Modul ini memberikan panduan praktikum komunikasi terapeutik bagi mahasiswa D3 Keperawatan. Modul ini menjelaskan konsep dan langkah-langkah komunikasi terapeutik, serta memberikan contoh penerapannya dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial."
1. ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Australia Indonesia Partnership
for Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
KEPERAWATAN JIWA I
Nurhalimah
MODUL PRAKTIKUM
SEMESTER 6
PRAKTIKA ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL
(KOMUNIKASI TERAPEUTIK)
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Praktika
Mata Kuliah Keperawatan Jiwa I .
Buku ini disusun sebagai referensi dan
bahan belajar untuk peserta Pendidikan
Jarak Jauh Program D.III Keperawatan
yang diselenggarakan oleh Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima kasih
atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
praktika ini.
Mudah-mudahan Modul praktika ini
dapatdigunakansecaraefektifdandapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi peserta Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Penyusun
Gambar : Komunikasi Teurapik
3. ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Daftar Isi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Pendahuluan 1
Kegiatan Belajar 1
Praktik Komunikasi Terapeutik 3
Kegiatan Belajar 2
Asuhan Keperawatan dengan Masalah Psikososial 14
Penutup 23
Daftar Pustaka 24
Daftar Gambar 25
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendahuluan
Selamat berjumpa para mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh program D3 Keperawatan. Modul
praktik laboratorium mata kuliah keperawatan jiwa I ini, diharapkan dapat membantu Anda
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan jiwa, khususnya masalah
psikososial. Modul praktika ini berjudul “ Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
psikososial (komunikasi terapeutik) ”.
A. Gambaran Umum
Gambar : Mengobrol Bersama Pasien
Selamat atas keberhasilan Anda dalam mempelajari modul 1 dan 2 yang membahas mengenai
asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial. Nah, untuk mengingatkan
kembali mengenai materi pada modul 1 dan 2 pelajarilah dengan seksama ilustrasi berikut ini!
Tentu Anda memahami bahwa masalah psikososial mempunyai pengaruh timbal balik dan
dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa (atau
gangguan kesehatan lainnya). Sebaliknya masalah kesehatan jiwa juga dapat berdampak
pada lingkungan sosial individu.
Saya sangat yakin dengan pengetahuan yang telah Anda kuasai, sehingga Anda mampu
memberikan asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan masalah psikososial dengan baik
di tatanan klinik (rumah sakit dan masyarkarat). Tetapi sebelum itu, Anda harus melakukan
pengkajian. Untuk mampu melakukan pengkajian Anda harus mampu menerapkan
komunikasi terapeutik terlebih dahulu dengan baik dan benar. Untuk itu Anda dituntut untuk
melaksanakan praktek laboratorium kelas dengan tutor dan mandiri lebih dahulu.
Melaluipraktiklaboratoriumini,Andadapatberlatihuntukmengembangkandanmemadukan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang akan diperlukan dalam kehidupan profesional
sehingga Anda siap menjadi seorang perawat yang mampu memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan masalah psikososial yang kompeten dalam kewenangannya.
5. 2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
B. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar (KB) pada modul praktika ini terdiri dari 2 (dua ) Kegiatan Belajar, meliputi:
Kegiatan Belajar I : Komunikasi terapeutik
Kegiatan Belajar II : Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial
Waktu untuk menyelesaikan Modul praktika ini kurang lebih 4 x 120 menit. Gunakan waktu
tersebut dengan sebaik-baiknya. Anda dinyatakan berhasil apabila memperoleh nilai 80 atau
80% dapat menyelesaikan pertanyaan atau tugas yang diberikan. Saya yakin Anda dapat
memahamimodulinidenganbaikasalkanAndabenar-benardengancermatmempelajarinya.
Selamat melakukan praktikum pada pasien dengan masalah psikososial.
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Kegiatan
Belajar 1 Praktika Komunikasi Terapeutik
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
I. Deskripsi Singkat
Selamat berjumpa dengan kegiatan pembelajaran 1 praktika I komunikasi terapeutik pada
pasien dengan masalah kesehatan jiwa, khususnya masalah psikososial. Pada praktika ini
Anda akan belajar konsep dan penerapan komunikasi terapeutik secara mandiri.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Anda mampu melakukan komunikasi terapeutik dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan jiwa.
Secara khusus setelah mengikuti pembelajaran ini, Anda mampu:
a. Memahami konsep komunikasi terapeutik.
b. Menerapkan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah kesehatan jiwa.
Gambar : Kontrol Kondisi Pasien
7. 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
a. Konsep komunikasi terapeutik
b. Strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik
1. Pokok Pokok Materi
III. Uraian materi
2. Aktivitas/tugas
a. Membaca dan memahami kegiatan belajar.
b. Membuat strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik
c. Mempraktikkan komunikasi terapeutik kepada pasien atau keluarga.
Gambar : Cek Kondisi Pasien
3. Alat dan bahan
Sebelum melakukan praktik laboratorium pada pasien dengan masalah psikososial, Anda
harus menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Adapun alat yang paling utama dari
seorang perawat jiwa adalah diri perawat sendiri. Selain itu bahan yang harus dipersiapkan
adalah format pengkajian, format laporan pendahuluan, dan format startegi pelaksanaan.
