SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 63
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Oleh 
: 
Rahadian 
Febry 
Maulana 
(24011021) 
Pembimbing 
: 
Prof. 
Dr. 
Ir. 
Widyo 
Nugroho 
SULASDI 
Sekolah Arsitektur 
Perencanaan, dan 
Pengembangan Kebijakan 
Magister Studi Pembangunan
2 
ALUR PRESENTASI
3 
I. APA YANG DITELITI ? 
Latar Bel akang 
UUD 1945 
ORDE BARU 
Ø MPR à Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 
Ø Repelita I-VI (Berlaku Secara Nasional) 
Reformasi (1998) 
Amandemen UUD 1945 sebanyak 4 kali 
MPR tidak lagi menjadi lembaga 
tertinggi negara, dan GBHN dihapuskan 
Pemilihan Langsung 
Kepala Daerah 
Diperkuatnya Otonomi Daerah dan 
desentralisasi pemerintahan dalam NKRI 
Ø UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 
Ø UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) (5 tahun) 
Setiap Kepala Daerah berhak menentukan arah pembangunan yang dituangkan dalam RPJMD 
sesuai dengan visi misi yang diusungnya 
Dalam RPJMD tidak terdapat penjabaran mengenai paradigma apa yang digunakan untuk melakukan 
pembangunan daerah selama satu periode 
Jika terdapat penjabaran mengenai paradigma pembangunan yang digunakan, maka implementasi 
dari RPJMD dapat dievaluasi berdasarkan pada paradigma yang digunakannya
1. Setiap Kepala Daerah berhak menentukan arah pembangunan yang dituangkan dalam 
4 
Cont’ 
Mengapa diteliti? 
Potensi pergantian kepala daerah setiap satu periode mengakibatkan perbedaan arah 
pembangunan, karena perbedaan visi,misi yang diusung 
Strategi pembangunan daerah berpotensi hanya merepresentasikan kepentingan 
golongan tertentu (simpatisan/partai politik yang mendukung kepala daerah terpilih) 
Sebab 
Akibat 
Pembangunan cenderung berorientasi proyek 
(Project Oriented) 
Tidak ada UU yang mengatur 
kompetensi kepala daerah 
Tidak ada pedoman perencanaan 
pembangunan seperti GBHN 
Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian di wilayah Provinsi Jawa Barat. Adapun penelitian ini dilakukan 
untuk menjawab: 
1. Paradigma pembangunan apa yang digunakan oleh Provinsi Jawa Barat sebagai kerangka acuan teoretis 
dalam menyusun strategi RPJMD tahun 2008-2013? 
2. Bagaimana Implementasi dari Paradigma Pembangunan yang digunakan dalam strategi RPJMD Provinsi 
Jawa Barat selama periode 2008-2013? 
Berpotensi terjadinya perubahan arah 
pembangunan setiap 5 (lima) tahun 
RPJMD sesuai dengan visi misi yang diusungnya 
2. Dalam RPJMD tidak terdapat penjabaran mengenai paradigma apa yang digunakan untuk 
melakukan pembangunan daerah selama satu periode 
MASALAH 
RPJMD tidak dapat dievaluasi secara teoretis berdasarkan paradigma pembangunan
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DI JAWA BARAT 
Daerah Tertinggal 
(Kementrian Pembangunan 
Daerah Tertinggal,2012) 
Daerah Tertinggal 
(Kementrian Pembangunan 
Daerah Tertinggal,2012) 
1. Penduduk miskin terbanyak urutan ke-3 (nasional) 
(4,65 Juta Jiwa, tahun 2014, BPS) 
2. Jumlah Pengangguran terbesar urutan ke-3 (nasional) 
(9,78% tahun 2010, BPS) 
3. Partisipasi kasar pendidikan rendah 
terutama jenjang Perguruan Tinggi 
(15,19% tahun 2012, BPS) 
4. Memiliki 2 Kabupaten yang masuk 
Kategori Daerah Tertinggal (KPDT,2012) 
5. Memiliki 60 Desa yang masuk 
Kategori Desa Tertinggal (KPDT, 2012) 
5 
5 Desa kategori 
tertinggal 
9 Desa kategori 
tertinggal 
12 Desa kategori 
tertinggal 
2 Desa kategori 
tertinggal 
9 Desa kategori 
tertinggal 
12 Desa kategori 
tertinggal 
7 Desa kategori 
tertinggal 
4 Desa kategori 
tertinggal
6 
Cont’ 
Ruang Lingkup Penelitian 
1. Menjabarkan strategi dalam dokumen RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 
2008-2013. 
2. Menguraikan 3 (tiga) paradigma pembangunan (Pertumbuhan Ekonomi, 
Kesejahteraan dan Sumberdaya Manusia) melalui pendekatan pohon 
keilmuan, sehingga diketahui elemen dan kriteria dari elemen ketiga paradigma 
pembangunan tersebut. 
3. Mengkorelasikan strategi RPJMD dengan elemen-elemen setiap paradigma 
pembangunan menggunakan matriks korelasi, sehingga diketahui elemen dari 
paradigma mana saja yang diterapkan dalam strategi RPJMD. 
4. Analisis implementasi elemen-elemen dari paradigma pembangunan yang 
diterapkan dalam strategi RPJMD, berdasarkan data capaian pembangunan 
makro tahun 2007 sampai tahun 2012 yang bersumber dari LKPJ Gubernur 
tahun 2012 (LKPJ akhir periode), dan Jawa Barat Dalam Angka (publikasi BPS)
1. Mengkaji implementasi paradigma pembangunan yang berpusat pada Pertumbuhan 
2. Melakukan analisis implementasi dari masing-masing elemen pembentuk Paradigma 
7 
Cont’ 
Tujuan Penelitian 
Ekonomi, Kesejahteraan dan Sumberdaya Manusia dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa 
Barat Tahun 2008-2013. 
Pertumbuhan Ekonomi (akumulasi modal, industrialisasi, eksploitasi sektor primer, pasar 
bebas) Kesejahteraan (sentralistik, pelayanan publik, redistribusi, jaminan sosial) dan 
Sumberdaya Manusia (pemberdayaan, kesetaraaan) yang diterapkan dalam strategi 
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 berdasarkan data capaian pembangunan 
makro yang diperoleh dari LKPJ Gubernur Tahun 2012 (LKPJ akhir periode) dan Jawa 
Barat Dalam Angka (publikasi BPS). 
Asumsi Penelitian 
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan asumsi bahwa semua data yang digunakan 
dalam analisis, yaitu data indikator capaian pembangunan yang bersumber dari LKPJ 
Gubernur Provinsi Jawa Barat tahun 2008-2012 (LKPJ Akhir Periode) dan Jawa Barat 
Dalam Angka Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 (Publikasi BPS) adalah benar dan 
dapat dipercaya.
8 
II. Metodologi Penelitian 
Skematik Alur Penelitian
9 
III. Manfaat Penelitian 
1. Memberikan peta tentang implementasi 3 (tiga) paradigma pembangunan 
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa 
Barat Tahun 2008-2013. 
2. Memberikan kotribusi informasi kepada pemerintah Provinsi Jawa Barat 
tentang pelaksanaan dari Strategi Rencana Pembangunan Jangka 
Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013. 
3. Matriks korelasi antar elemen dari 3 (tiga) paradigma pembangunan 
(Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan dan Sumberdaya Manusia) dapat 
digunakan sebagai perangkat untuk mengetahui paradigma pembangunan 
apa yang digunakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 
lainnya, baik pada tingkat provinsi, kabupaten/kota.
10 
Unsur Pengembangan Penelitian 
Dalam penelitian tesis ini unsur pengembangan terletak pada pembuatan dan 
penerapan matriks korelasi antar kriteria dari 3 (tiga) paradigma 
pembangunan (Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan, dan Sumberdaya 
Manusia) dalam dokumen RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013.
11 
IV. Survei Kepustakaan 
Pemahaman 3 (tiga) Paradigma 
Pembangunan 
Teori Sistem Pemahaman Sistem Perencanaan 
Teori Perencanaan 
Pembangunan Nasional 
Teori Otonomi dan Desentralisasi Pembangunan 
Daerah 
Visi, Misi dan Tujuan 
Pembangunan 
Jawa Barat 2008-2013 
Urusan Pemerintahan Provinsi 
Jawa Barat 
Organisasi Perangkat Daerah 
(OPD) 
Provinsi Jawa Barat 
RPJPD RPJMD 
Struktur RPJPD 
Provinsi Jawa Barat 
Tahun 2005-2025 
Struktur RPJMD 
Provinsi Jawa Barat 
Tahun 2008-2013 
Konsep Pembangunan 
Teori-Teori Pembangunan Pertumbuhan 
Ekonomi 
Sumberdaya 
Manusia 
Kesejahteraan 
Struktur Jawa Barat dalam Angka 
(BPS) 
Pemahaman Implementasi Paradigma 
Pembangunan dalam strategi RPJMD Provinsi 
Jawa Barat 
Tahun 2008-2013 
Strategi Pembanguan 
Struktur LKPJ Gubernur Jawa Barat 
Tahun 2012 
(akhir periode)
12 
PERKEMBANGAN PARADIGMA PEMBANGUNAN
13 
POHON ILMU PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI 
2. 
1. 
3. 
4. 
1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. 
8. 
9. 
10. 
11. 
12. 
13. 
14.
14 
POHON ILMU PARADIGMA KESEJAHTERAAN 
2. 
1. 
3. 
4. 
1. 
4. 
3. 
2. 
5. 
6. 
7. 
8. 
9. 
10. 
11.
POHON ILMU PARADIGMA SUMBERDAYA MANUSIA 
1. 
12. 
8. 9. 
5. 
3. 
4. 
2. 
6. 
7. 
10 
11. 
13. 
14. 
15. 
16. 
17. 
18. 
19. 
20. 
21. 
22. 
23. 
24. 
3. 
2. 
1. 
4. 
5. 
6. 
15
PEMBENTUKAN MATRIKS KORELASI ANTAR ELEMEN PARADIGMA PEMBANGUNAN 
16 
Pohon Ilmu Paradigma 
Pertumbuhan Ekonomi 
Pohon Ilmu Paradigma Kesejahteraan 
Pohon Ilmu Paradigma Sumberdaya Manusia 
1 
2 
3
17 
CONTOH MATRIKS KORELASI ANTAR KRITERIA DARI 
ELEMEN-ELEMEN PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI (KEE.2.4)
18 
STRUKTUR RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 
“Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang 
Mandiri, Dinamis dan Sejahtera” 
Misi 
Misi 1 : Sumberdaya Manusia Jawa Barat yang Produktif dan Berdaya Saing 
Misi 2 : Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional Berbasis Potensi Lokal 
Misi 3 : Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur Wilayah 
Misi 4 : Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan untuk 
Pembangunan Berkelanjutan 
Misi 5 : Meningkatkan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Kualitas Demokrasi 
Tujuan 
Pembangunan 
1. Kualitas pendidikan, 
2. Kesehatan, 
3. Kompetensi kerja. 
4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 
5. Daya Beli 
6. Ketahanan Pangan 
7. Keseimbangan Lingkungan 
8. Birokrasi yang Profesional 
Permasalahan 
Pembangunan 
1. Sosbud dan Kehidupan Beragama 
2. Ekonomi 
3. Infrastruktur Desa dan Keuangan Publik 
4. Tata Ruang 
5. SDA, Lingkungan Hidup 
6. Ketertiban Umum 
7. Keuangan 
8. Hukum 
9. Aparatur 
10. Politik 
11. Pemerintahan 
151 Strategi 
9. Infrastruktur 
Visi 
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 merupakan dokumen perencanaan 
pembangunan daerah selama lima tahun yang penyusunannya mengacu pada 
RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025
Kesesuaian RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 dengan RPJPD Tahun 2005-2025 
19 
berdasarkan prioritas pembangunan (bidang-bidang) 
No. Bidang Amanat RPJPD Jawa Barat 
Tahun 2005-2025 
RPJMD Jawa Barat 
Tahun 2008-2013 
Keterangan 
1. Pendidikan Pendidikan Cukup jelas 
2. Kesehatan Kesehatan Cukup jelas 
3. Keagamaan Keagamaan Cukup jelas 
4. Kebudayaan Kebudayaan Cukup jelas 
5. Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan Cukup jelas 
6. Pemuda dan Olahraga Pemuda dan Olahraga Cukup jelas 
7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan 
Anak 
Pemberdayaan Perempuan 
dan Perlindungan Anak 
Cukup jelas 
8. Sosial Sosial Cukup jelas 
9. IPTEK 
Komunikasi dan Informatika 
Te r c a k u p d a l a m B i d a n g 
Komunikasi dan Informatika pada 
RPJMD Jawa Barat Tahun 
2008-2013 
10. Industri dan Perdagangan Industri dan Perdagangan Cukup jelas 
11. Pertanian dan Kelautan Pertanian dan Kelautan Cukup jelas 
12. Kepariwisataan Kepariwisataan Cukup jelas 
13. KUMKM KUMKM Cukup jelas 
14. Investasi Daerah 
Penanaman Modal 
Te r c a k u p d a l am B i d a n g 
Penanaman Modal pada RPJMD 
Jawa Barat Tahun 2008-2013 
15. Energi Energi Cukup jelas 
16. 
SDA dan Lingkungan Hidup 
Bidang Lingkungan Hidup; 
Bidang Kependudukan; dan 
Bidang Tata Ruang 
Tercakup dalam Bidang Lingkungan 
Hidup; Bidang Kependudukan; dan 
Bidang Tata Ruang pada RPJMD 
Jawa Barat Tahun 2008-2013
No. 
20 
Bidang Amanat 
RPJPD Jawa Barat 
Tahun 2005-2025 
RPJMD Jawa Barat 
Tahun 2008-2013 
Keterangan 
17. Infrastruktur Wilayah B i d a n g P e k e r j a a n Umum; B i d a n g 
Perhubungan; Bidang Perumahan; Bidang 
ESDM 
Tercakup dalam Bidang Pekerjaan Umum; Bidang 
Perhubungan; Bidang Perumahan; Bidang ESDM pada 
RPJMD Jawa Barat Tahun 2008-2013 
18. Kependudukan Kependudukan Cukup jelas 
19. Politik 
Bidang Perencanaan Pembangunan; Bidang 
Komunikasi dan Informatika; Bidang Otonomi 
Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi 
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 
Kepegawaian dan Persandian; Bidang 
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. 
Tercakup dalam Bidang Perencanaan Pembangunan; 
Bidang Komunikasi dan Informatika; Bidang Otonomi 
Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan 
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan 
Persandian; Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam 
Negeri 
Di bidang politik, hanya kebijakan untuk meningkatkan 
peran perempuan dan pemuda dalam kehidupan politik; 
penatahan hubungan eksekutif dan legislatif; dan 
penyusunan rencana induk daerah otonom yang tidak 
termuat dalam RPJMD 2008-2013. 
20. Hukum dan HAM 
Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, 
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat 
Daerah, Kepegawaian dan Persandian 
Tercakup dalam Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan 
Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat 
Daerah, Kepegawaian dan Persandian pada RPJMD 
Jawa Barat Tahun 2008-2013 
21. Keamanan dan 
Ketertiban 
Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, 
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat 
Daerah, Kepegawaian dan Persandian 
Tercakup dalam Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan 
Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat 
Daerah, Kepegawaian dan Persandian pada RPJMD 
Jawa Barat Tahun 2008-2013 
22. Aparatur dan 
Pelayanan Publik 
Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, 
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat 
Daerah, Kepegawaian dan Persandian 
Tercakup dalam Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan 
Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat 
Daerah, Kepegawaian dan Persandian pada RPJMD 
Jawa Barat Tahun 2008-2013 
Cont’
No. Bidang Amanat RPJPD Jawa Barat 
21 
Tahun 2005-2025 
Cont’ 
RPJMD Jawa Barat 
Tahun 2008-2013 
Keterangan 
23. Keuangan Daerah Bidang Otonomi Daerah, 
P e m e r i n t a h a n U m u m , 
Administrasi Keuangan Daerah, 
P e r a n g k a t D a e r a h , 
Kepegawaian dan Persandian 
Tercakup dalam Bidang Otonomi 
Daerah, Pemerintahan Umum, 
Administrasi Keuangan Daerah, 
Perangkat Daerah, Kepegawaian 
dan Persandian pada RPJMD 
Jawa Barat Tahun 2008-2013 
24 Tata Ruang Tata Ruang Cukup jelas 
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh bidang prioritas 
yang diamanatkan dalam RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 
telah diacu oleh RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013
22 
CONTOH STRATEGI DALAM RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 
Misi 1 Sumberdaya Manusia yang Produktif dan Berdaya Saing 
Tujuan Strategi Bidang 
1. Mendorong masyarakat 
kearah peningkatan kualitas 
pendidikan, kesehatan, dan 
kompetensi kerja. 
2. Menjadikan masyarakat 
Jawa Barat yang sehat, 
berbudi pekerti luhur serta 
menguasai ilmu pengetahuan 
dan teknologi 
1. Penyelenggaraan Pendidikan Non 
Formal. 
2. Melakukan gerakan tingkat provinsi untuk 
membuka seluas-luasnya paket A, Paket 
B dan Paket C dengan paradigma 
mengedepankan aktivitas proses belajar 
mengajar, termasuk pembukaan SMP 
seatap, SMA seatap secara meluas di 
berbagai kecamatan dan desa di Jawa 
Barat. 
3. Menyelenggarakan pendidikan dasar 
dengan biaya yang terjangkau. 
4. Mengembangkan pendidikan inklusif. 
Pemerataan 
pendidikan 
5. Penyediaan sarana dan prasarana yang 
memadai. 
6. Pengembangan metodologi dan teknik 
baca tulis bagi warga belajar. 
7. Mengembangkan perpustakaan di rukun 
tetangga. 
Peningkatan kualitas 
pelayanan dan 
infrastruktur 
pendidikan
IMPLEMENTASI MATRIKS KORELASI 3 (TIGA) PARADIGMA PEMBANGUNAN DALAM 
23 
STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 
151 Strategi 
dalam RPJMD 
Provinsi Jawa 
Barat Tahun 
2008-2013 
Hasil
PROSEDUR IMPLEMENTASI MATRIKS KORELASI ANTAR KRITERIA DARI ELEMEN 
PARADIGMA PEMBANGUNAN TERHADAP STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT 
24 
TAHUN 2008-2013 
Elemen (1) Kriteria (A) 
(1.A) 
Elemen (2) Kriteria (A) 
(2.A) 
151 Strategi dalam RPJMD 
Provinsi Jawa Barat Tahun 
2008-2013 
Matriks Korelasi (1.A) 
dengan (2.A) 
Hasil Korelasi 
(1.A – 2.A) 
Terpenuhi 
(bernilai “ + “) Tidak terpenuhi 
(bernilai “ – ”) 
Sebagian terpenuhi 
(bernilai “+” dan “ – ”)
25 
CONTOH MATRIKS KORELASI ELEMEN PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI 
YANG DIKAITKAN DENGAN STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT 
TAHUN 2008-2013 (Contoh : KEE. 2.4) 
Elemen-­‐elemen 
pembentuk 
Paradigma 
Pertumbuhan 
Ekonomi 
4. 
Pasar 
Bebas 
2. 
Indus 
t 
rialis 
asi 
A. 
Tersedianya 
teknologi 
padat 
modal 
(modern) 
B. 
Adanya 
kemudahan 
dalam 
melakukan 
ekspor 
dan 
impor 
A. 
Adanya 
kesamaan 
hak 
bagi 
semua 
pelaku 
usaha 
B. 
Adanya 
infrastruktur 
penunjang 
industri 
C.Adanya 
peningkatan 
produk@vitas 
D. 
Adanya 
pemusatan 
kegiatan 
industri 
di 
wilayah 
perkotaan 
Tidak 
terwujudnya 
kesamaan 
hak 
bagi 
semua 
pelaku 
usaha 
untuk 
menggunakan 
teknologi 
modern 
Tidak 
terwujudnya 
kesamaan 
hak 
bagi 
semua 
pelaku 
usaha 
dalam 
menggunakan 
infrastruktur 
penunjang 
industri 
Terwujudnya 
kesamaan 
hak 
bagi 
semua 
pengusaha 
dalam 
meningkatkan 
produkNvitas 
usahanya 
(M2:S16,29,36,37) 
Tidak 
terwujudnya 
pusat 
kegiatan 
industri 
di 
wilayah 
perkotaan 
yang 
memperha@kan 
hak 
bagi 
semua 
pelaku 
usaha 
Tidak 
terwujudnya 
pusat 
kegiatan 
industri 
di 
wilaya 
perkotaan 
yang 
memudahkan 
distribusi 
ekspor 
C. 
Rendahnya 
intervensi 
pemerintah 
dalam 
pasar 
Tidak 
terwujudnya 
pasar 
bebas 
yang 
didukung 
dengan 
penggunaan 
tekonologi 
modern 
Tidak 
terwujudnya 
infrastruktur 
penunjang 
industri 
yang 
mendukung 
pasar 
bebas 
Tidak 
terwujudnya 
pasar 
bebas 
yang 
mendorong 
peningkatan 
produk@vitas 
Tidak 
terwujudnya 
intervensi 
pemerintah 
dalam 
kegiatan 
industri 
di 
wilayah 
perkotaan 
Tidak 
terwujudnya 
penggunaan 
teknologi 
modern 
dalam 
mendukung 
kegiatan 
ekspor 
dan 
impor 
Terbangunnya 
infrastruktur 
penunjang 
dalam 
mendukung 
kegiatanekspor 
dan 
impor 
(M3:S1-­‐4) 
Terwujudnya 
peningkatan 
produkNvitas 
yang 
disertai 
dengan 
kemudahan 
dalam 
melakukan 
ekspor 
M2:S16,29,36,37,42)
26 
CONTOH PENGKARAKTERAN HASIL MATRIKS KORELASI ANTAR KRITERIA DARI 
ELEMEN PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI YANG DIKAITKAN DENGAN STRATEGI 
RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 DALAM BENTUK WARNA 
Informasi Tepi : 
= Matriks korelasi antar kriteria dari elemen yang tidak mempunyai keterpautan 
! 
! 
dengan strategi RPJMD (Matriks Korelasi Negatif). 
= Matriks korelasi antar kriteria dari elemen yang mempunyai keterpautan 
dengan strategi RPJMD (Matriks Korelasi Positif). 
= Matriks korelasi antar kriteria dari elemen dengan dirinya sendiri (Matriks Identitas)
PROSEDUR PENYEDERHANAAN MATRIKS ANTAR KRITERIA MENJADI MATRIKS 
27 
KORELASI ANTAR ELEMEN 
Matriks korelasi antar Kriteria Paradigma Pertumbuhan Ekonomi 
dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat 
Tahun 2008-2013 dalam bentuk warna 
Penyederhanaan/ 
Transformasi 
Matriks korelasi antar Elemen Paradigma Pertumbuhan Ekonomi 
dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat 
Tahun 2008-2013 dalam bentuk warna
28 
CONTOH PENYEDERHANAAN HASIL MATRIKS KORELASI ANTAR ELEMEN 
PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI YANG DIKAITKAN DEGAN STRATEGI 
RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 DALAM BENTUK WARNA 
Informasi Tepi 
= Matriks korelasi antar elemen yang mempunyai keterpautan lemah 
dengan strategi RPJMD 
= Matriks korelasi antar elemen yang tidak mempunyai keterpautan 
dengan strategi RPJMD 
= Matriks korelasi antar elemen dengan dirinya sendiri (Matriks Identitas) 
= Matriks korelasi antar elemen yang mempunyai keterpautan kuat 
dengan strategi RPJMD 
! 
!
29 
CONTOH REKAPITULASI HASIL MATRIKS KORELASI ANTAR KRITERIA PARADIGMA 
PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT 
TAHUN 2008-2013
30 
Cont’ 
HASIL MATRIKS KORELASI PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI, 
KESEJAHTERAAN DAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG DIKAITKAN 
DENGAN STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 
DISAJIKAN DALAM TABEL SELANJUTNYA
31 
HASIL MATRIKS KORELASI 3 (TIGA) PARADIGMA PEMBANGUNAN YANG 
DIKAITKAN DENGAN STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013
SKEMA KETERKAITAN VISI, MISI, STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 
DENGAN 3 (TIGA) PARADIGMA PEMBANGUNAN 
Struktur RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 
Tujuan Pembangunan 
Strategi RPJMD 
151 Strategi 
Visi : Tercapainya Masyarakat Jawa Barat 
yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera 
Misi: 
1. Sumberdaya Manusia Jawa Barat yang 
Produktif dan Berdaya Saing 
2. Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional 
Berbasis Potensi Lokal 
3. Meningkatkan Ketersediaan dan Infrastruktur wilayah 
4. Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung 
Lingkungan Untuk Pembangunan Berkelanjutan 
5. Meningkatkan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan 
Kualitas Demokrasi 
Paradigma Pembangunan 
Pertumbuhan Ekonomi 
Elemen: 
1. Pasar Bebas 
2. Akumulasi Modal 
3. Industrialisasi 
4. Eksploitasi Sektor Primer 
Kesejahteraan 
Elemen: 
1. Sentralistik 
2. Pelayanan Publik 
3. Redistribusi 
4. Jaminan Sosial 
Sumberdaya Manusia 
Elemen: 
1. Pemberdayaan 3. Berkelanjutan 5. Partisipasi Masyarakat 
2. Kesetaraan 4. Produktivitas 6. Transparansi 
Matriks Korelasi antar elemen-elemen ketiga 
Paradimgma Pembangunan yang dikaitkan 
dengan strategi RPJMD Jawa Barat 2008-2013 
57 Strategi yang mengandung 
elemen-elemen 3 (tiga) 
Paradigma Pembangunan 
1. Di dalam misi 1 terdapat 14 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi (Misi 1 terdapat 46 strategi). 
2. Di dalam misi 2 terdapat 24 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan (Misi 2 
terdapat 46 strategi). 
3. Di dalam misi 3 terdapat 8 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan (Misi 3 
terdapat 18 strategi). 
4. Di dalam misi 4 terdapat 6 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Sumberdaya Manusia (Misi 4 terdapat 18 strategi). 
5. Di dalam misi 5 terdapat 5 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Sumberdaya Manusia (Misi 5 terdapat 22 strategi).
Visi: Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera 
No 
. 
33 
Misi Strategi Paradigma 
1 2 3 4 
1. S u m b e r d a y a 
Manusia Jawa Barat 
yang Produktif dan 
Berdaya Saing 
1. Melakukan gerakan tingkat provinsi untuk membuka seluas-luasnya paket A, 
Paket B dan Paket C dengan paradigma mengedepankan aktivitas proses 
belajar mengajar, termasuk pembukaan SMP seatap, SMA seatap secara 
meluas di berbagai kecamatan dan desa di Jawa Barat. 
2. Menyelenggarakan pendidikan dasar dengan biaya yang terjangkau. 
3. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. 
4. Mengembangkan perpustakaan di rukun tetangga. 
5. Menjamin tersedianya tenaga dan fasilitas kesehatan yang terjangkau dan 
berkualitas 
6. Memberikan pelayanan perlindungan dan santunan bagi penyandang masalah 
kesejahteraan sosial dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. 
7. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi penyandang masalah 
kesejahteraan sosial. 
8. Menyantuni PKRI/Janda PKRI dan keluarga pahlawan serta terpeliharanya 
nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan kejuangan, dan kesetiakawanan sosial. 
9. Mengembangkan sistem rujukan pelayanan kesehatan dan penunjangnya, 
regional Jawa Barat. 
10. Menurunkan angka kematian ibu dan anak, membiasakan pemeriksaan 
kehamilan pada instalasi atau Puskesmas. 
11. Meningkatkan kualitas budaya program hidup bersih dan sehat serta makanan 
yang bergizi, melalui pembangunan puskesmas disetiap kecamatan, 
puskesmas berfungsi PONED, rumah sakit keliling (Mobile Hospital), perbaikan 
gizi masyarakat, perbaikan lingkungan permukiman, pengadaan air baku dan 
air bersih bagi kebutuhan domestik secara merata di setiap desa. 
1. Paradigma 
Kesejahteraan 
KETERKAITAN VISI, MISI, STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT 
TAHUN 2008-2013 DENGAN 3 (TIGA) PARADIGMA PEMBANGUNAN
Visi: Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera 
1 2 3 4 
34 
12. Pelatihan keterampilan bagi perempuan agar mandiri. 
13. Pencegahan perdagangan anak dan perempuan. 
14. Pendidikan formal dan non formal dengan sasaran kaum wanita. 
2. M e n i n g k a t k a n 
P e m b a n g u n a n 
Ekonomi Regional 
Berbasis Potensi 
Lokal 
1. Mewujudkan harmonisasi dan integrasi peraturan dan ketentuan pendukung 
investasi di daerah. 
2. Memfasilitasi pemberian fasilitas penanaman modal bagi penanam modal 
serta jaminan keamanan dan kepastian hukum. 
3. Meningkatkan pelaksanaan kebijakan investasi di Jawa Barat serta kualitas 
pelayanan perizinan dan non perizinan yang efektif dan efisien di bidang 
investasi diantaranya percepatan proses perijinan penanaman modal. 
4. Membentuk forum investasi serta meningkatkan promosi dan kerjasama 
investasi, yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Promosi dan 
Kerjasama Investasi. 
5. Membentuk forum interaksi investor mitra Jawa Barat (West Java Partner). 
6. Meningkatkan promosi yang terintegrasi dengan pemangku kepentingan 
terkait di Jawa Barat serta kerjasama investasi antar pemerintah daerah dan 
antara pemerintah daerah dengan swasta. 
7. Menyusun paket peluang investasi yang layak untuk ditawarkan kepada 
penanam modal. 
8. Meningkatkan teknologi budidaya dan pengawetan perikanan air laut, air 
payau dan air tawar. 
9. Meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata, kualitas sumber daya 
pariwisata termasuk sumber daya manusia pemandu wisata, kualitas 
pelayanan dan informasi pariwisata, kualitas objek dan daya tarik wisata untuk 
peningkatan daya saing serta pemanfaatan potensi sumber daya alam secara 
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 
1. Paradigma 
Pertumbuhan 
Ekonomi 
Cont’
Visi: Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera 
1 2 3 4 
35 
10. Memfasilitasi perencanaan dan pengembangan kawasan ekonomi khusus serta 
penyediaan promotion and business center yang representatif. 
11. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian, industri, perdagangan 
dan jasa. 
12. Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk pertanian, penyuluhan, 
diversifikasi produk usaha, pengembangan benih/bibit unggul, ketersediaan dan 
kualitas sarana dan prasarana serta meningkatkan pendapatan usaha tani dan 
komoditas serta penyerapan tenaga pertanian, perkebunan, dan peternakan. 
13. Melaksanakan inovasi dan teknologi pertanian, perkebunan, dan peternakan yang 
ramah lingkungan serta menurunkan tingkat kehilangan hasil pasca panen. 
14 Meningkatkan produksi perikanan, ketersediaan dan pendistribusian benih/induk yang 
berkualitas, ketersediaan sarana dan prasarana budidaya perikanan serta penyerapan 
tenaga kerja perikanan. 
15. Meningkatkan kualitas tata guna lahan dan air, terkendalinya konversi lahan pertanian 
serta pencetakan lahan persawahan. 
16 Mengendalikan hama dan penyakit tanaman, ternak, dan ikan. 
17. Meningkatkan produksi dan produktivitas pangan pokok, beras jagung dan kedelai. 
18. Menurunkan tingkat kehilangan hasil pasca panen, kerawanan pangan masyarakat 
terhadap pangan. 
19. Meningkatkan sinergitas pengembangan industri, penguasaan teknologi industri 
terutama industri tekstil, produk tekstil, industri keramik serta penyerapan tenaga kerja 
oleh industri besar. 
20. Meningkatkan pelayanan terhadap pelaku usaha IKM serta mendorong tumbuhnya 
industri-industri andalan masa depan (industri agro, industri kreatif dan industri 
teknologi informasi komunikasi). 
21. Mengembangkan jejaring usaha pengolahan hasil serta penguatan pasar untuk 
industri hilir. 
2. Paradigma 
Kesejahteraan 
Cont’
Visi: Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera 
1 2 3 4 
36 
22. Melaksanakan pengembangan aneka usaha dan pengelolaan kehutanan. 
23. Membina dan mengembalikan usaha-usaha bidang kehutanan. 
24. Mengembangkan lembaga penyuluhan swakarsa mandiri. 
3. M e n i n g k a t k a n 
Ketersediaan dan 
Infrastruktur wilayah 
1. Meningkatkan pembangunan jaringan jalan dan Jembatan untuk menunjang 
aktivitas perekonomian masyarakat. 
2. Mengembangkan sistem transportasi massal (Mass Rapid). 
3. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan. 
4. Meningkatnya rehabiltiasi dan pemeliharaan prasarana lalu lintas serta 
pengendalian dan pengamanan lalu lintas. 
5. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan. 
6. Meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan. 
7. Mengurangi timbulan sampah pada sumbernya dan pengembangan 
teknologi pemanfaatan sampah. 
8. Meningkatkan cakupan layanan dan distribusi energi dan ketenagalistrikan 
1. Paradigma 
Pertumbuhan 
Ekonomi 
2. Paradigma 
Kesejahteraan 
4. Meningkatkan Daya 
Dukung dan Daya 
T a m p u n g 
Lingkungan Untuk 
P e m b a n g u n a n 
Berkelanjutan 
1. Meningkatkan kualitas program keluarga berencana. 
2. Meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana. 
3. Mewujudkan kerjasama bidang ketransmigrasian serta meningkatkan 
kemampuan transmigran. 
4. Meningkatkan peran serta masyarakat desa hutan dalam pengamanan 
kawasan hutan melalui upaya rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam 
dan lingkungan hidup. 
5. Meningkatkan upaya pemulihan dan konservasi sumber daya air, udara, 
hutan dan lahan. 
6. Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup melalui 
gerakan rehabilitasi lahan kritis (GRLK). 
1. Paradigma 
Sumberdaya 
Manusia 
Cont’
Visi: Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera 
1 2 3 4 
5. M e n i n g k a t k a n 
37 
E f e k t i v i t a s 
P e m e r i n t a h a n 
Daerah dan Kualitas 
Demokrasi 
1. Mantapnya budaya aparatur yang profesional dan cerdas. 
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam tramtibmas. 
3. Mewujudkan kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam 
pembangunan. 
4. Pengembangan kelembagaan demokrasi lokal. 
5. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilu. 
1 . P a r a d i g m a 
Sumberdaya 
Manusia 
1. Di dalam misi 1 terdapat 14 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi 
(Misi 1 terdapat 46 strategi). 
2. Di dalam misi 2 terdapat 24 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi dan 
Kesejahteraan (Misi 2 terdapat 46 strategi). 
3. Di dalam misi 3 terdapat 8 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi dan 
Kesejahteraan (Misi 3 terdapat 18 strategi). 
4. Di dalam misi 4 terdapat 6 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Sumberdaya Manusia (Misi 
4 terdapat 18 strategi). 
5. Di dalam misi 5 terdapat 5 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Sumberdaya Manusia (Misi 
5 terdapat 22 strategi).
Model Fungsional masing-masing elemen 
Elemen paradigma = f (x, y,) 
Indikator 
Kesimpulan dan Saran 
38 
V. IMPLEMENTASI PENELITIAN 
Skema A nalisis 
Hasil Matriks Korelasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan dan Sumberdaya 
Manusia yang dikaitkan dengan strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 
Paradigma Kesejahteraan 
1. Elemen Sentralistik 
2. Elemen Pelayanan Publik 
3. Elemen Redistribusi/Transfer 
Pemerintah 
4. Elemen Jaminan Sosial 
Paradigma Pertumbuhan 
Ekonomi 
1. Elemen Akumulasi Modal 
2. Elemen Industrialisasi 
3. Elemen Eksploitasi Sektor 
Primer 
4. Elemen Pasar Bebas 
Paradigma 
Sumberdaya 
Manusia 
1. Elemen 
Pemberdayaan 
2. Elemen Kesetaraan 
Data 
1. LKPJ G u b e r n u r 
Provinsi Jawa Barat 
Tahun 2012 (Akhir 
Periode). 
2. Jawa Barat dalam 
Angka (BPS). 
Pengklasifikasian Data 
Analisis Implementasi elemen-elemen 3 (tiga) 
Paradigma Pembangunan yang terpenuhi dalam 
strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013
Indikator capaian pembangunan Provinsi Jawa Barat berdasarkan LKPJ Gubernur Provinsi 
Jawa Barat Tahun 2012 (Akhir masa jabatan) dan Jawa Barat dalam Angka (Publikasi BPS) 
No Indikator Sumber Data yang tersedia Pencantuman capaian 
39 
target setiap tahun 
1 Laju Pertumbuhan Investasi LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 Tidak tercantum 
2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 
2009, 2010, 2011, 2012 
3 Kemantapan Infrastruktur Jalan LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 
2009, 2010, 2011, 2012 
4 Jumlah Tenaga Kerja Sektor 
Industri 
Jawa Barat Dalam Angka 2007-2010 
Tidak tercantum 
5 Hasil Produksi Padi Jawa Barat Dalam Angka 2007-2012 
Tidak tercantum 
6 Hasil Produksi Perikanan Jawa Barat Dalam Angka 2007, 2009, 2011, 2012 
Tidak tercantum 
7 Tingkat Ekspor LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 
Tidak tercantum 
8 Tingkat Impor LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 
Tidak tercantum 
9 Balita Gizi Buruk Jawa Barat Dalam Angka 2005, 2011, 2012 
Tidak tercantum 
10 Angka Kematian Bayi Jawa Barat Dalam Angka 2007-2012 
2009, 2010, 2011, 2012 
11 Cakupan Pelayanan Air Bersih 
(perkotaan) 
LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 
Tidak tercantum 
12 Angka Partisipasi Kasar SD, SLTP, 
SLTA, dan PTN 
LKPJ Tahun 2008-2013 2007, 2008, 2009, 2010, 
2011, 2012 (SD, SLTP, 
SLTA). 2010, 2012 (PTN) 
Tidak tercantum 
13 Belanja Subsidi Jawa Barat Dalam Angka 2007-2012 
Tidak tercantum 
14 Belanja Hibah Jawa Barat Dalam Angka 2007-2012 
Tidak tercantum 
15 Angka Kematian Ibu LKPJ Tahun 2008-2013 2005, 2011, 2012 
Tidak tercantum 
Klasifikasi Data
40 
Cont’ 
No Indikator Sumber Data yang tersedia Pencantuman capaian 
target setiap tahun 
16 Jumlah Penduduk Miskin LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 
Tidak tercantum 
17 Angka Melek Huruf LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 
Tidak tercantum 
18 UMKM Jawa Barat Dalam Angka 2007-2012 
Tidak tercantum 
19 Indeks Pembangunan Gender LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2011 
2009-2012 
20 Indeks Pemberdayaan Gender LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2011 
2009-2012 
Mengacu pada pembahasan tabel di atas, diketahui bahwa dari 20 indikator 
capaian pembangunan yang digunakan dalam penelitian ini, hanya 5 indikator 
yang memiliki capaian target tahunan, sementara 15 indikator lainnya tidak 
memiliki capaian target per tahun.
41 
Analisis 
PROSEDUR ANALISIS IMPLEMENTASI ELEMEN 3 (TIGA) PARADIGMA PEMBANGUNAN DALAM 
RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 
Data yang tersedia : 
2007 = 87,3 (Angka Kondisi Awal/ AKA) 
2008 = 88,1 
2009 = 89,5 
2010 = 92 
2011 = 95 
2012 = 97 
Data yang mewakili tahun berlaku RPJMD 2008-2013 dirata-ratakan 
88,1+89,5+92+95+97 
5 
= 92,3 (Angka rata-rata/AR) 
Jika AR < AKA, maka 
menunjukkan makna negatif “-” 
Jika AR > AKA, maka 
menunjukkan makna positif “+”
42 
1. CONTOH ANALISIS IMPLEMENTASI ELEMEN AKUMULASI MODAL DARI 
PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI 
MELALUI INDIKATOR LAJU PERTUMBUHAN INVESTASI 
DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA 
Akumulasi Modal = f (Laju pertumbuhan investasi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) 
Sumber: Todaro, 2000 
A. 
Analisis 
Laju 
Pertumbuhan 
Investasi
— Berdasarkan penghitungan rata-rata laju pertumbuhan investasi tahun 2008 sampai dengan 
tahun 2012, diketahui nilai rata-rata laju pertumbuhan investasi di Provinsi Jawa Barat selama 5 
(lima) tahun sebesar 6,81%. 
— Nilai rata-rata tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai kondisi awal pada tahun 2007 yaitu 
9,33% (sebelum pemberlakuan RPJMD 2008-2013) atau dalam konteks ini laju pertumbuhan 
investasi di Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 2,52% dari tahun 2007. Penurunan 
tersebut bermakna negatif, dengan penurunan ini maka peluang-peluang terbukanya lapangan 
pekerjaan baru, dan peningkatan pendapatan daerah dari sektor investasi sulit terwujud. Kondisi 
tersebut tidak sesuai dengan misi kedua yang diusung Provinsi Jawa Barat, yaitu meningkatkan 
pembangunan ekonomi regional berbasis potensi lokal. 
— Dengan demikian melalui analisis indikator laju pertumbuhan investasi di Jawa Barat, diketahui 
bahwa implementasi elemen akumulasi modal selama 5 (lima) tahun tidak menghasilkan capaian 
yang lebih baik dari kondisi awal pada tahun 2007 (sebelum pemberlakuan RPJMD 2008-2013). 
43 
Cont’
B. Analisis Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 
44 
Cont’ 
• Berdasarkan penghitungan rata-rata tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2008 sampai 
dengan tahun 2012 pada grafik di atas, diketahui nilai rata-rata tingkat partisipasi angkatan 
kerja di Provinsi Jawa Barat selama 5 (lima) tahun sebesar 62.88%.
• Nilai rata-rata tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai kondisi awal pada tahun 
2007 yaitu 62.5% (sebelum pemberlakuan RPJMD 2008-2013) atau dalam konteks ini 
tingkat partisipasi angkatan kerja di Jawa Barat mengalami peningkatan sebesar 0,38% 
dari tahun 2007. Hal tersebut bermakna positif dan sesuai dengan misi kedua Provinsi 
Jawa Barat, yakni meningkatkan pembangunan ekonomi regional berbasis potensi lokal. 
45 
Cont’ 
• Dengan demikian melalui analisis indikator tingkat partisipasi angkatan kerja, diketahui 
bahwa implementasi elemen akumulasi modal selama 5 (lima) tahun menghasilkan 
capaian yang melampaui angka pada kondisi awal tahun 2007 (sebelum pemberlakuan 
RPJMD 2008-2013). 
HASIL ANALISIS IMPLEMENTASI ELEMEN-ELEMEN YANG LAIN 
DISAJIKAN DALAM TABEL SELANJUTNYA
HASIL ANALISIS IMPLEMENTASI ELEMEN PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI 
DALAM STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 
No Elemen Indikator Hasil 
1. Pasar Bebas Ekspor Nilai ekspor lebih besar dibandingkan dengan 
46 
kondisi awal (Tahun 2007) 
Impor Nilai Impor lebih rendah dibandingkan dengan 
kondisi awal (Tahun 2007) 
2. Industrialisasi Kemantapan Infrastruktur Jalan Mengalami peningkatan kualitas dibandingkan 
dengan kondisi awal (Tahun 2007) 
