SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 29
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
KEPERAWATAN ANAK I
Ningning, S
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
SEMESTER 5
MODUL
KEGIATAN BELAJAR I
MTBS 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Mata
Kuliah Manajemen Terpadu Balita Sakit.
Buku ini disusun sebagai referensi
dan bahan belajar untuk mahasiswa
program Pendidikan Jarak Jauh Program
D.III Keperawatan yang diselenggarakan
oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima
kasih atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
1
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pendahuluan
Pesertayangberbahagia,setelahmempelajari
berbagai penyakit beserta angka kejadian
dan penyebabnya pada belajar tatap muka
pertama maka pada modul ini selanjutnya
akan peserta pelajari tentang penetalaksaan
khususnya untuk bayi muda usia 0 hingga 2
bulan dan anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
melalui Manajemen Terpadau Balita Sakit
(MTBS).
MTBS merupakan suatu bentuk penglelolaan
balita yang mmengalami sakit yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan anak serta kualitas ksehatan
pada anak. Cara ini merupakan cara yang
efektif untuk menurunkan angka kesakaitan
dan kematian pada anak dan bayi, yang
biasanya salah satunya pelaksanaanya
di Puskesmas atau Polindes, bentuk
manajemen terpadu karena bentuk
pengelolaannya dilaksanakan bersama dan
penanganannya tidak terpisah-pisah yang
meliputi manajemen anak sakit, pemberian
nutrisi, pemberian imunisasi, pencegahan
penyakit serta pemberian tindak lanjut.
Model pengelolaannya meliputi 1) penilaian
tanda dan gejala, 2) membuat klasifikasi
dan tingkat kegawatannya, 3) menentukan
tindakan dan pengobatan, 5) memberikan
konseling, serta 6) memberikan pelayanan
tindak lanjut.
Gambar : Management balita
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Pada kegiatan belajar direncanakan membutuhkan waktu 2x60 menit, dengan demikian
diharapkan peserta dapat memanfaatkan waktu yang disediakan dengan mempelajari
terlebih dahulu dan membuat catatan-catatan tentang hal-hal yang perlu didiskusikan
pada belajar melalui tatap muka.
Berdasarkan tujuan pembelajaran maka materi yang akan dipelajari pada kegiatan belajar
1 ini adalah tentang Pengkajian pada anak maupun bayi dengan menggunakan pendekatan
Pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), perlu saudara ketahau bahwa belajar
MTBS ini bukan hanya harus dipahami tetapi saudara dituntut harus bisa mengidentifikasi
keluhan dan hasil pemeriksaan kedalam suatu klasifikasi penyakit sehingga tindakan
pengobatan sesuai dengan masalah yang dialami anak maupun bayi. Saudara harus paham
dan mengerti alur nya dari mulai pengkajian sampai pemberian konseling, maka saudara
perlu mengikuti langkah-langkah pada kegiatan belajar 1 yaitu :
a.	 Pahami cara anamnesa, terutama untuk menanyakan keluhan anak atau bayi.
b.	 Pelajari pengkajian yang diperlukan sesuai keluhan yang dikemukakan orangtua
c.	 Pahami cara melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan serta penilaian di 	
	bagan.
d.	 Buatlah rangkuman berdasarkan hasil pengkajian
e.	 Saudara coba diskusikan dengan teman-teman tentang hasil pengkajian dengan 	
	 mengelompokan dalam suatu tanda dan gejala.
f.	 Pelajari hasil identifikasi tanda dan gejala tersebut kepada suatu klasifikasi penyakit 	
	 dan tingkat kegawatannya
g.	 Pelajari dan pahami tindakan pengobatan yang akan diberikan terutama jika harus 	
	 di rujuk
h.	 Cobalah saudara ambil form tatalaksana di lapiran baik untuk anak maupun bayi.
i.	 Pelajari dan pahami form tersebut
j.	 Apabila peserta ada kesulitan maka peserta dapat menanyakan lagi pada instruktur.
Pada akhir belajar kegiatan 1 disediakan soal-soal untuk latihan dan hendaknya peserta
mengerjakan seluruh soal tersebut sehingga peserta dapat menilai sendiri terhadap
pemahaman dan penguasaan materi serta peserta dapat mengetahui bagian dari materi
yang belum benar-benar dipahami. Saudara juga diberikan tugas berupa kasus supaya
lebih paham lagi.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Petunjuk Belajar
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Setelah selesai mempelajari materi
pembelajaran yang diuraikan di dalam
modul ini diharapkan peserta dapat
memahami tentang Pengkajian pada anak
umur 2 bulan sampai 5 tahun dan pada
bayi muda kurang dari 2 bulan dengan
menggunakan Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS).
Kegiatan
Belajar 1
Pengkajian anak umur 2 bulan sampai 5 tahun
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Berdasarkan tujuan pembelajaran maka materi yang akan dipelajari pada kegiatan belajar
1 ini adalah tentang pengkajian anak umur 2 bulan sampai 5 tahun dan pengkajian bayi
muda kurang dari 2 bulan meliputi :
1. 	 Pengertian Majajemen Terpadu Balita Sakit
2.	 Penilaian tanda dan gejala
3.	 Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan
4.	 Penentuan dan tindakan pengobatan
5.	 Pemberian konseling
Dengan dijelaskan pokok bahasan maka dapat membantu mempermudah pemahaman
dan materi lebih terfokus..
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran MTBS pada anak umur 2 bulan sampai
5 tahun dan pada bayi muda kurang adri 2 bulan yang diuraikan di dalam modul ini
diharapkan peserta dapat :
1. 	 Menjelaskan pengertian Manajemen Terpadu Balita Sakit
2.	 Melaksanakan penialaian tanda dan gejala
3.	 Melaksanakan penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan
4.	 Melaksanakan penentuan dan tindakan dan pengobatan
5.	 Melaksanakan pemberian konseling
6. 	 Melaksanakan pemberian tindak lanjut
Gambar : bayi sakit batuk
Pokok-pokok Materi
Pengkajian bayi muda kurang dari 2 bulan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Uraian
Materi
b). Penilaian tanda dan gejala
Penilaian tanda dan gejala merupakan langkah
awal yang dilaksanakan dengan pengkajian
berdasarkan keluhan anak yang disampaikan
oleh orangtuanya, dengan keluhan tersebut
maka saudara dapat mengembangkan
pengkajian sesuai pedoman manajemen
Terpadu Balita Sakit, yang meliputi :
a). Pengertian Manajemen Terpadu Balita Sakit
Manajemen Terpadu Balita Sali atau MTBS yang dalam bahasa Inggris Integrated
management of Childhood Illnes (IMCI) adalah suatu manjemen melalui pendekatan
terintegrasi/terpadu dalam tatalaksanan balita sakit yang datang ke pelayanan kesehatan,
baik mengenai beberapa klasifikasi penayakit, status gizi dan status imunisasi maupun
penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang diberikan.
1. Pengkajian anak umur 2 bulan sampai 5 tahun
Pneumonia :
Keluhan utama : apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?
Riwayat kesehatan : Apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang? Apakah anak bisa
minum atau menyusu? Apakah selalu memuntahkan semuanya, apakah anak menderita
kejang?.
Pemeriksaan fisik : Kaji keasadaran anak apakah tidak sadar/letargi?,
Inspeksi : adakah tarikan dinding dada ke dalam?, hitung respirasi dalam satu menit, anak
mengalami pernafasan cepat jika 50 kali permenit atau lebih (anak usia 2 bulan -<12 bulan)
atau 40 kali permenit atau lebih (anak usia 12 bulan -<5 tahun) dan
Auskultasi : adakah stridor
Gambar : memeriksa tanda gejala bayi sakit
Diare :
Lakukan anamnesa, jika anak mengalami diare maka tanayakan sudah berapa lama dan
apakah ada darah dalam tinja?, Inspeksi : keadaan umum anak , apakah letargi atau tidak
sadar?, apakah gelisah rewel/mudah marah, apakah matanya cekung?, Palpasi : kaji turgor
kulit dengan cara mencubit kulit perut anak, turgor dinyatakan sangat lambat jika kembali
> 2 detik.
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Demam:
Lakukan anamnesa untuk menentuka apakah anak tinggal daerah yang terkena resiko
malaria atau pernah berkunjung ke luar wilayah > 2 minggu?, jika ya lakukan pemeriksaan
RDT, selanjutnya tanyakan sudah berpa lama demam, jika > 7 hari apakah demamnya setiap
hari? Pernahkah konsumsi obat malaria serta adakah anak mengalami campak dalam 3
bulan terakhir?, Inspeksi : adakah kaku kuduk?, adakah pilek, lihat kulit adanya tanda Campak
(ruam kemerahan pada seluruh kulit). Jika anak menderita campak kaji mulut untuk melihat
adakah luka. Kaji mata adalah nanah dan kekeruhan di kornea.
Demam berdarah dengue
Lakukan anamnesa apakah anak mengalami demam 2-7 hari? Apakah demam mendadak
tinggi? Adakah bintik merah di kulit atau perdarahan di gusi? Jika muntah adakh muntahan
warna kopi atau seperti darah?, tanyakan beraka apakah berwarna hitam, serta adakah
nyeri ulu hati?, Inspeksi : apakah anak tampak gelisah, perdarahan hidung/gusi, bintik
merah dikulit (petekie), jika ada sedikit tapi tidak ada tanda DBD mak lakukan uji tourniquet.
Palpasi : hitung nadi dalam satu menit dan kaji apakah lemah/tidak teraba?, apakah ujung
ekstremitas dingin?.
Masalah Telinga
Lakukan anamnesa apakah anak mengalami sakit pada telinga dan keluar cairan/nanah ?,
Palpasi : adakah pembengkakan dibelakang telinga disertai nyeri?
Masalah Status Gizi
lakukan pengukuran dengan meninbang berat badan dan tinggi badan dan menilai di grafik
sesuai jenis kelamin dan umur anak (lampiran), Inspeksi : apakah anak tampak kurus, Palpasi
: adakh pembengkakan di kaki?
Anemia.
Kaji adakah pucat di telapak tangan, sangat pucat atau agak pucat?
Memeriksa Status Imunisasi
Tanyakan pada ibu imunisasi yang sudah diberikan pada anaknya dan apakah anak
mendapat suplemen vitamin A pada bulan Pebruari dan Agustus?
Gambar : Pemberian imunisasi bayi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
c). Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan
Klasifikasi Pneumonia
Pada klasifikasi pneumonia ini dapat dikelompokkan menajdi klasifikasi pneumonia berat
atau penyakit sangat berat apabila adanya tanda bahaya umum, tarikan dinding dada ke
dalam dan adanya stridor. Ppneumonia apabila ditemukan tanda frekuensi napas yang
sangat cepat. Klasifikasi batuk bukan pneumonia apabila tidak ada pneumonia dan hanya
keluhan batuk.
Klasifikasi Dehidrasi
Pada diare diklasifikasikan menjadi diare dehidrasi berat apabila ada tanda dan gejala seperti
letargis atau tidak sadar, mata cekung, turgor kulit jelek sekali. Klasifikasi diare dehidrasi
ringan/sedang dengan tanda gelisah, rewel, mata cekung, haus, turgor jelek. Klasifikasi
diare tanpa dehidrasi apabila tidak cukup tanda adanya dehidrasi.
Klasifikasi Dehidrasi Persisten
Klasifikasi diare dikategorikan apabila diarenya sudah lebih dari 14 hari dengan
dikelompokkan menjadi diare persisten berat apabila ditemukan adanya tanda dehidrasi
berat dan diare persisten apabila tidak ditemukan adanya tanda dehidrasi.
Klasifikasi Disentri
Pada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare secara umum akan tetapi apabila
diarenya disertai dengan darah dalam tinja atau diarenya bercampur dengan darah.
Klasifikasi Risiko Malaria
Pada klasifikasi risiko malaria ini dikelompokkan menajdi risiko tinggi, rendah atau tanpa
risiko malaria dengan mengidentifikasi apakah daerahnya merupakan risiko terhadap
malaria ataukah pernah ke daerah yang berisiko, apabila terdapat hasil identifikasi maka
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
	
