SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Pengelolaan Kawasan Pesisir Dan Kelautan
                    Secara Terpadu Dan Berkelanjutan

                                      Rahmawaty

                                 Fakultas Pertanian
                                Jurusan Kehutanan
                          Program Studi Manajemen Hutan
                             Universitas Sumatera Utara


I. PENDAHULUAN

        Dengan jumlah pulau sekitar 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km,
Indonesia dikenal sebagai negara mega-biodiversity dalam hal keanekaragaman hayati,
serta memiliki kawasan pesisir         yang sangat potensial     untuk berbagai opsi
pembangunan. Namun demikian dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk
dan pesatnya kegiatan pembangunan di wilayah pesisir, bagi berbagai peruntukan
(pemukiman, perikanan, pelabuhan, obyek wisata dan lain-lain), maka tekanan ekologis
terhadap ekosistem dan sumberdaya pesisir dan laut itu            semakin meningkat.
Meningkatnya tekanan ini tentunya akan dapat mengancam keberadaan dan
kelangsungan ekosistem dan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang ada
disekitarnya.
        Satu hal yang lebih memprihatinkan adalah, bahwa kecenderungan kerusakan
lingkungan pesisir dan lautan lebih disebabkan paradigma dan praktek pembangunan
yang selama ini diterapkan belum sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Cenderung bersifat ekstratif serta dominasi
kepentingan ekonomi pusat lebih diutamakan daripada ekonomi masyarakat setempat
(pesisir). Seharusnya lebih bersifat partisipatif, transparan, dapat dipertanggung-
jawabkan (accountable), efektif dan efisien, pemerataan serta mendukung supremasi
hukum.
        Untuk mencapai tujuan-tujuan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir secara
terpadu dan berkelanjutan, maka perlu dirumuskan suatu pengelolaan (strategic plan),
mengintegrasikan setiap kepentingan dalam keseimbangan (proporsionality) antar
dimensi ekologis, dimensi sosial, antar sektoral, disiplin ilmu dan segenap pelaku
pembangunan (stakeholders).
        Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membantu memberikan solusi dalam
menyusun strategi pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu dan berkelanjutan,
berdasarkan analisis terhadap sejumlah isu dan permasalahan serta karakteristik wilayah
pesisir. Pada saatnya diharapkan dapat tercapai tujuan-tujuan pembangunan ekonomi,
perbaikan kualitas lingkungan serta menghindari adanya konflik jangka panjang di
wilayah tersebut. Untuk itu perlu dilakukan reformasi paradigma dan pola pembangunan
kelautan, yang meliputi perbaikan seperangkat kebijakan yang bersifat teknis dan bersifat
pengaturan (governance).




e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara                                       1
II.   KONSEP PENGELOLAAN
       Pengelolaan sumberdaya pesisir secara terpadu menghendaki adanya
keberlanjutan (sustainability) dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir. Sebagai kawasan
yang dimanfaatkan untuk berbagai sektor pembangunan, wilayah pesisir memiliki
kompleksitas isu, permasalahan, peluang dan tantangan.
       Terdapat beberapa dasar hukum pengelolaan wilayah pesisir yaitu:
   1) UU No. 5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan
         Ekosistemnya.
   2) UU No. 24 tahun 1992, tentang Penataan Ruang.
   3) UU No. 23 tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
   4) UU No. 22 tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah.
   5) PP No. 69 tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, Serta Bentuk
         dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang.
   6) Keputusan Presiden RI No. 32 tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan
         Lindung.
   7) Permendagri No. 8 tahun 1998, tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di
         Daerah.
   8) Berbagai Peraturan Daerah yang relevan.

        Pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut yang tidak memenuhi kaidah-kaidah
pembangunan yang berkelanjutan secara signifikan mempengaruhi ekosistemnya.
Kegiatan pembangunan yang ada di kawasan ini akan dapat mempengaruhi produktivitas
sumberdaya akibat proses produksi dan residu, dimana pemanfaatan yang berbeda dari
sumberdaya pesisir kerap menimbulkan konflik yang dapat berdampak timbal balik.
Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya pesisir untuk tujuan pembangunan nasional
akan dapat berhasil jika dikelola secara terpadu (Integrated Coastal Zone Management,
ICZM). Pengalaman membuktikan bahwa pengelolaan atau pemanfaatan kawasan
pesisir secara sektoral tidaklah efektif (Dahuri et. al 1996; Brown 1997; Cicin-Sain and
Knecht 1998; Kay and Alder 1999).
        Pengelolaan sumberdaya pesisir secara terpadu adalah suatu proses iteratif dan
evolusioner untuk mewujudkan pembangunan kawasan pesisir secara optimal dan
berkelanjutan. Tujuan akhir dari ICZM bukan hanya untuk mengejar pertumbuhan
ekonomi (economic growth) jangka pendek, melainkan juga menjamin pertumbuhan
ekonomi yang dapat dinikmati secara adil dan proporsional oleh segenap pihak yang
terlibat (stakeholders), dan memelihara daya dukung serta kualitas lingkungan pesisir,
sehingga pembangunan dapat berlangsung secara lestari. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut maka unsur esensial dari ICZM adalah keterpaduan (integration) dan koordinasi.
Setiap kebijakan dan strategi dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir harus berdasarkan
kepada : (1) pemahaman yang baik tentang proses-proses alamiah (eko-hidrologis) yang
berlangsung di kawasan pesisir yang sedang dikelola; (2) kondisi ekonomi, sosial,
budaya dan politik masyarakat; dan (3) kebutuhan saat ini dan yang akan datang terhadap
barang dan (produk) dan jasa lingkungan pesisir.
        Di dalam proses pengelolaan dilakukan identifikasi dan analisis mengenai
berbagai isu pengelolaan atau pemanfaatan yang ada maupun yang diperkirakan akan
muncul dan kemudian menyusun serta melaksanakan kebijakan dan program aksi untuk



