Makalah ini membahas tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3L) serta bahan berbahaya dan beracun (B3) di laboratorium. Topik utama yang dibahas adalah cara menganalisis K3L di laboratorium, jenis bahaya yang ada di laboratorium seperti keracunan dan kebakaran, serta isi dari MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia laboratorium.
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia organik
1. Tugas Makalah
K3L dan B3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
(Bahan Berbahaya dan Beracun)
Laboratorium Dasar Bersama
Kelompok 4 Shift B:
Dwi Kurnia Sari (06121010006)
Pirden Simanjuntak (06121010032)
Pujiati (06121010018)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
0
2. 1
Daftar Isi
Daftar Isi ................................................................................................................................. 0
BAB I...................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 4
2.1 Kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium ............................................................ 4
2.2 Jenis-jenis bahaya di laboratorium ................................................................................ 6
2.3 MSDS Bahan Laboratorium ......................................................................................... 7
2.4 Simbol Bahan Kimia Berbahaya ..................................................................................14
BAB III ..................................................................................................................................15
PENUTUP ..........................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................15
3.2 Saran ........................................................................................................................15
Daftar Pustaka.........................................................................................................................16
3. BAB I
PENDAHULUAN
2
1.1 Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting bagi kita untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau
bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa
maupun kerugian materi bagi pekerja tetapi juga dapat merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan dan
lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode
bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan,
penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang.
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan
pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan
oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan
nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa
nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek dan tidak akan menyebabkan kecelakaan.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa,
tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan
psikologis.
Pengertian bahan berbahaya dan beracun menurut peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 74 tahun 2001 adalah ” Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya
disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya”.
Bentuk dari bahan berbahaya dan beracun meliputi padat, cair, gas, adapun Bahan
berbahaya dan beracun dalam bentuk padat adalah fiber glass, glass wool, Asbes, phospor,
berilium, serbuk kayu, sedangkan yang cair adalah terpentin, benzen, alkohol, pestisida, dan
yang gas adalah hydrogen, fluoride, sulfur dioxide, phosgene, carbon monoxide, hydrogen
cyanide, and hydrogen sulphide.
4. 1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik masalah sebagai berikut
1. Bagai mana cara menganal kesehatan dan keselamatan kerja ?
2. Apa saja jenis-jenis bahaya di laboratorium ?
3. Apa isi MSDS bahan laboratorium ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Mengenal kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
2. Mengenal jenis – jenis bahaya di laboratorium
3. Mengetahui MSDS bahan laboratorium
3
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium
Laboratorium kimia merupakan kelengkapan sebuah program studi yang digunakan
untuk meningkatkan ketrampilan penggunaan dan pemakaian bahan kimia maupun peralatan
analisis (instrumentasi). Dalam penggunaan lanjut, laboratorium merupakan sarana untuk
melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. Laboratorium kimia dengan segala kelengkapan
peralatan dan bahan kimia merupakan tempat berpotensi menimbulkan bahaya kepada para
penggunanya jika para pekerja di dalamnya tidak dibekali dengan pengetahuan mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang
dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekejaan
dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan dengan merasa
nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi
membahayakan para pekerja. Pengendalian juga ditujukan kepada sumber yang berpotensi
menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan
penserasian peralatan kerja/ mesin/ instrumen, dan karakteristik manusia yang menjalankan
pekerjaan tersebut maupun orang-orang yang berada di sekelilingnya. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan ksenyamanan kerja dan
keselamatan kerja yang tinggi.
Perkembangan ilmu pengetahuan melalui berbagai penelitian dan percobaan di
laboratorium sudah sedemikian pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat ini sangat
bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Akan tetapi perkembangan yang sedemikian pesat
juga dikhawatirkan akan berpotensi meningkatkan bahaya dalam industri.
