2. I. STANDAR KOMPETENSI (SK)
15. Memahami sastra melayu klasik
II. KOMPETENSI DASAR (KD)
15.1 Mengidentifikasi karakteristik dan
struktur unsur intrinsik sastramelayu
klasik
III. MATERI
3. SASTRA MELAYU KLASIK
Sastra melayu klasik merupakan karya
sastra berasa dari semenanjung melayu.
Bahasa yang digunakan pada umumnya
manggunakan bahasa melayu, sehingga
terkadang sulit dipahami.
4. Ciri Sastra Lama (Melayu)
• Bersifat lisan dab tuliasan, bahasa sudah Bersifat lisan (dari mulut ke mulut).
• Bersifat anonym atau tanpa nama.
• Bersifat komunitas (milik bersama).
• Bersifat statis (relative tidak ada karya-karya baru, hanya perubahan bentuk dari
yang lama).
• Masih mencerminkan keterikatan terhadap aturan-aturan hidup bermasyarakat
secara kaku.
• terbitan dan cetakanya tidak berangka tahun.
• Istana sentris, sumber cerita adalah kerajaan atau keratin dan keluarga raja. Salah
satu bentuk cerita lama atau klasik adalah hikayat, yaitu karya sastra Melayu yang
berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifetrekaan,
keagamaan, sejarah, biografi, atau gabungan sifat-sifat itu dibaca untuk pelipur lara,
pembangkit semangat juang, atau sekedar untuk meramaikan pesta. Contoh:
– Hikayat Hang Tuah
– Hikayat Perang Palembang Kerajaan Atau Keraton
– Hikayat Seribu Satu Malam
• Karakteristik Sastra Melayu Klasik
– Dimulai dengan menceritakan asal muasal tokoh utamanya.
– Hidup ditengah-tengah Rakyat.
– Diceritakan secara lisan, dari mulut ke mulut.
• Contoh: Seorang Ibu bercerita kepada anaknya yang sedang berada dalam buaian.
– Sangat kental dengan pengaruh Islam
– Dimulai dari kata-kata hatta, syahdan, arkian, alkisah atau sebermula.
5. contoh karya sastra melayu klasik
Raja Balad dengan Permaisuri Irah
“sekarang, cobalah guru ceritakan pula,” titah raja
Dabsyalim kepada Baidaba, “yang manakah diantara sifat-sifat
ini, berani, pemurah, pengasih, penyantun, yang harus di pilih raja
untuk jadi sendi kekuasaannya memerintah rakyatnya?”
“ampun tuanku,” jawab Baidaba, “sifat pengsih penyantun
itulah yang harus di pilih raja untk jadi sendi kebesaran dan
kekuasaannya. Belumkah tuanku mendengar cerita raja balad
dengan permaisuri irah?”
“guru, ceritakanlah supaya kita dengar!”
“sekali peristiwa adalah seorang raja yang bernama balad,
dan wazirnya bernama ilad. Wazir itu seorang yang taat
beribadat dan saleh. Pada suatu malam, raja bermimpi yang
menakut nakutkan delapan macam banyaknya. Setelah hari siang,
baginda suruh panggil para pendeta brahmana hendak meminta
keterangn takbirnya.”
6. Setelah diceritakan baginda mimpinya itu, berdatang sembahlah semua itu,
“ampun, tuanku beribu ampun, adapun mimpi tuanku itu amat sukar bagi patik semua
memikir mikirkan. Sebab itu, kalau ada karunia tuanku, mohonlah patik semua ni
bertangguh tujuh hari lamanya, supaya patik periksa segala ilmu pengetahuan yang
ada pada patik!”
“baiklah,” jawab raja, “kami beri tangguh kamu tujuh hari.”
Maka bermohonlah semua pendeta itu pulang kerumahnya. Serta sampai ke
tempatnya, bermufakatlah mereka.
“sekarang, dapatlah kita jalan untuk membalaskan dendam kita kepada raja
yang aniaya itu,” kata seorang yang tertua di antaranya.