e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara                                      2
mengatasi isu yang berkembang. Proses pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu dan
berkelanjutan ini paling kurang memiliki empat tahapan utama : (1) penataan dan
perencanaan, (2) formulasi, (3) implementasi, dan (4) evaluasi (Cicin-Sain and Knecht
1998). Pada tahap perencanaan dilakukan pengumpulan dan analisis data guna
mengidentifikasi kendala dan permasalahan, potensi dan peluang pembangunan dan
tantangan. Atas dasar ini, kemudian ditetapkan tujuan dan target pengelolaan atau
pemanfaatan dan kebijakan serta strategi dan pemilihan struktur implementasi untuk
mencapai tujuan tersebut.
        Oleh karena tujuan ICZM adalah mewujudkan pembangunan kawasan pesisir
secara berkelanjutan maka keterpaduan dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan
pesisir dan laut mencakup empat aspek, yaitu : (a) keterpaduan wilayah/ekologis; (b)
keterpaduan sektor; (c) keterpaduan disiplin ilmu; dan (d) keterpaduan stakeholder.
Dengan kata lain, penetapan komposisi dan laju/tingkat kegiatan pembangunan pesisir
yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang dapat dirasakan oleh
segenap stakeholders secara adil dan berkelanjutan. Pengelolaan wilayah pesisir dan
lautan secara terpadu pada dasarnya merupakan suatu proses yang bersifat siklikal.
Dengan demikian terlihat bahwa pendekatan keterpaduan pengelolaan/pemanfaatan
kawasan pesisir dan laut menjadi sangat penting, sehingga diharapkan dapat terwujud
one plan dan one management serta tercapai pembangunan yang berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Secara skematik kerangka konsep studi
disajikan pada Gambar 1.




e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara                                   3
Kawasan Pesisir dan Laut




  Perikanan     Pertambangan       Enegi Kelautan      Perhubungan Laut       Pariwisata Bahari   Dll




                               Isu, permasalahan, peluang dan tantangan




                                                ICZM




       4. EVALUASI                                        1. PENATAAN DAN PERENCANAAN
       • • Analisis kemajuan dan                          • • Identifikasi dan analisis
          permasalahan                                       permasalahan
       • • Redefinisi ruang lingkup untuk                 • • Pendefinisian tujuan dan sasaran
          pengelolaan pesisir                             • • Pemilihan Strategi
                                                          • • Pemilihan struktur implementasi


                                             Tahapan
                                            Pengelolaan

       3. IMPLEMENTASI                                   2. FORMULASI
       • • Kegiatan Pembangunan                          • • Mengadopsi program secara
       • • Penegakan kebijakan dan                          formal
          peraturan-peraturan                            • • Pengamanan dana untuk
       • • Pemantauan                                       implementasi




                                    Pengelolaan Kawasan Pesisir
                                           Berkelanjutan




                         Gambar 1.           Konsep Pengelolaan

III.     STRATEGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR
         SECARA TERPADU DAN BERKELANJUTAN

A.            Strategi Pengelolaan Terpadu




e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara                                                       4
Wilayah pesisir dan laut merupakan tatanan ekosistem yang memiliki hubungan
sangat erat dengan daerah lahan atas (upland) baik melalui aliran air sungai, air
permukaan (run off) maupun air tanah (ground water), dan dengan aktivitas manusia.
Keterkaitan tersebut menyebabkan terbentuknya kompleksitas dan kerentanan di wilayah
pesisir. Secara konseptual, hubungan tersebut dapat digambarkan dalam keterkaitan
antara lingkungan darat (bumi), lingkungan laut, dan aktivitas manusia, seperti disajikan
pada Gambar 2.




            Gambar 2. Keterkaitan Antara Faktor Lingkungan Darat,
                      Laut, dan Aktivitas Manusia

