ini topik-topik yang dibahas adalah: (1)
sistem penyelenggaraan pendidikan untuk daerah terpencil, (2)
kepedulian terhadap pendidikan bagi masyarakat miskin, (3)
pemanfaatan teknologi pendidikan yang relevan bagi daerah terpencil,
(4) pendidikan inklusif (inclusive education), (5) pendidikan bagi anak
korban bencana.
Berbicara pendidikan adalah berbicara tentang keyakinan,
pandangan dan cita-cita tentang hidup dan kehidupan umat manusia
dari generasi ke generasi. Pendidikan tidak dapat dipahami secara
terbatas hanya “proses pengajaran” mentransfer pengetahuan,
melainkan menanam nilai-nilai sikap dan tingkah laku (ahlak) serta
menumbuhkembangkan kecakapan hidup (life skills) manusia.
Pendidikan merupakan proses pendewasaan dan sekaligus
‘memanusiakan’ manusia. Dengan pendidikan, manusia diharapkan
dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna, sehingga
ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia sejati.
Pendidikan pada hakikatnya adalah kerja akal budi atas fitrah yang
dibekalkan Tuhan kepadanya. Potensi yang diberikan oleh Tuhan
memang masih setengah jadi, sehingga butuh proses pendidikan agar
potensi tersebut berkembang maksimal. Dalam Islam, mengenyam
pendidikan dipandang sebagai kewajiban personal sepanjang hayat
manusia (life long education).
Kecakapan Diri merupakan kecakapan seseorang dalam
memahami (kesadaran diri), mengatur dan memotivasi diri sendiri.
Kecakapan Sosial atau kecakapan antar personal mencakup antara
lain kecakapan berkomunikasi dengan empati dan kecakapan
membina hubungan/ bekerja sama. Empati merupakan sikap penuh
pengertian terhadap orang lain, sehingga berkesan baik dan dapat
menumbuhkan hubungan yang harmonis. Kecakapan Akademik
meliputi kecakapan membaca, menulis, berhitung dan kecakapan lain
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 7
iii v
8. yang umumnya dipelajari di sekolah. Kecakapan Bekerja adalah
kecakapan yang berkaitan dengan keterampilan kerja. Keterampilan
kerja ini merupakan bekal yang selayaknya dimiliki seseorang agar
dapat hidup berguna dan mandiri secara ekonomi. Pada tulisan ini,
penulis akan lebih fokus pada dua kecakapan hidup, yaitu Kecakapan
Diri (personal skill) dan Kecakapan Sosial (social skill).
Saya berikan apresiasi yang tinggi, atas hadirnya “Model
Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup, Panduan Instruktur Dalam
Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta Kursus Wirausaha”.
Semoga karya bersama ini menjadi suatu acuan bermanfaat (terutama
bagi instruktur) dalam kemajuan pendidikan dan masyarakat kita.
Jayagiri, Desember 2008
Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri,
Ir. Harris Iskandar, Ph.D.
NIP 131573169
vi iv
8 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
9. DAFTAR ISI
Abstrak .......................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................. ii
Sambutan Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri .............................. iii
Daftar Isi ........................................................................................ v
Pendahuluan
A. Latar Belakang ......................................................................... 2
B. Tujuan Model ............................................................................ 4
C. Pengguna ................................................................................. 4
D. Penjelasan Istilah ...................................................................... 5
Konsep dan Program Pendidikan Kecakapan Hidup
A. Konsep PKH ............................................................................. 10
B. Program PKH Dalam PNF ........................................................ 17
a. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup .................................... 18
b. Manfaat Pendidikan Kecakapan Hidup ................................. 18
c. Ciri-ciri Pendidikan Kecakapan Hidup .................................... 19
d. Jenis Pendidikan Kecakapan Hidup .................................... 20
Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
A. Standar Kompetensi ................................................................ 28
B. Rumusan Materi ....................................................................... 31
C. Paket Pembelajaran ................................................................. 33
Paket Sessi Pembelajaran
Kesadaran Diri .............................................................................. 34
Kerjasama ..................................................................................... 68
Kepemimpinan .............................................................................. 93
Penutup ......................................................................................105
Daftar Pustaka ....................................................................... 110
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 9
v
10. pendahuluan
Tokoh dan bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara,
pernah mengemukakan suatu ungkapan (dalam bahasa Jawa):
Ngelmu tanpa laku kothong, laku tanpa ngelmu cupet, artinya Ilmu
tanpa keterampilan menerapkannya adalah kosong, sebaliknya
keterampilan nanpa ilmu (pendukungnya) adalah kerdil. Tidak bias
ditawar lagi, keterampian adalah predikat yang harus diraih oleh
seseorang instruktur kursus wirausaha. Profesi ini diyakini sebagai
penentu kualitas yang berhadapan langsung dengan peserta didik.
Kecakapan personal dan kecakapan sosial adalah modal bagi
seseorang untuk memulai atau mengembangkan kegiatan
kewirausahaan (entrepreneurship) artinya dengan mempunyai
motivasi yang tinggi dan kemampuan menjalin kerjasama dengan
orang lain dan lingkungan baik perorangan, lembaga atau
pemerintah sebagai potensi sumber dapat digunakan untuk
berwirausaha.
Kemampuan wirausaha bukan suatu mitos turunan atau
keberuntungan, akan tetapi sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajari
dan ditekuni oleh semua orang. Oleh karena itu, peningkatan
kecakapan generik akan dapat membuka mata hati untuk berfikir
dan berperilaku meningkatkan kualitas diri sehingga mempunyai
pandangan bahwa “kualitas kehidupan hari ini lebih baik daripada
kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini”
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 1
11. pendahuluan
A. Latar Belakang
Hakekatnya, pendidikan adalah memberikan peluang pada
peserta didik untuk mengembangkan potensi, kepribadian, dan
kekuatannya. Ini tidak berarti hanya belajar untuk memperoleh
pengetahuan baru, tetapi juga mengembangkan hidupnya
semaksimal mungkin. Inilah yang disebut kecakapan hidup (life
skills), termasuk kemampuan bawaan dan keterampilan praktis yang
diperlukan. Pentingnya penguasaan kecakapan hidup tersebut
diungkapkan dalam satu dari enam tujuan Kerangka Kerja
Pendidikan untuk Semua (EFA Framework for Action) yang
dideklarasikan di Dakar, Senegal tahun 2000, dan Indonesia
menjadi salah satu negara yang menandatangani kesepakatan
tersebut.
Menindaklanjuti EFA Framework for Action, Indonesia (dalam
hal ini Departemen Pendidikan Nasional) telah mengembangkan
satu konsep pendidikan kecakapan hidup yang sangat menyeluruh
pada tahun 2002. Beberapa program telah dikembangkan sebagai
tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, seperti pengembangan dan
penerbitan Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (2002), Indikator
Keberhasilan Pendidikan Kecakapan Hidup (2003), dan panduan-
panduan lain yang membahas pendidikan kecakapan hidup.
Sejak tahun 2002 Pendidikan Kecakapan Hidup telah
diimplementasikan di berbagai proyek. Akan tetapi, sekarang ini
implementasinya tidak terdengar seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kurangnya inovasi dalam implementasi pendidikan kecakapan
hidup menjadi salah satu faktor, mengapa asupan kecakapan ini
tetap penting diupayakan.
Fakta lain menunjukkan bahwa upaya peningkatan mutu yang
selama ini dilakukan belum mampu memecahkan masalah dasar
pendidikan di Indonesia. Di sisi lain, pendidikan yang bermutu
merupakan syarat pokok untuk peningkatan mutu SDM dalam
memasuki era kesejagatan. Sejarah menunjukkan negara yang
memperhatikan mutu pendidikan ternyata mengalami
perkembangan yang mengagumkan, seakan membuktikan bahwa
hasil pendidikan berupa sumber daya manusia yang bermutu,
menjadi modal dasar yang sangat kokoh bagi perkembangan suatu
negara. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah
penyempurnaan yang mendasar, konsisten, dan sistematik.
Untuk maksud tersebut, pendidikan perlu dikembalikan kepada
prinsip dasarnya, yaitu sebagai upaya untuk memanusiakan
manusia (humanisasi). Dengan demikian, pendidikan harus dapat
2 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
12. pendahuluan
mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berani
menghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa tertekan,
mampu dan senang meningkatkan fitrahnya sebagai khalifah
di muka bumi. Pendidikan juga diharapkan mampu mendorong
peserta didik untuk memelihara diri sendiri, sambil
meningkatkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, dan lingkungannya.