Jumlah Tenaga Kerja Sektor 
Industri 
Mengalami penurunan jumlah pekerja dibandingkan 
kondisi awal (Tahun 2007) 
3. Akumulasi Modal Pertumbuhan Investasi Mengalami penurunan nilai dibandingkan kondisi 
awal (Tahun 2007) 
Tingkat Partisipasi Angkatan 
Kerja 
Menunjukan peningkatan jumlah dibandingkan 
kondisi awal (Tahun 2007) 
4. Eksploitasi Sektor 
Primer 
Produksi Padi Mengalami peningkatan jumlah dibandingkan 
dengan kondisi awal (Tahun 2007) 
Produksi Perikanan Mengalami peningkatan jumlah dibandingkan 
dengan kondisi awal (Tahun 2007)
47 
HASIL ANALISIS IMPLEMENTASI ELEMEN PARADIGMA KESEJAHTERAAN 
DALAM STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 
No. Elemen Indikator Hasil 
1. Sentralistik Balita Gizi Buruk Mengalami penurunan jumlah dibandingkan 
dengan kondisi awal (Tahun 2007) 
Angka Kematian Bayi Mengalami peningkatan jumlah dibandingkan 
dengan kondisi awal (Tahun 2007) 
2. Pelayanan Publik Cakupan Pelayanan Air 
Bersih 
Menunjukkan peningkatan kualitas dibandingkan 
dengan kondisi awal (Tahun 2007) 
Angka Partisipasi Kasar 
Pendidikan 
Menunjukkan kurangnya partisipasi dalam 
pendidikan (SLTA dan PT) dibandingkan dengan 
kondisi awal (Tahun 2007) 
3. Redistribusi/ Transfer 
Pemerintah 
Belanja Subsidi Mengalami penurunan nilai dibandingkan kondisi 
awal (Tahun 2007) 
Belanja Hibah Menunjukkan peningkatan nilai dibandingkan 
kondisi awal (Tahun 2007) 
4. Jaminan Sosial Jumlah Penduduk Miskin Mengalami penurunan jumlah dibandingkan 
dengan kondisi awal (Tahun 2007) 
Angka Kematian Ibu Mengalami peningkatan jumlah dibandingkan 
dengan kondisi awal (Tahun 2007)
48 
HASIL ANALISIS IMPLEMENTASI ELEMEN PARADIGMA SUMBERDAYA MANUSIA 
DALAM STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 
No. Elemen Indikator Hasil 
1. Pemberdayaan Angka Melek Huruf Mengalami peningkatan angka melek huruf 
dibandingkan dengan angka kondisi awal 
(Tahun 2007) 
Jumlah UMKM Mengalami peningkatan jumlah dibandingkan dengan 
jumlah kondisi awal (Tahun 2007) 
2. Kesetaraan Indeks Pembangunan Gender Mengalami peningkatan kesenjangan antara pria dan 
wanita dibandingkan dengan kondisi awal 
(Tahun 2007) 
Indeks Pemberdayaan Gender Menunjukkan peningkatan kualitas yang lebih baik 
dibandingkan dengan Kondisi Awal (Tahun 2007)
49 
2. Analisis Keterkaitan antara Ketiga Paradigma Pembangunan 
dalam Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 
Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat hanya menggunakan pendekatan paradigma Pertumbuhan Ekonomi 
dan Kesejahteraan sebagai kerangka acuan dalam menyelesaikan persoalan pembangunan Jawa Barat, yang 
didalamnya termasuk persoalan kemiskinan. Hal ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat 
belum menerapkan paradigma pembangunan sebagai suatu kesatuan yang saling melengkapi. 
Mengacu pada Gambar IV. 24 diketahui bahwa masalah kemiskinan bukan hanya terkait dengan paradigma 
Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan, melainkan erat juga kaitannya dengan paradigma Sumber Daya 
Manusia. Oleh karena itu ketiga paradigma pembangunan tersebut harus menjadi titik masuk (entry point) 
sebagai kerangka acuan dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan di Jawa Barat.
50 
3. Analisis Paradigma Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi 
Jawa Barat Tahun 2008-2013 Berdasarkan Perspektif Kontekstual 
Penggunaan Paradigma pembangunan sebagai kerangka acuan dalam 
melaksanakan pembangunan di Jawa Barat harus ditempatkan dalam 
perspektif kontekstual. Hal ini bermakna bahwa pemilihan paradigma 
pembangunan harus ditujukan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan 
masyarakat Jawa Barat, sesuai dengan situasi dan kondisi riil pembangunan 
di Jawa Barat.
51 
VI. Kesimpulan dan Saran 
A. Kesimpulan 
1. Paradigma pembangunan yang berpusat pada Pertumbuhan Ekonomi dan 
Kesejahteraan merupakan kerangka acuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat 
dalam menyusun strategi RPJMD Tahun 2008-2013. Sementara itu paradigma 
yang berpusat pada sumberdaya manusia bukan merupakan kerangka acuan 
dalam penyusunan strategi RPJMD tersebut. 
2. Dari ketiga paradigma pembangunan, hanya ada 2 (dua) paradigma yang 
keseluruhan elemen-elemennya terpenuhi dalam strategi RPJMD Provinsi 
Jawa Barat Tahun 2008-2013, yakni Paradigma Pertumbuhan Ekonomi melalui 
elemen: (1) akumulasi modal, (2) industrialisasi, (3) pasar bebas dan (4) 
eksploitasi sektor primer, serta Paradigma Kesejahteraan melalui elemen: (1) 
sentralistik, (2) pelayanan publik, (3) redistribusi/transfer pemerintah dan (4) 
jaminan sosial. 
3. Paradigma yang elemen-elemenya tidak terpenuhi secara keseluruhan adalah 
Paradigma Sumberdaya Manusia. Adapun elemen yang terpenuhi hanya 2 
(dua) elemen dari 6 (enam) elemen, yaitu elemen: (1) kesetaraan dan (2) 
pemberdayaan, sedangkan elemen yang tidak terpenuhi adalah elemen (1) 
produktivitas, (2) transparansi, (3) berkelanjutan dan (4) partisipasi masyarakat.
Cont’ 
4. Kesimpulan Implementasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi 
No. Elemen Kesimpulan 
1. Akumulasi Modal Telah diimplementasikan 
2. Industrialisasi Telah diimplementasikan 
3. Eksploitasi Sektor Primer Telah diimplementasikan 
4. Pasar Bebas Telah diimplementasikan 
5. Kesimpulan Implementasi Paradigma Kesejahteraan 
No. Elemen Kesimpulan 
1. Pelayanan Publik Telah diimplementasikan 
2. Sentralistik Telah diimplementasikan 
3. Redistribusi/Transfer Pemerintah Telah diimplementasikan 
4. Jaminan Sosial Telah diimplementasikan 
6. Kesimpulan Implementasi Paradigma Sumberdaya Manusia 
No. Elemen Kesimpulan 
1. Kesetaraan Telah diimplementasikan 
2. Pemberdayaan Telah diimplementasikan 
3. Berkelanjutan Belum diimplementasikan 
4. Partisipasi Masyarakat Belum diimplementasikan 
5. Produktivitas Belum diimplementasikan 
6. Transparansi 52 Belum diimplementasikan
53 
Cont’ 
7. Meskipun secara teoretis Paradigma Pertumbuhan Ekonomi dan Paradigma 
Kesejahteraan telah menjadi kerangka acuan dalam pembangunan Provinsi Jawa Barat, 
namun hal ini belum dapat menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan 
pengangguran di Jawa Barat. (Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 masih menempati 
urutan ke-3 sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak, yakni sebesar 
4,65 juta jiwa). 
8. Sementara itu hingga tahun 2014, Provinsi Jawa Barat masih tercatat memiliki dua 
daerah yang masuk dalam kategori daerah tertinggal, yakni Kabupaten Garut dan 
Kabupaten Sukabumi, dengan demikian implementasi paradigma pembangunan di Jawa 
Barat secara makro belum mampu menghasilkan perubahan yang signifikan. 
9. Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak melengkapi capaian target tahunan pada 
seluruh indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan 
daerahnya. Dari 20 indikator yang digunakan dalam penelitian ini, hanya 5 (lima) indikator 
yang memiliki capaian target tahunan. 
10.Tidak adanya capaian target tahunan pada sebagian besar indikator-indikator 
pembangunan di Jawa Barat mengindikasikan bahwa terdapat kelemahan dalam bidang 
pengawasan pembangunan, sehingga bidang tersebut harus diperkuat.
11. Dalam PP No. 8/2008 yang mengatur tahapan dan tata cara penyusunan rencana 
pembangunan daerah, dikatakan bahwa penyusunan rancangan awal dan rancangan 
akhir dari RPJMD dilakukan oleh Bappeda. Dengan demikian Bappeda memiliki peran 
penting dalam menyukseskan pelaksanaan pembangunan. 
54 
Cont’ 
B. Saran 
1. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang transparan, Pemerintah Provinsi Jawa 
Barat perlu melengkapi dan menyampaikan kepada publik seluruh data-data yang 
merepresentasikan kinerja pemerintahan, terutama data terkait target tahunan pada 
setiap indikator yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pembangunan. 
2. Mengacu pada Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal, diketahui bahwa Jawa 
Barat masih memiliki 2 (dua) Kabupaten dengan status daerah tertinggal. Sementara itu 
fokus dari dokumen RPJMD adalah untuk memecahkan permasalahan yang terdapat 
pada daerah tertinggal. Kondisi ini bersifat paradoksal mengingat pembangunan jangka 
menengah Jawa Barat (RPJMD) telah berjalan selama 10 tahun. Adapun model solusi 
untuk hal ini dilampirkan dalam lampiran (Lampiran D1 dan Lampiran D2).
55 
Cont’ 
3. Mengacu pada PP No. 79/2005 tentang Pedoman Pembinaan dan pengawasan 
penyelenggaraan pemerintahan daerah, disebutkan bahwa pengawasan ditujukan untuk 
menjamin pembangunan berjalan efisien, efektif dan sesuai dengan rencana. Sementara 
itu dalam perencanaan pembangunan Jawa Barat tidak dicantumkan seluruh target 
tahunan dalam indikator yang digunakannya. Kondisi ini bersifat paradoksal, mengingat 
pengawasan pelaksanaan pembangunan mencakup pengawasan terhadap capaian target 
setiap tahun. Adapun model solusi untuk meningkatkan pengawasan terhadap 
pelaksanaan pembangunan di Jawa Barat dilampirkan dalam lampiran (Lampiran E) 
4. Untuk meminimalkan potensi kegagalan pembangunan daerah, idealnya seorang Kepala 
Daerah terpilih harus benar-benar memahami permasalahan pembangunan di 
daerahnya dan mampu mentransformasikan pemahamannya kedalam strategi dan 
program kerja yang tepat sasaran dengan menggunakan pendekatan teoretis, sehingga 
terbangun kerangka analisis yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan 
pembangunan. 
5. Mengingat seorang Kepala Daerah memiliki kewenangan yang sangat luas untuk 
menentukan pembangunan, sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004, maka 
pemerintah pusat perlu membuat undang-undang yang mengatur kompetensi setiap 
calon Kepala Daerah, sehingga meminimalkan potensi terpilihnya Kepala Daerah yang 
tidak memiliki kompentensi dalam memimpin daerahnya.
56 
Cont’ 
6. Dalam menentukan perencanaan pembangunan jangka menengah daerah setiap 5 (lima) 
tahun, Kepala Daerah terpilih perlu memperhatikan keberlangsungan prioritas 
pembangunan yang belum tercapai pada periode sebelumnya, mengingat pembangunan 
merupakan proses gradual sehingga kesinambungan pembangunan perlu diperhatikan 
untuk mencapai tujuan pembangunan itu sendiri. 
7. Untuk mendorong terwujudnya pembangunan yang efektif dan efisien, pemerintah Provinsi 
Jawa Barat idealnya memiliki peta tematik yang berkaitan dengan seluruh permasalahan 
pembangunan dan isu strategis daerah, dalam konteks ini peta tematik yang dimaksud 
contohnya adalah peta sebaran jumlah penduduk miskin, tingkat pendidikan masyarakat 
per wilayah, jumlah pengangguran dan sebagainya. 
8. Matriks korelasi 3 (tiga) paradigma pembangunan (Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan 
dan Sumberdaya Manusia) dapat digunakan sebagai perangkat/instrumen untuk 
mengetahui paradigma pembangunan apa yang digunakan dalam Rencana Pembangunan 
Jangka Menengah lainnya, baik pada tingkat provinsi, kabupaten/kota. 
9. Kerangka berpikir sistem (system thinking) bisa digunakan untuk menganalisis 
keterkaitan strategi RPJMD dengan 3 (tiga) paradigma pembangunan (Pertumbuhan 
Ekonomi, Kesejahteraan dan Sumberdaya Manusia)
Kementrian Pembangunan 
Daerah Tertinggal (KPDT) 
1. Rendahnya 
kualitas SDM 
A. Meningkatkan 
57 
Menetapkan 6 Kriteria 
Daerah Tertinggal 
Contoh Skema Model Solusi Desa Tertinggal 
Dengan 22 Indikator 
Daerah Tertinggal 
1. Kabupaten Garut 
2. Kabupaten Sukabumi Daerah Tertinggal 
Model Solusi 
IPM 
2. Rendahnya 
perekonomian 
Masyarakat 
A. Mengurangi 
persentase penduduk 
miskin 
B. Meningkatkan 
konsumsi perkapita 
3. Infrastruktur 
A. Meningkatkan panjang jalan yang 
diaspal 
B. Meningkatkan persentase 
penggunaan listrik 
C. Meningkatkan persentase 
penggunaan air bersih 
D. Meningkatkan jumlah prasarana 
kesehatan/1000 penduduk 
E. Meningkatkan jumlah SD-SMP/ 
1000 penduduk 
F. Meningkatkan jumlah dokter/1000 
penduduk 
G. Meningkatkan jumlah desa dengan 
pasar permanen 
4. Aksesibilitas 
A. Memperpendek jarak 
dari desa ke fasilitas 
pendidikan 
B. memperpendek jarak 
dari desa ke fasilitas 
kesehatan 
5. Kemampuan 
keuangan 
daerah 
A. Menurunkan 
Celah Fiskal 
6. Keterisolasian daerah berdasarkan 
karakteristik daerah 
A. Menurunkan persentase desa rawan banjir 
B. Menurunkan persentase desa rawan longsor 
C. Menurunkan persentase desa berlahan kritis 
D. Menurunkan persentase terjadinya konflik 
di perdesaan 
Penjelasan Lebih Rinci disajikan Dalam Tabel
58 
TABEL KOMPONEN MODEL SOLUSI DAERAH TERTINGGAL KABUPATEN GARUT 
Daerah tertingal Kabupaten Garut 
No Kriteria Indikator Nilai Model Solusi 
1. Rendahnya kualitas 
sumberdaya manusia 
A. IPM. 71,70 (2011) 
(Susenas,BPS) 
Meningkatkan IPM >71,70 
2. Rendahnya Perekonomian 
Masyarakat 
A. Persentase penduduk 
miskin 
13,47% (2011) 
(Susenas,BPS) 
Mengurangi persentase 
penduduk miskin > 13,47% 
B. Konsumsi per kapita. Rp 353.999 (2011) 
(Susenas, BPS) 
Meningkatkan konsumsi per 
kapita > Rp 353.999 
3. 
Infrastruktur 
A. Panjang jalan yang 
sudah diaspal. 
78,58% (2012) 
(Podes, BPS) 
Meningkatkan Panjang jalan 
yang sudah diaspal 
B. Panjang jalan yang 21,42% (2012) 
>78,58% 
belum diaspal. 
(Podes, BPS) 
C. Persentase pengguna 
listrik. 
98,91% (2010) 
(Podes, BPS) 
Meningkatkan persentase 
pengguna listrik >98,91% 
D. Persentase pengguna 
telepon. 
6,49% (2010) 
(Podes, BPS) 
Meningkatkan persentase 
pengguna telepon >6,49% 
E. Persentase 
penggunaan air bersih. _ _ 
F. Jumlah desa dengan 
pasar tanpa bangunan 
376 desa (2011) 
permanen. 
(Podes, BPS) 
Mengurangi desa dengan 
pasar tanpa bangunan 
permanen <376 desa 
G. Jumlah prasarana 
kesehatan/1000 
penduduk. 
_ 
_ 
H. Jumlah dokter/1000 
_ 
penduduk. _ I. Jumlah SD-SMP/1000 
1 (2011) 
penduduk. 
(Podes, BPS) 
Meningkatkan jumlah SD-SMP/ 
1000 penduduk >1
Daerah tertingal Kabupaten Garut 
No Kriteria Indikator Nilai Model Solusi 
4. Aksesibilitas A. Rata-rata jarak dari 
59 
desa ke kota 
kabupaten. 
_ 
_ 
B. Persentase desa 
dengan jarak ke 
fasilitas pendidikan 
>3Km 
98,94% (2010) 
(Podes, BPS) 
Memperbanyak fasilitas 
pendidikan yang berjarak 
dekat dengan desa 
C. Persentase desa 
dengan jarak ke 
pelayanan kesehatan 
>5Km 
76% (2008) 
(Podes,BPS) 
Memperbanyak fasilitas 
pelayanan kesehatan yang 
berjarak dekat dengan desa 
5. Kemampuan keuangan 
daerah yang rendah 
A. Celah fiskal 281.959 Juta 
(2010) (DEPKEU) 
Menurunkan celah fiskal 
<281.959 Juta 
6. Keterisolasian daerah 
berdasarkan karakteristik 
daerah 
A. Persentase desa 
rawan gempa bumi. 
78,65% (2011) 
(Podes, BPS) 
Mengurangi persentase desa 
rawan gempa 
>78,65% 
B. Persentase desa 
rawan banjir 
_ _ 
C. Persentase desa 
rawan longsor 
39,21 (2011) 
(Podes, BPS) 
Mengurangi persentase desa 
rawan longsor <39,21 
D. Persentase desa di 
kawasan lindung. 
_ _ 
E. Persentase desa 
berlahan kritis. 
33,87% (2011) 
(Podes, BPS) 
Mengurangi persentase desa 
berlahan kritis <33,87% 
F. Persentase desa 
rawan konflik satu 
tahun terakhir. 
3,48% (2010) 
(Podes, BPS) 
Mengurangi persentase 
terjadinya konflik di perdesaan 
<3,48% 
Cont’
60 
TABEL KOMPONEN MODEL SOLUSI DAERAH TERTINGGAL KABUPATEN SUKABUMI 
Daerah tertingal Kabupaten Sukabumi 
No Kriteria Indikator Nilai Model Solusi 
1. R e n d a h n y a k u a l i t a s 
sumberdaya manusia 
A. IPM. 
71,49 
(2012) 
Meningkatkan 
IPM >71,49 
2. Rendahnya Perekonomian 
Masyarakat 
A. Persentase penduduk 
miskin 9,72% (2012) Mengurangi persentase 
penduduk miskin <9,72% 
B. Konsumsi per kapita. Rp 404.727 (2011) Meningkatkan konsumsi per 
kapita >Rp 404.727 
3. 
Infrastruktur 
A. Panjang jalan yang 
sudah diaspal. 
82,97% 
(2012) 
Meningkatkan Panjang Jalan 
yang Sudah Diaspal 
B. Panjang jalan yang 17,03% 
>82,97% 
belum diaspal. 
(2012) 
C. Persentase pengguna 
listrik. 96,95% (2010) Meningkatkan persentase 
pengguna listrik >96,95% 
D. Persentase pengguna 
telepon. 5,48% (2010) Meningkatkan persentase 
pengguna telepon >5,48% 
E. Persentase pengguna 
_ 
air bersih. _ F. Jumlah desa dengan 
pasar tanpa bangunan 
333 desa (2011) 
permanen. 
(Podes, BPS) 
Memperbanyak pasar dengan 
bangunan permanen di desa-desa. 
G. Jumlah prasarana 
kesehatan/1000 
penduduk. 
_ 
_ 
H. Jumlah dokter/1000 
_ 
penduduk. _ I. Jumlah SD-SMP/1000 
1 (2011) 
penduduk. 
(Podes, BPS) 
Meningkatkan jumlah SD-SMP/ 
1000 penduduk >1
Cont’ 
Daerah tertingal Kabupaten Sukabumi 
No Kriteria Indikator Nilai Model Solusi 
4. Aksesibilitas A. Rata-rata jarak dari desa 
ke kota kabupaten. _ _ 
B. Persentase desa dengan 
jarak ke fasilitas 
pendidikan >3Km 
97,33% (2010) 
(Podes,BPS) 
Menurunkan persentase desa 
dengan jarak ke fasilitas 
pendidikan >3 Km 
<97,33% 
C. Persentase desa dengan 
jarak ke pelayanan 
kesehatan >5Km 
92% (2008) 
(Podes,BPS) 
Menurunkan persentase desa 
dengan jarak ke pelayanan 
kesehatan >5 Km 
<92% 
5. Kemampuan keuangan 
daerah yang rendah 
A. Celah fiskal 304.564 Juta (2010) 
(DEPKEU) 
Menurunkan 
Celah fiscal 
>304.564 
6. Keterisolasian daerah 
berdasarkan karakteristik 
daerah 
A. Persentase desa rawan 
gempa bumi. 
85,01% 
(2011) 
(Podes, BPS) 
Mengurangi 
persentase desa rawan gempa 
bumi <85,01% 
B. Persentase desa rawan 
longsor 
37,33 (2011) 
(Podes, BPS) 
Mengurangi persentase desa 
rawan longsor <37,33 
C. Persentase desa rawan 
banjir 
17,17 (2011) 
(Podes, BPS) 
Mengurangi persentase desa 
rawan banjir <17,17 
D. Persentase desa di 
kawasan lindung. 
_ _ 
E. Persentase desa 
berlahan kritis. 
_ _ 
F. Persentase desa rawan 
konflik satu tahun terakhir. 
_ _ 
61
62 
Contoh Model Solusi Kelemahan Pengawasan Pembangunan 
UU No.32/2004 tentang 
Pemerintahan Daerah 
PP No. 79/2005 tentang Pedoman Pembinaan dan 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 
Inspektorat Provinsi Jawa Barat 
“sebagai aparat pengawas intern 
pemerintah di tingkat Provinsi yang 
bertanggung jawab kepada 
Gubernur” 
DPRD Provinsi Jawa Barat 
“sesuai dengan fungsinya 
melakukan pengawasan atas 
pelaksanaan urusan Pemerintahan 
Daerah di dalam wilayah kerjanya” 
Lemahnya Pengawasan 
Pembangunan di Provinsi 
Jawa Barat 
Model Solusi 
1. Inspektorat meningkatkan pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan kepala daerah 
2. Inspektorat meningkatkan pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan terpadu 
3. Inspektorat meningkatkan penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan 
kegiatan; dan 
4. monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan pemerintahan desa. 
5. DPRD meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah, keputusan kepala daerah 
atau kebijakan yang ditetapkan pemenrintah daerah. 
6. DPRD melakukan rapat kerja maupun rapat dengar pendapat ketika terdapat permasalahan dari 
pelaksanaan pembangunan daerah. 
7. DPRD membentuk panitia khusus untuk membahas secara mendalam terhadap suatu permasalahan.
63 
Sekolah Arsitektur Perencanaan 
dan Pengembangan Kebijakan 
Magister Studi Pembangunan 
Terimakasih.. 
Wassalamualaikum..

