SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 72
KERAJAAN MAJAPAHIT
a. Perkembangan politik, sosial, dan ekonomi
 Politik dan pemerintahan
 Majapahit telah mengembangkan sistem pemerintahan yang
teratur. Raja memegang kekuasaan tertinggi dalam
melaksanakan perintahnya dan dibantu oleh berbagai badan,
sebagai berikut:
 Rakryan Mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja yang
terdiri atas Rakryan Ihino, Rakryan Sirikan, dan Rakryan Ihalu.
 Dewan Pelaksanaan, terdiri atas Rakryan Mapatih /Patih
Mangkabumi, Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung,
Rakryan Rangga, dan Rakryan Kanuruhan, kelima pejabat ini
dikenal sebagai sang panca ring wilwatika.
 Struktur ini ada di pemerintahan pusat dan juga berlaku
di daerah yang berada di bawah raja-raja untuk
menciptakan pemerintahan yang bersih dan aman
dibentuklah badan saptopati, selain itu disusun juga kitab
kutaramanawa yang berupa kitab hukum bagi Majapahit.
 Ada juga yang disebut Dharmadyaksa yang merupakan
pejabat tinggi kerajaan khusus yang menangani
persoalan agama. Ada 2 macam Dharmadyaksa:
 Dharmadyaksa ring kasaiwan, mengurusi agama syiwa (hindu)
 Dharmadyaksa ring kasogatan, mengurusi agama buddha.
 Kehidupan beragama di majapahit berkembang semarak,
pemeluk yang beragama hindu maupun buddha saling
bersatu, maka sejak saat itulah dikenal semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika”.
b. Kehidupan sosial ekonomi
 Dibawah pemerintahan Hayam Wuruk, keamanan dan
kemakmuran rakyat sangat diutamakan. Untuk memajukan
perekonomian dibidang perdagangan Hayam Wuruk jembatan
dan jalan-jalan sebagai lalu lintas perdagangan. Dari daerah
pantai berkembang perdagangan antar daerah, antar pulau,
bahkan dari luar. Kemudian timbullah kota2 sebagai pusat
pelayaran dan perdagangan. Kegiatan pertanian juga
dikembangkan, sawah dan ladang di kerjakan secukupnya
dan dikerjakan secara bergiliran. Hal ini maksudnya agar
tanah tetap subur dan kehabisan lahan pertanian.
BULELENG
 Ki Gusti Panji Sakti, seorang yang dijuluki banyak nama: Ki Barak,
Gde Pasekan, Gusti Panji, Ki Panji Sakti, Ki Gusti Anglurah Panji
Sakti,
 Selama berkuasa di Den Bukit Panji Sakti sejak 1660an sampai
1697 sangat disegani kawan maupun lawan. Dengan pasukan
Gowak yang diorganisir bersama rakyat, beliau menguasai kerajaan
Blambangan, Pasuruan, Jembrana. Hingga tahun 1690an Panji Sakti
menikmati kejayaannya.
 Buleleng adalah nama puri yang dibangun Panji Sakti di tengah
tegalan jagung gembal yang juga disebut juga buleleng. Letaknya
tidak jauh dari sungai yang disebut juga tukad Buleleng. Purinya
disebut Puri Buleleng.
 Ki Gusti Panji sakti diperkirakan wafat tahun 1699 dengan
meninggalkan banyak keturunan.
 Namun sayang putra-putra Ki Gusti Panji Sakti mempunyai pikiran
yang berbeda satu sama lain sehingga kerajaan Buleleng menjadi
lemah. Kerajaan Buleleng terpecah belah.
 Akhirnya dikuasai kerajaan Mengwi, termasuk
Blambangan. Lepas dari genggaman Mengwi kemudian
tahun 1783 jatuh ke tangan kerajaan Karangasem.
 Sejak itu terjadi beberapa kali pergantian raja asal
Karangasem. Salah seorang raja asal Karangasem yaitu
I Gusti Gde Karang bertakhta sebagai raja Buleleng
tahun 1806-1818. Sebagai raja Buleleng beliau juga
menguasai kerajaan Karangasem dan Jembrana. Beliau
dikenal berwatak keras dan curiga kepada bangsa asing.
Memang pada jaman itu bangsa asing seperti Belanda
dan Inggris ingin menguasai Bali melalui Buleleng dan
Jembrana.
PENINGGALAN KERAJAAN
MAJAPAHIT
1. CANDI SUKUH
 Terletak di wilayah
Kabupaten
Karanganyar, Jawa
Tengah
 Telah diusulkan ke
UNESCO untuk
menjadi salah satu
Situs Warisan Dunia
sejak tahun 1995.
2. CANDI CETHO
 Peninggalan masa
akhir pemerintahan
Majapahit (abad ke-
15).
 Berada di Dusun
Ceto, Desa
Gumeng,Kecamatan
Jenawi, Kabupaten
Karanganyar, pada
ketinggian 1400m di
atas permukaan laut.
3. CANDI PARI
 Terletak di Desa
Candi Pari,
Kecamatan Porong,
Kabupaten
Sidoarjo, Propinsi
Jawa Timur.
 Lokasi tersebut
berada sekitar 2 km
ke arah barat laut
pusat semburan
lumpur PT Lapindo
Brantas saat ini.
4. CANDI JABUNG
 Tterletak di Desa Jabung,
Kecamatan Paiton,Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur.
 Menurut kitab Nagarakertagama
Candi Jabung di sebutkan dengan
nama Bajrajinaparamitapura.
 Dalam kitab Nagarakertagama
candi Jabung dikunjungi oleh Raja
Hayam Wuruk pada lawatannya
keliling Jawa Timur pada tahun
1359 Masehi.
 Pada kitab Pararaton disebut
Sajabung yaitu tempat
pemakaman Bhre Gundal salah
seorang keluarga raja.
5. GAPURA WRINGIN LAWANG
 Dalam bahasa Jawa,
Wringin Lawang berarti
'Pintu Beringin'.
 Gapura ini terbuat dari
bahan bata merah
dengan luas dasar 13 x
11 meter dan tinggi 15,5
meter.
 Diperkirakan dibangun
pada abad ke-14.
6. GAPURA BAJANG RATU
 Diperkirakan dibangun pada
abad ke-14 dan adalah salah
satu gapura besar pada
zaman keemasan Majapahit.
 Menurut catatan Badan
Pelestarian Peninggalan
Purbakala Mojokerto, candi /
gapura ini berfungsi sebagai
pintu masuk bagi bangunan
suci untuk memperingati
wafatnya Raja Jayanegara
 Namun sebenarnya sebelum
wafatnya Jayanegara candi ini
dipergunakan sebagai pintu
belakang kerajaan.
7. CANDI BRAHU
 Nama candi ini, yaitu
'brahu', diduga berasal
dari kata wanaru atau
warahu.
 Nama ini didapat dari
sebutan sebuah
bangunan suci yang
disebut dalam Prasasti
Alasantan.
 Prasasti tersebut
ditemukan tak jauh dari
Candi Brahu.
8. CANDI TIKUS
 Candi ini terletak
di kompleks
Trowulan, sekitar
13 km di sebelah
tenggara kota
Mojokerto.
 Ditemukan pada
tahun 1914.
 Pada saat
ditemukan,
tempat candi
tersebut berada
merupakan
sarang tikus.
9. CANDI SURAWANA
 Terletak di Desa
Canggu, Kecamatan
Pare, Kabupaten
Kediri, sekitar 25 km
arah timur laut dari
Kota Kediri.
 Diperkirakan
dibangun pada abad
14
 Candi Surawana saat
ini keadaannya sudah
tidak utuh. Hanya
bagian dasar yang
telah direkonstruksi.
10. CANDI WRINGIN BRANJANG
 Terletak di Blitar, Jawa
Timur.
 tubuh dan atap candi
mempunyai ukuran panjang
400 cm, lebar 300 cm dan
tingginya 500 cm. pintu
masuknya berukuran lebar
1 m, tingginya 2 m
 Diduga merupakan tempat
penyimpanan alat-alat
upacara dari zaman
Kerajaan Majapahit yakni
pada abad ke 15 M.
11. Celengan babi
12. Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu
sebagai penggambaran Kertaraisa. Berlokasi semula di
Candi Simping, Blitar , kini menjadi koleksi Museum
Nasional Republik Indonesia
13. Arca Bidadari Majapahit, cetakan Emasapsara (bidadari
surgawi) gaya khas Majapahit menggambarkan dengan
sempurna zaman kerajaan Majapahit sebagai "zaman
keemasan" nusantara.
14. Terakota wajah yang dipercaya sebagai potret Gajah
Mada.
15. Makam Putri Campa di Trowulan
16. Arca dewi Parwati sebagai perwujudan anumerta
Tribhuwanottunggadewi, ratu Majapahit ibunda Hayam
Wuruk.
17. Sepasang patung penjaga gerbang abad ke- 14 dari
kuil Majapahit di Jawa Timur (Museum of Asian Art, San
Francisco)
PENINGGALAN KERAJAAN
BULELENG
1. Periuk Tanah Liat
 Salah satu benda
yang dipajang di Ruang
Pra Sejarah adalah
sebuah periuk (tengah).
Periuk tanah liat ini
dibuat dengan teknik
roda pemutar dan teknik
tatap.
 Peralatan memasak
yang berasal dari zaman
bercocok tanam ini
ditemukan di situs
Kalang Anyar, Desa
Banjar Asem, Buleleng.
2. BONGPAI DAN STUPIKA
*Bongpai (kiri) dan Stupika (kanan)
 Bongpai ditemukan di situs pabean kecamatan Sawan, Buleleng. Bongpai
merupakan bagian dari kuburan etnis China ini terbuat dari batu granit yang
bagian permukaannya ditatah dengan aksara China.
 Stupika ditemukan di Situ Kalibukbuk, Buleleng.
3. Petaka Bale Prabu Pura Agung
 Salah satu alat
upacara yang
menjadi koleksi
museum
 Benda ini
merupakan alat
upacara yang
didapatkan dari
Desa Bungkulan,
Buleleng.
4. Kempu Lengkap (atas) dan Jembung
Kuningan ( bawah )
 Merupakan
perlengkapan
upacara koleksi
pribadi I Ketut
Suharsana dari
Kelurahan Beratan,
Singaraja.
RAJA-RAJA YANG MEMERINTAH DI MAJAPAHIT
(1293-1519 M)
Majapahit sebagai sebuah kerajaan memiliki masa
pemerintahan yang berlangsung dari tahun 1293 M
sampai 1519 M atau berlangsung selama 226 tahun,
suata masa yang cukup panjang dalam satu dinasti
pemerintahan. Raja-raja yang pernah berkuasa di
Majapahit adalah sebagai berikut:
 1. Raden Wijaya (bergelar Krtajasa Jayawarddhana), masa
pemerintahan tahun 1293-1309 M, sebagai pendiri kerajaan
Majapahit. Ia adalah keturunan penguasa Singhasari, anak Dyah
Lembu Tal, cucu Mahisa Campaka (Narasinghamurti), jadi masih
keturunan Ken Arok dan Ken Dedes secara langsung.
 2. Jayanagara (bergelar Sri
Sundarapandyadewadhiswaranamarajabhise ka Wikramottungga-
dewa), masa pemerintahan tahun 1309-1328 M, sebelumnya
berkedudukan di Daha (Kadiri) dengan sebutan Bhre Daha. Ia
dipersiapkan untuk menggantikan ayahandanya sehingga diangkat
sebagai putra mahkota (rajakumara).
 3. Tribhuwana Wijayottunggadewi (bergelar Tribhuwanottunggadewi
Jayawisnuwarddhani), 1328-1350 M, sebelumnya berkedudukan di
Kahuripan (Bhre Kahuripan).
 4. Hayam Wuruk (bergelar Sri Rajasanagara), masa pemerintahan
tahun 1350-1389 M, sebelumnya berkedudukan di Jiwana dan
dikenal dengan nama Bhre Hyang Wekasing Sukha.
 5. Wikramawarddhana (biasa disebut dengan Bhre Hyang Wisesa),
masa pemerintahan tahun 1389-1400 M, sebelumnya berkedudukan
di Lasem (Bhre Lasem sang Alemu) adalah menantu sekaligus
keponakan raja Hayam Wuruk yang dikawinkan dengan putrinya,
Kusumawarddhani (Bhre Kabalan) yang berkedudukan di Kabalan.
 6. Suhita (dikenal juga dengan sebutan Prabhustri), masa
pemerintahan tahun 1429-1447 M, anak dari Wikramawarddhana. Ia
menggantikan kakaknya yang telah dinobatkan sebagai putra
mahkota yaitu Bhre Hyang Wekasing Sukha II yang berkedudukan di
Tumapel (Bhre Tumapel) tetapi sebelum diangkat menjadi raja telah
meninggal terlebih dahulu pada tahun 1399 M.
 7. Dyah Krtawijaya (bergelar Sri Wijayaparakramawarddhana), masa
pemerintahan tahun 1447-1451 M, sebelumnya berkedudukan di
Tumapel (Bhre Tumapel) adalah adik dari Suhita. Dia menggantikan
kakaknya menjadi raja karena Suhita tidak memiliki anak.
 8. Dyah Wijayakumara (bergelar Sri Rajasawarddhana), masa
pemerintahan tahun 1451-1453 M, sebelumnya berkedudukan di
Pamotan (Bhre Pamotan) serta di Keling Kahuripan dan juga dikenal
dengan sebutan Sang Sinagara.
 9. Dyah Suryawikrama (bergelar Sri Girisawarddhana), masa
pemerintahan tahun 1456-1466 M, sebelumnya berkedudukan di
Wengker (Bhre Wengker), adalah anak dari Dyah Kertawijaya dan
juga dikenal dengan sebutan Bhre Hyang Purwwawisesa.
 10. Dyah Suraprabhawa (bergelar Sri Singhawikramawarddhana),
masa pemerintahan tahun 1466-1474 M, sebelumnya berkedudukan
di Tumapel (Bhre Tumapel), dan dikenal dengan sebutan Bhre
Pandan Salas. Karena diserang Bhre Kertabhumi pusat
pemerintahannya dipindahkanke Daha.
 11. Bhre Kertabhumi, masa pemerintahan tahun 1468-
1478 M, mengusir Sri Singhawikramawarddhana
sehingga dia dapat berkuasa di Majapahit. ia adalah
anak bungsu dari Sri Rajasawarddhana.
 12. Dyah Ranawijaya (Sri Girindrawarddhana), masa
pemerintahan tahun 1474-1519 M, sebelumnya
berkedudukan di Kling (Bhatara i Kling), anak dari Dyah
Suraprabhawa. Pusat pemerintahan sudah tidak di
Majapahit tetapi di Kling karena Majapahit masih dikuasai
oleh Bhre Kertabhumi. Berusaha mempersatukan
kembali Majapahit pada tahun 1478 dengan menyerang
Bhre Kertabhumi.
RAJA RAJA YANG MEMERINTAHKAN KERAJAAN
BULELENG
 Wangsa Panji Sakti
1. Gusti Panji Śakti (c. 1660-1697/99)
2. Gusti Panji Wayahan Danurdarastra (1697/99-1732) [anak
Gusti Panji Sakti]
3. Gusti Alit Panji (1732-c. 1757/65) [anak Gusti Panji
Wayahan]
Di bawah kekuasaan Mengwi paruh pertama abad ke-18
1. Gusti Ngurah Panji (di Sukasadda c. 1757/65) [anak Gusti
Alit Panji]
Di bawah kekuasaan Karangasem c. 1757-1806
1. Gusti Ngurah Jelantik (di Singaraja c. 1757/65-c. 1780)
[saudara Gusti Ngurah Panji]
2. Gusti Made Jelantik (c. 1780-1793) [anak Gusti Ngurah
Jelantik]
3. Gusti Made Singaraja (1793-?) [kemenakan Gusti Made
Jelantik]
 Wangsa Karangasem
1. Anak Agung Rai (?-1806) [anak Gusti Gede Ngurah
Karangasem]
2. Gusti Gede Karang (1806–1818) [saudara Anak Agung Rai]
3. Gusti Gede Ngurah Pahang (1818–1822) [anak Gusti Gede
Karang]
4. Gusti Made Oka Sori (1822–1825) [kemenakan Gusti Gede
Karang]
5. Gusti Ngurah Made Karangasem (1825–1849) [kemenakan
Gusti Gede Karang]
 Wangsa Panji Sakti
1. Gusti Made Rahi (1849, 1851–1853) [canggah Gusti Ngurah Panji]
Di bawah kekuasaan Bangli 1849-1854
2. Gusti Ketut Jelantik (1854–1873; regent 1853-1861; wafat 1893)
[keturunan dari Gusti Ngurah Jelantik]
Di bawah pemerintahan langsung Belanda 1882-1929
1. Anak Agung Putu Jelantik (regent 1929-1938; menggunakan
gelar Anak Agung 1938-1944) [keturunan dari Gusti Ngurah
Jelantik]
2. Anak Agung Nyoman Panji Tisna (1944–1947) [anak Anak Agung
Putu Jelantik]
3. Ngurah Ketut Jelantik (1947–1950; wafat 1970) [saudara Anak
Agung Panji Tisna]
4. Buleleng bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