4. Langkah-langkah kegiatan
Keberhasilan memberikan asuhan keperawatan sangat tergantung dari kemampuan Anda
dalam melakukan pengkajian. Keberhasilan asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh
kemampuan Anda dalam melakukan komunikasi terapeutik. Untuk mengingat kembali
pemahaman Anda tentang komunikasi terapeutik pelajarilah materi dibawah ini.
IV. Komunikasi terapeutik pada pasien dengan masalah kesehatan jiwa
1. Sikap dalam berkomunikasi
Sikap adalah perilaku yang harus ditampilkan pada saat berkomunikasi. Mengapa sikap
saat berkomunikasi penting? Karena sikap yang terapeutik akan menciptakan hubungan
yang terapeutik seperti timbulnya kepercayaan antara pasien dan perawat, perasaan
nyaman dan terbuka antara pasien dan perawat yang pada akhirnya akan membantu pasien
dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Sikap dalam berkomunikasi
dapat ditampilkan melalui perilaku-perilaku berikut :
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Gambar 1, Contoh sikap terapeutik
Selanjutnya lakukanlah latihan dengan teman Anda sikap teraputik
yang telah dipelajari di atas agar kemampuan Anda menjadi optimal
a. Gerakan tubuh, seperti sikap tubuh dan ekspresi wajah. Apa contohnya? Misalnya
tersenyum, kontak mata, membungkuk kearah lawan bicara, tangan tidak masuk kantong,
dan kaki tidak menyilang.
b. Jarak saat berinteraksi terdiri atas: jarak intim: 0-50 cm, jarak pribadi: 50-120 cm, dan jarak
konsultasi social: 275-365 cm. Komunikasi terapeutik pada umumnya terjadi di ruang
pribadi tanpa pembatas antara perawat dan pasien.
c. Sentuhan, dapat digunakan dalam komunikasi terapeutik, tetapi harus dilakukan dengan
tenang sambil menganalisis kondisi dan respons pasien. Sentuhan tidak tepat diberikan
pada beberapa situasi, seperti: pada pasien curiga dan pasien korban aniaya. Contoh
sentuhan yang terapeutik adalah: bersalaman, menepuk bahu, memberi pujian dengan
jempol, dan menggenggam tangan pasien.
d. Diam, dapat berguna dalam memfasilitasi pasien dalam mengekspresikan pikiran dan
perasaannya. Misalnya setelah mengajukan pertanyaan, maka perawat diam untuk
memberi kesempatan kepada pasien memikirkan jawaban terhadap pertanyaan yang
diajukan.
e. Volume dan nada suara, dapat mempengaruhi penyampaian pesan. Sebagai contoh : pada
pasien dengan perilaku kekerasan digunakan volume dan nada suara yang rendah tetapi
tetap tegas, pada pasien lansia volume tinggi dan nada rendah.
Gambar : Berbicara dengan Volume rendah
9. 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
2. Tahap hubungan terapeutik
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus Anda lakukan pada saat berkomunikasi
dengan pasien.
a. Tahap pra interaksi
Sebelumbertemupasien,Andaterlebihdahuluharusmengevaluasidiritentangkemampuan
yang perawat miliki. Jika Anda merasa tidak siap, maka Anda perlu membaca kembali,
berdiskusi dengan teman sekelompok atau dengan tutor. Jika Anda telah siap, maka Anda
dapat membuat rencana interaksi. Untuk itu pengalaman praktikum klinik akan sangat
membantu Anda untuk mempersiapkan diri dalam berinteraksi dengan pasien. Sering-
seringlah melakukan latihan agar kemampuan Anda menjadi optimal. Ada beberapa hal
yang perlu dilakukan pada tahap ini, yaitu: evaluasi diri, penetapan tahap perkembangan
interaksi, dan rencana interaksi. Untuk itu perhatikan uraian berikut!
1. Evaluasi diri
Berikut beberapa pertanyaan yang dapat membantu Anda untuk mengevaluasi diri:
a. Seberapa besar pengetahuan yang saya miliki tentang keperawatan jiwa?
b. Apa yang saya ketahui tentang latar belakang sosial budaya pasien?
c. Apa yang akan saya ucapkan saat bertemu dengan pasien?
d. Bagaimana respons saya selanjutnya jika pasien diam, menolak, marah, atau
inkoheren?
e. Bagaimana pengalaman interaksi saya dengan pasien?
f. Apakah ada kegagalan saya berinteraksi dengan pasien?
g. Jika ada, lakukan koreksi dengan cara membaca cara-cara berhubungan dengan
pasien, konsultasi dengan tutor, diskusi dengan teman sekelompok.
h. Bagaimana tingkat kecemasan saya?
i. Jika cemas ringan, laksanakan interaksi.
j. Jika cemas sedang sampai berat, konsultasi dengan tutor dan tunda kontak dengan
pasien sampai saudara dapat mengatasi kecemasan.
