SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 69
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PEMBAHARUAN DAN PENGEMBANGAN
MASJID AGUNG KUDUS
PROPOSAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Gasal
Mata kuliah : Praktikum Penelitian Pendidikan Islam
Dosen pengampu : Manijo, M.Ag
Tim Penyusun :
Kelas C Tarbiyah PAI Angkatan 2011
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/ PAI
TAHUN 2013
PEMBAHARUAN DAN PENGEMBANGAN
MASJID AGUNG KUDUS
PROPOSAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Gasal
Mata kuliah : Praktikum Penelitian Pendidikan Islam
Dosen pengampu : Manijo, M.Ag
Tim Penyusun :
Kelas C Tarbiyah PAI Angkatan 2011
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/ PAI
TAHUN 2013
PEMBAHARUAN DAN PENGEMBANGAN
MASJID AGUNG KUDUS
PROPOSAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Gasal
Mata kuliah : Praktikum Penelitian Pendidikan Islam
Dosen pengampu : Manijo, M.Ag
Tim Penyusun :
Kelas C Tarbiyah PAI Angkatan 2011
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/ PAI
TAHUN 2013
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT penguasa alam yang senantiasa melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini kami dapat
menyelesaikan tugas praktikum penelitian pendidikan Islam.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW.
yang telah mengajarkan dan membimbing umat Islam dengan ajaran agamanya
secara sempurna dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Proposal penelitian pendidikan Islam yang mengambil fokus penelitian pada
Masjid Agung Kudus telah disusun dengan sungguh-sungguh guna memenuhi
tugas akhir semester gasal mata kuliah praktikum penelitian pendidikan Islam.
Dalam penyusunan proposal ini, kami banyak mendapatkan bimbingan,
informasi, dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga proposal ini dapat
terealisasikan. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Manijo, M.Ag, selaku dosen pengampu mata kuliah praktikum
penelitian pendidikan Islam.
2. Bapak Masrukhan, selaku pengurus Masjid Agung Kudus sekaligus
narasumber yang telah membantu memberikan keterangan yang kami
butuhkan dalam penyusunan proposal.
3. Bapak Rifa’i Noor, selaku mantan ketua bidang Ri’ayah Masjid Agung Kudus
yang telah membantu memberikan keterangan yang kami butuhkan.
4. Bapak Abdullah Afif Sholeh, selaku mantan Ketua Pengurus Masjid Agung
Kudus periode 1997-2002 dan 2002-2007.
5. Kementrian Agama dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yang telah
membantu dalam pengumpulan data.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu.
Seiring doa dan harapan atas segala jasa dan bantuan beliau semua, kami
mengucapkan terima kasih seraya berdoa serta memohon kepada Allah SWT,
semoga amal kebaikan bapak, serta semua pihak yang tersebut di atas senantiasa
mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Aamiin…
Kudus, 19 Desember 2013
iii
iv
MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DARI MASJID
Indonesia adalah Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,
maka wajar bila nuansa budaya Islam sangat kental mewarnai setiap relung sudut
kehidupan bangsa Indonesia baik dari sisi politik dengan masyarakat madaninya,
ekonomi dengan ekonomi syari’ahnya, budaya dengan budaya Islamnya, termasuk
juga pendidikan dengan pendidikan Islamnya.
Sudah menjadi keniscayaan bila umat yang besar akan membutuhkan
sarana dan infrastruktur yang besar pula, maka ketika melihat umat Islam di
Indonesia sekarang (2012) telah mencapai 207.176.162 jiwa. Maka dibutuhkan
fasilitas ibadah yang tidak sedikit pula. Untuk bangunan masjid saja (termasuk
mushola) di Indonesia tercatat sebanyak 239.497 bangunan ibadah. (Data dari
YMN -Yayasan Masjid Nusantara- tahun 2012). Hal ini tentu masih sangat
kurang dari angka yang semestinya.
Untuk Jawa Tengah sendiri jumlah tempat Ibadah di wilayah ini
tersedia sebanyak 35.199 unit. Ini masih sangat kecil bila dibandingkan umat
Islam yang ada di Jawa Tengah ini. Sedangkan untuk Kabupaten Kudus yang
jumlah penduduknya sebanyak 791.891 jiwa sarana masjid hanya 530 buah.
Sedangkan musholanya berjumlah 308 buah (Data Statistik Kab. Kudus 2013).
Dengan melihat ini tentu keberadaan masjid sebagai sarana ibadah masih perlu
untuk penambahan, agar sesuai dengan rasio kecukupan tempat ibadah dan jumlah
umat Islam di wilayah Kabupaten Kudus ini.
Keberadaan masjid Agung Kabupaten Kudus yang terletak di samping
barat alun-alun Kudus adalah satu dari sekian banyak masjid yang menjadi simbol
umat Islam di Kudus (selain masjid al-aqsha menara Kudus) dengan
masyarakatnya yang agamis dan religious. Di Masjid Agung Kudus yang dulunya
berasal dari masjid Kriyan, Kudus menjadi sarana perjalanan peradaban Islam di
kota ini yang panjang. Pecinan, Kampung Arab dan Pribumi adalah fakta sejarah
peradaban Islam Kudus yang bisa di jadikan tonggak awal sejarah peradaban
Kudus di masa-masa mendatang bahkan bahan pemikiran juga untuk membangun
v
peradaban pada masa sekarang ini dan terus berlanjut sampai waktu yang akan
datang.
Buku kecil ini adalah salah satu kepedulian sebagian masyarakat Kudus
dengan melalui Latihan Penelitian Pendidikan dari Jurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, untuk memberikan sedikit fakta dan data
tentang Masjid Agung Kudus yang mungkin oleh sebagian masyarakat Kudus
sudah banyak dilupakan.
Harapannya, semoga dengan buku kecil ini bisa bermanfaat bagi
masyakat Kudus pada khususnya dan masyakarat Islam Indonesia pada umumnya,
sekali lagi, semoga penelitian ini adalah bukti awal untuk membangun peradaban
Islam dari Masjid Agung Kudus, untuk selanjutnya mudah-mudahan pada lain
waktu ada sebagian mahasiswa atau peneliti lain yang tertarik untuk mendalami
atau melakukan penelitian lebih lanjut, sehingga bisa dijadikan kesempurnaan-
kesempurnaan dalam penelitian dalam obyek yang sama, bahkan siapa tahu kelak
nanti dari Masjid Agung Kudus ini mampu memberikan sumbangsih peradaban
Islam Kudus yang lebih modern.
Manijo, M.Ag.
DPL STAIN Kudus
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
SAMBUTAN PENGURUS MASJID AGUNG KUDUS................................... iii
SAMBUTAN DOSEN PANGAMPU............................................................... . iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
I. Sejarah Berdirinya Masjid Agung Kudus .................................................... 1
II. Struktur Bangunan Masjid (Makna Arsitektur dan Bentuk Fisik)............... 5
III. Struktur Kepengurusan, Visi, dan Misi Masjid ........................................... 25
IV. Masjid Pada Zaman Dahulu (Zaman Penjajahan) ....................................... 30
V. Bentuk Kegiatan dan Pengelolaan yang Dilakukan Masjid (Kegiatan
Keagamaan) ................................................................................................. 31
VI. Bentuk Kegiatan dan Pengelolaan Masjid (Kegiatan Bisnis) ..................... 45
VII. Kegiatan Masjid pada Hari- Hari Besar Islam............................................. 51
VIII. Ulama’ yang Dihasilkan dari Masjid Agung Kudus.................................... 57
IX. PENUTUP.................................................................................................... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
I. SEJARAH BERDIRINYA MASJID AGUNG KUDUS
Masjid Agung Kudus, yang semula bernama Masjid Besar Alun-Alun,
terletak di wilayah Dukuh Kauman Desa Demaan Kecamatan Kota atau Jl.
Simpang Tujuh 15A Kudus, bersebelahan dengan kantor pendopo Kabupaten
Kudus. Masjid ini memiliki luas bangunan 1.409 m² di atas tanah seluas ± 3.527
m² dan tinggi menara 30 m.
Berdirinya Masjid Agung Kudus, merupakan salah satu dari beberapa
syarat yang harus ada dalam keberadaan pemerintahan. Pada zaman kolonial
syarat adanya pusat pemerintahan harus mencakup tiga komponen (Tiga Adat
Jawa) yaitu 1) Pendapa Kabupaten (dulu kadipaten) ; 2) Adanya alun-alun1
; 3)
Adanya pohon besar yang terletak bersebelahan dengan kadipaten.2
Ada pula yang
mengatakan3
bahwa Tiga yang dimaksud Adat Jawa itu meliputi 1) Masjid; 2)
Pendopo; dan 3) Pembinaan Umat. Atas dasar tersebut, oleh prakarsa dari
Muhammad Idris atau Raden Tumenggung Aryo Condro Negoro ke-IV (Bupati
Kudus ke-4) pada tahun 1853M/ 1274H pembangunan Masjid mulai berlangsung.
Peletakan batu pertama untuk pembangunan Masjid oleh Kanjeng Raden
Tumenggung Ario Tjondronegoro IV dihadiri oleh Residen Jepara-Rembang
(Sekarang Karesidenan Pati ; 2013) dan tokoh Alim Ulama Kudus.
Pembangunan Masjid Agung Kudus ini adalah bangunan masjid yang
cukup tua. Namun sebenarnya ada masjid yang lebih tua yaitu Masjid Menara
(Masjid Al- Aqsha). Masjid Menara berumur ± 456 tahun, sedangkan Masjid
Agung Kudus berumur ± 156 tahun. Berdasarkan Peraturan Pemerintah yang
mengharuskan dalam suatu kota terdapat satu tempat beribadah yaitu Masjid yang
disebut Masjid Kadipaten (Masjid Kabupaten) maka yang dipilih adalah Masjid
Agung Kudus yang sekarang ini. Sehingga timbul banyak pertanyaan, mengapa
bukan Masjid Menara yang dijadikan masjid kadipaten, padahal secara usia
bangunan Masjid Menara lebih tua dari Masjid Agung Kudus. Hal ini dikarenakan
1
Pada zaman kolonial, dalam alun-alun harus ada atau ditumbuhi pohon beringin besar.
2
Arsip mengenai sejarah singkat masjid di kudus oleh Departemen Agama Kudus, pada
tanggal 6 Desember 2013.
3
Hasil wawancara dari narasumber Bapak Drs. KH Abdullah Afif Sholeh, selaku
Mantan Pengurus Masjid Agung dua periode berturut-turut, pada tanggal 12 Desember 2013.
2
berdasarkan atas peraturan pemerintah pula bahwa dalam satu kota, apabila
terdapat masjid yang merupakan peninggalan seorang wali, maka masjid itu hanya
disebut masjid wali. Sehingga harus dibuat satu masjid lagi yang dapat dijadikan
maskot kota tersebut, yang sekarang yaitu Masjid Agung Kudus.4
Pada awalnya masjid ini tidak seperti sekarang (2013). Masjid ini dulunya
bernama Masjid Kriyan yang letaknya ada di belakang “Toko Sidodadi”5
.
Berdasarkan cerita, keberadaan Masjid Kriyan sebenarnya masih ada, akan tetapi
jalur akses untuk menuju ke lokasi sudah tidak bisa. Hal tersebut pastinya bukan
tanpa alasan yakni dikarenakan bangunan-bangunan di sekitar Masjid Kriyan yang
corak bangunannya tinggi ke atas menjadi penghalang. Sehingga menyebabkan
jalur menuju akses bangunan Masjid Kriyan tertutup. Sebelum ada bangunan-
bangunan disekitar kompleks Masjid Kriyan, ada beberapa perbedaan dari
berbagai kalangan dalam hal perencanaan pemugaran Masjid Kriyan ke Pusat
Kota (sebelah barat alun-alun) yang diprakarsai oleh Bupati Kudus ke-IV. Ada
yang pro dan ada pula yang kontra. Kelompok yang pro pemindahan,
menginginkan kapasitas daya tampung masjid lebih besar dan ada pula yang
berpendapat seperti halnya Tiga Adat Jawa dalam Kadipaten. Kelompok yang
kontra terhadap pemindahan masjid, beranggapan bahwa masjid tersebut karena
merupakan aset di wilayah tersebut dan perlu dijaga dan dirawat dengan sebaik-
baiknya. Lantas dalam hal ini akhirnya munculah keputusan dari pihak Kadipaten
yang bersumber dari pemerintah yang mengatakan bahwa dalam setiap kabupaten
harus ada tiga bangunan Kadipaten, Masjid, serta Pembinaan Umat. Sehingga
perselisihan antara kelompok pro dan kontra tersebut dimenangkan oleh kelompok
kontra dengan adanya aturan dari pemerintahan tersebut. Akhirnya, pemugaran
Masjid Kriyan yang dulu di sebelah Selatan alun- alun kini dipindah ketempat
yang sekarang (sebelah Barat Alun- alun)6
dapat terlaksana. Proses pemindahan
4
Hasil wawancara dengan Bapak H. Rifa’i Noor selaku mantan ketua bidang Riayah pada
periode sebelumnya. Tanggal 05 Desember 2013.
5
Hasil wawancara dari narasumber Bapak Masrukhan, selaku Kepala Kantor Masjid
Agung Kudus mengenai Sejarah Masjid Agung, pada tanggal 5 Desember 2013 serta pada tanggal
17 Desember 2013.
6
Masjid Agung Kudus yang berlokasi di Dukuh Kauman Desa Demaan Kecamatan Kota
atau Jl. Simpang Tujuh 15A Kudus
3
ini terlaksana walau tidak serta merta dipugar keseluruhan, akan tetapi secara
bertahap.
Alasan yang paling tepat atas pemindahan Masjid karena dianggap kurang
banyak menampung jama’ah, padahal posisi masjid sebagai Masjid Kadipaten.
Maka pada tahun 1991 Masjid Kriyan ini dipindahkan ke lokasi Masjid Agung
Kudus yang sekarang ini (2013). Selesainya pembangunan Masjid, ikut serta juga
Bapak Soepardjo Roestam selaku Menko Kesra Republik Indonesia untuk
meresmikan Pemugaran Masjid pada tanggal 12 Oktober 1991 M/ 4 Robi’ul Awal
1412 H.7
Kemudian atas kebijakan berbagai pihak, barang yang masih asli dari
masjid Kriyan dilestarikan dengan cara di pasang kembali di tempat yang baru
yaitu di Masjid Agung Kudus. Barang tersebut adalah “Empat Tiang” yang berada
di tengah- tengah masjid yang disebut “Soko Guru”. Lantas disamping “Empat
Tiang” yang disebut soko guru, ada pula barang yang berbentuk daun yang
menempel pada Empat Soko Guru yang konon ceritanya empat daun tersebut
adalah daun yang digunakan oleh Nabi Adam AS beserta isrtinya Siti Hawa untuk
menutupi aurotnya.8
Akan tetapi pihak peneliti belum menemukan pasti daun
jenis apa yang ada di Empat Soko Guru tersebut.
Selesainya pemugaran Masjid Kriyan menjadi Masjid Agung Kudus
(2013), bukan hanya sejarah dari bangunan Masjid itu sendiri, Nama Masjid
punya sejarah tersendiri. Nama Masjid Agung sudah mengalami banyak
perubahan. Awalnya bernama Masjid Jami’, kemudian berganti menjadi Masjid
Besar, dan yang terakhir adalah keputusan kementrian yang menyatakan bahwa
disetiap kota harus ada simbol masjid, maka dinamakan Masjid Agung Kudus.
Berbicara mengenai kawasan atau lingkungan sekitar masjid, kawasan
Masjid Agung Kudus awalnya hanya sebuah masjid yang di belakangnya terdapat
makam pendirinya yaitu Raden Tumenggung Aryo Condro Negoro beserta sang
7
Dokumentasi yang diambil di Menara Masjid Agung Kudus pada tanggal 17 Desember
2013. Yang menyatakan bahwa peresmian pemugaran dilakukan pada tanggal 12 Oktober 1991 M
atau 4 Robi’ul Awal 1412 H. yang dihadiri pula oleh Menko Kesra Republik Indonesia.
8
Hasil wawancara dari Bapak Sutrisno selaku Pengurus Masjid pada Bidang Keamanan
di Masjid Agung Kudus, pada tangal 5 Desember 2013.
4
istri. Makam ini pada awalnya berupa makam pada umumnya. Untuk kemudian
dijadikan penghormatan kepada pendirinya maka pada tahun 2003 diadakan
renovasi makam yaitu pencungkupan9
makam pendiri masjid Agung beserta istri
pada masa kepemimpinan Bupati Kudus yang ke 28, yang turut serta pula dalam
peresmian renovasi Makam yaitu Bapak H. M. Amin Munadjat. SIP. M.Si10
pada
hari Ahad, 22 Juni 2003.
Di kawasan Masjid yang saat itu (2006) terdapat lahan kosong di sebelah
barat Makam yang direnovasi. Mengingat kebutuhan zaman pada saat itu (2006)
akan pentingnya pendidikan, maka pengurus Masjid Agung Kudus memutuskan
untuk memanfaatkan lahan tersebut dengan mendirikan lembaga pendidikan untuk
menampung siswa- siswi yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Adapun
lembaga yang telah dibangun adalah TPQ. TPQ yaitu merupaka Tempat
Pendidikan Al-Qur’an dibangun pada tahun 2006 baru kemudian TK (Taman
Kanak-Kanak) tahun 2010. TPQ tersebut dibangun bertepatan pada tanggal 09
Februari 2006 dengan nama “TPQ Masjid Agung”. Setelah itu pada tahun 2010 di
bulan Agustus juga dibangun TK yang bernama “TK Masjid Agung”. Dengan
berdirinya lembaga pendidikan ini, diharapkan dapat menciptakan generasi
penerus yang cerdas dan religius. Lokasi TPQ dan TK Masjid Agung Kudus ini
berada di belakang Masjid Agung Kudus.
Berdasarkan hasil manajemen Masjid Agung Kudus yang dikelola secara
baik oleh pengurus Masjid Agung Kudus sampai Tahun 2013 telah mempunyai
lembaga- lembaga sebagaimana di atas. Bahkan pada tahun terakhir ini, berkat
kerjasama Masjid Agung Kudus dengan pihak luar dalam hal ini bidang kesehatan
bekerjasama dengan PUSKESMAS Desa Wergu mendirikan UKM (Unit
Kegiatan Masjid) dengan nama “Balai Pengobatan Masjid Agung Kudus”.
Pengelola Balai Pengobatan Masjid Agung Kudus mempercayakan tenaga
medis kepada : Dr. Hj. Vivi Servita, VK.M.Kes (Dokter); Dr. Nadia Nur Lestari
(Dokter); Nuryanto (perawat); Arna (bidan); Supriyadi (obat); Agus Wijanarko
(obat); Nurhidayat (obat). Lembaga ini dibuka dalam seminggu hanya satu kali
9
Pencungkupan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bangunan beratap di
atas makam sbg pelindung makam; rumah kubur.
10
Bapak H. Muhammad Amin Munadjat. SIP. M.Si Bupati Kudus yang ke-28
5
pada hari Jum’at pukul 09.00- 11.00 WIB (2013) dan pada setiap awal bulan di
hari Ahad pengobatan dilayani oleh pengurus Masjid Agung Kudus yang
berprofesi sebagai dokter. Lokasi Balai Pengobatan ini berada di sebelah kiri
Masjid Agung Kudus yang menempati gedung tersendiri antara menara dan
tempat wudlu pria.
II.STRUKTUR BANGUNAN MASJID ( MAKNA ARSITEKTUR DAN
BENTUK FISIK )
Masjid Agung Kudus, yang semula bernama masjid besar alun-alun adalah
salah satu masjid terbesar di wilayah Kudus, Masjid Agung Kudus ini merupakan
realisasi pemindahan masjid Kriyan Kudus yang sudah lama rusak. Masjid ini
terletak di wilayah dukuh Kauman desa Demaan Kecamatan Kota atau Jl.
Simpang Tujuh 15A Kudus, memiliki luas bangunan 1.409m² di atas tanah seluas
3.527 m² dan tinggi menara 30 m. 11
Dalam proses pelaksanaan pembangunan, masjid ini konon banyak
mendatangkan tenaga kerja dari Jepara, karena, arsitek bangunannya sama persis
dengan Masjid Agung Jepara, baik untuk bangunannya, maupun besar dan
kekuatannya bahkan letak dan kontruksi tiang utama di dalam serambi. Gaya
arsitekturnya berciri khas pesisir pantai utara Jawa, hanya yang membedakan
adalah pada Masjid Agung Kudus telah mengalami beberapa kali rehab.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs KH Abdullah Afif Sholeh,
pemugaran bangunannya mengalami beberapa tahap yaitu:
a. Tahun 1939 oleh Raden Tumenggung Adipati Ario Hadinoto selaku Bupati
Kudus yang ke XIV (empat belas) merehab bangunan masjid ini dalam
rangka menyambut kedatangan Gubernur Jendral Hindia Belanda yang
bernama Carda ke Kudus pada tahun 1939. Dalam kunjungannya di Kudus,
tujuan sebenarnya adalah untuk meninjau beberapa pabrik rokok Kudus,
namun agar Kudus lebih terlihat agamis, dibangunlah sebuah Masjid Agung
Kudus ini. Biaya rehab saat itu di tanggung oleh pengusaha-pengusaha rokok
11
Sumber dari Arsip Dinas Pariwisata Kabupaten Kudus. Tanggal 06 Desember 2013.
6
di daerah Kudus kulon, terutama oleh bapak H. Muslich pemilik perusahaan
rokok cap tebu dan cap cengkeh.
b. Rehab ke dua dilaksanakan pada tahun 1970 pada masa pemerintahan Bupati
Saubari, SH. Biaya rehab Masjid Agung kedua ini dengan swadaya
masyarakat Kudus dan dibantu oleh PPRK( Persatuan Perusahaan Rokok
Kudus) dan Pemerintah Daerah.
c. Rehab ketiga pada tahun 1990 masa Bupati Kol Inf. Soedarsono. Rehabilitasi
dilakukan secara total dan penambahan beberapa bangunan baru, berupa
penambahan menara, perkantoran, tempat wudlu, pawestren dan taman.
Rehab yang ketiga dibiayai oleh swadaya masyarakat bersama dengan PT
Djarum Kudus, selesai tahun 1991. Peresmian selesai pugar pada tanggal 12
Oktober 1991 oleh Mentri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (
MENKOKESRA) Bp. Soeparjo Rustam.12
Masjid Agung Kudus telah mengalami bebarapa kali rehab, namun tetap
memelihara kesucian dan keagungan dari para pendiri Masjid ini, Mereka sampai
sekarang masih dirawat dan dijaga walaupun berupa makam yang terletak di
belakang bangunan masjid. Makam yang ada di belakang masjid adalah makam
Raden Tumenggung Ario Tjondro Negoro13
beserta istri dan kerabatnya. Namun
makam tersebut selanjutnya juga direnovasi untuk pencukupan makam Al- Habib
Muhammad Idris beserta istri pada tahun 2003 pada masa kepimimpinan Bupati
Kudus yang ke 28 ( bapak H. M. Amin Munajat, MP, M.Si). Makam di belakang
masjid di bangun untuk menghargai jasa pendiri Masjid Agung Kudus.
Pemugaraan makam ini diresmikan pada hari ahad, 22 juni 2003 oleh bupati
Kudus bapak H. M. Amin Munajat, MP, M.Si.
Di belakang masjid juga terdapat dua sumur yaitu sumur yang ada di sebelah
utara dan sumur yang ada di sebelah selatan. Menurut beberapa tokoh, dulu sumur
tesebut berfungsi kedua-duanya. Namun untuk sekarang hanya satu sumur yang
12
Diperoleh dari keterangan Drs. KH Abdullah Afif Sholih, selaku mantan ketua KUA
dan Mantan ketua umum pengurus Masjid Agung Kudus Dua periode berturut-turut. Tanggal 06
desember 2013.
13
Raden Tumenggung Ario Tjondro Negoro adalah pendiri Masjid Agung Kudus.
7
berfungsi yaitu yang di sebelah utara sedangkan yang di sebelah selatan sudah
mati dan dialih fungsikan sebagai tempat pembuangan limbah.14
Situasi dan Bangunan Masjid
a. Lokasi Tanah
Lokasi Masjid Agung Kudus tepat di tengah-tengah kota.
Sebelah timur : Alun-Alun dan Ramayana
Sebelah utara : Pendopo Kabupaten Kudus
Sebelah barat : Gedung TPQ dan majlis taklim Masjid Agung
Kudus
Sebelah selatan : Pertokoan Jl. Sunan Kudus
b. Luas Tanah
 Luas tanah : 3.654 m²
 Luas bangunan : 1409 m²
 Tinggi menara : 30m²
c. Arsitektur Bangunan
 Atap
Gb. 1. Atap Masjid Agung Kudus
(Dokumen peneliti pada tanggal 17 desember 2013)
14
Diperoleh dari keterangan H. Rifa’i Noor selaku mantan ketua bidang Riayah pada
periode sebelumnya. Tanggal 05 Desember 2013.
8
Atap di Masjid Agung Kudus terdiri dari tiga susun. Dimana atap
tersebut mempunyai filosofi berupa Iman, Islam dan Ikhsan. Untuk lapisan
pertama menunjukkan Iman atau kepercayaan, untuk lapisan yang kedua
menunjukkan Islam dan untuk lapisan yang ketiga menunjukkan Ikhsan atau
kebagusan.
 Seluruh dinding dan lantai masjid berlapis marmer.
Gb. 2. Lantai dan Dinding Masjid Agung Kudus
(Dokumen peneliti pada tanggal 19 desember 2013)
Dimana dulu lantainya berkeramik warna abu-abu dan bertiang besi.
Namun sekarang sudah diganti menjadi keramik yang berlapis marmer dan
bertiang. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar lantai dan dinding tidak cepat
rusak ketika terkena goresan dan diharapkan dapat bertahan lama. Marmer
masjid sendiri didatangkan dari dalam negeri. Marmer yang sekarang ini
berasal dari Masjid Purwokerto (Banyumas) yang merupakan salah satu
masjid yang terbesar pada masa itu.
 Penopang delapan buah tiang.
Delapan tersebut mempunyai makna yang melambangkan Khulafaur
Rosyidin yang berjumlah 4 dan 4 Imam Madzhab yaitu Imam Hanafi, Imam
Hambali, Imam Syafi’i dan Imam Maliki.
9
 Empat buah tiang kayu jati
Gb. 3. Empat Buah Tiang Kayu Jati
(Dokumen peneliti pada tanggal 18 desember 2013)
Empat buah tiang kayu jati ini mempunyai makna jumlah 4 Khulafaur
Rosyidin. Dimana dulunya tiang ini berbentuk besi tapi pada renovasi yang
kedua, tiang bukan diganti melainkan dilapisi dengan kayu jati. Bentuk tiang
yang sekarang ini merupakan modivikasi perpaduan model lama dan modern.
 Mimbar
Mimbar merupakan tempat khotib untuk berkhutbah. Di Masjid Agung
Kudus terdapat satu mimbar. Sebelum direnovasi mimbar di Masjid Agung
memiliki ukuran yang besar sehingga banyak mengurangi shaf para jama’ah.
Namun setelah renovasi yang ke-2 mimbar tersebut diganti. Untuk mimbar
yang besar disimpan di gudang tepatnya pada gudang dekat TPQ.
10
 Kaligrafi
Gb. 4. Kaligrafi
(Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013)
Bagian depan di sebelah utara dan selatan dihiasi dengan tulisan
kaligrafi. Tulisan kaligrafi tersebut mempunyai makna memberikan pesan
kepada para jama’ah. Seperti kaligrafi yang terdapat disebelah utara mimbar,
dengan lafadz “Wamaa umiruu illa liya’budullaha mukhlishina lahuddin”
yang mempunyai arti “Aku tidak diperintah kecuali hanya untuk beribadah
kepada Allah dan ikhlas dalam beragama”.
Kaligrafi ini berbentuk bulatan yang berada di samping mimbar.
Bulatan mempunyai arti bahwa bumi itu bundar. Kita sebagai manusia
termasuk bagian dari bumi itu. Bulatan tersebut juga bermakna sebagai kiblat,
arah semua umat Islam. Bumi sebagai kiblat adalah ka’bah, namun diartikan
juga manusia sekarang ada di bumi namun besok kelak akan meninggalkan
bumi.
11
 Jendela.
Gb.4. Jendela Masjid Agung Kudus
(Dokumen peneliti pada tanggal 18 desember 2013)
Jendela model ini disebut dengan kuku tarung, karena jendela ini
mempunyai dua daun jendela yang bisa dibuka dan ditutup. Seperti halnya
dalam Al-Qur’an, mempunyai pembuka dan penutup. Jendela tersebut terbuat
dari kayu bekas pembongkaran masjid atau renovasi masjid yang telah
dimodifikasi seperti yang sekarang. Di Masjid Agung sendiri terdapat 4
jendela dengan model kuku tarung dan 6 pintu yang didesain sesuai kapasitas
jama’ah dan diharapkan jama’ah mendapat ventilasi yang baik.
12
 Daun
Gb. 6. Daun pada Tiang Kayu Jati
(Dokumen peneliti tanggal 19 desember 2013.)
Daun yang ada di tiang ini namanya adalah daun kluweh. Dulunya daun
ini dibuat untuk tempat ditaruhnya lampu tempel, karena pada zaman dahulu
belum ada listrik, namun sekarang justru menjadi benda unik khususnya di
Majid Agung Kudus.
 Menara.
Gb. 7. Menara Masjid Agung Kudus
(Dokumen peneliti. Tanggal 18 desember 2013.)
13
Menara yang terletak di depan sebelah kiri masjid mempunyai tinggi
30m. Pembuatan menara tersebut adalah usul dari Abdurrahman Wahid atau
akrab dipanggil Gus Dur. Maksud adanya menara itu menandakan adanya
masjid. Dan menara juga merupakan ciri khas dari suatu masjid. Di dalam
menara sendiri tidak terdapat sesuatu hal yang penting atau tidak terdapat
barang-barang atau benda-benda, cuma untuk di luar menara tersebut terdapat
prasasti dari Bupati Darsono. Kala itu pembangunan menara masjid sendiri
mendapat dana dari PT Djarum Kudus.
 Al-Qur’an besar.
Gb.8. Al-Qur’an Besar
(Dokumen peneliti tanggal 19 desember 2013.)
Mushaf Al-Qur’an ini ditulis sesuai dengan penulisan Mushaf Al-
Qur’an standar utsmani Indonesia, sehingga untuk selanjutnya disebut
Mushaf Al-Qur’an Pusaka standar dan dibuat oleh Lembaga Pengembangan
Tilawatil Qur’an Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus untuk dipersembahkan
kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kudus.
Mushaf ini mulai ditulis pada hari Rabu Pahing 22 Ramadhan 1415 H/
22 Februari 1995 M dengan ditandai penulisan lafadz Bismillah diawal surat
Al-Fatihah oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Kudus dalam
peringatan Nuzulul Qur’an di Pendopo Kabupaten Kudus dan diserahkan
secara resmi kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kudus pada hari senin
tanggal 21 Ramadhan 1418 H/ 19 Januari 1998 M oleh Ketua Lembaga
14
Pengembangan Tilawatil Qur’an Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus dalam
peringatan Nuzulul Qur’an di Pendopo Kabupaten Kudus.
Penulisan mushaf ini dilaksanakan oleh panitia penulisan Al-Qur’an
Pusaka Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus yang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Kabupaten Kudus no.
01/ LPTQ_KDS/ II/ 1995 tanggal 1 Februari 1995 dan di tashhih oleh Al-
Mukarrom Al Hafid KH. Sya’roni Ahmadi Kudus. Mushaf Al-Qur’an Pusaka
di tulis oleh bapak Nor Aufa Shiddiq dengan waktu penulisan 1 bulan 1 jus
dan harus wudlu terlebih dahulu sebelum memulai menulis. Sedangkan
sampul Al-Qur’an Pusaka tersebut didatangkan dari Sukoharjo. Al-Qur’an
tersebut dibaca ketika bulan Ramadhan.
Susunan panitia penulisan Mushaf Al-Qur’an Pusaka (besar) Kabupaten
Daerah Tingkat II Kudus, diantaranya adalah :
Penasehat : KH Ma’sum Rosyidi (Ketua MUI Kabupaten
Kudus).
Pengarah Tekhnis : Drs. H. Munhaji (Asisten Dua Sekretaris Wilayah
Daerah Tingkat II Kudus).
Penanggung Jawab : Drs. H. M. Mansyur (Kepala Kantor Departmen
Agama Kabupaten Kudus).
Ketua I : Drs. H. Yusuf (Kasi Penerangan Agama Islam
Kantor Departemen Agama Kudus).
Ketua II : Drs. H. Suhari (Kepala Bagian Sosial Pemerintah
Daerah Kudus).
Sekretaris I : Mudzakir (Kantor Departemen Agama Kabupaten
Kudus).
Sekretaris II : Drs. Kholid Syifa ( Pemerintah Daerah Kudus).
Bendahara I : Drs. Sutrisna ( Kabag Keuangan Kabupaten
Kudus).
Bendahara II : Ahmad Faiq, BA ( Kantor Departemen Agama
Kudus).
Seksi Usaha : - Drs. H. A. Syamsul Ma’arif (Tokoh masyarakat).
15
- H. Firman Lesmana BSC (Kepala Dinas Daerah
Kudus).
- H. Lukman PK ( Kantor Departemen Agama
Kudus).
- H. Ali Mu’ti (Ketua PPRK Kudus).
- H. Arif Musmin (Pemerintah Daerah Kudus).
Seksi SarPras : - Drs. H. Syaifuddin Bahri (Dekan Undaris Kudus).
- H. Mukhlas BA (Kantor Departemen Agama
Kudus).
- Sumaya, BA (Kantor Departemen Agama
Kudus).
- M. Thoha Sumarno ( tokoh masyarakat).
Desain Iluminasi : - HM. Thoha Nadzir (kaligrafi).
- Anif Farozi (kaligrafi).
Penulisan Mushaf: Nur Aufa Shodiq dan M Faruq (Al-Hathat).
Al-Qur’an yang tebalnya mencapai sekitar 25 cm ini memiliki ukuran
lebar kurang lebih 1,8 m dan panjang sekitar 80 cm. Berat Al-Qur’an pusaka
ini mencapai 1 kw.
 Bancik.
“Bancik” yang dimaksud disini adalah bancik tempat duduk yang ada di
depan masjid. Bancik ini merupakan hasil perenovasian bangunan masjid
yang dilebarkan dari utara ke selatan dan dari timur ke barat. Hal ini
bertujuan agar ketika seseorang melakukan i’tikaf di bancik ini sudah
dianggap sah. Karena bancik ini adalah wilayah masjid sehingga untuk orang
yang mempunyai hadast besar dilarang untuk berada pada bancik tersebut.
d. Pengembangan Bangunan Sejak Didirikan Sampai Sekarang
Pengembangan Masjid Agung Kudus secara fisik masjid masih tetap tidak
banyak yang diubah. Penambahan bangunan hanya di bagian serambi depan
tepatnya pada saat perenovasian yang kedua. Sebelumnya belum ada, serambi
baru dibangun pada tahun 1970, baik yang untuk perempuan maupun untuk
laki-laki. Khusus serambi perempuan dibuatkan dibagian atas, lantai dua. Di
16
sebelah kiri masjid dilengkapi dengan perpustakaan masjid. Tetapi sekarang ini
perpustakaan tersebut sudah hampir tidak berfungsi lagi, karena para peminjam
buku tidak bertanggung jawab atas buku yang dipinjamnya atau tidak
dikembalikan.
e. Fasilitas Ruangan
Fasilitas yang dimiliki Masjid Agung Kudus di antaranya adalah:
 Lantai 1 untuk jamaah laki-laki dan lantai dua untuk jamaah perempuan.
Pada renovasi kedua ditambah “balkon” untuk jamaah perempuan yang
letaknya di lantai dua. Terdapat tangga untuk naik ke balkon perempuan.
Tangga tersebut di buat tertutup dengan tujuan untuk membatasi pandangan
antara jama’ah laki-laki dan jama’ah perempuan.
Lantai 1 terdiri dari ruang utama dan serambi masjid. Di lantai 1 ini
semuanya difungsikan sebagai masjid, termasuk juga serambi kanan
maupun serambi kiri. Pada serambi depan tepatnya dibagian luar (sebelah
timur) memiliki luas 27x8 m, sehingga mampu menampung sekitar 600
jama’ah. Ruang utama dan serambi dibatasi dengan tembok dan pintu
gerbang besar
 Tempat wudlu yang bersih dan memadai.
17
Gb. 9. Tempat Wudhu Wanita
(Dokumen peneliti tanggal 18 desember 2013)
Gb. 10. Batu kerikil
(Dokumen peneliti tanggal 18 desember 2013)
18
Gb. 11. Tempat Wudhu Pria
(Dokumen peneliti tanggal 20 desember 2013)
Dulu awalnya tempat wudlu dijadikan satu antara laki-laki dan perempuan.
Tapi pada renovasi ketiga tempat wudlu dipisah antara wudlu laki-laki dan
perempuan. Untuk tempat wudlu laki-laki di sebelah utara masjid dan tempat
wudlu perempuan di sebelah selatan. Hal ini dimaksudkan agar jamaah merasa
nyaman, aman dan terjaga. Tempat wudlu baik laki-laki maupun perempuan
dibuat bersekat dengan maksud untuk menghindari percikan air seni dari
sebelah kanan dan sebelah kirinya. Kemudian tempat wudlu disempurnakan
dengan bak khusus yang tertutup. Ditambah lagi disamping tempat wudlu
terdapat batu-batu krikil dengan tujuan agar wudlunya tetap terjaga dan
terhindar dari najis. Ada sesuatu yang berbeda di Masjid Agung Kudus, yaitu
seperti yang kita lihat di masjid-masjid besar yang ada di Kudus, misalnya di
Menara atau di Muria, biasanya terdapat tempat wudlu yang berbentuk seperti
bak. Namun, untuk Masjid Agung Kudus sendiri tidak terdapat bak wudlu
semacam itu. Sebenarnya bukan tidak ada, dulu ada tempat wudlu yang
berbentuk bak seperti yang ada di masjid-masjid besar lainnya. Dulu tempat
wudlu yang berbentuk bak tersebut terletak di sebelah utara masjid. Namun,
pada renovasi tahun 1990 tepatnya pada renovasi yang ketiga, sumur dan
19
tempat wudlu yang berbentuk bak tersebut dibongkar dan diganti dengan
tempat wudlu seperti yang sekarang ini. Hal ini dilakukan karena tuntutan
masyarakat dan hasil rapat pengurus.
