Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang pentingnya mempelajari ilmu Makki dan Madani dalam memahami Al-Quran. Termasuk didalamnya adalah pengertian, tanda-tanda, dan faedah mempelajari perbedaan surat-surat Makkiyah dan Madaniyah.
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Makki & madani
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memerikan perhatian yang besar
terhadap penyelidikan surat-surat Al-Qur‟an. Mereka meneliti Al-Qur‟an ayat
demi ayat dan surat demi surat untuk disusun sesuai dengan nuzulnya, dengan
memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka
mengumplkan nya sesuai dengan waktu, tempat dan pola kalimat. Cara demikian
merupakan ketentuan cermat yang memberikan kepada peneliti obyektif
gambaran mengenai penyelidikan ilmiah terntang ilmu Makki dan Madani.
Perhatian terhadap ilmu Al-Qur‟an menjadi bagian terpenting para
sahabat dibanding berbagai ilmu yang lain. Termasuk di dalamnya membahas
tentang nuzulnya suatu ayat, tempat nuzulnya, urutan turunnya di Mekkah atau
di Madinah, tentang yang diturunkan di Mekkah tetapi termasuk kelompok
Madani atau ayat yang diturunkan di Madinah tetapi masuk dalam kategori
Makki, dan sebagainya. Pada intinya persoalan ini telah menjadi perhatian urgen
pada masa sahabat
Bahkan salah satu tokoh Mufassir pada masa sahabat, misalnya Ibn
Abbas pernah menyatakan, “Demi Allah. Tidak Ada Tuhan selain Dia. Tidak
diturunkannya satu ayat pun dari kitab Al-Qur‟an, kecuali saya mengetahuinya.
Di mana diturunkan, jika saya tahu, bahwa ada seseorang yang lebih tahu
daripada saya tentang kitab Allah, meskipun misalnya itu disampaikan oleh
Onta, niscaya saya akan mengunjunginya”. Pernyataan Ibn Abbas ini, bukan
suatu ungkapan kesombongan tetapi merupakan pernyataan betapa besar
perhatian Ibn Abbas terhadap Ilmu-ilmu Al-Qur‟an.
Tema-tema seputar Makki dan Madani ini sangat banyak ragam
penyelidikannya. Abu al-Qasim al Hasan al Muhammad bin Habib al-Nasyaburi
menyebutkan dalam kitabnya al-Tanbib „ala fadll „Ulum al-Qur‟an, bahwa di
antara ilmu-ilmu al-Qur‟an yang paling mulia adalah ilmu tentang nuzul al-
Qur‟an dan tempat turunnya, urutan turunnya di Mekkah dan di Madinah,
tentang yang diturunkan di Mekkah tetapi masuk dalam kategori Madaniyah dan
diturunkan di Madinah tetapi masuk dalam kategori Makkiyah, tentang yang
1
2. diturunkan di Mekkah mengenai penduduk Madinah dan yang diturunkan di
Madinah mengenai penduduk Mekkah, tentang yang serupa dengan yang
diturunkan di Mekkah (Makki) tetapi termasuk Madaniyah dan serupa dengan
yang diturunkan di Madinah (Madaniyah) tetapi termasuk Makkiyah, dan
tentang yang diturunkan di Juhafah, di Bayt al-Maqdis, di Tha‟if maupun
Hudaibiyyah. Demikian juga yang diturunkan di waktu malam, di waktu siang,
secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri. Ayat-ayat Makki dan surat-surat
Madani atau sebaliknya dan seterusnya; tema-tema itu keseluruhan berjumlah
tidak kurang dari 25 pokok bahasan. Kesemuanya itu terkumpul dalam satu ilmu
yaitu Ilmu Makki dan Madani.
Tema-tema tersebut merupakan persoalan penting untuk didiskusikan
dalam rangka mempeerdalam ilmu-ilmu al-Qur‟an, namun demikian dalam
tulisan ini tidak akan dibahas semuanya, melainkan hanya beberapa tema
dasarnya saja yang dirasa sudah cukup sebagai pengantar. Hal demikian semata-
mata memprtimbangkan keterbatasan tempat dan waktu. Dan bukan dalam artian
memperkecil nilai tema-tema di atas. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
pengertian Makki dan Madani, tanda-tanda dan cara mengetahui surah
Makkiyah dan Madaniyah, macam-macam Surah Makkiyah dan Madaniyah
serta dasarnya, dan faedah mengetahui Makki dan Madani.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Makki dan Madani?
b. Bagaimana tanda-tanda dan cara mengetahui surah Makkiyah dan
Madaniyah?
c. Apa saja macam-macam Surah Makkiyah dan Madaniyah?
d. Apa faedah mengetahui Makki dan Madani?