2. Penetapan perkembangan interaksi dengan pasien
Untuk menetapkan tahap perkembangan interaksi dengan pasien, Anda dapat membuat
beberapa pertanyaan terhadap diri Anda. Berikut pertanyaannya :
a. Apakah ini merupakan pertemuan/kontak pertama saya dengan pasien?
b. Apakah pertemuan lanjutan?
c. Apa tujuan pertemuan saya dengan pasien ? Pengkajian/observasi/pemantauan/
tindakan keperawatan/evaluasi kemampuan pasien dan keluarga/terminasi?
d. Apa tindakan yang akan saya lakukan?
e. Bagaimana cara melakukannya?
f. Setelah Anda tetapkan status interaksi yang akan dilaksanakan, maka Anda perlu
membuat rencana interaksi.
3. Rencana interaksi
a. Siapkan rencana percakapan yang akan Anda lakukan pada saat berinteraksi dengan
pasien.
b. Tehnik komunikasi apa yang akan Anda ucapkan, kaitkan dengan tujuan Anda
melakukan interaksi dengan pasien. Hal ini berhubungan dengan tahapan interaksi
yang akan dilakukan.
c. Tehnik observasi apa yang perlu Anda lakukan selama berhubungan dengan pasien.
d. Apa langkah-langkah tindakan keperawatan yang akan Anda lakukan sesuaikan
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
b.Tahap perkenalan
Langkah selanjutnya setelah tahap pra
interaksi adalah tahap perkenalan yaitu
kegiatan yang dilakukan perawat pada
saat pertama kali bertemu atau kontak
dengan pasien. Hal-hal yang perlu dilakukan
pada tahap ini adalah: memberi salam;
mengevaluasi kondisi pasien; menyepakati
kontrak/pertemuanyangterkaitdengantopik
tindakan yang akan dilakukan, kesediaan
pasien untuk bercakap-cakap, tempat
bercakap-cakap, dan lama percakapan.
Selanjutnya coba Anda berikan contoh tahap
perkenalan! Dibawah ini merupakan contoh
tahap perkenalan, yaitu sebagai berikut:
Gambar : Berkomunikasi dengan Pasien
1. Memberi salam
a. Selamat pagi/siang/sore/malam atau sesuai dengan latar belakang sosial budaya
spiritual pasien, disertai dengan mengulurkan tangan.
b. Untuk jabatan tangan. Pasien gangguan jiwa mungkin tidak menjawab salam dan
uluran tangan Anda.
c. Memperkenalkan diri perawat “Nama saya Budiono, saya senang dipanggil Budi.”
d. Menanyakan nama pasien ”Nama bapak/Bpk/Ibu/saudara siapa? Apa panggilan
kesenangannya?” (Misalkan pasien senang dipanggil Tuti).
2. Mengevaluasi kondisi pasien
a. ”Bagaimana perasaan Tuti saat ini?” atau
b. ”Apa keluhan Tuti?”
3. Menyepakati kontrak/pertemuan.
Kesepakatantentangpertemuanterkaitdengantopiktindakanyangakandilakukanserta
kesediaan pasien untuk bercakap-cakap, tempat bercakap-cakap, lama percakapan.
a. Topik/tindakan/kegiatan yang akan dilakukan
Untuk menanyakan kesediaan pasien:
• “Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang ...” (sesuaikan dengan keluhan
atau perasaan pasien saat ini).
Jika pasien tampak ragu perawat dapat menambahkan:
• “Saya akan membantu ... (nama pasien) untuk menyelesaikan masalah yang ...
hadapi.”
• “Kita akan bersama-sama menyelesaikan masalah yang ... hadapi.”
Pada umumnya fokus percakapan awal adalah pengkajian keluhan utama. Kemudian
hal-hal yang berkaitan dengan keluhan utama.
b. Tempat
• “Di mana kita duduk?”
• ”Bagaimana kalau kita duduk di sana?”(sebutkan)
• “Ayo kita duduk di sana! “(sebutkan)
11. 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Gambar : Bercakap-cakap dengan pasien
c. Waktu
• ”Mau berapa lama kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau 10 menit?”
• Kemudian lanjutkan pada tahap kerja yaitu pengkajian lanjut (fokus) pada keluhan
utama disertai tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang dialami pasien.
3. Komunikasi terapeutik pada pertemuan kedua dan seterusnya
Tahap orientasi dilakukan pada awal pertemuan kedua dan seterusnya. Tujuan tahap
orientasi adalah mengevaluasi kondisi pasien, memvalidasi kemampuan pasien sesuai
tindakan yang lalu dan menyepakati rencana tindakan pada pertemuan saat ini.
1. Memberi salam
a. “Selamat pagi/siang/sore/malam Tuti.”
2. Memvalidasi dan mengevaluasi keadaan pasien
a. ”Bagaimana perasaan Tuti hari ini?atau Coba Tuti ceritakan perasaannya hari ini!”
b. ”Adakah hal yang terjadi selama kita tidak bertemu? Coba ceritakan.”
c. “Apakah masih ada........(tanda dan gejala yang ditemukan pada pertemuan
sebelumnya)
d. “Apakah Tuti sudah coba cara-cara yang telah kita bicarakan kemarin” (sebutkan
cara yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya).
