SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 52
STIEPAR YAPARI AKTRIPA
BANDUNG
“The success of a tourist destination
depends upon the interrelationship
of three factors: its attractions; its
amenities (or facilities); and its
accessibility for tourists”.
(Holloway, 1989)
Prinsip daya tarik disebuah
destinasi atau kawasan wisata
adalah adanya agregasi atraksi yang
dapat di tawarkan kepada
wisatawan. Semakin agregasinya
bervariasi, semakin menarik tempat
tersebut untuk dikunjungi.
 Semenarik apapun sebuah destinasi, apabila
fasilitas yang dimilikinya sangat terbatas bagi
wisatawan, maka akan mengurangi daya tariknya.
 Secara esensi ini berarti tempat menginap bagi
wisatawan (akomodasi), tempat makan (rumah
makan) dan lain-lain pendukung destinasi akan
sangat berbeda antara satu tempat dengan tempat
lainnya. Artinya bahwa fasilitas sangat tergantung
dari apa yang menjadi pembeda (something
different) di destinasi tersebut.
Faktor ketiga yang harus
diperhatikan dalam menarik
wisatawan adalah kemudahan
dalam menuju destinasi. Destinasi
tidak akan mampu menjadi mass
tourism apabila kemudahan
aksesibilitas tidak terpenuhi
Kegiatan Usaha Kawasan Pariwisata
(berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 67
Tahun 1996 Tentang Penyelenggaraan
Kepariwisataan), meliputi:
 Penyewaan lahan yang telah dilengkapi dengan
prasarana dan sarana sebagai tempat untuk
menyelenggarakan usaha pariwisata;
 Penyediaan fasilitas pendukung lainnya;
 Penyediaan bangunan-bangunan untuk
menunjang kegiatan usaha pariwisata di dalam
kawasan pariwisata.
a. Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Pariwisata mampu memberikan perasaaan bangga dan
cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
melaluikegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh
penduduknya ke seluruh penjuru negeri. Sehingga
dengan banyaknya warganegara yang melakukan
kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain tempat
tinggalnya akan timbul rasa persaudaraan dan
pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan
masyarakat yang dikunjungi sehingga akan
meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional.
b. Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation)
Pembangunan pariwisata seharusnya mampu
memberikan kesempatan bagi
seluruh rakyat Indonesia untuk berusaha dan bekerja.
Kunjungan wisatawan ke suatu daerah seharusnya
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan
demikian pariwisata akan mampu memberi andil besar
dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah
yang miskin potensi ekonomi lain selain potensi alam
dan budaya bagi kepentingan pariwisata.
c. Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable
Development)
Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan
keindahan alam, kekayaan budaya dan
keramahtamahan pelayanan, sedikit sekali
sumberdaya yang habis digunakan untuk menyokong
kegiatan ini. Bahkan berdasarkan berbagai contoh
pengelolaan kepariwisataan yang baik, kondisi
lingkungan alam dan masyarakat di suatu destinasi
wisata mengalami peningkatan yang berarti sebagai
akibat dari pengembangan keparwiwisataan di
daerahnya.
d. Pelestarian Budaya (Culture Preservation)
Pembangunan kepariwisataan seharusnya mampu
kontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian
budaya suatu negara atau daerah yang meliputi
perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan
budaya negara atau daerah. UNESCO dan UN-WTO
dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah
menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan
alat utama pelestarian kebudayaan. Dalam konteks
tersebut, sudah selayaknya bagi Indonesia untuk
menjadikan pembangunan kepariwisataan sebagai
pendorong pelestarian kebudayaan di berbagai daerah.
e. Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi
Manusia
Pariwisata pada masa kini telah menjadi kebutuhan
dasar kehidupan masyarakat modern. Pada beberapa
kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan
perjalanan wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak
azasi manusia khususnya melalui pemberian waktu
libur yang lebih panjang dan skema paid holidays.
f. Peningkatan Ekonomi dan Industri
Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan
berkelanjutan seharusnya mampu memberikan
kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi di suatu
destinasi pariwisata. Penggunaan bahan dan produk
lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata
akan juga memberikan kesempatan kepada industri
lokal untuk berperan dalam penyediaan barang dan
jasa. Syarat utama dari hal tersebut di atas adalah
kemampuan usaha pariwisata setempat dalam
memberikan pelayanan berkelas dunia dengan
menggunakan bahan dan produk lokal yang
berkualitas.
g. Pengembangan Teknologi
Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat
persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu
destinasi, kebutuhan akan teknologi tinggi khususnya
teknologi industri akan mendorong destinasi
pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan
teknologi terkini mereka. Pada daerah-daerah tersebut
akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat
guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi
kegiatan ekonomi lainnya.
a. Kemitraan yang koheren antara para pelaku
kepariwisataan – masyarakat, usaha swasta dan
pemerintah.
b. Penyampaian produk wisata yang secara komersial
menguntungkan, namun tetap memberikan jaminan
manfaat bagi setiap pihak yang terlibat.
c. Berfokus pada manfaat bukan saja bagi wisatawan
yang datang namun juga bagi masyarakat yang
dikunjungi serta bagi lingkungan alam, sosial dan
budaya setempat.
Pada kawasan Asia Pasifik terdapat 4 (empat) sub
kawasan pariwisata yaitu Asia Timur Jauh, Asia
Tenggara, Oseania dan Asia Selatan. Pada tahun 2004
keseluruhan kawasan ini rata-rata mengalami
pertumbuhan di atas 12%, Hanya saja kawasan Asia
Tenggara mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu
lebih dari 30% diikuti Asia Timur Jauh (29,6%), Asia
Selatan (16,7%) dan Oseania (12,5%)
Negara Jumlah Wisman Pertum
buhan
Pendapatan Devisa Pertum
buhan
2003 2004 2003 2004
Thailand 10.004 11.651 16,5% 7.828 10.034 28,2%
Malaysia 10.577 15.703 10,3% 5.901 8.198 38,9%
Indonesia 4.467 5.321 19,1% 4.037 4.798 18,8%
Singapore 5.705 na 3.787 5.090 34,4%
Filipina 1.907 2.291 20,2% 1.545 2.012 30,2%
Sumber : Tourism Highlight 2005, UN-WTO, 2005
Negara Kekuatan Kelemahan
Thailand Atraksi wisata budaya
Infrastruktur, fasilitas dan
pelayanan pariwisata
Citra negatif pariwisata
Dominasi kepemilikan usaha
oleh orang asing
Malaysia Aksesibilitas
fasilitas dan pelayanan
pariwisata
Kemampuan untuk menahan
wisman lebih lama
Keragaman atraksi wisata
Singapura Infrastruktur dan aksesibi-
litas (Hub penerbangan)
Keterbatasan destinasi
Kemampuan untuk menahan
wisman lebih lama
Filipina Atraksi wisata alam & budaya
Keragaman destinasi
Keamanan
Citra negatif pariwisata
Vietnam Kekayaan heritage tourism
Atraksi wisata alam dan
budaya
Terbatasnya infrastruktur
Belum terbentuknya citra
sebagai destinasi pariwisata
Leisure, Recreation and Tourism Concept
Leisure is a measure of time and is usually used to mean the
Time left over after work, sleep, and personal and household
chores have been completed
Recreation is normally taken to mean the variety of activities
undertaken during leisure time
Basically, recreation refreshes a person’s strength and spirit and
can include activities as diverse as watching television, or
holidaying abroad
Tourism is temporary movement of people to destinations outside
Their normal place of work and residence, the activities undertaken
During their stay in these destination and the facilities created
To cater for their need (Mathieson and Wall, 1982)
Leisure
The time available to an
individual when work, sleep,
and other basic needs have
been met
Pursuit engaged upon
during leisure time
Home-based
recreation
Reading,
gardening,
watching TV,
Socialization etc
Daily Leisure
Visiting theatre or
restaurant, sport
(as participant or
spectator)
socializing etc
Day trip
Visiting attraction,
picnicking etc
Tourism
Temporary movement of
people to destinations outside
their normal place of work
and residence, the activities
undertaken during their stay
in these destination and the
facilities created to cater for
their need
The recreation activity continuum
Geographical Range
Home Local Regional National
Internatio
nal
Work time
Business
travel
 Destinations are places with some form of
actual or perceived boundary
 Physical boundaries
 Political boundaries
 Market-created boundaries
 Macrodestinations - the United States
contains thousands of microdestinations,
including regions, states, cities, towns, and
even visitor destinations within a town
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
 Direct employment
 Support industries and professions
 Multiplier effect
 Source of state and local taxes
 Stimulates exports of place-made
products
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
 Destinations that fail to maintain the
necessary infrastructure or build
inappropriate infrastructure run significant
risks
 Violence, political instability, natural
catastrophe, adverse environmental factors,
and overcrowding can all diminish the
attractiveness of a destination
 What was the effect of 9/11 on US Tourism?
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
 Inventory the social, political, physical, and
economic environment
 Project trends
 Set goals and objectives
 Examine alternatives to reach goals