f. Daya Tampung
Masjid Agung mampu menampung 1700 jama’ah dengan bentuk barisan
shaf. Dulunya daya tampung tidak mencapai 1700 jama’ah, karena terdapat
mimbar yang besar sehingga mengurangi shaf. Namun pada renovasi ke-2
mimbar tersebut diperkecil dengan tujuan agar mampu menampung banyak
jama’ah seperti yang terlihat sekarang. Mimbar sisa hasil perenovasian
ditempatkan di gudang yang ada di belakang masjid.
Dari 1700 jama’ah dengan bentuk barisan shaf dapat dihitung pada lantai 1
yang terdapat kurang lebih 23 shaf yang dapat memuat sekitar 1500 jamaah
sesuai bentuk barisan shaf. Sedangkan dalam keadaan duduk secara acak tidak
menurut shaf mampu menampung jama’ah sekitar 2500 jama’ah. Pada serambi
samping kanan dan serambi kiri masjid dapat menampung sekitar 200 jama’ah
pada masing-masing serambi. Untuk lantai 2 terdapat 3 shaf yang dapat
memuat sekitar 100 lebih jama’ah dengan bentuk barisan sesuai shaf.
Sedangkan dalam keadaan duduk acak atau tidak menurut shaf dapat
menampung 150 lebih jama’ah. Secara keseluruhan masjid dapat menampung
3500 jama’ah dengan bentuk duduk acak atau tidak sesuai shaf. Pada hari-hari
besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha, Masjid Agung Kudus menutup jalan
simpang tujuh sampai di bawah jembatan layang. Sehingga jamaah Masjid
Agung Kudus dapat mencapai minimal 10.000 jama’ah.
20
g. Fasilitas Pendukung
1. Perpustakaan masjid
Gb. 12. Perpustakaan Masjid
(Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013)
Perpustakaan masjid terletak di serambi depan masjid sebelah selatan.
Perpustakaan tersebut sangat sedehana, hanya dilengkapi dengan beberapa
buku yang dapat dibaca oleh jamaah yang berada di masjid. Namun
sekarang ini keberadaan perpustakaan masjid dapat dikatakan hampir
tersingkirkan. Karena semakin berkurangnya buku yang ada di
perpustakaan masjid. Hal ini dikarenakan kurang bertanggungjawabnya
para pembaca sehingga buku-buku yang dibaca/dipinjam tidak kembali ke
tempatnya
21
2. Unit Kesehatan Masjid (UKM)
Gb. 13. Balai Pengobatan
(Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013)
Unit Kesehatan Masjid ini disebut juga dengan Balai Kesehatan
Masjid. Bangunan ini berdiri terpisah dari masjid dan terletak di sebelah
utara masjid. Di Balai Kesehatan Masjid ini terdapat pelayanan
pengobatan gratis yang dilakukan pada setiap hari jum’at mulai pukul
09.00 wib sampai dengan pukul 11.00 wib. Para pasien yang datang untuk
berobat hanya dikenakan biaya Rp 2.000 saja untuk mengganti biaya
administrasi. UKM Masjid Agung Kudus ini bekerjasama dengan
Puskesmas Wergu dan honor yang dibayarkan kepada dokter dalam
pengobatan ini adalah dari dana APBD.
22
3. Koperasi
Gb. 14. Kantin Kejujuran
(Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013)
Koperasi ini terletak di sebelah selatan Masjid Agung Kudus, dan
bersebelahan dengan tempat wudlu perempuan. Di koperasi masjid ini
terdapat berbagai macam minuman dengan keterangan harga masing-
masing pada setiap minuman. Koperasi ini juga disebut sebagai kantin
kejujuran, karena di koperasi ini tidak terdapat penjual yang menjaga
dagangannya seperti pada koperasi-koperasi lain. Pembeli di koperasi ini
harus membayar sendiri tanpa melalui penjual, dan uang yang dibayarkan
sesuai dengan harga minuman yang dibeli kemudian dimasukkan ke dalam
kotak yang telah disediakan di dekat koperasi. Sehingga apabila kita
membayar minuman yang sudah dibeli tidak sesuai dengan harga yang
tertera di koperasi, orang lain tidak akan tahu karena ini adalah tergantung
kejujuran dari pembeli. Maka dari itu koperasi masjid ini disebut sebagai
kantin kejujuran.
23
4. Gedung majlis taklim
Gb. 15. Gedung TPQ dan Majlis Ta’lim
(Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013)
Gedung majlis taklim terletak menyatu dengan gedung TPQ, yaitu di
belakang Masjid Agung Kudus. Sebelum TPQ yang sekarang, dulu
terdapat gedung seperti bangunan rumah yang menghadap selatan milik
Habib Hasan dan Habib Zain untuk tempat belajar anak-anak. Kemudian
rumah tersebut dibangun menjadi satu gedung dengan 2 lantai. Untuk
lantai 1 digunakan sebagai TPQ, sedangkan untuk lantai 2 digunakan
untuk aula dan gedung majlis taklim. Namun dalam praktiknya, yang
digunakan untuk majlis taklim adalah menempati selasar di gedung lantai
satu bagian tengah. Hal ini dikarenakan anggota dari majlis taklim adalah
jama’ah ibu-ibu, sehingga jika harus naik tangga ke lantai 2 agak
kesulitan. Dulunya di majlis taklim ini adalah pengajian Muslimat
Demaan, sehingga jama’ahnya hanya berasal dari sekitar desa Demaan
saja. Namun karena jama’ahnya semakin berkurang, kemudian diganti
untuk umum. Sehingga jamaahnya tidak hanya dari desa Demaan saja,
boleh dari daerah lain.
24
5. TPQ
Gedung TPQ terletak di belakang Masjid Agung Kudus. Untuk tanah
yang sekarang ini menjadi bangunan TPQ tersebut statusnya adalah tanah
wakaf dari Habib Zain dan Habib Hassan Abdullah.15
Jadi tanah wakaf
pemberian dari Habib Zain dan Habib Hassan Abdullah itu hanya tanah
yang ada dibelakang masjid, yang sekarang ini menjadi bangunan TPQ.
Dengan perinciannya adalah sebagai berikut:
Luas tanah : 345 m²
Luas bangunan: 320 m² (dua lantai)
Untuk TPQ dan majlis taklim Masjid Agung Kudus diresmikan pada
tanggal 9 februari 2006, oleh Bupati Kudus ke-29, bapak Ir. H. Tamzil
,MT.
Sebagian besar bangunan-bangunan yang terdapat pada fasilitas
pendukung mendapat dana suntikan dari PT. Djarum dan Pemda. Mengenai
biaya listrik ditanggung oleh Sukun dan Jenang Tiga-tiga.
h. Halaman/ Areal Parkir
Halaman parkir Masjid Agung Kudus berada di depan masjid. Halaman ini
langsung menyatu dengan jalan raya dan trotoar di jalan alun-alun. Pintu
masuk terletak tepat ditengah-tengah antara batas utara dan selatan. Halaman
parkir masjid sudah berlantai batako/paving, sehingga memudahkan kendaraan
dalam berparkir.
Halaman parkir ini sangatlah luas, sehingga mampu menampung 200
sepeda motor.16
Namun tidak dapat menampung kendaraan yang lebih besar
seperti mobil, hal ini dikarenakan kapasitas halaman yang kurang memadai
untuk menampung kendaraan yang berukuran lebih besar. Sehingga
diutamakan parkir untuk motor. Halaman ini juga dilengkapi dengan taman
kecil yang berbatasan langsung dengan pagar masjid.
15
Habib Zain dan Habib Hassan Abdullah adalah orang Kudus sendiri, berasal dari
kalangan orang yang mampu dan diberi kesempatan oleh Allah untuk mewakafkan tanahnya.
Untuk kata Habib sendiri adalah sebagai penghormatan.
16
Sumber berdasarkan Arsip Kementrian Agama Kabupaten Kudus. Tanggal 06
desember 2013.
25
III. STRUKTUR KEPENGURUSAN, VISI, MISI MASJID
Pembentukan pengurus (Struktur Kepengurusan) Masjid Agung Kudus
dilaksanakan melalui Musyawarah Besar Pengurus Masjid dengan melibatkan
50% dari masyarakat lokal dan 50% dari kepemerintahan. Meskipun Masjid
Agung Kudus di naungi oleh pemerintah (dalam hal ini Pemerintah Daerah
Kabupaten Kudus) tetapi pengelolaannya murni dari swadaya masyarakat (tidak
dikolola oleh pemerintah).
Susunan pengurus Masjid Agung Kudus terdiri atas :
1. Pelindung
2. Penasehat
3. Pengurus Harian
4. Bidang Idarah
5. Bidang Imarah, dan
6. Bidang Ri’ayah
Ke-enam susunan pengurus Masjid Agung Kudus tersebut akan dijabarkan
satu-persatu dibawah ini:
Pelindung Masjid Agung Kudus sendiri adalah Bupati Kudus (Pemerintah
Kabupaten Kudus) untuk melindungi organisasi Masjid Agung Kudus. Hal ini
juga dikarenakan Masjid Agung Kudus merupakan Masjid yang dinaungi oleh
PemDa (Pemerintah Daerah) dan Masjid Agung Kudus juga telah diberi SK (Surat
Keputusan) dari Kementrian.
Dewan penasehat Masjid Agung Kudus terdiri dari : Ulama’, Zu’ama ,
Umara’ dan cendekiawan muslim serta pimpinan organisasi atau kelembagaan
Islam. Dewan penasehat ini berfungsi memberikan pertimbangan, nasehat
bimbingan dan bantuan kepada Pengurus Masjid Agung Kudus.
Salah satu hal yang unik dari Masjid Agung Kudus ialah adanya bidang-
bidang yang terdiri dari :
a. Bidang Idarah (organisasi dan pengkaderan)
26
b. Bidang Imarah (kemakmuran dan dakwah), serta
c. Bidang Ri’ayah (pemeliharaan dan kesejahteraan)
Dengan adanya ketiga bidang tersebut, maka pimpinan harian Masjid
Agung Kudus juga di bagi sesuai bidang-bidang diatas. Bila digambarkan dalam
tabel, pimpinan harian Masjid Agung Kudus terdiri dari :
Ketua Umum Sekertaris Umum Bendahara Umum
Ketua I
(Bidang Idarah)
Sekertaris I Bendahara I
Ketua II
(Bidang Imarah)
Sekertaris II Bendahara II
Ketua III
(Bidang Ri’ayah)
Sekertaris III Bendahara III
Keterangan:
Ketua umum memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Pengurus Masjid
Agung Kabupaten Kudus sehari-hari dibantu oleh ketua-ketua (I, II, dan III)
dalam membidangi bidang masing-masing (Ketua I bidang idarah, Ketua II
bidang imarah dan Ketua III bidang ri’ayah).
Sekertaris Umum membantu ketua umum dan ketua I, II dan III serta
memimpin administrasi Pengurus Masjid Agung Kabupaten Kudus dibantu
sekertaris I, II dan III.
Bendahara Umum membantu ketua umum dan ketua I, II dan III untuk
memimpin administrasi keuangan dibantu bendahara I, II dan III.
Tugas dan fungsi bidang-bidang pada Masjid Agung Kabupaten Kudus
ialah;
27
A. Bidang Idarah
1) Menyelenggarakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian,
pengadministrasian dan pendokumentasian segala kegiatan Masjid Agung
Kudus;
2) Menyusun pedoman dan pedoman rumah tangga sebagai acuan
pelaksanaan program kerja;
3) Mensosialisasikan pedoman dasar dan pedoman rumah tangga Masjid
Agung Kudus kepada pengurus masjid besar kecamatan se-Kabupaten
Kudus;
4) Meningkatkan silaturahim dengan berbagai pihak terutama Ulama’ dan
Umara’ di wilayah Kabupaten Kudus;
5) Menyelenggarakan silaturahim, study banding, kunjungan kerja ke
berbagai masjid untuk memperoleh informasi guna penyempurnaan
organisasi dan kegiatan masjid;
6) Meningkatkan peran serta remaja dan wanita dalam berbagai kegiatan
masjid;
7) Berupaya mencetak kader-kader sholih-sholihah yang berahlak karimah,
berwawasan luas dengan menyelenggarakan kegiatan yang sesuai dengan
bakat dan minat mereka masing-masing;
8) Menyelenggarakan pendidikan, majlis ta’lim, kegiatan belajar mengajar
dan kursus secara berjenjang;
9) Mengadakan kerjasama dengan Forum Koordinasi Ta’mir Masjid (FKTM)
dan organisasi kemasjidan di Kabupaten Kudus.
B. Bidang Imarah
1) Senantiasa mewujudkan suasana dan terlaksananya ibadah fardlu dan
sunnah dengan lancar dan khusyu’;
2) Menyelenggarakan pelaksanaan shalat Jum’at dengan lancar, tertib,
khidmad dan khusyu’;
28
3) Menyelenggarakan peringatan hari-hari besar dalam upaya Syi’ar Islam
dan Dakwah Islamiyah, baik bil qaul maupun bil hal, berupa santunan,
beasiswa, khitanan masal dan sebagainya;
4) Mengoptimalkan fungsi perpustakaan yang memadai dengan menyajikan
kitab-kitab salaf, buku ilmiah, bacaan-bacaan Islami yang menarik minat
jama’ah di semua kalangan;
5) Berusaha menggali dan tetap di luar kotak amal masjid;
6) Mengoptimalkan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan menyelenggarakan Taman Kanak-kanak
Muslimat (TK Muslimat).
C. Bidang Ri’ayah
1) Mengusahakan pengadaan dan perawatan sarana prasarana Masjid Agung
Kudus beserta asetnya yang amat representatif agar berkembeng sejalan
dengan volume kegiatan yang semakin bertambah dan kuantitas jama’ah
semakin meningkat;
2) Meningkatkan peran dan fungsi Usaha Kesehatan Masjid (UKM);
3) Mengusahakan sarana mobil serba guna untuk layanan sosial dan
penunjang kegiatan Masjid Agung Kudus;
4) Mempertimbangkan dan mengupayakan segala masukan dalam usaha
perluasan areal tanah Masjid Agung Kudus.
Diantara semua fungsi dan tugas bidang-bidang Masjid Agung Kudus
tersebut mungkin ada yang dihentikan, dilanjutkan, dihapus, diganti atau
ditambahi dengan beberapa pertimbangan lancar atau tidaknya fungsi dan tugas
dan ada atau tidaknya pelaksana fungsi dan tugas tersebut (sesuai kebijakan
masjid).
VISI DAN MISI MASJID AGUNG KUDUS
Berbeda dengan masjid tingkat kecamatan pada umumnya, Masjid Agung
Kudus memiliki visi dan misi. Hal ini dikarenakan Masjid Agung Kudus dinaungi
oleh PemDa (Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus) dan telah di beri SK (Surat
29
Keputusan) dari Kementrian. Visi dan misi ini menjadi sandaran dan acuan untuk
pengembangan dan pengambilan kebijakan Masjid Agung Kudus.
Visi dan Misi Masjid Agung Kudus adalah sebagai berikut:
Visi
Terwujudnya Masjid Agung Kudus sebagai tempat ibadah yang
representatif dan sebagai tempet pembinaan umat, menuju masyarakat yang
sejahtera, religius dan berbudaya.
Misi
1. Menjadikan Masjid Agung Kudus sebagai tempat beribadah yang
representatif.
2. Menjadikan Masjid Agung Kudus sebagai tempat membentuk
kepribadian muslim yang religius.
3. Menjadikan Masjid Agung Kudus sebagai tempa pembinaan
kesejahteraan umat.
4. Menjadikan Masjid Agung Kudus sebagai sarana menuju masyarakat
Islami yang berbudaya.
Untuk mencapai maksud diatas, maka masjid harus berfungsi sebagai
pusat ibadah dan pengembangan masyarakat dalam meningkatkan keimanan,
ketaqwaan, pendidikan keterampilan dan kecerdasan sebagaimana yang dilakukan
umat Islam yang berbudaya.
Dalam upaya partisipasi aktif dalam proses pembangunan, yakni untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengurus
Masjid Agung Kudus sangat perlu mengoptimalkan peran serta masjid dalam
mewujudkan persatuan umat Islam di Kabupaten Kudus, maka dibentuklah
organisasi Masjid Agung Kudus ini.
30
IV. PERAN MASJID AGUNG KUDUS DALAM MASA PENJAJAHAN
Dari berbagai sumber yang peneliti temui di lapangan, mengenai peran
Masjid Agung Kudus di masa penjajahan tidak ditemukan data.
Hal tersebut dijelaskan oleh beberapa narasumber seperti yang di kemukkan
oleh Bapak Masruchan MS selaku Sekretaris Masjid Agung Kudus, beliau
menjelaskan bahwa tidak mengetahui tentang peran Masjid Agung Kudus di masa
penjajahan, karena menurut narasumber, baliau aktif di Masjid Agung Kudus
mulai 1994, dan mulai menduduki jabatan sebagai kepengurusan mulai periode
2007 – 2012 dan 2012 – 2017.
Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Nur Rif’ai selaku sesepuh Masjid
Agung Kudus dan Bapak Drs. Sutiyono, M.Pd selaku Pengurus Disbudpar Kab.
Kudus bahwa tidak ditemukan adanya peran Masjid Agung Kudus di masa
penjajahan. Tetapi pada waktu itu, peran dalam masa penjajahan terfokuskan di
Masjid Menara Kudus.
Menurut peneliti, peran pada masa penjajahan terfokuskan di Masjid Menara
dikarenakan pada masa itu Masjid Agung Kudus masih bernama Masjid Kriyan.
Sedangkan Masjid Agung Kudus sendiri didirikan pada tahun 1959. Dari sini
sudah jelas bahwa masjid ini berdiri sesudah Indonesia merdeka. Maka dari itu,
peneliti tidak menemukan sumber data mengenai peran Masjid Agung Kudus
pada masa penjajahan.
Karena peneliti tidak menemukan data tentang peran Masjid Agung Kudus
di masa penjajahan, peneliti mencoba menggali data baru yaitu tentang kegiatan
para habaib di Masjid Agung Kudus. Dari data yang peneliti dapatkan di
lapangan, para habaib memang mendapatkan peran dalam Masjid Agung tersebut.
Hal ini dikarenakan pendiri Masjid Agung Kudus ialah seorang habib yang
bernama Habib Idris. Peran habaib di Masjid Agung Kudus seperti peringatan hari
besar Islam (PHBI), Jamiyyah Hadroh Ahbabul Musthofa yang dipimpin oleh
Habib Syekh Abdul Qodr As Segaff dari Solo setiap malam Rabu Pahing.
Selain kegiatan tersebut, juga ada Habib Alwi Qosyim yang menjabat
sebagai ketua umum Masjid Agung Kudus masa khidmah 1987 – 1992. Dari sini
31
sudah jelas para habaib dari Kudus maupun dari luar Kudus berperan penting
dalam kegiatan maupun struktur kepengurusan di Masjid Agung Kudus.
Setelah peneliti melakukan kajian ulang ke Arsip Daerah (Perpustakaan
Daerah) Kab. Kudus, tidak ditemukan data yang menyebutkan bahwa Masjid
Agung Kudus mempunyai peran di masa penjajahan, disebabkan terputusnya
sejarah, data ini sesuai dengan sumber buku Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Kabupaten Kudus yang diterbitkan oleh Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kab.
Kudus.
V. BENTUK KEGIATAN DAN PENGELOLAAN YANG DILAKUKAN
MASJID (KEGIATAN KEAGAMAAN)
Gb. 16. Gambar Masjid Agung Kudus tampak depan
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
32
Kesadaran umat Islam dalam membangun masjid sudah begitu besar,
bahkan sudah mampu membuat atau membangun masjid dengan perpaduan
budaya lokal. Pembangunan masjid ini selain kesadaran ibadah juga kesadaran
kearifan lokal. Kebanyakan umat Islam akhir – akhir ini banyak yang mampu
membuat atau membangun masjid, namun belum diikuti dengan kesadaran
memanage kegiatan – kegiatannya, sehingga masih banyak ditemui terutama di
wilayah Jawa Tengah, masjid – masjid yang megah secara fisik, namun miskin
dalam kegiatannya atau dengan kata lain masyarakat sudah sadar membangun
fisik masjid, namun belum mampu memakmurkannya.
Masjid adalah tempat ibadah yang pertama kali dibangun oleh Nabi
Muhammad Saw. Hal ini berarti masjid merupakan lembaga yang mempunyai
perhatian khusus dalam Islam. Secara historis, masjid mengalami perkembangan
fungsi dari masjid yang hanya difungsikan sebagai tempat beribadah mahdhoh,
lambat laun seiring perkembangan zaman masjid sekarang ini menjadi pusat
kegiatan Islam.
Fungsi – fungsi masjid dalam Islam selain sebagai tempat ibadah juga
sebagai tempat i’tikaf, lembaga pendidikan, lembaga pembinaan umat, bahkan
masjid pernah dijadikan sebagai pusat komando perang. Berdasarkan pada hal ini,
tidak menutup kemungkinan fungsi masjid akan semakin bertambah dan begitulah
selayaknya.
Ada tiga management masjid yang sering digunakan umat Islam dalam
memakmurkan masjid – masjid, ketiga management itu yaitu idarah, imarah, dan
ri’ayah. Ketiga komponen ini harus berjalan secara integral dan saling
mengkaitkan, tidak boleh berjalan secara parsial, apalagi bersifat kontradiktif.
Secara jelas ketiga management tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
Pertama, Idarah berarti administrasi, yaitu tata laksana administrasi yang
meliputi surat menyurat, kegiatan , pendataan, keuangan, sarana prasarana, dan
segala yang berkaitan dengan administrasi.
33
Kedua, Imarah berarti kemakmuran, yaitu meramaikan masjid dengan
berbagai kegiatan. Yang mendatangkan dan melibatkan peran jama’ah, sehingga
semua jama’ah memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam kemakmuran
masjid. Aktifitas yang tentunya harus ada dimasjid adalah terjadinya jalinan
hubungan antara hamba dengan Allah (Tuhannya) seperti sholat lima waktu,
sholat jum’ah, tadarus al-qur’an, istighotsah, tarowih, dan i’tikaf.
Ketiga, ri’ayah yaitu merawat semua aset dari masjid yang merupakan
hasil jariyah dan wakaf. Aset masjid tidak hanya berupa bangunan / gedung saja,
akan tetapi juga tanah dan sarana prasarana yang lain. Semua harus tertata rapi
dan terawat sehingga terus dapat diambil manfa’atnya oleh para jama’ah.
Masjid Agung Kudus adalah salah satu masjid yang merupakan
kebanggaan masyarakat Kudus. Selain karena tempatnya yang strategis dan
bangunannya yang megah di pusat kota, juga karena Masjid Agung Kudus ini
mempunyai kegiatan berbasis management diatas.
Untuk memudahkan proses memakmurkan masjid sebagaimana
management imarah, Masjid Agung Kudus dapat dipilah berdasarkan kegiatan
harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, kegiatan tahunan, bahkan kegiatan
yang bersifat insidental.
Kegiatan – kegiatan tersebut diatas oleh pengelola Masjid Agung Kudus
mampu ditata kelola secara rapi dan mampu diakses oleh jama’ah serta
masyarakat luas. Secara detail kegiatan – kegiatan tersebut adalah :
A. Kegiatan Harian
Diantara Kegiatan-kegiatan harian yang diselenggarakan masjid agung kudus
adalah sebagai berikut :
Pertama, penyelenggaraan sholat maktubah. dalam menyelenggarakan
sholat maktubah, pengurus masjid memiliki agenda dan pelaksanan sendiri-
sendiri yaitu sebagai berikut :
 Imam Sholat dzuhur adalah bapak Mukhlis Ahmad dan mu’adzin oleh
bapak Masrukhan
34
 Imam sholat ‘ashar adalah bapak Mukhlis Ahmad, muadzin oleh bapak
Masrukhan, dan qori’ dilantunkan oleh bapak Mustaqim
 Imam sholat Maghrib adalah bapak Masrukhin Ridhwan, muadzin dan
qori’ dilantunkan oleh bapak Masrukhan
 Imam Sholat isya’ adalah bapak Masrukhin, muadzin oleh bapak
Masrukhan, dan qori’ dilantunkan oleh bapak Mustaqim.
 Imam sholat subuh adalah bapak Masrukhin, muadzin oleh bapak
Masrukhan, dan qori’ dilantunkan oleh bapak Mustaqim.
Kegiatan ini didukung oleh sarana dan prasarana dari Masjid, seperti
speaker, pengeras suara, bedug, jam dinding, dan sebagainya. Ketika telah masuk
waktu sholat dengan ditandai jam yang sudah diatur oleh ta’mir masjid, maka
petugas masjid segera menabuh bedug dengan ritme kurang lebih sebagai berikut :
20 kali ketukan kentongan, dilanjut dengan 30 kali pukulan bedug ( mulanya
ditabuh secara pelan – pelan sampai 6 atau 7 kali pukulan, kemudian pukulan
agak cepat sampai 20 kali pukulan, dan kembali lagi menabuh dengan pukulan
pelan ), kemudian memukul kentongan lagi sebanyak 5 kali ketukan, dan kembali
memukul bedug sebanyak 3 kali pukulan (tabuhan), kurang lebih seperti itu.
Tidak selamanya setiap memasuki waktu sholat selalu menabuh bedug, di
Masjid Agung Kudus ini hanya setiap menjelang adzan sholat maghrib, isya’, dan
shubuh yang ditandai dengan suara kentongan dan bedug, dan untuk waktu sholat
dzuhur dan ashar tidak ditandai dengan tabuhan bedug, melainkan hanya dengan
memutar kaset sholawat atau tartil Al – Qur’an.
Adapun petugas yang bersih – bersih Masjid, membuka pintu gerbang
Masjid, menghidupkan lampu, sampai menabuh bedug itu telah terjadwal oleh 5
orang, yaitu : saudara M. Mustaqim, Ismail, Markhan, Afif, dan M.
Qomaruddin.17
17
Hasil wawancara dengan Bapak Mahfudz Mahmudi selaku pengurus bagian sarana
prasarana, pada tanggal 04 januari 2014
35
Kedua, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (KBM) TK yang
dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 11.30 WIB. Dan TPQ yang
dimulai dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB. TPQ dan TK
merupakan lembaga pendidikan yang dimiliki oleh Masjid Agung Kudus,
tepatnya lokasi tersebut ada dibelakang Masjid Agung Kudus.
Gb. 17. Gambar TPQ Masjid Agung Kudus
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
36
Dulu Kegiatan mengaji untuk anak-anak hanya diseleggarakan di masjid
saja. Dan seperti kebanyakan masjid-masjid kuno, Masjid Agung Kudus dalam
pengajarannya masih menggunakan metode baghdadi. Dengan berjalannya waktu
dan semakin majunya Masjid Agung Kudus, ahkirnya pengurus masjid
memberikan Surat Keputusan kepada pengurus TPQ untuk mengelolanya dan
dibangunlah TPQ pada tahun 2006. Untuk penggunaan metode dari awal
berdirinya masjid hingga tahun 2007 TPQ menggunakan metode baca qur’an
Qiro’ati, perpindahan dari metode baghdadi ke metode qiro’ati tersebut karena
alasan pengurus tertarik dengan adanya metode baca secara cepat yaitu qiro’ati.
Selanjutnya dari tahun 2007 hingga sekarang metode tersebut berganti lagi
dengan metode yanbu’a.18
Saat ini TPQ memiliki peserta didik kurang lebih 150 dan jumlah guru sebanyak
18. Untuk biaya syahriyah siswa dikenai biaya sebesar Rp 25.000 ribu perbulan.
Gb. 18. Gambar TK Masjid Agung Kudus
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
18
Hasil wawancara dengan Bapak Masrukhan selaku kepala kantor, pada tanggal 27
november 2013
37
Lembaga pendidikan selanjutnya adalah TK, TK ini memiliki dua
kategori siswa yaitu siswa reguler dan plus, untuk reguler siswa masuk pukul
07.30 sampai 11.30, dimana syahriyah untuk kelas reguler sebesar Rp.115.000
dan biaya ini sudah termasuk uang jajan. Sedangkan yang plus siswa masuk
sekolah pukul 07.30 sampai pukul 13.00, dan SPP sebesar RP.250.000. maksud
dari plus adalah disini TK melayani penitipan anak, bagi ibu-ibu yang sedang
kerja biasanya anaknya dititipkan dahulu, setelah selesai kerja anak mereka
biasanya diambil, biaya tersebut sudah termasuk uang jajan. Sedangkan jumlah
keseluruhan siswa TK yaitu 95 anak, yang terdiri dari siswa TK besar dan TK
kecil.19
B. Kegiatan mingguan
Diantara Kegiatan-kegiatan mingguan yang diselenggarakan Masjid
Agung Kudus adalah sebagai berikut :
Pertama, Qira’atul Qur’an Murattal. Kegiatan ini diselenggarakan setiap
malam ahad setelah sholat maghrib dan dipipmpin oleh Ikatan Pembina Qori’
Qori’ah ( IPQOH) cabang Kudus.
Gb. 19. Foto kegiatan tadarus Alqur’an Masjid Agung Kudus
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
19
Hasil wawancara dengan Ibu Diani selaku wali murid TK Masjid Agung Kudus, pada
tanggal 17 Desember 2013
38
Kedua, Tadarus Al-Qur’an kepada Bapak-bapak dan ibu-ibu. Kegiatan ini
diselenggarakan setiap malam selasa setelah jama’ah sholat isya’ dan dipimpin
oleh para pengurus Masjid Agung Kudus sendiri.
Gb. 20. Gambar Unit Kegiatan Masjid
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
Ketiga, Pelayanan Kesehatan (UKM) yang diselenggarakan bagi
masyarakat umum. Yang mana kegiatan ini diadakan setiap jum’at pagi dari pukul
09.00 sampai pukul 11.00 WIB, dalam menyelenggarakan kegiatan ini pihak
39
masjid bekerja sama dengan puskesmas Desa Wergu Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus.
Keempat, Pengajian Tafsir Showi bagi ibu- ibu setiap jum’at pukul 16.00
atau ba’da ashar dan dipimpin oleh KH. Azwar Anas.
Gb. 21. Foto diambil waktu kegiatan pengajian Ibu – Ibu Muslimat
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
Kelima, Pengajian ibu- ibu muslimat (sabilul huda) setiap hari selasa
pukul 13.00 atau ba’da dzuhur yang dipimpin oleh bapak KH. Muchlis Faidhoni.
Gb. 22. Kegiatan tafsir dan tartil Alqur’an walisantri
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
40
Keenam, Tartil dan tafsir Al-Qur’an walisantri, kegiatan ini merupakan
kegiatan yang berbeda dari masjid yang lain. Dimana masjid menggandeng para
wali murid TPQ atau TK. Tapi kegiatan ini lebih diperuntukkan untuk wali murid
TK. Kegiatan ini ditawarkan bagi wali murid yang berkeinginan ngaji. Alasan
diadakannya kegiatan ini yaitu tujuan untuk mengisi waktu luang wali murid
dengan kegiatan yang lebih bermanfa’at yaitu dengan mengaji qur’an di masjid,
tempat yang digunakan untuk ibu-ibu ini biasanya diserambi masjid sebelah
selatan, yaitu setiap hari selasa dan kamis sekitar ba’da ashar, acara ini biasanya
dipimpin oleh guru TPQ, Adapun guru yang sering mengisi acara ini adalah
Ustadzah Istiqomah, Ustadzah Ristiyaningsih dan Ustadzah Ruhana.
Ketujuh, yaitu pengajian rutin setiap hari rabu pukul 18.05 atau setelah
sholat maghrib. Pengajian ini mengkaji kitab kuning atau kitab irsyadul ibad yang
diampu oleh bapak KH. Ahmad Asnawi.
Kedelapan, yaitu dzikir khususi. Dzikir ini dilaksanakan setiap malam
sabtu setelah sholat isya’dan jama’ah yang mengikuti kegiatan ini dinamakan
jama’ah al-hidmah. Dzikir tersebut menggunakan acuan dzikir dari podok
pesantren Al-Fithrah Kedinding Surabaya. Kelurahan Kedinding Lor terletak di
Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya Jawa Timur dengan pengasuh pondok KH.
Asrori Al-Ishaq (Alm).
41
Gb. 23. Gambar Jadwal khotib dan Imam Rowatib Masjid Agung Kudus
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
Kesembilan, penyelenggaraan sholat jum’ah. Adapun mengenai kegiatan
sholat jum’ah, masjid memiliki agenda tersendiri yaitu sebagai berikut. Jum’at
pon sholat jum’ah diimami oleh bapak KH. Halim Ma’ruf, Jum’at wage sholat
jum’ah diimami oleh Drs. KH. Sayutin Nafi’, Jum’at kliwon sholat jum’ah
diimami oleh Drs. KH. Shodiqun M.Ag. Juma’at legi sholat jum’ah diimami oleh
Drs. KH. Abdullah Afif Sholih, Jum’at pahing sholat jum’ah diimami oleh KH.
Ahmadi Abdul Fatah, MA. Sebagai pengganti (badal) bila ada salah satu yang
berhalangan untuk hadir, maka digantikan oleh KH. Abdul Rosyad.
Adapun tema yang dipilih khotib dalam khotbah sholat jum’at ini
disesuaikan dengan hari-hari besar islam yang sedang atau yang telah dilewati,
42
seperti ketika bertepatan bulan romadhon maka tema yang disampaikan adalah
tentang hal-hal yang berkaitan dengan bulan romadhon, dan lain-lain.20
C. Kegiatan bulanan
Selain kegiatan mingguan yang telah dikemukakan diatas, Masjid Agung
Kudus juga memiliki kegiatan bulanan, yaitu :
Pengajian umum hari ahad pagi pada awal bulan atau biasa disebut dengan
kegiatan APAB (Ahad Pagi Awal Bulan), biasanya sebelum acara dimulai, malam
sebelumnya diisi dengan acara khotmil Qur’an. Setelah acara ini selesai kemudian
diteruskan dengan acara terbangan dari forum komunikasi terbang papat
kabupaten kudus. Terbang papat sendiri adalah semacam lomba terbang yang
menggunakan terbang yang berjumlah empat dan ditambah satu jidur.
Mauidhoh Hasanah dalam acara ini biasanya didatangkan pembicara dari
dalam dan luar kota, tergantung momennya, bila acara bertepatan dengan hari
besar islam maka biasanya mendatangkan pembicara dari luar kota. Pembicara-
pembicara yang sering didatangkan diantaranya adalah KH. Abdul Wakhid, KH.
Ahmad Asnawi, KH. Mashuri, KH. Kustur Fais, Drs. Mashud Syiraj M.H, KH.
Abdul Hafidz Syathori, Habib Umar Al Muthohar, dan masih banyak para ulama’
dan habaib yang lain.
Selain kegiatan tersebut, juga ada Kegiatan penunjang yaitu Maulid
Simthudduror Ahbabul Musthofa yang diketuai oleh Habib Syekh bin Abdul
Qodir Assegaf dari Solo.
D. Kegiatan tahunan
Selain kegiatan bulanan yang telah dikemukakan diatas, masjid juga
memiliki kegiatan yang tahunan, diantaranya yaitu :
Kegiatan khoul pendiri masjid yaitu Habib Muhammad Idris atau yang
dikenal dengan Mbah Tumenggung Aryo Condro Negoro, setiap tanggal 10
Muharrom. Sebetulnya pengurus masjid belum tahu kapan tepatnya wafat Habib
20
Hasil wawancara dengan Bapak M Qomarudin selaku karyawan Masjid Agung Kudus,
pada tanggal 16-12-2013
43
M. Idris, untuk itu ada inisiatif untuk mengadakannya saat awal tahun hijriyah dan
malam sebelumnya diisi dengan kegiatan santunan.
Kegiatan PHBI (Perayaan Hari Besar Islam). Biasanya penyelenggaraan
kegiatan disesuikan dengan tema yang berhubungan dengan hari – hari besar
tersebut.
Kegiatan pada saat bulan Ramadhan, seperti menyelenggarakan sholat
tarawih, memberikan ta’jil kepada masyarakat umum, dan lain sebagainya.
Acara yang biasa diselenggarakan Masjid Agung Kudus ketika hari besar
Idul Fitri yaitu mengumpulkan dan membagikan zakat fitrah dan pagi nya
melakukan sholat ‘idul fitri bersama di Masjid Agung Kudus.
Kegiatan Idul Adha kegiatannya adalah sholat ‘idul adha, setelah itu
melakukan qurban bersama-sama dan membagikannya kepada masyarakat.
Kegiatan awal dan akhir tahun, yaitu dengan membaca do’a akhir tahun
dan awal tahun bersama - sama.
Gb. 24. Foto pada waktu kegiatan santunan anak yatim piatu
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
Kegiatan maulid Nabi Muhammad Saw. Masjid Agung Kudus biasanya
mengadakan khotmil qur’an sehari sebelum hari H, selanjutnya pembacaan al-
44
barjanji, setelah tiba hari H selanjutnya masjid agung kudus mengadakan
pengajian umum , khitanan massal, santunan anak yatim dan lain-lain.
Gb. 25. Foto perpustakaan Masjid Agung Kudus
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
Masjid Agung Kudus juga sempat memiliki perpustakaan baca umum
yang tempatnya dibelakang masjid, perpustakaan ini didirikan oleh salah satu
pengurus masjid bernama Mustaqim dan akhirnya perpustakaan ini ditutup karena
ditinggal pengurusnya, karena kuragnya petugas, sehingga banyak pembaca yang
tidak mentaati tata tertib. Banyak pembaca yang tidak mengembalikan bukunya.
Sehingga dengan adanya hal tersebut perpustakaan ditutup untuk umum. Adapun
kondisi perpustakaan masjid agung kudus sekarang adalah tidak terawat, dan
berada di serambi masjid bagian depan sebelah kiri.
Dalam menentukan waktu sholat fardhu, Masjid Agung Kudus
menggunakan patokan yang dibuat oleh KH. Turaikhan Adjhuri Assarofi (Alm),
yang mana patokan tersebut juga digunakan oleh masjid menara, dan patokan ini
45
digunakan sejak dulu dan sampai sekarang, kemudian diikuti oleh masjid – masjid
yang lain se Kudus sebagai penentuan waktu sholat fardhu.21
VI. BENTUK KEGIATAN DAN PENGELOLAAN YANG DILAKUKAN
MASJID (KEGIATAN BISNIS)
Masjid merupakan simbol keislaman. Masjid tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan umat Islam, karena Masjid merupakan simbol ketundukan umat Islam