Di samping itu, perlu dikembangkan kesadaran bersama
bahwa: (1) komitmen peningkatan mutu pendidikan
merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu
sumber daya manusia, baik sebagai pribadi-pribadi maupun
sebagai modal dasar pembangunan bangsa, merupakan
langkah strategis pembangunan nasional, sebagaimana
diamanatkan oleh pembukaan Undang-undang Dasar 1945,
dan (2) pemerataan daya tampung pendidikan harus disertai
pemerataan mutu pendidikan, sehingga mampu menjangkau
seluruh masyarakat.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa sangat diperlukan pola
pendidikan yang dengan sengaja dirancang untuk membekali
peserta didik dengan kecakapan hidup, yang secara integratif
memadukan kecakapan generik dan spesifik guna
memecahkan dan mengatasi problema kehidupan. Pendidikan
haruslah fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik,
sehingga tidak sekedar merupakan penumpukan pengetahuan
yang tidak bermakna.
Hasil identifikasi terhadap
penyelenggaraan program
pendidikan kecakapan
hidup (life skills) pada tiga
lokasi, yaitu program keterampilan
menjahit di Kabupaten Sukabumi,
keterampilan bengkel motor di Kabupaten
Tangerang, dan keterampilan ser vis
handphone di Kota Jakarta Selatan
menunjukkan bahwa pembelajaran atau
pembekalan bagi peserta program lebih ba-
nyak diorientasikan pada kecakapan vokasi-
onal atau spesifik, sementara kecakapan
personal dan sosial (kecakapan generik) tidak
menjadi prioritas. Kalaupun ada
sentuhan untuk pembelajaran
kecakapan generik tersebut
sifatnya tidak dirancang
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 3
13. pendahuluan
sedemikian rupa. Padahal sebenarnya, seperti telah diuraikan
sebelumnya, kecakapan generik dan kecakapan spesifik merupakan
modal utama bagi peserta program untuk bisa menjadi pekerja
atau usahawan yang profesional.
Berdasarkan kondisi inilah, maka dipandang perlu disusun
sebuah formula proses pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
khususnya pembelajaran kecakapan generik yang dirancang secara
matang dan komprehenship. Formula ini diharapkan dapat menjadi
alternatif solusi bagi instruktur program life skills dalam membentuk
peserta yang cakap secara utuh, mereka tidak hanya memiliki
keterampilan vokasi, melainkan pula didukung dengan kecakapan
personal dan sosial.
B. TUJUAN MODEL
Penyusunan Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan
Hidup (PKH) dengan tujuan sebagai berikut.
a. Memberikan acuan bagi penyelenggara program PKH, terutama
instruktur dalam melaksanakan pembelajaran kecakapan
generik (personal dan social) secara terencana dan menyeluruh,
dalam membentuk jiwa entrepeneur atau pekerja profesional.
b. Memberikan gambaran pembelajaran Pendidikan Kecakapan
Hidup (PKH) sebagai salah satu program PNF, baik yang
dilaksanakan oleh lembaga formal (SMK/ Poltek) maupun
Nonformal (UPTD SKB).
C. PENGGUNA
Model pembelajaran PKH diharapkan dapat mempermudah
unsur-unsur pelaksana program PKH dalam mengoptimalkan
layanan mereka terhadap peserta didik. Unsur-unsur tersebut antara
lain:
1. Penyelenggara, dalam hal:
a. Melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan tugas
Instruktur
b. Melakukan pengendalian mutu program
c. Melakukan pengembangan kurikulum
4 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
14. pendahuluan
2. Fasilitator/ Instruktur, dalam hal:
a. Melaksanakan pembelajaran kecakapan generik (per-
sonal dan sosial)
b. Mengembangkan skenario pembelajaran kecakapan
generik (personal dan sosial)
c. Mengembangkan bahan ajar
d. Melakukan penilaian hasil pembelajaran
3. Mitra, dalam hal:
a. Melakukan pengendalian mutu proses dan lulusan
b. Merumuskan pelaksanaan uji kompetensi
D. PENJELASAN ISTILAH
a. Model
Jib Fowles (1985:44) mengartikan model sebagai "a
model is a representation of a thing or process". Berangkat
dari pengertian tersebut, model bermakna sebagai pola
yang mewakili suatu benda atau proses. Konsekuensinya,
dalam penyusunan model dipersyaratkan har us
menghasilkan pola perilaku yang dapat diikuti dan dapat
digunakan sebagai contoh. Dengan demikian, diharapkan
hasil yang diperoleh dalam pengembangan model dapat
diperoleh pula dalam kenyataannya pada
tingkat sasaran. Model yang dimaksud
adalah pola pembelajaran pendidikan
kecakapan hidup dalam penyelenggaraan
b. Pembelajaran
Pembelajaran menurut Djudju
Sudjana (2000:8) adalah setiap upaya
yang sistematik dan disengaja oleh
pendidik untuk menciptakan kondisi-
kondisi agar peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini
terjadi interaksi edukatif antara dua pihak,
yaitu peserta didik yang melakukan kegiatan
belajar dengan pendidik yang melakukan
kegiatan membelajarkan. Pembelajaran yang
dimaksud dalam model ini adalah pembelajaran
pendidikan kecakapan hidup terutama kecakapan
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 5
15. pendahuluan
c. Pendidikan Kecakapan Hidup
WHO (1997) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai
keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan
berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu
menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam
kehidupan secara lebih efektif. Program-program pendidikan
kecakapan hidup yang dimaksud meliputi:
1. Kursus Wirausaha Desa
Program kursus yang secara khusus diselenggarakan di
perdesaan yang menitikberatkan pada sektor produksi
seperti pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan,
dan sector lainnya yang dianggap potensial.
2. Kursus Wirausaha Kota
Program kursus yang secara khusus diselenggarakan di
perkotaan yang menitikberatkan pada sektor jasa seperti
otomotif, komputer, kecantikan, menjahit, tata rias
pengantin, akupuntur, security, spa, elektronik, perhotelan,
dan tata boga
3. Kursus Para Profesi Orientasi Nasional/ Internasional
Kursus untuk tenaga kerja nasional/internasional
berdasarkan atas job order yang diperoleh atas kerja sama
dengan lembaga terkait dan bersertifikasi sesuai dengan -
jenis vokasi, seperti PLRT Plus, perhotelan, perawat, spa
therapist, dan lainnya sesuai pemesanan
4. PKH Kerjasama SKM/ Poltek
Pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan di
SMK/ Poltek berupa pendidikan vokasi atau keterampilan
untuk mempersiapkan peserta didik untuk memasuki
dunia kerja dan atau usaha mandiri yang diselenggarakan
pada waktu paling lama 6 bulan.
d. Kursus Wirausaha
Kursus wirausaha adalah program kursus yang secara
khusus diselenggarakan untuk memberikan kesempatan bagi
masyarakat agar memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
menumbuhkembangkan sikap mental kreatif, inovatif,
bertanggung jawab serta berani menanggung resiko (sikap
mental profesional) dalam mengelola potensi diri dan
lingkungannya dalam rangka peningkatan kualitas hidupnya.
6 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
16. pendahuluan
e. Instruktur
Instruktur Kursus, yaitu tenaga yang memiliki kompetensi
dalam bidangnya dan bertugas menjadi pendidik pada suatu
lembaga (kursus atau yang sejenisnya).
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 7
17. pendahuluan
8 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
18. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
Aspek dasar yang harus dimiliki peserta didik dalam pendidikan
kecakapan hidup adalah kecakapan personal dan sosial yang sering
disebut sebagai kecakapan generik (generic life skill). Proses
pembelajaran dengan pembenahan aspek personal dan sosial
merupakan prasyarat yang harus diupayakan berlangsung pada jenjang
ini. Peserta didik tidak hanya membutuhkan kecakapan membaca-
membaca-berhitung. Mereka justru membutuhkan suatu kecakapan
lain yang mengajaknya dapat bernalar dan memahami kehidupan
secara arif. Melalui penguasaan kompetensi itu, peserta didik dapat
berkembang, kreatif, produktif, kritis, jujur untuk menjadi manusia-
manusia yang unggul dan pekerja keras.
Tiga kemampuan generik yang menurut hasil identifikasi lapangan
sangat kurang dikuatkan dalam program pembelajaran pendidikan
kecakapan hidup adalah kemampuan kesadaran diri, kerjasama dan
kepemimpinan. Ketiga bagian itu, setidaknya menjadi grand narative
dalam konsep PKH pada model ini. Bagian berikutnya, dipaparkan
pula tentang bagaimana program PKH dalam PNF, pengguna model,
dan beberapa penjelasan istilah yang terdapat dalam model ini.
