Penelitian ini menganalisis pengaruh rasio keuangan CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity) terhadap kualitas laba bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2004-2008. Rasio CAMEL yang digunakan adalah CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR. Metode analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan SPSS 17. Hasilnya menunjukkan bahwa rasio CAMEL secara bersama memiliki
1. EFFECT ON THE QUALITY OF EARNINGS RATIO CAMEL
(CASE STUDY OF REGISTERED COMMERCIAL BANKS IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE)
Rindy Nurhafita, Dr. Dharma Tintri E.S, SE., Ak., MBA
Undergraduate Program, Economy Faculty, 2010
Gunadarma University
http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: CAR, NPLs, ROA, BOPO, LDR and quality of earnings ratio
ABSTRACT
Banking is a financial institution that has a function as financial intermediary in
payment traffic. Ensuring the performance of a bank is a foundation of belief our
customers to do transactions with the bank. Therefore, bank managers must be able to
maintain a balance between maintaining adequate liquidity remurative achievement, and
fulfillment of adequate capital. Levels of corporate performance is measured by using
financial ratios contained in the CAMEL (Capital, Asset Quality, Management,
Earnings , dan Liquidity, the CAR, NPLs, ROA, ROA and LDR. In this research we
will discuss about the presence or absence of the influence of CAR, NPLs, ROA, ROA,
and the LDR on the quality of earnings ratio. Data that used in this research is
secondary data in the form of financial statements of banks listed on the Indonesia Stock
Exchange since the year 2004-2008, and has a comprehensive financial report during
the study period. From the 28 data that available, only 15 banks that meet the criteria for
this study. In this research method is a method of analysis used multiple linear
regressions with SPSS 17. The results in this research that may in CAR, NPLs, ROA,
ROA, and LDR together have an influence on the quality of earnings ratio. But only
partially ROA ratios that have an influence on the quality of earnings ratio, while CAR,
NPLs, ROA, and the LDR do not have a significant impact on the quality of earnings
ratio.
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 1
2. I. PENDAHULUAN
Walaupun bisa dikatakan kondisi perbankan nasional secara umum saat ini
dalam keadaan yang baik dan stabil, namun Faktanya masih terdapat kinerja bank
yang dinilai tidak layak oleh Bank Indonesia (BI). Sejak Tahun 2004 sampai saat ini
Bank Indonesia (BI) telah menutup 13 bank yang terdiri dari 4 Bank Umum dan 9 Bank
BPR, contoh nama Bank yang saat ini ditutup adalah Bank IfI. Bank Indonesia
mengumumkan penutupan bank tersebut, Karena tidak mampu menambah jumlah
modal hingga waktu yang telah ditetapkan. Sebelum ditutup, kecukupan modal
bank tersebut menurun di bawah 8 persen. Modal bank juga merosot akibat
tingginya rasio kredit bermasalah (non performing loan / NPL) yang mencapai 24
persen. BI berpendapat penutupan tidak akan menimbulkan efek sistemik. Sebab,
bank tersebut hanya mempunyai pinjaman ke bank lain sebesar Rp 8,5 miliar.
Jumlah ini terbilang kecil dibanding bank lain. Selain itu saat ini sebanyak 106
bank diantaranya memiliki Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio /
CAR) diatas 12 persen per Oktober 2009. Dari total jumlah bank tersebut masih
terdapat 11 bank yang masih memiliki modal dasar di bawah Rp 100 miliar.
Terjaminnya kinerja suatu perbankan tentu menjadi dasar kepercayaan nasabah dalam
melakukan transaksi dengan bank tersebut. Kepercayaan masyarakat dapat di penuhi
dengan disajikanya laporan keuangan yang memadai. Sebagai suatu entitas ekonomi,
bank memberi laporan keuangan untuk menunjukkan informasi dan posisi keuangan
yang disajikan untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi akuntansi seperti
yang tercantum dalam pelaporan keuangan dapat digunakan oleh investor dalam
memprediksi penerimaan kas dari deviden dan bunga di masa yang akan datang.
Dalam dunia perbankan rasio – rasio yang biasa di publikasikan dan di analisis adalah
rasio-rasio yang termasuk dalam aspek permodalan, aspek kualitas aktiva, aspek
rentabiitas, likuiditas dan efisiensi operasionalnya. Publikasi terhadap kelima aspek
tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kinerja bank yang akhirnya menjadi
suatu indikator yang digunakan oleh investor dan nasabah dalam menilaian prospek
kedepan bank tersebut. Penilaian di indonesia mengenai aspek-aspek tersebut dilakukan
oleh beberapa ahli seperti yang dilakukan oleh Nesti hapsari (2004), Zainudin dan
Jogiyanto Hartono (2000), Linna ismawati (2008), Lilis Erna (2010), Nugroho Setiawan
(2007), Rianti Cahya dewi (2007), dan Atika Violeta (2010).