Gambar : nyamuk malaria
7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Klasifikasi dengan risiko tinggi terhadap malaria yang dikelompokkan lagi menjadi
klasifikasi penyakit berat dengan demam apabila ditemukan tanda bahaya dan disertai
dengan kaku kuduk dan klasifikasi malaria apabila adanya demam ditemukan suhu 37,5
derajat celcius atau lebih dan klasifikasi demam mungkin bukan malaria jika terdapat
demam dan suhu ≥ 37,5° C
Pada klasifikasi risiko rendah terhadap malaria klasifikasikan penyakit berat dengan
demam apabila ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk dan klasifikasi malria apabila
tidak ditemukan tanda demam atau campak, dan klasifikasi demam mungkin bukan
malaria apabila hanya ditemukan pilek atau adanya campak atau juga adanya penyebab
lain dari demam
Klasifikasi tanpa risiko malria diklasifikasikan menjadi penyakit berat dengan demam
apabila ditemukan tanda bahaya numum dan kaku kuduk serta klasifikasi demam bukan
malaria apabila tidak ditemukan tanda bahaya umum dan tidak ada kakuk kuduk.
Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak ini dikelompokkan menjadi campak dengan komplikasi berat
apabila ditemukan adanya tanda bahaya umum, terjadi kekeruhan pada kornea mata,
adanya luka pada daerah mulut yang dalam dan luas serta adanya tanda umum campak
seperti adanya ruam kemerahan dikulit yang menyeluruh, adanya batuk , pilek atau mata
merah. Klasifikasi campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila ditemukan
tanda bernanah serta luka dimulut dan klasifikasi campak apabila hanya tanda khas
campak yang tidak disertai tanda klasifikasi di atas.
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
Pada klasifikasi ini apabila terdapat demam yang kurang dari 7 hari, yang dikelompokkan
menjadi demam berdarah dengue (DBD) apabila ditemukan tanda seperti adanya bintik
perdarahan di kulit (petekie), adanya tanda syok seperti ekstermitas teraba dingin, nadi
lemah atau tidak teraba, muntah bercampur darah, perdarahan hidung atau gusi adanya
uji torniquet positif. Kemudian klasifikasi mungkin DBD apanila adanya tanda nyeri ulu
hati atau gelisah, bintik perdarahan bawah kulit dan uji torniquet negatif jika ada sedikit
petekie dan klasifikasi demam mungkin bukan DBD apabila tidak ada tanda seperti di atas
hanya demam.
Gambar : Bercak kulit bayi terkena campak
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
Klasifikasi Masalah Telinga
	 Pada klasifikasi masalah telinga ini diklasifikasikan dengan mastoiditis apabila
ditemukan adanya pembengkokan dan nyeri di belakang telinga, kemudian klasifikasi
infeksi telinga akut apabila adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan telah
terjadi kurang dari 14 hari serta adanya nyeri telinga. Klasifikasi infeksi telinga kronis apabila
ditemukan adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan terjadi 14 hari lebih dan
klasifikasi tidak ada infeksi telinga apabila tidak ditemukan gejala seperti di atas.
Klasifikasi Status Gizi
	 Pada penentuan klasifikasi gizi bagi menjadi klasifikasi sangat kurus dan/atau edema
apabila terdapat tanda BB/PB (TB) <-3SD dan bengkak pada kedua punggung kaki, untuk
klasifikasi kurus biasanya pada hasil pengukuran BB/PB (TB) ≥ -3SD sampai <-2SD dan
normal bila tidak ditemukan tanda kelainan gizi dan pengukuran BB/PB (TB) – 2SD sampai
+ 2SD.
Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia berat apabila ditemukan telapak tangan sangat pucat, klasifikasi
anemia apabila telapak tangan agak pucat dan tidak ditemukan pucat di telapak tangan
diklasifikasikan tidak anemia.
Dehidrasi
Padaklasifikasitindakandapatdikelompokkan
berdasarkan derajat dari dehidrasi,
apabila klasifikasinya dehidrasi berat maka
tindakannya berikan sesuai Rencana terapi C
(lampiran) dan tablet Zinc serta segera anak
dirujuk Pada diare dehidrasi ringan tindakan
beri cairan dan makanan sesuai Rencana
terapi B (lampiran) dan tablet Zinc. Klasifikasi
diare tanpa dehidrasi selain diberikan cairan
berikan Rencana terapai A (lampiran) dan
tablet Zinc
Gambar : Dehidrasi
d). Penentuan tindakan pengobatan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan tindakan dan pengobatan
setelah diklasifikasikan berdasarkan kelompok gejala yang ada.
Pneumonia
Tindakan yang dapat dilakukan pada maslah pneumonia dalam manajemen terpadau balita
sakit sebagai berikut apabila didaptkan pneumonia berat atau penyakit sangat berta maka
tindakan yang pertama adalah berikan dosis pertama antibiotika dan lakukan rujukan
segera. Apabila hanya ditemukan hasil klasifikasi pneumonia saja maka tindakannya adalah
sebagai berikut berikan antibiotika yang sesuai selama 5 hari, berikan pelega tenggorokan
dan pereda batuk, beri tahu ibu atau keluarga walaupun harus segera kembali ke petugas
kesehatan dan lakukan kunjungan ulang setelah 2 hari. Sedangkan apabila hasil klasifikasi
ditemukan batuk dan bukan pneumonia mak tindakan yang dilakukan adalah pemberian
pelega tenggorokkan atau pereda batuk yang aman, lakukan pemeriksaan lebih lanjut,
beri tahu kepada keluarga atau ibu kapan harus segera kembali ke petugas kesehatan dan
lakukan kunjungan ulang setelah 5 hari.
9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Klasifikasi Diare Persisten
Pada klasifikasi ini tindakan ditentukan oleh derajat dehidrasi, kemudian apabila ditemukan
adanya kolera maka pengobatan yang dapat dianjurkan adalah : pilihan pertama antibiotika
dan rujuk jika berat
Klasifikasi Risiko Malaria
Penanganan tindakan dan pengobatan pada klasifikasi risiko dapat ditentukan dari tingkat
klasifikasi, adapun tindakannya adalah jika berat maka berikan suntikan Artemeter dan
suntikan antibiotik, dosis pertama parasetamol dan rujuk segera. Pada klasifikasi malaria
diberikan obat parasetamol apabila terjadi demam tinggi (≥ 38,5 derajat celcius) dengan
ketentuan dosis dan Mencegah penurunan kadar gula darah
Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak dapat dilakukan tindakan sebagai berikut apabila campak dengan
komplikasi berat maka tindakannya adalah pemberian vitamin A. Antibiotik yang sesuai,
salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol apabila dijumpai kekeruhan pada kornea,
pemberian parasetamol apabila disertai demam tinggi (38,5 derajat celcius), kemudian
apabila campak disertai luka di mulut diberikan gentian violet dan apabila hanya campak
saja tidak ditemukan penyakit atau komplikasi lain maka tindakannya hanya diberikan
vitamin A.
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
Pada klasifikasi demam berdarah dengue tindakan yang dapat dilakukan anatara lain
apabila ditemukan syok maka segera beri cairan intra vena, pertahankan kadar gula darah,
apabila dijumpai demam tinggi maka berikan parasetamol dan berikan cairan atau oralit
apabila dilakukan rujukan selama perjalanan.
Klasifikasi Masalah Telinga
Tindakan dan pengobatan pada klasifikasi masalah telinga dapat dilakukan dengan berikan
dosis pertama antibiotika yang sesuai, parasetamol dapat dilakukan apabila terdapat
demam tinggi, apabila ada infeksi akut pada telinga seperti mastoiditis kronis maka
ditambah degan mengeringkan telinga dengan kain penyerap.
Klasifikasi Status Gizi
Pada klasifikasi sangat dan /atau edema dapat dilakukan tindakan pemberian vitamin A,
beri air gula bila diare berikan cairan ReSoMal, apabila anak kelihatan kurus maka anjurkan
makan untuk anak sehat maupun sakit dan kunjungan ulang 14 hari kemudian positif.
Gambar : Masalah telinga
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
Konseling Pemberian Makan pada Anak
1.	 Lakukan evaluasi tentang cara memberikan makan pada anak dengan menanyakan
cara meneteki anak, berapa kali sehari apakah pada malam hari juga menetek, kemudian
apakah anak mendapatkan makanan atau minuman lain, apabila anak berat badan
berdasarkan umur sangat rendah menanyakan berapa banyak makanan atau minuman
yang diberikan pada anak, apakah anak mendapat makanan tersendiri dan bagaimana
caranya, apakah selama sakit makanan diubah dan lain-lain.
2.	 Menganjurkan cara pemberian makanan pada ibu.
Gambar : penanganan tindakan lanjut
Konseling Pemberian Cairan Selama Sakit
Pada konseling ini khususnya setiap anak sakit dilakukan dengan cara menganjurkan ibu
agar memberikan ASI lebih sering dan lenih lama setiap meneteki serta meningkatkan
kebutuhan cairan .
Konseling Kunjungan Ulang
Pada pemberian konseling tentang kunjungan ulang yang harus dilakukan pada ibu
atau keluarga apabila ditemukan tanda-tanda dari klasifikasi berikut dalam waktu yang
ditentukan ibu harus segera ke petugas kesehatan. Pada klasifikasi Pneumonia, disentri,
malaria, demam berdarah campak atau demam lakukan kunjungan setelah 2 hari apabila
ada diare persisten, infeksi telinga, masalah pemberian makan maka kunjungan setelah
5 hari dan apabila ada anemia kunjungan dapat dilakukan setelah 4 minggu kemudian
apabila berat badan menurun kunjungannya adalah setelah 4 minggu.
f). Pemberian pelayanan tindak lanjut
Pneumonia
Pemberian tindak lanjut pada masalah pneumonia dilakukan sesudah 2 hari dengan
melakukan pemeriksaan tentang tanda adanya gejala pneumonia atau tanda bahaya
umum atau tarikan dinding dada kedalam maka berikan 1 dosis antibiotika pilihan kedua
atau suntikan kloramfenikol dan segera lakukan rujukan, namun apabila frekuensi napas
atau nafsu makan tidak menunjukkan perbaikan gantilah amtibiotika pilihan kedua,
kemudian apabila napas melambat atau nafsu makan membaik lanjutkan pemberian
antibiotika sampai dengan 5 hari.
11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Diare Persisten
Pada tindak lanjut masalah ini dilakukan sesudah 5 hari dengan cara mengevaluasi diare
apabila diare belum berhenti makan pelayanan tindak lanjut adalah memberikan obat
yang diperlukan dan apabila sudah berhenti maka anjurkan memberikan makan sesuai
dengan umur anak.
Disentri
Pelayanan tindak lanjut untuk disentri dilakukan sesudah 2 hari dengan mengevaluasi
tentang disentri apabila anak masih mengalami dehidrasi maka lakukan tindakan sesuai
dengan tindakan dehidrasi berdasarkan derajatnya akan tetapi apabila frekuensi berak,
jumlahdarahdalamtinjaataunafsumakantetapataumemburukmakagantilahantibiotika
oral pilihan kedua untuk shigela dan berikan selama 5 hari, kemudian apabila beraknya
berkurang, jumlah darah dalam tinja berkurang dan nafsu makan membaik maka lanjtkan
pemberian antibiotika yang sama hingga selesai.
Risiko Malaria
Pelayanan tindak lanjut pada risiko malaria dilakukan sesudah 2 hari, apabila demam
lagi dalam 14 hari dengan melakukan penilaian sebagai berikut apabila ditemukan tanda
bahaya umum atau kaku kuduk maka lakukan tindakan sesuai dengan protap yang ada,
apabila ada malaria merupakan penyebab demam maka periksakan sediaan darah,
apabila positif untuk falciparum atau ada infeksi campuran maka berikan anti malaria
oral pilihan kedua jika tetap demam lakukan rujukan, apabila positif untuk vivax berikan
klorokuin untuk 3 hari ditambah dengan primakuin ¼ tablet per hari selama 5 hari dan
apabila pemeriksaan negatif lakukan pemeriksaan lainnya.
Campak
Pelayanan tindak lanjut pada klasifikasi campak ini dilakuan sesudah 2 hari dengan
mengevaluasi atau memeperhatikan tentang gejala yang pernah dimilikinya, apabila mata
masih bernanah maka lakukan evaluasi kepada keluarga atau ibu dengan menjelaskan
cara mengobati infeksi mata jika sudah benar maka lakukan rujukan dan aoabila kurang
benar maka ajari dengan benar dan apabila sudah tidak bernanah akan tetapi tampak
merah maka lakukan pengobatan lanjutan, kemudian pada daerah mulut apabila masih
didapatkan luka dan baunya tercium busuk maka lakukan rujukan dan apabi;a keadaan
mulai membaik maka lanjutkan pengobatan dengan gentian violet 0,25% sampai 5 hari.
Demam Berdarah Dengue
Pada klasifikasi demam berdarah dengue pelayanan tindak lanjut dilakukan sesudah 2 hari