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 9
19. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
A. KONSEP PKH
Konsep kecakapan hidup (life skills) me–
rupakan salah satu fokus analisis dalam
pengembangan kurikulum pendidikan yang
menekankan pada kecakapan hidup atau
bekerja. Kecakapan hidup (life skills) memiliki
makna yang lebih luas dari employability skills
dan vocational skills. Keduanya, merupakan
bagian dari program life skills. Istilah kecakapan
hidup menurut Satori (2002) dalam Anwar
(2004:20) adalah tidak semata-mata memiliki
kemampuan tertentu saja, namun harus memiliki
Sumber:
CD Imagekemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti
membaca, menulis, menghitung, merumuskan, dan memecahkan
masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam tim, terus belajar
di tempat kerja, dan mempergunakan teknologi.
Program pendidikan Kecakapan hidup (life skills) adalah pro-
gram pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang
praktis, terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang
usaha dan potensi ekonomi dan industri yang ada di masyarakat.
Kecakapan hidup (life skills) ini cakupannya luas, berinteraksi antara
pengetahuan yang diyakini sebagai unsur penting untuk hidup lebih
mandiri.
Gagasan tentang pendidikan kecakapan hidup bukanlah
sesuatu yang baru. Menurut Santoso S. Hamijoyo (2002: 2-3)
Gagasan tentang pendidikan kecakapan hidup telah dimulai oleh
UNESCO pada tahun 1949 melalui konsep functional literacy.
Gagasan pokok dari konsep tersebut adalah agar kemampuan
baca-tulis-hitung dapat berfungsi memberi manfaat bagi yang
bersangkutan untuk keluar dari tiga kesengsaraan, yaitu: kebodohan
(ignorance), kepenyakitan (ill-health) dan kemelaratan (poverty).
Pentingnya pembekalan kecakapan hidup terhadap peserta
didik telah mendapat pengakuan dari para pakar yang berke-
cimpung di dunia pendidikan. Penegasan tentang pentingnya
kecakapan hidup dapat dilihat pada Pokok-Pokok Deklarasi Dakkar
Tahun 2000 tentang Pendidikan Untuk Semua yang menunjukkan
adanya hak bagi setiap warga negara, baik anak-anak maupun
orang dewasa, untuk memperoleh kesempatan yang adil dalam
mengikuti pendidikan kecakapan hidup, dan adanya kewajiban bagi
setiap negara untuk menyediakan, memperbaiki, meningkatkan
dan menjamin kualitas penyelenggaraan pendidikan kecakapan
hidup, terutama kecakapan hidup yang bersifat penting, sehingga
10 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
20. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara merata (Fasli
Jalal, 2004: 11-12).
Kecakapan hidup merupakan serangkaian kemampuan
yang dibutuhkan oleh seseorang agar dapat mengatasi berbagai
persoalan yang ditemui dalam kehidupannya. Sejalan dengan
pengertian ini, Malik Fadjar (2000) mendefinisikan kecakapan
hidup sebagai kecakapan untuk bekerja, selain kecakapan untuk
berorientasi pada jalur akademik (Slamet PH, 2002: 4).
Pengertian lain dikemukakan oleh Tatang Amirin (Majalah
Dinamika Pendidikan, 2002:58) yang menyatakan bahwa istilah
'skill' sering diartikan sebagai keterampilan, padahal keterampilan
mempunyai makna yang sama dengan kecakapan fisik dan
pekerjaan tangan. Hal ini menyebabkan life skills sering dimaknai
hanya sebagai vocational skill, keterampilan kerja-kejuruan
(pertukangan) atau kemampuan yang perlu dimiliki oleh peserta
didik agar mereka dapat segera bekerja mencari nafkah untuk
kehidupannya. Pemikiran Tatang Amirin didukung oleh Muchlas
Samani (2002: 10) yang menyatakan " Pengertian kecakapan
hidup lebih luas dari keterampilan untuk bekerja. Baik orang yang
bekerja maupun yang tidak bekerja tetap memerlukan kecakapan
hidup, karena mereka pun menghadapi berbagai masalah yang
harus dipecahkan. Setiap orang, di mana pun dan kapan pun,
selalu menemui masalah yang memerlukan pemecahan".
Menurut Ditjen Diklusepa (2003: 6), hakikat pendidikan
berorientasi kecakapan hidup di bidang PLS adalah upaya untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan ke–
mampuan yang memung-
kinkan peserta didik dapat hidup
mandiri. Penyelenggaraan pen-
didikan kecakapan hidup di
bidang PLS didasarkan atas
prinsip lima pilar pendidikan,
yaitu: learning to know (belajar
untuk memperoleh penge–
tahuan), learning to learn (belajar
untuk tahu cara belajar), learning
to do (belajar untuk dapat
berbuat/ melakukan pekerjaan),
learning to be (belajar agar dapat
menjadi orang yang berguna
sesuai dengan minat, bakat dan
potensi diri), dan learning to live to- Sumber:
Dok. Pribadi
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 11
21. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
gether (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain).
Berdasarkan prinsip lima pilar pendidikan di atas, peserta didik
Program PKH diharapkan mampu belajar untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang diminatinya, memanfaatkan,
pengetahuan dan keterampilan tersebut untuk meningkatkan
kualitas hidupnya serta membantu orang lain yang mem–
butuhkannya.
Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa
pengertian kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk
bekerja (vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. WHO
(1997) mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai ke–
terampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan
berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu
menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan
secara lebih efektif. Kecakapan hidup mencakup lima jenis, yaitu:
(1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan berpikir, (3) kecakapan
sosial, (4) kecakapan akademik, dan (5) kecakapan kejuruan.
Barrie Hopson dan Scally (1981) mengemukakan bahwa
kecakapan hidup merupakan pengembangan diri untuk bertahan
hidup, tumbuh, dan berkembang, memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dan berhubungan baik secara individu, kelompok
maupun melalui sistem dalam menghadapi situasi tertentu.
Sementara Brolin (1989), mengartikan lebih sederhana, yaitu
kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan
dan kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri.
Pengertian kecakapan hidup tidak semata-mata memiliki
kemampuan tertentu (vocational job), namun juga memiliki
kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti:
membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahkan
masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan
menggunakan teknologi (Dikdasmen, 2002).
Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa
pendidikan kecakapan hidup merupakan ke–
cakapan-kecakapan yang secara praktis dapat
membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai
macam persoalan hidup dan kehidupan. Keca–
kapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap
yang di dalamnya termasuk fisik dan mental, serta
kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan
pengembangan akhlak peserta didik, sehingga
mampu menghadapi tuntutan dan tantangan
hidup dalam kehidupan. Pendidikan kecakapan
hidup dapat dilakukan melalui kegiatan intra/
Sumber:
Dok. Pribadi
12 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
22. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta didik
sesuai dengan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek
pengembangan diri, yang materinya menyatu pada sejumlah mata
pelajaran yang ada. Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan
hidup dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan agar
peserta didik mengenal dan memiliki bekal dalam menjalankan
kehidupan di kemudian hari. Isi dan bahan pelajaran tersebut
menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi, sehingga secara
struktur tidak berdiri sendiri.
Kecakapan hidup (life skills) pada dasarnya merupakan suatu
upaya untuk menanamkan dan meningkatkan kecakapan hidup
individu peserta didik, sehingga mampu hidup dan berpe–
nghidupan secara layak dan mandiri. Kecakapan hidup itu sendiri
merupakan suatu kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk
berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar
tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif
mampu mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya
problema tersebut dapat diatasinya.
Secara operasional, program Kecakapan hidup (life skills)
dalam pendidikan nonformal dipilah menjadi empat jenis:
a. Kecakapan pribadi (personal skill), yang mencakup
kecakapan mengenal diri sendiri, kecakapan berpikir rasional,
dan percaya diri.
Kecapakan personal mencakup kesadaran diri dan
berpikir rasional. Kesadaran diri merupakan tuntutan
mendasar bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya di masa yang akan datang. Kesadaran diri dibedakan
menjadi dua, yaitu: (1) kesadaran akan eksistensi diri sebagai
makhluk Tuhan YME, makhluk sosial, dan makhluk lingkungan,
dan (2) kesadaran akan potensi diri dan dorongan untuk
mengembangkannya. (Dikdasmen: 2004).