        Pengelolaan wilayah pesisir terpadu dinyatakan sebagai proses pemanfaatan
sumberdaya pesisir dan lautan serta ruang dengan mengindahkan aspek konservasi dan
keberlanjutannya. Adapun konteks keterpaduan meliputi dimensi sektor, ekologis, hirarki
pemerintahan, antar bangsa/negara, dan disiplin ilmu (Cicin-Sain and Knecht, 1998; Kay
and Alder, 1999).
        Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu penting dilakukan mengingat
banyaknya kegiatan-kegiatan yang dapat diimplementasikan, sehingga perlu dirumuskan
suatu konsep penataan ruang (trategic plan) serta berbagai pilihan objek pembangunan
yang serasi. Dalam konteks ini maka keterpaduan pengelolaan wilayah pesisir
sekurangnya mengandung 3 dimensi : sektoral, bidang ilmu dan keterkaitan ekologis.
        Keterpaduan secara sektoral di wilayah pesisir berarti diperlukan adanya suatu
kooordinasi tugas, wewenang, dan tanggung jawab antar sektor atau instansi (horizontal
integration); dan antar tingkat pemerintahan dari mulai tingkat desa, kecamatan,
kabupaten, propinsi sampai pemerintah pusat (vertical integration). Sedangkan
keterpaduan sudut pandang keilmuan mensyaratkan bahwa dalam pengelolaan wilayah
pesisir    hendaknya dilaksanakan atas dasar interdisiplin ilmu (interdisciplinary
approaches), yang melibatkan bidang ilmu ekonomi, ekologi, teknik, sosiologi, hukum,
dan lainnya yang relevan. Hal ini wajar dilakukan mengingat wilayah pesisir pada



e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara                                       5
dasarnya terdiri dari sistem sosial dan sistem alam yang terjalin secara kompleks dan
dinamis.
        Wilayah pesisir yang tersusun dari berbagai macam ekosistem itu satu sama lain
saling terkait dan tidak berdiri sendiri. Perubahan atau kerusakan yang menimpa suatu
ekosistem akan menimpa pula ekosistem lainnya. Selain itu wilayah pesisir , juga
dipengaruhi oleh kegiatan manusia maupun proses-proses alamiah yang terdapat di
kawasan sekitarnya dan lahan atas (upland areas) maupun laut lepas (oceans). Kondisi
empiris di wilayah pesisir ini mensyaratkan bahwa pengelolaan wilayah pesisir dan
lautan secara terpadu harus memperhatikan segenap keterkaitan ekologis (ecological
linkages) yang dapat mempengaruhi suatu wilayah pesisir. Nuansa keterpaduan tersebut
perlu diterapkan sejak tahap perencanaan sampai evaluasi mengingat bahwa suatu
pengelolaan terdiri dari 3 tahap utama, yaitu perencanaan, implementasi dan
monitoring/evaluasi.


B.   Strategi Pengelolaan Berkelanjutan

        Dari batasan di atas jelas bahwa pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu
menghendaki adanya kesamaan visi antar stakeholders. Menyadari arti penting visi
pengelolaan itu, maka perlu dipelopori perumusan visi bersama seperti terwujudnya
pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
yang didukung oleh peningkatan kualitas sumberdaya manusia, penataan dan penegakan
hukum, serta penataan ruang untuk terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat.
Mengacu pada visi tersebut, maka strategi pengelolaan wilayah pesisir terpadu dan
berkelanjutan harus memperhatikan aspek sumberdaya manusia, hukum, tata ruang, dan
kesejahteraan bersama.
        Strategi pengelolaan wilayah pesisir akan difokuskan untuk menangani isu utama
yaitu konflik pemanfaatan ruang wilayah pesisir, yang secara simultan juga berkaitan
dengan penanganan isu yang lain. Pemikiran dasar dalam perumusan strategi pengelolaan
ini meliputi keberlanjutan (sustainability), perlindungan dan pelestarian, pengembangan,
pemerataan, dan komunikasi. Dari pemikiran ini, dirumuskan strategi pengelolaan yang
mengakomodasi nilai-nilai, isu-isu, dan visi pengelolaan (Gambar 3).
     Penggambaran utuh mengenai alur perumusan strategi pengelolaan disajikan pada
Gambar 3 yang menunjukkan bahwa strategi pengelolaan memiliki keterkaitan ke
belakang dan ke depan. Pada level operasional, strategi diterjemahkan dalam bentuk
program aksi, yang pada gilirannya berfungsi sebagai umpan balik dalam menilai
keberhasilan pengelolaan pesisir terpadu serta perbaikan di masa datang. Umpan balik
tersebut sangat penting sebagai penyedia kemampuan learning process. Oleh karena itu,
strategi pengelolaan wilayah pesisir dirumuskan bersifat siklikal.
     Strategi pengelolaan pesisir yang difokuskan untuk menangani isu konflik
pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut.
1)       Identifikasi pengguna ruang dan kebutuhannya.
2)       Penyusunan rencana tata ruang pesisir.
3)       Penetapan sempadan pantai dan penanaman mangrove.
4)       Pengendalian reklamasi pantai.
5)       Pengetatan baku mutu limbah dan manajemen persampahan.



e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara                                      6
6)     Penataan permukiman kumuh.
7)     Perbaikan sistem drainase.
8)     Penegakan hukum secara konsisten.