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
 Select preferred alternatives
 Develop implementation strategy
 Implement
 Evaluate
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
Prestige
Escape
Sexual
Opportunity
Family
Bonding
Relaxation
Social
Interaction
Education
Self-
discovery
Demand
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
 Group or Independent traveler
 Degree of institutionalization and impact on
the destination
 Plog’s categorization
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
 Most commonly used
 Group Inclusive Tour (GIT)
 Independent Traveler (IT)
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
 Organized mass tourists
 Individual mass tourists
 Explorers
 Drifters
 Visiting friends/relatives
 Business travelers
 Pleasure travel
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
 Business and pleasure travelers
 Tag-along visitors
 Grief travel
 Education and religious travel
 Pass-through tourists
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
 Allocentrics are persons with a need for
new experiences, such as backpackers and
explorers
 Psychocentrics are persons who do not
desire change when they travel. They like
non-threatening places and to stay in
familiar surroundings
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
Fig 3.4 Plog’s psychographic traveller types
 Form an attractive image of destination
 Develop packages of attractions and
amenities
 Attractions alone do not attract visitors
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
 All tourism businesses and agencies must
work together to promote a destination and
to ensure that visitors’ expectations are met
 Fam trips, sales calls, travel missions, etc
©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition
Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
Zona Pelayanan
Zona Penyangga
Zona
Inti
•Zona inti, merupakan main attraction suatu ODTW
ditempatkan dan aktivitas utama harus dilengkapi
dengan fasilitas utama
•Zona penyangga (buffer zone) berfungsi memisahkan
main attraction dengan aktivitas dan fasilitas
pendukung
•Zona pelayanan , suatu area dimana seluruh aktivitas
dan fasilitas pendukung dikelompokan seperti jaringan
infrastruktur dasar, akses fasilitas, pelayanan
pengunjung dan sebagainya.
 Use Value: For the
usefulness in terms of
economic and
ecological services.
 Nonuse Value:
existence, aesthetics,
bequest for future
generations.
Figure 10-3
 Forests provide a number
of ecological and economic
services that researchers
have attempted to estimate
their total monetary value.
Figure 10-4
Fig. 10-4, p. 193
Support energy flow
and chemical cycling
Reduce soil erosion
Absorb and release
water
Purify water and air
Influence local and
regional climate
Store atmospheric
carbon
Provide numerous
wildlife habitats
Forests
Natural Capital
Fuelwood
Lumber
Pulp to make paper
Mining
Livestock grazing
Recreation
Jobs
Economic
Services
Ecological
Services
 Old-growth forest: uncut or
regenerated forest that has not
been seriously disturbed for
several hundred years.
 22% of world’s forest.
 Hosts many species with
specialized niches.
Figure 10-5
 Second-growth forest: a stand of trees resulting
from natural secondary succession.
 Tree plantation: planted stands of a particular tree
species.
Figure 10-6
 34 hotspots identified by ecologists as important and
endangered centers of biodiversity.
a. Sanctuary Zone (Zona inti)
dimana masyarakat dilarang sama sekali
untuk masuk di dalamnya, karena di zona ini
terdapat jenis satwa yang dilindungi atau
terdapat ekosistem yang sangat rentan dari
pengaruh faktor luar. Luas zona ini
tergantung dari perilaku jelajah satwa yang
dilindungi
b. Wilderness Zone (zona rimba)
dimana masyarakat dengan jumlah terbatas
dan dengan tujuan khusus (pecinta alam,
pendaki gunung, petualang alam) diijinkan
oleh pengelola hutan untuk masuk ke dalam
zona ini dengan aturan khusus agar tidak
menimbulkan gangguan terhadap
ekosistemnya
c. Buffer zone (zona penyangga)
yang dibuat untuk perlindungan terhadap
zona yang perlu secara mutlak dilindungi,
yaitu zona inti, dan zona rimba, terutama
sebagai jalur pelindung dari kegiatan
masyarakat yang mengganggu ekosistem
d. Intensive Use Zone (zona pemanfaatan)
yaitu zona dimana dimungkinkan untuk
pengembangan kepariwisataan alam bagi para
wisatawan. Di dalam zona ini justru
dikembangkan fasilitas – fasilitas wisata alam.
1. Terdapat pintu gerbang masuk
2. Pusat informasi
3. Kantor Pengelola
4. Fasilitas kemudahan pengunjung;
telekomunikasi, rumah makan, penginapan,
MCK
5. Fasilitas rekreasi; olahraga, tempat bermain,
shelter perisitirahatan
6. Rambu – rambu mengenai lokasi daya tarik,
lokasi berbahaya dan penerangan listrik
7. Jalan di dalam kawasan pariwisata alam
8. Lokasi berkemah di zona rimba

