SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 2
Downloaden Sie, um offline zu lesen
join facebook.com/suryaonline
hal
2
DIGITAL NEWSPAPER
edisipagisurabaya.tribunnews.com surya.co.id | SABTU, 05 OKTOBER 2013 | Terbit 2 halaman
follow @portalsurya
Spirit Baru Jawa Timur
Rekam Jejak
AM Sudah
Rusak
SURYA Online - Penang-
kapan Ketua Mahkamah
Konstitusi (MK) AM dengan
dugaan menerima uang
konspirasi Pilkada, sangat
mencoreng wibawa hukum
di Indonesia. Mengingat
lembaga MK adalah lembaga
tertinggi di bidang hukum di
negeri ini, sehingga usulan
mantan Ketua MK Jimly
Asshiddiqie untuk membe-
rikan hukuman mati kepada
pelaku korupsi di lembaga
yang pernah dipimpinnya
itu adalah sangat tepat.
Bahkan di China, tidak ha-
nya pejabat lembaga hukum
saja yang menerima hukum-
an mati, pejabat lainpun jika
sudah tertangkap melakukan
korupsi maka hukumannya
adalah hukuman mati
dan pemelaratan seluruh
keluarganya. Ini benar-benar
penerapan hukum yang amat
jitu di China dalam rangka
memerangi korupsi di Negeri
dengan jumlah penduduk
terbesar di dunia itu.
Indonesia yang semakin
banyak koruptornya, apalagi
setelah reformasi, perlu
kiranya untuk menerapkan
hukuman ‘Petrus’ ini kepada
para koruptor yang semakin
hari semakin menggurita
saja di negeri ini. Mereka
bahkan hanya tertawa-
tertawa sambil melambaikan tangan
meski tertangkap. Dasar sudah putus
urat malunya manusia-manusia koruptor
di Indonesia ini. Salah satu sebabnya
adalah karena ringannya hukuman yang
akan dijatuhkan untuk para koruptor.
Bahkan yang korupsi ratusan miliar,
hanya dihukum tidak akan lebih dari
20 tahun, belum lagi mengembalikan
uang yang jauh lebih sedikit dibanding
dan uang yang dikorupsinya. Sehingga
pemikiran yang waras saja, lebih
baik dihukum satu-dua tahun tetapi
mendapatkan tabungan puluhan bahkan
ratusan miliar.
Hukuman untuk para koruptor ini bah-
kan jauh lebih ringan dibanding hukuman
yang dijatuhkan kepada pencuri sandal
di masjid atau pencuri ayam. Mereka
harus dipukuli massa, kemudian dipukuli
polisi dan terakhir mendapat hukuman
dari hakim lima tahun penjara, bahkan
lebih. Duh, nikmatnya jadi koruptor
di Indonesia.
Karena sudah jelas-jelas korupsi
akan sangat menyengsarakan rakyat
dan kehidupan berbangsa dan
bernegara ke depannya, maka hu-
kuman mati untuk koruptor adalah
keputusan yang sangat tepat.
Dengan kata lain, joke-nya adalah
dengan memberikan hukuman
‘Petrus’ kepada para koruptor bangsa
ini, alih-alih untuk mengurangi
kepadatan penduduk Indonesia.
Karena sekarang ini jumlah penduduk
di Indonesia sudah mencapai 250 juta
jiwa. Kalau para koruptor tersebut,
katakanlah, jumlahnya sekitar 25
persen, maka penduduk kita akan
berkurang setidaknya 60 juta jiwa.
Pengurangan penduduk tersebut
akan membawa dampak perbaikan
kehidupan yang signifikan bagi
bangsa Indonesia.
Hukuman mati ini tidak hanya akan
memberikan efek jera pada para
koruptor di negeri ini, tetapi juga akan
memperbaiki moral dan mental dari
pejabat di republik ini, dari bermental
berjuis dan korup tinggalan penjajah
