PPT KIMIA INSTRUMENTASI IR DIAN PUTRIAN PERMATA SARI.pptx
Spectrofotometer
1. MAKALAH TEORI LABORATORIUM KLINIK LANJUT
“ SPECTROFOTOMETER”
H
Oleh :
1. INDAH LINDARI (P27838011023)
2. MARTHA ARIFANY (P27838011027)
3. M. ARI SANDY (P27838011028)
4. SANCHIA JANITA KHODIJAH (P27838011034)
5. VIVIN TRI WAHYUNI (P27838011040)
KELAS 2A 3,4
DOSEN PENGAJAR :
Hj. HER GUMIWANG ARISWATI, ST.MT.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
2013
2. A. FUNGSI
1. untuk mengukur transmitansi atau absorbs cahaya (pernyerapan) oleh suatau sampel sebagai
dari panjang gelombang dan dibandingkan dengan standart tertentu.
2. untuk mengukur sederetan sampel pada sutau panjang gelombang tunggal.
B. KONSEP DASAR
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada
interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut
spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan
materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di dasarkan pada
interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Namun pengertian spektrofotometri lebih
spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya
(baik yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas misalnya
cahaya maupun medan magnet termasuk gelombang elektromagnetik.
Prinsip kerja alat spectrophotometer yaitu cahaya dari sumber cahaya yang masuk ke
monokromator dan didispersikan menjadi cahaya monokromatis. Cahaya monokromatis
ditransmisikan melalui sel sampel dalam tempat sampel dan jatuh pada detector, kemudian
dikonversikan sinyal listrik yang memperkuat dan tercatat pada rekorder. Sedangkan pada dasarnya
analisis secara spectrophotometer dilakukan dengan cara pembentukan cahaya senyawa berwarna
dengan pereaksi-pereaksi tertentu dan setiap warna mempunyai intensitas tertentu. Intensitas cahaya
yang dihasilkan diukur dengan spectrophotometer.
Sebagai prinsip dasar, cahaya dianggap sebagai bentuk gelombang energi elektromagnetik.
Dalam ruang ia memiliki nilai yang konstan dan kecepatan universal [C] sekitar 3 x 10 8 m / s.
Cahaya dapat menembus semua media yang terbuka dengan pangjang gelombang tertentu . maka dapat
di rumuskan :
v0 =
dimana:
v0 = Kecepatan di mana cahaya melewati medium
n = indeks bias Medium: yang nilainya berosilasi, di umum, antara 1,0 dan 2,5
3. Energi elektromagnetik memiliki rentang yang sangat luas panjang gelombang. Beberapa contoh
yang ditampilkan pada tabel berikut :
TIPE GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK
RANGE PANJANG GELOMBANG
Gelombang Radio Hanya berjarak beberapa meter dengan kilometer
Gelombang Radar Dari 1 sampai 10 cm
Gelombang InfraRed Dari 1 sampai 10 microns(10-6
m)
Cahaya Tampak Dari 300-700 nm (nanometer)
X-Ray Dari 0,1 – 0,5 Amstrong
Sinar Gamma Kira – kira 0,0012 Amstrong
Setelah melewati atau berinteraksi dengan media yang beragam, cahaya mengalami serangkaian
fenomena. Di antaranya ditampilkan refleksi, refraksi, difraksi, penyerapan, difusi, polarisasi dan
fenomena lain diukur dengan berbagai instrumen dan perangkat.
Tabel di bawah ini menunjukkan rentang panjang gelombang yang digunakan untuk
melaksanakan spektrofotometri tes.
BAGIAN DARI SPECTRUM
PENCAHAYAAN
PANJANG GELOMBANG
Ultraviolet 10-200 nm
Near Ultravioler 200 – 280 nm
Cahaya tampak 380 – 780 nm
Near InfraRed 780 – 3.000 nm
Mid InfraRed 3.000 – 20.000 nm
Far InfraRed 30.000 – 300.000 nm
Berkenaan dengan interaksi cahaya dengan materi, Gambar 27 membantu dalam menjelaskan
kompleksitas fenomena yang terjadi.
