SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 37
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Mengingat :   1.   Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
                                                                                                  Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik
                                                                                                  Indonesia tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
                                                                                                  Negara Nomor 2043);
                                                                                             2.   Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah
                                                                                                  Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
        PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT                                                 1985 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor
                    REPUBLIK INDONESIA                                                            3318);
                       NOMOR : 31/PERMEN/M/2006                                              3.   Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang
                                                                                                  Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara
                                TENTANG                                                           Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan
                                                                                                  Lembaran Negara Nomor 3469 );
      PETUNJUK PELAKSANAAN KAWASAN SIAP BANGUN DAN                                           4.   Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
        LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI                                               Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
                                                                                                  1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor
                   MENTERI NEGARA PERUMAH RAKYAT,                                                 3501);
                                                                                             5.   Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Menimbang :   a.      bahwa untuk pemenuhan kebutuhan perumahan dan                               Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
                      permukiman jangka pendek, menengah dan panjang,                             Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan
                      perlu diusahakan pembangunan kawasan permukiman                             Lembaran Negara Nomor 3699);
                      skala besar melalui pola pengembangan Kawasan Siap                     6.   Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
                      Bangun dan kaveling tanah matang yang sesuai dengan                         Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik
                      rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota/ DKI Jakarta                      Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran
                      yang terencana secara menyeluruh dan terpadu;                               Negara Nomor 4247);
              b.      bahwa pembangunan kawasan permukiman skala besar                       7.   Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
                      secara menyeluruh dan terpadu tersebut meliputi                             Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
                      penyelenggaraan Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan                          2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor
                      Siap Bangun yang Berdiri Sendiri;                                           4377);
              c.      bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam                        8.   Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
                      Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80                            Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
                      Tahun 1999 Tentang Kasiba dan Lisiba yang Berdiri                           Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
                      Sendiri perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara                           Negara Nomor 4437);
                      Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Pelaksanaan
                      Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun                         9.   Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
                      yang Berdiri Sendiri;                                                       (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
                                                                                                  Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444);


                                                                           1                                                                        2
10.   Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak      19.   Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
      Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas                2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
      Tanah;                                                          36 Tahun 2005;
11.   Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang          20.   Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965 tentang
      Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan                  Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan Atas Tanah
      Tatacara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan                  Negara;
      Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
                                                                21.   Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3
      1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor
                                                                      Tahun 1997 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
      3660);
                                                                      Nomor 24 Tahun 1997;
12.   Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
                                                                22.   Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 2
      Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik
                                                                      Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi;
      Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran
      Negara Nomor 3696);                                       23.   Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3
                                                                      Tahun 1999 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian
13.   Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang
                                                                      dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara;
      Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri (Lembaran Negara
      Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 171, Tambahan         24.   Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 2
      Lembaran Negara Nomor 3892);                                    Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi;
14.   Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang          25.   Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
      Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik                    Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 tentang Tatacara
      Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran                Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan
      Negara Nomor 4385);                                             Hak Pengelolaan;
15.   Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6           26.   Keputusan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun
      Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik                     1995 tentang Pedoman Pembangunan Perumahan dan
      Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia               Permukiman dengan Lingkungan Hunian Berimbang;
      Tahun 2006 Nomor 20);
16.   Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16          27.   Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
      Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan               Nomor 327/KPTS/M/2002 Tahun 2002 tentang
      Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun             Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang;
      2005 Nomor 33);                                           28.   Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1987
17.   Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M               tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas
      Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia                Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada
      Bersatu;                                                        Pemerintah Daerah;
18.   Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun      29.   Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia
      2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan                   Nomor 14/PERMEN/M/2006 Tahun 2006 tentang
      Pembangunan untuk Kepentingan Umum;                             Penyelenggaraan Perumahan Kawasan Khusus;