dengan melakukan evaluasi tanda dan gejala yang ada, apabila ditemukan tanda bahaya
umum dan adanya kaku kuduk maka lakukan tindakan sesuai dengan pedoman tindakan
pada penyakit demam berdarah dengan penyakit berat, akan tetapi apabila ditemukan
penyebab lain dari demam berdarah maka berikan pengobatan yang sesuai dan apabila
masih ada tanda demam berdarah maka lakukan tindakan sebagaimana tindakan demam
berdarah dan dalam waktu 7 hari masih ditemukan demam lakukan pemriksaan lebih
lanjut.
Masalah Telinga
Pada pelayanan tindak lanjut masala telinga ini dilakukan sesudah 5 hari dengan
mengevaluasi tanda dan gejala yang ada, apabila pada waktu kunjungan didapatkan
pembengkakan dan nyeri di belakang telinga dan demam tinggi maka segera lakukan
rujukan, dan apabila masih terdapat nyeri dan keluar cairan atau nanah maka lakukan
pengobatan antibiotika selama 5 hari dengan mengeringkan telinga apabila sudah
benar anjurkan tetap mempertahankan apabila masih kurang ajari tentang cara
mengeringkannya, kemudian apabila keadaan telinga sudah tidak timbul nyeri atau tidak
keluar ciran maka lanjutkan pengobatan atibiotika sampai habis.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
2. Pengkajian bayi muda kurang dari 2 bulan
a). Penilaian tanda dan gejala
Seperti pada penialaian anak umur 2 bulan sampai 5 tahun maka penilaian tanda dan
gejala pada bayi juga merupakan langkah awal yang dilaksanakan dengan pengkajian
berdasarkan keadaan bayi yang disampaikan oleh orangtuanya, dengan keluhan tersebut
maka saudara dapat mengembangkan pengkajian sesuai pedoman manajemen Terpadu
Balita Sakit, yang meliputi :
Kemungkinan penyakit berat atau infeksi bakteri
Lakukan anamnesa apakah kunjungan pertama atau kunjungan ulang?
Lakukan anamnesa apakah bayi mau minum atau memuntahkan semuanya, apakah
bayi mengalami kejang?, Periksa tanda vital : hitung respirasi, nadi dalam satu menit dan
ukur suhu axiler. Inspeksi : apakah bayi bergerak jika dirangsang?, apakah bayi tampak
merintih? adakah tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat, adakah pustul di kulit
dan nanah dimata? Apakah pusar kemerahan atau bernanah, kalau ada apakah meluas
sampai ke dinding perut.
Diare
Lakukan anamnesa untuk diare, jika bayi mengalami dare tanyakan sedah berapa lama
: kaji keadaan umum adakah letargi atau tidak sadar, gekisah/rewel? Inspeksi : apakah
mata bayi cekung?. Palpasi : Kaji turgor kulit, apakah lamabat atau sangat lambat?
Ikterus
Lakukan anamnesa apakah bayi kuning, jika ya pada usia berapa mengalami kuning?
Apakah warna tinja bayi pucat? Inspeksi : adakah kuning pada bayi, lihat sampai dibagian
tubuh manakah warna kuning tersebut?
Kemungkinan berat badan rendah dan/atau masalah pemberian ASI
Jika bayi tidak ada indikasi rujuka maka saudara tanyakan apakah dilakukan inisiasi
menyusu? Bisa menyusu? Adakah kesulitan diberi ASI, jika ya berapa kali dalam 24
jam? Apakah bayi diberi minuman/makanan selain ASI, jika ya berpa kali dalam 24 jam.
Lakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan?, Inspeksi : adakah luka atau bercak
putih dimulut, celah bibir?, Lakukan penilaian nutrisi : apakah bayi ASI 1 jam terakhir?
Dan apakah bayi menyusu dengan baik?, apakah posisi bayi benar, apakah bayi melekat
dengan baik dn dengar apakah menghisap dengan efektif.
b). Penentuan Klasifikasi dan tingkat Kegawatan
Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan ini digunakan untuk mentukan sejauh mana
tingkat kegawatan dari keadaan bayi berdasarkan tanda gejala, di bawah ini penentuan
klasifikasi dan tingkat kegawatan adalah sebagai berikut:
Klasifikasi penyakit sangat berat atau Infeksi Bakteri berat
Pada klasifikasi infeksi bakteri dapat diklasifikasikan menjadi infeksi bakteri
Infeksi local berat apabila ditemukan nanah pada daerah mata, tali pusat atau pada
umbilicus terjadi kemerahan yang meluas sampai ke kulit perut. Infeksi bacteri local
apabila ditemukan adanya nanah yang keluar dari mata akan, daerah tali pusat atau
umbilicus tampak kemerahan, pustul di kulit.
13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Klasifikasi Diare
Pada klasifikasi diare dapat dikelompokkan menjadi diare dehidrasi berat apabila terdapat
tanda letargi atau mengantuk atau tidak sadar, mata cekung serta turgor kulit jelek.
Klasifikasi diare dehidrasi sedang atau ringan apabila ditemukan tanda seperti gelisah atau
rewel, mata cekung serta turgor kulit jelek. Klasifikasi diare tanpa dehidrasi apabila hanya
ada salah satu tanda pada dehidrasi berat atau ringan.
Klasifikasi Iktrus
Klasifikasi ikterus berat apabila ditemukan adanya kuning pada hari pertama (<24 jam)
setelah lahir atau ditemukan pada umur lebih dari 14 hari atau tinja berwarna pucat serta
pada daerah telapak kaki dan tangan tampak kekuningan. Kemudian klasifikasi ikterus
apabila terdapat tanda dan gejala kuning pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari dan kuning
tidak sampai telapak tangan atau kaki dan klasifikasi tidak ada ikterus jika tidak ada tanda
kuning.
Klasifikasi Berat Badan Rendah atau Masalah Pemberian ASI
Pada klasifikasi ini diklasifikasikan menjadi berat badan rendah menurut umur atau
masalah pemberian ASI, apabila didapatkan berat badan rendah menurut umur, ada
kesulitan pemberian ASI, tidak menghisap dengan efektif dan terdapat luka bercak putih
di mulut. Berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI apabila tidak
terdapat tanda dan gejala seperti diatas.
Gambar : Bacteria
c). Penentuan tindakan pengobatan
Setelah dilakukan pengklasifikasian dari masing-masing katagori, maka langkah selanjutnya
adalah penentuan tindakan atau pengobatan dengan ketentuan sebagai berikut:
Infeksi bakteri berat
Tindakan atau pengobatn yang dapat dilakukan pada klasifikasi infeksi bakteri sistemik
adalah sebagai berikut: 1).Lakukan penanganan kejang apabila dijumpai adanya tanda
dan gejala kejang, 2) Lakukan penanganan gangguan pernafasan bila ada gangguan dalam
pernafasan, 3) Lakukan penanganan terhadap hipotermia apabila ditemukan tanda dan
gejala hipotermia, 4) Pertahankan kadar gula darah jangan sampai turun, 5) Berikan
dosis pertama antibiotic dengan melalui intramuscular, 6) Beri penjelasan ibu untuk
mempertahankan bayi agar tetap hangat, 7) Lakukan rujukan segera.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Infeksi Bakteri Lokal
Tindakan penanganan dan pengobatan pada infeksi bakteri local adalah sebagai berikut:
1) Lakukan pemberian antibiotic secara oral: pilihan pertama adalah amoxilin dan pilihan
kedua ampisilin, 2) Beri penjelasan pada ibu dan ajari tentang perawatan infeksi local,
3) Lakukan asusan dasar pada bayi muda, 4) Berikan penjelasan kapan sebaiknya untuk
dibawa ke petugas kesehatan, 5) Berikan penjelasan tentang kunjungan ulang setelah
hari kedua
Diare Dehidrasi Berat
Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah diare dengan dehidrasi berat
adalah sebagai berikut: 1) Tangani sesuai Rencana terapi C (lampiran), 2) ASI sebaiknya
tetap diberikan, 3)Pertahankan agar bayi dalam keadaan hangat dan kadar gula tidak
turun dan segera rujuk.
Diare Dehidrasi Ringan dan Sedang
Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah diare dengan dehidrasi ringan atau
sedang adalah sebagai berikut: 1) Tangani sesuai Rencana Terapi B (lampiran), 2) Berikan
ASI lebih sering dan lebih lama untuk setiap kali pemberian, 3) Berikan oralit, 4) cegah
agar gula darah tidak turun, 5) lakukan asuhan dasar bayi muda dan 5) rujuk segera
Diare Tanpa Dehidrasi
Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah diare tanpa dehidrasi dalah sebagai
berikut: 1) Tangani sesuai Rencana terapi A (lampiran), 2) lakukan asuhan dasar bayi
muda, 3) Nasehatai segra kembali 2 hari kemudian
Ikterus
Tindakan pengobatan untuk ikterus berat meliputi : 1) cegah agar gula darah tidak
turun, 2) anjurkan agar bayi tetap hangat selama perjalanan, 3) rujuk segera, sedangkan
jika hanya mengalami Ikterus saja tindakannya adalah : 1) lakukan asuhan dasar bayi
muda, 2) anjurkan lebih sering menyusui, 3) nasihati untuk kembali 2 hari kemudian, dan
apabila tidak ada ikterus tindakannya hanya diberikan asuhan dasar bayi muda.
Berat Badan Rendah dan atau Masalah Pemberian ASI
Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah berat badan rendah dan atau
masalah pemberian ASI dalam manajemen terpadu balita sakit adalah sebagai berikut:
1) Lakukan asuhan dasar bayi muda, 2) Ajarka kepada ibu cara memberikan ASI yang
benar, 3) Kurangi makanan atau minumam selain ASI, 4) jaga bayi tetap hangta, 5)
nasehati kunjungan ulang 2 hari kemudian untuk luka di mulut dan 14 hari kemudian
untuk masalah berat badan, 6) Lakukan rujukan.
Gambar : ikterus
15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
d). Pemberian konseling.
Pada pemberian konseling untuk manajemen terpadu pada balita sakit dapat meliputi
konseling terhadap cara pemberian obat oral di rumah, cara mengobati infeksi bakteri
local, mongobati infeksi mata, mengobati infeksi kulit (pusar), cara meningkatkan ASI,
cara meneteki, cara mencegah infeksi dan pemberian imunisasi, cara pemberian cairan,
menasehati kapan segera dibawa ke petugas kesehatan, menasehati kapan kunjungan
ulang, menasehati tentang kesehatan sendiri.
Konseling tentang Cara Pemberian Obat Oral di Rumah
Pada konseling ini diawali dengan menunjukan obat oral yang akan diberikan dan dosis
pemberiannya, kemudian jelaskan alasan pemberian, peragakan cara mengukur atau
membuat dosis.
Konseling tentang Cara Mengobati Infeksi Bakteri Lokal di Rumah
Pada konseling ini dilakukan dengan menjelaskan jenis infeksi bakteri pada bayi muda
diantaranya infeksi pada kulit atau pusar dan infeksi pada mata. Apabila bayi memiliki
infeksi mata cara konseling, jelaskan cara pengobatan pada mata. Apabila bayi memiliki
infeksi kulit atau pusar cara konseling, jelaskan cara pengobatan pada kulit atau pusar.
Konseling tentang Cara meningkatkan ASI
Pada monseling ini dilakukan dengan menjelaskan cara untuk meningkatkan ASI dengan
menyusui lebih sering. 	
Konseling tentang Cara Meneteki
Pada konseling ini dilakukan dengan menjelaskan cara untuk meneteki denganbaik dan
benar.
Konseling tentang Cara Mencegah infeksi dan Pemberian Imunisasi
Konseling yang harus dilakukan adalah dengan menjelaskan cara perawatan tali pusat
dengan hati-hati dan tepat, berikan imunisasi sesusai dengan jadwal, amati dan evaluasi
pemahaman ibu.
Konseling tentang Cara Meningkatkan Pemberian Cairan Selama Anak Sakit.
Pada konseling ini dilakukan dengan menjelaskan cara meningkatkan pemberian cairan
apabila bayi sakit jelaskan pada ibu tentang pemberian ASI, tingkatkan pemberian
cairan oralit, atau air matang, apabila bayi diare lakukan tindakan sesuai dengan derajat
dehidrasinya, amati dan evaluasi pemahaman ibu.
Gambar : ASI
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Tindak Lanjut Masalah Ikterus
Dalam pelaksanaan tindak lanjut pada masalah ini apabila didapatkan klasifikasi ikterus
maka lakukan tindakan dan pengobatan sesuai dengan rencana semula.
Gambar : pelayanan kesehatan
e). Pemberian Pelayanan dan Tindak
Lanjut
Tindakan Lanjut Masalah infeksi Bakteri Lokal
Tindak lanjut pada masalah infeksi bakteri
diawali dengan menilai ada tidaknya tanda
infeksi bakteri lokal, apabila ditemukan tanda
seperti nanah atau kemerahan menetap atau
bertambah parah maka lakukan rujukan
segera, apabila nanah atau kemerahan
membaik maka jelaskan dan anjurkan
pada ibu untuk menyelesaikan pemberian
antibiotik selama 5 hari dan meneruskan
pengobatan infeksi di rumah sampai 5 hari. .
Konseling tentang Kapan Segera Dibawa ke Petugas Kesehatan
Pada konseling ini dilakukan dengan menjelaskan kapan sebaiknya bayi dibawa ke petugas
kesehatan atau ke tempat pelayanan kesehatan dan evaluasi pemahaman ibu tentang
kapan sebaliknya dibawa ke petugas kesehatan
	