4. Beer Lambert Law dikenal sebagai hukum Beer Beer atau Hukum Lambert Bouguer, itu
mengidentifikasi hubungan antara konsentrasi sampel dan intensitas cahaya ditularkan melalui itu.
Berkenaan dengan hukum disebutkan, ada dua konsep implisit: transmitansi [T] dan absorbansi [A].
Transmitansi [T] adalah sebagian kecil dari cahaya yang terkait dari ditentukan panjang gelombang
melewati sampel. Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer,
berbunyi:
“jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau
ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal
larutan”.
Korespondensi transmisi dan absorbsi
Didasarkan pada Hukum BeerLambert, apabila seberkas cahaya monocromatic dengan intensitas
awal I0 dijatuhkan pada kuvet (wadah sample) berukuran dalam D, berisi larutan dengan konsentrasi
C, maka setelah berkas tersebut menempuh jarak d, intensitas cahaya akan turun sampai It.
Hubungan I0 dan It secara exponensial menurut persamaan :
It = I0 x 10-kdC
Log (It / I0) = -kdC, dimana k = konstanta ………………………..(1)
Cahaya yang di absorbsi (A) adalah kdC dan Transmisi (T) tidak lain adalah perbandingan
antara intensitas akhir dengan intensitas awal.
Jadi secara sistematis dituliskan sebagai berikut :
A = kdC .............................................................................................(2)
T = It / I0 ............................................................................................(3)
Transmisi diprosentasikan menjadi :
T =
%T = T / 100
5. %T = (It / I0) / 100
%T = It / I0 x 100
It / I0 = %T / 100 ................................................................................(4)
Logaritma transmisi dari persamaan (1) dan substitusi pers. tersebut ke dalam persamaan (2)
Log (It / I0) = -kdC
A = kdC
A = -Log (It / I0)
A = -log (%T / 100)
A = -log %T + log 100
A = log 100 – log %T
Absorbsi = 2 – log %T
dimana:
It = Intensitas radiasi yang ditransmisikan
Io = Intensitas radiasi insiden
%T = Konsentrasi molekul menyerap cahaya dalam sampel
A = absorbansi diukur
ε = Molekul absorbansi koefisiensi [liter / mol / cm]
l/d = Jarak dari lintasan yang dilalui (panjang jalan) oleh cahaya dalam sampel
c = konsentrasi Contoh [mol / liter]
Grafik yang disajikan selanjutnya menunjukkan bagaimana absorbansi [A] dan transmisi [T]
bervariasi sebagai fungsi dari konsentrasi [C] menurut hukum Beer Lambert.
6. Dalam Kesimpulan Ini dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatkan konsentrasi zat,
transmitansi menurun dan, setelah meningkatkan konsentrasi substansi, absorbansi meningkat.
Linieritas hukum Beer Lambert dipengaruhi jika kondisi terjadi.
1. Pergeseran dari keseimbangan kimia sampel sebagai fungsi dari konsentrasi.
2. Penyimpangan dalam koefisien absorbansi, lebih besar konsentrasi dari 0,01 M karena
elektrostatik interaksi antara molekul di dekatnya.
3. Perubahan indeks refraksi pada konsentrasi tinggi analisis.
4. Difusi cahaya karena partikel dalam sampel.
5. Fluoresensi atau fosfor sampel.
6. Non-monokromatik radiasi.
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang digunakan
memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan panjang
gelombang tunggal (monokromatis).
2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh
molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang sama.
7. 4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan yang diukur
harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid
atau suspensi yang ada di dalam larutan.
5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu kelinearan
grafik absorbansi versus konsntrasi.
