1. Teks menjelaskan keajaiban numerologi dalam surah Ar-Rahman, di mana ayat "Maka Nikmat Tuhan Yang Manakah Yang Kamu Dustakan" terulang 31 kali sesuai dengan jumlah ayat surah. Terkait surah 31 (Lukman) dan surah 10 (Yunus) juga mengandung keajaiban.
2. Ada banyak keterkaitan antara Al-Quran dan matematika, seperti perhitungan jumlah ayat, kalender, zakat, dan shalat
1. 1
KEAJAIBAN NUMEROLOGI
SURAH AR-RAHMAN
Tahukah anda keajaiban dalam surah
Ar-rahman? Jika tidak yuk mari kita
baca materi ini yang akan mengupas
keajaiban itu.
Surah Ar-rahman adalah surah ke-55
dalam Al-qur’an dan termasuk juz
ke-28.
Surah Ar-rahman ()الرحمن
Ketika suatu hari saya
membaca surah Ar-rahman muncul
rasa penasaran saya dengan surah
tersebut yang berulang-ulang
menyebutkan ayat,
“ فباىءاالءربكماتكذبان ” yang artinya
“Maka Nikmat Tuhanmu Yang
Manakah Yang Kamu Dustakan”.
Lalu saya coba hitung-hitung
ada berapa banyak ayat tersebut
dalam surah Ar-rahman. Dan setelah
saya hitung-hitung ayat tersebut
ternyata bisa berulang kali terbaca,
hingga 31 kali banyaknya ayat
tersebut terbaca. Dalam ayat ke-13,
16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36,
38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57,
59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan
77.
Melihat angka dalam ayat
tersebut, saya mencoba mengulik
makna angka yang ada. Angka 31
yang menyatakan jumlah ayat dari
surah tersebut pun saya coba telusuri
dengan meihat surah 31 dalam Al-
quran dan ketemulah itu adalah surah
lukman. Dan saya melihat ayat ke 31
dalam surah lukman tersebut dan
ternyata, subhanallah…. Inilah yang
saya temukan!
“Tidaklah Engkau
Memperhatikan Bahwa
Sesungguhnya Kapal Itu Berlayar Di
Laut Dengan Nikmat Allah Agar Di
Perlihatkan-Nya Kepadamu
Sebagian Dari Tanda-tanda
(Kebesaran)-Nya. Sungguh Pada
yang Demkian Itu Terdapat Tanda-
tanda (Kebesaran)-Nya Bagi Setiap
Orang yang Sangat Sabar dan
Banyak Bersyukur.”
Ketika saya coba tangkap
maksud dari hubungan dua ayat
2. 2
tersebut, sebetulnya ada yang ingin
Allah tunjukkan kepada kita. Bahwa
bagaimana kapal bisa berlayar di laut
sesungguhnya adalah satu dari tanda
kebesaran Allah dengan bentuknya
yaitu berupa nikmat.
Dari sana Allah ingin
menunjukkan kepada kita, makhluk-
Nya, tentang nikmat dari-Nya. Coba
saja kita yang tidak punya perangkat
dalam tubuh kita untuk bisa berjalan
diatas air, ternyata kemudian mampu
melakukannya dengan perantara alat
yaitu sebuah kapal yang mengapung
diatas air.
Jika dikaitkan ke surah Ar-
rahman, jadi nikmat tuhan yang
mana yang akan kita dustakan?
Tanda-tanda kebesaran Allah yang
ada hanyalah bisa kita lihat, tidak
kita dustai, kita anggap sebagai
nikmat, jika termasuk dalam
golongan yang sabar dan banyak
bersyukur.
Yang saya tangkap, jika kita
semua mampu bersabar dan mudah
bersyukur akan apa yang Allah
berikan, Insya Allah akan kita
tangkap kebesaran Allah dan
menjadi rasa nikmat yang kita
rasakan. Terkadang , apa yang Allah
berikan saat mungkin berupa
kenikmatan, ujian, atau cobaan yang
sedang kita terima, bisa menjadi
bentuk kekaguman kita, kenikmatan
tiada tara bagi kita, jka kita bisa
melihatnya sebagai bentuk kebesaran
Allah.