1) Kesadaran diri difokuskan pada kemampuan peserta didik
untuk melihat sendiri potret dirinya pada tataran yang lebih
rendah peserta didik akan melihat dirinya dalam hubu-
ngannya dengan lingkungan keluarga, kebiasaannya,
kegemarannya, dan sebagainya. Pada tataran yang lebih
tinggi, peserta didik akan semakin memahami posisi dirinya
di lingkungan belajarnya, desanya, kotanya, dan sete-
rusnya, minat, bakat, dan sebagainya.
2) Kecakapan berpikir merupakan kecakapan dalam meng-
gunakan rasio atau pikiran. Kecakapan ini meliputi
kecakapan menggali informasi, mengolah informasi, dan
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 13
23. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
mengambil keputusan secara cerdas, serta mampu
memecahkan masalah secara tepat dan baik.
b. Kecakapan sosial (social skill), seperti kecakapan
melakukan kerjasama, bertenggang rasa dan bertanggung
jawab sosial.
Kecakapan sosial dapat dipilah menjadi dua jenis utama,
yaitu (1) kecakapan berkomunikasi, dan (2) kecakapan bekerja
sama
1 ) Kecakapan Berkomunikasi
Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat
tempat tinggal maupun tempat kerja, peserta didik sangat
memerlukan kecakapan berkomunikasi baik secara lisan
maupun tulisan. Dalam realitasnya, komunikasi lisan
ternyata tidak mudah dilakukan. Seringkali orang tidak dapat
menerima pendapat lawan bicaranya, bukan karena isi atau
gagasannya, tetapi karena cara penyampaiannya yang
kurang berkenan. Dalam hal ini diperlukan kemampuan
bagaimana memilih kata dan cara menyampaikan agar
mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Karena komunikasi
secara lisan sangat penting, perlu ditumbuh-kembangkan
sejak dini kepada peserta didik. Lain halnya dengan
komunikasi secara tertulis. Dalam hal ini diperlukan
kecakapan bagaimana cara menyampaikan pesan secara
tertulis dengan pilihan kalimat, kata-kata, tata bahasa, dan
aturan lainnya agar mudah dipahami orang atau pembaca
lain.
2 ) Kecakapan Bekerja Sama
Bekerja dalam kelompok atau tim merupakan suatu
kebutuhan yang tidak dapat dielakkan sepanjang manusia
hidup. Salah satu hal yang diperlukan untuk bekerja dalam
kelompok adalah adanya kerja sama. Kemampuan bekerja
sama perlu dikembangkan agar peserta didik terbiasa
memecahkan masalah yang sifatnya agak kompleks. Kerja
sama yang dimaksudkan adalah bekerja sama adanya saling
pengertian dan membantu antarsesama untuk mencapai
tujuan yang baik. Hal ini agar peserta didik terbiasa dan
dapat membangun semangat komunitas yang harmonis.
14 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
24. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
c. Kecakapan akademik (academic skill), seperti kecakapan
dalam berpikir secara ilmiah, melakukan penelitian, dan
percobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah.
Kecakapan akademik sering disebut sebagai kecakapan
intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah. Kecakapan ini
merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir secara
umum, namun mengarah kepada kegiatan yang bersifat
keilmuan. Kecakapan ini mencakup antara lain kecakapan
mengidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan suatu
fenomena tertentu, merumuskan hipotesis, merancang dan
melaksanakan penelitian. Untuk membangun kecakapan-
kecakapan tersebut diperlukan pula sikap ilmiah, kritis, obyektif,
dan transparan.
d. Kecakapan vokasional (vokational skill), adalah
kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu
yang terdapat di masyarakat, seperti pada bidang jasa
(perbengkelan, jahit menjahit) dan produksi barang tertentu
(peternakan, pertanian, dan perkebunan).
Kecakapan ini sering disebut dengan kecakapan
kejuruan, artinya suatu kecakapan yang dikaitkan dengan
bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat atau
lingkungan peserta didik. Kecakapan vokasional lebih cocok
untuk peserta didik yang menekuni pekerjaan yang
mengandalkan keterampilan psikomotorik daripada
kecakapan berpikir ilmiah. Namun, bukan berarti peserta didik
tidak layak untuk menekuni bidang kejuruan seperti ini.
Misalnya, merangkai dan mengoperasikan komputer.
Kecakapan vokasional memiliki dua bagian,
yaitu: kecakapan vokasional dasar dan
kecakapan vokasional khusus yang sudah terkait
dengan bidang pekerjaan tertentu seperti halnya
pada peserta didik. Kecakapan dasar vokasional
bertalian dengan bagaimana peserta didik
menggunakan alat sederhana, misalnya: obeng,
palu, dsb; melakukan gerak dasar, dan membaca
gambar sederhana. Kecakapan ini terkait dengan
sikap taat asas, presisi, akurasi, dan tepat waktu yang
mengarah kepada perilaku produktif. Sementara itu,
vokasional khusus hanya diperlukan bagi mereka
yang akan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan
Sumber: bidangnya. Misalnya, pekerja montir, apoteker, tukang,
Dok. Pribadi
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 15
25. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
teknisi, atau meramu menu bagi yang menekuni
pekerjaan tata boga, dan sebagainya.
Keempat jenis kecakapan hidup di atas,
dilandasi oleh kecakapan spiritual, yakni:
keimanan, ketaqwaaan, moral, etika, dan
budi pekerti luhur sebagai salah satu
pengamalan dari sila pertama Pancasila.
Dengan demikian, pendidikan Keca–
kapan hidup (life skills) diarahkan pada
pembentukan manusia yang berakhlak
mulia, cerdas, terampil, sehat, mandiri,
seerta memiliki produktivitas dan etos
Sumbwordpres.
www.
kerja yang tinggi.
er:
Aspek dasar yang harus dimiliki
peserta didik dalam pendidikan kecakapan hidup
adalah kecakapan personal dan sosial yang sering
c om
disebut sebagai kecakapan generik (generic life skill).
Proses pembelajaran dengan pembenahan aspek per-
sonal dan sosial merupakan prasyarat yang harus
diupayakan berlangsung pada jenjang ini. Peserta didik
tidak hanya membutuhkan kecakapan membaca-
menulis-berhitung, melainkan juga butuh suatu kecakapan
lain yang mengajaknya untuk cakap bernalar dan
memahami kehidupan secara arif. Dengan demikian, pada
masanya peserta didik dapat berkembang, kreatif,
produktif, kritis, jujur untuk menjadi manusia-manusia yang
unggul dan pekerja keras. Pendidikan kecakapan hidup
pada jenjang ini lebih menekankan kepada pembelajaran
akhlak sebagai dasar pembentukan nilai-nilai dasar
kebajikan (basic goodness), seperti: kejujuran, kebaikan,
kepatuhan, keadilan, etos kerja, kepahlawanan, menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, serta kemampuan
bersosialisasi.
16 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
26. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
B. PROGRAM PKH DALAM PNF
Pelaksanaan pendidikan Kecakapan hidup (life skills) pada
satuan dan program pendidikan nonformal, utamanya dalam
rangka pengentasan kemiskinan dan penanggulangan
pengangguran, yang lebih ditekankan pada upaya pembelajaran
yang dapat memberikan penghasilan (learning and earning).
Menurut Malik Fadjar (2001) dalam Pedoman Penye–
lenggaraan Program Kecakapan Hidup, Direktorat Jenderal
Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (2004:5) bahwa
penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada jalur
pendidikan nonformal menggunakan pendekatan "Broad Based
Education (BBE)", yakni pendekatan pendidikan berbasis luas, yang
ditandai oleh:
a. Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional baik
dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing
(Inggris, Arab, Mandarin, Jepang dan lainnya).
b. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang
dihadapi melalui proses pembelajaran berpikir kritis dan
ilmiah, penelitian, penemuan, dan penciptaan.
c. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan
tekhnologi guna mendukung kedua kemampuan tersebut di
atas.
d. Kemampuan memanfaatkan keanekaragaman teknologi
diberbagai lapangan kehidupan (pertanian, perikanan,
peternakan, kerajinan, kerumahtanggaan, kesehatan,
komunikasi informasi, manufaktur, industri, perdagangan,
kesenian dan olahraga).
e. Kemampuan mengelola sumber daya alam, sosial, budaya,
dan lingkungan.
f. Kemampuan bekerja dalam tim, baik dalam sektor formal
maupun informal.
g. Kemampuan memahami diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya.
h. Kemampuan berusaha secara terus menerus dan menjadi
manusia belajar dan pembelajar.
i. Kemampuan mengintegrasikan pendidikan dan
pembelajaran dengan etika sosio-religius bangsa berdasarkan
nilai-nilai Pancasila.