                                                            3                                                             4
30.   Peraturan Kepala BPN Nomor 4 Tahun 1991 tentang           3.   Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
                         Konsolidasi Tanah;                                             tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
                                                                                        sarana lingkungan.
                   31.   Instruksi Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 5
                         Tahun 1998 tentang Pemberian Ijin Lokasi Dalam Rangka     4.   Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
                         Penguasaan Tanah Skala Besar.                                  dan sarana pembinaan keluarga.
                                                                                   5.   Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
 Memperhatikan :
                                                                                        memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana
                   1.    Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No.              mestinya, seperti jalan, drainase, limbah, dan persampahan.
                         410-4245 Tanggal 7 Desember 1991 tentang Petunjuk
                                                                                   6.   Jaringan primer prasarana lingkungan dalam Kasiba adalah jaringan utama
                         Pelaksanaan Konsolidasi Tanah;
                                                                                        yang menghubungkan antar kawasan permukiman atau antara kawasan
                   2.    Surat Edaran Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No              permukiman dan kawasan lain yang digunakan untuk kepentingan umum.
                         410-1078 Tanggal 18 April 1996 tentang Petunjuk Teknis
                                                                                   7.   Jaringan sekunder prasarana lingkungan adalah jaringan cabang dari jaringan
                         Konsolidasi Tanah.
                                                                                        primer prasarana lingkungan yang melayani kebutuhan di dalam satu satuan
                                                                                        lingkungan permukiman.
                                MEMUTUSKAN :
                                                                                   8.   Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk
 Menetapkan :            PERATURAN MENTERI NEGARA     PERUMAHAN                         penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya,
                         RAKYAT TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN                            seperti fasilitas pemerintahan, pendidikan, pelayanan kesehatan,
                         KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP                        perbelanjaan, tempat ibadah, rekreasi dan kebudayaan, olah raga dan
                         BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI                                    lapangan terbuka, serta ruang terbuka hijau.
                                                                                   9.   Utilitas adalah sarana penunjang untuk pelayanan perumahan yang meliputi
                                                                                        sarana air minum, listrik, telepon dan gas.
                                   BAB I
                              KETENTUAN UMUM                                      10.   Utilitas umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan.
                                                                                  11.   Tata ruang adalah wujud struktural dan           pemanfaatan ruang baik
                                Bagian Pertama                                          direncanakan maupun tidak.
                                  Pengertian
                                                                                  12.   Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
                                    Pasal 1                                       13.   Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan adalah rencana rinci tata ruang kawasan
                                                                                        di wilayah Kabupaten/Kota atau rencana tata ruang DKI Jakarta, yang
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :                                      meliputi:
1.    Kawasan Permukiman adalah kawasan budidaya yang ditetapkan dalam                  a. rencana terperinci (detail) tata ruang kawasan yang menggambarkan,
      rencana tata ruang dengan fungsi utama untuk permukiman.                             antara lain zonasi atau blok alokasi pemanfaatan ruang (block plan); dan
2.    Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,           b. rencana teknik ruang pada setiap blok kawasan yang menggambarkan,
      baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi                   antara lain rencana tapak atau tata letak (site plan) dan tata bangunan
      sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat                  (building lay out) beserta prasarana dan sarana lingkungan serta utilitas
      kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan.                              umum.

