SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 72
Downloaden Sie, um offline zu lesen
etalase

mediakom 41 | APRIL | 2013 |

i
perlu
info
kesehatan
APA ITU
HALO KEMKES?
Halo Kemkes adalah layanan
kesehatan yang memberikan
informasi kesehatan dan
penerimaan laporan pengaduan
serta masukan di bidang
kesehatan melalui telepon

CARA MENGHUBUNGI

halo
kemkes
500567

Telp 	 :	 Telp ke (kode lokal) 500567
		Telp rumah : tekan 500567
		Hp : tekan (kode lokal) 500567
Faximili	:	 (021) 529 21669
SMS 	 :	 081281562620
Email 	 :	 kontak@kemkes.go.id
Surat 	 :	 Halo Kemkes
		Pusat Komunikasi Publik
		 Gedung Kementerian Kesehatan RI,
		 Blok Ruang 109
		 Jl. HR Rasuna Said Blok X5
		Kav. 4 - 9, Jakarta, 12950

* Untuk Penelpon dari wilayah di luar Jabotabek menggunakan
kode area wilayah masing -| masing.
ii | mediakom 41 | april 2013
etalase

Rokokmu
Penyakitmu

foto

drg. Murti Utami, MPH

B

agi pecandu rokok, sulit untuk berhenti merokok.
Tak terkecuali orang miskin. Walau sulit beli
kebutuhan pokok, tapi mampu beli rokok. “Lebih
baik tak makan dari pada tidak merokok”, begitu
ungkapan yang sering terdengar. Sekalipun
sudah tahu kerugian merokok, tetap saja merokok dengan
berbagai alasan. Bahkan ribuan alasan dapat mereka temukan
agar tetap merokok. Untuk mencari alasan agar tetap
merokok, ibarat “mati satu tumbuh seribu”. Ngak ada matinya.
Wajar jumlah pecandu rokok dunia maupun Indonesia makin
bertambah besar.
Ada banyak penyakit akibat rokok. Mulai penyakit fisik,
psyikis, ekonimis dan ngeyel. Penyakit fisik mulai dari kanker,
jantung, darah tinggi, paru-paru, bahkan banyak orang
tubuh dapat sakit yang diakibatkan asap rokok. Penyakit
psikis, bisa dalam bentuk ketagihan. Bila tak merokok, kurang
kosentrasi, marah-marah, tak bisa mikir, gelisah dan lainlain. Secara ekonomis jelas. Hasil riset kesehatan dasar 2010
menunjukkan, banyak orang miskin pecandu rokok, lebih
banyak membelajakan uangnya untuk beli rokok dibanding
beli makanan pokok, susu anak, lauk pauk, sayur mayur dan
biaya pendidikan anak sekolah.
Kuatnya daya candu, membuat perokok ketagihan, sulit

berhenti merokok. Bahkan sangat sedikit sekali yang mampu
berhenti merokok. Umumnya mereka yang berhenti merokok,
terjadi setelah sakit parah. Berhentinya juga bukan permanen,
setelah sembuh dan merasa kuat dan sehat .
Kelompok pecandu rokok seperti ini mempunyai penyakit
tambahan ngeyel. Mereka memiliki kemampuan untuk ngeyel
yang luar biasa. Terutama setelah sembuh dari sakitnya,
kemudian mulai merokok lagi. Awalnya, coba-coba. Ketika
diingatkan, alasanya sekedar untuk menghilangkan rasa asam di
mulut. Bila terus ada yang mengingatkan, Ia menyebut tuh, orang
yang tidak merokok meninggal muda. Noh...Kakek fulan, perokok
berat umur 80 tahun sehat-sehat aja. Ketika menadapat nasehat
terus menerus, Ia jawab “merokok mati, tak merokok mati. "Biarlah
saya merokok, kalau sakit, toh saya sendiri yang merasakan”.
Sehingga yang memberi nasehat bosan sendiri. Akhirnya
mengatakan terserah...!
Nah, bagaimana pemerintah melindungi masyarakat yang
belum merokok agar tidak jatuh menjadi pecandu rokok?
Mediakom mengangkat tema ini dalam rubrik Media Utama.
Selain itu ada berita menarik dan ringan dalam rubrik stop
press, ragam, daerah dan lentera. Edisi ini juga menampilkan
wajah baru yang menawan dan enak dibaca. Selamat
menikmati.*redaksi

SUSUNAN REDAKSI
PENANGGUNG JAWAB: drg. Murti Utami, MPH PEMIMPIN REDAKSI: Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS
SEKRETARIS REDAKSI: Sri Wahyuni, S.Sos, MM REDAKTUR/PENULIS: Dra. Hikmandari A, M.Ed Busroni S.IP Prawito,
SKM, MM M. Rijadi, SKM, MSc.PH, Aji Muhawarman, ST, Resty Kiantini, SKM, M.Kes, Giri Inayah, S.Sos, MKM, Dewi Indah
Sari, SE, MM, Awallokita Mayangsari, SKM, Waspodo Purwanto, Hambali, Rahmadi, Eko Budiharjo, Juni Widiyastuti,
SKM, Dessyana Fa’as, SE, Siti Khadijah DESIGN GRAFIS & FOTOGRAFER: drg. Anitasari, S,M, Wayang Mas Jendra,
S.Sn, SEKRETARIAT: Endang Retnowaty, Iriyadi, Zahrudi
ALAMAT REDAKSI: PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK, Gedung Kementerian Kesehatan RI, Blok Ruang 109, Jl. HR Rasuna Said
Blok X5 Kav. 4 - 9, Jakarta, 12950 Telepon: 021-5201590 ; 021 - 52907416-9 Fax: 021-5223002 ; 021-52960661
Email: infodepkes.go.id ; kontak@depkes.go.id Call Center : 021 – 500567

•
•

•

•

•

•

•

•

•

REDAKSI MENERIMA NASKAH DARI PEMBACA, DAPAT DIKIRIM KE ALAMAT EMAIL: kontak@depkes.go.id

mediakom 41 | APRIL | 2013 |

1
surat pembaca
Apa yang dimaksud
dengan Mandatory?
Dalam penanggulangan HIV/AIDS, apa
yang dimaksud dengan asas mandatory
dan apa dasar hukum dari asas tersebut?
Nur Khotimah,
Kebumen Jawa Tengah
Jawab;
Terima kasih atas pertanyaanya;
Asas Mandatory dalam
penanggulangan HIV/AIDS,
artinya memaksa seseorang untuk
ditindaklanjuti pemeriksaan / tes
HIV dan untuk diketahui status HIV
seseorang. Kebijakan Kementerian
Kesehatan hal tersebut TIDAK PERNAH
diberlakukan, karena hal tersebut
merupakan mutlak hak pasien untuk
mengetahui status HIV dirinya.
Kebijakan Kementerian Kesehatan,
memberi pengetahuan yang cukup
kepada pasien agar memahami tentang
risiko dari HIV/AIDS. Apabila sudah
memiliki kesadaran, kemudian ingin
melakukan tes HIV, maka diarahkan
kepada konselor. Harapannya, pasien
memiliki kesiapan untuk menerima
apapun hasil tes HIV tersebut.
Namun bagi petugas kesehatan
(dokter, perawat, bidan) melihat indikasi
faktor risiko pada diri pasien untuk
tertular HIV, petugas kesehatan harus
MENAWARKAN tes HIV dengan melihat
kondisi fisik atas penyakitnya. Namun,
mau atau tidak melakukan tes, tetap
menjadi hak pasien. Pasien harus dirujuk
ke pelayanan konseling, bila belum
melakukan tes.
Redaksi

Kepesertaan Jamkesmas
Saya anak PNS, setelah menikah jaminan
kesehatan askes, tidak berlaku lagi.
Saya sangat membutuhkan jamkesmas,
karena mempunyai penyakit gagal
ginjal kronis dan saya memakai CAPD.

2

| mediakom 41 | april | 2013

Saya sangat membutuhkan cairan
untuk membilas patrineal dialisis /
cuci darah 3 x sehari. Saya bekerja di
instansi pemerintah dengan honor
Rp 300.000,-. Padahal cairan tersebut
harganya Rp 4.700.000,-. Sementara
stok cairan itu tinggal untuk 2
minggu lagi. Apabila tidak ada cairan
lagi, tentu akan membahayakan
nyawa. Mohon keterbukaan hati
untuk saya. Terima kasih atas
bantuanya.
ghazalipasca@gmail.com
Kabupaten Bondowoso
Jawab;
Saudara Ghazali yang
berbahagia,
Banyak kasus seperti Saudara,
sangat membutuhkan kartu
jamkesmas karena berbagai sebab
penyakit. Atau ketidakakuratan
pendataan dan lain sebagainya,
sehingga masyarakat miskin belum
mendapat kartu jamkesmas.
Atau sebelumnya mempunyai
kartu jamkesmas, setelah adanya
perubahan kartu jamkesmas baru
(kartu biru), yang bersangkutan tidak
terdaftar sebagai peserta, padahal
sedang menjalani pengobatan cuci
darah.
Untuk Saudara Ghazali dan
anggota masyarakat miskin
yang lain, kami sarankan segera
mengajukan permohonan kartu
Jamkesmas ke Dinas Kesehatan
setempat dengan melampirkan
surat keterangan tidak mampu dari
RT/RW dan Kelurahan setempat.
Semoga pada saat ada penggantian
kepesertaan anggota jamkesmas,
saudara dapat diikut sertakan
sebagai peserta jamkesmas.
Redaksi

*Bila perlu penjelasan lebih
lanjut dapat menghubungi Halo
Kemkes (kode lokal) 500567

daftar isi
mediakom edisi 41

ETALASE 	

info sehat

Cara bahagia di tempat kerja 	

	

1

	 4-5

stop press

IPMA – InMA: Pencapaian
Kreativitas Insan Media
Gold Winner, the best of Government
Inhouse Magazine (InMA) 2013	 	
6

Rekrutmen PKHI:
Memintarkan, bukan mencari
orang pintar	

	

7

Pro Kontra Sunat Perempuan	

	

8

	
	
	

10
48
52

kolom

Dian Ayubi	
Prawito	
Waspodo Purwanto
daerah

media utama	

Jawa Tengah yang
Tak Pernah Sudah	
Harap-harap Cemas
Jelang ‘JKN’	
Waspada, Siaga dan
Awas bersama Radio Komunitas	
Desa Kami di Sini	
Pengaturan Rokok
di Indonesia	
Pokok Pokok Isi PP Tembakau	
Mengapa Konsumsi Rokok
Perlu Diatur	
Bahaya Rokok Menurut
Pandangan Al-qurían dan
As-sunNah 	

	
	

11
12

	

Capaian Kinerja Kemkes 2012	
BOK Untuk Perluasan Cakupan 	

	
	

21
22

13

	

38

	

43

	
	

44
46

birokrasi bersih
melayani
Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi	

"Saya tidak membenci perokokî	

	

ragam

Mutu Perencanaan:
Rasa Cabe Naga Jokia?	
Tingkatkan Pelayanan Publik
Kemenkes luncurkan
e-Regalkes dan SSO	

Utamakan Kesehatan Ibu,
Bayi dan Balita 	
Peningkatan
Kualitas Hidup Anak 	

siapa dia
	

28

29

	

62
63
64

	

65
67

31

	

	
	
	

lentera	

25

Rizna Nyctagina	
Rizal Idrus	
Nikita Willy	

resensi	

	

potret
	

54

untuk rakyat

15

19

50

Kasus Malpraktek Di Tiga Daerah,
Masuk Ruang Sidang
Komisi Ix Dpr Ri	
	

	

	

33

peristiwa
Rapat Kerja
Kesehatan Nasional	

dr. Untung Suseno,	

	

58

mediakom 41 | APRIL | 2013 |

3
info sehat
ruang/ meja kerja dengan membereskan
segala barang yang berserakan.
Kemudian, buatlah daftar rencana
kegiatan yang akan Anda lakukan pada
hari itu (berdasarkan prioritas).

Cara
bahagia
di tempat
kerja

B

anyak orang bekerja
namun tidak bahagia
dengan pekerjaannya.
Dan entah berapa
banyak orang-orang
yang bekerja setiap hari namun
tidak mencintai pekerjaannya
tersebut. Akibatnya yang mereka
hadapi adalah hari-hari horor yang
tidak menyenangkan. Pergi pagi,
pulang sore kadang lembur sampai
malem. Sementara yang didapat
hanya kepenatan, tekanan, depresi
dan stress. Mereka bekerja tapi
tidak bahagia. Apakah Anda juga
mengalaminya?
Nah, kalau Anda adalah salah
satu dari mereka, yang merasa
tidak bahagia di tempat kerja, tidak
bahagia dengan pekerjaan Anda,
simak cara menjadi bahagia di tempat
kerja berikut ini:

4

| mediakom 41 | april | 2013

2

Kenakan pakaian yang
meningkatkan mood

Banyak dari kita yang diharuskan
untuk memakai seragam atau mematuhi
aturan pakaian untuk bekerja. Jika Anda
memiliki lebih banyak kebebasan untuk
berpakaian, cobalah untuk mengenakan
pakaian atau aksesoris yang dapat
meningkatkan mood dan kepercayaan
diri Anda. Dengan menambahkan
sesuatu yang istimewa pada pakaian
kerja akan membuat hari Anda lebih
berwarna.

1

Atur kehidupan
kerja Anda

Jika aktivitas kerja Anda sering
membuat Anda merasa stress dan
kewalahan, sekarang saatnya untuk
menenangkan dengan membuat
segalanya lebih terorganisir. Pertama,
pastikan Anda tiba beberapa menit lebih
awal di tempat kerja untuk memberikan
Anda sedikit waktu dalam mengatur
tugas-tugas Anda untuk hari itu dan
mempersiapkan mental. Kedua, menata

3

Melakukan beragam
variasi tambahan

Variasi merupakan bumbu
kehidupan, dan ini perlu dilakukan
ketika Anda memulai rutinitas seharihari dalam pekerjaan Anda. Rutinitas
yang sama setiap hari akan membuat
Anda cepat bosan. Jadi cobalah
membuat setiap hari sedikit berbeda
dengan cara apapun yang Anda bisa.
Misalnya, melakukan tugas-tugas rutin
dalam urutan yang berbeda, berbicara
dengan orang baru atau mengambil
rute yang berbeda untuk bekerja (atau
mungkin menggunakan mode yang
berbeda dari transportasi, seperti
bersepeda, jika Anda mampu).

baik untuk meningkatkan harga diri,
melepaskan stres, dan juga melepaskan
zat kimia di otak seperti endorphin dan
anandamide yang dapat meningkatkan
mood dan membuat Anda merasa
bahagia. Jika tempat kerja Anda
memiliki fasilitas untuk mandi, lakukan
setelah Anda makan siang.

6
4

Hiasi meja kerja

Penelitian telah menunjukkan bahwa
pekerja yang menambahkan hiasan pada
ruang kerja/meja mereka, 40 persen lebih
bahagia ketimbang mereka yang tidak
melakukannya. Meskipun Anda mungkin
tidak memiliki kewenangan untuk
menghias atau mengatur ulang seluruh
ruang kantor, Anda bisa melakukan
dengan cara yang sederhana misalnya,
membeli beberapa alat tulis bagus,
memasang foto, kalender lucu atau
sepotong kecil karya seni, atau menaruh
tanaman kecil pada meja kerja Anda.

5

Tetap aktif di kantor

Jika hari kerja Anda membuat Anda
tak bersemangat, cobalah memberi
rangsangan pada diri Anda dengan
melakukan beberapa latihan sederhana
ketika istirahat makan siang. Latihan ini

Makan camilan yang
bikin happy

Sediakan
beberapa
camilan sehat di
atas meja kerja
Anda. Mengapa?
Karena, nutrisi
tertentu dalam
makanan dapat mempengaruhi
perasaan seseorang. Ada beberapa
makanan yang dapat mendorong rasa
bahagia seperti kenari (asam lemak
Omega-3), pisang (mengadung serotonin
yang memproduksi tryptophan dan
magnesium. Serotonin memiliki efek
untuk meningkatkan suasana hati,
menenangkan dan mengurangi depresi).
Pastikan camilan Anda mengandung
karbohidrat kompleks untuk
memperlambat pelepasan energi dan
menjaga tingkat gula darah tetap rendah
untuk mencegah depresi dan kelelahan.

7

gosip dikantor, dan memperlakukan
setiap orang sebagaimana Anda ingin
diperlakukan. Penelitian menunjukkan
bahwa memberikan senyum benar-benar
dapat membuat seseorang lebih bahagia,
jadi cobalah untuk memberikan senyum
setiap Anda bertemu dengan orang di
kantor.

8

Menghargai dan
mencintai pekerjaan Anda

Cobalah memberikan sesuatu yang
terbaik dari apa yang Anda miliki dan
mengidentifikasi hal apa saja yang
dapat membuat Anda merasa lebih
bersemangat untuk bekerja. Misalnya,
bercita-cita untuk memperoleh posisi
atau jabatan yang lebih baik dalam
pekerjaan. Dengan adanya target yang
Anda buat, ini akan membuat memacu
semangat Anda saat bekerja.

Berpikir positif dan ramah
terhadap rekan kerja

Terlepas dari apakah Anda sedang
stres, cobalah tetap mengadopsi sikap
positif dan ramah ketika berbicara dengan
rekan kerja Anda. Bahkan meskipun
mereka kerap tidak memiliki pemikiran
yang sama
dengan Anda!
Cobalah untuk
menyelesaikan
setiap konflik,
menghindari

9

Pertimbangkan mencari
pekerjaan lain yang sesuai
minat Anda

Ini adalah jalan terakhir yang perlu
Anda pertimbangkan setelah 8 tips
di atas tidak mampu membuat Anda
bahagia. Melakukan sebuah pekerjaan
yang sesuai dengan hobi Anda adalah
cara yang paling ampuh untuk untuk
menjadi lebih bahagia.

mediakom 41 | APRIL | 2013 |

5
stop press

IPMA – InMA:

Pencapaian Kreativitas Insan Media

Gold Winner,

the best of Government
Inhouse Magazine (InMA) 2013

K

ata-kata memang masih sangat
penting, tapi grafis jauh lebih
penting. Isi memang penting,
tapi bungkus bisa lebih
menarik. Kata-kata tidak bisa
menggantikan fungsi grafis tapi grafis
bisa menggantikan fungsi kata-kata.
Maka perpaduan antara kata-kata ,
gambar, dan grafis menjadi kekuatan
yang barangkali bisa diandalkan untuk
membuat media cetak akan tetap eksis
di masa depan.
Itu adalah kata-kata Dahlan Iskan,
Ketua Umum Serikat Perusahaan Pers
(SPS) pada sambutan Indonesia Print
Media Awards (IPMA) tahun 2010, sudah
lama memang tetapi belum aus. IPMA
– InMA diselenggarakan
setiap tahun dalam
rangkaian acara Hari
Pers Nasional (HPN).

6

| mediakom 41 | april | 2013

Tahun ini, IPMA memasuki tahun
ke empatnya, sedangkan InMA lahir
belakangan. Tahun 2012 lalu, jadi tahun
perdana buat pergelaran InMA yang
diselenggarakan di kota Jambi.
InMA dan IPMA 2013 bertujuan
untuk memberikan apresiasi atas
karya kreatif sampul muka majalah
internal dan media cetak Indonesia
terkait dengan isi majalah. Karena
bukan perkara mudah untuk meramu
foto, tulisan, dan elemen lain yang
menciptakan halaman depan yang
menarik hati.
Pada tahun 2013 merupakan tahun
kedua Majalah Mediakom yang dikelola
Pusat Komunikasi Publik berkesempatan
mengikuti ajang
InMA tersebut.
Ajang InMA
Award 2013 diikuti
162 entri majalah
dari 54 lembaga
kategori Lembaga
Pemerintah,
BUMN, BUMD,
Perguruan Tinggi,
Perusahaan
Multi Nasional &
Swasta.
Dewan Juri untuk InMA adalah
Oscar Motuloh (Kepala/Kurator Galeri

Foto Jurnalistik Antara), Prof.Dr. Ibnu
Hamad (Dosen Fisip UI), Daniel Surya
(DM IDHolland Singapura), Ndang
Sutisna (Excecutive Creative Director
First Position), Dian Umar Anggraeni
(Senior Consultant, Senior Partner DASA
Strategic Communication).
Hasil yang diperoleh, Mediakom
mendapatkan Gold Winner, the best of
Government Inhouse Magazine (InMA)
2013 untuk edisi 38/Oktober 2012.
Sementara tahun 2012 pada
kompetisi ini Mediakom mendapatkan
dua award/trophy : Silver Winner, the
best of Government Inhouse Magazine
(InMA) 2012 untuk : Mediakom, edisi 31/
Agustus 2011 dan Mediakom, edisi 33/
Desemebr 2011
Prestasi yang di peroleh Mediakom
ini tak lepas dari usaha dan kerja keras
dari Tim Redaksi Mediakom, yang selalu
kompak dan seringkali dikejar-kejar
dead line. Dari Tim Redaksi Mediakom
kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak, teman-teman
Puskom atas partisipasi, dedikasinya dan
kerjasamanya serta rajin berkontribusi
dalam membangun majalah Mediakom
ini.
Bravo buat Tim Redaksi Mediakom.
Tingkatkan terus prestasinya dan tahun
2014 harus mendapat lebih baik lagi.*
Rekrutmen PKHI:

Memintarkan, bukan mencari orang pintar

H

ampir setiap tahun, lebih 30
ribu peserta yang mendaftar
menjadi Petugas Kesehatan
Haji Indonesia (PKHI), untuk
memperebutkan formasi
kurang lebih 1.800 kursi petugas haji.
Besarnya animo masyarakat untuk
mendaftar petugas haji, umumnya
karena mereka ingin menunaikan
ibadah haji, apalagi bagi peserta yang
belum pernah haji. Bahkan menurut
A.Hafiz Staf Pusat Kesehatan Haji, ada
peserta pelatihan petugas kesehatan
haji yang siap bekerja sebagai petugas
kesehatan haji, walau tidak dapat honor.
Bagi mereka, yang penting dapat pergi
ke Mekah untuk menunaikan ibadah
haji. Alasan mereka cukup masuk akal,
sebab menunaikan ibadah haji, tidak
cukup hanya punya uang saja. Betapa
banyak orang beruang, tapi sudah antri
bertahun-tahun belum berangkat haji
juga.
Menurut Kepala Pusat Kesehatan
Haji, dr. H.Azimal, M.Kes, banyak
pendaftar petugas kesehatan haji yang
niatnya berhaji sambil menjadi petugas
kesehatan haji. Paradigma seperti
ini akan menyulitkan diri sendiri dan
jemaah, bila menjadi petugas kesehatan
haji. Mengapa ? “ Begitu sampai di tanah

suci, ketika melihat Masjidil Haram,
langsung lupa kalau dirinya sebagai
petugas kesehatan haji. Setiap hari
sibuk dengan urusan ibadah diri sendiri.
Walau, mereka yang seperti ini hanya
1-2 orang dari total petugas”.
Hal ini disampaikan dr. H. Azimal,
M.Kes, saat memberikan penjelasan
kepada peserta pertemuan sosialisasi
recruitment Petugas Kesehatan Haji
Indonesia (PKHI), 05 Februari 2013, di
Bekasi Jawa Barat.
“Untuk itu, pelatihan PKHI harus
lebih banyak memberi muatan sisi
penguatan mental. Menjadi pribadi
yang mampu memberikan pelayanan
jemaah haji secara tulus ikhlas, penuh
pengabdian, hanya untuk mengabdi
kepada Illahi Robbi dari seluruh
kegiatannya. Saat di tanah air, tanah
suci, hingga tanah air kembali”, jelas dr.
Azimal.
Lebih lanjut, Kapus Kesehatan
Haji menambahkan, PKHI memang
memerlukan orang yang terampil dan
kompeten dalam bidang kesehatan. Tapi
yang dibutuhkan petugas yang memiliki
kepedulian untuk melayani bukan
minta dilayani. Sebab, kalau tidak punya
kepedulian untuk melayani, sekalipun
terampil dan kompeten, tak akan dapat

membantu jemaah secara optimal.
“Untuk mengukur tingkat
kepedulian, kesiapan melayani dan
kemampuan bertahan di bawah tekanan
kerja, peserta PKHI akan mengikuti
pemeriksaan dokumen, tes psikometri,
kompetensi dan pembekalan integrasi”,
ujar dr. Azimal.
Secara sistem, pendaftaran dan
seleksi PKHI sudah mempunyai
mekanisme khusus melalui online. Para
pendaftar akan mendapat perlakuan
sama dalam seleksi. Perlakuan ini
dimulai dari saat pendaftaran dan
pemasukan dokumen. Sebagai contoh;
dalam mengisi form pendaftaran,
nama peserta harus mengisi nama
dengan tiga kata missal: Prawito Sadino
Kariotaruno. Bila, peserta mengisi nama
kurang dari tiga kata, maka pada saat
verikasi, sudah langsung tereliminasi.
“Proses rekrutmen petugas
kesehatan haji Indonesia, bukan untuk
mencari tenaga yang bagus, tapi
melatih petugas sehingga menjadi
bagus. Setelah dilatih, petugas mampu
bekerja atas dasar pemahaman yang
benar, yakni melayani jemaah, tapi
punya kesempatan melakukan ritual
ibadah haji, bukan sebaliknya”, ujar
Azimal.*

mediakom 41 | april | 2013 |

7
stop press

PRO KONTRA
SUNAT PEREMPUAN

S

unat perempuan di Indonesia
masih menjadi kontroversi. Ada
yang mendukung, tidak sedikit
pula pihak yang menentangnya.
Bahkan isu ini sudah mendunia
sejak PBB dan WHO terlibat dengan
mengeluarkan pernyataan tegas untuk
melarangnya. Mengapa menjadi pro
dan kontra? Penasaran dengan situasi
ini, kami mencoba menggali dan
memandangnya dari berbagai sisi dan
tidak memihak atau menyudutkan
kelompok manapapun.
Praktik sunat atau khitan perempuan
sudah berlangsung sejak lama. Kegiatan
ini dilakukan di beberapa negara atas
alasan budaya dan norma yang berlaku
di keluarga dan lingkungannya, terutama
di sebagian besar negara yang mayoritas
beragama islam seperti negara-negara
di benua asia, afrika dan kawasan timur
tengah. Di kawasan afrika diperkirakan
lebih dari 3 juta perempuan setiap
tahunnya berisiko mengalami mutilasi
genital dan sekitar 140 juta wanita
di seluruh dunia telah disunat. WHO
mengistilahkan sunat perempuan yang

8

| mediakom 41 | april | 2013

dilakukan di wilayah tersebut dengan
Female Genital Mutilation (FGM). Tindakan
FGM tersebut dilakukan dengan
memotong seluruh klitoris perempuan
dan menjahit labia mayora dengan
tujuan agar perempuan tidak dapat
melakukan hubungan seks sebelum
menikah dan kalaupun menikah agar
tidak dapat menikmati hubungan seks.
Hal ini sudah menjadi adat kebiasaan
turun temurun di wilayah tersebut dan
tidak terkait sama sekali dengan aspek
kesehatan dan agama.
Situasi inilah yang memicu PBB
dan WHO untuk melarang kegiatan
tersebut. PBB pada akhir November
2012 telah mengeluarkan resolusi yang
menyerukan 193 negara anggotanya
untuk menghilangkan praktik sunat
permpuan. Menurut penjelasan dari situs
WHO (www.who.int), ada 4 tipe FGM
yakni pertama pemotongan dengan atau
tanpa mengiris/menggores bagian atau
seluruh klitoris (clitoridectomy). Kedua
pemotongan klitoris dengan disertai
pemotongan sebagian atau seluruh labia
minora (excision). Ketiga pemotongan

bagian atau seluruh alat kelamin luar
disertai penjahitan/penyempitan lubang
vagina (infibulation). Keempat, tidak
terklarifikasi, untuk tujuan non medis,
termasuk penusukan, pelubangan atau
pengirisan/penggoresan terhadap
kelamin wanita.
Bagi pihak yang menentang,
praktik sunat perempuan merupakan
pelanggaran hak asasi manusia
pada kelompok remaja putri dan
wanita dewasa. Selain itu juga dinilai
telah menabrak upaya memperkuat
kesetaraan gender/diskriminasi pada
perempuan yang salah satunya melalui
ratifikasi konvensi internasional tentang
penghapusan segala bentuk diskriminasi
terhadap perempuan. Dampak khitan
yang mungkin timbul akibat kesalahan
penanganan sangat beragam,
diantaranya, depresi, pendarahan, infeksi
saluran kemih, radang panggul, frigiditas,
risiko kemandulan, hingga kematian. Ini
berbeda dengan sunat pada pria (male
circumcision) yang memang bermanfaat
bagi kesehatan.
Di Indonesia sendiri, sunat
perempuan banyak terjadi di sebagian
besar daerah di Indonesia khususnya di
kawasan Sumatera, Jawa dan Sulawesi.
Praktiknya juga didasari pada adat
istiadat dan kepercayaan agama yang
dianut. Berbeda dengan cara yang
dilakukan di negara-negara Afrika yang
diistilahkan dengan FGM, di Indonesia
praktik ini hanya dengan menggores
selaput yang menutupi klitoris.
Sayangnya praktik ini tidak dilakukan
dengan cara yang benar dan oleh
orang yang tepat. Seringkali juga pihak
keluarga tidak punya pilihan lain karena
disarankan oleh tetangga, keluarga
dekat bahkan ditawarkan oleh
perawat atau tenaga medis yang
menangani bayi perempuan ketika
baru dilahirkan.
Pemerintah sendiri berada
pada posisi netral menanggapi
situasi ini. Kementerian
Kesehatan pernah
mengeluarkan 2 kebijakan
yang berbeda perihal
sunat perempuan, yakni
melalui Surat Edaran Dirjen
Binkesmas pada tahun
2006 dan Permenkes
pada tahun 2010. Surat
edaran Dirjen Binkesmas
mengatur tentang larangan medikalisasi
sunat perempuan oleh petugas
kesehatan. Selanjutnya pada tahun
2008 Majelis Ulama Indonesia (MUI)
mengeluarkan fatwa tentang Hukum
Khitan Perempuan yang isinya antara lain
menyatakan bahwa khitan bagi laki-laki
dan perempuan termasuk fitrah (aturan)
dan syiar islam, dan khitan terhadap
perempuan adalah bersifat ibadah yang
sangat dianjurkan (makrumah) asalkan
tidak dilakukan secara berlebihan seperti
memotong dan melukai klitoris yang
berbahaya dan merugikan.
Permenkes Nomor 1636 Tahun 2010

sendiri sebenarnya tidak mewajibkan
kaum perempuan untuk melakukan sunat
perempuan, inilah yang disalahartikan
oleh banyak orang. Permenkes tersebut
justru mengatur tata cara/prosedur
sunat perempuan untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan kaum
perempuan yang ingin melakukan praktik
sunat perempuan. Tidak sembarangan
praktik ini dapat

dilakukan.
Berdasarkan Permenkes
tersebut, sunat perempuan harus
memiliki sejumlah persyaratan yang
harus dipenuhi. Permenkes ini mengatur
pelaksanaan sunat perempuan agar
sesuai dengan ketentuan agama, standar
pelayanan dan standar profesi untuk
menjamin keamanan dan keselamatan
perempuan yang disunat. Masih menurut
aturan dalam Permenkes tersebut, sunat
hanya dapat dilakukan oleh dokter, bidan
dan perawat yang telah memiliki izin
praktek/izin kerja serta dilakukan atas

permintaan dan persetujuan perempuan
yang disunat, orang tua dan/atau walinya.
Diatur pula mengenai persyaratan
ruangan, peralatan dan prosedur tindakan
serta larangan dan batasannya.
Secara medis dan empiris, memang
banyak yang menilai sunat perempuan
tidak terbukti bermanfaat, sehingga
wajar bila hal ini banyak ditentang.
Dilain pihak, menurut banyak kalangan,
khususnya kalangan agama Islam, praktik
ini merupakan bagian dari ibadah
yang sifatnya makrumah
tadi. Menurut MUI, lebih baik
hal ini tidak dilarang karena
akan berdampak negatif, sebab
bagi sebagian kalangan yang
tetap mempercayai khitan akan
tetap melakukannya secara illegal
dan ini malah berbahaya dan
mengancam keselamatan.
Pemerintah dan semua pihak
harus melihat ini dengan bijak.
Pemerintah sepertinya harus terus
giat memberikan pemahaman kepada
masyarakat bahwa sunat perempuan
di Indonesia merupakan budaya yang
sudah lama ada dan secara religi sudah
dianut oleh sebagian besar umat islam
serta tindakan yang dilakukan tidaklah
seperti yang terjadi di negara-negara
lain seperti kekuatiran banyak orang.
Kebijakan yang pemerintah lahirkan tidak
berarti melegalisasikan praktik sunat
perempuan tetapi justru mengatur agar
dilakukan dengan aman dan higienis.
Masyarakat harus diberikan kebebasan
untuk memutuskan, apakah bayi/anak
dan/atau keluarganya akan disunat atau
tidak. Pilihan ini juga harus diketahui
dan dilaksanakan oleh pihak pemberi
layanan, baik dokter praktik mandiri,
klinik, puskesmas dan rumah sakit,
sehingga dengan demikian semua ‘kubu’
yang terkait soal ini dapat terakomodir
kepentingannya.*(AM)

mediakom 41 | april | 2013 |

9
kolom

healthy happy family:

kenapa tidak?