“belum lama ini, dia telah membinasakan beribu ribu kaum kita. Sekarang,
dia menyerahkan dirinya. Baiklah kita katakan kepadanya bahwa mimpinya itu jahat
takbirnya. Ada delapan macam bahaya yang akan jatuh menimpa dirinya kalau dia
tiada mau mengorbankan jiwa siap yang harus di korbankannya itu, kita jawab,
permaisuri irah yang amat dikasihinya, jawir, anaknya yang sangat dicintainya, ilad,
perdana mentri yang dipercayai, gajah dan kuda kesayangannya. Semuanya harus
dibunuhnya, darahnya dimasukkan kedalm sebuah tempat, kemudian hendaklah dia
mandi disitu. Sudah itu baru kita datang mengeluarkannya dari sumur darah, kita
bersihkan badannya dan kita asapi dengan bau bauan. Kita terangkan kepadanya,
hanya itulah jalan yang dapat melepaskannya dari pada bahaya itu dan
mengekalkannya duduk diatas singgasana. Kalau nasehat itu diturutinya, niscaya
binasalah semua yang di kasihinya dan sudah itu mudahlah bagi kita
membinasakannya.”
7. Setelah cukuplah janji tujuh hari, datanglah mereka itu menghadap raja.
“ampun, tuanku,” kata yang tertua itu, “setelah kami periksa kitab kami
yang tua tua, barulah kami dapat mengetahui takbir mimpi tuanku itu. Akan tetapi
harap diampun, tiadalah berani patik semua menerangkannya di hadapan sidang ramai
ini.”
Maka bertitahlah baginda menyuruh yang hadir meninggalkan penghadapan
seketika. Tiadalah di ceritakan bagaimana terkejut baginda mendengarkan
keterangan kaum brahmana itu tentang arti mimpinya.
“apa gunanya aku hidup lagi,” kata baginda, “kalau semua yang kucintai harus
kubunuh dengan tanganku. Aku pastilah akan mati juga, hidup di dunia tiada akan lama
dan tidak selamanya pula aku akan menjadi raja. Bagiku berceri dengan yang dikasihi,
sama saja artinya dengan mati.”
“ampun, tuanku,” jawab pendeta itu, “jika ada karunia tuanku, maulah patik
berkata sepatah dua lagi.”
“katakanlah apa yang terasa dalam hatimu,” jawab baginda
“pada pendapat patik, pendirian tuanku melebihi orang lain dari pada diri
sendiri itu, bukanlah pendirian yang utama. Lebih utama rasanya tuanku memelihara
diri hingga dapat duduk kekal ditengah tengah rakyat yang cinta kepada rajanya dan
sempurna tuanku beroleh bahagia, lama menggenggam kekuasaa, ketahuilah manusia
cinta kepada dunia karena cinta akan dirinya, dan orang lain dicintainya semata mata
karena untuk menyenangkan dirinya juga selama hidupnya. Kemudian, kecuali tuha
yang maha kuasa, tiadalah yang dapat jadi tempat berpegang bagi tuanku lain dari
pada kerajaan tuanku ini. Sebab itu janganlah jiwa beberapa manusia tuanku lebihkan
dari pada jiwa tuanku sendiri, dan keselamatan kerajaan tuanku.”
8. Makin bertambah tambah duka cita raja mendengarkan kata
brahmana demikian. Lalu, bangkitlah baginda masuk kedalam,
diempaskannya dirinya di tempat tidur, dan menangislah baginda
dengan bercucuran air matanya.
“Entahlah,” katanya, manakah yanglebih berharga bagiku,
kerajaankah atau orang orang yang kukasihi itu. Baiklah, kubunuh
mereka itu umpamanya, siapakah yang mau menanggung bahwa aku
akan berbahagia selama lamanya? Tak ada seorang raja puun yang
kekal duduk di atas singgasana selama lamanya. Apa gunanya aku
hidup kalau istriku irah tak ada lagi? Bagaimana akan dapat aku
memerintah kalu wazirku ilad sudah tiada? Apa gunanya dunia bagiku
sepeninggal mereka itu?
Seketika juga gemparlah dalam negeri, orang mengatakan
raja sedang bersedih hati. Ketika kabar itu terdengar ketelinga
wazir ilad, berpikirlah ia dalam hatinya, “kalau bukan karena sesuatu
perkara yang besar, raja tiada akan berduka cita seperti ini. Akan
tetapi, tak baik kudatang menanyakan kepada baginda, kalau baginda
sendiri tiada memanggilku bermusyawarah.”