C. Tujuan
a. Mahasiswa mengetahui dan mampu memahami pengertian dari Makki dan
Madani.
b. Masiswa mampu memaham i tanda-tanda dan cara mengetahui surah Makki
dan Madani.
c. Mahasiswa mengetahui macam-macam Surah Makkiyah dan Madaniyah.
d. Mahasiswa dapat mngetahui faedah mempelajari Makki dan Madani.
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Makki dan Madani
Dalam membatasi arti Makiyah dan Madaniyah, para Ulama terbagi
menjadi kelompok, yaitu:1
1) Pendapat yang kuat dan termasyur, yaitu bahwa Makkiyah adalah surah yang
diturunkan sebelum hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah, baik itu
diturunkan di Mekkah itu sendiri ataupun diturunkan di daerah lain.
Sedangkan Madaniyah adalah surah yang diturunkan setelah hijrah, baik itu
turun di Madinah atau daerah lainnya. Bila kita perhatikan, kelompok ini
menganggap pembagian tersebut dengan melihat masa turunnya.
2) Pendapat yang menyatakan bahwa makiyah adalah surat yang diturunkan di
Mekkah, baik itu turunnya sebelum hijrah atau setelahnya, baik itu turun di
Mekkah atau daerah sekitarnya, seperti: Mina, Arafah atau Hudaibiyah,
karena yang dekat dengannya adalah masuk kepadanya. Sedangkan
Madiniyah adalah surah yang diturunkan di Madinah, baik itu turun di
Madinah itu sendiri atau daerah sekitarnya, seperti: Badar dan Uhud.
Berdasarkan pendapat ini maka pembagian yang mereka kemukakan adalah
didasarkan kepada tempat turunnya. Dengan demikian, surat yang
diturunkan selain di Mekkah atau Madinah dan sekitarnya, merupakan
bagian tersendiri (independen) yang tidak disebut makiyah dan tidak pula
madaniyah.
3) Pendapat yang menyatakan yang mengatakan bahwa makiyah adalah surah
yang diturunkan berkenaan dengan penduduk Mekkah, baik itu sebelum
hijrah atau setelahnya. Sedangkan madaniyah adalah surah yang diturnkan
bukan mengenai penduduk Mekkah dan semacamnya, dari penyembah
berhala. Berdasarkan pendapat ini, maka pembagian kepada makiyah dan
madaniyah itu didasarkan atau melihat kepada orang-orang yang diseru oleh
surah tersebut.
Dalam sumber lain disebutkan definisi Makki dan Madani sebagai
berikut:2
1
Muhammad Salim Mahyasin, Sejarah Al-Qur‟an, Studi Awal Memahami Kitabullah, (Jakarta:
Akademika Pressindo, 2005) hal: 47-48
3
4. Sebagian Ulamamenetapkan lokasi turunnya ayat/surat sebagai dasar
penentuan Makiyah dan Madaniyahnya, sehingga mereka membuat defenisi
Makiyah dan Madamiyah sebagai berikut:
Artinya: Makiyah dan Madaniyah ialah yang diturunkan di Mekkah,
sekalipun turunnya sesudah hijrah; Madaniyah ialah yang turunkan di
Madinah.
Defenisi ini ada kelemahannya (tidak jami‟ dan mani‟), karena hanya
mencakup semua ayat dan surat yang turun di daerah Mekkah termasuk Mina,
Arafah dan sebagainya, dan juga mencakup semua ayat dan surat yang turun
didaerah Madinah, termasuk pula Badar dan Uhud. Tetapi defenisi tersebut tidak
bisa mencakup ayat/surat yang turun diluar daerah Mekkah dan Madinah.
Misalnya surat at-Taubat ayat 43 yang turun di Tabuk, dan surat az-Zuhruf ayat
45 yang turun di Baitul Maqdis pada malam Nabi melakukan Isra‟.
Ada pula Ulama yang menyatakan orang/ golongan yang menjadi sasaran
ayat/surat sebagai criteria penentuan makiyah dan madaniyahnya, sehingga
mereka merumuskan defenisinya sebagai berikut:
.
Artinya: Makiyah ialah khitabnya (seruannya) jatuh kepada penduduk
Mekkah, dan Madaniyah ialah yang khitabnya (seruannya) j atuh kepada
penduduk Madinah.
