SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 119
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan
       Generik Bagi Peserta Kursus Wirausaha




Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal
                                                                                                b el aja r




BP-PNFI Regional II Jayagiri Bandung
                                                                                      k at p em
                                                                              ya ra
                                                                         as
                                                                     m
                                                                un
                                                            g
                                                    an
                                          rs a ma m e m b




2008                                                                                                             GI
                                                                                                                      RI
                                                be




                                                                                                             A
                                                                                                    Y
                                                                                               JA




 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                                                                    1
MODEL PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP
Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik
Bagi Peserta Kursus Wirausaha

                                                       SUSUNAN TIM
                        Penanggung Jawab: H. Moch. Syamsuddin, S.Pd.
                               Ketua: Liesna Dyah Purantiningrum, S.T.
                                     Sekretaris: Arie Ekadharma, S.Pd.
                                     Anggota: Desy Juwitaningsih, S.Si.

                                                                        PENULIS
                                                           Drs. Triono Adil, M.Pd.
                                                           Endang Sutisna, M.Pd.
                                                              Ujang Rahmat, S.S.
                                                            Edy Hardiyanto, S.Pd.

                                                                  NARASUMBER
                                                              Ir. Supriyanto, M.Si.

                                  DESAIN SAMPUL DAN TATA LETAK
                                                    Ujang Rahmat

                                                              KONTRIBUTOR:
                                                 UPTD BPKB Provinsi Bengkulu
                                                 UPTD BPKB Provinsi Lampung
                                               UPTD SKB Kabupaten Sukabumi
                                           UPTD SKB Kotamadya Jakarta Selatan
                                              UPTD SKB Kabupaten Tangerang
                                                    UPTD SKB Kota Pangkalpinang



Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal
Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal
BP-PNFI Regional II Jayagiri
2008


  2                                Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
Kode Dok. : F-FUG-021
                                           Revisi    :1




            LEMBAR PENGESAHAN

              Disetujui dan Disyahkan oleh Pakar



                                Pakar,




                       Ir. Supriyanto, M.Si.
                       NIP 160 046 620
                           .




                            Mengetahui
                 Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri,




                    Ir. Harris Iskandar, Ph.D.
                     NIP 131 573 169
                        .




Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                             i
                                                                   3   iii
ABSTRAK
      Kecakapan personal dan kecakapan sosial adalah modal bagi
seseorang untuk memulai atau mengembangkan kegiatan
kewirausahaan (entrepreneurship), artinya dengan mempunyai
motivasi yang tinggi dan kemampuan menjalin kerjasama dengan
orang lain dan lingkungan baik perorangan, lembaga atau pemerintah
sebagai potensi sumber dapat digunakan untuk berwirausaha.
Kemampuan wirausaha bukan suatu mitos turunan atau
keberuntungan, akan tetapi sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajari
dan ditekuni oleh semua orang. Oleh karena itu, peningkatan
kecakapan generik akan dapat membuka mata hati untuk berpikir dan
berperilaku dalam meningkatkan kualitas diri, sehingga mempunyai
pandangan bahwa "kualitas kehidupan hari ini lebih baik daripada
kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini". Dengan
demikian, kemampuan personal dan kemampuan sosial merupakan
dasar bagai peserta sebelum menerima kecakapan akademik maupun
kecakapan vokasional. Oleh karena itu, pencarian kesadaran diri
merupakan kunci keberhasilan program pembelajaran Pendidikan
Kecakapan Hidup.
      Tujuan disusunnya "Model Pembelajaran Kecakapan Hidup,
Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi
Peserta Kursus Wirausaha: 1) memberikan acuan bagi penyelenggara
program PKH, terutama instruktur dalam melaksanakan pembelajaran
kecakapan generik (personal dan sosial) secara terencana dan
menyeluruh, dalam membentuk jiwa entrepeneur atau pekerja
profesional dan 2) memberikan gambaran pembelajaran Pendidikan
Kecakapan Hidup (PKH) sebagai salah satu program PNF, baik yang
dilaksanakan oleh lembaga formal (SMK/ Poltek) maupun Nonformal
(UPTD SKB).
      Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup, Panduan
Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta
Kursus Wirausaha dikembangkan dengan menggunakan pendekatan
descriptive analysis dengan metode studi eksplorasi dan uji penerapan
(field testing) dengan sasaran utama pengguna model ini adalah
instruktur kursus wirausaha sebagai panduan dalam membelajarkan
kecakapan generik kepada peserta kursus wirausaha.
      Penyelenggaraan PKH dengan menitikberatkan pada kecakapan
generik dapat memberi peluang kerja mandiri atau peluang kerja
(usaha kecil) kepada warga belajar. Salah satu indikator keberhasilan
pembelajaran PKH, optimalnya peran instruktur kursus wirausaha
dalam ‘membekali’ warga belajar dengan materi kesadaran diri,
kerjasama, dan kepemimpinan. Dengan demikian, pembelajaran PKH
akan menjadi sebuah implementasi untuk mencetak warga belajar yang
mempunyai keterampilan dan kepiawaian dalam usaha mandiri dan
menciptakan lapangan kerja.




  Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                i
                                                                        5
KATA PENGANTAR

           Syukur, pertama kali kami persembahkan kehadirat Allah SWT.
     Hari ini, Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup, Panduan
     Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta
     Kursus Wirausaha telah berada di hadapan pembaca.
           Saat ini, kita membutuhkan pola pendidikan yang mampu
     membekali peserta didik dengan kecakapan hidup secara integratif
     dan memadukan kecakapan generik dan spesifik. Mengapa? Sejatinya,
     pendidikan haruslah fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik,
     sehingga tidak sekedar merupakan penumpukan pengetahuan yang
     tidak bermakna.
           Model ini mengedepankan formula proses pembelajaran
     pendidikan kecakapan hidup, khususnya pembelajaran kecakapan
     generik yang dirancang secara matang dan komprehenship. Melalui
     formula ini, diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi instruktur
     program life skills dalam membentuk peserta yang cakap secara utuh,
     mereka tidak hanya memiliki keterampilan vokasi, melainkan pula
     didukung dengan kecakapan personal dan sosial.
           Melalui pendekatan descriptive analysis dengan metode studi
     eksplorasi dan uji penerapan (field testing), model ini merupakan hasil
     dari proses kerjasama dan partisipasi antara tim pengembang dan
     pakar, yaitu Ir. Supriyanto, M.Si., dan pihak lain, baik lembaga maupun
     perorangan sebagai pemangku kepentingan atau stakeholders dalam
     proses penguatan pengelola atau penyelenggara, khususnya di lokasi
     fasilitasi model.
           Alhamdulillah, kerjasama, partisipasi, dan segala bentuk kebaikan
     yang akhirnya tersusun model seperti yang Pembaca pegang saat ini.
     Oleh karena itu, kepada semua pihak yang telah turut serta, membantu
     terselesaikannya model ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan
     terima kasih.
           Semoga karya bersama ini bermanfaat.

                                       Jayagiri, Desember 2008
                                       Tim Pengembang,



                                       Drs. Triono Adil, M.Pd.
                                       NIP 131 410 277



iv    ii
      6                          Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
Sambutan
Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri
     Di tengah-tengah upaya peningkatan mutu pendidikan, bangsa
Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan bahwa masih
terdapat sebagian masyarakat yang kurang beruntung, baik dilihat dari
segi sosial, ekonomi, maupun pendidikannya. Sebagai warga negara
mereka memiliki hak yang sama dalam hal memperoleh pendidikan
dan harus diberi peluang yang sama pula untuk ikut dalam
pembangunan bangsa dan negara. Ini berarti pendidikan bagi
masyarakat tidak beruntung itu harus pula menjadi perhatian.
Berkenaan dengan subtema ini topik-topik yang dibahas adalah: (1)
sistem penyelenggaraan pendidikan untuk daerah terpencil, (2)
kepedulian terhadap pendidikan bagi masyarakat miskin, (3)
pemanfaatan teknologi pendidikan yang relevan bagi daerah terpencil,
(4) pendidikan inklusif (inclusive education), (5) pendidikan bagi anak
korban bencana.
     Berbicara pendidikan adalah berbicara tentang keyakinan,
pandangan dan cita-cita tentang hidup dan kehidupan umat manusia
dari generasi ke generasi. Pendidikan tidak dapat dipahami secara
terbatas hanya “proses pengajaran” mentransfer pengetahuan,
melainkan menanam nilai-nilai sikap dan tingkah laku (ahlak) serta
menumbuhkembangkan kecakapan hidup (life skills) manusia.
     Pendidikan merupakan proses pendewasaan dan sekaligus
‘memanusiakan’ manusia. Dengan pendidikan, manusia diharapkan
dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna, sehingga
ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia sejati.
     Pendidikan pada hakikatnya adalah kerja akal budi atas fitrah yang
dibekalkan Tuhan kepadanya. Potensi yang diberikan oleh Tuhan
memang masih setengah jadi, sehingga butuh proses pendidikan agar
potensi tersebut berkembang maksimal. Dalam Islam, mengenyam
pendidikan dipandang sebagai kewajiban personal sepanjang hayat
manusia (life long education).
     Kecakapan Diri merupakan kecakapan seseorang dalam
memahami (kesadaran diri), mengatur dan memotivasi diri sendiri.
Kecakapan Sosial atau kecakapan antar personal mencakup antara
lain kecakapan berkomunikasi dengan empati dan kecakapan
membina hubungan/ bekerja sama. Empati merupakan sikap penuh
pengertian terhadap orang lain, sehingga berkesan baik dan dapat
menumbuhkan hubungan yang harmonis. Kecakapan Akademik
meliputi kecakapan membaca, menulis, berhitung dan kecakapan lain


  Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                  7
                                                                          iii   v
yang umumnya dipelajari di sekolah. Kecakapan Bekerja adalah
     kecakapan yang berkaitan dengan keterampilan kerja. Keterampilan
     kerja ini merupakan bekal yang selayaknya dimiliki seseorang agar
     dapat hidup berguna dan mandiri secara ekonomi. Pada tulisan ini,
     penulis akan lebih fokus pada dua kecakapan hidup, yaitu Kecakapan
     Diri (personal skill) dan Kecakapan Sosial (social skill).
           Saya berikan apresiasi yang tinggi, atas hadirnya “Model
     Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup, Panduan Instruktur Dalam
     Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta Kursus Wirausaha”.
     Semoga karya bersama ini menjadi suatu acuan bermanfaat (terutama
     bagi instruktur) dalam kemajuan pendidikan dan masyarakat kita.



                                    Jayagiri, Desember 2008
                                    Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri,




                                    Ir. Harris Iskandar, Ph.D.
                                    NIP 131573169




vi    iv
      8                        Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
DAFTAR ISI
Abstrak .......................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................. ii
Sambutan Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri .............................. iii
Daftar Isi ........................................................................................ v


Pendahuluan
A. Latar Belakang .........................................................................       2
B. Tujuan Model ............................................................................      4
C. Pengguna .................................................................................     4
D. Penjelasan Istilah ......................................................................      5

Konsep dan Program Pendidikan Kecakapan Hidup
A. Konsep PKH ............................................................................. 10
B. Program PKH Dalam PNF ........................................................ 17
  a. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup .................................... 18
  b. Manfaat Pendidikan Kecakapan Hidup ................................. 18
  c. Ciri-ciri Pendidikan Kecakapan Hidup .................................... 19
  d. Jenis Pendidikan Kecakapan Hidup .................................... 20

Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
A. Standar Kompetensi ................................................................ 28
B. Rumusan Materi ....................................................................... 31
C. Paket Pembelajaran ................................................................. 33

Paket Sessi Pembelajaran
Kesadaran Diri .............................................................................. 34
Kerjasama ..................................................................................... 68
Kepemimpinan .............................................................................. 93

Penutup ......................................................................................105
Daftar Pustaka ....................................................................... 110



   Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                                               9
                                                                                                        v
pendahuluan




     Tokoh dan bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara,
pernah mengemukakan suatu ungkapan (dalam bahasa Jawa):
Ngelmu tanpa laku kothong, laku tanpa ngelmu cupet, artinya Ilmu
tanpa keterampilan menerapkannya adalah kosong, sebaliknya
keterampilan nanpa ilmu (pendukungnya) adalah kerdil. Tidak bias
ditawar lagi, keterampian adalah predikat yang harus diraih oleh
seseorang instruktur kursus wirausaha. Profesi ini diyakini sebagai
penentu kualitas yang berhadapan langsung dengan peserta didik.
     Kecakapan personal dan kecakapan sosial adalah modal bagi
seseorang untuk memulai atau mengembangkan kegiatan
kewirausahaan (entrepreneurship) artinya dengan mempunyai
motivasi yang tinggi dan kemampuan menjalin kerjasama dengan
orang lain dan lingkungan baik perorangan, lembaga atau
pemerintah sebagai potensi sumber dapat digunakan untuk
berwirausaha.
     Kemampuan wirausaha bukan suatu mitos turunan atau
keberuntungan, akan tetapi sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajari
dan ditekuni oleh semua orang. Oleh karena itu, peningkatan
kecakapan generik akan dapat membuka mata hati untuk berfikir
dan berperilaku meningkatkan kualitas diri sehingga mempunyai
pandangan bahwa “kualitas kehidupan hari ini lebih baik daripada
kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini”




Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                1
pendahuluan

    A. Latar Belakang

          Hakekatnya, pendidikan adalah memberikan peluang pada
    peserta didik untuk mengembangkan potensi, kepribadian, dan
    kekuatannya. Ini tidak berarti hanya belajar untuk memperoleh
    pengetahuan baru, tetapi juga mengembangkan hidupnya
    semaksimal mungkin. Inilah yang disebut kecakapan hidup (life
    skills), termasuk kemampuan bawaan dan keterampilan praktis yang
    diperlukan. Pentingnya penguasaan kecakapan hidup tersebut
    diungkapkan dalam satu dari enam tujuan Kerangka Kerja
    Pendidikan untuk Semua (EFA Framework for Action) yang
    dideklarasikan di Dakar, Senegal tahun 2000, dan Indonesia
    menjadi salah satu negara yang menandatangani kesepakatan
    tersebut.
          Menindaklanjuti EFA Framework for Action, Indonesia (dalam
    hal ini Departemen Pendidikan Nasional) telah mengembangkan
    satu konsep pendidikan kecakapan hidup yang sangat menyeluruh
    pada tahun 2002. Beberapa program telah dikembangkan sebagai
    tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, seperti pengembangan dan
    penerbitan Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (2002), Indikator
    Keberhasilan Pendidikan Kecakapan Hidup (2003), dan panduan-
    panduan lain yang membahas pendidikan kecakapan hidup.
          Sejak tahun 2002 Pendidikan Kecakapan Hidup telah
    diimplementasikan di berbagai proyek. Akan tetapi, sekarang ini
    implementasinya tidak terdengar seperti tahun-tahun sebelumnya.
    Kurangnya inovasi dalam implementasi pendidikan kecakapan
    hidup menjadi salah satu faktor, mengapa asupan kecakapan ini
    tetap penting diupayakan.
          Fakta lain menunjukkan bahwa upaya peningkatan mutu yang
    selama ini dilakukan belum mampu memecahkan masalah dasar
    pendidikan di Indonesia. Di sisi lain, pendidikan yang bermutu
    merupakan syarat pokok untuk peningkatan mutu SDM dalam
    memasuki era kesejagatan. Sejarah menunjukkan negara yang
    memperhatikan mutu pendidikan ternyata mengalami
    perkembangan yang mengagumkan, seakan membuktikan bahwa
    hasil pendidikan berupa sumber daya manusia yang bermutu,
    menjadi modal dasar yang sangat kokoh bagi perkembangan suatu
    negara. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah
    penyempurnaan yang mendasar, konsisten, dan sistematik.
          Untuk maksud tersebut, pendidikan perlu dikembalikan kepada
    prinsip dasarnya, yaitu sebagai upaya untuk memanusiakan
    manusia (humanisasi). Dengan demikian, pendidikan harus dapat

2                          Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
pendahuluan

      mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berani
      menghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa tertekan,
      mampu dan senang meningkatkan fitrahnya sebagai khalifah
      di muka bumi. Pendidikan juga diharapkan mampu mendorong
      peserta didik untuk memelihara diri sendiri, sambil
      meningkatkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
      masyarakat, dan lingkungannya.
           Di samping itu, perlu dikembangkan kesadaran bersama
      bahwa: (1) komitmen peningkatan mutu pendidikan
      merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu
      sumber daya manusia, baik sebagai pribadi-pribadi maupun
      sebagai modal dasar pembangunan bangsa, merupakan
      langkah strategis pembangunan nasional, sebagaimana
      diamanatkan oleh pembukaan Undang-undang Dasar 1945,
      dan (2) pemerataan daya tampung pendidikan harus disertai
      pemerataan mutu pendidikan, sehingga mampu menjangkau
      seluruh masyarakat.
           Dari uraian di atas, jelaslah bahwa sangat diperlukan pola
      pendidikan yang dengan sengaja dirancang untuk membekali
      peserta didik dengan kecakapan hidup, yang secara integratif
      memadukan kecakapan generik dan spesifik guna
      memecahkan dan mengatasi problema kehidupan. Pendidikan
      haruslah fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik,
      sehingga tidak sekedar merupakan penumpukan pengetahuan
                    yang tidak bermakna.
                                            Hasil identifikasi terhadap
                                            penyelenggaraan program
                                             pendidikan kecakapan
                                             hidup (life skills) pada tiga
                                    lokasi, yaitu program keterampilan
                              menjahit di Kabupaten Sukabumi,
                          keterampilan bengkel motor di Kabupaten
                         Tangerang, dan keterampilan ser vis
                         handphone di Kota Jakarta Selatan
                         menunjukkan bahwa pembelajaran atau
                        pembekalan bagi peserta program lebih ba-
                        nyak diorientasikan pada kecakapan vokasi-
                        onal atau spesifik, sementara kecakapan
                        personal dan sosial (kecakapan generik) tidak
                                      menjadi prioritas. Kalaupun ada
                                       sentuhan untuk pembelajaran
                                          kecakapan generik tersebut
                                          sifatnya tidak dirancang

Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                       3
pendahuluan

    sedemikian rupa. Padahal sebenarnya, seperti telah diuraikan
    sebelumnya, kecakapan generik dan kecakapan spesifik merupakan
    modal utama bagi peserta program untuk bisa menjadi pekerja
    atau usahawan yang profesional.
         Berdasarkan kondisi inilah, maka dipandang perlu disusun
    sebuah formula proses pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
    khususnya pembelajaran kecakapan generik yang dirancang secara
    matang dan komprehenship. Formula ini diharapkan dapat menjadi
    alternatif solusi bagi instruktur program life skills dalam membentuk
    peserta yang cakap secara utuh, mereka tidak hanya memiliki
    keterampilan vokasi, melainkan pula didukung dengan kecakapan
    personal dan sosial.



    B. TUJUAN MODEL
        Penyusunan Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan
    Hidup (PKH) dengan tujuan sebagai berikut.
    a. Memberikan acuan bagi penyelenggara program PKH, terutama
        instruktur dalam melaksanakan pembelajaran kecakapan
        generik (personal dan social) secara terencana dan menyeluruh,
        dalam membentuk jiwa entrepeneur atau pekerja profesional.
    b. Memberikan gambaran pembelajaran Pendidikan Kecakapan
        Hidup (PKH) sebagai salah satu program PNF, baik yang
        dilaksanakan oleh lembaga formal (SMK/ Poltek) maupun
        Nonformal (UPTD SKB).