        Tujuan pengelolaan adalah mengatasi konflik pemanfaatan ruang wilayah pesisir,
sehingga terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Adapun target pengelolaan
adalah teratasinya permasalahan turunan dari konflik pemanfaatan ruang, melalui
partisipasi masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah secara terpadu, yang didukung
penegakan hukum secara konsisten, yaitu:
1)     Tersusun dan dipatuhinya tata ruang wilayah pesisir ,
2)     Terkendalinya reklamasi pantai,
3)     Terkendalinya pencemaran perairan,
4)     Tertatanya permukiman kumuh,
5)     Kembalinya sempadan pantai dan rehabilitasi mangrove, dan
6)     Terkendalinya masalah banjir.
7)     Terkendalinya masalah abrasi
8)     Terkendalinya sedimentasi
        Salah satu faktor penyubur terjadinya konflik serta mempercepat kerusakan
sumberdaya pesisir adalah lemahnya koordinasi antar lembaga terkait. Untuk mengatasi
kondisi tersebut harus dilakukan peningkatan koordinasi kelembagaan yang melibatkan
dinas/instansi daerah seperti Bappeda, Perikanan dan Kelautan, Pariwisata, Industri dan
Perdagangan, Perhubungan dan kepelabuhan, BPN, dan lain-lain. Upaya yang harus
dilakukan adalah menghilangkan ego sektor dengan penegasan kembali fungsi dan
kewenangan masing-masing dinas/instansi terkait, serta harus ada selalu diadakan rapat-
rapat koordinasi untuk membicarakan berbagai hal yang menyangkut pengelolaan
wilayah pesisir itu sendiri.
        Di samping kelembagaan pemerintah, peran kelembagaan legislatif,
masyarakat/LSM, serta dunia usaha adalah penting dan harus terlibat dalam pengelolaan,
utamanya pada tataran perencanaan dan monitoring/evaluasi. Dengan demikian akan
tercipta suatu pengelolaan terpadu yang melibatkan pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha yang menuju ke arah pembangunan berkelanjutan.

IV.    PENUTUP
         Berbagai kegiatan atau faktor yang dilakukan manusia maupun yang disebabkan
oleh alam memiliki potensi mengancam ekosistem wilayah pesisir. Aneka pemanfaatan
di wilayah pesisir sesungguhnya dilakukan untuk menjawab tantangan pembangunan
yang memerlukan rumusan perencanaan terpadu dan berkelanjutan.
         Banyaknya limbah domestik dan tingginya tingkat sedimentasi yang masuk ke
dalam wilayah pesisir, perlu dilakukan suatu bentuk pengendalian, pencemaran limbah
dan pengaturan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Hal ini merupakan masalah
kritis, sehingga perlu dilakukan tindakan langsung baik secara hukum formal maupun
hukum adat untuk menciptakan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan yang dapat
merusak lingkungan.
         Untuk menangani masalah tersebut, maka perlu dirumuskan suatu penataan
ruang, pengelolaan dan pengusahaan kawasan wilayah pesisir yang memiliki dimensi


e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara                                     7
keterpaduan ekologis, sektoral, disiplin ilmu serta keterpaduan antar stakeholders,
sehingga tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai yaitu pertumbuhan ekonomi,
perbaikan kualitas lingkungan serta adanya kepedulian antar generasi.


                                DAFTAR PUSTAKA

Cicin-Sain and R.W. Knecht. 1998. Integrated Coastal and Marine Management. Island
        Pres, Washington DC.
Dahuri, R., J Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya
        Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu., PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Dahuri, R. 1999. Pengelolaan Wilayah Pesisir dalam Kontek Pengembangan Kota Pantai
       dan Kawasan Pantai Secara Berkelanjutan. Makalah disampaikan dalam
       Seminar Nasional Kemaritiman, Jakarta.
Kay, R. And J. Alder. 1999. Coastal Planning and Management. E & FN Spon. London.
Nybaken,W.J. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologi. Gramedia, Jakarta.
Sorensen, J.C. and S.T. McCreary. 1990. Institutional Arrangement for Managing
        Resources and Environment 2nd ed. Coastal Publication No. 1. Renewable
        Resources Information Series. US National Park Services and US Agency for
        International Development, Washington DC.




e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara                                    8

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisirModul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisirIsmail Ahmad
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Bab 32 -20090202204616__1756__33
Bab 32 -20090202204616__1756__33Bab 32 -20090202204616__1756__33
Bab 32 -20090202204616__1756__33ogipongtuluran
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
 
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau KecilUU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau KecilPenataan Ruang
 
Presentasi Pengelolaan Pesisir
Presentasi  Pengelolaan  PesisirPresentasi  Pengelolaan  Pesisir
Presentasi Pengelolaan PesisirAbida Muttaqiena
 
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk BenoaPenyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk BenoaPutika Ashfar Khoiri
 
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilPenjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilrafieraine02
 
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...Mudrikan Nacong
 
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Penataan Ruang
 
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMURGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMDGT
 
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo SunarioPeran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo SunarioMudrikan Nacong
 
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATEARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATEDede Saputra
 
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswilDidik Purwiyanto Vay
 
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kRencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kdenny KARWUR
 

Was ist angesagt? (20)

Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisirModul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Review pesisir dan laut
Review pesisir dan lautReview pesisir dan laut
Review pesisir dan laut
 
Bab 32 -20090202204616__1756__33
Bab 32 -20090202204616__1756__33Bab 32 -20090202204616__1756__33
Bab 32 -20090202204616__1756__33
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
 
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau KecilUU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
 
Kelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunanKelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunan
 
Presentasi Pengelolaan Pesisir
Presentasi  Pengelolaan  PesisirPresentasi  Pengelolaan  Pesisir
Presentasi Pengelolaan Pesisir
 