1950
5. Anak Agung Nyoman Panji Tisna (kepala keluarga kerajaan 1950-
1958; wafat 1978)
PERLUASAN
KERAJAAN
MAJAPAHIT
A. PEMBAGIAN WILAYAH
Dalam pembentukannya, kerajaan Majapahit merupakan
kelanjutan Singasari terdiri atas beberapa kawasan
tertentu di bagian timur dan bagian tengah Jawa. Daerah
ini diperintah oleh uparaja yang disebutPaduka
Bhattara yang bergelar Bhre atau “Bhatara i". Gelar ini
adalah gelar tertinggi bangsawan kerajaan. Biasanya posisi
ini hanyalah untuk kerabat dekat raja.
Tugas mereka adalah untuk mengelola kerajaan mereka,
memungut pajak, dan mengirimkan upeti ke pusat, dan
mengelola pertahanan di perbatasan daerah yang mereka
pimpin.
Selama masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350 s.d. 1389)
ada 12 wilayah di Majapahit, yang dikelola oleh kerabat dekat
raja. Hierarki dalam pengklasifikasian wilayah di kerajaan
Majapahit dikenal sebagai berikut:
1. Bhumi: kerajaan, diperintah oleh Raja,
2. Nagara: diperintah oleh rajya (gubernur),
atau natha (tuan), atau bhre (pangeran
atau bangsawan),
3. Watek: dikelola oleh wiyasa,
4. Kuwu: dikelola oleh lurah,
5. Wanua: dikelola oleh thani,
6. Kabuyutan: dusun kecil atau tempat sakral.
Saat Majapahit memasuki era Kemaharajaan
Thalasokrasi saat pemerintahan Gajah Mada, beberapa
negara bagian di luar negeri juga termasuk dalam lingkaran
pengaruh Majapahit, sebagai hasilnya, konsep teritorial yang
lebih besar pun terbentuk:
1. Negara agung atau negara utama atau inti kerajaan. Area
awal Majapahit atau Majapahit Lama selama masa
pembentukannya sebelum memasuki era kemaharajaan. Yang
termasuk area ini adalah ibukota kerajaan dan wilayah
sekitarnya dimana raja secara efektif menjalankan
pemerintahannya. Area ini meliputi setengah bagian timur
Jawa, dengan semua provinsinya yang dikelola oleh para
Bhre (bangsawan), yang merupakan kerabat dekat raja.
2. Mancanagara, area yang melingkupi Negara Agung. Menurut
kitab Pujasatra Nāgarakṛtāgama pupuh XIII dan XIV,
berikut adalah daerah-daerah nusa pranusa pramuka “pulau
demi pulau sebagai negara” bawahan Majapahit disebut
sebagai mañcanagara.
Negara-negara taklukan di Jawa tidak disebut karena
masih dianggap sebagai bagian dari “mandala” kerajaan.
Hal yang menarik adalah tidak disebutkan sama sekali
mengenai Kerajaan Sunda dan Madura. Perlu pula
disadari bahwa nama-nama di kerajaan-kerajaan ini
adalah berdasarkan klaim Majapahit dan belum pernah
ditemukan bukti mengenai pengakuan suatu daerah
atas kekuasaan negara itu.
Buku ini membagi wilayah kekuasaan Majapahit dalam empat
kelompok wilayah:
1. Wilayah-wilayah Sumatera. Sumatra disebut
di Nāgarakṛtāgama sebagai “Melayu”
2. Wilayah-wilayah di Tanjung Negara (Kalimantan) dan
Tringgano (Trengganu). Kalimantan disebut
di Nāgarakṛtāgama sebagai “Nusa Tanjungnegara” dan/atau
“Pulau Tanjungpura”.
3. Semenanjung Malaya. Wilayah yang sekarang dikenal sebagai
Malaysia Barat ini disebut di Nāgarakṛtāgama sebagai “Hujung
Medini”.
4. Wilayah-wilayah di sebelah timur Pulau Jawa (Bali, Nusa
Tenggara, Sulawesi, Maluku sampai Irian).
Dengan demikian, orang akan melihat bahwa luas
wilayah Majapahit kurang lebih sama dengan wilayah
Hindia Belanda dikurangi dengan Jawa Barat karena
dalam daftar tak disebutkan nama Pasundan.
Bahkan juga terungkap dalam catatan sejarah bahwa
pengaruh dalam kaitan sebagai negara-negara Mitreka
Satata.
3. Nusantara adalah area yang tidak mencerminkan
kebudayaan Jawa, tetapi termasuk ke dalam koloni dan
mereka harus membayar upeti tahunan. Mereka menikmati
otonomi yang cukup luas dan kebebasan internal, dan
Majapahit tidak merasa penting untuk menempatkan
birokratnya atau tentara militernya di sini akan tetapi,
tantangan apa pun yang terlihat mengancam ketuanan
Majapahit atas wilayah itu akan menuai reaksi keras.
Termasuk dalam area ini adalah kerajaan kecil dan
koloni di Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi,
Kalimantan dan Semenanjung Malaya.
4. Mitreka Satata yang secara harafiah berarti "mitra dengan
tatanan (aturan) yang sama". Hal itu menunjukkan negara
independen luar negeri yang dianggap setara oleh
Majapahit, bukan sebagai bawahan dalam kekuatan
Majapahit. Menurut Negarakertagama Pupuh 15, bangsa
asing adalah Syangkayodhyapura (Ayutthaya di Thailand),
Dharmmanagari (Kerajaan Nakhot di Tammarat), Marutma,
Rajapura dan Sinhanagari (Kerajaan di Myanmar), Kerajaan
Champa, Kamboja, dan Yawana (Anam)
Mitreka Satata dapat dianggap sebagai aliansi
Majapahit, karena kerajaan asing di luar negeri
seperti China dan India tidak termasuk dalam
kategori ini meskipun Majapahit telah melakukan
hubungan luar negeri dengan kedua bangsa ini.
Pola kesatuan politik khas sejarah Asia Tenggara purba
seperti ini kemudian diidentifikasi oleh sejarahwan modern
sebagai “mandala", yaitu kesatuan yang politik ditentukan
oleh pusat atau inti kekuasaannya daripada perbatasannya,
dan dapat tersusun atas beberapa unit politik bawahan tanpa
integrasi administratif lebih lanjut. Daerah-daerah bawahan
yang termasuk dalam lingkup mandala Majapahit, yaitu
wilayah Mancanegara dan Nusantara, umumnya memiliki
pemimpin asli penguasa daerah tersebut yang menikmati
kebebasan internal cukup luas.
Wilayah-wilayah bawahan ini meskipun sedikit-
banyak dipengaruhi Majapahit, tetap menjalankan
sistem pemerintahannya sendiri tanpa terintegrasi
lebih lanjut oleh kekuasaan pusat di ibu kota
Majapahit. Pola kekuasaan mandala ini juga
ditemukan dalam kerajaan-kerajaan sebelumnya,
seperti Sriwijaya dan Angkor, serta mandala-
mandala tetangga Majapahit yang sezaman,
Ayutthaya dan Champa.
B. PERWUJUDAN CAKRAWALA MANDALA
NUSANTARA
Majapahit dalam abad 14 merupakan kekuasaan besar di Asia
Tenggara, menggantikan Mataram dan Sriwijaya, dua buah
Negara yang berbeda dasarnya, yang pertama merupakan
Negara pertanian, yang kedua adalah Negara maritim, kedua
ciri itu dimiliki oleh Majapahit.
Visi dan keinginan kuat untuk membangun kerajaan yang
mengedepankan kekuatanmaritim dan agraria telah menjadi
tekad Raden Wijaya, anak menantu Kertanegara.
Visi itu diwujudkan dengan memilih lokasi ibukota Kerajaan
Majapahit di daerah Trik/Tarik di hilir sungai Brantas
dengan maksud memudahkan pengawasan perdagangan pesisir
dan sekaligus dapat mengendalikan produksi pertanian di
pedalaman, selain itu perluasan cakrawala mandala ke luar
Pulau Jawa, yang meliputi daerah seluruh dwipantara.
Puncak kejayaan bahari tercapai pada abad ke-14 ketika
Majapahit menguasai seluruh Nusantara bahkan pengaruhnya
meluas sampai ke negara-negara asing tetangganya. Kerajaan
Majapahit di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk, dan Gajah
Mada, dan yang berada di ujung terdepan armada laut
Kerajaan Majapahit adalah Kapal Perang Kerajaan yang
dipimpin oleh Senapati Sarwajala (Laksamana Laut) Mpu Nala
telah berkembang pesat menjadi kerajaan besar yang mampu
memberikan jaminan bagi keamanan perdagangan di wilayah
Nusantara.
Penyatuan Nusantara oleh Majapahit melalui
ekspedisi-ekspedisi bahari dimulai tak lama
setelah Mahapatih Gajah Mada
mengucapkan Sumpah Tan Ayun Amuktia
Palapa yang terkenal itu pada tahun 1334.
Keberhasilan Kerajaan Majapahit mewujudkan visi Sumpah
Palapa, selain dibakar semangat kebangsaan patriotik di
bawah komando Mahapatih Gajah Mada, juga banyak
disumbang oleh keberhasilan Majapahit dalam
mengembangkan teknologi bahari berupa kapal bercadik yang
menjadi tumpuan utama kekuatan armada lautnya.
Gambaran model konstruksi kapal bercadik sejak zaman
Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit telah terpahat rapih
pada relief Candi Borobudur.
Armada laut Majapahit ini didukung oleh
persenjataan andalan berupa meriam hasil
rampasan dari bala tentara Kubilai Khan ketika
menyerang Kediri (atas tipudaya Raden Wijaya)
yang ditiru Majapahit dari peralatan perang
Kubilai Khan itu.
PERLUASAN KERAJAAN BULELENG
I Gusti Ngurah Panji menguasai wilayah Den Bukit dan
menjadikannya Kerajaan Buleleng, yang kekuasaannya pernah
meluas sampai ke ujung timur pulau Jawa (Blambangan).
Setelah I GustiNgurah Panji Sakti wafat pada tahun
1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah karena putra-putranya
punya pikiran yang saling berbeda.
Kerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan Mengwi
namun kembali merdeka pada tahun 1752.Selanjutnya jatuh
ke dalam kekuasaan raja Karangasem. Raja Karangasem,
I Gusti Gede Karang membangun istana dengan nama Puri
Singaraja. Raja berikutnya adalah putranya bernama I Gusti
Pahang Canang yang berkuasa sampai 1821.
PERKEMBANGAN POLITIK DAN
PEMERINTAHAN KERAJAAN
MAJAPAHIT
POLITIK
 1. Pemerintahan Kertarajasa
Untuk meredam kemungkinan terjadinya
pemberontakan, Raden Wijaya (Kertarajasa) melakukan
langkah-langkah sebagai berikut.
 a). Mengawini empat putri Kertanegara dengan tujuan
mencegah terjadinya perebutan kekuasaan antar
anggota keluarga raja. Putri sulung Kertanegara, Dyah
Sri Tribhuaneswari, dijadikan permaisuri dan putra dari
pernikahan tersebut Jayanegara, dijadikan putra
mahkota.
 b) Memberikan kedudukan dan hadiah yang pantas
kepada para pendukungnya, misalnya, Lurah Kudadu
memperoleh tanah di Surabaya dan Arya Wiraraja
diberi kekuasaan atas daerah Lumajang sampai
Blambangan.
2. Pemerintahan Jayanegara
Masa pemerintahan Jayanegara dipenuhi
pemberontakan akibat kepemimpinannya kurang berwibawa
dan kurang bijaksana. Pemberontakan-pemberontakan itu
sebagai berikut.
 a) Pemberontakan Ranggalawe pada tahun 1231.
Pemberontakan ini dapat dipadamkan pada tahun 1309.
 b) Pemberontakan Lembu Sora pada tahun 1311.
 c) Pemberontakan Juru Demung (1313) disusul
Pemberontakan Gajah Biru.
 d) Pemberontakan Nambi pada tahun 1319. Nambi adalah
Rakryan Patih Majapahit sendiri.
 e) Pemberontakan Kuti pada tahun 1319.
Namun, meskipun berbagai pemberontakan tersebut
berhasil dipadamkan, Jayanegara justru meninggal akibat
dibunuh oleh salah seorang tabibnya yang bernama Tanca. Ia
lalu dimakamkan di candi Singgapura di Kapopongan.
 3. Pemerintahan Tribhuwanatunggadewi
Oleh karena Jayanegara tidak berputra,
sementara Gayatri sebagai Rajapatni telah
menjadi biksuni, takhta Kerajaan Majapahit
diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi
Jayawisnuwardhana (1328 – 1350) yang
menjalankan pemerintahan dibantu suaminya,
Kertawardhana. Masa pemerintahan
Tribhuwanatunggadewi diwarnai permasalahan
dalam negeri, yakni meletusnya Pemberontakan
Sadeng. Pemberontakan ini dapat dipadamkan
oleh Gajah Mada yang pada saat itu baru saja
diangkat menjadi Patih Daha.
4. PEMERINTAHAN HAYAM WURUK
Dalam kitab Negarakertagama disebutkan bahwa pada zaman
Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mengalami masa kejayaan dan
memiliki wilayah yang sangat luas. Luas kekuasaan Majapahit pada
saat itu hampir sama dengan luas negara Republik Indonesia
sekarang. Namun, sepeninggal Gajah Mada yang wafat pada tahun
1364, Hayam Wuruk tidak berhasil mendapatkan penggantinya yang
setara. Kerajaan Majapahit pun mulai mengalami kemunduran.
Sepeninggalnya, Majapahit sering dilanda perang saudara dan
satu per satu daerah kekuasaan Majapahit pun melepaskan diri.
Pada tahun 1526, Kerajaan Majapahit runtuh setelah diserbu oleh
pasukan Islam dari Demak di bawah pimpinan Raden Patah.
PEMERINTAHAN
Dalam Kerajaan Majapahit, raja memegang
kekuasaan tertinggi dan dibantu oleh berbagai
badan atau pejabat berikut.
 Rakryan Mahamantri Katrini, yang dijabat oleh
para putra raja yang terdiri atas Rakryan I Hino,
Rakryan I Sirikan, dan Rakryan I Halu.
 Dewan Pelaksana terdiri atas Rakryan Mapatih
atau Patih Mangkabumi, Rakryan Tumenggung,
Rakryan Demung, Rakryan Rangga, dan Rakryan
Kanuruhan. Kelima pejabat itu dikenal Sang
Panca ring Wilwatika.
Untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa, dibentuk badan peradilan Saptopapati.
Selain itu disusun pula kitab hukum oleh Gajah Mada
yang disebut Kitab Kutaramanawa. Untuk mengatur
kehidupan beragama dibentuk badan Dharmadyaksa
yaitu pejabat tinggi kerajaan yang khusus menangani
persoalan keagamaan. Di Majapahit dikenal dua
Dharmadyaksa yaitu :
 Dharmadyaksa ring Kasaiwan, mengurusi agama
Syiwa (Hindu),
 Dharmadyaksa ring Kasogatan, mengurusi agama
Buddha.
POLITIK DAN PEMERINTAHAN KERAJAAN
BULELENG
Pada tahun 1846, kapal Belanda berlabuh di daerah
kekuasaan kerajaan ini. Berdasarkan hukum Tawan Karang,
setiap kapal yang berlabuh tanpa izin akan menjadi milik
kerajaan Buleleng. Hal ini memicu peperangan antara
kerajaan Buleleng dengan pihak Belanda. Peperangan yang
dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik akhirnya berakhir pada
kemenangan.
Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1848 Belanda
kembali melakukan penyerangan terhadap kerajaan Buleleng.
Pada awal tahun 1849, Belanda berhasil menghancurkan
benteng pertahanan kerajaan Buleleng. Hal ini membuat
posisi Buleleng semakin lemah, kerajaan Buleleng akhirnya
kalah dan sejak itu dikuasai oleh Belanda.

