1. APRESIASI & KRITIK SENI
A. Apresiasi
Kata apresiasi berasal dari bahasa Inggris: “to appreciate” yang berarti menghargai,
menilai, menyadari, mengerti.
Dalam KBBI apresiasi memiliki 2 makna:
1. Kesadaran terhadap nilai seni dan budaya
2. Penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu
Soedarso S.P : apresiasi adalah mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk-beluk suatu
hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya sehingga mampu menikmati dan
menilai karya tersebut dengan semestinya
Apresiasi adalah suatu proses melihat, mendengar, menghayati, menilai, menjiwai dan
membandingkan atau menghargai suatu karya seni.
Dua aspek utama dalam apresiasi:
- Menilai
berkaitan dengan keindahan, unsur-unsur visual, teknik, dan ide atau pesan yang
disampaikan
- Menghargai
berkaitan dengan sejauh mana masyarakat memandang karya seni sebagai sesuatu yang
penting, bernilai, berguna, dan bermanfaat. Contohnya merawat hasil karya dan menghormati
pembuat karya seni.
Hal-hal yang diperlukan dalam apresiasi hasil karya seni.
1. Pengetahuan tentang seni
2. Kegemaran terhadap karya seni
3. Kepekaan estetik
4. Menghargai karya seni
Pendekatan Apresiasi terhadap suatu karya Seni terdiri dari :
1. PENDEKATAN KRITIK
Kritik berasal dari bahasa Yunani: “Krinein” yang memiliki arti memisahkan atau
merinci.
Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman, dan memperluas apresiasi.
2. Kritik seni juga dapat diartikan sebagai kegiatan menanggapi karya seni untuk
menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan
dan kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai aspek, terutama untuk menunjukkan
kualitas dari sebuah karya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman
dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi juga dipergunakan sebagai standar untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni. Tanggapan dan penilaian yang
disampaikan oleh seorang kritikus ternama sangat mempengaruhi persepsi penikmat terhadap
kualitas sebuah karya seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis (harga jual).
Kritikus Seni merupakan orang yang melakukan kritik terhadap karya seni dan budaya
orang lain atau dirinya sendiri.
Landasan yang harus ada sebelum menyampaikan kritikan:
1. Pengalaman yang cukup dalam materi kritik;
2. Keilmuan dan pengetahuan yang relevan;
3. Menguasai penerapan metode kritik yang tepat;
4. Menguasai media kritik (kebahasaan yang efektif dan komunikatif).
- JENIS / TIPE KRITIK
Menurut Feldman (1967) terdapat 4 jenis kritik seni, setiap tipe mempunyai ciri
(kriteria), media (bahasa), cara (metoda), pola berpikir, sasaran, dan materi yang tidak sama.
a. Kritik Populer
adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi umum. Tanggapan yang
disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja, lebih kepada pengenalan
atau publikasi sebuah karya. Dalam tulisan kritik populer, umumnya menggunakan gaya
bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam. dilakukan
spontan oleh para kritikus, banyak diterapkan di kontes-kontes seni seperti SMS, polling, atau
juri vote lock. Jenis kritik ini berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tipe kritik
populer adalah suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus yang tidak
ahli, terutama dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.
b. Kritik Jurnalis
adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara
terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat kabar. Kritk ini hampir sama
dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam. Kritik jurnalistik sangat cepat
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena
sifat dari media massa dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya. Isi dari kritik
jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran, pementasan, konser,
atau jenis pertunjukan lain dan didapatkan melalui metode wawancara.
3. c. Kritik Keilmuan / ilmiah
adalah jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan dan
kepekaan yang tinggi untuk menilai sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan
oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, dan disampaikan
dengan metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan
seringkali dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator institusi seni seperti museum,
galeri dan balai lelang, menampilkan analisis ilmiah dan mendalam, dilengkapi dengan data
dan hasil evaluasi.
Kritik ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas, mendalam,
dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding kesejarahan critical
judgment.