Dengan defenisi ini, dimaksudkan bahwa ayat/surat yang dimulai dengan
adalah Makiyah, karena penduduk Mekkah pada masa itu pada
umumnya masih kafir, sekalipun semua itu ditujukan pula kepada selain
penduduk Mekkah, sedangkan ayat/surat yang dimulai dengan
adalah Madaniyah, karena penduduk Madinah pada masa itu pada
2
Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur‟an,(Surabaya: PT.Bin a Ilmu Offset, 1993). Hal. 67 – 68
4
5. umumnya sudah beriman, meskipun seruan itu juga ditujukan kepada selain
penduduk Madinah.
B. Ciri-ciri dan cara mengetahui surah Makkiyah dan Madaniyyah
1. Ciri-ciri Surah Makkiyah dan Madaniyyah
Untuk bisa membedakan ayat-ayat yang termasuk pada kategori
Makkiyah dan Madaniyyah, ada ciri-ciri spesifik yang ditekankan pada dua hal,
yaitu titik tekan analogi dan titik tekan tematis:3
Ciri-ciri melalui titik tekan analogi:
1) Makkiyah
a. Di dalamnya terdapat ayat sajdah
b. Ayat-ayatnya di mulai dengan kata-kata “Kalla”.
c. Dimulai dengan “ Ya ayyuha an-nas.” dan tidak ada kalimat “ Ya
ayyuhalladzi na amanu “, kecuali tujuh ayat ayat yang tetap tergolong
Madaniyyah; yaitu : Q.S. al-Baqarah : 21,168, an-Nisa‟ : 1, 133, 170,
174, al- Hujurat : 13, dan juga surat al-Hajj : 73 ( yang masih di
perselisihkan para ulama‟ ).
d. Ayat-ayatnya mengandung kisah para Nabi, Rasul dan umat-umat
terdahulu, kecuali Q.S. al-Baqarah.
e. Ayat-ayatnya berbicara tentang Nabi Adam dan iblis, kecuali Q.S. al-
Baqarah
f. Ayat-ayatnya di mulai dengan huruf terpotong-potong ( al-ahraf al-
muqatha‟ah atau fawaatihussuwar ) , seperti “Alim lam mim, alim
lam ra,ha mim “, kecuali Q.S Al-Baqoroh dan Ali „Imron, sedang
Q.S. al-Ra‟ad masih diperselisihkan, dalam al-Qur‟an terdapat 29
surat yang diawali dengan al-ahraf al-muqatha‟ah yaitu : Q.S. al-
Baqarah, ali Imran, al-An‟am, Yunus, Hud, Yusuf, al-Ra‟d, Ibrahim,
al-Hijr, Maryam,Thaha, as-Syu‟ara, al-Namh, al-Qashash, al-Ankabut,
al-Ruum, Luqman, al-Sajdah, Yasin, Shad, al-Mukmin, Fushilat/
Hamim as-Sajdah, al-Syura, al-Zukhruf, al-Dukhan, al-Jatsiyah, al-
Ahqaf, Qaf, dan al-Qaham.
3
Rosihon Anwar, Ulum al-Qur‟an,(Bandung :pustakasetia, 2008),hlm.106-107.
5
6. g. Surat atau ayat yang di awali atau di dalamnya terdapat kata-kata
Alhamdulillah ( hamdalah ) dan kata-kata al-Hamd ( pujian ) lainnya,
kecuali kata “ bihamdirabbika “ yang terdapat pada Q.S. al-Baqarah
:30 yang tergolong Madaniyyah.
2) Madaniyyah
a. Mengandung ketentuan-ketentuan faraid dan had.
b. Berisi sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat Al-ankabut.
c. Mengandung uraian perdebatan dengan Ahli kitab (Yahudi dan
Nasrani), yang berisi seruan menuju Islam, kecurangan terhadap
kitab, tindakan mereka menjauhi kebenaran, kecuali Q.S Al-An‟am,
Al-Ra‟d, Al-Ankabut, Al-Muddatsir, dalam Al-Qur‟an “ahlul
kitab”di sebut sebanyak 31 kali dalam 9 surat dan 32 ayat.
Sedangkan “utul kitab” dan “atinal kitab” terulang sebanyak 10
surat dan 25 ayat.
Ciri-ciri melalui titik tekan tematis:
1) Makkiyah
a. Banyak mengandung kata-kata sumpah (qasam).
b. Ayat dan suratnya pendek-pendek dan bernada agak keras, misalkan
dalam juz 30, kecuali Q.S Al-Bayyinah, dan An-Nashr, dan
kelompok surat panjang al-sab‟u al- Thiwal hanya dua surat saja
yang termasuk Makkyah yaitu Q.S Al-An‟am dan Al-A‟raf.
c. Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata,
risalah kenabian, hari kebangkitan dan pembalasan, hari kiamat,
surga, neraka, dan mendebat kelompok musrikin dengan
argumentasi-argumentasi rasional dan naqli.
d. Menetapkan fondasi-fondasi umum pembentukan hukum syara‟ dan
keutamaan akhlaq yang harus di miliki masyarakat.