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kel. 6 tugas daya tarik & infrastruktur pariwisata
Kel. 6 tugas  daya tarik & infrastruktur pariwisataKel. 6 tugas  daya tarik & infrastruktur pariwisata
Kel. 6 tugas daya tarik & infrastruktur pariwisataAGHNIATH
 
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )DeviVerdyana
 
Prospek pengembangan bisnis pariwisata di Kota Bandung
Prospek pengembangan bisnis pariwisata di Kota BandungProspek pengembangan bisnis pariwisata di Kota Bandung
Prospek pengembangan bisnis pariwisata di Kota BandungRicky Muchtar
 
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danauPerencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danauBar Naz
 
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataanAneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataanFitri Indra Wardhono
 
Pengantar pariwisata
Pengantar pariwisataPengantar pariwisata
Pengantar pariwisataDesi Rizki
 
PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025Anindya Kenyo Larasti
 
Community Based Tourism Breakfast Forum 2017
Community Based Tourism  Breakfast Forum 2017Community Based Tourism  Breakfast Forum 2017
Community Based Tourism Breakfast Forum 2017Noviansyah Manap
 
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XPotensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XAde Ela Pratiwi
 
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di IndonesiaPengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di IndonesiaYani Adriani
 
Uu10 2009 - kepariwisataan
Uu10 2009 - kepariwisataanUu10 2009 - kepariwisataan
Uu10 2009 - kepariwisataanPenataan Ruang
 
Makalah pariwisata new revisi
Makalah pariwisata new revisiMakalah pariwisata new revisi
Makalah pariwisata new revisilisahidayah2
 
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar PerkuliahanIrwan Haribudiman
 
Makalah pariwisata
Makalah pariwisataMakalah pariwisata
Makalah pariwisataagus chasani
 
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluanGeografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluanReiza Miftah
 

Was ist angesagt? (20)

Zonasi destinasi pariwisata
Zonasi destinasi pariwisataZonasi destinasi pariwisata
Zonasi destinasi pariwisata
 
Kel. 6 tugas daya tarik & infrastruktur pariwisata
Kel. 6 tugas  daya tarik & infrastruktur pariwisataKel. 6 tugas  daya tarik & infrastruktur pariwisata
Kel. 6 tugas daya tarik & infrastruktur pariwisata
 
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
 
Prospek pengembangan bisnis pariwisata di Kota Bandung
Prospek pengembangan bisnis pariwisata di Kota BandungProspek pengembangan bisnis pariwisata di Kota Bandung
Prospek pengembangan bisnis pariwisata di Kota Bandung
 
Geografi pariwisata
Geografi pariwisataGeografi pariwisata
Geografi pariwisata
 
DAYA TARIK WISATA
DAYA TARIK WISATADAYA TARIK WISATA
DAYA TARIK WISATA
 
KEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAANKEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAAN
 
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danauPerencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
 
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataanAneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
 
Pengantar pariwisata
Pengantar pariwisataPengantar pariwisata
Pengantar pariwisata
 
PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
 
Community Based Tourism Breakfast Forum 2017
Community Based Tourism  Breakfast Forum 2017Community Based Tourism  Breakfast Forum 2017
Community Based Tourism Breakfast Forum 2017
 
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XPotensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
 
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di IndonesiaPengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
 
Hukum dan Etika Pariwisata
Hukum dan Etika PariwisataHukum dan Etika Pariwisata
Hukum dan Etika Pariwisata
 
Uu10 2009 - kepariwisataan
Uu10 2009 - kepariwisataanUu10 2009 - kepariwisataan
Uu10 2009 - kepariwisataan
 
Makalah pariwisata new revisi
Makalah pariwisata new revisiMakalah pariwisata new revisi
Makalah pariwisata new revisi
 
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
 
Makalah pariwisata
Makalah pariwisataMakalah pariwisata
Makalah pariwisata
 
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluanGeografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
 

Ähnlich wie pertemuan 1

Digital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxDigital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxssuserd99934
 
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber dayaPengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber dayaRai Utama I Gusti Bagus
 
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptxMANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptxErinNurPutriani1
 
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfPengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfjohan effendi
 
PARIWISATA BERKELANJUTAN.pdf
PARIWISATA BERKELANJUTAN.pdfPARIWISATA BERKELANJUTAN.pdf
PARIWISATA BERKELANJUTAN.pdfPutraBanggaiLaut
 
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASPRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASdewigita16
 
Uu tentang kepariwisataan penjelasan
Uu tentang kepariwisataan   penjelasanUu tentang kepariwisataan   penjelasan
Uu tentang kepariwisataan penjelasanFitri Indra Wardhono
 