                                                                              5                                                                                   6
14.   Rencana tata bangunan dan lingkungan adalah rencana teknik ruang kawasan       20.   Konsolidasi tanah adalah kebijaksanaan pertanahan mengenai penataan
      yang digunakan untuk pengendalian pemanfaatan ruang suatu                            kembali penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha pengadaan tanah
      lingkungan/kawasan, menindaklanjuti rencana detil tata ruang dan sebagai             untuk kepentingan pembangunan, untuk meningkatkan kualitas lingkungan
      panduan dalam rangka perwujudan kualitas bangunan dan lingkungan yang                dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi aktif
      berkelanjutan dari aspek fungsional, sosial, ekonomi dan lingkungan                  masyarakat.
      bangunan termasuk ekologi dan kualitas visual.
                                                                                     21.   Lingkungan Hunian yang Berimbang adalah wujud kawasan dan lingkungan
15.   Kawasan Siap Bangun, selanjutnya disebut Kasiba, adalah sebidang tanah               perumahan dan permukiman (dalam Kasiba) yang pembangunan perumahan
      yang fisiknya telah dipersiapkan untuk pembangunan perumahan dan                     dan permukimannya meliputi rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah
      permukiman skala besar yang terbagi dalam satu lingkungan siap bangun atau           mewah dengan perbandingan tertentu sehingga dapat menampung secara
      lebih, yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dengan lebih dahulu             serasi berbagai kelompok masyarakat. Perbandingan tertentu dimaksud
      dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan sesuai           adalah perbandingan jumlah rumah sederhana, berbanding jumlah rumah
      dengan rencana tata ruang kawasan yang ditetapkan oleh Pemerintah                    menengah, dan jumlah rumah mewah, sebesar 6 (enam) atau lebih,
      Kabupaten/Kota atau Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan                     berbanding 3 (tiga) atau lebih, berbanding 1 (satu).
      memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana dan sarana
                                                                                     22.   Badan Usaha adalah badan hukum yang kegiatan usahanya di bidang
      lingkungan, khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta Rencana Tata
                                                                                           pembangunan perumahan dan permukiman yang didirikan berdasarkan
      Ruang Kawasannya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota
                                                                                           hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
      Jakarta.
                                                                                     23.   Badan Pengelola Kasiba, yang selanjutnya disebut Badan Pengelola, adalah
16.   Lingkungan Siap Bangun, selanjutnya disebut Lisiba, adalah sebidang tanah
                                                                                           Badan Usaha Milik Negara dan atau Badan lain yang dibentuk oleh
      yang merupakan bagian dari Kasiba yang telah dipersiapkan dan dilengkapi
                                                                                           Pemerintah yang ditugasi sebagai Pengelola Kasiba termasuk Badan Usaha
      dengan prasarana lingkungan dan selain itu juga sesuai dengan persyaratan
                                                                                           Milik Daerah. Badan lain yang dibentuk oleh Pemerintah dimaksud adalah
      pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
                                                                                           Badan Usaha swasta yang bergerak di bidang perumahan dan permukiman
      pelayanan lingkungan untuk membangun kaveling tanah matang.
                                                                                           yang menjalankan misi dan bekerjasama dengan Pemerintah.
17.   Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri, selanjutnya disebut Lisiba yang
                                                                                     24.   Penyelenggara adalah kelompok masyarakat pemilik tanah atau badan usaha
      Berdiri Sendiri atau Lisiba BS, adalah Lisiba yang bukan merupakan bagian
                                                                                           yang ditunjuk oleh Badan Pengelola Kasiba untuk membangun Lisiba bagian
      dari Kasiba, yang dikelilingi oleh lingkungan perumahan yang sudah terbangun
                                                                                           dari Kasiba dan yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah untuk membangun
      atau dikelilingi oleh kawasan dengan fungsi-fungsi lain.
                                                                                           Lisiba yang Berdiri Sendiri.
18.   Kaveling Tanah Matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan
                                                                                     25.   Masyarakat adalah orang seorang, sekelompok orang, termasuk masyarakat
      sesuai dengan persyaratan pembakuan dalam penggunaan, penguasaan,
                                                                                           hukum adat, atau badan hukum.
      pemilikan tanah dan rencana tata ruang kawasan tempat tinggal atau
      lingkungan hunian untuk membangun bangunan.                                    26.   Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
                                                                                           Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
19.   Penyediaan tanah untuk perumahan dan permukiman adalah setiap kegiatan
                                                                                           Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
      pemenuhan kebutuhan tanah untuk perumahan dan permukiman melalui
                                                                                           Republiki Indonesia Tahun 1945.
      penyelenggaraan pengelolaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri, yang
      terdiri dari perolehan tanah, mengurus hak atas tanah, mengkavling tanah dan   27.   Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
      mengalokasikan bagian-bagian dari tanah tersebut untuk pembangunan                   pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
      perumahan, prasarana lingkungan dan fasilitas umum.                                  dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
                                                                                           Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
                                                                                           Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