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamaPerbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamanatal kristiono
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi  PembangunanAdministrasi  Pembangunan
Administrasi PembangunanDadang Solihin
 
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Joy Irman
 
Perbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesia
Perbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesiaPerbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesia
Perbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesiaSiti Sahati
 
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptxMATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptxNeki10
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRITri Widodo W. UTOMO
 
Pengantar Ilmu Pemerintahan
Pengantar Ilmu PemerintahanPengantar Ilmu Pemerintahan
Pengantar Ilmu PemerintahanMuhamad Yogi
 
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahPengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahnurulrp
 
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaManajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaDadang Solihin
 
1. Tugas Pokok Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx
1. Tugas Pokok  Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx1. Tugas Pokok  Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx
1. Tugas Pokok Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptxwahyu120222
 
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahanModul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahanSri Suwanti
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Ridho Fitrah Hyzkia
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xfatimaharyenfa
 
5. hubungan antara pemerintah pusat &amp; daerah
5.  hubungan antara pemerintah pusat &amp;  daerah5.  hubungan antara pemerintah pusat &amp;  daerah
5. hubungan antara pemerintah pusat &amp; daerahnurul khaiva
 
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik  pkp okiPenyusunan rka pelayanan publik  pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik pkp okihoyin rizmu
 
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAHSUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHSiti Sahati
 

Was ist angesagt? (20)

Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamaPerbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi  PembangunanAdministrasi  Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
 
Pemerintah Pusat dan Daerah
Pemerintah Pusat dan DaerahPemerintah Pusat dan Daerah
Pemerintah Pusat dan Daerah
 
Perbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesia
Perbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesiaPerbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesia
Perbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesia
 
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptxMATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Pamong praja 1
Pamong praja 1Pamong praja 1
Pamong praja 1
 
Pengantar Ilmu Pemerintahan
Pengantar Ilmu PemerintahanPengantar Ilmu Pemerintahan
Pengantar Ilmu Pemerintahan
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahPengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
 
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaManajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
 
1. Tugas Pokok Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx
1. Tugas Pokok  Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx1. Tugas Pokok  Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx
1. Tugas Pokok Fungsi PPPK di Tempat Kerja.pptx
 
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahanModul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahan
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
 
5. hubungan antara pemerintah pusat &amp; daerah
5.  hubungan antara pemerintah pusat &amp;  daerah5.  hubungan antara pemerintah pusat &amp;  daerah
5. hubungan antara pemerintah pusat &amp; daerah
 
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik  pkp okiPenyusunan rka pelayanan publik  pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
 
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAHSUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 

Andere mochten auch

Makalahku.presentasi re visi
Makalahku.presentasi re visiMakalahku.presentasi re visi
Makalahku.presentasi re visiSigit Kindarto
 
4 analisis konflik dasar
4  analisis konflik dasar4  analisis konflik dasar
4 analisis konflik dasarWahono Syahida
 