3. Menyepakati kontrak/pertemuan
Setiap berinteraksi dengan pasien kaitkan dengan kontrak pada pertemuan sebelumnya.
a. Topik/tindakan/kegiatan
• “Sesuai dengan janji kita yang lalu kita akan bertemu hari ini jam …..” (sebutkan
sesuai perjanjian). atau
• ”Tuti masih ingat apa yang akan kita bicarakan/lakukan sekarang?” atau
• ”Bagaimana kalau sekarang kita latihan ...” (sebutkan sesuai rencana).
b. Tempat
• “Mau duduk di mana? Bagaimana kalau di sana?”
c. Waktu
• ”Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?”
a. Tahap Orientasi
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Tahap kerja merupakan inti hubungan perawat pasien yang terkait erat dengan pelaksanaan
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.
Contoh komunikasi untuk tindakan melatih mengontrol halusinasi:
1. ”Ada beberapa cara untuk mencegah suara-suara agar tidak mengganggu Tuti. Salah
satu adalah menghardik atau tidak memperdulikan suara-suara itu, caranya katakan:
pergi!, jangan ganggu saya!, saya tidak mau dengar!”.
2. Coba Tuti lakukan. (Jika pasien dapat melakukan berikan pujian). “Bagus, Tuti sudah
dapat melakukannya. Coba ulangi lagi!”
3. “Bagus sekali!”
b. Tahap Kerja
Tahap terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan pasien. Terminasi
dibagi dua yaitu: terminasi sementara dan terminasi akhir.
1. Terminasi sementara
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan pasien. Saat terminasi
sementara perawat akan bertemu lagi dengan pasien pada waktu yang telah ditentukan,
misalnya: satu atau dua hari berikutnya. Pada terminasi perawat melakukan evaluasi
terhadap hasil tindakan yang telah dilakukan pada tahap kerja berupa evaluasi subyektif
dan obyektif, memberikan anjuran pada pasien untuk melakukan kegiatan yang telah
dilatih (rencana kegiatan) terhadap tindakan yang telah dilakukan dan membuat perjanjian
(kontrak) untuk pertemuan berikutnya.
Contoh komunikasi:
a. Evaluasi hasil
1. Evaluasi subyektif:
• ”Bagaimana perasaan Tuti setelah latihan ini?”
2. Evaluasi obyektif:
• ”Coba Tuti sebutkan hal-hal yang sudah kita bicarakan tadi!”
• ”Tuti tadi telah bagus melakukannya.”
b. Tindak lanjut
• “Bagaimana kalau mulai saat ini Tuti coba lakukan cara tadi untuk mencegah
suara-suara.”
• “Tuti mau coba latih? Berapa kali per hari? Kita buatkan jadwalnya?” (Buat jadwal
harian pasien untuk latihan dan melakukannya pada saat suara-suara datang).
c. Kontrak yang akan datang
1. Waktu:
• “Kapan kita bertemu lagi?”
• ”Bagaimana kalau dua hari lagi?”
2. Topik:
• ”Apa saja yang akan kita bicarakan nanti?”
• ”Bagaimana kalau kita bicara tentang cara lain untuk mencegah suara-suara?”
3. Tempat:
• “Kita akan bertemu di sini lagi. Sampai jumpa.”
b. Tahap Terminasi
13. 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
2. Terminasi akhir
Terminasiakhirterjadijikapasiendankeluarganyatelahmampumenyelesaikanmasalahnya.
Contoh komunikasi:
a. Evaluasi hasil
1. Evaluasi subyektif:
• “Bagaimana perasaan Tuti setelah kita bercakap-cakap beberapa kali.”
2. Evaluasi obyektif:
• “Coba sebutkan apa saja yang telah Tuti dapatkan selama saya berkunjung ke
rumah Tuti?”
• “Saya melihat Tuti sudah dapat melakukan ………” (sebutkan sesuai hasil observasi
pada tiap diagnosa keperawatan).
b. Tindak lanjut
1. ”Apa rencana kegiatan Tuti selanjutnya?”
2. ”Apa yang perlu Tuti lakukan kalau suara-suara itu datang lagi ?”
3. ”Jadi jadwal yang telah kita buat, laksanakan terus ya!”
c. Eksplorasi perasaan
1. ”Saya akan datang sebulan sekali, tidak tiap minggu lagi . Bagaimana perasaan Tuti ?
Sudah siap kan ?”
d. Hal yang sama dengan 1, 2, dan 3 dilakukan pada keluarga.
4. Latihan 1:
Contoh komunikasi pada individu (fase orientasi, kerja, dan terminasi)
Orientasi/Perkenalan:
“Selamat pagi mbak… Perkenalkan saya perawat C, senang dipanggil C”.
“Nama mbak siapa? Oh… mbak S, senang dipanggil apa mbak?”
“Baiklah mbak S, saya perawat puskesmas M yang saat ini sedang melakukan tugas kunjungan
rumah”
“Tadi saya telah menemui ibunya, dan sekarang saya ingin bercakap-cakap dengan mbak S”
“Bagaimana perasaan mbak S saat ini?”
“O… mbak S merasa bosan… apa yang membuat mbak S merasa bosan?”
“Jadi… mbak S merasa bosan karena merasa tidak berarti. Bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang kemampuan yang mbak S miliki?”
“Dimana kita bisa bercakap-cakap?”
“Baik, berapa lama mbak S?”
