SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
BAB I
                                PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
   Dewasa ini, proses pembelajaran di kelas kurang meningkatkan aktifitas siswa
terutama dalam pembelajaran matematika. Salah satu faktor yang sangat mendukung
keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam
menerapkan metode pembelajaran. Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Saat ini guru dituntut untuk lebih inovatif
dan kreatif dalam menentukan atau memilih metode pembelajaran yang digunakan serta
menguasai metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran tersebut, supaya proses
pembelajaran akan lebih baik dan lebih efektif. Dalam kegiatan belajar mengajar,
metode sangat diperlukan oleh guru. Pendekatan belajar dan strategi atau kiat
melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang turut
menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa.
   Dalam pembelajaran matematika, sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan
oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sisi lain yang menjadikan
matematika itu dianggap siswa pelajaran yang sulit adalah bahasa yang digunakan oleh
guru. Dalam hal ini tentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada
bahasa gurunya. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung aktif dan menyenagkan.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi tersebut
adalah pendekatan dengan metode Tutor Sebaya.
   Dengan     memperhatikan      tingkat   perkembangan        siswa   yang   kecepatan
perkembangannya serba tak sama (heterogen) dan           keanekaragaman potensi atau
kemampuan yang dimiliki siswa dalam memahami sebuah pelajaran sering
menimbulkan masalah, antara lain kadang ada siswa yang sangat cepat memahami
materi dan ada yang merasa kesulitan dalam memahami materi, maka dari itu guru yang
mengajar juga harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa.
   Metodel pembelajaran tutor sebaya sangat membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran karena siswa akan lebih terbuka bebas menyampaikan kesulitan-
kesulitan yang dihadapi kepada temannya daripada kepada gurunya, dengan begitu
siswa akan lebih memahami materi dan tidak merasa enggan, takut dan malu lagi untuk
bertanya.


1.2 Rumusan Masalah
   Adapun rumusan masalah yang diambil dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
   a. Bagaimana penerapan metode Tutor Sebaya sehingga dapat meningkatkan
       aktivitas belajar siswa?
   b. Bagaimana penerapan metode Tutor Sebaya sehingga dapat meningkatkan hasil
       belajar siswa?


1.3 Tujuan Penelitian
   Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
   1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Tutor Sebaya sehingga dapat
       meningkatkan aktivitas belajar siswa.
   2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Tutor Sebaya sehingga dapat
       meningkatkan hasil belajar siswa.


1.4 Manfaat Penelitian
       Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini dapat dikemukakan
   sebagai berikut :
   a. Bagi siswa
       Dengan proses pembelajaran yang menggunakan teman sendiri sebagai tutor
       akan memberikan kesempatan yang leluasa pada siswa untuk bertanya,
       mentransfer dan menyerap materi pelajaran sehingga dapat membantu siswa
       untuk menguasai materi pelajaran.
   b. Bagi guru
       Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan strategi/model pembelajaran
       matematika yang tepat sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
   c. Bagi peneliti
       Melalui penelitian ini peneliti memperoleh wawasan dan pengalaman dalam
       merancang serta menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan tutor sebaya.
1.5 Batasan Istilah
   1. Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang murid yang ditunjuk dan
       ditugaskan untuk membantu murid-murid tertentu yang mengalami kesulitan
       belajar ( Surya, 1984 : 112 ).
   2. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siwa setelah ia menerima
       pengalaman belajar (Sudjana, 2009:22).


1.6 Ruang Lingkup Penelitian
  Agar penelitian ini terarah dan tujuan penelitian tercapai, maka permasalahan pada
penelitian ini dibatasi pada penelitian yang dilakukan pada kelas VII SMP Negeri 14
Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012
BAB II
                               TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran
     Hakekat belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku
pada diri individu yang belajar. Menurut M.ali (1987:14) bahwa secara umum belajar
dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan
lingkungan. Dimana perilaku tersebut mengandung pengertian yang sangat luas, yaitu
mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Hal senada
juga disampaikan oleh Ahmadi (2004:128) yang mengungkapkan belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu yang memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan.
     Matematika dapat dipandang sebagai salah satu cabang ilmu, sebagai suatu
struktur, sebagai suatu kumpulan sistem, dan sebagai bahasa atau alat. Sebagai suatu
struktur matematika adalah suatu struktur dari hubungan-hubungan yang mengkaitkan
simbol-simbol. Sebagai ilmu, matematika adalah ilmu yang bersifat terstruktur,
deduktif, sistematis, dan konsisten. Objek matematika adalah hal yang abstrak.
Matematika dibentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide,
proses dan penalaran.
       Sebagai bahasa atau alat, matematika adalah alat untuk menyelesaikan masalah.
Dalam penyelesaian masalah nyata dilakukan tiga tahap, yaitu tahap pembentukan
model, tahap penanganan model dan tahap penerjemahan hasil. Matematika mempunyai
struktur yang kokoh, sistematis, konsisten. Sistem yang digunakan dalam matematika
adalah deduktif, yang terdiri dari sekumpulan pengertian pangkal, definisi, aksioma atau
postulat dan teorema atau dalil. Proses yang digunakan dalam penurunan teorema
disebut deduksi. Matematika akan berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi.
       Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan
untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan kegiatan siswa belajar
matematika disekolah. Unsur-unsur pembelajaran matematika antara lain guru, proses
pembelajaran, siswa dan matematika sekolah. Pembelajaran matematika sekolah
merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Pembelajaran matematika memerlukan
pendekatan, metode, dan teknik. Variabel-variabel yang terlibat sulit didentifikasi,
saling terkait, dan bagaimana keterkaitannya sulit untuk dijelaskan.
       Proses pembelajaran dalam konsep komunikasi pada dasarnya merupakan proses
komunikasi antara guru dan siswa, antara siswa, dan antar siswa dengan sumber belajar.
Pembelajaran matematika disekolah dikatakan berhasil jika siswa dapat belajar sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil jika
komunikasi yang terjadi didalam pembelajaran tersebut mampu menimbulkan intensitas
proses belajar yang tinggi.