Kebijakan pendidikan keagamaan
Kebijakan pendidikan keagamaanKebijakan pendidikan keagamaan
Kebijakan pendidikan keagamaanpaisjabar
 
Sosialisasi skp guru kab kota di Jawa Barat
Sosialisasi skp guru kab kota di Jawa BaratSosialisasi skp guru kab kota di Jawa Barat
Sosialisasi skp guru kab kota di Jawa BaratAmin Herwansyah
 
Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa BaratEvaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa BaratDadang Solihin
 
Alur fikir umhr
Alur fikir umhrAlur fikir umhr
Alur fikir umhrkrisnagnr
 
Profile Pemprov. Jabar
Profile Pemprov. JabarProfile Pemprov. Jabar
Profile Pemprov. JabarMuhamad Yogi
 
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahDadang Solihin
 
Data science untuk perencanaan pembangunan Jawa Barat
Data science untuk perencanaan pembangunan Jawa BaratData science untuk perencanaan pembangunan Jawa Barat
Data science untuk perencanaan pembangunan Jawa BaratDasapta Erwin Irawan
 
Open government data for West Java Province, Indonesia
Open government data for West Java Province, IndonesiaOpen government data for West Java Province, Indonesia
Open government data for West Java Province, IndonesiaDasapta Erwin Irawan
 
ANALISIS DATA PENYEBAB KEMATIAN IBU DI PROVINSI JAWA BARAT tahun 2013
ANALISIS DATA PENYEBAB KEMATIAN IBU DI PROVINSI JAWA BARAT tahun  2013ANALISIS DATA PENYEBAB KEMATIAN IBU DI PROVINSI JAWA BARAT tahun  2013
ANALISIS DATA PENYEBAB KEMATIAN IBU DI PROVINSI JAWA BARAT tahun 2013Dokter Tekno
 
Penyelarasan RPJMD-RPJMN 2015-2019
Penyelarasan RPJMD-RPJMN 2015-2019Penyelarasan RPJMD-RPJMN 2015-2019
Penyelarasan RPJMD-RPJMN 2015-2019Dadang Solihin
 
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakanimplementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakanAnggit T A W
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratPenataan Ruang
 
Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...
Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...
Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...Mikha_135
 
20160905 gambaran umum program kotaku workshop kerjasama udma - bogor jabar
20160905 gambaran umum program kotaku   workshop kerjasama udma - bogor jabar20160905 gambaran umum program kotaku   workshop kerjasama udma - bogor jabar
20160905 gambaran umum program kotaku workshop kerjasama udma - bogor jabarAdvisory Specialist for P2KP
 
Dampak MEA terhadap Rencana Strategis Nasional di Jawa Barat
Dampak MEA terhadap Rencana Strategis Nasional di Jawa BaratDampak MEA terhadap Rencana Strategis Nasional di Jawa Barat
Dampak MEA terhadap Rencana Strategis Nasional di Jawa BaratDadang Solihin
 

Andere mochten auch (20)

Makalahku.presentasi re visi
Makalahku.presentasi re visiMakalahku.presentasi re visi
Makalahku.presentasi re visi
 
4 analisis konflik dasar
4  analisis konflik dasar4  analisis konflik dasar
4 analisis konflik dasar
 
Kebijakan pendidikan keagamaan
Kebijakan pendidikan keagamaanKebijakan pendidikan keagamaan
Kebijakan pendidikan keagamaan
 
Sosialisasi skp guru kab kota di Jawa Barat
Sosialisasi skp guru kab kota di Jawa BaratSosialisasi skp guru kab kota di Jawa Barat
Sosialisasi skp guru kab kota di Jawa Barat
 
Manajemen Organisasi
Manajemen Organisasi Manajemen Organisasi
Manajemen Organisasi
 
Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa BaratEvaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
 
Alur fikir umhr
Alur fikir umhrAlur fikir umhr
Alur fikir umhr
 
Profile Pemprov. Jabar
Profile Pemprov. JabarProfile Pemprov. Jabar
Profile Pemprov. Jabar
 
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
 
Data science untuk perencanaan pembangunan Jawa Barat
Data science untuk perencanaan pembangunan Jawa BaratData science untuk perencanaan pembangunan Jawa Barat
Data science untuk perencanaan pembangunan Jawa Barat
 
Tematik wilayah jabar
Tematik wilayah jabarTematik wilayah jabar
Tematik wilayah jabar
 
Open government data for West Java Province, Indonesia
Open government data for West Java Province, IndonesiaOpen government data for West Java Province, Indonesia
Open government data for West Java Province, Indonesia
 
ANALISIS DATA PENYEBAB KEMATIAN IBU DI PROVINSI JAWA BARAT tahun 2013
ANALISIS DATA PENYEBAB KEMATIAN IBU DI PROVINSI JAWA BARAT tahun  2013ANALISIS DATA PENYEBAB KEMATIAN IBU DI PROVINSI JAWA BARAT tahun  2013
ANALISIS DATA PENYEBAB KEMATIAN IBU DI PROVINSI JAWA BARAT tahun 2013
 
Penyelarasan RPJMD-RPJMN 2015-2019
Penyelarasan RPJMD-RPJMN 2015-2019Penyelarasan RPJMD-RPJMN 2015-2019
Penyelarasan RPJMD-RPJMN 2015-2019
 
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakanimplementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
implementasi kebijakan program penanggulangan kebijakan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
 
Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...
Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...
Millennium Development Goals (MDGs) 5th : Improve Maternal Health (Meningkatk...
 
20160905 gambaran umum program kotaku workshop kerjasama udma - bogor jabar
20160905 gambaran umum program kotaku   workshop kerjasama udma - bogor jabar20160905 gambaran umum program kotaku   workshop kerjasama udma - bogor jabar
20160905 gambaran umum program kotaku workshop kerjasama udma - bogor jabar
 
Kebudayaan Jawa Barat
Kebudayaan Jawa BaratKebudayaan Jawa Barat
Kebudayaan Jawa Barat
 
Dampak MEA terhadap Rencana Strategis Nasional di Jawa Barat
Dampak MEA terhadap Rencana Strategis Nasional di Jawa BaratDampak MEA terhadap Rencana Strategis Nasional di Jawa Barat
Dampak MEA terhadap Rencana Strategis Nasional di Jawa Barat
 

Ähnlich wie Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (2008-2013)

Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional Dadang Solihin
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDDadang Solihin
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...Dadang Solihin
 
Formulasi Program Pembangunan berbasis Pro Kerakyatan berazaskan Kesetaraan ...
Formulasi Program Pembangunan  berbasis Pro Kerakyatan berazaskan Kesetaraan ...Formulasi Program Pembangunan  berbasis Pro Kerakyatan berazaskan Kesetaraan ...
Formulasi Program Pembangunan berbasis Pro Kerakyatan berazaskan Kesetaraan ...Dadang Solihin
 
pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...
pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...
pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...TiniWido
 
Laporan renstra kumkm provinsi jawa tengah
Laporan renstra kumkm provinsi jawa tengahLaporan renstra kumkm provinsi jawa tengah
Laporan renstra kumkm provinsi jawa tengahNora Sembadra Mahardhika
 
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Dadang Solihin
 
Pengarusutamaan Tanggap Ancaman Narkoba ke dalam Siklus Perencanaan Pembangu...
Pengarusutamaan Tanggap Ancaman Narkoba  ke dalam Siklus Perencanaan Pembangu...Pengarusutamaan Tanggap Ancaman Narkoba  ke dalam Siklus Perencanaan Pembangu...
Pengarusutamaan Tanggap Ancaman Narkoba ke dalam Siklus Perencanaan Pembangu...Dadang Solihin
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen
Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - UncenLaporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen
Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - UncenEKPD
 
Meknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
Meknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan NasionalMeknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
Meknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan NasionalDadang Solihin
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa TengahLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa TengahEKPD
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Dadang Solihin
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi BaratEKPD
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Dadang Solihin
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi PapuaLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi PapuaEKPD
 
Kebijakan perencanaan 2015
Kebijakan perencanaan 2015Kebijakan perencanaan 2015
Kebijakan perencanaan 2015Muh Saleh
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifDadang Solihin
 

Ähnlich wie Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (2008-2013) (20)

Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
 
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDEvaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJD
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
 
Formulasi Program Pembangunan berbasis Pro Kerakyatan berazaskan Kesetaraan ...
Formulasi Program Pembangunan  berbasis Pro Kerakyatan berazaskan Kesetaraan ...Formulasi Program Pembangunan  berbasis Pro Kerakyatan berazaskan Kesetaraan ...
Formulasi Program Pembangunan berbasis Pro Kerakyatan berazaskan Kesetaraan ...
 
pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...
pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...
pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...
 
Laporan renstra kumkm provinsi jawa tengah
Laporan renstra kumkm provinsi jawa tengahLaporan renstra kumkm provinsi jawa tengah
Laporan renstra kumkm provinsi jawa tengah
 
2PEREN~2 (3).pptx
2PEREN~2 (3).pptx2PEREN~2 (3).pptx
2PEREN~2 (3).pptx
 
2PEREN~2 (3).pptx
2PEREN~2 (3).pptx2PEREN~2 (3).pptx
2PEREN~2 (3).pptx
 
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Pengarusutamaan Tanggap Ancaman Narkoba ke dalam Siklus Perencanaan Pembangu...
Pengarusutamaan Tanggap Ancaman Narkoba  ke dalam Siklus Perencanaan Pembangu...Pengarusutamaan Tanggap Ancaman Narkoba  ke dalam Siklus Perencanaan Pembangu...
Pengarusutamaan Tanggap Ancaman Narkoba ke dalam Siklus Perencanaan Pembangu...
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen
Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - UncenLaporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen
Laporan Akhir EKPD 2010 - Papua - Uncen
 
Meknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
Meknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan NasionalMeknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
Meknisme Penyusunan dan Sinkronisasi RPJMD dengan Kebijakan Nasional
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa TengahLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Barat
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi PapuaLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
 
Kebijakan perencanaan 2015
Kebijakan perencanaan 2015Kebijakan perencanaan 2015
Kebijakan perencanaan 2015
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
Renstra rsdm 2013_2018
Renstra rsdm 2013_2018Renstra rsdm 2013_2018
Renstra rsdm 2013_2018
 

Mehr von Regional Development Planning Agency of DKI Jakarta (BAPPEDA DKI Jakarta)

Mehr von Regional Development Planning Agency of DKI Jakarta (BAPPEDA DKI Jakarta) (11)

Latihan arsip 1
Latihan arsip 1Latihan arsip 1
Latihan arsip 1
 
Studi Kasus (Contoh Kasus
Studi Kasus (Contoh Kasus Studi Kasus (Contoh Kasus
Studi Kasus (Contoh Kasus
 
Sekilas tentang senjata tradisional kasultanan cirebon
Sekilas tentang senjata tradisional kasultanan cirebonSekilas tentang senjata tradisional kasultanan cirebon
Sekilas tentang senjata tradisional kasultanan cirebon
 
Pembangunan Apartemen "The Jarrdin" Cihampelas dan Dampaknya Terhadap Lingkungan
Pembangunan Apartemen "The Jarrdin" Cihampelas dan Dampaknya Terhadap LingkunganPembangunan Apartemen "The Jarrdin" Cihampelas dan Dampaknya Terhadap Lingkungan
Pembangunan Apartemen "The Jarrdin" Cihampelas dan Dampaknya Terhadap Lingkungan
 
Desa mandiri energi
Desa mandiri energiDesa mandiri energi
Desa mandiri energi
 
Bahan Bakar Nabati Sebagai Solusi Alternatif Dalam Menghadapi Krisis Sumberda...
Bahan Bakar Nabati Sebagai Solusi Alternatif Dalam Menghadapi Krisis Sumberda...Bahan Bakar Nabati Sebagai Solusi Alternatif Dalam Menghadapi Krisis Sumberda...
Bahan Bakar Nabati Sebagai Solusi Alternatif Dalam Menghadapi Krisis Sumberda...
 
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
 
Menghadapi Krisis Energi (fosil fuel) di Indonesia
Menghadapi Krisis Energi (fosil fuel) di IndonesiaMenghadapi Krisis Energi (fosil fuel) di Indonesia
Menghadapi Krisis Energi (fosil fuel) di Indonesia
 
Pemahaman Desertasi Nathan Foresterr
Pemahaman Desertasi Nathan ForesterrPemahaman Desertasi Nathan Foresterr
Pemahaman Desertasi Nathan Foresterr
 
Terasi Cirebon, Warisan Budaya yang Terancam Punah
Terasi Cirebon, Warisan Budaya yang Terancam PunahTerasi Cirebon, Warisan Budaya yang Terancam Punah
Terasi Cirebon, Warisan Budaya yang Terancam Punah
 
Konsep Ketahanan Energi
Konsep Ketahanan EnergiKonsep Ketahanan Energi
Konsep Ketahanan Energi
 

Kürzlich hochgeladen

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 

Kürzlich hochgeladen (12)

INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 

Implementasi Paradgima Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat (2008-2013)