foto

Dian Ayubi
Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat
Dosen di Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

B

eberapa waktu lalu saya
mendengar kisah seorang
anak usia sekolah dasar
dipukul oleh ayahnya
ketika si anak diketahui
merokok. Lebih menyedihkan lagi
ketika saya tahu bahwa sang ayah
adalah seorang perokok. Mungkin
banyak kisah-kisah lain ketika keluarga
tidak menjadi tempat yang baik untuk
menumbuhkan perilaku sehat.
Dahlgreen dan Whitehead (1991)
menjelaskan diterminan sosial
kesehatan dimana ada beberapa lapisan
yang dapat mempengaruhi kesehatan
seseorang. Lapisan pertama adalah gaya
hidup seseorang dan lapisan kedua
adalah lingkungan sosial dan komunitas.
Keluarga termasuk dalam lapisan kedua.
Keluarga adalah struktur terkecil
dalam masyarakat. Ibarat sebuah
bangunan masyarakat, maka keluarga
adalah salah satu batu bata yang
membangunnya. Jika tiap keluarga
memiliki perilaku sehat maka
masyarakat pun akan menjadi sehat
begitu juga sebaliknya.
Peran keluarga dalam menumbuhkan
perilaku sehat bagi anggota keluarganya
dapat dilakukan dalam dua bentuk.
Pertama adalah orang tua menjadi
contoh bagaimana berperilaku sehat.
Pepatah mengatakan buah apel jatuh
tak jauh dari pohonnya. Terlebih bagi

10

| mediakom 41 | april | 2013

anak-anak balita, dapat dikatakan
hampir seluruh perilakunya adalah hasil
mencontoh orang dekatnya. Jangan
heran jika melihat anak-anak merokok
kalau orang tuanya pun perokok.
Meskipun orang tua tidak merokok,
tetapi banyak orang tua tidak sadar
mengucapkan ‘ini uang rokok’ saat
memberi upah atau tip ke orang lain.
Hal ini dapat dikesankan oleh anak-anak
bahwa orang tuanya menganjurkan
untuk merokok. Sebaiknya katakana saja
‘ini uang lelah’ atau ‘ini uang trasport’.
Hal lain yang jarang dicontohkan
oleh orang tua adalah menegur orang
lain ketika merokok di tempat-tempat
umum. Pengalaman saya menunjukkan
bahwa jika kita menegur dengan cara
yang santun untuk tidak merokok
dan mengucapkan terima kasih, maka
orang tersebut tidak akan marah. Ini
lebih efektif daripada kita mengibasibaskan tangan di depan wajah atau
menutup hidung untuk memberi isyarat
agar orang tertentu tidak merokok di
depannya.
Peran kedua adalah membentuk
lingkungan yang sehat. Lingkungan
mencakup fisik maupun norma-norma
dalam keluarga. Contoh lingkungan
fisik adalah tidak menyediakan asbak
rokok di ruang tamu atau tempat
lainnya. Tidak menempel gambar,
poster, atau tampilan lainnya dimana

terdapat gambar rokok. Termasuk juga
didalamnya adalah membentengi
anak-anak dari derasnya iklan rokok di
media televisi. Orang tua seharusnya
memberikan pendampingan untuk
menjaga anak-anaknya dari pengaruh
buruk tayangan iklan tersebut.
Norma yang dapat dibangun dalam
keluarga antara lain tidak mengizinkan
orang lain merokok didalam rumah
meskipun itu adalah keluarga dekat kita.
Mungkin dapat menjadi perdebatan.
Teman saya mengizinkan anaknya
untuk mencoba merokok namun harus
dilakukan di depan orang tuanya. Ini
dilakukan agar sang anak tidak mencoba
bersama teman-temannya. Orang tua
dapat memberikan edukasi tentang
bahaya akibat merokok, sedangkan
teman sebayanya belum tentu demikian.
Dari uraian di atas maka peran
keluarga dalam menumbuhkan perilaku
sehat bermula dari orang tua. Perilaku
sehat harus dipupuk tidak hanya di
dalam rumah maupun di luar rumah
misal ketika sedang berbelanja di pusat
perbelanjaan dan rekreasi di tempattempat wisata. Jika semua tersebut
dilakukan bersama-sama dan dalam
suasana yang nyaman, maka tidak sulit
untuk mewujudkan keluarga sehat dan
bahagia…health happy family.*
m e d i a
u t a m a

PENGATURAN ROKOK DI INDONESIA

Jadi, efek buruk rokok bagi
kesehatan bukan sekadar penyakitpenyakit fisik saja, tetapi juga dapat
berpen­ aruh buruk pada kesehatan
g
jiwa. Terutama jika orang itu merokok
sejak usia muda atau bahkan anakanak. Oleh karena itulah konsumsi
rokok pada anak usia sekolah harus
dikurangi semaksimal mungkin,
atau bahkan dilarang sama sekali.
Mengandalkan pelaran­ an pada
g
kesadaran orang tua agaknya tidak
cukup. Diperlukan pula intervensi
negara melalui pengaturan.
Untuk itulah pemerintah Indonesia
kemudian berinisi­ tif untuk mengatur
a
dan membatasi konsumsi rokok

di masyarakat. Yang kemudian
dituangkan dalam sebuah PP No 109
tahun 2012, tentang Pengamanan
Bahan yang Mengandung Zat Adiktif
berupa Produk Tembakau bagi
kesehatan. Diantaranya berisi tentang
peringatan kesehatan, pengaturan
kawasan tanpa rokok, perlind­
ungan anak dan wanita hamil, serta
pengendalian iklan rokok di media.
Diharapkan dengan peraturan
tersebut, konsumsi ro­ ok akan dapat
k
ditekan seminimal mungkin. Dan
pada target jangka panjang akan
dapat mengurangi jumlah pen derita
penyakit fisik, akibat dari rokok.*

mediakom 41 | april | 2013 |

11

Flickr.com

T

embakau sebagai komoditas
dagang diperke­ alkan
n
oleh Belanda ke Indonesia
pada abad ke-17. Benda ini
kemudian menjadikan Indo­
nesia sebagai salah satu penghasil
tembakau terbaik, di wilayah Asia
Timur. Pada waktu itu Belanda praktis
memonopoli perdagangan tembakau
di dunia, terutama di wilayah Asia.
Berbeda dengan negara-negara Eropa
yang lain yang membawa tem­ akau
b
langsung dari Amerika, Belanda juga
membuka perkebunan tembakau di
berbagai wilayah di Afrika dan Asia.
Hal tersebut kemudian menjadi
sebuah budaya tersendiri di kalangan
masyarakat, yaitu budaya mero­
kok. Tingginya permintaan akan
rokok membuat indus­ ri tembakau
t
semakin berkembang dari abad ke
abad. Namun pengetahuan tentang
dampak buruk tembakau terhadap
kesehatan baru muncul di awal
abad ke-20. Tahun 1939, dokter
Franz H. Muller untuk pertama
kali membuktikan melalui studi
epidemiologis, bahwa mero­ ok
k
berkaitan dengan kanker paru-paru.
Mereka berkesimpulan bahwa
asap rokok, bukan han­ a nikotin saja
y
yang berbahaya tetapi juga zat-zat
lain yang terdapat dalam asap rokok.
Diantaranya adalah tar sebagai hasil
pembakaran tembakau, yang ikut
menyumbang bahaya rokok bagi
kesehatan. Bahaya tersebut diperkuat
oleh efek kecanduan dari nikotin.
Sehingga zat-zat berbahaya tadi
makin menumpuk dalam tubuhnya,
dan secara berangsur mendekatkan
kepada risiko penyakit akibat rokok.
m e d i a
u t a m a

Pokok Pokok
Isi PP Tembakau

P

eraturan Pemerintah No
109 tahun 2012, tentang
Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif
berupa Produk Tembakau bagi
kesehatan, diantaranya berisi peringatan
kesehatan, pengaturan kawasan tanpa
rokok, perlindungan anak dan wanita
hamil, serta pengendalian iklan.
Khusus, peringatan kesehatan, setiap
produsen dilarang untuk mencantumkan
keterangan atau tanda apapun yang
menyesatkan atau kata yang bersifat
promotif. Juga dilarang mencantumkan
kata “light, ultra light, mild, extra mild, low
tar, slim, special, full flavour, premium” dan
kata lain yang mengindikasikan kualitas,
superioritas, rasa aman, pencitraan,
kepribadian atau kata-kata apapun
dengan arti yang sama.

12

| mediakom 41 | april | 2013

Selain itu, PP ini juga mengatur
Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
wajib mewujudkan KTR. Yakni ruang
atau area yang dinyatakan dilarang
untuk kegiatan merokok, menjual,
memproduksi, mengiklankan atau
mempromosikan produk tembakau.
Adapun yang dimaksud kawasan
tanpa rokok meliputi: fasilitas pelayanan
kesehatan, tempat proses belajar
mengajar, tempat anak bermain, tempat
ibadah, angkutan umum, tempat kerja
dan tempat umum lain yang telah
ditetapkan.
Secara khusus, PP ini juga
memuat perlindungan anak dan
perempuan hamil terhadap bahan
yang mengandung zat adiktif, berupa
produk tembakau. Perlindungan ini

dilakukan secara komprehensif, mulai
dari pencegahan, pemulihan kesehatan
fisik, mental dan pemulihan sosial.
Kegiatan pemulihan dilaksanakan
melalui kegiatan pemeriksaan fisik dan
mental, pengobatan, pemberian terapi
psikososial, pemberian terapi mental
dan melakukan rujukan. Sedangkan
kegiatan rehabilitasi sosial dilakukan
kegiatan dalam bentuk; motivasi dan
diagnosis psikososial, perawatan dan
pengasuhan, pelatihan vokasional dan
pembinaan kewirausahaan, bimbingan
mental dan bimbingan fisik. Selain
itu, juga mendapat bimbingan sosial
dan konseling psikososial, pelayanan
aksesibilitas, bantuan dan asistensi
sosial, bimbingan resosialisasi,
bimbingan lanjut dan rujukan.
Terkait dengan pembinaan dan
pengawasan, Menteri, Menteri terkait,
kepala badan, pemerintah daerah sesuai
kewenangannya melakukan upaya
pengawasan dan dapat memberi sanksi
berupa teguran lisan, tertulis, penarikan
produk, rekomendasi penghentian
sementara kegiatan dan rekomendasi
penindakan kepada instansi terkait.*
MENGAPA KONSUMSI ROKOK

PERLU DIATUR

T

embakau sebagai komoditas
dagang diperkenalkan oleh
Belanda ke Indonesia pada abad
ke 17 dan menjadikan Batavia
sebagai pusat perdagangan
tembakau di wilayah Asia Timur.
Belanda mengambil tembakau
dari perkebunan mereka di
Srilanka yang waktu itu juga
merupakan jajahan Belanda.
Baru di pertengahan kedua
abad ke 18 Belanda mulai
menanam tembakau di
Indonesia. Pada abad ke-17
itu Belanda praktis memonopoli
perdagangan tembakau di dunia,
terutama di wilayah Asia. Berbeda
dengan negara-negara Eropa yang lain
yang membawa tembakau langsung
dari Amerika, Belanda membuka
perkebunan tembakau di berbagai
wilayah di Afrika dan Asia.
Dalam buku Tobacco (A Cultural
History of How an Exotic Plant Seduced
Civilization), Iain Gately menceritakan
kelihaian Belanda dalam perdagangan
tembakau. Dengan membuat suku
Hottentot di Afrika Selatan ketagihan
tembakau, Belanda dapat memperoleh
Tanjung Harapan (Afrika Selatan) dari
suku tersebut yang ditukar dengan
tembakau. Diceritakan juga bagaimana
Belanda membujuk pemakan sirih di

Indonesia agar menukar sabut pinang
dengan tembakau sebagai pembersih
ludah dan gigi setelah makan sirih. Juga
bagaimana Belanda mengajari orang
Jawa yang gemar menggigit cengkeh
untuk mencampurkannya dengan
tembakau dan dijadikan rokok, yang kini
bernama kretek.
“The Javanese, who were addicted
to cloves, were provided with tobacco
mixed with pieces of clove. These
fragments made an attractive crackling
noise upon combustion, which was
believed to ward off evil spirits…”
Ketika negara-negara Eropa lain
lebih melihat tembakau sebagai produk

untuk kesenangan, Belanda sudah
memanfaatkan sifat ketagihan tembakau
untuk memperkaya negaranya. Persis
seperti pengusaha rokok sekarang
ini yang memanfaatkan sifat adiktif
tembakau untuk
memperkaya dirinya
sendiri.
Pengetahuan
tentang dampak
buruk tembakau
terhadap kesehatan baru
muncul di awal abad ke-20.
Di tahun 1939, dokter Franz H.
Muller dari Jerman untuk pertama
kali membuktikan melalui studi
epidemiologis, bahwa merokok berkaitan
dengan kanker paru-paru. Pemerintah
Jerman pun kemudian menyatakan
“perang” terhadap rokok, antara lain
dengan menyebarkan gambar Hitler
dengan tulisan “Fuhrer kita, Adolf Hitler
tidak minum alkohol dan tidak merokok”.
Tetapi suasana perang dan juga
perlawanan dari industri rokok membuat
kampanye anti rokok itu tidak terdengar
gaungnya. Perlawanan industri rokok
tersebut, seperti diceritakan dalam buku
Tobacco di atas, antara lain dilakukan
dengan menyuap Partai Nazi. Meskipun
demikian, pemerintah tetap melarang
orang merokok di tempat umum dan
dalam kendaraan umum. Juga melarang

mediakom 41 | april | 2013 |

13
m e d i a
u t a m a
merokok bagi anggota Luftwaffe
(Angkatan Udara).
Nikotin sebagai zat adiktif
Pengetahuan tentang dampak
buruk rokok bagi kesehatan semakin
lama semakin meningkat dengan makin
banyaknya laporan bukti-bukti ilmiah
di berbagai jurnal kedokteran dunia.
Ternyata dari asap rokok, bukan hanya
nikotin saja yang berbahaya tetapi juga
zat-zat lain yang terdapat dalam asap
rokok serta tar sebagai hasil pembakaran
tembakau, ikut menyumbang bahaya
rokok bagi kesehatan. Bahaya
tersebut diperkuat oleh efek
mencandu dari nikotin. Dengan
adanya kecanduan, perokok akan
selalu mencari rokok setiap kali
ketagihan, dan dengan demikian
membuat zat-zat berbahaya
tadi makin menumpuk dalam
tubuhnya, sehingga secara
berangsur mendekatkan kepada
risiko penyakit akibat rokok.
Meskipun pengetahuan
tentang bahaya rokok
sudah cukup lama dan
bahwa rokok menimbulkan
kecanduan, pengetahuan
tentang mekanisme
bagaimana nikotin dapat
mengakibatkan kecanduan
relatif belum terlalu lama.
Mekanisme bagaimana
kerja nikotin dalam
menimbulkan kecanduan antara lain
dirangkum oleh Neal L. Benowitz, dalam
majalah kedokteran terkemuka New
England Journal of Medicine, edisi 17 Juni
2010. Nikotin menimbulkan kecanduan
dengan cara mengikat sel-sel tertentu di
otak yang memacu produksi dopamin,
zat yang dapat menimbulkan rasa
nyaman, dan selanjutnya membuat sel
itu selalu memerlukan nikotin untuk

14

| mediakom 41 | april | 2013

memproduksi dopamin. Dari rangkuman
tersebut juga diungkapkan bahwa
kecanduan nikotin akan makin sulit
dihentikan pada perokok yang sudah
mulai merokok sejak usia muda.
Jadi meskipun nikotin itu sendiri
kecil peranannya dalam menimbulkan
berbagai penyakit akibat rokok, sifatnya
yang adiktif membuat perokok akan
selalu menghisap rokok dan sekaligus
menghisap zat-zat racun yang ada dalam
rokok dan asapnya. Tetapi karena nikotin
juga mempengaruhi pusat “rasa nyaman”
dan pusat emosi, maka rokok juga
mempunyai efek pada

perkembangan kejiwaan terutama
pada perokok usia muda. Jie Wu Weiss di
tahun 2005 melaporkan dalam Journal of
Adolescence bahwa kecanduan nikotin
telah membuat remaja menjadi mudah
marah, bermusuhan, dan depresi.
Apakah faktor ini yang telah membuat
banyak anak usia sekolah yang gemar
melakukan tawuran , kekerasan di

Indonesia, menarik untuk diteliti.
Tetapi kecanduan nikotin sebagai
awal (pintu masuk) ke kecanduan
narkoba yang lebih keras sudah banyak
dilaporkan. Selain melalui jalur depresi
ataupun melalui peningkatan kekuatan
zat adiktif. Sebagaimana diketahui, sifat
kecanduan nikotin sangat tergantung
dosis. Artinya kalau sudah kecanduan
pada dosis tertentu, ia tidak akan
terpuaskan kalau belum menghisap
nikotin sebesar dosis tersebut. Kalau
ia diberi rokok dengan nikotin dosis
kecil, maka jumlah batangnya akan
ditambah supaya dosis yang ia perlukan
terpenuhi. Buruknya, dosis ini makin
lama bisa makin meningkat.
Kalau sebelumnya cukup
dengan sebungkus sehari,
lama kelamaan akan meningkat
menjadi dua bungkus, dan
seterusnya. Kalau kemudian ia
membutuhkan dosis yang lebih
tinggi lagi, ia tidak akan terpusakan
oleh nikotin, lalu pindah ke zat
adiktif yang lebih kuat, misalnya
heroin. Oleh karena itu pada
perokok remaja, akan mudah ia kelak
beralih ke zat narkoba yang lebih
kuat.
Jadi, efek buruk rokok bagi
kesehatan bukan sekadar penyakitpenyakit fisik seperti kanker, serangan
jantung, dan lahir cacat bagi janin
yang sejak di kandungan terpapar asap
rokok, tetapi juga dapat berpengaruh
buruk pada kesehatan jiwa. Terutama
jika orang itu merokok sejak usia muda
atau bahkan anak-anak. Oleh karena
itulah konsumsi rokok pada anak-anak
dan remaja harus dikurangi semaksimal
mungkin, atau bahkan dilarang sama
sekali. Mengandalkan pelarangan pada
kesadaran orang tua agaknya tidak
cukup. Diperlukan pula intervensi negara
melalui pengaturan.*
Bahaya Rokok
Menurut
Pandangan
Al-qur’an dan
As-sunNah

B

erita-berita yang muncul
tentang bahaya rokok terhadap
perokok aktif maupun pasif
sudah bukan hal yang baru
lagi. Tetapi, menurut sebuah
studi baru-baru ini, yang dipublikasikan
oleh American Journal of Public Health,
statistik bisa menunjukkan betapa
seriusnya akibat rokok.
Rokok, siapa yang tidak kenal
dengan benda satu ini. Ia telah
menyatu dalam kehidupan sebagian
manusia. Baik orang awam atau kaum
intelek, miskin atau kaya, pedesaan
atau kota , pria bahkan wanita, semua
kalangan. Kehidupan mereka seperti
dikendalikan oleh rokok. Mereka
sanggup untuk tidak makan berjamjam, tetapi ‘pusing’ jika berjam-jam tidak
merokok. Mengaku tidak ada uang
untuk bayar sekolah, tetapi selalu ada
uang untuk memembeli rokok sungguh
mengherankan!
Tulisan ini diturunkan dalam rangka
menyelamatkan umat manusia, ,
dari bahaya rokok, serta bahaya para
propagandis (pembela)nya dengan

ketidak pahaman mereka tentang
nash-nash syar’i (teks-teks agama) dan
qawaidusy syar’iyyah (kaidah-kaidah
syariat). Atau karena hawa nafsu, mereka
memutuskan hukum agama karena
perasaan dan kebiasaannya sendiri,
bukan karena dalil-dalil Al Qur’an dan
As Sunnah, serta aqwal (pandangan)
para ulama Ahlus Sunnah yang mu’tabar
(yang bisa dijadikan rujukan). Lantaran
mereka, umat terus terombang ambing
dalam kebiasaan yang salah ini, dan
meneladani perilaku yang salah,
lantaran menemukan sebagian orang
pecandu rokok.
Mereka beralasan ‘tidak saya
temukan dalam Al Qur’an dan Al Hadits
yang mengharamkan rokok.’ Sungguh,
ini adalah perkataan yang mengandung
racun berbahaya bagi orang awam,
sekaligus menunjukkan keawaman
pengucapnya, atau kemalasannya untuk
menelusuri dalil. Sebab banyak hal yang
diharamkan dalam Islam tanpa harus
tertera secara manthuq (tekstual/jelas
tertulis) dalam Al Qur’an dan As Sunnah.
Kata-kata ‘rokok’ jelas tidak ada dalam Al

Qur’an dan As Sunnah secara tekstual,
sebab bukan bahasa Arab, nampaknya
anak kecil juga tahu itu. Nampaknya,
orang yang mengucapkan ini tidak
paham bahwa keharaman dalam Al
Qur’an bisa secara lafaz (teks tegas
mengharamkan) atau keharaman karena
makna/pengertian/maksud.
Kebenaran bukan dilihat dari
orangnya, tapi lihatlah dari perilakunya,
sejauh mana kesesuaian dengan Al
Qur’an dan As Sunnah. Kami amat
meyakini dan berbaik sangka, para
pengguna dari kalangan bawah
maupun kalangan intelek (atas)
sekalipun yang merokok sebenarnya
membenci apa yang telah jadi kebiasaan
mereka, hanya saja karena sudah candu,
mereka sulit meninggalkanya.
Akhirnya, tidak sedikit di antara
mereka yang mencari-cari alasan untuk
membenarkan rokok. Sungguh, Ahlus
Sunnah adalah orang yang berani
beramal setelah adanya dalil, bukan
beramal dulu, baru cari-cari dalil dan
alasan.
Berikut ini akan kami paparkan

mediakom 41 | april | 2013 |

15
m e d i a
u t a m a

Bahaya Merokok
1. Penyakit jantung
Rokok menimbulkan aterosklerosis atau
terjadi pengerasan pada pembuluh
darah. Kondisi ini merupakan
penumpukan zat lemak di arteri, lemak
dan plak memblok aliran darah dan
membuat penyempitan pembuluh
darah. Hal ini menyebabkan penyakit
jantung.
Jantung harus bekerja lebih
keras dan tekanan ekstra dapat
menyebabkan angina atau nyeri dada.
Jika satu arteri atau lebih menjadi
benar-benar terblokir, serangan
jantung bisa terjadi.
Semakin banyak rokok yang dihisap
dan semakin lama seseorang merokok,
semakin besar kesempatannya

adillatusy syar’iyyah (dalil-dalil syara’)
dari Al Qur’an dan As Sunnah tentang
haramnya rokok, yang tidak ada
keraguan di dalamnya, berserta kaidahkaidah fiqhiyyah yang telah disepakati
para ulama mujtahidin, dan kami
paparkan pula pandangan ulama dunia
tentang rokok. Wallahul Musta’an!
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Dan Janganlah kalian
menjerumuskan diri kalian dengan
tangan kalian sendiri ke dalam jurang
kerusakan.” (QS. Al Baqarah (2): 195)
“Dan Janganlah kalian membunuh
diri kalian sendiri ..” (QS. An Nisa (4): 29)
Perhatikan dua ayat ini, tidak
syak (ragu) lagi, merokok merupakan
tindakan merusak diri si pelakunya,
bahkan tindakan bunuh diri. Para
pakar kesehatan telah menetapkan
adanya 3000 racun berbahaya, dan 200
diantaranya amat berbahaya, bahkan
lebih bahaya dari Ganja (Canabis Sativa).
Mereka menetapkan bahwa sekali
hisapan rokok dapat mengurangi umur

16

| mediakom 41 | april | 2013

hingga beberapa menit. Wallahu A’lam
bis Shawab. Pastinya, umur manusia
urusan Allah Ta’ala, namun penelitian
para pakar ini adalah pandangan ilmiah
empirik yang tidak bisa dianggap
remeh. Al Ustadz Muhamad Abdul
Ghafar al Hasyimi menyebutkan
dalam bukunya Mashaibud Dukhan
(Bencana Rokok) bahwa rokok bisa
melahirkan 99 macam penyakit. Lancet,
sebuah majalah kesehatan di Inggris
menyatakan bahwa merokok itu adalah
penyakit itu sendiri, bukan kebiasaan.
Perilaku ini merupakan bencana yang
dialami kebanyakan anggota keluarga,
juga bisa menurunkan kehormatan
seseorang. Jumlah yang mati karena
rokok berlipat ganda. Majalah ini
menyimpulkan, asap rokok lebih bahaya
dari asap mobil.
Begitu pula ayat ‘Janganlah kalian
membunuh diri kalian sendiri’, artinya,
yang haram yaitu 1. Bunuh diri, dan 2.
Perilaku atau sarana apapun yang bisa
mematikan diri sendiri.

mengembangkan penyakit jantung
atau menderita serangan jantung atau
stroke.

2. Penyakit paru
Risiko terkena pneumonia, emfisema
dan bronkitis kronis meningkat karena
merokok. Penyakit ini sering disebut
sebagai Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK).
Penyakit paru-paru ini dapat
berlangsung dan bertambah buruk
dari waktu ke waktu sampai orang
tersebut akhirnya meninggal karena
kondisi tersebut. Orang-orang berumur
40 tahun bisa mendapatkan emfisema
atau bronkitis, tapi gejala biasanya
akan jauh lebih buruk di kemudian hari,
menurut American Cancer Society.

zat berbahaya
dalam rokok
Nikotin
Zat ini mengandung candu bisa
menyebabkan seseorang ketagihan
untuk terus menghisap rokok
Pengaruh bagi tubuh manusia :
* 	Menyebabkan kecanduan /
ketergantungan.
* 	Merusak jaringan otak
* 	Menyebabkan darah membeku
*	 Mengeraskan dinding arteri
3. Kanker paru dan kanker
lainnya
Kanker paru-paru sudah lama dikaitkan
dengan bahaya rokok, yang juga dapat
menyebabkan kanker lain seperti
dari mulut, kotak suara atau laring,
tenggorokan dan kerongkongan.
Merokok juga dikaitkan dengan
kanker ginjal, kandung kemih, perut
pankreas, leher rahim dan kanker darah
(leukemia).

Merokok meningkatkan resiko
terjadinya diabetes, menurut Cleveland
Clinic. Rokok juga bisa menyebabkan
komplikasi dari diabetes, seperti
penyakit mata, penyakit jantung,
stroke, penyakit pembuluh darah,
penyakit ginjal dan masalah kaki.