2.2 Pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya
       Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas
yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas.
       Metode mengajar adalah cara penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau
secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh
siswa dengan baik (Ahmadi, 1997:52). Dengan demikian, makin baik metode mengajar,
makin efektif pula pencapaian tujuan. Salah satu metode yang dapat digunakan pada
kegiatan remedial adalah metode tutorial sebaya.
       Tutor Sebaya adalah salah satu metode pembelajaran yang mana Tutor Sebaya
merupakan seorang atau beberapa orang yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu
murid-murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Murid yang dipilih sebagai
tutor hendaknya diperhatikan dari segi kemampuan dalam penguasaan materi dan
kemampuan membantu orang lain. Ini berarti tutor adalah murid yang tergolong baik
dalam prestasi belajarnya dan mempunyai hubungan sosial yang baik dengan teman-
temannya. Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta
didik, hal ini bisa terjadi ketika siswa yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya
sendiri kemudian membantu siswa lain yang kurang mampu.
       Menurut Ischak dan Warji (1987:45) metode tutorial secara tutor sebaya adalah
para siswa yang mengalami kesulitan belajar diberi bantuan oleh teman-teman mereka
sekelas ataupun tidak sekelas yang mempunyai umur sebaya dengannya.
Menurut Rani (2004) mengemukakan bahwa metode tutor sebaya adalah
bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang kurang berprestasi dapat mengatasi
ketertinggalan.
       Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa
teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa
enggan, takut, malu dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham
tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
Menurut Surya (1985 : 112) “hubungan antara murid yang satu dengan murid lain pada
umumnya terasa lebih dekat dibandingkan dengan hubungan murid dengan guru”.
Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan
hasil yang cukup baik terhadap hasil belajar.
       Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan siswa. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara siswa yang
bekerja sama. Ketika siswa belajar dengan teman sebayanya, siswa juga
mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi dan
penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan lebih berhasil
dibandingkan guru.


2.3 Peran dan Manfaat Pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya
A. Peran Tutor Sebaya dalam Pembelajaran
   Dalam menyelesaikan soal-soal matematika, pengajaran tutor sebaya sering
digunakan untuk membantu para siswa yang lambat menyelesaikan soal-soal yang
diberikan. Disinilah peran siswa yang ditunjuk sebagai tutor untuk membantu teman-
temannya dalam menyelesaikan soal matematika. Tutor sebaya berperan sebagai
pengganti guru dan guru disini hanya berperan sebagai pengawas.
   Adapun kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih Tutor, yaitu :
   1. Tutor dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang akan dibantu sehingga siswa
       tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya.
   2. Tutor dapat menerangkan materi yang akan diajarkan kepada teman-temannya.
   3. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama teman.
   4. Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan,
       yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada teman-temannya.
Pembelajaran bantuan tutor sebaya memberikan keuntungan, baik bagi siswa tutor
maupun siswa yang dibimbing. Bagi tutor, dengan membimbing atau mengajarkan suatu
topik kepada temannya, maka pengertian terhadap materi itu akan menjadi lebih
mendalam. Sedangkan siswa yang dibimbing akan lebih cepat mengerti karena bahasa
siswa lebih mudah dimengerti oleh temannya. Tutor sebaya akan merasa bangga atas
perannya dan belajar dari hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan
diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar
dengan tutor sebaya, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih untuk
mendengarkan, berkonsentrasi dan memahami apa yang dipelajari.
   Penjelasan tutor sebaya      kepada temannya     lebih memungkinkan berhasil
dibandingkan kepada guru. Dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa mudah
dipahami, tidak merasa enggan, rendah diri dan malu untuk bertanya atau meminta
bantuan. Kemudian akan membentuk suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab
antara murid atau siswa yang dibantu dengan murid atau siswa sebagai tutor yang
membantu. Dapat menambah motivasi belajar baik sebagai siswa yang dibantu atau
siswa yang sebagai tutor. Kekurangan yang didapat pada metode Tutor Sebaya ini
adalah bahwa tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya dan tidak semua
siswa mampu menjawab pertanyaan temannya.


B. Manfaat dalam pembelajaran
   Adapun manfaat yang didapat dalam pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya
adalah sebagai berikut :
   1. Melatih siswa untuk bekerja sama, toleransi, menghormati orang lain dan
       mengembangkan keterampilan siswa.
   2. Melatih jiwa kepemimpinan, disiplin dan tanggung jawab.
   3. Memacu semangat belajar siswa.
   4. Membangkitkan keberanian siswa untuk menyampaikan pendapat dan kesulitan-
       kesulitan yang dihadapi kepada orang lain.


2.4 Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam Pembelajaran
   Metode tutorial diberikan dengan bantuan tutor. Guru menunjuk beberapa siswa
untuk menjadi tutor. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa yang menjadi tutor,
kemudian siswa yang menjadi tutor diminta untuk mempelajari bahan ajar tersebut.
Pada pembelajaran Tutor Sebaya ini pelaksanannya dengan membagi kelas dalam
kelompok-kelompok kecil. Guru membentuk suatu kelompok dimana masing-masing
kelompok diberi tutor yang telah ditentukan.
     Untuk sumber belajarnya bukan hanya guru melainkan teman sebaya yang pandai
dan cepat menguasai suatu materi tertentu. Dalam pembelajaran matematika ini, siswa
yang menjadi tutor hendaknya mempunyai kempampuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga pada saat ia memberikan bimbingan, ia
sudah dapat menguasai bahan yang akan disampaikan.
       Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil sangat cocok digunakan
dalam pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga
siswa menjadi terampil dan berani mengemukakan pendapatnya dalam proses
pembelajaran. Penerapan model pembelajaran          Tutor Sebaya sangat efektif dalam
peningkatan hasil belajar siswa dan keunggulan model pembelajaran tutor sebaya juga
ditunjukkan oleh hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan.


2.5 Hasil Belajar
    Sudjana (2009:22) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
    Hasil belajar juga merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui
keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan
bahwa ia telah berhasil dalam belajar.
    Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, dari dalam individu siswa berupa
kemampuan personal (intern) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan
demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya
usaha atau kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kemampuan sehingga
nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada
diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
   Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu bukti
keberhasilan seseorang dalam mempelajari pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
bentuk nilai yang diperoleh dari evaluasi. Hasil belajar dalam penelitian ini nilai tes
siswa diberi pembelajaran remedial dengan metode tutorial sebaya.