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer dalam
mengukur konsentrasi suatu analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan
yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet
dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat
tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas
dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
C. BLOK DIAGRAM
Monochomator
DetectorAmplifierADCMicrocont
roller
Display
Filter
Cuvet
8. D. CARA KERJA BLOK DIAGRAM
a. Per bagian blok
Sumber Cahaya
Sumber cahaya untuk spectrophotometer UV digunakan lampu D2 (Deutrium) atau lampu
hidrogen. Untuk spectrophotometer visible dapat digunakan lampu wolfram. Dan untuk
spectrophotometer infra red dapat digunakan lampu Nernst Lampu Deutrium (Hidrogen)
menghasilkan spectrum kontinyu dalam daerah Ultraviolet (UV) yang dihasilkan oleh eksitasi
elektrik dari deuterium atau hidrogen pada tekanan rendah. Lampu filament tungsten adalah
lampu yang umum dipakai di rumah tangga dan jenis lampu yang sering dipakai sebagai lampu
kedaraan bermotor. Arah energi yang dipancarkan oleh lampu tersebut bermacam-macam.
Lampu-lampu Tungsetn iodine mengandung campuran gas inert dan sejumlah gas iodine
(halogen). Untuk mencegah penguapan yang cepat dari filament tungset melalui lingkaran
halogen di bawah suasana panas, oleh karena itu lampu tersebut tahan lama dan untuk menjaga
radiasi yang kuat dalam waktu yang lama.
Monokromator
Monokromator berfungsi untuk mengubah cahaya polikromatik menjadi cahaya
monokromatik. Monokromator adalah peralatan optic yang dapat mengisolasi suatu berkas
sinar dari sumber kontinyu dengan kemurnian spektral yang tinggi untuk semua panjang
gelombang. Unsur terpenting pada sebuah monokromator adalah sistem celah masuk,
kemudian dikumpulkan oleh sebuah lensa atau cermin sehingga sinar pararel jatuh pada prisma
atau kisi difraksi, selanjutnya melalui jalan optik monokromatis melewati contoh yang
diperiksa.
Ada dua jenis monokromator, yang satu menggunakan prisma dan yang lainnya
menggunakan grating (kisi) sebagai pendispersi cahaya.
a) Monokromator Prisma
Komponen ini dibuat dari bahan quartz untuk daerah ultraviolet (UV), visible, dan infra red
(IR) dekat. Prinsip kerja suatau prisma adalah apabila seberkas sinar melewati dua medium
yang berbeda, maka berkas sinar tersebut akan mengalami pembelokan (refraksi). Besarnya
refraksi tergantung pada index bias ini berubah-ubah dengan panjang gelombang yang berbeda,
cahaya biru akan lebih dibelokkan dari pada cahaya merah.
b) Monokromator Grating (kisi)
Dispersi radiasi ultra violet dapat diperoleh dengan menjatuhkan sinar polikromatis pada
granting transmisi atau pada permukaan granting refleksi yang lebih praktis dan sering
digunakan. Tahap pertama pada pembuatan grating refleksi yaitu penyediaan master granting
yang tersusun dari lekukan paralel dengan jarak rapat disusun pada permukaan keras yang telah
dilapisi dengan peralatan seperti intan.
9. Wadah Sampel (cuvet)
Menurut DAY dan UNDERWOOD (1993), larutan yang akan diperiksa dengan
spectrophotometer ditempatkan dalam tempat contoh (cuvet). Tempat contoh tersebut harus
terbuat dari bahan yang dapat meneruskan sinar. Dari daerah spectrum yang dipakai, kaca silica
biasa digunakan untuk daerah panjang gelombang antara 350 sampai 3 µm. Pada daerah 300
nm sampai daerah tampak dapat digunakan sel dari bahan kaca pyrex. Tetapi bahan demikian
tidak boleh digunakan untuk daerah ultraviolet (UV), karena bersifat menyerap radiasi sinar
UV. Sehingga pengukuran daerah ultraviolet di bawah 350 nm, digunakan cuvet yang terbuat
dari bahan quartz dan leburan silica (fused silica). Kedua bahan tersebut dapat digunakan juga
di daerah sinar tampak (visible) sampai 3 µm, tetapi harganya juga cukup mahal. Bahan yang
lebih murah, seperti cuvet plastic dapat digunakan untuk daerah tampak. Syarat- syarat
terpenting untuk cuvet, Yaitu :
a. Mempunyai ketebalan permukaan yang sama.
b. Harus transparan, sehingga dapat mentransmisikan sinar dengan baik.
c. Tahan terhadap senyawa kimia.