Bahan dasar pembuatan aspal
yang dapat menempel pada
paru-paru dan bisa menimbulkan
iritasi bahkan kanker Pengaruh
bagi tubuh manusia :
*	 Membunuh sel dalam saluran
darah
*	 Meningkatkan produksi
lendir diparu-paru
*	 Menyebabkan kanker paruparu

Karbon Monoksida
Gas yang bisa menimbulkan
penyakit jantung karena gas ini
bisa mengikat oksigen dalam
tubuh
*	 Pengaruh bagi tubuh
manusia :
*	 Mengikat hemoglobin,
sehingga tubuh kekurangan
oksigen

Rokok merupakan faktor resiko
utama untuk penyakit pembuluh
darah perifer, yang mempersempit
pembuluh darah yang membawa darah
ke seluruh bagian tubuh. Pembuluh
darah ke penis kemungkinan juga
akan terpengaruh karena merupakan
pembuluh darah yg kecil dan dapat
mengakibatkan disfungsi ereksi/
impoten.

6. Menimbulkan Kebutaan

4. Diabetes

Tar

5. Impotensi

Seorang yang merokok menimbulkan
meningkatnya resiko degenerasi
makula yaitu penyebab kebutaan
yang dialami orang tua. Dalam studi
yg diterbitkan dalam ‘Archives of
Ophthal mology pada tahun 2007
menemukan yaitu orang merokok
empat kali lebih mungkin dibanding
orang yang bukan perokok untuk
mengembangkan degenerasi makula,

*	 Menghalangi transportasi
dalam darah

Zat Karsinogen
Pengaruh bagi tubuh manusia:
*	 Memicu pertumbuhan sel
kanker dalam tubuh

Zat Iritan
Zat-zat asing berbahaya tersebut
adalah zat yang terkandung
dalam dalam ASAP ROKOK,
dan ada 4000 zat kimia yang
terdapat dalam sebatang ROKOK,
40 diantaranya tergolong zat
yang berbahaya misalnya :
hidrogen sianida (HCN) , arsen,
amonia, polonium, dan karbon
monoksida (CO).
*	 Mengotori saluran udara dan
kantung udara dalam paruparu. Menyebabkan batuk.

yang merusak makula, pusat retina,
dan menghancurkan penglihatan
sentral tajam.

7. Penyakit mulut
Penyakit mulut yang disebabkan oleh
rokok antara lain kanker mulut, kanker
leher, penyakit gigi, dan nafas.

8. Gangguan Janin
Merokok berakibat buruk terhadap
nafas terganggu dan bau mulut
tak sedap kesehatan janin dalam
kandungan keguguran, kematian janin,
bayi lahir berat badan rendah, dan
sindrom, kematian mendadak bayi

9. Gangguan Pernafasan	
Merokok meningkatkan risiko
kematian karena penyakit paru kronis
hingga sepuluh kali lipat. Sekitar 90%
kematian karena penyakit paru kronis
disebabkan oleh merokok.

“ Tidak (boleh melakukan /menggunakan
sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan”
(Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan
Atturmuzi)
Demikian juga (rokok diharamkan) karena
termasuk sesuatu yang buruk (khabaits),
sedangkan Allah ta’ala (ketika menerangkan sifat
nabi-Nya Shalallahu ‘Alaihi Wassalam) berfirman:
“dia menghalalkan bagi mereka yang baik dan
mengharamkan yang buruk“ (Al A’raf: 157)
Allah Subhanahu Wataala berfirman:“Jangan
kalian bunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah
maha penyayang terhadap diri kalian “ (An-Nisa: 29)
Merokok sama seperti bunuh diri secara
perlahan-lahan. Dalam ayat yang laen Allah SWT
berfirman:“Jangan kalian lemparkan diri kalian
dalam kehancuran” (Al-Baqarah : 195)
Merokok adalah pemborosan yang mubazir
setiap yang mubazir adalah perbuatan setan.
“ Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah
(dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang kami
keluarkan untuk kamu. Dan janganlah kamu
memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau

mediakom 41 | april | 2013 |

17
m e d i a
u t a m a

Cara Berhenti Merokok
1. 	 Niat yang sungguh-sungguh
untuk berhenti merokok.
2.	 Belajar membenci rokok
3. 	 Bergaullah dengan orang yang
tidak merokok
4. 	 Sering-sering pergi ke tempat
yang ruangannya ber-AC
5. 	 Pindahkan semua barang-barang
yang berhubungan dengan rokok.
6. 	 Jika ingin merokok, tundalah 10

menit lagi.
7. 	 Beritahu teman dan orang terdekat
kalau kita ingin berhenti merokok.
8. 	 Kurangi jumlah merokok sedikit
demi sedikit.
9. 	 Hilangkan kebiasaan bengong atau
menunggu.
10. 	Sering-seringlah pergi ke rumah
sakit, agar tahu pentingnya
kesehatan.
mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata darinya “ (Al
Baqarah: 267)
“ Tidak (boleh melakukan /
menggunakan sesuatu yang) berbahaya
atau membahayakan” (Riwayat
Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan
Atturmuzi)
Demikian juga (rokok diharamkan)
karena termasuk sesuatu yang buruk
(khabaits), sedangkan Allah ta’ala
(ketika menerangkan sifat nabiNya Shalallahu ‘alaihi wassalam)
berfirman: “…dia menghalalkan
bagi mereka yang baik dan
mengharamkan yang buruk“ (Al
A’raf : 157)
Dunia kedokteran telah
membuktikan bahwa
mengkonsumsi barang ini
dapat membahayakan,
jika membahayakan maka
hukumnya haram.
Sebagai generasi muda
bangsa yang dituntut lebih

18

| mediakom 41 | april | 2013

11.	 Cari pengganti rokok, misalnya
permen atau gula.
12. 	Coba dan coba lagi jika masih
gagal.
Semoga informasi tentang bahaya
merokok atau bahaya rokok diatas
bisa memberikan kita pencerahan
dan pemahaman yang lebih baik
tentang dampak bahaya rokok
Inilah nasihatku untuk diriku sendiri,
dan saudaraku sebangsa dan setanah
air, juga para laki-laki maupun para
wanita atau anak bangsa, yang masih
terbelenggu dengan candu rokok
….. untuk mereka yang mencari
ketenangan dengan merokok,
padahal seorang mu’min mencari
ketenangan melalui dzikir dan
shalat … untuk mereka yang tengah
mencari kejelasan dan kebenaran
…. untuk merekalah risalah ini
dipersembahkan….*

aktif dan berperan dalam negara,
baiknya kita bisa memahami dan ikut
mengkampanyekan ‘no smoking’ bukan
hanya di hari kampanye Hari Tanpa
Tembakau Seduania (HTTS) setiap
tanggal 31 Mei, akan tetapi setiap hari
dan setiap saat.
Mirisnya, saat ini rokok sudah
dikonsumsi oleh anak-anak dibawah
umur dan sudah menjadi sebuah
‘keharusan’ dalam artian mereka sudah
candu terhadap rokok tersebut. Mereka
seakan terbebaskan oleh sebatang
rokok yang mereka isap.
Rokok lebih besar madhorotnya,
seperti sudah diterangkan di atas
merokok bisa menyebabkan berbagai
penyakit.
Jika saja anda adalah salah satu
orang yang merokok aktif, cobalah
untuk berhenti merokok dengan
melakukan cara sebagai berikut. Hal
penting yang harus dilakukan dalam
berhenti merokok adalah NIAT yang
sungguh-sungguh.*
dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH

"Saya tidak
membenci
perokok”

S

osok wanita cerdas kelahiran
Sengkang, Sulawesi Selatan, 14
Juli 1940 ini, sebelumnya tidak
banyak dikenal oleh masyarakat
awam. Tetapi kemudian
setelah diangkat sebagai Menteri
Kesehatan RI oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, namanya mulai
ramai dibicarakan. Terutama setelah
menggalakkan kampanye anti rokok
di kalangan masyarakat dan instansi
pemerintahan.
Bagi sebagian kalangan masyarakat
nama dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH,
dikenal sebagai istri dari Brigjen Purn
dr. Ben Mboi MPH, mantan Gubernur
NTT. Beliau mempunyai karir di bidang

kedokteran yang cukup panjang
sejak tahun 1964. Mulai dari menjadi
karyawan Departemen Kesehatan
adalah sebagai Kepala Rumah Sakit
Umum, Ende, Flores (1964 - 1968),
Kepala Seksi Perijinan pada Kantor
Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi
NTT, Kupang (1979 - 1980), Kepala
Bidang Bimbingan dan Pengendalian
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(BPPKM) pada Kantor Wilayah
Departemen Kesehatan Provinsi NTT,
Kupang (1980 - 1985).
Sejak menjadi pelajar dr. Nafsiah
Mboi juga telah aktif menjadi aktivis
berbagai organisasi kesehatan dan
sosial. Bahkan hingga beranjak

dewasa beliau telah menjadi aktivis
untuk keluarga berencana hingga
penanggulangan HIV/AIDS. Bahkan
di era kepemimpinan Alm.Presiden
Soeharto, beliau sangat terkenal dengan
gebrakan mengenalkan kesehatan
perempuan di NTT. Pada saat itu
perempuan benar-benar diarahkan
tenaganya untuk kerja kolektif sosial,
ada keberhasilan terbesar Soeharto
dalam menggerakkan kerja perempuan
dalam bentuk volunteer atau
sukarelawan di tengah masyarakat yaitu 
PKK dan Posyandu. Ini salah satunya
adalah berkat kerja keras beliau.
Sebagai seseorang yang berasal
dari keluarga terpandang dan memiliki

mediakom 41 | april | 2013 |

19
m e d i a
u t a m a
wawasan yang luas. dr. Nafsiah Mboi
juga memiliki ketertarikan untuk
menimba ilmu sebanyak mungkin.
Kakak pertama dari Nafsiah, Prof Andi
Hasan Walinono, merupakan mantan
Rektor Unhas. Hasan juga mantan
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Rl, dan pernah menjadi
Menteri Pendidikan. Dengan demikian
tidak heran jika akhirnya beliau banyak
menempuh pendidikan lanjutan di luar
negeri. Hingga akhirnya meraih Master
of Public Health (MPH) Royal Tropical
Institute, Antwerpen, Belgia (19901991) dan terpilih sebagai Research
Fellow untuk Takemi Program bidang
kesehatan Internasional Universitas
Harvard (1990-1991).
Kepedulian menegakkan dan
komitmennya untuk anti diskriminasi
dan kesetaraan dalam masyarakat,
akhirnya membuat dr. Nafsiah Mboi
menjadi aktivis untuk hak-hak asasi
manusia. Diantaranya kemudian
menjadi salah satu pendiri Komisi
Nasional Perlindungan Anak Indonesia,
(KPAI) anggota Komnas HAM, dan Wakil
Ketua Komnas Perempuan. Berkat peran
inilah kemudian diangkat menjadi
Ketua Komite PBB untuk Hak-Hak Anak
periode 1997 - 1999, dan menjabat
Direktur Department of Gender
and Women’s Health, WHO, Geneva
Switzerland pada tahun 1999 – 2002.
Kerja keras Nafsiah adalah
memperjuangkan ‘pengakuan kerja
perempuan’ dalam sektor kesehatan
publik, akhirnya membuatnya mendapat
penghargaan bergengsi ‘Magsaysay
Award’ pada tahun 1986, yang
kemudian mempopulerkan namanya. Ia
juga mendapat penghargaan nasional
lainnya yaitu Satya Lencana Bhakti Sosial
tahun 1989.
Berbagai kepeduliannya inilah yang

20

| mediakom 41 | april | 2013

kemudian membawa dr. Nafsiah Mboi
kepada sebuah pemahaman dan sikap
terhadap kebiasaan merokok di antara
masyarakat Indonesia. Menurutnya di
dalam rokok terdapat ribuan racun yang
terkandung dalam nikotin dan tar. Dari
ribuan itu, 60 persen merupakan zat
karsinogenik yang memicu penyakit
kanker. Rokok juga menyebabkan
stroke. Menurut dr. Nafsiah Mboi rokok
tidak hanya merugikan penghisapnya,
tapi juga orang-orang di sekitarnya,
yang secara langsung menjadi perokok

“Ini bukan perang.
Saya tidak suka istilah
perang dan tidak ada
yang menang dan kalah
dalam perang. Saya
lebih senang kalau
kita mencapai win-win
solution bagi kita semua
karena pemenang disini
adalah masyarakat
Indonesia,”

pasif. “Apakah Anda tega, menyakiti
keluarga atau orang yang Anda cintai?”
tanyanya lebih jauh lagi.. 
Dalam sebuah kunjungannya ke
Singkawang, Kalimantan, beliau juga
menyebutkan, “Kalau sebelumnya
penyebab kematian banyak disebabkan
penyakit infeksi, justru sekarang
yang besar itu penyakit terkait rokok
seperti stroke, jantung, tumor, kanker
tenggorokan, kanker paru-paru dan
sebagainya,”

Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi
sangat bersemangat untuk melindungi
penduduk di Indonesia dari asap rokok,
karena beliau mempunyai pengalaman
keluarganya yang juga perokok.
Bahkan ayah kandungnya meninggal
dunia akibat kanker, setelah menjadi
perokok berat. “Saya tidak bosan
bercerita tentang keluarga saya yang
perokok. Ayah kandung saya meninggal
akibat kanker karena ayah perokok
berat, penderitaan yang dialami tidak
bisa dibayar dengan uang,” ungkap
dr. Nafsiah Mboi dalam Sosialisasi
PP Nomor 109 tahun 2012, tentang
Pengamanan Bahan yang Mengandung
Zat Adiktif berupa Produk Tembakau
bagi Kesehatan, di Gedung DPR, Jakarta,
bulan Februari lalu. Ia mengakui, isu
rokok sensitif dan kompleks, tetapi siapa
pun tak boleh menoleransi dampak
kesehatan akibat merokok, terutama
bagi kaum ibu, bayi, dan anak-anak.
”Mereka harus dilindungi dari paparan
asap rokok para perokok aktif,” ujarnya.
Saat gencar melakukan kampanye
anti merokok dr. Nafsiah Mboi juga
menyadari dengan langkah melindungi
masyarakat dari asap rokok, bisa
mendapat tendangan balik dari industri
rokok karena menentangnya. Tapi
Nafsiah menekankan, PP Tembakau
bukan memunculkan peperangan. “Ini
bukan perang. Saya tidak suka istilah
perang dan tidak ada yang menang dan
kalah dalam perang. Saya lebih senang
kalau kita mencapai win-win solution
bagi kita semua karena pemenang disini
adalah masyarakat Indonesia,” tegasnya. 
Untuk itulah, ia bersyukur dengan
lahirnya PP ini. Dengan aturan ini,
diharapkan para perokok pasif bisa
dilindungi dan perokok aktif bisa
disembuhkan. “Saya tidak membenci
perokok karena mereka adalah korban
zat adiktif.” Demikian trgas Menkes.*
m e d i a
u t a m a

Capaian Kinerja Kemkes 2012

M

embangun masyarakat sehat seutuhnya,
merupakan cita-cita Bangsa Indoensia. Salah
satu caranya dengan meningkatkan derajat
kesehatannya. Cita-cita itu diwujudkan dalam
pembangunan kesehatan secara berjenjang dan
bertahap. Berjenjang, mulai dari janin dalam kandungan,
bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa dan manula.
Sedangkan bertahap, pemerintah melakukan target-target
tertentu secara terukur. Diantaranya, target MDG’s bidang
kesehatan.
Kesehatan bayi, balita dan ibu mendapat prioritas.
Mengapa ?, karena ketiganya merupakan kelompok
rentan yang harus mendapat perlindungan dari berbagai
penyakit. Untuk itu, pemeriksaan kehamilan oleh petugas
kesehatan harus mendapat prioritas. Pemeriksaan ini untuk
memastikan janin dalam keadaan sehat dan lahir selamat.
Ibu sehat bayi selamat.
Bila ada kemungkinan terjadi komplikasi pada ibu
hamil, maka telah disediakan antisipasi dengan program
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K). Upaya ini menekankan pada deteksi dini, penyedaan
akses pelayanan gawat darurat kasus kebidanan di tingkat
puskesmas. Tahun 2012 telah tersedia 2.570 puskesmas
yang mampu melayani Obtetri Neonatal Emergensi Dasar (
PONED).
Tidak cukup sampai di situ. Untuk meningkatkan
kelangsungan hidup anak juga telah disiapkan program
pemeriksaan minimal 3 kali kepada setiap bayi setelah lahir.
Pemeriksaan pertama dilakukan saat bayi berumur 6 - 48
jam. Selanjutnya bayi berumur 29 hari sampai 11 bulan
mendapat imunisasi dasar. Imunisasi ini bertujuan untuk

mencegah penyakit tuberkolusis, difteri, pertusis, tetanus,
hepatitis B, polio dan campak. Selanjutnya, balita umur
12-29 bulan diberikan pemeriksaan dan stimulasi tumbuh
kembang dan pemberian vitamin A.
Ketika mereka menginjak remaja, harus diarahkan
kegiatan kesehatatannya melalui usaha kesehatan sekolah
(UKS), kesehatan peduli remaja (PKR) dan pelayanan
kesehatan kepada korban kekerasan terhadap anak ( KTA).
Kegiatan ini bertujuan menjauhkan anak dari peralaku tidak
sehat, seperti merokok, narkoba dan pergaulan bebas.
Setelah dewasa, mereka tetap harus melakukan
kebiasaan pola hidup besih dan sehat. Seperti tidak
merokok, makan sesuai kebutuhan kalori, berolah raga
teratur dan istrihatat yang cukup. Saat menjadi manusia
usia lanjut ( manula), maka harus segera mengikuti
program kesehatan manula. Untuk menunjang program
ini, pemerintah telah menyediakan program antara lain;
puskesmas santun lansia, pengembangan poliklinik geriatric
dan layanan perawatan di rumah.
Guna mendukung pelayanan kesehatan yang
paripurna, telah dikembangkan pelayanan kesehatan indra,
peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
Pengembangan layanan kesehatan jiwa, akreditasi rumah
sakit, pengembangan rumah sakit kelas internasional dan
tren wisata kesehatan ( health tourism). Bahkan secara
khusus untuk memperkokoh operasional layanan kesehatan
di tingkat puskesmas, pemerintah telah meluncurkan
program biaya operasional kesehatan ( BOK) sejak tahun
2010. Semua itu terangkum dalam rangkaian capaian
kinerja kemkes 2012, yang dirangkai dalam beberapa tulisan
berikut.*(Pra)

mediakom 41 | april | 2013 |

21
m e d i a
u t a m a

BOK Untuk Perluasan Cakupan

D

engan diluncurkannya Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK)
pada tahun 2010, semakin
memperluas cakupan
pemenuhan hak-hak warga
negara terhadap pelayanan kesehatan.
Disamping penambahan rumah sakit,
yang diikuti dengan peningkatan peran
rumah sakit dalam membuka akses
pelayanan yang lebih luas. Selain itu,
BOK diharapkan dapat mempercepat
pencapaian sasaran Millenium
Development Goals (MDG).
Penggunaan BOK diprioritaskan
untuk 6 upaya kesehatan yaitu
kesehatan ibu dan anak/keluarga
berencana, imunisasi, gizi, promosi

22

| mediakom 41 | april | 2013

kesehatan, kesehatan lingkungan
dan Pengendalian Penyakit; kegiatan
penunjang program; kegiatan
manajemen Puskesmas dan
pemeliharaan ringan Puskesmas.
Selain itu dana BOK juga untuk
membiayai upaya kesehatan lainnya
sesuai dengan risiko dan masalah
kesehatan utama di wilayah setempat,
antara lain penyuluhan pada pengguna
NAPZA, penyuluhan kesehatan haji,
pembinaan pengobatan tradisional,
kesehatan kerja dan olahraga.
BOK juga dapat digunakan
untuk kegiatan pendataan ibu hamil,
ibu bersalin, kasus risiko tinggi,
kegiatan surveillans, pelayanan

Posyandu, kegiatan penemuan kasus,
penjaringan, pengambilan spesimen,
pengambilan vaksin, pengendalian
dan pemberantasan vektor, kegiatan
promosi dan penyuluhan kesehatan,
pemberian makanan tambahan untuk
balita gizi kurang 6 – 59 bulan serta ibu
hamil dengan kurang energi kronis serta
kegiatan luar gedung lainnya.
Pada tahun 2012 jumlah
alokasi dana BOK sebesar Rp.
1.096.485.050.000 untuk total 9.323
Puskesmas sasaran, serta dukungan
pengelolaan di 497 kabupaten/kota.
Alokasi dana ini meningkat dibanding
dengan dana tahun 2011 yamg hanya
sebesar Rp 904.555.000.000 dan
disalurkan ke 8.967 Puskesmas. Besaran
dana BOK karena perbedaan geografis
di berbagai regional.
Pada tahun 2012, penyerapan dana
BOK telah mencapai 96,57% atau Rp
1.058.887.679.977,-.
Peningkatan jumlah Puskesmas,
renovasi fasilitas dan peningkatan
fungsi pelayanan kesehatan dari non
keperawatan menjadi perawatan, telah
meningkatkan layanan kesehatan yang
merata dan bermutu.
Sejak Desember 2009 – Desember
2012 telah terjadi penambahan jumlah
Puskesmas, menjadi 9.510 Puskesmas.
Berdasarkan hasil Riset Fasilitas
Kesehatan (Rifaskes) pada tahun 2011,
diantaranya melakukan identifikasi
kondisi fasilitas kesehatan di daerah. Hasil
Rifaskes menunjukkan fasilitas kesehatan
baik, rusak berat, rusak sedang, rusak
ringan dan tak ada data, tercatat 62%
Puskesmas memiliki kondisi bangunan
baik, sementara 36 % bangunan
Puskesmas memerlukan perbaikan.
Untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan angka kematian
bayi, Puskesmas didorong untuk
menjadi tempat rujukan terdekat yang
mampu memberikan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
Dengan adanya Puskesmas PONED,

Puskesmas PONED Alalak Selatan
Kota Banjarmasin, Propinsi
Kalimantan Selatan

Peningkatan Jumlah
Puskesmas Tahun 2009 – 2012
6.033

6.085

2.920

2.704

2009
Perawatan	

6.293

2011

Non Perawatan		

penyulit pada ibu dan bayi baru lahir
akibat persalinan dapat diatasi. Jumlah
Puskesmas mampu PONED mengalami
peningkatan dari 1.579 di tahun 2011
menjadi 2.570 pada tahun 2012.
Peningkatan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Rujukan
Kementerian Kesehatan memfasilitasi
dan mendorong peningkatan
kuantitas dan kualitas rumah sakit.
Baik penyebaran maupun pemerataan
rumah sakit di seluruh Indonesia. Hal ini

6.358

3.152

3.028

2010

9.510

9.321

9.005

8.737

2012
Total Puskesmas

akan meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan rujukan.
Tahun 2012, jumlah rumah sakit yang
telah diregistrasi mencapai 2.083,
bertambah 362 rumah sakit dalam kurun
waktu satu tahun terakhir.
Disamping itu, Kemkes mendorong
berdirinya Rumah Sakit Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) 24 jam. Yakni
rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kedaruratan ibu dan anak
secara komprehensif dan terintegrasi.
Diharapkan, rumah sakit mampu PONEK
dapat menurunkan angka kematian ibu
dan bayi baru lahir. Rumah Sakit Mampu
PONEK terus mengalami peningkatan
dari tahun 2009 ke tahun 2012.
Indonesia memiliki penduduk
yang tersebar di ribuan pulau
dan keterbatasan jumlah tenaga
kesehatan, sehingga Kementerian
Kesehatan melakukan terobosan
dengan menerapkan pelayanan
diagnosa dan konsultasi jarak jauh
melalui jaringan Internet yang dikenal
dengan telemedicine, untuk memenuhi

mediakom 41 | april | 2013 |

23
m e d i a
u t a m a
tuntutan pelayanan kesehatan yang
membutuhkan diagnosa medis yang
cepat dan tepat.
Tahun 2012 telah dikembangkan
telemedicine di delapan provinsi yang
meliputi teleradiology . Teleradiology
mampu membaca hasil rontgen pasien
dari jarak jauh melalui media internet di
10 rumah sakit yang dibina oleh RSUP
dr. Cipto Mangunkusmo. Ia juga mampu
membaca hasil pemeriksaan irama
jantung dari jarak jauh melalui internet
di 19 fasilitas pelayanan kesehatan yang
dibina oleh RS Jantung Pusat Harapan
Kita.

Beberapa daerah yang
sudah mengembangkan
program SPGDT call center
yakni Bandung, Bali,
Padang, Manado, dan
Yogyakarta.

“Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas sangat
berpengaruh pada kelancaran aktivitas pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Sebelum dialokasikan BOK setiap Puskesmas
hanya bergantung dengan pemberian anggaran dari pemda
melalui operasional dinas kesehatan setempat. Dengan dukungan
dana BOK maka Puskesmas bersangkutan dapat melakukan
program layanan kesehatan terutama kepada ibu hamil, balita dan
masyarakat setempat,”
Kepala Dinas Kesehatan Biak, dr Imran Ohoirella
[TVOne, 24 Mei 2012]
Guna meningkatkan kualitas
penanganan terpadu pasien dalam
kondisi gawat darurat, Kementerian
Kesehatan telah bekerjasama dengan
berbagai pihak sejak tahun 2000.
Kerjasama terus ditingkatkan baik
dalam jumlah dan mutu pelayanan
kegawatdaruratan medis.
Pada tanggal 8 Agustus 2012
Kementerian Kesehatan bersama
dengan PT Telkom Indonesia
menandatangani Nota Kesepahaman
tentang Kerjasama Terkait
Pengembangan Layanan E-Health.
Dalam kesepakatan tersebut,
dirumuskan tentang penyiapan aplikasi

24

| mediakom 41 | april | 2013

dan infrastruktur proyek percontohan
Sistem Pelayanan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) untuk wilayah DKI
Jakarta (Call Center 119).
Aplikasi SPGDT ini menggunakan

Call Center 119 atau nomor panggilan
darurat untuk memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam melakukan
panggilan kegawatdaruratan ke fasilitas
pelayanan kesehatan (Puskesmas/
rumah sakit). Penggunaan angka
119 telah mendapat penetapan dari
Menteri Komunikasi dan Informatika
sebagai “Kode Akses Panggilan
Darurat”. Beberapa daerah yang sudah
mengembangkan program SPGDT call
center yakni Bandung, Bali, Padang,
Manado, dan Yogyakarta.
Untuk mendukung program SPGDT,
telah disiapkan program peningkatan
kemampuan teknis keperawatan
gawat darurat basic 2 dengan
jumlah keseluruhan 893 perawat di 9
regional.*(Pra)
Utamakan
Kesehatan
Ibu, Bayi
dan Balita

I

bu, bayi dan balita, merupakan
kelompok rentan yang harus
dilindungi dari berbagai penyakit.
Melalui konsep continuum of care
atau pelayanan berkesinambungan,
yakni pelayanan kesehatan masa
kehamilan, melahirkan dan setelah
melahirkan (nifas). Kemkes,
berkomitmen kuat untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan tersebut. Hal itu
diungkap Menkes dr. Nafsiah Mboi, pada
pembukaan Hari Kesehatan Nasional ke
48, tahun 2012 di Jakarta.
Peningkatan kesehatan ibu hamil,
diwujudkan dengan pelayanan
kesehatan ibu hamil (antenatal care)
sekurang-kurangnya empat kali selama
masa kehamilan. Pemeriksaan antenatal
berguna dalam menjamin kesehatan
ibu hamil dan atau janin. Pencapaian
dari upaya ini dapat dilihat dari
kunjungan pertama (K1), yang berarti
tingkat cakupan ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal untuk
pertama kalinya. Kemudian kunjungan
keempat (K4) yaitu cakupan ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan

antenatal sesuai dengan standar, paling
sedikit empat kali sesuai jadwal yang
dianjurkan.
Pada tahun 2011 cakupan K1 telah
mencapai 96,57%, hal ini menunjukkan
membaiknya akses masyarakat pada
pelayanan kesehatan ibu hamil yang
diberikan oleh tenaga kesehatan.