9. Menentukan struktur (unsur) karya sastra Melayu Klasik
Bentuk cerita lama atau klasik adalah
HIKAYAT Macam-macam Hikayat berdasarkan
asalnya, diklasifikasikan menjadi 4 :
Hikayat adalah salah satu bentuk 1. Melayu Asli
sastra karya prosa lama yang Hikayat Hang Tuah (bercampur
unsur islam)
isinya berupa cerita, kisah, Hikayat Si Miskin (bercampur unsur
dongeng maupun sejarah. isl;am)
Hikayat Indera Bangsawan
Umumnya mengisahkan tentang Hikayat Malim Deman
kephalawanan seseorang, lengkap 2. Pengaruh Jawa
Hikayat Panji Semirang
dengan keanehan, kekuatan/ Hikayat Cekel Weneng Pati
kesaktian, dan mukjizat sang Hikayat Indera Jaya (dari cerita
Anglingdarma)
tokoh utama. 3. Pengaruh Hindu (India)
Hikayat Sri Rama (dari cerita
Macam-macam Hikayat Ramayana)
berdasarkan isinya, Hikayat Perang Pandhawa (dari
cerita Mahabarata)
diklasifikasikan menjadi 6 : Hikayat Sang Boma (dari cerita
1. Cerita Rakyat Mahabarata)
Hikayat Bayan Budiman
2. Epos India 4. Pengaruh Arab-Persia
3. Cerita dari Jawa Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan
Islam)
4. Cerita-cerita Islam Hikayat Bachtiar
5. Sejarah dan Biografi Hikayat Seribu Satu Malam
6. Cerita berbingkat
11. Dongeng
Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak
benar-benar terjadi, misalnya Kejadian kejadian
aneh di jaman dahulu. Dongeng berfungsi
Menyampaikan Ajaran moral dan jugamenghibur.
Dongeng termasuk cerita tradisional.
Ciri-Ciri Dongeng
•Menggunakan alur sederhana.
•Cerita singkat dan bergerak cepat.
•Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci.
•Ditulis dengan gaya penceritaan secara lisan.
•Terkadang pesan atau tema dituliskan dalam cerita.
•Biasanya, pendahuluan sangat singkat dan langsung
12. Jenis Dongeng
*Dongeng binatang/fabel
Fabel adalah dongeng binatang yang
mengandung pendidikan tentang
perbuatan baik dan buruk. Dalam fabel,
tokoh binatang berperilaku seperti
manusia.Hal tersebut menggambarkan
watak dan budi pekeri manusia. Dongeng
Kancil dan Buaya, dan Kucing Bersepatu
Bot merupakan contoh dongeng
binatang. Biasanya, mereka digambarkan
sebagai hewan cerdik, licik, dan jenaka.
*Dongeng biasa
Dongeng biasa adalah cerita
tentang tokoh suka dan duka. Contohnya
adalah cerita
Bawang Merah dan Bawang Putih dan
Jaka Tarub.
*Dongeng lelucon
Dongeng lelucon berisi cerita lucu
tetang tokoh tertentu. Contoh dongeng
ini yaitu Si Kabayan dari Jawa Barat,
Lebai Malang, Pak Pandir, Pak Belalang,
Lucai dariMelayu, dan Pan
Balangtamak dari Bali.
13. Legenda
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang mirip dengan mite,
yaitu dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci dan
oleh yang empu- nya
Ciri-Ciri Legenda
1) Oleh yang empunya cerita dianggap sebagai suatu kejadian yang
sungguh- sungguh pernah terjadi.
2) Bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum
begitu lampau, dan bertempa di dunia seperti yang kita kenal
sekarang. Tokoh utama dalam legenda adalah manusia.
3) “Sejarah” kolektif, maksudnya sejarah yang banyak mengalami
distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
4) Bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah, sehingga dikenal
luas di daerah-daerah yang berbeda.
5) Bersifat siklus, yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu
tokoh atau kejadian tertentu, misalnya di Jawa legenda-legenda
mengenai Panji.
14. Jenis-Jenis Legenda
Legenda dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu legenda keagamaan, legenda alam gaib,
legenda perseorangan, dan legenda setempat.
1. Legenda Keagamaan
Legenda yang ceritanya berkaitan dengan kehidupan keagamaan disebut dengan
legenda keagamaan. Legenda ini misalnya legenda tentang orang- orang tertentu. Kelompok
tertentu misalnya cerita tentang para penyebar Islam di Jawa. Kelompok orang-orang ini di
Jawa dikenal dengan sebutan walisongo. Mereka adalah manusia biasa, tokoh yang memang
benar-benar ada, akan tetapi dalam uraian ceritanya ditampilkan sebagai figur-figur yang
memiliki kesaktian. Kesaktian yang mereka miliki digambarkan di luar batas-batas manusia
biasa.