Dokumen 19-39
Dokumen 19-39Dokumen 19-39
Dokumen 19-39winda fe
 
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataSukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataNoersal Samad
 
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawanPengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawansamerdanta sinulingga
 
kawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdfkawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdfsaydewiknow
 
Desa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docxDesa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docxSILVI VIA
 
Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1Asep Wahyudin
 
Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...
Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...
Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...Rai Utama I Gusti Bagus
 
Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata
Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata
Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata SiskaMandalia1
 
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khususBuku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khususAde Zaenal Mutaqin
 

Ähnlich wie pertemuan 1 (20)

Digital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxDigital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptx
 
1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber dayaPengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
 
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptxMANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
 
Aqi
AqiAqi
Aqi
 
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfPengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
 
PARIWISATA BERKELANJUTAN.pdf
PARIWISATA BERKELANJUTAN.pdfPARIWISATA BERKELANJUTAN.pdf
PARIWISATA BERKELANJUTAN.pdf
 
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASPRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
 
Uu tentang kepariwisataan penjelasan
Uu tentang kepariwisataan   penjelasanUu tentang kepariwisataan   penjelasan
Uu tentang kepariwisataan penjelasan
 
Dokumen 19-39
Dokumen 19-39Dokumen 19-39
Dokumen 19-39
 
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataSukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
 
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawanPengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
 
kawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdfkawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdf
 
Desa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docxDesa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docx
 
Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1
 
Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...
Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...
Analisis siklus hidup destinasi pariwisata bali kajian ekonomi pariwisata ter...
 
Pariwisata dan olahraga
Pariwisata dan olahragaPariwisata dan olahraga
Pariwisata dan olahraga
 
Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata
Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata
Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata
 
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khususBuku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
Buku jelajah kawasan pariwisata puncak dalam wisata minat khusus
 

Mehr von Rahmat Darsono

Ekonomi kreatif dalam konteks kewisataan
Ekonomi kreatif dalam konteks kewisataanEkonomi kreatif dalam konteks kewisataan
Ekonomi kreatif dalam konteks kewisataanRahmat Darsono
 
Desa wisata, wisata alternatif unggulan
Desa wisata, wisata alternatif unggulanDesa wisata, wisata alternatif unggulan
Desa wisata, wisata alternatif unggulanRahmat Darsono
 
1. Transportation All over The World
1. Transportation All over The World1. Transportation All over The World
1. Transportation All over The WorldRahmat Darsono
 
Pembukaan Program Studi s1 kepariwisataan
Pembukaan Program Studi s1 kepariwisataanPembukaan Program Studi s1 kepariwisataan
Pembukaan Program Studi s1 kepariwisataanRahmat Darsono
 
presentasi untuk MM (pengembangan DP)
presentasi untuk MM (pengembangan DP)presentasi untuk MM (pengembangan DP)
presentasi untuk MM (pengembangan DP)Rahmat Darsono
 
Membangun visi perusahaan
Membangun visi perusahaanMembangun visi perusahaan
Membangun visi perusahaanRahmat Darsono
 
Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata
Usaha Jasa Biro Perjalanan WisataUsaha Jasa Biro Perjalanan Wisata
Usaha Jasa Biro Perjalanan WisataRahmat Darsono
 
travel agency management
travel agency managementtravel agency management
travel agency managementRahmat Darsono
 
Sejarah Perjalanan manusia
Sejarah Perjalanan manusiaSejarah Perjalanan manusia
Sejarah Perjalanan manusiaRahmat Darsono
 
Strategi Usaha Perjalanan Wisata
Strategi Usaha Perjalanan WisataStrategi Usaha Perjalanan Wisata
Strategi Usaha Perjalanan WisataRahmat Darsono
 

Mehr von Rahmat Darsono (20)

Ekonomi kreatif dalam konteks kewisataan
Ekonomi kreatif dalam konteks kewisataanEkonomi kreatif dalam konteks kewisataan
Ekonomi kreatif dalam konteks kewisataan
 
Desa wisata, wisata alternatif unggulan
Desa wisata, wisata alternatif unggulanDesa wisata, wisata alternatif unggulan
Desa wisata, wisata alternatif unggulan
 
Neuroscience of TRUST
Neuroscience of TRUSTNeuroscience of TRUST
Neuroscience of TRUST
 
presentasi senior
presentasi seniorpresentasi senior
presentasi senior
 
Senior Tourism
Senior TourismSenior Tourism
Senior Tourism
 
1. Transportation All over The World
1. Transportation All over The World1. Transportation All over The World
1. Transportation All over The World
 