Pencapaian cakupan K4 tercatat 88,27%,
(target 88%). Sampai bulan September
2012, cakupan K4 telah mencapai
70,09% dan akhir tahun 2012, target
cakupan sebesar 90% diperkirakan
terpenuhi.
Upaya peningkatan cakupan
pelayanan sebelum melahirkan, juga

mediakom 41 | april | 2013 |

25
m e d i a
u t a m a
dilakukan melalui kegiatan Kelas
Ibu Hamil di desa-desa. Tujuannya,
untuk meningkatkan pengetahuan,
mengubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami cara menjaga kehamilan,
persiapan persalinan, perawatan nifas,
dan perawatan bayi baru lahir.
Kelas ibu hamil, maksimal
pesertanya 10 orang, difasilitasi dan
dibina oleh Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Tahun 2011 sudah
terbentuk 2.508 kelas. Sedangkan pada
tahun 2012, jumlah kelas ibu hamil
bertambah menjadi 5.115 kelas.
Untuk menurunkan Angka Kematian
Ibu (AKI), telah dilaksanakan program
Kemitraan Bidan dan Dukun bayi.
Program ini dimulai tahun 2009 dan
sampai tahun 2012 tercatat sebanyak
72.963 dukun bermitra dengan bidan.
Melalui kemitraan ini dukun tidak lagi
menjadi penolong persalinan tetapi
beralih peran menyediakan bantuan
yang tidak bersifat medis bagi ibu hamil
selama masa kehamilan dan pasca
melahirkan.
Bagi ibu hamil yang tinggal di
daerah geografis sulit atau jauh
dari fasilitas pelayanan kesehatan,
menjelang hari taksiran persalinan
diupayakan sudah berada di “Rumah
Tunggu” yang berlokasi dekat dengan
fasilitas kesehatan. Rumah Tunggu
dapat berupa fasilitas khusus yang
disiapkan, maupun rumah sanak
saudara yang dekat dengan fasilitas
kesehatan. Hingga tahun 2012, tercatat
sebanyak 2.748 Rumah Tunggu yang
tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
Untuk mendukung pelayanan
kesehatan ibu, anak dan balita,
pemerintah meluncuran dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) sejak
tahun 2010. Program ini memberi
dukungan dana kepada Puskesmas,
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan

26

| mediakom 41 | april | 2013

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Sehingga setiap unit kesehatan tersebut
dapat mengintensifkan pelayanan
kesehatan bagi ibu bersalin dan nifas,
termasuk dalam melakukan kunjungan
rumah bagi yang tidak datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
Selain BOK juga diluncurkan
program Jaminan Persalinan (Jampersal)
tahun 2011. Program ini untuk
meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan bagi ibu dan bayi baru
lahir. Jampersal dimaksudkan untuk
menghilangkan kendala keuangan
bagi ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan yang mencakup
pemeriksaan kehamilan, persalinan,
pelayanan nifas, pelayanan bayi baru
lahir, dan pelayanan Keluarga Berencana
pasca melahirkan.
Pendanaan Jampersal bersumber
dari APBN dan pengelolaannya
terintegrasi dengan kegiatan Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Pada tahun 2011, sebanyak 1.572.751
ibu bersalin telah memanfaatkan
pelayanan program Jampersal di tingkat
pelayanan dasar. Oktober tahun 2012,
meningkat menjadi 1.902.319 ibu yang
memanfaatkan program Jampersal.
Pencegahan dan Penanganan
Komplikasi
Upaya menurunkan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
di Indonesia juga dilakukan melalui
Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K). Program
ini menitikberatkan pada upaya deteksi
dini seperti melakukan screening/
penapisan ibu hamil, penyediaan
akses serta pelayanan gawat darurat
untuk kasus kebidanan (maternal) dan
bayi baru lahir (neonatal) di tingkat
Puskesmas yang mampu melaksanakan
Pelayanan Obstetri Neonatal

Emergensi Dasar (PONED). Jumlah
Puskesmas mampu PONED mengalami
peningkatan tahun 2011 sebanyak 1.579
puskesmas, tahun 2012 meningkat
menjadi 2.570 puskesmas.
Sampai dengan tahun 2011, tercatat
61.784 desa telah melaksanakan
P4K. Sebagai bentuk evaluasi atau
pembelajaran untuk kasus kematian ibu
dan bayi baru lahir, telah dilakukan juga
Audit Maternal Perinatal (AMP) sebagai
upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan. Upaya pencegahan dan
penanganan komplikasi maternal diukur
melalui indikator cakupan penanganan
komplikasi maternal (cakupan PK).
Pencapaian cakupan PK dari tahun
2008 sampai 2011 memperlihatkan
kecenderungan peningkatan, walau
sempat menurun pada tahun 2009.
Cakupan PK tahun 2008 mencapai
44,84%, tahun 2009 turun menjadi
42,29%, pada tahun 2010 mencapai
58,82%, dan pada tahun 2011 mencapai
59,68%.
Khusus pelayanan menyeluruh
yang sering disebut Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK), diselenggarakan di Rumah
Sakit PONEK 24 jam. Rumah sakit
ini menyelenggarakan pelayanan
kedaruratan ibu dan anak secara
komprehensif dan terintegrasi. Rumah
sakit mampu PONEK terus mengalami
peningkatan, sejak tahun 2009 hingga
tahun 2012, tercatat sebanyak 410 unit
RS PONEK.
Generasi Masa Depan yang Sehat
Arah kebijakan operasional upaya
kesehatan anak meliputi peningkatan
kelangsungan hidup (bayi baru lahir,
bayi dan anak balita), peningkatan
kualitas hidup anak dan peningkatan
perlindungan kesehatan anak. Upaya
tersebut juga termasuk perlindungan
dari kekerasan terhadap anak,
kesehatan anak di panti atau lembaga
pemasyarakatan dan pelayanan
kesehatan untuk anak berkebutuhan
khusus.
Upaya peningkatan kesehatan anak
menggunakan pendekatan continuum
of care throughout the lifecycle yaitu
semua anak sejak janin hingga remaja
mempunyai akses mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar
pada setiap fase kehidupannya.
Selain itu juga harus menggunakan
pendekatan continuum of care
throughout the level of cares yaitu
semua anak sejak janin hingga remaja
mempunyai jaminan mendapatkan
penanganan sesuai standar atas
masalah kesehatan yang dialaminya.
Termasuk ketersediaan dan kemudahan
akses mendapatkan pelayanan
kesehatan sejak di rumah, pelayanan
kesehatan dasar hingga ke tingkat
rujukan, sehingga anak tidak terlambat
mendapatkan pelayanan.
Kementerian Kesehatan juga telah
berhasil mendorong terbentuknya
Konsorsium Perguruan Tinggi untuk
Kesehatan Ibu – Anak dan Gizi (KIA –
Gizi) yang resmi berdiri pada September
2012. Perguruan Tinggi dapat
memberikan kontribusi dalam formulasi
kebijakan melalui berbagai riset, ikut
aktif dalam perencanaan, monitoring
dan evaluasi terhadap program
kesehatan. Perguruan tinggi yang telah
menandatangani kesepakatan bersama
Kemkes melalui Ditjen Bina Gizi dan KIA
dalam upaya percepatan pencapaian
MDG 1, 4 dan 5 terdiri dari 32 Fakultas
dari 23 perguruan tinggi dari 21 provinsi
Peningkatan Kelangsungan
Hidup Anak
Salah satu upaya menurunkan
kematian bayi baru lahir adalah dengan

melakukan pemeriksaan minimal
tiga kali kepada setiap bayi baru lahir.
Pemeriksaan harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan. Pemeriksaan pertama
dilakukan pada saat bayi berumur 6
sampai 48 jam atau dikenal dengan
sebutan Kunjungan Neonatal Pertama
(KN1).
Selama 2010 – 2011 cakupan
pelayanan bayi baru lahir cenderung
meningkat. Tahun 2010 capaian KN1
mencapai 84,01% dari target 84%,
sedangkan tahun 2011 mencapai
90,51% melampaui target 86%. Pada
bulan Oktober tahun 2012 cakupan
kunjungan KN1 telah mencapai 64,53%.
Sedangkan target yang harus dicapai
adalah 88%.
Selanjutnya, untuk meningkatkan
kelangsungan hidup bayi umur 29 hari
sampai 11 bulan dilakukan imunisasi
dasar untuk mencegah penyakit
tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus,
hepatitis B, polio dan campak.
Untuk mendeteksi ada tidaknya
kelainan tumbuh kembang pada bayi
dilakukan kegiatan Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK), pemberian vitamin A pada
bayi, penyuluhan perawatan kesehatan
bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif,
MPASI dan rujukan jika ada gejala sakit
dengan menggunakan pendekatan
Manajemen Terpadu Balita Sakit.
Tahun 2010 cakupan pelayanan
kesehatan bayi mencapai 84.04% dan
pada tahun 2011 mencapai 85.21%.
Sedangkan capaian pada bulan Oktober
di tahun 2012 mencapai 69.98%.
Bagi anak balita umur 12 – 29
bulan diberikan pemeriksaan dan
stimulasi tumbuh kembang pada anak
serta pemberian vitamin A. SDIDTK
dilakukan untuk melakukan deteksi dini
pada keterlambatan perkembangan,
gangguan daya ingat dan daya dengar.

Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan
posyandu dan Pembinaan Anak Usia
Dini (PAUD).
Selain itu, ada konseling keluarga
pada kelas ibu balita melalui
pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA). Termasuk didalamnya
adalah konseling perawatan anak balita,
pemberian ASI sampai 2 tahun, serta
informasi makanan gizi seimbang.
Secara nasional, target cakupan
pelayanan kesehatan anak balita telah
tercapai pada tahun 2010 dan 2011.
Cakupan pelayanan pada tahun
2010 mencapai 78.01% dan tahun
2011 mencapai 80.96% dari target.
Sedangkan pada bulan Oktober tahun
2012, capaian pelayanan kesehatan anak
balita mencapai 58.69% atau mencakup
9.022.176 anak balita.
Peningkatan pemanfaatan buku KIA
juga merupakan salah satu upaya dalam
peningkatan pelayanan kesehatan
bayi dan balita melalui pemberdayaan
masyarakat dan keluarga. Berdasarkan
Riskesdas 2010 telah 25.5% balita
memiliki buku KIA. Angka ini meningkat
bila dibandingkan hasil Riskesdas 2007
yaitu 13%.
Terobosan untuk wilayah yang
belum memiliki jumlah tenaga
kesehatan dan fasilitas kesehatan
yang memadai, masyarakat dilibatkan
dalam Manajemen Terpadu Balita
Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M).
Caranya dengan ikut mempromosikan
deteksi dini penyakit berat pada balita
dan memberikan pertolongan atau
pengobatan sederhana di rumah untuk
penyakit ringan. Kegiatan ini baru
diujicobakan di tahun 2012 di beberapa
kabupaten di Papua dan akan diperluas
ke provinsi-provinsi lain pada tahun
2013.*(pra)

mediakom 41 | april | 2013 |

27
m e d i a
u t a m a

kabar.priangan.com

Terutama masalah pada kelompok umur
remaja sangat terkait dengan perilaku
yang berisiko terhadap kesehatannya.

Peningkatan
Kualitas Hidup Anak

M

uda merokok, seperti menjadi
trend gaya hidup anak dan
remaja. Mereka sudah mulai
merokok sejak umur 10-14
tahun, sebesar 10,3% tahun
2007, kemudian meningkat menjadi
17,5 % pada tahun 2010. Sedang
kelompok umur 15–19 tahun, terjadi
peningkatan jumlah perokok dari 33,1%
menjadi 43,3% (Data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2010).
Melihat besarnya masalah kesehatan
anak dan remaja tersebut, perlu
dilakukan intervensi peningkatan
kualitas hidup anak usia sekolah dan
remaja dilaksanakan melalui kegiatan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) dan pelayanan kesehatan kepada

28

| mediakom 41 | april | 2013

korban Kekerasan Terhadap Anak
(KtA). Usaha ini dilaksanakan secara
komprehensif dan terintegrasi dengan
semua unsur multi-sektoral, baik sektor
kesehatan, pendidikan, swasta maupun
masyarakat.
Tujuannya adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan remaja tentang
kesehatan reproduksi
dan perilaku hidup sehat
serta memberikan
pelayanan kesehatan
yang berkualitas kepada
remaja. Agar pelayanan
kepada remaja lebih
efektif, maka remaja
dilibatkan untuk menjadi
konselor sebaya.

Pelayanan Kesehatan Korban
Kekerasan Terhadap Anak
Pembinaan kesehatan anak
yang komprehensif dan terarah itu,
diantaranya masalah kesehatan yang
mengancam kelangsungan hidup
dan tumbuh kembang anak maupun
masalah lainnya yang berdampak pada
kesehatan dan penurunan kualitas
hidup anak. Permasalahan tersebut
seperti masalah Kekerasan Terhadap
Anak (KtA), termasuk anak yang berada
di Lembaga Pemasyarakatan karena
menghadapi proses pelanggaran
hukum.
Sejak tahun 2010, cakupan
pelayanan pada anak korban
kekerasan telah mencapai 41,41%, dan
meningkat menjadi 54,12% pada tahun
2012yang meliputi 999 Puskesmas di
269 kabupaten/kota. Sampai bulan
Oktober tahun 2012 capaian sudah
mencapai angka 67,40% dari target
60%. Berarti, jumlah Puskesmas yang
mampu menyelenggarakan pelayanan
kesehatan KtA pada tahun 2012 sudah
mencapai 1.383 Puskesmas.
Pelayanan kesehatan pada korban
KtA mencakup pelayanan kesehatan,
dan rujukan baik rujukan psikososial
maupun rujukan hukum. Selain itu,
sebagai upaya pencegahan kasus
KtA, Puskesmas mampu
tatalaksana kasus KtA juga
melakukan penyuluhan
kepada masyarakat terkait
dampak KtA pada tumbuh
kembang anak dan anak
didik di sekolah. *(pra)
ragam

mutu perencanaan:

rasa cabe
naga jokia?
Nagiot Cansalony Tambunan
Alumni Magister Perencanaan & Kebijakan Publik FEUI
Kabid Program, Kerjasama dan Informasi di Balai Besar
Litbang Tanaman Obat & Obat Tradisional Tawangmangu,
Badan Litbangkes, Kemenkes

A

da semangat bahwa
hari ini ya hari ini, esok
urusan nanti. Ada
juga, berperilakulah
layaknya pikiran dan
strategi Sang Pecatur, 10 langkah atau
lebih jauh ke depan. Juga, keberhasilan
dipengaruhi oleh perencanaan
dan proses yang bermutu dan
selaras. Banyak semangat-semangat
berwawasan stratejik yang sudah
muncul dan menjadi acuan dari perilaku
institusi dalam berkreasi dan berinovasi.
Perlu diingat, titik awalnya adalah
PERENCANAAN.
Seperti kita ketahui dan aplikasikan,
utamanya perencana-perencana di setiap
unit kerja, rencana kerja setiap organisasi
bermula dari hasil penilaian kinerja tahun
sebelumnya dan rencana terobosan
yang dibutuhkan, kemudian dilakukan
analisis prioritas. Analisis yang substansial
kegiatan tersebut diterjemahkan dalam
kerangka acuan dan rincian anggaran
dan biaya (RAB), yang merupakan
ikhtisar dari rencana kegiatan/kerja,
memiliki informasi what (apa materi),
where (dimana dilaksanakan), when
(kapan dilaksanakan), why (kenapa

dilaksanakan), who (siapa pelaksana),
whom (siapa penerima manfaat), how
(bagaimana dilaksanakan) dan how much
(berapa biaya yang dibutuhkan). Aspek
perencanaan mikro dan sederhana ya!
Sinkronisasi Perencanaan
Kegiatan dan Anggaran
Kenapa butuh sinkronisasi terhadap
kegiatan yang direncanakan dan
biaya yang dibutuhkan? Jawaban bisa
banyak namun satu pemahaman/
arti bahwa agar rencana kegiatan
dapat diimplementasikan sampai
menghasilkan produk/kinerja terukur
dan bermanfaat.
Perlu diingat, proses yang dilalui
dalam mekanisme perencanaan sarat
dengan telaahan dan pembahasan
RAB -di samping kerangka acuan dan
data dukung rencana kegiatan- yang
merupakan “jeroan” dari kegiatan,
memberikan dan memroses jalannya
kegiatan dengan sumber daya-sumber
daya. Lagipula, kita sudah tahu bahwa
aspek perencanaan memiliki bobot
tertinggi dalam penilaian kinerja dan
pengawasan/audit kinerja. Aspek
sederhana yang bombastis, sisi hulu

perencanaan yang memiliki rasa cabai
terpedas di dunia (Cabai Naga Jokia
dari India). Tanaman yang kecil dan
memiliki efek konsumsi yang luar
biasa pedassssss. Begitulah analogi
perencanaan, aspek sederhana dan
cenderung diakselerasi namun memiliki
pengaruh terhadap keberlanjutan
proses kegiatan dan penilaian kinerja.
Sangat mudah memahami suatu
rencana kegiatan, apakah memiliki nilai
logis dan bermanfaat, melalui telaahan
dan pembahasan RAB. Namun sayang,
proses ini lebih dominan dilaksanakan
di lingkup Direktorat Jenderal Anggaran
Kemenkeu (DJA) untuk lingkup APBN.
Apakah sudah optimal diselenggarakan
di masing-masing organisasi, dan
bagaimana proses yang dilakukan,
apakah ada perbaikan bila ditemukan
ketidakselarasan antara rencana
kegiatan dan kebutuhan biaya? Hal
yang mudah, karena sudah menjadi
kewajiban dan juga setiap orang sudah
memiliki rasa dan pengetahuan tentang
hitung-hitungan yang lojik.
Contoh sederhana mengenai
keselarasan rencana kegiatan dan
kebutuhan biaya adalah misalnya

mediakom 41 | april | 2013 |

29
ragam
tahapan yang harus dilalui untuk
menghasilkan suatu dokumen berupa
pedoman. Secara konvensional, perlu
pertemuan-pertemuan untuk tahap
persiapan, pembahasan, finalisasi, dan
sosialisasi, yang membutuhkan lebih dari
1 satu kali untuk setiap tahapan. Daya
kreasi dan inovasi yang berkembang,
sudah mampu mereduksi tahapantahapan konvensional secara efisien
melalui peningkatan mutu proses.
Pertemuan persiapan dapat dilakukan
hanya dalam lingkup rapat internal
di kantor, pertemuan pembahasan
diperpanjang hari dengan dasar efisiensi
biaya bahkan bisa sekaligus finalisasi.
Contoh lain, mereduksi biaya-biaya
tinggi dan/atau tidak produktif dalam
hal belanja bahan dan operasional
kesekretariatan kegiatan (yang
sebenarnya sudah ada pos alokasi
juga di pos alokasi keperluan
perkantoran rutin).
Optimalisasi Unit Kerja P2ME
Disinilah manfaat adanya
unit kerja yang bertugas dan
berfungsi dalam perencanaan
program/kegiatan, penganggaran,
monitoring dan evaluasi (P2ME).
Kita tahu bahwa secara organisasi
dan manajemen ada 2 jenis unit
kerja dalam organisasi, yaitu 1) unit
kerja yang memberikan layanan
kepada eksternal organisasi dan
2) unit kerja yang memberikan layanan
kepada internal organisasi. Unit kerja
pertama biasa disebut dengan unit kerja
teknis (unit kerja yang melaksanakan
tugas utama dari organisasi, unit kerjanya
adalah direktorat dan sub direktorat,
pusat dan bidang) dan unit kerja kedua
biasa disebut unit kerja generik (unit kerja
yang melaksanakan tugas pendukung
dan pendamping untuk pelaksanaan
tugas utama dari organisasi, unit kerjanya

30

| mediakom 41 | april | 2013

adalah sekretariat dan bagian). Nah,
perlu ada keselarasan aplikasi fungsi dari
masing unit kerja. Unit kerja pertama
merancang kegiatan-kegiatan teknis dan
bersama unit kerja kedua melakukan
telaahan dan pembahasan RAB. Sangat
sederhana, sudah ada acuan telaahan
dan pembahasan, ada Standar Biaya
Masukan/Keluaran, ada aturan perjalanan
dinas, ada aturan pengadaan barang dan
jasa pemerintah, dll.
Secara paripurna dan integral, proses
ini memberikan pembelajaran aspek
teknis dan aspek generik. Kedua unit
kerja sebagai bagian dari tim besar
(organisasi), tidak bisa lagi berargumen
bahwa itu (aspek lain) bukan tanggung
jawabnya, padahal ianya adalah bagian

dari tim. Hal ini penting, karena setiap
unit kerja, di luar tugas dan fungsi yang
sudah diamanahkan secara tertulis,
mempunyai esensi tanggung jawab
P2ME, baik aspek teknis dan generik.
Manfaat RAB
Menurut penulis, keberhasilan
menyusun RAB dan kerangka acuan
merupakan tampilan dari kualitas
perencana dan tim perencana, baik

unit teknis maupun unit generik.
Dalam hal ini, RAB dan kerangka acuan
adalah dokumen yang sesuai kriteria
mutunya, yaitu ada informasi 6 W + 2 H,
kalau kriteria RAB adalah tampilan dari
angka-angka biaya yang memiliki arti
sama dengan arti narasi kalimat dalam
kerangka acuan. Contoh keselarasan
kriteria adalah cara pencapaian tujuan
dalam kerangka acuan diterjemahkan
dalam tahapan proses yang dibiayai
dalam RAB sesuai aturan.
RAB juga dapat menjadi kendali
mutu dari implementasi kegiatan, baik
biaya maupun proses. Dapat dicegah
keinginan-keinginan berbiaya tinggi
sehingga menjadi kebutuhan riil dan
dapat dilaksanakan.
Begitu sederhana namun
masih dimarjinalkan dalam
kendali mutu perencanaan. Bisa
dilihat dari frekuensi revisi DIPA/
RKA/POK, tanda “bintang” dalam
hasil pembahasan dengan DJA,
kurangnya data dukung RAB dan
kerangka acuan, atau bahkan
temuan dari hasil audit.
Begitu sederhana, sehingga
tidak ada toleransi dan alasan
untuk diabaikan. Memasuki
tahun anggaran 2013, dengan
pengalaman-pengalaman
mekanisme perencanaan
program/kegiatan dan
penganggaran di badan legislatif
dan eksekutif akhir-akhir ini, harapannya
adalah semakin terbuka kesadaran untuk
melakukan hal yang benar daripada
sekedar melakukan hal-hal dengan
benar.
Kembali pada alinea pertama,
perencanaan saat ini memberi arti dari
kinerja yang dihasilkan dan dinilai. Mari
berperilaku stratejik dan benar. Tabik
dan Tahniah.
Salam SEHAT.*
M

enteri Kesehatan
RI, yang diwakili
oleh Wakil Menteri
Kesehatan Menteri,
Prof. dr. Ali
Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D meluncurkan
e-Regalkes dan Single Sign On (SSO) di
Kantor Kemenkes, pada penghujung
2012 di Jakarta.

Fitur SSO diluncurkan dalam rangka
pengembangan Indonesia National
Single Window (INSW) sebagai solusi
untuk mempermudah Pengguna
menggunakan sistem INSW dan
sistem e-Regalkes secara terintegrasi.
Pengguna hanya perlu Login satu kali
saja maka selanjutnya dapat mengakses
semua sistem.

Kementerian Kesehatan
meluncurkan sistem e-Regalkes
atau Registrasi Alat Kesehatan
dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT) secara online untuk
meningkatkan pelayanan publik
khususnya pada pelayanan perizinan
di bidang alat kesehatan dan PKRT.
Dengan sistem ini pemohon perizinan

mediakom 41 | april | 2013 |

31
ragam
tidak perlu datang di loket Unit Layanan
Terpadu (ULT) Kemenkes RI yang ada
di Jakarta, karena semua dokumen
perizinan dapat disampaikan secara
elektronik. Sistem ini sangat efektif
dan efisien bagi pemohon perizinan
mengingat wilayah NKRI yang demikian
luasnya.
Layanan publik yang dilayani dalam
bidang alat kesehatan dan PKRT antara
lain izin penyalur alat kesehatan, izin
produksi alat kesehatan dan PKRT, izin
edar alat kesehatan dan PKRT, dan
pemberian Certificate of Free Sales
(CFS).
Diharapkan dengan kemudahan
dalam mendapatkan ijin edar maka
dapat mencegah dan mengurangi
masuknya alat kesehatan illegal (tidak
terdaftar) ke wilayah Indonesia.
Salah satu upaya untuk mencegah
masuknya alat kesehatan dan PKRT
ilegal ke Indonesia, sejak tahun 2008
Kemenkes bergabung dengan INSW
melalui Kepmenkes RI No. 825/Menkes/
SK/IX/2008 Tentang Pemberlakukan
Sistem Elektronik dalam Kerangka INSW
di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Melalui INSW, semua izin edar alat
kesehatan dan PKRT yang dikeluarkan
Kemenkes terhubung dengan portal
INSW. Dengan demikian izin edar alat
kesehatan dan PKRT yang dikategorikan
Larangan Terbatas (Lartas), harus
memerlukan izin dari Kementerian
Kesehatan.
Mekanisme Lartas akan mencegah
masuknya Alkes impor yang di bawah
standar, seperti teknologi yang
membahayakan manusia maupun
lingkungan serta bermutu rendah
karena ketidakjelasan produsen, dan
lain-lain. Dengan demikian Kementerian
Kesehatan mampu melindungi rakyat
sepenuhnya.
Menkes juga menyampaikan, salah

32

| mediakom 41 | april | 2013

satu tugas dan fungsi Kementerian
Kesehatan adalah  menjamin alat
kesehatan yang beredar di masyarakat
sesuai standar keamanan, mutu,
manfaat, tepat guna dan terjangkau
melalui pengendalian pre-market dan
post-market.

Alat kesehatan
selain mempunyai
fungsi sosial untuk
menyembuhkan,
mendiagnosis
dan mengatasi
penyakit serta
mempertahankan/
meningkatkan
kesehatan, selain
itu juga mempunyai
fungsi ekonomi.

Pengembangan e-Regalkes dan
fitur SSO dalam INSW merupakan
sumbangsih Kementerian Kesehatan

bagi bangsa dan negara serta dunia. Hal
ini merupakan kerjasama lintas sektor
dari 18 Kementerian/Lembaga.
Undang-Undang Kesehatan No.
36 tahun 2009 mengamanatkan, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan
rumah tangga yang beredar di
Indonesia harus memiliki izin edar.
Pemberian izin diselenggarakan melalui
mekanisme pelayanan publik yang baik.
Pelayanan publik yang efektif dan efisien
serta transparan merupakan tuntutan
yang tidak dapat ditawar lagi.
Alat kesehatan selain mempunyai
fungsi sosial untuk menyembuhkan,
mendiagnosis dan mengatasi penyakit
serta mempertahankan/meningkatkan
kesehatan, selain itu juga mempunyai
fungsi ekonomi. Saat ini alat kesehatan
dan perbekalan rumah tangga
merupakan salah satu bisnis yang
menjanjikan terutama di negara ASEAN,
khususnya Indonesia. Diperkirakan
kebutuhannya akan terus meningkat
sejalan dengan bertambahnya tingkat
pengetahuan dan daya beli rakyat
Indonesia.
Dalam pelayanan kesehatan alat
kesehatan adalah salah satu komponen
yang tidak dapat dipisahkan dari
obat dan tenaga kesehatan. Dengan
diterapkannya Universal Coverage maka
diperkirakan kebutuhan alat kesehatan
akan meningkat signifikan 2,5 (dua
setengah) sampai 3 (tiga) kali lipat. Oleh
karena itu ketersedian alat kesehatan
yang memenuhi standar keamanan,
mutu dan manfaat harus tetap terjaga.
Berdasarkan Survei Integritas
Sektor Publik tahun 2012 oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK),
Pelayanan Registrasi dan Sertifikasi
Alat Kesehatan dan PKRT berada pada
urutan ke 5 dari 20 instansi Pusat dan
Nomor 8 dalam skala Nasional dengan
nilai integritas di atas 7.* (YN)
peristiwa

Rapat Kerja
Kesehatan Nasional

S

etiap tahun Kementerian
Kesehatan Nasional
menyelenggarakan Rapat
Kerja Kesehatan Nasional yang
diikuti oleh dinas kesehatan
dinas kesehatan dari seluruh Propinsi di
Indonesia, pada tahun ini Rakerkesnas
2013 dibagi menurut wilayah, yaitu
wilayah Indonesia bagian barat, tengah
dan timur. Penyelenggaran kegiatan
dikonsentrasikan pada bulan April,
wilayah barat diselenggarakan pada

tanggal 18 - 20 Maret 2013 di Jakarta,
wilayah tengah 1 - 3 April 2013 di
Surabaya, dan wilayah timur pada
tanggal 15-17 April 2013 di Makassar.
Tahun ini Rakerkesnas menelurkan 5
rekomendasi penting sebagai acuan
program Kemenkes saat ini dan ke
depan.
Rapat Kerja Kesehatan Nasional
(Rakerkesnas) Regional Barat telah
selesai dilaksanakan, acara yang
berlangsung di Jakarta pada tanggal

17–20 Maret 2013, ditutup dengan
pembacaan rekomendasi oleh Sekretaris
Jenderal Kemkes RI, dr. Supriyantoro,
Sp.P, MARS. Rekomendasi diperoleh
berdasarkan arahan Menteri Kesehatan
dan paparan Kepala Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
hasil Sidang Komisi, dan Sidang Pleno
Komisi serta diskusi.
Rakerkesnas Regional Barat diikuti
oleh 734 peserta yang terdiri dari:
Kepala BPKP, Wakil DPR, Plt. Kepala

mediakom 41 | APRIL | 2013 |

33
peristiwa
BKKBN, Kepala Badan POM, Seluruh
Pejabat Eselon I dan II Kemenkes,
Kepala UPT Kementerian Kesehatan,
Kepala Dinas Kesehatan Prov/Kab/
Kota dan Direktur RS Prov/Kab/kota
serta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi
wilayah Barat, kepala BPKP Wilayah di
33 Provinsi, PT. Askes (Persero), dan
stakeholder kesehatan terkait (IDI, PPNI,
IBI, PERSI dll). Selanjutnya Rakerkesnas
Regional Tengah akan dilaksanakan di
Surabaya pada tanggal 1-3 April 2013,
dan Rakerkesnas Regional Timur akan
dilaksanakan di Makassar pada tanggal
14-17 April 2013.
Sementara itu untuk wilayah tengah
di selenggarakan pada 1-4 April 2013,
dibuka oleh Menteri kesehatan RI.
Kegiatan ini diikuti perwakilan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang berasal
dari 10 Provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Kalimantan Utara, Bali, Nusa
Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara
Timur.
Dalam kesempatan ini, Menkes
menyerahkan tiga penghargaan Provinsi
di regional tengah yang berprestasi
dalam pencapaian target Millenium
Development Goals (MDGs) melalui
program Gizi atau Kesehatan Ibu-Anak.
Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta
didaulat sebagai peraih penghargaan
peringkat pertama untuk Program
Kesehatan Ibu dan Anak Terbaik tahun
2012. Selanjutnya, untuk program Gizi
Terbaik tahun 2012, Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan dan Bali,
berturut-turut mendapatkan peringkat
ketiga dan pertama.
Seperti telah diumumkan
sebelumnya pada Malam PraRakerkesnas 2013 Regional Barat (18/3),
peraih penghargaan Program Kesehatan
Ibu dan Anak tahun 2012, yaitu: Dinas

34

| mediakom 41 | april | 2013

Peletakan batu
pertama poskestren
Pondok Pesantren
Al-Ikhlas Ujung –
Bone Sul-Sel di sela
Rakerkesnas 2013

Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta
(Terbaik I); Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Utara (Terbaik II); dan Dinas
Kesehatan Provinsi Bangka Belitung
(Terbaik III). Sementara itu, penghargaan
Program Gizi Terbaik tahun 2012, diraih
oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali
(Terbaik I); Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Selatan (Terbaik II); dan Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
(Terbaik III).
Menkes juga melakukan ReLaunching Sistem e-Catalog Obat

Generik untuk Pengadaan Pemerintah.
Sistem e-Catalog Obat Generik adalah
sistem informasi elektronik yang
memuat informasi seputar daftar nama
obat, jenis, spesifikasi teknis, harga
satuan terkecil, dan pabrik penyedia.
Harga yang tercantum dalam e-Catalog
adalah harga satuan terkecil, sudah
termasuk pajak dan biaya distribusi.
Dengan adanya sistem e-Catalog Obat
Generik, selain dapat meminimalisasi
penyimpangan, juga dapat
memudahkan pihak pemerintah untuk
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja
Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Lampiran i pergub bansos
Lampiran i pergub bansosLampiran i pergub bansos
Lampiran i pergub bansosDhamy Manesi
 
WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019
WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019
WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019Ditjen P2P Kemenkes
 
WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017
WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017
WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017Ditjen P2P Kemenkes
 
Provinsi Sulawesi Barat menuju Universal Coverage Tahun 2017
Provinsi Sulawesi Barat menuju Universal Coverage Tahun 2017Provinsi Sulawesi Barat menuju Universal Coverage Tahun 2017
Provinsi Sulawesi Barat menuju Universal Coverage Tahun 2017Muh Saleh
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 2, Tahun 2014,
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 2, Tahun 2014, Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 2, Tahun 2014,
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 2, Tahun 2014, BPJS Kesehatan RI
 
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUMmakalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUMDaoes Mbol
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8megarahmah15
 
Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019ainunchairat
 
Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50
Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50
Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50sehatnegeriku
 
KB 2 Posyandu Balita & Posyandu Lansia
KB 2 Posyandu Balita & Posyandu LansiaKB 2 Posyandu Balita & Posyandu Lansia
KB 2 Posyandu Balita & Posyandu LansiaUwes Chaeruman
 
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 
0823 444 666 99, Kambing Aqiqah Nurul Hayat Makassar dan Akikah Anak Nurul Ha...
0823 444 666 99, Kambing Aqiqah Nurul Hayat Makassar dan Akikah Anak Nurul Ha...0823 444 666 99, Kambing Aqiqah Nurul Hayat Makassar dan Akikah Anak Nurul Ha...
0823 444 666 99, Kambing Aqiqah Nurul Hayat Makassar dan Akikah Anak Nurul Ha...Paket Aqiqah Makassar Nurul Hayat
 
Presentasi Kadis pada Pelatihan Kompetensi Kepala Puskesmas di Bapelkes Janth...
Presentasi Kadis pada Pelatihan Kompetensi Kepala Puskesmas di Bapelkes Janth...Presentasi Kadis pada Pelatihan Kompetensi Kepala Puskesmas di Bapelkes Janth...
Presentasi Kadis pada Pelatihan Kompetensi Kepala Puskesmas di Bapelkes Janth...Cut Ampon Lambiheue
 

Was ist angesagt? (14)

Makalah kb
Makalah kbMakalah kb
Makalah kb
 
Lampiran i pergub bansos
Lampiran i pergub bansosLampiran i pergub bansos
Lampiran i pergub bansos
 
WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019
WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019
WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019
 
WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017
WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017
WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017
 
Provinsi Sulawesi Barat menuju Universal Coverage Tahun 2017
Provinsi Sulawesi Barat menuju Universal Coverage Tahun 2017Provinsi Sulawesi Barat menuju Universal Coverage Tahun 2017
Provinsi Sulawesi Barat menuju Universal Coverage Tahun 2017
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 2, Tahun 2014,
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 2, Tahun 2014, Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 2, Tahun 2014,
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 2, Tahun 2014,
 
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUMmakalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
 
Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019
 
Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50
Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50
Sambutan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50
 
KB 2 Posyandu Balita & Posyandu Lansia
KB 2 Posyandu Balita & Posyandu LansiaKB 2 Posyandu Balita & Posyandu Lansia
KB 2 Posyandu Balita & Posyandu Lansia
 
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
Sambutan Menteri Kesehatan RI dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-4...
 