kepada Allah swt. Kata Masjid terulang dua puluh delapan kali dalam Al-Qur’an.
Secara bahasa Masjid berasal dari kata sajada-sujud yang mempunyai artinya
patuh, taat, tunduk dengan penuh hormat. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut,
dan kaki ke bumi, atau bersujud ini adalah bentuk lahiriyah yang paling nyata dari
makna-makna tersebut. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan
untuk shalat disebut Masjid, “tempat bersujud”.
Dalam pengertian sehari-hari, Masjid merupakan bangunan tempat shalat
kaum Muslim. Tapi karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh,
hakikat Masjid menjadi tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung
kepatuhan kepada Allah swt. Al-Qur’an menegaskan bahwa Masjid merupakan
tempat orang berkumpul melakukan sholat secara berjamaah, dan meningkatkan
solidaritas serta silaturrahmi di antara sesama kaum muslim. Masjid juga
berfungsi sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam seperti diskusi,
mengaji, dan memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama serta pengetahuan
umum. Selain itu, masjid juga berfungsi sebagai menejemen pengelolaan
keuangan.
Bisnis merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis
dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
21
Hasil wawancara dengan Bapak Masrukhan selaku kepala kantor Masjid Agung Kudus,
pada tanggal 17-12-2013
46
Ada dua istilah dalam dunia bisnis, yaitu Provit dan Non Provit, profit
adalah keuntungan atau nilai lebih yang diperoleh setelah dikurangi modal serta
biaya lainnya, seperti kantin kejujuran, pengobatan gratis dll. sedangkan Non
Provit adalah suatu kegiatan yang tidak membutuhkan modal tetapi terkadang
mendapatkan keuntungan dan terkadang tidak mendapatkan keuntungan, seperti:
kas parkir kendaraan sepeda motor, kas masjid (kas bulanan, kas jama’ah sholat
jum’at).
Adapun bisnis protif yang dikelola oleh Masjid Agung Kudus antara Lain
adalah :
a) Kantin Kejujuran
Kantin mungkin banyak ditemui dilembaga-lembaga formal
maupun non formal. Kantin ini, sudah selayaknya kalau
menyediakan barang-barang kebutuhan siap pakai bahkan makanan
ringan atau minuman ringan. Kantin ini, memang biasanya
ditemukan selalu adanya penjaga dan barang-barang yang siap jual
maupun ada juga kantin yang tidak seperti hal diatas tidak ada
penjaga dan barangnya terbatas bahkan tempatnya pun sangat
terbatas. Kantin jenis inilah yang ada di Masjid Agung Kudus
dengan nama kantin kejujuran.
Adanya kantin kejujuran, yaitu menjual minuman berbagai
produk dan jangan heran jika pembeli tidak menemui seorang
penjaga di kantin tersebut, meski banyak pembeli "menyerbu"
minuman yang disediakan, sang penjaga kantin tidak akan pernah
muncul. Uniknya, pembeli memahami benar keadaan itu. Mereka
akan mengeluarkan uang dari saku dan meletakkannya dalam kotak
khusus saat mengambil minuman, yang jumlahnya sesuai dengan
harga banderol, dengan uang yang pas. Bukankarena penjaga
kantin sedang berhalangan atau sakit.melainkankantinitu memang
tidak memiliki penjaga. Hanya kejujuran pembelilah yang
memegang peran dalam kegiatan operasional kantin tersebut
47
sehari-hari.Rugikah? Tentu saja tidak, selama kejujuran dapat
ditegakkan oleh para pembeli.
Kas kantin kejujuran berdasarkan hasil wawancara dengan
bapak Masrukhan selaku pengurus masjid dibukanya tidak ada
waktu rutin yang pasti, namun berdasarkan kebutuhan dan prediksi
dari pengelola tersebut. Untuk tahun 2013 kas kantin kejujuran
dibuka selama sebelas bulan mulai bulan januari sampai november,
kas kantin 2013 mendapatkan saldo tiga juta rupiah. Hal ini tidak
akan di Crosscheck dengan barang yang dijual, sehingga tidak
pernah mempertimbangkan uang modal yang disediakan dengan
pendapatan yang dihasilkan. Dan hasil tersebut digunakan untuk
dibelanjakan produk minuman kembali.
Konsep yang sangat sederhana, namun mungkin akan
sangat sulit dalam pelaksanaannya. Sekilas, kantin ini
tidakberbedadengan kebanyakan kantin lainnya. Perbedaanya
hanya dalam pola pembayaran yang menitikberatkan pada
kesadaran pembeli."Kantin Kejujuran ini juga menjadi ajang
pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya kejujuran
terhadap diri sendiri, lingkungan, hingga bangsa dan negara."
b) Pengobatan
Selain ada kantin kejujuran, dalam Masjid Agung
disediakan Pelayanan Kesehatan gratis yang diselenggarakan oleh
pengurus masjid yang ditujukan untuk masyarakat umum, dalam
menyelenggarakan kegiatan ini pengurus (pihak masjid) bekerja
sama dengan puskesmas Desa Wergu Kecamatan Jati Kabupaten
Kudus dan honor untuk dokter pada pengobatan gratis ini
mendapat honor dari dana APBD (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah), masjid agung hanya dikenai biaya pembelian
obat-obatan saja.
48
Kegiatan ini diadakan setiap jum’at pagi dari pukul 09.00
sampai pukul 11.00 WIB. Bagi para pasien yang berobat dikenakan
biaya duaribu rupiah untuk mengganti biaya administrasi saja. Di
sini pasien harus mengambil nomor urut antrian terlebih dahulu
dan membayar biaya administrasi, setelah itu menunggu nomor
antriannya di panggil baru di periksa.
Selain hari jumat tersebut pengobatan juga di buka pada
hari Ahad pagi awal bulandisetiap bulanya kegiatan ahad ini
bukan dilakukan dokter yang biyasanya jaga dihari jum’at tetapi
dijaga oleh salah satu pengurus masjid yang kebetulan berprofesi
sebagai dokter hal ini sangat mendukung pengurus masjid karna
selama ini sangat susah mencari tenaga medis.22
Pengobatan ini dilakukan atas kesadaran dari masing-
masing pihak dan bukan sama sekali kegiatan yang bersifat
struktural.
c) Lembaga Pendidikan
Bidang Pendidikan Masjid Agung Kudus mempunyai
sebuah Lembaga Pendidikan yaitu TPQ dan TK yang berlokasi
dibelakang Masjid Agung Kudus. Adapun jadwal kegiatan
Lembaga Pendidikan TK Masjid Agung Kudus dimulai dari pukul
07.30 sampai dengan pukul 11.30 WIB. Dan TPQ Masjid Agung
Kudus dimulai dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB.
d) BidangKeagamaan
Dalam bidang keagamaan Masjid Agung Kudus
mempunyai program program kegiatan keagamaan diantaranya
yaitu Pengajian umum hari ahad pagi pada awal bulan atau biasa
disebut dengan kegiatan APAB ( Ahad Pagi Awal Bulan ),
kegiatan Qira’atul Qur’an Murattal yang diselenggarakan setiap
malam ahad setelah sholat maghrib dan dipipmpin oleh Ikatan
22
Data diperoleh dari keterangan bapak Mahfud Mahmudi (pengurus Masjid agung
Kudus). Hari Senin tanggal 4 Januari 2014 pukul. 12.30 WIB
49
Pembina Qori’ Qori’ah ( IPQOH) cabang Kudus, Tadarus Al-
Qur’an kepada Bapak-bapak dan ibu-ibu yang diselenggarakan
setiap malam selasa setelah jama’ah sholat isya’ dan dipimpin oleh
para pengurus Masjid Agung Kudus sendiri, Pengajian Tafsir
Showi bagi ibu- ibu setiap jum’at ba’da ashar dan dipimpin oleh
KH. Azwar Anas, pengajian rutin setiap hari rabu setelah sholat
maghrib Pengajian ini mengkaji kitab kuning atau kitab Irsyadul
Ibad yang diampu oleh bapak KH. Ahmad Asnawi, dan juga
penyelenggaraan sholat jumat.
Sedangkan bisnis Non Provit yang dikelola oleh Masjid Agung Kudus
antara lain :
a) Jasa Parkir
Masjid Agung Kudus walaupun terletak ditengah kota tapi
masih mempunyai halaman depan Masjid yang cukup luas.
Halaman ini sifatnya multi fungsi pada hari-hari tertentu bisa
dijadikan tempat pengajian, sedangkan hari yang lain digunakan
juga untuk sholat seperti Idul Fitri maupun Idul Adha, bahkan
sholat Jum’at. Namun setiap harinya khususnya setelah Dhuhur
halaman ini dijadikan jasa parkir.
Jasa parkir yang dilakukan oleh pengelola Masjid Agung
Kudus, mengingat lokasi Masjid yang berada ditengah kota dan
padatnya kendaraan diwilayah Kudus, serta banyaknya jama’ah
sholat yang datang dari berbagai daerah dengan mengendarai
kendaraan roda empat maupun roda dua. Agar jama’ah sholat
merasa nyaman dan aman kendaraan yang diparkir dijaga dan
ditata oleh pengurus Masjid Agung Kudus. Gratis, adalah slogan
yang digunakan oleh pengelola Masjid Agung Kudus sebagai
layanan kepada jamaah. Sehingga seakan-akan parkir dihalaman
Masjid ini menjadi primadona para pengendara motor.
Untuk menjaga ketertiban kendaraan, pengelola
menyediakan nomor dan tanda pengenal kendaraan yang diparkir
50
layaknya penitipan, sebagai ganti layanan, Masjid Agung Kudus
pengelola hanya menyediakan kotak amal. Meskipun tidak ada tarif
untuk parkir kendaraan dan hanya mengandalkan keikhlasan,
namun penghasilan yang didapat dari parkir kendaraan tersebut
sangat luarbiasa dan melebihi target, kas jasa parkir perminggunya
dapat menghasilkan kira-kira dua juta rupiah.23
b) Kas Masjid
Selain dari jasa parkir, sumber dana Masjid Agung Kudus
juga diperoleh dari kas masjid. Pemasukan dari kas masjid
diperoleh dari kas setiap bulannya (kas Besar) dapat mencapai
sepuluh sampai tiga puluh juta rupiah, dan pemasukan yang
dihasilkan dari kas tiap hari jumat (waktu sholat jumat), dalam
anggarannya pemasukan mencapai empat sampai lima juta rupiah
dari jamah sholat jum’at.24
Selain dari kas bulanan (kas besar) dan kas tiap hari
jum’at.Sumber dana juga diperolehdari para donatur di antaranya
yaitu: dari pabrik pabrik ternama di kota kudus seperti pabrik
polytron, Pabrik Sukun, Pabrik Djarum, Perusahaan Jenang 33, dan
perusaan Besar Lainya yang ada di kota Kudus, para donatur
dengan sangat senang memberikan shodaqohnya untuk
pengelolaan masjid, dan rata-rata dengan jumlah yang tidak
sedikit25
.
Sekilas tentang pengurus masjid tersebut, secara
keseluruhan mereka mendapatkan upah atau bisyarohnya dari uang
kas masjid yaitu sekitar sepuluh juta rupiah perbulan sedangkan
23
Hasil Wawancara dengan Bpk. Masrukhan, Jabatan,Kepala Kantor Masjid Agung
Kudus, Skretaris I,Tanggal,17 Desember 2013,Pukul.10.00-10.51 WIB,Tempat ,KantorMasjid
Agung Kudus
24
Hasil wawancar dengan Bpk H. Rif’i Noor, Selaku pernah menjadi pengurus Masjid
Agung Kudus, Pada tanggal 16Desember 2013,pukul 18:37:23, di kediaman beliau
25
Hasil wawancar dengan Bpk H. Rif’i Noor, Selaku pernah menjadi pengurus Masjid
Agung Kudus, Pada tanggal 16Desember 2013,pukul 18:37:23, di kediaman beliau
51
untuk petugas imaroh, kas Masjid mengeluarkan uang yakni sekitar
dua juta rupiah perbulanya.26
Pengeluaran uang kas Masjid Agung Kudus dpat di bagi
dua yang bersifat rutin dan yang bersifat temporar. Uang rutin
trmsuk d dlmny adl uang listrik masjid,listrik TPQ, dan telp, juga
untuk peralatan klining servis, perawatan berkala seperti
pengecatan, dan lain sebagainya.27
Kegiatan-kegiatan diatas merupakan usaha dan
pengembangan menejemen Masjid Agung Kudus seiring
perkembangan situasi dan kondisi Kota Kudus ada banyak kegiatan
yang dilakukan oleh Masjid yang terletak disebelah barat alun alun
kota kudus ini, yaitu kegiatan-kegiatan yang berorientasi
keagamaan (Non profit) dan ada juga kegiatan yang berorientasi
profit namun dalam balutan keagamaan dan tidak semata-semata
mencari keuntungan sebesar-basarnya.
Salah satu pendukung utama bagi berhasilnya program dan
aktivitas masjid adalah bagusnya menajemen keuangan masjid.
Manajemen keuangan masjid meliputi pengadaan uang,
pembelajaan yang tepat, administrasi keuangan yang baik.
Sehingga tumbuh kepercayaan bagi pengurus masjid yang dengan
demikian juga akan mengundang orang lebih senang beramal.
VII. KEGIATAN MASJID PADA HARI- HARI BESAR ISLAM
PHBI atau Peringatan Hari Besar Islam diperingati oleh umat Islam setiap
tahunnya. Merayakan hari besar Islam merupakan bentuk peringatan terhadap
berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam. Diantara beberapa peringatan hari
besar Islam tersebut yang diperingati oleh umat muslim adalah Tahun Baru
26
Hasil Wawancara dengan Bpk. Masrukhan, Jabatan,Kepala Kantor Masjid Agung
Kudus, Skretaris I,Tanggal,17 Desember 2013,Pukul.10.00-10.51 WIB,Tempat ,KantorMasjid
Agung Kudus
27
Hasil Wawancara dengan Bpk. Masrukhan, Jabatan,Kepala Kantor Masjid Agung
Kudus, Skretaris I,Tanggal,17 Desember 2013,Pukul.10.00-10.51 WIB,Tempat ,KantorMasjid
Agung Kudus
52
Hijriyyah, Hari Asy-syuro (10 Muharram), Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, Ramadhan,
Idul Fitri, dan Idul Adha.
Perayaan untuk memperingati hari besar Islam tersebut ditandai dengan
kegiatan ibadah, seperti pengajian, puasa, ceramah agama, maupun shalat. Hal ini
mendapat respon oleh pengurus Masjid Agung Kudus untuk merayakan dalam
memperingati hari besar Islam tersebut dengan mengadakan kegiatan sebagai
berikut.
1. 1 Muharram (Tahun Baru Hijriyyah)
Muharram adalah bulan di mana umat Islam mengawali tahun
kalender Hijriah berdasarkan peredaran bulan. Dengan kata lain tahun baru
Islam atau biasa orang menyebutnya dengan 1 (satu) Muharram adalah hari
pertama dalam tahun baru hijriyyah. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Bapak Masrukhan selaku pengurus Masjid Agung Kudus, perayaan Hari
Besar Islam satu Muharram dari tahun-tahun sebelumnya selalu berbarengan
dengan kegiatan Pondok al-Muayyad yang berada di Simpang 7 Kudus. Hal
ini yang membuat Masjid Agung Kudus memutuskan untuk bekerja sama
dengan pondok al-Muayyad dalam kegiatan perayaan tahun baru Hijriyyah.
Secara kronologi kodisi ini bermula dari pihak Masjid Agung Kudus
sendiri yang sebenarnya ada keinginan untuk mengadakan kegiatan sendiri,
namun karena setiap datang tahun baru hijriyyah di Simpang 7 sudah di
back up oleh pondok al-Mu’ayyad dengan mengadakan kegiatan khataman
al-qur’an, maka Masjid Agung Kudus pun akhirnya bekerja sama dengan
pihak luar tersebut untuk memperingati tahun baru hijriyyah.
Kegiatan PHBI tahun baru hijriyyah diawali terlebih dahulu dengan
khataman al-qur’an pada hari terakhir menjelang tahun baru hijriyyah, lalu
dilanjutkan dengan pembacaan do’a akhir tahun pada sore hari ba’da ashar.
Dan kemudian disambung dengan membaca do’a awal tahun bersama-sama
juga di Masjid Agung Kudus ba’da maghrib.
Ada hal yang unik dalam peringatan tahun baru hijriyah di Masjid
Agung Kudus ini, yakni ada pada kegiatan Khataman Qur’an yang
dilaksanakan dengan kerjasama dari pihak luar yaitu pondok al-Muayyad.
53
Khataman al-Qur’an diikuti secara sukarela oleh para guru TPQ sekabupaten
Kudus yang menginduk di Kudus sekitar 1000 guru TPQ Qira’ati. Dan
untuk memperingati Tahun Baru Hijriyyah pada tahun 1435 H kemarin,
Masjid Agung Kudus telah berhasil menghatamkan sebanyak 39 Khataman
Qur’an yang diikuti oleh para guru TPQ Qira’ati tersebut. Kegiatan
kerjasama ini bisa dikatakan rutin tiap tahun. Karena hampir setiap tahun
baru hijriyyah, dari pihak Masjid Agung Kudus selalu bekerja sama dengan
pihak luar tesebut.
Dana yang diperoleh untuk menunjang kegiatan tahun baru hijriyyah
yang berlangsung ini berupa perolehan dari pengajuan proposal yang dibuat
oleh pengurus Masjid Agung Kudus ke berbagai dermawan.
2. 10 Muharram (Hari Asyuro)
Bagi umat Muslim, 10 Muharram atau dikenal dengan Asy-syuro
merupakan salah satu hari yang cukup istimewa. Banyak umat yang
menjalankan ibadah puasa pada 9 dan 10 Muharram. Bagi sebagian
kalangan, Asy-syuro juga menjadi momentum untuk saling berbagi dengan
anak yatim.
Hal itu juga yang dilakukan olah para pengurus Masjid Agung
Kudus. Dalam memperingati Hari Asy-Syuro, Masjid Agung Kudus
mengadakan kegiatan santunan anak yatim. Untuk santunan 10 Muharram,
Masjid Agung Kudus mengambil perwakilan dari tiap kecamatan di
kabupaten Kudus. Dari masing-masing utusan Kecamatan se Kabupaten
kudus tahun 2012 mendapatkan sekitar 150 anak yatim. Yakni dengan
kriteria anak yatim yang maksimal usia 10 tahun, yang diambil atau dipilih
dari non panti atau bukan dari panti.
Dana yang diperoleh untuk kegiatan santunan anak yatim dalam
memperingati hari besar 10 Muharram ini diperoleh dari pengajuan proposal
yang dibuat oleh pengurus Masjid Agung Kudus ke berbagai dermawan dan
juga diperoleh dari para dermawan yang sukarela memberi santunan berupa
barang untuk anak yatim tersebut.
3. 12 Rabiul Awal (Maulid Nabi)
54
Pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal ini,
Masjid Agung Kudus mempunyai agenda rutinan. Dari tanggal 1 – 12
Rabiul Awal, diadakan pembacaan al-barzanji lengkap dengan terbang
papatnya, kemudiaan diadakan khatmil qur’an, dan khitanan masal.
Pembacaan al-barzanji disini yang dibaca adalah semuanya, dalam
artian dibaca komplit (semua). Ini berlaku untuk umum. Jadi jika ada
jama’ah yang ingin mengikuti kegiatan maulud nabi ini, bisa. Lalu untuk
khitanan massal yang diselenggarakan untuk memperingati Maulid Nabi ini,
selalu dibatasi. Namun, setiap tahunnya selalu meningkat. Seperti tahun
2011 dibatasi 50 anak, lalu 2012 di ikuti 60 anak, dan yang terakhir 2013
diikuti oleh 75 anak. Prosesi khitanan massal ini diikuti dari kalangan umum
(bebas) di sekitar kabupaten Kudus.
Jadi urutannya, dari tanggal 1 – 12 rabiul awal diadakan berzanji atau
pembacaan al-barzanji tiap malam dengan terbang papat28
(setiap harinya
perwakilan terbang papat dari perkecamatan). Kemudian pada tanggal 12
nya kegiatan khitanan masal, dilanjut khotmil qur’an dan pembacaan al-
barzanji semuanya komplit dengan rebana modern. Dan dana yang
digunakan dalam acara ini adalah dana dari pengajuan proposal ke
dermawan.
Untuk kegiatan maulid nabi yang berlangsung tiap tahunnya di
Masjid Agung Kudus ini, dananya diperoleh dari pengajuan proposal yang
dibuat oleh pengurus Masjid Agung Kudus ke para dermawan.
4. 27 Rajab (Isra’ Mi’raj)
28
Terbang Papat, seni musik asli Kudus ini pernah berhasil meraih rekor Museum Rekor
Indonesia (MURI) kategori Tabuh Terbang Papat Terlama. Tabuh Terbang Papat berlangsung
selama lima hari sejak Minggu hingga Kamis (15-19/07/2012) di Serambi Masjid Agung Kudus.
Aksi yang juga digelar untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan ini melibatkan 130
kelompok Terbang Papat se-Kabupaten Kudus yang tergabung dalam Forum Komunikasi Terbang
Papat (FKTP) Kudus. Mereka berhasil menabuh terbang 87 jam tanpa henti. Melampaui target
waktu yang direncanakan sebelumnya, yakni 83 jam.
55
Kegiatan pada peringatan isra’ mi’raj sekarang ini tidak selalu ada
kegiatan rutinan di Masjid Agung Kudus. Jadi dulu sempat ada acara rutinan
pengajian umum oleh Jam’iyyah Sabilul Huda (Jam’iyyah Putri Masjid
Agung Kudus) 29
. Jam’iyyah tersebut masih berdiri sampai sekarang. Namun
seiring perjalanan, nampaknya tidak begitu seirama dengan pengurus masjid.
Karena pengurusnya sudah berganti periode, dan setiap ketua itu punya gaya
pemimpin yang berbeda maka sekarang sudah tidak ada pengajian umum
rutinan untuk isra’ mi’raj. Baru tahun 2012 diisi atau diganti dengan
sarasehan remaja Masjid Agung Kudus dan kegiatan pembinaan.
5. Bulan Ramadhan dan 1 Syawal ( Hari Raya Idul Fitri)
Di bulan ramadhan yang suci, Masjid Agung Kudus mempunyai
banyak agenda rutin seperti pengajian menjelang buka puasa, buka puasa
bersama, tarawih bersama, dan tadarus bersama setelah shalat tarawih.
Untuk semua kegiatan ramadhan tersebut, Masjid Agung Kudus mendapat
suntikan dana untuk mempersiapkannya dari dermawan yang datang sendiri,
dermawan dari pengajuan proposal yang dilakukan Masjid Agung Kudus,
dari pabrik-pabrik seperti pabrik Sukun, Noroyono dan Langsep, dan dari
produk sponsor lainnya.
Pengajuan proposal untuk ramadhan biasanya ada dua macam.
Proposal permintaan uang tunai, dan proposal permintaan snack untuk buka
puasa dan pengajian. Untuk harian dalam bulan ramadhan, Masjid Agung
Kudus menyediakan sekitar 150 – 250 makanan.
Selain itu, Masjid Agung Kudus juga memberikan santun kepada
anak yatim (dari panti). Biasanya yang diambil sekitar 500 anak yatim. Dan
santunan anak yatim bulan ramadhan biasanya dilaksanakan pada kamis
malam jum’at pada bulan ramadhan. Santunan anak yatim ini dilakukan satu
kali dalam bulan ramadhan tersebut.
29
Jam’iyyah Sabilul Huda (Jam’iyyah Putri Masjid Agung Kudus) masih berdiri sampai
sekarang namun sekarang perputaran wilayah pengajiannya disekitar desa demaan, makanya
sekarang disebut Jam’iyyah Demaan.
56
Untuk zakat fitrahnya, Masjid Agung Kudus siap menyalurkan bagi
masyarakat yang ingin berzakat fitrah. Biasanya pihak panitia atau pengurus
Masjid Agung memasang spanduk untuk memberitahukan informasi bagi
yang ingin membayar zakat dengan menitipkannya melalui pihak Masjid
Agung Kudus. Biasanya pengumpulan zakat fitrah ini dibuka selama bulan
puasa, dan untuk pembagian zakat fitrah dilakukan setelah isya’. Pembagian
zakat fitrah diutamakan diberikan ke masyarakat sekitar Masjid Agung
Kudus yang membutuhkan.
Lalu untuk pelaksanaan sholat idul fitri, itu banyak jama’ahnya.
Hampir semua yang diluar kota yang pada pulang ke Kudus memenuhi
masjid sampai Ramayana samapai ke timur lagi. Pada kegiatan shalat Id
bukan hanya idul fitri saja melainkan idul adha juga, di Masjid Agung
Kudus para pengurus Masjid Agung Kudus biasanya mengambil imam dan
khatib langsung dari imam Masjid Agung Kudus. Hal ini dikarenakan untuk
efektifitas kegiatan, namun terkadang juga mengambil imam dari luar kota,
seperti halnya Bpk. Abdul Jalil, Bpk.Rofiq Halim, Bpk Abdul Hadi (Mantan
Rektor Stain Kudus), dan Bpk.Syaefur Rohkman.
6. 12 Dzulhijjah (Hari Raya Idul Adha)
Untuk kegiatan Idul Adha di Masjid Agung Kudus, rutinnya paginya
diadakan shalat Idul Adha terlebih dahulu, selanjutnya melaksanakan
pemotongan hewan qurban. Data yang peneliti peroleh untuk tahun 2011
yakni 5 kerbau dan 23 kambing, tahun 2012 yaitu 6 kerbau dan 17 kambing,
dan untuk tahun 2013 Masjid Agung Kudus memperoleh 6 ekor kerbau dan
13 ekor kambing. Untuk tahun kemarin tahun 2013 memperoleh sekitar
2500 bungkus daging qurban. Daging qurban tersebut nantinya akan
dibagikan kepada masyarakat sekitar desa Demaan yakni 1200 bungkus,
permohonan surat masuk dari beberapa ponpes 800 bungkus, dan untuk
masyarakat umum termasuk para pengurus Masjid Agung Kudus sekitar 500
bungkus.
57
Sistem pembagian daging qurban untuk beberapa tahun sebelumnya
menggunakan pembagian kupon, namun untuk beberapa tahun ini tidak
menggunakan kupon karena dengan menggunakan kupon biasanya para
pemilik kupon tidak langsung mengambil daging qurban tersebut.
Nah, untuk evaluasi. Sebenarnya hampir di awal tahun, Masjid Agung selalu
mengadakan evaluasi dari kegiatan-kegiatan peringatan hari besar islam yang
sudah berjalan. Namun terkadang ditengah jalan sering ada kendala atau ada
masalah, jadi yang ada kegiatan-kegiatan peringatan hari besar islam dilakukan
seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi kegiatannya tetap, hanya saja mungkin yang
berbeda adalah jama’ah yang bertambah atau berkurang, dsb. Seperti salah satu
contoh kegiatan khitanan masal dalam memperingati Maulid Nabi, kegiatan
khitanannya masih berjalan dari tahun ke tahun, hanya saja yang berbeda adalah
jumlah peserta khitanan masal dari tahun ke tahun yang jumlah pesertanya
semakin banyak.
Pada dasarnya semua kegiatan PHBI Masjid Agung Kudus yang besifat
sosial, dananya didapat dari pengajuan proposal ke para dermawan yang
dilakukan oleh pengurus Masjid Agung Kudus.
VIII.ULAMA’ YANG DIHASILKAN MASJID AGUNG KUDUS
Masjid Agung Kudus, selain berfungsi sebagai tempat I’tikaf dan
beribadahnya orang-orang muslim kepada Sang Maha Pencipta dan Maha Tinggi
yaitu Allah SWT sebagai bentuk ketaqwaan seorang hamba terhadap penciptan-
Nya, Masjid Agung Kudus juga ikut berperan dalam membina dan mencetak
orang-orang besar (ulama’-ulama’) yang nantinya akan meneruskan tongkat
estafet dari ulama’-ulama terdahulu untuk meneruskan dakwah kepada kaum
muslimin di Kudus pada khususnya dan pada kaum muslimin di seluruh penjuru
dunia pada umumnya.
Diantara orang yang saat ini telah menjadi orang besar yang pernah
menimba ilmu di Masjid Agung Kudus adalah bapak H. Abdul Ghofur bin
58
Muzammil, yang saat ini beliau masih berada di Mesir untuk melanjutkan study
S2 beliau disana.
Kemudian yang kedua adalah bapak Drs. KH. Abdullah Afif Sholeh juga
pernah menimba ilmu (ngaji) di Masjid Agung Kudus. Meskipun dalam
wawancara yang telah kami lakukan beliau enggan disebut sebagai salah satu
orang-orang besar atau ulama’. Namun, menurut hemat peneliti bahwa beliau
merupakan salah satu tokoh besar hasil binaan Masjid agung Kudus.30
Karena
beliau pernah menempati jabatan penting di Pemerintahan maupun sosial
Kemasyarakatan. Diantaranya adalah beliau pernah menjabat sebagai kepala
Kantor Urusan Agama (KUA) Kabupaten Kudus.31
Selain itu, beliau pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Masjid
Agung Kudus selama 2 periode berturut-turut yaitu tahun 1997-2002 dan tahun
2002-2007.32
Saat ini beliau juga masih aktif dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan khususnya bidang keagamaan diantaranya saat ini beliau menjadi
salah satu khotib di Masjid Agung Kudus. Beliau bertugas setiap hari jum’at legi
pada saat sholat jum’at. Selain itu beliau juga masih aktif dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan khususnya bidang keagamaan di daerah sekitar rumahnya yaitu
daerah Mlati.
Selain dua tokoh diatas, masih ada nama-nama lain yang pernah mengikuti
majlis ilmu di Masjid Agung Kudus antara lain bapak Heru Sujatmoko (Wakil
Gubernur Jawa Tengah), bapak Tamzil,MT (Mantan Bupati Kudus), bapak Amin
Munajat (Mantan Bupati kudus), bapak Darsono (Mantan Bupati kudus), Drs.H.
Noor Badi,MM (Direktur Urusan Haji Kemenag Jawa Tengah sekaligus Ketua
Umum Pengurus Masjid Agung Kudus tahun 2007-2012 dan 2012-ssekarang),
Drs.H. Akhmad Mundakir,M.Si (PNS di Kemenag Kabupaten Pati), Drs.H.
30
Data diperoleh dari narasumber Drs.KH. Abdullah Afif Soleh (mantan ketua pengurus
Masjid Agung Kudus) pada hari jum’at tanggal 13 Desember 2013.
31
Data diperoleh berdasarkan keterangan dari Departemen Agama kabupaten Kudus.
Tanggal 6 Desember 2013
32
Data diperoleh dari Pengurus Masjid agung Kudus yang sekarang masih aktif. Tanggal
5 Desember 2013
59
Ahmad Sururi (Kemenag Kabupaten Kudus Urusan Haji), Drs.H.Kholid Seif
(Kepala Inspektorat Kabupaten Kudus), Drs.H. Su’udi, M.Pd.I (Kemenag
Kabupaten Kudus), Drs. Nor Fanani (Kemenag Kabupaten Kudus dan mantan
kepala SMP NU Putri Nawa Kartika), bapak Masruchan,S.Pd.I(pengurus Masjid
Agung Kudus), bapak Zaenal Fahmi, S.Ag (Kemenag Kabupaten Kudus) bapak
H. Muhammad Hilmy,SE (Direktur Mubarrok Food), Ir.H. Shofian ZN (Mantan
Direktur Percetakan Menara yang sekarang menjadi Konsultan Mekanikal disalah
satu perusahaan di Jakarta), bapak Abdul Ghofur,LC (Dosen di Bekasi),
dr.H.Kadarusman (seorang dokter yang membuka praktek di daerah Gebog),
M.Sugiono (Kepala Desa Demaan), H.Suswono (pensiunan Dinas Kesehatan),
Hj.Maesaroh (mantan DPRD Kudus 3 periode), KH. Idham Kholid,SH.MH
(mubaligh dari Demak), bapak H.Muzammil Karsani (pengusaha Biro Perjalanan
Haji “ALMA TOUR”), Hj. Maryuni Faqih (Bendahara di Balai Pengobatan
“Masyithoh”), KH. Umar Faruq (tokoh masyarakat Glantengan), bapak. Subchan
(tokoh masyarakat Colo), bapak Mansur (tokoh masyarakat panjang Jambean
Purworejo), bapak Junaidi (Kesra Desa Mayong), bapak Mahfud Mahmudi (Kesra
Desa Demaan), H.Musta’in Yanis (tokoh masyarakat di Singocandi), bapak Rusli
Yahya (tokoh masyarakat Demaan), Hj. Maryuni faqih (tokoh masyarakat Panjang
Bae), KH. Muchlis Faidhoni ( tokoh masyarakat Demaan Kudus), Habib alwy
(tokoh masyarakat Kudus), Habib Abubakar (tokoh masyarakat Kudus), Habib
Mahir (tokoh masyarakat Kudus), Darun Nafis (Guru di Qudsiyyah Kudus), H.
Abdullah Rosyad (guru di Qudsiyyah Kudus), bapak Arief Farizi,S.Pd (guru
SMK Grafika), bapak Achmad Latif,S.Ag (guru NU SMA NU Al-Ma’ruf Kudus,
bapak Silahuddin,S.Ag (guru TBS Kudus), bapak M. Khoiroan Amala,Amd (guru
MI Damaran), Moh. Dzori (pengusaha percetakan di Purwodadi), H. Asyrofi
(pengusaha kertas di Pasuruhan Kidul), M. Ismail ( pengusaha di Sumatra), Ibnu
Mas’ud (pengusaha di Palembang Sumatara Selatan), H. Ghufron (pengusaha
Sablon di Honggosoco), bapak Musta’in (karyawan Pusaka Raya yang saat ini
berdomisili di Mejobo Kudus), bapak Agus Yono (pengusaha pasar Kliwon yang
saat ini berdomisili di Singocandi), H. Nur Hadi (pengusaha pasar Kliwon yang
60
saat ini berdomisili di Demaan), ibu Endah Apriliani ( guru TPQ Masjid Agung
Kudus).33
Berhasilnya orang-orang besar yang pernah menimba ilmu di Masjid
Agung Kudus tidak terlepas dari peran ulama-ulama terdahulu yang dengan
keikhlasannya mengamalkan dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dimilikinya
sehingga lahirlah orang-orang besar seperti Bpk H. Abdul Ghofur bin Muzammil
dan Bpk Drs. KH. Abdullah Afif Sholeh, dkk. Diantara ulama’-ulama’ yang
pernah mengamalkan ilmunya di Masjid Agung Kudus adalah :
1. KHR. Asnawi (Pengasuh Ponpes Roudhotut Tholibin, Bendan)
2. KH. Ahmad Minan Zuhri( Damaran), beliau merupakan cucunya KHR.
Asnawi.
3. Dr. KH. Musthofa Shonhaji, MA ( Panjunan), beliau merupakan mantan
Dekan Ushuluddin IAIN Walisongo yang sekarang telah berubah status
menjadi STAIN Kudus.
4. KH. Umar Faruq ( Glantengan)
5. Dan sekarang yang masih aktif mengajar kitab kuning di Masjid Agung
Kudus adalah KH Asnawi ( Padurenan), KH.Sholikhin (Salam).34
Ulama’-ulama’ diatas berjasa dalam pendidikan yang ada di Masjid Agung
Kudus, karena dengan keikhlasannya telah mengajarkan ilmu-ilmunya melalui
pengajian kitab kuning kepada para jama’ah Masjid Agung Kudus.
Selain ulama-ulama yang mengajarkan kitab kuning. Ada pula ulama’ yang
mengisi kegiatan harian Masjid Agung Kudus, seperti Imam sholat rawatib,
Muadzin/ Qori’ dan pada kegiatan sholat jum’at seperti Khotib, Bilal/Muraqqi.
Untuk menjadi petugas dalam kegiatan ada kriteria-kriteria khusus diantaranya:
33
Data diperoleh dari keterangan bapak Mahfud Mahmudi (pengurus Masjid agung
Kudus). Hari Senin tanggal 6 januari 2014 pukul. 12.30 WIB
34
Keterangan dari bapak Drs.KH. Abdullah Afif Sholeh (mantan ketua pengurus Masjid
Agung Kudus).Tanggal 13 Desember 2013
61
Orang-orang yang bertugas dipilih berdasarkan hasil kesepakatan dari pengurus
yang masih aktif pada saat itu.35
Selain itu ada kriteria lain untuk menjadi petugas kegiatan di masjid agung
Kudus:
 Untuk menjadi seorang khotib dan Imam harus memenuhi criteria yaitu
menguasai ilmu agama, berwawasan luas khususnya wawasan tentang
agama, perilaku beliau di lingkungan masyarakat tidak menyimpang dari
norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
 Dan untuk imam sholat harus seseorang yang bacaan tajwidnya bagus.
Untuk menjadi seorang Muaddzin / Qori’, Muroqqi, dan Bilal harus
memenuhi kriteria khusus yaitu : seseorang tersebut harus mempunyai
suara yang indah, bacaan tajwidnya juga bagus.36
IX. PENUTUP
Alhamdulillah, proposal ini telah selesai disusun berkat izin dan ridho Allah
SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada kami. Dan kami
pun menyadari bahwa proposal ini tentunya masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat peneliti harapkan dan semoga karya ini bermanfaat untuk semuanya. Amin.
35
Keterangan diperoleh dari bapak. H. Rifa’i Noor (mantan pengurus Masjid Agung
Kudus). Hari selasa tanggal 10 Desember 2013
36
Keterangan dari bapak Drs.KH. Abdullah Afif Sholeh (mantan ketua pengurus Masjid
Agung Kudus) hari jum’at 13 Desember 2013
Tim Penyusun:
1. Sejarah berdirinya Masjid
Oleh : Nurul Ahla (111 099)
Putri Dwi Fatmawati (111 100)
2. Struktur bangunan Masjid (makna arsitektur)
Oleh : Anik Suryani (111 102)
Rini Ismala Sari (111 103)
3. Struktur bangunan Masjid (bentuk fisik)
Oleh : Halimah (111 116)
Rendi Selviani (111 117)
4. Struktur kepengurusan, visi, dan misi Masjid
Oleh : Edi Maftukin (111 114)
M. Yazid Zainurrohman (111 109)
5. Masjid pada zaman dahulu (zaman penjajahan)
Oleh : M. Khoirul Anas (111 111)
Abdul Lathif (111 114)
6. Bentuk kegiatan dan pengelolaan yang dilakukan Masjid (kegiatan
keagamaan)
Oleh : Durrotun Nafi’ah (111 105)
Sari Ulya Ningsih (111 106)
7. Bentuk kegiatan dan pengelolaan yang dilakukan Masjid (kegiatan bisnis)
Oleh : Rhomlatul Nihayah (111 107)
Nurus Sa’diyah (111 108)
8. Kegiatan Masjid pada hari- hari besar Islam
Oleh : Hilatin Razanitaqi (111 113)
Nailin Ni’mah (111 115)
9. Ulama’ yang dihasilkan dari Masjid
Oleh : Siti Noor Rohmah (111 110)
Nilta Fitriya Insiya (111 112)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Konsep Pendidikan Pesantren
Konsep Pendidikan PesantrenKonsep Pendidikan Pesantren
Konsep Pendidikan PesantrenZaharah Fitria
 