Masih ada lagi nih, surah Ar-
rahman dalam Al-quran adalah surah
ke 55. Jika kita jumlahkan 5+5=10.
Dan cobalah kita buka surah ke -10
dalam Al-quran yaitu surah Yunus,
lalu bukalah ayat ke 10. Dan
subhanallah keajaiban itu ada lagi!
Doa mereka di dalamnya
ialah “Subhanakallahumma” “(Maha
Suci Engkau, Ya Tuhan Kami), dan
salam penghormatan mereka ialah,
“Salam” (Salam Sejahtera), dan
penutup doa mereka adalah
“Alhamdulilah Hirobbil
Alamin”,(Segala Puji Bagi Allah
Tuhan Seluruh Alam).
Dan siapakah yang dimaksud mereka
itu? Silahkan baca ayat sebelumnya
dari ayat tersebut, yang artinya
seperti ini..
“Sesungguhnya Orang-Orang
Yang Beriman dan Mengerjakan
Kebajikan, Niscaya Diberi Petunjuk
Oleh Tuhan Karena Keimanannya.
3. 3
Mereka Itu Ada Dalam Surga Yang
Penuh Kenikmatan, Mengalir Di
Bawahnya Sungai-sungai.”
Lagi-lagi kita menemukan
kata “nikmat” didalmnya. Nikmat itu
bisa dirasakan oleh mereka yang
berada didalam surga dengan sungai-
sungai yang mengalir di dalamnya.
Terlepas keberadaan surga atau
neraka di dunia nanti yang akan kita
jalani, dunia tempat kita hidup
sekarang ini pun bisa berupa surga
dan neraka.
Sura bisa kita sebut jika kita
hidup dekat dengan sungai. Sejak
masa purbakala saja manusia kerap
terbukti membuat sebuah komunitas
kehidupan yang berada disepnjang
sungai. Ini tak lain karena sungai
merupakan bagian dari sumber
kehidupan. Air yang tawar dan aneka
makhluk air yang ada didalamnya
bisa menjadi sumber kehidupan
untuk manusia.
Kata sungai pun sering
diidentikan dengan kenikmatan.
Analoginya, nikmat bukan jika kita
bisa hidup ditepi sungai, hidup
didekat alam yang bisa kita tuai
segalanya untuk kelangsungan hidup
kita?
Dalam ayat ke-9 surah
Yunus, mereka yang bisa merasakan
kenikmatan surga itu adalah orang-
orang yang beriman, yang
melakkuakan kebajikan, sehingga
diberikan petunjuk oleh Tuhan.
Tidak ada kenikmatan memang
dalam hidup ini, jikalau kita berada
dalam sesuatu dan bisa mendapatkan
petunjuk dari Allah.
Dan dalam surah tersebut kita
bisa memetik janji Allah, jika kita
beriman dan melakukan kebajikan,
niscaya Allah akan memeberikan
petunjuk untuk kita. Cobalah saja
kita renungkan apa sih yang kita
miliki sekarang ini, meskipun harta
melimpah, memiliki anak yang
pintar, cantik atau bagus rupanya,
pekerjaan yang terhormat, telahkan
kita meraskan bahagia? Atau justru
ada yang terasa kosong pada diri
kita?
Sesungguhnya berbeda jika
kita mendapatkan petunjuk dari
Allah. Apapun kondisi kita yang
mungkin terlihat tidak ‘wah’ dimata
masyarakat umum, namun kita
bahagia, Insya Allah sepertinya kita
sudah mendapatkan petunjuk dari
4. 4
Allah. Dan tentu saja ini nikmat
bukan?