0823 444 666 99, Kambing Aqiqah Nurul Hayat Makassar dan Akikah Anak Nurul Ha...
0823 444 666 99, Kambing Aqiqah Nurul Hayat Makassar dan Akikah Anak Nurul Ha...0823 444 666 99, Kambing Aqiqah Nurul Hayat Makassar dan Akikah Anak Nurul Ha...
0823 444 666 99, Kambing Aqiqah Nurul Hayat Makassar dan Akikah Anak Nurul Ha...
 
Presentasi Kadis pada Pelatihan Kompetensi Kepala Puskesmas di Bapelkes Janth...
Presentasi Kadis pada Pelatihan Kompetensi Kepala Puskesmas di Bapelkes Janth...Presentasi Kadis pada Pelatihan Kompetensi Kepala Puskesmas di Bapelkes Janth...
Presentasi Kadis pada Pelatihan Kompetensi Kepala Puskesmas di Bapelkes Janth...
 

Ähnlich wie Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja

Contoh business plan
Contoh business planContoh business plan
Contoh business planUraura Ura
 
Prersentasi kpsi @media workshop 28 september2015
Prersentasi  kpsi @media workshop 28 september2015Prersentasi  kpsi @media workshop 28 september2015
Prersentasi kpsi @media workshop 28 september2015Bagus Utomo
 
Andrew hidayat cahaya terang menuju proses kehamilan
Andrew hidayat cahaya terang menuju proses kehamilanAndrew hidayat cahaya terang menuju proses kehamilan
Andrew hidayat cahaya terang menuju proses kehamilanAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia produktif
Andrew hidayat tetap sehat di usia produktifAndrew hidayat tetap sehat di usia produktif
Andrew hidayat tetap sehat di usia produktifAndrew Hidayat
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew Hidayat
 
Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019ainunchairat
 
Proposal untuk dompet dhuafa
Proposal untuk dompet dhuafaProposal untuk dompet dhuafa
Proposal untuk dompet dhuafaTeguh Edu
 
0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dian0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dianYonazira
 
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..DiniSafitri99
 
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..Lulusitidamayanti15
 
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep ).. (6)
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep ).. (6)Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep ).. (6)
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep ).. (6)aqilm23
 

Ähnlich wie Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja (20)

Mediakom39
Mediakom39Mediakom39
Mediakom39
 
Mediakom 33
Mediakom 33Mediakom 33
Mediakom 33
 
Mediakom35
Mediakom35Mediakom35
Mediakom35
 
Mediakom40
Mediakom40Mediakom40
Mediakom40
 
Mediakom38
Mediakom38Mediakom38
Mediakom38
 
Contoh business plan
Contoh business planContoh business plan
Contoh business plan
 
Tabloid Dinas Kesehatan
Tabloid Dinas KesehatanTabloid Dinas Kesehatan
Tabloid Dinas Kesehatan
 
Mediakom 32
Mediakom 32Mediakom 32
Mediakom 32
 
Prersentasi kpsi @media workshop 28 september2015
Prersentasi  kpsi @media workshop 28 september2015Prersentasi  kpsi @media workshop 28 september2015
Prersentasi kpsi @media workshop 28 september2015
 
Mediakom34
Mediakom34Mediakom34
Mediakom34
 
Andrew hidayat cahaya terang menuju proses kehamilan
Andrew hidayat cahaya terang menuju proses kehamilanAndrew hidayat cahaya terang menuju proses kehamilan
Andrew hidayat cahaya terang menuju proses kehamilan
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia produktif
Andrew hidayat tetap sehat di usia produktifAndrew hidayat tetap sehat di usia produktif
Andrew hidayat tetap sehat di usia produktif
 
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapanAndrew hidayat tetap sehat di usia mapan
Andrew hidayat tetap sehat di usia mapan
 
Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019Kak posyandu lansia 2019
Kak posyandu lansia 2019
 
Proposal untuk dompet dhuafa
Proposal untuk dompet dhuafaProposal untuk dompet dhuafa
Proposal untuk dompet dhuafa
 
Laporan puskesmas buniwangi
Laporan puskesmas buniwangiLaporan puskesmas buniwangi
Laporan puskesmas buniwangi
 
0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dian0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dian
 
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..
 
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep )..
 
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep ).. (6)
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep ).. (6)Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep ).. (6)
Kel 2 makalah puskesmas lembursitu ( 2 b d3 kep ).. (6)
 

Mehr von ppidkemenkes

Info Kita Juni 2013
Info Kita Juni 2013Info Kita Juni 2013
Info Kita Juni 2013ppidkemenkes
 
Info Kita Mei 2013
Info Kita Mei 2013Info Kita Mei 2013
Info Kita Mei 2013ppidkemenkes
 
Laporan Kinerja kementerian kesehatan 2011
Laporan Kinerja kementerian kesehatan 2011Laporan Kinerja kementerian kesehatan 2011
Laporan Kinerja kementerian kesehatan 2011ppidkemenkes
 
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012ppidkemenkes
 
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga giziPmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizippidkemenkes
 
Pmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aids
Pmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aidsPmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aids
Pmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aidsppidkemenkes
 
Pmk no. 2 ttg klb keracunan pangan
Pmk no. 2 ttg klb keracunan panganPmk no. 2 ttg klb keracunan pangan
Pmk no. 2 ttg klb keracunan panganppidkemenkes
 
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisPmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisppidkemenkes
 
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisPmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisppidkemenkes
 
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarianPmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarianppidkemenkes
 
Info Kita Online Maret
Info Kita Online MaretInfo Kita Online Maret
Info Kita Online Maretppidkemenkes
 
Mediakom 28 (2011)
Mediakom 28 (2011)Mediakom 28 (2011)
Mediakom 28 (2011)ppidkemenkes
 

Mehr von ppidkemenkes (18)

Info kita_juli
Info kita_juliInfo kita_juli
Info kita_juli
 
Info Kita Juni 2013
Info Kita Juni 2013Info Kita Juni 2013
Info Kita Juni 2013
 
Info Kita Mei 2013
Info Kita Mei 2013Info Kita Mei 2013
Info Kita Mei 2013
 
Laporan Kinerja kementerian kesehatan 2011
Laporan Kinerja kementerian kesehatan 2011Laporan Kinerja kementerian kesehatan 2011
Laporan Kinerja kementerian kesehatan 2011
 
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
 
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga giziPmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
 
Pmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aids
Pmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aidsPmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aids
Pmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aids
 
Pmk no. 2 ttg klb keracunan pangan
Pmk no. 2 ttg klb keracunan panganPmk no. 2 ttg klb keracunan pangan
Pmk no. 2 ttg klb keracunan pangan
 
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisPmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
 
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisPmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
 
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarianPmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
 
Info Kita Online Maret
Info Kita Online MaretInfo Kita Online Maret
Info Kita Online Maret
 
Mediakom 31
Mediakom 31Mediakom 31
Mediakom 31
 
Mediakom 30 2011
Mediakom 30   2011Mediakom 30   2011
Mediakom 30 2011
 
Mediakom 29
Mediakom 29Mediakom 29
Mediakom 29
 
Mediakom 28 (2011)
Mediakom 28 (2011)Mediakom 28 (2011)
Mediakom 28 (2011)
 