    C. PENGGUNA
          Model pembelajaran PKH diharapkan dapat mempermudah
    unsur-unsur pelaksana program PKH dalam mengoptimalkan
    layanan mereka terhadap peserta didik. Unsur-unsur tersebut antara
    lain:
    1. Penyelenggara, dalam hal:
        a. Melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan tugas
           Instruktur
        b. Melakukan pengendalian mutu program
        c. Melakukan pengembangan kurikulum



4                            Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
pendahuluan

      2. Fasilitator/ Instruktur, dalam hal:
          a. Melaksanakan pembelajaran kecakapan generik (per-
             sonal dan sosial)
          b. Mengembangkan skenario pembelajaran kecakapan
             generik (personal dan sosial)
          c. Mengembangkan bahan ajar
          d. Melakukan penilaian hasil pembelajaran
      3. Mitra, dalam hal:
              a. Melakukan pengendalian mutu proses dan lulusan
              b. Merumuskan pelaksanaan uji kompetensi


D. PENJELASAN ISTILAH
      a.      Model
                Jib Fowles (1985:44) mengartikan model sebagai "a
           model is a representation of a thing or process". Berangkat
           dari pengertian tersebut, model bermakna sebagai pola
           yang mewakili suatu benda atau proses. Konsekuensinya,
           dalam penyusunan model dipersyaratkan har us
           menghasilkan pola perilaku yang dapat diikuti dan dapat
           digunakan sebagai contoh. Dengan demikian, diharapkan
           hasil yang diperoleh dalam pengembangan model dapat
                          diperoleh pula dalam kenyataannya pada
                            tingkat sasaran. Model yang dimaksud
                            adalah pola pembelajaran pendidikan
                          kecakapan hidup dalam penyelenggaraan

                             b.   Pembelajaran
                                    Pembelajaran menurut Djudju
                                 Sudjana (2000:8) adalah setiap upaya
                                 yang sistematik dan disengaja oleh
                                 pendidik untuk menciptakan kondisi-
                                kondisi agar peserta didik melakukan
                               kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini
                             terjadi interaksi edukatif antara dua pihak,
                           yaitu peserta didik yang melakukan kegiatan
                      belajar dengan pendidik yang melakukan
                   kegiatan membelajarkan. Pembelajaran yang
                    dimaksud dalam model ini adalah pembelajaran
                    pendidikan kecakapan hidup terutama kecakapan


Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                      5
pendahuluan

     c.     Pendidikan Kecakapan Hidup
                WHO (1997) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai
           keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan
           berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu
           menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam
           kehidupan secara lebih efektif. Program-program pendidikan
           kecakapan hidup yang dimaksud meliputi:
          1.   Kursus Wirausaha Desa
               Program kursus yang secara khusus diselenggarakan di
               perdesaan yang menitikberatkan pada sektor produksi
               seperti pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan,
               dan sector lainnya yang dianggap potensial.
          2.   Kursus Wirausaha Kota
               Program kursus yang secara khusus diselenggarakan di
               perkotaan yang menitikberatkan pada sektor jasa seperti
               otomotif, komputer, kecantikan, menjahit, tata rias
               pengantin, akupuntur, security, spa, elektronik, perhotelan,
               dan tata boga

          3. Kursus Para Profesi Orientasi Nasional/ Internasional
              Kursus untuk tenaga kerja nasional/internasional
              berdasarkan atas job order yang diperoleh atas kerja sama
              dengan lembaga terkait dan bersertifikasi sesuai dengan          -
              jenis vokasi, seperti PLRT Plus, perhotelan, perawat, spa
              therapist, dan lainnya sesuai pemesanan

          4.    PKH Kerjasama SKM/ Poltek
               Pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan di
               SMK/ Poltek berupa pendidikan vokasi atau keterampilan
               untuk mempersiapkan peserta didik untuk memasuki
               dunia kerja dan atau usaha mandiri yang diselenggarakan
               pada waktu paling lama 6 bulan.

    d.     Kursus Wirausaha
               Kursus wirausaha adalah program kursus yang secara
          khusus diselenggarakan untuk memberikan kesempatan bagi
          masyarakat agar memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
          menumbuhkembangkan sikap mental kreatif, inovatif,
          bertanggung jawab serta berani menanggung resiko (sikap
          mental profesional) dalam mengelola potensi diri dan
          lingkungannya dalam rangka peningkatan kualitas hidupnya.

6                             Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
pendahuluan

e.   Instruktur
         Instruktur Kursus, yaitu tenaga yang memiliki kompetensi
     dalam bidangnya dan bertugas menjadi pendidik pada suatu
     lembaga (kursus atau yang sejenisnya).




Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                              7
pendahuluan




8   Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup




      Aspek dasar yang harus dimiliki peserta didik dalam pendidikan
kecakapan hidup adalah kecakapan personal dan sosial yang sering
disebut sebagai kecakapan generik (generic life skill). Proses
pembelajaran dengan pembenahan aspek personal dan sosial
merupakan prasyarat yang harus diupayakan berlangsung pada jenjang
ini. Peserta didik tidak hanya membutuhkan kecakapan membaca-
membaca-berhitung. Mereka justru membutuhkan suatu kecakapan
lain yang mengajaknya dapat bernalar dan memahami kehidupan
secara arif. Melalui penguasaan kompetensi itu, peserta didik dapat
berkembang, kreatif, produktif, kritis, jujur untuk menjadi manusia-
manusia yang unggul dan pekerja keras.
      Tiga kemampuan generik yang menurut hasil identifikasi lapangan
sangat kurang dikuatkan dalam program pembelajaran pendidikan
kecakapan hidup adalah kemampuan kesadaran diri, kerjasama dan
kepemimpinan. Ketiga bagian itu, setidaknya menjadi grand narative
dalam konsep PKH pada model ini. Bagian berikutnya, dipaparkan
pula tentang bagaimana program PKH dalam PNF, pengguna model,
dan beberapa penjelasan istilah yang terdapat dalam model ini.




 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                 9
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

    A. KONSEP PKH
                                Konsep kecakapan hidup (life skills) me–
                               rupakan salah satu fokus analisis dalam
                               pengembangan kurikulum pendidikan yang
                               menekankan pada kecakapan hidup atau
                              bekerja. Kecakapan hidup (life skills) memiliki
                             makna yang lebih luas dari employability skills
                            dan vocational skills. Keduanya, merupakan
                           bagian dari program life skills. Istilah kecakapan
                          hidup menurut Satori (2002) dalam Anwar
                          (2004:20) adalah tidak semata-mata memiliki
                          kemampuan tertentu saja, namun harus memiliki
Sumber:
CD Imagekemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti
        membaca, menulis, menghitung, merumuskan, dan memecahkan
        masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam tim, terus belajar
        di tempat kerja, dan mempergunakan teknologi.
             Program pendidikan Kecakapan hidup (life skills) adalah pro-
        gram pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang
        praktis, terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang
        usaha dan potensi ekonomi dan industri yang ada di masyarakat.
        Kecakapan hidup (life skills) ini cakupannya luas, berinteraksi antara
        pengetahuan yang diyakini sebagai unsur penting untuk hidup lebih
        mandiri.
             Gagasan tentang pendidikan kecakapan hidup bukanlah
        sesuatu yang baru. Menurut Santoso S. Hamijoyo (2002: 2-3)
        Gagasan tentang pendidikan kecakapan hidup telah dimulai oleh
        UNESCO pada tahun 1949 melalui konsep functional literacy.
        Gagasan pokok dari konsep tersebut adalah agar kemampuan
        baca-tulis-hitung dapat berfungsi memberi manfaat bagi yang
        bersangkutan untuk keluar dari tiga kesengsaraan, yaitu: kebodohan
        (ignorance), kepenyakitan (ill-health) dan kemelaratan (poverty).
             Pentingnya pembekalan kecakapan hidup terhadap peserta
        didik telah mendapat pengakuan dari para pakar yang berke-
        cimpung di dunia pendidikan. Penegasan tentang pentingnya
        kecakapan hidup dapat dilihat pada Pokok-Pokok Deklarasi Dakkar
        Tahun 2000 tentang Pendidikan Untuk Semua yang menunjukkan
        adanya hak bagi setiap warga negara, baik anak-anak maupun
        orang dewasa, untuk memperoleh kesempatan yang adil dalam
        mengikuti pendidikan kecakapan hidup, dan adanya kewajiban bagi
        setiap negara untuk menyediakan, memperbaiki, meningkatkan
        dan menjamin kualitas penyelenggaraan pendidikan kecakapan
        hidup, terutama kecakapan hidup yang bersifat penting, sehingga


    10                          Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

       masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara merata (Fasli
       Jalal, 2004: 11-12).
               Kecakapan hidup merupakan serangkaian kemampuan
       yang dibutuhkan oleh seseorang agar dapat mengatasi berbagai
       persoalan yang ditemui dalam kehidupannya. Sejalan dengan
       pengertian ini, Malik Fadjar (2000) mendefinisikan kecakapan
       hidup sebagai kecakapan untuk bekerja, selain kecakapan untuk
       berorientasi pada jalur akademik (Slamet PH, 2002: 4).
               Pengertian lain dikemukakan oleh Tatang Amirin (Majalah
       Dinamika Pendidikan, 2002:58) yang menyatakan bahwa istilah
       'skill' sering diartikan sebagai keterampilan, padahal keterampilan
       mempunyai makna yang sama dengan kecakapan fisik dan
       pekerjaan tangan. Hal ini menyebabkan life skills sering dimaknai
       hanya sebagai vocational skill, keterampilan kerja-kejuruan
       (pertukangan) atau kemampuan yang perlu dimiliki oleh peserta
       didik agar mereka dapat segera bekerja mencari nafkah untuk
       kehidupannya. Pemikiran Tatang Amirin didukung oleh Muchlas
       Samani (2002: 10) yang menyatakan " Pengertian kecakapan
       hidup lebih luas dari keterampilan untuk bekerja. Baik orang yang
       bekerja maupun yang tidak bekerja tetap memerlukan kecakapan
       hidup, karena mereka pun menghadapi berbagai masalah yang
       harus dipecahkan. Setiap orang, di mana pun dan kapan pun,
       selalu menemui masalah yang memerlukan pemecahan".
               Menurut Ditjen Diklusepa (2003: 6), hakikat pendidikan
       berorientasi kecakapan hidup di bidang PLS adalah upaya untuk
       meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan ke–
       mampuan yang memung-
       kinkan peserta didik dapat hidup
       mandiri. Penyelenggaraan pen-
       didikan kecakapan hidup di
       bidang PLS didasarkan atas
       prinsip lima pilar pendidikan,
       yaitu: learning to know (belajar
       untuk memperoleh penge–
       tahuan), learning to learn (belajar
       untuk tahu cara belajar), learning
       to do (belajar untuk dapat
       berbuat/ melakukan pekerjaan),
       learning to be (belajar agar dapat
       menjadi orang yang berguna
       sesuai dengan minat, bakat dan
       potensi diri), dan learning to live to-                      Sumber:
                                                                   Dok. Pribadi


 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                       11
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

     gether (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain).
          Berdasarkan prinsip lima pilar pendidikan di atas, peserta didik
     Program PKH diharapkan mampu belajar untuk meningkatkan
     pengetahuan dan keterampilan yang diminatinya, memanfaatkan,
     pengetahuan dan keterampilan tersebut untuk meningkatkan
     kualitas hidupnya serta membantu orang lain yang mem–
     butuhkannya.
          Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa
     pengertian kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk
     bekerja (vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. WHO
     (1997) mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai ke–
     terampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan
     berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu
     menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan
     secara lebih efektif. Kecakapan hidup mencakup lima jenis, yaitu:
     (1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan berpikir, (3) kecakapan
     sosial, (4) kecakapan akademik, dan (5) kecakapan kejuruan.
          Barrie Hopson dan Scally (1981) mengemukakan bahwa
     kecakapan hidup merupakan pengembangan diri untuk bertahan
     hidup, tumbuh, dan berkembang, memiliki kemampuan untuk
     berkomunikasi dan berhubungan baik secara individu, kelompok
     maupun melalui sistem dalam menghadapi situasi tertentu.
     Sementara Brolin (1989), mengartikan lebih sederhana, yaitu
     kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan
     dan kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri.
     Pengertian kecakapan hidup tidak semata-mata memiliki
     kemampuan tertentu (vocational job), namun juga memiliki
     kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti:
     membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahkan
     masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan
                    menggunakan teknologi (Dikdasmen, 2002).
                          Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa
                     pendidikan kecakapan hidup merupakan ke–
                     cakapan-kecakapan yang secara praktis dapat
                      membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai
                      macam persoalan hidup dan kehidupan. Keca–
                      kapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap
                       yang di dalamnya termasuk fisik dan mental, serta
                       kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan
                        pengembangan akhlak peserta didik, sehingga
                         mampu menghadapi tuntutan dan tantangan
                          hidup dalam kehidupan. Pendidikan kecakapan
                          hidup dapat dilakukan melalui kegiatan intra/
     Sumber:
     Dok. Pribadi

12                           Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

       ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta didik
       sesuai dengan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek
       pengembangan diri, yang materinya menyatu pada sejumlah mata
       pelajaran yang ada. Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan
       hidup dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan agar
       peserta didik mengenal dan memiliki bekal dalam menjalankan
       kehidupan di kemudian hari. Isi dan bahan pelajaran tersebut
       menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi, sehingga secara
       struktur tidak berdiri sendiri.
            Kecakapan hidup (life skills) pada dasarnya merupakan suatu
       upaya untuk menanamkan dan meningkatkan kecakapan hidup
       individu peserta didik, sehingga mampu hidup dan berpe–
       nghidupan secara layak dan mandiri. Kecakapan hidup itu sendiri
       merupakan suatu kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk
       berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar
       tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif
       mampu mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya
       problema tersebut dapat diatasinya.
            Secara operasional, program Kecakapan hidup (life skills)
       dalam pendidikan nonformal dipilah menjadi empat jenis:
       a. Kecakapan pribadi (personal skill), yang mencakup
          kecakapan mengenal diri sendiri, kecakapan berpikir rasional,
          dan percaya diri.
                Kecapakan personal mencakup kesadaran diri dan
          berpikir rasional. Kesadaran diri merupakan tuntutan
          mendasar bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi
          dirinya di masa yang akan datang. Kesadaran diri dibedakan
          menjadi dua, yaitu: (1) kesadaran akan eksistensi diri sebagai
          makhluk Tuhan YME, makhluk sosial, dan makhluk lingkungan,
          dan (2) kesadaran akan potensi diri dan dorongan untuk
          mengembangkannya. (Dikdasmen: 2004).
          1) Kesadaran diri difokuskan pada kemampuan peserta didik
              untuk melihat sendiri potret dirinya pada tataran yang lebih
              rendah peserta didik akan melihat dirinya dalam hubu-
              ngannya dengan lingkungan keluarga, kebiasaannya,
              kegemarannya, dan sebagainya. Pada tataran yang lebih
              tinggi, peserta didik akan semakin memahami posisi dirinya
              di lingkungan belajarnya, desanya, kotanya, dan sete-
              rusnya, minat, bakat, dan sebagainya.
          2) Kecakapan berpikir merupakan kecakapan dalam meng-
              gunakan rasio atau pikiran. Kecakapan ini meliputi
              kecakapan menggali informasi, mengolah informasi, dan

 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                      13
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

           mengambil keputusan secara cerdas, serta mampu
           memecahkan masalah secara tepat dan baik.

     b. Kecakapan sosial (social skill), seperti kecakapan
        melakukan kerjasama, bertenggang rasa dan bertanggung
            jawab sosial.
              Kecakapan sosial dapat dipilah menjadi dua jenis utama,
        yaitu (1) kecakapan berkomunikasi, dan (2) kecakapan bekerja
        sama
       1 ) Kecakapan Berkomunikasi
           Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat
           tempat tinggal maupun tempat kerja, peserta didik sangat
           memerlukan kecakapan berkomunikasi baik secara lisan
           maupun tulisan. Dalam realitasnya, komunikasi lisan
           ternyata tidak mudah dilakukan. Seringkali orang tidak dapat
           menerima pendapat lawan bicaranya, bukan karena isi atau
           gagasannya, tetapi karena cara penyampaiannya yang
           kurang berkenan. Dalam hal ini diperlukan kemampuan
           bagaimana memilih kata dan cara menyampaikan agar
           mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Karena komunikasi
           secara lisan sangat penting, perlu ditumbuh-kembangkan
           sejak dini kepada peserta didik. Lain halnya dengan
           komunikasi secara tertulis. Dalam hal ini diperlukan
           kecakapan bagaimana cara menyampaikan pesan secara
           tertulis dengan pilihan kalimat, kata-kata, tata bahasa, dan
           aturan lainnya agar mudah dipahami orang atau pembaca
           lain.
        2 ) Kecakapan Bekerja Sama
           Bekerja dalam kelompok atau tim merupakan suatu
           kebutuhan yang tidak dapat dielakkan sepanjang manusia
           hidup. Salah satu hal yang diperlukan untuk bekerja dalam
           kelompok adalah adanya kerja sama. Kemampuan bekerja
           sama perlu dikembangkan agar peserta didik terbiasa
           memecahkan masalah yang sifatnya agak kompleks. Kerja
           sama yang dimaksudkan adalah bekerja sama adanya saling
           pengertian dan membantu antarsesama untuk mencapai
           tujuan yang baik. Hal ini agar peserta didik terbiasa dan
           dapat membangun semangat komunitas yang harmonis.




14                         Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

            c. Kecakapan akademik (academic skill), seperti kecakapan
               dalam berpikir secara ilmiah, melakukan penelitian, dan
               percobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah.
                     Kecakapan akademik sering disebut sebagai kecakapan
                intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah. Kecakapan ini
                merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir secara
                umum, namun mengarah kepada kegiatan yang bersifat
                keilmuan. Kecakapan ini mencakup antara lain kecakapan
                mengidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan suatu
                fenomena tertentu, merumuskan hipotesis, merancang dan
                melaksanakan penelitian. Untuk membangun kecakapan-
                kecakapan tersebut diperlukan pula sikap ilmiah, kritis, obyektif,
                dan transparan.

            d. Kecakapan vokasional (vokational skill), adalah
               kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu
               yang terdapat di masyarakat, seperti pada bidang jasa
               (perbengkelan, jahit menjahit) dan produksi barang tertentu
               (peternakan, pertanian, dan perkebunan).
                     Kecakapan ini sering disebut dengan kecakapan
                kejuruan, artinya suatu kecakapan yang dikaitkan dengan
                bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat atau
                lingkungan peserta didik. Kecakapan vokasional lebih cocok
                untuk peserta didik yang menekuni pekerjaan yang
                mengandalkan keterampilan psikomotorik daripada
                kecakapan berpikir ilmiah. Namun, bukan berarti peserta didik
                tidak layak untuk menekuni bidang kejuruan seperti ini.
                  Misalnya, merangkai dan mengoperasikan komputer.
                              Kecakapan vokasional memiliki dua bagian,
                              yaitu: kecakapan vokasional dasar dan
                              kecakapan vokasional khusus yang sudah terkait
                             dengan bidang pekerjaan tertentu seperti halnya
                             pada peserta didik. Kecakapan dasar vokasional
                            bertalian dengan bagaimana peserta didik
                            menggunakan alat sederhana, misalnya: obeng,
                           palu, dsb; melakukan gerak dasar, dan membaca
                          gambar sederhana. Kecakapan ini terkait dengan
                          sikap taat asas, presisi, akurasi, dan tepat waktu yang
                         mengarah kepada perilaku produktif. Sementara itu,
                         vokasional khusus hanya diperlukan bagi mereka
                        yang akan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan
Sumber:                 bidangnya. Misalnya, pekerja montir, apoteker, tukang,
Dok. Pribadi


      Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                         15
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

                               teknisi, atau meramu menu bagi yang menekuni
                                pekerjaan tata boga, dan sebagainya.
                                         Keempat jenis kecakapan hidup di atas,
                                   dilandasi oleh kecakapan spiritual, yakni:
                                    keimanan, ketaqwaaan, moral, etika, dan
                                     budi pekerti luhur sebagai salah satu
                                       pengamalan dari sila pertama Pancasila.
                                        Dengan demikian, pendidikan Keca–
                                         kapan hidup (life skills) diarahkan pada
                                          pembentukan manusia yang berakhlak
                                           mulia, cerdas, terampil, sehat, mandiri,
                                            seerta memiliki produktivitas dan etos
Sumbwordpres.
www.