2.6 Respon Siswa
   Menurut kamus besar bahasa Indonesia respon berarti tanggapan, reaksi atau
jawaban. Sedangkan respon siswa terhadap pelajaran adalah reaksi siswa setelah
melakukan pembelajaran. Reaksi siswa dapat berupa reaksi positif dan negatif.
   Respon siswa terhadap metode pembelajaran disertai dengan perasaan positif atau
negatif. Jika siswa mempunyai respon positif terhadap proses pembelajaran yang
diterapkan maka siswa menilai pembelajaran tersebut bermanfaat baginya . Sebaliknya
jika siswa merespon negatif proses pembelajaran yang diterapkan, berarti siswa menilai
bahwa pembelajaran tersebut tidak bermanfaat baginya.


2.7 Penelitian yang Relevan
   Penelitian yang dilakukan Pami Sistri (2007) tentang Penerapan Pembelajaran
Remedial dengan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kota Bengkulu dengan sampel siswa yang
mempunyai tingkat kemampuan awalnya rendah, menemukan bahwa secara umum
pelaksanaan tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa yang tingkat
kemampuan awalnya rendah dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
   Penelitian yang dilakukan Selmi Huda (2001) tentang Upaya Meminimalkan
Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Statistika Melalui Remedial Tutor
Sebaya di Kelas II SLTP Negeri 4 Sukaraja. Dimana salah satu kelas yang mempunyai
prestasi yang heterogen, maksudnya terdapat siswa yang pandai, sedang, dan rendah,
menemukan bahwa melalui metode tutor sebaya efektifitas belajar siswa dapat
ditingkatkan dan kesulitan belajar siswa dapat diminimalkan.
BAB III
                        METODELOGI PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian
    Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Suhardjono dan Arikunto (2009: 57) berpendapat bahwa PTK adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru, bekerjasama oleh peneliti di kelas atau di sekolah tempat ia
mengajar dengan penekanan dan penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis
pembelajaran. Dalam PTK guru melakukan penelitian di dalam kelas melalui refleksi
diri untuk memperbaiki cara pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar secara
optimal.


3.2 Subyek penelitian
    Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu Tahun
Ajaran 2011/2012 yang mempunyai hasil belajar rendah (belum tuntas belajar). Dipilih
satu kelas sebagai subyek penelitian, karena pada satu kelas keakraban antarsesama
siswa lebih erat dibandingan dengan keakraban siswa yang berbeda kelas. Hal ini cocok
untuk pembelajaran dengan metode tutor sebaya yang membutuhkan keakraban
antarsesama.


3.3 Faktor Yang Diteliti
   Faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
   1. Hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran remedial dengan metode
       tutor sebaya.
   2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran remedial dengan metode tutor
       sebaya.
   3. Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran remedial dengan metode tutor
       sebaya.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 14 Kota
Bengkulu yang beralokasi di jalan Zainul Arifin Bengkulu pada semester genap tahun
ajaran 2011/2012. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik
sekolah.


3.5 Prosedur Penelitian
    Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari tiga
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu : (1) tahap perencanaan, (2) tahap
pelaksanaan tindakan, (3) tahap pengamatan, (4) tahap repleksi. Empat tahap tersebut
digambarkan pada bagan berikut :




                   Gambar 3.1 Model Siklus PTK (Arikunto, 2006 : 16)


A. Refleksi Awal
     Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal
di kelas VII SMPN 14 Kota Bengkulu. Observasi awal tersebut berupa wawancara
dengan guru bidang studi matematika mengenai proses belajar mengajar di dalam kelas
untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam kelas selama
proses belajar mengajar. Peneliti juga meminta rekap nilai matematika siswa semester I
atau meminta siswa mengumpulkan rapor untuk melihat nilai matematika semester I,
yang akan digunakan oleh peneliti dalam menentukan kelas yang akan menjadi subjek
penelitian.


B. Persiapan tindakan
   a. Melakukan tes diagnostik dan menganalisa hasil tes diagnostik tersebut.
   b. Menentukan materi yang akan diremedialkan.
   c. Menentukan tutor dan peserta tutorial.
   d. Menyusun kelompok belajar siswa dimana setiap kelompok terdapat satu tutor.
   e. Memberitahukan kepada siswa tentang pembagian kelompok dan materi.
   f. Menentukan tindakan yang akan diberikan pada tutor untuk mempersiapkan
       materi.
       Ada tiga alternatif tindakan yang dapat diberikan kepada tutor, antara lain :
       -      Tutor diminta mempelajari sendiri materi yang diberikan.
       -      Tutor mendapatkan bimbingan langsung dari guru (peneliti) mengenai materi
              yang akan diajarkan.
       -      Selain tutor mendapatkan bimbingan langsung dari guru (peneliti), tutor juga
              diberikan LKS untuk memudahkan tutor dalam memahami materi dan dapat
              dijadikan bagi tutor untuk menjelaskan materi tersebut pada peserta tutorial
              yang dibimbingnya.
   g. Memberikan penjelasan kepada siswa tutor tentang pelaksanaan pembelajaran
       dengan metode tutor sebaya dan materi yang akan disampaikan.
   h. Membuat lembar observasi pembelajaran, daftar aktivitas siswa dalam kelompok
       dan angket respon siswa.