Sebutan wali songo ada yang menafsirkan bukan berarti sembilan dalam arti jumlah,
tetapi angka sembilan itu sebagai angka sakral. Penafsiran ini didasarkan pada kenyataan
adanya para tokoh penyebar Islam yang lainnya. Mereka berada di tempat-tempat tertentu.
Masyarakat setempat biasanya memandang tokoh tersebut kedudukannya sama atau
sederajat dengan tokoh wali yang sembilan orang. Tokoh-tokoh tersebut seperti Syekh
Abdul Muhyi, Syekh Siti Jenar, Sunan Geseng, Ki Pandan Arang, Pangeran Panggung, dan
lain-lain.
2) Legenda Alam Gaib
Bentuk kedua yaitu legenda alam gaib. Legenda ini biasanya berbentuk kisah yang
dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsi legenda semacam ini
adalah untuk meneguhkan kebenaran “takhyul” atau kepercayaan rakyat. Jadi, legenda
alam gaib adalah cerita-cerita pengalaman seorang dengan makhluk-makhluk gaib, hantu-
hantu, siluman, gejala-gejala alam gaib, dan sebagainya.
15. Contoh legenda alam gaib misalnya, di Bogor Jawa Barat ada legenda tentang mandor
Kebun Raya Bogor yang hilang lenyap begitu saja sewaktu bertugas di Kebun
Raya.Menurut kepercayaan penduduk setempat, hal itu disebabkan ia telah
melangkahi setumpuk batu bata yang merupakan bekas-bekas pintu gerbang Kerajaan
Pajajaran. Pintu gerbang itu, menurut kepercayaan penduduk setempat, terletak di
salah satu tempat di kebun raya. Tepatnya tidak ada yang mengetahui. Oleh
karenanya, penduduk disana menasihati para pengunjung Kebun Raya, agar jangan
melangkahi tempat antara tumpukan-tumpukan batu bata tua, karena ada
kemungkinan bahwa di sanalah bekas pintu gerbang kerajaan zaman dahulu itu. Jika
kita melanggarnya, maka kita akan masuk ke daerah gaib dan tidak dapat pulang lagi
ke dunia nyata. Contoh lainnya yaitu kepercayan terhadap adanya hantu, gendruwo,
sundel bolong serta nyi blorong.
3) Legenda Perorangan
Legenda perseorangan merupakan cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu
yang dianggap benar-benar terjadi. Di Indonesia legenda semacam ini banyak
sekali. misalnya Sabai nan Aluih dan Si Pahit Lidah dari Sumatra, Si Pitung dan Nyai
Dasima dari Jakarta, Lutung Kasarung dari Jawa Barat, Rara Mendut dan Jaka
Tingkir dari Jawa Tengah, Suramenggolo dari Jawa Timur, serta Jayaprana dan
Layonsari dari Bali.
4) Legenda lokal/Setempat
Legenda lokal adalah legenda yang berhubungan dengan nama tempat
terjadinya gunung, bukit, danau, dan sebagainya. Misalnya, legenda terjadinya Danau
Toba di Sumatra, Sangkuriang (legenda Gunung Tangkuban Parahu) di Jawa Barat,
Rara Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa Tengah, dan Desa
Trunyan di Bali
17. Silsilah
Silsilah, silsilah keluarga, bagan silsilah, atau diagram silsilah adalah
suatu bagan yang menampilkan hubungan keluarga (silsilah) dalam
suatu struktur pohon. Data genealogi ini dapat ditampilkan dalam
berbagai format. Salah satu format yang sering digunakan dalam
menampilkan silsilah adalah bagan dengan generasi yang lebih tua
di bagian atas dan generasi yang lebih muda di bagian bawah.
Bagan keturunan yang menampilkan semua keturunan dari satu
individu memiliki bagian yang paling sempit di bagian atas.
Bagan leluhur, yang merupakan suatu pohon yang
menampilkan leluhur seorang individu, memiliki bentuk yang lebih
menyerupai suatu pohon, dengan bagian atas yang lebih lebar
daripada bagian bawahnya. Beberapa bagan leluhur ditampilkan
dengan seorang individu berada pada sebelah kiri dan leluhurnya di
sebelah kanan.