Selama berkuasa di Den Bukit Panji Sakti sejak 1660an sampai
1697 sangat disegani kawan maupun lawan. Ki Gusti Panji sakti
diperkirakan wafat tahun 1699 dengan meninggalkan banyak
keturunan.
Namun sayang putra-putra Ki Gusti Panji Sakti mempunyai
pikiran yang berbeda satu sama lain sehingga kerajaan Buleleng
menjadi lemah. Kerajaan Buleleng terpecah belah. Akhirnya dikuasai
kerajaan Mengwi, termasuk Blambangan. Lepas dari genggaman
Mengwi kemudian tahun 1783 jatuh ke tangan kerajaan
Karangasem. Sejak itu terjadi beberapa kali pergantian raja asal
Karangasem. Salah seorang raja asal Karangasem yaitu I Gusti Gde
Karang bertakhta sebagai raja Buleleng tahun 1806-1818. Sebagai
raja Buleleng beliau juga menguasai kerajaan Karangasem dan
Jembrana. Beliau dikenal berwatak keras dan curiga kepada bangsa
asing. Memang pada jaman itu bangsa asing seperti Belanda dan
Inggris ingin menguasai Bali melalui Buleleng dan Jembrana.
PERKEMBANGAN AGAMA DI KERAJAAN
MAJAPAHIT
 Agama Hindu yang kita kenal di Indonesia berasal dari India. Di
Indonesia pada saat ini, agama Hindu dipeluk oleh sebagian besar
penduduk Pulau Bali dan juga penduduk Jawa serta beberapa pulau
lainnya. Agama Hindu masuk ke Indonesia sekitar abad IV Masehi.
Ini dibuktikan oleh adanya kerajaan Hindu yang pertama di
Indonesia, yakni kerajaan yang terletak di Kalimantan Timur.
 Perkembangan selanjutnya ialah di Jawa Barat, yakni di Kerajaan
Tarumanegara, yang berdiri sekitar abad V Masehi. Rajanya yang
terkenal ialah Purnawarman. Kemudian agama Hindu berkembang
pula di Jawa Tengah. Raja pertama yang memeluk agama Hindu
ialah Rakai Sanjaya. Perkembangan Agama Hindu di Jawa Tengah
jauh lebih pesat. Ini terbukti dari banyaknya bangunan suci yang
didirikan sebagai tempat pemujaan. Tempat pemujaan semacam ini
disebut candi.
 Seperti kerajaan-kerajaan lainnya yang ada di Jawa,
kerajaan Mataram di Jawa Tengah itu adalah kerajaan
agraris. Ini berarti bahwa mata pencaharian pokok
penduduknya adalah bertani. Banyak candi yang didirikan.
Candi yang terkenal ialah candi Prambanan. Candi ini
disebut juga candi Lorojonggrang. Candi Lorojonggrang
didirikan pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.
Bangunan yang megah seperti itu merupakan salah satu
tanda kemajuan kerajaannya, bahwa kerajaan itu makmur.
Jika tidak makmur tak mungkin dapat mendirikan bangunan
suci semegah itu.
 Setelah kerajaan Hindu di Jawa Tengah lenyap, pada abad
X timbul kerajaan Hindu di Jawa Timur. Rajanya bernama
Empu Sendok yang beragama Hindu. Raja ini mendirikan
bangunan-bangunan suci, antara lain candi Songgoriti yang
terletak di daerah Batu, Malang.
 Empu Sendok diganti oleh Darmawangsa yang juga memeluk agama Hindu.
Kemudian Darmawangsa digantikan oleh Airlangga. Airlangga berasal dari
Bali. Kemudian ia menjadi raja di kerajaan Kahuripan. Pada masa
pemerintahannya, hiduplah seorang pujangga yang terkenal, yaitu Empu
Kanwa. Buku yang ditulisnya adalah Arjuna Wiwaha.
 Airlangga juga mendirikan suatu pusat pertapaan yang letaknya di lereng
Gunung Penanggungan. Tempat itu dikenal dengan nama candi Belahan.
 Pada zaman Majapahit, seluruh wilayah nusantara bersatu di bawah
kekuasaan raja Majapahit. Kebesaran Agama Hindu pada masa itu tercermin
dengan adanya candi Penataran dan bangunan-bangunan suci lainnya.
 Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, Majapahit mencapai zaman
keemasan. Kemakmuran negara pada zaman itu dilukiskan sebagai "gemah
ripah loh jinawi". Dengan didampingi seorang patih, Hayam Wuruk dapat
memimpin Majapahit dengan berhasil. Patih tersebut adalah Maha Patih
Gajah Mada.
 Di bawah pemerintahannya seluruh Nusantara dapat dipersatukan. Patih
yang termasyhur itu bersumpah di hadapan raja dan rakyatnya, yang
terkenal dengan Sumpah Palapa.
 Akhirnya apa yang menjadi impian itu terwujud. Gajah Mada dapat
mempersatukan seluruh Nusantara. Bahkan Kerajaan Majapahit lebih luas
daripada Kepulauan Indonesia sekarang.
KEHIDUPAN BERAGAMA DI KERAJAAN
BULELENG
 Dalam bidang agama, pengaruh zaman prasejarah, terutama dari zaman
megalitikum masih terasa kuat. Kepercayaan pada zaman itu dititikberatkan
kepada pemujaan roh nenek moyang yang disimboliskan dalam wujud bangunan
pemujaan yang disebut teras piramid atau bangunan berundak-undak. Kadang-
kadang di atas bangunan ditempatkan menhir, yaitu tiang batu monolit sebagai
simbol roh nenek moyang mereka.
 Diketahui pula nama-nama biksu yang memakai unsur nama Siwa, sebagai contoh
biksu Piwakangsita Siwa, biksu Siwanirmala, dan biksu Siwaprajna. Berdasarkan
hal ini, agama yang berkembang pada saat itu adalah agama Siwa. Baru lambat
laun ada dua aliran agama besar yang dipeluk oleh penduduk, yaitu agama Siwa
dan agama Budha. Keterangan ini diperoleh dari prasasti-prasastinya yang
menyebutkan adanya mpungku Sewasogata (Siwa-Buddha) sebagai pembantu
raja.
 Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan dapat diketahui bahwa dalam
masyarakat pada masa perundagian telah berkembang tradisi penguburan
dengan cara-cara tertentu. Adapun cara penguburan yang pertama ialah dengan
mempergunakan peti mayat atau sarkofagus yang dibuat dari batu padas yang
lunak atau yang keras. Cara penguburannya ialah dengan mempergunakan
tempayan yang dibuat dari tanah liat seperti ditemukan di tepi pantai Gilimanuk
(Jembrana).