Selain itu adanya perbedaan pergerakkan antara rasio dengan laba yang tidak sesuai
dengan teori menjadi dasar diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai kinerja dan
laba bank umum melalui rasio keuangannya. Berdasarkan latar belakang permasalahan
tersebut, maka dalam penelitian yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana
pengaruh rasio CAMEL terhadap kualitas laba industri perbankan di Indonesia.
Penelitian ini dibatasi pada rasio CAMEL yang digunakan hanya rasio Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Assets (ROA),
Efisiensi Operasional yang diukur dengan BOPO dan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Kualitas laba yang digunakan yaitu pertumbuhan laba periode 2004-2008, sedangkan
industry perbankan di Indonesia adalah Bank Umum yang sudah go publik dan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI).
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Landasan Teori
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 2
3. Capital Adequancy Ratio (CAR) atau sering disebut rasio permodalan merupakan
modal dasar yang harus dipenuhi oleh bank. Modal ini digunakan untuk menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Susilo (2000:27). CAR menurut standar
BIS (Bank for International Settlements) minimum sebesar 8%, jika kurang dari itu
maka akan dikenakan sanksi oleh Bank Sentral.
Penilaian asset yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rasio NPL
(Non Performing Loans). NPL merupakan salah satu indikator kesehatan kualitas aset
bank. Penilaian kualitas aset merupakan penilaian terhadap kondisi aset Bank dan
kecukupan manajemen risiko kredit. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum, semakin tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat.
Return on Assets (ROA) adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan
dengan aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektifitas
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.
(Hasibuan 2004: 100). Standar yang ditetapkan oleh BI untuk rasio Roa adalah diatas
1.22%.
Rasio biaya operasional dan pendapatan operasional adalah perbandingan antara
biaya operasi dengan pendapatan operasi. Rasio biaya operasional digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya. InfoBank (2005:22). Standar yang ditetapkan oleh BI untuk rasio Roa
adalah dibawah 93.52%.
Likuiditas adalah kemampuan bank untuk membayar semua utang jangka
pendeknya dengan alat-alat likuid yang dikuasainya. Hasibuan (2001:92). Standar yang
ditetapkan oleh BI untuk rasio Roa adalah dibawah 93.75%
Penelitian mengenai rasio-rasio keuangan telah banyak dilakukan. Rasio keuangan telah
banyak dikaitkan dengan kemampuan melakukan peramalan atau prediksi serta untuk
pengambilan keputusan. Penelitian yang terdahulu menunjukkan berbagai kemampuan
rasio keuangan sebagai alat prediksi yang memadai. Zainuddin dan jogiyanto (2000)
menguji kegunaan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba yang berdasarkan
pada rasio CAMEL. Hasil yang didapat secara individual rasio capital (termasuk CAR),
assets, earnings (termasuk ROA), dan liquidity (termasuk LDR) tidak signifikan dalam
memprediksi perubahan laba. Sedangkan, dalam tahapan construct rasio keuangan
CAMEL signifikan terhadap perubahan laba.
Nesti (2004) melakukan penelitian yang sama dengan menggunakan variabel capital,
assets, dan liquidity terhadap pertumbuhan laba. Hasil yang didapat yaitu variabel
tersebut baik secara parsial maupun bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan
laba.
Linna (2008), melakukan penelitian dengan variabel CAMELS terhadap
pertumbuhan laba. Hasil yang didapat secara bersama-sama variabel tersebut
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan, secara parsial hanya variabel ROA
dan LDR yang tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Violeta (2010), melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan variabel CAR,
ROA, ROE, BOPO, dan LDR terhadap pertumbuhan laba. Hasil yang didapat adalah
rasio tersebut secara parsial berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Erna (2010), melakukan penelitian dengan variabel CAR, NIM, KAP, LDR, BOPO dan
ROA terhadap perubahan laba. Hasil yang didapat hanya rasio LDR yang memiliki
pengaruh terhadap perubahan laba.
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 3
4. Setiawan (2007), melakukan penelitian dengan variabel CAR, ROA, ROE, LDR dan
BOPO terhadap laba Dengan menggunakan metode stepwise hasil yang didapat hanya
rasio ROE yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Cahya dewi (2007) melakukan penelitian dengan variabel CAR, RORA, NPM, ROA
dan LDR terhadap pertumbuhan laba. Hasil yang didapat adalah secara bersama-sama
rasio tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial hanya
variabel NPM dan CAR yang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Kerangka Pemikiran
Dalam kerangka berpikir ini, menggambarkan tentang pengukuran
kinerja perbankan dengan menggunakan rasio keuangan bank untuk meprediksi
pertumbuhan laba perbankan, yaitu dengan menggunakan CAMEL. Kondisi
permodalan akan diukur dengan Capital Adequancy Ratio (CAR). Semakin besar nilai
CAR maka laba yang diperoleh semakin besar sehingga berpengaruh terhadap laba
(Sumarta, 2000:53).