Husnudzan, Tawadhu', Tasamuh & Ta'awun
Husnudzan, Tawadhu', Tasamuh & Ta'awunHusnudzan, Tawadhu', Tasamuh & Ta'awun
Husnudzan, Tawadhu', Tasamuh & Ta'awunInsan Cendikia6f
 
Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8
Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8
Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8denurpramana
 
1. modul penyusunan soal hots pa islam
1. modul penyusunan soal hots pa islam1. modul penyusunan soal hots pa islam
1. modul penyusunan soal hots pa islamBank Ryan
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4Imo Priyanto
 
KERAGAMAN sebagai sunatullah.pptx
KERAGAMAN sebagai sunatullah.pptxKERAGAMAN sebagai sunatullah.pptx
KERAGAMAN sebagai sunatullah.pptxDewiPuspariana1
 
PPT Materi Gambaran Umum Komunitas Praktisi.pptx
PPT Materi Gambaran Umum Komunitas Praktisi.pptxPPT Materi Gambaran Umum Komunitas Praktisi.pptx
PPT Materi Gambaran Umum Komunitas Praktisi.pptxssuserbceab6
 
PROPOSAL PTK MULYADI PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN HA...
PROPOSAL PTK MULYADI PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS  UPAYA PENINGKATAN HA...PROPOSAL PTK MULYADI PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS  UPAYA PENINGKATAN HA...
PROPOSAL PTK MULYADI PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN HA...Mulyadi907578
 
Lk 3.3 jurnal mengajar dan kasus pelaksanaan praktik mengajar ke 1 a2 kesia ...
Lk 3.3 jurnal mengajar dan kasus pelaksanaan praktik mengajar ke 1  a2 kesia ...Lk 3.3 jurnal mengajar dan kasus pelaksanaan praktik mengajar ke 1  a2 kesia ...
Lk 3.3 jurnal mengajar dan kasus pelaksanaan praktik mengajar ke 1 a2 kesia ...SlametoSlameto
 
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdfMuhammad Iqbal
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.3.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.3.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.3.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.3.pptxDedeSolehudin4
 
Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdf
Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdfModul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdf
Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdfSriAstitika2
 
Tugas agama ibadah haji dan umrah
Tugas agama ibadah haji dan umrahTugas agama ibadah haji dan umrah
Tugas agama ibadah haji dan umrahAtiknurulaini230122
 
RESUME KB 2.pdf
RESUME KB 2.pdfRESUME KB 2.pdf
RESUME KB 2.pdfkangifat
 

Was ist angesagt? (20)

Konsep Pendidikan Pesantren
Konsep Pendidikan PesantrenKonsep Pendidikan Pesantren
Konsep Pendidikan Pesantren
 
Husnudzan, Tawadhu', Tasamuh & Ta'awun
Husnudzan, Tawadhu', Tasamuh & Ta'awunHusnudzan, Tawadhu', Tasamuh & Ta'awun
Husnudzan, Tawadhu', Tasamuh & Ta'awun
 
Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8
Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8
Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8
 
1. modul penyusunan soal hots pa islam
1. modul penyusunan soal hots pa islam1. modul penyusunan soal hots pa islam
1. modul penyusunan soal hots pa islam
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
 
Modul 7 KB 1
Modul 7 KB 1Modul 7 KB 1
Modul 7 KB 1
 
KERAGAMAN sebagai sunatullah.pptx
KERAGAMAN sebagai sunatullah.pptxKERAGAMAN sebagai sunatullah.pptx
KERAGAMAN sebagai sunatullah.pptx
 
Hari Santri 2019
Hari Santri 2019Hari Santri 2019
Hari Santri 2019
 
KB 1 Konsep Dasar Profesi
KB 1 Konsep Dasar ProfesiKB 1 Konsep Dasar Profesi
KB 1 Konsep Dasar Profesi
 
PPT Materi Gambaran Umum Komunitas Praktisi.pptx
PPT Materi Gambaran Umum Komunitas Praktisi.pptxPPT Materi Gambaran Umum Komunitas Praktisi.pptx
PPT Materi Gambaran Umum Komunitas Praktisi.pptx
 
Halal bihalal
Halal bihalalHalal bihalal
Halal bihalal
 
PROPOSAL PTK MULYADI PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN HA...
PROPOSAL PTK MULYADI PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS  UPAYA PENINGKATAN HA...PROPOSAL PTK MULYADI PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS  UPAYA PENINGKATAN HA...
PROPOSAL PTK MULYADI PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN HA...
 
Lk 3.3 jurnal mengajar dan kasus pelaksanaan praktik mengajar ke 1 a2 kesia ...
Lk 3.3 jurnal mengajar dan kasus pelaksanaan praktik mengajar ke 1  a2 kesia ...Lk 3.3 jurnal mengajar dan kasus pelaksanaan praktik mengajar ke 1  a2 kesia ...
Lk 3.3 jurnal mengajar dan kasus pelaksanaan praktik mengajar ke 1 a2 kesia ...
 