Mediakom 27
Mediakom 27Mediakom 27
Mediakom 27
 
Mediakom 26
Mediakom 26Mediakom 26
Mediakom 26
 

Kürzlich hochgeladen

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 

Info Sehat: Cara Bahagia di Tempat Kerja

  • 1. etalase mediakom 41 | APRIL | 2013 | i
  • 2. perlu info kesehatan APA ITU HALO KEMKES? Halo Kemkes adalah layanan kesehatan yang memberikan informasi kesehatan dan penerimaan laporan pengaduan serta masukan di bidang kesehatan melalui telepon CARA MENGHUBUNGI halo kemkes 500567 Telp : Telp ke (kode lokal) 500567 Telp rumah : tekan 500567 Hp : tekan (kode lokal) 500567 Faximili : (021) 529 21669 SMS : 081281562620 Email : kontak@kemkes.go.id Surat : Halo Kemkes Pusat Komunikasi Publik Gedung Kementerian Kesehatan RI, Blok Ruang 109 Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4 - 9, Jakarta, 12950 * Untuk Penelpon dari wilayah di luar Jabotabek menggunakan kode area wilayah masing -| masing. ii | mediakom 41 | april 2013
  • 3. etalase Rokokmu Penyakitmu foto drg. Murti Utami, MPH B agi pecandu rokok, sulit untuk berhenti merokok. Tak terkecuali orang miskin. Walau sulit beli kebutuhan pokok, tapi mampu beli rokok. “Lebih baik tak makan dari pada tidak merokok”, begitu ungkapan yang sering terdengar. Sekalipun sudah tahu kerugian merokok, tetap saja merokok dengan berbagai alasan. Bahkan ribuan alasan dapat mereka temukan agar tetap merokok. Untuk mencari alasan agar tetap merokok, ibarat “mati satu tumbuh seribu”. Ngak ada matinya. Wajar jumlah pecandu rokok dunia maupun Indonesia makin bertambah besar. Ada banyak penyakit akibat rokok. Mulai penyakit fisik, psyikis, ekonimis dan ngeyel. Penyakit fisik mulai dari kanker, jantung, darah tinggi, paru-paru, bahkan banyak orang tubuh dapat sakit yang diakibatkan asap rokok. Penyakit psikis, bisa dalam bentuk ketagihan. Bila tak merokok, kurang kosentrasi, marah-marah, tak bisa mikir, gelisah dan lainlain. Secara ekonomis jelas. Hasil riset kesehatan dasar 2010 menunjukkan, banyak orang miskin pecandu rokok, lebih banyak membelajakan uangnya untuk beli rokok dibanding beli makanan pokok, susu anak, lauk pauk, sayur mayur dan biaya pendidikan anak sekolah. Kuatnya daya candu, membuat perokok ketagihan, sulit berhenti merokok. Bahkan sangat sedikit sekali yang mampu berhenti merokok. Umumnya mereka yang berhenti merokok, terjadi setelah sakit parah. Berhentinya juga bukan permanen, setelah sembuh dan merasa kuat dan sehat . Kelompok pecandu rokok seperti ini mempunyai penyakit tambahan ngeyel. Mereka memiliki kemampuan untuk ngeyel yang luar biasa. Terutama setelah sembuh dari sakitnya, kemudian mulai merokok lagi. Awalnya, coba-coba. Ketika diingatkan, alasanya sekedar untuk menghilangkan rasa asam di mulut. Bila terus ada yang mengingatkan, Ia menyebut tuh, orang yang tidak merokok meninggal muda. Noh...Kakek fulan, perokok berat umur 80 tahun sehat-sehat aja. Ketika menadapat nasehat terus menerus, Ia jawab “merokok mati, tak merokok mati. "Biarlah saya merokok, kalau sakit, toh saya sendiri yang merasakan”. Sehingga yang memberi nasehat bosan sendiri. Akhirnya mengatakan terserah...! Nah, bagaimana pemerintah melindungi masyarakat yang belum merokok agar tidak jatuh menjadi pecandu rokok? Mediakom mengangkat tema ini dalam rubrik Media Utama. Selain itu ada berita menarik dan ringan dalam rubrik stop press, ragam, daerah dan lentera. Edisi ini juga menampilkan wajah baru yang menawan dan enak dibaca. Selamat menikmati.*redaksi SUSUNAN REDAKSI PENANGGUNG JAWAB: drg. Murti Utami, MPH PEMIMPIN REDAKSI: Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS SEKRETARIS REDAKSI: Sri Wahyuni, S.Sos, MM REDAKTUR/PENULIS: Dra. Hikmandari A, M.Ed Busroni S.IP Prawito, SKM, MM M. Rijadi, SKM, MSc.PH, Aji Muhawarman, ST, Resty Kiantini, SKM, M.Kes, Giri Inayah, S.Sos, MKM, Dewi Indah Sari, SE, MM, Awallokita Mayangsari, SKM, Waspodo Purwanto, Hambali, Rahmadi, Eko Budiharjo, Juni Widiyastuti, SKM, Dessyana Fa’as, SE, Siti Khadijah DESIGN GRAFIS & FOTOGRAFER: drg. Anitasari, S,M, Wayang Mas Jendra, S.Sn, SEKRETARIAT: Endang Retnowaty, Iriyadi, Zahrudi ALAMAT REDAKSI: PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK, Gedung Kementerian Kesehatan RI, Blok Ruang 109, Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4 - 9, Jakarta, 12950 Telepon: 021-5201590 ; 021 - 52907416-9 Fax: 021-5223002 ; 021-52960661 Email: infodepkes.go.id ; kontak@depkes.go.id Call Center : 021 – 500567 • • • • • • • • • REDAKSI MENERIMA NASKAH DARI PEMBACA, DAPAT DIKIRIM KE ALAMAT EMAIL: kontak@depkes.go.id mediakom 41 | APRIL | 2013 | 1
  • 4. surat pembaca Apa yang dimaksud dengan Mandatory? Dalam penanggulangan HIV/AIDS, apa yang dimaksud dengan asas mandatory dan apa dasar hukum dari asas tersebut? Nur Khotimah, Kebumen Jawa Tengah Jawab; Terima kasih atas pertanyaanya; Asas Mandatory dalam penanggulangan HIV/AIDS, artinya memaksa seseorang untuk ditindaklanjuti pemeriksaan / tes HIV dan untuk diketahui status HIV seseorang. Kebijakan Kementerian Kesehatan hal tersebut TIDAK PERNAH diberlakukan, karena hal tersebut merupakan mutlak hak pasien untuk mengetahui status HIV dirinya. Kebijakan Kementerian Kesehatan, memberi pengetahuan yang cukup kepada pasien agar memahami tentang risiko dari HIV/AIDS. Apabila sudah memiliki kesadaran, kemudian ingin melakukan tes HIV, maka diarahkan kepada konselor. Harapannya, pasien memiliki kesiapan untuk menerima apapun hasil tes HIV tersebut. Namun bagi petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan) melihat indikasi faktor risiko pada diri pasien untuk tertular HIV, petugas kesehatan harus MENAWARKAN tes HIV dengan melihat kondisi fisik atas penyakitnya. Namun, mau atau tidak melakukan tes, tetap menjadi hak pasien. Pasien harus dirujuk ke pelayanan konseling, bila belum melakukan tes. Redaksi Kepesertaan Jamkesmas Saya anak PNS, setelah menikah jaminan kesehatan askes, tidak berlaku lagi. Saya sangat membutuhkan jamkesmas, karena mempunyai penyakit gagal ginjal kronis dan saya memakai CAPD. 2 | mediakom 41 | april | 2013 Saya sangat membutuhkan cairan untuk membilas patrineal dialisis / cuci darah 3 x sehari. Saya bekerja di instansi pemerintah dengan honor Rp 300.000,-. Padahal cairan tersebut harganya Rp 4.700.000,-. Sementara stok cairan itu tinggal untuk 2 minggu lagi. Apabila tidak ada cairan lagi, tentu akan membahayakan nyawa. Mohon keterbukaan hati untuk saya. Terima kasih atas bantuanya. ghazalipasca@gmail.com Kabupaten Bondowoso Jawab; Saudara Ghazali yang berbahagia, Banyak kasus seperti Saudara, sangat membutuhkan kartu jamkesmas karena berbagai sebab penyakit. Atau ketidakakuratan pendataan dan lain sebagainya, sehingga masyarakat miskin belum mendapat kartu jamkesmas. Atau sebelumnya mempunyai kartu jamkesmas, setelah adanya perubahan kartu jamkesmas baru (kartu biru), yang bersangkutan tidak terdaftar sebagai peserta, padahal sedang menjalani pengobatan cuci darah. Untuk Saudara Ghazali dan anggota masyarakat miskin yang lain, kami sarankan segera mengajukan permohonan kartu Jamkesmas ke Dinas Kesehatan setempat dengan melampirkan surat keterangan tidak mampu dari RT/RW dan Kelurahan setempat. Semoga pada saat ada penggantian kepesertaan anggota jamkesmas, saudara dapat diikut sertakan sebagai peserta jamkesmas. Redaksi *Bila perlu penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes (kode lokal) 500567 daftar isi mediakom edisi 41 ETALASE info sehat Cara bahagia di tempat kerja 1 4-5 stop press IPMA – InMA: Pencapaian Kreativitas Insan Media Gold Winner, the best of Government Inhouse Magazine (InMA) 2013 6 Rekrutmen PKHI: Memintarkan, bukan mencari orang pintar 7 Pro Kontra Sunat Perempuan 8 10 48 52 kolom Dian Ayubi Prawito Waspodo Purwanto
  • 5. daerah media utama Jawa Tengah yang Tak Pernah Sudah Harap-harap Cemas Jelang ‘JKN’ Waspada, Siaga dan Awas bersama Radio Komunitas Desa Kami di Sini Pengaturan Rokok di Indonesia Pokok Pokok Isi PP Tembakau Mengapa Konsumsi Rokok Perlu Diatur Bahaya Rokok Menurut Pandangan Al-qurían dan As-sunNah 11 12 Capaian Kinerja Kemkes 2012 BOK Untuk Perluasan Cakupan 21 22 13 38 43 44 46 birokrasi bersih melayani Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi "Saya tidak membenci perokokî ragam Mutu Perencanaan: Rasa Cabe Naga Jokia? Tingkatkan Pelayanan Publik Kemenkes luncurkan e-Regalkes dan SSO Utamakan Kesehatan Ibu, Bayi dan Balita Peningkatan Kualitas Hidup Anak siapa dia 28 29 62 63 64 65 67 31 lentera 25 Rizna Nyctagina Rizal Idrus Nikita Willy resensi potret 54 untuk rakyat 15 19 50 Kasus Malpraktek Di Tiga Daerah, Masuk Ruang Sidang Komisi Ix Dpr Ri 33 peristiwa Rapat Kerja Kesehatan Nasional dr. Untung Suseno, 58 mediakom 41 | APRIL | 2013 | 3
  • 6. info sehat ruang/ meja kerja dengan membereskan segala barang yang berserakan. Kemudian, buatlah daftar rencana kegiatan yang akan Anda lakukan pada hari itu (berdasarkan prioritas). Cara bahagia di tempat kerja B anyak orang bekerja namun tidak bahagia dengan pekerjaannya. Dan entah berapa banyak orang-orang yang bekerja setiap hari namun tidak mencintai pekerjaannya tersebut. Akibatnya yang mereka hadapi adalah hari-hari horor yang tidak menyenangkan. Pergi pagi, pulang sore kadang lembur sampai malem. Sementara yang didapat hanya kepenatan, tekanan, depresi dan stress. Mereka bekerja tapi tidak bahagia. Apakah Anda juga mengalaminya? Nah, kalau Anda adalah salah satu dari mereka, yang merasa tidak bahagia di tempat kerja, tidak bahagia dengan pekerjaan Anda, simak cara menjadi bahagia di tempat kerja berikut ini: 4 | mediakom 41 | april | 2013 2 Kenakan pakaian yang meningkatkan mood Banyak dari kita yang diharuskan untuk memakai seragam atau mematuhi aturan pakaian untuk bekerja. Jika Anda memiliki lebih banyak kebebasan untuk berpakaian, cobalah untuk mengenakan pakaian atau aksesoris yang dapat meningkatkan mood dan kepercayaan diri Anda. Dengan menambahkan sesuatu yang istimewa pada pakaian kerja akan membuat hari Anda lebih berwarna. 1 Atur kehidupan kerja Anda Jika aktivitas kerja Anda sering membuat Anda merasa stress dan kewalahan, sekarang saatnya untuk menenangkan dengan membuat segalanya lebih terorganisir. Pertama, pastikan Anda tiba beberapa menit lebih awal di tempat kerja untuk memberikan Anda sedikit waktu dalam mengatur tugas-tugas Anda untuk hari itu dan mempersiapkan mental. Kedua, menata 3 Melakukan beragam variasi tambahan Variasi merupakan bumbu kehidupan, dan ini perlu dilakukan ketika Anda memulai rutinitas seharihari dalam pekerjaan Anda. Rutinitas yang sama setiap hari akan membuat Anda cepat bosan. Jadi cobalah membuat setiap hari sedikit berbeda
  • 7. dengan cara apapun yang Anda bisa. Misalnya, melakukan tugas-tugas rutin dalam urutan yang berbeda, berbicara dengan orang baru atau mengambil rute yang berbeda untuk bekerja (atau mungkin menggunakan mode yang berbeda dari transportasi, seperti bersepeda, jika Anda mampu). baik untuk meningkatkan harga diri, melepaskan stres, dan juga melepaskan zat kimia di otak seperti endorphin dan anandamide yang dapat meningkatkan mood dan membuat Anda merasa bahagia. Jika tempat kerja Anda memiliki fasilitas untuk mandi, lakukan setelah Anda makan siang. 6 4 Hiasi meja kerja Penelitian telah menunjukkan bahwa pekerja yang menambahkan hiasan pada ruang kerja/meja mereka, 40 persen lebih bahagia ketimbang mereka yang tidak melakukannya. Meskipun Anda mungkin tidak memiliki kewenangan untuk menghias atau mengatur ulang seluruh ruang kantor, Anda bisa melakukan dengan cara yang sederhana misalnya, membeli beberapa alat tulis bagus, memasang foto, kalender lucu atau sepotong kecil karya seni, atau menaruh tanaman kecil pada meja kerja Anda. 5 Tetap aktif di kantor Jika hari kerja Anda membuat Anda tak bersemangat, cobalah memberi rangsangan pada diri Anda dengan melakukan beberapa latihan sederhana ketika istirahat makan siang. Latihan ini Makan camilan yang bikin happy Sediakan beberapa camilan sehat di atas meja kerja Anda. Mengapa? Karena, nutrisi tertentu dalam makanan dapat mempengaruhi perasaan seseorang. Ada beberapa makanan yang dapat mendorong rasa bahagia seperti kenari (asam lemak Omega-3), pisang (mengadung serotonin yang memproduksi tryptophan dan magnesium. Serotonin memiliki efek untuk meningkatkan suasana hati, menenangkan dan mengurangi depresi). Pastikan camilan Anda mengandung karbohidrat kompleks untuk memperlambat pelepasan energi dan menjaga tingkat gula darah tetap rendah untuk mencegah depresi dan kelelahan. 7 gosip dikantor, dan memperlakukan setiap orang sebagaimana Anda ingin diperlakukan. Penelitian menunjukkan bahwa memberikan senyum benar-benar dapat membuat seseorang lebih bahagia, jadi cobalah untuk memberikan senyum setiap Anda bertemu dengan orang di kantor. 8 Menghargai dan mencintai pekerjaan Anda Cobalah memberikan sesuatu yang terbaik dari apa yang Anda miliki dan mengidentifikasi hal apa saja yang dapat membuat Anda merasa lebih bersemangat untuk bekerja. Misalnya, bercita-cita untuk memperoleh posisi atau jabatan yang lebih baik dalam pekerjaan. Dengan adanya target yang Anda buat, ini akan membuat memacu semangat Anda saat bekerja. Berpikir positif dan ramah terhadap rekan kerja Terlepas dari apakah Anda sedang stres, cobalah tetap mengadopsi sikap positif dan ramah ketika berbicara dengan rekan kerja Anda. Bahkan meskipun mereka kerap tidak memiliki pemikiran yang sama dengan Anda! Cobalah untuk menyelesaikan setiap konflik, menghindari 9 Pertimbangkan mencari pekerjaan lain yang sesuai minat Anda Ini adalah jalan terakhir yang perlu Anda pertimbangkan setelah 8 tips di atas tidak mampu membuat Anda bahagia. Melakukan sebuah pekerjaan yang sesuai dengan hobi Anda adalah cara yang paling ampuh untuk untuk menjadi lebih bahagia. mediakom 41 | APRIL | 2013 | 5
  • 8. stop press IPMA – InMA: Pencapaian Kreativitas Insan Media Gold Winner, the best of Government Inhouse Magazine (InMA) 2013 K ata-kata memang masih sangat penting, tapi grafis jauh lebih penting. Isi memang penting, tapi bungkus bisa lebih menarik. Kata-kata tidak bisa menggantikan fungsi grafis tapi grafis bisa menggantikan fungsi kata-kata. Maka perpaduan antara kata-kata , gambar, dan grafis menjadi kekuatan yang barangkali bisa diandalkan untuk membuat media cetak akan tetap eksis di masa depan. Itu adalah kata-kata Dahlan Iskan, Ketua Umum Serikat Perusahaan Pers (SPS) pada sambutan Indonesia Print Media Awards (IPMA) tahun 2010, sudah lama memang tetapi belum aus. IPMA – InMA diselenggarakan setiap tahun dalam rangkaian acara Hari Pers Nasional (HPN). 6 | mediakom 41 | april | 2013 Tahun ini, IPMA memasuki tahun ke empatnya, sedangkan InMA lahir belakangan. Tahun 2012 lalu, jadi tahun perdana buat pergelaran InMA yang diselenggarakan di kota Jambi. InMA dan IPMA 2013 bertujuan untuk memberikan apresiasi atas karya kreatif sampul muka majalah internal dan media cetak Indonesia terkait dengan isi majalah. Karena bukan perkara mudah untuk meramu foto, tulisan, dan elemen lain yang menciptakan halaman depan yang menarik hati. Pada tahun 2013 merupakan tahun kedua Majalah Mediakom yang dikelola Pusat Komunikasi Publik berkesempatan mengikuti ajang InMA tersebut. Ajang InMA Award 2013 diikuti 162 entri majalah dari 54 lembaga kategori Lembaga Pemerintah, BUMN, BUMD, Perguruan Tinggi, Perusahaan Multi Nasional & Swasta. Dewan Juri untuk InMA adalah Oscar Motuloh (Kepala/Kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara), Prof.Dr. Ibnu Hamad (Dosen Fisip UI), Daniel Surya (DM IDHolland Singapura), Ndang Sutisna (Excecutive Creative Director First Position), Dian Umar Anggraeni (Senior Consultant, Senior Partner DASA Strategic Communication). Hasil yang diperoleh, Mediakom mendapatkan Gold Winner, the best of Government Inhouse Magazine (InMA) 2013 untuk edisi 38/Oktober 2012. Sementara tahun 2012 pada kompetisi ini Mediakom mendapatkan dua award/trophy : Silver Winner, the best of Government Inhouse Magazine (InMA) 2012 untuk : Mediakom, edisi 31/ Agustus 2011 dan Mediakom, edisi 33/ Desemebr 2011 Prestasi yang di peroleh Mediakom ini tak lepas dari usaha dan kerja keras dari Tim Redaksi Mediakom, yang selalu kompak dan seringkali dikejar-kejar dead line. Dari Tim Redaksi Mediakom kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, teman-teman Puskom atas partisipasi, dedikasinya dan kerjasamanya serta rajin berkontribusi dalam membangun majalah Mediakom ini. Bravo buat Tim Redaksi Mediakom. Tingkatkan terus prestasinya dan tahun 2014 harus mendapat lebih baik lagi.*
  • 9. Rekrutmen PKHI: Memintarkan, bukan mencari orang pintar H ampir setiap tahun, lebih 30 ribu peserta yang mendaftar menjadi Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI), untuk memperebutkan formasi kurang lebih 1.800 kursi petugas haji. Besarnya animo masyarakat untuk mendaftar petugas haji, umumnya karena mereka ingin menunaikan ibadah haji, apalagi bagi peserta yang belum pernah haji. Bahkan menurut A.Hafiz Staf Pusat Kesehatan Haji, ada peserta pelatihan petugas kesehatan haji yang siap bekerja sebagai petugas kesehatan haji, walau tidak dapat honor. Bagi mereka, yang penting dapat pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Alasan mereka cukup masuk akal, sebab menunaikan ibadah haji, tidak cukup hanya punya uang saja. Betapa banyak orang beruang, tapi sudah antri bertahun-tahun belum berangkat haji juga. Menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. H.Azimal, M.Kes, banyak pendaftar petugas kesehatan haji yang niatnya berhaji sambil menjadi petugas kesehatan haji. Paradigma seperti ini akan menyulitkan diri sendiri dan jemaah, bila menjadi petugas kesehatan haji. Mengapa ? “ Begitu sampai di tanah suci, ketika melihat Masjidil Haram, langsung lupa kalau dirinya sebagai petugas kesehatan haji. Setiap hari sibuk dengan urusan ibadah diri sendiri. Walau, mereka yang seperti ini hanya 1-2 orang dari total petugas”. Hal ini disampaikan dr. H. Azimal, M.Kes, saat memberikan penjelasan kepada peserta pertemuan sosialisasi recruitment Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI), 05 Februari 2013, di Bekasi Jawa Barat. “Untuk itu, pelatihan PKHI harus lebih banyak memberi muatan sisi penguatan mental. Menjadi pribadi yang mampu memberikan pelayanan jemaah haji secara tulus ikhlas, penuh pengabdian, hanya untuk mengabdi kepada Illahi Robbi dari seluruh kegiatannya. Saat di tanah air, tanah suci, hingga tanah air kembali”, jelas dr. Azimal. Lebih lanjut, Kapus Kesehatan Haji menambahkan, PKHI memang memerlukan orang yang terampil dan kompeten dalam bidang kesehatan. Tapi yang dibutuhkan petugas yang memiliki kepedulian untuk melayani bukan minta dilayani. Sebab, kalau tidak punya kepedulian untuk melayani, sekalipun terampil dan kompeten, tak akan dapat membantu jemaah secara optimal. “Untuk mengukur tingkat kepedulian, kesiapan melayani dan kemampuan bertahan di bawah tekanan kerja, peserta PKHI akan mengikuti pemeriksaan dokumen, tes psikometri, kompetensi dan pembekalan integrasi”, ujar dr. Azimal. Secara sistem, pendaftaran dan seleksi PKHI sudah mempunyai mekanisme khusus melalui online. Para pendaftar akan mendapat perlakuan sama dalam seleksi. Perlakuan ini dimulai dari saat pendaftaran dan pemasukan dokumen. Sebagai contoh; dalam mengisi form pendaftaran, nama peserta harus mengisi nama dengan tiga kata missal: Prawito Sadino Kariotaruno. Bila, peserta mengisi nama kurang dari tiga kata, maka pada saat verikasi, sudah langsung tereliminasi. “Proses rekrutmen petugas kesehatan haji Indonesia, bukan untuk mencari tenaga yang bagus, tapi melatih petugas sehingga menjadi bagus. Setelah dilatih, petugas mampu bekerja atas dasar pemahaman yang benar, yakni melayani jemaah, tapi punya kesempatan melakukan ritual ibadah haji, bukan sebaliknya”, ujar Azimal.* mediakom 41 | april | 2013 | 7
  • 10. stop press PRO KONTRA SUNAT PEREMPUAN S unat perempuan di Indonesia masih menjadi kontroversi. Ada yang mendukung, tidak sedikit pula pihak yang menentangnya. Bahkan isu ini sudah mendunia sejak PBB dan WHO terlibat dengan mengeluarkan pernyataan tegas untuk melarangnya. Mengapa menjadi pro dan kontra? Penasaran dengan situasi ini, kami mencoba menggali dan memandangnya dari berbagai sisi dan tidak memihak atau menyudutkan kelompok manapapun. Praktik sunat atau khitan perempuan sudah berlangsung sejak lama. Kegiatan ini dilakukan di beberapa negara atas alasan budaya dan norma yang berlaku di keluarga dan lingkungannya, terutama di sebagian besar negara yang mayoritas beragama islam seperti negara-negara di benua asia, afrika dan kawasan timur tengah. Di kawasan afrika diperkirakan lebih dari 3 juta perempuan setiap tahunnya berisiko mengalami mutilasi genital dan sekitar 140 juta wanita di seluruh dunia telah disunat. WHO mengistilahkan sunat perempuan yang 8 | mediakom 41 | april | 2013 dilakukan di wilayah tersebut dengan Female Genital Mutilation (FGM). Tindakan FGM tersebut dilakukan dengan memotong seluruh klitoris perempuan dan menjahit labia mayora dengan tujuan agar perempuan tidak dapat melakukan hubungan seks sebelum menikah dan kalaupun menikah agar tidak dapat menikmati hubungan seks. Hal ini sudah menjadi adat kebiasaan turun temurun di wilayah tersebut dan tidak terkait sama sekali dengan aspek kesehatan dan agama. Situasi inilah yang memicu PBB dan WHO untuk melarang kegiatan tersebut. PBB pada akhir November 2012 telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan 193 negara anggotanya untuk menghilangkan praktik sunat permpuan. Menurut penjelasan dari situs WHO (www.who.int), ada 4 tipe FGM yakni pertama pemotongan dengan atau tanpa mengiris/menggores bagian atau seluruh klitoris (clitoridectomy). Kedua pemotongan klitoris dengan disertai pemotongan sebagian atau seluruh labia minora (excision). Ketiga pemotongan bagian atau seluruh alat kelamin luar disertai penjahitan/penyempitan lubang vagina (infibulation). Keempat, tidak terklarifikasi, untuk tujuan non medis, termasuk penusukan, pelubangan atau pengirisan/penggoresan terhadap kelamin wanita. Bagi pihak yang menentang, praktik sunat perempuan merupakan pelanggaran hak asasi manusia pada kelompok remaja putri dan wanita dewasa. Selain itu juga dinilai telah menabrak upaya memperkuat kesetaraan gender/diskriminasi pada perempuan yang salah satunya melalui ratifikasi konvensi internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Dampak khitan yang mungkin timbul akibat kesalahan penanganan sangat beragam, diantaranya, depresi, pendarahan, infeksi saluran kemih, radang panggul, frigiditas, risiko kemandulan, hingga kematian. Ini berbeda dengan sunat pada pria (male circumcision) yang memang bermanfaat bagi kesehatan. Di Indonesia sendiri, sunat
  • 11. perempuan banyak terjadi di sebagian besar daerah di Indonesia khususnya di kawasan Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Praktiknya juga didasari pada adat istiadat dan kepercayaan agama yang dianut. Berbeda dengan cara yang dilakukan di negara-negara Afrika yang diistilahkan dengan FGM, di Indonesia praktik ini hanya dengan menggores selaput yang menutupi klitoris. Sayangnya praktik ini tidak dilakukan dengan cara yang benar dan oleh orang yang tepat. Seringkali juga pihak keluarga tidak punya pilihan lain karena disarankan oleh tetangga, keluarga dekat bahkan ditawarkan oleh perawat atau tenaga medis yang menangani bayi perempuan ketika baru dilahirkan. Pemerintah sendiri berada pada posisi netral menanggapi situasi ini. Kementerian Kesehatan pernah mengeluarkan 2 kebijakan yang berbeda perihal sunat perempuan, yakni melalui Surat Edaran Dirjen Binkesmas pada tahun 2006 dan Permenkes pada tahun 2010. Surat edaran Dirjen Binkesmas mengatur tentang larangan medikalisasi sunat perempuan oleh petugas kesehatan. Selanjutnya pada tahun 2008 Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa tentang Hukum Khitan Perempuan yang isinya antara lain menyatakan bahwa khitan bagi laki-laki dan perempuan termasuk fitrah (aturan) dan syiar islam, dan khitan terhadap perempuan adalah bersifat ibadah yang sangat dianjurkan (makrumah) asalkan tidak dilakukan secara berlebihan seperti memotong dan melukai klitoris yang berbahaya dan merugikan. Permenkes Nomor 1636 Tahun 2010 sendiri sebenarnya tidak mewajibkan kaum perempuan untuk melakukan sunat perempuan, inilah yang disalahartikan oleh banyak orang. Permenkes tersebut justru mengatur tata cara/prosedur sunat perempuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan kaum perempuan yang ingin melakukan praktik sunat perempuan. Tidak sembarangan praktik ini dapat dilakukan. Berdasarkan Permenkes tersebut, sunat perempuan harus memiliki sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Permenkes ini mengatur pelaksanaan sunat perempuan agar sesuai dengan ketentuan agama, standar pelayanan dan standar profesi untuk menjamin keamanan dan keselamatan perempuan yang disunat. Masih menurut aturan dalam Permenkes tersebut, sunat hanya dapat dilakukan oleh dokter, bidan dan perawat yang telah memiliki izin praktek/izin kerja serta dilakukan atas permintaan dan persetujuan perempuan yang disunat, orang tua dan/atau walinya. Diatur pula mengenai persyaratan ruangan, peralatan dan prosedur tindakan serta larangan dan batasannya. Secara medis dan empiris, memang banyak yang menilai sunat perempuan tidak terbukti bermanfaat, sehingga wajar bila hal ini banyak ditentang. Dilain pihak, menurut banyak kalangan, khususnya kalangan agama Islam, praktik ini merupakan bagian dari ibadah yang sifatnya makrumah tadi. Menurut MUI, lebih baik hal ini tidak dilarang karena akan berdampak negatif, sebab bagi sebagian kalangan yang tetap mempercayai khitan akan tetap melakukannya secara illegal dan ini malah berbahaya dan mengancam keselamatan. Pemerintah dan semua pihak harus melihat ini dengan bijak. Pemerintah sepertinya harus terus giat memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa sunat perempuan di Indonesia merupakan budaya yang sudah lama ada dan secara religi sudah dianut oleh sebagian besar umat islam serta tindakan yang dilakukan tidaklah seperti yang terjadi di negara-negara lain seperti kekuatiran banyak orang. Kebijakan yang pemerintah lahirkan tidak berarti melegalisasikan praktik sunat perempuan tetapi justru mengatur agar dilakukan dengan aman dan higienis. Masyarakat harus diberikan kebebasan untuk memutuskan, apakah bayi/anak dan/atau keluarganya akan disunat atau tidak. Pilihan ini juga harus diketahui dan dilaksanakan oleh pihak pemberi layanan, baik dokter praktik mandiri, klinik, puskesmas dan rumah sakit, sehingga dengan demikian semua ‘kubu’ yang terkait soal ini dapat terakomodir kepentingannya.*(AM) mediakom 41 | april | 2013 | 9
  • 12. kolom healthy happy family: kenapa tidak? foto Dian Ayubi Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Dosen di Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia B eberapa waktu lalu saya mendengar kisah seorang anak usia sekolah dasar dipukul oleh ayahnya ketika si anak diketahui merokok. Lebih menyedihkan lagi ketika saya tahu bahwa sang ayah adalah seorang perokok. Mungkin banyak kisah-kisah lain ketika keluarga tidak menjadi tempat yang baik untuk menumbuhkan perilaku sehat. Dahlgreen dan Whitehead (1991) menjelaskan diterminan sosial kesehatan dimana ada beberapa lapisan yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Lapisan pertama adalah gaya hidup seseorang dan lapisan kedua adalah lingkungan sosial dan komunitas. Keluarga termasuk dalam lapisan kedua. Keluarga adalah struktur terkecil dalam masyarakat. Ibarat sebuah bangunan masyarakat, maka keluarga adalah salah satu batu bata yang membangunnya. Jika tiap keluarga memiliki perilaku sehat maka masyarakat pun akan menjadi sehat begitu juga sebaliknya. Peran keluarga dalam menumbuhkan perilaku sehat bagi anggota keluarganya dapat dilakukan dalam dua bentuk. Pertama adalah orang tua menjadi contoh bagaimana berperilaku sehat. Pepatah mengatakan buah apel jatuh tak jauh dari pohonnya. Terlebih bagi 10 | mediakom 41 | april | 2013 anak-anak balita, dapat dikatakan hampir seluruh perilakunya adalah hasil mencontoh orang dekatnya. Jangan heran jika melihat anak-anak merokok kalau orang tuanya pun perokok. Meskipun orang tua tidak merokok, tetapi banyak orang tua tidak sadar mengucapkan ‘ini uang rokok’ saat memberi upah atau tip ke orang lain. Hal ini dapat dikesankan oleh anak-anak bahwa orang tuanya menganjurkan untuk merokok. Sebaiknya katakana saja ‘ini uang lelah’ atau ‘ini uang trasport’. Hal lain yang jarang dicontohkan oleh orang tua adalah menegur orang lain ketika merokok di tempat-tempat umum. Pengalaman saya menunjukkan bahwa jika kita menegur dengan cara yang santun untuk tidak merokok dan mengucapkan terima kasih, maka orang tersebut tidak akan marah. Ini lebih efektif daripada kita mengibasibaskan tangan di depan wajah atau menutup hidung untuk memberi isyarat agar orang tertentu tidak merokok di depannya. Peran kedua adalah membentuk lingkungan yang sehat. Lingkungan mencakup fisik maupun norma-norma dalam keluarga. Contoh lingkungan fisik adalah tidak menyediakan asbak rokok di ruang tamu atau tempat lainnya. Tidak menempel gambar, poster, atau tampilan lainnya dimana terdapat gambar rokok. Termasuk juga didalamnya adalah membentengi anak-anak dari derasnya iklan rokok di media televisi. Orang tua seharusnya memberikan pendampingan untuk menjaga anak-anaknya dari pengaruh buruk tayangan iklan tersebut. Norma yang dapat dibangun dalam keluarga antara lain tidak mengizinkan orang lain merokok didalam rumah meskipun itu adalah keluarga dekat kita. Mungkin dapat menjadi perdebatan. Teman saya mengizinkan anaknya untuk mencoba merokok namun harus dilakukan di depan orang tuanya. Ini dilakukan agar sang anak tidak mencoba bersama teman-temannya. Orang tua dapat memberikan edukasi tentang bahaya akibat merokok, sedangkan teman sebayanya belum tentu demikian. Dari uraian di atas maka peran keluarga dalam menumbuhkan perilaku sehat bermula dari orang tua. Perilaku sehat harus dipupuk tidak hanya di dalam rumah maupun di luar rumah misal ketika sedang berbelanja di pusat perbelanjaan dan rekreasi di tempattempat wisata. Jika semua tersebut dilakukan bersama-sama dan dalam suasana yang nyaman, maka tidak sulit untuk mewujudkan keluarga sehat dan bahagia…health happy family.*
  • 13. m e d i a u t a m a PENGATURAN ROKOK DI INDONESIA Jadi, efek buruk rokok bagi kesehatan bukan sekadar penyakitpenyakit fisik saja, tetapi juga dapat berpen­ aruh buruk pada kesehatan g jiwa. Terutama jika orang itu merokok sejak usia muda atau bahkan anakanak. Oleh karena itulah konsumsi rokok pada anak usia sekolah harus dikurangi semaksimal mungkin, atau bahkan dilarang sama sekali. Mengandalkan pelaran­ an pada g kesadaran orang tua agaknya tidak cukup. Diperlukan pula intervensi negara melalui pengaturan. Untuk itulah pemerintah Indonesia kemudian berinisi­ tif untuk mengatur a dan membatasi konsumsi rokok di masyarakat. Yang kemudian dituangkan dalam sebuah PP No 109 tahun 2012, tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan. Diantaranya berisi tentang peringatan kesehatan, pengaturan kawasan tanpa rokok, perlind­ ungan anak dan wanita hamil, serta pengendalian iklan rokok di media. Diharapkan dengan peraturan tersebut, konsumsi ro­ ok akan dapat k ditekan seminimal mungkin. Dan pada target jangka panjang akan dapat mengurangi jumlah pen derita penyakit fisik, akibat dari rokok.* mediakom 41 | april | 2013 | 11 Flickr.com T embakau sebagai komoditas dagang diperke­ alkan n oleh Belanda ke Indonesia pada abad ke-17. Benda ini kemudian menjadikan Indo­ nesia sebagai salah satu penghasil tembakau terbaik, di wilayah Asia Timur. Pada waktu itu Belanda praktis memonopoli perdagangan tembakau di dunia, terutama di wilayah Asia. Berbeda dengan negara-negara Eropa yang lain yang membawa tem­ akau b langsung dari Amerika, Belanda juga membuka perkebunan tembakau di berbagai wilayah di Afrika dan Asia. Hal tersebut kemudian menjadi sebuah budaya tersendiri di kalangan masyarakat, yaitu budaya mero­ kok. Tingginya permintaan akan rokok membuat indus­ ri tembakau t semakin berkembang dari abad ke abad. Namun pengetahuan tentang dampak buruk tembakau terhadap kesehatan baru muncul di awal abad ke-20. Tahun 1939, dokter Franz H. Muller untuk pertama kali membuktikan melalui studi epidemiologis, bahwa mero­ ok k berkaitan dengan kanker paru-paru. Mereka berkesimpulan bahwa asap rokok, bukan han­ a nikotin saja y yang berbahaya tetapi juga zat-zat lain yang terdapat dalam asap rokok. Diantaranya adalah tar sebagai hasil pembakaran tembakau, yang ikut menyumbang bahaya rokok bagi kesehatan. Bahaya tersebut diperkuat oleh efek kecanduan dari nikotin. Sehingga zat-zat berbahaya tadi makin menumpuk dalam tubuhnya, dan secara berangsur mendekatkan kepada risiko penyakit akibat rokok.