Konseling tentang Kapan Kunjungan Ulang
Pada konseling ini dilakukan dengan menjelaskan kapan sebaiknya bayi ibu kunjungan
ulang dengan cara menjelaskan kepada ibu apabila bayi ditemukan tanda-tanda bahaya.
	
Konseling tentang Kesehatan Sendiri pada Ibu
Pada konseling ini dilakukan dengan menjelaskan cara menjaga ibu tentang kesehatan
sendiri seperti apabila ibu sakit lakukan pengobatan atau perawatan pada ibu.
17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pengkajian dengan menggunakan pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
dibagai menjadi dua kelompok yaitu pengkajian untuk anak umur 2 bulan sampai 5
tahun dan pada bayi muda kurang dari 2 bulan. Pengkajian untuk anak usia 2 bulan
sampai 5 tahun terdiri dari penilaian tanda dan gejala, penentuan klasifikasi dan tingkat
kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan, pemberian konseling dan tindak
lanjut untuk masalah pneumonia, diare, demam malaria dan campak, DBD, status gizi,
memeriksa anemia, status immunisasi. Sedangkan pengkajian untuk bayi muda kurang
dari 2 bulan terdiri dari penilaian tanda dan gejala, penentuan klasifikasi dan tingkat
kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan, pemberian konseling dan tindak
lanjut untuk kemunkinan penyakit sangat berat/infeksi berat, diare, memeriksa ikterus
dan memeriksa kemungkinan berat badan renda dan/masalah pemberian ASI.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
Pada akhir belajar kegiatan 1 maka peserta akan diminta mengerjakan soal-soal sesuai
petunjuk. Setelah selesai mengerjakan maka peserta dapat melihat kunci jawaban untuk
memcocokan dengan hasil jawaban peserta kemudian melakukan penilaian dengan rumus
untuk mengetahui tingkat penguasaan materi, yaitu jumlah yang benar dibagi jumlah
soal kemudian dikalikan 100%, selanjutnya hasilnya cocokkan dengan pedoman sebagai
berikut :
A.	85-100
B.	75-84
C.	60-74
D.	56-59
E.	0-55
Jika tingkat pencapaian peserta mencapai 60% maka peserta dapat melanjutkan ke
kegiatan belajar 2. Apabila peserta belum berhasil menjawab 60 %, maka disarankan
untuk mempelajari kembali materi di kegiatan belajar 2 terutama untuk materi yang belum
benar-benar dipahami. Setelah selesai mempelajari ulang materi dan peserta merasa
sudah yakin paham maka peserta dapat mengerjakan kembali soal-soal tugas kegiatan
belajar 2. Semoga peserta dapat berhasil menyelesaikan soal-soal dan mendapatkan
60% atau lebih. Kalau peserta sudah berhasil menjawab soal dengan 60% maka peserta
dipersilahkan untuk melanjutkan ke kegiatan belajar 2.
Agar saudara mencapai tujuan belajar maka harap mengerjakan test dibawah ini.
Petunjuk :
1.	 Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda jawaban
A,B,C,D atau E
2.	 Bila terdapat pilihan :
A.	 Jika 1,2 dan 3 benar
B.	 Jika 1 dan 3 benar
C.	 Jika 2 dan 4 benar
D.	 Jika hanya 4 yang benar
E.	 Jika semua benar.
Test
Sumatif
Petunjuk pengisian soal
19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Data yang paling utama untuk menilai masalah penumonia adalah
1. Apakah bayi menderita batuk atau kesulitan bernafas
2 Auskultasi adanya stridor
3. Berapa jumlah respirasi dalam satu menit
4. Apakah anak tampk kurus
Dalam mendukung data untuk adanya masalah malaria pada anak maka perlu ditanyakan
pada ibu yang meliputi :
1. Lamanya demam dan demam terus menerus.
2. Riwayat berkunjung keluar wilayah > 2 minggu
3. Pemeriksaan RDT positif
4. Anak tidak pernah konsumsi obat apapun.
Data yang mendukung bahwa anak mengalami masalah status gizi dimana anak tampak
sangat kurus adlah ...
1. Anak tidak mau makan
2. BB/PB (TB) <-3SD
3. BB/PB (TB) -2SD sampai +2SD
4. Bengkak kedua punggung kaki.
Data yang mendukung klasifikasi DBD adalah...
1.	 Uji Tourniquet
2.	 Ujung ekstremitas dingin
3.	 Bintik merah dikulit
4.	 Nadi lemah/tidak teraba.
Pemberian vitamin A bisanya diberikan tiap 6 bulan sekali yaitu setiap bulan...
1.	Januari
2.	Pebruari
3.	Juli
4.	Agustus
Yang harus dikaji untuk kemungkinan penyakit berat/infeksi pada bayi muda kurang dari
2 bulan adalah..
1.	 Apakah bayi mengalami kejang
2.	 Adakah tarikan dinding dada
3.	 Adakah nanah di mata/pusar
4.	 Berat badan < 3000 gram
Pengkajian untuk disre yang paling akurat dengan menilai..
1.	 Apakah bayi pucat
2.	 Mata bayi cekung
3.	 Apakah bayi muntah
4.	 Turgor kulit lambat
1.
2.
Pertanyaan-pertanyaan.
3.
4.
5.
6.
7.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20 Gambar : Pengkajian tindakan keperawatan
Pengkajian untuk menilai masalah kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah
pemberian ASI adalah ...
1.	 Adakah luka/bercak putih dimulut dan celah bibir.
2.	 Apakah posisi bayi benar saat menyusu
3.	 Apakah bayi menghisap dengan efektif
4.	 Apakah bayi selalu muntah jika diberi ASI
Bayi termasuk klasifikasi ikterus jika pada pengkajian ditemukan...
1. Anamnesa menurut ibu timbul ikterus pada umur ≥ 24 jam sampai dengan ≤ 14 		
setelah lahir
2. Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki
3. Kuning tidak sampai telapak tangan dan kai
4. Riwayat kuning ≥ 14 hari setelah lahir.
Tindak lanjut untuk bayi yang mengalami ikterus adlah...
1. Cegah agar gula darah tidak turun
2. Nasehati kapan harus kembali
3. Menasehati menjaga bayi tetap hangat
4. Anjurkan untuk kunjungan ulang 2 hari kemudian
8.
9.
10.
Bagaimana hasil jawaban saudara setelah melihat Kunci Jawaban? Semoga saja semua
jawaban benar. Jika demikian, maka SELAMAT saudara telah berhasil mengerjakan soal-
soal tugas. Apabila belum berhasil menjawab dengan dengan mencapai 60% benar, maka
sebaiknya saudara pelajari kembali materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan
Belajar 1 terutama yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang belum saudara pahami.
Bila saudara sudah selesai mempelajari ulang materi pembelajaran tertentu terutama yang
masih belum benar-benar ANDA pahami sebelumnya, cobalah kerjakan kembali soal-soal
tugas Kegiatan Belajar 1. Semoga kali ini, saudara berhasil dapat menyelesaikan semua soal
tugas Kegiatan Belajar 1 dengan benar.
Bagaimana? Apabila memang ANDA telah berhasil menyelesaikan semua soal tugas dengan
benar atau setidak-tidaknya 60% dengan benar, maka saudara diperkenankan untuk
melanjutkan untuk mempelajari materi pembelajaran pada Kegiatan Belajar 2.
21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Gambar : bayi batuk
Sudara harus mengerjakan kasus yang saya berikan dengan mengisi di Form tatalaksanana
balita sakit umur 2 bulan-5 tahun dan form bayi muda < 2 bulan.
Kasus 1.
Seorang ibu membawa bayi laki-laki umur 45 hari ke Puskesmas karena bayi tidak mau
minum ASI Sejas 2 hari yang lalu bahkan memuntahkannya. Saat pengkajian berat badan
anak 3050 gram PB 54 cm, repirasi 64x/mnt, suhu tubuh 37,7C, pada pusar bayi tampak
kemerahan, bayi tampak menangis dan gelisah.
Kasus 2.
Seorang ibu membawa anak perempuan usia 2 tahun ke Puskesmas karena anak
mengalami batuk-batuk dan kadang sesak nafas terutama kalau kedinginan dan pilek. Hasil
pengkajian ditemukan berat badan 9 kg tinggi badan 85 cm, tampak cairan ingus keluar
dari hidung, frekwensi nafas 44x/mnt dan nefas cepat, anak tampak kesukaran bernafas
karena penumpukan sekret dihidung.
Tugas :
Isilah Form penilaian (lampiran) sesuai umur anak kemudian tuliskan dengan lenkap
klasifikasi penyakit, tindakan yang diberikan dan penatalaksanaan sebelum atau selama
perjalanan untuk dirujuk, dan pemberian konseling serta tindak lanjutnya, untuk 2 kasus
diatas. Laporan dikumpulkan minggu depan ke koordinator mata kuliah.
Tugas terstruktur
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
Pada tugas mandiri saudara akan diberikan sebagai bekal untuk praktik pengkajian
langsung baik pada anak maupun pada bayi. Saudara dapat mencari sumber dari buku
atau melalalui Internet, yaitu bagaimana langkah langkah pengkajian untuk pemeriksaan
kaku kuduk dan cara menilai tingkat keadaran.
Tugas
Mandiri
23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Acuan Pustaka
__________________(2008)ManajemenTerpaduBalitaSalit(MTBS),DeperatemenKesehatan
RI, Jakarta
Alimul, Azis, H (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan I. Salemba Medika. Jakarta
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
Selamat pada peserta ….Apabila memang saudara sudah berhasil menyelesaikan
semua soal dan tugas dengan benar atau setidak-tidaknya 60% dengan tepat
benar, dan mengerjakan tugas tersetruktur maka saudara diperkenankan untuk
melanjutkan kegiatan mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Modul
berikutnya.
SALAM HANGAT & SEMOGA BERHASIL
Penutup
25
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
KUNCI JAWABAN
A.Kegiatan belajar 1 :
1. A
2. A
3. C
4. E
5. C
6. A
7. C
8. A
9. B
10. C
DAFTAR LAMPIRAN
1.	 Penilaian, Klasifikasi dan tindakan pengobatan anak umur 2 bulan sampai 5 tahun
2.	 Penilaian, Klasifikasi dan tindakan pengobatan bayi muda kurang dari 2 bulan
3.	 Form tatalaksana balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun
4.	 Formulit bayi muda kurang dari 2 bulan
5.	 Form berat badan menurut panjang badan anak laki-laki usia 0-2 tahun.
6.	 Form berat badan menurut panjang badan anak perempuan usia 0-2 tahun
7.	 Form berat badan menurut panjang badan anak laki-laki usia 2 bulan sampai 5 tahun
8.	 Form berat badan menurut panjang badan anak laki-laki usia 2 bulan sampai 5 tahun
9.	 Berat badan menurut umur bayi muda laki-laki
10.	 Berat badan menurut umur bayi muda perempuan
11.	 Pemberian cairan tambahan untuk diare (Rencana Terapi A, Rencana Terapi B dan 		
	 Rencana Terapi C).
Istilah-istilah Penting
1.	Stridor
2.	Letargis
3.	 Turgor kulit
4.	Ikterus
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
Daftar
Gambar
http://www.slideworld.com/tempimages/slideworld_8b46_Pneumonia_zoom/
Slide1.jpg
http://essentialhealth.com/wp-content/uploads/2014/02/Coughing-baby.jpg
http://www.healthshare.health.nz/images/default-source/default-album/ba-
by-feet-photo.jpg?sfvrsn=2
http://circ.ahajournals.org/content/vol102/issue90001/images/large/
hc33t0076010.jpeg
http://2.bp.blogspot.com/-ynaZq0Mf8YI/U8U3L7VblpI/AAAAAAAABRA/c4HywdoZI-
fg/s1600/cara+mengatasi+diare+pada+bayi.jpg
http://2.bp.blogspot.com/-yVfKszCvrFc/UOTawE3XEPI/AAAAAAAAALc/JfAp-
G8aaCZw/s1600/Hyperthermia%2Brelated%2Bto%2BDengue%2BHemor-
rhagic%2BFever%2B%2528DHF%2529.jpg
http://merries.co.id/wp-content/uploads/2014/12/50.-6-Penyebab-Bayi-Bisa-Kehil-
angan-Pendengaran.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-6ei4W-Pom5s/UqG_f3qhjBI/AAAAAAAABtE/HzlsyQ-
DiXF0/s1600/Anak+Kecil+Sakit+Demam.jpg
http://www.blogcdn.com/slideshows/images/slides/997/910/S997910/l.jpg?1
http://2.bp.blogspot.com/-YyV_6v5wSWQ/UBlyL5cJXLI/AAAAAAAAAIY/6g4b-
z5MCxW0/s1600/IMG_4196_resize.JPG
http://i.huffpost.com/gen/1438859/images/o-MALARIA-facebook.jpg
http://balilombokindonesia.com/wp-content/uploads/Tanda-tanda-campak.jpg
http://f.tqn.com/y/pediatrics/1/W/W/k/117980508.jpg
http://intisari-online.com//media/images/13179_masalah_pendengaran_pada_
anak_1_pemicu.jpg
https://frenyrizq.files.wordpress.com/2012/10/bacteria_6.jpg
http://i1222.photobucket.com/albums/dd487/racoon81/Private/Bayi_Kuning.jpg
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Uwes Chaeruman
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
heri damanik
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Didik Nurkantoro
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Bunga AnanDjuean
 

Was ist angesagt? (20)

midwifery care
midwifery caremidwifery care
midwifery care
 
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
 
Prosedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan InfusProsedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan Infus
 
Pendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakatPendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakat
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan
 
prinsip prinsip legal praktik keperawatan
prinsip prinsip legal praktik keperawatanprinsip prinsip legal praktik keperawatan
prinsip prinsip legal praktik keperawatan
 
Makalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatanMakalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatan
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
 
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatanKb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
 
Mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Mtbs 2 bulan sampai 5 tahunMtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
 
Kb 4 proses keperawatan imunitas
Kb 4 proses keperawatan imunitasKb 4 proses keperawatan imunitas
Kb 4 proses keperawatan imunitas
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
 
Pembentukan Sikap (Attention dan performance)
Pembentukan Sikap (Attention dan performance)Pembentukan Sikap (Attention dan performance)
Pembentukan Sikap (Attention dan performance)
 

Andere mochten auch (8)

144 Penyakit Yang Tidak Boleh Dirujuk
144 Penyakit Yang Tidak Boleh Dirujuk144 Penyakit Yang Tidak Boleh Dirujuk
144 Penyakit Yang Tidak Boleh Dirujuk
 
KB 2 Manajemen Terpadu Balita Sakit / Manajemen Terpadu Bayi Muda
KB 2 Manajemen Terpadu Balita Sakit / Manajemen Terpadu Bayi MudaKB 2 Manajemen Terpadu Balita Sakit / Manajemen Terpadu Bayi Muda
KB 2 Manajemen Terpadu Balita Sakit / Manajemen Terpadu Bayi Muda
 
Modul 3 2 persiapan anak yang akan
Modul 3 2 persiapan anak yang akanModul 3 2 persiapan anak yang akan
Modul 3 2 persiapan anak yang akan
 
Modul 4 kb1 pengkajian mtbs
Modul 4 kb1 pengkajian mtbsModul 4 kb1 pengkajian mtbs
Modul 4 kb1 pengkajian mtbs
 
Modul 4 kb2 praktik pengkajian mtbs
Modul 4 kb2 praktik pengkajian mtbsModul 4 kb2 praktik pengkajian mtbs
Modul 4 kb2 praktik pengkajian mtbs
 
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahunKb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
 
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikanKb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan
 
144 penyakit yang tidak boleh di rujuk (Wajib dilayani di tingkat Pelayanan P...
144 penyakit yang tidak boleh di rujuk (Wajib dilayani di tingkat Pelayanan P...144 penyakit yang tidak boleh di rujuk (Wajib dilayani di tingkat Pelayanan P...
144 penyakit yang tidak boleh di rujuk (Wajib dilayani di tingkat Pelayanan P...
 