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.3.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.3.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.3.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 1.3.pptx
 
Ppt fiqih MI kelas 3
Ppt fiqih MI kelas 3Ppt fiqih MI kelas 3
Ppt fiqih MI kelas 3
 
Sifat sifat allah
Sifat sifat allahSifat sifat allah
Sifat sifat allah
 
Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdf
Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdfModul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdf
Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final (1).pdf
 
Tugas agama ibadah haji dan umrah
Tugas agama ibadah haji dan umrahTugas agama ibadah haji dan umrah
Tugas agama ibadah haji dan umrah
 
RESUME KB 2.pdf
RESUME KB 2.pdfRESUME KB 2.pdf
RESUME KB 2.pdf
 

Andere mochten auch

Pedoman Upacara Hari Pahlawan
Pedoman Upacara Hari PahlawanPedoman Upacara Hari Pahlawan
Pedoman Upacara Hari Pahlawansamrin khan
 
Contoh proposal pembangunan masjid
Contoh proposal pembangunan masjidContoh proposal pembangunan masjid
Contoh proposal pembangunan masjidTaryadi Taryadi
 
Proposal sekolah ( sd )
Proposal sekolah ( sd )Proposal sekolah ( sd )
Proposal sekolah ( sd )Dhanie Afriez
 
Proposal masjid al madinah indonesia update - 30-10-2014
Proposal masjid al madinah indonesia   update - 30-10-2014Proposal masjid al madinah indonesia   update - 30-10-2014
Proposal masjid al madinah indonesia update - 30-10-2014Kinta Mahadji
 
Sejarah Pemberantasan Penyakit
Sejarah Pemberantasan PenyakitSejarah Pemberantasan Penyakit
Sejarah Pemberantasan PenyakitDitjen P2P
 
Proposal praktikum fix fix fix
Proposal praktikum fix fix fixProposal praktikum fix fix fix
Proposal praktikum fix fix fixputry df
 
Format proposal-beasiswa SMA Sederajat
Format proposal-beasiswa SMA SederajatFormat proposal-beasiswa SMA Sederajat
Format proposal-beasiswa SMA SederajatMatt KupLak
 
Surat pengajuan biaya pramuka
Surat pengajuan biaya pramukaSurat pengajuan biaya pramuka
Surat pengajuan biaya pramukaFajari Agus
 
Doa peringatan maulid nabi saw
Doa peringatan maulid nabi sawDoa peringatan maulid nabi saw
Doa peringatan maulid nabi sawFathur Marah
 
Proposal komputer
Proposal komputerProposal komputer
Proposal komputerari saridjo
 
Naskah pidato untuk acara peringatan maulid nabi muhammad saw
Naskah pidato untuk acara peringatan maulid nabi muhammad sawNaskah pidato untuk acara peringatan maulid nabi muhammad saw
Naskah pidato untuk acara peringatan maulid nabi muhammad sawyogitaufik
 
Proposal pembangunan mushollah al ashar
Proposal pembangunan mushollah al ashar Proposal pembangunan mushollah al ashar
Proposal pembangunan mushollah al ashar Aris Enandi
 
Contoh proposal pembangunan masjid
Contoh proposal pembangunan masjidContoh proposal pembangunan masjid
Contoh proposal pembangunan masjidTaryadi Taryadi
 
contoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra micontoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra miMrToyb Rafiuddin
 
Proposal lomba pramuka
Proposal lomba pramukaProposal lomba pramuka
Proposal lomba pramukaAkrom Alhaq
 
Cover Proposal Pembangunan Masjid
Cover Proposal Pembangunan MasjidCover Proposal Pembangunan Masjid
Cover Proposal Pembangunan MasjidMa'shum Arif
 

Andere mochten auch (20)

Pedoman Upacara Hari Pahlawan
Pedoman Upacara Hari PahlawanPedoman Upacara Hari Pahlawan
Pedoman Upacara Hari Pahlawan
 
Contoh proposal pembangunan masjid
Contoh proposal pembangunan masjidContoh proposal pembangunan masjid
Contoh proposal pembangunan masjid
 
Proposal sekolah ( sd )
Proposal sekolah ( sd )Proposal sekolah ( sd )
Proposal sekolah ( sd )
 
Proposal masjid al madinah indonesia update - 30-10-2014
Proposal masjid al madinah indonesia   update - 30-10-2014Proposal masjid al madinah indonesia   update - 30-10-2014
Proposal masjid al madinah indonesia update - 30-10-2014
 
Sejarah Pemberantasan Penyakit
Sejarah Pemberantasan PenyakitSejarah Pemberantasan Penyakit
Sejarah Pemberantasan Penyakit
 
Proposal praktikum fix fix fix
Proposal praktikum fix fix fixProposal praktikum fix fix fix
Proposal praktikum fix fix fix
 
Format proposal-beasiswa SMA Sederajat
Format proposal-beasiswa SMA SederajatFormat proposal-beasiswa SMA Sederajat
Format proposal-beasiswa SMA Sederajat
 
Cover smp
Cover smpCover smp
Cover smp
 
Surat pengajuan biaya pramuka
Surat pengajuan biaya pramukaSurat pengajuan biaya pramuka
Surat pengajuan biaya pramuka
 
Proposal tik
Proposal tikProposal tik
Proposal tik
 
Doa peringatan maulid nabi saw
Doa peringatan maulid nabi sawDoa peringatan maulid nabi saw
Doa peringatan maulid nabi saw
 
proposal-rehab
 proposal-rehab proposal-rehab
proposal-rehab
 
Proposal komputer
Proposal komputerProposal komputer
Proposal komputer
 
Naskah pidato untuk acara peringatan maulid nabi muhammad saw
Naskah pidato untuk acara peringatan maulid nabi muhammad sawNaskah pidato untuk acara peringatan maulid nabi muhammad saw
Naskah pidato untuk acara peringatan maulid nabi muhammad saw
 
Proposal pembangunan mushollah al ashar
Proposal pembangunan mushollah al ashar Proposal pembangunan mushollah al ashar
Proposal pembangunan mushollah al ashar
 
Contoh proposal pembangunan masjid
Contoh proposal pembangunan masjidContoh proposal pembangunan masjid
Contoh proposal pembangunan masjid
 
contoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra micontoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra mi
 
Proposal lomba pramuka
Proposal lomba pramukaProposal lomba pramuka
Proposal lomba pramuka
 
Cover Proposal Pembangunan Masjid
Cover Proposal Pembangunan MasjidCover Proposal Pembangunan Masjid
Cover Proposal Pembangunan Masjid
 
Surat pramuka
Surat pramukaSurat pramuka
Surat pramuka
 

Ähnlich wie MEWARISI SEJARAH

Buku Bahasa Arab MTs 7 Guru
Buku Bahasa Arab MTs 7 GuruBuku Bahasa Arab MTs 7 Guru
Buku Bahasa Arab MTs 7 GuruAbdul Hafifudin
 
BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013MTs DARUSSALAM
 
MAKALAH AGAMA AGAMA DI INDONESIA.pdf
MAKALAH AGAMA AGAMA DI INDONESIA.pdfMAKALAH AGAMA AGAMA DI INDONESIA.pdf
MAKALAH AGAMA AGAMA DI INDONESIA.pdfRizkyGinting1
 
tugas agama islam PPT (1).pptx
tugas agama islam PPT (1).pptxtugas agama islam PPT (1).pptx
tugas agama islam PPT (1).pptxdksaputra1
 
BUKU AKIDAH AKHLAK_MTs_7_Siswa_KURIKULUM 2013
BUKU AKIDAH AKHLAK_MTs_7_Siswa_KURIKULUM 2013BUKU AKIDAH AKHLAK_MTs_7_Siswa_KURIKULUM 2013
BUKU AKIDAH AKHLAK_MTs_7_Siswa_KURIKULUM 2013MTs DARUSSALAM
 
BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013MTs DARUSSALAM
 
Contoh_Laporan_Kegiatan_Keagamaan.docx
Contoh_Laporan_Kegiatan_Keagamaan.docxContoh_Laporan_Kegiatan_Keagamaan.docx
Contoh_Laporan_Kegiatan_Keagamaan.docxtegoeh91gmailcom
 
BUKU FIKIH_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU FIKIH_VII_GURU_KURIKULUM 2013BUKU FIKIH_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU FIKIH_VII_GURU_KURIKULUM 2013MTs DARUSSALAM
 
Laporan penelitian keraton cirebon & yogyakarta
Laporan penelitian keraton cirebon & yogyakartaLaporan penelitian keraton cirebon & yogyakarta
Laporan penelitian keraton cirebon & yogyakartaRifqi Syamsul Fuadi
 
BUKU FIKIH_SISWA_7_K13
BUKU FIKIH_SISWA_7_K13BUKU FIKIH_SISWA_7_K13
BUKU FIKIH_SISWA_7_K13MTs DARUSSALAM
 
Buku akidah akhlak_mi_1_siswa
Buku akidah akhlak_mi_1_siswaBuku akidah akhlak_mi_1_siswa
Buku akidah akhlak_mi_1_siswadwi_rahmamosa
 
Buku akidah akhlak_mi_1_siswa
Buku akidah akhlak_mi_1_siswaBuku akidah akhlak_mi_1_siswa
Buku akidah akhlak_mi_1_siswasitiulwiyah
 
Buku akidah akhlak_mi_1_siswa
Buku akidah akhlak_mi_1_siswaBuku akidah akhlak_mi_1_siswa
Buku akidah akhlak_mi_1_siswaPrincesaselvi
 
Buku bahasa arab_mi_1_guru
Buku bahasa arab_mi_1_guruBuku bahasa arab_mi_1_guru
Buku bahasa arab_mi_1_guruSabAqu No GaAra
 

Ähnlich wie MEWARISI SEJARAH (20)

Buku SKI MTs 7
Buku SKI MTs 7Buku SKI MTs 7
Buku SKI MTs 7
 
BUKU SKI_SISWA_7_K13
BUKU SKI_SISWA_7_K13BUKU SKI_SISWA_7_K13
BUKU SKI_SISWA_7_K13
 
Buku Bahasa Arab MTs 7 Guru
Buku Bahasa Arab MTs 7 GuruBuku Bahasa Arab MTs 7 Guru
Buku Bahasa Arab MTs 7 Guru
 
BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU BAHASA ARAB_VII_GURU_KURIKULUM 2013
 
MAKALAH AGAMA AGAMA DI INDONESIA.pdf
MAKALAH AGAMA AGAMA DI INDONESIA.pdfMAKALAH AGAMA AGAMA DI INDONESIA.pdf
MAKALAH AGAMA AGAMA DI INDONESIA.pdf
 
tugas agama islam PPT (1).pptx
tugas agama islam PPT (1).pptxtugas agama islam PPT (1).pptx
tugas agama islam PPT (1).pptx
 
BUKU AKIDAH AKHLAK_MTs_7_Siswa_KURIKULUM 2013
BUKU AKIDAH AKHLAK_MTs_7_Siswa_KURIKULUM 2013BUKU AKIDAH AKHLAK_MTs_7_Siswa_KURIKULUM 2013
BUKU AKIDAH AKHLAK_MTs_7_Siswa_KURIKULUM 2013
 
BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013
 
Buku SKI MTs 7 Guru
Buku SKI MTs 7 GuruBuku SKI MTs 7 Guru
Buku SKI MTs 7 Guru
 
Contoh_Laporan_Kegiatan_Keagamaan.docx
Contoh_Laporan_Kegiatan_Keagamaan.docxContoh_Laporan_Kegiatan_Keagamaan.docx
Contoh_Laporan_Kegiatan_Keagamaan.docx
 
Buku Fikih MTs 7 Guru
Buku Fikih MTs 7 GuruBuku Fikih MTs 7 Guru
Buku Fikih MTs 7 Guru
 
BUKU FIKIH_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU FIKIH_VII_GURU_KURIKULUM 2013BUKU FIKIH_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU FIKIH_VII_GURU_KURIKULUM 2013
 
Laporan penelitian keraton cirebon & yogyakarta
Laporan penelitian keraton cirebon & yogyakartaLaporan penelitian keraton cirebon & yogyakarta
Laporan penelitian keraton cirebon & yogyakarta
 
Buku ski ma_10_guru
Buku ski ma_10_guruBuku ski ma_10_guru
Buku ski ma_10_guru
 
BUKU FIKIH_SISWA_7_K13
BUKU FIKIH_SISWA_7_K13BUKU FIKIH_SISWA_7_K13
BUKU FIKIH_SISWA_7_K13
 
Buku Fikih MTs 7
Buku Fikih MTs 7Buku Fikih MTs 7
Buku Fikih MTs 7
 
Buku akidah akhlak_mi_1_siswa
Buku akidah akhlak_mi_1_siswaBuku akidah akhlak_mi_1_siswa
Buku akidah akhlak_mi_1_siswa
 
Buku akidah akhlak_mi_1_siswa
Buku akidah akhlak_mi_1_siswaBuku akidah akhlak_mi_1_siswa
Buku akidah akhlak_mi_1_siswa
 
Buku akidah akhlak_mi_1_siswa
Buku akidah akhlak_mi_1_siswaBuku akidah akhlak_mi_1_siswa
Buku akidah akhlak_mi_1_siswa
 
Buku bahasa arab_mi_1_guru
Buku bahasa arab_mi_1_guruBuku bahasa arab_mi_1_guru
Buku bahasa arab_mi_1_guru
 

Kürzlich hochgeladen

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Kürzlich hochgeladen (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