Kalau prinsip keseimbangan dan keserasian dipegang teguh oleh para ilmuwan dan
para pengusaha, niscaya kekhawatiran tersebut dapat diminimalkan. Peningkatan kemampuan
dalam membuat alat dengan teknologi baru haruslah diimbangi dengan penciptaan alat
pengendali yang lebih canggih dan kemampuan tenaga yang makin beertambah. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menghadapi bahaya yang mungkin timbul akibat dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain menyangkut ukuran alat, alat
pengendali, kemampuan dan ketrampilan pekerja, alat penanggulangan musibah, dan
pengawasan yang dilakukan.
4
6. Dari segi ekonomi pemakaian alat yang berkapasitas besar adalah lebih
menguntungkan, akan tetapi bahaya yang mungkin ditimbulkan juga akan besar. Dengan
demikian penentuan ukuran reaktor harus didasarkan pada keuntungan dari segi ekonomi dan
bahaya yang mungkin ditimbulkan. Salah satu langkah pengamanan yang dilakukan dalam
rancang bangun adalah penggunaan safety factor atau over design factor pada perhitungan
perancangan masing-masing alat dengan kisaran 10 – 20 %. Alat pengendali harus lebih
canggih dan lebih dapat diandalkan. Alat pengamanan yang terkait dengan alat produksi dan
alat perlindungan bagi pekerja harus ditingkatkan. Biaya untuk membangun keselamatan dan
kesehatan kerja, biaya untum membeli alat-alat pengamanan memang cukup besar. Akan
tetapi keselamatan dan kesehatan kerja juga akan lebih terjamin.
Kemampuan dan ketrampilan pekerja harus ditingkatkan melalui pendidikan dan
pelatihan sehingga dapat mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alat
penanggulangan musibah harus ditingkatkan agar malapetaka yang diakibatkan oleh penerpan
teknologi maju tidak sampai meluas dan merusak. Pengawasan terhadap alat maupun terhadap
pekerja harus dilakukan secara teratur dan berkesenambungan.
MSDS merupakan dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia
mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan,
pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut.
Berdasarkan isi dari MSDS maka dokumen tersebut sebenarnya harus diketahui dan
digunakan oleh para pelaksana yang terlibat dengan bahan kimia tersebut yakni produsen,
pengangkut, penyimpan, pengguna dan pembuangan bahan kimia. Pengetahuan ini akan
dapat mendukung budaya terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja.
5
Memakai Alat Pelindung Diri ( APD )
Pengendalian secara teknis yaitu pengendalian langsung pada sumbernya merupakan
alternatif pertama
Alternatif terakhir adalah pemakaian APD
MACAM-MACAM ALAT PELINDUNG DIRI
A. Pakaian kerja
Untuk panas radiasi, harus dilapisi dengan bahan yang bisa merefleksi panas, misalnya
alumunium
Pakaian kerja untuk panas konveksi, terbuat dari katun yang mudah menyerap keringat
Pakaian kerja untuk radiasi
Mengion harus dilapisi dengan timbal
Pakaian kerja tahan bahan kimia, terbuat dari karet atau plastik
Pakaian yang bersifat sebagai isolasi terhadap panas misalnya wool, katun, asbes
(tahan sampai 500o c)
7. 6
Alat Pelindung Kepala
1. SAFETY HELMET : dipakai untuk melindungi kepala dari bahaya kejatuhan,
terbentur dan terpukul benda keras dan tajam.
Bahan : plastik, bakelite
2. HOOD (TUTUP KEPALA)
dipakai untuk melindungi kepala dari bahan kimia, panas radiasi terbuat dari asbes
atau kain yang dilapisi alumunium
3. HAT/CAP TOPI yang dipakai untuk melindungi kepala dari kotoran.
2.2 Jenis-jenis bahaya di laboratorium
1. Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyarapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti
amonia, karbon monoksida, benzeyona, kloroform dan sebagainya. Keracunan dapat berakibat
fatal ataupun gangguan kesehatan. Keracunan pada manusia dapat terjadi apabila zat racun
tertelan ,lewat kulit atau terhisap, oleh karma itu bekerja di laboratorium harus lah
menggunakan pelindung pernafasan ( masker), pelindung mata ( kaca mata khusus), pelindung
tangan ( sarung tangan) dan pelindung tubuh ( jas Lab)
2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti H2SO4, HCI, natrium.
hidroksida, gas C1 dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit
saluran pernafasan dan mata.