                                             kerja yang tinggi.
     er:




                                                 Aspek dasar yang harus dimiliki
                              peserta didik dalam pendidikan kecakapan hidup
                       adalah kecakapan personal dan sosial yang sering
              c om




                     disebut sebagai kecakapan generik (generic life skill).
                     Proses pembelajaran dengan pembenahan aspek per-
                     sonal dan sosial merupakan prasyarat yang harus
                     diupayakan berlangsung pada jenjang ini. Peserta didik
                     tidak hanya membutuhkan kecakapan membaca-
                     menulis-berhitung, melainkan juga butuh suatu kecakapan
                     lain yang mengajaknya untuk cakap bernalar dan
                     memahami kehidupan secara arif. Dengan demikian, pada
                     masanya peserta didik dapat berkembang, kreatif,
                     produktif, kritis, jujur untuk menjadi manusia-manusia yang
                     unggul dan pekerja keras. Pendidikan kecakapan hidup
                     pada jenjang ini lebih menekankan kepada pembelajaran
                     akhlak sebagai dasar pembentukan nilai-nilai dasar
                     kebajikan (basic goodness), seperti: kejujuran, kebaikan,
                     kepatuhan, keadilan, etos kerja, kepahlawanan, menjaga
                     kebersihan diri dan lingkungan, serta kemampuan
                     bersosialisasi.




          16                        Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

B.      PROGRAM PKH DALAM PNF
             Pelaksanaan pendidikan Kecakapan hidup (life skills) pada
       satuan dan program pendidikan nonformal, utamanya dalam
       rangka pengentasan kemiskinan dan penanggulangan
       pengangguran, yang lebih ditekankan pada upaya pembelajaran
       yang dapat memberikan penghasilan (learning and earning).
             Menurut Malik Fadjar (2001) dalam Pedoman Penye–
       lenggaraan Program Kecakapan Hidup, Direktorat Jenderal
       Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (2004:5) bahwa
       penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada jalur
       pendidikan nonformal menggunakan pendekatan "Broad Based
       Education (BBE)", yakni pendekatan pendidikan berbasis luas, yang
       ditandai oleh:
       a. Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional baik
           dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing
           (Inggris, Arab, Mandarin, Jepang dan lainnya).
       b. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang
           dihadapi melalui proses pembelajaran berpikir kritis dan
           ilmiah, penelitian, penemuan, dan penciptaan.
       c. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan
           tekhnologi guna mendukung kedua kemampuan tersebut di
           atas.
       d. Kemampuan memanfaatkan keanekaragaman teknologi
           diberbagai lapangan kehidupan (pertanian, perikanan,
           peternakan, kerajinan, kerumahtanggaan, kesehatan,
           komunikasi informasi, manufaktur, industri, perdagangan,
           kesenian dan olahraga).
       e. Kemampuan mengelola sumber daya alam, sosial, budaya,
           dan lingkungan.
       f. Kemampuan bekerja dalam tim, baik dalam sektor formal
           maupun informal.
       g. Kemampuan memahami diri sendiri, orang lain dan
           lingkungannya.
       h. Kemampuan berusaha secara terus menerus dan menjadi
           manusia belajar dan pembelajar.
       i. Kemampuan mengintegrasikan pendidikan dan
           pembelajaran dengan etika sosio-religius bangsa berdasarkan
           nilai-nilai Pancasila.




 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                    17
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

     a.    Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
                Pendidikan Kecakapan hidup (life skills) yang disele–
          nggarakan melalui jalur pendidikan nonformal, secara umum
          bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan,
          dan sikap warga belajar di bidang pekerjaan/ usaha tertentu
          sesuai bakat, minat, perkembangan fisik dan jiwanya, serta
          potensi lingkungannya, sehingga mereka memiliki bekal ke–
          mampuan untuk bekerja atau berusaha mandiri yang dapat
          dijadikan bekal untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
                Adapun tujuan khusus pelayanan pendidikan Kecakapan
          hidup (life skills) kepada warga belajar adalah agar warga
          belajar:
          a. memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
              dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja baik bekerja
              mandiri (wirausaha) dan atau bekerja pada suatu
              perusahaan produksi/ jasa dengan penghasilan yang
              semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
          b. Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat
              menghasilkan karya-karya yang unggul untuk anggota
              keluarganya.
          c. Memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya
              pendidikan untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota
              keluarganya.
          d. Mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh
              pendidikan sepanjang hayat (life long education) dalam
              rangka mewujudkan keadilan pendidikan di setiap lapisan
              masyarakat.


     b.      Manfaat Pendidikan Kecakapan Hidup (Life
              Skills)
              Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup (life skills)
          yang diarahkan pada upaya pengentasan kemiskinan dan
          upaya memecahkan masalah pengangguran. Oleh karena itu,
          pemilihan keterampilan yang akan dipelajari oleh warga belajar
          didasarkan atas kebutuhan masyarakat, potensi lokal dan
          kebutuhan pasar sehingga diharapkan akan memberikan
          manfaat yang positif untuk warga belajar, masyarakat sekitar,
          dan pemerintah.




18                           Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

            a. Manfaat bagi warga belajar
               1) Memiliki keterampilan, pengetahuan, kemampuan
                  dan sikap sebagai bekal untuk berusaha sendiri dan
                  atau bekerja pada perusahaan yang terkait.
               2) Memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk
                  menghidupi diri sendiri dan keluarganya.
               3) Memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk
                  meningkatkan profesionalismenya dan atau
                  melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
               4) Memiliki keterampilan, pengetahuan, kemampuan,
                  dan sikap positif/ bermanfaat yang dapat diberikan/
                  dikeluarkan kepada sesamanya.
            b. Manfaat bagi masyarakat
               1) Pengangguran berkurang
               2) Tumbuhnya aneka mata pencaharian baru yang
                  diusahakan oleh masyarakat sekitar
               3) Berkurangnya kesenjangan sosial
               4) Keamanan masyarakat membaik

            c. Manfaat bagi pemerintah
               1) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia
               2) Produktivitas bangsa meningkat
               4) Tumbuhnya kegiatan uasaha ekonomi masyarakat
                5) Mencegah kerawanan sosial


       c.     Ciri-ciri Program Kecakapan Hidup (Life Skills)
                 Program pendidikan kecakapan hidup (life skills) dalam
            pendidikan nonformal memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
            a. Peserta didik berasal dari lapisan masyarakat miskin, tidak/
               putus sekolah, dan tidak/ belum mempunyai keterampilan
               bekal hidup serta warga masyarakat lainnya yang tertarik
               meningkatkan kecakapan hidupnya.
            b. Kurikulum pembelajaran bersifat fleksibel tergantung pada
               kebutuhan peserta didik, potensi pasar dan potensi usaha
               lainnya, termasuk dukungan masyarakat, pengusaha dan
               pemerintah daerah
            c. Program berlangsung singkat paling lama satu tahun, tidak
               harus berjenjang dan berkesinambungan, yang penting


 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                       19
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

             peserta didik memperoleh manfaat bagi peningkatan mutu
             bekerja atau berusahanya.
          d. Narasumber dan fasilitator terdiri atas orang-orang yang
             peduli terhadap upaya pengentasan kemiskinan dan
             pemberdayaan masyarakat, dapat berasal dari pengusaha,
             aktivis sosial, perbankan, manajer perusahaan bisnis, tokoh
             masyarakat, kalangan pemerintahan dan lain-lain.
          e. Metode pembelajaran bersifat dialogis, partisipatif-
             andragogis; ketiga bidang kecakapan hidup terintegrasi
             dalam proses pembelajaran
          f. Keberhasilan belajar diukur dari peningkatan kemampuan
             praktis dalam meningkatkan mutu pekerjaannya atau mutu
             kegiatan berusahanya sebagai akibat dari peningkatan
             pengetahuan dan keterampilan peserta didik terhadap
             materi belajar kecakapan hidup.

                Ciri-ciri pembelajaran Kecakapan hidup (life skills)
          menurut Depdiknas (2003) dalam Anwar (2004:21 adalah:
          (1) terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar, (2) terjadi proses
          penyadaran untuk belajar bersama, (3) terjadi keselarasan
          kegiatan belajar untuk mengembangkan diri, belajar, usaha
          mandiri, usaha bersama, (4) terjadi proses penguasaan
          kecakapan personal, akademik, manajerial, kewirausahaan,
          (5) terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan
          pekerjaan dengan benar, menghasilkan produk bermutu, (6)
          terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli, (7) terjadi proses
          penilainya kompetensi, dan (8) terjadi pendampingan teknis
          untuk bekerja atau membentuk usaha bersama.

     d.    Jenis Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
                Sejak dicanangkannya pendidikan kecakapan hidup,
          khususnya pada pendidikan nonformal, banyak sekali jenis-jenis
          program pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan
          di masyarakat, seperti kelompok belajar usaha (KBU), program
          life skills, sentra pemberdayaan pemuda, dan lain sebagainya.
          Kemudian, sejak tahun 2006 muncul program kursus
          wirausaha yang diorientasikan di perdesaan (KWD) atau
          perkotaan (KWK), serta kursus para profesi (KPP). Demikian
          halnya dengan penyelenggara programnya, kini program-pro-
          gram PKH PNF bukan hanya dilaksanakan oleh satuan PNF,
          melainkan melibatkan juga satuan pendidikan formal, misalnya



20                             Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

           program PKH bekerja sama dengan SMK/Poltek. Berikut ini,
           akan diuraikan program-program yang sedang dikuatkan
           pada tahun 2008, yaitu kursus wirausaha, kursus para profesi,
           dan pendidikan kecakapan hidup yang bekerja sama dengan
           SMK/ Poltek.
                a.   Kursus Wirausaha
                     Kebijakan pembangunan kursus dan pelatihan,
               diarahkan           pada pemenuhan tiga spektrum besar,
                                   yaitu; 1) spektrum nasional dan
                                   internasional; 2) spektrum perkotaan
                                   dan; 3) spektrum perdesaan.
                                        Sebagai wujud dari pelaksanaan
                                  pembangunan dan pengembangan
                                  kursus dan pelatihan yang berspektrum
                                  perdesaan dan perkotaan, Direktorat
                                 Jenderal Pendidikan Nonformal, Direk-
                                 torat Pembinaan Kursus dan Kelem-
        Sumber:
                                 bagaan memprakarsai penyelenggaraan
        Dok. Pribadi             kursus wirausaha orientasi perdesaan
               (KWD) dan kursus wirausaha orientasi perkotaan (KWK).
                     Kursus wirausaha adalah program kursus yang
               diselenggarakan secara khusus untuk memberikan
               kesempatan bagi masyarakat baik di perdesaan maupun
               perkotaan agar memperoleh pengetahuan, keterampilan
               dan menumbuh kembangkan sikap mental kreatif, inovatif,
               bertanggung jawab serta berani menanggung resiko (sikap
               mental profesional) dalam mengelola potensi diri dan
               lingkungannya yang dapat dijadikan bekal untuk
               peningkatan kualitas hidup masyarakat.
                     Misi dari program kursus wirausaha baik orientasi
               perdesaan maupun perkotaan adalah:
               1) mengentaskan pengangguran dan kemiskinan
               2) mengembangkan dan memberdayakan perekonomian
                   masyarakat melalui kegiatan produktif
               3) mengoptimalkan daya guna dan hasil guna potensi
                   alam dan lingkungan
               4) mensejahterakan masyarakat melalui kegiatan kursus
                   dan pemberdayaan usaha mandiri




 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                    21
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

                                       Program kursus wirausaha, baik KWD
                                 maupun KWK, diselenggarakan dengan
                                 tujuan pertama, meningkatkan penge–
Bila aku harus mengulangi        tahuan, keterampilan dan sikap warga
hidup ini, aku akan membuat      masyarakat sebagai bekal untuk bekerja
kesalahan-kesalahan yang         dan/ atau usaha mandiri sesuai dengan
sama, tetapi akan aku            potensi lokal dan kedua, memberikan
pastikan bahwa aku               layanan pendidikan bagi masyarakat) agar
menemukan kesalahan-             memiliki kompetensi yang diperlukan
kesalahan itu jauh lebih awal.
                                 dalam dunia usaha atau dunia kerja sesuai
Sehingga, keberhasilan akan      dengan jenis kursus yang diikuti, sehingga
datang lebih awal men-
                                 mampu merebut peluang kerja pada
jemput dan meng-elukan-ku.
Aku tidak tahu takdir-ku,
                                 perusahaan/ industri dengan penghasilan
tetapi aku tahu hak-ku untuk     yang wajar/ menciptakan lapangan kerja
berhasil.                        sendiri.
                                       Sasaran program kursus wirausaha
(Crouching Neglects, Hidden      diprioritaskan bagi warga masyarakat
Mistakes )                       dengan kriteria sebagai berikut.
                                 1) Kelompok usia produktif (15-35 tahun)
                                     dan belum memiliki keterampilan yang
                                     dapat dijadikan bekal untuk mencari
                                     nafkah.
            2) Berasal dari keluarga kurang beruntung/ miskin
            3) Tidak sedang sekolah dan tidak bekerja, diutamakan lulusan
                pendidikan kesetaraan (paket B dan C) termasuk mereka
                yang memiliki surat keterangan melek aksara (SUKMA).
            4) Diutamakan berdomisili di sekitar lokasi tempat pe–
                nyelenggaraan kursus wirausaha
            5) Berminat dan sanggup mengikuti program sampai tuntas.
                  Program kursus wirausaha dapat dilaksanakan oleh semua
            satuan pendidikan nonformal, seperti lembaga kursus, PKBM,
            SKB, pusat latihan kerja, sekolah menengah kejuruan (SMK),
            dan lembaga lain yang relevan.
                  Jenis keterampilan program kursus wirausaha hendaknya
            bersifat fungsional praktis, yaitu keterampilan yang dibutuhkan
            untuk mengelola/meningkatkan produksi potensi lokal,
            berdampak langsung terhadap peningkatan produktivitas dan
            penghasilan masyarakat, mempunyai peluang pasar serta dapat
            dijadikan untuk alih pekerjaan/ usaha.
                  Jenis keterampilan program kursus wirausaha desa (KWD)
            antara lain; pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan,


22                           Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

           PLRT-plus, atau keterampilan lain yang dianggap laku di
           pasaran (marketable). Sementara jenis keterampilan untuk
           kursus wirausaha kota (KWK) di antaranya adalah tata
           kecantikan (kulit, rambut, dll), tata rias pengantin, tata boga,
           security, otomotif, elektronika, spa, pariwisata, komputer, sales-
           man, atau keterampilan lain yang memiliki peluang kerja di
           perkotaan.

           b . Kursus Para Profesi
                 KPP adalah salah satu program pendidikan nonformal
           yang dilaksanakan melalui satuan-satuan pendidikan lainnya
           bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
           keterampilan serta sikap dan kepribadan yang mengarah pada
           profesionalisme untuk menjadi tenaga kerja dan/atau
           berusaha secara mandiri.
                 Tujuan KPP memberikan kesempatan bagi peserta didik
           usia produktif untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan
           dan sikap mental yang sesuai dengan kebutuhan/ peluang
           pasar kerja pada dunia usaha dan dunia industri, baik di dalam
           maupun di luar negeri.
                 Penyelenggara program Kursus Para Profesi (KPP),
           adalah lembaga kursus dan pelatihan serta lembaga
           pendidikan lainnya yang memenuhi persyaratan sebagai
           berikut.
           1. Berbadan hukum yang dibuktikan dengan Akta Notaris
               atau keterangan legalitas sejenis lainnya.
           2. Memiliki ijin operasional dari instansi berwenang, dan
               diprioritaskan dari Dinas Pendidikan.
           c. Memiliki rekening bank dan NPWP yang masih aktif atas
               nama lembaga (bukan rekening dan NPWP pribadi).
           3. Memiliki Job Order atau Demand Letter Attachement
               (pesanan tenaga kerja) dibuktikan dengan surat pesanan
               dari dunia industri atau penyalur tenaga kerja (bukan MOU
               magang), baik dalam maupun luar negeri, bagi KPP yang
               orientasi luar negeri.
           4. Memiliki tenaga instruktur kompeten dan certified dengan
               jumlah yang memadai;
           5. Memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap teru-
               tama untuk belajar praktek, sesuai jenis keterampilan/
               vokasi yang diusulkan dan memungkinkan untuk digunakan


 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                         23
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

          sebagai tempat pendidikan/ pelatihan;
       6. Memiliki kurikulum dan bahan pembelajaran untuk
          menghasilkan lulusan yang kompeten untuk jenis
          keterampilan/ vokasi yang diusulkan paling lama 6 (enam)
          bulan;
       7. Mendapat rekomendasi dari Subdin PLS Kabupaten/Kota.


     c . Pendidikan Kecakapan Hidup Kerjasama SMK/Poltek
            Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) kerjasama SMK/
       Poltek adalah program pendidikan nonformal yang
       diselenggarakan di SMK/ Poltek berupa pendidikan vokasi atau
       keterampilan untuk mempersiapkan peserta didik untuk
       memasuki dunia kerja dan atau usaha mandiri.
            Program yang diselenggarakan pada waktu paling lama 6
       bulan ini merupakan upaya untuk mendayagunakan fasilitas
       SMK/Poltek dalam memberikan layanan pendidikan
       keterampilan bagi sasaran pendidikan nonformal masyarakat
       di sekitarnya untuk memberikan kesempatan kepada
       masyarakat melalui pendekatan:
       1) Pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenis ke-terampilan
          atau vokasi yang dikembangkan di SMK/ Poltek yang
          bersangkutan dan atau kebutuhan pasar kerja.
       2) Penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi
       3) Uji kompetensi dan sertifikasi profesi
       4) Ada penempatan kerja yang jelas

            Penyelenggara program PKH kerjasama SMK/Poltek
       adalah SMK/Poltek baik negeri maupun swasta yang memenuhi
       persyaratan sebagai berikut:
       1) Memiliki ijin operasional (khusus untuk swasta)
       2) Mudah dijangkau peserta didik
       3) Memiliki tenaga instruktur dengan jumlah dan kompetensi
          yang memadai
       4) Memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap terutama untuk
          belajar praktek sesuai jenis keterampilan yang diusulkan
       5) Memiliki kurikulum dan bahan pembelajaran untuk
          menghasilkan lulusan yang kompeten
       6) Memiliki NPWP dan rekening atas nama lembaga


24                        Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup

       7) Mendapat rekomendasi dari Subdin PLS
       8) Memiliki kesanggupan untuk menyelenggarakan program
          PKH
       9) Memiliki jaringan kemitraan dengan DUDI, untuk on the job
          training (magang) dan penempatan lulusan untuk bekerja.
            Adapun peserta didik program PKH kerjasama dengan SMK/
       Poltek adalah warga masyarakat di lingkungan SMK/Poltek yang
       memiliki kriteria sebagai berikut.
       1) Penduduk usia produktif (18-35 tahun), perempuan maupun
          laki-laki yang tidak sekolah dan tidak bekerja.
       2) Minimal berpendidikan SMP/Paket B, dropout SM/K/sederajat,
          dan atau lulus SM/K/sederajat tidak melanjutkan, (tidak
          dibenarkan siswa yang sedang sekolah).
       3) Belum memiliki keterampilan dan pekerjaan tetap sebagai
          mata pencaharian.
       4) Memiliki kemauan untuk belajar, dibuktikan dengan surat
          pernyataan kesanggupan untuk mengikuti program sampai
          tuntas.
           Jenis keterampilan/vokasi yang diselenggarakan harus sesuai
       dengan kebutuhan lapangan kerja dan atau kebutuhan
       masyarakat dengan prioritas pada keterampilan sebagai berikut.
       1) Teknik otomotif
       2) Teknik elektronika
       3) Teknik computer
       4) Tata boga
       5) Menjahit
       6) Perhotelan
       7) Pertanian/agrobisnis
       8) Jasa-jasa lainnya yang sesuai dengan kebutuhan lapangan
          kerja




 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                  25
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup




26   Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup




      “Yesss … I Got You !”, Itulah cuplikan kalimat yang diucapkan
seorang bocah bernama Kevin dalam film komedi anak-anak “Home
Alone” ketika ia berhasil mengelabui kawanan perampok dengan
memanfaatkan video film koboi, cat, tali, dan sebagainya. Kalimat
tersebut bagi kita sangat sederhana dan bahkan tidak bermakna.
Namun lain bagi bocah Kevin, bahwa kalimat tersebut sarat dengan
makna karena pada tingkat usianya dengan segala keterbatasannya
itu ia sudah dapat memecahkan suatu problem secara cermat, cerdas,
dan kreatif. Terlepas dari perdebatan nilai dan norma serta keyakinan
budaya yang menyertai cara Kevin dalam memecahkan problema
tersebut.
      Lucu sekaligus konyol, bagaimana Kevin dengan keluguan dan
batasan berpikir sebagai seorang yang masih bocah dalam menghadapi
kawanan perampok itu. Namun, apakah kita akan hanya melihat dari
sudut pandang kekonyolan dan kelucuan seorang bocah saja? Tentu
tidak, lantas kita berpikir, bagaimana cermat dan cerdasnya seorang
bocah kevin dalam mengatasi problem sesuai dengan batasan ia
sebagai seorang bocah yang lucu dan lugu?
      Sebentar kita renungkan ilustrasi tersebut! Melalui ilustrasi tersebut,
kita diantarkan kepada pemahaman bahwa dalam kehidupan setiap
orang, di mulai sejak kecil, akan selalu menghadapi masalah. Karena
masalah, harus kita geledah solusinya. Solusi itu akan muncul jika dalam
proses pemecahannya dikemas secara kreatif dengan pemanfaatan
sarana dan situasi yang tepat.