Penilaian terhadap rasio NPL yaitu semakin besar nilai NPL maka
semakin kecil laba yang dihasilkan. Hubungan NPL dengan variabel lain yaitu dengan
meningkatnya NPL akan mengurangi jumlah modal bank, selain itu meningkatnya NPL
akan mempengaruhi perkembangan deviden dan laba perusahan, secara tidak langsung
menunjukkan adanya hubungan dengan efisiensi dalam memperoleh laba.
Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang
bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Rentabilitas merupakan perbandingan
antara laba usaha dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Penilaian
unsur ini didasarkan pada rasio laba terhadap total asset (Return on Asset). Semakin
besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset
(Hasibuan 2004:100). Hubungan ROA dengan variabel lain yaitu tinggi rendahnya rasio
ROA dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat efisiensi manajemen dalam menjalankan
operasi yang akan berpengaruh terhadap meningkatnya laba. Rasio
Efisiensi Operasional didasarkan pada penilaian rasio BOPO. Semakin
besar rasio BOPO yang dimiliki oleh bank maka akan berpengaruh terhadap pencapaian
laba yang tinggi. Hubungan efisiensi operasional terhadap variabel lain yaitu tinggi
rendahnya efisiensi operasional memberikan dampak pada rendahnya likuiditas, dan
penyaluran kredit yang rendah yang menyebabkan rendahnya profitabilitas. Yang
berdampak pada rendahnya laba yang dihasilkan.
Penilaian atas likuiditas bank didasarkan pada rasio Loan to Deposit
Ratio (LDR). Tingginya rasio LDR akan menyebabkan rendahnya likuiditas yang dapat
berpengaruh pada meningkatnya laba (Muljono, 2000:79). LDR yang tinggi (tidak
melebihi standar) tentu akan meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan
kegiatan bank dalam penyaluran kredit kepada nasyarakat yang berdampak pada
meningkatnya profitabilitas bank. Namun tingkat LDR yang tinggi tentu saja memiliki
jumlah resiko yang tinggi, yang apabila bank tidak dapat menanggulanginya maka akan
mengalami kerugian. Kualitas laba yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pertumbuhan laba yang dianalisis oleh (Zainuddin dan Hartono, 2000). Untuk
mengetahui pertumbuhan laba yang terjadi pada perusahaan dijadikan sampel pada
penelitian ini, akan digunakan rumus sebagai berikut dimana:
Δ Yn = Yn – Yn-1
Yn-1
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 4
5. Keterangan :
Δ Yn = perubahan laba tahun ke-n
Y = laba sebelum pajak
n = tahun ke-n
berdasarkan pemikiran diatas maka gambar 1.1 berikut ini menyajikan kerangka
pemikiran dan menjadi pedoman dalam keseluruhan penelitian yang dilakukan.
CAR
NPL
KUALITAS
ROA
LABA
BOPO
LDR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Hipotesis
H1 = Terdapat korelasi antara rasio CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR terhadap
kualitas laba Bank Umum yang terdaftar di BEI.
H2 = Rasio keuangan CAR, ROA, BOPO, NPL dan LDR secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba Bank Umum yang terdaftar di BEI.
H3 = Rasio keuangan CAR, ROA, BOPO, NPL dan LDR secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laba Bank Umum yang terdaftar di BEI.
III. METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah rasio CAMEL dan Kualitas
Laba. Unit Penelitian dalam penulisan skripsi ini yaitu Bank Umum yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Unit Analisis dalam penulisan ini yaitu laporan keuangan periode
waktu yaitu tahun 2004-2008 yang telah di audit dan secara teratur di listing pada
periode penelitian.
Populasi dan Sampel
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum yang terdaftar di BEI dan
listing selama 2004-2008, Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive
sampling dengan kriteria sebagai berikut.
1. Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun berturut-turut, yaitu
tahun 2004-2008.
2. Bank tidak sedang dibekukan atau termasuk dalam status pengawasan.
3. Bank yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama 5 tahun yaitu 2004-
2008.
Berdasarkan metode sampel diatas maka terdapat 15 bank dari 28 bank yang memenuhi
persyaratan sebagai sampel.
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 5
6. Variabel-Variabel
1. Variabel dependent atau Variabel terikat (Variabel Y)
Variabel terikat yang digunakan yaitu kualitas laba (Pertumbuhan laba).
2. Variabel independent atau Variabel bebas (Variabel X)
Capital Adequancy Ratio (CAR)
Non Performing Loans (NPL)
Return on Assets (ROA)
Efisiensi Operasional (BOPO)
Loan To Deposit Ratio (LDR).
Metode Analisis
1. Statistik Deskriptif adalah cabang dari statistik yang berhubungan
dengan penggambaran atau perigkasan data penelitian sehingga data tersebut mudah
dipahami.