19. Fabel
Fabel adalah cerita yang menceritakan
kehidupan hewan yang berperilaku
menyerupai manusia. Cerita tersebut tidak
mungkin kisah nyata. Fabel adalah
cerita fiksi, maksudnya khayalan belaka
(fantasi). Kadang fabel memasukkan
karakter minoritas berupa manusia.
21. Parabel
Parabel adalah cerita rekaan untuk
menyampaikan ajaran agama, moral,
atau kebenaran umum dengan
menggunakan perbandingan atau
ibarat. Parabel seperti metafora
Yang diperluas menjadi suatu kisah
singkat dan berbeda dengan Fabel
dalam hal pengibaratannya: fabel
Menggunakan hewan, tumbuhan,
benda, dll. sedangkan parabel
Menggunakan manusia. Injil
merupakan suatu contoh yang
banyak mengandung parabel di
dalamnya.
22. Cerita Rakyat
Cerita Rakyat adalah sebagian kekayaan
Budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa
Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat
mengisahkan tentang suatu kejadian di
suatu tempat atau asal muasal suatu
tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan
dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan
Dalam bentuk binatang, manusia maupun
dewa. Fungsi Cerita rakyat selain sebagai
hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan
terutama cerita rakyat yang mengandung
pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yang
tidak menyadari kalo negeri kita
tercinta ini mempunyai banyak Cerita
Rakyat Indonesia yang belum kita dengar,
bisa dimaklumi karena cerita rakyat
dari mulut – kemulut yang diwariskan secara
turun – temurun. Namun sekarang banyak
Cerita rakyat yang ditulis dadipublikasikan
sehingga cerita rakyat Indonesia bisa dijaga
dan tidak sampai hilang dan punah.
23. Unsur-unsur intrinsik karya sastra meliputi sebagai berikut :
1. Tema, yaitu pokok pikiran yang menjadi jiwa dan dasar cerita. Tema
dibedakan menjadi dua, yaitu tema mayor dan tema minor.
a). Tema Mayor : tema yang merupakan pusat pikiran cerita.
b). Tema Minor : tema yang merupakan rincian atau bagian dari
tema mayor yang biasanya dapat dirumuskan dari setiap
kejadian dalam cerita.
2. Alur atau plot, yaitu rangkaian peristiwa yang dibuat dan dijalin dengan
teliti untuk membentuk cerita dalam hubungan sebab akibat. Secara
garis besar, alur dibedakan menjadi alur maju dan alur mundur
3. Latar cerita/setting, yaitu sesuatu yang melingkupi pelaku atau
kejadian-kejadian dalam cerita. Latar cerita mencakup :
– Latar waktu (siang, dahulu kala, tahun 1945, dan sebagainya);
– Latar tempat (disekolah, dikantor, disuatu kota, dilaut dam
sebagainya);
– Latar suasana/situasi (sedih, gembira, lengang, sepi, gaduh, dan
sebagainya);
– Latar alat, (cabgkul, pulpen, dan telecisi, tali, dan sebagainya);
4. Penokohan, yaitu penentuan dan penciptaan citra/image
(biasanya berupa gambaran watak atau sifat) pelaku atau
tokoh dalam cerita.
24. 5. Sudut pandang/ point of view, yaitu cara pandang pengarang
dalam menceritakan suatu cerita. Ada beberapa sudut pandang.
a). Diaan-author observer : pengarang menggunakan orang
ketiga (dia). Pengarang seolah-olah mengetahui jalan
pikiran pelaku.
b). Diaan-author omniscient : pengarang menggunakan orang
ketiga (dia). Pengarang seolah-olah mengetahui dan
mengatur jalan pikiran pelaku.
6. Gaya bahasa pengarang (style), yaitu cara pengarang untuk
menggunakan bahasa dalam menyajikan pikiran dan perasaanya
dalam
cerita (ciri khas pengarang).
7. Amanat (message), yaitu gagasan yang mendasari cerita
sekaligus pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca.
25. Unsur-unsur intristik karya satra Melayu Klasik
hampir sama dengan karya sastra Prosa lainya,
seperti alur tema, latar, penokohan, dan amanat.
• Tema adalah dasar cerita sebagai titik tolak dalam penyusunan
cerita‟
• Alur atau plot adalah setruktur penceritaan yang didalamnya
berisi rangkaian kejadian atau peristiwa yang disusun melalui
hukum sebab akibat serta logis. Alau tersebut ada yang berupa
alur majualur mundur atau alur campuran.