MEWARISI SEJARAH

  • 1. PEMBAHARUAN DAN PENGEMBANGAN MASJID AGUNG KUDUS PROPOSAL Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Gasal Mata kuliah : Praktikum Penelitian Pendidikan Islam Dosen pengampu : Manijo, M.Ag Tim Penyusun : Kelas C Tarbiyah PAI Angkatan 2011 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN TARBIYAH/ PAI TAHUN 2013 PEMBAHARUAN DAN PENGEMBANGAN MASJID AGUNG KUDUS PROPOSAL Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Gasal Mata kuliah : Praktikum Penelitian Pendidikan Islam Dosen pengampu : Manijo, M.Ag Tim Penyusun : Kelas C Tarbiyah PAI Angkatan 2011 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN TARBIYAH/ PAI TAHUN 2013 PEMBAHARUAN DAN PENGEMBANGAN MASJID AGUNG KUDUS PROPOSAL Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Gasal Mata kuliah : Praktikum Penelitian Pendidikan Islam Dosen pengampu : Manijo, M.Ag Tim Penyusun : Kelas C Tarbiyah PAI Angkatan 2011 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN TARBIYAH/ PAI TAHUN 2013
  • 2. ii KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT penguasa alam yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan tugas praktikum penelitian pendidikan Islam. Sholawat serta salam selalu tercurahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengajarkan dan membimbing umat Islam dengan ajaran agamanya secara sempurna dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Proposal penelitian pendidikan Islam yang mengambil fokus penelitian pada Masjid Agung Kudus telah disusun dengan sungguh-sungguh guna memenuhi tugas akhir semester gasal mata kuliah praktikum penelitian pendidikan Islam. Dalam penyusunan proposal ini, kami banyak mendapatkan bimbingan, informasi, dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga proposal ini dapat terealisasikan. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Manijo, M.Ag, selaku dosen pengampu mata kuliah praktikum penelitian pendidikan Islam. 2. Bapak Masrukhan, selaku pengurus Masjid Agung Kudus sekaligus narasumber yang telah membantu memberikan keterangan yang kami butuhkan dalam penyusunan proposal. 3. Bapak Rifa’i Noor, selaku mantan ketua bidang Ri’ayah Masjid Agung Kudus yang telah membantu memberikan keterangan yang kami butuhkan. 4. Bapak Abdullah Afif Sholeh, selaku mantan Ketua Pengurus Masjid Agung Kudus periode 1997-2002 dan 2002-2007. 5. Kementrian Agama dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yang telah membantu dalam pengumpulan data. 6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Seiring doa dan harapan atas segala jasa dan bantuan beliau semua, kami mengucapkan terima kasih seraya berdoa serta memohon kepada Allah SWT, semoga amal kebaikan bapak, serta semua pihak yang tersebut di atas senantiasa mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Aamiin… Kudus, 19 Desember 2013
  • 3. iii
  • 4. iv MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DARI MASJID Indonesia adalah Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, maka wajar bila nuansa budaya Islam sangat kental mewarnai setiap relung sudut kehidupan bangsa Indonesia baik dari sisi politik dengan masyarakat madaninya, ekonomi dengan ekonomi syari’ahnya, budaya dengan budaya Islamnya, termasuk juga pendidikan dengan pendidikan Islamnya. Sudah menjadi keniscayaan bila umat yang besar akan membutuhkan sarana dan infrastruktur yang besar pula, maka ketika melihat umat Islam di Indonesia sekarang (2012) telah mencapai 207.176.162 jiwa. Maka dibutuhkan fasilitas ibadah yang tidak sedikit pula. Untuk bangunan masjid saja (termasuk mushola) di Indonesia tercatat sebanyak 239.497 bangunan ibadah. (Data dari YMN -Yayasan Masjid Nusantara- tahun 2012). Hal ini tentu masih sangat kurang dari angka yang semestinya. Untuk Jawa Tengah sendiri jumlah tempat Ibadah di wilayah ini tersedia sebanyak 35.199 unit. Ini masih sangat kecil bila dibandingkan umat Islam yang ada di Jawa Tengah ini. Sedangkan untuk Kabupaten Kudus yang jumlah penduduknya sebanyak 791.891 jiwa sarana masjid hanya 530 buah. Sedangkan musholanya berjumlah 308 buah (Data Statistik Kab. Kudus 2013). Dengan melihat ini tentu keberadaan masjid sebagai sarana ibadah masih perlu untuk penambahan, agar sesuai dengan rasio kecukupan tempat ibadah dan jumlah umat Islam di wilayah Kabupaten Kudus ini. Keberadaan masjid Agung Kabupaten Kudus yang terletak di samping barat alun-alun Kudus adalah satu dari sekian banyak masjid yang menjadi simbol umat Islam di Kudus (selain masjid al-aqsha menara Kudus) dengan masyarakatnya yang agamis dan religious. Di Masjid Agung Kudus yang dulunya berasal dari masjid Kriyan, Kudus menjadi sarana perjalanan peradaban Islam di kota ini yang panjang. Pecinan, Kampung Arab dan Pribumi adalah fakta sejarah peradaban Islam Kudus yang bisa di jadikan tonggak awal sejarah peradaban Kudus di masa-masa mendatang bahkan bahan pemikiran juga untuk membangun
  • 5. v peradaban pada masa sekarang ini dan terus berlanjut sampai waktu yang akan datang. Buku kecil ini adalah salah satu kepedulian sebagian masyarakat Kudus dengan melalui Latihan Penelitian Pendidikan dari Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, untuk memberikan sedikit fakta dan data tentang Masjid Agung Kudus yang mungkin oleh sebagian masyarakat Kudus sudah banyak dilupakan. Harapannya, semoga dengan buku kecil ini bisa bermanfaat bagi masyakat Kudus pada khususnya dan masyakarat Islam Indonesia pada umumnya, sekali lagi, semoga penelitian ini adalah bukti awal untuk membangun peradaban Islam dari Masjid Agung Kudus, untuk selanjutnya mudah-mudahan pada lain waktu ada sebagian mahasiswa atau peneliti lain yang tertarik untuk mendalami atau melakukan penelitian lebih lanjut, sehingga bisa dijadikan kesempurnaan- kesempurnaan dalam penelitian dalam obyek yang sama, bahkan siapa tahu kelak nanti dari Masjid Agung Kudus ini mampu memberikan sumbangsih peradaban Islam Kudus yang lebih modern. Manijo, M.Ag. DPL STAIN Kudus
  • 6. vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii SAMBUTAN PENGURUS MASJID AGUNG KUDUS................................... iii SAMBUTAN DOSEN PANGAMPU............................................................... . iv DAFTAR ISI....................................................................................................... vi I. Sejarah Berdirinya Masjid Agung Kudus .................................................... 1 II. Struktur Bangunan Masjid (Makna Arsitektur dan Bentuk Fisik)............... 5 III. Struktur Kepengurusan, Visi, dan Misi Masjid ........................................... 25 IV. Masjid Pada Zaman Dahulu (Zaman Penjajahan) ....................................... 30 V. Bentuk Kegiatan dan Pengelolaan yang Dilakukan Masjid (Kegiatan Keagamaan) ................................................................................................. 31 VI. Bentuk Kegiatan dan Pengelolaan Masjid (Kegiatan Bisnis) ..................... 45 VII. Kegiatan Masjid pada Hari- Hari Besar Islam............................................. 51 VIII. Ulama’ yang Dihasilkan dari Masjid Agung Kudus.................................... 57 IX. PENUTUP.................................................................................................... 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN
  • 7. 1 I. SEJARAH BERDIRINYA MASJID AGUNG KUDUS Masjid Agung Kudus, yang semula bernama Masjid Besar Alun-Alun, terletak di wilayah Dukuh Kauman Desa Demaan Kecamatan Kota atau Jl. Simpang Tujuh 15A Kudus, bersebelahan dengan kantor pendopo Kabupaten Kudus. Masjid ini memiliki luas bangunan 1.409 m² di atas tanah seluas ± 3.527 m² dan tinggi menara 30 m. Berdirinya Masjid Agung Kudus, merupakan salah satu dari beberapa syarat yang harus ada dalam keberadaan pemerintahan. Pada zaman kolonial syarat adanya pusat pemerintahan harus mencakup tiga komponen (Tiga Adat Jawa) yaitu 1) Pendapa Kabupaten (dulu kadipaten) ; 2) Adanya alun-alun1 ; 3) Adanya pohon besar yang terletak bersebelahan dengan kadipaten.2 Ada pula yang mengatakan3 bahwa Tiga yang dimaksud Adat Jawa itu meliputi 1) Masjid; 2) Pendopo; dan 3) Pembinaan Umat. Atas dasar tersebut, oleh prakarsa dari Muhammad Idris atau Raden Tumenggung Aryo Condro Negoro ke-IV (Bupati Kudus ke-4) pada tahun 1853M/ 1274H pembangunan Masjid mulai berlangsung. Peletakan batu pertama untuk pembangunan Masjid oleh Kanjeng Raden Tumenggung Ario Tjondronegoro IV dihadiri oleh Residen Jepara-Rembang (Sekarang Karesidenan Pati ; 2013) dan tokoh Alim Ulama Kudus. Pembangunan Masjid Agung Kudus ini adalah bangunan masjid yang cukup tua. Namun sebenarnya ada masjid yang lebih tua yaitu Masjid Menara (Masjid Al- Aqsha). Masjid Menara berumur ± 456 tahun, sedangkan Masjid Agung Kudus berumur ± 156 tahun. Berdasarkan Peraturan Pemerintah yang mengharuskan dalam suatu kota terdapat satu tempat beribadah yaitu Masjid yang disebut Masjid Kadipaten (Masjid Kabupaten) maka yang dipilih adalah Masjid Agung Kudus yang sekarang ini. Sehingga timbul banyak pertanyaan, mengapa bukan Masjid Menara yang dijadikan masjid kadipaten, padahal secara usia bangunan Masjid Menara lebih tua dari Masjid Agung Kudus. Hal ini dikarenakan 1 Pada zaman kolonial, dalam alun-alun harus ada atau ditumbuhi pohon beringin besar. 2 Arsip mengenai sejarah singkat masjid di kudus oleh Departemen Agama Kudus, pada tanggal 6 Desember 2013. 3 Hasil wawancara dari narasumber Bapak Drs. KH Abdullah Afif Sholeh, selaku Mantan Pengurus Masjid Agung dua periode berturut-turut, pada tanggal 12 Desember 2013.
  • 8. 2 berdasarkan atas peraturan pemerintah pula bahwa dalam satu kota, apabila terdapat masjid yang merupakan peninggalan seorang wali, maka masjid itu hanya disebut masjid wali. Sehingga harus dibuat satu masjid lagi yang dapat dijadikan maskot kota tersebut, yang sekarang yaitu Masjid Agung Kudus.4 Pada awalnya masjid ini tidak seperti sekarang (2013). Masjid ini dulunya bernama Masjid Kriyan yang letaknya ada di belakang “Toko Sidodadi”5 . Berdasarkan cerita, keberadaan Masjid Kriyan sebenarnya masih ada, akan tetapi jalur akses untuk menuju ke lokasi sudah tidak bisa. Hal tersebut pastinya bukan tanpa alasan yakni dikarenakan bangunan-bangunan di sekitar Masjid Kriyan yang corak bangunannya tinggi ke atas menjadi penghalang. Sehingga menyebabkan jalur menuju akses bangunan Masjid Kriyan tertutup. Sebelum ada bangunan- bangunan disekitar kompleks Masjid Kriyan, ada beberapa perbedaan dari berbagai kalangan dalam hal perencanaan pemugaran Masjid Kriyan ke Pusat Kota (sebelah barat alun-alun) yang diprakarsai oleh Bupati Kudus ke-IV. Ada yang pro dan ada pula yang kontra. Kelompok yang pro pemindahan, menginginkan kapasitas daya tampung masjid lebih besar dan ada pula yang berpendapat seperti halnya Tiga Adat Jawa dalam Kadipaten. Kelompok yang kontra terhadap pemindahan masjid, beranggapan bahwa masjid tersebut karena merupakan aset di wilayah tersebut dan perlu dijaga dan dirawat dengan sebaik- baiknya. Lantas dalam hal ini akhirnya munculah keputusan dari pihak Kadipaten yang bersumber dari pemerintah yang mengatakan bahwa dalam setiap kabupaten harus ada tiga bangunan Kadipaten, Masjid, serta Pembinaan Umat. Sehingga perselisihan antara kelompok pro dan kontra tersebut dimenangkan oleh kelompok kontra dengan adanya aturan dari pemerintahan tersebut. Akhirnya, pemugaran Masjid Kriyan yang dulu di sebelah Selatan alun- alun kini dipindah ketempat yang sekarang (sebelah Barat Alun- alun)6 dapat terlaksana. Proses pemindahan 4 Hasil wawancara dengan Bapak H. Rifa’i Noor selaku mantan ketua bidang Riayah pada periode sebelumnya. Tanggal 05 Desember 2013. 5 Hasil wawancara dari narasumber Bapak Masrukhan, selaku Kepala Kantor Masjid Agung Kudus mengenai Sejarah Masjid Agung, pada tanggal 5 Desember 2013 serta pada tanggal 17 Desember 2013. 6 Masjid Agung Kudus yang berlokasi di Dukuh Kauman Desa Demaan Kecamatan Kota atau Jl. Simpang Tujuh 15A Kudus
  • 9. 3 ini terlaksana walau tidak serta merta dipugar keseluruhan, akan tetapi secara bertahap. Alasan yang paling tepat atas pemindahan Masjid karena dianggap kurang banyak menampung jama’ah, padahal posisi masjid sebagai Masjid Kadipaten. Maka pada tahun 1991 Masjid Kriyan ini dipindahkan ke lokasi Masjid Agung Kudus yang sekarang ini (2013). Selesainya pembangunan Masjid, ikut serta juga Bapak Soepardjo Roestam selaku Menko Kesra Republik Indonesia untuk meresmikan Pemugaran Masjid pada tanggal 12 Oktober 1991 M/ 4 Robi’ul Awal 1412 H.7 Kemudian atas kebijakan berbagai pihak, barang yang masih asli dari masjid Kriyan dilestarikan dengan cara di pasang kembali di tempat yang baru yaitu di Masjid Agung Kudus. Barang tersebut adalah “Empat Tiang” yang berada di tengah- tengah masjid yang disebut “Soko Guru”. Lantas disamping “Empat Tiang” yang disebut soko guru, ada pula barang yang berbentuk daun yang menempel pada Empat Soko Guru yang konon ceritanya empat daun tersebut adalah daun yang digunakan oleh Nabi Adam AS beserta isrtinya Siti Hawa untuk menutupi aurotnya.8 Akan tetapi pihak peneliti belum menemukan pasti daun jenis apa yang ada di Empat Soko Guru tersebut. Selesainya pemugaran Masjid Kriyan menjadi Masjid Agung Kudus (2013), bukan hanya sejarah dari bangunan Masjid itu sendiri, Nama Masjid punya sejarah tersendiri. Nama Masjid Agung sudah mengalami banyak perubahan. Awalnya bernama Masjid Jami’, kemudian berganti menjadi Masjid Besar, dan yang terakhir adalah keputusan kementrian yang menyatakan bahwa disetiap kota harus ada simbol masjid, maka dinamakan Masjid Agung Kudus. Berbicara mengenai kawasan atau lingkungan sekitar masjid, kawasan Masjid Agung Kudus awalnya hanya sebuah masjid yang di belakangnya terdapat makam pendirinya yaitu Raden Tumenggung Aryo Condro Negoro beserta sang 7 Dokumentasi yang diambil di Menara Masjid Agung Kudus pada tanggal 17 Desember 2013. Yang menyatakan bahwa peresmian pemugaran dilakukan pada tanggal 12 Oktober 1991 M atau 4 Robi’ul Awal 1412 H. yang dihadiri pula oleh Menko Kesra Republik Indonesia. 8 Hasil wawancara dari Bapak Sutrisno selaku Pengurus Masjid pada Bidang Keamanan di Masjid Agung Kudus, pada tangal 5 Desember 2013.
  • 10. 4 istri. Makam ini pada awalnya berupa makam pada umumnya. Untuk kemudian dijadikan penghormatan kepada pendirinya maka pada tahun 2003 diadakan renovasi makam yaitu pencungkupan9 makam pendiri masjid Agung beserta istri pada masa kepemimpinan Bupati Kudus yang ke 28, yang turut serta pula dalam peresmian renovasi Makam yaitu Bapak H. M. Amin Munadjat. SIP. M.Si10 pada hari Ahad, 22 Juni 2003. Di kawasan Masjid yang saat itu (2006) terdapat lahan kosong di sebelah barat Makam yang direnovasi. Mengingat kebutuhan zaman pada saat itu (2006) akan pentingnya pendidikan, maka pengurus Masjid Agung Kudus memutuskan untuk memanfaatkan lahan tersebut dengan mendirikan lembaga pendidikan untuk menampung siswa- siswi yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Adapun lembaga yang telah dibangun adalah TPQ. TPQ yaitu merupaka Tempat Pendidikan Al-Qur’an dibangun pada tahun 2006 baru kemudian TK (Taman Kanak-Kanak) tahun 2010. TPQ tersebut dibangun bertepatan pada tanggal 09 Februari 2006 dengan nama “TPQ Masjid Agung”. Setelah itu pada tahun 2010 di bulan Agustus juga dibangun TK yang bernama “TK Masjid Agung”. Dengan berdirinya lembaga pendidikan ini, diharapkan dapat menciptakan generasi penerus yang cerdas dan religius. Lokasi TPQ dan TK Masjid Agung Kudus ini berada di belakang Masjid Agung Kudus. Berdasarkan hasil manajemen Masjid Agung Kudus yang dikelola secara baik oleh pengurus Masjid Agung Kudus sampai Tahun 2013 telah mempunyai lembaga- lembaga sebagaimana di atas. Bahkan pada tahun terakhir ini, berkat kerjasama Masjid Agung Kudus dengan pihak luar dalam hal ini bidang kesehatan bekerjasama dengan PUSKESMAS Desa Wergu mendirikan UKM (Unit Kegiatan Masjid) dengan nama “Balai Pengobatan Masjid Agung Kudus”. Pengelola Balai Pengobatan Masjid Agung Kudus mempercayakan tenaga medis kepada : Dr. Hj. Vivi Servita, VK.M.Kes (Dokter); Dr. Nadia Nur Lestari (Dokter); Nuryanto (perawat); Arna (bidan); Supriyadi (obat); Agus Wijanarko (obat); Nurhidayat (obat). Lembaga ini dibuka dalam seminggu hanya satu kali 9 Pencungkupan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bangunan beratap di atas makam sbg pelindung makam; rumah kubur. 10 Bapak H. Muhammad Amin Munadjat. SIP. M.Si Bupati Kudus yang ke-28
  • 11. 5 pada hari Jum’at pukul 09.00- 11.00 WIB (2013) dan pada setiap awal bulan di hari Ahad pengobatan dilayani oleh pengurus Masjid Agung Kudus yang berprofesi sebagai dokter. Lokasi Balai Pengobatan ini berada di sebelah kiri Masjid Agung Kudus yang menempati gedung tersendiri antara menara dan tempat wudlu pria. II.STRUKTUR BANGUNAN MASJID ( MAKNA ARSITEKTUR DAN BENTUK FISIK ) Masjid Agung Kudus, yang semula bernama masjid besar alun-alun adalah salah satu masjid terbesar di wilayah Kudus, Masjid Agung Kudus ini merupakan realisasi pemindahan masjid Kriyan Kudus yang sudah lama rusak. Masjid ini terletak di wilayah dukuh Kauman desa Demaan Kecamatan Kota atau Jl. Simpang Tujuh 15A Kudus, memiliki luas bangunan 1.409m² di atas tanah seluas 3.527 m² dan tinggi menara 30 m. 11 Dalam proses pelaksanaan pembangunan, masjid ini konon banyak mendatangkan tenaga kerja dari Jepara, karena, arsitek bangunannya sama persis dengan Masjid Agung Jepara, baik untuk bangunannya, maupun besar dan kekuatannya bahkan letak dan kontruksi tiang utama di dalam serambi. Gaya arsitekturnya berciri khas pesisir pantai utara Jawa, hanya yang membedakan adalah pada Masjid Agung Kudus telah mengalami beberapa kali rehab. Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs KH Abdullah Afif Sholeh, pemugaran bangunannya mengalami beberapa tahap yaitu: a. Tahun 1939 oleh Raden Tumenggung Adipati Ario Hadinoto selaku Bupati Kudus yang ke XIV (empat belas) merehab bangunan masjid ini dalam rangka menyambut kedatangan Gubernur Jendral Hindia Belanda yang bernama Carda ke Kudus pada tahun 1939. Dalam kunjungannya di Kudus, tujuan sebenarnya adalah untuk meninjau beberapa pabrik rokok Kudus, namun agar Kudus lebih terlihat agamis, dibangunlah sebuah Masjid Agung Kudus ini. Biaya rehab saat itu di tanggung oleh pengusaha-pengusaha rokok 11 Sumber dari Arsip Dinas Pariwisata Kabupaten Kudus. Tanggal 06 Desember 2013.
  • 12. 6 di daerah Kudus kulon, terutama oleh bapak H. Muslich pemilik perusahaan rokok cap tebu dan cap cengkeh. b. Rehab ke dua dilaksanakan pada tahun 1970 pada masa pemerintahan Bupati Saubari, SH. Biaya rehab Masjid Agung kedua ini dengan swadaya masyarakat Kudus dan dibantu oleh PPRK( Persatuan Perusahaan Rokok Kudus) dan Pemerintah Daerah. c. Rehab ketiga pada tahun 1990 masa Bupati Kol Inf. Soedarsono. Rehabilitasi dilakukan secara total dan penambahan beberapa bangunan baru, berupa penambahan menara, perkantoran, tempat wudlu, pawestren dan taman. Rehab yang ketiga dibiayai oleh swadaya masyarakat bersama dengan PT Djarum Kudus, selesai tahun 1991. Peresmian selesai pugar pada tanggal 12 Oktober 1991 oleh Mentri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ( MENKOKESRA) Bp. Soeparjo Rustam.12 Masjid Agung Kudus telah mengalami bebarapa kali rehab, namun tetap memelihara kesucian dan keagungan dari para pendiri Masjid ini, Mereka sampai sekarang masih dirawat dan dijaga walaupun berupa makam yang terletak di belakang bangunan masjid. Makam yang ada di belakang masjid adalah makam Raden Tumenggung Ario Tjondro Negoro13 beserta istri dan kerabatnya. Namun makam tersebut selanjutnya juga direnovasi untuk pencukupan makam Al- Habib Muhammad Idris beserta istri pada tahun 2003 pada masa kepimimpinan Bupati Kudus yang ke 28 ( bapak H. M. Amin Munajat, MP, M.Si). Makam di belakang masjid di bangun untuk menghargai jasa pendiri Masjid Agung Kudus. Pemugaraan makam ini diresmikan pada hari ahad, 22 juni 2003 oleh bupati Kudus bapak H. M. Amin Munajat, MP, M.Si. Di belakang masjid juga terdapat dua sumur yaitu sumur yang ada di sebelah utara dan sumur yang ada di sebelah selatan. Menurut beberapa tokoh, dulu sumur tesebut berfungsi kedua-duanya. Namun untuk sekarang hanya satu sumur yang 12 Diperoleh dari keterangan Drs. KH Abdullah Afif Sholih, selaku mantan ketua KUA dan Mantan ketua umum pengurus Masjid Agung Kudus Dua periode berturut-turut. Tanggal 06 desember 2013. 13 Raden Tumenggung Ario Tjondro Negoro adalah pendiri Masjid Agung Kudus.
  • 13. 7 berfungsi yaitu yang di sebelah utara sedangkan yang di sebelah selatan sudah mati dan dialih fungsikan sebagai tempat pembuangan limbah.14 Situasi dan Bangunan Masjid a. Lokasi Tanah Lokasi Masjid Agung Kudus tepat di tengah-tengah kota. Sebelah timur : Alun-Alun dan Ramayana Sebelah utara : Pendopo Kabupaten Kudus Sebelah barat : Gedung TPQ dan majlis taklim Masjid Agung Kudus Sebelah selatan : Pertokoan Jl. Sunan Kudus b. Luas Tanah  Luas tanah : 3.654 m²  Luas bangunan : 1409 m²  Tinggi menara : 30m² c. Arsitektur Bangunan  Atap Gb. 1. Atap Masjid Agung Kudus (Dokumen peneliti pada tanggal 17 desember 2013) 14 Diperoleh dari keterangan H. Rifa’i Noor selaku mantan ketua bidang Riayah pada periode sebelumnya. Tanggal 05 Desember 2013.
  • 14. 8 Atap di Masjid Agung Kudus terdiri dari tiga susun. Dimana atap tersebut mempunyai filosofi berupa Iman, Islam dan Ikhsan. Untuk lapisan pertama menunjukkan Iman atau kepercayaan, untuk lapisan yang kedua menunjukkan Islam dan untuk lapisan yang ketiga menunjukkan Ikhsan atau kebagusan.  Seluruh dinding dan lantai masjid berlapis marmer. Gb. 2. Lantai dan Dinding Masjid Agung Kudus (Dokumen peneliti pada tanggal 19 desember 2013) Dimana dulu lantainya berkeramik warna abu-abu dan bertiang besi. Namun sekarang sudah diganti menjadi keramik yang berlapis marmer dan bertiang. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar lantai dan dinding tidak cepat rusak ketika terkena goresan dan diharapkan dapat bertahan lama. Marmer masjid sendiri didatangkan dari dalam negeri. Marmer yang sekarang ini berasal dari Masjid Purwokerto (Banyumas) yang merupakan salah satu masjid yang terbesar pada masa itu.  Penopang delapan buah tiang. Delapan tersebut mempunyai makna yang melambangkan Khulafaur Rosyidin yang berjumlah 4 dan 4 Imam Madzhab yaitu Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafi’i dan Imam Maliki.
  • 15. 9  Empat buah tiang kayu jati Gb. 3. Empat Buah Tiang Kayu Jati (Dokumen peneliti pada tanggal 18 desember 2013) Empat buah tiang kayu jati ini mempunyai makna jumlah 4 Khulafaur Rosyidin. Dimana dulunya tiang ini berbentuk besi tapi pada renovasi yang kedua, tiang bukan diganti melainkan dilapisi dengan kayu jati. Bentuk tiang yang sekarang ini merupakan modivikasi perpaduan model lama dan modern.  Mimbar Mimbar merupakan tempat khotib untuk berkhutbah. Di Masjid Agung Kudus terdapat satu mimbar. Sebelum direnovasi mimbar di Masjid Agung memiliki ukuran yang besar sehingga banyak mengurangi shaf para jama’ah. Namun setelah renovasi yang ke-2 mimbar tersebut diganti. Untuk mimbar yang besar disimpan di gudang tepatnya pada gudang dekat TPQ.
  • 16. 10  Kaligrafi Gb. 4. Kaligrafi (Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013) Bagian depan di sebelah utara dan selatan dihiasi dengan tulisan kaligrafi. Tulisan kaligrafi tersebut mempunyai makna memberikan pesan kepada para jama’ah. Seperti kaligrafi yang terdapat disebelah utara mimbar, dengan lafadz “Wamaa umiruu illa liya’budullaha mukhlishina lahuddin” yang mempunyai arti “Aku tidak diperintah kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah dan ikhlas dalam beragama”. Kaligrafi ini berbentuk bulatan yang berada di samping mimbar. Bulatan mempunyai arti bahwa bumi itu bundar. Kita sebagai manusia termasuk bagian dari bumi itu. Bulatan tersebut juga bermakna sebagai kiblat, arah semua umat Islam. Bumi sebagai kiblat adalah ka’bah, namun diartikan juga manusia sekarang ada di bumi namun besok kelak akan meninggalkan bumi.
  • 17. 11  Jendela. Gb.4. Jendela Masjid Agung Kudus (Dokumen peneliti pada tanggal 18 desember 2013) Jendela model ini disebut dengan kuku tarung, karena jendela ini mempunyai dua daun jendela yang bisa dibuka dan ditutup. Seperti halnya dalam Al-Qur’an, mempunyai pembuka dan penutup. Jendela tersebut terbuat dari kayu bekas pembongkaran masjid atau renovasi masjid yang telah dimodifikasi seperti yang sekarang. Di Masjid Agung sendiri terdapat 4 jendela dengan model kuku tarung dan 6 pintu yang didesain sesuai kapasitas jama’ah dan diharapkan jama’ah mendapat ventilasi yang baik.
  • 18. 12  Daun Gb. 6. Daun pada Tiang Kayu Jati (Dokumen peneliti tanggal 19 desember 2013.) Daun yang ada di tiang ini namanya adalah daun kluweh. Dulunya daun ini dibuat untuk tempat ditaruhnya lampu tempel, karena pada zaman dahulu belum ada listrik, namun sekarang justru menjadi benda unik khususnya di Majid Agung Kudus.  Menara. Gb. 7. Menara Masjid Agung Kudus (Dokumen peneliti. Tanggal 18 desember 2013.)
  • 19. 13 Menara yang terletak di depan sebelah kiri masjid mempunyai tinggi 30m. Pembuatan menara tersebut adalah usul dari Abdurrahman Wahid atau akrab dipanggil Gus Dur. Maksud adanya menara itu menandakan adanya masjid. Dan menara juga merupakan ciri khas dari suatu masjid. Di dalam menara sendiri tidak terdapat sesuatu hal yang penting atau tidak terdapat barang-barang atau benda-benda, cuma untuk di luar menara tersebut terdapat prasasti dari Bupati Darsono. Kala itu pembangunan menara masjid sendiri mendapat dana dari PT Djarum Kudus.  Al-Qur’an besar. Gb.8. Al-Qur’an Besar (Dokumen peneliti tanggal 19 desember 2013.) Mushaf Al-Qur’an ini ditulis sesuai dengan penulisan Mushaf Al- Qur’an standar utsmani Indonesia, sehingga untuk selanjutnya disebut Mushaf Al-Qur’an Pusaka standar dan dibuat oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus untuk dipersembahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kudus. Mushaf ini mulai ditulis pada hari Rabu Pahing 22 Ramadhan 1415 H/ 22 Februari 1995 M dengan ditandai penulisan lafadz Bismillah diawal surat Al-Fatihah oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Kudus dalam peringatan Nuzulul Qur’an di Pendopo Kabupaten Kudus dan diserahkan secara resmi kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kudus pada hari senin tanggal 21 Ramadhan 1418 H/ 19 Januari 1998 M oleh Ketua Lembaga
  • 20. 14 Pengembangan Tilawatil Qur’an Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus dalam peringatan Nuzulul Qur’an di Pendopo Kabupaten Kudus. Penulisan mushaf ini dilaksanakan oleh panitia penulisan Al-Qur’an Pusaka Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Kabupaten Kudus no. 01/ LPTQ_KDS/ II/ 1995 tanggal 1 Februari 1995 dan di tashhih oleh Al- Mukarrom Al Hafid KH. Sya’roni Ahmadi Kudus. Mushaf Al-Qur’an Pusaka di tulis oleh bapak Nor Aufa Shiddiq dengan waktu penulisan 1 bulan 1 jus dan harus wudlu terlebih dahulu sebelum memulai menulis. Sedangkan sampul Al-Qur’an Pusaka tersebut didatangkan dari Sukoharjo. Al-Qur’an tersebut dibaca ketika bulan Ramadhan. Susunan panitia penulisan Mushaf Al-Qur’an Pusaka (besar) Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus, diantaranya adalah : Penasehat : KH Ma’sum Rosyidi (Ketua MUI Kabupaten Kudus). Pengarah Tekhnis : Drs. H. Munhaji (Asisten Dua Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat II Kudus). Penanggung Jawab : Drs. H. M. Mansyur (Kepala Kantor Departmen Agama Kabupaten Kudus). Ketua I : Drs. H. Yusuf (Kasi Penerangan Agama Islam Kantor Departemen Agama Kudus). Ketua II : Drs. H. Suhari (Kepala Bagian Sosial Pemerintah Daerah Kudus). Sekretaris I : Mudzakir (Kantor Departemen Agama Kabupaten Kudus). Sekretaris II : Drs. Kholid Syifa ( Pemerintah Daerah Kudus). Bendahara I : Drs. Sutrisna ( Kabag Keuangan Kabupaten Kudus). Bendahara II : Ahmad Faiq, BA ( Kantor Departemen Agama Kudus). Seksi Usaha : - Drs. H. A. Syamsul Ma’arif (Tokoh masyarakat).
  • 21. 15 - H. Firman Lesmana BSC (Kepala Dinas Daerah Kudus). - H. Lukman PK ( Kantor Departemen Agama Kudus). - H. Ali Mu’ti (Ketua PPRK Kudus). - H. Arif Musmin (Pemerintah Daerah Kudus). Seksi SarPras : - Drs. H. Syaifuddin Bahri (Dekan Undaris Kudus). - H. Mukhlas BA (Kantor Departemen Agama Kudus). - Sumaya, BA (Kantor Departemen Agama Kudus). - M. Thoha Sumarno ( tokoh masyarakat). Desain Iluminasi : - HM. Thoha Nadzir (kaligrafi). - Anif Farozi (kaligrafi). Penulisan Mushaf: Nur Aufa Shodiq dan M Faruq (Al-Hathat). Al-Qur’an yang tebalnya mencapai sekitar 25 cm ini memiliki ukuran lebar kurang lebih 1,8 m dan panjang sekitar 80 cm. Berat Al-Qur’an pusaka ini mencapai 1 kw.  Bancik. “Bancik” yang dimaksud disini adalah bancik tempat duduk yang ada di depan masjid. Bancik ini merupakan hasil perenovasian bangunan masjid yang dilebarkan dari utara ke selatan dan dari timur ke barat. Hal ini bertujuan agar ketika seseorang melakukan i’tikaf di bancik ini sudah dianggap sah. Karena bancik ini adalah wilayah masjid sehingga untuk orang yang mempunyai hadast besar dilarang untuk berada pada bancik tersebut. d. Pengembangan Bangunan Sejak Didirikan Sampai Sekarang Pengembangan Masjid Agung Kudus secara fisik masjid masih tetap tidak banyak yang diubah. Penambahan bangunan hanya di bagian serambi depan tepatnya pada saat perenovasian yang kedua. Sebelumnya belum ada, serambi baru dibangun pada tahun 1970, baik yang untuk perempuan maupun untuk laki-laki. Khusus serambi perempuan dibuatkan dibagian atas, lantai dua. Di
  • 22. 16 sebelah kiri masjid dilengkapi dengan perpustakaan masjid. Tetapi sekarang ini perpustakaan tersebut sudah hampir tidak berfungsi lagi, karena para peminjam buku tidak bertanggung jawab atas buku yang dipinjamnya atau tidak dikembalikan. e. Fasilitas Ruangan Fasilitas yang dimiliki Masjid Agung Kudus di antaranya adalah:  Lantai 1 untuk jamaah laki-laki dan lantai dua untuk jamaah perempuan. Pada renovasi kedua ditambah “balkon” untuk jamaah perempuan yang letaknya di lantai dua. Terdapat tangga untuk naik ke balkon perempuan. Tangga tersebut di buat tertutup dengan tujuan untuk membatasi pandangan antara jama’ah laki-laki dan jama’ah perempuan. Lantai 1 terdiri dari ruang utama dan serambi masjid. Di lantai 1 ini semuanya difungsikan sebagai masjid, termasuk juga serambi kanan maupun serambi kiri. Pada serambi depan tepatnya dibagian luar (sebelah timur) memiliki luas 27x8 m, sehingga mampu menampung sekitar 600 jama’ah. Ruang utama dan serambi dibatasi dengan tembok dan pintu gerbang besar  Tempat wudlu yang bersih dan memadai.
  • 23. 17 Gb. 9. Tempat Wudhu Wanita (Dokumen peneliti tanggal 18 desember 2013) Gb. 10. Batu kerikil (Dokumen peneliti tanggal 18 desember 2013)
  • 24. 18 Gb. 11. Tempat Wudhu Pria (Dokumen peneliti tanggal 20 desember 2013) Dulu awalnya tempat wudlu dijadikan satu antara laki-laki dan perempuan. Tapi pada renovasi ketiga tempat wudlu dipisah antara wudlu laki-laki dan perempuan. Untuk tempat wudlu laki-laki di sebelah utara masjid dan tempat wudlu perempuan di sebelah selatan. Hal ini dimaksudkan agar jamaah merasa nyaman, aman dan terjaga. Tempat wudlu baik laki-laki maupun perempuan dibuat bersekat dengan maksud untuk menghindari percikan air seni dari sebelah kanan dan sebelah kirinya. Kemudian tempat wudlu disempurnakan dengan bak khusus yang tertutup. Ditambah lagi disamping tempat wudlu terdapat batu-batu krikil dengan tujuan agar wudlunya tetap terjaga dan terhindar dari najis. Ada sesuatu yang berbeda di Masjid Agung Kudus, yaitu seperti yang kita lihat di masjid-masjid besar yang ada di Kudus, misalnya di Menara atau di Muria, biasanya terdapat tempat wudlu yang berbentuk seperti bak. Namun, untuk Masjid Agung Kudus sendiri tidak terdapat bak wudlu semacam itu. Sebenarnya bukan tidak ada, dulu ada tempat wudlu yang berbentuk bak seperti yang ada di masjid-masjid besar lainnya. Dulu tempat wudlu yang berbentuk bak tersebut terletak di sebelah utara masjid. Namun, pada renovasi tahun 1990 tepatnya pada renovasi yang ketiga, sumur dan