“Bagaimana jika 20 menit?”
“Tujuan kita bercakap-cakap adalah agar mbak S dapat menilai kembali kemampuan yang
dimiliki selama ini dan kegiatan yang biasa mbak S lakukan, serta melatihnya kembali agar
bermakna”.
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
Kerja :
“Mbak S, coba sebutkan kemampuan apa saja yang mbak pernah miliki?”
“Bagus, apalagi?”
“Mari kita buat daftarnya ya…!”
“Kegiatan rumah tangga yang biasa mbak S lakukan?”
“Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring, … dst”.
“Wah, bagus sekali ada tujuh kemampuan dan kegiatan yang mbak S miliki”. “Nah, sekarang…
dari tujuh kemampuan/ kegiatan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah?
Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua, ….” (hingga tujuh kemampuan/ kegiatan
(misalnya ada lima yang masih dapat dilakukan).
“Bagus sekali, ternyata ada lima kegiatan yang masih dapat dikerjakan di rumah. Menurut
mbak S adakah bantuan yang diperlukan untuk mbak S melakukan kegiatan ini?”
“Iya, bagus sekali!”
“Mari kita lihat kembali daftar kegiatan yang telah kita buat tadi”
“Coba mbak S pilih yang mana yang akan dikerjakan sesuai kemampuan. Yang nomor satu…
main tenis. Wah, saat ini belum bisa dilakukan ya” Yang nomor dua merapikan tempat tidur,
bagaimana mbak S? Wah, tentu bisa dilakukan ya. Bagus sekali!”. “Baik… nomor tiga mencuci
piring, bisa ya? (dan seterusnya hingga kelimanya didiskusikan, misalnya akhirnya ada tiga
kegiatan yang dipilih untuk dikerjakan di rumah).
“Nah…dari ketiga kegiatan yang telah dipilih untuk dikerjakan di rumah… mana yang mau
dilatih hari ini?”
“ Baik, mari kita latihan merapikan tempat tidur. Tujuannya agar mbak S dapat meningkatkan
kemampuan dalam kegiatan merapikan tempat tidur. Dimana kamarnya?”
“Nah, kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan terlebih dahulu bantal dan
selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik”.
“Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas ya… Bagus! Sekarang bagian
kaki, tarik dan masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan,
dan letakkan di bagian atas/kepala. Mari kita lipat selimut. Nah, letakkan di bagian bawah/
kaki. “Bagus sekali, mbak S dapat mengikuti langkah-langkahnya”
15. 12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Terminasi:
“Bagaimana perasaan mbak S setelah latihan merapikan tempat tidur?”Apakah mbak S merasa
berguna?”
“Nah, sekarang coba ulangi kembali langkah-langkah merapikan tempat tidur!”
“Bagus sekali!”
“Sekarang kita masukkan dalam jadwal harian mbak S ya... Mau berapa kali sehari merapikan
tempat tidur? Bagus! Dua kali sehari… pagi-pagi bangun tidur, lalu setelah istirahat siang jam
4. Kalau sudah dikerjakan, beri tanda ya….”
“Nah, minggu depan saya akan datang kembali, kita latihan kemampuan yang kedua. Mau
jam berapa?, sama dengan sekarang?, baik, sampai jumpa….”
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Tugas
Mandiri
Selamat Anda telah menyelesaikan pembelajaran praktikum untuk materi komunikasi
terapeutikpadapasiendenganmasalahkeperawatanjiwa.Untukmeningkatkanpemahaman
Anda. Lakukanlah latihan strategi komunikasi terapeutik bersama teman Anda. Semoga
sukses selalu menyertai Anda
Berdasakan kasus di atas.
Buatlah strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik untuk kasus di atas pada pertemuan
pertama sampai dengan ke 4 untuk diagnosa kehilangan.
Kasus Fiktif
Tn B usia 42 tahun bekerja sebagai
Direktur pada perusahaan internasional.
Satu bulan yang lalu pasien di PHK karena
perusahaannya bangkrut. Hasil pengkajian
didapatkan data pasien tampak murung,
tidak mau makan apa yang disajikan. Pasien
menolak dikunjungi oleh keluarga maupun
temannya.
Menurut istrinya sejak di PHK pasien menjadi
pendiam, murung, tidak mau memulai
pembicaraan dan bila menjawab hanya
seperlunya, dan lebih banyak berdiam diri
dikamar. Penampilan pasien tampak tidak
rapih, berbau dan rambut acak-acakan.
Padahal selama ini pasien merupakan bapak
dan suami yang ceria. Pasien mengatakan ia
merasa menjadi orang yang tidak sempurna
dan mengatakan saya malu, orang yang tidak
berharga, tidak berguna dan merepotkan
semua orang. Pada saat interaksi pasien
banyak menunduk, kontak mata minimal
suara lirih dan pelan.