• Penokohan adalah pelukisan atau pendeskripsian atau perwatakan
tokoh-tokoh dalam cerita.
• Latar atau setting adalah tempat, waktu, dan keadaan
terjadinya suatu cerita.
• Amanat adalah pesan-pesan yang ingin disampaikna
dalam cerita.
26. Mengidentifikasi Kata-Kata Sulit Dalam Karya Sastra Melayu Klasik
Karakteristik yang paling mudah dikenali dari karya sastra melayu klasik adalah
bahasanya yang menggunakan bahasa melayu lama. Oleh karena itu, banyak kata
didalamnya yang tidak kita pahami.
Perhatikan kelanjutan hikayat raja balad di bawah ini.
Ada sebuah cerita lagi. Seseorang pergi ke hutan membawa kacang sebakul.
Dibawah spohon kayu, ia berhenti dan diletakkannya bakul kacang itu ditanah.
Ketika itu datang seekor kera, diambilnya kacang itu segenggam. Waktu ia akan
naik pohon kayu kembali, dan dengan susah payah di carinya yang sebiji itu, tetapi
tiada bertemu. Karena mencari cari itu, yang segenggam tadi pun hbislah berseak
serak.
“ampun beribu ampun. Keadaan tuanku, demikianlah tamsilnya. Beratus
perempuan yang dapat tuanku jadikan istri, tetapi hati tuanku ingat juga kepada
yang sudah tiada lagi itu.”
Makin bertambah remuk hati baginda mendengarkan kata wazir itu.
“mengapakah maka tiada mamanda diamkan saja perintah itu? Mengapakah maka
terburu buru benar perintah yang baru sekali kita ucapkan itu?”
“patik segerakan mengerjakan titah tuanku, karena hanya allah juga tiada
yang berubah ubah perintahnya.”
“aduh, mamanda telah menambah luka hatiku karena membunuh
permaisuri yang kucintai.”
“hanya dua orang yng harus bersedih hati, tuanku. Pertama,
orang yang tiap hari berbuat dosa. Kedua, orang tiada pernah
mengerjakan kebajikan sekali juga. Kedua orang tersebut patut
bersedih hati karena kesenangan yang diperoleh nya di dunia ini
amat sedikit harganya kalau dibandingkan dengan balasan yang
akan di terimanya di hari kemudian, yang akan menyebabkan
sesal yang tiada berkesudahan.”
27. Terdapat kata kata yang mungkin berbeda dari bahasa
indonesia yang digunakan sekarang, yakni wazir, tamsil, titah,
danpatik. Untuk memahami maknanya, kita harus membuka buka
kamus.
Wazir >>>> „perdana menteri‟
Tamsil >>>> „lambang‟, „pertanda‟
Titah >>>> „perintah dari raja yang harus dipatuhi‟
Patik >>>> „saya‟, „sebutan untuk diri sendiri sebagai tanda
“merendahkan diri”
Selain itu, terdapat kata kata yang masih kita kenali,
tetapi sudah jarang digunakan. Kata kata itu, misalnya
berserak-serak, mamand, segerakan, mencari-cari,
berkesudahan.
28. Membuat ringkasan cerita klasik
salah satu cara untuk menghidupkan ataupun mengenalkan
kembali cerita cerita melayu
Klasik adalah dengan menuliskannya kembali secara lebih ringkas
dengan menggunakan kata kata
Masa kini. Adapun langkah langkahnya adalah sebagai berikut.
• Membaca karya itu secara keseluruhan
• Mencatat dan mengartikan kata kata sulit yang anda temukan.
• Mencatat pokok pokok cerita yang ada dalam setiap paragraf
atau bagian bagiannya.
• Menceritakan kembali karya itu dengan menggunakan kata kata
sendiri berdasarkan catatan yang tersedia.
29. DAFTAR PUSTAKA
• http://www.scribd.com/doc/29361106/Definisi-
Dongeng
• http://www.sentra-
edukasi.com/2011/06/pengertian-ciri-ciri-dan-
jenis-jenis.html#.USxEa6Ia5mM
• http://id.wikipedia.org/wiki/Bagan_silsilah
• id.wikipedia.org/wiki/Parabel
• id.wikipedia.org/wiki/Fabel
• http://sugikmaut.blog.com/?p=26
• Cerdas bahasa indonesia, penerbit erlangga