1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, proses pembelajaran di kelas kurang meningkatkan aktifitas siswa
terutama dalam pembelajaran matematika. Salah satu faktor yang sangat mendukung
keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam
menerapkan metode pembelajaran. Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Saat ini guru dituntut untuk lebih inovatif
dan kreatif dalam menentukan atau memilih metode pembelajaran yang digunakan serta
menguasai metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran tersebut, supaya proses
pembelajaran akan lebih baik dan lebih efektif. Dalam kegiatan belajar mengajar,
metode sangat diperlukan oleh guru. Pendekatan belajar dan strategi atau kiat
melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang turut
menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa.
Dalam pembelajaran matematika, sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan
oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sisi lain yang menjadikan
matematika itu dianggap siswa pelajaran yang sulit adalah bahasa yang digunakan oleh
guru. Dalam hal ini tentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada
bahasa gurunya. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung aktif dan menyenagkan.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi tersebut
adalah pendekatan dengan metode Tutor Sebaya.
Dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa yang kecepatan
perkembangannya serba tak sama (heterogen) dan keanekaragaman potensi atau
kemampuan yang dimiliki siswa dalam memahami sebuah pelajaran sering
menimbulkan masalah, antara lain kadang ada siswa yang sangat cepat memahami
materi dan ada yang merasa kesulitan dalam memahami materi, maka dari itu guru yang
mengajar juga harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa.
Metodel pembelajaran tutor sebaya sangat membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran karena siswa akan lebih terbuka bebas menyampaikan kesulitan-
kesulitan yang dihadapi kepada temannya daripada kepada gurunya, dengan begitu
2. siswa akan lebih memahami materi dan tidak merasa enggan, takut dan malu lagi untuk
bertanya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diambil dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana penerapan metode Tutor Sebaya sehingga dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa?
b. Bagaimana penerapan metode Tutor Sebaya sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Tutor Sebaya sehingga dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Tutor Sebaya sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini dapat dikemukakan
sebagai berikut :
a. Bagi siswa
Dengan proses pembelajaran yang menggunakan teman sendiri sebagai tutor
akan memberikan kesempatan yang leluasa pada siswa untuk bertanya,
mentransfer dan menyerap materi pelajaran sehingga dapat membantu siswa
untuk menguasai materi pelajaran.
b. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan strategi/model pembelajaran
matematika yang tepat sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
c. Bagi peneliti
Melalui penelitian ini peneliti memperoleh wawasan dan pengalaman dalam
merancang serta menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan tutor sebaya.
3. 1.5 Batasan Istilah
1. Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang murid yang ditunjuk dan
ditugaskan untuk membantu murid-murid tertentu yang mengalami kesulitan
belajar ( Surya, 1984 : 112 ).
2. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siwa setelah ia menerima
pengalaman belajar (Sudjana, 2009:22).
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini terarah dan tujuan penelitian tercapai, maka permasalahan pada
penelitian ini dibatasi pada penelitian yang dilakukan pada kelas VII SMP Negeri 14
Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran
Hakekat belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku
pada diri individu yang belajar. Menurut M.ali (1987:14) bahwa secara umum belajar
dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan
lingkungan. Dimana perilaku tersebut mengandung pengertian yang sangat luas, yaitu
mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Hal senada
juga disampaikan oleh Ahmadi (2004:128) yang mengungkapkan belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu yang memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan.
Matematika dapat dipandang sebagai salah satu cabang ilmu, sebagai suatu
struktur, sebagai suatu kumpulan sistem, dan sebagai bahasa atau alat. Sebagai suatu
struktur matematika adalah suatu struktur dari hubungan-hubungan yang mengkaitkan
simbol-simbol. Sebagai ilmu, matematika adalah ilmu yang bersifat terstruktur,
deduktif, sistematis, dan konsisten. Objek matematika adalah hal yang abstrak.
Matematika dibentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide,
proses dan penalaran.
Sebagai bahasa atau alat, matematika adalah alat untuk menyelesaikan masalah.