Ähnlich wie Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun

Ähnlich wie Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun (20)

Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahunKb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Kb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anakKb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anak
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
 
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Kb 3 family centered care
Kb 3 family centered careKb 3 family centered care
Kb 3 family centered care
 
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
 
Kb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic careKb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic care
 
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmModul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
 
Kb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangKb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembang
 
Modul 4 kb 2
Modul 4   kb 2Modul 4   kb 2
Modul 4 kb 2
 
Kb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembangKb2 konsep tumbuh kembang
Kb2 konsep tumbuh kembang
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 

Mehr von pjj_kemenkes

Mehr von pjj_kemenkes (20)

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 

Kürzlich hochgeladen

Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
YosuaNatanael1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
FARMAKOLOGI TBC. tugas kelompok farmasi klinis dan komunitas smk kesehatan ka...
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 

Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun

  • 1. Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 KEPERAWATAN ANAK I Ningning, S MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT SEMESTER 5 MODUL KEGIATAN BELAJAR I MTBS 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan i Kata Pengantar Tim Penyusun Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah dan karuniNyalah penyusun dapat menyelesaikan Modul Mata Kuliah Manajemen Terpadu Balita Sakit. Buku ini disusun sebagai referensi dan bahan belajar untuk mahasiswa program Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyusun mengucapkan terima kasih atas berbagai bantuan baik materiil maupun imateriil dari berbagai pihak atas keberhasilan penyusunan modul ini. Mudah-mudahan Modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadimediayangdapatmeningkatkan pemahaman dan kemampuan memberikan asuhan keperawatan jiwa bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan.
  • 3. 1 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Pendahuluan Pesertayangberbahagia,setelahmempelajari berbagai penyakit beserta angka kejadian dan penyebabnya pada belajar tatap muka pertama maka pada modul ini selanjutnya akan peserta pelajari tentang penetalaksaan khususnya untuk bayi muda usia 0 hingga 2 bulan dan anak usia 2 bulan sampai 5 tahun melalui Manajemen Terpadau Balita Sakit (MTBS). MTBS merupakan suatu bentuk penglelolaan balita yang mmengalami sakit yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak serta kualitas ksehatan pada anak. Cara ini merupakan cara yang efektif untuk menurunkan angka kesakaitan dan kematian pada anak dan bayi, yang biasanya salah satunya pelaksanaanya di Puskesmas atau Polindes, bentuk manajemen terpadu karena bentuk pengelolaannya dilaksanakan bersama dan penanganannya tidak terpisah-pisah yang meliputi manajemen anak sakit, pemberian nutrisi, pemberian imunisasi, pencegahan penyakit serta pemberian tindak lanjut. Model pengelolaannya meliputi 1) penilaian tanda dan gejala, 2) membuat klasifikasi dan tingkat kegawatannya, 3) menentukan tindakan dan pengobatan, 5) memberikan konseling, serta 6) memberikan pelayanan tindak lanjut. Gambar : Management balita
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Pada kegiatan belajar direncanakan membutuhkan waktu 2x60 menit, dengan demikian diharapkan peserta dapat memanfaatkan waktu yang disediakan dengan mempelajari terlebih dahulu dan membuat catatan-catatan tentang hal-hal yang perlu didiskusikan pada belajar melalui tatap muka. Berdasarkan tujuan pembelajaran maka materi yang akan dipelajari pada kegiatan belajar 1 ini adalah tentang Pengkajian pada anak maupun bayi dengan menggunakan pendekatan Pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), perlu saudara ketahau bahwa belajar MTBS ini bukan hanya harus dipahami tetapi saudara dituntut harus bisa mengidentifikasi keluhan dan hasil pemeriksaan kedalam suatu klasifikasi penyakit sehingga tindakan pengobatan sesuai dengan masalah yang dialami anak maupun bayi. Saudara harus paham dan mengerti alur nya dari mulai pengkajian sampai pemberian konseling, maka saudara perlu mengikuti langkah-langkah pada kegiatan belajar 1 yaitu : a. Pahami cara anamnesa, terutama untuk menanyakan keluhan anak atau bayi. b. Pelajari pengkajian yang diperlukan sesuai keluhan yang dikemukakan orangtua c. Pahami cara melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan serta penilaian di bagan. d. Buatlah rangkuman berdasarkan hasil pengkajian e. Saudara coba diskusikan dengan teman-teman tentang hasil pengkajian dengan mengelompokan dalam suatu tanda dan gejala. f. Pelajari hasil identifikasi tanda dan gejala tersebut kepada suatu klasifikasi penyakit dan tingkat kegawatannya g. Pelajari dan pahami tindakan pengobatan yang akan diberikan terutama jika harus di rujuk h. Cobalah saudara ambil form tatalaksana di lapiran baik untuk anak maupun bayi. i. Pelajari dan pahami form tersebut j. Apabila peserta ada kesulitan maka peserta dapat menanyakan lagi pada instruktur. Pada akhir belajar kegiatan 1 disediakan soal-soal untuk latihan dan hendaknya peserta mengerjakan seluruh soal tersebut sehingga peserta dapat menilai sendiri terhadap pemahaman dan penguasaan materi serta peserta dapat mengetahui bagian dari materi yang belum benar-benar dipahami. Saudara juga diberikan tugas berupa kasus supaya lebih paham lagi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. Petunjuk Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Selamat belajar, semoga berhasil
  • 5. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan di dalam modul ini diharapkan peserta dapat memahami tentang Pengkajian pada anak umur 2 bulan sampai 5 tahun dan pada bayi muda kurang dari 2 bulan dengan menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Kegiatan Belajar 1 Pengkajian anak umur 2 bulan sampai 5 tahun Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Berdasarkan tujuan pembelajaran maka materi yang akan dipelajari pada kegiatan belajar 1 ini adalah tentang pengkajian anak umur 2 bulan sampai 5 tahun dan pengkajian bayi muda kurang dari 2 bulan meliputi : 1. Pengertian Majajemen Terpadu Balita Sakit 2. Penilaian tanda dan gejala 3. Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan 4. Penentuan dan tindakan pengobatan 5. Pemberian konseling Dengan dijelaskan pokok bahasan maka dapat membantu mempermudah pemahaman dan materi lebih terfokus.. Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran MTBS pada anak umur 2 bulan sampai 5 tahun dan pada bayi muda kurang adri 2 bulan yang diuraikan di dalam modul ini diharapkan peserta dapat : 1. Menjelaskan pengertian Manajemen Terpadu Balita Sakit 2. Melaksanakan penialaian tanda dan gejala 3. Melaksanakan penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan 4. Melaksanakan penentuan dan tindakan dan pengobatan 5. Melaksanakan pemberian konseling 6. Melaksanakan pemberian tindak lanjut Gambar : bayi sakit batuk Pokok-pokok Materi Pengkajian bayi muda kurang dari 2 bulan
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Uraian Materi b). Penilaian tanda dan gejala Penilaian tanda dan gejala merupakan langkah awal yang dilaksanakan dengan pengkajian berdasarkan keluhan anak yang disampaikan oleh orangtuanya, dengan keluhan tersebut maka saudara dapat mengembangkan pengkajian sesuai pedoman manajemen Terpadu Balita Sakit, yang meliputi : a). Pengertian Manajemen Terpadu Balita Sakit Manajemen Terpadu Balita Sali atau MTBS yang dalam bahasa Inggris Integrated management of Childhood Illnes (IMCI) adalah suatu manjemen melalui pendekatan terintegrasi/terpadu dalam tatalaksanan balita sakit yang datang ke pelayanan kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi penayakit, status gizi dan status imunisasi maupun penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang diberikan. 1. Pengkajian anak umur 2 bulan sampai 5 tahun Pneumonia : Keluhan utama : apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas? Riwayat kesehatan : Apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang? Apakah anak bisa minum atau menyusu? Apakah selalu memuntahkan semuanya, apakah anak menderita kejang?. Pemeriksaan fisik : Kaji keasadaran anak apakah tidak sadar/letargi?, Inspeksi : adakah tarikan dinding dada ke dalam?, hitung respirasi dalam satu menit, anak mengalami pernafasan cepat jika 50 kali permenit atau lebih (anak usia 2 bulan -<12 bulan) atau 40 kali permenit atau lebih (anak usia 12 bulan -<5 tahun) dan Auskultasi : adakah stridor Gambar : memeriksa tanda gejala bayi sakit Diare : Lakukan anamnesa, jika anak mengalami diare maka tanayakan sudah berapa lama dan apakah ada darah dalam tinja?, Inspeksi : keadaan umum anak , apakah letargi atau tidak sadar?, apakah gelisah rewel/mudah marah, apakah matanya cekung?, Palpasi : kaji turgor kulit dengan cara mencubit kulit perut anak, turgor dinyatakan sangat lambat jika kembali > 2 detik.
  • 7. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Demam: Lakukan anamnesa untuk menentuka apakah anak tinggal daerah yang terkena resiko malaria atau pernah berkunjung ke luar wilayah > 2 minggu?, jika ya lakukan pemeriksaan RDT, selanjutnya tanyakan sudah berpa lama demam, jika > 7 hari apakah demamnya setiap hari? Pernahkah konsumsi obat malaria serta adakah anak mengalami campak dalam 3 bulan terakhir?, Inspeksi : adakah kaku kuduk?, adakah pilek, lihat kulit adanya tanda Campak (ruam kemerahan pada seluruh kulit). Jika anak menderita campak kaji mulut untuk melihat adakah luka. Kaji mata adalah nanah dan kekeruhan di kornea. Demam berdarah dengue Lakukan anamnesa apakah anak mengalami demam 2-7 hari? Apakah demam mendadak tinggi? Adakah bintik merah di kulit atau perdarahan di gusi? Jika muntah adakh muntahan warna kopi atau seperti darah?, tanyakan beraka apakah berwarna hitam, serta adakah nyeri ulu hati?, Inspeksi : apakah anak tampak gelisah, perdarahan hidung/gusi, bintik merah dikulit (petekie), jika ada sedikit tapi tidak ada tanda DBD mak lakukan uji tourniquet. Palpasi : hitung nadi dalam satu menit dan kaji apakah lemah/tidak teraba?, apakah ujung ekstremitas dingin?. Masalah Telinga Lakukan anamnesa apakah anak mengalami sakit pada telinga dan keluar cairan/nanah ?, Palpasi : adakah pembengkakan dibelakang telinga disertai nyeri? Masalah Status Gizi lakukan pengukuran dengan meninbang berat badan dan tinggi badan dan menilai di grafik sesuai jenis kelamin dan umur anak (lampiran), Inspeksi : apakah anak tampak kurus, Palpasi : adakh pembengkakan di kaki? Anemia. Kaji adakah pucat di telapak tangan, sangat pucat atau agak pucat? Memeriksa Status Imunisasi Tanyakan pada ibu imunisasi yang sudah diberikan pada anaknya dan apakah anak mendapat suplemen vitamin A pada bulan Pebruari dan Agustus? Gambar : Pemberian imunisasi bayi