2) Madaniyyah
a. Mengungkapkan langkah-langkah orang-orang munafik, selain Q.S.
Al-Ankabut.
6
7. b. Menjelaskan permasalahan ibadah, muamalah, hudud, bangunan
rumah tangga, warisan, serta persoalan-persoalan hukum syara‟,
keutamaan jihad, hubungan social, hubungan internasional.
c. Surat dan sebagian ayat-ayatnya panjang-panjang serta menjelaskan
hukum dengan terang dan menggunakan ushlub yang terang pula,
seperti kelompok “al-Sab‟u al-Thiwal “ ( tujuh surat terpanjang )
yaitu : Q.S. al- Baqoroh, an- Nissa‟, ali Imron, al- Maidah, al-A‟raf,
al-An‟am, dalam penentuan satu surat lagi terjadi perbedaan
pendapat dari kalangan ulama‟, yaitu : Q.S. al-Anfal, at-Taubah, al-
Kahfi, al-Mukminun.
2. Cara Mengetahui Surah Makkiyah dan Madaniyyah
Untuk mengetahui surah Makkiyah dan Madaniyyah ada empat teori, adapun
keempat teori tersebut antara lain:4
a. Teori Mulaahazhatu Makani Al Nuzuli (Teori Geografis), yaitu teori
yang berorientasi pada tempat turunnya ayat. Kelebihan dari teori ini
adalah hasil rumusan pengertian Makki dan Madani ini jelas dan
terang,Sedangkan kelemahannya, rumusan ini tidak bisa dijadikan
patokan sebab rumusannya itu belum bisa mencakup seluruh ayat al-
Qur‟an, karena tidak semua ayat al-Qur‟an turun di Makkah dan
sekitarnya atau di Madinah dan sekitarnya, seperti ayat berikut yang
turun di daerah Tabuk, jauh dari kota Makkah maupun Madinah:
“ Dan kalau yang kamu serukan ( kepada mereka ) itu keuntungan yang
mudah di peroleh dan perjalananyang tidak jauh, tentu mereka ituakan
mengikuti kamu.“ Q.S. At-Taubah :42
b. Teori Mulaahazhah al Mukhabbthabiina fi al Nuzuuli (Subjektif), yaitu
teori yang berorientasi pada subjek siapa yang di khitab atau di panggil
dalam ayat.
4
Sam‟aniSya‟roni, TafkirahUlum al-Qur‟an( Pekalongan : Al-Ghotasi Putra, 2011 ), hlm.57-62.
7
8. Surah Makkiyah ialah berisi khitab atau panggilan kepada
penduduk Makkah dengan memakai kata-kata : Yaa ayyuha annasu ( hai
manusia ) atau Ya bani Adama ( hai anak cucu Adam ), Sedangkan
Madaniyyah ialah yang berisi panggilan kepada penduduk Madinah,
dengan ayat yang di mulai dengan nida‟ ( panggilan ) Ya ayyuhal ladzina
aamanuu ( wahai orang-orang yang beriman ).
Kelebihan teori ini, rumusannya mudah di mengerti sebab dengan
memakai criteria khitab atau nida‟, lebih tampak dan cepat di kenal,
Tetapi kelemahannya ialah tidak semua ayat di mulai dengan nida‟.
Selain itu, ayat yang di mulai dengan “ Ya ayyuha al-nasuu “ tidak pasti
Makiyyahdan ayat yang di mulai “ Ya ayyuhal ladzina amanu “ tidak
pasti Madaniyyah,karna ada ayatyang di mulai dengan “ Ya ayyuhaal-
nassu “ bukan Makiyyah tetapi Madaniyyah, seperti ayat:
“Hai sekalian manusia, bertaqwalahkepada Tuhan-mu ..„‟
Q.S.An-Nissa‟ :1
Dan sebaliknya ada pula ayat yang di mulai dengan nida‟ : “Ya
ayyuhalladzina amanu “, merupakan ayat Makiyyah, seperti ayat :
“ Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah
kamu, sembahlah Tuhan-mu….” Q.S. Al-Hajj :77.
c. Teori Mulahazhatu zamaani al Nuzuuli (Teori Historis), yaitu
berorientasi pada sejarah turunnya Al-Qur‟an.