Detektor
Detektor berfungsi mengubah cahaya menjadi arus listrik. Detector yang bias digunakan
adalah Foto Tube dan Layar Cell. Sinyal listrik yang diberikan oleh detector selanjutnya diubah
oleh prosesor sehingga dapat ditampilkan oleh alat baca.
Prinsip kerja detector pada spectrophotometer adalah energy foton sinar yang jauh mengenai
dan mengubah energy tersebut menjadi suatu besaran yang dapat diukur, misalnya
penghitaman pelat foto, arus listrik atau perubahan-perubahan panas. Sifat –sifat detector yang
ideal harus mempunyai kepekaan yang tinggi, perbandingan sinyal dan noise tinggi, dan
mempunyai respon tetap pada daerah panjang gelombang pengamatan.
Filter
Filter di sini berfungsi untuk menyerap dan menerus panjang gelombang pada suatu sampel
yang diketahui. pada filter ini biasanya bias berbentuk prisma atau juga berupa tumpukan
lensa-lensa.
Penguat atau Amplifier
Amplifier di sini gunanya untuk menguat nilai tegangan yang diberikan detector.
Sistem Pembacaan
Dalam system pembacaan terdiri dari 3 blok di antara nya ADC, mikrokontroler, dan display.
Tapi bias dig anti system dengan digital. Fungsinya sebagai system pemrograman suatu alat.
10. b. Keseluruhan
Lampu halogen sebagai sumber cahaya merupakan cahaya Polychromatic yang
mempunyai panjang gelombang 400-800 nm memancarkan cahayanya yang masuk ke
Monochomator. Monochomator disini merupakan alat untuk menguraikan spektrum warna dari
cahaya. Di dalam Monochomator ini, cahaya Polychromatic diuraikan menjadi
Monochromatic. Selanjutnya dari Monochromator, cahaya masuk ke Filter. Filter ini berfungsi
memilih atau melewatkan hanya 1 spectrum cahaya saja sesuai dengan unsur yang akan di
ukur. Karena setiap atom hanya akan menyerap spectrum yang sesuai dengan energi atom itu
sendiri. Cahaya yang keluar dari Filter (I0) menyinari cuvette, sehingga molekul di dalam
cuvette akan mengabsorbsi sebuah eneri cahaya (foton) dengan jarak gelombang tertentu dan
menghasilkan It. Cuvette disini merupakan tempat menaruh sample yang akan diperiksa.
Cahaya yang keluar dari cuvette (It) ditangkap oleh detektor. Detektor disini merupakan
sensor untuk merubah energi cahaya menjadi bentuk energi (sinyal-sinyal) listrik yang
selanjutnya dikuatkan oleh Amplifier lalu di converter oleh ADC, dimana ADC disini
berfungsi mengubah data analog menjadi data digital. Kemudian dari ADC diolah oleh
Microcontroller dan ditampilkan ke display.
E. PERSYARATAN INSTALASI
Untuk berfungsi dengan benar spektrofotometer, berikut ini diperlukan:
1. Sebuah sumber listrik pasokan yang sesuai dengan norma-norma dan standar yang
digunakan di negara tersebut. Di negara-negara Amerika, tegangan 110 V dan frekuensi 60
Hz umumnya digunakan. Bagian lain dari Dunia membutuhkan 220-230V/50-60 Hz.
2. Alat ditempatkan pada lingkungan yang bersih dan bebas dari debu.
3. Sebuah meja kerja yang stabil dari peralatan yang menghasilkan getaran (sentrifus, agitator).
F. MAINTENANCE SPECTROFOTOMETER
Frekuensi: Setiap tahun
Daerah di mana spektrofotometer dipasang harus diperiksa secara visual dan diuji elektrik untuk
menjamin keselamatan operator. Pemeriksaan meliputi instalasi listrik dan instalasi wilayah
(infrastruktur fisik yang berkaitan dengan spektrofotometer).