  • 25. 19 tempat wudlu yang berbentuk bak tersebut dibongkar dan diganti dengan tempat wudlu seperti yang sekarang ini. Hal ini dilakukan karena tuntutan masyarakat dan hasil rapat pengurus. f. Daya Tampung Masjid Agung mampu menampung 1700 jama’ah dengan bentuk barisan shaf. Dulunya daya tampung tidak mencapai 1700 jama’ah, karena terdapat mimbar yang besar sehingga mengurangi shaf. Namun pada renovasi ke-2 mimbar tersebut diperkecil dengan tujuan agar mampu menampung banyak jama’ah seperti yang terlihat sekarang. Mimbar sisa hasil perenovasian ditempatkan di gudang yang ada di belakang masjid. Dari 1700 jama’ah dengan bentuk barisan shaf dapat dihitung pada lantai 1 yang terdapat kurang lebih 23 shaf yang dapat memuat sekitar 1500 jamaah sesuai bentuk barisan shaf. Sedangkan dalam keadaan duduk secara acak tidak menurut shaf mampu menampung jama’ah sekitar 2500 jama’ah. Pada serambi samping kanan dan serambi kiri masjid dapat menampung sekitar 200 jama’ah pada masing-masing serambi. Untuk lantai 2 terdapat 3 shaf yang dapat memuat sekitar 100 lebih jama’ah dengan bentuk barisan sesuai shaf. Sedangkan dalam keadaan duduk acak atau tidak menurut shaf dapat menampung 150 lebih jama’ah. Secara keseluruhan masjid dapat menampung 3500 jama’ah dengan bentuk duduk acak atau tidak sesuai shaf. Pada hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha, Masjid Agung Kudus menutup jalan simpang tujuh sampai di bawah jembatan layang. Sehingga jamaah Masjid Agung Kudus dapat mencapai minimal 10.000 jama’ah.
  • 26. 20 g. Fasilitas Pendukung 1. Perpustakaan masjid Gb. 12. Perpustakaan Masjid (Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013) Perpustakaan masjid terletak di serambi depan masjid sebelah selatan. Perpustakaan tersebut sangat sedehana, hanya dilengkapi dengan beberapa buku yang dapat dibaca oleh jamaah yang berada di masjid. Namun sekarang ini keberadaan perpustakaan masjid dapat dikatakan hampir tersingkirkan. Karena semakin berkurangnya buku yang ada di perpustakaan masjid. Hal ini dikarenakan kurang bertanggungjawabnya para pembaca sehingga buku-buku yang dibaca/dipinjam tidak kembali ke tempatnya
  • 27. 21 2. Unit Kesehatan Masjid (UKM) Gb. 13. Balai Pengobatan (Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013) Unit Kesehatan Masjid ini disebut juga dengan Balai Kesehatan Masjid. Bangunan ini berdiri terpisah dari masjid dan terletak di sebelah utara masjid. Di Balai Kesehatan Masjid ini terdapat pelayanan pengobatan gratis yang dilakukan pada setiap hari jum’at mulai pukul 09.00 wib sampai dengan pukul 11.00 wib. Para pasien yang datang untuk berobat hanya dikenakan biaya Rp 2.000 saja untuk mengganti biaya administrasi. UKM Masjid Agung Kudus ini bekerjasama dengan Puskesmas Wergu dan honor yang dibayarkan kepada dokter dalam pengobatan ini adalah dari dana APBD.
  • 28. 22 3. Koperasi Gb. 14. Kantin Kejujuran (Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013) Koperasi ini terletak di sebelah selatan Masjid Agung Kudus, dan bersebelahan dengan tempat wudlu perempuan. Di koperasi masjid ini terdapat berbagai macam minuman dengan keterangan harga masing- masing pada setiap minuman. Koperasi ini juga disebut sebagai kantin kejujuran, karena di koperasi ini tidak terdapat penjual yang menjaga dagangannya seperti pada koperasi-koperasi lain. Pembeli di koperasi ini harus membayar sendiri tanpa melalui penjual, dan uang yang dibayarkan sesuai dengan harga minuman yang dibeli kemudian dimasukkan ke dalam kotak yang telah disediakan di dekat koperasi. Sehingga apabila kita membayar minuman yang sudah dibeli tidak sesuai dengan harga yang tertera di koperasi, orang lain tidak akan tahu karena ini adalah tergantung kejujuran dari pembeli. Maka dari itu koperasi masjid ini disebut sebagai kantin kejujuran.
  • 29. 23 4. Gedung majlis taklim Gb. 15. Gedung TPQ dan Majlis Ta’lim (Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013) Gedung majlis taklim terletak menyatu dengan gedung TPQ, yaitu di belakang Masjid Agung Kudus. Sebelum TPQ yang sekarang, dulu terdapat gedung seperti bangunan rumah yang menghadap selatan milik Habib Hasan dan Habib Zain untuk tempat belajar anak-anak. Kemudian rumah tersebut dibangun menjadi satu gedung dengan 2 lantai. Untuk lantai 1 digunakan sebagai TPQ, sedangkan untuk lantai 2 digunakan untuk aula dan gedung majlis taklim. Namun dalam praktiknya, yang digunakan untuk majlis taklim adalah menempati selasar di gedung lantai satu bagian tengah. Hal ini dikarenakan anggota dari majlis taklim adalah jama’ah ibu-ibu, sehingga jika harus naik tangga ke lantai 2 agak kesulitan. Dulunya di majlis taklim ini adalah pengajian Muslimat Demaan, sehingga jama’ahnya hanya berasal dari sekitar desa Demaan saja. Namun karena jama’ahnya semakin berkurang, kemudian diganti untuk umum. Sehingga jamaahnya tidak hanya dari desa Demaan saja, boleh dari daerah lain.
  • 30. 24 5. TPQ Gedung TPQ terletak di belakang Masjid Agung Kudus. Untuk tanah yang sekarang ini menjadi bangunan TPQ tersebut statusnya adalah tanah wakaf dari Habib Zain dan Habib Hassan Abdullah.15 Jadi tanah wakaf pemberian dari Habib Zain dan Habib Hassan Abdullah itu hanya tanah yang ada dibelakang masjid, yang sekarang ini menjadi bangunan TPQ. Dengan perinciannya adalah sebagai berikut: Luas tanah : 345 m² Luas bangunan: 320 m² (dua lantai) Untuk TPQ dan majlis taklim Masjid Agung Kudus diresmikan pada tanggal 9 februari 2006, oleh Bupati Kudus ke-29, bapak Ir. H. Tamzil ,MT. Sebagian besar bangunan-bangunan yang terdapat pada fasilitas pendukung mendapat dana suntikan dari PT. Djarum dan Pemda. Mengenai biaya listrik ditanggung oleh Sukun dan Jenang Tiga-tiga. h. Halaman/ Areal Parkir Halaman parkir Masjid Agung Kudus berada di depan masjid. Halaman ini langsung menyatu dengan jalan raya dan trotoar di jalan alun-alun. Pintu masuk terletak tepat ditengah-tengah antara batas utara dan selatan. Halaman parkir masjid sudah berlantai batako/paving, sehingga memudahkan kendaraan dalam berparkir. Halaman parkir ini sangatlah luas, sehingga mampu menampung 200 sepeda motor.16 Namun tidak dapat menampung kendaraan yang lebih besar seperti mobil, hal ini dikarenakan kapasitas halaman yang kurang memadai untuk menampung kendaraan yang berukuran lebih besar. Sehingga diutamakan parkir untuk motor. Halaman ini juga dilengkapi dengan taman kecil yang berbatasan langsung dengan pagar masjid. 15 Habib Zain dan Habib Hassan Abdullah adalah orang Kudus sendiri, berasal dari kalangan orang yang mampu dan diberi kesempatan oleh Allah untuk mewakafkan tanahnya. Untuk kata Habib sendiri adalah sebagai penghormatan. 16 Sumber berdasarkan Arsip Kementrian Agama Kabupaten Kudus. Tanggal 06 desember 2013.
  • 31. 25 III. STRUKTUR KEPENGURUSAN, VISI, MISI MASJID Pembentukan pengurus (Struktur Kepengurusan) Masjid Agung Kudus dilaksanakan melalui Musyawarah Besar Pengurus Masjid dengan melibatkan 50% dari masyarakat lokal dan 50% dari kepemerintahan. Meskipun Masjid Agung Kudus di naungi oleh pemerintah (dalam hal ini Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus) tetapi pengelolaannya murni dari swadaya masyarakat (tidak dikolola oleh pemerintah). Susunan pengurus Masjid Agung Kudus terdiri atas : 1. Pelindung 2. Penasehat 3. Pengurus Harian 4. Bidang Idarah 5. Bidang Imarah, dan 6. Bidang Ri’ayah Ke-enam susunan pengurus Masjid Agung Kudus tersebut akan dijabarkan satu-persatu dibawah ini: Pelindung Masjid Agung Kudus sendiri adalah Bupati Kudus (Pemerintah Kabupaten Kudus) untuk melindungi organisasi Masjid Agung Kudus. Hal ini juga dikarenakan Masjid Agung Kudus merupakan Masjid yang dinaungi oleh PemDa (Pemerintah Daerah) dan Masjid Agung Kudus juga telah diberi SK (Surat Keputusan) dari Kementrian. Dewan penasehat Masjid Agung Kudus terdiri dari : Ulama’, Zu’ama , Umara’ dan cendekiawan muslim serta pimpinan organisasi atau kelembagaan Islam. Dewan penasehat ini berfungsi memberikan pertimbangan, nasehat bimbingan dan bantuan kepada Pengurus Masjid Agung Kudus. Salah satu hal yang unik dari Masjid Agung Kudus ialah adanya bidang- bidang yang terdiri dari : a. Bidang Idarah (organisasi dan pengkaderan)
  • 32. 26 b. Bidang Imarah (kemakmuran dan dakwah), serta c. Bidang Ri’ayah (pemeliharaan dan kesejahteraan) Dengan adanya ketiga bidang tersebut, maka pimpinan harian Masjid Agung Kudus juga di bagi sesuai bidang-bidang diatas. Bila digambarkan dalam tabel, pimpinan harian Masjid Agung Kudus terdiri dari : Ketua Umum Sekertaris Umum Bendahara Umum Ketua I (Bidang Idarah) Sekertaris I Bendahara I Ketua II (Bidang Imarah) Sekertaris II Bendahara II Ketua III (Bidang Ri’ayah) Sekertaris III Bendahara III Keterangan: Ketua umum memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Pengurus Masjid Agung Kabupaten Kudus sehari-hari dibantu oleh ketua-ketua (I, II, dan III) dalam membidangi bidang masing-masing (Ketua I bidang idarah, Ketua II bidang imarah dan Ketua III bidang ri’ayah). Sekertaris Umum membantu ketua umum dan ketua I, II dan III serta memimpin administrasi Pengurus Masjid Agung Kabupaten Kudus dibantu sekertaris I, II dan III. Bendahara Umum membantu ketua umum dan ketua I, II dan III untuk memimpin administrasi keuangan dibantu bendahara I, II dan III. Tugas dan fungsi bidang-bidang pada Masjid Agung Kabupaten Kudus ialah;
  • 33. 27 A. Bidang Idarah 1) Menyelenggarakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, pengadministrasian dan pendokumentasian segala kegiatan Masjid Agung Kudus; 2) Menyusun pedoman dan pedoman rumah tangga sebagai acuan pelaksanaan program kerja; 3) Mensosialisasikan pedoman dasar dan pedoman rumah tangga Masjid Agung Kudus kepada pengurus masjid besar kecamatan se-Kabupaten Kudus; 4) Meningkatkan silaturahim dengan berbagai pihak terutama Ulama’ dan Umara’ di wilayah Kabupaten Kudus; 5) Menyelenggarakan silaturahim, study banding, kunjungan kerja ke berbagai masjid untuk memperoleh informasi guna penyempurnaan organisasi dan kegiatan masjid; 6) Meningkatkan peran serta remaja dan wanita dalam berbagai kegiatan masjid; 7) Berupaya mencetak kader-kader sholih-sholihah yang berahlak karimah, berwawasan luas dengan menyelenggarakan kegiatan yang sesuai dengan bakat dan minat mereka masing-masing; 8) Menyelenggarakan pendidikan, majlis ta’lim, kegiatan belajar mengajar dan kursus secara berjenjang; 9) Mengadakan kerjasama dengan Forum Koordinasi Ta’mir Masjid (FKTM) dan organisasi kemasjidan di Kabupaten Kudus. B. Bidang Imarah 1) Senantiasa mewujudkan suasana dan terlaksananya ibadah fardlu dan sunnah dengan lancar dan khusyu’; 2) Menyelenggarakan pelaksanaan shalat Jum’at dengan lancar, tertib, khidmad dan khusyu’;
  • 34. 28 3) Menyelenggarakan peringatan hari-hari besar dalam upaya Syi’ar Islam dan Dakwah Islamiyah, baik bil qaul maupun bil hal, berupa santunan, beasiswa, khitanan masal dan sebagainya; 4) Mengoptimalkan fungsi perpustakaan yang memadai dengan menyajikan kitab-kitab salaf, buku ilmiah, bacaan-bacaan Islami yang menarik minat jama’ah di semua kalangan; 5) Berusaha menggali dan tetap di luar kotak amal masjid; 6) Mengoptimalkan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan menyelenggarakan Taman Kanak-kanak Muslimat (TK Muslimat). C. Bidang Ri’ayah 1) Mengusahakan pengadaan dan perawatan sarana prasarana Masjid Agung Kudus beserta asetnya yang amat representatif agar berkembeng sejalan dengan volume kegiatan yang semakin bertambah dan kuantitas jama’ah semakin meningkat; 2) Meningkatkan peran dan fungsi Usaha Kesehatan Masjid (UKM); 3) Mengusahakan sarana mobil serba guna untuk layanan sosial dan penunjang kegiatan Masjid Agung Kudus; 4) Mempertimbangkan dan mengupayakan segala masukan dalam usaha perluasan areal tanah Masjid Agung Kudus. Diantara semua fungsi dan tugas bidang-bidang Masjid Agung Kudus tersebut mungkin ada yang dihentikan, dilanjutkan, dihapus, diganti atau ditambahi dengan beberapa pertimbangan lancar atau tidaknya fungsi dan tugas dan ada atau tidaknya pelaksana fungsi dan tugas tersebut (sesuai kebijakan masjid). VISI DAN MISI MASJID AGUNG KUDUS Berbeda dengan masjid tingkat kecamatan pada umumnya, Masjid Agung Kudus memiliki visi dan misi. Hal ini dikarenakan Masjid Agung Kudus dinaungi oleh PemDa (Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus) dan telah di beri SK (Surat
  • 35. 29 Keputusan) dari Kementrian. Visi dan misi ini menjadi sandaran dan acuan untuk pengembangan dan pengambilan kebijakan Masjid Agung Kudus. Visi dan Misi Masjid Agung Kudus adalah sebagai berikut: Visi Terwujudnya Masjid Agung Kudus sebagai tempat ibadah yang representatif dan sebagai tempet pembinaan umat, menuju masyarakat yang sejahtera, religius dan berbudaya. Misi 1. Menjadikan Masjid Agung Kudus sebagai tempat beribadah yang representatif. 2. Menjadikan Masjid Agung Kudus sebagai tempat membentuk kepribadian muslim yang religius. 3. Menjadikan Masjid Agung Kudus sebagai tempa pembinaan kesejahteraan umat. 4. Menjadikan Masjid Agung Kudus sebagai sarana menuju masyarakat Islami yang berbudaya. Untuk mencapai maksud diatas, maka masjid harus berfungsi sebagai pusat ibadah dan pengembangan masyarakat dalam meningkatkan keimanan, ketaqwaan, pendidikan keterampilan dan kecerdasan sebagaimana yang dilakukan umat Islam yang berbudaya. Dalam upaya partisipasi aktif dalam proses pembangunan, yakni untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengurus Masjid Agung Kudus sangat perlu mengoptimalkan peran serta masjid dalam mewujudkan persatuan umat Islam di Kabupaten Kudus, maka dibentuklah organisasi Masjid Agung Kudus ini.
  • 36. 30 IV. PERAN MASJID AGUNG KUDUS DALAM MASA PENJAJAHAN Dari berbagai sumber yang peneliti temui di lapangan, mengenai peran Masjid Agung Kudus di masa penjajahan tidak ditemukan data. Hal tersebut dijelaskan oleh beberapa narasumber seperti yang di kemukkan oleh Bapak Masruchan MS selaku Sekretaris Masjid Agung Kudus, beliau menjelaskan bahwa tidak mengetahui tentang peran Masjid Agung Kudus di masa penjajahan, karena menurut narasumber, baliau aktif di Masjid Agung Kudus mulai 1994, dan mulai menduduki jabatan sebagai kepengurusan mulai periode 2007 – 2012 dan 2012 – 2017. Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Nur Rif’ai selaku sesepuh Masjid Agung Kudus dan Bapak Drs. Sutiyono, M.Pd selaku Pengurus Disbudpar Kab. Kudus bahwa tidak ditemukan adanya peran Masjid Agung Kudus di masa penjajahan. Tetapi pada waktu itu, peran dalam masa penjajahan terfokuskan di Masjid Menara Kudus. Menurut peneliti, peran pada masa penjajahan terfokuskan di Masjid Menara dikarenakan pada masa itu Masjid Agung Kudus masih bernama Masjid Kriyan. Sedangkan Masjid Agung Kudus sendiri didirikan pada tahun 1959. Dari sini sudah jelas bahwa masjid ini berdiri sesudah Indonesia merdeka. Maka dari itu, peneliti tidak menemukan sumber data mengenai peran Masjid Agung Kudus pada masa penjajahan. Karena peneliti tidak menemukan data tentang peran Masjid Agung Kudus di masa penjajahan, peneliti mencoba menggali data baru yaitu tentang kegiatan para habaib di Masjid Agung Kudus. Dari data yang peneliti dapatkan di lapangan, para habaib memang mendapatkan peran dalam Masjid Agung tersebut. Hal ini dikarenakan pendiri Masjid Agung Kudus ialah seorang habib yang bernama Habib Idris. Peran habaib di Masjid Agung Kudus seperti peringatan hari besar Islam (PHBI), Jamiyyah Hadroh Ahbabul Musthofa yang dipimpin oleh Habib Syekh Abdul Qodr As Segaff dari Solo setiap malam Rabu Pahing. Selain kegiatan tersebut, juga ada Habib Alwi Qosyim yang menjabat sebagai ketua umum Masjid Agung Kudus masa khidmah 1987 – 1992. Dari sini
  • 37. 31 sudah jelas para habaib dari Kudus maupun dari luar Kudus berperan penting dalam kegiatan maupun struktur kepengurusan di Masjid Agung Kudus. Setelah peneliti melakukan kajian ulang ke Arsip Daerah (Perpustakaan Daerah) Kab. Kudus, tidak ditemukan data yang menyebutkan bahwa Masjid Agung Kudus mempunyai peran di masa penjajahan, disebabkan terputusnya sejarah, data ini sesuai dengan sumber buku Peninggalan Sejarah dan Purbakala Kabupaten Kudus yang diterbitkan oleh Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kab. Kudus. V. BENTUK KEGIATAN DAN PENGELOLAAN YANG DILAKUKAN MASJID (KEGIATAN KEAGAMAAN) Gb. 16. Gambar Masjid Agung Kudus tampak depan (Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
  • 38. 32 Kesadaran umat Islam dalam membangun masjid sudah begitu besar, bahkan sudah mampu membuat atau membangun masjid dengan perpaduan budaya lokal. Pembangunan masjid ini selain kesadaran ibadah juga kesadaran kearifan lokal. Kebanyakan umat Islam akhir – akhir ini banyak yang mampu membuat atau membangun masjid, namun belum diikuti dengan kesadaran memanage kegiatan – kegiatannya, sehingga masih banyak ditemui terutama di wilayah Jawa Tengah, masjid – masjid yang megah secara fisik, namun miskin dalam kegiatannya atau dengan kata lain masyarakat sudah sadar membangun fisik masjid, namun belum mampu memakmurkannya. Masjid adalah tempat ibadah yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad Saw. Hal ini berarti masjid merupakan lembaga yang mempunyai perhatian khusus dalam Islam. Secara historis, masjid mengalami perkembangan fungsi dari masjid yang hanya difungsikan sebagai tempat beribadah mahdhoh, lambat laun seiring perkembangan zaman masjid sekarang ini menjadi pusat kegiatan Islam. Fungsi – fungsi masjid dalam Islam selain sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat i’tikaf, lembaga pendidikan, lembaga pembinaan umat, bahkan masjid pernah dijadikan sebagai pusat komando perang. Berdasarkan pada hal ini, tidak menutup kemungkinan fungsi masjid akan semakin bertambah dan begitulah selayaknya. Ada tiga management masjid yang sering digunakan umat Islam dalam memakmurkan masjid – masjid, ketiga management itu yaitu idarah, imarah, dan ri’ayah. Ketiga komponen ini harus berjalan secara integral dan saling mengkaitkan, tidak boleh berjalan secara parsial, apalagi bersifat kontradiktif. Secara jelas ketiga management tersebut akan diuraikan sebagai berikut : Pertama, Idarah berarti administrasi, yaitu tata laksana administrasi yang meliputi surat menyurat, kegiatan , pendataan, keuangan, sarana prasarana, dan segala yang berkaitan dengan administrasi.
  • 39. 33 Kedua, Imarah berarti kemakmuran, yaitu meramaikan masjid dengan berbagai kegiatan. Yang mendatangkan dan melibatkan peran jama’ah, sehingga semua jama’ah memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam kemakmuran masjid. Aktifitas yang tentunya harus ada dimasjid adalah terjadinya jalinan hubungan antara hamba dengan Allah (Tuhannya) seperti sholat lima waktu, sholat jum’ah, tadarus al-qur’an, istighotsah, tarowih, dan i’tikaf. Ketiga, ri’ayah yaitu merawat semua aset dari masjid yang merupakan hasil jariyah dan wakaf. Aset masjid tidak hanya berupa bangunan / gedung saja, akan tetapi juga tanah dan sarana prasarana yang lain. Semua harus tertata rapi dan terawat sehingga terus dapat diambil manfa’atnya oleh para jama’ah. Masjid Agung Kudus adalah salah satu masjid yang merupakan kebanggaan masyarakat Kudus. Selain karena tempatnya yang strategis dan bangunannya yang megah di pusat kota, juga karena Masjid Agung Kudus ini mempunyai kegiatan berbasis management diatas. Untuk memudahkan proses memakmurkan masjid sebagaimana management imarah, Masjid Agung Kudus dapat dipilah berdasarkan kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, kegiatan tahunan, bahkan kegiatan yang bersifat insidental. Kegiatan – kegiatan tersebut diatas oleh pengelola Masjid Agung Kudus mampu ditata kelola secara rapi dan mampu diakses oleh jama’ah serta masyarakat luas. Secara detail kegiatan – kegiatan tersebut adalah : A. Kegiatan Harian Diantara Kegiatan-kegiatan harian yang diselenggarakan masjid agung kudus adalah sebagai berikut : Pertama, penyelenggaraan sholat maktubah. dalam menyelenggarakan sholat maktubah, pengurus masjid memiliki agenda dan pelaksanan sendiri- sendiri yaitu sebagai berikut :  Imam Sholat dzuhur adalah bapak Mukhlis Ahmad dan mu’adzin oleh bapak Masrukhan
  • 40. 34  Imam sholat ‘ashar adalah bapak Mukhlis Ahmad, muadzin oleh bapak Masrukhan, dan qori’ dilantunkan oleh bapak Mustaqim  Imam sholat Maghrib adalah bapak Masrukhin Ridhwan, muadzin dan qori’ dilantunkan oleh bapak Masrukhan  Imam Sholat isya’ adalah bapak Masrukhin, muadzin oleh bapak Masrukhan, dan qori’ dilantunkan oleh bapak Mustaqim.  Imam sholat subuh adalah bapak Masrukhin, muadzin oleh bapak Masrukhan, dan qori’ dilantunkan oleh bapak Mustaqim. Kegiatan ini didukung oleh sarana dan prasarana dari Masjid, seperti speaker, pengeras suara, bedug, jam dinding, dan sebagainya. Ketika telah masuk waktu sholat dengan ditandai jam yang sudah diatur oleh ta’mir masjid, maka petugas masjid segera menabuh bedug dengan ritme kurang lebih sebagai berikut : 20 kali ketukan kentongan, dilanjut dengan 30 kali pukulan bedug ( mulanya ditabuh secara pelan – pelan sampai 6 atau 7 kali pukulan, kemudian pukulan agak cepat sampai 20 kali pukulan, dan kembali lagi menabuh dengan pukulan pelan ), kemudian memukul kentongan lagi sebanyak 5 kali ketukan, dan kembali memukul bedug sebanyak 3 kali pukulan (tabuhan), kurang lebih seperti itu. Tidak selamanya setiap memasuki waktu sholat selalu menabuh bedug, di Masjid Agung Kudus ini hanya setiap menjelang adzan sholat maghrib, isya’, dan shubuh yang ditandai dengan suara kentongan dan bedug, dan untuk waktu sholat dzuhur dan ashar tidak ditandai dengan tabuhan bedug, melainkan hanya dengan memutar kaset sholawat atau tartil Al – Qur’an. Adapun petugas yang bersih – bersih Masjid, membuka pintu gerbang Masjid, menghidupkan lampu, sampai menabuh bedug itu telah terjadwal oleh 5 orang, yaitu : saudara M. Mustaqim, Ismail, Markhan, Afif, dan M. Qomaruddin.17 17 Hasil wawancara dengan Bapak Mahfudz Mahmudi selaku pengurus bagian sarana prasarana, pada tanggal 04 januari 2014
  • 41. 35 Kedua, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (KBM) TK yang dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 11.30 WIB. Dan TPQ yang dimulai dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB. TPQ dan TK merupakan lembaga pendidikan yang dimiliki oleh Masjid Agung Kudus, tepatnya lokasi tersebut ada dibelakang Masjid Agung Kudus. Gb. 17. Gambar TPQ Masjid Agung Kudus (Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
  • 42. 36 Dulu Kegiatan mengaji untuk anak-anak hanya diseleggarakan di masjid saja. Dan seperti kebanyakan masjid-masjid kuno, Masjid Agung Kudus dalam pengajarannya masih menggunakan metode baghdadi. Dengan berjalannya waktu dan semakin majunya Masjid Agung Kudus, ahkirnya pengurus masjid memberikan Surat Keputusan kepada pengurus TPQ untuk mengelolanya dan dibangunlah TPQ pada tahun 2006. Untuk penggunaan metode dari awal berdirinya masjid hingga tahun 2007 TPQ menggunakan metode baca qur’an Qiro’ati, perpindahan dari metode baghdadi ke metode qiro’ati tersebut karena alasan pengurus tertarik dengan adanya metode baca secara cepat yaitu qiro’ati. Selanjutnya dari tahun 2007 hingga sekarang metode tersebut berganti lagi dengan metode yanbu’a.18 Saat ini TPQ memiliki peserta didik kurang lebih 150 dan jumlah guru sebanyak 18. Untuk biaya syahriyah siswa dikenai biaya sebesar Rp 25.000 ribu perbulan. Gb. 18. Gambar TK Masjid Agung Kudus (Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013) 18 Hasil wawancara dengan Bapak Masrukhan selaku kepala kantor, pada tanggal 27 november 2013
  • 43. 37 Lembaga pendidikan selanjutnya adalah TK, TK ini memiliki dua kategori siswa yaitu siswa reguler dan plus, untuk reguler siswa masuk pukul 07.30 sampai 11.30, dimana syahriyah untuk kelas reguler sebesar Rp.115.000 dan biaya ini sudah termasuk uang jajan. Sedangkan yang plus siswa masuk sekolah pukul 07.30 sampai pukul 13.00, dan SPP sebesar RP.250.000. maksud dari plus adalah disini TK melayani penitipan anak, bagi ibu-ibu yang sedang kerja biasanya anaknya dititipkan dahulu, setelah selesai kerja anak mereka biasanya diambil, biaya tersebut sudah termasuk uang jajan. Sedangkan jumlah keseluruhan siswa TK yaitu 95 anak, yang terdiri dari siswa TK besar dan TK kecil.19 B. Kegiatan mingguan Diantara Kegiatan-kegiatan mingguan yang diselenggarakan Masjid Agung Kudus adalah sebagai berikut : Pertama, Qira’atul Qur’an Murattal. Kegiatan ini diselenggarakan setiap malam ahad setelah sholat maghrib dan dipipmpin oleh Ikatan Pembina Qori’ Qori’ah ( IPQOH) cabang Kudus. Gb. 19. Foto kegiatan tadarus Alqur’an Masjid Agung Kudus (Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013) 19 Hasil wawancara dengan Ibu Diani selaku wali murid TK Masjid Agung Kudus, pada tanggal 17 Desember 2013
  • 44. 38 Kedua, Tadarus Al-Qur’an kepada Bapak-bapak dan ibu-ibu. Kegiatan ini diselenggarakan setiap malam selasa setelah jama’ah sholat isya’ dan dipimpin oleh para pengurus Masjid Agung Kudus sendiri. Gb. 20. Gambar Unit Kegiatan Masjid (Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013) Ketiga, Pelayanan Kesehatan (UKM) yang diselenggarakan bagi masyarakat umum. Yang mana kegiatan ini diadakan setiap jum’at pagi dari pukul 09.00 sampai pukul 11.00 WIB, dalam menyelenggarakan kegiatan ini pihak
  • 45. 39 masjid bekerja sama dengan puskesmas Desa Wergu Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Keempat, Pengajian Tafsir Showi bagi ibu- ibu setiap jum’at pukul 16.00 atau ba’da ashar dan dipimpin oleh KH. Azwar Anas. Gb. 21. Foto diambil waktu kegiatan pengajian Ibu – Ibu Muslimat (Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013) Kelima, Pengajian ibu- ibu muslimat (sabilul huda) setiap hari selasa pukul 13.00 atau ba’da dzuhur yang dipimpin oleh bapak KH. Muchlis Faidhoni. Gb. 22. Kegiatan tafsir dan tartil Alqur’an walisantri (Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
  • 46. 40 Keenam, Tartil dan tafsir Al-Qur’an walisantri, kegiatan ini merupakan kegiatan yang berbeda dari masjid yang lain. Dimana masjid menggandeng para wali murid TPQ atau TK. Tapi kegiatan ini lebih diperuntukkan untuk wali murid TK. Kegiatan ini ditawarkan bagi wali murid yang berkeinginan ngaji. Alasan diadakannya kegiatan ini yaitu tujuan untuk mengisi waktu luang wali murid dengan kegiatan yang lebih bermanfa’at yaitu dengan mengaji qur’an di masjid, tempat yang digunakan untuk ibu-ibu ini biasanya diserambi masjid sebelah selatan, yaitu setiap hari selasa dan kamis sekitar ba’da ashar, acara ini biasanya dipimpin oleh guru TPQ, Adapun guru yang sering mengisi acara ini adalah Ustadzah Istiqomah, Ustadzah Ristiyaningsih dan Ustadzah Ruhana. Ketujuh, yaitu pengajian rutin setiap hari rabu pukul 18.05 atau setelah sholat maghrib. Pengajian ini mengkaji kitab kuning atau kitab irsyadul ibad yang diampu oleh bapak KH. Ahmad Asnawi. Kedelapan, yaitu dzikir khususi. Dzikir ini dilaksanakan setiap malam sabtu setelah sholat isya’dan jama’ah yang mengikuti kegiatan ini dinamakan jama’ah al-hidmah. Dzikir tersebut menggunakan acuan dzikir dari podok pesantren Al-Fithrah Kedinding Surabaya. Kelurahan Kedinding Lor terletak di Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya Jawa Timur dengan pengasuh pondok KH. Asrori Al-Ishaq (Alm).
  • 47. 41 Gb. 23. Gambar Jadwal khotib dan Imam Rowatib Masjid Agung Kudus (Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013) Kesembilan, penyelenggaraan sholat jum’ah. Adapun mengenai kegiatan sholat jum’ah, masjid memiliki agenda tersendiri yaitu sebagai berikut. Jum’at pon sholat jum’ah diimami oleh bapak KH. Halim Ma’ruf, Jum’at wage sholat jum’ah diimami oleh Drs. KH. Sayutin Nafi’, Jum’at kliwon sholat jum’ah diimami oleh Drs. KH. Shodiqun M.Ag. Juma’at legi sholat jum’ah diimami oleh Drs. KH. Abdullah Afif Sholih, Jum’at pahing sholat jum’ah diimami oleh KH. Ahmadi Abdul Fatah, MA. Sebagai pengganti (badal) bila ada salah satu yang berhalangan untuk hadir, maka digantikan oleh KH. Abdul Rosyad. Adapun tema yang dipilih khotib dalam khotbah sholat jum’at ini disesuaikan dengan hari-hari besar islam yang sedang atau yang telah dilewati,
  • 48. 42 seperti ketika bertepatan bulan romadhon maka tema yang disampaikan adalah tentang hal-hal yang berkaitan dengan bulan romadhon, dan lain-lain.20 C. Kegiatan bulanan Selain kegiatan mingguan yang telah dikemukakan diatas, Masjid Agung Kudus juga memiliki kegiatan bulanan, yaitu : Pengajian umum hari ahad pagi pada awal bulan atau biasa disebut dengan kegiatan APAB (Ahad Pagi Awal Bulan), biasanya sebelum acara dimulai, malam sebelumnya diisi dengan acara khotmil Qur’an. Setelah acara ini selesai kemudian diteruskan dengan acara terbangan dari forum komunikasi terbang papat kabupaten kudus. Terbang papat sendiri adalah semacam lomba terbang yang menggunakan terbang yang berjumlah empat dan ditambah satu jidur. Mauidhoh Hasanah dalam acara ini biasanya didatangkan pembicara dari dalam dan luar kota, tergantung momennya, bila acara bertepatan dengan hari besar islam maka biasanya mendatangkan pembicara dari luar kota. Pembicara- pembicara yang sering didatangkan diantaranya adalah KH. Abdul Wakhid, KH. Ahmad Asnawi, KH. Mashuri, KH. Kustur Fais, Drs. Mashud Syiraj M.H, KH. Abdul Hafidz Syathori, Habib Umar Al Muthohar, dan masih banyak para ulama’ dan habaib yang lain. Selain kegiatan tersebut, juga ada Kegiatan penunjang yaitu Maulid Simthudduror Ahbabul Musthofa yang diketuai oleh Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf dari Solo. D. Kegiatan tahunan Selain kegiatan bulanan yang telah dikemukakan diatas, masjid juga memiliki kegiatan yang tahunan, diantaranya yaitu : Kegiatan khoul pendiri masjid yaitu Habib Muhammad Idris atau yang dikenal dengan Mbah Tumenggung Aryo Condro Negoro, setiap tanggal 10 Muharrom. Sebetulnya pengurus masjid belum tahu kapan tepatnya wafat Habib 20 Hasil wawancara dengan Bapak M Qomarudin selaku karyawan Masjid Agung Kudus, pada tanggal 16-12-2013
  • 49. 43 M. Idris, untuk itu ada inisiatif untuk mengadakannya saat awal tahun hijriyah dan malam sebelumnya diisi dengan kegiatan santunan. Kegiatan PHBI (Perayaan Hari Besar Islam). Biasanya penyelenggaraan kegiatan disesuikan dengan tema yang berhubungan dengan hari – hari besar tersebut. Kegiatan pada saat bulan Ramadhan, seperti menyelenggarakan sholat tarawih, memberikan ta’jil kepada masyarakat umum, dan lain sebagainya. Acara yang biasa diselenggarakan Masjid Agung Kudus ketika hari besar Idul Fitri yaitu mengumpulkan dan membagikan zakat fitrah dan pagi nya melakukan sholat ‘idul fitri bersama di Masjid Agung Kudus. Kegiatan Idul Adha kegiatannya adalah sholat ‘idul adha, setelah itu melakukan qurban bersama-sama dan membagikannya kepada masyarakat. Kegiatan awal dan akhir tahun, yaitu dengan membaca do’a akhir tahun dan awal tahun bersama - sama. Gb. 24. Foto pada waktu kegiatan santunan anak yatim piatu (Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013) Kegiatan maulid Nabi Muhammad Saw. Masjid Agung Kudus biasanya mengadakan khotmil qur’an sehari sebelum hari H, selanjutnya pembacaan al-
  • 50. 44 barjanji, setelah tiba hari H selanjutnya masjid agung kudus mengadakan pengajian umum , khitanan massal, santunan anak yatim dan lain-lain. Gb. 25. Foto perpustakaan Masjid Agung Kudus (Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013) Masjid Agung Kudus juga sempat memiliki perpustakaan baca umum yang tempatnya dibelakang masjid, perpustakaan ini didirikan oleh salah satu pengurus masjid bernama Mustaqim dan akhirnya perpustakaan ini ditutup karena ditinggal pengurusnya, karena kuragnya petugas, sehingga banyak pembaca yang tidak mentaati tata tertib. Banyak pembaca yang tidak mengembalikan bukunya. Sehingga dengan adanya hal tersebut perpustakaan ditutup untuk umum. Adapun kondisi perpustakaan masjid agung kudus sekarang adalah tidak terawat, dan berada di serambi masjid bagian depan sebelah kiri. Dalam menentukan waktu sholat fardhu, Masjid Agung Kudus menggunakan patokan yang dibuat oleh KH. Turaikhan Adjhuri Assarofi (Alm), yang mana patokan tersebut juga digunakan oleh masjid menara, dan patokan ini
