4. PENGERTIAN AGROFORESTRI
Agroforestri atau yang dikenal juga dengan wanatani yang arti sederhananya yaitu menanam pohon di
lahan pertanian. Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan hutan dengan tujuan untuk
mengurangi kegiatan perusakan atau perambahan hutan sekaligus meningkatkan penghasilan petani
secara berkelanjutan. Menurut De Foresta dan Michon (1997), agroforestri dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu sistem agroforestri sederhana dan sistem agroforestri kompleks.
5. AGROFORESTRI
KOMPLEK
sistem pertanian menetap yang melibatkan
banyak jenis pepohonan (berbasis pohon)
baik sengaja ditanam maupun yang tumbuh
secara alami pada sebidang lahan dan
dikelola petani
JENIS
AGROFORESTRI
AGROFORESTRI
SEDERHANA
perpaduan satu jenis
tanaman tahunan
(pepohonan) yang ditanam
secara tumpang sari dengan
satu atau lebih jenis tanaman
semusim.
7. KEUNTUNGAN
Produktivitas (Productivity):
Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa produk
total sistem campuran dalam agroforestri jauh
lebih tinggi dibandingkan pada 7monokultur.
Hal tersebut disebabkan bukan saja keluaran
(output) dari satu bidang lahan yang beragam,
akan tetapi juga dapat merata sepanjang tahun.
Adanya tanaman campuran memberikan
keuntungan, karena kegagalan satu
komponen/jenis tanaman akan dapat ditutup
oleh keberhasilan komponen/jenis tanaman
lainnya.
Diversitas (Diversity): Adanya pengkombinasian dua
komponen atau lebih daripada sistem agroforestri
menghasilkan diversitas yang tinggi, baik menyangkut
produk maupun jasa. Dengan demikian dari segi ekonomi
dapat mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi harga
pasar. Sedangkan dari segi ekologi dapat menghindarkan
kegagalan fatal pemanen sebagaimana dapat terjadi pada
budidaya tunggal (monokultur).
Kemandirian (Self-regulation): Diversifikasi yang tinggi
dalam agroforestri diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan pokok masyarakat, dan petani kecil dan
sekaligus melepaskannya dari ketergantungan terhadap
produkproduk luar. Kemandirian sistem untuk berfungsi
akan lebih baik dalam arti tidak memerlukan banyak
input dari luar (antara lain: pupuk dan pestisida), dengan
diversitas yang lebih tinggi daripada sistem monokultur.
8. Secara
Sosial dan
Ekonomi
Secara ekonomis, sistem agroforestry sangat menguntungkan
terutama dalam hal (Nair, 1989c; Chundawat dan Gautam,
1993; Lal, 1995) :
(a) peningkatan keluaran dalam arti lebih bervariasinya
produk yang diperoleh yaitu berupa pangan, pakan, serat,
kayu, bahan bakar, pupuk hijau dan atau pupuk kandang;
(b) memperkecil kegagalan panen karena gagal atau
menurunnya panen dari salah satu komponen masih
dapat diitutupi oleh adanya hasil (panen) komponen lain;
(c) meningkatnya pendapatan petani karena input yang
diberikan akan menghasilkan output yang berkelanjutan.
Keuntungan secara sosial dari diterapkannya sistem
agroforestry adalah (Chundawat dan Gautam, 1993; Lal,
1995) : (a) terpeliharanya standar kehidupan masyarakat
pedesaan dengan berkelanjutan pekerjaan dan
pendapatan; (b) terpeliharanya sumber pangan dan
tingkat kesehatan masyarakat karena peningkatan
kualitas dan keragaman produk pangan, gizi dan papan;
dan (c) terjaminnya stabilitas komunitas petani dan
pertanian lahan kering sehingga dapat mengurangi
dampak negatif urbanisasi.
Keuntungan
9. KELEMAHAN AGROFORESTRI
Mengurangi hasil tanaman pokok karena pohon-pohon yang
ada akan bersaing dalam perolehan zat hara, cahaya matahari
dan air.
Selain itu, sistem ini juga menyebabkan terjadinya
ketidaksesuaian pohon dengan kegiatan pertanian, contohnya
aktivitas pembakaran dan pemakaian lahan bersama yang
akan membuat perlindungan terhadap pohon menjadi
berkurang.
Pohon-pohon di hutan juga akan merintangi tanaman pertanian,
hal ini dapat berujung pada meningkatnya biaya tenaga kerja
saat proses pengolahan. Di samping itu, keberadaan pohon
yang merintangi tanaman juga akan menghambat kemajuan
sistem pertanian. Maka dalam pelaksanaan agroforestri harus
dilakukan dengan langkah dan perhitungan yang tepat agar
tidak memberikan kerugian.
