3. LATAR BELAKANG
Risiko merupakan adanya peluang untuk yang dapat membuat
terjadinya kerugian , dalam melakukan tindakab apapun selalu ada
resiko yang akan dihadapi dan semua orang harus siap untuk dapat
menghadapi resiko tersebut .Pendapat para ahli mengenai risiko cukup
banyak. Salah satunya adalah pendapatan Silalahi (1997), yang
mengartikan bahwa: a. Risiko adalah kesempatan timbulnya kerugian.
b. Risiko adalah probabilitas timbulnya kerugian. c. Risiko adalah suatu
ketidakpastian. d. Risiko adalah penyimpangan aktual dari yang
diharapkan. e. Risiko adalah probabilitas suatu hasil akan berbeda dari
yang diharapkan
5. RISIKO KREDIT
risiko kredit merupakan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan
pihak peminjam yang tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi
kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara
penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya Dalam penelitian ini,
yang dimaksud penilaian risiko kredit adalah dengan menggunakan
rasio non performing loan (kredit bermasalah). Mahardika (2015:109)
Non Performing Loan/NPL gross, merupakan perbandingan antara
kredit macet dengan total kredit yang disalurkan oleh pihak
7. RISIKO KREDIT
Risiko kredit merupakan suatu resiko yang dapat mengakibatkan
kerugian karena kegagalan yang dilakukan oleh pihak lain dalam
memenuhi kewajibannya. Untuk mengendalikan hal tersebut
Manajemen Perbankan melakukan Analisa melalui portofolio Debitur ,
Latar belakang pengajuan pinjaman , Data data Debitur, Memeriksa data
debitur untuk memastikan sejarah kredit Debitur dan melakukan
pemeriksaan lain sebelum memberikan kresidit , Adapun untuk
menghitung Resiko Kredit dapat dihitung menggunakan rumus NPL
yaitu dengan cara membagi Jumlah kredit macet dengan Total kredit
dan dikalikan 100% . Tingginya presentase Non Performing Loan dalam
suatu bank menjadi salah satu penyebab dalam mengalami kesulitan
menyalurkan kredit, tetapi bank harus tetap menjaga prensentase NPL
dapat di bawah 5% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tahun 2004
9. Risiko kredit terjadi karena adanya ketidak sanggupan pemabayaran
yang dilakukan oleh Debitur kepada Perbankan pada waktu yang telah
ditentukan dan mengakibatkan kerugian yang dialami oleh Perbankan .
Pengendalian Resiko kredit pun dilakukan sebelum memberikan kredit
kepada Debitur untuk mencegah dan meminimalisir kerugian Dalam hal
ini Perbankan menerapkan peengendalian Resiko dengan Oleh sebab itu
pada tahun 2004 Bank Indonesia mengeluarkan ketentuan batas wajar
Resiko Kredit ( NPL ) Perbankan yaitu sebesar 5 % .
10. Bedasarkan analisis yang telah di lakukan mengenai manajemen risiko kredit
dalam meminimalisir kredit bermasalah dapat di simpulkan bahwa :
1. Manajemen risiko pada Perbankan telah dilaksanakan dengan baik. Namun
dalam penerapannya masih terdapat beberapa kekeurangan seperti Analisis
kredit kurang berhati-hati sehingga memberikan fasilitas kredit kepada
debitur sedang mempunyai fasilitas pinjaman selain pinjaman konsumtif dari
bank
2. Kredit bermasalah (Non Performing Loan (NPL) Dengan secara keseluruhan
NPL masih dalam batas yang dapat di toleransi,yaitu tidak melebihi batas
maksimum NPL sebesar 5% yang telah di tetapkan,
KESIMPULAN