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kerajaan majapahit
Kerajaan majapahitKerajaan majapahit
Kerajaan majapahit
Amalisa Icha
 
Power point mataram kuno ( kelas xi ipa 1)
Power point mataram kuno ( kelas xi ipa 1)Power point mataram kuno ( kelas xi ipa 1)
Power point mataram kuno ( kelas xi ipa 1)
Purna Senda
 
Kerajaan Kalingga/Holing
Kerajaan Kalingga/HolingKerajaan Kalingga/Holing
Kerajaan Kalingga/Holing
tafffana
 

Was ist angesagt? (20)

Mataram islam
Mataram islamMataram islam
Mataram islam
 
Kerajaan pajajaran ready
Kerajaan pajajaran readyKerajaan pajajaran ready
Kerajaan pajajaran ready
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan TarumanegaraKerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
 
kerajaan-mataram-kuno
kerajaan-mataram-kuno kerajaan-mataram-kuno
kerajaan-mataram-kuno
 
Sejarah - Mataram Kuno
Sejarah - Mataram KunoSejarah - Mataram Kuno
Sejarah - Mataram Kuno
 
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
Sejarah Wajib - Kerajaan Majapahit (Kelas X)
 
Kerajaan majapahit
Kerajaan majapahitKerajaan majapahit
Kerajaan majapahit
 
Kerajaan medang kamulan
Kerajaan medang kamulanKerajaan medang kamulan
Kerajaan medang kamulan
 
Kerajaan Islam di Nusa Tenggara
Kerajaan Islam di Nusa TenggaraKerajaan Islam di Nusa Tenggara
Kerajaan Islam di Nusa Tenggara
 
Kerajaan Singasari
Kerajaan SingasariKerajaan Singasari
Kerajaan Singasari
 
Kerajaan kalingga (holing)
Kerajaan kalingga (holing)Kerajaan kalingga (holing)
Kerajaan kalingga (holing)
 
Kerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitKerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit
 
Kerajaan islam di pulau jawa
Kerajaan islam di pulau jawaKerajaan islam di pulau jawa
Kerajaan islam di pulau jawa
 
Kerajaan Kalingga atau Holing
Kerajaan Kalingga atau HolingKerajaan Kalingga atau Holing
Kerajaan Kalingga atau Holing
 
Power point mataram kuno ( kelas xi ipa 1)
Power point mataram kuno ( kelas xi ipa 1)Power point mataram kuno ( kelas xi ipa 1)
Power point mataram kuno ( kelas xi ipa 1)
 
Kerajaan Pajang
Kerajaan PajangKerajaan Pajang
Kerajaan Pajang
 
Kerajaan Kalingga/Holing
Kerajaan Kalingga/HolingKerajaan Kalingga/Holing
Kerajaan Kalingga/Holing
 
Kerajaan Islam Siak Sri Inderapura
Kerajaan Islam Siak Sri InderapuraKerajaan Islam Siak Sri Inderapura
Kerajaan Islam Siak Sri Inderapura
 
Kerajaan demak
Kerajaan demakKerajaan demak
Kerajaan demak
 
Ppt 3 kerajaan bali
Ppt 3 kerajaan baliPpt 3 kerajaan bali
Ppt 3 kerajaan bali
 

Andere mochten auch (11)

CANDI PENINGGALAN KERAJAAN MAJAPAHIT DAN FUNGSINYA
CANDI PENINGGALAN KERAJAAN MAJAPAHIT DAN FUNGSINYACANDI PENINGGALAN KERAJAAN MAJAPAHIT DAN FUNGSINYA
CANDI PENINGGALAN KERAJAAN MAJAPAHIT DAN FUNGSINYA
 
Kingdom of Majapahit of Java
Kingdom of Majapahit of JavaKingdom of Majapahit of Java
Kingdom of Majapahit of Java
 