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk BenoaPenyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
 
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilPenjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
 
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
 
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
 
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMURGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
 
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo SunarioPeran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
 
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATEARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATE
 
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
 
Jurnal 3 strategi
Jurnal 3 strategiJurnal 3 strategi
Jurnal 3 strategi
 
Paparan Mitigasi BPBD Kab.Kuningan 2
Paparan Mitigasi BPBD Kab.Kuningan 2Paparan Mitigasi BPBD Kab.Kuningan 2
Paparan Mitigasi BPBD Kab.Kuningan 2
 
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kRencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
 
Reklamasi
ReklamasiReklamasi
Reklamasi
 

Ähnlich wie Hutan rahmawaty10

Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu II
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu IIPengelolaan wilayah pesisir secara terpadu II
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu IICanny Nainggolan
 
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxNazsywaNurfatiha
 
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem MangroveArah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem MangroveCIFOR-ICRAF
 
304187011 reklamasi-pantai-makalah
304187011 reklamasi-pantai-makalah304187011 reklamasi-pantai-makalah
304187011 reklamasi-pantai-makalahkama kamaruzzaman
 
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfPERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfssuser2d53881
 
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...Luhur Moekti Prayogo
 
(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat
(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat
(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampatadetriputra3
 
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docxTUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docxJUMINTENSARI1
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaKaisarDatin
 
PPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptx
PPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptxPPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptx
PPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptxAdventiaArdianaNatal
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
3.kerangka pikir pengelolaan das
3.kerangka pikir pengelolaan das3.kerangka pikir pengelolaan das
3.kerangka pikir pengelolaan dasZaidil Firza
 
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxAswar Amiruddin
 
Tugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanTugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanWayan Susanto
 

Ähnlich wie Hutan rahmawaty10 (20)

Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu II
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu IIPengelolaan wilayah pesisir secara terpadu II
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu II
 
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
 
Das pangi ayung
Das pangi ayungDas pangi ayung
Das pangi ayung
 
Reklamasi dan Mitigasi
Reklamasi dan MitigasiReklamasi dan Mitigasi
Reklamasi dan Mitigasi
 
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem MangroveArah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove
 
304187011 reklamasi-pantai-makalah
304187011 reklamasi-pantai-makalah304187011 reklamasi-pantai-makalah
304187011 reklamasi-pantai-makalah
 
L2 p26 06
L2 p26 06L2 p26 06
L2 p26 06
 
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfPERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
 
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
2. present. wwk. 2009
2. present. wwk. 20092. present. wwk. 2009
2. present. wwk. 2009
 
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
 
(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat
(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat
(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat
 
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docxTUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & Jasa
 
PPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptx
PPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptxPPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptx
PPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptx
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
3.kerangka pikir pengelolaan das
3.kerangka pikir pengelolaan das3.kerangka pikir pengelolaan das
3.kerangka pikir pengelolaan das
 
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
 
Tugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanTugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayan
 