3. Kebakaran dan luka bakar
Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati- hati dalam menangani pelarut-pelarut
organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol sbb.
Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan listrik clan dengan adanya
oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan
pemadaman menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.
Kebakaran di lab dapat di kelompok kan menjadi:
• kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di atasi dengan
menggunakan air yang berfungsi sebagai pcndingin dan untuk menye limuti bahan dari
oksigen.
• Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat padamkan dengan
menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi untuk mengisolasi
bahan dari oksigen.
• Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan gas CO2 dan
halon (CF3Br).
8. • Kebakaran logam –lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat di atasi dengan
menggunakan Nbuk kering campumn natrium karbonat,kalium klorida, kalium karbonat, dan
amonium fosfat. Selain itu kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2 dan halon.
7
4. Merusak kulit
Bahan- bahan yang merusak kulit:
Asam – asam kuat :H2SO4, HNC3, HCl clan HF
Basa- basa kuat : NaOH , KOH
Asam dan baa lemah : CH3COOH , ( COOH)2 NH4 OH
Lain- lain : H2 O2 pekat, brom cair, dan lain-lain
Hindari kulit, mata, dan bagian tubuh lain dari bahan – bahan kimia ini. Pada saat
mengambil cairan dari dalam botol, jangan sampai ada zat yang tercecer dari dalam botol.
Mengambil zat tidak boleh di hisap dengan mulut melain kan dengan karet penghisap.
5. Bahaya-bahaya lain
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu,dan pencemaran
lingkungun. Jadi, jelas laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi
bahaya apapun dapat di kendalikan sehingga tidak menimbul kan kerugian. Suatu contoh,
bahan bakar bensin dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang sangat besar.
2.3 MSDS Bahan Laboratorium
MSDS merupakan dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia
mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan,
pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut.
Berikut isi MSDS bahan laboratorium
No Nama Bahan Bentuk Bahaya Aspek K3
1 Biphenyl-4 cair Mengiritasi
kulit toksik
bagi
organisme
akuatik, dapat
menyebabkan
adanya efek
jangka
panjang yang
merugikan
pada
linkungan
Setelah terhi rup : hirup udara bersih.
Konsultasi dengan dokter jika merasa
tak enak
Setelah kontak pada kulit: cuci dengan ai
r
yang cukup. Lepaskan pakaian yang
terkontam inasi
Setelah kontak dengan mata : bilas
dengan air yang cukup dengan kelopak
mata terbuka lebar . Panggil
ophtamologis
Setelah tertelan : beri korban minum air
9. akuatik.
yang cukup, usahakan muntah, panggil
- Terhirup: pindahkan ke tempat yang
- Terhirup: pindahkan ke tempat yang
8
dokter
2 Toluena Cairan - Mudah
terbakar
- Iritasi bila
terkena mata
dan kulit
- Bahaya
bila terhirup
dan tertelan
berudara segar, jika tidak bernafas beri
pernafasan buatan, bila kesulitan
bernafas beri oksigen. Segera beri
tindakan medis.
- Terkena mata: segera basuh dengan
air yang banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
- Terkena kulit: segera basuh kulit
dengan air yang banyak, segera beri
tindakan medis.
- Tertelan: segera hubungi dokter.
Jangan paksakan muntah kecuali tim
medis yang mengarahkannya, jangan
beri apapun melalui mulut jika korban
tidak sadar.
3 4-
bromopyridiniu
m chloride
kristal Mengiri tasi
mata dan kuli
t
Setelah terhi rup : hirup udara segar
Setelah kontak dengan kulit : cuci denga
nair yangcukup, lepaskan pakaian yang t
erkontaminasi .
Setelah kontak dengan mata : bilas
dengan air yangcukup dengan kelopak
mata
terbuka. Panggil
ophtamologis
Setelah tertelan : berikan korban minum
air yang cukup, usahakan muntah,
panggi l dokter
4 n-heksan atau
Heksana
Cairan - Sangat
mudah
terbakar
dalam bentuk
cairan
berudara segar, jika tidak bernafas beri
pernafasan buatan, bila kesulitan
bernafas beri oksigen. Segera beri
tindakan medis.