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 17
27. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
a. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
Pendidikan Kecakapan hidup (life skills) yang disele–
nggarakan melalui jalur pendidikan nonformal, secara umum
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan,
dan sikap warga belajar di bidang pekerjaan/ usaha tertentu
sesuai bakat, minat, perkembangan fisik dan jiwanya, serta
potensi lingkungannya, sehingga mereka memiliki bekal ke–
mampuan untuk bekerja atau berusaha mandiri yang dapat
dijadikan bekal untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Adapun tujuan khusus pelayanan pendidikan Kecakapan
hidup (life skills) kepada warga belajar adalah agar warga
belajar:
a. memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja baik bekerja
mandiri (wirausaha) dan atau bekerja pada suatu
perusahaan produksi/ jasa dengan penghasilan yang
semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat
menghasilkan karya-karya yang unggul untuk anggota
keluarganya.
c. Memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya
pendidikan untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota
keluarganya.
d. Mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh
pendidikan sepanjang hayat (life long education) dalam
rangka mewujudkan keadilan pendidikan di setiap lapisan
masyarakat.
b. Manfaat Pendidikan Kecakapan Hidup (Life
Skills)
Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup (life skills)
yang diarahkan pada upaya pengentasan kemiskinan dan
upaya memecahkan masalah pengangguran. Oleh karena itu,
pemilihan keterampilan yang akan dipelajari oleh warga belajar
didasarkan atas kebutuhan masyarakat, potensi lokal dan
kebutuhan pasar sehingga diharapkan akan memberikan
manfaat yang positif untuk warga belajar, masyarakat sekitar,
dan pemerintah.
18 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
28. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
a. Manfaat bagi warga belajar
1) Memiliki keterampilan, pengetahuan, kemampuan
dan sikap sebagai bekal untuk berusaha sendiri dan
atau bekerja pada perusahaan yang terkait.
2) Memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk
menghidupi diri sendiri dan keluarganya.
3) Memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan profesionalismenya dan atau
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
4) Memiliki keterampilan, pengetahuan, kemampuan,
dan sikap positif/ bermanfaat yang dapat diberikan/
dikeluarkan kepada sesamanya.
b. Manfaat bagi masyarakat
1) Pengangguran berkurang
2) Tumbuhnya aneka mata pencaharian baru yang
diusahakan oleh masyarakat sekitar
3) Berkurangnya kesenjangan sosial
4) Keamanan masyarakat membaik
c. Manfaat bagi pemerintah
1) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia
2) Produktivitas bangsa meningkat
4) Tumbuhnya kegiatan uasaha ekonomi masyarakat
5) Mencegah kerawanan sosial
c. Ciri-ciri Program Kecakapan Hidup (Life Skills)
Program pendidikan kecakapan hidup (life skills) dalam
pendidikan nonformal memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Peserta didik berasal dari lapisan masyarakat miskin, tidak/
putus sekolah, dan tidak/ belum mempunyai keterampilan
bekal hidup serta warga masyarakat lainnya yang tertarik
meningkatkan kecakapan hidupnya.
b. Kurikulum pembelajaran bersifat fleksibel tergantung pada
kebutuhan peserta didik, potensi pasar dan potensi usaha
lainnya, termasuk dukungan masyarakat, pengusaha dan
pemerintah daerah
c. Program berlangsung singkat paling lama satu tahun, tidak
harus berjenjang dan berkesinambungan, yang penting
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 19
29. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
peserta didik memperoleh manfaat bagi peningkatan mutu
bekerja atau berusahanya.
d. Narasumber dan fasilitator terdiri atas orang-orang yang
peduli terhadap upaya pengentasan kemiskinan dan
pemberdayaan masyarakat, dapat berasal dari pengusaha,
aktivis sosial, perbankan, manajer perusahaan bisnis, tokoh
masyarakat, kalangan pemerintahan dan lain-lain.
e. Metode pembelajaran bersifat dialogis, partisipatif-
andragogis; ketiga bidang kecakapan hidup terintegrasi
dalam proses pembelajaran
f. Keberhasilan belajar diukur dari peningkatan kemampuan
praktis dalam meningkatkan mutu pekerjaannya atau mutu
kegiatan berusahanya sebagai akibat dari peningkatan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik terhadap
materi belajar kecakapan hidup.
Ciri-ciri pembelajaran Kecakapan hidup (life skills)
menurut Depdiknas (2003) dalam Anwar (2004:21 adalah:
(1) terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar, (2) terjadi proses
penyadaran untuk belajar bersama, (3) terjadi keselarasan
kegiatan belajar untuk mengembangkan diri, belajar, usaha
mandiri, usaha bersama, (4) terjadi proses penguasaan
kecakapan personal, akademik, manajerial, kewirausahaan,
(5) terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan
pekerjaan dengan benar, menghasilkan produk bermutu, (6)
terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli, (7) terjadi proses
penilainya kompetensi, dan (8) terjadi pendampingan teknis
untuk bekerja atau membentuk usaha bersama.
d. Jenis Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
Sejak dicanangkannya pendidikan kecakapan hidup,
khususnya pada pendidikan nonformal, banyak sekali jenis-jenis
program pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan
di masyarakat, seperti kelompok belajar usaha (KBU), program
life skills, sentra pemberdayaan pemuda, dan lain sebagainya.
Kemudian, sejak tahun 2006 muncul program kursus
wirausaha yang diorientasikan di perdesaan (KWD) atau
perkotaan (KWK), serta kursus para profesi (KPP). Demikian
halnya dengan penyelenggara programnya, kini program-pro-
gram PKH PNF bukan hanya dilaksanakan oleh satuan PNF,
melainkan melibatkan juga satuan pendidikan formal, misalnya
20 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
30. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
program PKH bekerja sama dengan SMK/Poltek. Berikut ini,
akan diuraikan program-program yang sedang dikuatkan
pada tahun 2008, yaitu kursus wirausaha, kursus para profesi,
dan pendidikan kecakapan hidup yang bekerja sama dengan
SMK/ Poltek.
a. Kursus Wirausaha
Kebijakan pembangunan kursus dan pelatihan,
diarahkan pada pemenuhan tiga spektrum besar,
yaitu; 1) spektrum nasional dan
internasional; 2) spektrum perkotaan
dan; 3) spektrum perdesaan.
Sebagai wujud dari pelaksanaan
pembangunan dan pengembangan
kursus dan pelatihan yang berspektrum
perdesaan dan perkotaan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Nonformal, Direk-
torat Pembinaan Kursus dan Kelem-
Sumber:
bagaan memprakarsai penyelenggaraan
Dok. Pribadi kursus wirausaha orientasi perdesaan
(KWD) dan kursus wirausaha orientasi perkotaan (KWK).
Kursus wirausaha adalah program kursus yang
diselenggarakan secara khusus untuk memberikan
kesempatan bagi masyarakat baik di perdesaan maupun
perkotaan agar memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan menumbuh kembangkan sikap mental kreatif, inovatif,
bertanggung jawab serta berani menanggung resiko (sikap
mental profesional) dalam mengelola potensi diri dan
lingkungannya yang dapat dijadikan bekal untuk
peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Misi dari program kursus wirausaha baik orientasi
perdesaan maupun perkotaan adalah:
1) mengentaskan pengangguran dan kemiskinan
2) mengembangkan dan memberdayakan perekonomian
masyarakat melalui kegiatan produktif
3) mengoptimalkan daya guna dan hasil guna potensi
alam dan lingkungan
4) mensejahterakan masyarakat melalui kegiatan kursus
dan pemberdayaan usaha mandiri
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 21
31. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
Program kursus wirausaha, baik KWD
maupun KWK, diselenggarakan dengan
tujuan pertama, meningkatkan penge–
Bila aku harus mengulangi tahuan, keterampilan dan sikap warga
hidup ini, aku akan membuat masyarakat sebagai bekal untuk bekerja
kesalahan-kesalahan yang dan/ atau usaha mandiri sesuai dengan
sama, tetapi akan aku potensi lokal dan kedua, memberikan
pastikan bahwa aku layanan pendidikan bagi masyarakat) agar
menemukan kesalahan- memiliki kompetensi yang diperlukan
kesalahan itu jauh lebih awal.
dalam dunia usaha atau dunia kerja sesuai
Sehingga, keberhasilan akan dengan jenis kursus yang diikuti, sehingga
datang lebih awal men-
mampu merebut peluang kerja pada
jemput dan meng-elukan-ku.