Tugas
17. 14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Kegiatan
Belajar 2
Asuhan Keperawatan dengan masalah
Psikososial
I. Deskripsi Singkat
Selamat berjumpa dengan kegiatan pembelajaran-2 praktika asuhan keperawatan jiwa. Pada
praktika ini Anda akan belajar asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi secara mandiri.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Anda mampu melakukan pengkajian hingga evaluasi
dan pendokumentasian asuhan keperawatan jiwa.
a. Melakukan pengkajian
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan jiwa
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Anda mampu:
Gambar : Menenangkan Pasien
Tujuan Pembelajaran Umum
II. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Khusus
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
Uraian
Materi
1. Pokok-pokok materi
a. Pengkajian asuhan keperawatan
b. Pendokumentasian asuhan keperawatan
2. Aktivitas/tugas
a. Membaca dan memahami kegiatan belajar.
b. Melakukan pengkajian
c. Medokumentasikan asuhan keperawatan jiwa
3. Alat dan bahan
a. Format pengkajian asuhan keperawatan jiwa
b. Format dokumentasi asuhan keperawatan jiwa
4. Langkah-langkah kegiatan
Keberhasilan memberikan asuhan keperawatan sangat bergantung dari kemampuan
Anda dalam melakukan pengkajian. Untuk mengingat kembali pemahaman Anda tentang
asuhan keperawatan pelajarilah materi dibawah ini.
Gambar : Asuhan Keperawatan
IV. Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan jiwa
19. 16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas
Langkah utama dan pertama yang Anda lakukan dalam memberikan asuhan keperawatan
adalah melakukan pengkajian. Pengkajian dapat Anda lakukan terhadap kasus fiktif. Pada
kasus fiktif Anda dapat melakukan role play dengan bermain peran. Anda dan teman Anda
akan berperan sebagai pasien dan perawat. Kemampuan ini akan sangat menentukan
keberhasilan Anda ketika melaksanakan praktek klinik di tananan klinik (rumah sakit
maupun masyarakat).
Berikut ini adalah cara melakukan pengkajian:
Ketika Anda pertama kali bertemu dengan pasien langkah pertama yang harus Anda
lakukan adalah anamnesa pasien yang meliputi :
• Tanyakan identitas (nama lengkap, tempat tanggal lahir dan umur, pendidikan, agama,
suku bangsa, alamat)
• Tanyakan status perkawinan dan, orang yang berarti untuk pasien.
• Tanyakan keluhan utama yang dialami pasien .
• Tanyakan riwayat kesehatan saat ini meliputi apakah saat ini sedang menderita sakit
tertentu.
• Tanyakan riwayat kesehatan yang lalu meliputi apakah pernah sakit sampai dirawat
dirumah sakit, jika pernah dirawat, tanyakan jenis sakitnya
Gambar : Praktek Klinik
2. Persepsidanharapan
Langkah selanjutnya setelah Anda
melakukan pengkajian mengenai
identitas pasien adalah mengkaji
persepsi dan harapan pasien dan
keluarga terkiat dengan sakit atau
keluhan yang dirasakan pasien. Berikut
contoh komunikasi terapeutik pada fase
kerja untuk mengetahui persepsi dan
harapan pasien.
“Coba Ibu/bapak ceritakan bagaimana
perasaan ibu tentang kondisi saat ini?”
“Ceritakan harapan ibu/bapak saat ini?”
Ceritakan persepsi keluarga terhadap
kondisi bapak/Ibu Anda saat ini dan apa
harapan keluarga dengan kondisibapak/
ibu yang sedang sakit saat ini?
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
3. Status mental
a. Observasi status mental pasien selama pasien dirawat dirumah sakit atau pada saat
pengkajian. (emosi pasien pada saat berinteraksi dengan tim kesehatan, keluarga
maupun lingkungan sekitar RS),
Gambar : Suasana Rumah Sakit
b. Tanyakan tentang konsep diri
1. Harga diri : bagaimana pasien menilai dirinya saat ini
• Contoh komunikasi: ”Bagaimana bapak/ibu menilai keadaan/kondisi saat ini”?
2. Ideal diri : bagaimana cita-cita pasien saat ini dan setelah sembuh atau pulang dari
rumah sakit
• Contoh komunikasi
• “ Ceritakan cita-cita bapak/ibu setelah sembuh dari sakit atau saat ini”
• “ Bagaimana ibu/bapak menilai diri ibu/bapak saat ini”
3. Gambaran Diri
• Contoh komunikasi ”ceritakan bagaimana bapak/ibu menilai keadaan bapak/
ibu kondisi saat ini dengan sakit yang diderita /kehilangan salah satu fungsi dari
tubuh.
4. Akutalisasi Diri
• Contoh komunikasi “Ceritakan apa yang akan dilakukan bapak/ibu setelah
sembuh dari sakit atau saat ini”
5. Peran
• Contoh komunikasi “Dengan sakit yang sedang bapak/ibu alami apakah peran
ibu/bapak terganggu baik sebagai kepala keluarga/ibu rumah tangga maupun
sebagai suami/istriCeritakan apa dengan kondisi saat ini peran bapak/ibu
terganggu?”
• Ceritakan apa dengan kondisi saat ini peran bapak/ibu terganggu?”
c. Pola Interaksi dan gaya komunikasi
Observasi pola interaksi dan gaya komunikasi pasien selama Anda melakukan interaksi
dengan pasien. Apakah pasien berbicara dengan suara yang pelan dan lirih, mendominasi
pembicaraan, lebih banyak diam dll. Bagaimana kontak mata pasien, saat berkomunikasi.