Siriwijaya
SiriwijayaSiriwijaya
Siriwijaya
 
PPT kerajaan Demak dan kerajaan Banten
PPT kerajaan Demak dan kerajaan BantenPPT kerajaan Demak dan kerajaan Banten
PPT kerajaan Demak dan kerajaan Banten
 
kerajaan demak
kerajaan demakkerajaan demak
kerajaan demak
 
Demak_XTKJC_2
Demak_XTKJC_2Demak_XTKJC_2
Demak_XTKJC_2
 
Kerajaan demak
Kerajaan demakKerajaan demak
Kerajaan demak
 
Kerajaan demak
Kerajaan demakKerajaan demak
Kerajaan demak
 
Presentasi kerajaan kediri, singasari, majapahit dan buleleng
Presentasi kerajaan kediri, singasari, majapahit dan bulelengPresentasi kerajaan kediri, singasari, majapahit dan buleleng
Presentasi kerajaan kediri, singasari, majapahit dan buleleng
 
Kerajaan demak
Kerajaan demakKerajaan demak
Kerajaan demak
 
Kerajaan demak
Kerajaan demakKerajaan demak
Kerajaan demak
 

Ähnlich wie Peninggalan kerajaan majapahit

Kelompok 5 xi ipa 4
Kelompok 5 xi ipa 4Kelompok 5 xi ipa 4
Kelompok 5 xi ipa 4
Purna Senda
 
xiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdf
xiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdfxiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdf
xiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdf
IsembelSianipar
 
Presentasi ips bab 1
Presentasi ips bab 1Presentasi ips bab 1
Presentasi ips bab 1
paimun
 
Kerajaan majapahit2
Kerajaan majapahit2Kerajaan majapahit2
Kerajaan majapahit2
Purna Senda
 
Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .
Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .
Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .
Bams Akheena
 

Ähnlich wie Peninggalan kerajaan majapahit (20)

KERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptx
KERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptxKERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptx
KERAJAAN_HINDU-BUDHA.pptx
 
Kelompok 5 xi ipa 4
Kelompok 5 xi ipa 4Kelompok 5 xi ipa 4
Kelompok 5 xi ipa 4
 
Majapahit dan Pajajaran - Satria, Wina, Eka - SMAK Mgr. Soegijapranata Pasuruan
Majapahit dan Pajajaran - Satria, Wina, Eka - SMAK Mgr. Soegijapranata PasuruanMajapahit dan Pajajaran - Satria, Wina, Eka - SMAK Mgr. Soegijapranata Pasuruan
Majapahit dan Pajajaran - Satria, Wina, Eka - SMAK Mgr. Soegijapranata Pasuruan
 
Kerajaan Sunda
Kerajaan SundaKerajaan Sunda
Kerajaan Sunda
 
Kerajaan di indonesia
Kerajaan di indonesiaKerajaan di indonesia
Kerajaan di indonesia
 
xiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdf
xiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdfxiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdf
xiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdf
 
Presentasi ips bab 1
Presentasi ips bab 1Presentasi ips bab 1
Presentasi ips bab 1
 
Sejarah kerajaan HINDU - BUDDHA di Indonesia
Sejarah kerajaan HINDU - BUDDHA  di Indonesia Sejarah kerajaan HINDU - BUDDHA  di Indonesia
Sejarah kerajaan HINDU - BUDDHA di Indonesia
 
Kerajaan Majapahit
Kerajaan MajapahitKerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit
 
kerajaan singhasari
kerajaan singhasarikerajaan singhasari
kerajaan singhasari
 
Kerajaan Srwijaya
Kerajaan SrwijayaKerajaan Srwijaya
Kerajaan Srwijaya
 
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan SriwijayaKerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya
 
Keajaan singosari
Keajaan singosariKeajaan singosari
Keajaan singosari
 
Kerajaan pajajaran
Kerajaan pajajaranKerajaan pajajaran
Kerajaan pajajaran
 
Kerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan MajapahitKerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Singosari ( Singhasari / Singasari )dan Kerajaan Majapahit
 
Kerajaan Buleleng dan Dinasti Warmadewa
Kerajaan Buleleng dan Dinasti WarmadewaKerajaan Buleleng dan Dinasti Warmadewa
Kerajaan Buleleng dan Dinasti Warmadewa
 
Kerajaan majapahit2
Kerajaan majapahit2Kerajaan majapahit2
Kerajaan majapahit2
 
Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .
Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .
Makalah sejarah kerajaan majapahit & pajajaran .
 
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
7 kerajaan bercorak hindu di indonesia
 
kerajaan singasari.pptx
kerajaan singasari.pptxkerajaan singasari.pptx
kerajaan singasari.pptx
 

Mehr von Putri Aisyah

Mehr von Putri Aisyah (20)

Seni teater barat, tradisional asia dan nusantara
Seni teater barat, tradisional asia dan nusantaraSeni teater barat, tradisional asia dan nusantara
Seni teater barat, tradisional asia dan nusantara
 
Seni tari tradisional
Seni tari tradisionalSeni tari tradisional
Seni tari tradisional
 
Revolusi menegakkan panji panji nkri
Revolusi menegakkan panji panji nkriRevolusi menegakkan panji panji nkri
Revolusi menegakkan panji panji nkri
 
Ancaman Integritas Indonesia dalam Bidang Ekonomi
Ancaman Integritas Indonesia dalam Bidang EkonomiAncaman Integritas Indonesia dalam Bidang Ekonomi
Ancaman Integritas Indonesia dalam Bidang Ekonomi
 
Lembaga perlindungan ham
Lembaga perlindungan hamLembaga perlindungan ham
Lembaga perlindungan ham
 
HAM
HAMHAM
HAM
 
Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakatPartisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat
 
Hakikat perlindungan dan penegakan hukum
Hakikat perlindungan dan penegakan hukumHakikat perlindungan dan penegakan hukum
Hakikat perlindungan dan penegakan hukum
 
Renang
RenangRenang
Renang
 
Seks bebas
Seks bebasSeks bebas
Seks bebas
 
Lompat tinggi
Lompat tinggiLompat tinggi
Lompat tinggi
 
Senam irama
Senam iramaSenam irama
Senam irama
 
Bola voli
Bola voliBola voli
Bola voli
 
Presentasi koloid
Presentasi koloidPresentasi koloid
Presentasi koloid
 
Larutan penyangga
Larutan penyanggaLarutan penyangga
Larutan penyangga
 
Mekanisme transaksi
Mekanisme transaksiMekanisme transaksi
Mekanisme transaksi
 
Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
 
Penyakit pada pencernaan manusia
Penyakit pada pencernaan manusiaPenyakit pada pencernaan manusia
Penyakit pada pencernaan manusia
 
Sistem gerak
Sistem gerakSistem gerak
Sistem gerak
 

Kürzlich hochgeladen

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Kürzlich hochgeladen (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Peninggalan kerajaan majapahit