  • 51. 45 digunakan sejak dulu dan sampai sekarang, kemudian diikuti oleh masjid – masjid yang lain se Kudus sebagai penentuan waktu sholat fardhu.21 VI. BENTUK KEGIATAN DAN PENGELOLAAN YANG DILAKUKAN MASJID (KEGIATAN BISNIS) Masjid merupakan simbol keislaman. Masjid tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat Islam, karena Masjid merupakan simbol ketundukan umat Islam kepada Allah swt. Kata Masjid terulang dua puluh delapan kali dalam Al-Qur’an. Secara bahasa Masjid berasal dari kata sajada-sujud yang mempunyai artinya patuh, taat, tunduk dengan penuh hormat. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, atau bersujud ini adalah bentuk lahiriyah yang paling nyata dari makna-makna tersebut. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan untuk shalat disebut Masjid, “tempat bersujud”. Dalam pengertian sehari-hari, Masjid merupakan bangunan tempat shalat kaum Muslim. Tapi karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat Masjid menjadi tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung kepatuhan kepada Allah swt. Al-Qur’an menegaskan bahwa Masjid merupakan tempat orang berkumpul melakukan sholat secara berjamaah, dan meningkatkan solidaritas serta silaturrahmi di antara sesama kaum muslim. Masjid juga berfungsi sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam seperti diskusi, mengaji, dan memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama serta pengetahuan umum. Selain itu, masjid juga berfungsi sebagai menejemen pengelolaan keuangan. Bisnis merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. 21 Hasil wawancara dengan Bapak Masrukhan selaku kepala kantor Masjid Agung Kudus, pada tanggal 17-12-2013
  • 52. 46 Ada dua istilah dalam dunia bisnis, yaitu Provit dan Non Provit, profit adalah keuntungan atau nilai lebih yang diperoleh setelah dikurangi modal serta biaya lainnya, seperti kantin kejujuran, pengobatan gratis dll. sedangkan Non Provit adalah suatu kegiatan yang tidak membutuhkan modal tetapi terkadang mendapatkan keuntungan dan terkadang tidak mendapatkan keuntungan, seperti: kas parkir kendaraan sepeda motor, kas masjid (kas bulanan, kas jama’ah sholat jum’at). Adapun bisnis protif yang dikelola oleh Masjid Agung Kudus antara Lain adalah : a) Kantin Kejujuran Kantin mungkin banyak ditemui dilembaga-lembaga formal maupun non formal. Kantin ini, sudah selayaknya kalau menyediakan barang-barang kebutuhan siap pakai bahkan makanan ringan atau minuman ringan. Kantin ini, memang biasanya ditemukan selalu adanya penjaga dan barang-barang yang siap jual maupun ada juga kantin yang tidak seperti hal diatas tidak ada penjaga dan barangnya terbatas bahkan tempatnya pun sangat terbatas. Kantin jenis inilah yang ada di Masjid Agung Kudus dengan nama kantin kejujuran. Adanya kantin kejujuran, yaitu menjual minuman berbagai produk dan jangan heran jika pembeli tidak menemui seorang penjaga di kantin tersebut, meski banyak pembeli "menyerbu" minuman yang disediakan, sang penjaga kantin tidak akan pernah muncul. Uniknya, pembeli memahami benar keadaan itu. Mereka akan mengeluarkan uang dari saku dan meletakkannya dalam kotak khusus saat mengambil minuman, yang jumlahnya sesuai dengan harga banderol, dengan uang yang pas. Bukankarena penjaga kantin sedang berhalangan atau sakit.melainkankantinitu memang tidak memiliki penjaga. Hanya kejujuran pembelilah yang memegang peran dalam kegiatan operasional kantin tersebut
  • 53. 47 sehari-hari.Rugikah? Tentu saja tidak, selama kejujuran dapat ditegakkan oleh para pembeli. Kas kantin kejujuran berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Masrukhan selaku pengurus masjid dibukanya tidak ada waktu rutin yang pasti, namun berdasarkan kebutuhan dan prediksi dari pengelola tersebut. Untuk tahun 2013 kas kantin kejujuran dibuka selama sebelas bulan mulai bulan januari sampai november, kas kantin 2013 mendapatkan saldo tiga juta rupiah. Hal ini tidak akan di Crosscheck dengan barang yang dijual, sehingga tidak pernah mempertimbangkan uang modal yang disediakan dengan pendapatan yang dihasilkan. Dan hasil tersebut digunakan untuk dibelanjakan produk minuman kembali. Konsep yang sangat sederhana, namun mungkin akan sangat sulit dalam pelaksanaannya. Sekilas, kantin ini tidakberbedadengan kebanyakan kantin lainnya. Perbedaanya hanya dalam pola pembayaran yang menitikberatkan pada kesadaran pembeli."Kantin Kejujuran ini juga menjadi ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya kejujuran terhadap diri sendiri, lingkungan, hingga bangsa dan negara." b) Pengobatan Selain ada kantin kejujuran, dalam Masjid Agung disediakan Pelayanan Kesehatan gratis yang diselenggarakan oleh pengurus masjid yang ditujukan untuk masyarakat umum, dalam menyelenggarakan kegiatan ini pengurus (pihak masjid) bekerja sama dengan puskesmas Desa Wergu Kecamatan Jati Kabupaten Kudus dan honor untuk dokter pada pengobatan gratis ini mendapat honor dari dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), masjid agung hanya dikenai biaya pembelian obat-obatan saja.
  • 54. 48 Kegiatan ini diadakan setiap jum’at pagi dari pukul 09.00 sampai pukul 11.00 WIB. Bagi para pasien yang berobat dikenakan biaya duaribu rupiah untuk mengganti biaya administrasi saja. Di sini pasien harus mengambil nomor urut antrian terlebih dahulu dan membayar biaya administrasi, setelah itu menunggu nomor antriannya di panggil baru di periksa. Selain hari jumat tersebut pengobatan juga di buka pada hari Ahad pagi awal bulandisetiap bulanya kegiatan ahad ini bukan dilakukan dokter yang biyasanya jaga dihari jum’at tetapi dijaga oleh salah satu pengurus masjid yang kebetulan berprofesi sebagai dokter hal ini sangat mendukung pengurus masjid karna selama ini sangat susah mencari tenaga medis.22 Pengobatan ini dilakukan atas kesadaran dari masing- masing pihak dan bukan sama sekali kegiatan yang bersifat struktural. c) Lembaga Pendidikan Bidang Pendidikan Masjid Agung Kudus mempunyai sebuah Lembaga Pendidikan yaitu TPQ dan TK yang berlokasi dibelakang Masjid Agung Kudus. Adapun jadwal kegiatan Lembaga Pendidikan TK Masjid Agung Kudus dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 11.30 WIB. Dan TPQ Masjid Agung Kudus dimulai dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB. d) BidangKeagamaan Dalam bidang keagamaan Masjid Agung Kudus mempunyai program program kegiatan keagamaan diantaranya yaitu Pengajian umum hari ahad pagi pada awal bulan atau biasa disebut dengan kegiatan APAB ( Ahad Pagi Awal Bulan ), kegiatan Qira’atul Qur’an Murattal yang diselenggarakan setiap malam ahad setelah sholat maghrib dan dipipmpin oleh Ikatan 22 Data diperoleh dari keterangan bapak Mahfud Mahmudi (pengurus Masjid agung Kudus). Hari Senin tanggal 4 Januari 2014 pukul. 12.30 WIB
  • 55. 49 Pembina Qori’ Qori’ah ( IPQOH) cabang Kudus, Tadarus Al- Qur’an kepada Bapak-bapak dan ibu-ibu yang diselenggarakan setiap malam selasa setelah jama’ah sholat isya’ dan dipimpin oleh para pengurus Masjid Agung Kudus sendiri, Pengajian Tafsir Showi bagi ibu- ibu setiap jum’at ba’da ashar dan dipimpin oleh KH. Azwar Anas, pengajian rutin setiap hari rabu setelah sholat maghrib Pengajian ini mengkaji kitab kuning atau kitab Irsyadul Ibad yang diampu oleh bapak KH. Ahmad Asnawi, dan juga penyelenggaraan sholat jumat. Sedangkan bisnis Non Provit yang dikelola oleh Masjid Agung Kudus antara lain : a) Jasa Parkir Masjid Agung Kudus walaupun terletak ditengah kota tapi masih mempunyai halaman depan Masjid yang cukup luas. Halaman ini sifatnya multi fungsi pada hari-hari tertentu bisa dijadikan tempat pengajian, sedangkan hari yang lain digunakan juga untuk sholat seperti Idul Fitri maupun Idul Adha, bahkan sholat Jum’at. Namun setiap harinya khususnya setelah Dhuhur halaman ini dijadikan jasa parkir. Jasa parkir yang dilakukan oleh pengelola Masjid Agung Kudus, mengingat lokasi Masjid yang berada ditengah kota dan padatnya kendaraan diwilayah Kudus, serta banyaknya jama’ah sholat yang datang dari berbagai daerah dengan mengendarai kendaraan roda empat maupun roda dua. Agar jama’ah sholat merasa nyaman dan aman kendaraan yang diparkir dijaga dan ditata oleh pengurus Masjid Agung Kudus. Gratis, adalah slogan yang digunakan oleh pengelola Masjid Agung Kudus sebagai layanan kepada jamaah. Sehingga seakan-akan parkir dihalaman Masjid ini menjadi primadona para pengendara motor. Untuk menjaga ketertiban kendaraan, pengelola menyediakan nomor dan tanda pengenal kendaraan yang diparkir
  • 56. 50 layaknya penitipan, sebagai ganti layanan, Masjid Agung Kudus pengelola hanya menyediakan kotak amal. Meskipun tidak ada tarif untuk parkir kendaraan dan hanya mengandalkan keikhlasan, namun penghasilan yang didapat dari parkir kendaraan tersebut sangat luarbiasa dan melebihi target, kas jasa parkir perminggunya dapat menghasilkan kira-kira dua juta rupiah.23 b) Kas Masjid Selain dari jasa parkir, sumber dana Masjid Agung Kudus juga diperoleh dari kas masjid. Pemasukan dari kas masjid diperoleh dari kas setiap bulannya (kas Besar) dapat mencapai sepuluh sampai tiga puluh juta rupiah, dan pemasukan yang dihasilkan dari kas tiap hari jumat (waktu sholat jumat), dalam anggarannya pemasukan mencapai empat sampai lima juta rupiah dari jamah sholat jum’at.24 Selain dari kas bulanan (kas besar) dan kas tiap hari jum’at.Sumber dana juga diperolehdari para donatur di antaranya yaitu: dari pabrik pabrik ternama di kota kudus seperti pabrik polytron, Pabrik Sukun, Pabrik Djarum, Perusahaan Jenang 33, dan perusaan Besar Lainya yang ada di kota Kudus, para donatur dengan sangat senang memberikan shodaqohnya untuk pengelolaan masjid, dan rata-rata dengan jumlah yang tidak sedikit25 . Sekilas tentang pengurus masjid tersebut, secara keseluruhan mereka mendapatkan upah atau bisyarohnya dari uang kas masjid yaitu sekitar sepuluh juta rupiah perbulan sedangkan 23 Hasil Wawancara dengan Bpk. Masrukhan, Jabatan,Kepala Kantor Masjid Agung Kudus, Skretaris I,Tanggal,17 Desember 2013,Pukul.10.00-10.51 WIB,Tempat ,KantorMasjid Agung Kudus 24 Hasil wawancar dengan Bpk H. Rif’i Noor, Selaku pernah menjadi pengurus Masjid Agung Kudus, Pada tanggal 16Desember 2013,pukul 18:37:23, di kediaman beliau 25 Hasil wawancar dengan Bpk H. Rif’i Noor, Selaku pernah menjadi pengurus Masjid Agung Kudus, Pada tanggal 16Desember 2013,pukul 18:37:23, di kediaman beliau
  • 57. 51 untuk petugas imaroh, kas Masjid mengeluarkan uang yakni sekitar dua juta rupiah perbulanya.26 Pengeluaran uang kas Masjid Agung Kudus dpat di bagi dua yang bersifat rutin dan yang bersifat temporar. Uang rutin trmsuk d dlmny adl uang listrik masjid,listrik TPQ, dan telp, juga untuk peralatan klining servis, perawatan berkala seperti pengecatan, dan lain sebagainya.27 Kegiatan-kegiatan diatas merupakan usaha dan pengembangan menejemen Masjid Agung Kudus seiring perkembangan situasi dan kondisi Kota Kudus ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh Masjid yang terletak disebelah barat alun alun kota kudus ini, yaitu kegiatan-kegiatan yang berorientasi keagamaan (Non profit) dan ada juga kegiatan yang berorientasi profit namun dalam balutan keagamaan dan tidak semata-semata mencari keuntungan sebesar-basarnya. Salah satu pendukung utama bagi berhasilnya program dan aktivitas masjid adalah bagusnya menajemen keuangan masjid. Manajemen keuangan masjid meliputi pengadaan uang, pembelajaan yang tepat, administrasi keuangan yang baik. Sehingga tumbuh kepercayaan bagi pengurus masjid yang dengan demikian juga akan mengundang orang lebih senang beramal. VII. KEGIATAN MASJID PADA HARI- HARI BESAR ISLAM PHBI atau Peringatan Hari Besar Islam diperingati oleh umat Islam setiap tahunnya. Merayakan hari besar Islam merupakan bentuk peringatan terhadap berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam. Diantara beberapa peringatan hari besar Islam tersebut yang diperingati oleh umat muslim adalah Tahun Baru 26 Hasil Wawancara dengan Bpk. Masrukhan, Jabatan,Kepala Kantor Masjid Agung Kudus, Skretaris I,Tanggal,17 Desember 2013,Pukul.10.00-10.51 WIB,Tempat ,KantorMasjid Agung Kudus 27 Hasil Wawancara dengan Bpk. Masrukhan, Jabatan,Kepala Kantor Masjid Agung Kudus, Skretaris I,Tanggal,17 Desember 2013,Pukul.10.00-10.51 WIB,Tempat ,KantorMasjid Agung Kudus
  • 58. 52 Hijriyyah, Hari Asy-syuro (10 Muharram), Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Perayaan untuk memperingati hari besar Islam tersebut ditandai dengan kegiatan ibadah, seperti pengajian, puasa, ceramah agama, maupun shalat. Hal ini mendapat respon oleh pengurus Masjid Agung Kudus untuk merayakan dalam memperingati hari besar Islam tersebut dengan mengadakan kegiatan sebagai berikut. 1. 1 Muharram (Tahun Baru Hijriyyah) Muharram adalah bulan di mana umat Islam mengawali tahun kalender Hijriah berdasarkan peredaran bulan. Dengan kata lain tahun baru Islam atau biasa orang menyebutnya dengan 1 (satu) Muharram adalah hari pertama dalam tahun baru hijriyyah. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Masrukhan selaku pengurus Masjid Agung Kudus, perayaan Hari Besar Islam satu Muharram dari tahun-tahun sebelumnya selalu berbarengan dengan kegiatan Pondok al-Muayyad yang berada di Simpang 7 Kudus. Hal ini yang membuat Masjid Agung Kudus memutuskan untuk bekerja sama dengan pondok al-Muayyad dalam kegiatan perayaan tahun baru Hijriyyah. Secara kronologi kodisi ini bermula dari pihak Masjid Agung Kudus sendiri yang sebenarnya ada keinginan untuk mengadakan kegiatan sendiri, namun karena setiap datang tahun baru hijriyyah di Simpang 7 sudah di back up oleh pondok al-Mu’ayyad dengan mengadakan kegiatan khataman al-qur’an, maka Masjid Agung Kudus pun akhirnya bekerja sama dengan pihak luar tersebut untuk memperingati tahun baru hijriyyah. Kegiatan PHBI tahun baru hijriyyah diawali terlebih dahulu dengan khataman al-qur’an pada hari terakhir menjelang tahun baru hijriyyah, lalu dilanjutkan dengan pembacaan do’a akhir tahun pada sore hari ba’da ashar. Dan kemudian disambung dengan membaca do’a awal tahun bersama-sama juga di Masjid Agung Kudus ba’da maghrib. Ada hal yang unik dalam peringatan tahun baru hijriyah di Masjid Agung Kudus ini, yakni ada pada kegiatan Khataman Qur’an yang dilaksanakan dengan kerjasama dari pihak luar yaitu pondok al-Muayyad.
  • 59. 53 Khataman al-Qur’an diikuti secara sukarela oleh para guru TPQ sekabupaten Kudus yang menginduk di Kudus sekitar 1000 guru TPQ Qira’ati. Dan untuk memperingati Tahun Baru Hijriyyah pada tahun 1435 H kemarin, Masjid Agung Kudus telah berhasil menghatamkan sebanyak 39 Khataman Qur’an yang diikuti oleh para guru TPQ Qira’ati tersebut. Kegiatan kerjasama ini bisa dikatakan rutin tiap tahun. Karena hampir setiap tahun baru hijriyyah, dari pihak Masjid Agung Kudus selalu bekerja sama dengan pihak luar tesebut. Dana yang diperoleh untuk menunjang kegiatan tahun baru hijriyyah yang berlangsung ini berupa perolehan dari pengajuan proposal yang dibuat oleh pengurus Masjid Agung Kudus ke berbagai dermawan. 2. 10 Muharram (Hari Asyuro) Bagi umat Muslim, 10 Muharram atau dikenal dengan Asy-syuro merupakan salah satu hari yang cukup istimewa. Banyak umat yang menjalankan ibadah puasa pada 9 dan 10 Muharram. Bagi sebagian kalangan, Asy-syuro juga menjadi momentum untuk saling berbagi dengan anak yatim. Hal itu juga yang dilakukan olah para pengurus Masjid Agung Kudus. Dalam memperingati Hari Asy-Syuro, Masjid Agung Kudus mengadakan kegiatan santunan anak yatim. Untuk santunan 10 Muharram, Masjid Agung Kudus mengambil perwakilan dari tiap kecamatan di kabupaten Kudus. Dari masing-masing utusan Kecamatan se Kabupaten kudus tahun 2012 mendapatkan sekitar 150 anak yatim. Yakni dengan kriteria anak yatim yang maksimal usia 10 tahun, yang diambil atau dipilih dari non panti atau bukan dari panti. Dana yang diperoleh untuk kegiatan santunan anak yatim dalam memperingati hari besar 10 Muharram ini diperoleh dari pengajuan proposal yang dibuat oleh pengurus Masjid Agung Kudus ke berbagai dermawan dan juga diperoleh dari para dermawan yang sukarela memberi santunan berupa barang untuk anak yatim tersebut. 3. 12 Rabiul Awal (Maulid Nabi)
  • 60. 54 Pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal ini, Masjid Agung Kudus mempunyai agenda rutinan. Dari tanggal 1 – 12 Rabiul Awal, diadakan pembacaan al-barzanji lengkap dengan terbang papatnya, kemudiaan diadakan khatmil qur’an, dan khitanan masal. Pembacaan al-barzanji disini yang dibaca adalah semuanya, dalam artian dibaca komplit (semua). Ini berlaku untuk umum. Jadi jika ada jama’ah yang ingin mengikuti kegiatan maulud nabi ini, bisa. Lalu untuk khitanan massal yang diselenggarakan untuk memperingati Maulid Nabi ini, selalu dibatasi. Namun, setiap tahunnya selalu meningkat. Seperti tahun 2011 dibatasi 50 anak, lalu 2012 di ikuti 60 anak, dan yang terakhir 2013 diikuti oleh 75 anak. Prosesi khitanan massal ini diikuti dari kalangan umum (bebas) di sekitar kabupaten Kudus. Jadi urutannya, dari tanggal 1 – 12 rabiul awal diadakan berzanji atau pembacaan al-barzanji tiap malam dengan terbang papat28 (setiap harinya perwakilan terbang papat dari perkecamatan). Kemudian pada tanggal 12 nya kegiatan khitanan masal, dilanjut khotmil qur’an dan pembacaan al- barzanji semuanya komplit dengan rebana modern. Dan dana yang digunakan dalam acara ini adalah dana dari pengajuan proposal ke dermawan. Untuk kegiatan maulid nabi yang berlangsung tiap tahunnya di Masjid Agung Kudus ini, dananya diperoleh dari pengajuan proposal yang dibuat oleh pengurus Masjid Agung Kudus ke para dermawan. 4. 27 Rajab (Isra’ Mi’raj) 28 Terbang Papat, seni musik asli Kudus ini pernah berhasil meraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) kategori Tabuh Terbang Papat Terlama. Tabuh Terbang Papat berlangsung selama lima hari sejak Minggu hingga Kamis (15-19/07/2012) di Serambi Masjid Agung Kudus. Aksi yang juga digelar untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan ini melibatkan 130 kelompok Terbang Papat se-Kabupaten Kudus yang tergabung dalam Forum Komunikasi Terbang Papat (FKTP) Kudus. Mereka berhasil menabuh terbang 87 jam tanpa henti. Melampaui target waktu yang direncanakan sebelumnya, yakni 83 jam.
  • 61. 55 Kegiatan pada peringatan isra’ mi’raj sekarang ini tidak selalu ada kegiatan rutinan di Masjid Agung Kudus. Jadi dulu sempat ada acara rutinan pengajian umum oleh Jam’iyyah Sabilul Huda (Jam’iyyah Putri Masjid Agung Kudus) 29 . Jam’iyyah tersebut masih berdiri sampai sekarang. Namun seiring perjalanan, nampaknya tidak begitu seirama dengan pengurus masjid. Karena pengurusnya sudah berganti periode, dan setiap ketua itu punya gaya pemimpin yang berbeda maka sekarang sudah tidak ada pengajian umum rutinan untuk isra’ mi’raj. Baru tahun 2012 diisi atau diganti dengan sarasehan remaja Masjid Agung Kudus dan kegiatan pembinaan. 5. Bulan Ramadhan dan 1 Syawal ( Hari Raya Idul Fitri) Di bulan ramadhan yang suci, Masjid Agung Kudus mempunyai banyak agenda rutin seperti pengajian menjelang buka puasa, buka puasa bersama, tarawih bersama, dan tadarus bersama setelah shalat tarawih. Untuk semua kegiatan ramadhan tersebut, Masjid Agung Kudus mendapat suntikan dana untuk mempersiapkannya dari dermawan yang datang sendiri, dermawan dari pengajuan proposal yang dilakukan Masjid Agung Kudus, dari pabrik-pabrik seperti pabrik Sukun, Noroyono dan Langsep, dan dari produk sponsor lainnya. Pengajuan proposal untuk ramadhan biasanya ada dua macam. Proposal permintaan uang tunai, dan proposal permintaan snack untuk buka puasa dan pengajian. Untuk harian dalam bulan ramadhan, Masjid Agung Kudus menyediakan sekitar 150 – 250 makanan. Selain itu, Masjid Agung Kudus juga memberikan santun kepada anak yatim (dari panti). Biasanya yang diambil sekitar 500 anak yatim. Dan santunan anak yatim bulan ramadhan biasanya dilaksanakan pada kamis malam jum’at pada bulan ramadhan. Santunan anak yatim ini dilakukan satu kali dalam bulan ramadhan tersebut. 29 Jam’iyyah Sabilul Huda (Jam’iyyah Putri Masjid Agung Kudus) masih berdiri sampai sekarang namun sekarang perputaran wilayah pengajiannya disekitar desa demaan, makanya sekarang disebut Jam’iyyah Demaan.
  • 62. 56 Untuk zakat fitrahnya, Masjid Agung Kudus siap menyalurkan bagi masyarakat yang ingin berzakat fitrah. Biasanya pihak panitia atau pengurus Masjid Agung memasang spanduk untuk memberitahukan informasi bagi yang ingin membayar zakat dengan menitipkannya melalui pihak Masjid Agung Kudus. Biasanya pengumpulan zakat fitrah ini dibuka selama bulan puasa, dan untuk pembagian zakat fitrah dilakukan setelah isya’. Pembagian zakat fitrah diutamakan diberikan ke masyarakat sekitar Masjid Agung Kudus yang membutuhkan. Lalu untuk pelaksanaan sholat idul fitri, itu banyak jama’ahnya. Hampir semua yang diluar kota yang pada pulang ke Kudus memenuhi masjid sampai Ramayana samapai ke timur lagi. Pada kegiatan shalat Id bukan hanya idul fitri saja melainkan idul adha juga, di Masjid Agung Kudus para pengurus Masjid Agung Kudus biasanya mengambil imam dan khatib langsung dari imam Masjid Agung Kudus. Hal ini dikarenakan untuk efektifitas kegiatan, namun terkadang juga mengambil imam dari luar kota, seperti halnya Bpk. Abdul Jalil, Bpk.Rofiq Halim, Bpk Abdul Hadi (Mantan Rektor Stain Kudus), dan Bpk.Syaefur Rohkman. 6. 12 Dzulhijjah (Hari Raya Idul Adha) Untuk kegiatan Idul Adha di Masjid Agung Kudus, rutinnya paginya diadakan shalat Idul Adha terlebih dahulu, selanjutnya melaksanakan pemotongan hewan qurban. Data yang peneliti peroleh untuk tahun 2011 yakni 5 kerbau dan 23 kambing, tahun 2012 yaitu 6 kerbau dan 17 kambing, dan untuk tahun 2013 Masjid Agung Kudus memperoleh 6 ekor kerbau dan 13 ekor kambing. Untuk tahun kemarin tahun 2013 memperoleh sekitar 2500 bungkus daging qurban. Daging qurban tersebut nantinya akan dibagikan kepada masyarakat sekitar desa Demaan yakni 1200 bungkus, permohonan surat masuk dari beberapa ponpes 800 bungkus, dan untuk masyarakat umum termasuk para pengurus Masjid Agung Kudus sekitar 500 bungkus.
  • 63. 57 Sistem pembagian daging qurban untuk beberapa tahun sebelumnya menggunakan pembagian kupon, namun untuk beberapa tahun ini tidak menggunakan kupon karena dengan menggunakan kupon biasanya para pemilik kupon tidak langsung mengambil daging qurban tersebut. Nah, untuk evaluasi. Sebenarnya hampir di awal tahun, Masjid Agung selalu mengadakan evaluasi dari kegiatan-kegiatan peringatan hari besar islam yang sudah berjalan. Namun terkadang ditengah jalan sering ada kendala atau ada masalah, jadi yang ada kegiatan-kegiatan peringatan hari besar islam dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi kegiatannya tetap, hanya saja mungkin yang berbeda adalah jama’ah yang bertambah atau berkurang, dsb. Seperti salah satu contoh kegiatan khitanan masal dalam memperingati Maulid Nabi, kegiatan khitanannya masih berjalan dari tahun ke tahun, hanya saja yang berbeda adalah jumlah peserta khitanan masal dari tahun ke tahun yang jumlah pesertanya semakin banyak. Pada dasarnya semua kegiatan PHBI Masjid Agung Kudus yang besifat sosial, dananya didapat dari pengajuan proposal ke para dermawan yang dilakukan oleh pengurus Masjid Agung Kudus. VIII.ULAMA’ YANG DIHASILKAN MASJID AGUNG KUDUS Masjid Agung Kudus, selain berfungsi sebagai tempat I’tikaf dan beribadahnya orang-orang muslim kepada Sang Maha Pencipta dan Maha Tinggi yaitu Allah SWT sebagai bentuk ketaqwaan seorang hamba terhadap penciptan- Nya, Masjid Agung Kudus juga ikut berperan dalam membina dan mencetak orang-orang besar (ulama’-ulama’) yang nantinya akan meneruskan tongkat estafet dari ulama’-ulama terdahulu untuk meneruskan dakwah kepada kaum muslimin di Kudus pada khususnya dan pada kaum muslimin di seluruh penjuru dunia pada umumnya. Diantara orang yang saat ini telah menjadi orang besar yang pernah menimba ilmu di Masjid Agung Kudus adalah bapak H. Abdul Ghofur bin
  • 64. 58 Muzammil, yang saat ini beliau masih berada di Mesir untuk melanjutkan study S2 beliau disana. Kemudian yang kedua adalah bapak Drs. KH. Abdullah Afif Sholeh juga pernah menimba ilmu (ngaji) di Masjid Agung Kudus. Meskipun dalam wawancara yang telah kami lakukan beliau enggan disebut sebagai salah satu orang-orang besar atau ulama’. Namun, menurut hemat peneliti bahwa beliau merupakan salah satu tokoh besar hasil binaan Masjid agung Kudus.30 Karena beliau pernah menempati jabatan penting di Pemerintahan maupun sosial Kemasyarakatan. Diantaranya adalah beliau pernah menjabat sebagai kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kabupaten Kudus.31 Selain itu, beliau pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Masjid Agung Kudus selama 2 periode berturut-turut yaitu tahun 1997-2002 dan tahun 2002-2007.32 Saat ini beliau juga masih aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan khususnya bidang keagamaan diantaranya saat ini beliau menjadi salah satu khotib di Masjid Agung Kudus. Beliau bertugas setiap hari jum’at legi pada saat sholat jum’at. Selain itu beliau juga masih aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan khususnya bidang keagamaan di daerah sekitar rumahnya yaitu daerah Mlati. Selain dua tokoh diatas, masih ada nama-nama lain yang pernah mengikuti majlis ilmu di Masjid Agung Kudus antara lain bapak Heru Sujatmoko (Wakil Gubernur Jawa Tengah), bapak Tamzil,MT (Mantan Bupati Kudus), bapak Amin Munajat (Mantan Bupati kudus), bapak Darsono (Mantan Bupati kudus), Drs.H. Noor Badi,MM (Direktur Urusan Haji Kemenag Jawa Tengah sekaligus Ketua Umum Pengurus Masjid Agung Kudus tahun 2007-2012 dan 2012-ssekarang), Drs.H. Akhmad Mundakir,M.Si (PNS di Kemenag Kabupaten Pati), Drs.H. 30 Data diperoleh dari narasumber Drs.KH. Abdullah Afif Soleh (mantan ketua pengurus Masjid Agung Kudus) pada hari jum’at tanggal 13 Desember 2013. 31 Data diperoleh berdasarkan keterangan dari Departemen Agama kabupaten Kudus. Tanggal 6 Desember 2013 32 Data diperoleh dari Pengurus Masjid agung Kudus yang sekarang masih aktif. Tanggal 5 Desember 2013
  • 65. 59 Ahmad Sururi (Kemenag Kabupaten Kudus Urusan Haji), Drs.H.Kholid Seif (Kepala Inspektorat Kabupaten Kudus), Drs.H. Su’udi, M.Pd.I (Kemenag Kabupaten Kudus), Drs. Nor Fanani (Kemenag Kabupaten Kudus dan mantan kepala SMP NU Putri Nawa Kartika), bapak Masruchan,S.Pd.I(pengurus Masjid Agung Kudus), bapak Zaenal Fahmi, S.Ag (Kemenag Kabupaten Kudus) bapak H. Muhammad Hilmy,SE (Direktur Mubarrok Food), Ir.H. Shofian ZN (Mantan Direktur Percetakan Menara yang sekarang menjadi Konsultan Mekanikal disalah satu perusahaan di Jakarta), bapak Abdul Ghofur,LC (Dosen di Bekasi), dr.H.Kadarusman (seorang dokter yang membuka praktek di daerah Gebog), M.Sugiono (Kepala Desa Demaan), H.Suswono (pensiunan Dinas Kesehatan), Hj.Maesaroh (mantan DPRD Kudus 3 periode), KH. Idham Kholid,SH.MH (mubaligh dari Demak), bapak H.Muzammil Karsani (pengusaha Biro Perjalanan Haji “ALMA TOUR”), Hj. Maryuni Faqih (Bendahara di Balai Pengobatan “Masyithoh”), KH. Umar Faruq (tokoh masyarakat Glantengan), bapak. Subchan (tokoh masyarakat Colo), bapak Mansur (tokoh masyarakat panjang Jambean Purworejo), bapak Junaidi (Kesra Desa Mayong), bapak Mahfud Mahmudi (Kesra Desa Demaan), H.Musta’in Yanis (tokoh masyarakat di Singocandi), bapak Rusli Yahya (tokoh masyarakat Demaan), Hj. Maryuni faqih (tokoh masyarakat Panjang Bae), KH. Muchlis Faidhoni ( tokoh masyarakat Demaan Kudus), Habib alwy (tokoh masyarakat Kudus), Habib Abubakar (tokoh masyarakat Kudus), Habib Mahir (tokoh masyarakat Kudus), Darun Nafis (Guru di Qudsiyyah Kudus), H. Abdullah Rosyad (guru di Qudsiyyah Kudus), bapak Arief Farizi,S.Pd (guru SMK Grafika), bapak Achmad Latif,S.Ag (guru NU SMA NU Al-Ma’ruf Kudus, bapak Silahuddin,S.Ag (guru TBS Kudus), bapak M. Khoiroan Amala,Amd (guru MI Damaran), Moh. Dzori (pengusaha percetakan di Purwodadi), H. Asyrofi (pengusaha kertas di Pasuruhan Kidul), M. Ismail ( pengusaha di Sumatra), Ibnu Mas’ud (pengusaha di Palembang Sumatara Selatan), H. Ghufron (pengusaha Sablon di Honggosoco), bapak Musta’in (karyawan Pusaka Raya yang saat ini berdomisili di Mejobo Kudus), bapak Agus Yono (pengusaha pasar Kliwon yang saat ini berdomisili di Singocandi), H. Nur Hadi (pengusaha pasar Kliwon yang
  • 66. 60 saat ini berdomisili di Demaan), ibu Endah Apriliani ( guru TPQ Masjid Agung Kudus).33 Berhasilnya orang-orang besar yang pernah menimba ilmu di Masjid Agung Kudus tidak terlepas dari peran ulama-ulama terdahulu yang dengan keikhlasannya mengamalkan dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dimilikinya sehingga lahirlah orang-orang besar seperti Bpk H. Abdul Ghofur bin Muzammil dan Bpk Drs. KH. Abdullah Afif Sholeh, dkk. Diantara ulama’-ulama’ yang pernah mengamalkan ilmunya di Masjid Agung Kudus adalah : 1. KHR. Asnawi (Pengasuh Ponpes Roudhotut Tholibin, Bendan) 2. KH. Ahmad Minan Zuhri( Damaran), beliau merupakan cucunya KHR. Asnawi. 3. Dr. KH. Musthofa Shonhaji, MA ( Panjunan), beliau merupakan mantan Dekan Ushuluddin IAIN Walisongo yang sekarang telah berubah status menjadi STAIN Kudus. 4. KH. Umar Faruq ( Glantengan) 5. Dan sekarang yang masih aktif mengajar kitab kuning di Masjid Agung Kudus adalah KH Asnawi ( Padurenan), KH.Sholikhin (Salam).34 Ulama’-ulama’ diatas berjasa dalam pendidikan yang ada di Masjid Agung Kudus, karena dengan keikhlasannya telah mengajarkan ilmu-ilmunya melalui pengajian kitab kuning kepada para jama’ah Masjid Agung Kudus. Selain ulama-ulama yang mengajarkan kitab kuning. Ada pula ulama’ yang mengisi kegiatan harian Masjid Agung Kudus, seperti Imam sholat rawatib, Muadzin/ Qori’ dan pada kegiatan sholat jum’at seperti Khotib, Bilal/Muraqqi. Untuk menjadi petugas dalam kegiatan ada kriteria-kriteria khusus diantaranya: 33 Data diperoleh dari keterangan bapak Mahfud Mahmudi (pengurus Masjid agung Kudus). Hari Senin tanggal 6 januari 2014 pukul. 12.30 WIB 34 Keterangan dari bapak Drs.KH. Abdullah Afif Sholeh (mantan ketua pengurus Masjid Agung Kudus).Tanggal 13 Desember 2013
  • 67. 61 Orang-orang yang bertugas dipilih berdasarkan hasil kesepakatan dari pengurus yang masih aktif pada saat itu.35 Selain itu ada kriteria lain untuk menjadi petugas kegiatan di masjid agung Kudus:  Untuk menjadi seorang khotib dan Imam harus memenuhi criteria yaitu menguasai ilmu agama, berwawasan luas khususnya wawasan tentang agama, perilaku beliau di lingkungan masyarakat tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat.  Dan untuk imam sholat harus seseorang yang bacaan tajwidnya bagus. Untuk menjadi seorang Muaddzin / Qori’, Muroqqi, dan Bilal harus memenuhi kriteria khusus yaitu : seseorang tersebut harus mempunyai suara yang indah, bacaan tajwidnya juga bagus.36 IX. PENUTUP Alhamdulillah, proposal ini telah selesai disusun berkat izin dan ridho Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada kami. Dan kami pun menyadari bahwa proposal ini tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat peneliti harapkan dan semoga karya ini bermanfaat untuk semuanya. Amin. 35 Keterangan diperoleh dari bapak. H. Rifa’i Noor (mantan pengurus Masjid Agung Kudus). Hari selasa tanggal 10 Desember 2013 36 Keterangan dari bapak Drs.KH. Abdullah Afif Sholeh (mantan ketua pengurus Masjid Agung Kudus) hari jum’at 13 Desember 2013
  • 68.
  • 69. Tim Penyusun: 1. Sejarah berdirinya Masjid Oleh : Nurul Ahla (111 099) Putri Dwi Fatmawati (111 100) 2. Struktur bangunan Masjid (makna arsitektur) Oleh : Anik Suryani (111 102) Rini Ismala Sari (111 103) 3. Struktur bangunan Masjid (bentuk fisik) Oleh : Halimah (111 116) Rendi Selviani (111 117) 4. Struktur kepengurusan, visi, dan misi Masjid Oleh : Edi Maftukin (111 114) M. Yazid Zainurrohman (111 109) 5. Masjid pada zaman dahulu (zaman penjajahan) Oleh : M. Khoirul Anas (111 111) Abdul Lathif (111 114) 6. Bentuk kegiatan dan pengelolaan yang dilakukan Masjid (kegiatan keagamaan) Oleh : Durrotun Nafi’ah (111 105) Sari Ulya Ningsih (111 106) 7. Bentuk kegiatan dan pengelolaan yang dilakukan Masjid (kegiatan bisnis) Oleh : Rhomlatul Nihayah (111 107) Nurus Sa’diyah (111 108) 8. Kegiatan Masjid pada hari- hari besar Islam Oleh : Hilatin Razanitaqi (111 113) Nailin Ni’mah (111 115) 9. Ulama’ yang dihasilkan dari Masjid Oleh : Siti Noor Rohmah (111 110) Nilta Fitriya Insiya (111 112)