Dalam penyelesaian masalah nyata dilakukan tiga tahap, yaitu tahap pembentukan
model, tahap penanganan model dan tahap penerjemahan hasil. Matematika mempunyai
struktur yang kokoh, sistematis, konsisten. Sistem yang digunakan dalam matematika
adalah deduktif, yang terdiri dari sekumpulan pengertian pangkal, definisi, aksioma atau
postulat dan teorema atau dalil. Proses yang digunakan dalam penurunan teorema
disebut deduksi. Matematika akan berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi.
Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan
untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan kegiatan siswa belajar
matematika disekolah. Unsur-unsur pembelajaran matematika antara lain guru, proses
pembelajaran, siswa dan matematika sekolah. Pembelajaran matematika sekolah
5. merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Pembelajaran matematika memerlukan
pendekatan, metode, dan teknik. Variabel-variabel yang terlibat sulit didentifikasi,
saling terkait, dan bagaimana keterkaitannya sulit untuk dijelaskan.
Proses pembelajaran dalam konsep komunikasi pada dasarnya merupakan proses
komunikasi antara guru dan siswa, antara siswa, dan antar siswa dengan sumber belajar.
Pembelajaran matematika disekolah dikatakan berhasil jika siswa dapat belajar sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil jika
komunikasi yang terjadi didalam pembelajaran tersebut mampu menimbulkan intensitas
proses belajar yang tinggi.
2.2 Pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya
Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas
yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas.
Metode mengajar adalah cara penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau
secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh
siswa dengan baik (Ahmadi, 1997:52). Dengan demikian, makin baik metode mengajar,
makin efektif pula pencapaian tujuan. Salah satu metode yang dapat digunakan pada
kegiatan remedial adalah metode tutorial sebaya.
Tutor Sebaya adalah salah satu metode pembelajaran yang mana Tutor Sebaya
merupakan seorang atau beberapa orang yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu
murid-murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Murid yang dipilih sebagai
tutor hendaknya diperhatikan dari segi kemampuan dalam penguasaan materi dan
kemampuan membantu orang lain. Ini berarti tutor adalah murid yang tergolong baik
dalam prestasi belajarnya dan mempunyai hubungan sosial yang baik dengan teman-
temannya. Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta
didik, hal ini bisa terjadi ketika siswa yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya
sendiri kemudian membantu siswa lain yang kurang mampu.
Menurut Ischak dan Warji (1987:45) metode tutorial secara tutor sebaya adalah
para siswa yang mengalami kesulitan belajar diberi bantuan oleh teman-teman mereka
sekelas ataupun tidak sekelas yang mempunyai umur sebaya dengannya.
6. Menurut Rani (2004) mengemukakan bahwa metode tutor sebaya adalah
bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang kurang berprestasi dapat mengatasi
ketertinggalan.
Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa
teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa
enggan, takut, malu dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham
tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
Menurut Surya (1985 : 112) “hubungan antara murid yang satu dengan murid lain pada
umumnya terasa lebih dekat dibandingkan dengan hubungan murid dengan guru”.
Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan
hasil yang cukup baik terhadap hasil belajar.
Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan siswa. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara siswa yang
bekerja sama. Ketika siswa belajar dengan teman sebayanya, siswa juga
mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi dan
penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan lebih berhasil
dibandingkan guru.
2.3 Peran dan Manfaat Pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya
A. Peran Tutor Sebaya dalam Pembelajaran
Dalam menyelesaikan soal-soal matematika, pengajaran tutor sebaya sering
digunakan untuk membantu para siswa yang lambat menyelesaikan soal-soal yang
diberikan. Disinilah peran siswa yang ditunjuk sebagai tutor untuk membantu teman-
temannya dalam menyelesaikan soal matematika. Tutor sebaya berperan sebagai
pengganti guru dan guru disini hanya berperan sebagai pengawas.
Adapun kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih Tutor, yaitu :
1. Tutor dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang akan dibantu sehingga siswa
tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya.