Hutan rahmawaty10

  • 1. Pengelolaan Kawasan Pesisir Dan Kelautan Secara Terpadu Dan Berkelanjutan Rahmawaty Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan Program Studi Manajemen Hutan Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Dengan jumlah pulau sekitar 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km, Indonesia dikenal sebagai negara mega-biodiversity dalam hal keanekaragaman hayati, serta memiliki kawasan pesisir yang sangat potensial untuk berbagai opsi pembangunan. Namun demikian dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pesatnya kegiatan pembangunan di wilayah pesisir, bagi berbagai peruntukan (pemukiman, perikanan, pelabuhan, obyek wisata dan lain-lain), maka tekanan ekologis terhadap ekosistem dan sumberdaya pesisir dan laut itu semakin meningkat. Meningkatnya tekanan ini tentunya akan dapat mengancam keberadaan dan kelangsungan ekosistem dan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang ada disekitarnya. Satu hal yang lebih memprihatinkan adalah, bahwa kecenderungan kerusakan lingkungan pesisir dan lautan lebih disebabkan paradigma dan praktek pembangunan yang selama ini diterapkan belum sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Cenderung bersifat ekstratif serta dominasi kepentingan ekonomi pusat lebih diutamakan daripada ekonomi masyarakat setempat (pesisir). Seharusnya lebih bersifat partisipatif, transparan, dapat dipertanggung- jawabkan (accountable), efektif dan efisien, pemerataan serta mendukung supremasi hukum. Untuk mencapai tujuan-tujuan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir secara terpadu dan berkelanjutan, maka perlu dirumuskan suatu pengelolaan (strategic plan), mengintegrasikan setiap kepentingan dalam keseimbangan (proporsionality) antar dimensi ekologis, dimensi sosial, antar sektoral, disiplin ilmu dan segenap pelaku pembangunan (stakeholders). Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membantu memberikan solusi dalam menyusun strategi pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu dan berkelanjutan, berdasarkan analisis terhadap sejumlah isu dan permasalahan serta karakteristik wilayah pesisir. Pada saatnya diharapkan dapat tercapai tujuan-tujuan pembangunan ekonomi, perbaikan kualitas lingkungan serta menghindari adanya konflik jangka panjang di wilayah tersebut. Untuk itu perlu dilakukan reformasi paradigma dan pola pembangunan kelautan, yang meliputi perbaikan seperangkat kebijakan yang bersifat teknis dan bersifat pengaturan (governance). e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 1
  • 2. II. KONSEP PENGELOLAAN Pengelolaan sumberdaya pesisir secara terpadu menghendaki adanya keberlanjutan (sustainability) dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir. Sebagai kawasan yang dimanfaatkan untuk berbagai sektor pembangunan, wilayah pesisir memiliki kompleksitas isu, permasalahan, peluang dan tantangan. Terdapat beberapa dasar hukum pengelolaan wilayah pesisir yaitu: 1) UU No. 5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya. 2) UU No. 24 tahun 1992, tentang Penataan Ruang. 3) UU No. 23 tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 4) UU No. 22 tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah. 5) PP No. 69 tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang. 6) Keputusan Presiden RI No. 32 tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. 7) Permendagri No. 8 tahun 1998, tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah. 8) Berbagai Peraturan Daerah yang relevan. Pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut yang tidak memenuhi kaidah-kaidah pembangunan yang berkelanjutan secara signifikan mempengaruhi ekosistemnya. Kegiatan pembangunan yang ada di kawasan ini akan dapat mempengaruhi produktivitas sumberdaya akibat proses produksi dan residu, dimana pemanfaatan yang berbeda dari sumberdaya pesisir kerap menimbulkan konflik yang dapat berdampak timbal balik. Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya pesisir untuk tujuan pembangunan nasional akan dapat berhasil jika dikelola secara terpadu (Integrated Coastal Zone Management, ICZM). Pengalaman membuktikan bahwa pengelolaan atau pemanfaatan kawasan pesisir secara sektoral tidaklah efektif (Dahuri et. al 1996; Brown 1997; Cicin-Sain and Knecht 1998; Kay and Alder 1999). Pengelolaan sumberdaya pesisir secara terpadu adalah suatu proses iteratif dan evolusioner untuk mewujudkan pembangunan kawasan pesisir secara optimal dan berkelanjutan. Tujuan akhir dari ICZM bukan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi (economic growth) jangka pendek, melainkan juga menjamin pertumbuhan ekonomi yang dapat dinikmati secara adil dan proporsional oleh segenap pihak yang terlibat (stakeholders), dan memelihara daya dukung serta kualitas lingkungan pesisir, sehingga pembangunan dapat berlangsung secara lestari. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka unsur esensial dari ICZM adalah keterpaduan (integration) dan koordinasi. Setiap kebijakan dan strategi dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir harus berdasarkan kepada : (1) pemahaman yang baik tentang proses-proses alamiah (eko-hidrologis) yang berlangsung di kawasan pesisir yang sedang dikelola; (2) kondisi ekonomi, sosial, budaya dan politik masyarakat; dan (3) kebutuhan saat ini dan yang akan datang terhadap barang dan (produk) dan jasa lingkungan pesisir. Di dalam proses pengelolaan dilakukan identifikasi dan analisis mengenai berbagai isu pengelolaan atau pemanfaatan yang ada maupun yang diperkirakan akan muncul dan kemudian menyusun serta melaksanakan kebijakan dan program aksi untuk e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 2