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 c). Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan Klasifikasi Pneumonia Pada klasifikasi pneumonia ini dapat dikelompokkan menajdi klasifikasi pneumonia berat atau penyakit sangat berat apabila adanya tanda bahaya umum, tarikan dinding dada ke dalam dan adanya stridor. Ppneumonia apabila ditemukan tanda frekuensi napas yang sangat cepat. Klasifikasi batuk bukan pneumonia apabila tidak ada pneumonia dan hanya keluhan batuk. Klasifikasi Dehidrasi Pada diare diklasifikasikan menjadi diare dehidrasi berat apabila ada tanda dan gejala seperti letargis atau tidak sadar, mata cekung, turgor kulit jelek sekali. Klasifikasi diare dehidrasi ringan/sedang dengan tanda gelisah, rewel, mata cekung, haus, turgor jelek. Klasifikasi diare tanpa dehidrasi apabila tidak cukup tanda adanya dehidrasi. Klasifikasi Dehidrasi Persisten Klasifikasi diare dikategorikan apabila diarenya sudah lebih dari 14 hari dengan dikelompokkan menjadi diare persisten berat apabila ditemukan adanya tanda dehidrasi berat dan diare persisten apabila tidak ditemukan adanya tanda dehidrasi. Klasifikasi Disentri Pada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare secara umum akan tetapi apabila diarenya disertai dengan darah dalam tinja atau diarenya bercampur dengan darah. Klasifikasi Risiko Malaria Pada klasifikasi risiko malaria ini dikelompokkan menajdi risiko tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria dengan mengidentifikasi apakah daerahnya merupakan risiko terhadap malaria ataukah pernah ke daerah yang berisiko, apabila terdapat hasil identifikasi maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Gambar : nyamuk malaria
  • 9. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Klasifikasi dengan risiko tinggi terhadap malaria yang dikelompokkan lagi menjadi klasifikasi penyakit berat dengan demam apabila ditemukan tanda bahaya dan disertai dengan kaku kuduk dan klasifikasi malaria apabila adanya demam ditemukan suhu 37,5 derajat celcius atau lebih dan klasifikasi demam mungkin bukan malaria jika terdapat demam dan suhu ≥ 37,5° C Pada klasifikasi risiko rendah terhadap malaria klasifikasikan penyakit berat dengan demam apabila ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk dan klasifikasi malria apabila tidak ditemukan tanda demam atau campak, dan klasifikasi demam mungkin bukan malaria apabila hanya ditemukan pilek atau adanya campak atau juga adanya penyebab lain dari demam Klasifikasi tanpa risiko malria diklasifikasikan menjadi penyakit berat dengan demam apabila ditemukan tanda bahaya numum dan kaku kuduk serta klasifikasi demam bukan malaria apabila tidak ditemukan tanda bahaya umum dan tidak ada kakuk kuduk. Klasifikasi Campak Pada klasifikasi campak ini dikelompokkan menjadi campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan adanya tanda bahaya umum, terjadi kekeruhan pada kornea mata, adanya luka pada daerah mulut yang dalam dan luas serta adanya tanda umum campak seperti adanya ruam kemerahan dikulit yang menyeluruh, adanya batuk , pilek atau mata merah. Klasifikasi campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila ditemukan tanda bernanah serta luka dimulut dan klasifikasi campak apabila hanya tanda khas campak yang tidak disertai tanda klasifikasi di atas. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue Pada klasifikasi ini apabila terdapat demam yang kurang dari 7 hari, yang dikelompokkan menjadi demam berdarah dengue (DBD) apabila ditemukan tanda seperti adanya bintik perdarahan di kulit (petekie), adanya tanda syok seperti ekstermitas teraba dingin, nadi lemah atau tidak teraba, muntah bercampur darah, perdarahan hidung atau gusi adanya uji torniquet positif. Kemudian klasifikasi mungkin DBD apanila adanya tanda nyeri ulu hati atau gelisah, bintik perdarahan bawah kulit dan uji torniquet negatif jika ada sedikit petekie dan klasifikasi demam mungkin bukan DBD apabila tidak ada tanda seperti di atas hanya demam. Gambar : Bercak kulit bayi terkena campak
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 Klasifikasi Masalah Telinga Pada klasifikasi masalah telinga ini diklasifikasikan dengan mastoiditis apabila ditemukan adanya pembengkokan dan nyeri di belakang telinga, kemudian klasifikasi infeksi telinga akut apabila adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari serta adanya nyeri telinga. Klasifikasi infeksi telinga kronis apabila ditemukan adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan terjadi 14 hari lebih dan klasifikasi tidak ada infeksi telinga apabila tidak ditemukan gejala seperti di atas. Klasifikasi Status Gizi Pada penentuan klasifikasi gizi bagi menjadi klasifikasi sangat kurus dan/atau edema apabila terdapat tanda BB/PB (TB) <-3SD dan bengkak pada kedua punggung kaki, untuk klasifikasi kurus biasanya pada hasil pengukuran BB/PB (TB) ≥ -3SD sampai <-2SD dan normal bila tidak ditemukan tanda kelainan gizi dan pengukuran BB/PB (TB) – 2SD sampai + 2SD. Klasifikasi Anemia Klasifikasi anemia berat apabila ditemukan telapak tangan sangat pucat, klasifikasi anemia apabila telapak tangan agak pucat dan tidak ditemukan pucat di telapak tangan diklasifikasikan tidak anemia. Dehidrasi Padaklasifikasitindakandapatdikelompokkan berdasarkan derajat dari dehidrasi, apabila klasifikasinya dehidrasi berat maka tindakannya berikan sesuai Rencana terapi C (lampiran) dan tablet Zinc serta segera anak dirujuk Pada diare dehidrasi ringan tindakan beri cairan dan makanan sesuai Rencana terapi B (lampiran) dan tablet Zinc. Klasifikasi diare tanpa dehidrasi selain diberikan cairan berikan Rencana terapai A (lampiran) dan tablet Zinc Gambar : Dehidrasi d). Penentuan tindakan pengobatan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan tindakan dan pengobatan setelah diklasifikasikan berdasarkan kelompok gejala yang ada. Pneumonia Tindakan yang dapat dilakukan pada maslah pneumonia dalam manajemen terpadau balita sakit sebagai berikut apabila didaptkan pneumonia berat atau penyakit sangat berta maka tindakan yang pertama adalah berikan dosis pertama antibiotika dan lakukan rujukan segera. Apabila hanya ditemukan hasil klasifikasi pneumonia saja maka tindakannya adalah sebagai berikut berikan antibiotika yang sesuai selama 5 hari, berikan pelega tenggorokan dan pereda batuk, beri tahu ibu atau keluarga walaupun harus segera kembali ke petugas kesehatan dan lakukan kunjungan ulang setelah 2 hari. Sedangkan apabila hasil klasifikasi ditemukan batuk dan bukan pneumonia mak tindakan yang dilakukan adalah pemberian pelega tenggorokkan atau pereda batuk yang aman, lakukan pemeriksaan lebih lanjut, beri tahu kepada keluarga atau ibu kapan harus segera kembali ke petugas kesehatan dan lakukan kunjungan ulang setelah 5 hari.
  • 11. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Klasifikasi Diare Persisten Pada klasifikasi ini tindakan ditentukan oleh derajat dehidrasi, kemudian apabila ditemukan adanya kolera maka pengobatan yang dapat dianjurkan adalah : pilihan pertama antibiotika dan rujuk jika berat Klasifikasi Risiko Malaria Penanganan tindakan dan pengobatan pada klasifikasi risiko dapat ditentukan dari tingkat klasifikasi, adapun tindakannya adalah jika berat maka berikan suntikan Artemeter dan suntikan antibiotik, dosis pertama parasetamol dan rujuk segera. Pada klasifikasi malaria diberikan obat parasetamol apabila terjadi demam tinggi (≥ 38,5 derajat celcius) dengan ketentuan dosis dan Mencegah penurunan kadar gula darah Klasifikasi Campak Pada klasifikasi campak dapat dilakukan tindakan sebagai berikut apabila campak dengan komplikasi berat maka tindakannya adalah pemberian vitamin A. Antibiotik yang sesuai, salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol apabila dijumpai kekeruhan pada kornea, pemberian parasetamol apabila disertai demam tinggi (38,5 derajat celcius), kemudian apabila campak disertai luka di mulut diberikan gentian violet dan apabila hanya campak saja tidak ditemukan penyakit atau komplikasi lain maka tindakannya hanya diberikan vitamin A. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue Pada klasifikasi demam berdarah dengue tindakan yang dapat dilakukan anatara lain apabila ditemukan syok maka segera beri cairan intra vena, pertahankan kadar gula darah, apabila dijumpai demam tinggi maka berikan parasetamol dan berikan cairan atau oralit apabila dilakukan rujukan selama perjalanan. Klasifikasi Masalah Telinga Tindakan dan pengobatan pada klasifikasi masalah telinga dapat dilakukan dengan berikan dosis pertama antibiotika yang sesuai, parasetamol dapat dilakukan apabila terdapat demam tinggi, apabila ada infeksi akut pada telinga seperti mastoiditis kronis maka ditambah degan mengeringkan telinga dengan kain penyerap. Klasifikasi Status Gizi Pada klasifikasi sangat dan /atau edema dapat dilakukan tindakan pemberian vitamin A, beri air gula bila diare berikan cairan ReSoMal, apabila anak kelihatan kurus maka anjurkan makan untuk anak sehat maupun sakit dan kunjungan ulang 14 hari kemudian positif. Gambar : Masalah telinga
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 Konseling Pemberian Makan pada Anak 1. Lakukan evaluasi tentang cara memberikan makan pada anak dengan menanyakan cara meneteki anak, berapa kali sehari apakah pada malam hari juga menetek, kemudian apakah anak mendapatkan makanan atau minuman lain, apabila anak berat badan berdasarkan umur sangat rendah menanyakan berapa banyak makanan atau minuman yang diberikan pada anak, apakah anak mendapat makanan tersendiri dan bagaimana caranya, apakah selama sakit makanan diubah dan lain-lain. 2. Menganjurkan cara pemberian makanan pada ibu. Gambar : penanganan tindakan lanjut Konseling Pemberian Cairan Selama Sakit Pada konseling ini khususnya setiap anak sakit dilakukan dengan cara menganjurkan ibu agar memberikan ASI lebih sering dan lenih lama setiap meneteki serta meningkatkan kebutuhan cairan . Konseling Kunjungan Ulang Pada pemberian konseling tentang kunjungan ulang yang harus dilakukan pada ibu atau keluarga apabila ditemukan tanda-tanda dari klasifikasi berikut dalam waktu yang ditentukan ibu harus segera ke petugas kesehatan. Pada klasifikasi Pneumonia, disentri, malaria, demam berdarah campak atau demam lakukan kunjungan setelah 2 hari apabila ada diare persisten, infeksi telinga, masalah pemberian makan maka kunjungan setelah 5 hari dan apabila ada anemia kunjungan dapat dilakukan setelah 4 minggu kemudian apabila berat badan menurun kunjungannya adalah setelah 4 minggu. f). Pemberian pelayanan tindak lanjut Pneumonia Pemberian tindak lanjut pada masalah pneumonia dilakukan sesudah 2 hari dengan melakukan pemeriksaan tentang tanda adanya gejala pneumonia atau tanda bahaya umum atau tarikan dinding dada kedalam maka berikan 1 dosis antibiotika pilihan kedua atau suntikan kloramfenikol dan segera lakukan rujukan, namun apabila frekuensi napas atau nafsu makan tidak menunjukkan perbaikan gantilah amtibiotika pilihan kedua, kemudian apabila napas melambat atau nafsu makan membaik lanjutkan pemberian antibiotika sampai dengan 5 hari.