Penilaian kritik ilmiah tidak bersifat mutlak. Jenis kritik ini bersifat terbuka dan siap
dikoreksi oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya.
d. Kritik Kependidikan / Pendagogik
adalah kritik yang bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta
estetika subjek belajar seni. Jenis kritik ini umumnya digunakan di lembaga-lembaga
pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta
didiknya. Kritik ini yang digunakan guru di sekolah umum dalam penyelenggaraan mata
pelajaran pendidikan seni.
Tipe kritik ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan
kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru kesenian.
Tujuannya terutama mengembangkan bakat dan potensi artistik-estetik peserta didik agar
mempunyai kemampuan mengenali bakat dan potensinya.
- Bentuk – bentuk Kritik
Berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan, dikenal beberapa bentuk kritik
sebagai berikut :
1. Kritik Formalitik
Kajian kritik ditujukan terhadap konfigurasi aspek-aspek formalnya atau berkaitan
dengan unsur-unsur pembentukannya. Pada lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju kepada
kualitas penyusunan (komposisi) unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur, dan
sebagainya yang terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik berkaitan juga dengan
kualitas teknik dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni.
Kritik seni formalistik mengasumsikan bahwa kehidupan seni mempunyai dunia sendiri,
artinya terlepas dari realitas kehidupan keseharian yang kita alami.
Clive Bell (tokoh kritikus formalis) berpendapat bahwa:
4. “art is to be art, must be independent and self suficient“
Kriteria kritik formalis untuk menentukan ekselensi karya seni adalah significant form,
yakni kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetis bagi pengamat seni.
2. Kritik Ekspresivistik
Dalam kritik ini, kritikus cenderung menilai dan menanggapi kualitas gagasan dan
perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan
kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan
visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.
Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia. Kritik
seni ekspresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya membangkitkan
emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah.
3. Kritik Instrumentalistik
Dalam kritik ini, karya seni cenderung dikritisi berdasarkan kemampuananya dalam
upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik atau psikologi. Pendekatan kritik ini tidak
mempersoalkan kualitas formal dari sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya
baik saat ini maupun masa lalu.
Teori seni instrumentalistis menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan
mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam
kesenian.
Seni dipandang sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni terletak pada
manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat.
Para kritikus instrumentalis berpendapat bahwa kreasi artistik tidak terletak pada
kemampuan seniman untuk mengelola material seni atau pun pada masalah internal karya
seni.
Lukisan berjudul ”Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh misalnya,
dikritisi tidak saja berdasarkan kualitas teknis (formal) nya saja tetapi keterkaitan antara
objek, isi, tema dan tujuan serta pesan moral yang ingin disampaikan pelukisnya atau
interpretasi pengamatnya terhadap konteks ketika karya tersebut dihadirkan.
- Gaya Kritik Seni
Menurut Sudarmaji (1985) ada 3 gaya kritik yaitu:
1) Kontekstual : tidak hanya berpedoman pada unsur-unsur seni rupa melainkan juga pada
tema atau norma yang berlaku (moral, sosiologi, dan religi)
2) Interinstik : menonjolkan penilaian pada aspek-aspek fisik, murni untuk kepentingan
keindahan, tanpa mempertimbangkan keahlian seniman.
5. 3) Komparatif : membandingkan karya seseorang dengan karya orang lain.
- Tahapan Kritik Seni
Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan dalam kritik seni, dapat dirumuskan
tahapan-tahapan kritik secara umum sebagai berikut:
1. Deskripsi,
adalah tahapan untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang
dilihat apa adanya, dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar
dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang pengkritik harus mengetahui istilah-istilah
teknis yang umum digunakan dalam dunia seni. Tanpa pengetahuan tersebut, maka pengkritik
akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.