2. Tutor dapat menerangkan materi yang akan diajarkan kepada teman-temannya.
3. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama teman.
4. Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan,
yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada teman-temannya.
7. Pembelajaran bantuan tutor sebaya memberikan keuntungan, baik bagi siswa tutor
maupun siswa yang dibimbing. Bagi tutor, dengan membimbing atau mengajarkan suatu
topik kepada temannya, maka pengertian terhadap materi itu akan menjadi lebih
mendalam. Sedangkan siswa yang dibimbing akan lebih cepat mengerti karena bahasa
siswa lebih mudah dimengerti oleh temannya. Tutor sebaya akan merasa bangga atas
perannya dan belajar dari hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan
diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar
dengan tutor sebaya, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih untuk
mendengarkan, berkonsentrasi dan memahami apa yang dipelajari.
Penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil
dibandingkan kepada guru. Dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa mudah
dipahami, tidak merasa enggan, rendah diri dan malu untuk bertanya atau meminta
bantuan. Kemudian akan membentuk suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab
antara murid atau siswa yang dibantu dengan murid atau siswa sebagai tutor yang
membantu. Dapat menambah motivasi belajar baik sebagai siswa yang dibantu atau
siswa yang sebagai tutor. Kekurangan yang didapat pada metode Tutor Sebaya ini
adalah bahwa tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya dan tidak semua
siswa mampu menjawab pertanyaan temannya.
B. Manfaat dalam pembelajaran
Adapun manfaat yang didapat dalam pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya
adalah sebagai berikut :
1. Melatih siswa untuk bekerja sama, toleransi, menghormati orang lain dan
mengembangkan keterampilan siswa.
2. Melatih jiwa kepemimpinan, disiplin dan tanggung jawab.
3. Memacu semangat belajar siswa.
4. Membangkitkan keberanian siswa untuk menyampaikan pendapat dan kesulitan-
kesulitan yang dihadapi kepada orang lain.
2.4 Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam Pembelajaran
Metode tutorial diberikan dengan bantuan tutor. Guru menunjuk beberapa siswa
untuk menjadi tutor. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa yang menjadi tutor,
8. kemudian siswa yang menjadi tutor diminta untuk mempelajari bahan ajar tersebut.
Pada pembelajaran Tutor Sebaya ini pelaksanannya dengan membagi kelas dalam
kelompok-kelompok kecil. Guru membentuk suatu kelompok dimana masing-masing
kelompok diberi tutor yang telah ditentukan.
Untuk sumber belajarnya bukan hanya guru melainkan teman sebaya yang pandai
dan cepat menguasai suatu materi tertentu. Dalam pembelajaran matematika ini, siswa
yang menjadi tutor hendaknya mempunyai kempampuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga pada saat ia memberikan bimbingan, ia
sudah dapat menguasai bahan yang akan disampaikan.
Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil sangat cocok digunakan
dalam pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga
siswa menjadi terampil dan berani mengemukakan pendapatnya dalam proses
pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya sangat efektif dalam
peningkatan hasil belajar siswa dan keunggulan model pembelajaran tutor sebaya juga
ditunjukkan oleh hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan.
2.5 Hasil Belajar
Sudjana (2009:22) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
Hasil belajar juga merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui
keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan
bahwa ia telah berhasil dalam belajar.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, dari dalam individu siswa berupa
kemampuan personal (intern) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan
demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya
usaha atau kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kemampuan sehingga
nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada
diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu bukti
keberhasilan seseorang dalam mempelajari pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
9. bentuk nilai yang diperoleh dari evaluasi. Hasil belajar dalam penelitian ini nilai tes
siswa diberi pembelajaran remedial dengan metode tutorial sebaya.
2.6 Respon Siswa
Menurut kamus besar bahasa Indonesia respon berarti tanggapan, reaksi atau
jawaban. Sedangkan respon siswa terhadap pelajaran adalah reaksi siswa setelah
melakukan pembelajaran. Reaksi siswa dapat berupa reaksi positif dan negatif.