Belanda kepada pejabat yang benar-
benar melayani masyarakat.
Alasan lain, perlunya hukuman mati
diterapkan terhadap koruptor adalah
karena korupsi sudah menjalar dima-
na-mana, disemua sendi kehidupan
masyarakat, mulai dari perangkat
birokrasi, legislatif dan yudikatif.
Jika zaman orde baru, korupsi masih
tereliminir di lingkungan birokrasi
dan yudikatif saja, namun sekarang
legislatif juga terkena wabah korupsi
berjamaah. Sehingga tidak ada lagi
harapan memperbaiki negeri ini
kecuali dengan memberikan hukuman
mati kepada para koruptor. (wahjoe
harjanto)
Penangkapan Korupsi Ketua MK
SAATNYAHUKUMANMATI
join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya
SABTU, 05 OKTOBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com2
SURYA Online - Dunia hukum tampak-
nya lagi-lagi tercemar. Di saat penyi-
dikan kasus dugaan suap pertemuan
di toilet Gedung DPR RI yang diduga
melibatkan calon hakim agung dengan
seorang anggota DPR belum tuntas, kini
masyarakat dikejutkan aksi suap lebih
besar lagi.
Aksi suap yang diduga dilakukan oleh
lima orang, termasuk Ketua Mahkamah
Konstitusi AM dan anggota DPR dari
Fraksi Golkar, CHN.
Kelima pelaku suap tersebut
tertangkap tangan oleh penyidik Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu
(2/10/2013) di Jakarta.
Ketua Mahkamah Konstitusi AM,
anggota DPR CHN dan CN yang diduga
pengusaha ditangkap di rumah dinas
AM di Perumahan Widya Chandra III,
Jakarta Selatan.
CHN dan CN ditangkap oleh penyidik
KPK, usai serah terima uang dolar
Singapura senilai sekitar Rp 3 miliar de-
ngan AM, di rumah dinasnya. Tak lama
kemudian, penyidik KPK menangkap
Bupati Gunung Mas Hambit Bintih serta
pihak swasta berinisial DH di sebuah
hotel di kawasan Jakarta Pusat.
Bersamaan dengan penangkapan
ini, KPK menyita sejumlah uang dolar
Singapura dan dolar Amerika yang
jika dirupiahkan nilainya Rp 2,5 miliar
sampai Rp 3 miliar. Diduga, CHN dan CN
akan memberikan uang ini kepada AM
di kediamannya malam itu. Pemberian
uang itu diduga terkait dengan kepe-
ngurusan perkara sengketa Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten
Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang
diikuti Hambit Bintih selaku calon
bupati incumbent.
Pemberian uang kepada AM dalam
kasus ini diduga merupakan yang perta-
ma kali. Belum diketahui berapa total
komitmen yang dijanjikan untuk AM.
KPK memantau pergerakan AM sejak
Minggu setelah menerima informasi dari
masyarakat yang menyebutkan bahwa
ada rencana pemberian uang untuk
AM, Senin (30/9/2013), tapi kemudian
bergeser menjadi Rabu (2/10/2013).
Tim penyidik KPK juga menangkap
pengusaha, Tubagus Chery Wardana
di Jakarta, Rabu
(2/10/2013) malam.
Dia adalah adik Guber-
nur Banten Ratu Atut
Chosiyah, sekaligus
suami dari Wali Kota
Tangerang Selatan
Airin Rachmi Diany.
Menurut Juru Bicara
KPK Johan Budi,
penangkapan Tubagus
ini masih berkaitan
dengan penangkapan
Ketua Mahkamah
Konstitusi AM. Diduga,
Chery juga terlibat
serah terima uang
dengan AM terkait
sengketa Pemilihan
Kepala Daerah di