Makkiyah adalah ayat-ayat Al-Qur‟an yang diturunkan sebelum
hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah meski turunnya di luar kota
Makkah, Sedangkan Madinnah ialah ayat-ayat yang turun setelah Nabi
Muhammad Saw hijrah ke Madinah, meski turun di Makkah atau
sekitarnya
Kelebihan teori ini dinilai para Ulama‟ sebagai teori yang benar,
baik dan selamat, tidak ada seorang yang menilai teori historis ini jelek
8
9. atau lemah, semua memuji dan hanya menyebutkan kelebihan-
kelebihannya. Seperti ayat berikut:
....
“….Pada hari ini telah Ku- sempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai islam itu
jadi agama bagimu…” Q.S. Al-Maidah
Ayat tersebut turun waktu Nabi Muhammad Saw di Arofah yang
hanya 25 Km dari Makkah, tetapi dalam teori ini ayat tersebut disebut
Madaniyyah karena turun setelah Nabi hijrah.
d. Teori Mulahazhatu ma Tadhammanat As-Suratu (Teori Content
Analysis), yaitu teori mendasarkan kriteria Makiyah dan Madaniyyah
kepada isi dari ayat atau surat yang bersangkutan.
Makkiyyah ialah surat ayat yang berisi cerita-cerita ummat dan
para Nabi atau Rasul dahulu, sedangkan Madaniyyah ialah surat atau ayat
yang berisi hukum hudud, faraid, dan sebagainya.
Kelebihan teori ini ialah kriterianya jelas, sehingga mudah di
pahami sebab gampang di lihat orang, Sedangkan kelemahannya,
pembedaan Makiyyah dan Madaniyyahdalam teori ini tidak praktis,
sebab orang harus mempelajari isi kandungan masing-masing ayat
dahulu baru bisa mengetahui kriterianya.
Surat Al-Mumtahanah sejak dari awal hingga akhir turun di
Madinah apabila di tinjau dari segi tempat, surat yang turun sesudah
hijrah apabila kita memperhatikan massanya, surat ini di hadapkan
kepada penduduk Makkah, apabila kita menghendaki orang-orang yang
di hadapi, jika kita mengetahui maudhu‟ nya maka mengandung tuntutan
kemasyarakatan yang merupakan ujian bagi hati orang mukmin. Oleh
karnanya para ulama‟ memasukkan surat ini ke dalam.
“Ayat yang turun di Madinah sedang hukumnya dimasukkan ke
dalam ayat-ayat yang turun di Makkah”.
9
10. Firman Allah SWT.
“ Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang wanita dan Kami telah menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
mengenal.” Q.S. al-Hujurat : 13
Jika ditinjau dari segi orangnya, maka ayat ini di tujukan pada
penduduk Makkah. tujuan ayat ini ialah mengajak manusia berkenal-
kenalan dan mengingatkan manusia bahwa asal-usul mereka adalah satu
jika di lihat maudhu‟ nya.
Oleh karnanya ayat ini tidak di katakan ayat Makiyyah secara
mutlak dan tidak di masukkan ke dalam ayat Madaniyyah secara mutlak.
Ayat ini di masukkan ayat yang turun di Madinah sedang hukumnya di
golongkan kedalam ayat-ayat yang turun di Makkah.5
C. Macam-Macam Surah Makkiyah dan Madaniyyah
Dari segi Makkiyah dan Madaniyah, surah-surah Al-Qur‟an itu terbagi menjadi
empat macam, antara lain;
1) Surah Makkiyah Murni ( )
2) Surah Madaniyyah Murni ( )
D. Faedah mengetahui Makki dan Madani
Pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyyah banyak faedahnya,
diantaranya:6
a. untuk dijadikan alat bantu menafsirkan Al-Qur‟an, sebab pengetahuan
mengenai tempat turun dapat memahami ayat tersebut dan menafsirkannya
dengan tafsiran yang benar.
b. Meresapi gaya bahasa al-Qur‟an dan memanfaatkannya dalam metode
berdakwah menuju jalan Allah, sebab setiap situasi mempunyai bahasa
sendiri.
c. Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat al-Qur‟an, sebab turunnya
wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dan segala
5
Teungku Muhammad Hasbi Ash shiddieqy, Ilmu-ilmu al-Qur‟an( Semarang : PustakaRizki Putra, 2009
)hlm.57-58.
6
Manna Al-Qaththan. Pengantar Ilmu al-Qur‟an. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009). hal :71-72
10
11. peristiwa yang menyertainya, baik periode Makkah maupun Madina, sejak
turunnya Iqra‟ hingga ayat terakhir diturunkan. Al-Qur‟an adalah sumber
pokok bagi hidup Rasulullah. Pola hidup beliau harus sesuai harus sesuai
dengan Al-Qur‟an.
11