Aku tidak tahu takdir-ku,
perusahaan/ industri dengan penghasilan
tetapi aku tahu hak-ku untuk yang wajar/ menciptakan lapangan kerja
berhasil. sendiri.
Sasaran program kursus wirausaha
(Crouching Neglects, Hidden diprioritaskan bagi warga masyarakat
Mistakes ) dengan kriteria sebagai berikut.
1) Kelompok usia produktif (15-35 tahun)
dan belum memiliki keterampilan yang
dapat dijadikan bekal untuk mencari
nafkah.
2) Berasal dari keluarga kurang beruntung/ miskin
3) Tidak sedang sekolah dan tidak bekerja, diutamakan lulusan
pendidikan kesetaraan (paket B dan C) termasuk mereka
yang memiliki surat keterangan melek aksara (SUKMA).
4) Diutamakan berdomisili di sekitar lokasi tempat pe–
nyelenggaraan kursus wirausaha
5) Berminat dan sanggup mengikuti program sampai tuntas.
Program kursus wirausaha dapat dilaksanakan oleh semua
satuan pendidikan nonformal, seperti lembaga kursus, PKBM,
SKB, pusat latihan kerja, sekolah menengah kejuruan (SMK),
dan lembaga lain yang relevan.
Jenis keterampilan program kursus wirausaha hendaknya
bersifat fungsional praktis, yaitu keterampilan yang dibutuhkan
untuk mengelola/meningkatkan produksi potensi lokal,
berdampak langsung terhadap peningkatan produktivitas dan
penghasilan masyarakat, mempunyai peluang pasar serta dapat
dijadikan untuk alih pekerjaan/ usaha.
Jenis keterampilan program kursus wirausaha desa (KWD)
antara lain; pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan,
22 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
32. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
PLRT-plus, atau keterampilan lain yang dianggap laku di
pasaran (marketable). Sementara jenis keterampilan untuk
kursus wirausaha kota (KWK) di antaranya adalah tata
kecantikan (kulit, rambut, dll), tata rias pengantin, tata boga,
security, otomotif, elektronika, spa, pariwisata, komputer, sales-
man, atau keterampilan lain yang memiliki peluang kerja di
perkotaan.
b . Kursus Para Profesi
KPP adalah salah satu program pendidikan nonformal
yang dilaksanakan melalui satuan-satuan pendidikan lainnya
bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
keterampilan serta sikap dan kepribadan yang mengarah pada
profesionalisme untuk menjadi tenaga kerja dan/atau
berusaha secara mandiri.
Tujuan KPP memberikan kesempatan bagi peserta didik
usia produktif untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap mental yang sesuai dengan kebutuhan/ peluang
pasar kerja pada dunia usaha dan dunia industri, baik di dalam
maupun di luar negeri.
Penyelenggara program Kursus Para Profesi (KPP),
adalah lembaga kursus dan pelatihan serta lembaga
pendidikan lainnya yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut.
1. Berbadan hukum yang dibuktikan dengan Akta Notaris
atau keterangan legalitas sejenis lainnya.
2. Memiliki ijin operasional dari instansi berwenang, dan
diprioritaskan dari Dinas Pendidikan.
c. Memiliki rekening bank dan NPWP yang masih aktif atas
nama lembaga (bukan rekening dan NPWP pribadi).
3. Memiliki Job Order atau Demand Letter Attachement
(pesanan tenaga kerja) dibuktikan dengan surat pesanan
dari dunia industri atau penyalur tenaga kerja (bukan MOU
magang), baik dalam maupun luar negeri, bagi KPP yang
orientasi luar negeri.
4. Memiliki tenaga instruktur kompeten dan certified dengan
jumlah yang memadai;
5. Memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap teru-
tama untuk belajar praktek, sesuai jenis keterampilan/
vokasi yang diusulkan dan memungkinkan untuk digunakan
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 23
33. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
sebagai tempat pendidikan/ pelatihan;
6. Memiliki kurikulum dan bahan pembelajaran untuk
menghasilkan lulusan yang kompeten untuk jenis
keterampilan/ vokasi yang diusulkan paling lama 6 (enam)
bulan;
7. Mendapat rekomendasi dari Subdin PLS Kabupaten/Kota.
c . Pendidikan Kecakapan Hidup Kerjasama SMK/Poltek
Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) kerjasama SMK/
Poltek adalah program pendidikan nonformal yang
diselenggarakan di SMK/ Poltek berupa pendidikan vokasi atau
keterampilan untuk mempersiapkan peserta didik untuk
memasuki dunia kerja dan atau usaha mandiri.
Program yang diselenggarakan pada waktu paling lama 6
bulan ini merupakan upaya untuk mendayagunakan fasilitas
SMK/Poltek dalam memberikan layanan pendidikan
keterampilan bagi sasaran pendidikan nonformal masyarakat
di sekitarnya untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat melalui pendekatan:
1) Pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenis ke-terampilan
atau vokasi yang dikembangkan di SMK/ Poltek yang
bersangkutan dan atau kebutuhan pasar kerja.
2) Penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi
3) Uji kompetensi dan sertifikasi profesi
4) Ada penempatan kerja yang jelas
Penyelenggara program PKH kerjasama SMK/Poltek
adalah SMK/Poltek baik negeri maupun swasta yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki ijin operasional (khusus untuk swasta)
2) Mudah dijangkau peserta didik
3) Memiliki tenaga instruktur dengan jumlah dan kompetensi
yang memadai
4) Memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap terutama untuk
belajar praktek sesuai jenis keterampilan yang diusulkan
5) Memiliki kurikulum dan bahan pembelajaran untuk
menghasilkan lulusan yang kompeten
6) Memiliki NPWP dan rekening atas nama lembaga
24 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
34. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
7) Mendapat rekomendasi dari Subdin PLS
8) Memiliki kesanggupan untuk menyelenggarakan program
PKH
9) Memiliki jaringan kemitraan dengan DUDI, untuk on the job
training (magang) dan penempatan lulusan untuk bekerja.
Adapun peserta didik program PKH kerjasama dengan SMK/
Poltek adalah warga masyarakat di lingkungan SMK/Poltek yang
memiliki kriteria sebagai berikut.
1) Penduduk usia produktif (18-35 tahun), perempuan maupun
laki-laki yang tidak sekolah dan tidak bekerja.
2) Minimal berpendidikan SMP/Paket B, dropout SM/K/sederajat,
dan atau lulus SM/K/sederajat tidak melanjutkan, (tidak
dibenarkan siswa yang sedang sekolah).
3) Belum memiliki keterampilan dan pekerjaan tetap sebagai
mata pencaharian.
4) Memiliki kemauan untuk belajar, dibuktikan dengan surat
pernyataan kesanggupan untuk mengikuti program sampai
tuntas.
Jenis keterampilan/vokasi yang diselenggarakan harus sesuai
dengan kebutuhan lapangan kerja dan atau kebutuhan
masyarakat dengan prioritas pada keterampilan sebagai berikut.
1) Teknik otomotif
2) Teknik elektronika
3) Teknik computer
4) Tata boga
5) Menjahit
6) Perhotelan
7) Pertanian/agrobisnis
8) Jasa-jasa lainnya yang sesuai dengan kebutuhan lapangan
kerja
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 25
35. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
26 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
36. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
“Yesss … I Got You !”, Itulah cuplikan kalimat yang diucapkan
seorang bocah bernama Kevin dalam film komedi anak-anak “Home
Alone” ketika ia berhasil mengelabui kawanan perampok dengan
memanfaatkan video film koboi, cat, tali, dan sebagainya. Kalimat
tersebut bagi kita sangat sederhana dan bahkan tidak bermakna.
Namun lain bagi bocah Kevin, bahwa kalimat tersebut sarat dengan
makna karena pada tingkat usianya dengan segala keterbatasannya
itu ia sudah dapat memecahkan suatu problem secara cermat, cerdas,
dan kreatif. Terlepas dari perdebatan nilai dan norma serta keyakinan
budaya yang menyertai cara Kevin dalam memecahkan problema
tersebut.