Pembukaan Program Studi s1 kepariwisataan
Pembukaan Program Studi s1 kepariwisataanPembukaan Program Studi s1 kepariwisataan
Pembukaan Program Studi s1 kepariwisataan
 
materi kuliah umum
materi kuliah umummateri kuliah umum
materi kuliah umum
 
presentasi untuk MM (pengembangan DP)
presentasi untuk MM (pengembangan DP)presentasi untuk MM (pengembangan DP)
presentasi untuk MM (pengembangan DP)
 
Membangun visi perusahaan
Membangun visi perusahaanMembangun visi perusahaan
Membangun visi perusahaan
 
Business Strategy BPW
Business Strategy BPWBusiness Strategy BPW
Business Strategy BPW
 
Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata
Usaha Jasa Biro Perjalanan WisataUsaha Jasa Biro Perjalanan Wisata
Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata
 
travel agency management
travel agency managementtravel agency management
travel agency management
 
Sejarah Perjalanan manusia
Sejarah Perjalanan manusiaSejarah Perjalanan manusia
Sejarah Perjalanan manusia
 
Strategi Usaha Perjalanan Wisata
Strategi Usaha Perjalanan WisataStrategi Usaha Perjalanan Wisata
Strategi Usaha Perjalanan Wisata
 
pertemuan 6
pertemuan 6pertemuan 6
pertemuan 6
 
pertemuan 5
pertemuan 5pertemuan 5
pertemuan 5
 
pertemuan 4
pertemuan 4pertemuan 4
pertemuan 4
 
pertemuan 3
pertemuan 3pertemuan 3
pertemuan 3
 
SHTI presentasi
SHTI presentasiSHTI presentasi
SHTI presentasi
 

pertemuan 1

  • 2. “The success of a tourist destination depends upon the interrelationship of three factors: its attractions; its amenities (or facilities); and its accessibility for tourists”. (Holloway, 1989)
  • 3. Prinsip daya tarik disebuah destinasi atau kawasan wisata adalah adanya agregasi atraksi yang dapat di tawarkan kepada wisatawan. Semakin agregasinya bervariasi, semakin menarik tempat tersebut untuk dikunjungi.
  • 4.  Semenarik apapun sebuah destinasi, apabila fasilitas yang dimilikinya sangat terbatas bagi wisatawan, maka akan mengurangi daya tariknya.  Secara esensi ini berarti tempat menginap bagi wisatawan (akomodasi), tempat makan (rumah makan) dan lain-lain pendukung destinasi akan sangat berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Artinya bahwa fasilitas sangat tergantung dari apa yang menjadi pembeda (something different) di destinasi tersebut.
  • 5. Faktor ketiga yang harus diperhatikan dalam menarik wisatawan adalah kemudahan dalam menuju destinasi. Destinasi tidak akan mampu menjadi mass tourism apabila kemudahan aksesibilitas tidak terpenuhi
  • 6. Kegiatan Usaha Kawasan Pariwisata (berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 67 Tahun 1996 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan), meliputi:  Penyewaan lahan yang telah dilengkapi dengan prasarana dan sarana sebagai tempat untuk menyelenggarakan usaha pariwisata;  Penyediaan fasilitas pendukung lainnya;  Penyediaan bangunan-bangunan untuk menunjang kegiatan usaha pariwisata di dalam kawasan pariwisata.
  • 7. a. Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia melaluikegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke seluruh penjuru negeri. Sehingga dengan banyaknya warganegara yang melakukan kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain tempat tinggalnya akan timbul rasa persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi sehingga akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional.
  • 8. b. Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation) Pembangunan pariwisata seharusnya mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berusaha dan bekerja. Kunjungan wisatawan ke suatu daerah seharusnya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian pariwisata akan mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata.
  • 9. c. Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam, kekayaan budaya dan keramahtamahan pelayanan, sedikit sekali sumberdaya yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini. Bahkan berdasarkan berbagai contoh pengelolaan kepariwisataan yang baik, kondisi lingkungan alam dan masyarakat di suatu destinasi wisata mengalami peningkatan yang berarti sebagai akibat dari pengembangan keparwiwisataan di daerahnya.
  • 10. d. Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan kepariwisataan seharusnya mampu kontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah. UNESCO dan UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan. Dalam konteks tersebut, sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan di berbagai daerah.
  • 11. e. Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia Pariwisata pada masa kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan masyarakat modern. Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya melalui pemberian waktu libur yang lebih panjang dan skema paid holidays.