  • 1. Oleh : Rahadian Febry Maulana (24011021) Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Widyo Nugroho SULASDI Sekolah Arsitektur Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Magister Studi Pembangunan
  • 3. 3 I. APA YANG DITELITI ? Latar Bel akang UUD 1945 ORDE BARU Ø MPR à Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) Ø Repelita I-VI (Berlaku Secara Nasional) Reformasi (1998) Amandemen UUD 1945 sebanyak 4 kali MPR tidak lagi menjadi lembaga tertinggi negara, dan GBHN dihapuskan Pemilihan Langsung Kepala Daerah Diperkuatnya Otonomi Daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam NKRI Ø UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Ø UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) (5 tahun) Setiap Kepala Daerah berhak menentukan arah pembangunan yang dituangkan dalam RPJMD sesuai dengan visi misi yang diusungnya Dalam RPJMD tidak terdapat penjabaran mengenai paradigma apa yang digunakan untuk melakukan pembangunan daerah selama satu periode Jika terdapat penjabaran mengenai paradigma pembangunan yang digunakan, maka implementasi dari RPJMD dapat dievaluasi berdasarkan pada paradigma yang digunakannya
  • 4. 1. Setiap Kepala Daerah berhak menentukan arah pembangunan yang dituangkan dalam 4 Cont’ Mengapa diteliti? Potensi pergantian kepala daerah setiap satu periode mengakibatkan perbedaan arah pembangunan, karena perbedaan visi,misi yang diusung Strategi pembangunan daerah berpotensi hanya merepresentasikan kepentingan golongan tertentu (simpatisan/partai politik yang mendukung kepala daerah terpilih) Sebab Akibat Pembangunan cenderung berorientasi proyek (Project Oriented) Tidak ada UU yang mengatur kompetensi kepala daerah Tidak ada pedoman perencanaan pembangunan seperti GBHN Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian di wilayah Provinsi Jawa Barat. Adapun penelitian ini dilakukan untuk menjawab: 1. Paradigma pembangunan apa yang digunakan oleh Provinsi Jawa Barat sebagai kerangka acuan teoretis dalam menyusun strategi RPJMD tahun 2008-2013? 2. Bagaimana Implementasi dari Paradigma Pembangunan yang digunakan dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat selama periode 2008-2013? Berpotensi terjadinya perubahan arah pembangunan setiap 5 (lima) tahun RPJMD sesuai dengan visi misi yang diusungnya 2. Dalam RPJMD tidak terdapat penjabaran mengenai paradigma apa yang digunakan untuk melakukan pembangunan daerah selama satu periode MASALAH RPJMD tidak dapat dievaluasi secara teoretis berdasarkan paradigma pembangunan
  • 5. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DI JAWA BARAT Daerah Tertinggal (Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal,2012) Daerah Tertinggal (Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal,2012) 1. Penduduk miskin terbanyak urutan ke-3 (nasional) (4,65 Juta Jiwa, tahun 2014, BPS) 2. Jumlah Pengangguran terbesar urutan ke-3 (nasional) (9,78% tahun 2010, BPS) 3. Partisipasi kasar pendidikan rendah terutama jenjang Perguruan Tinggi (15,19% tahun 2012, BPS) 4. Memiliki 2 Kabupaten yang masuk Kategori Daerah Tertinggal (KPDT,2012) 5. Memiliki 60 Desa yang masuk Kategori Desa Tertinggal (KPDT, 2012) 5 5 Desa kategori tertinggal 9 Desa kategori tertinggal 12 Desa kategori tertinggal 2 Desa kategori tertinggal 9 Desa kategori tertinggal 12 Desa kategori tertinggal 7 Desa kategori tertinggal 4 Desa kategori tertinggal
  • 6. 6 Cont’ Ruang Lingkup Penelitian 1. Menjabarkan strategi dalam dokumen RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013. 2. Menguraikan 3 (tiga) paradigma pembangunan (Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan dan Sumberdaya Manusia) melalui pendekatan pohon keilmuan, sehingga diketahui elemen dan kriteria dari elemen ketiga paradigma pembangunan tersebut. 3. Mengkorelasikan strategi RPJMD dengan elemen-elemen setiap paradigma pembangunan menggunakan matriks korelasi, sehingga diketahui elemen dari paradigma mana saja yang diterapkan dalam strategi RPJMD. 4. Analisis implementasi elemen-elemen dari paradigma pembangunan yang diterapkan dalam strategi RPJMD, berdasarkan data capaian pembangunan makro tahun 2007 sampai tahun 2012 yang bersumber dari LKPJ Gubernur tahun 2012 (LKPJ akhir periode), dan Jawa Barat Dalam Angka (publikasi BPS)
  • 7. 1. Mengkaji implementasi paradigma pembangunan yang berpusat pada Pertumbuhan 2. Melakukan analisis implementasi dari masing-masing elemen pembentuk Paradigma 7 Cont’ Tujuan Penelitian Ekonomi, Kesejahteraan dan Sumberdaya Manusia dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013. Pertumbuhan Ekonomi (akumulasi modal, industrialisasi, eksploitasi sektor primer, pasar bebas) Kesejahteraan (sentralistik, pelayanan publik, redistribusi, jaminan sosial) dan Sumberdaya Manusia (pemberdayaan, kesetaraaan) yang diterapkan dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 berdasarkan data capaian pembangunan makro yang diperoleh dari LKPJ Gubernur Tahun 2012 (LKPJ akhir periode) dan Jawa Barat Dalam Angka (publikasi BPS). Asumsi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan asumsi bahwa semua data yang digunakan dalam analisis, yaitu data indikator capaian pembangunan yang bersumber dari LKPJ Gubernur Provinsi Jawa Barat tahun 2008-2012 (LKPJ Akhir Periode) dan Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 (Publikasi BPS) adalah benar dan dapat dipercaya.
  • 8. 8 II. Metodologi Penelitian Skematik Alur Penelitian
  • 9. 9 III. Manfaat Penelitian 1. Memberikan peta tentang implementasi 3 (tiga) paradigma pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013. 2. Memberikan kotribusi informasi kepada pemerintah Provinsi Jawa Barat tentang pelaksanaan dari Strategi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013. 3. Matriks korelasi antar elemen dari 3 (tiga) paradigma pembangunan (Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan dan Sumberdaya Manusia) dapat digunakan sebagai perangkat untuk mengetahui paradigma pembangunan apa yang digunakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah lainnya, baik pada tingkat provinsi, kabupaten/kota.
  • 10. 10 Unsur Pengembangan Penelitian Dalam penelitian tesis ini unsur pengembangan terletak pada pembuatan dan penerapan matriks korelasi antar kriteria dari 3 (tiga) paradigma pembangunan (Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan, dan Sumberdaya Manusia) dalam dokumen RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013.
  • 11. 11 IV. Survei Kepustakaan Pemahaman 3 (tiga) Paradigma Pembangunan Teori Sistem Pemahaman Sistem Perencanaan Teori Perencanaan Pembangunan Nasional Teori Otonomi dan Desentralisasi Pembangunan Daerah Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Jawa Barat 2008-2013 Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat RPJPD RPJMD Struktur RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 Struktur RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 Konsep Pembangunan Teori-Teori Pembangunan Pertumbuhan Ekonomi Sumberdaya Manusia Kesejahteraan Struktur Jawa Barat dalam Angka (BPS) Pemahaman Implementasi Paradigma Pembangunan dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 Strategi Pembanguan Struktur LKPJ Gubernur Jawa Barat Tahun 2012 (akhir periode)
  • 13. 13 POHON ILMU PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI 2. 1. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
  • 14. 14 POHON ILMU PARADIGMA KESEJAHTERAAN 2. 1. 3. 4. 1. 4. 3. 2. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
  • 15. POHON ILMU PARADIGMA SUMBERDAYA MANUSIA 1. 12. 8. 9. 5. 3. 4. 2. 6. 7. 10 11. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 3. 2. 1. 4. 5. 6. 15
  • 16. PEMBENTUKAN MATRIKS KORELASI ANTAR ELEMEN PARADIGMA PEMBANGUNAN 16 Pohon Ilmu Paradigma Pertumbuhan Ekonomi Pohon Ilmu Paradigma Kesejahteraan Pohon Ilmu Paradigma Sumberdaya Manusia 1 2 3
  • 17. 17 CONTOH MATRIKS KORELASI ANTAR KRITERIA DARI ELEMEN-ELEMEN PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI (KEE.2.4)
  • 18. 18 STRUKTUR RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 “Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera” Misi Misi 1 : Sumberdaya Manusia Jawa Barat yang Produktif dan Berdaya Saing Misi 2 : Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional Berbasis Potensi Lokal Misi 3 : Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur Wilayah Misi 4 : Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan untuk Pembangunan Berkelanjutan Misi 5 : Meningkatkan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Kualitas Demokrasi Tujuan Pembangunan 1. Kualitas pendidikan, 2. Kesehatan, 3. Kompetensi kerja. 4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 5. Daya Beli 6. Ketahanan Pangan 7. Keseimbangan Lingkungan 8. Birokrasi yang Profesional Permasalahan Pembangunan 1. Sosbud dan Kehidupan Beragama 2. Ekonomi 3. Infrastruktur Desa dan Keuangan Publik 4. Tata Ruang 5. SDA, Lingkungan Hidup 6. Ketertiban Umum 7. Keuangan 8. Hukum 9. Aparatur 10. Politik 11. Pemerintahan 151 Strategi 9. Infrastruktur Visi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah selama lima tahun yang penyusunannya mengacu pada RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025
  • 19. Kesesuaian RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 dengan RPJPD Tahun 2005-2025 19 berdasarkan prioritas pembangunan (bidang-bidang) No. Bidang Amanat RPJPD Jawa Barat Tahun 2005-2025 RPJMD Jawa Barat Tahun 2008-2013 Keterangan 1. Pendidikan Pendidikan Cukup jelas 2. Kesehatan Kesehatan Cukup jelas 3. Keagamaan Keagamaan Cukup jelas 4. Kebudayaan Kebudayaan Cukup jelas 5. Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan Cukup jelas 6. Pemuda dan Olahraga Pemuda dan Olahraga Cukup jelas 7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Cukup jelas 8. Sosial Sosial Cukup jelas 9. IPTEK Komunikasi dan Informatika Te r c a k u p d a l a m B i d a n g Komunikasi dan Informatika pada RPJMD Jawa Barat Tahun 2008-2013 10. Industri dan Perdagangan Industri dan Perdagangan Cukup jelas 11. Pertanian dan Kelautan Pertanian dan Kelautan Cukup jelas 12. Kepariwisataan Kepariwisataan Cukup jelas 13. KUMKM KUMKM Cukup jelas 14. Investasi Daerah Penanaman Modal Te r c a k u p d a l am B i d a n g Penanaman Modal pada RPJMD Jawa Barat Tahun 2008-2013 15. Energi Energi Cukup jelas 16. SDA dan Lingkungan Hidup Bidang Lingkungan Hidup; Bidang Kependudukan; dan Bidang Tata Ruang Tercakup dalam Bidang Lingkungan Hidup; Bidang Kependudukan; dan Bidang Tata Ruang pada RPJMD Jawa Barat Tahun 2008-2013
  • 20. No. 20 Bidang Amanat RPJPD Jawa Barat Tahun 2005-2025 RPJMD Jawa Barat Tahun 2008-2013 Keterangan 17. Infrastruktur Wilayah B i d a n g P e k e r j a a n Umum; B i d a n g Perhubungan; Bidang Perumahan; Bidang ESDM Tercakup dalam Bidang Pekerjaan Umum; Bidang Perhubungan; Bidang Perumahan; Bidang ESDM pada RPJMD Jawa Barat Tahun 2008-2013 18. Kependudukan Kependudukan Cukup jelas 19. Politik Bidang Perencanaan Pembangunan; Bidang Komunikasi dan Informatika; Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian; Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Tercakup dalam Bidang Perencanaan Pembangunan; Bidang Komunikasi dan Informatika; Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian; Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Di bidang politik, hanya kebijakan untuk meningkatkan peran perempuan dan pemuda dalam kehidupan politik; penatahan hubungan eksekutif dan legislatif; dan penyusunan rencana induk daerah otonom yang tidak termuat dalam RPJMD 2008-2013. 20. Hukum dan HAM Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Tercakup dalam Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian pada RPJMD Jawa Barat Tahun 2008-2013 21. Keamanan dan Ketertiban Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Tercakup dalam Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian pada RPJMD Jawa Barat Tahun 2008-2013 22. Aparatur dan Pelayanan Publik Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Tercakup dalam Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian pada RPJMD Jawa Barat Tahun 2008-2013 Cont’
  • 21. No. Bidang Amanat RPJPD Jawa Barat 21 Tahun 2005-2025 Cont’ RPJMD Jawa Barat Tahun 2008-2013 Keterangan 23. Keuangan Daerah Bidang Otonomi Daerah, P e m e r i n t a h a n U m u m , Administrasi Keuangan Daerah, P e r a n g k a t D a e r a h , Kepegawaian dan Persandian Tercakup dalam Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian pada RPJMD Jawa Barat Tahun 2008-2013 24 Tata Ruang Tata Ruang Cukup jelas Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh bidang prioritas yang diamanatkan dalam RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 telah diacu oleh RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013
  • 22. 22 CONTOH STRATEGI DALAM RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 Misi 1 Sumberdaya Manusia yang Produktif dan Berdaya Saing Tujuan Strategi Bidang 1. Mendorong masyarakat kearah peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kompetensi kerja. 2. Menjadikan masyarakat Jawa Barat yang sehat, berbudi pekerti luhur serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi 1. Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal. 2. Melakukan gerakan tingkat provinsi untuk membuka seluas-luasnya paket A, Paket B dan Paket C dengan paradigma mengedepankan aktivitas proses belajar mengajar, termasuk pembukaan SMP seatap, SMA seatap secara meluas di berbagai kecamatan dan desa di Jawa Barat. 3. Menyelenggarakan pendidikan dasar dengan biaya yang terjangkau. 4. Mengembangkan pendidikan inklusif. Pemerataan pendidikan 5. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. 6. Pengembangan metodologi dan teknik baca tulis bagi warga belajar. 7. Mengembangkan perpustakaan di rukun tetangga. Peningkatan kualitas pelayanan dan infrastruktur pendidikan
  • 23. IMPLEMENTASI MATRIKS KORELASI 3 (TIGA) PARADIGMA PEMBANGUNAN DALAM 23 STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 151 Strategi dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 Hasil
  • 24. PROSEDUR IMPLEMENTASI MATRIKS KORELASI ANTAR KRITERIA DARI ELEMEN PARADIGMA PEMBANGUNAN TERHADAP STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT 24 TAHUN 2008-2013 Elemen (1) Kriteria (A) (1.A) Elemen (2) Kriteria (A) (2.A) 151 Strategi dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 Matriks Korelasi (1.A) dengan (2.A) Hasil Korelasi (1.A – 2.A) Terpenuhi (bernilai “ + “) Tidak terpenuhi (bernilai “ – ”) Sebagian terpenuhi (bernilai “+” dan “ – ”)
  • 25. 25 CONTOH MATRIKS KORELASI ELEMEN PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI YANG DIKAITKAN DENGAN STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 (Contoh : KEE. 2.4) Elemen-­‐elemen pembentuk Paradigma Pertumbuhan Ekonomi 4. Pasar Bebas 2. Indus t rialis asi A. Tersedianya teknologi padat modal (modern) B. Adanya kemudahan dalam melakukan ekspor dan impor A. Adanya kesamaan hak bagi semua pelaku usaha B. Adanya infrastruktur penunjang industri C.Adanya peningkatan produk@vitas D. Adanya pemusatan kegiatan industri di wilayah perkotaan Tidak terwujudnya kesamaan hak bagi semua pelaku usaha untuk menggunakan teknologi modern Tidak terwujudnya kesamaan hak bagi semua pelaku usaha dalam menggunakan infrastruktur penunjang industri Terwujudnya kesamaan hak bagi semua pengusaha dalam meningkatkan produkNvitas usahanya (M2:S16,29,36,37) Tidak terwujudnya pusat kegiatan industri di wilayah perkotaan yang memperha@kan hak bagi semua pelaku usaha Tidak terwujudnya pusat kegiatan industri di wilaya perkotaan yang memudahkan distribusi ekspor C. Rendahnya intervensi pemerintah dalam pasar Tidak terwujudnya pasar bebas yang didukung dengan penggunaan tekonologi modern Tidak terwujudnya infrastruktur penunjang industri yang mendukung pasar bebas Tidak terwujudnya pasar bebas yang mendorong peningkatan produk@vitas Tidak terwujudnya intervensi pemerintah dalam kegiatan industri di wilayah perkotaan Tidak terwujudnya penggunaan teknologi modern dalam mendukung kegiatan ekspor dan impor Terbangunnya infrastruktur penunjang dalam mendukung kegiatanekspor dan impor (M3:S1-­‐4) Terwujudnya peningkatan produkNvitas yang disertai dengan kemudahan dalam melakukan ekspor M2:S16,29,36,37,42)
  • 26. 26 CONTOH PENGKARAKTERAN HASIL MATRIKS KORELASI ANTAR KRITERIA DARI ELEMEN PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI YANG DIKAITKAN DENGAN STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 DALAM BENTUK WARNA Informasi Tepi : = Matriks korelasi antar kriteria dari elemen yang tidak mempunyai keterpautan ! ! dengan strategi RPJMD (Matriks Korelasi Negatif). = Matriks korelasi antar kriteria dari elemen yang mempunyai keterpautan dengan strategi RPJMD (Matriks Korelasi Positif). = Matriks korelasi antar kriteria dari elemen dengan dirinya sendiri (Matriks Identitas)
  • 27. PROSEDUR PENYEDERHANAAN MATRIKS ANTAR KRITERIA MENJADI MATRIKS 27 KORELASI ANTAR ELEMEN Matriks korelasi antar Kriteria Paradigma Pertumbuhan Ekonomi dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 dalam bentuk warna Penyederhanaan/ Transformasi Matriks korelasi antar Elemen Paradigma Pertumbuhan Ekonomi dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 dalam bentuk warna
  • 28. 28 CONTOH PENYEDERHANAAN HASIL MATRIKS KORELASI ANTAR ELEMEN PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI YANG DIKAITKAN DEGAN STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 DALAM BENTUK WARNA Informasi Tepi = Matriks korelasi antar elemen yang mempunyai keterpautan lemah dengan strategi RPJMD = Matriks korelasi antar elemen yang tidak mempunyai keterpautan dengan strategi RPJMD = Matriks korelasi antar elemen dengan dirinya sendiri (Matriks Identitas) = Matriks korelasi antar elemen yang mempunyai keterpautan kuat dengan strategi RPJMD ! !
  • 29. 29 CONTOH REKAPITULASI HASIL MATRIKS KORELASI ANTAR KRITERIA PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013