  • 14. m e d i a u t a m a Pokok Pokok Isi PP Tembakau P eraturan Pemerintah No 109 tahun 2012, tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan, diantaranya berisi peringatan kesehatan, pengaturan kawasan tanpa rokok, perlindungan anak dan wanita hamil, serta pengendalian iklan. Khusus, peringatan kesehatan, setiap produsen dilarang untuk mencantumkan keterangan atau tanda apapun yang menyesatkan atau kata yang bersifat promotif. Juga dilarang mencantumkan kata “light, ultra light, mild, extra mild, low tar, slim, special, full flavour, premium” dan kata lain yang mengindikasikan kualitas, superioritas, rasa aman, pencitraan, kepribadian atau kata-kata apapun dengan arti yang sama. 12 | mediakom 41 | april | 2013 Selain itu, PP ini juga mengatur Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mewujudkan KTR. Yakni ruang atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok, menjual, memproduksi, mengiklankan atau mempromosikan produk tembakau. Adapun yang dimaksud kawasan tanpa rokok meliputi: fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja dan tempat umum lain yang telah ditetapkan. Secara khusus, PP ini juga memuat perlindungan anak dan perempuan hamil terhadap bahan yang mengandung zat adiktif, berupa produk tembakau. Perlindungan ini dilakukan secara komprehensif, mulai dari pencegahan, pemulihan kesehatan fisik, mental dan pemulihan sosial. Kegiatan pemulihan dilaksanakan melalui kegiatan pemeriksaan fisik dan mental, pengobatan, pemberian terapi psikososial, pemberian terapi mental dan melakukan rujukan. Sedangkan kegiatan rehabilitasi sosial dilakukan kegiatan dalam bentuk; motivasi dan diagnosis psikososial, perawatan dan pengasuhan, pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan, bimbingan mental dan bimbingan fisik. Selain itu, juga mendapat bimbingan sosial dan konseling psikososial, pelayanan aksesibilitas, bantuan dan asistensi sosial, bimbingan resosialisasi, bimbingan lanjut dan rujukan. Terkait dengan pembinaan dan pengawasan, Menteri, Menteri terkait, kepala badan, pemerintah daerah sesuai kewenangannya melakukan upaya pengawasan dan dapat memberi sanksi berupa teguran lisan, tertulis, penarikan produk, rekomendasi penghentian sementara kegiatan dan rekomendasi penindakan kepada instansi terkait.*
  • 15. MENGAPA KONSUMSI ROKOK PERLU DIATUR T embakau sebagai komoditas dagang diperkenalkan oleh Belanda ke Indonesia pada abad ke 17 dan menjadikan Batavia sebagai pusat perdagangan tembakau di wilayah Asia Timur. Belanda mengambil tembakau dari perkebunan mereka di Srilanka yang waktu itu juga merupakan jajahan Belanda. Baru di pertengahan kedua abad ke 18 Belanda mulai menanam tembakau di Indonesia. Pada abad ke-17 itu Belanda praktis memonopoli perdagangan tembakau di dunia, terutama di wilayah Asia. Berbeda dengan negara-negara Eropa yang lain yang membawa tembakau langsung dari Amerika, Belanda membuka perkebunan tembakau di berbagai wilayah di Afrika dan Asia. Dalam buku Tobacco (A Cultural History of How an Exotic Plant Seduced Civilization), Iain Gately menceritakan kelihaian Belanda dalam perdagangan tembakau. Dengan membuat suku Hottentot di Afrika Selatan ketagihan tembakau, Belanda dapat memperoleh Tanjung Harapan (Afrika Selatan) dari suku tersebut yang ditukar dengan tembakau. Diceritakan juga bagaimana Belanda membujuk pemakan sirih di Indonesia agar menukar sabut pinang dengan tembakau sebagai pembersih ludah dan gigi setelah makan sirih. Juga bagaimana Belanda mengajari orang Jawa yang gemar menggigit cengkeh untuk mencampurkannya dengan tembakau dan dijadikan rokok, yang kini bernama kretek. “The Javanese, who were addicted to cloves, were provided with tobacco mixed with pieces of clove. These fragments made an attractive crackling noise upon combustion, which was believed to ward off evil spirits…” Ketika negara-negara Eropa lain lebih melihat tembakau sebagai produk untuk kesenangan, Belanda sudah memanfaatkan sifat ketagihan tembakau untuk memperkaya negaranya. Persis seperti pengusaha rokok sekarang ini yang memanfaatkan sifat adiktif tembakau untuk memperkaya dirinya sendiri. Pengetahuan tentang dampak buruk tembakau terhadap kesehatan baru muncul di awal abad ke-20. Di tahun 1939, dokter Franz H. Muller dari Jerman untuk pertama kali membuktikan melalui studi epidemiologis, bahwa merokok berkaitan dengan kanker paru-paru. Pemerintah Jerman pun kemudian menyatakan “perang” terhadap rokok, antara lain dengan menyebarkan gambar Hitler dengan tulisan “Fuhrer kita, Adolf Hitler tidak minum alkohol dan tidak merokok”. Tetapi suasana perang dan juga perlawanan dari industri rokok membuat kampanye anti rokok itu tidak terdengar gaungnya. Perlawanan industri rokok tersebut, seperti diceritakan dalam buku Tobacco di atas, antara lain dilakukan dengan menyuap Partai Nazi. Meskipun demikian, pemerintah tetap melarang orang merokok di tempat umum dan dalam kendaraan umum. Juga melarang mediakom 41 | april | 2013 | 13
  • 16. m e d i a u t a m a merokok bagi anggota Luftwaffe (Angkatan Udara). Nikotin sebagai zat adiktif Pengetahuan tentang dampak buruk rokok bagi kesehatan semakin lama semakin meningkat dengan makin banyaknya laporan bukti-bukti ilmiah di berbagai jurnal kedokteran dunia. Ternyata dari asap rokok, bukan hanya nikotin saja yang berbahaya tetapi juga zat-zat lain yang terdapat dalam asap rokok serta tar sebagai hasil pembakaran tembakau, ikut menyumbang bahaya rokok bagi kesehatan. Bahaya tersebut diperkuat oleh efek mencandu dari nikotin. Dengan adanya kecanduan, perokok akan selalu mencari rokok setiap kali ketagihan, dan dengan demikian membuat zat-zat berbahaya tadi makin menumpuk dalam tubuhnya, sehingga secara berangsur mendekatkan kepada risiko penyakit akibat rokok. Meskipun pengetahuan tentang bahaya rokok sudah cukup lama dan bahwa rokok menimbulkan kecanduan, pengetahuan tentang mekanisme bagaimana nikotin dapat mengakibatkan kecanduan relatif belum terlalu lama. Mekanisme bagaimana kerja nikotin dalam menimbulkan kecanduan antara lain dirangkum oleh Neal L. Benowitz, dalam majalah kedokteran terkemuka New England Journal of Medicine, edisi 17 Juni 2010. Nikotin menimbulkan kecanduan dengan cara mengikat sel-sel tertentu di otak yang memacu produksi dopamin, zat yang dapat menimbulkan rasa nyaman, dan selanjutnya membuat sel itu selalu memerlukan nikotin untuk 14 | mediakom 41 | april | 2013 memproduksi dopamin. Dari rangkuman tersebut juga diungkapkan bahwa kecanduan nikotin akan makin sulit dihentikan pada perokok yang sudah mulai merokok sejak usia muda. Jadi meskipun nikotin itu sendiri kecil peranannya dalam menimbulkan berbagai penyakit akibat rokok, sifatnya yang adiktif membuat perokok akan selalu menghisap rokok dan sekaligus menghisap zat-zat racun yang ada dalam rokok dan asapnya. Tetapi karena nikotin juga mempengaruhi pusat “rasa nyaman” dan pusat emosi, maka rokok juga mempunyai efek pada perkembangan kejiwaan terutama pada perokok usia muda. Jie Wu Weiss di tahun 2005 melaporkan dalam Journal of Adolescence bahwa kecanduan nikotin telah membuat remaja menjadi mudah marah, bermusuhan, dan depresi. Apakah faktor ini yang telah membuat banyak anak usia sekolah yang gemar melakukan tawuran , kekerasan di Indonesia, menarik untuk diteliti. Tetapi kecanduan nikotin sebagai awal (pintu masuk) ke kecanduan narkoba yang lebih keras sudah banyak dilaporkan. Selain melalui jalur depresi ataupun melalui peningkatan kekuatan zat adiktif. Sebagaimana diketahui, sifat kecanduan nikotin sangat tergantung dosis. Artinya kalau sudah kecanduan pada dosis tertentu, ia tidak akan terpuaskan kalau belum menghisap nikotin sebesar dosis tersebut. Kalau ia diberi rokok dengan nikotin dosis kecil, maka jumlah batangnya akan ditambah supaya dosis yang ia perlukan terpenuhi. Buruknya, dosis ini makin lama bisa makin meningkat. Kalau sebelumnya cukup dengan sebungkus sehari, lama kelamaan akan meningkat menjadi dua bungkus, dan seterusnya. Kalau kemudian ia membutuhkan dosis yang lebih tinggi lagi, ia tidak akan terpusakan oleh nikotin, lalu pindah ke zat adiktif yang lebih kuat, misalnya heroin. Oleh karena itu pada perokok remaja, akan mudah ia kelak beralih ke zat narkoba yang lebih kuat. Jadi, efek buruk rokok bagi kesehatan bukan sekadar penyakitpenyakit fisik seperti kanker, serangan jantung, dan lahir cacat bagi janin yang sejak di kandungan terpapar asap rokok, tetapi juga dapat berpengaruh buruk pada kesehatan jiwa. Terutama jika orang itu merokok sejak usia muda atau bahkan anak-anak. Oleh karena itulah konsumsi rokok pada anak-anak dan remaja harus dikurangi semaksimal mungkin, atau bahkan dilarang sama sekali. Mengandalkan pelarangan pada kesadaran orang tua agaknya tidak cukup. Diperlukan pula intervensi negara melalui pengaturan.*
  • 17. Bahaya Rokok Menurut Pandangan Al-qur’an dan As-sunNah B erita-berita yang muncul tentang bahaya rokok terhadap perokok aktif maupun pasif sudah bukan hal yang baru lagi. Tetapi, menurut sebuah studi baru-baru ini, yang dipublikasikan oleh American Journal of Public Health, statistik bisa menunjukkan betapa seriusnya akibat rokok. Rokok, siapa yang tidak kenal dengan benda satu ini. Ia telah menyatu dalam kehidupan sebagian manusia. Baik orang awam atau kaum intelek, miskin atau kaya, pedesaan atau kota , pria bahkan wanita, semua kalangan. Kehidupan mereka seperti dikendalikan oleh rokok. Mereka sanggup untuk tidak makan berjamjam, tetapi ‘pusing’ jika berjam-jam tidak merokok. Mengaku tidak ada uang untuk bayar sekolah, tetapi selalu ada uang untuk memembeli rokok sungguh mengherankan! Tulisan ini diturunkan dalam rangka menyelamatkan umat manusia, , dari bahaya rokok, serta bahaya para propagandis (pembela)nya dengan ketidak pahaman mereka tentang nash-nash syar’i (teks-teks agama) dan qawaidusy syar’iyyah (kaidah-kaidah syariat). Atau karena hawa nafsu, mereka memutuskan hukum agama karena perasaan dan kebiasaannya sendiri, bukan karena dalil-dalil Al Qur’an dan As Sunnah, serta aqwal (pandangan) para ulama Ahlus Sunnah yang mu’tabar (yang bisa dijadikan rujukan). Lantaran mereka, umat terus terombang ambing dalam kebiasaan yang salah ini, dan meneladani perilaku yang salah, lantaran menemukan sebagian orang pecandu rokok. Mereka beralasan ‘tidak saya temukan dalam Al Qur’an dan Al Hadits yang mengharamkan rokok.’ Sungguh, ini adalah perkataan yang mengandung racun berbahaya bagi orang awam, sekaligus menunjukkan keawaman pengucapnya, atau kemalasannya untuk menelusuri dalil. Sebab banyak hal yang diharamkan dalam Islam tanpa harus tertera secara manthuq (tekstual/jelas tertulis) dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Kata-kata ‘rokok’ jelas tidak ada dalam Al Qur’an dan As Sunnah secara tekstual, sebab bukan bahasa Arab, nampaknya anak kecil juga tahu itu. Nampaknya, orang yang mengucapkan ini tidak paham bahwa keharaman dalam Al Qur’an bisa secara lafaz (teks tegas mengharamkan) atau keharaman karena makna/pengertian/maksud. Kebenaran bukan dilihat dari orangnya, tapi lihatlah dari perilakunya, sejauh mana kesesuaian dengan Al Qur’an dan As Sunnah. Kami amat meyakini dan berbaik sangka, para pengguna dari kalangan bawah maupun kalangan intelek (atas) sekalipun yang merokok sebenarnya membenci apa yang telah jadi kebiasaan mereka, hanya saja karena sudah candu, mereka sulit meninggalkanya. Akhirnya, tidak sedikit di antara mereka yang mencari-cari alasan untuk membenarkan rokok. Sungguh, Ahlus Sunnah adalah orang yang berani beramal setelah adanya dalil, bukan beramal dulu, baru cari-cari dalil dan alasan. Berikut ini akan kami paparkan mediakom 41 | april | 2013 | 15
  • 18. m e d i a u t a m a Bahaya Merokok 1. Penyakit jantung Rokok menimbulkan aterosklerosis atau terjadi pengerasan pada pembuluh darah. Kondisi ini merupakan penumpukan zat lemak di arteri, lemak dan plak memblok aliran darah dan membuat penyempitan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan penyakit jantung. Jantung harus bekerja lebih keras dan tekanan ekstra dapat menyebabkan angina atau nyeri dada. Jika satu arteri atau lebih menjadi benar-benar terblokir, serangan jantung bisa terjadi. Semakin banyak rokok yang dihisap dan semakin lama seseorang merokok, semakin besar kesempatannya adillatusy syar’iyyah (dalil-dalil syara’) dari Al Qur’an dan As Sunnah tentang haramnya rokok, yang tidak ada keraguan di dalamnya, berserta kaidahkaidah fiqhiyyah yang telah disepakati para ulama mujtahidin, dan kami paparkan pula pandangan ulama dunia tentang rokok. Wallahul Musta’an! Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan Janganlah kalian menjerumuskan diri kalian dengan tangan kalian sendiri ke dalam jurang kerusakan.” (QS. Al Baqarah (2): 195) “Dan Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri ..” (QS. An Nisa (4): 29) Perhatikan dua ayat ini, tidak syak (ragu) lagi, merokok merupakan tindakan merusak diri si pelakunya, bahkan tindakan bunuh diri. Para pakar kesehatan telah menetapkan adanya 3000 racun berbahaya, dan 200 diantaranya amat berbahaya, bahkan lebih bahaya dari Ganja (Canabis Sativa). Mereka menetapkan bahwa sekali hisapan rokok dapat mengurangi umur 16 | mediakom 41 | april | 2013 hingga beberapa menit. Wallahu A’lam bis Shawab. Pastinya, umur manusia urusan Allah Ta’ala, namun penelitian para pakar ini adalah pandangan ilmiah empirik yang tidak bisa dianggap remeh. Al Ustadz Muhamad Abdul Ghafar al Hasyimi menyebutkan dalam bukunya Mashaibud Dukhan (Bencana Rokok) bahwa rokok bisa melahirkan 99 macam penyakit. Lancet, sebuah majalah kesehatan di Inggris menyatakan bahwa merokok itu adalah penyakit itu sendiri, bukan kebiasaan. Perilaku ini merupakan bencana yang dialami kebanyakan anggota keluarga, juga bisa menurunkan kehormatan seseorang. Jumlah yang mati karena rokok berlipat ganda. Majalah ini menyimpulkan, asap rokok lebih bahaya dari asap mobil. Begitu pula ayat ‘Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri’, artinya, yang haram yaitu 1. Bunuh diri, dan 2. Perilaku atau sarana apapun yang bisa mematikan diri sendiri. mengembangkan penyakit jantung atau menderita serangan jantung atau stroke. 2. Penyakit paru Risiko terkena pneumonia, emfisema dan bronkitis kronis meningkat karena merokok. Penyakit ini sering disebut sebagai Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Penyakit paru-paru ini dapat berlangsung dan bertambah buruk dari waktu ke waktu sampai orang tersebut akhirnya meninggal karena kondisi tersebut. Orang-orang berumur 40 tahun bisa mendapatkan emfisema atau bronkitis, tapi gejala biasanya akan jauh lebih buruk di kemudian hari, menurut American Cancer Society. zat berbahaya dalam rokok Nikotin Zat ini mengandung candu bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk terus menghisap rokok Pengaruh bagi tubuh manusia : * Menyebabkan kecanduan / ketergantungan. * Merusak jaringan otak * Menyebabkan darah membeku * Mengeraskan dinding arteri
  • 19. 3. Kanker paru dan kanker lainnya Kanker paru-paru sudah lama dikaitkan dengan bahaya rokok, yang juga dapat menyebabkan kanker lain seperti dari mulut, kotak suara atau laring, tenggorokan dan kerongkongan. Merokok juga dikaitkan dengan kanker ginjal, kandung kemih, perut pankreas, leher rahim dan kanker darah (leukemia). Merokok meningkatkan resiko terjadinya diabetes, menurut Cleveland Clinic. Rokok juga bisa menyebabkan komplikasi dari diabetes, seperti penyakit mata, penyakit jantung, stroke, penyakit pembuluh darah, penyakit ginjal dan masalah kaki. Bahan dasar pembuatan aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan bisa menimbulkan iritasi bahkan kanker Pengaruh bagi tubuh manusia : * Membunuh sel dalam saluran darah * Meningkatkan produksi lendir diparu-paru * Menyebabkan kanker paruparu Karbon Monoksida Gas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini bisa mengikat oksigen dalam tubuh * Pengaruh bagi tubuh manusia : * Mengikat hemoglobin, sehingga tubuh kekurangan oksigen Rokok merupakan faktor resiko utama untuk penyakit pembuluh darah perifer, yang mempersempit pembuluh darah yang membawa darah ke seluruh bagian tubuh. Pembuluh darah ke penis kemungkinan juga akan terpengaruh karena merupakan pembuluh darah yg kecil dan dapat mengakibatkan disfungsi ereksi/ impoten. 6. Menimbulkan Kebutaan 4. Diabetes Tar 5. Impotensi Seorang yang merokok menimbulkan meningkatnya resiko degenerasi makula yaitu penyebab kebutaan yang dialami orang tua. Dalam studi yg diterbitkan dalam ‘Archives of Ophthal mology pada tahun 2007 menemukan yaitu orang merokok empat kali lebih mungkin dibanding orang yang bukan perokok untuk mengembangkan degenerasi makula, * Menghalangi transportasi dalam darah Zat Karsinogen Pengaruh bagi tubuh manusia: * Memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh Zat Iritan Zat-zat asing berbahaya tersebut adalah zat yang terkandung dalam dalam ASAP ROKOK, dan ada 4000 zat kimia yang terdapat dalam sebatang ROKOK, 40 diantaranya tergolong zat yang berbahaya misalnya : hidrogen sianida (HCN) , arsen, amonia, polonium, dan karbon monoksida (CO). * Mengotori saluran udara dan kantung udara dalam paruparu. Menyebabkan batuk. yang merusak makula, pusat retina, dan menghancurkan penglihatan sentral tajam. 7. Penyakit mulut Penyakit mulut yang disebabkan oleh rokok antara lain kanker mulut, kanker leher, penyakit gigi, dan nafas. 8. Gangguan Janin Merokok berakibat buruk terhadap nafas terganggu dan bau mulut tak sedap kesehatan janin dalam kandungan keguguran, kematian janin, bayi lahir berat badan rendah, dan sindrom, kematian mendadak bayi 9. Gangguan Pernafasan Merokok meningkatkan risiko kematian karena penyakit paru kronis hingga sepuluh kali lipat. Sekitar 90% kematian karena penyakit paru kronis disebabkan oleh merokok. “ Tidak (boleh melakukan /menggunakan sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan” (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan Atturmuzi) Demikian juga (rokok diharamkan) karena termasuk sesuatu yang buruk (khabaits), sedangkan Allah ta’ala (ketika menerangkan sifat nabi-Nya Shalallahu ‘Alaihi Wassalam) berfirman: “dia menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan yang buruk“ (Al A’raf: 157) Allah Subhanahu Wataala berfirman:“Jangan kalian bunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah maha penyayang terhadap diri kalian “ (An-Nisa: 29) Merokok sama seperti bunuh diri secara perlahan-lahan. Dalam ayat yang laen Allah SWT berfirman:“Jangan kalian lemparkan diri kalian dalam kehancuran” (Al-Baqarah : 195) Merokok adalah pemborosan yang mubazir setiap yang mubazir adalah perbuatan setan. “ Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mediakom 41 | april | 2013 | 17
  • 20. m e d i a u t a m a Cara Berhenti Merokok 1. Niat yang sungguh-sungguh untuk berhenti merokok. 2. Belajar membenci rokok 3. Bergaullah dengan orang yang tidak merokok 4. Sering-sering pergi ke tempat yang ruangannya ber-AC 5. Pindahkan semua barang-barang yang berhubungan dengan rokok. 6. Jika ingin merokok, tundalah 10 menit lagi. 7. Beritahu teman dan orang terdekat kalau kita ingin berhenti merokok. 8. Kurangi jumlah merokok sedikit demi sedikit. 9. Hilangkan kebiasaan bengong atau menunggu. 10. Sering-seringlah pergi ke rumah sakit, agar tahu pentingnya kesehatan. mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata darinya “ (Al Baqarah: 267) “ Tidak (boleh melakukan / menggunakan sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan” (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan Atturmuzi) Demikian juga (rokok diharamkan) karena termasuk sesuatu yang buruk (khabaits), sedangkan Allah ta’ala (ketika menerangkan sifat nabiNya Shalallahu ‘alaihi wassalam) berfirman: “…dia menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan yang buruk“ (Al A’raf : 157) Dunia kedokteran telah membuktikan bahwa mengkonsumsi barang ini dapat membahayakan, jika membahayakan maka hukumnya haram. Sebagai generasi muda bangsa yang dituntut lebih 18 | mediakom 41 | april | 2013 11. Cari pengganti rokok, misalnya permen atau gula. 12. Coba dan coba lagi jika masih gagal. Semoga informasi tentang bahaya merokok atau bahaya rokok diatas bisa memberikan kita pencerahan dan pemahaman yang lebih baik tentang dampak bahaya rokok Inilah nasihatku untuk diriku sendiri, dan saudaraku sebangsa dan setanah air, juga para laki-laki maupun para wanita atau anak bangsa, yang masih terbelenggu dengan candu rokok ….. untuk mereka yang mencari ketenangan dengan merokok, padahal seorang mu’min mencari ketenangan melalui dzikir dan shalat … untuk mereka yang tengah mencari kejelasan dan kebenaran …. untuk merekalah risalah ini dipersembahkan….* aktif dan berperan dalam negara, baiknya kita bisa memahami dan ikut mengkampanyekan ‘no smoking’ bukan hanya di hari kampanye Hari Tanpa Tembakau Seduania (HTTS) setiap tanggal 31 Mei, akan tetapi setiap hari dan setiap saat. Mirisnya, saat ini rokok sudah dikonsumsi oleh anak-anak dibawah umur dan sudah menjadi sebuah ‘keharusan’ dalam artian mereka sudah candu terhadap rokok tersebut. Mereka seakan terbebaskan oleh sebatang rokok yang mereka isap. Rokok lebih besar madhorotnya, seperti sudah diterangkan di atas merokok bisa menyebabkan berbagai penyakit. Jika saja anda adalah salah satu orang yang merokok aktif, cobalah untuk berhenti merokok dengan melakukan cara sebagai berikut. Hal penting yang harus dilakukan dalam berhenti merokok adalah NIAT yang sungguh-sungguh.*
  • 21. dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH "Saya tidak membenci perokok” S osok wanita cerdas kelahiran Sengkang, Sulawesi Selatan, 14 Juli 1940 ini, sebelumnya tidak banyak dikenal oleh masyarakat awam. Tetapi kemudian setelah diangkat sebagai Menteri Kesehatan RI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namanya mulai ramai dibicarakan. Terutama setelah menggalakkan kampanye anti rokok di kalangan masyarakat dan instansi pemerintahan. Bagi sebagian kalangan masyarakat nama dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH, dikenal sebagai istri dari Brigjen Purn dr. Ben Mboi MPH, mantan Gubernur NTT. Beliau mempunyai karir di bidang kedokteran yang cukup panjang sejak tahun 1964. Mulai dari menjadi karyawan Departemen Kesehatan adalah sebagai Kepala Rumah Sakit Umum, Ende, Flores (1964 - 1968), Kepala Seksi Perijinan pada Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi NTT, Kupang (1979 - 1980), Kepala Bidang Bimbingan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan Masyarakat (BPPKM) pada Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi NTT, Kupang (1980 - 1985). Sejak menjadi pelajar dr. Nafsiah Mboi juga telah aktif menjadi aktivis berbagai organisasi kesehatan dan sosial. Bahkan hingga beranjak dewasa beliau telah menjadi aktivis untuk keluarga berencana hingga penanggulangan HIV/AIDS. Bahkan di era kepemimpinan Alm.Presiden Soeharto, beliau sangat terkenal dengan gebrakan mengenalkan kesehatan perempuan di NTT. Pada saat itu perempuan benar-benar diarahkan tenaganya untuk kerja kolektif sosial, ada keberhasilan terbesar Soeharto dalam menggerakkan kerja perempuan dalam bentuk volunteer atau sukarelawan di tengah masyarakat yaitu  PKK dan Posyandu. Ini salah satunya adalah berkat kerja keras beliau. Sebagai seseorang yang berasal dari keluarga terpandang dan memiliki mediakom 41 | april | 2013 | 19
  • 22. m e d i a u t a m a wawasan yang luas. dr. Nafsiah Mboi juga memiliki ketertarikan untuk menimba ilmu sebanyak mungkin. Kakak pertama dari Nafsiah, Prof Andi Hasan Walinono, merupakan mantan Rektor Unhas. Hasan juga mantan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Rl, dan pernah menjadi Menteri Pendidikan. Dengan demikian tidak heran jika akhirnya beliau banyak menempuh pendidikan lanjutan di luar negeri. Hingga akhirnya meraih Master of Public Health (MPH) Royal Tropical Institute, Antwerpen, Belgia (19901991) dan terpilih sebagai Research Fellow untuk Takemi Program bidang kesehatan Internasional Universitas Harvard (1990-1991). Kepedulian menegakkan dan komitmennya untuk anti diskriminasi dan kesetaraan dalam masyarakat, akhirnya membuat dr. Nafsiah Mboi menjadi aktivis untuk hak-hak asasi manusia. Diantaranya kemudian menjadi salah satu pendiri Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, (KPAI) anggota Komnas HAM, dan Wakil Ketua Komnas Perempuan. Berkat peran inilah kemudian diangkat menjadi Ketua Komite PBB untuk Hak-Hak Anak periode 1997 - 1999, dan menjabat Direktur Department of Gender and Women’s Health, WHO, Geneva Switzerland pada tahun 1999 – 2002. Kerja keras Nafsiah adalah memperjuangkan ‘pengakuan kerja perempuan’ dalam sektor kesehatan publik, akhirnya membuatnya mendapat penghargaan bergengsi ‘Magsaysay Award’ pada tahun 1986, yang kemudian mempopulerkan namanya. Ia juga mendapat penghargaan nasional lainnya yaitu Satya Lencana Bhakti Sosial tahun 1989. Berbagai kepeduliannya inilah yang 20 | mediakom 41 | april | 2013 kemudian membawa dr. Nafsiah Mboi kepada sebuah pemahaman dan sikap terhadap kebiasaan merokok di antara masyarakat Indonesia. Menurutnya di dalam rokok terdapat ribuan racun yang terkandung dalam nikotin dan tar. Dari ribuan itu, 60 persen merupakan zat karsinogenik yang memicu penyakit kanker. Rokok juga menyebabkan stroke. Menurut dr. Nafsiah Mboi rokok tidak hanya merugikan penghisapnya, tapi juga orang-orang di sekitarnya, yang secara langsung menjadi perokok “Ini bukan perang. Saya tidak suka istilah perang dan tidak ada yang menang dan kalah dalam perang. Saya lebih senang kalau kita mencapai win-win solution bagi kita semua karena pemenang disini adalah masyarakat Indonesia,” pasif. “Apakah Anda tega, menyakiti keluarga atau orang yang Anda cintai?” tanyanya lebih jauh lagi..  Dalam sebuah kunjungannya ke Singkawang, Kalimantan, beliau juga menyebutkan, “Kalau sebelumnya penyebab kematian banyak disebabkan penyakit infeksi, justru sekarang yang besar itu penyakit terkait rokok seperti stroke, jantung, tumor, kanker tenggorokan, kanker paru-paru dan sebagainya,” Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi sangat bersemangat untuk melindungi penduduk di Indonesia dari asap rokok, karena beliau mempunyai pengalaman keluarganya yang juga perokok. Bahkan ayah kandungnya meninggal dunia akibat kanker, setelah menjadi perokok berat. “Saya tidak bosan bercerita tentang keluarga saya yang perokok. Ayah kandung saya meninggal akibat kanker karena ayah perokok berat, penderitaan yang dialami tidak bisa dibayar dengan uang,” ungkap dr. Nafsiah Mboi dalam Sosialisasi PP Nomor 109 tahun 2012, tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan, di Gedung DPR, Jakarta, bulan Februari lalu. Ia mengakui, isu rokok sensitif dan kompleks, tetapi siapa pun tak boleh menoleransi dampak kesehatan akibat merokok, terutama bagi kaum ibu, bayi, dan anak-anak. ”Mereka harus dilindungi dari paparan asap rokok para perokok aktif,” ujarnya. Saat gencar melakukan kampanye anti merokok dr. Nafsiah Mboi juga menyadari dengan langkah melindungi masyarakat dari asap rokok, bisa mendapat tendangan balik dari industri rokok karena menentangnya. Tapi Nafsiah menekankan, PP Tembakau bukan memunculkan peperangan. “Ini bukan perang. Saya tidak suka istilah perang dan tidak ada yang menang dan kalah dalam perang. Saya lebih senang kalau kita mencapai win-win solution bagi kita semua karena pemenang disini adalah masyarakat Indonesia,” tegasnya.  Untuk itulah, ia bersyukur dengan lahirnya PP ini. Dengan aturan ini, diharapkan para perokok pasif bisa dilindungi dan perokok aktif bisa disembuhkan. “Saya tidak membenci perokok karena mereka adalah korban zat adiktif.” Demikian trgas Menkes.*
  • 23. m e d i a u t a m a Capaian Kinerja Kemkes 2012 M embangun masyarakat sehat seutuhnya, merupakan cita-cita Bangsa Indoensia. Salah satu caranya dengan meningkatkan derajat kesehatannya. Cita-cita itu diwujudkan dalam pembangunan kesehatan secara berjenjang dan bertahap. Berjenjang, mulai dari janin dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa dan manula. Sedangkan bertahap, pemerintah melakukan target-target tertentu secara terukur. Diantaranya, target MDG’s bidang kesehatan. Kesehatan bayi, balita dan ibu mendapat prioritas. Mengapa ?, karena ketiganya merupakan kelompok rentan yang harus mendapat perlindungan dari berbagai penyakit. Untuk itu, pemeriksaan kehamilan oleh petugas kesehatan harus mendapat prioritas. Pemeriksaan ini untuk memastikan janin dalam keadaan sehat dan lahir selamat. Ibu sehat bayi selamat. Bila ada kemungkinan terjadi komplikasi pada ibu hamil, maka telah disediakan antisipasi dengan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K). Upaya ini menekankan pada deteksi dini, penyedaan akses pelayanan gawat darurat kasus kebidanan di tingkat puskesmas. Tahun 2012 telah tersedia 2.570 puskesmas yang mampu melayani Obtetri Neonatal Emergensi Dasar ( PONED). Tidak cukup sampai di situ. Untuk meningkatkan kelangsungan hidup anak juga telah disiapkan program pemeriksaan minimal 3 kali kepada setiap bayi setelah lahir. Pemeriksaan pertama dilakukan saat bayi berumur 6 - 48 jam. Selanjutnya bayi berumur 29 hari sampai 11 bulan mendapat imunisasi dasar. Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah penyakit tuberkolusis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, polio dan campak. Selanjutnya, balita umur 12-29 bulan diberikan pemeriksaan dan stimulasi tumbuh kembang dan pemberian vitamin A. Ketika mereka menginjak remaja, harus diarahkan kegiatan kesehatatannya melalui usaha kesehatan sekolah (UKS), kesehatan peduli remaja (PKR) dan pelayanan kesehatan kepada korban kekerasan terhadap anak ( KTA). Kegiatan ini bertujuan menjauhkan anak dari peralaku tidak sehat, seperti merokok, narkoba dan pergaulan bebas. Setelah dewasa, mereka tetap harus melakukan kebiasaan pola hidup besih dan sehat. Seperti tidak merokok, makan sesuai kebutuhan kalori, berolah raga teratur dan istrihatat yang cukup. Saat menjadi manusia usia lanjut ( manula), maka harus segera mengikuti program kesehatan manula. Untuk menunjang program ini, pemerintah telah menyediakan program antara lain; puskesmas santun lansia, pengembangan poliklinik geriatric dan layanan perawatan di rumah. Guna mendukung pelayanan kesehatan yang paripurna, telah dikembangkan pelayanan kesehatan indra, peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Pengembangan layanan kesehatan jiwa, akreditasi rumah sakit, pengembangan rumah sakit kelas internasional dan tren wisata kesehatan ( health tourism). Bahkan secara khusus untuk memperkokoh operasional layanan kesehatan di tingkat puskesmas, pemerintah telah meluncurkan program biaya operasional kesehatan ( BOK) sejak tahun 2010. Semua itu terangkum dalam rangkaian capaian kinerja kemkes 2012, yang dirangkai dalam beberapa tulisan berikut.*(Pra) mediakom 41 | april | 2013 | 21
  • 24. m e d i a u t a m a BOK Untuk Perluasan Cakupan D engan diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada tahun 2010, semakin memperluas cakupan pemenuhan hak-hak warga negara terhadap pelayanan kesehatan. Disamping penambahan rumah sakit, yang diikuti dengan peningkatan peran rumah sakit dalam membuka akses pelayanan yang lebih luas. Selain itu, BOK diharapkan dapat mempercepat pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDG). Penggunaan BOK diprioritaskan untuk 6 upaya kesehatan yaitu kesehatan ibu dan anak/keluarga berencana, imunisasi, gizi, promosi 22 | mediakom 41 | april | 2013 kesehatan, kesehatan lingkungan dan Pengendalian Penyakit; kegiatan penunjang program; kegiatan manajemen Puskesmas dan pemeliharaan ringan Puskesmas. Selain itu dana BOK juga untuk membiayai upaya kesehatan lainnya sesuai dengan risiko dan masalah kesehatan utama di wilayah setempat, antara lain penyuluhan pada pengguna NAPZA, penyuluhan kesehatan haji, pembinaan pengobatan tradisional, kesehatan kerja dan olahraga. BOK juga dapat digunakan untuk kegiatan pendataan ibu hamil, ibu bersalin, kasus risiko tinggi, kegiatan surveillans, pelayanan Posyandu, kegiatan penemuan kasus, penjaringan, pengambilan spesimen, pengambilan vaksin, pengendalian dan pemberantasan vektor, kegiatan promosi dan penyuluhan kesehatan, pemberian makanan tambahan untuk balita gizi kurang 6 – 59 bulan serta ibu hamil dengan kurang energi kronis serta kegiatan luar gedung lainnya. Pada tahun 2012 jumlah alokasi dana BOK sebesar Rp. 1.096.485.050.000 untuk total 9.323 Puskesmas sasaran, serta dukungan pengelolaan di 497 kabupaten/kota. Alokasi dana ini meningkat dibanding dengan dana tahun 2011 yamg hanya sebesar Rp 904.555.000.000 dan