  • 12. f. Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan seharusnya mampu memberikan kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata. Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan juga memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam penyediaan barang dan jasa. Syarat utama dari hal tersebut di atas adalah kemampuan usaha pariwisata setempat dalam memberikan pelayanan berkelas dunia dengan menggunakan bahan dan produk lokal yang berkualitas.
  • 13. g. Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi, kebutuhan akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan teknologi terkini mereka. Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi lainnya.
  • 14. a. Kemitraan yang koheren antara para pelaku kepariwisataan – masyarakat, usaha swasta dan pemerintah. b. Penyampaian produk wisata yang secara komersial menguntungkan, namun tetap memberikan jaminan manfaat bagi setiap pihak yang terlibat. c. Berfokus pada manfaat bukan saja bagi wisatawan yang datang namun juga bagi masyarakat yang dikunjungi serta bagi lingkungan alam, sosial dan budaya setempat.
  • 15. Pada kawasan Asia Pasifik terdapat 4 (empat) sub kawasan pariwisata yaitu Asia Timur Jauh, Asia Tenggara, Oseania dan Asia Selatan. Pada tahun 2004 keseluruhan kawasan ini rata-rata mengalami pertumbuhan di atas 12%, Hanya saja kawasan Asia Tenggara mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu lebih dari 30% diikuti Asia Timur Jauh (29,6%), Asia Selatan (16,7%) dan Oseania (12,5%)
  • 16. Negara Jumlah Wisman Pertum buhan Pendapatan Devisa Pertum buhan 2003 2004 2003 2004 Thailand 10.004 11.651 16,5% 7.828 10.034 28,2% Malaysia 10.577 15.703 10,3% 5.901 8.198 38,9% Indonesia 4.467 5.321 19,1% 4.037 4.798 18,8% Singapore 5.705 na 3.787 5.090 34,4% Filipina 1.907 2.291 20,2% 1.545 2.012 30,2% Sumber : Tourism Highlight 2005, UN-WTO, 2005
  • 17. Negara Kekuatan Kelemahan Thailand Atraksi wisata budaya Infrastruktur, fasilitas dan pelayanan pariwisata Citra negatif pariwisata Dominasi kepemilikan usaha oleh orang asing Malaysia Aksesibilitas fasilitas dan pelayanan pariwisata Kemampuan untuk menahan wisman lebih lama Keragaman atraksi wisata Singapura Infrastruktur dan aksesibi- litas (Hub penerbangan) Keterbatasan destinasi Kemampuan untuk menahan wisman lebih lama Filipina Atraksi wisata alam & budaya Keragaman destinasi Keamanan Citra negatif pariwisata Vietnam Kekayaan heritage tourism Atraksi wisata alam dan budaya Terbatasnya infrastruktur Belum terbentuknya citra sebagai destinasi pariwisata
  • 18. Leisure, Recreation and Tourism Concept Leisure is a measure of time and is usually used to mean the Time left over after work, sleep, and personal and household chores have been completed Recreation is normally taken to mean the variety of activities undertaken during leisure time Basically, recreation refreshes a person’s strength and spirit and can include activities as diverse as watching television, or holidaying abroad Tourism is temporary movement of people to destinations outside Their normal place of work and residence, the activities undertaken During their stay in these destination and the facilities created To cater for their need (Mathieson and Wall, 1982)
  • 19. Leisure The time available to an individual when work, sleep, and other basic needs have been met Pursuit engaged upon during leisure time Home-based recreation Reading, gardening, watching TV, Socialization etc Daily Leisure Visiting theatre or restaurant, sport (as participant or spectator) socializing etc Day trip Visiting attraction, picnicking etc Tourism Temporary movement of people to destinations outside their normal place of work and residence, the activities undertaken during their stay in these destination and the facilities created to cater for their need The recreation activity continuum Geographical Range Home Local Regional National Internatio nal Work time Business travel
  • 20.  Destinations are places with some form of actual or perceived boundary  Physical boundaries  Political boundaries  Market-created boundaries  Macrodestinations - the United States contains thousands of microdestinations, including regions, states, cities, towns, and even visitor destinations within a town ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 21.  Direct employment  Support industries and professions  Multiplier effect  Source of state and local taxes  Stimulates exports of place-made products ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 22.  Destinations that fail to maintain the necessary infrastructure or build inappropriate infrastructure run significant risks  Violence, political instability, natural catastrophe, adverse environmental factors, and overcrowding can all diminish the attractiveness of a destination  What was the effect of 9/11 on US Tourism? ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 23.  Inventory the social, political, physical, and economic environment  Project trends  Set goals and objectives  Examine alternatives to reach goals ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 24.  