  • 30. 30 Cont’ HASIL MATRIKS KORELASI PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI, KESEJAHTERAAN DAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG DIKAITKAN DENGAN STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 DISAJIKAN DALAM TABEL SELANJUTNYA
  • 31. 31 HASIL MATRIKS KORELASI 3 (TIGA) PARADIGMA PEMBANGUNAN YANG DIKAITKAN DENGAN STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013
  • 32. SKEMA KETERKAITAN VISI, MISI, STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 DENGAN 3 (TIGA) PARADIGMA PEMBANGUNAN Struktur RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 Tujuan Pembangunan Strategi RPJMD 151 Strategi Visi : Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera Misi: 1. Sumberdaya Manusia Jawa Barat yang Produktif dan Berdaya Saing 2. Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional Berbasis Potensi Lokal 3. Meningkatkan Ketersediaan dan Infrastruktur wilayah 4. Meningkatkan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Untuk Pembangunan Berkelanjutan 5. Meningkatkan Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Kualitas Demokrasi Paradigma Pembangunan Pertumbuhan Ekonomi Elemen: 1. Pasar Bebas 2. Akumulasi Modal 3. Industrialisasi 4. Eksploitasi Sektor Primer Kesejahteraan Elemen: 1. Sentralistik 2. Pelayanan Publik 3. Redistribusi 4. Jaminan Sosial Sumberdaya Manusia Elemen: 1. Pemberdayaan 3. Berkelanjutan 5. Partisipasi Masyarakat 2. Kesetaraan 4. Produktivitas 6. Transparansi Matriks Korelasi antar elemen-elemen ketiga Paradimgma Pembangunan yang dikaitkan dengan strategi RPJMD Jawa Barat 2008-2013 57 Strategi yang mengandung elemen-elemen 3 (tiga) Paradigma Pembangunan 1. Di dalam misi 1 terdapat 14 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi (Misi 1 terdapat 46 strategi). 2. Di dalam misi 2 terdapat 24 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan (Misi 2 terdapat 46 strategi). 3. Di dalam misi 3 terdapat 8 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan (Misi 3 terdapat 18 strategi). 4. Di dalam misi 4 terdapat 6 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Sumberdaya Manusia (Misi 4 terdapat 18 strategi). 5. Di dalam misi 5 terdapat 5 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Sumberdaya Manusia (Misi 5 terdapat 22 strategi).
  • 33. Visi: Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera No . 33 Misi Strategi Paradigma 1 2 3 4 1. S u m b e r d a y a Manusia Jawa Barat yang Produktif dan Berdaya Saing 1. Melakukan gerakan tingkat provinsi untuk membuka seluas-luasnya paket A, Paket B dan Paket C dengan paradigma mengedepankan aktivitas proses belajar mengajar, termasuk pembukaan SMP seatap, SMA seatap secara meluas di berbagai kecamatan dan desa di Jawa Barat. 2. Menyelenggarakan pendidikan dasar dengan biaya yang terjangkau. 3. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. 4. Mengembangkan perpustakaan di rukun tetangga. 5. Menjamin tersedianya tenaga dan fasilitas kesehatan yang terjangkau dan berkualitas 6. Memberikan pelayanan perlindungan dan santunan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. 7. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial. 8. Menyantuni PKRI/Janda PKRI dan keluarga pahlawan serta terpeliharanya nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan kejuangan, dan kesetiakawanan sosial. 9. Mengembangkan sistem rujukan pelayanan kesehatan dan penunjangnya, regional Jawa Barat. 10. Menurunkan angka kematian ibu dan anak, membiasakan pemeriksaan kehamilan pada instalasi atau Puskesmas. 11. Meningkatkan kualitas budaya program hidup bersih dan sehat serta makanan yang bergizi, melalui pembangunan puskesmas disetiap kecamatan, puskesmas berfungsi PONED, rumah sakit keliling (Mobile Hospital), perbaikan gizi masyarakat, perbaikan lingkungan permukiman, pengadaan air baku dan air bersih bagi kebutuhan domestik secara merata di setiap desa. 1. Paradigma Kesejahteraan KETERKAITAN VISI, MISI, STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 DENGAN 3 (TIGA) PARADIGMA PEMBANGUNAN
  • 34. Visi: Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera 1 2 3 4 34 12. Pelatihan keterampilan bagi perempuan agar mandiri. 13. Pencegahan perdagangan anak dan perempuan. 14. Pendidikan formal dan non formal dengan sasaran kaum wanita. 2. M e n i n g k a t k a n P e m b a n g u n a n Ekonomi Regional Berbasis Potensi Lokal 1. Mewujudkan harmonisasi dan integrasi peraturan dan ketentuan pendukung investasi di daerah. 2. Memfasilitasi pemberian fasilitas penanaman modal bagi penanam modal serta jaminan keamanan dan kepastian hukum. 3. Meningkatkan pelaksanaan kebijakan investasi di Jawa Barat serta kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang efektif dan efisien di bidang investasi diantaranya percepatan proses perijinan penanaman modal. 4. Membentuk forum investasi serta meningkatkan promosi dan kerjasama investasi, yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi. 5. Membentuk forum interaksi investor mitra Jawa Barat (West Java Partner). 6. Meningkatkan promosi yang terintegrasi dengan pemangku kepentingan terkait di Jawa Barat serta kerjasama investasi antar pemerintah daerah dan antara pemerintah daerah dengan swasta. 7. Menyusun paket peluang investasi yang layak untuk ditawarkan kepada penanam modal. 8. Meningkatkan teknologi budidaya dan pengawetan perikanan air laut, air payau dan air tawar. 9. Meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata, kualitas sumber daya pariwisata termasuk sumber daya manusia pemandu wisata, kualitas pelayanan dan informasi pariwisata, kualitas objek dan daya tarik wisata untuk peningkatan daya saing serta pemanfaatan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 1. Paradigma Pertumbuhan Ekonomi Cont’
  • 35. Visi: Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera 1 2 3 4 35 10. Memfasilitasi perencanaan dan pengembangan kawasan ekonomi khusus serta penyediaan promotion and business center yang representatif. 11. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa. 12. Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk pertanian, penyuluhan, diversifikasi produk usaha, pengembangan benih/bibit unggul, ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana serta meningkatkan pendapatan usaha tani dan komoditas serta penyerapan tenaga pertanian, perkebunan, dan peternakan. 13. Melaksanakan inovasi dan teknologi pertanian, perkebunan, dan peternakan yang ramah lingkungan serta menurunkan tingkat kehilangan hasil pasca panen. 14 Meningkatkan produksi perikanan, ketersediaan dan pendistribusian benih/induk yang berkualitas, ketersediaan sarana dan prasarana budidaya perikanan serta penyerapan tenaga kerja perikanan. 15. Meningkatkan kualitas tata guna lahan dan air, terkendalinya konversi lahan pertanian serta pencetakan lahan persawahan. 16 Mengendalikan hama dan penyakit tanaman, ternak, dan ikan. 17. Meningkatkan produksi dan produktivitas pangan pokok, beras jagung dan kedelai. 18. Menurunkan tingkat kehilangan hasil pasca panen, kerawanan pangan masyarakat terhadap pangan. 19. Meningkatkan sinergitas pengembangan industri, penguasaan teknologi industri terutama industri tekstil, produk tekstil, industri keramik serta penyerapan tenaga kerja oleh industri besar. 20. Meningkatkan pelayanan terhadap pelaku usaha IKM serta mendorong tumbuhnya industri-industri andalan masa depan (industri agro, industri kreatif dan industri teknologi informasi komunikasi). 21. Mengembangkan jejaring usaha pengolahan hasil serta penguatan pasar untuk industri hilir. 2. Paradigma Kesejahteraan Cont’
  • 36. Visi: Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera 1 2 3 4 36 22. Melaksanakan pengembangan aneka usaha dan pengelolaan kehutanan. 23. Membina dan mengembalikan usaha-usaha bidang kehutanan. 24. Mengembangkan lembaga penyuluhan swakarsa mandiri. 3. M e n i n g k a t k a n Ketersediaan dan Infrastruktur wilayah 1. Meningkatkan pembangunan jaringan jalan dan Jembatan untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat. 2. Mengembangkan sistem transportasi massal (Mass Rapid). 3. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan. 4. Meningkatnya rehabiltiasi dan pemeliharaan prasarana lalu lintas serta pengendalian dan pengamanan lalu lintas. 5. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan. 6. Meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan. 7. Mengurangi timbulan sampah pada sumbernya dan pengembangan teknologi pemanfaatan sampah. 8. Meningkatkan cakupan layanan dan distribusi energi dan ketenagalistrikan 1. Paradigma Pertumbuhan Ekonomi 2. Paradigma Kesejahteraan 4. Meningkatkan Daya Dukung dan Daya T a m p u n g Lingkungan Untuk P e m b a n g u n a n Berkelanjutan 1. Meningkatkan kualitas program keluarga berencana. 2. Meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana. 3. Mewujudkan kerjasama bidang ketransmigrasian serta meningkatkan kemampuan transmigran. 4. Meningkatkan peran serta masyarakat desa hutan dalam pengamanan kawasan hutan melalui upaya rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. 5. Meningkatkan upaya pemulihan dan konservasi sumber daya air, udara, hutan dan lahan. 6. Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup melalui gerakan rehabilitasi lahan kritis (GRLK). 1. Paradigma Sumberdaya Manusia Cont’
  • 37. Visi: Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera 1 2 3 4 5. M e n i n g k a t k a n 37 E f e k t i v i t a s P e m e r i n t a h a n Daerah dan Kualitas Demokrasi 1. Mantapnya budaya aparatur yang profesional dan cerdas. 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam tramtibmas. 3. Mewujudkan kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pembangunan. 4. Pengembangan kelembagaan demokrasi lokal. 5. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilu. 1 . P a r a d i g m a Sumberdaya Manusia 1. Di dalam misi 1 terdapat 14 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi (Misi 1 terdapat 46 strategi). 2. Di dalam misi 2 terdapat 24 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan (Misi 2 terdapat 46 strategi). 3. Di dalam misi 3 terdapat 8 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan (Misi 3 terdapat 18 strategi). 4. Di dalam misi 4 terdapat 6 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Sumberdaya Manusia (Misi 4 terdapat 18 strategi). 5. Di dalam misi 5 terdapat 5 strategi RPJMD yang mengakomodasi Paradigma Sumberdaya Manusia (Misi 5 terdapat 22 strategi).
  • 38. Model Fungsional masing-masing elemen Elemen paradigma = f (x, y,) Indikator Kesimpulan dan Saran 38 V. IMPLEMENTASI PENELITIAN Skema A nalisis Hasil Matriks Korelasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan dan Sumberdaya Manusia yang dikaitkan dengan strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 Paradigma Kesejahteraan 1. Elemen Sentralistik 2. Elemen Pelayanan Publik 3. Elemen Redistribusi/Transfer Pemerintah 4. Elemen Jaminan Sosial Paradigma Pertumbuhan Ekonomi 1. Elemen Akumulasi Modal 2. Elemen Industrialisasi 3. Elemen Eksploitasi Sektor Primer 4. Elemen Pasar Bebas Paradigma Sumberdaya Manusia 1. Elemen Pemberdayaan 2. Elemen Kesetaraan Data 1. LKPJ G u b e r n u r Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 (Akhir Periode). 2. Jawa Barat dalam Angka (BPS). Pengklasifikasian Data Analisis Implementasi elemen-elemen 3 (tiga) Paradigma Pembangunan yang terpenuhi dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013
  • 39. Indikator capaian pembangunan Provinsi Jawa Barat berdasarkan LKPJ Gubernur Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 (Akhir masa jabatan) dan Jawa Barat dalam Angka (Publikasi BPS) No Indikator Sumber Data yang tersedia Pencantuman capaian 39 target setiap tahun 1 Laju Pertumbuhan Investasi LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 Tidak tercantum 2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 2009, 2010, 2011, 2012 3 Kemantapan Infrastruktur Jalan LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 2009, 2010, 2011, 2012 4 Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri Jawa Barat Dalam Angka 2007-2010 Tidak tercantum 5 Hasil Produksi Padi Jawa Barat Dalam Angka 2007-2012 Tidak tercantum 6 Hasil Produksi Perikanan Jawa Barat Dalam Angka 2007, 2009, 2011, 2012 Tidak tercantum 7 Tingkat Ekspor LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 Tidak tercantum 8 Tingkat Impor LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 Tidak tercantum 9 Balita Gizi Buruk Jawa Barat Dalam Angka 2005, 2011, 2012 Tidak tercantum 10 Angka Kematian Bayi Jawa Barat Dalam Angka 2007-2012 2009, 2010, 2011, 2012 11 Cakupan Pelayanan Air Bersih (perkotaan) LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 Tidak tercantum 12 Angka Partisipasi Kasar SD, SLTP, SLTA, dan PTN LKPJ Tahun 2008-2013 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 (SD, SLTP, SLTA). 2010, 2012 (PTN) Tidak tercantum 13 Belanja Subsidi Jawa Barat Dalam Angka 2007-2012 Tidak tercantum 14 Belanja Hibah Jawa Barat Dalam Angka 2007-2012 Tidak tercantum 15 Angka Kematian Ibu LKPJ Tahun 2008-2013 2005, 2011, 2012 Tidak tercantum Klasifikasi Data
  • 40. 40 Cont’ No Indikator Sumber Data yang tersedia Pencantuman capaian target setiap tahun 16 Jumlah Penduduk Miskin LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 Tidak tercantum 17 Angka Melek Huruf LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2012 Tidak tercantum 18 UMKM Jawa Barat Dalam Angka 2007-2012 Tidak tercantum 19 Indeks Pembangunan Gender LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2011 2009-2012 20 Indeks Pemberdayaan Gender LKPJ Tahun 2008-2013 2007-2011 2009-2012 Mengacu pada pembahasan tabel di atas, diketahui bahwa dari 20 indikator capaian pembangunan yang digunakan dalam penelitian ini, hanya 5 indikator yang memiliki capaian target tahunan, sementara 15 indikator lainnya tidak memiliki capaian target per tahun.
  • 41. 41 Analisis PROSEDUR ANALISIS IMPLEMENTASI ELEMEN 3 (TIGA) PARADIGMA PEMBANGUNAN DALAM RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 Data yang tersedia : 2007 = 87,3 (Angka Kondisi Awal/ AKA) 2008 = 88,1 2009 = 89,5 2010 = 92 2011 = 95 2012 = 97 Data yang mewakili tahun berlaku RPJMD 2008-2013 dirata-ratakan 88,1+89,5+92+95+97 5 = 92,3 (Angka rata-rata/AR) Jika AR < AKA, maka menunjukkan makna negatif “-” Jika AR > AKA, maka menunjukkan makna positif “+”
  • 42. 42 1. CONTOH ANALISIS IMPLEMENTASI ELEMEN AKUMULASI MODAL DARI PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI INDIKATOR LAJU PERTUMBUHAN INVESTASI DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA Akumulasi Modal = f (Laju pertumbuhan investasi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) Sumber: Todaro, 2000 A. Analisis Laju Pertumbuhan Investasi
  • 43. — Berdasarkan penghitungan rata-rata laju pertumbuhan investasi tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, diketahui nilai rata-rata laju pertumbuhan investasi di Provinsi Jawa Barat selama 5 (lima) tahun sebesar 6,81%. — Nilai rata-rata tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai kondisi awal pada tahun 2007 yaitu 9,33% (sebelum pemberlakuan RPJMD 2008-2013) atau dalam konteks ini laju pertumbuhan investasi di Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 2,52% dari tahun 2007. Penurunan tersebut bermakna negatif, dengan penurunan ini maka peluang-peluang terbukanya lapangan pekerjaan baru, dan peningkatan pendapatan daerah dari sektor investasi sulit terwujud. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan misi kedua yang diusung Provinsi Jawa Barat, yaitu meningkatkan pembangunan ekonomi regional berbasis potensi lokal. — Dengan demikian melalui analisis indikator laju pertumbuhan investasi di Jawa Barat, diketahui bahwa implementasi elemen akumulasi modal selama 5 (lima) tahun tidak menghasilkan capaian yang lebih baik dari kondisi awal pada tahun 2007 (sebelum pemberlakuan RPJMD 2008-2013). 43 Cont’
  • 44. B. Analisis Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 44 Cont’ • Berdasarkan penghitungan rata-rata tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 pada grafik di atas, diketahui nilai rata-rata tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi Jawa Barat selama 5 (lima) tahun sebesar 62.88%.
  • 45. • Nilai rata-rata tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai kondisi awal pada tahun 2007 yaitu 62.5% (sebelum pemberlakuan RPJMD 2008-2013) atau dalam konteks ini tingkat partisipasi angkatan kerja di Jawa Barat mengalami peningkatan sebesar 0,38% dari tahun 2007. Hal tersebut bermakna positif dan sesuai dengan misi kedua Provinsi Jawa Barat, yakni meningkatkan pembangunan ekonomi regional berbasis potensi lokal. 45 Cont’ • Dengan demikian melalui analisis indikator tingkat partisipasi angkatan kerja, diketahui bahwa implementasi elemen akumulasi modal selama 5 (lima) tahun menghasilkan capaian yang melampaui angka pada kondisi awal tahun 2007 (sebelum pemberlakuan RPJMD 2008-2013). HASIL ANALISIS IMPLEMENTASI ELEMEN-ELEMEN YANG LAIN DISAJIKAN DALAM TABEL SELANJUTNYA
  • 46. HASIL ANALISIS IMPLEMENTASI ELEMEN PARADIGMA PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 No Elemen Indikator Hasil 1. Pasar Bebas Ekspor Nilai ekspor lebih besar dibandingkan dengan 46 kondisi awal (Tahun 2007) Impor Nilai Impor lebih rendah dibandingkan dengan kondisi awal (Tahun 2007) 2. Industrialisasi Kemantapan Infrastruktur Jalan Mengalami peningkatan kualitas dibandingkan dengan kondisi awal (Tahun 2007) Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri Mengalami penurunan jumlah pekerja dibandingkan kondisi awal (Tahun 2007) 3. Akumulasi Modal Pertumbuhan Investasi Mengalami penurunan nilai dibandingkan kondisi awal (Tahun 2007) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menunjukan peningkatan jumlah dibandingkan kondisi awal (Tahun 2007) 4. Eksploitasi Sektor Primer Produksi Padi Mengalami peningkatan jumlah dibandingkan dengan kondisi awal (Tahun 2007) Produksi Perikanan Mengalami peningkatan jumlah dibandingkan dengan kondisi awal (Tahun 2007)