  • 1. KERAJAAN MAJAPAHIT a. Perkembangan politik, sosial, dan ekonomi  Politik dan pemerintahan  Majapahit telah mengembangkan sistem pemerintahan yang teratur. Raja memegang kekuasaan tertinggi dalam melaksanakan perintahnya dan dibantu oleh berbagai badan, sebagai berikut:  Rakryan Mahamantri Katrini, dijabat oleh para putra raja yang terdiri atas Rakryan Ihino, Rakryan Sirikan, dan Rakryan Ihalu.  Dewan Pelaksanaan, terdiri atas Rakryan Mapatih /Patih Mangkabumi, Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung, Rakryan Rangga, dan Rakryan Kanuruhan, kelima pejabat ini dikenal sebagai sang panca ring wilwatika.
  • 2.  Struktur ini ada di pemerintahan pusat dan juga berlaku di daerah yang berada di bawah raja-raja untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan aman dibentuklah badan saptopati, selain itu disusun juga kitab kutaramanawa yang berupa kitab hukum bagi Majapahit.  Ada juga yang disebut Dharmadyaksa yang merupakan pejabat tinggi kerajaan khusus yang menangani persoalan agama. Ada 2 macam Dharmadyaksa:  Dharmadyaksa ring kasaiwan, mengurusi agama syiwa (hindu)  Dharmadyaksa ring kasogatan, mengurusi agama buddha.  Kehidupan beragama di majapahit berkembang semarak, pemeluk yang beragama hindu maupun buddha saling bersatu, maka sejak saat itulah dikenal semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
  • 3. b. Kehidupan sosial ekonomi  Dibawah pemerintahan Hayam Wuruk, keamanan dan kemakmuran rakyat sangat diutamakan. Untuk memajukan perekonomian dibidang perdagangan Hayam Wuruk jembatan dan jalan-jalan sebagai lalu lintas perdagangan. Dari daerah pantai berkembang perdagangan antar daerah, antar pulau, bahkan dari luar. Kemudian timbullah kota2 sebagai pusat pelayaran dan perdagangan. Kegiatan pertanian juga dikembangkan, sawah dan ladang di kerjakan secukupnya dan dikerjakan secara bergiliran. Hal ini maksudnya agar tanah tetap subur dan kehabisan lahan pertanian.
  • 4. BULELENG  Ki Gusti Panji Sakti, seorang yang dijuluki banyak nama: Ki Barak, Gde Pasekan, Gusti Panji, Ki Panji Sakti, Ki Gusti Anglurah Panji Sakti,  Selama berkuasa di Den Bukit Panji Sakti sejak 1660an sampai 1697 sangat disegani kawan maupun lawan. Dengan pasukan Gowak yang diorganisir bersama rakyat, beliau menguasai kerajaan Blambangan, Pasuruan, Jembrana. Hingga tahun 1690an Panji Sakti menikmati kejayaannya.  Buleleng adalah nama puri yang dibangun Panji Sakti di tengah tegalan jagung gembal yang juga disebut juga buleleng. Letaknya tidak jauh dari sungai yang disebut juga tukad Buleleng. Purinya disebut Puri Buleleng.  Ki Gusti Panji sakti diperkirakan wafat tahun 1699 dengan meninggalkan banyak keturunan.  Namun sayang putra-putra Ki Gusti Panji Sakti mempunyai pikiran yang berbeda satu sama lain sehingga kerajaan Buleleng menjadi lemah. Kerajaan Buleleng terpecah belah.
  • 5.  Akhirnya dikuasai kerajaan Mengwi, termasuk Blambangan. Lepas dari genggaman Mengwi kemudian tahun 1783 jatuh ke tangan kerajaan Karangasem.  Sejak itu terjadi beberapa kali pergantian raja asal Karangasem. Salah seorang raja asal Karangasem yaitu I Gusti Gde Karang bertakhta sebagai raja Buleleng tahun 1806-1818. Sebagai raja Buleleng beliau juga menguasai kerajaan Karangasem dan Jembrana. Beliau dikenal berwatak keras dan curiga kepada bangsa asing. Memang pada jaman itu bangsa asing seperti Belanda dan Inggris ingin menguasai Bali melalui Buleleng dan Jembrana.
  • 7. 1. CANDI SUKUH  Terletak di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah  Telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia sejak tahun 1995.
  • 8. 2. CANDI CETHO  Peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke- 15).  Berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng,Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut.
  • 9. 3. CANDI PARI  Terletak di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur.  Lokasi tersebut berada sekitar 2 km ke arah barat laut pusat semburan lumpur PT Lapindo Brantas saat ini.
  • 10. 4. CANDI JABUNG  Tterletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton,Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.  Menurut kitab Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan nama Bajrajinaparamitapura.  Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi.  Pada kitab Pararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre Gundal salah seorang keluarga raja.
  • 11. 5. GAPURA WRINGIN LAWANG  Dalam bahasa Jawa, Wringin Lawang berarti 'Pintu Beringin'.  Gapura ini terbuat dari bahan bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi 15,5 meter.  Diperkirakan dibangun pada abad ke-14.
  • 12. 6. GAPURA BAJANG RATU  Diperkirakan dibangun pada abad ke-14 dan adalah salah satu gapura besar pada zaman keemasan Majapahit.  Menurut catatan Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi / gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara  Namun sebenarnya sebelum wafatnya Jayanegara candi ini dipergunakan sebagai pintu belakang kerajaan.
  • 13. 7. CANDI BRAHU  Nama candi ini, yaitu 'brahu', diduga berasal dari kata wanaru atau warahu.  Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci yang disebut dalam Prasasti Alasantan.  Prasasti tersebut ditemukan tak jauh dari Candi Brahu.
  • 14. 8. CANDI TIKUS  Candi ini terletak di kompleks Trowulan, sekitar 13 km di sebelah tenggara kota Mojokerto.  Ditemukan pada tahun 1914.  Pada saat ditemukan, tempat candi tersebut berada merupakan sarang tikus.
  • 15. 9. CANDI SURAWANA  Terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, sekitar 25 km arah timur laut dari Kota Kediri.  Diperkirakan dibangun pada abad 14  Candi Surawana saat ini keadaannya sudah tidak utuh. Hanya bagian dasar yang telah direkonstruksi.
  • 16. 10. CANDI WRINGIN BRANJANG  Terletak di Blitar, Jawa Timur.  tubuh dan atap candi mempunyai ukuran panjang 400 cm, lebar 300 cm dan tingginya 500 cm. pintu masuknya berukuran lebar 1 m, tingginya 2 m  Diduga merupakan tempat penyimpanan alat-alat upacara dari zaman Kerajaan Majapahit yakni pada abad ke 15 M.
  • 17. 11. Celengan babi 12. Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu sebagai penggambaran Kertaraisa. Berlokasi semula di Candi Simping, Blitar , kini menjadi koleksi Museum Nasional Republik Indonesia
  • 18. 13. Arca Bidadari Majapahit, cetakan Emasapsara (bidadari surgawi) gaya khas Majapahit menggambarkan dengan sempurna zaman kerajaan Majapahit sebagai "zaman keemasan" nusantara.
  • 19. 14. Terakota wajah yang dipercaya sebagai potret Gajah Mada. 15. Makam Putri Campa di Trowulan
  • 20. 16. Arca dewi Parwati sebagai perwujudan anumerta Tribhuwanottunggadewi, ratu Majapahit ibunda Hayam Wuruk.
  • 21. 17. Sepasang patung penjaga gerbang abad ke- 14 dari kuil Majapahit di Jawa Timur (Museum of Asian Art, San Francisco)
  • 23. 1. Periuk Tanah Liat  Salah satu benda yang dipajang di Ruang Pra Sejarah adalah sebuah periuk (tengah). Periuk tanah liat ini dibuat dengan teknik roda pemutar dan teknik tatap.  Peralatan memasak yang berasal dari zaman bercocok tanam ini ditemukan di situs Kalang Anyar, Desa Banjar Asem, Buleleng.
  • 24. 2. BONGPAI DAN STUPIKA *Bongpai (kiri) dan Stupika (kanan)  Bongpai ditemukan di situs pabean kecamatan Sawan, Buleleng. Bongpai merupakan bagian dari kuburan etnis China ini terbuat dari batu granit yang bagian permukaannya ditatah dengan aksara China.  Stupika ditemukan di Situ Kalibukbuk, Buleleng.
  • 25. 3. Petaka Bale Prabu Pura Agung  Salah satu alat upacara yang menjadi koleksi museum  Benda ini merupakan alat upacara yang didapatkan dari Desa Bungkulan, Buleleng.
  • 26. 4. Kempu Lengkap (atas) dan Jembung Kuningan ( bawah )  Merupakan perlengkapan upacara koleksi pribadi I Ketut Suharsana dari Kelurahan Beratan, Singaraja.
  • 27. RAJA-RAJA YANG MEMERINTAH DI MAJAPAHIT (1293-1519 M) Majapahit sebagai sebuah kerajaan memiliki masa pemerintahan yang berlangsung dari tahun 1293 M sampai 1519 M atau berlangsung selama 226 tahun, suata masa yang cukup panjang dalam satu dinasti pemerintahan. Raja-raja yang pernah berkuasa di Majapahit adalah sebagai berikut:
  • 28.  1. Raden Wijaya (bergelar Krtajasa Jayawarddhana), masa pemerintahan tahun 1293-1309 M, sebagai pendiri kerajaan Majapahit. Ia adalah keturunan penguasa Singhasari, anak Dyah Lembu Tal, cucu Mahisa Campaka (Narasinghamurti), jadi masih keturunan Ken Arok dan Ken Dedes secara langsung.  2. Jayanagara (bergelar Sri Sundarapandyadewadhiswaranamarajabhise ka Wikramottungga- dewa), masa pemerintahan tahun 1309-1328 M, sebelumnya berkedudukan di Daha (Kadiri) dengan sebutan Bhre Daha. Ia dipersiapkan untuk menggantikan ayahandanya sehingga diangkat sebagai putra mahkota (rajakumara).  3. Tribhuwana Wijayottunggadewi (bergelar Tribhuwanottunggadewi Jayawisnuwarddhani), 1328-1350 M, sebelumnya berkedudukan di Kahuripan (Bhre Kahuripan).
  • 29.  4. Hayam Wuruk (bergelar Sri Rajasanagara), masa pemerintahan tahun 1350-1389 M, sebelumnya berkedudukan di Jiwana dan dikenal dengan nama Bhre Hyang Wekasing Sukha.  5. Wikramawarddhana (biasa disebut dengan Bhre Hyang Wisesa), masa pemerintahan tahun 1389-1400 M, sebelumnya berkedudukan di Lasem (Bhre Lasem sang Alemu) adalah menantu sekaligus keponakan raja Hayam Wuruk yang dikawinkan dengan putrinya, Kusumawarddhani (Bhre Kabalan) yang berkedudukan di Kabalan.  6. Suhita (dikenal juga dengan sebutan Prabhustri), masa pemerintahan tahun 1429-1447 M, anak dari Wikramawarddhana. Ia menggantikan kakaknya yang telah dinobatkan sebagai putra mahkota yaitu Bhre Hyang Wekasing Sukha II yang berkedudukan di Tumapel (Bhre Tumapel) tetapi sebelum diangkat menjadi raja telah meninggal terlebih dahulu pada tahun 1399 M.
  • 30.  7. Dyah Krtawijaya (bergelar Sri Wijayaparakramawarddhana), masa pemerintahan tahun 1447-1451 M, sebelumnya berkedudukan di Tumapel (Bhre Tumapel) adalah adik dari Suhita. Dia menggantikan kakaknya menjadi raja karena Suhita tidak memiliki anak.  8. Dyah Wijayakumara (bergelar Sri Rajasawarddhana), masa pemerintahan tahun 1451-1453 M, sebelumnya berkedudukan di Pamotan (Bhre Pamotan) serta di Keling Kahuripan dan juga dikenal dengan sebutan Sang Sinagara.  9. Dyah Suryawikrama (bergelar Sri Girisawarddhana), masa pemerintahan tahun 1456-1466 M, sebelumnya berkedudukan di Wengker (Bhre Wengker), adalah anak dari Dyah Kertawijaya dan juga dikenal dengan sebutan Bhre Hyang Purwwawisesa.  10. Dyah Suraprabhawa (bergelar Sri Singhawikramawarddhana), masa pemerintahan tahun 1466-1474 M, sebelumnya berkedudukan di Tumapel (Bhre Tumapel), dan dikenal dengan sebutan Bhre Pandan Salas. Karena diserang Bhre Kertabhumi pusat pemerintahannya dipindahkanke Daha.