   Siklus pertama
   1. Rencana Tindakan
                 Peneliti membuat rencana pembelajaran dengan metode tutor sebaya,
       dengan membuat rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan, membuat soal-
       soal latihan yang akan dikerjakan siswa pada pembelajaran dengan metode tutor
       sebaya, membuat pedoman kerja tutor dan menyusun soal tes akhir siklus.
2. Pelaksanaan Tindakan
   1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi belajar siswa.
   2) Menyampaikan informasi kepada siswa mengenai materi yang akan
      diajarkan.
   3) Meminta siswa untuk duduk pada kelompoknya masing-masing.
   4) Membagi soal-soal latihan yang akan dikerjakan siswa pada pembelajaran
      dengan metode tutor sebaya.
   5) Tutor dan peserta tutorial membahas bersama soal-soal latihan yang
      diberikan guru.
   6) Memberikan kesempatan kepada peserta tutorial untuk menanyakan materi
      yang belum mereka pahami kepada tutor pada kelompok mereka masing-
      masing dengan sejelas-jelasnya. Jika ada materi yang tidak dipahami oleh
      tutor, tutor segera menanyakan kepada guru.
   7) Mengingatkan kepada tutor untuk menjelaskan ulang materi yang dibahas
      kepada peserta tutor yang dibimbingnya.
   8) Melakukan pengawasan dan memberikan bimbingan seperlunya kepada
      siswa dan meminta salah seorang peserta tutor untuk mempresentasikan hasil
      kerja kelompok mereka.
   9) Membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
   10) Memberikan tes kepada siswa secara individu yang dilakukan pada akhir
      siklus.
3. Observasi
          Observasi dilakukan untuk mencatat semua temuan selama kegiatan
   pembelajaran berlangsung.    Pengamatan pada penelitian ini ada dua jenis,
   pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
   menggunakan lembar observasi pembelajaran dan pengamatan keaktifan siswa
   dengan menggunakan lembar aktivitas siswa tiap kelompok. Observasi
   dilakukan oleh peneliti dan pengamat.
4. Refleksi
          Pada tahap ini, semua hasil yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis
   untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan siklus pertama. Melalui
   refleksi peneliti dapat mengendentifikasi hal-hal yang belum tercapai serta
menelaah penyebab kurang berhasilanya tindakan dan merumuskan cara
       memperbaiki hal-hal yang kurang berhasil. Hasil refleksi dapat dijadikan dasar
       untuk memutuskan rencana tindak lanjut atau perlu tidaknya siklus berikutnya.
   Kegiatan pada siklus I selalu berulang pada siklus berikutnya dengan berbagai
perbaikan apabila diperlukan. Data yang diperoleh dari setiap siklus dianalisis dengan
teknik analisis yang telah disiapkan.


3.6 Instrumen Penilaian
   Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari :
   1. Lembar Observasi
           Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data evaluasi proses belajar
       mengajar dengan metode Tutor Sebaya berupa lembar aktivitas siswa yang
       digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada
       setiap siklus. Lembar aktivitas siswa terdiri dari lembar aktivitas individu dan
       lembar aktivitas klasikal.
   2. Tes Hasil Belajar
           Tes merupakan cara atau prosedur yang digunakan dalam rangka
       pengukuran dan penelitian dibidang pendidikan. Tes akhir dapat dikuasai oleh
       siswa dengan baik dan mengetahui apakah hasil belajar mengalami peningkatan
       pada setiap siklus.


3.7 Teknik Analisis Data
   Data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes hasil belajar akan dianalisis secara
   deskriptif kuantitatif.
   1. Lembar Observasi
               Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa
       pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan sebagian pedoman untuk
       memperbaiki pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus selanjutnya.
       Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas siswa
       dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Adapun aktivitas yang
       diamati pada lembar observasi aktivitas siswa adalah :
1) Siswa membaca dan memahami permasalahan matematika yang diberikan
    guru.
2) Siswa mengemukakan gagasan untuk menentukan hipotesis terhadap
    permasalahan yang diberikan.
3) Siswa bersama kelompoknya merancang percobaan.
4) Siswa dalam kelompoknya mengungkapkan gagasan dan melakukan
    percobaan untuk menyelesaikan masalah
5) Siswa menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri.
6) Siswa mengumpulkan data yang diperoleh dalam bentuk tabel dalam LKS.
7) Siswa melakukan uji coba terhadap data yang diperoleh.
8) Siswa dalam kelompok menganalisis data yang diperoleh.
9) Siswa membuat kesimpulan yang diajukan oleh kelompok lain.
       Lembar observasi aktivitas siswa diolah dengan menggunakan
persamaan berikut ini :




Lembar observasi aktivitas siswa terdiri dari 10 butir aspek yang diamati.
Data setiap aspek dapat diolah dengan ketentuan pemberian skor sebagai
berikut :
   Tabel 3.2 Skor nilai untuk setiap butir lembar observasi aktivitas siswa
    Kriteria Penilaian        Notasi       Skor Nilai
            Kurang               K              1
            Cukup                C              2
             Baik                B              3
Interval kategori penilaian lembar observasi aktivitas siswa adalah sebagai
       berikut :
          Tabel 3.3 Skor nilai untuk setiap butir lembar observasi
               Kriteria Penilaian                      Kisaran Skor
                   Kurang Aktif                          10 – 16
                   Cukup Aktif                           17 – 23
                      Aktif                              24 – 30


   2. Tes Hasil Belajar
              Data tes dianalisis dengan menggunakan nilai rata-rata siswa, dan
       ketuntasan belajar klasikal siswa. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar
       kognitif siswa pada setiap siklus.
       Nilai Rata-rata



       Keterangan               :      = Nilai rata-rata siswa
                                :      = Jumlah nilai siswa
                                :      = Jumlah siswa


       Ketuntasan Belajar Klasikal



       Keterangan        : KB   = Ketuntasan belajar
                         : Ns   = Jumlah siswa yang memperoleh
                         :S     = Jumlah seluruh siswa


3.8 Indikator Keberhasilan Tindakan
   Tindakan akan diberhentikan bila kriteria keberhasilan tindakan telah tercapai.
Kriteria keberhasilan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan
berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matematika SMP Negeri 14 Kota
Bengkulu dan pertimbangan peneliti.
Adapun indikator keberhasilan tindakan sebagai berikut :
1. Indikator keberhasilan tindakan untuk aktivitas belajar siswa
   Kegiatan pembelajaran matematika dengan menerapakan metode tutor sebaya di
   kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu dikatakan dapat meningkatkan
   aktivitas belajar siswa, jika dari hasil observasi aktivitas siswa meningkat setiap
   siklus dengan skor rata-rata pengamat adalah         dengan kriteria skor aktif.
2. Indikator keberhasilan tindakan untuk hasil belajar siswa
   Kegiatan pembelajaran matematika dengan penerapan               pembelajaran tutor
   sebaya di kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu. Tindakan dapat
   meningkatkan hasil belajar siswa jika nilai rata-rata seluruh siswa meningkat
   pada setiap siklus dan mencapai                dan persentase ketuntasan belajar
   klasikal         .
Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan Joko Tri. 1987. Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah
       Komponen MKDK. Bandung : Pustaka Setia

Ali, Muhammad. 1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Biru
       Algensindo

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Huda, Selmi. 2001. Upaya Meminimalkan Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok
       Bahasan Statistika Melalui Remedial Tutor Sebaya di Kelas II SLTP Negeri 4
       Sukaraja. Bengkulu : Skripsi

Sistri, Pami. 2007. Penerapan Pembelajaran Remedial dengan Metode Tutor Sebaya
       untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bengkulu : Skripsi