Lucu sekaligus konyol, bagaimana Kevin dengan keluguan dan
batasan berpikir sebagai seorang yang masih bocah dalam menghadapi
kawanan perampok itu. Namun, apakah kita akan hanya melihat dari
sudut pandang kekonyolan dan kelucuan seorang bocah saja? Tentu
tidak, lantas kita berpikir, bagaimana cermat dan cerdasnya seorang
bocah kevin dalam mengatasi problem sesuai dengan batasan ia
sebagai seorang bocah yang lucu dan lugu?
Sebentar kita renungkan ilustrasi tersebut! Melalui ilustrasi tersebut,
kita diantarkan kepada pemahaman bahwa dalam kehidupan setiap
orang, di mulai sejak kecil, akan selalu menghadapi masalah. Karena
masalah, harus kita geledah solusinya. Solusi itu akan muncul jika dalam
proses pemecahannya dikemas secara kreatif dengan pemanfaatan
sarana dan situasi yang tepat.
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 27
37. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
A. Standar Kompetensi
Paket sessi pembelajaran kecakapan generik
yang diuraikan dalam model ini pada
hakikatnya bertujuan untuk menumbuhkan
atau mengembangkan kemampuan personal
dan sosial peserta terutama hubungannya
dengan kegiatan berwirausaha. Rumusan
standar kompetensi yang harus dicapai peserta
setelah mengikuti semua sesi pembelajaran ini
adalah sebagai berikut. Sumber:
CD Image
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
1 Mampu mengenali Mampu menyingkap a. Mengidentifi-
dan memanfaatkan kekuatan dan kasi keunggu-
potensi diri, berpikir kelemahan diri, lan atau
rasional dalam sehingga muncul kelebihan yang
mempertimbangkan kesadaran diri yang dimiliki oleh
setiap keputusan, menimbulkan motivasi diri sendiri
serta tampil untuk bersikap dan b. Mengidenti-
percaya diri dalam bertindak yang lebih fikasi
melakukan baik. kelemahan
kegiatan sehari-hari atau
kekurangan
yang dimiliki
oleh diri sendiri
c. Mengidentifi-
kasi potensi
diri yang dapat
dikembangkan
untuk belajar,
bekerja atau
berwirausaha
d. Mengidentifi-
kasi tujuan
hidup yang
akan dicapai
pada masa
yang akan
datang
Mampu a. Menemukan
menggali informasi, jenis kegiatan
mengolah informasi, yang terdukung
dan mengambil oleh potensi
lingkungan
28 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
38. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
keputusan secara b. Membuat
cerdas, serta mampu perencanaan
memecahkan masalah kegiatan secara
secara tepat dan baik. matang sesuai
dengan
dukungan yang
ada
Menunjukkan keyakinan a. Mampu
akan kemampuan dan bertanya dengan
penilaian diri sendiri baik
dalam berbagai situasi b. Mampu
sehingga menghasilkan mengemukakan
kinerja yang lebih pendapat dalam
unggul. sebuah diskusi
c. Menunjukkan
keyakinan
dalam
melakukan
suatu aktivitas
2 Memiliki a . Memiliki wawasan a. Menjelaskan
kemampuan tentang membangun pengertian
bekerjasama atau kerjasama dalam kerjasama
bermitra dengan melakukan kegiatan/ b. Menguraikan
perorangan, usaha prinsip-prinsip
perusahaan, b. Mampu menjalin kerjasama
pemerintah, atau kerjasama dengan c. Mengidenti-
organisasi yang pihak lain dalam fikasi faktor-
mampu membawa melakukan suatu faktor yang
sumber daya baru kegiatan/usaha mempengaruhi
untuk sebuah kerjasama
kegiatan/usaha d. Mengidentifi-
yang sedang kasi kelebihan
dilakukan. dan
kekurangan
kelompok yang
dapat
dimitrakan
dengan pihak
lain
e. Menentukan
mitra kerja-
sama yang
sesuai dengan
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 29
39. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
kebutuhan
f. Menjalin
kerjasama
dengan mitra
yang telah
ditetapkan
3 Memiliki Memahami konsep dan a. Memahami
keberanian implementasi pengertian
mengambil kepemimpinan dalam kepemimpinan
tindakan dan menjalankan suatu dan pemimpin
menerima kegiatan b. Mampu
tanggung jawab menjelaskan
atas hasil pilihan sifat-sifat
tindakan yang pemimpin yang
dilakukan untuk efektif
sebuah kegiatan / c. Memahami
usaha. fungsi dan
Menunjukkan peranan
keberanian diri pemimpin
dalam d. Membedakan
merencanakan, tife-tife
melaksanakan dan pemimpin
menerima hasil e. Menjelaskan
tindakan. tahapan
manajemen
dalam
kepemimpinan
Menuliskan rencana, a. Menuliskan
pelaksanaan dan rencana,
kemungkinan hasil atas pelaksanaan
pilihan tindakan dan
kemungkinan
hasil atas
pilihan
tindakan.
b. Memperkirakan
hasil di masa
mendatang atas
tindakan yang
dilakukan saat
ini
30 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
40. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Mengembangkan Mendaftar
pengalaman diri sendiri pengalaman yang
dan pengamatan atas dialami diri sendiri
pengalaman orang lain dalam melakukan
sebagai dasar suatu pilihan
mengambil keputusan tindakan.
dalam bertindak
Mendaftar pengalaman Mencatatkan hasil
yang dialami diri sendiri amatan atas
dalam melakukan suatu pengalaman orang
pilihan tindakan. lain dalam
melakukan suatu
tindakan
B. Rumusan Materi
No Pokok Bahasan Tujuan Pokok Materi
1 Kesadaran Diri 1. Peserta memahami Mengenal diri
keunggulan yang dimiliki Berpikir rasional
sebagai modal dalam Percaya diri
mengembangkan diri
menjadi pekerja atau
wirausahawan
2. Peserta menyadari
kekurangan diri sekaligus
dapat menentukan langkah
untuk meminimalisir
kekurangan tersebut
3. Peserta terbiasa membuat
keputusan tentang apa yang
akan dilakukan dalam
hidupnya secara cermat dan
masuk akal
4. Peserta mampu bersikap
dan bertindak dengan
penuh keyakinan.
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 31
41. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
No Pokok Bahasan Tujuan Pokok Materi
2 Kerja Sama 1. Peserta memahami 1. Pengertian
tentang membangun kerjasama
kerjasama dalam 2. Prinsip-
mewujudkan program prinsip
2. Peserta dapat kerjasama
mengemukakan kelebihan 3. Faktor-
dan kekurangan kelompok faktor yang
yang dapat dimitrakan mempenga-
dengan pihak lain. ruhi
3. Peserta dapat menentukan kerjasama
mitra kerja untuk 4. Pemetaaan
menyelesaikan aspek yang
permasalahan yang ada dapat
pada kelompok. dimitrakan
4. Dapat menjalin kerjasama dengan
dengan mitra yang telah pihak lain
ditentukan. 5. Tips umum
memuluskan
proses
kerjasama
3 Kepemimpinan Memahami konsep dan 1. Pengertian
implementasi kepemimpinan kepemimpinan
dalam menjalankan suatu dan
kegiatan pemimpin
2. Sifat-sifat
pemimpin
yang efektif
3. Fungsi dan
peranan
pemimpin
4. Tipe-tipe
pemimpin
5. Tahapan
manajemen
dalam
kepemim-
pinan
Mempraktikkan keberanian Rencana,
diri dalam merencanakan, pelaksanaan
melaksanakan dan menerima dan hasil
hasil apa pun atas tindakan usaha.
yang dipilih.
32 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
42. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
No Pokok Bahasan Tujuan Pokok Materi
Memperkirakan hasil usaha Peluang dan
yang diperoleh atas pilihan proyeksi Usaha.
tindakan yang dilaksanakan
saat ini.
Menuliskan daftar pengalaman Pengalaman
diri yang sangat berharga gagal serta
manfaat yang
dapat diperoleh.
Memberikan tiga contoh Catatan
pengalaman orang lain yang pengamatan
ditemukan di sekitar keberhasilan
lingkungan. orang lain
dalam
melakukan
usaha
C. Paket Pembelajaran
Upaya pencapaian standar kompetensi kecakapan generik
oleh peserta (seperti telah diuraikan di atas) yang meliputi
kemampuan kesadaran diri, kerjasama dan
kemampuan leadership, tidak terlepas dari peran
fasilitator dalam merekayasa proses pembe-
lajaran yang partisipatif dan menye–
nangkan.