Baru sedikit itu saja saya
mengulik surah Ar-rahman, sebuah
surat yang berkali-kali bertanya
kepada kita nikmat tuhan yang mana
yang masih kita dustakan? Sepereti
arti Ar-rahman itu sendiri yang
berarti “Yang Maha Pemurah”,
sungguh Allah Tuhan kita itu adalah
Tuhan yang memang Maha Pemurah,
yang gemar memberi nikmat untuk
makhluk-Nya. Saking Maha
Pemurahnya, sebetulnya masih
begitu banyak nikmat yang bisa kita
rasakan.
Ternyata berkali-kali ayat
“ فباىءاالءربكماتكذبان ” . “Maka Nikmat
Tuhan Yang Manakah Yang Kamu
Dustakan” itu bisa ada dalam Al-
quran, dalam surah Ar-rahman
karena memang demikian keadaan
kita manusia sejak zaman dahulu
hingga sekarang yang kerap
mendustakan kenikmatan dari
Tuhan. Surat Ar-rahman ini
membuat kita sadar, mengingatkan
kita akan nikmat tuhan yang telah
diberikan kepada kita.
Keterkaitan antara Al-Qur’an
dengan matematika.!
Ada banyak keterkiatan
antara Al-Qur’an dengan
matematika, tapi kita sering kali
tidak sadar dengan keterkaitan itu.
Nah sekarang saya akan sebutkan
beberapa keterkaitan antara Al-
Qur’an dengan matematika.
1. Kita tidak akan bisa
menghitung ada berapa ayat
dalam Al-Qur’an kalau kita
tidak tahu matematika atau
tidak ada matematika di duna
ini.
2. Perhitungan bulan, tidak bisa
menghitung ada berapa
banyak hari dalam satu bulan,
jangankan satu bulan satu
minggu pun kita
menggunakan perhitungan
matematika.
3. Dan sadarkah kita hitungan
terbanyak dalam kalender
pun hanya sampai 31 tidak
ada yang 32, itu pun
menggunakan matematika
4. Perhitungan Zakat, kita
menggunakan perhitungan
matematika dalam
5. 5
mengeluarkan zakat. Ada
berapa persen yang kita
keluarkan untuk zakat diri,
harta, dan bahkan zakat
ternak. Itu semua
menggunakan perhitungan
matematika.
5. Bahkan sholat pun
menggunakan perhitungan.
Dalam satu kali sholat ada
berapa rakaat dan dalam
sehari semalam ada berapa
rakaat. Itu semua
menggunakan matematika.
Kalau kita sebutkan semua
keterkaitan antara Al-Qur’an dengan
matematika maka kita tidak akan
bisa menyebutkan semuanya, karena
itu tudak terhitung banyaknya.
Sekarang tinggal kita
renugkan saja sendiri semua itu,
karena semua itu akan bermanfaat
untuk diri kita sendiri, dan untuk
menambah ketaatan kita terhadap
Allah dan sebagai rasa syukur, da
juga bentuk tafakur kita tentang
semua yang ada di dunia ini.
Semoga referensi ini bisa
membantu menambah pengetahuan,
khususnya untuk saya sendiri dan
juga untuk para pembaca. Dan
menambah ketafakuran kita terhadap
Allah yang telah memberikan kita
nikmat yang tak terhingga.
Kenikmatan yang Allah
berikan kepada kita tidak lah ternilai
banyaknya, hanya saja kita sebagai
manusia yang menerima kenikmatan
itu serigkali tidak sadar dengan
semua itu, karena ketidak sadaran
kita dan ketidak puasan kita terhadap
nikmat yang Allah berikan kepada
kita. Dan kita cenderung egois
terhadap nikmat Allah. Semoga
dengan adanya referensi ini kita bisa
lebih sadar diri lagi dan bisa
merendahkan hati kita dan bisa
ikhlas juga dalam menerima segala
kenikmatan dari Allah.
Demikian referensi yang
dapat saya sampaikan semoga ada
manfaatnya. Mohon maaf bila ada
kata-kata yang kurang berkenan atau
ada penulisan kata yang salah, saya
minta maaf yang sebesar-besarnya.