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
       Rosdakarya

Surya, Mohammad. 1985. Psikologi Pendidikan. Bandung : Unit Percetakan Offset
       IKIP Bandung

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pemebelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial
Pemebelajaran Berbasis Komputer Model TutorialPemebelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial
Pemebelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial
Sitha98
 
Jurnal Metodologi Penelitian
Jurnal Metodologi PenelitianJurnal Metodologi Penelitian
Jurnal Metodologi Penelitian
Jacka Adhiethama
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
FKIP UHO
 
Penulisan ilmiah
Penulisan ilmiahPenulisan ilmiah
Penulisan ilmiah
Nurul Iqah
 
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Ade Permana
 
Kpd 3026 rosliza razali
Kpd 3026 rosliza razaliKpd 3026 rosliza razali
Kpd 3026 rosliza razali
aisyamafiza
 

Was ist angesagt? (20)

Pembelajaran berbasis komputer
Pembelajaran berbasis komputerPembelajaran berbasis komputer
Pembelajaran berbasis komputer
 
Modul pembelajaran tutorial
Modul pembelajaran tutorialModul pembelajaran tutorial
Modul pembelajaran tutorial
 
Modul Media Pembelajaran
Modul Media PembelajaranModul Media Pembelajaran
Modul Media Pembelajaran
 
Pemebelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial
Pemebelajaran Berbasis Komputer Model TutorialPemebelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial
Pemebelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial
 
Modul media pembelajaran digital bahasa indonesia
Modul media pembelajaran digital bahasa indonesiaModul media pembelajaran digital bahasa indonesia
Modul media pembelajaran digital bahasa indonesia
 
Jurnal Metodologi Penelitian
Jurnal Metodologi PenelitianJurnal Metodologi Penelitian
Jurnal Metodologi Penelitian
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
Jurnal m.sutan sholahuddin
Jurnal m.sutan sholahuddinJurnal m.sutan sholahuddin
Jurnal m.sutan sholahuddin
 
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria Pemilihan Media PembelajaranKriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
 
Media embelajaran berbasis komputer
Media embelajaran berbasis komputer Media embelajaran berbasis komputer
Media embelajaran berbasis komputer
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
Media berbasis komputer
Media berbasis komputerMedia berbasis komputer
Media berbasis komputer
 
Penulisan ilmiah
Penulisan ilmiahPenulisan ilmiah
Penulisan ilmiah
 
Pemilihan dan pengembangan media
Pemilihan dan pengembangan mediaPemilihan dan pengembangan media
Pemilihan dan pengembangan media
 
Modul tutorial pembelajaran
Modul tutorial pembelajaranModul tutorial pembelajaran
Modul tutorial pembelajaran
 
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
 
Modul pembelajaran tutorial
Modul  pembelajaran tutorialModul  pembelajaran tutorial
Modul pembelajaran tutorial
 
Tugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaranTugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaran
 
Kpd 3026 rosliza razali
Kpd 3026 rosliza razaliKpd 3026 rosliza razali
Kpd 3026 rosliza razali
 
model pembelajaran tutorial
model pembelajaran tutorialmodel pembelajaran tutorial
model pembelajaran tutorial
 

Ähnlich wie Peer Tutor

Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Operator Warnet Vast Raha
 

Ähnlich wie Peer Tutor (20)

Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
Makalah pendekatan sbm
Makalah pendekatan sbmMakalah pendekatan sbm
Makalah pendekatan sbm
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Pengajaran Matematika dengan Tutor Sebaya
Pengajaran Matematika dengan Tutor SebayaPengajaran Matematika dengan Tutor Sebaya
Pengajaran Matematika dengan Tutor Sebaya
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
A
AA
A
 
Model pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematikaModel pembelajaran matematika
Model pembelajaran matematika
 
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaranMetode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
 
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaranMetode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
Metode dan tekhnik pembelajaran dan konsep dasar pembelajaran
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
 
Karil Muhamad Syahril
Karil Muhamad SyahrilKaril Muhamad Syahril
Karil Muhamad Syahril
 

Mehr von Puput Putri

Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Puput Putri
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Puput Putri
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Puput Putri
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Puput Putri
 

Mehr von Puput Putri (6)

Peer tutor
Peer tutorPeer tutor
Peer tutor
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
 
Matematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkanMatematika itu mudah dan menyenangkan
Matematika itu mudah dan menyenangkan
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 