10. maupun uap.
- Terhirup: pindahkan ke tempat yang
9
-
Menyebabka
n iritasi bila
terkena mata
dan kulit,
juga saluran
pernafasan
- Bahaya
bagi
lingkungan
- Terkena mata: segera basuh dengan
air yang banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
- Terkena kulit: segera basuh kulit
dengan air yang banyak, segera beri
tindakan medis.
- Tertelan: segera hubungi dokter.
Jangan paksakan muntah kecuali tim
medis yang mengarahkannya, jangan
beri apapun melalui mulut jika korban
tidak sadar.
5 Kloroform/
Chloroform
Cairan - Iritasi bila
terkena mata
dan kulit
- Bahaya
bila tertelan
dan terhirup
berudara segar, jika tidak bernafas beri
pernafasan buatan, bila kesulitan
bernafas beri oksigen. Segera beri
tindakan medis.
- Terkena mata: segera basuh dengan air
yang banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
- Terkena kulit: segera basuh kulit
dengan air yang banyak, segera beri
tindakan medis.
- Tertelan: segera hubungi dokter. Jangan
paksakan muntah kecuali tim medis
yang mengarahkannya, jangan beri
apapun melalui mulut jika korban tidak
sadar.
6 Ammonia
solution
concent rated
26% Reag.
Ph Eur
Cairan Mengakibatk
anrasa terbaka
r
Sangat toksik
bagi
organisme
akuatik
Setelah terhi rup : hirup udara segar.
Panggi l dokter
Setelah kontak dengan kulit : cuci denga
nair. Olesi dengan polyethylene glycol 4
00.Langsung
lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
Setelah kontak dengan mata : bilas
dengan air selama sekurangnya 10 menit
dengan kelopak mata terbuka
lebar, secepatnya panggil dokter mata.
Setelah tertelan: berikan korban minum
air yang banyak (jika mungkin beberapa
liter), hindari muntah
(resiko perforasi ). Secepatnya panggil
11. 10
dokter. Jangan mencoba menetral isir .
7 Isopropil
alcohol atau 2-
propanol atau
isopropanol
Cairan - Iritasi bila
terkena kulit
- Bahaya
bila terhirup,
tertelan, atau
terkena mata.
- Mudah
terbakar
- Terhirup: pindahkan ke tempat yang
berudara segar, jika tidak bernafas beri
pernafasan buatan (jangan meleui mulut
ke mulut), bila kesulitan bernafas beri
oksigen. Segera beri tindakan medis.
- Terkena mata: segera basuh dengan
air yang banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
- Terkena kulit: cuci dengan sabun
dan air. Tutup kulit yang iritasi dengan
emollient. Segera beri tindakan medis.
- Tertelan: segera hubungi dokter.
Jangan paksakan muntah kecuali tim
medis yang mengarahkannya, jangan
beri apapun melalui mulut jika korban
tidak sadar.
8 Barium
perchlorate
anhydrous GR
Padat Meledak jika
dicampur
dengan bahan
yang mudah
terbakar
(combustible)
.
Berbahaya
Melalui
penghirupan
dan jika
tertelan.
Setelah menghirup : hirup udara segar.
Setelah kontak pada kulit: cuci dengan
air yang banyak. Lepaskan pakaian yang
terkontaminasi.
Setelah kontak dengan mata : bilas
dengan air yang banyak dengan kelopak
mata terbuka lebar. Hubungi
dokter mata.
Setelah tertelan : buat korban minum air
yang banyak, rangsang agar muntah,
hubungi dokter.
Sesudah itu berikan : Sodium sulfate
(1 sendok makan/1/4 l air).
Jika napas terhenti : segera berikan pern
apasan buatan secara mekanik, jika
diperlukan berikan
oksigen.
12. - Terhirup: pindahkan ke tempat yang
11
Jika korban tidak sadar : baringkan ke
arah samping.