Lebak, Banten.
Rekam jejak AM
agaknya telah lama
mencurigakan.
Tahun 2011 dia pernah
diperiksa sidang
etik Majelis Kehormatan Hakim (MKH)
terkait sengketa Pemilihan Kepala
Daerah Simalungun. Bupati Simalungun
saat itu, Jopinus Ramli Saragih, diduga
akan menyerahkan uang Rp1 miliar
kepada AM. Tetapi AM lolos karena MKH
tak bisa membuktikan dia benar-benar
menerima uang itu.
Ketua Komisi Yudisial (KY), Suparman
Marzuki juga menyebutkan beberapa
kali menerima laporan masyarakat
terkait Ketua Mahkamah Konstitusi AM
karena diduga melakukan pelanggaran
kode etik dengan memainkan perkara
di MK. KY telah menyampaikan laporan
tersebut ke MK, tetapi belum ada
tindak lanjutnya.
“Sempat ada laporan resmi masuk
ke kami. Secara eksplisit menyebut
nama dia (AM). Sudah kami sampaikan
ke Mahfud MD (Ketua MK periode
2008-2013),” ujar Suparman sambil
menambahkan langkah itu dilakukan
akan ditindaklanjuti, sebab KY tidak
lagi memiliki wewenang mengawasi dan
menindak pelanggaran kode etik hakim
konstitusi.
Dia mengungkapkan, laporan terkait
AM bahkan diterima beberapa kali pada
2011 dan 2012, saat yang bersangkutan
belum menjabat sebagai Ketua MK.
Laporan itu terkait dugaan menerima
suap dalam penanganan sengketa hasil
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie
juga mengaku sering mendengar kabar
bahwa AM memainkan perkara. “Saya
jengkel dan marah sekali. Saya sudah
sering juga mendengar omongan-
omongan tentang dia. Ada cerita-cerita
bahwa dia suka menerima imbalan
untuk meloloskan (salah satu pihak),”
ujar Jimly.
“Tadinya saya tidak percaya. Tapi
begitu tertangkap tangan, ya saya sedih
sekali,” katanya.
Bahkan Ketua DPR RI, Marzuki Alie
mengaku pernah melaporkan kasus
dugaan suap penanganan perkara seng-
keta Pilkada yang terjadi di MK kepada
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Marzuki, kasus-kasus yang
dilaporkan ke Presiden SBY saat itu
berbeda dengan kasus sengketa Pilkada
Kabupaten Gunung Mas yang diduga
melibatkan Ketua MK. “Ya, waktu itu
kasus-kasus (money politics) Pilkada
seperti ini sudah keras sekali suara-
nya,” ujar Marzuki.
Marzuki menolak menceritakan
kasus-kasus dugaan suap penanganan
sengketa Pilkada MK tersebut. Ia justru
berharap pihak
KPK menelusu-
ri kasus yang
dimaksudkan-
nya.
Reaksi keras
Mantan
Ketua Mahka-
mah Konstitusi
Mahfud MD
mengaku me-
rasa terpukul
atas peristiwa
tertangkapnya
Ketua MK AM
yang diduga
terlibat kasus
suap. “Sulit
memulihkan
nama MK
karena sudah
dirusak dan dihancurkan oleh Pak AM,”
katanya.
Menurut dia, citra MK tidak akan
pulih dalam waktu satu tahun ke depan
setelah dirusak oleh penerusnya. “Be-
kerja sekeras apa pun akan tetap diejek
orang. Saya belum tahu cara memulih-
kan nama baik MK. Butuh waktu lama,
karena sudah tercoreng.
Terkait hal tersebut, dia berharap
AM tidak menyulitkan pemeriksaan
sehingga bisa memudahkan MK untuk
memulihkan nama baiknya. “MK punya
pekerjaan berat, jadi tidak boleh digan-
tung oleh kasus AM,” katanya. (wahjoe
harjanto/berbagai sumber)
RekamJejakAMSudahRusak