Peer Tutor

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, proses pembelajaran di kelas kurang meningkatkan aktifitas siswa terutama dalam pembelajaran matematika. Salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran. Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Saat ini guru dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menentukan atau memilih metode pembelajaran yang digunakan serta menguasai metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran tersebut, supaya proses pembelajaran akan lebih baik dan lebih efektif. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru. Pendekatan belajar dan strategi atau kiat melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa. Dalam pembelajaran matematika, sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sisi lain yang menjadikan matematika itu dianggap siswa pelajaran yang sulit adalah bahasa yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini tentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa gurunya. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung aktif dan menyenagkan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi tersebut adalah pendekatan dengan metode Tutor Sebaya. Dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa yang kecepatan perkembangannya serba tak sama (heterogen) dan keanekaragaman potensi atau kemampuan yang dimiliki siswa dalam memahami sebuah pelajaran sering menimbulkan masalah, antara lain kadang ada siswa yang sangat cepat memahami materi dan ada yang merasa kesulitan dalam memahami materi, maka dari itu guru yang mengajar juga harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa. Metodel pembelajaran tutor sebaya sangat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran karena siswa akan lebih terbuka bebas menyampaikan kesulitan- kesulitan yang dihadapi kepada temannya daripada kepada gurunya, dengan begitu
  • 2. siswa akan lebih memahami materi dan tidak merasa enggan, takut dan malu lagi untuk bertanya. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diambil dalam makalah ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana penerapan metode Tutor Sebaya sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa? b. Bagaimana penerapan metode Tutor Sebaya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Tutor Sebaya sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Tutor Sebaya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Bagi siswa Dengan proses pembelajaran yang menggunakan teman sendiri sebagai tutor akan memberikan kesempatan yang leluasa pada siswa untuk bertanya, mentransfer dan menyerap materi pelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk menguasai materi pelajaran. b. Bagi guru Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan strategi/model pembelajaran matematika yang tepat sehingga tujuan pembelajaran tercapai. c. Bagi peneliti Melalui penelitian ini peneliti memperoleh wawasan dan pengalaman dalam merancang serta menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan tutor sebaya.
  • 3. 1.5 Batasan Istilah 1. Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang murid yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu murid-murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar ( Surya, 1984 : 112 ). 2. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siwa setelah ia menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2009:22). 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini terarah dan tujuan penelitian tercapai, maka permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada penelitian yang dilakukan pada kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran Hakekat belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. Menurut M.ali (1987:14) bahwa secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan. Dimana perilaku tersebut mengandung pengertian yang sangat luas, yaitu mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Hal senada juga disampaikan oleh Ahmadi (2004:128) yang mengungkapkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu yang memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Matematika dapat dipandang sebagai salah satu cabang ilmu, sebagai suatu struktur, sebagai suatu kumpulan sistem, dan sebagai bahasa atau alat. Sebagai suatu struktur matematika adalah suatu struktur dari hubungan-hubungan yang mengkaitkan simbol-simbol. Sebagai ilmu, matematika adalah ilmu yang bersifat terstruktur, deduktif, sistematis, dan konsisten. Objek matematika adalah hal yang abstrak. Matematika dibentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Sebagai bahasa atau alat, matematika adalah alat untuk menyelesaikan masalah. Dalam penyelesaian masalah nyata dilakukan tiga tahap, yaitu tahap pembentukan model, tahap penanganan model dan tahap penerjemahan hasil. Matematika mempunyai struktur yang kokoh, sistematis, konsisten. Sistem yang digunakan dalam matematika adalah deduktif, yang terdiri dari sekumpulan pengertian pangkal, definisi, aksioma atau postulat dan teorema atau dalil. Proses yang digunakan dalam penurunan teorema disebut deduksi. Matematika akan berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika disekolah. Unsur-unsur pembelajaran matematika antara lain guru, proses pembelajaran, siswa dan matematika sekolah. Pembelajaran matematika sekolah
  • 5. merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Pembelajaran matematika memerlukan pendekatan, metode, dan teknik. Variabel-variabel yang terlibat sulit didentifikasi, saling terkait, dan bagaimana keterkaitannya sulit untuk dijelaskan. Proses pembelajaran dalam konsep komunikasi pada dasarnya merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa, antara siswa, dan antar siswa dengan sumber belajar. Pembelajaran matematika disekolah dikatakan berhasil jika siswa dapat belajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil jika komunikasi yang terjadi didalam pembelajaran tersebut mampu menimbulkan intensitas proses belajar yang tinggi. 2.2 Pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Metode mengajar adalah cara penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik (Ahmadi, 1997:52). Dengan demikian, makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan. Salah satu metode yang dapat digunakan pada kegiatan remedial adalah metode tutorial sebaya. Tutor Sebaya adalah salah satu metode pembelajaran yang mana Tutor Sebaya merupakan seorang atau beberapa orang yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu murid-murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Murid yang dipilih sebagai tutor hendaknya diperhatikan dari segi kemampuan dalam penguasaan materi dan kemampuan membantu orang lain. Ini berarti tutor adalah murid yang tergolong baik dalam prestasi belajarnya dan mempunyai hubungan sosial yang baik dengan teman- temannya. Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika siswa yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri kemudian membantu siswa lain yang kurang mampu. Menurut Ischak dan Warji (1987:45) metode tutorial secara tutor sebaya adalah para siswa yang mengalami kesulitan belajar diberi bantuan oleh teman-teman mereka sekelas ataupun tidak sekelas yang mempunyai umur sebaya dengannya.
  • 6. Menurut Rani (2004) mengemukakan bahwa metode tutor sebaya adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang kurang berprestasi dapat mengatasi ketertinggalan. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, takut, malu dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Menurut Surya (1985 : 112) “hubungan antara murid yang satu dengan murid lain pada umumnya terasa lebih dekat dibandingkan dengan hubungan murid dengan guru”. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik terhadap hasil belajar. Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara siswa yang bekerja sama. Ketika siswa belajar dengan teman sebayanya, siswa juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi dan penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan lebih berhasil dibandingkan guru. 2.3 Peran dan Manfaat Pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya A. Peran Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Dalam menyelesaikan soal-soal matematika, pengajaran tutor sebaya sering digunakan untuk membantu para siswa yang lambat menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Disinilah peran siswa yang ditunjuk sebagai tutor untuk membantu teman- temannya dalam menyelesaikan soal matematika. Tutor sebaya berperan sebagai pengganti guru dan guru disini hanya berperan sebagai pengawas. Adapun kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih Tutor, yaitu : 1. Tutor dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang akan dibantu sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya. 2. Tutor dapat menerangkan materi yang akan diajarkan kepada teman-temannya. 3. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama teman. 4. Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada teman-temannya.