Hanya memberikan keterangan sesuai fakta yang kita lihat, tidak melibatkan kesan
pribadi yang imajinatif (menerka-nerka), dan menggunakan bahasa yang dapat dipahami
secara umum. (judul, nama seniman, tanggal pembuatan, media, dsb)
2. Analisis formal,
adalah tahapan untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau
unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus harus memahami unsur-unsur
seni rupa dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.
Tahap menganalisis unsur-unsur serta prinsip seni. Misalnya pada seni rupa : warna,
tekstur, ruang, dsb.
3. Interpretasi,
Tahap mengartikan sebuah karya sesuai sudut pandang pengamat. yaitu tahapan
penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan
masalah yang dihadirkan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang
dan wawasan pekritiknya. Semakin luas wawasan seorang pekritik biasanya semakin banyak
pula penafsiran karya yang dikritisinya.
4. Evaluasi atau penilaian,
merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian
adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan
dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait
dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks.
2. PENDEKATAN ANALITIK
Dalam pendekatan analitik, apresiasi terhadap sebuah karya seni rupa dilakukan dengan
menganalisis berdasarkan sudut pandang dan beberapa tahapan yaitu:
6. 1. Mencari tahu seputar seniman.
2. Menemukan kualitas estetik dari karya seniman (unsur-unsur seni rupa)
3. Melakukan interprestasi (mengungkapkan makna)
Dalam pendekatan analitik, juga terdapat pendekatan lain yang berhubungan dengan
pendekatan tersebut yaitu
a. Pendekatan Aplikatif : untuk mengetahui nilai keindahan karya seni secara
langsung, proses karyanya. Dengan melakukan kunjungan ke lokasi seni (studio,
pameran, rumah seniman).
b. Pendekatan Sejarah : menelusuri perjalanan berkesenian seniman.
c. Pendekatan Problematik : melihat permasalahan yang dihadapi seniman dalam
proses berkarya dan solusi yang diambil seniman.
B. CONTOH MAKALAH KRITIK SENI
KATA PENGANTAR
LATAR BELAKANG
1.1 Latar belakang ilmu kritik
Efek Kritik Terhadap Motivasi Diri
Mengkritik dan di kritik. Dua komponen yang ada ikatan bathin yang begitu kuat.
Keduanya, sama-sama saling merindukan. Subyek kritik membutuhkan obyek sebagai
tumpuan kritis, sementara obyek kritik memerlukan reaksi kritis sebagai sarana
pengembangan kualifikasi.
Terjadinya kritik disebabkan adanya ketidak sesuaian, penyimpangan ataupun
lepasnya batas-batas normatif dalam pandangan obyektif pelaku kritik. Tentu pandangan
masing-masing pelaku kritik didasari dari latar belakang ilmu pengetahuan dan
pengalamannya secara menyeluruh.
Artinya kritik pun bisa bermakna subyektif bisa pula bermakna obyektif. namun nilai
kritik akan sangat bisa di terima, tentunya, jika sudah melalui seleksi mayoritas atas
pandangan yang obyektif.
Situasi kondisi dalam hal ini. Sangat mudah kita saksikan. Baik itu di wilayah public,
maupun dalam wilayah-wilayah yang lebih kecil. Misalnya lingkungan sekitar. Atau bisa
juga dalam sebuah komunitas tertentu. Prilaku kritik mengkritik sangat mudah di jumpai
dimana saja. dalam konteks sesuai dengan wilayah masing-masing.
Mengkritik sebaiknya di barengi dengan semangat untuk membenahi. Semangat untuk
menciptakan kondisi yang lebih baik daripada sebelumnya. bukan sebaliknya. Jadi jikapun
7. terjadi sebaliknya, berarti ada yang konslet dari proses kritik mengkritik itu. Dan disitulah
yang musti dibenahi.
Dalam kehidupan sosial secara umum, kritik mengkritik kerap terjadi. saya yakin
dengan menjaga prinsip-prinsip saling menghormati, realistis dan menggunakan teknik
komunikasi yang cerdas, maka kritik akan menjadi perbuatan yang menyenangkan.