Weitere ähnliche Inhalte

Mehr von Portal Surya

Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013
Portal Surya
 
Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013
Portal Surya
 

Mehr von Portal Surya (20)

Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013
 
Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013
 
Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013
 
Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013Surya epaper 13 desember 2013
Surya epaper 13 desember 2013
 

Digital surya 05 oktober 2013

  • 1. join facebook.com/suryaonline hal 2 DIGITAL NEWSPAPER edisipagisurabaya.tribunnews.com surya.co.id | SABTU, 05 OKTOBER 2013 | Terbit 2 halaman follow @portalsurya Spirit Baru Jawa Timur Rekam Jejak AM Sudah Rusak SURYA Online - Penang- kapan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) AM dengan dugaan menerima uang konspirasi Pilkada, sangat mencoreng wibawa hukum di Indonesia. Mengingat lembaga MK adalah lembaga tertinggi di bidang hukum di negeri ini, sehingga usulan mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie untuk membe- rikan hukuman mati kepada pelaku korupsi di lembaga yang pernah dipimpinnya itu adalah sangat tepat. Bahkan di China, tidak ha- nya pejabat lembaga hukum saja yang menerima hukum- an mati, pejabat lainpun jika sudah tertangkap melakukan korupsi maka hukumannya adalah hukuman mati dan pemelaratan seluruh keluarganya. Ini benar-benar penerapan hukum yang amat jitu di China dalam rangka memerangi korupsi di Negeri dengan jumlah penduduk terbesar di dunia itu. Indonesia yang semakin banyak koruptornya, apalagi setelah reformasi, perlu kiranya untuk menerapkan hukuman ‘Petrus’ ini kepada para koruptor yang semakin hari semakin menggurita saja di negeri ini. Mereka bahkan hanya tertawa- tertawa sambil melambaikan tangan meski tertangkap. Dasar sudah putus urat malunya manusia-manusia koruptor di Indonesia ini. Salah satu sebabnya adalah karena ringannya hukuman yang akan dijatuhkan untuk para koruptor. Bahkan yang korupsi ratusan miliar, hanya dihukum tidak akan lebih dari 20 tahun, belum lagi mengembalikan uang yang jauh lebih sedikit dibanding dan uang yang dikorupsinya. Sehingga pemikiran yang waras saja, lebih baik dihukum satu-dua tahun tetapi mendapatkan tabungan puluhan bahkan ratusan miliar. Hukuman untuk para koruptor ini bah- kan jauh lebih ringan dibanding hukuman yang dijatuhkan kepada pencuri sandal di masjid atau pencuri ayam. Mereka harus dipukuli massa, kemudian dipukuli polisi dan terakhir mendapat hukuman dari hakim lima tahun penjara, bahkan lebih. Duh, nikmatnya jadi koruptor di Indonesia. Karena sudah jelas-jelas korupsi akan sangat menyengsarakan rakyat dan kehidupan berbangsa dan bernegara ke depannya, maka hu- kuman mati untuk koruptor adalah keputusan yang sangat tepat. Dengan kata lain, joke-nya adalah dengan memberikan hukuman ‘Petrus’ kepada para koruptor bangsa ini, alih-alih untuk mengurangi kepadatan penduduk Indonesia. Karena sekarang ini jumlah penduduk di Indonesia sudah mencapai 250 juta jiwa. Kalau para koruptor tersebut, katakanlah, jumlahnya sekitar 25 persen, maka penduduk kita akan berkurang setidaknya 60 juta jiwa. Pengurangan penduduk tersebut akan membawa dampak perbaikan kehidupan yang signifikan bagi bangsa Indonesia. Hukuman mati ini tidak hanya akan memberikan efek jera pada para koruptor di negeri ini, tetapi juga akan memperbaiki moral dan mental dari pejabat di republik ini, dari bermental berjuis dan korup tinggalan penjajah Belanda kepada pejabat yang benar- benar melayani masyarakat. Alasan lain, perlunya hukuman mati diterapkan terhadap koruptor adalah karena korupsi sudah menjalar dima- na-mana, disemua sendi kehidupan masyarakat, mulai dari perangkat birokrasi, legislatif dan yudikatif. Jika zaman orde baru, korupsi masih tereliminir di lingkungan birokrasi dan yudikatif saja, namun sekarang legislatif juga terkena wabah korupsi berjamaah. Sehingga tidak ada lagi harapan memperbaiki negeri ini kecuali dengan memberikan hukuman mati kepada para koruptor. (wahjoe harjanto) Penangkapan Korupsi Ketua MK SAATNYAHUKUMANMATI