Respon siswa terhadap metode pembelajaran disertai dengan perasaan positif atau
negatif. Jika siswa mempunyai respon positif terhadap proses pembelajaran yang
diterapkan maka siswa menilai pembelajaran tersebut bermanfaat baginya . Sebaliknya
jika siswa merespon negatif proses pembelajaran yang diterapkan, berarti siswa menilai
bahwa pembelajaran tersebut tidak bermanfaat baginya.
2.7 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan Pami Sistri (2007) tentang Penerapan Pembelajaran
Remedial dengan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kota Bengkulu dengan sampel siswa yang
mempunyai tingkat kemampuan awalnya rendah, menemukan bahwa secara umum
pelaksanaan tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa yang tingkat
kemampuan awalnya rendah dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
Penelitian yang dilakukan Selmi Huda (2001) tentang Upaya Meminimalkan
Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Statistika Melalui Remedial Tutor
Sebaya di Kelas II SLTP Negeri 4 Sukaraja. Dimana salah satu kelas yang mempunyai
prestasi yang heterogen, maksudnya terdapat siswa yang pandai, sedang, dan rendah,
menemukan bahwa melalui metode tutor sebaya efektifitas belajar siswa dapat
ditingkatkan dan kesulitan belajar siswa dapat diminimalkan.
10. BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Suhardjono dan Arikunto (2009: 57) berpendapat bahwa PTK adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru, bekerjasama oleh peneliti di kelas atau di sekolah tempat ia
mengajar dengan penekanan dan penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis
pembelajaran. Dalam PTK guru melakukan penelitian di dalam kelas melalui refleksi
diri untuk memperbaiki cara pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar secara
optimal.
3.2 Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu Tahun
Ajaran 2011/2012 yang mempunyai hasil belajar rendah (belum tuntas belajar). Dipilih
satu kelas sebagai subyek penelitian, karena pada satu kelas keakraban antarsesama
siswa lebih erat dibandingan dengan keakraban siswa yang berbeda kelas. Hal ini cocok
untuk pembelajaran dengan metode tutor sebaya yang membutuhkan keakraban
antarsesama.
3.3 Faktor Yang Diteliti
Faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran remedial dengan metode
tutor sebaya.
2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran remedial dengan metode tutor
sebaya.
3. Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran remedial dengan metode tutor
sebaya.
11. 3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 14 Kota
Bengkulu yang beralokasi di jalan Zainul Arifin Bengkulu pada semester genap tahun
ajaran 2011/2012. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik
sekolah.
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari tiga
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu : (1) tahap perencanaan, (2) tahap
pelaksanaan tindakan, (3) tahap pengamatan, (4) tahap repleksi. Empat tahap tersebut
digambarkan pada bagan berikut :
Gambar 3.1 Model Siklus PTK (Arikunto, 2006 : 16)
A. Refleksi Awal
Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal
di kelas VII SMPN 14 Kota Bengkulu. Observasi awal tersebut berupa wawancara
dengan guru bidang studi matematika mengenai proses belajar mengajar di dalam kelas
untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam kelas selama
proses belajar mengajar. Peneliti juga meminta rekap nilai matematika siswa semester I
12. atau meminta siswa mengumpulkan rapor untuk melihat nilai matematika semester I,
yang akan digunakan oleh peneliti dalam menentukan kelas yang akan menjadi subjek
penelitian.
B. Persiapan tindakan
a. Melakukan tes diagnostik dan menganalisa hasil tes diagnostik tersebut.
b. Menentukan materi yang akan diremedialkan.
c. Menentukan tutor dan peserta tutorial.
d. Menyusun kelompok belajar siswa dimana setiap kelompok terdapat satu tutor.
e. Memberitahukan kepada siswa tentang pembagian kelompok dan materi.
f. Menentukan tindakan yang akan diberikan pada tutor untuk mempersiapkan
materi.