1.2 Latar Belakang Karya
Bangsa Indonesia terdiri banyak suku bangsa yang tersebar dari sabang sampai
merauke, terdiri dari berbagai daerah dan suku-suku yang hampir pada setiap daerah tersebut
mewariskan hasil-hasil karyanya berupa kesenian yang besar dan meyakinkan. Hasil kesenian
tersebut ternyata hingga saat sekarang masih hidup dan terpelihara. Kenyataan memberi
harapan tentang kelangsungan hidup seni-seni tradisi yang memiliki nilai-nilai tinggi dan
adhiluhung dengan berbagai variasinya, serta semakin besarnya perhatian masyarakat dan
pemerintah dalam mengelola masalah tersebut. Atas dasar tersebut amat disayangkan apabila
kesenian yang demikian itu sampai mengalami kepunahan karena adanya arus globalisasi
dengan masuknya budaya barat ke Indonesia, untuk itu sudah sewajarnya kita bangsa
Indonesia dan para generasi mudanya ikut andil dalam melestarikan sekaligus
mengembangkan seni budaya yang kita miliki. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa cabang
kesenian tradisi yang ada di Indonesia meliputi Seni Tari, Seni Musik, Seni Rupa, Seni Suara,
Seni Sastra, dsb. Dalam bidang Seni musik masih terbagi-bagi lagi menjadi bermacam-
macam jenisnya, dan salah satunya adalah seni musik tradisional yang dapat di kolaborasikan
dengan musik modern, dengan adanya kolaborasi musik tradisional dengan musik modern,
musik tradisional tidak akan mengalami kepunahan dan tidak hilang dari dunia musik di
Indonesia.
8. DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................... 1
Latar belakang ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Ilmu kritik ................................................... 1
1.2 Latar Belakang Karya .......................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................. 3
BAB I
1. Deskripsi ............................................................................................ 4
2. Analisis Formal .................................................................................. 4
a. Gaya Perseorangan ................................................................ 4
b. Tema ...................................................................................... 6
c. Kreativitas ............................................................................. 6
d. Tekhnik mewujudkan karya .................................................. 6
3. Interprestasi ....................................................................................... 6
4. Evaluasi ............................................................................................. 7
BAB II
Penutup .................................................................................................. 8
1. Kesimpulan ........................................................................... 8
Daftar pustaka ....................................................................................... 9
Lampiran .............................................................................................. 10
9. BAB I
1. DESKRIPSI
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan
mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan
analisis atau mengambil kesimpulan. Dari yang saya lihat di video yang saya kritik saya
mendeskripsikannya adalah sebagai berikut :
· Pemain Musik Terdiri dari 8 pemusik
· Alat musik yang dimainkan yaitu : Gitar Bass, Gitar Elektrik, Angklung, Seruling,
Drum, gendang, dan Jimbe.
· Para personil mengenakan baju kaos bewarna hitam, dan memakai celana panjang.
Cahaya lampu tidak begitu terang, hanya bagian tengah yang terang dan berwarna
warni.
Di bagian depan panggung terdapat tanaman hijau sebagai penghias panggung.
Musik yang dimainkan pada saat pembuka alunan musiknya begitu pelan. Pada
pertengahan alunan musik nya berangsur angsur cepan dan mulai menaikan tempo. Dibagian
akhir musiknya cepat dan begitu bersemangat.
2. ANALISIS FORMAL
a. Gaya Perseorangan
· Pemain Gitar
Pemain Gitarnya kurang begitu energik, saat memainkan gitar pemainnya terlalu sering
melihat ke personil yang lain, sehingga berkesan musik yang di mainkan salah, dan dapat
mengurangi nilai keindahan penampilan. Teknik memainkan gitar cukup baik, lumayan rapi,
namun lebih di tingkatkan lagi agar lebih menarik. Effek yang digunakan sebaiknya yang
lebih dalam/tajam agar tampak lebih menarik untuk didengar.