Berikut ada-
lah paket
pembelajaran
untuk menca-
pai ketiga ke-
mampuan di
atas.
sumber:
cd image
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 33
44. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
A. PENDAHULUAN
Manusia akan dapat bangkit, bertahan dan meningkatkan kualitas
hidupnya ketika ia memiliki kecakapan hidup atau life skills. Salah satu
kecakapan hidup yang dibutuhkan oleh semua orang dalam berprofesi
apapun adalah kecakapan personal yang di dalamnya memuat
kemampuan mengenal diri, berpikir rasional dan percaya diri, semuanya
itu bolehlah kita sebut sebagai "kesadaran diri".
Mengenal diri berarti mampu menyingkap kekuatan, keunggulan,
atau kelebihan diri. Mengenal diri juga berarti mampu menemukan
kelemahan, keterbatasan atau kekurangan diri. Berfikir rasional berarti
mampu menimbang dan memutuskan segala sesuatu yang akan
dilaksanakan secara cermat dan masuk akal. Percaya diri berarti
perilaku yang menunjukkan keyakinan pada kemampuan dan penilaian
diri sendiri yang sering muncul dalam berbagai situasi dan menghasilkan
kinerja yang lebih unggul.
Dalam konteks pembelajaran PKH baik dalam bentuk kursus
wirausaha desa (KWD) atau kursus wirausaha kota (KWK), sudah
seharusnya tiga kemampuan di atas (mengenal diri, berfikir rasional
dan percaya diri) menjadi salah satu kecakapan yang harus ditanamkan
kepada peserta (warga belajar) program, bukan hanya kecakapan
vokasional atau kecakapan kerja saja. Proses internalisasi kecakapan
personal ini sudah jelas menjadi tanggung jawab anda sebagai
instruktur/fasilitator program PKH.
Paket sessi pembelajaran kesadaran diri ini akan membimbing
Anda untuk menumbuhkan potensi kesadaran diri peserta program.
Secara praktis, paket ini akan berisi tujuan belajar yang harus dicapai
oleh peserta program, perangkat-perangkat yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran, dan langkah-langkah yang harus anda
lakukan untuk menggiring peserta belajar aktif
mencapai tujuan belajarnya. Selain itu, paket ini
juga berisi tentang pesan-pesan pembelajaran
yang sebaiknya menjadi penekanan yang dapat
anda kembangkan sendiri.
Harus diakui bahwa upaya merangsang peserta
program PKH sehingga memiliki kemampuan
mengenal diri, berfikir rasional dan percaya diri,
bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan
oleh fasilitator. Akan tetapi dengan kesabaran dan
kreativitas yang ditunjukkan oleh instruktur/
fasilitator dalam membimbing peserta secara berkelanjutan,
pada akhirnya harapan tersebut akan dapat diwujudkan.
sumber:
cd image
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 35
45. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
B. TUJUAN
Seperti telah disampaikan pada bagian “pendahuluan”, bahwa
kecakapan kesadaran diri mencakup tiga kemampuan, yaitu
kemampuan mengenal diri, berfikir rasional dan percaya diri. Dengan
acuan di atas, maka setelah anda melaksanakan sessi pembelajaran
kesadaran diri ini, diharapkan terjadi perubahan positif pada diri peserta
program yaitu:
1. Peserta program memahami secara utuh keunggulan yang
dimilikinya sebagai modal dalam mengembangkan diri menjadi
pekerja atau wirausahawan.
2. Peserta program menyadari sepenuhnya kekurangan dirinya
sekaligus dapat menentukan langkah untuk meminimalisasi
kekurangan tersebut.
3. Peserta program terbiasa membuat keputusan tentang apa yang
akan dilakukan dalam hidupnya secara cermat dan masuk akal
4. Peserta program mampu bersikap dan bertindak dengan penuh
keyakinan.
C. PETUNJUK UMUM
Sebelum Anda melaksanakan sessi ini, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu:
1. Kenali keunggulan dan kelemahan diri Anda, karena hal ini dapat
membantu anda memberikan ilustrasi/ contoh-contoh untuk peserta.
2. Sikap dan perilaku anda akan selalu dibandingkan oleh peserta
dengan materi yang anda sampaikan yaitu kesadaran diri. Oleh
karena itu, tunjukkan kepercayaan diri Anda sebagai instruktur/
fasilitator.
3. Instrumen pembelajaran dan permainan-permainan yang
dicontohkan dalam paket ini dapat anda kembangkan lagi sesuai
kebutuhan, dengan catatan tidak merubah makna sessi ini.
D. RINCIAN LANGKAH KEGIATAN
a. Bina Suasana
Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk memulai sessi
pembelajaran kesadaran diri ini adalah mengkondisikan peserta
untuk mempunyai kesan baik terhadap anda dan materi yang
akan anda sampaikan. Selain anda harus berpenampilan
menarik, ada beberapa cara untuk menarik simpati peserta,
antara lain dengan mengajak peserta melakukan permainan-
36 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
46. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
permainan yang singkat namun memberi kesan menye-
nangkan dan mengakrabkan.
Salah satu permainan untuk melakukan bina suasana
adalah permainan "membuat lubang besar", berikut adalah
penjelasan tentang proses permainannya.
Nama Membuat Lubang Besar
Tujuan Berlomba membuat lubang sebesar-besarnya dengan
hanya memanfaatkan satu lembar kertas, sehingga
lubang tersebut dapat dimasuki oleh badan
pembuatnya.
Merangsang antar peserta untuk melakukan komunikasi
Melatih berpikir positif, kreativitas, dan berusaha
maksimal.
Alat/bahan Kertas HVS ukuran A4
Proses a. Bagikan kepada setiap peserta satu lembar kertas
ukuran A4
b. Tugaskan kepada peserta untuk membuat lubang
sebesar-besarnya dengan memanfaatkan kertas
yang sudah dibagikan.
c. Sebelum memulai permainan, sambil berdiri,
seluruh peserta meneriakkan judul permainan yaitu
“membuat lubang besar”
d. Berikan waktu kurang lebih 10 menit kepada
peserta untuk mencoba dan mencoba lagi.
e. Apabila seluruh peserta tidak ada yang bisa
melaksanakan tugas, berikanlah contohnya
f. Ulas dan diskusikan makna permainan
Makna Permainan ini merupakan arena berlatih bagi si
pemain untuk mendongkrak kreativitas. Permainan ini
membutuhkan nalar si pemain, bagaimana membuat
sesuatu yang kecil menjadi besar. Dalam bahasa lain
dapat disebutkan, bagaimana menjadikan sesuatu
yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Memaknai permainan ini dapat kita spektrumkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana kita
menyadari bahwa sesuatu yang kita anggap masalah,
menjadi potensi atau kekuatan untuk lebih kerja keras
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 37
47. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Nama MEMBUAT LUBANG BESAR
mencari solusinya.
Contoh kasus, kita tak memiliki pekerjaan yang bisa
membuat kita berpenghasilan tetap. Kasus tersebut
banyak orang menyebutnya sebagai masalah. Namun
demikian, di mata orang yang memiliki nalar kreatif
akan bermakna sebagai sumber kekuatan untuk:
“bagaimana agar saya berpenghasilan tetap”. Solusi
sederhananya, kita harus memiliki kemampuan untuk
memberdayakan dan mendayagunakan apa yang kita
miliki. Kemauan, tentunya menjadi niatan dan langkah
awal untuk berbuat dan berbuat.
Langkah-langkah Membuat Lubang Besar
1. Siapkan sebuah kertas
berukuran polio atau A4
2. Lipatlah kertas
tersebut hingga
menjadi ukuran
setengahnya
3. Posisikan letak lipatan pada bagian atas
4. Mulailah merobek kertas
tersebut dari bagian yang
dilipat. hasil robekan diusa-
hakan jangan sampai rampung,
sisakan 1 - 2 cm.
38 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
48. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
5. Dengan arah bolak-balik, lakukan
perobekan kertas tersebut hingga ke
ujungnya.
6. Bentuk lipatan kertas yang
sudah dirobek.
7. Bukalah hasil robekan kertas tersebut
hingga posisi kertas tidak terlipat
lagi.
8. Mulai dari baris kedua, potonglah
robekan kertas tersebut pada bagian
tengahnya atau tepat pada hasil
lipatan.
9. Lakukan pemotongan kertas hingga
bagian kedua dari akhir kertas
tersebut.
10.Bentuk kertas
yang sudah
dipotong.
11.Bukalah kertas tersebut hingga membentuk
sebuah lingkaran.
Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 39