  • 31.  11. Bhre Kertabhumi, masa pemerintahan tahun 1468- 1478 M, mengusir Sri Singhawikramawarddhana sehingga dia dapat berkuasa di Majapahit. ia adalah anak bungsu dari Sri Rajasawarddhana.  12. Dyah Ranawijaya (Sri Girindrawarddhana), masa pemerintahan tahun 1474-1519 M, sebelumnya berkedudukan di Kling (Bhatara i Kling), anak dari Dyah Suraprabhawa. Pusat pemerintahan sudah tidak di Majapahit tetapi di Kling karena Majapahit masih dikuasai oleh Bhre Kertabhumi. Berusaha mempersatukan kembali Majapahit pada tahun 1478 dengan menyerang Bhre Kertabhumi.
  • 32. RAJA RAJA YANG MEMERINTAHKAN KERAJAAN BULELENG  Wangsa Panji Sakti 1. Gusti Panji Śakti (c. 1660-1697/99) 2. Gusti Panji Wayahan Danurdarastra (1697/99-1732) [anak Gusti Panji Sakti] 3. Gusti Alit Panji (1732-c. 1757/65) [anak Gusti Panji Wayahan] Di bawah kekuasaan Mengwi paruh pertama abad ke-18 1. Gusti Ngurah Panji (di Sukasadda c. 1757/65) [anak Gusti Alit Panji] Di bawah kekuasaan Karangasem c. 1757-1806 1. Gusti Ngurah Jelantik (di Singaraja c. 1757/65-c. 1780) [saudara Gusti Ngurah Panji] 2. Gusti Made Jelantik (c. 1780-1793) [anak Gusti Ngurah Jelantik] 3. Gusti Made Singaraja (1793-?) [kemenakan Gusti Made Jelantik]
  • 33.  Wangsa Karangasem 1. Anak Agung Rai (?-1806) [anak Gusti Gede Ngurah Karangasem] 2. Gusti Gede Karang (1806–1818) [saudara Anak Agung Rai] 3. Gusti Gede Ngurah Pahang (1818–1822) [anak Gusti Gede Karang] 4. Gusti Made Oka Sori (1822–1825) [kemenakan Gusti Gede Karang] 5. Gusti Ngurah Made Karangasem (1825–1849) [kemenakan Gusti Gede Karang]
  • 34.  Wangsa Panji Sakti 1. Gusti Made Rahi (1849, 1851–1853) [canggah Gusti Ngurah Panji] Di bawah kekuasaan Bangli 1849-1854 2. Gusti Ketut Jelantik (1854–1873; regent 1853-1861; wafat 1893) [keturunan dari Gusti Ngurah Jelantik] Di bawah pemerintahan langsung Belanda 1882-1929 1. Anak Agung Putu Jelantik (regent 1929-1938; menggunakan gelar Anak Agung 1938-1944) [keturunan dari Gusti Ngurah Jelantik] 2. Anak Agung Nyoman Panji Tisna (1944–1947) [anak Anak Agung Putu Jelantik] 3. Ngurah Ketut Jelantik (1947–1950; wafat 1970) [saudara Anak Agung Panji Tisna] 4. Buleleng bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 1950 5. Anak Agung Nyoman Panji Tisna (kepala keluarga kerajaan 1950- 1958; wafat 1978)
  • 36. A. PEMBAGIAN WILAYAH Dalam pembentukannya, kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan Singasari terdiri atas beberapa kawasan tertentu di bagian timur dan bagian tengah Jawa. Daerah ini diperintah oleh uparaja yang disebutPaduka Bhattara yang bergelar Bhre atau “Bhatara i". Gelar ini adalah gelar tertinggi bangsawan kerajaan. Biasanya posisi ini hanyalah untuk kerabat dekat raja.
  • 37. Tugas mereka adalah untuk mengelola kerajaan mereka, memungut pajak, dan mengirimkan upeti ke pusat, dan mengelola pertahanan di perbatasan daerah yang mereka pimpin. Selama masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350 s.d. 1389) ada 12 wilayah di Majapahit, yang dikelola oleh kerabat dekat raja. Hierarki dalam pengklasifikasian wilayah di kerajaan Majapahit dikenal sebagai berikut:
  • 38. 1. Bhumi: kerajaan, diperintah oleh Raja, 2. Nagara: diperintah oleh rajya (gubernur), atau natha (tuan), atau bhre (pangeran atau bangsawan), 3. Watek: dikelola oleh wiyasa, 4. Kuwu: dikelola oleh lurah, 5. Wanua: dikelola oleh thani, 6. Kabuyutan: dusun kecil atau tempat sakral.
  • 39. Saat Majapahit memasuki era Kemaharajaan Thalasokrasi saat pemerintahan Gajah Mada, beberapa negara bagian di luar negeri juga termasuk dalam lingkaran pengaruh Majapahit, sebagai hasilnya, konsep teritorial yang lebih besar pun terbentuk:
  • 40. 1. Negara agung atau negara utama atau inti kerajaan. Area awal Majapahit atau Majapahit Lama selama masa pembentukannya sebelum memasuki era kemaharajaan. Yang termasuk area ini adalah ibukota kerajaan dan wilayah sekitarnya dimana raja secara efektif menjalankan pemerintahannya. Area ini meliputi setengah bagian timur Jawa, dengan semua provinsinya yang dikelola oleh para Bhre (bangsawan), yang merupakan kerabat dekat raja.
  • 41. 2. Mancanagara, area yang melingkupi Negara Agung. Menurut kitab Pujasatra Nāgarakṛtāgama pupuh XIII dan XIV, berikut adalah daerah-daerah nusa pranusa pramuka “pulau demi pulau sebagai negara” bawahan Majapahit disebut sebagai mañcanagara.
  • 42. Negara-negara taklukan di Jawa tidak disebut karena masih dianggap sebagai bagian dari “mandala” kerajaan. Hal yang menarik adalah tidak disebutkan sama sekali mengenai Kerajaan Sunda dan Madura. Perlu pula disadari bahwa nama-nama di kerajaan-kerajaan ini adalah berdasarkan klaim Majapahit dan belum pernah ditemukan bukti mengenai pengakuan suatu daerah atas kekuasaan negara itu.
  • 43. Buku ini membagi wilayah kekuasaan Majapahit dalam empat kelompok wilayah: 1. Wilayah-wilayah Sumatera. Sumatra disebut di Nāgarakṛtāgama sebagai “Melayu” 2. Wilayah-wilayah di Tanjung Negara (Kalimantan) dan Tringgano (Trengganu). Kalimantan disebut di Nāgarakṛtāgama sebagai “Nusa Tanjungnegara” dan/atau “Pulau Tanjungpura”. 3. Semenanjung Malaya. Wilayah yang sekarang dikenal sebagai Malaysia Barat ini disebut di Nāgarakṛtāgama sebagai “Hujung Medini”. 4. Wilayah-wilayah di sebelah timur Pulau Jawa (Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku sampai Irian).
  • 44. Dengan demikian, orang akan melihat bahwa luas wilayah Majapahit kurang lebih sama dengan wilayah Hindia Belanda dikurangi dengan Jawa Barat karena dalam daftar tak disebutkan nama Pasundan. Bahkan juga terungkap dalam catatan sejarah bahwa pengaruh dalam kaitan sebagai negara-negara Mitreka Satata.
  • 45. 3. Nusantara adalah area yang tidak mencerminkan kebudayaan Jawa, tetapi termasuk ke dalam koloni dan mereka harus membayar upeti tahunan. Mereka menikmati otonomi yang cukup luas dan kebebasan internal, dan Majapahit tidak merasa penting untuk menempatkan birokratnya atau tentara militernya di sini akan tetapi, tantangan apa pun yang terlihat mengancam ketuanan Majapahit atas wilayah itu akan menuai reaksi keras.
  • 46. Termasuk dalam area ini adalah kerajaan kecil dan koloni di Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Semenanjung Malaya.
  • 47. 4. Mitreka Satata yang secara harafiah berarti "mitra dengan tatanan (aturan) yang sama". Hal itu menunjukkan negara independen luar negeri yang dianggap setara oleh Majapahit, bukan sebagai bawahan dalam kekuatan Majapahit. Menurut Negarakertagama Pupuh 15, bangsa asing adalah Syangkayodhyapura (Ayutthaya di Thailand), Dharmmanagari (Kerajaan Nakhot di Tammarat), Marutma, Rajapura dan Sinhanagari (Kerajaan di Myanmar), Kerajaan Champa, Kamboja, dan Yawana (Anam)
  • 48. Mitreka Satata dapat dianggap sebagai aliansi Majapahit, karena kerajaan asing di luar negeri seperti China dan India tidak termasuk dalam kategori ini meskipun Majapahit telah melakukan hubungan luar negeri dengan kedua bangsa ini.
  • 49. Pola kesatuan politik khas sejarah Asia Tenggara purba seperti ini kemudian diidentifikasi oleh sejarahwan modern sebagai “mandala", yaitu kesatuan yang politik ditentukan oleh pusat atau inti kekuasaannya daripada perbatasannya, dan dapat tersusun atas beberapa unit politik bawahan tanpa integrasi administratif lebih lanjut. Daerah-daerah bawahan yang termasuk dalam lingkup mandala Majapahit, yaitu wilayah Mancanegara dan Nusantara, umumnya memiliki pemimpin asli penguasa daerah tersebut yang menikmati kebebasan internal cukup luas.
  • 50. Wilayah-wilayah bawahan ini meskipun sedikit- banyak dipengaruhi Majapahit, tetap menjalankan sistem pemerintahannya sendiri tanpa terintegrasi lebih lanjut oleh kekuasaan pusat di ibu kota Majapahit. Pola kekuasaan mandala ini juga ditemukan dalam kerajaan-kerajaan sebelumnya, seperti Sriwijaya dan Angkor, serta mandala- mandala tetangga Majapahit yang sezaman, Ayutthaya dan Champa.
  • 51. B. PERWUJUDAN CAKRAWALA MANDALA NUSANTARA Majapahit dalam abad 14 merupakan kekuasaan besar di Asia Tenggara, menggantikan Mataram dan Sriwijaya, dua buah Negara yang berbeda dasarnya, yang pertama merupakan Negara pertanian, yang kedua adalah Negara maritim, kedua ciri itu dimiliki oleh Majapahit. Visi dan keinginan kuat untuk membangun kerajaan yang mengedepankan kekuatanmaritim dan agraria telah menjadi tekad Raden Wijaya, anak menantu Kertanegara.
  • 52. Visi itu diwujudkan dengan memilih lokasi ibukota Kerajaan Majapahit di daerah Trik/Tarik di hilir sungai Brantas dengan maksud memudahkan pengawasan perdagangan pesisir dan sekaligus dapat mengendalikan produksi pertanian di pedalaman, selain itu perluasan cakrawala mandala ke luar Pulau Jawa, yang meliputi daerah seluruh dwipantara.
  • 53. Puncak kejayaan bahari tercapai pada abad ke-14 ketika Majapahit menguasai seluruh Nusantara bahkan pengaruhnya meluas sampai ke negara-negara asing tetangganya. Kerajaan Majapahit di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk, dan Gajah Mada, dan yang berada di ujung terdepan armada laut Kerajaan Majapahit adalah Kapal Perang Kerajaan yang dipimpin oleh Senapati Sarwajala (Laksamana Laut) Mpu Nala telah berkembang pesat menjadi kerajaan besar yang mampu memberikan jaminan bagi keamanan perdagangan di wilayah Nusantara.
  • 54. Penyatuan Nusantara oleh Majapahit melalui ekspedisi-ekspedisi bahari dimulai tak lama setelah Mahapatih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Tan Ayun Amuktia Palapa yang terkenal itu pada tahun 1334.
  • 55. Keberhasilan Kerajaan Majapahit mewujudkan visi Sumpah Palapa, selain dibakar semangat kebangsaan patriotik di bawah komando Mahapatih Gajah Mada, juga banyak disumbang oleh keberhasilan Majapahit dalam mengembangkan teknologi bahari berupa kapal bercadik yang menjadi tumpuan utama kekuatan armada lautnya. Gambaran model konstruksi kapal bercadik sejak zaman Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit telah terpahat rapih pada relief Candi Borobudur.
  • 56. Armada laut Majapahit ini didukung oleh persenjataan andalan berupa meriam hasil rampasan dari bala tentara Kubilai Khan ketika menyerang Kediri (atas tipudaya Raden Wijaya) yang ditiru Majapahit dari peralatan perang Kubilai Khan itu.