  • 25. disalurkan ke 8.967 Puskesmas. Besaran dana BOK karena perbedaan geografis di berbagai regional. Pada tahun 2012, penyerapan dana BOK telah mencapai 96,57% atau Rp 1.058.887.679.977,-. Peningkatan jumlah Puskesmas, renovasi fasilitas dan peningkatan fungsi pelayanan kesehatan dari non keperawatan menjadi perawatan, telah meningkatkan layanan kesehatan yang merata dan bermutu. Sejak Desember 2009 – Desember 2012 telah terjadi penambahan jumlah Puskesmas, menjadi 9.510 Puskesmas. Berdasarkan hasil Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) pada tahun 2011, diantaranya melakukan identifikasi kondisi fasilitas kesehatan di daerah. Hasil Rifaskes menunjukkan fasilitas kesehatan baik, rusak berat, rusak sedang, rusak ringan dan tak ada data, tercatat 62% Puskesmas memiliki kondisi bangunan baik, sementara 36 % bangunan Puskesmas memerlukan perbaikan. Untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, Puskesmas didorong untuk menjadi tempat rujukan terdekat yang mampu memberikan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Dengan adanya Puskesmas PONED, Puskesmas PONED Alalak Selatan Kota Banjarmasin, Propinsi Kalimantan Selatan Peningkatan Jumlah Puskesmas Tahun 2009 – 2012 6.033 6.085 2.920 2.704 2009 Perawatan 6.293 2011 Non Perawatan penyulit pada ibu dan bayi baru lahir akibat persalinan dapat diatasi. Jumlah Puskesmas mampu PONED mengalami peningkatan dari 1.579 di tahun 2011 menjadi 2.570 pada tahun 2012. Peningkatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan memfasilitasi dan mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas rumah sakit. Baik penyebaran maupun pemerataan rumah sakit di seluruh Indonesia. Hal ini 6.358 3.152 3.028 2010 9.510 9.321 9.005 8.737 2012 Total Puskesmas akan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan. Tahun 2012, jumlah rumah sakit yang telah diregistrasi mencapai 2.083, bertambah 362 rumah sakit dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Disamping itu, Kemkes mendorong berdirinya Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam. Yakni rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan ibu dan anak secara komprehensif dan terintegrasi. Diharapkan, rumah sakit mampu PONEK dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Rumah Sakit Mampu PONEK terus mengalami peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2012. Indonesia memiliki penduduk yang tersebar di ribuan pulau dan keterbatasan jumlah tenaga kesehatan, sehingga Kementerian Kesehatan melakukan terobosan dengan menerapkan pelayanan diagnosa dan konsultasi jarak jauh melalui jaringan Internet yang dikenal dengan telemedicine, untuk memenuhi mediakom 41 | april | 2013 | 23
  • 26. m e d i a u t a m a tuntutan pelayanan kesehatan yang membutuhkan diagnosa medis yang cepat dan tepat. Tahun 2012 telah dikembangkan telemedicine di delapan provinsi yang meliputi teleradiology . Teleradiology mampu membaca hasil rontgen pasien dari jarak jauh melalui media internet di 10 rumah sakit yang dibina oleh RSUP dr. Cipto Mangunkusmo. Ia juga mampu membaca hasil pemeriksaan irama jantung dari jarak jauh melalui internet di 19 fasilitas pelayanan kesehatan yang dibina oleh RS Jantung Pusat Harapan Kita. Beberapa daerah yang sudah mengembangkan program SPGDT call center yakni Bandung, Bali, Padang, Manado, dan Yogyakarta. “Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas sangat berpengaruh pada kelancaran aktivitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebelum dialokasikan BOK setiap Puskesmas hanya bergantung dengan pemberian anggaran dari pemda melalui operasional dinas kesehatan setempat. Dengan dukungan dana BOK maka Puskesmas bersangkutan dapat melakukan program layanan kesehatan terutama kepada ibu hamil, balita dan masyarakat setempat,” Kepala Dinas Kesehatan Biak, dr Imran Ohoirella [TVOne, 24 Mei 2012] Guna meningkatkan kualitas penanganan terpadu pasien dalam kondisi gawat darurat, Kementerian Kesehatan telah bekerjasama dengan berbagai pihak sejak tahun 2000. Kerjasama terus ditingkatkan baik dalam jumlah dan mutu pelayanan kegawatdaruratan medis. Pada tanggal 8 Agustus 2012 Kementerian Kesehatan bersama dengan PT Telkom Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerjasama Terkait Pengembangan Layanan E-Health. Dalam kesepakatan tersebut, dirumuskan tentang penyiapan aplikasi 24 | mediakom 41 | april | 2013 dan infrastruktur proyek percontohan Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) untuk wilayah DKI Jakarta (Call Center 119). Aplikasi SPGDT ini menggunakan Call Center 119 atau nomor panggilan darurat untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan panggilan kegawatdaruratan ke fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas/ rumah sakit). Penggunaan angka 119 telah mendapat penetapan dari Menteri Komunikasi dan Informatika sebagai “Kode Akses Panggilan Darurat”. Beberapa daerah yang sudah mengembangkan program SPGDT call center yakni Bandung, Bali, Padang, Manado, dan Yogyakarta. Untuk mendukung program SPGDT, telah disiapkan program peningkatan kemampuan teknis keperawatan gawat darurat basic 2 dengan jumlah keseluruhan 893 perawat di 9 regional.*(Pra)
  • 27. Utamakan Kesehatan Ibu, Bayi dan Balita I bu, bayi dan balita, merupakan kelompok rentan yang harus dilindungi dari berbagai penyakit. Melalui konsep continuum of care atau pelayanan berkesinambungan, yakni pelayanan kesehatan masa kehamilan, melahirkan dan setelah melahirkan (nifas). Kemkes, berkomitmen kuat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan tersebut. Hal itu diungkap Menkes dr. Nafsiah Mboi, pada pembukaan Hari Kesehatan Nasional ke 48, tahun 2012 di Jakarta. Peningkatan kesehatan ibu hamil, diwujudkan dengan pelayanan kesehatan ibu hamil (antenatal care) sekurang-kurangnya empat kali selama masa kehamilan. Pemeriksaan antenatal berguna dalam menjamin kesehatan ibu hamil dan atau janin. Pencapaian dari upaya ini dapat dilihat dari kunjungan pertama (K1), yang berarti tingkat cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal untuk pertama kalinya. Kemudian kunjungan keempat (K4) yaitu cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan. Pada tahun 2011 cakupan K1 telah mencapai 96,57%, hal ini menunjukkan membaiknya akses masyarakat pada pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Pencapaian cakupan K4 tercatat 88,27%, (target 88%). Sampai bulan September 2012, cakupan K4 telah mencapai 70,09% dan akhir tahun 2012, target cakupan sebesar 90% diperkirakan terpenuhi. Upaya peningkatan cakupan pelayanan sebelum melahirkan, juga mediakom 41 | april | 2013 | 25
  • 28. m e d i a u t a m a dilakukan melalui kegiatan Kelas Ibu Hamil di desa-desa. Tujuannya, untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku ibu agar memahami cara menjaga kehamilan, persiapan persalinan, perawatan nifas, dan perawatan bayi baru lahir. Kelas ibu hamil, maksimal pesertanya 10 orang, difasilitasi dan dibina oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Tahun 2011 sudah terbentuk 2.508 kelas. Sedangkan pada tahun 2012, jumlah kelas ibu hamil bertambah menjadi 5.115 kelas. Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), telah dilaksanakan program Kemitraan Bidan dan Dukun bayi. Program ini dimulai tahun 2009 dan sampai tahun 2012 tercatat sebanyak 72.963 dukun bermitra dengan bidan. Melalui kemitraan ini dukun tidak lagi menjadi penolong persalinan tetapi beralih peran menyediakan bantuan yang tidak bersifat medis bagi ibu hamil selama masa kehamilan dan pasca melahirkan. Bagi ibu hamil yang tinggal di daerah geografis sulit atau jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan, menjelang hari taksiran persalinan diupayakan sudah berada di “Rumah Tunggu” yang berlokasi dekat dengan fasilitas kesehatan. Rumah Tunggu dapat berupa fasilitas khusus yang disiapkan, maupun rumah sanak saudara yang dekat dengan fasilitas kesehatan. Hingga tahun 2012, tercatat sebanyak 2.748 Rumah Tunggu yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Untuk mendukung pelayanan kesehatan ibu, anak dan balita, pemerintah meluncuran dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010. Program ini memberi dukungan dana kepada Puskesmas, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan 26 | mediakom 41 | april | 2013 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Sehingga setiap unit kesehatan tersebut dapat mengintensifkan pelayanan kesehatan bagi ibu bersalin dan nifas, termasuk dalam melakukan kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Selain BOK juga diluncurkan program Jaminan Persalinan (Jampersal) tahun 2011. Program ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir. Jampersal dimaksudkan untuk menghilangkan kendala keuangan bagi ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang mencakup pemeriksaan kehamilan, persalinan, pelayanan nifas, pelayanan bayi baru lahir, dan pelayanan Keluarga Berencana pasca melahirkan. Pendanaan Jampersal bersumber dari APBN dan pengelolaannya terintegrasi dengan kegiatan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Pada tahun 2011, sebanyak 1.572.751 ibu bersalin telah memanfaatkan pelayanan program Jampersal di tingkat pelayanan dasar. Oktober tahun 2012, meningkat menjadi 1.902.319 ibu yang memanfaatkan program Jampersal. Pencegahan dan Penanganan Komplikasi Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia juga dilakukan melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program ini menitikberatkan pada upaya deteksi dini seperti melakukan screening/ penapisan ibu hamil, penyediaan akses serta pelayanan gawat darurat untuk kasus kebidanan (maternal) dan bayi baru lahir (neonatal) di tingkat Puskesmas yang mampu melaksanakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Jumlah Puskesmas mampu PONED mengalami peningkatan tahun 2011 sebanyak 1.579 puskesmas, tahun 2012 meningkat menjadi 2.570 puskesmas. Sampai dengan tahun 2011, tercatat 61.784 desa telah melaksanakan P4K. Sebagai bentuk evaluasi atau pembelajaran untuk kasus kematian ibu dan bayi baru lahir, telah dilakukan juga Audit Maternal Perinatal (AMP) sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Upaya pencegahan dan penanganan komplikasi maternal diukur melalui indikator cakupan penanganan komplikasi maternal (cakupan PK). Pencapaian cakupan PK dari tahun 2008 sampai 2011 memperlihatkan kecenderungan peningkatan, walau sempat menurun pada tahun 2009. Cakupan PK tahun 2008 mencapai 44,84%, tahun 2009 turun menjadi 42,29%, pada tahun 2010 mencapai 58,82%, dan pada tahun 2011 mencapai 59,68%. Khusus pelayanan menyeluruh yang sering disebut Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), diselenggarakan di Rumah Sakit PONEK 24 jam. Rumah sakit ini menyelenggarakan pelayanan kedaruratan ibu dan anak secara komprehensif dan terintegrasi. Rumah sakit mampu PONEK terus mengalami peningkatan, sejak tahun 2009 hingga tahun 2012, tercatat sebanyak 410 unit RS PONEK. Generasi Masa Depan yang Sehat Arah kebijakan operasional upaya kesehatan anak meliputi peningkatan kelangsungan hidup (bayi baru lahir, bayi dan anak balita), peningkatan kualitas hidup anak dan peningkatan perlindungan kesehatan anak. Upaya tersebut juga termasuk perlindungan
  • 29. dari kekerasan terhadap anak, kesehatan anak di panti atau lembaga pemasyarakatan dan pelayanan kesehatan untuk anak berkebutuhan khusus. Upaya peningkatan kesehatan anak menggunakan pendekatan continuum of care throughout the lifecycle yaitu semua anak sejak janin hingga remaja mempunyai akses mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar pada setiap fase kehidupannya. Selain itu juga harus menggunakan pendekatan continuum of care throughout the level of cares yaitu semua anak sejak janin hingga remaja mempunyai jaminan mendapatkan penanganan sesuai standar atas masalah kesehatan yang dialaminya. Termasuk ketersediaan dan kemudahan akses mendapatkan pelayanan kesehatan sejak di rumah, pelayanan kesehatan dasar hingga ke tingkat rujukan, sehingga anak tidak terlambat mendapatkan pelayanan. Kementerian Kesehatan juga telah berhasil mendorong terbentuknya Konsorsium Perguruan Tinggi untuk Kesehatan Ibu – Anak dan Gizi (KIA – Gizi) yang resmi berdiri pada September 2012. Perguruan Tinggi dapat memberikan kontribusi dalam formulasi kebijakan melalui berbagai riset, ikut aktif dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi terhadap program kesehatan. Perguruan tinggi yang telah menandatangani kesepakatan bersama Kemkes melalui Ditjen Bina Gizi dan KIA dalam upaya percepatan pencapaian MDG 1, 4 dan 5 terdiri dari 32 Fakultas dari 23 perguruan tinggi dari 21 provinsi Peningkatan Kelangsungan Hidup Anak Salah satu upaya menurunkan kematian bayi baru lahir adalah dengan melakukan pemeriksaan minimal tiga kali kepada setiap bayi baru lahir. Pemeriksaan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pemeriksaan pertama dilakukan pada saat bayi berumur 6 sampai 48 jam atau dikenal dengan sebutan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1). Selama 2010 – 2011 cakupan pelayanan bayi baru lahir cenderung meningkat. Tahun 2010 capaian KN1 mencapai 84,01% dari target 84%, sedangkan tahun 2011 mencapai 90,51% melampaui target 86%. Pada bulan Oktober tahun 2012 cakupan kunjungan KN1 telah mencapai 64,53%. Sedangkan target yang harus dicapai adalah 88%. Selanjutnya, untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi umur 29 hari sampai 11 bulan dilakukan imunisasi dasar untuk mencegah penyakit tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, polio dan campak. Untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan tumbuh kembang pada bayi dilakukan kegiatan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif, MPASI dan rujukan jika ada gejala sakit dengan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Tahun 2010 cakupan pelayanan kesehatan bayi mencapai 84.04% dan pada tahun 2011 mencapai 85.21%. Sedangkan capaian pada bulan Oktober di tahun 2012 mencapai 69.98%. Bagi anak balita umur 12 – 29 bulan diberikan pemeriksaan dan stimulasi tumbuh kembang pada anak serta pemberian vitamin A. SDIDTK dilakukan untuk melakukan deteksi dini pada keterlambatan perkembangan, gangguan daya ingat dan daya dengar. Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan posyandu dan Pembinaan Anak Usia Dini (PAUD). Selain itu, ada konseling keluarga pada kelas ibu balita melalui pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Termasuk didalamnya adalah konseling perawatan anak balita, pemberian ASI sampai 2 tahun, serta informasi makanan gizi seimbang. Secara nasional, target cakupan pelayanan kesehatan anak balita telah tercapai pada tahun 2010 dan 2011. Cakupan pelayanan pada tahun 2010 mencapai 78.01% dan tahun 2011 mencapai 80.96% dari target. Sedangkan pada bulan Oktober tahun 2012, capaian pelayanan kesehatan anak balita mencapai 58.69% atau mencakup 9.022.176 anak balita. Peningkatan pemanfaatan buku KIA juga merupakan salah satu upaya dalam peningkatan pelayanan kesehatan bayi dan balita melalui pemberdayaan masyarakat dan keluarga. Berdasarkan Riskesdas 2010 telah 25.5% balita memiliki buku KIA. Angka ini meningkat bila dibandingkan hasil Riskesdas 2007 yaitu 13%. Terobosan untuk wilayah yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang memadai, masyarakat dilibatkan dalam Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M). Caranya dengan ikut mempromosikan deteksi dini penyakit berat pada balita dan memberikan pertolongan atau pengobatan sederhana di rumah untuk penyakit ringan. Kegiatan ini baru diujicobakan di tahun 2012 di beberapa kabupaten di Papua dan akan diperluas ke provinsi-provinsi lain pada tahun 2013.*(pra) mediakom 41 | april | 2013 | 27
  • 30. m e d i a u t a m a kabar.priangan.com Terutama masalah pada kelompok umur remaja sangat terkait dengan perilaku yang berisiko terhadap kesehatannya. Peningkatan Kualitas Hidup Anak M uda merokok, seperti menjadi trend gaya hidup anak dan remaja. Mereka sudah mulai merokok sejak umur 10-14 tahun, sebesar 10,3% tahun 2007, kemudian meningkat menjadi 17,5 % pada tahun 2010. Sedang kelompok umur 15–19 tahun, terjadi peningkatan jumlah perokok dari 33,1% menjadi 43,3% (Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010). Melihat besarnya masalah kesehatan anak dan remaja tersebut, perlu dilakukan intervensi peningkatan kualitas hidup anak usia sekolah dan remaja dilaksanakan melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan pelayanan kesehatan kepada 28 | mediakom 41 | april | 2013 korban Kekerasan Terhadap Anak (KtA). Usaha ini dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi dengan semua unsur multi-sektoral, baik sektor kesehatan, pendidikan, swasta maupun masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan reproduksi dan perilaku hidup sehat serta memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada remaja. Agar pelayanan kepada remaja lebih efektif, maka remaja dilibatkan untuk menjadi konselor sebaya. Pelayanan Kesehatan Korban Kekerasan Terhadap Anak Pembinaan kesehatan anak yang komprehensif dan terarah itu, diantaranya masalah kesehatan yang mengancam kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak maupun masalah lainnya yang berdampak pada kesehatan dan penurunan kualitas hidup anak. Permasalahan tersebut seperti masalah Kekerasan Terhadap Anak (KtA), termasuk anak yang berada di Lembaga Pemasyarakatan karena menghadapi proses pelanggaran hukum. Sejak tahun 2010, cakupan pelayanan pada anak korban kekerasan telah mencapai 41,41%, dan meningkat menjadi 54,12% pada tahun 2012yang meliputi 999 Puskesmas di 269 kabupaten/kota. Sampai bulan Oktober tahun 2012 capaian sudah mencapai angka 67,40% dari target 60%. Berarti, jumlah Puskesmas yang mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan KtA pada tahun 2012 sudah mencapai 1.383 Puskesmas. Pelayanan kesehatan pada korban KtA mencakup pelayanan kesehatan, dan rujukan baik rujukan psikososial maupun rujukan hukum. Selain itu, sebagai upaya pencegahan kasus KtA, Puskesmas mampu tatalaksana kasus KtA juga melakukan penyuluhan kepada masyarakat terkait dampak KtA pada tumbuh kembang anak dan anak didik di sekolah. *(pra)
  • 31. ragam mutu perencanaan: rasa cabe naga jokia? Nagiot Cansalony Tambunan Alumni Magister Perencanaan & Kebijakan Publik FEUI Kabid Program, Kerjasama dan Informasi di Balai Besar Litbang Tanaman Obat & Obat Tradisional Tawangmangu, Badan Litbangkes, Kemenkes A da semangat bahwa hari ini ya hari ini, esok urusan nanti. Ada juga, berperilakulah layaknya pikiran dan strategi Sang Pecatur, 10 langkah atau lebih jauh ke depan. Juga, keberhasilan dipengaruhi oleh perencanaan dan proses yang bermutu dan selaras. Banyak semangat-semangat berwawasan stratejik yang sudah muncul dan menjadi acuan dari perilaku institusi dalam berkreasi dan berinovasi. Perlu diingat, titik awalnya adalah PERENCANAAN. Seperti kita ketahui dan aplikasikan, utamanya perencana-perencana di setiap unit kerja, rencana kerja setiap organisasi bermula dari hasil penilaian kinerja tahun sebelumnya dan rencana terobosan yang dibutuhkan, kemudian dilakukan analisis prioritas. Analisis yang substansial kegiatan tersebut diterjemahkan dalam kerangka acuan dan rincian anggaran dan biaya (RAB), yang merupakan ikhtisar dari rencana kegiatan/kerja, memiliki informasi what (apa materi), where (dimana dilaksanakan), when (kapan dilaksanakan), why (kenapa dilaksanakan), who (siapa pelaksana), whom (siapa penerima manfaat), how (bagaimana dilaksanakan) dan how much (berapa biaya yang dibutuhkan). Aspek perencanaan mikro dan sederhana ya! Sinkronisasi Perencanaan Kegiatan dan Anggaran Kenapa butuh sinkronisasi terhadap kegiatan yang direncanakan dan biaya yang dibutuhkan? Jawaban bisa banyak namun satu pemahaman/ arti bahwa agar rencana kegiatan dapat diimplementasikan sampai menghasilkan produk/kinerja terukur dan bermanfaat. Perlu diingat, proses yang dilalui dalam mekanisme perencanaan sarat dengan telaahan dan pembahasan RAB -di samping kerangka acuan dan data dukung rencana kegiatan- yang merupakan “jeroan” dari kegiatan, memberikan dan memroses jalannya kegiatan dengan sumber daya-sumber daya. Lagipula, kita sudah tahu bahwa aspek perencanaan memiliki bobot tertinggi dalam penilaian kinerja dan pengawasan/audit kinerja. Aspek sederhana yang bombastis, sisi hulu perencanaan yang memiliki rasa cabai terpedas di dunia (Cabai Naga Jokia dari India). Tanaman yang kecil dan memiliki efek konsumsi yang luar biasa pedassssss. Begitulah analogi perencanaan, aspek sederhana dan cenderung diakselerasi namun memiliki pengaruh terhadap keberlanjutan proses kegiatan dan penilaian kinerja. Sangat mudah memahami suatu rencana kegiatan, apakah memiliki nilai logis dan bermanfaat, melalui telaahan dan pembahasan RAB. Namun sayang, proses ini lebih dominan dilaksanakan di lingkup Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu (DJA) untuk lingkup APBN. Apakah sudah optimal diselenggarakan di masing-masing organisasi, dan bagaimana proses yang dilakukan, apakah ada perbaikan bila ditemukan ketidakselarasan antara rencana kegiatan dan kebutuhan biaya? Hal yang mudah, karena sudah menjadi kewajiban dan juga setiap orang sudah memiliki rasa dan pengetahuan tentang hitung-hitungan yang lojik. Contoh sederhana mengenai keselarasan rencana kegiatan dan kebutuhan biaya adalah misalnya mediakom 41 | april | 2013 | 29
  • 32. ragam tahapan yang harus dilalui untuk menghasilkan suatu dokumen berupa pedoman. Secara konvensional, perlu pertemuan-pertemuan untuk tahap persiapan, pembahasan, finalisasi, dan sosialisasi, yang membutuhkan lebih dari 1 satu kali untuk setiap tahapan. Daya kreasi dan inovasi yang berkembang, sudah mampu mereduksi tahapantahapan konvensional secara efisien melalui peningkatan mutu proses. Pertemuan persiapan dapat dilakukan hanya dalam lingkup rapat internal di kantor, pertemuan pembahasan diperpanjang hari dengan dasar efisiensi biaya bahkan bisa sekaligus finalisasi. Contoh lain, mereduksi biaya-biaya tinggi dan/atau tidak produktif dalam hal belanja bahan dan operasional kesekretariatan kegiatan (yang sebenarnya sudah ada pos alokasi juga di pos alokasi keperluan perkantoran rutin). Optimalisasi Unit Kerja P2ME Disinilah manfaat adanya unit kerja yang bertugas dan berfungsi dalam perencanaan program/kegiatan, penganggaran, monitoring dan evaluasi (P2ME). Kita tahu bahwa secara organisasi dan manajemen ada 2 jenis unit kerja dalam organisasi, yaitu 1) unit kerja yang memberikan layanan kepada eksternal organisasi dan 2) unit kerja yang memberikan layanan kepada internal organisasi. Unit kerja pertama biasa disebut dengan unit kerja teknis (unit kerja yang melaksanakan tugas utama dari organisasi, unit kerjanya adalah direktorat dan sub direktorat, pusat dan bidang) dan unit kerja kedua biasa disebut unit kerja generik (unit kerja yang melaksanakan tugas pendukung dan pendamping untuk pelaksanaan tugas utama dari organisasi, unit kerjanya 30 | mediakom 41 | april | 2013 adalah sekretariat dan bagian). Nah, perlu ada keselarasan aplikasi fungsi dari masing unit kerja. Unit kerja pertama merancang kegiatan-kegiatan teknis dan bersama unit kerja kedua melakukan telaahan dan pembahasan RAB. Sangat sederhana, sudah ada acuan telaahan dan pembahasan, ada Standar Biaya Masukan/Keluaran, ada aturan perjalanan dinas, ada aturan pengadaan barang dan jasa pemerintah, dll. Secara paripurna dan integral, proses ini memberikan pembelajaran aspek teknis dan aspek generik. Kedua unit kerja sebagai bagian dari tim besar (organisasi), tidak bisa lagi berargumen bahwa itu (aspek lain) bukan tanggung jawabnya, padahal ianya adalah bagian dari tim. Hal ini penting, karena setiap unit kerja, di luar tugas dan fungsi yang sudah diamanahkan secara tertulis, mempunyai esensi tanggung jawab P2ME, baik aspek teknis dan generik. Manfaat RAB Menurut penulis, keberhasilan menyusun RAB dan kerangka acuan merupakan tampilan dari kualitas perencana dan tim perencana, baik unit teknis maupun unit generik. Dalam hal ini, RAB dan kerangka acuan adalah dokumen yang sesuai kriteria mutunya, yaitu ada informasi 6 W + 2 H, kalau kriteria RAB adalah tampilan dari angka-angka biaya yang memiliki arti sama dengan arti narasi kalimat dalam kerangka acuan. Contoh keselarasan kriteria adalah cara pencapaian tujuan dalam kerangka acuan diterjemahkan dalam tahapan proses yang dibiayai dalam RAB sesuai aturan. RAB juga dapat menjadi kendali mutu dari implementasi kegiatan, baik biaya maupun proses. Dapat dicegah keinginan-keinginan berbiaya tinggi sehingga menjadi kebutuhan riil dan dapat dilaksanakan. Begitu sederhana namun masih dimarjinalkan dalam kendali mutu perencanaan. Bisa dilihat dari frekuensi revisi DIPA/ RKA/POK, tanda “bintang” dalam hasil pembahasan dengan DJA, kurangnya data dukung RAB dan kerangka acuan, atau bahkan temuan dari hasil audit. Begitu sederhana, sehingga tidak ada toleransi dan alasan untuk diabaikan. Memasuki tahun anggaran 2013, dengan pengalaman-pengalaman mekanisme perencanaan program/kegiatan dan penganggaran di badan legislatif dan eksekutif akhir-akhir ini, harapannya adalah semakin terbuka kesadaran untuk melakukan hal yang benar daripada sekedar melakukan hal-hal dengan benar. Kembali pada alinea pertama, perencanaan saat ini memberi arti dari kinerja yang dihasilkan dan dinilai. Mari berperilaku stratejik dan benar. Tabik dan Tahniah. Salam SEHAT.*
  • 33. M enteri Kesehatan RI, yang diwakili oleh Wakil Menteri Kesehatan Menteri, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D meluncurkan e-Regalkes dan Single Sign On (SSO) di Kantor Kemenkes, pada penghujung 2012 di Jakarta. Fitur SSO diluncurkan dalam rangka pengembangan Indonesia National Single Window (INSW) sebagai solusi untuk mempermudah Pengguna menggunakan sistem INSW dan sistem e-Regalkes secara terintegrasi. Pengguna hanya perlu Login satu kali saja maka selanjutnya dapat mengakses semua sistem. Kementerian Kesehatan meluncurkan sistem e-Regalkes atau Registrasi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) secara online untuk meningkatkan pelayanan publik khususnya pada pelayanan perizinan di bidang alat kesehatan dan PKRT. Dengan sistem ini pemohon perizinan mediakom 41 | april | 2013 | 31
  • 34. ragam tidak perlu datang di loket Unit Layanan Terpadu (ULT) Kemenkes RI yang ada di Jakarta, karena semua dokumen perizinan dapat disampaikan secara elektronik. Sistem ini sangat efektif dan efisien bagi pemohon perizinan mengingat wilayah NKRI yang demikian luasnya. Layanan publik yang dilayani dalam bidang alat kesehatan dan PKRT antara lain izin penyalur alat kesehatan, izin produksi alat kesehatan dan PKRT, izin edar alat kesehatan dan PKRT, dan pemberian Certificate of Free Sales (CFS). Diharapkan dengan kemudahan dalam mendapatkan ijin edar maka dapat mencegah dan mengurangi masuknya alat kesehatan illegal (tidak terdaftar) ke wilayah Indonesia. Salah satu upaya untuk mencegah masuknya alat kesehatan dan PKRT ilegal ke Indonesia, sejak tahun 2008 Kemenkes bergabung dengan INSW melalui Kepmenkes RI No. 825/Menkes/ SK/IX/2008 Tentang Pemberlakukan Sistem Elektronik dalam Kerangka INSW di lingkungan Kementerian Kesehatan. Melalui INSW, semua izin edar alat kesehatan dan PKRT yang dikeluarkan Kemenkes terhubung dengan portal INSW. Dengan demikian izin edar alat kesehatan dan PKRT yang dikategorikan Larangan Terbatas (Lartas), harus memerlukan izin dari Kementerian Kesehatan. Mekanisme Lartas akan mencegah masuknya Alkes impor yang di bawah standar, seperti teknologi yang membahayakan manusia maupun lingkungan serta bermutu rendah karena ketidakjelasan produsen, dan lain-lain. Dengan demikian Kementerian Kesehatan mampu melindungi rakyat sepenuhnya. Menkes juga menyampaikan, salah 32 | mediakom 41 | april | 2013 satu tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan adalah  menjamin alat kesehatan yang beredar di masyarakat sesuai standar keamanan, mutu, manfaat, tepat guna dan terjangkau melalui pengendalian pre-market dan post-market. Alat kesehatan selain mempunyai fungsi sosial untuk menyembuhkan, mendiagnosis dan mengatasi penyakit serta mempertahankan/ meningkatkan kesehatan, selain itu juga mempunyai fungsi ekonomi. Pengembangan e-Regalkes dan fitur SSO dalam INSW merupakan sumbangsih Kementerian Kesehatan bagi bangsa dan negara serta dunia. Hal ini merupakan kerjasama lintas sektor dari 18 Kementerian/Lembaga. Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 mengamanatkan, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga yang beredar di Indonesia harus memiliki izin edar. Pemberian izin diselenggarakan melalui mekanisme pelayanan publik yang baik. Pelayanan publik yang efektif dan efisien serta transparan merupakan tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi. Alat kesehatan selain mempunyai fungsi sosial untuk menyembuhkan, mendiagnosis dan mengatasi penyakit serta mempertahankan/meningkatkan kesehatan, selain itu juga mempunyai fungsi ekonomi. Saat ini alat kesehatan dan perbekalan rumah tangga merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan terutama di negara ASEAN, khususnya Indonesia. Diperkirakan kebutuhannya akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya tingkat pengetahuan dan daya beli rakyat Indonesia. Dalam pelayanan kesehatan alat kesehatan adalah salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari obat dan tenaga kesehatan. Dengan diterapkannya Universal Coverage maka diperkirakan kebutuhan alat kesehatan akan meningkat signifikan 2,5 (dua setengah) sampai 3 (tiga) kali lipat. Oleh karena itu ketersedian alat kesehatan yang memenuhi standar keamanan, mutu dan manfaat harus tetap terjaga. Berdasarkan Survei Integritas Sektor Publik tahun 2012 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pelayanan Registrasi dan Sertifikasi Alat Kesehatan dan PKRT berada pada urutan ke 5 dari 20 instansi Pusat dan Nomor 8 dalam skala Nasional dengan nilai integritas di atas 7.* (YN)
  • 35. peristiwa Rapat Kerja Kesehatan Nasional S etiap tahun Kementerian Kesehatan Nasional menyelenggarakan Rapat Kerja Kesehatan Nasional yang diikuti oleh dinas kesehatan dinas kesehatan dari seluruh Propinsi di Indonesia, pada tahun ini Rakerkesnas 2013 dibagi menurut wilayah, yaitu wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan timur. Penyelenggaran kegiatan dikonsentrasikan pada bulan April, wilayah barat diselenggarakan pada tanggal 18 - 20 Maret 2013 di Jakarta, wilayah tengah 1 - 3 April 2013 di Surabaya, dan wilayah timur pada tanggal 15-17 April 2013 di Makassar. Tahun ini Rakerkesnas menelurkan 5 rekomendasi penting sebagai acuan program Kemenkes saat ini dan ke depan. Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) Regional Barat telah selesai dilaksanakan, acara yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 17–20 Maret 2013, ditutup dengan pembacaan rekomendasi oleh Sekretaris Jenderal Kemkes RI, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS. Rekomendasi diperoleh berdasarkan arahan Menteri Kesehatan dan paparan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), hasil Sidang Komisi, dan Sidang Pleno Komisi serta diskusi. Rakerkesnas Regional Barat diikuti oleh 734 peserta yang terdiri dari: Kepala BPKP, Wakil DPR, Plt. Kepala mediakom 41 | APRIL | 2013 | 33
  • 36. peristiwa BKKBN, Kepala Badan POM, Seluruh Pejabat Eselon I dan II Kemenkes, Kepala UPT Kementerian Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Prov/Kab/ Kota dan Direktur RS Prov/Kab/kota serta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi wilayah Barat, kepala BPKP Wilayah di 33 Provinsi, PT. Askes (Persero), dan stakeholder kesehatan terkait (IDI, PPNI, IBI, PERSI dll). Selanjutnya Rakerkesnas Regional Tengah akan dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 1-3 April 2013, dan Rakerkesnas Regional Timur akan dilaksanakan di Makassar pada tanggal 14-17 April 2013. Sementara itu untuk wilayah tengah di selenggarakan pada 1-4 April 2013, dibuka oleh Menteri kesehatan RI. Kegiatan ini diikuti perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berasal dari 10 Provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Dalam kesempatan ini, Menkes menyerahkan tiga penghargaan Provinsi di regional tengah yang berprestasi dalam pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) melalui program Gizi atau Kesehatan Ibu-Anak. Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta didaulat sebagai peraih penghargaan peringkat pertama untuk Program Kesehatan Ibu dan Anak Terbaik tahun 2012. Selanjutnya, untuk program Gizi Terbaik tahun 2012, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan Bali, berturut-turut mendapatkan peringkat ketiga dan pertama. Seperti telah diumumkan sebelumnya pada Malam PraRakerkesnas 2013 Regional Barat (18/3), peraih penghargaan Program Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2012, yaitu: Dinas 34 | mediakom 41 | april | 2013 Peletakan batu pertama poskestren Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung – Bone Sul-Sel di sela Rakerkesnas 2013 Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (Terbaik I); Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara (Terbaik II); dan Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung (Terbaik III). Sementara itu, penghargaan Program Gizi Terbaik tahun 2012, diraih oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali (Terbaik I); Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Terbaik II); dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (Terbaik III). Menkes juga melakukan ReLaunching Sistem e-Catalog Obat Generik untuk Pengadaan Pemerintah. Sistem e-Catalog Obat Generik adalah sistem informasi elektronik yang memuat informasi seputar daftar nama obat, jenis, spesifikasi teknis, harga satuan terkecil, dan pabrik penyedia. Harga yang tercantum dalam e-Catalog adalah harga satuan terkecil, sudah termasuk pajak dan biaya distribusi. Dengan adanya sistem e-Catalog Obat Generik, selain dapat meminimalisasi penyimpangan, juga dapat memudahkan pihak pemerintah untuk