                                                                                7                                                                                  8
28.   Pemerintah daerah dalam peraturan ini adalah Bupati atau Walikota atau         (3)   Pengelolaan Lisiba bagian dari Kasiba atau Lisiba yang Berdiri Sendiri
      Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan perangkat daerah sebagai                 bertujuan agar tersedia kavling tanah matang beserta rumah yang layak dalam
      unsur penyelenggara pemerintahan daerah.                                             lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur dengan pola hunian
                                                                                           berimbang, terencana dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
29.   Kepala daerah dalam peraturan ini adalah Bupati atau Walikota, sedangkan
      untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah Gubernur Daerah Khusus              (4)   Maksud dan tujuan disusunnya petunjuk pelaksanaan ini adalah untuk
      Ibukota Jakarta.                                                                     memudahkan para pihak terkait dalam penyelenggaraan dan pengelolaan
                                                                                           Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri guna mencapai maksud dan tujuan
30.   Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
                                                                                           pembangunan perumahan dan permukiman dengan Kasiba dan Lisiba yang
      lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara
                                                                                           Berdiri Sendiri.
      pemerintahan daerah.
                                                                                     (5)   Lingkup pengaturan pada Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang
31.   Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
                                                                                           Berdiri Sendiri mencakup tatacara, prosedur dan pentahapan dalam
      mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
                                                                                           pengelolaan Kasiba dan penyelenggaraan Lisiba yang Berdiri Sendiri;
      masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
                                                                                           penetapan lokasi dan penyediaan tanah serta pemberian hak atas tanah dan
32.   Daerah otonom selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat                 pendaftarannya; perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian Kasiba dan
      hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan                 Lisiba; perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian Lisiba yang Berdiri
      mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat                     Sendiri; pembinaan; penyerahan prasarana dan tanah untuk pembangunan
      merurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem                sarana lingkungan; dan peran serta masyarakat.
      Negara Kesatuan Republik Indonesia.
33.   Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang perumahan dan
      permukiman                                                                                                     BAB II
                                                                                                    PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN KASIBA
                                                                                                        DAN LISIBA YANG BERDIRI SENDIRI
                               Bagian Kedua
                         Maksud, Tujuan dan Lingkup                                                                 Bagian Pertama
                                                                                                                   Pengelolaan Kasiba
                                    Pasal 2
                                                                                                                         Pasal 3
(1)   Pembangunan perumahan dan permukiman yang dilaksanakan dengan pola
      Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri dimaksudkan agar pembangunan            (1)   Pengelolaan Kasiba dilakukan oleh Pemerintah Daerah                   yang
      perumahan dan permukiman dapat lebih terarah dan terpadu sesuai dengan               penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Badan Pengelola Kasiba .
      arah pembangunan Kabupaten/Kota/DKI Jakarta, sehingga mengarahkan
      pertumbuhan wilayah agar membentuk struktur wilayah yang lebih efisien dan     (2)   Badan Pengelola Kasiba ditunjuk atau ditetapkan oleh Kepala Daerah melalui
      efektif.                                                                             kompetisi yang diikuti oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan atau
                                                                                           Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan atau Badan lain yang dibentuk oleh
(2)   Pengelolaan Kasiba bertujuan agar tersedia satu atau lebih Lisiba yang telah         Pemerintah yang ditugasi untuk itu.
      dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan serta
      memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana, sarana lingkungan          (3)   Badan Pengelola Kasiba paling tidak terdiri dari unsur BUMN dan atau BUMD
      dan utilitas umum untuk pembangunan perumahan dan permukiman sesuai                  dan atau Badan lain yang dibentuk Pemerintah, unsur Pemerintah
      dengan rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota atau rencana tata ruang             Kabupaten/Kota, unsur Pemerintah Propinsi dan atau unsur Pemerintah Pusat
      DKI Jakarta.                                                                         .