 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                         27
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup

A. Standar Kompetensi
          Paket sessi pembelajaran kecakapan generik
     yang diuraikan dalam model ini pada
     hakikatnya bertujuan untuk menumbuhkan
     atau mengembangkan kemampuan personal
     dan sosial peserta terutama hubungannya
     dengan kegiatan berwirausaha. Rumusan
     standar kompetensi yang harus dicapai peserta
     setelah mengikuti semua sesi pembelajaran ini
     adalah sebagai berikut.                                           Sumber:
                                                                       CD Image

No Standar Kompetensi                Kompetensi Dasar                Indikator
 1     Mampu mengenali          Mampu menyingkap           a. Mengidentifi-
       dan memanfaatkan         kekuatan dan                  kasi keunggu-
       potensi diri, berpikir   kelemahan diri,               lan atau
       rasional dalam           sehingga muncul               kelebihan yang
       mempertimbangkan         kesadaran diri yang           dimiliki oleh
       setiap keputusan,        menimbulkan motivasi          diri sendiri
       serta tampil             untuk bersikap dan         b. Mengidenti-
       percaya diri dalam       bertindak yang lebih          fikasi
       melakukan                baik.                         kelemahan
       kegiatan sehari-hari                                   atau
                                                              kekurangan
                                                              yang dimiliki
                                                              oleh diri sendiri
                                                           c. Mengidentifi-
                                                              kasi potensi
                                                              diri yang dapat
                                                              dikembangkan
                                                              untuk belajar,
                                                              bekerja atau
                                                              berwirausaha
                                                           d. Mengidentifi-
                                                              kasi tujuan
                                                              hidup yang
                                                              akan dicapai
                                                              pada masa
                                                              yang akan
                                                              datang
                                Mampu                       a. Menemukan
                                menggali informasi,            jenis kegiatan
                                mengolah informasi,            yang terdukung
                                dan mengambil                  oleh potensi
                                                               lingkungan


28                                Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup

 No Standar Kompetensi                    Kompetensi Dasar           Indikator
                                 keputusan secara            b. Membuat
                                 cerdas, serta mampu            perencanaan
                                 memecahkan masalah             kegiatan secara
                                 secara tepat dan baik.         matang sesuai
                                                                dengan
                                                                dukungan yang
                                                                ada

                                Menunjukkan keyakinan      a. Mampu
                                akan kemampuan dan            bertanya dengan
                                penilaian diri sendiri        baik
                                dalam berbagai situasi     b. Mampu
                                sehingga menghasilkan         mengemukakan
                                kinerja yang lebih            pendapat dalam
                                unggul.                       sebuah diskusi
                                                           c. Menunjukkan
                                                              keyakinan
                                                              dalam
                                                              melakukan
                                                              suatu aktivitas

 2     Memiliki                  a . Memiliki wawasan        a. Menjelaskan
       kemampuan                     tentang membangun          pengertian
       bekerjasama atau              kerjasama dalam            kerjasama
       bermitra dengan               melakukan kegiatan/     b. Menguraikan
       perorangan,                   usaha                      prinsip-prinsip
       perusahaan,               b. Mampu menjalin              kerjasama
       pemerintah, atau              kerjasama dengan        c. Mengidenti-
       organisasi yang               pihak lain dalam           fikasi faktor-
       mampu membawa                 melakukan suatu            faktor yang
       sumber daya baru              kegiatan/usaha             mempengaruhi
       untuk sebuah                                             kerjasama
       kegiatan/usaha                                        d. Mengidentifi-
       yang sedang                                              kasi kelebihan
       dilakukan.                                               dan
                                                                kekurangan
                                                                kelompok yang
                                                                dapat
                                                                dimitrakan
                                                                dengan pihak
                                                                lain
                                                             e. Menentukan
                                                                mitra kerja-
                                                                sama yang
                                                                sesuai dengan



 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                           29
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup

     Standar Kompetensi        Kompetensi Dasar                Indikator
                                                         kebutuhan
                                                      f. Menjalin
                                                         kerjasama
                                                         dengan mitra
                                                         yang telah
                                                         ditetapkan
 3   Memiliki             Memahami konsep dan          a. Memahami
     keberanian           implementasi                    pengertian
     mengambil            kepemimpinan dalam              kepemimpinan
     tindakan dan         menjalankan suatu               dan pemimpin
     menerima             kegiatan                     b. Mampu
     tanggung jawab                                       menjelaskan
     atas hasil pilihan                                   sifat-sifat
     tindakan yang                                        pemimpin yang
     dilakukan untuk                                      efektif
     sebuah kegiatan /                                 c. Memahami
     usaha.                                               fungsi dan
     Menunjukkan                                          peranan
     keberanian diri                                      pemimpin
     dalam                                             d. Membedakan
     merencanakan,                                        tife-tife
     melaksanakan dan                                     pemimpin
     menerima hasil                                    e. Menjelaskan
     tindakan.                                            tahapan
                                                          manajemen
                                                          dalam
                                                          kepemimpinan


                          Menuliskan rencana,          a. Menuliskan
                          pelaksanaan dan                 rencana,
                          kemungkinan hasil atas          pelaksanaan
                          pilihan tindakan                dan
                                                          kemungkinan
                                                          hasil atas
                                                          pilihan
                                                          tindakan.
                                                       b. Memperkirakan
                                                          hasil di masa
                                                          mendatang atas
                                                          tindakan yang
                                                          dilakukan saat
                                                          ini




30                          Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup

       Standar Kompetensi                 Kompetensi Dasar          Indikator
                                 Mengembangkan               Mendaftar
                                 pengalaman diri sendiri     pengalaman yang
                                 dan pengamatan atas         dialami diri sendiri
                                 pengalaman orang lain       dalam melakukan
                                 sebagai dasar               suatu pilihan
                                 mengambil keputusan         tindakan.
                                 dalam bertindak

                                 Mendaftar pengalaman        Mencatatkan hasil
                                 yang dialami diri sendiri   amatan atas
                                 dalam melakukan suatu       pengalaman orang
                                 pilihan tindakan.           lain dalam
                                                             melakukan suatu
                                                             tindakan




B. Rumusan Materi
No       Pokok Bahasan                       Tujuan             Pokok Materi

 1     Kesadaran Diri         1. Peserta memahami           Mengenal diri
                                 keunggulan yang dimiliki   Berpikir rasional
                                 sebagai modal dalam        Percaya diri
                                 mengembangkan diri
                                 menjadi pekerja atau
                                 wirausahawan
                              2. Peserta menyadari
                                 kekurangan diri sekaligus
                                 dapat menentukan langkah
                                 untuk meminimalisir
                                 kekurangan tersebut
                              3. Peserta terbiasa membuat
                                 keputusan tentang apa yang
                                 akan dilakukan dalam
                                 hidupnya secara cermat dan
                                 masuk akal
                              4. Peserta mampu bersikap
                                 dan bertindak dengan
                                 penuh keyakinan.




 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                             31
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup

No    Pokok Bahasan               Tujuan                 Pokok Materi

2    Kerja Sama       1. Peserta memahami               1. Pengertian
                         tentang membangun                 kerjasama
                         kerjasama dalam                2. Prinsip-
                         mewujudkan program                prinsip
                      2. Peserta dapat                     kerjasama
                         mengemukakan kelebihan         3. Faktor-
                         dan kekurangan kelompok           faktor yang
                         yang dapat dimitrakan             mempenga-
                         dengan pihak lain.                ruhi
                      3. Peserta dapat menentukan          kerjasama
                         mitra kerja untuk              4. Pemetaaan
                         menyelesaikan                     aspek yang
                         permasalahan yang ada             dapat
                         pada kelompok.                    dimitrakan
                      4. Dapat menjalin kerjasama          dengan
                         dengan mitra yang telah           pihak lain
                         ditentukan.                    5. Tips umum
                                                           memuluskan
                                                           proses
                                                           kerjasama


 3   Kepemimpinan      Memahami konsep dan                1. Pengertian
                       implementasi kepemimpinan             kepemimpinan
                       dalam menjalankan suatu               dan
                       kegiatan                              pemimpin
                                                          2. Sifat-sifat
                                                             pemimpin
                                                             yang efektif
                                                          3. Fungsi dan
                                                             peranan
                                                             pemimpin
                                                          4. Tipe-tipe
                                                             pemimpin
                                                          5. Tahapan
                                                             manajemen
                                                             dalam
                                                             kepemim-
                                                             pinan

                       Mempraktikkan keberanian           Rencana,
                       diri dalam merencanakan,           pelaksanaan
                       melaksanakan dan menerima          dan hasil
                       hasil apa pun atas tindakan        usaha.
                       yang dipilih.



32                         Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup

No       Pokok Bahasan                    Tujuan               Pokok Materi

                             Memperkirakan hasil usaha        Peluang dan
                             yang diperoleh atas pilihan      proyeksi Usaha.
                             tindakan yang dilaksanakan
                             saat ini.

                             Menuliskan daftar pengalaman     Pengalaman
                             diri yang sangat berharga        gagal serta
                                                              manfaat yang
                                                              dapat diperoleh.

                             Memberikan tiga contoh           Catatan
                             pengalaman orang lain yang       pengamatan
                             ditemukan di sekitar             keberhasilan
                             lingkungan.                      orang lain
                                                              dalam
                                                              melakukan
                                                              usaha




C.     Paket Pembelajaran
             Upaya pencapaian standar kompetensi kecakapan generik
       oleh peserta (seperti telah diuraikan di atas) yang meliputi
       kemampuan kesadaran diri, kerjasama dan
       kemampuan leadership, tidak terlepas dari peran
       fasilitator dalam merekayasa proses pembe-
       lajaran yang partisipatif dan menye–
       nangkan.
       Berikut ada-
       lah      paket
       pembelajaran
       untuk menca-
       pai ketiga ke-
       mampuan di
       atas.



                                                           sumber:
                                                           cd image




 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                          33
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup




34   Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup

A. PENDAHULUAN

      Manusia akan dapat bangkit, bertahan dan meningkatkan kualitas
hidupnya ketika ia memiliki kecakapan hidup atau life skills. Salah satu
kecakapan hidup yang dibutuhkan oleh semua orang dalam berprofesi
apapun adalah kecakapan personal yang di dalamnya memuat
kemampuan mengenal diri, berpikir rasional dan percaya diri, semuanya
itu bolehlah kita sebut sebagai "kesadaran diri".
      Mengenal diri berarti mampu menyingkap kekuatan, keunggulan,
atau kelebihan diri. Mengenal diri juga berarti mampu menemukan
kelemahan, keterbatasan atau kekurangan diri. Berfikir rasional berarti
mampu menimbang dan memutuskan segala sesuatu yang akan
dilaksanakan secara cermat dan masuk akal. Percaya diri berarti
perilaku yang menunjukkan keyakinan pada kemampuan dan penilaian
diri sendiri yang sering muncul dalam berbagai situasi dan menghasilkan
kinerja yang lebih unggul.
      Dalam konteks pembelajaran PKH baik dalam bentuk kursus
wirausaha desa (KWD) atau kursus wirausaha kota (KWK), sudah
seharusnya tiga kemampuan di atas (mengenal diri, berfikir rasional
dan percaya diri) menjadi salah satu kecakapan yang harus ditanamkan
kepada peserta (warga belajar) program, bukan hanya kecakapan
vokasional atau kecakapan kerja saja. Proses internalisasi kecakapan
personal ini sudah jelas menjadi tanggung jawab anda sebagai
instruktur/fasilitator program PKH.
      Paket sessi pembelajaran kesadaran diri ini akan membimbing
Anda untuk menumbuhkan potensi kesadaran diri peserta program.
Secara praktis, paket ini akan berisi tujuan belajar yang harus dicapai
oleh peserta program, perangkat-perangkat yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran, dan langkah-langkah yang harus anda
lakukan untuk menggiring peserta belajar aktif
mencapai tujuan belajarnya. Selain itu, paket ini
juga berisi tentang pesan-pesan pembelajaran
yang sebaiknya menjadi penekanan yang dapat
anda kembangkan sendiri.
      Harus diakui bahwa upaya merangsang peserta
program PKH sehingga memiliki kemampuan
mengenal diri, berfikir rasional dan percaya diri,
bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan
oleh fasilitator. Akan tetapi dengan kesabaran dan
kreativitas yang ditunjukkan oleh instruktur/
fasilitator dalam membimbing peserta secara berkelanjutan,
pada akhirnya harapan tersebut akan dapat diwujudkan.
                                                             sumber:
                                                             cd image

 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                    35
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup

B. TUJUAN
    Seperti telah disampaikan pada bagian “pendahuluan”, bahwa
kecakapan kesadaran diri mencakup tiga kemampuan, yaitu
kemampuan mengenal diri, berfikir rasional dan percaya diri. Dengan
acuan di atas, maka setelah anda melaksanakan sessi pembelajaran
kesadaran diri ini, diharapkan terjadi perubahan positif pada diri peserta
program yaitu:
1. Peserta program memahami secara utuh keunggulan yang
   dimilikinya sebagai modal dalam mengembangkan diri menjadi
   pekerja atau wirausahawan.
2. Peserta program menyadari sepenuhnya kekurangan dirinya
   sekaligus dapat menentukan langkah untuk meminimalisasi
   kekurangan tersebut.
3. Peserta program terbiasa membuat keputusan tentang apa yang
   akan dilakukan dalam hidupnya secara cermat dan masuk akal
4. Peserta program mampu bersikap dan bertindak dengan penuh
   keyakinan.

C. PETUNJUK UMUM
     Sebelum Anda melaksanakan sessi ini, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu:
1. Kenali keunggulan dan kelemahan diri Anda, karena hal ini dapat
   membantu anda memberikan ilustrasi/ contoh-contoh untuk peserta.
2. Sikap dan perilaku anda akan selalu dibandingkan oleh peserta
   dengan materi yang anda sampaikan yaitu kesadaran diri. Oleh
   karena itu, tunjukkan kepercayaan diri Anda sebagai instruktur/
   fasilitator.
3. Instrumen pembelajaran dan permainan-permainan yang
   dicontohkan dalam paket ini dapat anda kembangkan lagi sesuai
   kebutuhan, dengan catatan tidak merubah makna sessi ini.


D. RINCIAN LANGKAH KEGIATAN
     a. Bina Suasana
           Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk memulai sessi
       pembelajaran kesadaran diri ini adalah mengkondisikan peserta
       untuk mempunyai kesan baik terhadap anda dan materi yang
       akan anda sampaikan. Selain anda harus berpenampilan
       menarik, ada beberapa cara untuk menarik simpati peserta,
       antara lain dengan mengajak peserta melakukan permainan-


36                            Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup

            permainan yang singkat namun memberi kesan menye-
            nangkan dan mengakrabkan.
                Salah satu permainan untuk melakukan bina suasana
            adalah permainan "membuat lubang besar", berikut adalah
            penjelasan tentang proses permainannya.



    Nama                            Membuat Lubang Besar

   Tujuan            Berlomba membuat lubang sebesar-besarnya dengan
                     hanya memanfaatkan satu lembar kertas, sehingga
                     lubang tersebut dapat dimasuki oleh badan
                     pembuatnya.
                     Merangsang antar peserta untuk melakukan komunikasi
                     Melatih berpikir positif, kreativitas, dan berusaha
                     maksimal.



 Alat/bahan          Kertas HVS ukuran A4

 Proses              a. Bagikan kepada setiap peserta satu lembar kertas
                        ukuran A4
                     b. Tugaskan kepada peserta untuk membuat lubang
                        sebesar-besarnya dengan memanfaatkan kertas
                        yang sudah dibagikan.
                     c. Sebelum memulai permainan, sambil berdiri,
                        seluruh peserta meneriakkan judul permainan yaitu
                        “membuat lubang besar”
                     d. Berikan waktu kurang lebih 10 menit kepada
                        peserta untuk mencoba dan mencoba lagi.
                     e. Apabila seluruh peserta tidak ada yang bisa
                        melaksanakan tugas, berikanlah contohnya
                     f. Ulas dan diskusikan makna permainan

 Makna               Permainan ini merupakan arena berlatih bagi si
                     pemain untuk mendongkrak kreativitas. Permainan ini
                     membutuhkan nalar si pemain, bagaimana membuat
                     sesuatu yang kecil menjadi besar. Dalam bahasa lain
                     dapat disebutkan, bagaimana menjadikan sesuatu
                     yang tidak mungkin menjadi mungkin.
                     Memaknai permainan ini dapat kita spektrumkan
                     dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana kita
                     menyadari bahwa sesuatu yang kita anggap masalah,
                     menjadi potensi atau kekuatan untuk lebih kerja keras


 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                      37
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup

     Nama                  MEMBUAT LUBANG BESAR
                 mencari solusinya.
                 Contoh kasus, kita tak memiliki pekerjaan yang bisa
                 membuat kita berpenghasilan tetap. Kasus tersebut
                 banyak orang menyebutnya sebagai masalah. Namun
                 demikian, di mata orang yang memiliki nalar kreatif
                 akan bermakna sebagai sumber kekuatan untuk:
                 “bagaimana agar saya berpenghasilan tetap”. Solusi
                 sederhananya, kita harus memiliki kemampuan untuk
                 memberdayakan dan mendayagunakan apa yang kita
                 miliki. Kemauan, tentunya menjadi niatan dan langkah
                 awal untuk berbuat dan berbuat.




Langkah-langkah Membuat Lubang Besar



                               1. Siapkan sebuah kertas
                                  berukuran polio atau A4




                                                       2. Lipatlah kertas
                                                          tersebut hingga
                                                          menjadi ukuran
                                                          setengahnya



                    3. Posisikan letak lipatan pada bagian atas




4.     Mulailah merobek kertas
     tersebut dari bagian yang
     dilipat. hasil robekan diusa-
     hakan jangan sampai rampung,
     sisakan 1 - 2 cm.


38                           Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup


                                      5. Dengan arah bolak-balik, lakukan
                                         perobekan kertas tersebut hingga ke
                                         ujungnya.




             6. Bentuk lipatan kertas yang
                sudah dirobek.



                                          7. Bukalah hasil robekan kertas tersebut
                                             hingga posisi kertas tidak terlipat
                                             lagi.


8. Mulai dari baris kedua, potonglah
   robekan kertas tersebut pada bagian
   tengahnya atau tepat pada hasil
   lipatan.


                                          9. Lakukan pemotongan kertas hingga
                                             bagian kedua dari akhir kertas
                                             tersebut.