Ada tiga alternatif tindakan yang dapat diberikan kepada tutor, antara lain :
- Tutor diminta mempelajari sendiri materi yang diberikan.
- Tutor mendapatkan bimbingan langsung dari guru (peneliti) mengenai materi
yang akan diajarkan.
- Selain tutor mendapatkan bimbingan langsung dari guru (peneliti), tutor juga
diberikan LKS untuk memudahkan tutor dalam memahami materi dan dapat
dijadikan bagi tutor untuk menjelaskan materi tersebut pada peserta tutorial
yang dibimbingnya.
g. Memberikan penjelasan kepada siswa tutor tentang pelaksanaan pembelajaran
dengan metode tutor sebaya dan materi yang akan disampaikan.
h. Membuat lembar observasi pembelajaran, daftar aktivitas siswa dalam kelompok
dan angket respon siswa.
Siklus pertama
1. Rencana Tindakan
Peneliti membuat rencana pembelajaran dengan metode tutor sebaya,
dengan membuat rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan, membuat soal-
soal latihan yang akan dikerjakan siswa pada pembelajaran dengan metode tutor
sebaya, membuat pedoman kerja tutor dan menyusun soal tes akhir siklus.
13. 2. Pelaksanaan Tindakan
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi belajar siswa.
2) Menyampaikan informasi kepada siswa mengenai materi yang akan
diajarkan.
3) Meminta siswa untuk duduk pada kelompoknya masing-masing.
4) Membagi soal-soal latihan yang akan dikerjakan siswa pada pembelajaran
dengan metode tutor sebaya.
5) Tutor dan peserta tutorial membahas bersama soal-soal latihan yang
diberikan guru.
6) Memberikan kesempatan kepada peserta tutorial untuk menanyakan materi
yang belum mereka pahami kepada tutor pada kelompok mereka masing-
masing dengan sejelas-jelasnya. Jika ada materi yang tidak dipahami oleh
tutor, tutor segera menanyakan kepada guru.
7) Mengingatkan kepada tutor untuk menjelaskan ulang materi yang dibahas
kepada peserta tutor yang dibimbingnya.
8) Melakukan pengawasan dan memberikan bimbingan seperlunya kepada
siswa dan meminta salah seorang peserta tutor untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompok mereka.
9) Membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
10) Memberikan tes kepada siswa secara individu yang dilakukan pada akhir
siklus.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mencatat semua temuan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Pengamatan pada penelitian ini ada dua jenis,
pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
menggunakan lembar observasi pembelajaran dan pengamatan keaktifan siswa
dengan menggunakan lembar aktivitas siswa tiap kelompok. Observasi
dilakukan oleh peneliti dan pengamat.
4. Refleksi
Pada tahap ini, semua hasil yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis
untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan siklus pertama. Melalui
refleksi peneliti dapat mengendentifikasi hal-hal yang belum tercapai serta
14. menelaah penyebab kurang berhasilanya tindakan dan merumuskan cara
memperbaiki hal-hal yang kurang berhasil. Hasil refleksi dapat dijadikan dasar
untuk memutuskan rencana tindak lanjut atau perlu tidaknya siklus berikutnya.
Kegiatan pada siklus I selalu berulang pada siklus berikutnya dengan berbagai
perbaikan apabila diperlukan. Data yang diperoleh dari setiap siklus dianalisis dengan
teknik analisis yang telah disiapkan.
3.6 Instrumen Penilaian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data evaluasi proses belajar
mengajar dengan metode Tutor Sebaya berupa lembar aktivitas siswa yang
digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada
setiap siklus. Lembar aktivitas siswa terdiri dari lembar aktivitas individu dan
lembar aktivitas klasikal.
2. Tes Hasil Belajar
Tes merupakan cara atau prosedur yang digunakan dalam rangka
pengukuran dan penelitian dibidang pendidikan. Tes akhir dapat dikuasai oleh
siswa dengan baik dan mengetahui apakah hasil belajar mengalami peningkatan
pada setiap siklus.