                                                                                9                                                                                  10
(4)   Badan Pengelola Kasiba dapat mengelola lebih dari satu Kawasan Siap                 a. dalam waktu yang sudah ditentukan tidak ada Badan Usaha yang
      Bangun dalam satu Kabupaten/Kota atau dalam satu wilayah Daerah Khusus                 mendaftarkan diri untuk mengikuti kompetisi sebagai Penyelenggara
      Ibukota Jakarta.                                                                       Lisiba ;
(5)   Dalam hal tidak ada BUMN/BUMD yang memenuhi persyaratan untuk                       b. untuk menjaga stabilitas harga rumah, Badan Pengelola Kasiba hanya
      mengelola Kasiba, maka Kepala Daerah dapat membentuk Badan lain yang                   dapat menyelenggarakan 1 (satu) Lisiba dalam Kasiba yang mempunyai
      ditugasi untuk pengelolaan Kasiba yang selanjutnya dikukuhkan menjadi                  lebih dari 1 (satu) Lisiba yang pembangunannya dilakukan secara
      BUMD dan menyampaikan informasi pembentukan tersebut kepada DPRD.                      bersamaan;
(6)   Badan lain yang ditugasi untuk pengelolaan Kasiba yang telah dikukuhkan             c. apabila pembangunan Lisiba dilakukan secara bertahap dan untuk tiap
      menjadi BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dapat bekerjasama                     tahapnya Badan Pengelola Kasiba hanya menyelesaikan 1 (satu) Lisiba,
      (kerjasama operasi atau konsorsium) dengan Badan Usaha Swasta di bidang                maka Badan Pengelola Kasiba tidak dapat menjadi Penyelenggara Lisiba
      perumahan dan permukiman, dengan kepemilikan saham mayoritas oleh                      dalam Kasiba yang dikelolanya, kecuali tidak ada yang ingin menjadi
      BUMD, guna melaksanakan pengelolaan Kasiba.                                            Penyelenggara Lisiba.
(7)   Dalam hal belum terbentuknya Badan Pengelola Kasiba sebagaimana
                                                                                                                Bagian Ketiga
      dimaksud pada ayat (5), Kepala Daerah dapat membentuk Tim Penyiapan
                                                                                                   Penyelenggaraan Lisiba yang Berdiri Sendiri
      Badan Pengelola Kasiba yang terdiri dari Sekretaris Daerah sebagai Ketua
      Tim Penyiapan Badan Pengelola Kasiba, dengan anggota terdiri dari unsur
                                                                                                                      Pasal 5
      Bappeda, Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman, Tata Kota/Tata
      Ruang, Pertanahan dan unsur Instansi lain yang diperlukan serta dari Unsur
                                                                                    (1)   Penyelenggaraan Lisiba yang Berdiri Sendiri dapat dilakukan oleh masyarakat
      yang Professional di bidangnya.
                                                                                          pemilik tanah dengan membentuk usaha bersama, atau oleh Badan Usaha di
(8)   Tugas utama Tim Penyiapan Badan Pengelola Kasiba segera membentuk                   bidang pembangunan perumahan dan permukiman melalui kompetisi.
      Badan Pengelola Kasiba sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan
                                                                                    (2)   Penunjukan atau penetapan sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri
      melakukan tugas-tugas Badan Pengelola Kasiba sampai ditetapkannya Badan
                                                                                          Sendiri dilakukan oleh Kepala Daerah.
      Pengelola Kasiba.
(9)   Badan Pengelola Kasiba selanjutnya menunjuk Penyelenggara Lisiba sebagai                                Bagian Keempat
      pelaksana pembangunan Lisiba bagian dari Kasiba melalui kompetisi.                          Tahapan Penunjukan Badan Pengelola Kasiba