                                      10.Bentuk kertas
                                         yang sudah
                                         dipotong.




11.Bukalah kertas tersebut hingga membentuk
   sebuah lingkaran.


 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik                                              39
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung
Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Profesionalisme guru
Profesionalisme guruProfesionalisme guru
Profesionalisme guru
nadiahbsa
 
5 panduan peny_pelatihan_pendidikan_karakter
5 panduan peny_pelatihan_pendidikan_karakter5 panduan peny_pelatihan_pendidikan_karakter
5 panduan peny_pelatihan_pendidikan_karakter
Coky Fauzi Alfi
 
5. ahmad arifuddin prosiding semnas pd pgmi di iain palangka raya mei 2018
5. ahmad arifuddin prosiding semnas pd pgmi di iain palangka raya mei 20185. ahmad arifuddin prosiding semnas pd pgmi di iain palangka raya mei 2018
5. ahmad arifuddin prosiding semnas pd pgmi di iain palangka raya mei 2018
Dedy Nurprijatno
 
petunjuk penyelenggaraan organisasi dan tata kerja kwartir ranting gerakan pr...
petunjuk penyelenggaraan organisasi dan tata kerja kwartir ranting gerakan pr...petunjuk penyelenggaraan organisasi dan tata kerja kwartir ranting gerakan pr...
petunjuk penyelenggaraan organisasi dan tata kerja kwartir ranting gerakan pr...
helmi sucipto
 
Profil dangauaulia
Profil dangauauliaProfil dangauaulia
Profil dangauaulia
muchheru
 
2. buku 2 pedoman pkg.revisi mei 2012
2. buku 2 pedoman pkg.revisi mei 20122. buku 2 pedoman pkg.revisi mei 2012
2. buku 2 pedoman pkg.revisi mei 2012
totok aris
 
Pedoman Subsidi Kualifikasi Guru 2008
Pedoman Subsidi Kualifikasi Guru 2008Pedoman Subsidi Kualifikasi Guru 2008
Pedoman Subsidi Kualifikasi Guru 2008
sekolah maya
 

Was ist angesagt? (17)

Program kerja-gerakan-pramuka
Program kerja-gerakan-pramukaProgram kerja-gerakan-pramuka
Program kerja-gerakan-pramuka
 
Profesionalisme guru
Profesionalisme guruProfesionalisme guru
Profesionalisme guru
 
Prokep yang fixx
Prokep yang fixxProkep yang fixx
Prokep yang fixx
 
5 panduan peny_pelatihan_pendidikan_karakter
5 panduan peny_pelatihan_pendidikan_karakter5 panduan peny_pelatihan_pendidikan_karakter
5 panduan peny_pelatihan_pendidikan_karakter
 
Panduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalangPanduan penyelesaian sku penggalang
Panduan penyelesaian sku penggalang
 
Paperwork program kepimpinan 2014 nadi cp
Paperwork program kepimpinan 2014 nadi cpPaperwork program kepimpinan 2014 nadi cp
Paperwork program kepimpinan 2014 nadi cp
 
UNDANG-UNDANG RI NO.12 THN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA
UNDANG-UNDANG RI NO.12 THN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKAUNDANG-UNDANG RI NO.12 THN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA
UNDANG-UNDANG RI NO.12 THN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA
 
Panduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegakPanduan penyelesaian sku penegak
Panduan penyelesaian sku penegak
 
Panduan Penyelesaian SKU Penggalang
Panduan Penyelesaian SKU PenggalangPanduan Penyelesaian SKU Penggalang
Panduan Penyelesaian SKU Penggalang
 
5. ahmad arifuddin prosiding semnas pd pgmi di iain palangka raya mei 2018
5. ahmad arifuddin prosiding semnas pd pgmi di iain palangka raya mei 20185. ahmad arifuddin prosiding semnas pd pgmi di iain palangka raya mei 2018
5. ahmad arifuddin prosiding semnas pd pgmi di iain palangka raya mei 2018
 
petunjuk penyelenggaraan organisasi dan tata kerja kwartir ranting gerakan pr...
petunjuk penyelenggaraan organisasi dan tata kerja kwartir ranting gerakan pr...petunjuk penyelenggaraan organisasi dan tata kerja kwartir ranting gerakan pr...
petunjuk penyelenggaraan organisasi dan tata kerja kwartir ranting gerakan pr...
 
Profil dangauaulia
Profil dangauauliaProfil dangauaulia
Profil dangauaulia
 
Paparan Kelompok Pendidikan Kepramukaan - RAKERNAS 2017
Paparan Kelompok Pendidikan Kepramukaan - RAKERNAS 2017Paparan Kelompok Pendidikan Kepramukaan - RAKERNAS 2017
Paparan Kelompok Pendidikan Kepramukaan - RAKERNAS 2017
 
Buku pegangan gedsi
Buku pegangan gedsiBuku pegangan gedsi
Buku pegangan gedsi
 
2. buku 2 pedoman pkg.revisi mei 2012
2. buku 2 pedoman pkg.revisi mei 20122. buku 2 pedoman pkg.revisi mei 2012
2. buku 2 pedoman pkg.revisi mei 2012
 
Kep kwarnas 47 th 2018 pedoman anggota dewasa
Kep kwarnas 47 th 2018 pedoman anggota dewasaKep kwarnas 47 th 2018 pedoman anggota dewasa
Kep kwarnas 47 th 2018 pedoman anggota dewasa
 
Pedoman Subsidi Kualifikasi Guru 2008
Pedoman Subsidi Kualifikasi Guru 2008Pedoman Subsidi Kualifikasi Guru 2008
Pedoman Subsidi Kualifikasi Guru 2008
 

Ähnlich wie Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung

10. penilaian pembelajaran (rahma26032011)
10. penilaian pembelajaran (rahma26032011)10. penilaian pembelajaran (rahma26032011)
10. penilaian pembelajaran (rahma26032011)
Rahma Rahmawinasa
 
Kertas cadangan program bina insan guru fasa 2
Kertas cadangan program bina insan guru fasa 2Kertas cadangan program bina insan guru fasa 2
Kertas cadangan program bina insan guru fasa 2
Irni Widahyu
 
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajarMODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
Nur Arifaizal Basri
 
Buku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Buku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAABuku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Buku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
MuhammadFairuzHassan1
 
Kertas kerja terapi berkuda baharu
Kertas kerja terapi berkuda baharuKertas kerja terapi berkuda baharu
Kertas kerja terapi berkuda baharu
Suparman Suparman
 

Ähnlich wie Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung (20)

10. penilaian pembelajaran (rahma26032011)
10. penilaian pembelajaran (rahma26032011)10. penilaian pembelajaran (rahma26032011)
10. penilaian pembelajaran (rahma26032011)
 
Portofolio sappitu
Portofolio sappituPortofolio sappitu
Portofolio sappitu
 
Modul pakem-sd-dalam-mgmp-bermutu
Modul pakem-sd-dalam-mgmp-bermutuModul pakem-sd-dalam-mgmp-bermutu
Modul pakem-sd-dalam-mgmp-bermutu
 
Kertas cadangan program bina insan guru fasa 2
Kertas cadangan program bina insan guru fasa 2Kertas cadangan program bina insan guru fasa 2
Kertas cadangan program bina insan guru fasa 2
 
3. MODEL LAYANAN BK SMA_PSP.pdf
3. MODEL LAYANAN BK SMA_PSP.pdf3. MODEL LAYANAN BK SMA_PSP.pdf
3. MODEL LAYANAN BK SMA_PSP.pdf
 
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajarMODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
 
3. model layanan bk sma psp
3. model layanan bk sma psp3. model layanan bk sma psp
3. model layanan bk sma psp
 
3. MODEL LAYANAN BK SMA_PSP.pdf
3. MODEL LAYANAN BK SMA_PSP.pdf3. MODEL LAYANAN BK SMA_PSP.pdf
3. MODEL LAYANAN BK SMA_PSP.pdf
 
Buku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Buku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAABuku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Buku Mentor Mentee AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
 
Buku Mentor Mantee (full)[1].pdf untuk pensyarah
Buku Mentor Mantee (full)[1].pdf untuk pensyarahBuku Mentor Mantee (full)[1].pdf untuk pensyarah
Buku Mentor Mantee (full)[1].pdf untuk pensyarah
 
H12apa
H12apaH12apa
H12apa
 
buku Pendidikan Orang Dewasa
buku Pendidikan Orang Dewasabuku Pendidikan Orang Dewasa
buku Pendidikan Orang Dewasa
 
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docxPortofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docx
 
Modul ppk bagi_pengawas
Modul ppk bagi_pengawasModul ppk bagi_pengawas
Modul ppk bagi_pengawas
 
Kuliah ke 7
Kuliah ke 7Kuliah ke 7
Kuliah ke 7
 
4_Pedoman_PPBM_UPI_Final_01012021_Final1.pdf
4_Pedoman_PPBM_UPI_Final_01012021_Final1.pdf4_Pedoman_PPBM_UPI_Final_01012021_Final1.pdf
4_Pedoman_PPBM_UPI_Final_01012021_Final1.pdf
 
Pp kn sma smk kelompok kompetensi i
Pp kn sma smk kelompok kompetensi iPp kn sma smk kelompok kompetensi i
Pp kn sma smk kelompok kompetensi i
 
Kertas kerja terapi berkuda baharu
Kertas kerja terapi berkuda baharuKertas kerja terapi berkuda baharu
Kertas kerja terapi berkuda baharu
 
Modul ppk bagi_guru
Modul ppk bagi_guruModul ppk bagi_guru
Modul ppk bagi_guru
 
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruModul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
 

Mehr von Rahma Rahmawinasa

Mehr von Rahma Rahmawinasa (20)

Sosialisasi Kegiatan Pengkajian Program
Sosialisasi Kegiatan Pengkajian ProgramSosialisasi Kegiatan Pengkajian Program
Sosialisasi Kegiatan Pengkajian Program
 
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
 
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
 
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
Bimbingan Teknis Penerapan Model PAUD
 
Pendampingan Supervisi PAUD dan Dikmas
Pendampingan Supervisi PAUD dan DikmasPendampingan Supervisi PAUD dan Dikmas
Pendampingan Supervisi PAUD dan Dikmas
 
Panduan Penerapan Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM...
Panduan Penerapan Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM...Panduan Penerapan Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM...
Panduan Penerapan Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM...
 
Model Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM Bagi Anak U...
Model Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM Bagi Anak U...Model Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM Bagi Anak U...
Model Strategi KP3 Dalam Pengelolaan Pembelajaran Bermuatan STEAM Bagi Anak U...
 
Sosialisasi pengembangan model
Sosialisasi pengembangan modelSosialisasi pengembangan model
Sosialisasi pengembangan model
 
media kartu membangun rumah
media kartu membangun rumahmedia kartu membangun rumah
media kartu membangun rumah
 
game balon
game balongame balon
game balon
 
media kartu langkah usaha
media kartu langkah usahamedia kartu langkah usaha
media kartu langkah usaha
 
media poster tempel
media poster tempelmedia poster tempel
media poster tempel
 
modul terus mengembangkan usaha
modul terus mengembangkan usahamodul terus mengembangkan usaha
modul terus mengembangkan usaha
 
modul saatnya mengevaluasi kegiatan usaha
modul saatnya mengevaluasi kegiatan usahamodul saatnya mengevaluasi kegiatan usaha
modul saatnya mengevaluasi kegiatan usaha
 
modul siapa bilang melaksanakan usaha
modul siapa bilang melaksanakan usahamodul siapa bilang melaksanakan usaha
modul siapa bilang melaksanakan usaha
 
modul siap siap merencanakan usaha
modul siap siap merencanakan usahamodul siap siap merencanakan usaha
modul siap siap merencanakan usaha
 
modul mulai menentukan jenis usaha
modul mulai menentukan jenis usahamodul mulai menentukan jenis usaha
modul mulai menentukan jenis usaha
 
modul menggali potensi diri
modul menggali potensi dirimodul menggali potensi diri
modul menggali potensi diri
 
modul yakin bisa wirausaha
modul yakin bisa wirausahamodul yakin bisa wirausaha
modul yakin bisa wirausaha
 
pengantar panduan instruksional
pengantar panduan instruksionalpengantar panduan instruksional
pengantar panduan instruksional
 

Kürzlich hochgeladen

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Kürzlich hochgeladen (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 