  • 7. Pembelajaran bantuan tutor sebaya memberikan keuntungan, baik bagi siswa tutor maupun siswa yang dibimbing. Bagi tutor, dengan membimbing atau mengajarkan suatu topik kepada temannya, maka pengertian terhadap materi itu akan menjadi lebih mendalam. Sedangkan siswa yang dibimbing akan lebih cepat mengerti karena bahasa siswa lebih mudah dimengerti oleh temannya. Tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan belajar dari hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan tutor sebaya, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih untuk mendengarkan, berkonsentrasi dan memahami apa yang dipelajari. Penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan kepada guru. Dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa mudah dipahami, tidak merasa enggan, rendah diri dan malu untuk bertanya atau meminta bantuan. Kemudian akan membentuk suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara murid atau siswa yang dibantu dengan murid atau siswa sebagai tutor yang membantu. Dapat menambah motivasi belajar baik sebagai siswa yang dibantu atau siswa yang sebagai tutor. Kekurangan yang didapat pada metode Tutor Sebaya ini adalah bahwa tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya dan tidak semua siswa mampu menjawab pertanyaan temannya. B. Manfaat dalam pembelajaran Adapun manfaat yang didapat dalam pembelajaran dengan metode Tutor Sebaya adalah sebagai berikut : 1. Melatih siswa untuk bekerja sama, toleransi, menghormati orang lain dan mengembangkan keterampilan siswa. 2. Melatih jiwa kepemimpinan, disiplin dan tanggung jawab. 3. Memacu semangat belajar siswa. 4. Membangkitkan keberanian siswa untuk menyampaikan pendapat dan kesulitan- kesulitan yang dihadapi kepada orang lain. 2.4 Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Metode tutorial diberikan dengan bantuan tutor. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjadi tutor. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa yang menjadi tutor,
  • 8. kemudian siswa yang menjadi tutor diminta untuk mempelajari bahan ajar tersebut. Pada pembelajaran Tutor Sebaya ini pelaksanannya dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil. Guru membentuk suatu kelompok dimana masing-masing kelompok diberi tutor yang telah ditentukan. Untuk sumber belajarnya bukan hanya guru melainkan teman sebaya yang pandai dan cepat menguasai suatu materi tertentu. Dalam pembelajaran matematika ini, siswa yang menjadi tutor hendaknya mempunyai kempampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga pada saat ia memberikan bimbingan, ia sudah dapat menguasai bahan yang akan disampaikan. Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil sangat cocok digunakan dalam pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga siswa menjadi terampil dan berani mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya sangat efektif dalam peningkatan hasil belajar siswa dan keunggulan model pembelajaran tutor sebaya juga ditunjukkan oleh hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan. 2.5 Hasil Belajar Sudjana (2009:22) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar juga merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (intern) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kemampuan sehingga nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu bukti keberhasilan seseorang dalam mempelajari pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
  • 9. bentuk nilai yang diperoleh dari evaluasi. Hasil belajar dalam penelitian ini nilai tes siswa diberi pembelajaran remedial dengan metode tutorial sebaya. 2.6 Respon Siswa Menurut kamus besar bahasa Indonesia respon berarti tanggapan, reaksi atau jawaban. Sedangkan respon siswa terhadap pelajaran adalah reaksi siswa setelah melakukan pembelajaran. Reaksi siswa dapat berupa reaksi positif dan negatif. Respon siswa terhadap metode pembelajaran disertai dengan perasaan positif atau negatif. Jika siswa mempunyai respon positif terhadap proses pembelajaran yang diterapkan maka siswa menilai pembelajaran tersebut bermanfaat baginya . Sebaliknya jika siswa merespon negatif proses pembelajaran yang diterapkan, berarti siswa menilai bahwa pembelajaran tersebut tidak bermanfaat baginya. 2.7 Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan Pami Sistri (2007) tentang Penerapan Pembelajaran Remedial dengan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kota Bengkulu dengan sampel siswa yang mempunyai tingkat kemampuan awalnya rendah, menemukan bahwa secara umum pelaksanaan tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa yang tingkat kemampuan awalnya rendah dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Penelitian yang dilakukan Selmi Huda (2001) tentang Upaya Meminimalkan Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Statistika Melalui Remedial Tutor Sebaya di Kelas II SLTP Negeri 4 Sukaraja. Dimana salah satu kelas yang mempunyai prestasi yang heterogen, maksudnya terdapat siswa yang pandai, sedang, dan rendah, menemukan bahwa melalui metode tutor sebaya efektifitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan kesulitan belajar siswa dapat diminimalkan.
  • 10. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suhardjono dan Arikunto (2009: 57) berpendapat bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerjasama oleh peneliti di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan dan penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Dalam PTK guru melakukan penelitian di dalam kelas melalui refleksi diri untuk memperbaiki cara pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar secara optimal. 3.2 Subyek penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012 yang mempunyai hasil belajar rendah (belum tuntas belajar). Dipilih satu kelas sebagai subyek penelitian, karena pada satu kelas keakraban antarsesama siswa lebih erat dibandingan dengan keakraban siswa yang berbeda kelas. Hal ini cocok untuk pembelajaran dengan metode tutor sebaya yang membutuhkan keakraban antarsesama. 3.3 Faktor Yang Diteliti Faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran remedial dengan metode tutor sebaya. 2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran remedial dengan metode tutor sebaya. 3. Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran remedial dengan metode tutor sebaya.
  • 11. 3.4 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu yang beralokasi di jalan Zainul Arifin Bengkulu pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah. 3.5 Prosedur Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu : (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap pengamatan, (4) tahap repleksi. Empat tahap tersebut digambarkan pada bagan berikut : Gambar 3.1 Model Siklus PTK (Arikunto, 2006 : 16) A. Refleksi Awal Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal di kelas VII SMPN 14 Kota Bengkulu. Observasi awal tersebut berupa wawancara dengan guru bidang studi matematika mengenai proses belajar mengajar di dalam kelas untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam kelas selama proses belajar mengajar. Peneliti juga meminta rekap nilai matematika siswa semester I