Pasien lebihbanyak menunduk, memandang kearah lain atau memainkan dan meremas
21. 18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
a. Observasi status mental pasien selama pasien dirawat dirumah sakit atau pada saat
4. Latar belakang status sosial budaya
5. Riwayat Keluarga
a. Pekerjaan
Tanyakan pekerjaan pasien saat ini. Apakah pekerjaan tersebut menyebabkan pasien sakit?
Apakah pekerjaan pasien menanggung biaya pengobatan pasien?
b. Hubungan sosial
• Tanyakan mengenai hubungan sosial pasien dengn lingkungan sekitar rumah, di
lingkungan rumah sakit atau dengan keluarga.
• Tanyakan dengan siapa pasien biasa bercerita atau siapa teman akrab pasien, dengan
siapa pasien biasa memecahkan masalah.
• Tanyakan pada pasien dan keluarga apakah sejak memiliki maslah terjadi perubahan
dalam begaul dengan orang lain.
c. Sosial budaya
Tanyakan mengenai apakah ada pengaruh sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan
pasien? Apakah pasien berpendapat bahwa sakitnya ini disebabkan karena diguna-gunai
orang
d. Gaya hidup
Tanyakan mengenai gaya hidup pasien. Kapan pasien beristirahat, apakah pasien memiliki
gaya hidup yang mempengaruhi kesehatannya.
a. Genogram
Tanyakan silsilah keluarga dan buatlah genogram keluarga.
Gambar : Gaya Hidup yang merusak Kesehatan
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
a. Masalah Keluarga dan Krisis
Tanyakan apakah sejak dirawat dirumah sakit /sakit ada timbul masalah dalam keluarga
bila ya masalahnya apa. Bagaimana keluarga menyelesaikannya.
b. Interaksi dalam Keluarga
Bagaimana interaksi keluarga sebelum pasien sakit dan saat ini bagaimana keluarga
mengatasinya.
5. Pemeriksaan fisik
a. Lakukanlah pemeriksaan fisik head to too( dari kepala hingga kaki).
b. Tanyakan kebiasaan klien seperti merokok, minum-minuman keras, tidur, eleminasi,
nutrisi dll
c. Tanyakan apakah pasien mengalami perubahan dalam kebiasaan
d. Tanyakan apa yang menyebabkannya dan tanyakan apa dampak perubahan tersebut
terhadap pasien.
Selamat Anda telah mempelajari cara melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah
psikososial untuk itu latihlah kemampuan Anda dengan baik dengan melakukan komunikasi
terapeutik pada fase kerja dibawah ini setelah itu latihanlah dengan teman Anda dan lanjutkan
dengan mengisi format pengkajian dibawah ini
Gambar : Interaksi Pasien dengan Keluarga
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
23. 20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Rangkuman
Komunikasi terapeutik dimulai dari fase orientasi, kerja dan terminasi. Keberhasilan asu-
han keperawatan ditentukan oleh kemampuan perawat dalam menerapkan komunikasi
terapeutik.
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam memberikan asuhan keperawatan.
Langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnosa keperawatan , melakukan intervensi
sesuai dengan rencana tindakan dan terakhir melakukan evaluasi dan dokumentasi.
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
Tn B 65 tahun pensiunan, suku Jawa datang ke poly klinik penyakit dalam dengan keluhan
tidak dapat tidur, tidak napsu makan tidak memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan
apapun. Pasien mengeluh lemas, seluruh badan seperti mati rasa.Pasien juga mengatakan
keluhan tersebut terjadi sejak minggu kematian istrinya 3 minggu yang lalu. Kebiasaan
pasien yang dilakukan pasien sebelum istrinya meninggal pagi setelah sholat subuh pasien
dan istrinya olah raga dengan mengelilinggi kompleks dan setiap hari Minggu, Rabu serta
Kamis pasien mengikuti pengajian yang diadakan di lingkungannya. Pasien aktif melakukan
kegiatan social di lingkungannya dengan menjadi ketua RT dan mengikuti kegiatan pos
yandu lansia. Aktifitas lain yang dilakukan dirumah adalah melakukan pekerjaan rumah
dan merawat tanaman. Tetapi sejak istrinya meninggal pasien hanya berdiam diri dirumah.
Pasien tidak merokok dan tidak memiliki riwayat alergi obat maupun memiliki kebiasaan
minum2an serta tidak memiliki pantangan terhadap makanan maupun persepsi yang salah
terhadap kesehatan. Pasien miliki 5 orang anak yang sudah menikah semuanya dan meiliki
masing2 dua cucu dari setiap anaknya. Pasien merasa istrinya masih hidup dan hanya pergi
untuk sementara waktu saja. Hasil observasi didapatkan data TD 130/80 Nadi 80 x/mnt,
pernapasan 20 kali permenit, TB 170 cm, BB 65 Kg. pasien tampak lesu, tidak bersemangat
dan tangan dingin. Pasien mengatakan sejak kematian istrinya dirinya merasa kesepian ,
tidak ada yang memperhatikan dan merasa sendidri dunia terasa hampa dan sebahagian
dari dirinya ikut pergi.