Instalasi listrik Ini harus diverifikasi dan diuji untuk memastikan hal-hal berikut:
1. Ada outlet listrik atau wadah dengan tiang tanah.
2. Stopkontak dalam kondisi baik dan tidak lebih dari 1,5 m dari spektrofotometer.
3. Tegangan dari tingkat yang sesuai dan tidak boleh bervariasi lebih dari 5% dari tegangan
yang ditentukan di piring peralatan itu.
11. 4. Polaritas wadah adalah benar.
Tes ini harus dilakukan oleh seorang teknisi listrik atau insinyur dan hasil harus dicatat untuk
memungkinkan tindak lanjut dari waktu ke waktu.
Instalasi Daerah
1. Periksa apakah ada ruang bebas sekitar spektrofotometer untuk dua tujuan. Pertama, untuk
menghubungkan kabel untuk lulus tanpa hambatan dan untuk komponen lain atau peralatan
pendukung (misalnya penstabil tegangan). Kedua, untuk memungkinkan ventilasi yang
memadai dari peralatan ketika beroperasi.
2. Menguji integritas meja, negara dan kebersihan.
3. Pastikan tidak ada peralatan yang terpasang yang dapat mengirimkan getaran dalam jarak.
(Mis sentrifugal).
4. Pastikan bahwa itu tidak terpengaruh oleh kondisi yang terlalu lembab, debu atau suhu
tinggi. Suhu kamar yang sesuai untuk pengoperasian spektrofotometer umumnya berkisar
antara 10 dan 40 ° C.
5. Hindari memasang peralatan di mana ia menerima radiasi matahari langsung.
6. Jangan memasang peralatan di mana terdapat medan magnet atau radiasi elektromagnetik
intens.
7. Pastikan daerah instalasi bebas dari pengaruh gas dan zat korosif.
Visual pemeriksaan peralatan
Frekuensi: Setiap enam bulan
Spektrofotometer harus diperiksa secara visual untuk memverifikasi bahwa negara dan integritas
komponen perusahaan diselenggarakan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Aspek yang paling
penting yang dikutip berikutnya:
1. Periksa bahwa struktur meja kerja pendukung spektrofotometer berada dalam kondisi baik.
2. Uji struktur umum spektrofotometer. Pastikan tombol atau switch kontrol dan penutupan
mekanik dipasang tegas dan bahwa label identifikasi mereka jelas.
3. Pastikan bahwa aksesoris adalah bersih, tidak menunjukkan retak dan bahwa negara
fungsionalnya adalah optimal.
4. Konfirmasikan bahwa bagian penyesuaian mekanik (mur, sekrup, baut, dll) disesuaikan dan
berada dalam kondisi baik.
5. Periksa apakah konektor listrik tidak memiliki retak atau pecah, bahwa mereka bergabung
dengan benar ke baris.
6. Pastikan kabel tidak menunjukkan tanda-tanda splicing, bahwa mereka tidak usang dan
bahwa mereka tidak memiliki usang isolasi.
12. 7. Periksa kabel mengamankan perangkat dan terminal bebas dari debu, kotoran atau korosi.
Kabel ini sama tidak harus dikenakan keluar atau menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
8. Periksa bahwa sistem grounding (internal dan eksternal) adalah standar, dari jenis yang
disetujui, fungsional dan benar diinstal.
9. Pastikan bahwa sirkuit switch atau interrupters, kotak sekering dan indikator bebas dari debu,
kotoran dan korosi.
10. Periksa komponen listrik eksternal untuk tanda-tanda overheating.
G. PEMELIHARAAN UMUM
Pembersihan tumpahan
Dalam kasus kebocoran di pemegang sampel atau carrier, tumpahan harus dibersihkan sesuai
dengan prosedur berikut:
1. Matikan spektrofotometer dan lepaskan kabel dari umpan listrik.
2. Gunakan alat suntik untuk membersihkan pemegang sampel. Menyerap cairan sebanyak
yang mungkin dapat diekstraksi.
3. Keringkan pemegang sampel dengan cotton bud obat.
4. Gunakan kertas lensa atau sepotong kain bersih bertekstur lembut untuk membersihkan
jendela fotosel.
5. Bersihkan bagian luar dari instrumen dengan sepotong kain dibasahi dengan air suling.
Termasuk layar, kontrol dan keyboard dalam pembersihan.