Model pembelajaran pkh p2 pnfi regional i jayagiri bandung

  • 1.
  • 2. Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta Kursus Wirausaha Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal b el aja r BP-PNFI Regional II Jayagiri Bandung k at p em ya ra as m un g an rs a ma m e m b 2008 GI RI be A Y JA Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 1
  • 3. MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta Kursus Wirausaha SUSUNAN TIM Penanggung Jawab: H. Moch. Syamsuddin, S.Pd. Ketua: Liesna Dyah Purantiningrum, S.T. Sekretaris: Arie Ekadharma, S.Pd. Anggota: Desy Juwitaningsih, S.Si. PENULIS Drs. Triono Adil, M.Pd. Endang Sutisna, M.Pd. Ujang Rahmat, S.S. Edy Hardiyanto, S.Pd. NARASUMBER Ir. Supriyanto, M.Si. DESAIN SAMPUL DAN TATA LETAK Ujang Rahmat KONTRIBUTOR: UPTD BPKB Provinsi Bengkulu UPTD BPKB Provinsi Lampung UPTD SKB Kabupaten Sukabumi UPTD SKB Kotamadya Jakarta Selatan UPTD SKB Kabupaten Tangerang UPTD SKB Kota Pangkalpinang Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal BP-PNFI Regional II Jayagiri 2008 2 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 4. Kode Dok. : F-FUG-021 Revisi :1 LEMBAR PENGESAHAN Disetujui dan Disyahkan oleh Pakar Pakar, Ir. Supriyanto, M.Si. NIP 160 046 620 . Mengetahui Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri, Ir. Harris Iskandar, Ph.D. NIP 131 573 169 . Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik i 3 iii
  • 5. ABSTRAK Kecakapan personal dan kecakapan sosial adalah modal bagi seseorang untuk memulai atau mengembangkan kegiatan kewirausahaan (entrepreneurship), artinya dengan mempunyai motivasi yang tinggi dan kemampuan menjalin kerjasama dengan orang lain dan lingkungan baik perorangan, lembaga atau pemerintah sebagai potensi sumber dapat digunakan untuk berwirausaha. Kemampuan wirausaha bukan suatu mitos turunan atau keberuntungan, akan tetapi sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajari dan ditekuni oleh semua orang. Oleh karena itu, peningkatan kecakapan generik akan dapat membuka mata hati untuk berpikir dan berperilaku dalam meningkatkan kualitas diri, sehingga mempunyai pandangan bahwa "kualitas kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini". Dengan demikian, kemampuan personal dan kemampuan sosial merupakan dasar bagai peserta sebelum menerima kecakapan akademik maupun kecakapan vokasional. Oleh karena itu, pencarian kesadaran diri merupakan kunci keberhasilan program pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup. Tujuan disusunnya "Model Pembelajaran Kecakapan Hidup, Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta Kursus Wirausaha: 1) memberikan acuan bagi penyelenggara program PKH, terutama instruktur dalam melaksanakan pembelajaran kecakapan generik (personal dan sosial) secara terencana dan menyeluruh, dalam membentuk jiwa entrepeneur atau pekerja profesional dan 2) memberikan gambaran pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) sebagai salah satu program PNF, baik yang dilaksanakan oleh lembaga formal (SMK/ Poltek) maupun Nonformal (UPTD SKB). Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup, Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta Kursus Wirausaha dikembangkan dengan menggunakan pendekatan descriptive analysis dengan metode studi eksplorasi dan uji penerapan (field testing) dengan sasaran utama pengguna model ini adalah instruktur kursus wirausaha sebagai panduan dalam membelajarkan kecakapan generik kepada peserta kursus wirausaha. Penyelenggaraan PKH dengan menitikberatkan pada kecakapan generik dapat memberi peluang kerja mandiri atau peluang kerja (usaha kecil) kepada warga belajar. Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran PKH, optimalnya peran instruktur kursus wirausaha dalam ‘membekali’ warga belajar dengan materi kesadaran diri, kerjasama, dan kepemimpinan. Dengan demikian, pembelajaran PKH akan menjadi sebuah implementasi untuk mencetak warga belajar yang mempunyai keterampilan dan kepiawaian dalam usaha mandiri dan menciptakan lapangan kerja. Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik i 5
  • 6. KATA PENGANTAR Syukur, pertama kali kami persembahkan kehadirat Allah SWT. Hari ini, Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup, Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta Kursus Wirausaha telah berada di hadapan pembaca. Saat ini, kita membutuhkan pola pendidikan yang mampu membekali peserta didik dengan kecakapan hidup secara integratif dan memadukan kecakapan generik dan spesifik. Mengapa? Sejatinya, pendidikan haruslah fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik, sehingga tidak sekedar merupakan penumpukan pengetahuan yang tidak bermakna. Model ini mengedepankan formula proses pembelajaran pendidikan kecakapan hidup, khususnya pembelajaran kecakapan generik yang dirancang secara matang dan komprehenship. Melalui formula ini, diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi instruktur program life skills dalam membentuk peserta yang cakap secara utuh, mereka tidak hanya memiliki keterampilan vokasi, melainkan pula didukung dengan kecakapan personal dan sosial. Melalui pendekatan descriptive analysis dengan metode studi eksplorasi dan uji penerapan (field testing), model ini merupakan hasil dari proses kerjasama dan partisipasi antara tim pengembang dan pakar, yaitu Ir. Supriyanto, M.Si., dan pihak lain, baik lembaga maupun perorangan sebagai pemangku kepentingan atau stakeholders dalam proses penguatan pengelola atau penyelenggara, khususnya di lokasi fasilitasi model. Alhamdulillah, kerjasama, partisipasi, dan segala bentuk kebaikan yang akhirnya tersusun model seperti yang Pembaca pegang saat ini. Oleh karena itu, kepada semua pihak yang telah turut serta, membantu terselesaikannya model ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih. Semoga karya bersama ini bermanfaat. Jayagiri, Desember 2008 Tim Pengembang, Drs. Triono Adil, M.Pd. NIP 131 410 277 iv ii 6 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 7. Sambutan Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri Di tengah-tengah upaya peningkatan mutu pendidikan, bangsa Indonesia masih dihadapkan pada permasalahan bahwa masih terdapat sebagian masyarakat yang kurang beruntung, baik dilihat dari segi sosial, ekonomi, maupun pendidikannya. Sebagai warga negara mereka memiliki hak yang sama dalam hal memperoleh pendidikan dan harus diberi peluang yang sama pula untuk ikut dalam pembangunan bangsa dan negara. Ini berarti pendidikan bagi masyarakat tidak beruntung itu harus pula menjadi perhatian. Berkenaan dengan subtema ini topik-topik yang dibahas adalah: (1) sistem penyelenggaraan pendidikan untuk daerah terpencil, (2) kepedulian terhadap pendidikan bagi masyarakat miskin, (3) pemanfaatan teknologi pendidikan yang relevan bagi daerah terpencil, (4) pendidikan inklusif (inclusive education), (5) pendidikan bagi anak korban bencana. Berbicara pendidikan adalah berbicara tentang keyakinan, pandangan dan cita-cita tentang hidup dan kehidupan umat manusia dari generasi ke generasi. Pendidikan tidak dapat dipahami secara terbatas hanya “proses pengajaran” mentransfer pengetahuan, melainkan menanam nilai-nilai sikap dan tingkah laku (ahlak) serta menumbuhkembangkan kecakapan hidup (life skills) manusia. Pendidikan merupakan proses pendewasaan dan sekaligus ‘memanusiakan’ manusia. Dengan pendidikan, manusia diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna, sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia sejati. Pendidikan pada hakikatnya adalah kerja akal budi atas fitrah yang dibekalkan Tuhan kepadanya. Potensi yang diberikan oleh Tuhan memang masih setengah jadi, sehingga butuh proses pendidikan agar potensi tersebut berkembang maksimal. Dalam Islam, mengenyam pendidikan dipandang sebagai kewajiban personal sepanjang hayat manusia (life long education). Kecakapan Diri merupakan kecakapan seseorang dalam memahami (kesadaran diri), mengatur dan memotivasi diri sendiri. Kecakapan Sosial atau kecakapan antar personal mencakup antara lain kecakapan berkomunikasi dengan empati dan kecakapan membina hubungan/ bekerja sama. Empati merupakan sikap penuh pengertian terhadap orang lain, sehingga berkesan baik dan dapat menumbuhkan hubungan yang harmonis. Kecakapan Akademik meliputi kecakapan membaca, menulis, berhitung dan kecakapan lain Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 7 iii v
  • 8. yang umumnya dipelajari di sekolah. Kecakapan Bekerja adalah kecakapan yang berkaitan dengan keterampilan kerja. Keterampilan kerja ini merupakan bekal yang selayaknya dimiliki seseorang agar dapat hidup berguna dan mandiri secara ekonomi. Pada tulisan ini, penulis akan lebih fokus pada dua kecakapan hidup, yaitu Kecakapan Diri (personal skill) dan Kecakapan Sosial (social skill). Saya berikan apresiasi yang tinggi, atas hadirnya “Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup, Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta Kursus Wirausaha”. Semoga karya bersama ini menjadi suatu acuan bermanfaat (terutama bagi instruktur) dalam kemajuan pendidikan dan masyarakat kita. Jayagiri, Desember 2008 Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri, Ir. Harris Iskandar, Ph.D. NIP 131573169 vi iv 8 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 9. DAFTAR ISI Abstrak .......................................................................................... i Kata Pengantar ............................................................................. ii Sambutan Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri .............................. iii Daftar Isi ........................................................................................ v Pendahuluan A. Latar Belakang ......................................................................... 2 B. Tujuan Model ............................................................................ 4 C. Pengguna ................................................................................. 4 D. Penjelasan Istilah ...................................................................... 5 Konsep dan Program Pendidikan Kecakapan Hidup A. Konsep PKH ............................................................................. 10 B. Program PKH Dalam PNF ........................................................ 17 a. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup .................................... 18 b. Manfaat Pendidikan Kecakapan Hidup ................................. 18 c. Ciri-ciri Pendidikan Kecakapan Hidup .................................... 19 d. Jenis Pendidikan Kecakapan Hidup .................................... 20 Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup A. Standar Kompetensi ................................................................ 28 B. Rumusan Materi ....................................................................... 31 C. Paket Pembelajaran ................................................................. 33 Paket Sessi Pembelajaran Kesadaran Diri .............................................................................. 34 Kerjasama ..................................................................................... 68 Kepemimpinan .............................................................................. 93 Penutup ......................................................................................105 Daftar Pustaka ....................................................................... 110 Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 9 v
  • 10. pendahuluan Tokoh dan bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, pernah mengemukakan suatu ungkapan (dalam bahasa Jawa): Ngelmu tanpa laku kothong, laku tanpa ngelmu cupet, artinya Ilmu tanpa keterampilan menerapkannya adalah kosong, sebaliknya keterampilan nanpa ilmu (pendukungnya) adalah kerdil. Tidak bias ditawar lagi, keterampian adalah predikat yang harus diraih oleh seseorang instruktur kursus wirausaha. Profesi ini diyakini sebagai penentu kualitas yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Kecakapan personal dan kecakapan sosial adalah modal bagi seseorang untuk memulai atau mengembangkan kegiatan kewirausahaan (entrepreneurship) artinya dengan mempunyai motivasi yang tinggi dan kemampuan menjalin kerjasama dengan orang lain dan lingkungan baik perorangan, lembaga atau pemerintah sebagai potensi sumber dapat digunakan untuk berwirausaha. Kemampuan wirausaha bukan suatu mitos turunan atau keberuntungan, akan tetapi sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajari dan ditekuni oleh semua orang. Oleh karena itu, peningkatan kecakapan generik akan dapat membuka mata hati untuk berfikir dan berperilaku meningkatkan kualitas diri sehingga mempunyai pandangan bahwa “kualitas kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini” Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 1
  • 11. pendahuluan A. Latar Belakang Hakekatnya, pendidikan adalah memberikan peluang pada peserta didik untuk mengembangkan potensi, kepribadian, dan kekuatannya. Ini tidak berarti hanya belajar untuk memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga mengembangkan hidupnya semaksimal mungkin. Inilah yang disebut kecakapan hidup (life skills), termasuk kemampuan bawaan dan keterampilan praktis yang diperlukan. Pentingnya penguasaan kecakapan hidup tersebut diungkapkan dalam satu dari enam tujuan Kerangka Kerja Pendidikan untuk Semua (EFA Framework for Action) yang dideklarasikan di Dakar, Senegal tahun 2000, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang menandatangani kesepakatan tersebut. Menindaklanjuti EFA Framework for Action, Indonesia (dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional) telah mengembangkan satu konsep pendidikan kecakapan hidup yang sangat menyeluruh pada tahun 2002. Beberapa program telah dikembangkan sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, seperti pengembangan dan penerbitan Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (2002), Indikator Keberhasilan Pendidikan Kecakapan Hidup (2003), dan panduan- panduan lain yang membahas pendidikan kecakapan hidup. Sejak tahun 2002 Pendidikan Kecakapan Hidup telah diimplementasikan di berbagai proyek. Akan tetapi, sekarang ini implementasinya tidak terdengar seperti tahun-tahun sebelumnya. Kurangnya inovasi dalam implementasi pendidikan kecakapan hidup menjadi salah satu faktor, mengapa asupan kecakapan ini tetap penting diupayakan. Fakta lain menunjukkan bahwa upaya peningkatan mutu yang selama ini dilakukan belum mampu memecahkan masalah dasar pendidikan di Indonesia. Di sisi lain, pendidikan yang bermutu merupakan syarat pokok untuk peningkatan mutu SDM dalam memasuki era kesejagatan. Sejarah menunjukkan negara yang memperhatikan mutu pendidikan ternyata mengalami perkembangan yang mengagumkan, seakan membuktikan bahwa hasil pendidikan berupa sumber daya manusia yang bermutu, menjadi modal dasar yang sangat kokoh bagi perkembangan suatu negara. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah penyempurnaan yang mendasar, konsisten, dan sistematik. Untuk maksud tersebut, pendidikan perlu dikembalikan kepada prinsip dasarnya, yaitu sebagai upaya untuk memanusiakan manusia (humanisasi). Dengan demikian, pendidikan harus dapat 2 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 12. pendahuluan mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berani menghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa tertekan, mampu dan senang meningkatkan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi. Pendidikan juga diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk memelihara diri sendiri, sambil meningkatkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, dan lingkungannya. Di samping itu, perlu dikembangkan kesadaran bersama bahwa: (1) komitmen peningkatan mutu pendidikan merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia, baik sebagai pribadi-pribadi maupun sebagai modal dasar pembangunan bangsa, merupakan langkah strategis pembangunan nasional, sebagaimana diamanatkan oleh pembukaan Undang-undang Dasar 1945, dan (2) pemerataan daya tampung pendidikan harus disertai pemerataan mutu pendidikan, sehingga mampu menjangkau seluruh masyarakat. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa sangat diperlukan pola pendidikan yang dengan sengaja dirancang untuk membekali peserta didik dengan kecakapan hidup, yang secara integratif memadukan kecakapan generik dan spesifik guna memecahkan dan mengatasi problema kehidupan. Pendidikan haruslah fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik, sehingga tidak sekedar merupakan penumpukan pengetahuan yang tidak bermakna. Hasil identifikasi terhadap penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup (life skills) pada tiga lokasi, yaitu program keterampilan menjahit di Kabupaten Sukabumi, keterampilan bengkel motor di Kabupaten Tangerang, dan keterampilan ser vis handphone di Kota Jakarta Selatan menunjukkan bahwa pembelajaran atau pembekalan bagi peserta program lebih ba- nyak diorientasikan pada kecakapan vokasi- onal atau spesifik, sementara kecakapan personal dan sosial (kecakapan generik) tidak menjadi prioritas. Kalaupun ada sentuhan untuk pembelajaran kecakapan generik tersebut sifatnya tidak dirancang Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 3
  • 13. pendahuluan sedemikian rupa. Padahal sebenarnya, seperti telah diuraikan sebelumnya, kecakapan generik dan kecakapan spesifik merupakan modal utama bagi peserta program untuk bisa menjadi pekerja atau usahawan yang profesional. Berdasarkan kondisi inilah, maka dipandang perlu disusun sebuah formula proses pembelajaran pendidikan kecakapan hidup khususnya pembelajaran kecakapan generik yang dirancang secara matang dan komprehenship. Formula ini diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi instruktur program life skills dalam membentuk peserta yang cakap secara utuh, mereka tidak hanya memiliki keterampilan vokasi, melainkan pula didukung dengan kecakapan personal dan sosial. B. TUJUAN MODEL Penyusunan Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) dengan tujuan sebagai berikut. a. Memberikan acuan bagi penyelenggara program PKH, terutama instruktur dalam melaksanakan pembelajaran kecakapan generik (personal dan social) secara terencana dan menyeluruh, dalam membentuk jiwa entrepeneur atau pekerja profesional. b. Memberikan gambaran pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) sebagai salah satu program PNF, baik yang dilaksanakan oleh lembaga formal (SMK/ Poltek) maupun Nonformal (UPTD SKB). C. PENGGUNA Model pembelajaran PKH diharapkan dapat mempermudah unsur-unsur pelaksana program PKH dalam mengoptimalkan layanan mereka terhadap peserta didik. Unsur-unsur tersebut antara lain: 1. Penyelenggara, dalam hal: a. Melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan tugas Instruktur b. Melakukan pengendalian mutu program c. Melakukan pengembangan kurikulum 4 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 14. pendahuluan 2. Fasilitator/ Instruktur, dalam hal: a. Melaksanakan pembelajaran kecakapan generik (per- sonal dan sosial) b. Mengembangkan skenario pembelajaran kecakapan generik (personal dan sosial) c. Mengembangkan bahan ajar d. Melakukan penilaian hasil pembelajaran 3. Mitra, dalam hal: a. Melakukan pengendalian mutu proses dan lulusan b. Merumuskan pelaksanaan uji kompetensi D. PENJELASAN ISTILAH a. Model Jib Fowles (1985:44) mengartikan model sebagai "a model is a representation of a thing or process". Berangkat dari pengertian tersebut, model bermakna sebagai pola yang mewakili suatu benda atau proses. Konsekuensinya, dalam penyusunan model dipersyaratkan har us menghasilkan pola perilaku yang dapat diikuti dan dapat digunakan sebagai contoh. Dengan demikian, diharapkan hasil yang diperoleh dalam pengembangan model dapat diperoleh pula dalam kenyataannya pada tingkat sasaran. Model yang dimaksud adalah pola pembelajaran pendidikan kecakapan hidup dalam penyelenggaraan b. Pembelajaran Pembelajaran menurut Djudju Sudjana (2000:8) adalah setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi- kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu peserta didik yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan. Pembelajaran yang dimaksud dalam model ini adalah pembelajaran pendidikan kecakapan hidup terutama kecakapan Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 5
  • 15. pendahuluan c. Pendidikan Kecakapan Hidup WHO (1997) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Program-program pendidikan kecakapan hidup yang dimaksud meliputi: 1. Kursus Wirausaha Desa Program kursus yang secara khusus diselenggarakan di perdesaan yang menitikberatkan pada sektor produksi seperti pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan, dan sector lainnya yang dianggap potensial. 2. Kursus Wirausaha Kota Program kursus yang secara khusus diselenggarakan di perkotaan yang menitikberatkan pada sektor jasa seperti otomotif, komputer, kecantikan, menjahit, tata rias pengantin, akupuntur, security, spa, elektronik, perhotelan, dan tata boga 3. Kursus Para Profesi Orientasi Nasional/ Internasional Kursus untuk tenaga kerja nasional/internasional berdasarkan atas job order yang diperoleh atas kerja sama dengan lembaga terkait dan bersertifikasi sesuai dengan - jenis vokasi, seperti PLRT Plus, perhotelan, perawat, spa therapist, dan lainnya sesuai pemesanan 4. PKH Kerjasama SKM/ Poltek Pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan di SMK/ Poltek berupa pendidikan vokasi atau keterampilan untuk mempersiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja dan atau usaha mandiri yang diselenggarakan pada waktu paling lama 6 bulan. d. Kursus Wirausaha Kursus wirausaha adalah program kursus yang secara khusus diselenggarakan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat agar memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan menumbuhkembangkan sikap mental kreatif, inovatif, bertanggung jawab serta berani menanggung resiko (sikap mental profesional) dalam mengelola potensi diri dan lingkungannya dalam rangka peningkatan kualitas hidupnya. 6 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 16. pendahuluan e. Instruktur Instruktur Kursus, yaitu tenaga yang memiliki kompetensi dalam bidangnya dan bertugas menjadi pendidik pada suatu lembaga (kursus atau yang sejenisnya). Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 7
  • 17. pendahuluan 8 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 18. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup Aspek dasar yang harus dimiliki peserta didik dalam pendidikan kecakapan hidup adalah kecakapan personal dan sosial yang sering disebut sebagai kecakapan generik (generic life skill). Proses pembelajaran dengan pembenahan aspek personal dan sosial merupakan prasyarat yang harus diupayakan berlangsung pada jenjang ini. Peserta didik tidak hanya membutuhkan kecakapan membaca- membaca-berhitung. Mereka justru membutuhkan suatu kecakapan lain yang mengajaknya dapat bernalar dan memahami kehidupan secara arif. Melalui penguasaan kompetensi itu, peserta didik dapat berkembang, kreatif, produktif, kritis, jujur untuk menjadi manusia- manusia yang unggul dan pekerja keras. Tiga kemampuan generik yang menurut hasil identifikasi lapangan sangat kurang dikuatkan dalam program pembelajaran pendidikan kecakapan hidup adalah kemampuan kesadaran diri, kerjasama dan kepemimpinan. Ketiga bagian itu, setidaknya menjadi grand narative dalam konsep PKH pada model ini. Bagian berikutnya, dipaparkan pula tentang bagaimana program PKH dalam PNF, pengguna model, dan beberapa penjelasan istilah yang terdapat dalam model ini. Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 9