  • 58. I Gusti Ngurah Panji menguasai wilayah Den Bukit dan menjadikannya Kerajaan Buleleng, yang kekuasaannya pernah meluas sampai ke ujung timur pulau Jawa (Blambangan). Setelah I GustiNgurah Panji Sakti wafat pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah karena putra-putranya punya pikiran yang saling berbeda.
  • 59. Kerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan Mengwi namun kembali merdeka pada tahun 1752.Selanjutnya jatuh ke dalam kekuasaan raja Karangasem. Raja Karangasem, I Gusti Gede Karang membangun istana dengan nama Puri Singaraja. Raja berikutnya adalah putranya bernama I Gusti Pahang Canang yang berkuasa sampai 1821.
  • 61. POLITIK  1. Pemerintahan Kertarajasa Untuk meredam kemungkinan terjadinya pemberontakan, Raden Wijaya (Kertarajasa) melakukan langkah-langkah sebagai berikut.  a). Mengawini empat putri Kertanegara dengan tujuan mencegah terjadinya perebutan kekuasaan antar anggota keluarga raja. Putri sulung Kertanegara, Dyah Sri Tribhuaneswari, dijadikan permaisuri dan putra dari pernikahan tersebut Jayanegara, dijadikan putra mahkota.  b) Memberikan kedudukan dan hadiah yang pantas kepada para pendukungnya, misalnya, Lurah Kudadu memperoleh tanah di Surabaya dan Arya Wiraraja diberi kekuasaan atas daerah Lumajang sampai Blambangan.
  • 62. 2. Pemerintahan Jayanegara Masa pemerintahan Jayanegara dipenuhi pemberontakan akibat kepemimpinannya kurang berwibawa dan kurang bijaksana. Pemberontakan-pemberontakan itu sebagai berikut.  a) Pemberontakan Ranggalawe pada tahun 1231. Pemberontakan ini dapat dipadamkan pada tahun 1309.  b) Pemberontakan Lembu Sora pada tahun 1311.  c) Pemberontakan Juru Demung (1313) disusul Pemberontakan Gajah Biru.  d) Pemberontakan Nambi pada tahun 1319. Nambi adalah Rakryan Patih Majapahit sendiri.  e) Pemberontakan Kuti pada tahun 1319. Namun, meskipun berbagai pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, Jayanegara justru meninggal akibat dibunuh oleh salah seorang tabibnya yang bernama Tanca. Ia lalu dimakamkan di candi Singgapura di Kapopongan.
  • 63.  3. Pemerintahan Tribhuwanatunggadewi Oleh karena Jayanegara tidak berputra, sementara Gayatri sebagai Rajapatni telah menjadi biksuni, takhta Kerajaan Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhana (1328 – 1350) yang menjalankan pemerintahan dibantu suaminya, Kertawardhana. Masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi diwarnai permasalahan dalam negeri, yakni meletusnya Pemberontakan Sadeng. Pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh Gajah Mada yang pada saat itu baru saja diangkat menjadi Patih Daha.
  • 64. 4. PEMERINTAHAN HAYAM WURUK Dalam kitab Negarakertagama disebutkan bahwa pada zaman Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mengalami masa kejayaan dan memiliki wilayah yang sangat luas. Luas kekuasaan Majapahit pada saat itu hampir sama dengan luas negara Republik Indonesia sekarang. Namun, sepeninggal Gajah Mada yang wafat pada tahun 1364, Hayam Wuruk tidak berhasil mendapatkan penggantinya yang setara. Kerajaan Majapahit pun mulai mengalami kemunduran. Sepeninggalnya, Majapahit sering dilanda perang saudara dan satu per satu daerah kekuasaan Majapahit pun melepaskan diri. Pada tahun 1526, Kerajaan Majapahit runtuh setelah diserbu oleh pasukan Islam dari Demak di bawah pimpinan Raden Patah.
  • 65. PEMERINTAHAN Dalam Kerajaan Majapahit, raja memegang kekuasaan tertinggi dan dibantu oleh berbagai badan atau pejabat berikut.  Rakryan Mahamantri Katrini, yang dijabat oleh para putra raja yang terdiri atas Rakryan I Hino, Rakryan I Sirikan, dan Rakryan I Halu.  Dewan Pelaksana terdiri atas Rakryan Mapatih atau Patih Mangkabumi, Rakryan Tumenggung, Rakryan Demung, Rakryan Rangga, dan Rakryan Kanuruhan. Kelima pejabat itu dikenal Sang Panca ring Wilwatika.
  • 66. Untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, dibentuk badan peradilan Saptopapati. Selain itu disusun pula kitab hukum oleh Gajah Mada yang disebut Kitab Kutaramanawa. Untuk mengatur kehidupan beragama dibentuk badan Dharmadyaksa yaitu pejabat tinggi kerajaan yang khusus menangani persoalan keagamaan. Di Majapahit dikenal dua Dharmadyaksa yaitu :  Dharmadyaksa ring Kasaiwan, mengurusi agama Syiwa (Hindu),  Dharmadyaksa ring Kasogatan, mengurusi agama Buddha.
  • 67. POLITIK DAN PEMERINTAHAN KERAJAAN BULELENG Pada tahun 1846, kapal Belanda berlabuh di daerah kekuasaan kerajaan ini. Berdasarkan hukum Tawan Karang, setiap kapal yang berlabuh tanpa izin akan menjadi milik kerajaan Buleleng. Hal ini memicu peperangan antara kerajaan Buleleng dengan pihak Belanda. Peperangan yang dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik akhirnya berakhir pada kemenangan. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1848 Belanda kembali melakukan penyerangan terhadap kerajaan Buleleng. Pada awal tahun 1849, Belanda berhasil menghancurkan benteng pertahanan kerajaan Buleleng. Hal ini membuat posisi Buleleng semakin lemah, kerajaan Buleleng akhirnya kalah dan sejak itu dikuasai oleh Belanda. 
  • 68. Selama berkuasa di Den Bukit Panji Sakti sejak 1660an sampai 1697 sangat disegani kawan maupun lawan. Ki Gusti Panji sakti diperkirakan wafat tahun 1699 dengan meninggalkan banyak keturunan. Namun sayang putra-putra Ki Gusti Panji Sakti mempunyai pikiran yang berbeda satu sama lain sehingga kerajaan Buleleng menjadi lemah. Kerajaan Buleleng terpecah belah. Akhirnya dikuasai kerajaan Mengwi, termasuk Blambangan. Lepas dari genggaman Mengwi kemudian tahun 1783 jatuh ke tangan kerajaan Karangasem. Sejak itu terjadi beberapa kali pergantian raja asal Karangasem. Salah seorang raja asal Karangasem yaitu I Gusti Gde Karang bertakhta sebagai raja Buleleng tahun 1806-1818. Sebagai raja Buleleng beliau juga menguasai kerajaan Karangasem dan Jembrana. Beliau dikenal berwatak keras dan curiga kepada bangsa asing. Memang pada jaman itu bangsa asing seperti Belanda dan Inggris ingin menguasai Bali melalui Buleleng dan Jembrana.
  • 69. PERKEMBANGAN AGAMA DI KERAJAAN MAJAPAHIT  Agama Hindu yang kita kenal di Indonesia berasal dari India. Di Indonesia pada saat ini, agama Hindu dipeluk oleh sebagian besar penduduk Pulau Bali dan juga penduduk Jawa serta beberapa pulau lainnya. Agama Hindu masuk ke Indonesia sekitar abad IV Masehi. Ini dibuktikan oleh adanya kerajaan Hindu yang pertama di Indonesia, yakni kerajaan yang terletak di Kalimantan Timur.  Perkembangan selanjutnya ialah di Jawa Barat, yakni di Kerajaan Tarumanegara, yang berdiri sekitar abad V Masehi. Rajanya yang terkenal ialah Purnawarman. Kemudian agama Hindu berkembang pula di Jawa Tengah. Raja pertama yang memeluk agama Hindu ialah Rakai Sanjaya. Perkembangan Agama Hindu di Jawa Tengah jauh lebih pesat. Ini terbukti dari banyaknya bangunan suci yang didirikan sebagai tempat pemujaan. Tempat pemujaan semacam ini disebut candi.
  • 70.  Seperti kerajaan-kerajaan lainnya yang ada di Jawa, kerajaan Mataram di Jawa Tengah itu adalah kerajaan agraris. Ini berarti bahwa mata pencaharian pokok penduduknya adalah bertani. Banyak candi yang didirikan. Candi yang terkenal ialah candi Prambanan. Candi ini disebut juga candi Lorojonggrang. Candi Lorojonggrang didirikan pada masa pemerintahan Rakai Pikatan. Bangunan yang megah seperti itu merupakan salah satu tanda kemajuan kerajaannya, bahwa kerajaan itu makmur. Jika tidak makmur tak mungkin dapat mendirikan bangunan suci semegah itu.  Setelah kerajaan Hindu di Jawa Tengah lenyap, pada abad X timbul kerajaan Hindu di Jawa Timur. Rajanya bernama Empu Sendok yang beragama Hindu. Raja ini mendirikan bangunan-bangunan suci, antara lain candi Songgoriti yang terletak di daerah Batu, Malang.
  • 71.  Empu Sendok diganti oleh Darmawangsa yang juga memeluk agama Hindu. Kemudian Darmawangsa digantikan oleh Airlangga. Airlangga berasal dari Bali. Kemudian ia menjadi raja di kerajaan Kahuripan. Pada masa pemerintahannya, hiduplah seorang pujangga yang terkenal, yaitu Empu Kanwa. Buku yang ditulisnya adalah Arjuna Wiwaha.  Airlangga juga mendirikan suatu pusat pertapaan yang letaknya di lereng Gunung Penanggungan. Tempat itu dikenal dengan nama candi Belahan.  Pada zaman Majapahit, seluruh wilayah nusantara bersatu di bawah kekuasaan raja Majapahit. Kebesaran Agama Hindu pada masa itu tercermin dengan adanya candi Penataran dan bangunan-bangunan suci lainnya.  Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, Majapahit mencapai zaman keemasan. Kemakmuran negara pada zaman itu dilukiskan sebagai "gemah ripah loh jinawi". Dengan didampingi seorang patih, Hayam Wuruk dapat memimpin Majapahit dengan berhasil. Patih tersebut adalah Maha Patih Gajah Mada.  Di bawah pemerintahannya seluruh Nusantara dapat dipersatukan. Patih yang termasyhur itu bersumpah di hadapan raja dan rakyatnya, yang terkenal dengan Sumpah Palapa.  Akhirnya apa yang menjadi impian itu terwujud. Gajah Mada dapat mempersatukan seluruh Nusantara. Bahkan Kerajaan Majapahit lebih luas daripada Kepulauan Indonesia sekarang.
  • 72. KEHIDUPAN BERAGAMA DI KERAJAAN BULELENG  Dalam bidang agama, pengaruh zaman prasejarah, terutama dari zaman megalitikum masih terasa kuat. Kepercayaan pada zaman itu dititikberatkan kepada pemujaan roh nenek moyang yang disimboliskan dalam wujud bangunan pemujaan yang disebut teras piramid atau bangunan berundak-undak. Kadang- kadang di atas bangunan ditempatkan menhir, yaitu tiang batu monolit sebagai simbol roh nenek moyang mereka.  Diketahui pula nama-nama biksu yang memakai unsur nama Siwa, sebagai contoh biksu Piwakangsita Siwa, biksu Siwanirmala, dan biksu Siwaprajna. Berdasarkan hal ini, agama yang berkembang pada saat itu adalah agama Siwa. Baru lambat laun ada dua aliran agama besar yang dipeluk oleh penduduk, yaitu agama Siwa dan agama Budha. Keterangan ini diperoleh dari prasasti-prasastinya yang menyebutkan adanya mpungku Sewasogata (Siwa-Buddha) sebagai pembantu raja.  Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan dapat diketahui bahwa dalam masyarakat pada masa perundagian telah berkembang tradisi penguburan dengan cara-cara tertentu. Adapun cara penguburan yang pertama ialah dengan mempergunakan peti mayat atau sarkofagus yang dibuat dari batu padas yang lunak atau yang keras. Cara penguburannya ialah dengan mempergunakan tempayan yang dibuat dari tanah liat seperti ditemukan di tepi pantai Gilimanuk (Jembrana).