  • 12. atau meminta siswa mengumpulkan rapor untuk melihat nilai matematika semester I, yang akan digunakan oleh peneliti dalam menentukan kelas yang akan menjadi subjek penelitian. B. Persiapan tindakan a. Melakukan tes diagnostik dan menganalisa hasil tes diagnostik tersebut. b. Menentukan materi yang akan diremedialkan. c. Menentukan tutor dan peserta tutorial. d. Menyusun kelompok belajar siswa dimana setiap kelompok terdapat satu tutor. e. Memberitahukan kepada siswa tentang pembagian kelompok dan materi. f. Menentukan tindakan yang akan diberikan pada tutor untuk mempersiapkan materi. Ada tiga alternatif tindakan yang dapat diberikan kepada tutor, antara lain : - Tutor diminta mempelajari sendiri materi yang diberikan. - Tutor mendapatkan bimbingan langsung dari guru (peneliti) mengenai materi yang akan diajarkan. - Selain tutor mendapatkan bimbingan langsung dari guru (peneliti), tutor juga diberikan LKS untuk memudahkan tutor dalam memahami materi dan dapat dijadikan bagi tutor untuk menjelaskan materi tersebut pada peserta tutorial yang dibimbingnya. g. Memberikan penjelasan kepada siswa tutor tentang pelaksanaan pembelajaran dengan metode tutor sebaya dan materi yang akan disampaikan. h. Membuat lembar observasi pembelajaran, daftar aktivitas siswa dalam kelompok dan angket respon siswa. Siklus pertama 1. Rencana Tindakan Peneliti membuat rencana pembelajaran dengan metode tutor sebaya, dengan membuat rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan, membuat soal- soal latihan yang akan dikerjakan siswa pada pembelajaran dengan metode tutor sebaya, membuat pedoman kerja tutor dan menyusun soal tes akhir siklus.
  • 13. 2. Pelaksanaan Tindakan 1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi belajar siswa. 2) Menyampaikan informasi kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan. 3) Meminta siswa untuk duduk pada kelompoknya masing-masing. 4) Membagi soal-soal latihan yang akan dikerjakan siswa pada pembelajaran dengan metode tutor sebaya. 5) Tutor dan peserta tutorial membahas bersama soal-soal latihan yang diberikan guru. 6) Memberikan kesempatan kepada peserta tutorial untuk menanyakan materi yang belum mereka pahami kepada tutor pada kelompok mereka masing- masing dengan sejelas-jelasnya. Jika ada materi yang tidak dipahami oleh tutor, tutor segera menanyakan kepada guru. 7) Mengingatkan kepada tutor untuk menjelaskan ulang materi yang dibahas kepada peserta tutor yang dibimbingnya. 8) Melakukan pengawasan dan memberikan bimbingan seperlunya kepada siswa dan meminta salah seorang peserta tutor untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. 9) Membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari. 10) Memberikan tes kepada siswa secara individu yang dilakukan pada akhir siklus. 3. Observasi Observasi dilakukan untuk mencatat semua temuan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan pada penelitian ini ada dua jenis, pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran dan pengamatan keaktifan siswa dengan menggunakan lembar aktivitas siswa tiap kelompok. Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat. 4. Refleksi Pada tahap ini, semua hasil yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan siklus pertama. Melalui refleksi peneliti dapat mengendentifikasi hal-hal yang belum tercapai serta
  • 14. menelaah penyebab kurang berhasilanya tindakan dan merumuskan cara memperbaiki hal-hal yang kurang berhasil. Hasil refleksi dapat dijadikan dasar untuk memutuskan rencana tindak lanjut atau perlu tidaknya siklus berikutnya. Kegiatan pada siklus I selalu berulang pada siklus berikutnya dengan berbagai perbaikan apabila diperlukan. Data yang diperoleh dari setiap siklus dianalisis dengan teknik analisis yang telah disiapkan. 3.6 Instrumen Penilaian Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data evaluasi proses belajar mengajar dengan metode Tutor Sebaya berupa lembar aktivitas siswa yang digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada setiap siklus. Lembar aktivitas siswa terdiri dari lembar aktivitas individu dan lembar aktivitas klasikal. 2. Tes Hasil Belajar Tes merupakan cara atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penelitian dibidang pendidikan. Tes akhir dapat dikuasai oleh siswa dengan baik dan mengetahui apakah hasil belajar mengalami peningkatan pada setiap siklus. 3.7 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes hasil belajar akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. 1. Lembar Observasi Lembar observasi siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan sebagian pedoman untuk memperbaiki pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus selanjutnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Adapun aktivitas yang diamati pada lembar observasi aktivitas siswa adalah :
  • 15. 1) Siswa membaca dan memahami permasalahan matematika yang diberikan guru. 2) Siswa mengemukakan gagasan untuk menentukan hipotesis terhadap permasalahan yang diberikan. 3) Siswa bersama kelompoknya merancang percobaan. 4) Siswa dalam kelompoknya mengungkapkan gagasan dan melakukan percobaan untuk menyelesaikan masalah 5) Siswa menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri. 6) Siswa mengumpulkan data yang diperoleh dalam bentuk tabel dalam LKS. 7) Siswa melakukan uji coba terhadap data yang diperoleh. 8) Siswa dalam kelompok menganalisis data yang diperoleh. 9) Siswa membuat kesimpulan yang diajukan oleh kelompok lain. Lembar observasi aktivitas siswa diolah dengan menggunakan persamaan berikut ini : Lembar observasi aktivitas siswa terdiri dari 10 butir aspek yang diamati. Data setiap aspek dapat diolah dengan ketentuan pemberian skor sebagai berikut : Tabel 3.2 Skor nilai untuk setiap butir lembar observasi aktivitas siswa Kriteria Penilaian Notasi Skor Nilai Kurang K 1 Cukup C 2 Baik B 3
  • 16. Interval kategori penilaian lembar observasi aktivitas siswa adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Skor nilai untuk setiap butir lembar observasi Kriteria Penilaian Kisaran Skor Kurang Aktif 10 – 16 Cukup Aktif 17 – 23 Aktif 24 – 30 2. Tes Hasil Belajar Data tes dianalisis dengan menggunakan nilai rata-rata siswa, dan ketuntasan belajar klasikal siswa. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa pada setiap siklus. Nilai Rata-rata Keterangan : = Nilai rata-rata siswa : = Jumlah nilai siswa : = Jumlah siswa Ketuntasan Belajar Klasikal Keterangan : KB = Ketuntasan belajar : Ns = Jumlah siswa yang memperoleh :S = Jumlah seluruh siswa 3.8 Indikator Keberhasilan Tindakan Tindakan akan diberhentikan bila kriteria keberhasilan tindakan telah tercapai. Kriteria keberhasilan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matematika SMP Negeri 14 Kota Bengkulu dan pertimbangan peneliti.
  • 17. Adapun indikator keberhasilan tindakan sebagai berikut : 1. Indikator keberhasilan tindakan untuk aktivitas belajar siswa Kegiatan pembelajaran matematika dengan menerapakan metode tutor sebaya di kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu dikatakan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, jika dari hasil observasi aktivitas siswa meningkat setiap siklus dengan skor rata-rata pengamat adalah dengan kriteria skor aktif. 2. Indikator keberhasilan tindakan untuk hasil belajar siswa Kegiatan pembelajaran matematika dengan penerapan pembelajaran tutor sebaya di kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu. Tindakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika nilai rata-rata seluruh siswa meningkat pada setiap siklus dan mencapai dan persentase ketuntasan belajar klasikal .
  • 18. Daftar Pustaka Ahmadi, Abu dan Joko Tri. 1987. Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung : Pustaka Setia Ali, Muhammad. 1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Biru Algensindo Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Huda, Selmi. 2001. Upaya Meminimalkan Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Statistika Melalui Remedial Tutor Sebaya di Kelas II SLTP Negeri 4 Sukaraja. Bengkulu : Skripsi Sistri, Pami. 2007. Penerapan Pembelajaran Remedial dengan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bengkulu : Skripsi Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Surya, Mohammad. 1985. Psikologi Pendidikan. Bandung : Unit Percetakan Offset IKIP Bandung