  • 19. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup A. KONSEP PKH Konsep kecakapan hidup (life skills) me– rupakan salah satu fokus analisis dalam pengembangan kurikulum pendidikan yang menekankan pada kecakapan hidup atau bekerja. Kecakapan hidup (life skills) memiliki makna yang lebih luas dari employability skills dan vocational skills. Keduanya, merupakan bagian dari program life skills. Istilah kecakapan hidup menurut Satori (2002) dalam Anwar (2004:20) adalah tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu saja, namun harus memiliki Sumber: CD Imagekemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti membaca, menulis, menghitung, merumuskan, dan memecahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam tim, terus belajar di tempat kerja, dan mempergunakan teknologi. Program pendidikan Kecakapan hidup (life skills) adalah pro- gram pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis, terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha dan potensi ekonomi dan industri yang ada di masyarakat. Kecakapan hidup (life skills) ini cakupannya luas, berinteraksi antara pengetahuan yang diyakini sebagai unsur penting untuk hidup lebih mandiri. Gagasan tentang pendidikan kecakapan hidup bukanlah sesuatu yang baru. Menurut Santoso S. Hamijoyo (2002: 2-3) Gagasan tentang pendidikan kecakapan hidup telah dimulai oleh UNESCO pada tahun 1949 melalui konsep functional literacy. Gagasan pokok dari konsep tersebut adalah agar kemampuan baca-tulis-hitung dapat berfungsi memberi manfaat bagi yang bersangkutan untuk keluar dari tiga kesengsaraan, yaitu: kebodohan (ignorance), kepenyakitan (ill-health) dan kemelaratan (poverty). Pentingnya pembekalan kecakapan hidup terhadap peserta didik telah mendapat pengakuan dari para pakar yang berke- cimpung di dunia pendidikan. Penegasan tentang pentingnya kecakapan hidup dapat dilihat pada Pokok-Pokok Deklarasi Dakkar Tahun 2000 tentang Pendidikan Untuk Semua yang menunjukkan adanya hak bagi setiap warga negara, baik anak-anak maupun orang dewasa, untuk memperoleh kesempatan yang adil dalam mengikuti pendidikan kecakapan hidup, dan adanya kewajiban bagi setiap negara untuk menyediakan, memperbaiki, meningkatkan dan menjamin kualitas penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup, terutama kecakapan hidup yang bersifat penting, sehingga 10 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 20. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara merata (Fasli Jalal, 2004: 11-12). Kecakapan hidup merupakan serangkaian kemampuan yang dibutuhkan oleh seseorang agar dapat mengatasi berbagai persoalan yang ditemui dalam kehidupannya. Sejalan dengan pengertian ini, Malik Fadjar (2000) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai kecakapan untuk bekerja, selain kecakapan untuk berorientasi pada jalur akademik (Slamet PH, 2002: 4). Pengertian lain dikemukakan oleh Tatang Amirin (Majalah Dinamika Pendidikan, 2002:58) yang menyatakan bahwa istilah 'skill' sering diartikan sebagai keterampilan, padahal keterampilan mempunyai makna yang sama dengan kecakapan fisik dan pekerjaan tangan. Hal ini menyebabkan life skills sering dimaknai hanya sebagai vocational skill, keterampilan kerja-kejuruan (pertukangan) atau kemampuan yang perlu dimiliki oleh peserta didik agar mereka dapat segera bekerja mencari nafkah untuk kehidupannya. Pemikiran Tatang Amirin didukung oleh Muchlas Samani (2002: 10) yang menyatakan " Pengertian kecakapan hidup lebih luas dari keterampilan untuk bekerja. Baik orang yang bekerja maupun yang tidak bekerja tetap memerlukan kecakapan hidup, karena mereka pun menghadapi berbagai masalah yang harus dipecahkan. Setiap orang, di mana pun dan kapan pun, selalu menemui masalah yang memerlukan pemecahan". Menurut Ditjen Diklusepa (2003: 6), hakikat pendidikan berorientasi kecakapan hidup di bidang PLS adalah upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan ke– mampuan yang memung- kinkan peserta didik dapat hidup mandiri. Penyelenggaraan pen- didikan kecakapan hidup di bidang PLS didasarkan atas prinsip lima pilar pendidikan, yaitu: learning to know (belajar untuk memperoleh penge– tahuan), learning to learn (belajar untuk tahu cara belajar), learning to do (belajar untuk dapat berbuat/ melakukan pekerjaan), learning to be (belajar agar dapat menjadi orang yang berguna sesuai dengan minat, bakat dan potensi diri), dan learning to live to- Sumber: Dok. Pribadi Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 11
  • 21. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup gether (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain). Berdasarkan prinsip lima pilar pendidikan di atas, peserta didik Program PKH diharapkan mampu belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang diminatinya, memanfaatkan, pengetahuan dan keterampilan tersebut untuk meningkatkan kualitas hidupnya serta membantu orang lain yang mem– butuhkannya. Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa pengertian kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja (vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. WHO (1997) mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai ke– terampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan hidup mencakup lima jenis, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan berpikir, (3) kecakapan sosial, (4) kecakapan akademik, dan (5) kecakapan kejuruan. Barrie Hopson dan Scally (1981) mengemukakan bahwa kecakapan hidup merupakan pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan baik secara individu, kelompok maupun melalui sistem dalam menghadapi situasi tertentu. Sementara Brolin (1989), mengartikan lebih sederhana, yaitu kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan dan kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri. Pengertian kecakapan hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu (vocational job), namun juga memiliki kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti: membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan teknologi (Dikdasmen, 2002). Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan hidup merupakan ke– cakapan-kecakapan yang secara praktis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Keca– kapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang di dalamnya termasuk fisik dan mental, serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik, sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan. Pendidikan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui kegiatan intra/ Sumber: Dok. Pribadi 12 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 22. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek pengembangan diri, yang materinya menyatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada. Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan hidup dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan agar peserta didik mengenal dan memiliki bekal dalam menjalankan kehidupan di kemudian hari. Isi dan bahan pelajaran tersebut menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi, sehingga secara struktur tidak berdiri sendiri. Kecakapan hidup (life skills) pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk menanamkan dan meningkatkan kecakapan hidup individu peserta didik, sehingga mampu hidup dan berpe– nghidupan secara layak dan mandiri. Kecakapan hidup itu sendiri merupakan suatu kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mampu mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya problema tersebut dapat diatasinya. Secara operasional, program Kecakapan hidup (life skills) dalam pendidikan nonformal dipilah menjadi empat jenis: a. Kecakapan pribadi (personal skill), yang mencakup kecakapan mengenal diri sendiri, kecakapan berpikir rasional, dan percaya diri. Kecapakan personal mencakup kesadaran diri dan berpikir rasional. Kesadaran diri merupakan tuntutan mendasar bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya di masa yang akan datang. Kesadaran diri dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) kesadaran akan eksistensi diri sebagai makhluk Tuhan YME, makhluk sosial, dan makhluk lingkungan, dan (2) kesadaran akan potensi diri dan dorongan untuk mengembangkannya. (Dikdasmen: 2004). 1) Kesadaran diri difokuskan pada kemampuan peserta didik untuk melihat sendiri potret dirinya pada tataran yang lebih rendah peserta didik akan melihat dirinya dalam hubu- ngannya dengan lingkungan keluarga, kebiasaannya, kegemarannya, dan sebagainya. Pada tataran yang lebih tinggi, peserta didik akan semakin memahami posisi dirinya di lingkungan belajarnya, desanya, kotanya, dan sete- rusnya, minat, bakat, dan sebagainya. 2) Kecakapan berpikir merupakan kecakapan dalam meng- gunakan rasio atau pikiran. Kecakapan ini meliputi kecakapan menggali informasi, mengolah informasi, dan Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 13
  • 23. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup mengambil keputusan secara cerdas, serta mampu memecahkan masalah secara tepat dan baik. b. Kecakapan sosial (social skill), seperti kecakapan melakukan kerjasama, bertenggang rasa dan bertanggung jawab sosial. Kecakapan sosial dapat dipilah menjadi dua jenis utama, yaitu (1) kecakapan berkomunikasi, dan (2) kecakapan bekerja sama 1 ) Kecakapan Berkomunikasi Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat tempat tinggal maupun tempat kerja, peserta didik sangat memerlukan kecakapan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dalam realitasnya, komunikasi lisan ternyata tidak mudah dilakukan. Seringkali orang tidak dapat menerima pendapat lawan bicaranya, bukan karena isi atau gagasannya, tetapi karena cara penyampaiannya yang kurang berkenan. Dalam hal ini diperlukan kemampuan bagaimana memilih kata dan cara menyampaikan agar mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Karena komunikasi secara lisan sangat penting, perlu ditumbuh-kembangkan sejak dini kepada peserta didik. Lain halnya dengan komunikasi secara tertulis. Dalam hal ini diperlukan kecakapan bagaimana cara menyampaikan pesan secara tertulis dengan pilihan kalimat, kata-kata, tata bahasa, dan aturan lainnya agar mudah dipahami orang atau pembaca lain. 2 ) Kecakapan Bekerja Sama Bekerja dalam kelompok atau tim merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dielakkan sepanjang manusia hidup. Salah satu hal yang diperlukan untuk bekerja dalam kelompok adalah adanya kerja sama. Kemampuan bekerja sama perlu dikembangkan agar peserta didik terbiasa memecahkan masalah yang sifatnya agak kompleks. Kerja sama yang dimaksudkan adalah bekerja sama adanya saling pengertian dan membantu antarsesama untuk mencapai tujuan yang baik. Hal ini agar peserta didik terbiasa dan dapat membangun semangat komunitas yang harmonis. 14 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 24. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup c. Kecakapan akademik (academic skill), seperti kecakapan dalam berpikir secara ilmiah, melakukan penelitian, dan percobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah. Kecakapan akademik sering disebut sebagai kecakapan intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah. Kecakapan ini merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir secara umum, namun mengarah kepada kegiatan yang bersifat keilmuan. Kecakapan ini mencakup antara lain kecakapan mengidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan suatu fenomena tertentu, merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan penelitian. Untuk membangun kecakapan- kecakapan tersebut diperlukan pula sikap ilmiah, kritis, obyektif, dan transparan. d. Kecakapan vokasional (vokational skill), adalah kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat, seperti pada bidang jasa (perbengkelan, jahit menjahit) dan produksi barang tertentu (peternakan, pertanian, dan perkebunan). Kecakapan ini sering disebut dengan kecakapan kejuruan, artinya suatu kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat atau lingkungan peserta didik. Kecakapan vokasional lebih cocok untuk peserta didik yang menekuni pekerjaan yang mengandalkan keterampilan psikomotorik daripada kecakapan berpikir ilmiah. Namun, bukan berarti peserta didik tidak layak untuk menekuni bidang kejuruan seperti ini. Misalnya, merangkai dan mengoperasikan komputer. Kecakapan vokasional memiliki dua bagian, yaitu: kecakapan vokasional dasar dan kecakapan vokasional khusus yang sudah terkait dengan bidang pekerjaan tertentu seperti halnya pada peserta didik. Kecakapan dasar vokasional bertalian dengan bagaimana peserta didik menggunakan alat sederhana, misalnya: obeng, palu, dsb; melakukan gerak dasar, dan membaca gambar sederhana. Kecakapan ini terkait dengan sikap taat asas, presisi, akurasi, dan tepat waktu yang mengarah kepada perilaku produktif. Sementara itu, vokasional khusus hanya diperlukan bagi mereka yang akan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan Sumber: bidangnya. Misalnya, pekerja montir, apoteker, tukang, Dok. Pribadi Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 15
  • 25. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup teknisi, atau meramu menu bagi yang menekuni pekerjaan tata boga, dan sebagainya. Keempat jenis kecakapan hidup di atas, dilandasi oleh kecakapan spiritual, yakni: keimanan, ketaqwaaan, moral, etika, dan budi pekerti luhur sebagai salah satu pengamalan dari sila pertama Pancasila. Dengan demikian, pendidikan Keca– kapan hidup (life skills) diarahkan pada pembentukan manusia yang berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat, mandiri, seerta memiliki produktivitas dan etos Sumbwordpres. www. kerja yang tinggi. er: Aspek dasar yang harus dimiliki peserta didik dalam pendidikan kecakapan hidup adalah kecakapan personal dan sosial yang sering c om disebut sebagai kecakapan generik (generic life skill). Proses pembelajaran dengan pembenahan aspek per- sonal dan sosial merupakan prasyarat yang harus diupayakan berlangsung pada jenjang ini. Peserta didik tidak hanya membutuhkan kecakapan membaca- menulis-berhitung, melainkan juga butuh suatu kecakapan lain yang mengajaknya untuk cakap bernalar dan memahami kehidupan secara arif. Dengan demikian, pada masanya peserta didik dapat berkembang, kreatif, produktif, kritis, jujur untuk menjadi manusia-manusia yang unggul dan pekerja keras. Pendidikan kecakapan hidup pada jenjang ini lebih menekankan kepada pembelajaran akhlak sebagai dasar pembentukan nilai-nilai dasar kebajikan (basic goodness), seperti: kejujuran, kebaikan, kepatuhan, keadilan, etos kerja, kepahlawanan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta kemampuan bersosialisasi. 16 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 26. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup B. PROGRAM PKH DALAM PNF Pelaksanaan pendidikan Kecakapan hidup (life skills) pada satuan dan program pendidikan nonformal, utamanya dalam rangka pengentasan kemiskinan dan penanggulangan pengangguran, yang lebih ditekankan pada upaya pembelajaran yang dapat memberikan penghasilan (learning and earning). Menurut Malik Fadjar (2001) dalam Pedoman Penye– lenggaraan Program Kecakapan Hidup, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (2004:5) bahwa penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada jalur pendidikan nonformal menggunakan pendekatan "Broad Based Education (BBE)", yakni pendekatan pendidikan berbasis luas, yang ditandai oleh: a. Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional baik dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing (Inggris, Arab, Mandarin, Jepang dan lainnya). b. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang dihadapi melalui proses pembelajaran berpikir kritis dan ilmiah, penelitian, penemuan, dan penciptaan. c. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan tekhnologi guna mendukung kedua kemampuan tersebut di atas. d. Kemampuan memanfaatkan keanekaragaman teknologi diberbagai lapangan kehidupan (pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan, kerumahtanggaan, kesehatan, komunikasi informasi, manufaktur, industri, perdagangan, kesenian dan olahraga). e. Kemampuan mengelola sumber daya alam, sosial, budaya, dan lingkungan. f. Kemampuan bekerja dalam tim, baik dalam sektor formal maupun informal. g. Kemampuan memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. h. Kemampuan berusaha secara terus menerus dan menjadi manusia belajar dan pembelajar. i. Kemampuan mengintegrasikan pendidikan dan pembelajaran dengan etika sosio-religius bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 17
  • 27. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup a. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Pendidikan Kecakapan hidup (life skills) yang disele– nggarakan melalui jalur pendidikan nonformal, secara umum bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap warga belajar di bidang pekerjaan/ usaha tertentu sesuai bakat, minat, perkembangan fisik dan jiwanya, serta potensi lingkungannya, sehingga mereka memiliki bekal ke– mampuan untuk bekerja atau berusaha mandiri yang dapat dijadikan bekal untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Adapun tujuan khusus pelayanan pendidikan Kecakapan hidup (life skills) kepada warga belajar adalah agar warga belajar: a. memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja baik bekerja mandiri (wirausaha) dan atau bekerja pada suatu perusahaan produksi/ jasa dengan penghasilan yang semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. b. Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan karya-karya yang unggul untuk anggota keluarganya. c. Memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota keluarganya. d. Mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan sepanjang hayat (life long education) dalam rangka mewujudkan keadilan pendidikan di setiap lapisan masyarakat. b. Manfaat Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup (life skills) yang diarahkan pada upaya pengentasan kemiskinan dan upaya memecahkan masalah pengangguran. Oleh karena itu, pemilihan keterampilan yang akan dipelajari oleh warga belajar didasarkan atas kebutuhan masyarakat, potensi lokal dan kebutuhan pasar sehingga diharapkan akan memberikan manfaat yang positif untuk warga belajar, masyarakat sekitar, dan pemerintah. 18 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 28. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup a. Manfaat bagi warga belajar 1) Memiliki keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan sikap sebagai bekal untuk berusaha sendiri dan atau bekerja pada perusahaan yang terkait. 2) Memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya. 3) Memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan profesionalismenya dan atau melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. 4) Memiliki keterampilan, pengetahuan, kemampuan, dan sikap positif/ bermanfaat yang dapat diberikan/ dikeluarkan kepada sesamanya. b. Manfaat bagi masyarakat 1) Pengangguran berkurang 2) Tumbuhnya aneka mata pencaharian baru yang diusahakan oleh masyarakat sekitar 3) Berkurangnya kesenjangan sosial 4) Keamanan masyarakat membaik c. Manfaat bagi pemerintah 1) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia 2) Produktivitas bangsa meningkat 4) Tumbuhnya kegiatan uasaha ekonomi masyarakat 5) Mencegah kerawanan sosial c. Ciri-ciri Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Program pendidikan kecakapan hidup (life skills) dalam pendidikan nonformal memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. Peserta didik berasal dari lapisan masyarakat miskin, tidak/ putus sekolah, dan tidak/ belum mempunyai keterampilan bekal hidup serta warga masyarakat lainnya yang tertarik meningkatkan kecakapan hidupnya. b. Kurikulum pembelajaran bersifat fleksibel tergantung pada kebutuhan peserta didik, potensi pasar dan potensi usaha lainnya, termasuk dukungan masyarakat, pengusaha dan pemerintah daerah c. Program berlangsung singkat paling lama satu tahun, tidak harus berjenjang dan berkesinambungan, yang penting Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 19
  • 29. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup peserta didik memperoleh manfaat bagi peningkatan mutu bekerja atau berusahanya. d. Narasumber dan fasilitator terdiri atas orang-orang yang peduli terhadap upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat, dapat berasal dari pengusaha, aktivis sosial, perbankan, manajer perusahaan bisnis, tokoh masyarakat, kalangan pemerintahan dan lain-lain. e. Metode pembelajaran bersifat dialogis, partisipatif- andragogis; ketiga bidang kecakapan hidup terintegrasi dalam proses pembelajaran f. Keberhasilan belajar diukur dari peningkatan kemampuan praktis dalam meningkatkan mutu pekerjaannya atau mutu kegiatan berusahanya sebagai akibat dari peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta didik terhadap materi belajar kecakapan hidup. Ciri-ciri pembelajaran Kecakapan hidup (life skills) menurut Depdiknas (2003) dalam Anwar (2004:21 adalah: (1) terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar, (2) terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama, (3) terjadi keselarasan kegiatan belajar untuk mengembangkan diri, belajar, usaha mandiri, usaha bersama, (4) terjadi proses penguasaan kecakapan personal, akademik, manajerial, kewirausahaan, (5) terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan pekerjaan dengan benar, menghasilkan produk bermutu, (6) terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli, (7) terjadi proses penilainya kompetensi, dan (8) terjadi pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha bersama. d. Jenis Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Sejak dicanangkannya pendidikan kecakapan hidup, khususnya pada pendidikan nonformal, banyak sekali jenis-jenis program pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan di masyarakat, seperti kelompok belajar usaha (KBU), program life skills, sentra pemberdayaan pemuda, dan lain sebagainya. Kemudian, sejak tahun 2006 muncul program kursus wirausaha yang diorientasikan di perdesaan (KWD) atau perkotaan (KWK), serta kursus para profesi (KPP). Demikian halnya dengan penyelenggara programnya, kini program-pro- gram PKH PNF bukan hanya dilaksanakan oleh satuan PNF, melainkan melibatkan juga satuan pendidikan formal, misalnya 20 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 30. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup program PKH bekerja sama dengan SMK/Poltek. Berikut ini, akan diuraikan program-program yang sedang dikuatkan pada tahun 2008, yaitu kursus wirausaha, kursus para profesi, dan pendidikan kecakapan hidup yang bekerja sama dengan SMK/ Poltek. a. Kursus Wirausaha Kebijakan pembangunan kursus dan pelatihan, diarahkan pada pemenuhan tiga spektrum besar, yaitu; 1) spektrum nasional dan internasional; 2) spektrum perkotaan dan; 3) spektrum perdesaan. Sebagai wujud dari pelaksanaan pembangunan dan pengembangan kursus dan pelatihan yang berspektrum perdesaan dan perkotaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal, Direk- torat Pembinaan Kursus dan Kelem- Sumber: bagaan memprakarsai penyelenggaraan Dok. Pribadi kursus wirausaha orientasi perdesaan (KWD) dan kursus wirausaha orientasi perkotaan (KWK). Kursus wirausaha adalah program kursus yang diselenggarakan secara khusus untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat baik di perdesaan maupun perkotaan agar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan menumbuh kembangkan sikap mental kreatif, inovatif, bertanggung jawab serta berani menanggung resiko (sikap mental profesional) dalam mengelola potensi diri dan lingkungannya yang dapat dijadikan bekal untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Misi dari program kursus wirausaha baik orientasi perdesaan maupun perkotaan adalah: 1) mengentaskan pengangguran dan kemiskinan 2) mengembangkan dan memberdayakan perekonomian masyarakat melalui kegiatan produktif 3) mengoptimalkan daya guna dan hasil guna potensi alam dan lingkungan 4) mensejahterakan masyarakat melalui kegiatan kursus dan pemberdayaan usaha mandiri Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 21