Membersihkan cuvettes kuarsa dianjurkan untuk melaksanakan prosedur berikut untuk menjaga
cuvettes kuarsa dalam kondisi baik:
1. Cuci cuvettes menggunakan larutan alkali encer seperti NaOH 0,1 M dan asam encer seperti
HCl, 0,1 M.
2. Bilas cuvettes beberapa kali dengan air suling. Selalu gunakan cuvettes bersih untuk
melakukan pengukuran absorbansi.
3. Melakukan prosedur pembersihan ketat dan hati-hati pada cuvettes jika sampel yang
digunakan dapat menyimpan film. Beberapa produsen merekomendasikan menggunakan
deterjen khusus untuk membersihkan cuvettes.
Penggantian Baterai
Berbagai model spektrofotometer menggunakan baterai untuk menghafal data yang berhubungan
dengan analisis, seperti tanggal dan waktu. Prosedur untuk mengubah baterai serupa dalam berbagai
peralatan. Mengikuti prosedur ini dianjurkan:
1. Pastikan bahwa indikasi baterai rendah muncul di layar instrumen.
2. Matikan spektrofotometer.
3. Lepaskan kabel listrik pakan.
13. 4. Membuka kompartemen baterai dan keluarkan baterai usang.
5. Bersihkan titik kontak listrik.
6. Pasang baterai baru dengan spesifikasi yang sama seperti aslinya.
7. Tutup kompartemen.
8. Hubungkan kembali peralatan.
9. Sesuaikan informasi tanggal dan waktu.
Perubahan bohlam / lampu
Bola lampu adalah konsumsi dengan umur produktif yang terbatas. Ini harus meramalkan bahwa
pada suatu titik waktu, maka akan diperlukan untuk menggantinya. Kemungkinan besar akan terbakar,
atau menderita metallization internal dan penguapan dan cahaya yang dipancarkan tidak akan lagi
memenuhi spesifikasi proses spektrofotometri. Lampu langkah perubahan berbeda untuk setiap model
dan salah satu harus selalu mengikuti instruksi dari pabriknya. Langkah-langkah umum adalah sebagai
berikut:
1. Pastikan bahwa bola lampu tidak berfungsi atau bahwa ada beberapa indikasi fl aw. Dalam
peralatan modern, tanda akan muncul di layar atau kode kesalahan. Dalam peralatan tua,
cahaya hanya tidak akan bekerja lagi.
2. Matikan spektrofotometer.
3. Lepaskan kabel pakan.
4. Undo sekrup mengamankan bagian atas kompartemen lampu.
5. Buka sekrup menjaga mekanisme lampu tetap.
6. Buka sekrup pengikat kabel sambungan listrik ke lampu (dalam beberapa peralatan, ini
mungkin tidak diperlukan, sebagai dasar perakitan memiliki mekanisme kontak langsung ke
terminal kontak lampu).
7. Pasang lampu baru dengan karakteristik yang sama seperti aslinya. Gunakan sarung tangan
untuk menghindari mendapatkan sidik jari pada permukaan lampu.
8. Hubungkan kembali kabel listrik ke pakan lampu.
9. Pasang kembali sekrup menjaga lampu di tempat.
10. Pasang kembali sekrup penutup kompartemen lampu itu.
11. Hubungkan kembali spektrofotometer.
12. Hidupkan peralatan ON dan melaksanakan prosedur kalibrasi ulang peralatan yang
ditetapkan oleh produsen.
Maintenance Preventive
Pemeliharaan preventif spektrofotometer harus sesuai dengan rutinitas dan frekuensi yang
direkomendasikan oleh produsen. Serangkaian rutinitas dasar yang dapat dilakukan di laboratorium
disajikan berikutnya:
14. 1. Bersihkan spektrofotometer secara eksternal, termasuk, layar kontrol atau pengukuran meter.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sepotong kain halus (mirip dengan tekstur
yang digunakan dalam saputangan) dibasahi dengan air suling.