9 Metanol Cairan - Mudah
terbakar
-
Berbahaya
bila tertelan,
terhirup, atau
terserap
melalui kulit
- Iritasi bila
terkena mata
dan kulit
- Beracun
- Terhirup: pindahkan ke tempat yang
berudara segar, jika tidak bernafas beri
pernafasan buatan, bila kesulitan
bernafas beri oksigen. Segera beri
tindakan medis.
- Terkena mata: segera basuh dengan
air yang banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
- Terkena kulit: segera basuh kulit
dengan air yang banyak, segera beri
tindakan medis.
- Tertelan: segera hubungi dokter.
Jangan paksakan muntah kecuali tim
medis yang mengarahkannya, jangan
beri apapun melalui mulut jika korban
tidak sadar.
10 Butyl alcohol
atau
n-butanol
Cairan - Mudah
terbakar
- Iritasi bila
terkena kulit
- Bahaya
bila terhirup,
tertelan, atau
terkena mata.
berudara segar, jika tidak bernafas beri
pernafasan buatan, bila kesulitan
bernafas beri oksigen. Segera beri
tindakan medis.
- Terkena mata: segera basuh dengan
air yang banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
- Terkena kulit: cuci dengan sabun
dan air. Segera beri tindakan medis bila
iritasi berlangsung lama.
- Tertelan: beri 2 gelas air bila korban
sadar. Jangan paksakan muntah. Jika
korban tidak sadar jangan beri apapun
melalu mulut. Segera panggil dokter.
13. - Terhirup: pindahkan ke tempat yang
- Terhirup: pindahkan ke tempat yang
12
11 Sikloheksan
atau
Cyclohexane
Cairan - Mudah
terbakar
- Iritasi bila
terkena mata
dan kulit
- Bahaya
bila terhirup
dan tertelan
berudara segar, jika tidak bernafas beri
pernafasan buatan, bila kesulitan
bernafas beri oksigen. Segera beri
tindakan medis.
- Terkena mata: segera basuh dengan
air yang banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
- Terkena kulit: segera basuh kulit
dengan air yang banyak, segera beri
tindakan medis.
- Tertelan: segera hubungi dokter.
Jangan paksakan muntah kecuali tim
medis yang mengarahkannya, jangan
beri apapun melalui mulut jika korban
tidak sadar.
12 Pyrocatechol
monoethyl
ether
Padat Mmengiritasi
kulit dan
mata
Setelah menghirup : hirup udara segar.
Setelah kontak dengan kulit : cuci
dengan air yang banyak. Lepaskan
pakaian yang terkontaminasi.
Setelah kontak dengan mata : bilas
dengan air yang banyak dengan kelopak
mata terbuka lebar.
Hubungi dokter.
Setelah menelan: segera beri korban
air minumyang banyak.Hubungi dokter.
13 Benzena Cairan - Mudah
terbakar
- Iritasi bila
terkena mata
dan kulit
- Bahaya
bila terhiru
dan tertelan
berudara segar, jika tidak bernafas beri
pernafasan buatan, bila kesulitan
bernafas beri oksigen. Segera beri
tindakan medis.
- Terkena mata: segera basuh dengan
air yang banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
- Terkena kulit: segera basuh kulit
dengan air yang banyak, segera beri
tindakan medis.
- Tertelan: segera hubungi dokter.
Jangan paksakan muntah kecuali tim
medis yang mengarahkan, jangan beri
apapun melalui mulut jika korban tidak
14. - Terhirup: pindahkan ke tempat yang
- Terhirup: pindahkan ke tempat yang
13
sadar.
14 Etanol atau etil
alcohol
Cairan - Mudah
terbakar baik
dalam liquid
maupun uap
- Iritasi bila
terkena mata
dan kulit
- Bahaya
bila terhirup
dan tertelan
berudara segar, jika tidak bernafas beri
pernafasan buatan (jangan meleui mulut
ke mulut), bila kesulitan bernafas beri
oksigen. Segera beri tindakan medis.