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes hasil belajar akan dianalisis secara
deskriptif kuantitatif.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa
pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan sebagian pedoman untuk
memperbaiki pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus selanjutnya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Adapun aktivitas yang
diamati pada lembar observasi aktivitas siswa adalah :
15. 1) Siswa membaca dan memahami permasalahan matematika yang diberikan
guru.
2) Siswa mengemukakan gagasan untuk menentukan hipotesis terhadap
permasalahan yang diberikan.
3) Siswa bersama kelompoknya merancang percobaan.
4) Siswa dalam kelompoknya mengungkapkan gagasan dan melakukan
percobaan untuk menyelesaikan masalah
5) Siswa menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri.
6) Siswa mengumpulkan data yang diperoleh dalam bentuk tabel dalam LKS.
7) Siswa melakukan uji coba terhadap data yang diperoleh.
8) Siswa dalam kelompok menganalisis data yang diperoleh.
9) Siswa membuat kesimpulan yang diajukan oleh kelompok lain.
Lembar observasi aktivitas siswa diolah dengan menggunakan
persamaan berikut ini :
Lembar observasi aktivitas siswa terdiri dari 10 butir aspek yang diamati.
Data setiap aspek dapat diolah dengan ketentuan pemberian skor sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Skor nilai untuk setiap butir lembar observasi aktivitas siswa
Kriteria Penilaian Notasi Skor Nilai
Kurang K 1
Cukup C 2
Baik B 3
16. Interval kategori penilaian lembar observasi aktivitas siswa adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.3 Skor nilai untuk setiap butir lembar observasi
Kriteria Penilaian Kisaran Skor
Kurang Aktif 10 – 16
Cukup Aktif 17 – 23
Aktif 24 – 30
2. Tes Hasil Belajar
Data tes dianalisis dengan menggunakan nilai rata-rata siswa, dan
ketuntasan belajar klasikal siswa. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar
kognitif siswa pada setiap siklus.
Nilai Rata-rata
Keterangan : = Nilai rata-rata siswa
: = Jumlah nilai siswa
: = Jumlah siswa
Ketuntasan Belajar Klasikal
Keterangan : KB = Ketuntasan belajar
: Ns = Jumlah siswa yang memperoleh
:S = Jumlah seluruh siswa
3.8 Indikator Keberhasilan Tindakan
Tindakan akan diberhentikan bila kriteria keberhasilan tindakan telah tercapai.
Kriteria keberhasilan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan
berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matematika SMP Negeri 14 Kota
Bengkulu dan pertimbangan peneliti.
17. Adapun indikator keberhasilan tindakan sebagai berikut :
1. Indikator keberhasilan tindakan untuk aktivitas belajar siswa
Kegiatan pembelajaran matematika dengan menerapakan metode tutor sebaya di
kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu dikatakan dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa, jika dari hasil observasi aktivitas siswa meningkat setiap
siklus dengan skor rata-rata pengamat adalah dengan kriteria skor aktif.
2. Indikator keberhasilan tindakan untuk hasil belajar siswa
Kegiatan pembelajaran matematika dengan penerapan pembelajaran tutor
sebaya di kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu. Tindakan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa jika nilai rata-rata seluruh siswa meningkat
pada setiap siklus dan mencapai dan persentase ketuntasan belajar
klasikal .
18. Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Joko Tri. 1987. Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah
Komponen MKDK. Bandung : Pustaka Setia
Ali, Muhammad. 1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Biru
Algensindo
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Huda, Selmi. 2001. Upaya Meminimalkan Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Statistika Melalui Remedial Tutor Sebaya di Kelas II SLTP Negeri 4
Sukaraja. Bengkulu : Skripsi
Sistri, Pami. 2007. Penerapan Pembelajaran Remedial dengan Metode Tutor Sebaya
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bengkulu : Skripsi
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Surya, Mohammad. 1985. Psikologi Pendidikan. Bandung : Unit Percetakan Offset
IKIP Bandung