2. Periksa dan bersihkan kabel listrik pakan.
3. Pastikan lampu yang bersih dan dalam kondisi baik. Jika tidak berfungsi, menginstal yang
baru dengan spesifikasi yang sama seperti aslinya. Dalam spektrofotometer modern, negara
lampu terdeteksi secara otomatis oleh perangkat lunak yang mengontrol negara dan fungsi
dari peralatan sehingga mudah untuk menentukan kapan perlu mengganti lampu. Mengubah
lampu dan melaksanakan penyesuaian berikutnya setelah rekomendasi pabrikan.
4. Periksa sekering perlindungan. Sebelum membuka kompartemen di mana sekering
ditempatkan, periksa spektrofotometer dimatikan dan periksa bahwa kontak yang bersih dan
dalam kondisi baik. Jika perlu, ganti dengan yang baru dengan karakteristik yang sama
seperti yang direkomendasikan oleh produsen.
5. Taruh instrumen dalam konfigurasi operasional.
6. Aktifkan "pada" saklar dan memungkinkan untuk pemanasan selama lima (5) menit.
Verifikasi bahwa:
a. Lampu indikator atau percontohan bekerja.
b. Indikator membaca tinggal di nol (0).
c. Sumber cahaya bekerja.
7. Melakukan tes saat melarikan diri dalam "on" dan posisi "off"
a. Verifikasi tiang tanah dan polaritas yang benar.
b. Verifikasi polaritas yang benar tanpa tiang tanah.
c. Verifikasi polaritas terbalik tanpa tiang tanah.
8. Kalibrasi panel depan spektrofotometer sesuai dengan instruksi dari pabriknya.
9. Ukur sensitivitas peralatan itu.
10. Melakukan tes sesuai dengan hukum Beer.
11. Kembali spektrofotometer ke konfigurasi awal jika kalibrasi telah berhasil diselesaikan.
PRAKTIK SAAT MENGGUNAKAN SPECTROPHOTOMETER
1. Kalibrasi spektrofotometer setiap kali satu set sampel yang akan dianalisis.
2. Jauhkan penutup dari pemegang sampel dan kompartemen ditutup selama proses
pengukuran untuk memastikan bacaan yang memadai.
3. Hindari menggunakan kembali cuvettes pakai.
4. Hanya menggunakan cuvettes kuarsa untuk melaksanakan analisis di bawah 310 nm.
5. Hindari penggunaan plastik cuvettes jika menggunakan pelarut organik.
6. Gunakan kualitas tinggi boron silikat gelas untuk mempersiapkan standar. Hindari
penggunaan kaca natrium (natrium oksida) bila memungkinkan, sebagai kontak lama dengan
standar dapat menyerap dan menghasilkan hasil yang salah.
15. 7. Hati-hati membersihkan cuvettes kaca setelah digunakan. Buang-orang yang menunjukkan
garis-garis pada permukaan yang jelas.
8. Gunakan reagen berkualitas tinggi. Mereka dari kualitas rendah dapat menyebabkan
kontaminasi bahkan dalam konsentrasi yang sangat rendah.
9. Para Pengencer digunakan (air atau pelarut) harus bebas dari kotoran.
10. Verifikasi bahwa sampel atau standar tidak degas dalam
11. Para cuvettes. Fenomena ini menghasilkan gelembung pada permukaan bagian dalam
cuvettes dan kesalahan penyebab dalam pembacaan.
12. Memperhitungkan bahwa tidak semua zat mematuhi hukum Beer. Melakukan tes linieritas
pada kisaran konsentrasi yang akan digunakan. Disarankan untuk menyiapkan sekelompok
diketahui solusi standar yang tinggi dan memverifikasi hasil. Fenomena yang mempengaruhi
hukum Beer adalah sebagai berikut:
a. Konsentrasi tinggi oleh asosiasi molekul spesies ion.
b. Variasi hidrasi pada konsentrasi rendah mengubah sifat ion kompleks
c. Serapan yang tidak sesuai dengan hukum Beer membutuhkan grafik hasil
standar dikenal. Ini akan menunjukkan membaca versus konsentrasi sehingga
pembacaan konsentrasi yang tidak diketahui dapat berhubungan dengan
konsentrasi dari grafik.