Berdasarkan kasus di atas:
1. Isilah format asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi
2. Lakukanlah dokumentasi keperawatan
Tugas
Mandiri
25. 22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Penutup
Selamat Anda telah mempelajari modul praktika ini, yang membahas tentang komunikasi
terapeutik dan asuhan keperawatan klien dengan masalah psikososial.
Penulis yakin Anda cukup memahami uraian materi yang diberikan dan dapat
mendemostrasikan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan baik serta dapat
memberikan asuhan keperawatan pada klien masalah psikososial pada pasisen dengan
ansietas, kehilangan dan gangguan citara tubuh.
Modul ini sangat berharga bagi Anda dalam menghadapi kasus-kasus gagguan jiwa yang
terjadi di lahan praktek maupun di kehidupan masyarakat.
Anda-anda pencinta dunia keperawatan, dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan
jiwa, penekanan terletak pengkajian. Selain itu, kemampuan Anda dalam melatih pasien
untuk membantu menyelesaikan masalah psikosiosial yang sedang dihadapi.
Dalam modul ini iberikan contoh latihan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik serta
diberikan latihan mandiri agar Anda mampu memberikan asuhan keperawatan.
Saya mengharapkan agar pemahaman ini diterapkan dalam kasus-kasus yang ada dengan
pendekatan masalah psikososial. Untuk mengukur kembali pemahaman modul ini jangan
lupa untuk mengikuti test akhir modul.
Terakhir, salam sejahtera buat semua teman sejawat yang ingin maju dan selamat buat
Anda yang telah menyelesaikan pembelajaran melalui modul ini.
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
Penutup
Selamat Anda telah mempelajari modul praktika ini, yang membahas tentang komunikasi
terapeutik dan asuhan keperawatan klien dengan masalah psikososial.
Penulis yakin Anda cukup memahami uraian materi yang diberikan dan dapat
mendemostrasikan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan baik serta dapat
memberikan asuhan keperawatan pada klien masalah psikososial pada pasisen dengan
ansietas, kehilangan dan gangguan citara tubuh.
Modul ini sangat berharga bagi Anda dalam menghadapi kasus-kasus gagguan jiwa yang
terjadi di lahan praktek maupun di kehidupan masyarakat.
Anda-anda pencinta dunia keperawatan, dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan
jiwa, penekanan terletak pengkajian. Selain itu, kemampuan Anda dalam melatih pasien
untuk membantu menyelesaikan masalah psikosiosial yang sedang dihadapi.
Dalam modul ini iberikan contoh latihan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik serta
diberikan latihan mandiri agar Anda mampu memberikan asuhan keperawatan.
Saya mengharapkan agar pemahaman ini diterapkan dalam kasus-kasus yang ada dengan
pendekatan masalah psikososial. Untuk mengukur kembali pemahaman modul ini jangan
lupa untuk mengikuti test akhir modul.
Terakhir, salam sejahtera buat semua teman sejawat yang ingin maju dan selamat buat
Anda yang telah menyelesaikan pembelajaran melalui modul ini.
27. 24
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Daftar
Pustaka
Keliat, B.A., dkk. 2005. Modul Basic Course Community Mental-Psychiatric Nursing. Jakarta:
Tidak diterbitkan
FIK UI & WHO, 2006. Modul Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa (MPKP), Jakarta:
Tidak diterbitkan
Ralph S.S., Rosenberg, M.C., Scroggins, L., Vassallo, B., Warren, J., 2005, Nursing Diagnoses :
Definitions & Classification, NANDA International, Philadelphia
Rawlins, R.P., Heacoch, P.E., 1993, Clinical Manual of Psychiatric Nursing, Mosby Year Book,
Toronto
Rawlins, R.P., Williams,S.R., Beck, C.M.,1993, Mental Health Psychiatric Nursing a Holistic Life
Cicle Approach, Mosby Year Book, London
Stuart, G.W., Laraia, M.T., 1998, Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 6th Edition,
Mosby, St. Louis
Stuat, G.W., Sundeen, S.J., 1998, Keperawatan Jiwa, Buku Saku, Terjemahan Hamid, A.S.,
Edisi 3, EGC, Jakarta
Stuart, Gall Wiscart and Sundeen, Sandra J. Pocket guide to psychiatric nursing
(2 nd. Ed) Mosby Year Book, St. Louis, baltimore. Boston
Chicago. London. Sydney. Toronto.
TIM Jiwa FIK UI. 1999. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Bagian Keperawatan Jiwa Komunitas FIK UI, tidak diterbitkan
Townsend, M.C. 1998. Diagnosis Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri: Pedoman untuk
Pembuatan Rincian Perawatan, Jakarta: EGC
28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
Daftar
Gambar
• https://pakiroel.files.wordpress.com/2012/10/standar.jpg
• http://rsdktlampung.com/wp-content/uploads/2014/09/DSC_0090.jpg
• https://rofiwida.wordpress.com/about/
• https://infusionnurse.files.wordpress.com/2012/04/4411268_l.jpg
• ht tp://w w w.urgentcaref loridakeys.com/wp-content /galler y/main-galler y/
floridakeysurgentcare_patients.jpg
• http://www.mamashealth.com/child/images/childeatyogurt2.jpg
29. 26
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015