  • 13. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Diare Persisten Pada tindak lanjut masalah ini dilakukan sesudah 5 hari dengan cara mengevaluasi diare apabila diare belum berhenti makan pelayanan tindak lanjut adalah memberikan obat yang diperlukan dan apabila sudah berhenti maka anjurkan memberikan makan sesuai dengan umur anak. Disentri Pelayanan tindak lanjut untuk disentri dilakukan sesudah 2 hari dengan mengevaluasi tentang disentri apabila anak masih mengalami dehidrasi maka lakukan tindakan sesuai dengan tindakan dehidrasi berdasarkan derajatnya akan tetapi apabila frekuensi berak, jumlahdarahdalamtinjaataunafsumakantetapataumemburukmakagantilahantibiotika oral pilihan kedua untuk shigela dan berikan selama 5 hari, kemudian apabila beraknya berkurang, jumlah darah dalam tinja berkurang dan nafsu makan membaik maka lanjtkan pemberian antibiotika yang sama hingga selesai. Risiko Malaria Pelayanan tindak lanjut pada risiko malaria dilakukan sesudah 2 hari, apabila demam lagi dalam 14 hari dengan melakukan penilaian sebagai berikut apabila ditemukan tanda bahaya umum atau kaku kuduk maka lakukan tindakan sesuai dengan protap yang ada, apabila ada malaria merupakan penyebab demam maka periksakan sediaan darah, apabila positif untuk falciparum atau ada infeksi campuran maka berikan anti malaria oral pilihan kedua jika tetap demam lakukan rujukan, apabila positif untuk vivax berikan klorokuin untuk 3 hari ditambah dengan primakuin ¼ tablet per hari selama 5 hari dan apabila pemeriksaan negatif lakukan pemeriksaan lainnya. Campak Pelayanan tindak lanjut pada klasifikasi campak ini dilakuan sesudah 2 hari dengan mengevaluasi atau memeperhatikan tentang gejala yang pernah dimilikinya, apabila mata masih bernanah maka lakukan evaluasi kepada keluarga atau ibu dengan menjelaskan cara mengobati infeksi mata jika sudah benar maka lakukan rujukan dan aoabila kurang benar maka ajari dengan benar dan apabila sudah tidak bernanah akan tetapi tampak merah maka lakukan pengobatan lanjutan, kemudian pada daerah mulut apabila masih didapatkan luka dan baunya tercium busuk maka lakukan rujukan dan apabi;a keadaan mulai membaik maka lanjutkan pengobatan dengan gentian violet 0,25% sampai 5 hari. Demam Berdarah Dengue Pada klasifikasi demam berdarah dengue pelayanan tindak lanjut dilakukan sesudah 2 hari dengan melakukan evaluasi tanda dan gejala yang ada, apabila ditemukan tanda bahaya umum dan adanya kaku kuduk maka lakukan tindakan sesuai dengan pedoman tindakan pada penyakit demam berdarah dengan penyakit berat, akan tetapi apabila ditemukan penyebab lain dari demam berdarah maka berikan pengobatan yang sesuai dan apabila masih ada tanda demam berdarah maka lakukan tindakan sebagaimana tindakan demam berdarah dan dalam waktu 7 hari masih ditemukan demam lakukan pemriksaan lebih lanjut. Masalah Telinga Pada pelayanan tindak lanjut masala telinga ini dilakukan sesudah 5 hari dengan mengevaluasi tanda dan gejala yang ada, apabila pada waktu kunjungan didapatkan pembengkakan dan nyeri di belakang telinga dan demam tinggi maka segera lakukan rujukan, dan apabila masih terdapat nyeri dan keluar cairan atau nanah maka lakukan pengobatan antibiotika selama 5 hari dengan mengeringkan telinga apabila sudah benar anjurkan tetap mempertahankan apabila masih kurang ajari tentang cara mengeringkannya, kemudian apabila keadaan telinga sudah tidak timbul nyeri atau tidak keluar ciran maka lanjutkan pengobatan atibiotika sampai habis.
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 2. Pengkajian bayi muda kurang dari 2 bulan a). Penilaian tanda dan gejala Seperti pada penialaian anak umur 2 bulan sampai 5 tahun maka penilaian tanda dan gejala pada bayi juga merupakan langkah awal yang dilaksanakan dengan pengkajian berdasarkan keadaan bayi yang disampaikan oleh orangtuanya, dengan keluhan tersebut maka saudara dapat mengembangkan pengkajian sesuai pedoman manajemen Terpadu Balita Sakit, yang meliputi : Kemungkinan penyakit berat atau infeksi bakteri Lakukan anamnesa apakah kunjungan pertama atau kunjungan ulang? Lakukan anamnesa apakah bayi mau minum atau memuntahkan semuanya, apakah bayi mengalami kejang?, Periksa tanda vital : hitung respirasi, nadi dalam satu menit dan ukur suhu axiler. Inspeksi : apakah bayi bergerak jika dirangsang?, apakah bayi tampak merintih? adakah tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat, adakah pustul di kulit dan nanah dimata? Apakah pusar kemerahan atau bernanah, kalau ada apakah meluas sampai ke dinding perut. Diare Lakukan anamnesa untuk diare, jika bayi mengalami dare tanyakan sedah berapa lama : kaji keadaan umum adakah letargi atau tidak sadar, gekisah/rewel? Inspeksi : apakah mata bayi cekung?. Palpasi : Kaji turgor kulit, apakah lamabat atau sangat lambat? Ikterus Lakukan anamnesa apakah bayi kuning, jika ya pada usia berapa mengalami kuning? Apakah warna tinja bayi pucat? Inspeksi : adakah kuning pada bayi, lihat sampai dibagian tubuh manakah warna kuning tersebut? Kemungkinan berat badan rendah dan/atau masalah pemberian ASI Jika bayi tidak ada indikasi rujuka maka saudara tanyakan apakah dilakukan inisiasi menyusu? Bisa menyusu? Adakah kesulitan diberi ASI, jika ya berapa kali dalam 24 jam? Apakah bayi diberi minuman/makanan selain ASI, jika ya berpa kali dalam 24 jam. Lakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan?, Inspeksi : adakah luka atau bercak putih dimulut, celah bibir?, Lakukan penilaian nutrisi : apakah bayi ASI 1 jam terakhir? Dan apakah bayi menyusu dengan baik?, apakah posisi bayi benar, apakah bayi melekat dengan baik dn dengar apakah menghisap dengan efektif. b). Penentuan Klasifikasi dan tingkat Kegawatan Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan ini digunakan untuk mentukan sejauh mana tingkat kegawatan dari keadaan bayi berdasarkan tanda gejala, di bawah ini penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan adalah sebagai berikut: Klasifikasi penyakit sangat berat atau Infeksi Bakteri berat Pada klasifikasi infeksi bakteri dapat diklasifikasikan menjadi infeksi bakteri Infeksi local berat apabila ditemukan nanah pada daerah mata, tali pusat atau pada umbilicus terjadi kemerahan yang meluas sampai ke kulit perut. Infeksi bacteri local apabila ditemukan adanya nanah yang keluar dari mata akan, daerah tali pusat atau umbilicus tampak kemerahan, pustul di kulit.
  • 15. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Klasifikasi Diare Pada klasifikasi diare dapat dikelompokkan menjadi diare dehidrasi berat apabila terdapat tanda letargi atau mengantuk atau tidak sadar, mata cekung serta turgor kulit jelek. Klasifikasi diare dehidrasi sedang atau ringan apabila ditemukan tanda seperti gelisah atau rewel, mata cekung serta turgor kulit jelek. Klasifikasi diare tanpa dehidrasi apabila hanya ada salah satu tanda pada dehidrasi berat atau ringan. Klasifikasi Iktrus Klasifikasi ikterus berat apabila ditemukan adanya kuning pada hari pertama (<24 jam) setelah lahir atau ditemukan pada umur lebih dari 14 hari atau tinja berwarna pucat serta pada daerah telapak kaki dan tangan tampak kekuningan. Kemudian klasifikasi ikterus apabila terdapat tanda dan gejala kuning pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari dan kuning tidak sampai telapak tangan atau kaki dan klasifikasi tidak ada ikterus jika tidak ada tanda kuning. Klasifikasi Berat Badan Rendah atau Masalah Pemberian ASI Pada klasifikasi ini diklasifikasikan menjadi berat badan rendah menurut umur atau masalah pemberian ASI, apabila didapatkan berat badan rendah menurut umur, ada kesulitan pemberian ASI, tidak menghisap dengan efektif dan terdapat luka bercak putih di mulut. Berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI apabila tidak terdapat tanda dan gejala seperti diatas. Gambar : Bacteria c). Penentuan tindakan pengobatan Setelah dilakukan pengklasifikasian dari masing-masing katagori, maka langkah selanjutnya adalah penentuan tindakan atau pengobatan dengan ketentuan sebagai berikut: Infeksi bakteri berat Tindakan atau pengobatn yang dapat dilakukan pada klasifikasi infeksi bakteri sistemik adalah sebagai berikut: 1).Lakukan penanganan kejang apabila dijumpai adanya tanda dan gejala kejang, 2) Lakukan penanganan gangguan pernafasan bila ada gangguan dalam pernafasan, 3) Lakukan penanganan terhadap hipotermia apabila ditemukan tanda dan gejala hipotermia, 4) Pertahankan kadar gula darah jangan sampai turun, 5) Berikan dosis pertama antibiotic dengan melalui intramuscular, 6) Beri penjelasan ibu untuk mempertahankan bayi agar tetap hangat, 7) Lakukan rujukan segera.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 Infeksi Bakteri Lokal Tindakan penanganan dan pengobatan pada infeksi bakteri local adalah sebagai berikut: 1) Lakukan pemberian antibiotic secara oral: pilihan pertama adalah amoxilin dan pilihan kedua ampisilin, 2) Beri penjelasan pada ibu dan ajari tentang perawatan infeksi local, 3) Lakukan asusan dasar pada bayi muda, 4) Berikan penjelasan kapan sebaiknya untuk dibawa ke petugas kesehatan, 5) Berikan penjelasan tentang kunjungan ulang setelah hari kedua Diare Dehidrasi Berat Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah diare dengan dehidrasi berat adalah sebagai berikut: 1) Tangani sesuai Rencana terapi C (lampiran), 2) ASI sebaiknya tetap diberikan, 3)Pertahankan agar bayi dalam keadaan hangat dan kadar gula tidak turun dan segera rujuk. Diare Dehidrasi Ringan dan Sedang Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah diare dengan dehidrasi ringan atau sedang adalah sebagai berikut: 1) Tangani sesuai Rencana Terapi B (lampiran), 2) Berikan ASI lebih sering dan lebih lama untuk setiap kali pemberian, 3) Berikan oralit, 4) cegah agar gula darah tidak turun, 5) lakukan asuhan dasar bayi muda dan 5) rujuk segera Diare Tanpa Dehidrasi Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah diare tanpa dehidrasi dalah sebagai berikut: 1) Tangani sesuai Rencana terapi A (lampiran), 2) lakukan asuhan dasar bayi muda, 3) Nasehatai segra kembali 2 hari kemudian Ikterus Tindakan pengobatan untuk ikterus berat meliputi : 1) cegah agar gula darah tidak turun, 2) anjurkan agar bayi tetap hangat selama perjalanan, 3) rujuk segera, sedangkan jika hanya mengalami Ikterus saja tindakannya adalah : 1) lakukan asuhan dasar bayi muda, 2) anjurkan lebih sering menyusui, 3) nasihati untuk kembali 2 hari kemudian, dan apabila tidak ada ikterus tindakannya hanya diberikan asuhan dasar bayi muda. Berat Badan Rendah dan atau Masalah Pemberian ASI Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah berat badan rendah dan atau masalah pemberian ASI dalam manajemen terpadu balita sakit adalah sebagai berikut: 1) Lakukan asuhan dasar bayi muda, 2) Ajarka kepada ibu cara memberikan ASI yang benar, 3) Kurangi makanan atau minumam selain ASI, 4) jaga bayi tetap hangta, 5) nasehati kunjungan ulang 2 hari kemudian untuk luka di mulut dan 14 hari kemudian untuk masalah berat badan, 6) Lakukan rujukan. Gambar : ikterus
  • 17. 15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan d). Pemberian konseling. Pada pemberian konseling untuk manajemen terpadu pada balita sakit dapat meliputi konseling terhadap cara pemberian obat oral di rumah, cara mengobati infeksi bakteri local, mongobati infeksi mata, mengobati infeksi kulit (pusar), cara meningkatkan ASI, cara meneteki, cara mencegah infeksi dan pemberian imunisasi, cara pemberian cairan, menasehati kapan segera dibawa ke petugas kesehatan, menasehati kapan kunjungan ulang, menasehati tentang kesehatan sendiri. Konseling tentang Cara Pemberian Obat Oral di Rumah Pada konseling ini diawali dengan menunjukan obat oral yang akan diberikan dan dosis pemberiannya, kemudian jelaskan alasan pemberian, peragakan cara mengukur atau membuat dosis. Konseling tentang Cara Mengobati Infeksi Bakteri Lokal di Rumah Pada konseling ini dilakukan dengan menjelaskan jenis infeksi bakteri pada bayi muda diantaranya infeksi pada kulit atau pusar dan infeksi pada mata. Apabila bayi memiliki infeksi mata cara konseling, jelaskan cara pengobatan pada mata. Apabila bayi memiliki infeksi kulit atau pusar cara konseling, jelaskan cara pengobatan pada kulit atau pusar. Konseling tentang Cara meningkatkan ASI Pada monseling ini dilakukan dengan menjelaskan cara untuk meningkatkan ASI dengan menyusui lebih sering. Konseling tentang Cara Meneteki Pada konseling ini dilakukan dengan menjelaskan cara untuk meneteki denganbaik dan benar. Konseling tentang Cara Mencegah infeksi dan Pemberian Imunisasi Konseling yang harus dilakukan adalah dengan menjelaskan cara perawatan tali pusat dengan hati-hati dan tepat, berikan imunisasi sesusai dengan jadwal, amati dan evaluasi pemahaman ibu. Konseling tentang Cara Meningkatkan Pemberian Cairan Selama Anak Sakit. Pada konseling ini dilakukan dengan menjelaskan cara meningkatkan pemberian cairan apabila bayi sakit jelaskan pada ibu tentang pemberian ASI, tingkatkan pemberian cairan oralit, atau air matang, apabila bayi diare lakukan tindakan sesuai dengan derajat dehidrasinya, amati dan evaluasi pemahaman ibu. Gambar : ASI