  • 3. mengatasi isu yang berkembang. Proses pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu dan berkelanjutan ini paling kurang memiliki empat tahapan utama : (1) penataan dan perencanaan, (2) formulasi, (3) implementasi, dan (4) evaluasi (Cicin-Sain and Knecht 1998). Pada tahap perencanaan dilakukan pengumpulan dan analisis data guna mengidentifikasi kendala dan permasalahan, potensi dan peluang pembangunan dan tantangan. Atas dasar ini, kemudian ditetapkan tujuan dan target pengelolaan atau pemanfaatan dan kebijakan serta strategi dan pemilihan struktur implementasi untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena tujuan ICZM adalah mewujudkan pembangunan kawasan pesisir secara berkelanjutan maka keterpaduan dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan pesisir dan laut mencakup empat aspek, yaitu : (a) keterpaduan wilayah/ekologis; (b) keterpaduan sektor; (c) keterpaduan disiplin ilmu; dan (d) keterpaduan stakeholder. Dengan kata lain, penetapan komposisi dan laju/tingkat kegiatan pembangunan pesisir yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang dapat dirasakan oleh segenap stakeholders secara adil dan berkelanjutan. Pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu pada dasarnya merupakan suatu proses yang bersifat siklikal. Dengan demikian terlihat bahwa pendekatan keterpaduan pengelolaan/pemanfaatan kawasan pesisir dan laut menjadi sangat penting, sehingga diharapkan dapat terwujud one plan dan one management serta tercapai pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Secara skematik kerangka konsep studi disajikan pada Gambar 1. e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 3
  • 4. Kawasan Pesisir dan Laut Perikanan Pertambangan Enegi Kelautan Perhubungan Laut Pariwisata Bahari Dll Isu, permasalahan, peluang dan tantangan ICZM 4. EVALUASI 1. PENATAAN DAN PERENCANAAN • • Analisis kemajuan dan • • Identifikasi dan analisis permasalahan permasalahan • • Redefinisi ruang lingkup untuk • • Pendefinisian tujuan dan sasaran pengelolaan pesisir • • Pemilihan Strategi • • Pemilihan struktur implementasi Tahapan Pengelolaan 3. IMPLEMENTASI 2. FORMULASI • • Kegiatan Pembangunan • • Mengadopsi program secara • • Penegakan kebijakan dan formal peraturan-peraturan • • Pengamanan dana untuk • • Pemantauan implementasi Pengelolaan Kawasan Pesisir Berkelanjutan Gambar 1. Konsep Pengelolaan III. STRATEGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR SECARA TERPADU DAN BERKELANJUTAN A. Strategi Pengelolaan Terpadu e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 4
  • 5. Wilayah pesisir dan laut merupakan tatanan ekosistem yang memiliki hubungan sangat erat dengan daerah lahan atas (upland) baik melalui aliran air sungai, air permukaan (run off) maupun air tanah (ground water), dan dengan aktivitas manusia. Keterkaitan tersebut menyebabkan terbentuknya kompleksitas dan kerentanan di wilayah pesisir. Secara konseptual, hubungan tersebut dapat digambarkan dalam keterkaitan antara lingkungan darat (bumi), lingkungan laut, dan aktivitas manusia, seperti disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Keterkaitan Antara Faktor Lingkungan Darat, Laut, dan Aktivitas Manusia Pengelolaan wilayah pesisir terpadu dinyatakan sebagai proses pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan serta ruang dengan mengindahkan aspek konservasi dan keberlanjutannya. Adapun konteks keterpaduan meliputi dimensi sektor, ekologis, hirarki pemerintahan, antar bangsa/negara, dan disiplin ilmu (Cicin-Sain and Knecht, 1998; Kay and Alder, 1999). Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu penting dilakukan mengingat banyaknya kegiatan-kegiatan yang dapat diimplementasikan, sehingga perlu dirumuskan suatu konsep penataan ruang (trategic plan) serta berbagai pilihan objek pembangunan yang serasi. Dalam konteks ini maka keterpaduan pengelolaan wilayah pesisir sekurangnya mengandung 3 dimensi : sektoral, bidang ilmu dan keterkaitan ekologis. Keterpaduan secara sektoral di wilayah pesisir berarti diperlukan adanya suatu kooordinasi tugas, wewenang, dan tanggung jawab antar sektor atau instansi (horizontal integration); dan antar tingkat pemerintahan dari mulai tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi sampai pemerintah pusat (vertical integration). Sedangkan keterpaduan sudut pandang keilmuan mensyaratkan bahwa dalam pengelolaan wilayah pesisir hendaknya dilaksanakan atas dasar interdisiplin ilmu (interdisciplinary approaches), yang melibatkan bidang ilmu ekonomi, ekologi, teknik, sosiologi, hukum, dan lainnya yang relevan. Hal ini wajar dilakukan mengingat wilayah pesisir pada e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 5
  • 6. dasarnya terdiri dari sistem sosial dan sistem alam yang terjalin secara kompleks dan dinamis. Wilayah pesisir yang tersusun dari berbagai macam ekosistem itu satu sama lain saling terkait dan tidak berdiri sendiri. Perubahan atau kerusakan yang menimpa suatu ekosistem akan menimpa pula ekosistem lainnya. Selain itu wilayah pesisir , juga dipengaruhi oleh kegiatan manusia maupun proses-proses alamiah yang terdapat di kawasan sekitarnya dan lahan atas (upland areas) maupun laut lepas (oceans). Kondisi empiris di wilayah pesisir ini mensyaratkan bahwa pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu harus memperhatikan segenap keterkaitan ekologis (ecological linkages) yang dapat mempengaruhi suatu wilayah pesisir. Nuansa keterpaduan tersebut perlu diterapkan sejak tahap perencanaan sampai evaluasi mengingat bahwa suatu pengelolaan terdiri dari 3 tahap utama, yaitu perencanaan, implementasi dan monitoring/evaluasi. B. Strategi Pengelolaan Berkelanjutan Dari batasan di atas jelas bahwa pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu menghendaki adanya kesamaan visi antar stakeholders. Menyadari arti penting visi pengelolaan itu, maka perlu dipelopori perumusan visi bersama seperti terwujudnya pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan yang didukung oleh peningkatan