2. Statistik Inferensial adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk
mengkaji, menaksir dan mengambil kesimpulan sebagian data (data sampel) yang
dipilih secara acak dari seluruh data yang menjadi subjek kajian (populasi). Dibagi
menjadi 4 tahap yaitu :
Uji Korelasi
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Autokorelasi
2. Uji Multikolinieritas
3. Uji Normalitas Data
4. Uji Heteroskedastisitas
Analisis Regresi
Penelitian ini menggunakan model analisis koefisien regresi berganda dengan bantuan
program SPSS untuk menganalisis pengaruh CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR
terhadap pertumbuhan laba (Y) yang disusun dalam bentuk persamaan berikut :
Y = a+b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +
Keterangan:
Y = Perubahan Laba
a Intercept persamaan regresi
b1-b5 = Koefisien regresi variabel independen
X1 = Capital Adequacy Ratio
X2 = Non Performing Loans
X3 = Return on Assets
X4 = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional
X5 = Loan to Deposit Ratio
Uji Hipotesa yaitu pengujian hipotesa tentang kemampuan variabel
independen dalam memprediksi variabel dependen masa mendatang dapat
menggunakan alat analisa statistik berupa uji F dan uji t.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 6
7. Hasil Penelitian
Yang menjadi obyek pada penelitian ini adalah bank umum yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2004 sampai 2008. Jumlah bank umum dari tahun 2004 sampai
2008 sebanyak 28 bank, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan ada 15 bank yang
masuk menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada lampiran). Berikut merupakan tabel
profil perusahaan perbankan yang menjadi sampel penelitian secara umum :
Tabel 4.1
Sebagai Sampel Penelitian
N0 Nama Bank
1 PT Bank Bumiputra Indonesia Tbk
2 PT Bank Central Asia Tbk
3 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
4 PT Bank Esekutif Internasional Tbk
5 PT Bank Internasional Indonesia Tbk
6 PT Bank Mandiri Tbk
7 PT Bank Mega Tbk
8 PT Bank Negara Indonesia Tbk
9 PT Bank Niaga Tbk
10 PT Bank NISP Tbk
11 PT Bank Pan Indonesia Tbk
12 PT Bank Permata Tbk
13 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
14 PT Bank Swadesi Tbk
15 PT Bank Viktoria Internasional Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2010
Statistik Deskriptif
Tabel 4.2
Deskriptif Data Variabel Penelitian
CAR (%) NPL(%) ROA(%) BOPO(%) LDR(%) Laba (%)
Rata-rata pertahun
2004 18.84 1.99 2.78 71.59 65.52 73.14
2005 18.19 2.39 1.44 81.70 62.19 -65.83
2006 19.31 2.22 1.68 80.82 64.03 2.17
2007 16.99 1.95 1.97 77.57 71.98 39.97
2008 16.70 1.84 1.62 79.93 74.83 21.19
Maksimum
Minimum 37.43 5.02 5.77 124.52 124 236
Rata-rata 9.34 0.77 -2.99 41.50 29.87 -469,19
18.0052 2.0865 1.8983 78.4703 67.7089 14,1275
Sumber : Data diolah, 2010
Tabel 4.2 memperlihatkan nilai CAR pada periode 2004-2008,
dimana pada periode tersebut nilai CAR mayoritas bank yang listing di BEI sudah
mencapai bahkan melebihi standar yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) sebesar 8%
yaitu sebesar 18,0052% sehingga dapat dikatakan mayoritas perusahaan perbankan
mempunyai kemampuan yang baik dalam memenuhi kewajiban kecukupan modalnya.
Adapun nilai CAR tertinggi dicapai yaitu sebesar 37,43% dan bank yang berada pada
nilai terendah yaitu sebesar 9,34%.
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 7
8. Nilai NPL pada periode 2004-2008, dimana pada periode tersebut
nilai NPL mayoritas bank yang listing di BEI sudah mencapai standar yang ditetapkan
Bank Indonesia (BI), kurang dari 5% yaitu sebesar 2,0865% sehingga dapat dikatakan
mayoritas perusahaan perbankan mempunyai kemampuan yang baik dalam memenuhi
penialian kualitas aset bank nya. Adapun nilai NPL tertinggi yaitu sebesar 5,02% ,
angka ini melebihi standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sehingga kualitas aset
yang dimiliki tidak sehat, dan nilai NPL terendah yaitu sebesar 0.77%, angka ini
menunjukkan bahwa penilaian kualita aset yang dimiliki dalam keadaan sehat.
Nilai ROA pada periode 2004-2008, dimana pada periode
tersebut nilai ROA mayoritas bank yang listing di BEI sudah mencapai standar yang
ditetapkan Bank Indonesia (BI) yaitu diatas 1,22% yaitu sebesar 1,8983% sehingga
dapat dikatakan rata-rata bank telah memiliki kemampuan yang baik dalam
menghasilkan income dan mengendalikan biayanya. Adapun nilai ROA tertinggi yaitu
sebesar 5,77% , dan bank yang memiliki nilai ROA terendah adalah yaitu sebesar -
2,99%, angka tersebut menandakan kemampuan bank dalam menghasilkan laba rendah,
hal ini disebabkan kurangnya kemampuan perusahaan dalam mengontrol pengeluaran
yang tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan sehingga laba yang dihasilkan
pun mengalami penurunan hampir disetiap tahunnya. Nilai BOPO pada periode 2004-
2008, dimana pada periode tersebut nilai BOPO mayoritas bank yang listing di BEI
sudah mencapai standar yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) yaitu kurang dari 93,52%
yaitu sebesar 78,4703% sehingga dapat dikatakan rata-rata bank telah memiliki
kemampuan efesiensi yang baik dalam menghasilkan pendapatan dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan.