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 Tindak Lanjut Masalah Ikterus Dalam pelaksanaan tindak lanjut pada masalah ini apabila didapatkan klasifikasi ikterus maka lakukan tindakan dan pengobatan sesuai dengan rencana semula. Gambar : pelayanan kesehatan e). Pemberian Pelayanan dan Tindak Lanjut Tindakan Lanjut Masalah infeksi Bakteri Lokal Tindak lanjut pada masalah infeksi bakteri diawali dengan menilai ada tidaknya tanda infeksi bakteri lokal, apabila ditemukan tanda seperti nanah atau kemerahan menetap atau bertambah parah maka lakukan rujukan segera, apabila nanah atau kemerahan membaik maka jelaskan dan anjurkan pada ibu untuk menyelesaikan pemberian antibiotik selama 5 hari dan meneruskan pengobatan infeksi di rumah sampai 5 hari. . Konseling tentang Kapan Segera Dibawa ke Petugas Kesehatan Pada konseling ini dilakukan dengan menjelaskan kapan sebaiknya bayi dibawa ke petugas kesehatan atau ke tempat pelayanan kesehatan dan evaluasi pemahaman ibu tentang kapan sebaliknya dibawa ke petugas kesehatan Konseling tentang Kapan Kunjungan Ulang Pada konseling ini dilakukan dengan menjelaskan kapan sebaiknya bayi ibu kunjungan ulang dengan cara menjelaskan kepada ibu apabila bayi ditemukan tanda-tanda bahaya. Konseling tentang Kesehatan Sendiri pada Ibu Pada konseling ini dilakukan dengan menjelaskan cara menjaga ibu tentang kesehatan sendiri seperti apabila ibu sakit lakukan pengobatan atau perawatan pada ibu.
  • 19. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Pengkajian dengan menggunakan pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dibagai menjadi dua kelompok yaitu pengkajian untuk anak umur 2 bulan sampai 5 tahun dan pada bayi muda kurang dari 2 bulan. Pengkajian untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun terdiri dari penilaian tanda dan gejala, penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan, pemberian konseling dan tindak lanjut untuk masalah pneumonia, diare, demam malaria dan campak, DBD, status gizi, memeriksa anemia, status immunisasi. Sedangkan pengkajian untuk bayi muda kurang dari 2 bulan terdiri dari penilaian tanda dan gejala, penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan, pemberian konseling dan tindak lanjut untuk kemunkinan penyakit sangat berat/infeksi berat, diare, memeriksa ikterus dan memeriksa kemungkinan berat badan renda dan/masalah pemberian ASI. Rangkuman
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 Pada akhir belajar kegiatan 1 maka peserta akan diminta mengerjakan soal-soal sesuai petunjuk. Setelah selesai mengerjakan maka peserta dapat melihat kunci jawaban untuk memcocokan dengan hasil jawaban peserta kemudian melakukan penilaian dengan rumus untuk mengetahui tingkat penguasaan materi, yaitu jumlah yang benar dibagi jumlah soal kemudian dikalikan 100%, selanjutnya hasilnya cocokkan dengan pedoman sebagai berikut : A. 85-100 B. 75-84 C. 60-74 D. 56-59 E. 0-55 Jika tingkat pencapaian peserta mencapai 60% maka peserta dapat melanjutkan ke kegiatan belajar 2. Apabila peserta belum berhasil menjawab 60 %, maka disarankan untuk mempelajari kembali materi di kegiatan belajar 2 terutama untuk materi yang belum benar-benar dipahami. Setelah selesai mempelajari ulang materi dan peserta merasa sudah yakin paham maka peserta dapat mengerjakan kembali soal-soal tugas kegiatan belajar 2. Semoga peserta dapat berhasil menyelesaikan soal-soal dan mendapatkan 60% atau lebih. Kalau peserta sudah berhasil menjawab soal dengan 60% maka peserta dipersilahkan untuk melanjutkan ke kegiatan belajar 2. Agar saudara mencapai tujuan belajar maka harap mengerjakan test dibawah ini. Petunjuk : 1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda jawaban A,B,C,D atau E 2. Bila terdapat pilihan : A. Jika 1,2 dan 3 benar B. Jika 1 dan 3 benar C. Jika 2 dan 4 benar D. Jika hanya 4 yang benar E. Jika semua benar. Test Sumatif Petunjuk pengisian soal
  • 21. 19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Data yang paling utama untuk menilai masalah penumonia adalah 1. Apakah bayi menderita batuk atau kesulitan bernafas 2 Auskultasi adanya stridor 3. Berapa jumlah respirasi dalam satu menit 4. Apakah anak tampk kurus Dalam mendukung data untuk adanya masalah malaria pada anak maka perlu ditanyakan pada ibu yang meliputi : 1. Lamanya demam dan demam terus menerus. 2. Riwayat berkunjung keluar wilayah > 2 minggu 3. Pemeriksaan RDT positif 4. Anak tidak pernah konsumsi obat apapun. Data yang mendukung bahwa anak mengalami masalah status gizi dimana anak tampak sangat kurus adlah ... 1. Anak tidak mau makan 2. BB/PB (TB) <-3SD 3. BB/PB (TB) -2SD sampai +2SD 4. Bengkak kedua punggung kaki. Data yang mendukung klasifikasi DBD adalah... 1. Uji Tourniquet 2. Ujung ekstremitas dingin 3. Bintik merah dikulit 4. Nadi lemah/tidak teraba. Pemberian vitamin A bisanya diberikan tiap 6 bulan sekali yaitu setiap bulan... 1. Januari 2. Pebruari 3. Juli 4. Agustus Yang harus dikaji untuk kemungkinan penyakit berat/infeksi pada bayi muda kurang dari 2 bulan adalah.. 1. Apakah bayi mengalami kejang 2. Adakah tarikan dinding dada 3. Adakah nanah di mata/pusar 4. Berat badan < 3000 gram Pengkajian untuk disre yang paling akurat dengan menilai.. 1. Apakah bayi pucat 2. Mata bayi cekung 3. Apakah bayi muntah 4. Turgor kulit lambat 1. 2. Pertanyaan-pertanyaan. 3. 4. 5. 6. 7.
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 Gambar : Pengkajian tindakan keperawatan Pengkajian untuk menilai masalah kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian ASI adalah ... 1. Adakah luka/bercak putih dimulut dan celah bibir. 2. Apakah posisi bayi benar saat menyusu 3. Apakah bayi menghisap dengan efektif 4. Apakah bayi selalu muntah jika diberi ASI Bayi termasuk klasifikasi ikterus jika pada pengkajian ditemukan... 1. Anamnesa menurut ibu timbul ikterus pada umur ≥ 24 jam sampai dengan ≤ 14 setelah lahir 2. Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki 3. Kuning tidak sampai telapak tangan dan kai 4. Riwayat kuning ≥ 14 hari setelah lahir. Tindak lanjut untuk bayi yang mengalami ikterus adlah... 1. Cegah agar gula darah tidak turun 2. Nasehati kapan harus kembali 3. Menasehati menjaga bayi tetap hangat 4. Anjurkan untuk kunjungan ulang 2 hari kemudian 8. 9. 10. Bagaimana hasil jawaban saudara setelah melihat Kunci Jawaban? Semoga saja semua jawaban benar. Jika demikian, maka SELAMAT saudara telah berhasil mengerjakan soal- soal tugas. Apabila belum berhasil menjawab dengan dengan mencapai 60% benar, maka sebaiknya saudara pelajari kembali materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar 1 terutama yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang belum saudara pahami. Bila saudara sudah selesai mempelajari ulang materi pembelajaran tertentu terutama yang masih belum benar-benar ANDA pahami sebelumnya, cobalah kerjakan kembali soal-soal tugas Kegiatan Belajar 1. Semoga kali ini, saudara berhasil dapat menyelesaikan semua soal tugas Kegiatan Belajar 1 dengan benar. Bagaimana? Apabila memang ANDA telah berhasil menyelesaikan semua soal tugas dengan benar atau setidak-tidaknya 60% dengan benar, maka saudara diperkenankan untuk melanjutkan untuk mempelajari materi pembelajaran pada Kegiatan Belajar 2.
  • 23. 21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Gambar : bayi batuk Sudara harus mengerjakan kasus yang saya berikan dengan mengisi di Form tatalaksanana balita sakit umur 2 bulan-5 tahun dan form bayi muda < 2 bulan. Kasus 1. Seorang ibu membawa bayi laki-laki umur 45 hari ke Puskesmas karena bayi tidak mau minum ASI Sejas 2 hari yang lalu bahkan memuntahkannya. Saat pengkajian berat badan anak 3050 gram PB 54 cm, repirasi 64x/mnt, suhu tubuh 37,7C, pada pusar bayi tampak kemerahan, bayi tampak menangis dan gelisah. Kasus 2. Seorang ibu membawa anak perempuan usia 2 tahun ke Puskesmas karena anak mengalami batuk-batuk dan kadang sesak nafas terutama kalau kedinginan dan pilek. Hasil pengkajian ditemukan berat badan 9 kg tinggi badan 85 cm, tampak cairan ingus keluar dari hidung, frekwensi nafas 44x/mnt dan nefas cepat, anak tampak kesukaran bernafas karena penumpukan sekret dihidung. Tugas : Isilah Form penilaian (lampiran) sesuai umur anak kemudian tuliskan dengan lenkap klasifikasi penyakit, tindakan yang diberikan dan penatalaksanaan sebelum atau selama perjalanan untuk dirujuk, dan pemberian konseling serta tindak lanjutnya, untuk 2 kasus diatas. Laporan dikumpulkan minggu depan ke koordinator mata kuliah. Tugas terstruktur
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 Pada tugas mandiri saudara akan diberikan sebagai bekal untuk praktik pengkajian langsung baik pada anak maupun pada bayi. Saudara dapat mencari sumber dari buku atau melalalui Internet, yaitu bagaimana langkah langkah pengkajian untuk pemeriksaan kaku kuduk dan cara menilai tingkat keadaran. Tugas Mandiri
  • 25. 23 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Acuan Pustaka __________________(2008)ManajemenTerpaduBalitaSalit(MTBS),DeperatemenKesehatan RI, Jakarta Alimul, Azis, H (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan I. Salemba Medika. Jakarta
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 Selamat pada peserta ….Apabila memang saudara sudah berhasil menyelesaikan semua soal dan tugas dengan benar atau setidak-tidaknya 60% dengan tepat benar, dan mengerjakan tugas tersetruktur maka saudara diperkenankan untuk melanjutkan kegiatan mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Modul berikutnya. SALAM HANGAT & SEMOGA BERHASIL Penutup
  • 27. 25 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan KUNCI JAWABAN A.Kegiatan belajar 1 : 1. A 2. A 3. C 4. E 5. C 6. A 7. C 8. A 9. B 10. C DAFTAR LAMPIRAN 1. Penilaian, Klasifikasi dan tindakan pengobatan anak umur 2 bulan sampai 5 tahun 2. Penilaian, Klasifikasi dan tindakan pengobatan bayi muda kurang dari 2 bulan 3. Form tatalaksana balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun 4. Formulit bayi muda kurang dari 2 bulan 5. Form berat badan menurut panjang badan anak laki-laki usia 0-2 tahun. 6. Form berat badan menurut panjang badan anak perempuan usia 0-2 tahun 7. Form berat badan menurut panjang badan anak laki-laki usia 2 bulan sampai 5 tahun 8. Form berat badan menurut panjang badan anak laki-laki usia 2 bulan sampai 5 tahun 9. Berat badan menurut umur bayi muda laki-laki 10. Berat badan menurut umur bayi muda perempuan 11. Pemberian cairan tambahan untuk diare (Rencana Terapi A, Rencana Terapi B dan Rencana Terapi C). Istilah-istilah Penting 1. Stridor 2. Letargis 3. Turgor kulit 4. Ikterus
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 Daftar Gambar http://www.slideworld.com/tempimages/slideworld_8b46_Pneumonia_zoom/ Slide1.jpg http://essentialhealth.com/wp-content/uploads/2014/02/Coughing-baby.jpg http://www.healthshare.health.nz/images/default-source/default-album/ba- by-feet-photo.jpg?sfvrsn=2 http://circ.ahajournals.org/content/vol102/issue90001/images/large/ hc33t0076010.jpeg http://2.bp.blogspot.com/-ynaZq0Mf8YI/U8U3L7VblpI/AAAAAAAABRA/c4HywdoZI- fg/s1600/cara+mengatasi+diare+pada+bayi.jpg http://2.bp.blogspot.com/-yVfKszCvrFc/UOTawE3XEPI/AAAAAAAAALc/JfAp- G8aaCZw/s1600/Hyperthermia%2Brelated%2Bto%2BDengue%2BHemor- rhagic%2BFever%2B%2528DHF%2529.jpg http://merries.co.id/wp-content/uploads/2014/12/50.-6-Penyebab-Bayi-Bisa-Kehil- angan-Pendengaran.jpg http://4.bp.blogspot.com/-6ei4W-Pom5s/UqG_f3qhjBI/AAAAAAAABtE/HzlsyQ- DiXF0/s1600/Anak+Kecil+Sakit+Demam.jpg http://www.blogcdn.com/slideshows/images/slides/997/910/S997910/l.jpg?1 http://2.bp.blogspot.com/-YyV_6v5wSWQ/UBlyL5cJXLI/AAAAAAAAAIY/6g4b- z5MCxW0/s1600/IMG_4196_resize.JPG http://i.huffpost.com/gen/1438859/images/o-MALARIA-facebook.jpg http://balilombokindonesia.com/wp-content/uploads/Tanda-tanda-campak.jpg http://f.tqn.com/y/pediatrics/1/W/W/k/117980508.jpg http://intisari-online.com//media/images/13179_masalah_pendengaran_pada_ anak_1_pemicu.jpg https://frenyrizq.files.wordpress.com/2012/10/bacteria_6.jpg http://i1222.photobucket.com/albums/dd487/racoon81/Private/Bayi_Kuning.jpg
  • 29. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015