  • 47. 47 HASIL ANALISIS IMPLEMENTASI ELEMEN PARADIGMA KESEJAHTERAAN DALAM STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 No. Elemen Indikator Hasil 1. Sentralistik Balita Gizi Buruk Mengalami penurunan jumlah dibandingkan dengan kondisi awal (Tahun 2007) Angka Kematian Bayi Mengalami peningkatan jumlah dibandingkan dengan kondisi awal (Tahun 2007) 2. Pelayanan Publik Cakupan Pelayanan Air Bersih Menunjukkan peningkatan kualitas dibandingkan dengan kondisi awal (Tahun 2007) Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Menunjukkan kurangnya partisipasi dalam pendidikan (SLTA dan PT) dibandingkan dengan kondisi awal (Tahun 2007) 3. Redistribusi/ Transfer Pemerintah Belanja Subsidi Mengalami penurunan nilai dibandingkan kondisi awal (Tahun 2007) Belanja Hibah Menunjukkan peningkatan nilai dibandingkan kondisi awal (Tahun 2007) 4. Jaminan Sosial Jumlah Penduduk Miskin Mengalami penurunan jumlah dibandingkan dengan kondisi awal (Tahun 2007) Angka Kematian Ibu Mengalami peningkatan jumlah dibandingkan dengan kondisi awal (Tahun 2007)
  • 48. 48 HASIL ANALISIS IMPLEMENTASI ELEMEN PARADIGMA SUMBERDAYA MANUSIA DALAM STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013 No. Elemen Indikator Hasil 1. Pemberdayaan Angka Melek Huruf Mengalami peningkatan angka melek huruf dibandingkan dengan angka kondisi awal (Tahun 2007) Jumlah UMKM Mengalami peningkatan jumlah dibandingkan dengan jumlah kondisi awal (Tahun 2007) 2. Kesetaraan Indeks Pembangunan Gender Mengalami peningkatan kesenjangan antara pria dan wanita dibandingkan dengan kondisi awal (Tahun 2007) Indeks Pemberdayaan Gender Menunjukkan peningkatan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan Kondisi Awal (Tahun 2007)
  • 49. 49 2. Analisis Keterkaitan antara Ketiga Paradigma Pembangunan dalam Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat hanya menggunakan pendekatan paradigma Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan sebagai kerangka acuan dalam menyelesaikan persoalan pembangunan Jawa Barat, yang didalamnya termasuk persoalan kemiskinan. Hal ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum menerapkan paradigma pembangunan sebagai suatu kesatuan yang saling melengkapi. Mengacu pada Gambar IV. 24 diketahui bahwa masalah kemiskinan bukan hanya terkait dengan paradigma Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan, melainkan erat juga kaitannya dengan paradigma Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu ketiga paradigma pembangunan tersebut harus menjadi titik masuk (entry point) sebagai kerangka acuan dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan di Jawa Barat.
  • 50. 50 3. Analisis Paradigma Pembangunan dalam Strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 Berdasarkan Perspektif Kontekstual Penggunaan Paradigma pembangunan sebagai kerangka acuan dalam melaksanakan pembangunan di Jawa Barat harus ditempatkan dalam perspektif kontekstual. Hal ini bermakna bahwa pemilihan paradigma pembangunan harus ditujukan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat Jawa Barat, sesuai dengan situasi dan kondisi riil pembangunan di Jawa Barat.
  • 51. 51 VI. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan 1. Paradigma pembangunan yang berpusat pada Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan merupakan kerangka acuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menyusun strategi RPJMD Tahun 2008-2013. Sementara itu paradigma yang berpusat pada sumberdaya manusia bukan merupakan kerangka acuan dalam penyusunan strategi RPJMD tersebut. 2. Dari ketiga paradigma pembangunan, hanya ada 2 (dua) paradigma yang keseluruhan elemen-elemennya terpenuhi dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013, yakni Paradigma Pertumbuhan Ekonomi melalui elemen: (1) akumulasi modal, (2) industrialisasi, (3) pasar bebas dan (4) eksploitasi sektor primer, serta Paradigma Kesejahteraan melalui elemen: (1) sentralistik, (2) pelayanan publik, (3) redistribusi/transfer pemerintah dan (4) jaminan sosial. 3. Paradigma yang elemen-elemenya tidak terpenuhi secara keseluruhan adalah Paradigma Sumberdaya Manusia. Adapun elemen yang terpenuhi hanya 2 (dua) elemen dari 6 (enam) elemen, yaitu elemen: (1) kesetaraan dan (2) pemberdayaan, sedangkan elemen yang tidak terpenuhi adalah elemen (1) produktivitas, (2) transparansi, (3) berkelanjutan dan (4) partisipasi masyarakat.
  • 52. Cont’ 4. Kesimpulan Implementasi Paradigma Pertumbuhan Ekonomi No. Elemen Kesimpulan 1. Akumulasi Modal Telah diimplementasikan 2. Industrialisasi Telah diimplementasikan 3. Eksploitasi Sektor Primer Telah diimplementasikan 4. Pasar Bebas Telah diimplementasikan 5. Kesimpulan Implementasi Paradigma Kesejahteraan No. Elemen Kesimpulan 1. Pelayanan Publik Telah diimplementasikan 2. Sentralistik Telah diimplementasikan 3. Redistribusi/Transfer Pemerintah Telah diimplementasikan 4. Jaminan Sosial Telah diimplementasikan 6. Kesimpulan Implementasi Paradigma Sumberdaya Manusia No. Elemen Kesimpulan 1. Kesetaraan Telah diimplementasikan 2. Pemberdayaan Telah diimplementasikan 3. Berkelanjutan Belum diimplementasikan 4. Partisipasi Masyarakat Belum diimplementasikan 5. Produktivitas Belum diimplementasikan 6. Transparansi 52 Belum diimplementasikan
  • 53. 53 Cont’ 7. Meskipun secara teoretis Paradigma Pertumbuhan Ekonomi dan Paradigma Kesejahteraan telah menjadi kerangka acuan dalam pembangunan Provinsi Jawa Barat, namun hal ini belum dapat menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan pengangguran di Jawa Barat. (Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 masih menempati urutan ke-3 sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak, yakni sebesar 4,65 juta jiwa). 8. Sementara itu hingga tahun 2014, Provinsi Jawa Barat masih tercatat memiliki dua daerah yang masuk dalam kategori daerah tertinggal, yakni Kabupaten Garut dan Kabupaten Sukabumi, dengan demikian implementasi paradigma pembangunan di Jawa Barat secara makro belum mampu menghasilkan perubahan yang signifikan. 9. Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak melengkapi capaian target tahunan pada seluruh indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan daerahnya. Dari 20 indikator yang digunakan dalam penelitian ini, hanya 5 (lima) indikator yang memiliki capaian target tahunan. 10.Tidak adanya capaian target tahunan pada sebagian besar indikator-indikator pembangunan di Jawa Barat mengindikasikan bahwa terdapat kelemahan dalam bidang pengawasan pembangunan, sehingga bidang tersebut harus diperkuat.
  • 54. 11. Dalam PP No. 8/2008 yang mengatur tahapan dan tata cara penyusunan rencana pembangunan daerah, dikatakan bahwa penyusunan rancangan awal dan rancangan akhir dari RPJMD dilakukan oleh Bappeda. Dengan demikian Bappeda memiliki peran penting dalam menyukseskan pelaksanaan pembangunan. 54 Cont’ B. Saran 1. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang transparan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat perlu melengkapi dan menyampaikan kepada publik seluruh data-data yang merepresentasikan kinerja pemerintahan, terutama data terkait target tahunan pada setiap indikator yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pembangunan. 2. Mengacu pada Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal, diketahui bahwa Jawa Barat masih memiliki 2 (dua) Kabupaten dengan status daerah tertinggal. Sementara itu fokus dari dokumen RPJMD adalah untuk memecahkan permasalahan yang terdapat pada daerah tertinggal. Kondisi ini bersifat paradoksal mengingat pembangunan jangka menengah Jawa Barat (RPJMD) telah berjalan selama 10 tahun. Adapun model solusi untuk hal ini dilampirkan dalam lampiran (Lampiran D1 dan Lampiran D2).
  • 55. 55 Cont’ 3. Mengacu pada PP No. 79/2005 tentang Pedoman Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah, disebutkan bahwa pengawasan ditujukan untuk menjamin pembangunan berjalan efisien, efektif dan sesuai dengan rencana. Sementara itu dalam perencanaan pembangunan Jawa Barat tidak dicantumkan seluruh target tahunan dalam indikator yang digunakannya. Kondisi ini bersifat paradoksal, mengingat pengawasan pelaksanaan pembangunan mencakup pengawasan terhadap capaian target setiap tahun. Adapun model solusi untuk meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan di Jawa Barat dilampirkan dalam lampiran (Lampiran E) 4. Untuk meminimalkan potensi kegagalan pembangunan daerah, idealnya seorang Kepala Daerah terpilih harus benar-benar memahami permasalahan pembangunan di daerahnya dan mampu mentransformasikan pemahamannya kedalam strategi dan program kerja yang tepat sasaran dengan menggunakan pendekatan teoretis, sehingga terbangun kerangka analisis yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan pembangunan. 5. Mengingat seorang Kepala Daerah memiliki kewenangan yang sangat luas untuk menentukan pembangunan, sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004, maka pemerintah pusat perlu membuat undang-undang yang mengatur kompetensi setiap calon Kepala Daerah, sehingga meminimalkan potensi terpilihnya Kepala Daerah yang tidak memiliki kompentensi dalam memimpin daerahnya.
  • 56. 56 Cont’ 6. Dalam menentukan perencanaan pembangunan jangka menengah daerah setiap 5 (lima) tahun, Kepala Daerah terpilih perlu memperhatikan keberlangsungan prioritas pembangunan yang belum tercapai pada periode sebelumnya, mengingat pembangunan merupakan proses gradual sehingga kesinambungan pembangunan perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan pembangunan itu sendiri. 7. Untuk mendorong terwujudnya pembangunan yang efektif dan efisien, pemerintah Provinsi Jawa Barat idealnya memiliki peta tematik yang berkaitan dengan seluruh permasalahan pembangunan dan isu strategis daerah, dalam konteks ini peta tematik yang dimaksud contohnya adalah peta sebaran jumlah penduduk miskin, tingkat pendidikan masyarakat per wilayah, jumlah pengangguran dan sebagainya. 8. Matriks korelasi 3 (tiga) paradigma pembangunan (Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan dan Sumberdaya Manusia) dapat digunakan sebagai perangkat/instrumen untuk mengetahui paradigma pembangunan apa yang digunakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah lainnya, baik pada tingkat provinsi, kabupaten/kota. 9. Kerangka berpikir sistem (system thinking) bisa digunakan untuk menganalisis keterkaitan strategi RPJMD dengan 3 (tiga) paradigma pembangunan (Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan dan Sumberdaya Manusia)
  • 57. Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) 1. Rendahnya kualitas SDM A. Meningkatkan 57 Menetapkan 6 Kriteria Daerah Tertinggal Contoh Skema Model Solusi Desa Tertinggal Dengan 22 Indikator Daerah Tertinggal 1. Kabupaten Garut 2. Kabupaten Sukabumi Daerah Tertinggal Model Solusi IPM 2. Rendahnya perekonomian Masyarakat A. Mengurangi persentase penduduk miskin B. Meningkatkan konsumsi perkapita 3. Infrastruktur A. Meningkatkan panjang jalan yang diaspal B. Meningkatkan persentase penggunaan listrik C. Meningkatkan persentase penggunaan air bersih D. Meningkatkan jumlah prasarana kesehatan/1000 penduduk E. Meningkatkan jumlah SD-SMP/ 1000 penduduk F. Meningkatkan jumlah dokter/1000 penduduk G. Meningkatkan jumlah desa dengan pasar permanen 4. Aksesibilitas A. Memperpendek jarak dari desa ke fasilitas pendidikan B. memperpendek jarak dari desa ke fasilitas kesehatan 5. Kemampuan keuangan daerah A. Menurunkan Celah Fiskal 6. Keterisolasian daerah berdasarkan karakteristik daerah A. Menurunkan persentase desa rawan banjir B. Menurunkan persentase desa rawan longsor C. Menurunkan persentase desa berlahan kritis D. Menurunkan persentase terjadinya konflik di perdesaan Penjelasan Lebih Rinci disajikan Dalam Tabel
  • 58. 58 TABEL KOMPONEN MODEL SOLUSI DAERAH TERTINGGAL KABUPATEN GARUT Daerah tertingal Kabupaten Garut No Kriteria Indikator Nilai Model Solusi 1. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia A. IPM. 71,70 (2011) (Susenas,BPS) Meningkatkan IPM >71,70 2. Rendahnya Perekonomian Masyarakat A. Persentase penduduk miskin 13,47% (2011) (Susenas,BPS) Mengurangi persentase penduduk miskin > 13,47% B. Konsumsi per kapita. Rp 353.999 (2011) (Susenas, BPS) Meningkatkan konsumsi per kapita > Rp 353.999 3. Infrastruktur A. Panjang jalan yang sudah diaspal. 78,58% (2012) (Podes, BPS) Meningkatkan Panjang jalan yang sudah diaspal B. Panjang jalan yang 21,42% (2012) >78,58% belum diaspal. (Podes, BPS) C. Persentase pengguna listrik. 98,91% (2010) (Podes, BPS) Meningkatkan persentase pengguna listrik >98,91% D. Persentase pengguna telepon. 6,49% (2010) (Podes, BPS) Meningkatkan persentase pengguna telepon >6,49% E. Persentase penggunaan air bersih. _ _ F. Jumlah desa dengan pasar tanpa bangunan 376 desa (2011) permanen. (Podes, BPS) Mengurangi desa dengan pasar tanpa bangunan permanen <376 desa G. Jumlah prasarana kesehatan/1000 penduduk. _ _ H. Jumlah dokter/1000 _ penduduk. _ I. Jumlah SD-SMP/1000 1 (2011) penduduk. (Podes, BPS) Meningkatkan jumlah SD-SMP/ 1000 penduduk >1
  • 59. Daerah tertingal Kabupaten Garut No Kriteria Indikator Nilai Model Solusi 4. Aksesibilitas A. Rata-rata jarak dari 59 desa ke kota kabupaten. _ _ B. Persentase desa dengan jarak ke fasilitas pendidikan >3Km 98,94% (2010) (Podes, BPS) Memperbanyak fasilitas pendidikan yang berjarak dekat dengan desa C. Persentase desa dengan jarak ke pelayanan kesehatan >5Km 76% (2008) (Podes,BPS) Memperbanyak fasilitas pelayanan kesehatan yang berjarak dekat dengan desa 5. Kemampuan keuangan daerah yang rendah A. Celah fiskal 281.959 Juta (2010) (DEPKEU) Menurunkan celah fiskal <281.959 Juta 6. Keterisolasian daerah berdasarkan karakteristik daerah A. Persentase desa rawan gempa bumi. 78,65% (2011) (Podes, BPS) Mengurangi persentase desa rawan gempa >78,65% B. Persentase desa rawan banjir _ _ C. Persentase desa rawan longsor 39,21 (2011) (Podes, BPS) Mengurangi persentase desa rawan longsor <39,21 D. Persentase desa di kawasan lindung. _ _ E. Persentase desa berlahan kritis. 33,87% (2011) (Podes, BPS) Mengurangi persentase desa berlahan kritis <33,87% F. Persentase desa rawan konflik satu tahun terakhir. 3,48% (2010) (Podes, BPS) Mengurangi persentase terjadinya konflik di perdesaan <3,48% Cont’
  • 60. 60 TABEL KOMPONEN MODEL SOLUSI DAERAH TERTINGGAL KABUPATEN SUKABUMI Daerah tertingal Kabupaten Sukabumi No Kriteria Indikator Nilai Model Solusi 1. R e n d a h n y a k u a l i t a s sumberdaya manusia A. IPM. 71,49 (2012) Meningkatkan IPM >71,49 2. Rendahnya Perekonomian Masyarakat A. Persentase penduduk miskin 9,72% (2012) Mengurangi persentase penduduk miskin <9,72% B. Konsumsi per kapita. Rp 404.727 (2011) Meningkatkan konsumsi per kapita >Rp 404.727 3. Infrastruktur A. Panjang jalan yang sudah diaspal. 82,97% (2012) Meningkatkan Panjang Jalan yang Sudah Diaspal B. Panjang jalan yang 17,03% >82,97% belum diaspal. (2012) C. Persentase pengguna listrik. 96,95% (2010) Meningkatkan persentase pengguna listrik >96,95% D. Persentase pengguna telepon. 5,48% (2010) Meningkatkan persentase pengguna telepon >5,48% E. Persentase pengguna _ air bersih. _ F. Jumlah desa dengan pasar tanpa bangunan 333 desa (2011) permanen. (Podes, BPS) Memperbanyak pasar dengan bangunan permanen di desa-desa. G. Jumlah prasarana kesehatan/1000 penduduk. _ _ H. Jumlah dokter/1000 _ penduduk. _ I. Jumlah SD-SMP/1000 1 (2011) penduduk. (Podes, BPS) Meningkatkan jumlah SD-SMP/ 1000 penduduk >1
  • 61. Cont’ Daerah tertingal Kabupaten Sukabumi No Kriteria Indikator Nilai Model Solusi 4. Aksesibilitas A. Rata-rata jarak dari desa ke kota kabupaten. _ _ B. Persentase desa dengan jarak ke fasilitas pendidikan >3Km 97,33% (2010) (Podes,BPS) Menurunkan persentase desa dengan jarak ke fasilitas pendidikan >3 Km <97,33% C. Persentase desa dengan jarak ke pelayanan kesehatan >5Km 92% (2008) (Podes,BPS) Menurunkan persentase desa dengan jarak ke pelayanan kesehatan >5 Km <92% 5. Kemampuan keuangan daerah yang rendah A. Celah fiskal 304.564 Juta (2010) (DEPKEU) Menurunkan Celah fiscal >304.564 6. Keterisolasian daerah berdasarkan karakteristik daerah A. Persentase desa rawan gempa bumi. 85,01% (2011) (Podes, BPS) Mengurangi persentase desa rawan gempa bumi <85,01% B. Persentase desa rawan longsor 37,33 (2011) (Podes, BPS) Mengurangi persentase desa rawan longsor <37,33 C. Persentase desa rawan banjir 17,17 (2011) (Podes, BPS) Mengurangi persentase desa rawan banjir <17,17 D. Persentase desa di kawasan lindung. _ _ E. Persentase desa berlahan kritis. _ _ F. Persentase desa rawan konflik satu tahun terakhir. _ _ 61
  • 62. 62 Contoh Model Solusi Kelemahan Pengawasan Pembangunan UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah PP No. 79/2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Inspektorat Provinsi Jawa Barat “sebagai aparat pengawas intern pemerintah di tingkat Provinsi yang bertanggung jawab kepada Gubernur” DPRD Provinsi Jawa Barat “sesuai dengan fungsinya melakukan pengawasan atas pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah di dalam wilayah kerjanya” Lemahnya Pengawasan Pembangunan di Provinsi Jawa Barat Model Solusi 1. Inspektorat meningkatkan pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan kepala daerah 2. Inspektorat meningkatkan pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan terpadu 3. Inspektorat meningkatkan penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan; dan 4. monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan pemerintahan desa. 5. DPRD meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah, keputusan kepala daerah atau kebijakan yang ditetapkan pemenrintah daerah. 6. DPRD melakukan rapat kerja maupun rapat dengar pendapat ketika terdapat permasalahan dari pelaksanaan pembangunan daerah. 7. DPRD membentuk panitia khusus untuk membahas secara mendalam terhadap suatu permasalahan.
  • 63. 63 Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Magister Studi Pembangunan Terimakasih.. Wassalamualaikum..