Nilai BOPO tertinggi yaitu sebesar 124,52% angka tersebut jauh
melebihi standar yang diberikan oleh Bank Indonesia yaitu kurang dari 93,52% dan hal
itu menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam menjaga efisiensi tergolong rendah.
Tingginya rasio BOPO yang dimiliki tentu akan berdampak pada kemampuan bank
dalam memperoleh laba. Selanjutnya nilai BOPO terendah yaitu sebesar 41,50%.
Nilai LDR pada periode 2004-2008, dimana pada periode
tersebut nilai LDR mayoritas bank yang listing di BEI sudah mencapai standar yang
ditetapkan Bank Indonesia (BI) yaitu kurang dari 93.75% yaitu sebesar 67,7089%
sehingga dapat dikatakan rata-rata bank telah memiliki kemampuan yang baik dalam
pemenuhan hutang jangka pendeknya. Adapun bank yang memiliki nilai LDR tertinggi
yaitu sebesar 124%. Tingginya rasio tersebut disebabkan tingginya kredit yang
diberikan oleh bank dibandingkan dengan dana simpanan yang dimiliki bank. Semakin
besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau
simpanan masyarakat akan membawa dampak semakin besarnya konsekuensi resiko
kerugian yang harus ditanggung bank tersebut. Nilai LDR terendah yaitu sebesar
29,87% hal ini menunjukkan bank dalam keadaan sehat dalam mengelola likuiditasnya,
karena sudah memunuhi standar yang di tetapkan oleh Bank Indonesia yaitu kurang dari
93,75%.
Nilai Pertumbuhan Laba pada periode 2004-2008, dimana pada periode
rata-rata pertumbuhan laba yaitu sebesar 14,1275%. Adapun bank yang memiliki nilai
Pertumbuhan Laba tertinggi yaitu sebesar 236%. Keberhasilan tersebut dicapai melalui
efisiensi biaya atas pendanaan pada tahun sebelumnya. Nilai pertumbuhan laba terendah
yaitu sebesar-469,19.
Statistik Inferensia
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 8
9. Uji Korelasi
Table 4.3
Correlations
PertumbuhanLa
ba CAR NPL ROA BOPO LDR
Pearson PertumbuhanLa
1.000 .250 -.242 .462 -.372 -.139
Correlation ba
CAR .250 1.000 -.045 .401 -.449 -.271
NPL -.242 -.045 1.000 -.411 .154 .068
ROA .462 .401 -.411 1.000 -.630 -.174
BOPO -.372 -.449 .154 -.630 1.000 .173
LDR -.139 -.271 .068 -.174 .173 1.000
Sig. (1-tailed) PertumbuhanLa
. .015 .018 .000 .001 .118
ba
CAR .015 . .350 .000 .000 .009
NPL .018 .350 . .000 .094 .280
ROA .000 .000 .000 . .000 .067
BOPO .001 .000 .094 .000 . .068
LDR .118 .009 .280 .067 .068 .
Sumber : Data olahan spss, 2010
Pada tabel correlations tersebut, yang memiliki hubungan
terhadap pertumbuhan laba yaitu rasio CAR sebesar 0,015, rasio ROA sebesar 0,000,
rasio BOPO sebesar 0,001, dan rasio NPL sebesar 0,018. Sedangkan untuk rasio LDR
dengan nilai sig sebesar 0,118 tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap laba.
Kelima variabel bebas memiliki hubungan yang erat sekali dengan pertumbuhan laba,
akan tetapi hanya 3 variabel yaitu NPL, BOPO, LDR yang memiliki hubungan negatif.
Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas
Pengujian normalitas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
uji nonparametric test dengan uji menggunakan uji sampel Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 9
10. CAR ROA BOPO LDR NPL LABA
N 75 75 75 75 75 75
Normal Mean
Parameter 18.0052 1.8983 78.4703 67.7089 2.0865 14.1275
s(a,b)
Most Absolute
Extreme
.118 .119 .105 .117 .117 .140
Difference
s
Positive .118 .108 .074 .111 .117 .140
Negative -.064 -.119 -.105 -.117 -.064 -.140
Kolmogorov-Smirnov Z 1.026 1.030 .911 1.011 1.010 1.215
Asymp. Sig. (2-tailed) .244 .240 .378 .258 .260 .104
Sumber : Data olahan spss, 2010
Dapat dilihat pada tabel 4.4 nilai sig semua variable memiliki
nilai > 0,05. dan ini menandakan data yang digunakan berdistribusi normal.