Select preferred alternatives  Develop implementation strategy  Implement  Evaluate ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 25. Prestige Escape Sexual Opportunity Family Bonding Relaxation Social Interaction Education Self- discovery Demand ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 26.  Group or Independent traveler  Degree of institutionalization and impact on the destination  Plog’s categorization ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 27.  Most commonly used  Group Inclusive Tour (GIT)  Independent Traveler (IT) ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 28.  Organized mass tourists  Individual mass tourists  Explorers  Drifters  Visiting friends/relatives  Business travelers  Pleasure travel ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 29.  Business and pleasure travelers  Tag-along visitors  Grief travel  Education and religious travel  Pass-through tourists ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 30.  Allocentrics are persons with a need for new experiences, such as backpackers and explorers  Psychocentrics are persons who do not desire change when they travel. They like non-threatening places and to stay in familiar surroundings ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 31. Fig 3.4 Plog’s psychographic traveller types
  • 32.  Form an attractive image of destination  Develop packages of attractions and amenities  Attractions alone do not attract visitors ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 33.  All tourism businesses and agencies must work together to promote a destination and to ensure that visitors’ expectations are met  Fam trips, sales calls, travel missions, etc ©2006 Pearson Education, Inc. Marketing for Hospitality and Tourism, 4th edition Upper Saddle River, NJ 07458 Kotler, Bowen, and Makens
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 38. •Zona inti, merupakan main attraction suatu ODTW ditempatkan dan aktivitas utama harus dilengkapi dengan fasilitas utama •Zona penyangga (buffer zone) berfungsi memisahkan main attraction dengan aktivitas dan fasilitas pendukung •Zona pelayanan , suatu area dimana seluruh aktivitas dan fasilitas pendukung dikelompokan seperti jaringan infrastruktur dasar, akses fasilitas, pelayanan pengunjung dan sebagainya.
  • 39.
  • 40.  Use Value: For the usefulness in terms of economic and ecological services.  Nonuse Value: existence, aesthetics, bequest for future generations. Figure 10-3
  • 41.  Forests provide a number of ecological and economic services that researchers have attempted to estimate their total monetary value. Figure 10-4
  • 42. Fig. 10-4, p. 193 Support energy flow and chemical cycling Reduce soil erosion Absorb and release water Purify water and air Influence local and regional climate Store atmospheric carbon Provide numerous wildlife habitats Forests Natural Capital Fuelwood Lumber Pulp to make paper Mining Livestock grazing Recreation Jobs Economic Services Ecological Services
  • 43.  Old-growth forest: uncut or regenerated forest that has not been seriously disturbed for several hundred years.  22% of world’s forest.  Hosts many species with specialized niches. Figure 10-5
  • 44.  Second-growth forest: a stand of trees resulting from natural secondary succession.  Tree plantation: planted stands of a particular tree species. Figure 10-6
  • 45.  34 hotspots identified by ecologists as important and endangered centers of biodiversity.
  • 46.
  • 47.
  • 48. a. Sanctuary Zone (Zona inti) dimana masyarakat dilarang sama sekali untuk masuk di dalamnya, karena di zona ini terdapat jenis satwa yang dilindungi atau terdapat ekosistem yang sangat rentan dari pengaruh faktor luar. Luas zona ini tergantung dari perilaku jelajah satwa yang dilindungi
  • 49. b. Wilderness Zone (zona rimba) dimana masyarakat dengan jumlah terbatas dan dengan tujuan khusus (pecinta alam, pendaki gunung, petualang alam) diijinkan oleh pengelola hutan untuk masuk ke dalam zona ini dengan aturan khusus agar tidak menimbulkan gangguan terhadap ekosistemnya
  • 50. c. Buffer zone (zona penyangga) yang dibuat untuk perlindungan terhadap zona yang perlu secara mutlak dilindungi, yaitu zona inti, dan zona rimba, terutama sebagai jalur pelindung dari kegiatan masyarakat yang mengganggu ekosistem
  • 51. d. Intensive Use Zone (zona pemanfaatan) yaitu zona dimana dimungkinkan untuk pengembangan kepariwisataan alam bagi para wisatawan. Di dalam zona ini justru dikembangkan fasilitas – fasilitas wisata alam.
  • 52. 1. Terdapat pintu gerbang masuk 2. Pusat informasi 3. Kantor Pengelola 4. Fasilitas kemudahan pengunjung; telekomunikasi, rumah makan, penginapan, MCK 5. Fasilitas rekreasi; olahraga, tempat bermain, shelter perisitirahatan 6. Rambu – rambu mengenai lokasi daya tarik, lokasi berbahaya dan penerangan listrik 7. Jalan di dalam kawasan pariwisata alam 8. Lokasi berkemah di zona rimba