· Pemain Gendang
Pemain gendang sangat bagus. Karena dari awal tempo yang dimainkan sangat teratur. Dan
dengan pola yang begitu rapi, namun harus hati hati saat Fill karena seringkali kelebihan
ketukan.
· Pemain bas
Suara Gitar Bass kurang terdengar, pemaniinya kelihatan kurang menikmati permainan
musiknya, karena sering diam dan tidak banyak bergerak. Suara bas sebaiknya ditambah
karena tanpa bass musik kurang menari untuk di dengar.
10. · Pemain Angklung
Pemain Angkung nya cukup rapi dan penempatan melodi yang dimainkan cukup baik, namun
lebih baik lagi jika dimainkan dengan tempo yang lebih cepat dan lebih ramai.
· Pemain Seruling
Pemain serulingnya cukup baik, namun mungkin lebih bagus jika serulingnya lebih dominan
dengan suara melodi gitar, agar ciri khas musik tradisional dan musik modernya menyatu.
· Pemain Drum
Suara drum tidak begitu terdengar, sehingga musiknya menjadi kurang ramai. Menurut saya
suara drum ini lah yang lebih mendomonankan suara musik modern sesudah giitar elektrik.
Pemain drum nya tidak begitu kelihatan, sebaiknya penataan panggung nya di perbaiki lagi.
· Pemain Jimbe
Pemain jimbe begitu baik, karna pola yang dimainkan begitu rapat, dan dapat dimainkan
dengan baik.
b. Tema
Temanya adalah Kolaborasi Antara Musik Tradisional dan Musik modern
c. Kreativitas
Menurut saya musik yang mereka mainkan begitu unik, mulai dari pembukaan
menggunakan suara yang keluar dari rongga mulut atau tenggorokan (akafela). Mereka dapat
menggabungkan antara alat musik tradisional dan alat musik moderen, dan dapat
menghasilkan pertunjukan musik yang cukup menarik untuk di saksikan.
Penggabungan antara alat musik tradisional dengan alat musik modern yang mereka
mainkan cukup memberi suasana yang berbeda, suasana tradisionalnya begitu kental, namun
di tambah dengan alat musik modern musik yang dimainkan semakin berirama dan semakin
hidup.
d. Tekhnik Mewujudkan Karya
Teknik memainkan alat musik cukup baik, tempo yang teratur, dan penyusunan irama
yang cukup teratur sehinga tidak naik turun. Dari segi pakaian/kostum agak kurang menarik,
mungkin dengan memakai pakaian adat dan juga pakaian yang modern sehingga begitu
tampak antara tradisional dan modern nya. Pemakaian pakaian yang cerah juga dapat
membuat suasana yang bersemangat dan juga di sesuaikan dengan musik yang dibawakan.
3. INTERPRESTASI
Pesan yang disampaikan dari karya ini adalah musik tradisional Jangan di tinggalkan,
karna musik Tradisional adalah musik asli dari indonesia. Musik tradisional merupakan
kekayaan serta ciri khas suatu Negara, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya
11. dengan alat alat musik tradisional merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain
kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
Musik tradisional juga dapat di kolaborasikan dengan musik moderen yang tidak kala
menarik untuk di saksikan.
4. EVALUASI
Dari video dapat di peroleh komentar sebagai berikut:
· Gagah... Siap tempur deui Kang Ahmad...?
ArdiansyahAdy 1 year ago
· maju terus ringkang....
khozach 1 year ago
12. BAB II
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Musik tradisional jangan pernah di tinggalkan karena musik tradisional adalah
warisan nenek moyang suatu bangsa yang di turunkan secara turun temurun. Musik
tradisional ini merupakan suatu cirikhas sebuah bangsa, maka menjaga, memelihara dan
melestarikan budaya dengan alat alat musik tradisional merupakan kewajiban dari setiap
individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan
dilestarikan oleh setiap suku bangsa. Musik tradisional juga dapat di kolaborasikan dengan
musik moderen yang tidak kala menarik untuk di saksikan.