- Terkena mata: segera basuh dengan
air yang banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
- Terkena kulit: segera basuh dengan
air yang banyak min 15 menit, segera
beri tindakan medis. Bilas dengan sabun
dan air.
- Tertelan: jangan paksakan muntah.
Bila korban sadar, beri 2-4 cangkir
susu/air. Jangan beri apapun melalui
mulut jika korban tidak sadar. Segera
beri tindakan medis.
15 Karbon
tetraklorida
Cairan - Iritasi bila
terkena mata
dan kulit
- Bahaya
bila tertelan
dan terhirup
berudara segar, jika tidak bernafas beri
pernafasan buatan, bila kesulitan
bernafas beri oksigen. Segera beri
tindakan medis.
- Terkena mata: segera basuh dengan
air yang banyak min 15 menit. Beri
tindakan medis.
- Terkena kulit: segera cuci dengan
sabun dan air min 15 menit, segera beri
tindakan medis jika diperlukan.
- Tertelan: segera hubungi dokter.
Jangan paksakan muntah kecuali tim
medis yang mengarahkannya, jangan
beri apapun melalui mulut jika korban
tidak sadar.
15. 14
2.4 Simbol Bahan Kimia Berbahaya
Huruf kode: E
Explosive (bersifat mudah meledak)
Contoh: asam nitrat dapat menimbulkan
ledakan jika
bereaksi dengan beberapa solven seperti
aseton, dietil eter, etanol, dll
Huruf kode: O
Oxidizing (pengoksidasi)
Contoh: kalium klorat dan kalium
permanganat juga asam nitrat pekat
Huruf kode:F+
Extremely flammable (amat sangat
mudah terbakar)
Contoh: dietil eter (cairan) dan propane
(gas)
Huruf kode: T+
Very toxic (sangat beracun)
Contoh: kalium sianida, hydrogen sulfida,
nitrobenzene
dan atripin
Huruf kode: Xn
benzene (toksik, karsinogenik).
Harmful (berbahaya)
Contoh: solven 1,2-etane-1,2-diol atau
etilen glikol
(berbahaya) dan diklorometan (berbahaya,
dicurigai karsinogenik).
Huruf kode: C
Corrosive (korosif)
Contoh: asam mineral seperti HCl dan
H2SO4 maupun
basa seperti larutan NaOH (>2%).
16. BAB III
PENUTUP
15
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1. Dalam bekerja dilaboratorium kimia, hal yang paling utama yang perlu diperhatikan
adalah ketelitian dan kewaspadaan karena kecerobohan dan keteledoran tentu saja
dapat mengundang segala resiko yang mungkin bisa saja terjadi.
2. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi
membahayakan para pekerja.
3. MSDS merupakan dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia
mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan,
pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut.
3.2 Saran
Demi keselamatan individual maupun bersama maka sebelum bekerja didalam
laboratorium kimia, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan K3L dan B3 serta hal –hal apa
saja yang perlu dilakukan kemudian jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena apa – apa
saja yang tertulis pada tata tertib praktikum perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik,
hal ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan – kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa
saja terjadi, karena mencegah lebih baik dari pada. mengobati ". Dan dengan kehati - hatian
serta pengetahuan akan teknik kerja yang benar, laboratorium bukanlah tempat yang
berbahaya.
17. Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Bahan Kimia Berbahaya (online).
http://dyah-dyahrahayu.blogspot.com/2013/03/contoh-bahan-kimia-berbahaya.html
diakses 11 September 2013.
Anonim. 2013. Kesehatan dan Keselamatan Kerja, (online).
http://hasanmutawakkil.blogspot.com/2013/04/k3l.html diakses 11 September 2013.
Anonim. 2013. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), (online).
http://nahrowy.wordpress.com/2013/01/31/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3-
fungsi-dan-tugas-perawat-dalam-k3/ diakses 11 September 2013.
16
Anonim. 2013. Simbol Bahaya, (online)
http://kriemhild.uft.uni-bremen.de/nop_www/id/articles/pdf/HazardSymbols_id.pdf
diakses 12 september 2013.