10. Kelemahan dari segi sosial ekonomis antara lain (Chundawat dan Gautam,
1993) :
a) terbatasnya tenaga kerja yang berminat dibidang pertanian, khususnya
dalam membangun sistem agroforestry;
b) terjadinya persaingan antara tanaman pohon dengan tanaman pangan
yang dapat menurunkan hasil tanaman pangan (sumber gizi keluarga)
dibandingkan pada penanaman dengan sistem monokultur;
c) waktu yang cukup panjang untuk menunggu panen tanaman pohon
dapat mengurangi produksi sistem agroforestry;
d) sistem agroforestry terutama yang berorientasi komersial diakui lebih
komplek sehingga lebih sulit diterapkan, apalagi dengan pengetahuan
petani yang terbatas dibandingkan pada sistem pertanian monokultur;
e) keengganan sebagian besar petani untuk menggantikan tanaman
pertanian/pangan dengan tanaman pohon atau sebaliknya yang lebih
bernilai ekonomis.
• KELEMAHAN AGROFORESTRI SECARA EKONOMI
11. TUJUAN AGROFORESTRI
Content
80%
Content
60%
Content
50%
Agroforestri memiliki tujuan positif, terutama bagi lingkungan hidup. Salah satunya
adalah sebagai upaya perlindungan terhadap keankekaragaman hayati. Sistem
wanatani dapat menghasilkan keanekaragaman yang tinggi, baik menyangkut produk
maupun jasa.
Untuk memperbaiki kondisi tanah serta mengelola sumber air agar tetap lestari dan
menjadi lebih baik. Program ini bermanfaat pula sebagai pohon peneduh dan pohon
pelindung, serta pagar hidup.
Mengadakan interaksi positif antara berbagai komponen penyusun, meliputi pohon,
produksi tanaman pertanian, dan hewan atau ternak.
60%
80%
50%
12. RUANG LINGKUP AGROFORESTRI
1.Agrisilvikultur adalah kombinasi antara komponen
kehutanan dan pertanian 2. Agropastura adalah kombinasi antara
komponen pertanian dan peternakan
3. Silvopastura adalah kombinasi
antara komponen kehutanan dan
peternakan 4.Agrosilvopastura adalah kombinasi
antara komponen pertanian,
kehutanan, dan peternakan
Terciptanya 4 sistem kombinasi tersebut, tidak seluruhnya merupakan bagian dari
agroforestri atau wanatani, sebab agropastura tidak melibatkan komponen kehutanan.
13.
14. Landscape Agroforestri
Lanskap Agroforestri (LAF) adalah kombinasi dalam skala
lanskap antara pertanian dan kehutanan guna
menciptakan keseimbangan dalam intensifikasi pertanian
dan keberlanjutan hutan.
Agroforestri dapat pula dikatakan sebagai sistem penggunaan
lahan terpadu yang mengkombinasikan tegakan pohon
dengan tanaman pertanian dan atau hewan ternak secara
bersama-sama guna menghasilkan produk terpadu.
Lanskap Agroforestri merupakan objek (unit) bentang alam
yang dalam penggunaannya dimanfaatkan oleh manusia
untuk kegiatan sistem agroforestri.
15. Jenis Landscape Agroforestri
Lanskap Agroforestri dibedakan menjadi dua jenis
yakni Agroforestri Sederhana dan Agroforestri
Kompleks. Agroforestri Sederhana merupakan
perpaduan konvensional yang terdiri atas sejumlah kecil
jenis spesies di dalamnya, umumnya cenderung terlihat
sebagai budidaya monokultur yang dominan dengan jenis
tanaman tahunan komersial. Agroforestri Kompleks
ditemukan dalam sistem-sistem yang didominasi
kombinasi spesies pepohonan, perdu, tanaman musiman,
semak dan atau rumput. Penampakan sekilas mirip
dengan ekosistem hutan alam primer maupun sekunder,
sehingga kerap disebut sebagai mimikri hutan tropika
basah. Pada umumnya Agroforestri Kompleks lebih
unggul karena perlindungan dan pemanfaatan
sumberdaya air, tanah dan udara yang sangat seimbang
sehingga mampu mempertahankan ekosistemnya secara
mandiri.
18. AGROFORESTRI TERNAK
You can simply impress your audience and add a unique zing and
appeal to your Presentations.
Your Text Here
You can simply impress your audience and add a unique zing and
appeal to your Presentations.
Your Text Here
You can simply impress your audience and add a unique zing and
appeal to your Presentations.
Your Text Here
You can simply impress your audience and add a unique zing and
appeal to your Presentations.
Your Text Here