1. Uji Multikolerasi
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
CAR .732 1.366
NPL .803 1.245
ROA .482 2.076
BOPO .549 1.820
LDR .920 1.087
Sumber : Data olahan spss, 2010
Tabel 4.5 terlihat bahwa semua variabel nilai VIF-nya kurang dari 10 dan nilai
Tolerance-nya lebih dari 0.1 maka hubungan variabel bebas dalam penelitian ini rendah
(tidak berkolerasi). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas dalam
model regresi yang digunakan.
2. Uji Heteroskedastisitas
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 10
12. Gambar 4.1 uji heteroskdastisitas
3. Uji Autokorelasi
Tabel 4.6
Model Summary(b)
Change Statistics Durbin-Watson
df1 df2 Sig. F Change
5 69 .002 1.844
Sumber : Data olahan spss, 2010
Dari hasil penelitian nilai DW sebesar 1.844 (lampiran 2 tabel
model summar b), dengan nilai tersebut menandakan bahwa model regresi tidak
terdapat masalah Autokorelasi.
Uji Regresi
Tabel 4.7
hasil uji regresi
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant
) 52.090 106.696 .488 .627
CAR
.842 2.092 .050 .402 .689
NPL
-10.504 14.285 -.086 -.735 .465
ROA
20.795 9.942 .318 2.092 .040
BOPO
-.702 .773 -.129 -.908 .367
LDR -.231 .611 -.042 -.378 .707
Sumber : Data olahan spss, 2010
Y = 52.09 + 0.842 X1 – 10.504X2 + 20,795 X3 - 0,702 X4 – 0.231 X5
Keterangan :
1. Konstanta sebesar 52.09 dan bertanda positif menandakan bahwa
pertumbuhan laba yang dihitung dengan persamaan regresi akan lebih besar dari yang
diharapkan. Konstanta tersebut menyatakan bahwa jika tidak ada nilai CAR, NPL,
ROA, BOPO, dan LDR , maka pertumbuhan laba yang diraih oleh bank umum sebesar
52.09.
2. Koefisien regresi sebesar 0.842 untuk rasio CAR dan bertanda positif, hal ini
menandakan bahwa setiap penambahan satu persen rasio CAR maka pertumbuhan
labanya meningkat sebesar 0.842 dengan asumsi variabel lain tetap dan sebaliknya.
3. Koefisien regresi sebesar 10.504 untuk NPL dan bertanda negatif, hal ini
menandakan bahwa setiap kenaikan satu persen rasio NPL maka akan menurunkan laba
sebesar 10.504 dengan asumsi variabel lain tetap dan sebaliknya.
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 12
13. 4. Koefisien regresi sebesar 20.795 untuk ROA dan bertanda positif, hal ini
menandakan bahwa setiap penambahan satu persen rasio ROA maka akan
meningkatkan laba sebesar 20,795 dengan asumsi variabel lain tetap dan sebaliknya.
5. Koefisien regresi sebesar 0.702 untuk BOPO dan bertanda negatif, hal ini
menandakan bahwa setiap penambahan satu persen rasio BOPO maka akan menurunkan
laba sebesar 0,702 dengan asumsi variabel lain tetap dan sebaliknya.
6. Koefisien regresi sebesar 0.231 untuk LDR dan bertanda negatif, hal ini
menandakan bahwa setiap penambahan satu persen rasio LDR maka akan menurunkan
laba sebesar 0.231 dengan asumsi variabel lain tetap dan sebaliknya
Uji Hipotesis
1. Uji F
Tabel 4.12
Hasil pengujian signifikan uji F hipotesis
R Adjusted R Durbin-
Model R Square Square Change Statistics Watson
F df df Sig. F
Change 1 2 Change
1 .483(a) .234 .178 4.209 5 69 .002 1.844
Sumber : Data olahan spss, 2010
Hasil uji F ini pada output SPSS menunjukkan tingkat signifikan 0.002, karena
probabilitas (0.002) jauh lebih kecil dari 0.05, maka CAR, NPL, ROA, BOPO dan LDR
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba hal ini
menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi pertumbuhan laba
ke 15 Bank Umum yang terdaftar di BEI. Sebesar 0,178 (tabel Adjusted R Square)
memiliki arti yaitu sebesar 17.8% dari pertumbuhan laba dapat dijelaskan oleh rasio
CAMEL. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 0,832 atau 83,20% variable lain yang diduga
yaitu :
a. Kondisi Politik
Perubahan kepemimpin yang terjadi pada tahun 2004.
Adanya paket kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia
dengan pemerintah.
b. Kondisi Ekonomi Domestik
Kondisi perekonomian yang masih labil pasca krisis.
Naiknya harga BBM dan suku bunga domestik.
Tekanan terhadap kurs rupiah.
Naiknya tingkat inflasi.
c. Kondisi Ekonomi Global
Naiknya harga minyak dunia
Meningkatnya suku bunga internasional, kondisi tersebut
berpotensi menurunkan permintaan domestic dan meningkatkan biaya usaha domestik
atau menurunkan daya saing produk domestik dipasaran internasional.