kualitas sumberdaya manusia, penataan dan penegakan hukum, serta penataan ruang untuk terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat. Mengacu pada visi tersebut, maka strategi pengelolaan wilayah pesisir terpadu dan berkelanjutan harus memperhatikan aspek sumberdaya manusia, hukum, tata ruang, dan kesejahteraan bersama. Strategi pengelolaan wilayah pesisir akan difokuskan untuk menangani isu utama yaitu konflik pemanfaatan ruang wilayah pesisir, yang secara simultan juga berkaitan dengan penanganan isu yang lain. Pemikiran dasar dalam perumusan strategi pengelolaan ini meliputi keberlanjutan (sustainability), perlindungan dan pelestarian, pengembangan, pemerataan, dan komunikasi. Dari pemikiran ini, dirumuskan strategi pengelolaan yang mengakomodasi nilai-nilai, isu-isu, dan visi pengelolaan (Gambar 3). Penggambaran utuh mengenai alur perumusan strategi pengelolaan disajikan pada Gambar 3 yang menunjukkan bahwa strategi pengelolaan memiliki keterkaitan ke belakang dan ke depan. Pada level operasional, strategi diterjemahkan dalam bentuk program aksi, yang pada gilirannya berfungsi sebagai umpan balik dalam menilai keberhasilan pengelolaan pesisir terpadu serta perbaikan di masa datang. Umpan balik tersebut sangat penting sebagai penyedia kemampuan learning process. Oleh karena itu, strategi pengelolaan wilayah pesisir dirumuskan bersifat siklikal. Strategi pengelolaan pesisir yang difokuskan untuk menangani isu konflik pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut. 1) Identifikasi pengguna ruang dan kebutuhannya. 2) Penyusunan rencana tata ruang pesisir. 3) Penetapan sempadan pantai dan penanaman mangrove. 4) Pengendalian reklamasi pantai. 5) Pengetatan baku mutu limbah dan manajemen persampahan. e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 6
  • 7. 6) Penataan permukiman kumuh. 7) Perbaikan sistem drainase. 8) Penegakan hukum secara konsisten. Tujuan pengelolaan adalah mengatasi konflik pemanfaatan ruang wilayah pesisir, sehingga terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Adapun target pengelolaan adalah teratasinya permasalahan turunan dari konflik pemanfaatan ruang, melalui partisipasi masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah secara terpadu, yang didukung penegakan hukum secara konsisten, yaitu: 1) Tersusun dan dipatuhinya tata ruang wilayah pesisir , 2) Terkendalinya reklamasi pantai, 3) Terkendalinya pencemaran perairan, 4) Tertatanya permukiman kumuh, 5) Kembalinya sempadan pantai dan rehabilitasi mangrove, dan 6) Terkendalinya masalah banjir. 7) Terkendalinya masalah abrasi 8) Terkendalinya sedimentasi Salah satu faktor penyubur terjadinya konflik serta mempercepat kerusakan sumberdaya pesisir adalah lemahnya koordinasi antar lembaga terkait. Untuk mengatasi kondisi tersebut harus dilakukan peningkatan koordinasi kelembagaan yang melibatkan dinas/instansi daerah seperti Bappeda, Perikanan dan Kelautan, Pariwisata, Industri dan Perdagangan, Perhubungan dan kepelabuhan, BPN, dan lain-lain. Upaya yang harus dilakukan adalah menghilangkan ego sektor dengan penegasan kembali fungsi dan kewenangan masing-masing dinas/instansi terkait, serta harus ada selalu diadakan rapat- rapat koordinasi untuk membicarakan berbagai hal yang menyangkut pengelolaan wilayah pesisir itu sendiri. Di samping kelembagaan pemerintah, peran kelembagaan legislatif, masyarakat/LSM, serta dunia usaha adalah penting dan harus terlibat dalam pengelolaan, utamanya pada tataran perencanaan dan monitoring/evaluasi. Dengan demikian akan tercipta suatu pengelolaan terpadu yang melibatkan pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang menuju ke arah pembangunan berkelanjutan. IV. PENUTUP Berbagai kegiatan atau faktor yang dilakukan manusia maupun yang disebabkan oleh alam memiliki potensi mengancam ekosistem wilayah pesisir. Aneka pemanfaatan di wilayah pesisir sesungguhnya dilakukan untuk menjawab tantangan pembangunan yang memerlukan rumusan perencanaan terpadu dan berkelanjutan. Banyaknya limbah domestik dan tingginya tingkat sedimentasi yang masuk ke dalam wilayah pesisir, perlu dilakukan suatu bentuk pengendalian, pencemaran limbah dan pengaturan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Hal ini merupakan masalah kritis, sehingga perlu dilakukan tindakan langsung baik secara hukum formal maupun hukum adat untuk menciptakan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan yang dapat merusak lingkungan. Untuk menangani masalah tersebut, maka perlu dirumuskan suatu penataan ruang, pengelolaan dan pengusahaan kawasan wilayah pesisir yang memiliki dimensi e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 7
  • 8. keterpaduan ekologis, sektoral, disiplin ilmu serta keterpaduan antar stakeholders, sehingga tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai yaitu pertumbuhan ekonomi, perbaikan kualitas lingkungan serta adanya kepedulian antar generasi. DAFTAR PUSTAKA Cicin-Sain and R.W. Knecht. 1998. Integrated Coastal and Marine Management. Island Pres, Washington DC. Dahuri, R., J Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu., PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Dahuri, R. 1999. Pengelolaan Wilayah Pesisir dalam Kontek Pengembangan Kota Pantai dan Kawasan Pantai Secara Berkelanjutan. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Kemaritiman, Jakarta. Kay, R. And J. Alder. 1999. Coastal Planning and Management. E & FN Spon. London. Nybaken,W.J. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologi. Gramedia, Jakarta. Sorensen, J.C. and S.T. McCreary. 1990. Institutional Arrangement for Managing Resources and Environment 2nd ed. Coastal Publication No. 1. Renewable Resources Information Series. US National Park Services and US Agency for International Development, Washington DC. e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 8