  • 31. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup Program kursus wirausaha, baik KWD maupun KWK, diselenggarakan dengan tujuan pertama, meningkatkan penge– Bila aku harus mengulangi tahuan, keterampilan dan sikap warga hidup ini, aku akan membuat masyarakat sebagai bekal untuk bekerja kesalahan-kesalahan yang dan/ atau usaha mandiri sesuai dengan sama, tetapi akan aku potensi lokal dan kedua, memberikan pastikan bahwa aku layanan pendidikan bagi masyarakat) agar menemukan kesalahan- memiliki kompetensi yang diperlukan kesalahan itu jauh lebih awal. dalam dunia usaha atau dunia kerja sesuai Sehingga, keberhasilan akan dengan jenis kursus yang diikuti, sehingga datang lebih awal men- mampu merebut peluang kerja pada jemput dan meng-elukan-ku. Aku tidak tahu takdir-ku, perusahaan/ industri dengan penghasilan tetapi aku tahu hak-ku untuk yang wajar/ menciptakan lapangan kerja berhasil. sendiri. Sasaran program kursus wirausaha (Crouching Neglects, Hidden diprioritaskan bagi warga masyarakat Mistakes ) dengan kriteria sebagai berikut. 1) Kelompok usia produktif (15-35 tahun) dan belum memiliki keterampilan yang dapat dijadikan bekal untuk mencari nafkah. 2) Berasal dari keluarga kurang beruntung/ miskin 3) Tidak sedang sekolah dan tidak bekerja, diutamakan lulusan pendidikan kesetaraan (paket B dan C) termasuk mereka yang memiliki surat keterangan melek aksara (SUKMA). 4) Diutamakan berdomisili di sekitar lokasi tempat pe– nyelenggaraan kursus wirausaha 5) Berminat dan sanggup mengikuti program sampai tuntas. Program kursus wirausaha dapat dilaksanakan oleh semua satuan pendidikan nonformal, seperti lembaga kursus, PKBM, SKB, pusat latihan kerja, sekolah menengah kejuruan (SMK), dan lembaga lain yang relevan. Jenis keterampilan program kursus wirausaha hendaknya bersifat fungsional praktis, yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola/meningkatkan produksi potensi lokal, berdampak langsung terhadap peningkatan produktivitas dan penghasilan masyarakat, mempunyai peluang pasar serta dapat dijadikan untuk alih pekerjaan/ usaha. Jenis keterampilan program kursus wirausaha desa (KWD) antara lain; pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, 22 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 32. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup PLRT-plus, atau keterampilan lain yang dianggap laku di pasaran (marketable). Sementara jenis keterampilan untuk kursus wirausaha kota (KWK) di antaranya adalah tata kecantikan (kulit, rambut, dll), tata rias pengantin, tata boga, security, otomotif, elektronika, spa, pariwisata, komputer, sales- man, atau keterampilan lain yang memiliki peluang kerja di perkotaan. b . Kursus Para Profesi KPP adalah salah satu program pendidikan nonformal yang dilaksanakan melalui satuan-satuan pendidikan lainnya bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan serta sikap dan kepribadan yang mengarah pada profesionalisme untuk menjadi tenaga kerja dan/atau berusaha secara mandiri. Tujuan KPP memberikan kesempatan bagi peserta didik usia produktif untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang sesuai dengan kebutuhan/ peluang pasar kerja pada dunia usaha dan dunia industri, baik di dalam maupun di luar negeri. Penyelenggara program Kursus Para Profesi (KPP), adalah lembaga kursus dan pelatihan serta lembaga pendidikan lainnya yang memenuhi persyaratan sebagai berikut. 1. Berbadan hukum yang dibuktikan dengan Akta Notaris atau keterangan legalitas sejenis lainnya. 2. Memiliki ijin operasional dari instansi berwenang, dan diprioritaskan dari Dinas Pendidikan. c. Memiliki rekening bank dan NPWP yang masih aktif atas nama lembaga (bukan rekening dan NPWP pribadi). 3. Memiliki Job Order atau Demand Letter Attachement (pesanan tenaga kerja) dibuktikan dengan surat pesanan dari dunia industri atau penyalur tenaga kerja (bukan MOU magang), baik dalam maupun luar negeri, bagi KPP yang orientasi luar negeri. 4. Memiliki tenaga instruktur kompeten dan certified dengan jumlah yang memadai; 5. Memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap teru- tama untuk belajar praktek, sesuai jenis keterampilan/ vokasi yang diusulkan dan memungkinkan untuk digunakan Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 23
  • 33. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup sebagai tempat pendidikan/ pelatihan; 6. Memiliki kurikulum dan bahan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang kompeten untuk jenis keterampilan/ vokasi yang diusulkan paling lama 6 (enam) bulan; 7. Mendapat rekomendasi dari Subdin PLS Kabupaten/Kota. c . Pendidikan Kecakapan Hidup Kerjasama SMK/Poltek Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) kerjasama SMK/ Poltek adalah program pendidikan nonformal yang diselenggarakan di SMK/ Poltek berupa pendidikan vokasi atau keterampilan untuk mempersiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja dan atau usaha mandiri. Program yang diselenggarakan pada waktu paling lama 6 bulan ini merupakan upaya untuk mendayagunakan fasilitas SMK/Poltek dalam memberikan layanan pendidikan keterampilan bagi sasaran pendidikan nonformal masyarakat di sekitarnya untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat melalui pendekatan: 1) Pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenis ke-terampilan atau vokasi yang dikembangkan di SMK/ Poltek yang bersangkutan dan atau kebutuhan pasar kerja. 2) Penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi 3) Uji kompetensi dan sertifikasi profesi 4) Ada penempatan kerja yang jelas Penyelenggara program PKH kerjasama SMK/Poltek adalah SMK/Poltek baik negeri maupun swasta yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Memiliki ijin operasional (khusus untuk swasta) 2) Mudah dijangkau peserta didik 3) Memiliki tenaga instruktur dengan jumlah dan kompetensi yang memadai 4) Memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap terutama untuk belajar praktek sesuai jenis keterampilan yang diusulkan 5) Memiliki kurikulum dan bahan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang kompeten 6) Memiliki NPWP dan rekening atas nama lembaga 24 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 34. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup 7) Mendapat rekomendasi dari Subdin PLS 8) Memiliki kesanggupan untuk menyelenggarakan program PKH 9) Memiliki jaringan kemitraan dengan DUDI, untuk on the job training (magang) dan penempatan lulusan untuk bekerja. Adapun peserta didik program PKH kerjasama dengan SMK/ Poltek adalah warga masyarakat di lingkungan SMK/Poltek yang memiliki kriteria sebagai berikut. 1) Penduduk usia produktif (18-35 tahun), perempuan maupun laki-laki yang tidak sekolah dan tidak bekerja. 2) Minimal berpendidikan SMP/Paket B, dropout SM/K/sederajat, dan atau lulus SM/K/sederajat tidak melanjutkan, (tidak dibenarkan siswa yang sedang sekolah). 3) Belum memiliki keterampilan dan pekerjaan tetap sebagai mata pencaharian. 4) Memiliki kemauan untuk belajar, dibuktikan dengan surat pernyataan kesanggupan untuk mengikuti program sampai tuntas. Jenis keterampilan/vokasi yang diselenggarakan harus sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja dan atau kebutuhan masyarakat dengan prioritas pada keterampilan sebagai berikut. 1) Teknik otomotif 2) Teknik elektronika 3) Teknik computer 4) Tata boga 5) Menjahit 6) Perhotelan 7) Pertanian/agrobisnis 8) Jasa-jasa lainnya yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 25
  • 35. konsep dan program pendidikan kecakapan hidup 26 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 36. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup “Yesss … I Got You !”, Itulah cuplikan kalimat yang diucapkan seorang bocah bernama Kevin dalam film komedi anak-anak “Home Alone” ketika ia berhasil mengelabui kawanan perampok dengan memanfaatkan video film koboi, cat, tali, dan sebagainya. Kalimat tersebut bagi kita sangat sederhana dan bahkan tidak bermakna. Namun lain bagi bocah Kevin, bahwa kalimat tersebut sarat dengan makna karena pada tingkat usianya dengan segala keterbatasannya itu ia sudah dapat memecahkan suatu problem secara cermat, cerdas, dan kreatif. Terlepas dari perdebatan nilai dan norma serta keyakinan budaya yang menyertai cara Kevin dalam memecahkan problema tersebut. Lucu sekaligus konyol, bagaimana Kevin dengan keluguan dan batasan berpikir sebagai seorang yang masih bocah dalam menghadapi kawanan perampok itu. Namun, apakah kita akan hanya melihat dari sudut pandang kekonyolan dan kelucuan seorang bocah saja? Tentu tidak, lantas kita berpikir, bagaimana cermat dan cerdasnya seorang bocah kevin dalam mengatasi problem sesuai dengan batasan ia sebagai seorang bocah yang lucu dan lugu? Sebentar kita renungkan ilustrasi tersebut! Melalui ilustrasi tersebut, kita diantarkan kepada pemahaman bahwa dalam kehidupan setiap orang, di mulai sejak kecil, akan selalu menghadapi masalah. Karena masalah, harus kita geledah solusinya. Solusi itu akan muncul jika dalam proses pemecahannya dikemas secara kreatif dengan pemanfaatan sarana dan situasi yang tepat. Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 27
  • 37. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup A. Standar Kompetensi Paket sessi pembelajaran kecakapan generik yang diuraikan dalam model ini pada hakikatnya bertujuan untuk menumbuhkan atau mengembangkan kemampuan personal dan sosial peserta terutama hubungannya dengan kegiatan berwirausaha. Rumusan standar kompetensi yang harus dicapai peserta setelah mengikuti semua sesi pembelajaran ini adalah sebagai berikut. Sumber: CD Image No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator 1 Mampu mengenali Mampu menyingkap a. Mengidentifi- dan memanfaatkan kekuatan dan kasi keunggu- potensi diri, berpikir kelemahan diri, lan atau rasional dalam sehingga muncul kelebihan yang mempertimbangkan kesadaran diri yang dimiliki oleh setiap keputusan, menimbulkan motivasi diri sendiri serta tampil untuk bersikap dan b. Mengidenti- percaya diri dalam bertindak yang lebih fikasi melakukan baik. kelemahan kegiatan sehari-hari atau kekurangan yang dimiliki oleh diri sendiri c. Mengidentifi- kasi potensi diri yang dapat dikembangkan untuk belajar, bekerja atau berwirausaha d. Mengidentifi- kasi tujuan hidup yang akan dicapai pada masa yang akan datang Mampu a. Menemukan menggali informasi, jenis kegiatan mengolah informasi, yang terdukung dan mengambil oleh potensi lingkungan 28 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 38. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator keputusan secara b. Membuat cerdas, serta mampu perencanaan memecahkan masalah kegiatan secara secara tepat dan baik. matang sesuai dengan dukungan yang ada Menunjukkan keyakinan a. Mampu akan kemampuan dan bertanya dengan penilaian diri sendiri baik dalam berbagai situasi b. Mampu sehingga menghasilkan mengemukakan kinerja yang lebih pendapat dalam unggul. sebuah diskusi c. Menunjukkan keyakinan dalam melakukan suatu aktivitas 2 Memiliki a . Memiliki wawasan a. Menjelaskan kemampuan tentang membangun pengertian bekerjasama atau kerjasama dalam kerjasama bermitra dengan melakukan kegiatan/ b. Menguraikan perorangan, usaha prinsip-prinsip perusahaan, b. Mampu menjalin kerjasama pemerintah, atau kerjasama dengan c. Mengidenti- organisasi yang pihak lain dalam fikasi faktor- mampu membawa melakukan suatu faktor yang sumber daya baru kegiatan/usaha mempengaruhi untuk sebuah kerjasama kegiatan/usaha d. Mengidentifi- yang sedang kasi kelebihan dilakukan. dan kekurangan kelompok yang dapat dimitrakan dengan pihak lain e. Menentukan mitra kerja- sama yang sesuai dengan Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 29
  • 39. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator kebutuhan f. Menjalin kerjasama dengan mitra yang telah ditetapkan 3 Memiliki Memahami konsep dan a. Memahami keberanian implementasi pengertian mengambil kepemimpinan dalam kepemimpinan tindakan dan menjalankan suatu dan pemimpin menerima kegiatan b. Mampu tanggung jawab menjelaskan atas hasil pilihan sifat-sifat tindakan yang pemimpin yang dilakukan untuk efektif sebuah kegiatan / c. Memahami usaha. fungsi dan Menunjukkan peranan keberanian diri pemimpin dalam d. Membedakan merencanakan, tife-tife melaksanakan dan pemimpin menerima hasil e. Menjelaskan tindakan. tahapan manajemen dalam kepemimpinan Menuliskan rencana, a. Menuliskan pelaksanaan dan rencana, kemungkinan hasil atas pelaksanaan pilihan tindakan dan kemungkinan hasil atas pilihan tindakan. b. Memperkirakan hasil di masa mendatang atas tindakan yang dilakukan saat ini 30 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 40. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Mengembangkan Mendaftar pengalaman diri sendiri pengalaman yang dan pengamatan atas dialami diri sendiri pengalaman orang lain dalam melakukan sebagai dasar suatu pilihan mengambil keputusan tindakan. dalam bertindak Mendaftar pengalaman Mencatatkan hasil yang dialami diri sendiri amatan atas dalam melakukan suatu pengalaman orang pilihan tindakan. lain dalam melakukan suatu tindakan B. Rumusan Materi No Pokok Bahasan Tujuan Pokok Materi 1 Kesadaran Diri 1. Peserta memahami Mengenal diri keunggulan yang dimiliki Berpikir rasional sebagai modal dalam Percaya diri mengembangkan diri menjadi pekerja atau wirausahawan 2. Peserta menyadari kekurangan diri sekaligus dapat menentukan langkah untuk meminimalisir kekurangan tersebut 3. Peserta terbiasa membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan dalam hidupnya secara cermat dan masuk akal 4. Peserta mampu bersikap dan bertindak dengan penuh keyakinan. Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 31
  • 41. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup No Pokok Bahasan Tujuan Pokok Materi 2 Kerja Sama 1. Peserta memahami 1. Pengertian tentang membangun kerjasama kerjasama dalam 2. Prinsip- mewujudkan program prinsip 2. Peserta dapat kerjasama mengemukakan kelebihan 3. Faktor- dan kekurangan kelompok faktor yang yang dapat dimitrakan mempenga- dengan pihak lain. ruhi 3. Peserta dapat menentukan kerjasama mitra kerja untuk 4. Pemetaaan menyelesaikan aspek yang permasalahan yang ada dapat pada kelompok. dimitrakan 4. Dapat menjalin kerjasama dengan dengan mitra yang telah pihak lain ditentukan. 5. Tips umum memuluskan proses kerjasama 3 Kepemimpinan Memahami konsep dan 1. Pengertian implementasi kepemimpinan kepemimpinan dalam menjalankan suatu dan kegiatan pemimpin 2. Sifat-sifat pemimpin yang efektif 3. Fungsi dan peranan pemimpin 4. Tipe-tipe pemimpin 5. Tahapan manajemen dalam kepemim- pinan Mempraktikkan keberanian Rencana, diri dalam merencanakan, pelaksanaan melaksanakan dan menerima dan hasil hasil apa pun atas tindakan usaha. yang dipilih. 32 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 42. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup No Pokok Bahasan Tujuan Pokok Materi Memperkirakan hasil usaha Peluang dan yang diperoleh atas pilihan proyeksi Usaha. tindakan yang dilaksanakan saat ini. Menuliskan daftar pengalaman Pengalaman diri yang sangat berharga gagal serta manfaat yang dapat diperoleh. Memberikan tiga contoh Catatan pengalaman orang lain yang pengamatan ditemukan di sekitar keberhasilan lingkungan. orang lain dalam melakukan usaha C. Paket Pembelajaran Upaya pencapaian standar kompetensi kecakapan generik oleh peserta (seperti telah diuraikan di atas) yang meliputi kemampuan kesadaran diri, kerjasama dan kemampuan leadership, tidak terlepas dari peran fasilitator dalam merekayasa proses pembe- lajaran yang partisipatif dan menye– nangkan. Berikut ada- lah paket pembelajaran untuk menca- pai ketiga ke- mampuan di atas. sumber: cd image Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 33
  • 43. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup 34 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 44. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup A. PENDAHULUAN Manusia akan dapat bangkit, bertahan dan meningkatkan kualitas hidupnya ketika ia memiliki kecakapan hidup atau life skills. Salah satu kecakapan hidup yang dibutuhkan oleh semua orang dalam berprofesi apapun adalah kecakapan personal yang di dalamnya memuat kemampuan mengenal diri, berpikir rasional dan percaya diri, semuanya itu bolehlah kita sebut sebagai "kesadaran diri". Mengenal diri berarti mampu menyingkap kekuatan, keunggulan, atau kelebihan diri. Mengenal diri juga berarti mampu menemukan kelemahan, keterbatasan atau kekurangan diri. Berfikir rasional berarti mampu menimbang dan memutuskan segala sesuatu yang akan dilaksanakan secara cermat dan masuk akal. Percaya diri berarti perilaku yang menunjukkan keyakinan pada kemampuan dan penilaian diri sendiri yang sering muncul dalam berbagai situasi dan menghasilkan kinerja yang lebih unggul. Dalam konteks pembelajaran PKH baik dalam bentuk kursus wirausaha desa (KWD) atau kursus wirausaha kota (KWK), sudah seharusnya tiga kemampuan di atas (mengenal diri, berfikir rasional dan percaya diri) menjadi salah satu kecakapan yang harus ditanamkan kepada peserta (warga belajar) program, bukan hanya kecakapan vokasional atau kecakapan kerja saja. Proses internalisasi kecakapan personal ini sudah jelas menjadi tanggung jawab anda sebagai instruktur/fasilitator program PKH. Paket sessi pembelajaran kesadaran diri ini akan membimbing Anda untuk menumbuhkan potensi kesadaran diri peserta program. Secara praktis, paket ini akan berisi tujuan belajar yang harus dicapai oleh peserta program, perangkat-perangkat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, dan langkah-langkah yang harus anda lakukan untuk menggiring peserta belajar aktif mencapai tujuan belajarnya. Selain itu, paket ini juga berisi tentang pesan-pesan pembelajaran yang sebaiknya menjadi penekanan yang dapat anda kembangkan sendiri. Harus diakui bahwa upaya merangsang peserta program PKH sehingga memiliki kemampuan mengenal diri, berfikir rasional dan percaya diri, bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan oleh fasilitator. Akan tetapi dengan kesabaran dan kreativitas yang ditunjukkan oleh instruktur/ fasilitator dalam membimbing peserta secara berkelanjutan, pada akhirnya harapan tersebut akan dapat diwujudkan. sumber: cd image Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 35
  • 45. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup B. TUJUAN Seperti telah disampaikan pada bagian “pendahuluan”, bahwa kecakapan kesadaran diri mencakup tiga kemampuan, yaitu kemampuan mengenal diri, berfikir rasional dan percaya diri. Dengan acuan di atas, maka setelah anda melaksanakan sessi pembelajaran kesadaran diri ini, diharapkan terjadi perubahan positif pada diri peserta program yaitu: 1. Peserta program memahami secara utuh keunggulan yang dimilikinya sebagai modal dalam mengembangkan diri menjadi pekerja atau wirausahawan. 2. Peserta program menyadari sepenuhnya kekurangan dirinya sekaligus dapat menentukan langkah untuk meminimalisasi kekurangan tersebut. 3. Peserta program terbiasa membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan dalam hidupnya secara cermat dan masuk akal 4. Peserta program mampu bersikap dan bertindak dengan penuh keyakinan. C. PETUNJUK UMUM Sebelum Anda melaksanakan sessi ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Kenali keunggulan dan kelemahan diri Anda, karena hal ini dapat membantu anda memberikan ilustrasi/ contoh-contoh untuk peserta. 2. Sikap dan perilaku anda akan selalu dibandingkan oleh peserta dengan materi yang anda sampaikan yaitu kesadaran diri. Oleh karena itu, tunjukkan kepercayaan diri Anda sebagai instruktur/ fasilitator. 3. Instrumen pembelajaran dan permainan-permainan yang dicontohkan dalam paket ini dapat anda kembangkan lagi sesuai kebutuhan, dengan catatan tidak merubah makna sessi ini. D. RINCIAN LANGKAH KEGIATAN a. Bina Suasana Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk memulai sessi pembelajaran kesadaran diri ini adalah mengkondisikan peserta untuk mempunyai kesan baik terhadap anda dan materi yang akan anda sampaikan. Selain anda harus berpenampilan menarik, ada beberapa cara untuk menarik simpati peserta, antara lain dengan mengajak peserta melakukan permainan- 36 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 46. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup permainan yang singkat namun memberi kesan menye- nangkan dan mengakrabkan. Salah satu permainan untuk melakukan bina suasana adalah permainan "membuat lubang besar", berikut adalah penjelasan tentang proses permainannya. Nama Membuat Lubang Besar Tujuan Berlomba membuat lubang sebesar-besarnya dengan hanya memanfaatkan satu lembar kertas, sehingga lubang tersebut dapat dimasuki oleh badan pembuatnya. Merangsang antar peserta untuk melakukan komunikasi Melatih berpikir positif, kreativitas, dan berusaha maksimal. Alat/bahan Kertas HVS ukuran A4 Proses a. Bagikan kepada setiap peserta satu lembar kertas ukuran A4 b. Tugaskan kepada peserta untuk membuat lubang sebesar-besarnya dengan memanfaatkan kertas yang sudah dibagikan. c. Sebelum memulai permainan, sambil berdiri, seluruh peserta meneriakkan judul permainan yaitu “membuat lubang besar” d. Berikan waktu kurang lebih 10 menit kepada peserta untuk mencoba dan mencoba lagi. e. Apabila seluruh peserta tidak ada yang bisa melaksanakan tugas, berikanlah contohnya f. Ulas dan diskusikan makna permainan Makna Permainan ini merupakan arena berlatih bagi si pemain untuk mendongkrak kreativitas. Permainan ini membutuhkan nalar si pemain, bagaimana membuat sesuatu yang kecil menjadi besar. Dalam bahasa lain dapat disebutkan, bagaimana menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Memaknai permainan ini dapat kita spektrumkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana kita menyadari bahwa sesuatu yang kita anggap masalah, menjadi potensi atau kekuatan untuk lebih kerja keras Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 37
  • 47. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup Nama MEMBUAT LUBANG BESAR mencari solusinya. Contoh kasus, kita tak memiliki pekerjaan yang bisa membuat kita berpenghasilan tetap. Kasus tersebut banyak orang menyebutnya sebagai masalah. Namun demikian, di mata orang yang memiliki nalar kreatif akan bermakna sebagai sumber kekuatan untuk: “bagaimana agar saya berpenghasilan tetap”. Solusi sederhananya, kita harus memiliki kemampuan untuk memberdayakan dan mendayagunakan apa yang kita miliki. Kemauan, tentunya menjadi niatan dan langkah awal untuk berbuat dan berbuat. Langkah-langkah Membuat Lubang Besar 1. Siapkan sebuah kertas berukuran polio atau A4 2. Lipatlah kertas tersebut hingga menjadi ukuran setengahnya 3. Posisikan letak lipatan pada bagian atas 4. Mulailah merobek kertas tersebut dari bagian yang dilipat. hasil robekan diusa- hakan jangan sampai rampung, sisakan 1 - 2 cm. 38 Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
  • 48. pembelajaran pendidikan kecakapan hidup 5. Dengan arah bolak-balik, lakukan perobekan kertas tersebut hingga ke ujungnya. 6. Bentuk lipatan kertas yang sudah dirobek. 7. Bukalah hasil robekan kertas tersebut hingga posisi kertas tidak terlipat lagi. 8. Mulai dari baris kedua, potonglah robekan kertas tersebut pada bagian tengahnya atau tepat pada hasil lipatan. 9. Lakukan pemotongan kertas hingga bagian kedua dari akhir kertas tersebut. 10.Bentuk kertas yang sudah dipotong. 11.Bukalah kertas tersebut hingga membentuk sebuah lingkaran. Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik 39