Ketidakseimbangan global yang dipicu oleh defisit neraca
berjalan dan fiskal AS yang secara berkelanjutan berpotensi menimbulkan risiko bagi
pertumbuhan ekonomi dunia dan instabilitas terhadap pasar keuangan global.
2. Uji t
Tabel 4.8
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 13
14. hasil uji t
Model t Sig.
1 (Constant) .488 .627
CAR .402 .689
NPL -.735 .465
ROA 2.092 .040
BOPO -.908 .367
LDR -.378 .707
Sumber : Data olahan spss, 2010
Hasil uji t menunjukkan hanya variable ROA yang mampu
menjelaskan pengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Pembahasan
1. CAR terhadap Pertumbuhan laba
Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio CAR tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba. Perbedaan hasil penelitian dengan teori dan penelitian
sebelumnya, menurut pemikiran penulis disebabkan oleh adanya peningkatan CAR
yang tidak diikuti oleh peningkatan pertumbuhan laba. Selain itu, pergerakkan rasio
CAR ke 15 Bank yang menjadi sempel pun tidak menunjukkan kesesuaian dengan teori
yang ada. Seperti diketahui bahwa CAR juga biasa disebut dengan rasio kecukupan
modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko
kerugian yang mungkin timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko
(kredit, penyertaan, tagihan pada bank lain dll) serta membiayai seluruh aktiva tetap
dan inventaris yang dimiliki bank. Maka bank-bank yang ada sebaiknya tetap
mempertahankan kecukupan modalnya karena modal merupakan hal yang penting
untuk kegiatan operasional. Selain itu perusahaan perbankan diharapkan semakin efektif
dalam penggunaan modalnya khususnya dana yang digunakan pada unit penyaluran
kredit, sehingga dapat memperkecil resiko kredit yang diberikan.
2 NPL terhadap Pertumbuhan laba
Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio NPL tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba. Perbedaan hasil dengan penelitian sebelumnya menurut
pemikiran penulis dikarenakan selama periode penelitian bank dihadapkan pada kredit
bermasalah yang tinggi. Kualitas perbankan mengalami penurunan akibat tekanan risiko
kredit yang meningkat dan meningkatnya suku bunga domestik. Kondisi NPL Ke 15
bank umum yang menjadi sampel penelitian walaupun memenuhi standar yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia namun masih terdapat beberapa bank yang masuk
dalam kondisi rawan.Selain faktor tingginya NPL yang terjadi pada periode penelitian,
alasan lain tidak berpengaruhnya rasio NPL terhadap laba disebabkan oleh adanya
peningkatan NPL yang tidak diikuti oleh pergerakan NPL. karena semakin tinggi NPL
maka semakin rendah kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Perbedaan yang
terjadi pada tahun 2008 disebabkan karena kondisi ekonomi yang masih rawan akibat
meningkatnya inflansi dan suku bunga domestik pada tahun tersebut.
3 ROA terhadap Pertumbuhan laba
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 14
15. Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio ROA berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba. persamaan hasil penelitian dengan teori dan penelitian sebelumnya,
menurut pemikiran penulis disebabkan oleh adanya peningkatan ROA yang diikuti oleh
peningkatan pertumbuhan laba. Rasio ROA mewakili aspek Earning yang menunjukkan
kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan dari pengelolaan aset yang
dipercayakan manajemen yang bersangkutan. Pengelolaan aset dapat diwujudkan
dengan dipatuhinya ketentuan mengenai Batas Umum Pemberian Kredit. Dengan
dipatuhinya ketentuan ini maka risiko terjadinya kredit macet akan berkurang sehingga
peluang untuk mendapatkan pendapatan bunga menjadi tinggi dan akan diperoleh
keuntungan atau laba yang maksimal.
4 BOPO terhadap Pertumbuhan laba
Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio BOPO tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba. Perbedaan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya,
menurut pemikiran penulis disebabkan selain kondisi keuangan pada periode penelitian
yang masih rentan akibat kenaikkan kredit yang berpengaruh terhadap kemampuan
manajemen dalam mengelola efisiensi operasionalnya. Selain itu nilai BOPO ke 15
bank yang menjadi sampel mengindikasikan bahwa masih terdapat beberapa bank yang
masih kurang dalam meningkatkan kemampuan manajemennya dalam mengelola
efisiensi.
5. LDR terhadap Pertumbuhan laba
Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio LDR tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba. Perbedaan hasil penelitian dengan teori dan penelitian
sebelumnya, menurut pemikiran penulis disebabkan oleh adanya peningkatan LDR yang
tidak diikuti oleh peningkatan pertumbuhan laba. Hal ini terjadi dikarenakan selama
penelitian bank dihadapkan pada kredit bermasalah yang terjadi antara tahun 2004-
2008. Rendahnya kredit yang terjadi karena kondisi perekonomian yang sulit baik
domestik maupun internasional (kenaikkan harga pokok, BBM dan minyak dunia).