  • 2. join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya SABTU, 05 OKTOBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com2 SURYA Online - Dunia hukum tampak- nya lagi-lagi tercemar. Di saat penyi- dikan kasus dugaan suap pertemuan di toilet Gedung DPR RI yang diduga melibatkan calon hakim agung dengan seorang anggota DPR belum tuntas, kini masyarakat dikejutkan aksi suap lebih besar lagi. Aksi suap yang diduga dilakukan oleh lima orang, termasuk Ketua Mahkamah Konstitusi AM dan anggota DPR dari Fraksi Golkar, CHN. Kelima pelaku suap tersebut tertangkap tangan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (2/10/2013) di Jakarta. Ketua Mahkamah Konstitusi AM, anggota DPR CHN dan CN yang diduga pengusaha ditangkap di rumah dinas AM di Perumahan Widya Chandra III, Jakarta Selatan. CHN dan CN ditangkap oleh penyidik KPK, usai serah terima uang dolar Singapura senilai sekitar Rp 3 miliar de- ngan AM, di rumah dinasnya. Tak lama kemudian, penyidik KPK menangkap Bupati Gunung Mas Hambit Bintih serta pihak swasta berinisial DH di sebuah hotel di kawasan Jakarta Pusat. Bersamaan dengan penangkapan ini, KPK menyita sejumlah uang dolar Singapura dan dolar Amerika yang jika dirupiahkan nilainya Rp 2,5 miliar sampai Rp 3 miliar. Diduga, CHN dan CN akan memberikan uang ini kepada AM di kediamannya malam itu. Pemberian uang itu diduga terkait dengan kepe- ngurusan perkara sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang diikuti Hambit Bintih selaku calon bupati incumbent. Pemberian uang kepada AM dalam kasus ini diduga merupakan yang perta- ma kali. Belum diketahui berapa total komitmen yang dijanjikan untuk AM. KPK memantau pergerakan AM sejak Minggu setelah menerima informasi dari masyarakat yang menyebutkan bahwa ada rencana pemberian uang untuk AM, Senin (30/9/2013), tapi kemudian bergeser menjadi Rabu (2/10/2013). Tim penyidik KPK juga menangkap pengusaha, Tubagus Chery Wardana di Jakarta, Rabu (2/10/2013) malam. Dia adalah adik Guber- nur Banten Ratu Atut Chosiyah, sekaligus suami dari Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany. Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, penangkapan Tubagus ini masih berkaitan dengan penangkapan Ketua Mahkamah Konstitusi AM. Diduga, Chery juga terlibat serah terima uang dengan AM terkait sengketa Pemilihan Kepala Daerah di Lebak, Banten. Rekam jejak AM agaknya telah lama mencurigakan. Tahun 2011 dia pernah diperiksa sidang etik Majelis Kehormatan Hakim (MKH) terkait sengketa Pemilihan Kepala Daerah Simalungun. Bupati Simalungun saat itu, Jopinus Ramli Saragih, diduga akan menyerahkan uang Rp1 miliar kepada AM. Tetapi AM lolos karena MKH tak bisa membuktikan dia benar-benar menerima uang itu. Ketua Komisi Yudisial (KY), Suparman Marzuki juga menyebutkan beberapa kali menerima laporan masyarakat terkait Ketua Mahkamah Konstitusi AM karena diduga melakukan pelanggaran kode etik dengan memainkan perkara di MK. KY telah menyampaikan laporan tersebut ke MK, tetapi belum ada tindak lanjutnya. “Sempat ada laporan resmi masuk ke kami. Secara eksplisit menyebut nama dia (AM). Sudah kami sampaikan ke Mahfud MD (Ketua MK periode 2008-2013),” ujar Suparman sambil menambahkan langkah itu dilakukan akan ditindaklanjuti, sebab KY tidak lagi memiliki wewenang mengawasi dan menindak pelanggaran kode etik hakim konstitusi. Dia mengungkapkan, laporan terkait AM bahkan diterima beberapa kali pada 2011 dan 2012, saat yang bersangkutan belum menjabat sebagai Ketua MK. Laporan itu terkait dugaan menerima suap dalam penanganan sengketa hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie juga mengaku sering mendengar kabar bahwa AM memainkan perkara. “Saya jengkel dan marah sekali. Saya sudah sering juga mendengar omongan- omongan tentang dia. Ada cerita-cerita bahwa dia suka menerima imbalan untuk meloloskan (salah satu pihak),” ujar Jimly. “Tadinya saya tidak percaya. Tapi begitu tertangkap tangan, ya saya sedih sekali,” katanya. Bahkan Ketua DPR RI, Marzuki Alie mengaku pernah melaporkan kasus dugaan suap penanganan perkara seng- keta Pilkada yang terjadi di MK kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Marzuki, kasus-kasus yang dilaporkan ke Presiden SBY saat itu berbeda dengan kasus sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas yang diduga melibatkan Ketua MK. “Ya, waktu itu kasus-kasus (money politics) Pilkada seperti ini sudah keras sekali suara- nya,” ujar Marzuki. Marzuki menolak menceritakan kasus-kasus dugaan suap penanganan sengketa Pilkada MK tersebut. Ia justru berharap pihak KPK menelusu- ri kasus yang dimaksudkan- nya. Reaksi keras Mantan Ketua Mahka- mah Konstitusi Mahfud MD mengaku me- rasa terpukul atas peristiwa tertangkapnya Ketua MK AM yang diduga terlibat kasus suap. “Sulit memulihkan nama MK karena sudah dirusak dan dihancurkan oleh Pak AM,” katanya. Menurut dia, citra MK tidak akan pulih dalam waktu satu tahun ke depan setelah dirusak oleh penerusnya. “Be- kerja sekeras apa pun akan tetap diejek orang. Saya belum tahu cara memulih- kan nama baik MK. Butuh waktu lama, karena sudah tercoreng. Terkait hal tersebut, dia berharap AM tidak menyulitkan pemeriksaan sehingga bisa memudahkan MK untuk memulihkan nama baiknya. “MK punya pekerjaan berat, jadi tidak boleh digan- tung oleh kasus AM,” katanya. (wahjoe harjanto/berbagai sumber) RekamJejakAMSudahRusak