Mengakibatkan banyak nasabah bank yang tidak memiliki kemampuan untuk
membayar pinjamannya kepada bank. Banyaknya kredit macet ini menyebabkan
tingginya rasio NPL. Dengan kondisi seperti ini, banyak bank kehilangan kesempatan
untuk memperoleh keuntungan dari pemberian kredit sehingga pada akhirnya
berpengaruh terhadap perolehan laba ke 15 Bank Umum yang menjadi sampel
penelitian. LDR menggambarkan tingkat likuiditas ataupun resiko dalam berinvestasi,
sehingga dengan LDR yang tinggi berarti perusahaan mempunyai resiko yang tinggi
dalam kegiatan operasionalnya, karena jumlah dana yang dipinjamkan cenderung lebih
besar dibandingkan dengan jumlah dana yang dikumpulkan dari pihak ketiga. Dengan
tingginya LDR maka terjadi kesenjangan antara kredit dengan jumlah simpanan,
sehingga berdampak pada makin rendahnya likuiditas yang akan mempengaruhi tingkat
kepercayaan investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan perbankan.
V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan
yaitu rasio CAMEL (CAR, ROA, BOPO, NPL dan LDR) secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba industri perbankan di Indonesia.
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 15
16. Sedangkan secara parsial hanya rasio ROA yang berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laba industri perbankan di Indonesia.
Keterbatasan Penulisan
Adapun keterbatasan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja bank. Misalnya ukuran perusahaan, bidang konsentrasi bank, skala
operasi.
2. Penelitian ini juga tidak memperhitungkan faktor ekonomi lainnya
seperti tingkat inflasi, tingkat bunga, subsidi pemerintah dan sebagainya.
3. Jumlah rasio keuangan yang dimasukkan dalam model sangat sedikit
sehingga akan mempengaruhi estimasi regresi. Beberapa rasio yang lain belum dapat
dimasukkan dalam analisis penelitian, karena keterbatasan data dan waktu selama
penelitian.
Saran
Adapun saran-saran yang diajukan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Faktor-faktor ekonomi seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, kebijakan
pemerintah, kondisi global dan sebagainya sebaiknya ikut dipertimbangkan dalam
memprediksi kualitas laba.
2. Ukuran perusahaan mungkin juga mempengaruhi kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba. Diharapkan periode amatan lebih panjang sehingga
memungkinkan diperolehnya keakuratan penelitian yang lebih baik.
3. Perlu adanya penambahan rasio-rasio keuangan yang dimasukan dalam
model penelitian Pemilihan rasio yang lebih banyak akan memberikan tingkat
keakuratan penilaian kualitas kinerja bank terhadap kualitas laba dengan periode
penelitian yang lebih panjang.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Ashari, dan Purbayu Budi Santosa. 2005.Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan
SPSS. ANDI.Yogyakarta
Atika, Violeta. 2010. Pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada
perusahaan perbankan yang listing di BEI tahun 2005-2007. Skripsi. Malang.
Universitas Negeri Malang.
Dendawijaya, Lukman.2005. Manajemen Perbankan. Erlangga. Jakarta
Hasibuan, Malayu S. P. 2004. Dasar-dasar Perbankan. Bumi Aksara.
Jakarta
IAI. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta
InfoBank. “BI Mesti Lebih Pro-aktif Pasca Pembekuan Bank Global”. Januari 2005.
Volume XXVI. No. 310. Hal. 38.
Linna, Ismawati. 2008. Pengaruh Rasio Kinerja Bank Terhadap Pertumbuhan Laba
Pada Bank Umum Swasta Nasional. Dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol II,
No.1 Desember 2008 , Hal 21-47
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 16
17. Lilis, Erna. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO ROA dan Kualitas
Aktiva Produktif Terhadap Perubahan Laba Pada Bank Umum di Indonesia. Tesis.
Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro
Muljono, Teguh Pudjo. 2000. Analisis Laporan Keuangan Perbankan. Jakarta Penerbit
Djambatan.
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta
Nesti Hapsari. 2004.Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba
Masa Mendatang Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta.Kode CA4C001295.hal 1-19
Rianti, cahya dewi. 2007. Analisis rasio keuangan untuk memprediksi pertumbuhan
laba .
Sumarta, Nurmadi H. 2000. Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan Thailand. Dalam Perspektif, Vol. 5, No. 2
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 Tentang
Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/61/KEP/DIR tanggal 9 Juli 1988.
Tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1987.
Tentang Cara Penilaian Kesehatan Bank
Susilo, Sri. Y., Triandaru. Sigit, dan A. Totok Budi Santoso. 2000. Bank dan Lembaga
Keuangan Lain. Salemba Empat. Jakarta
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1988. Tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Widjanarto. 2003. Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia. Pustaka Utama
Grafiti. Jakarta
Zainuddin dan Hartono. 2000. Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Pertumbuhan Laba. Dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 2. No. 1 Januari
2000, hal. 66-90.
Jurnal Universitas Gunadarma Hal 17