                              Bagian Kedua                                                                            Pasal 6
                          Penyelenggaraan Lisiba
                                                                                    (1)   Penunjukan Badan Pengelola Kasiba dilaksanakan melalui tahapan:
                                  Pasal 4                                                 pembentukan Panitia Kompetisi, persiapan, mengundang calon peserta,
                                                                                          pendaftaran, penjelasan bahan kompetisi, penerimaan proposal, evaluasi
(1)   Penyelenggara Lisiba bagian dari Kasiba ditunjuk atau ditetapkan oleh Badan         proposal, pengusulan calon pemenang, penetapan pemenang sebagai Badan
      Pengelola Kasiba melalui kompetisi.                                                 Pengelola Kasiba .
(2)   Badan Pengelola Kasiba tidak dapat menjadi Penyelenggara Lisiba, kecuali      (2)   Penunjukan Badan Pengelola Kasiba sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
      dalam hal tertentu.                                                                 secara skematis digambarkan pada Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara
(3)   Dalam hal tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu:                        Perumahan Rakyat ini.


                                                                              11                                                                                  12
Paragraf Pertama                                                                         Paragraf Kelima
                       Pembentukan Panitia Kompetisi                                                           Penjelasan Bahan Kompetisi

                                    Pasal 7                                                                               Pasal 11

Kepala Daerah menunjuk atau menetapkan Panitia Kompetisi yang mewakili unsur-          Panitia Kompetisi melakukan penjelasan bahan kompetisi kepada peserta kompetisi
unsur dari Bappeda, Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman, Tata Kota/Tata           dilanjutkan dengan peninjauan lapangan di calon lokasi Kasiba terpilih dan
Ruang, Pertanahan dan unsur instansi lain yang dianggap perlu.                         melakukan tanya jawab dengan peserta tentang bahan kompetisi.


                               Paragraf Kedua                                                                       Paragraf Keenam
                             Persiapan Kompetisi                                                             Penerimaan Proposal Kompetisi

                                    Pasal 8                                                                               Pasal 12

Persiapan kompetisi dilakukan dengan penyusunan dokumen kompetisi yang berisi          Panitia Kompetisi melakukan penerimaan proposal yang dikirim oleh calon peserta
antara lain: kerangka acuan tugas (Terms of Reference/TOR) untuk calon pengelola       dalam format sampul tertutup.
Kasiba, penentuan jadwal kompetisi, petunjuk persyaratan peserta kompetisi, isi dan
format proposal, cara penyampaian proposal, kriteria dan tatacara evaluasi proposal.
                                                                                                                          Pasal 13

                            Paragraf Ketiga                                            Panitia Kompetisi menyatakan syah tidaknya penerimaan proposal sebagaimana
                   Mengundang Calon Peserta Kompetisi                                  disebutkan dalam pasal 12.

                                    Pasal 9
                                                                                                                     Paragraf Ketujuh
Panitia Kompetisi mengundang calon peserta kompetisi yang dilakukan secara                                           Evaluasi Proposal
terbuka melalui media massa dan atau media elektronik.
                                                                                                                          Pasal 14

                            Paragraf Keempat                                           Panitia Kompetisi melakukan evaluasi proposal khususnya yang menyangkut draft
                       Pendaftaran Peserta Kompetisi                                   konsep rencana tata ruang Kasiba yang diusulkan, keandalan atau kinerja
                                                                                       perusahaan, kapasitas keuangan, kemampuan personil yang diajukan dan potensi
                                   Pasal 10                                            serta kemungkinan tingkat keberhasilannya.

Panitia Kompetisi melakukan penerimaan pendaftaran calon peserta kompetisi yang                                           Pasal 15
diikuti dengan penyerahan bahan kompetisi kepada calon peserta yang
mendaftarkan diri.                                                                     Dalam hal tidak ditemukan hasil yang memenuhi syarat di dalam pelaksanaan
                                                                                       evaluasi, maka proses seleksi hanya akan diulang satu kali melalui kompetisi ulang.


                                                                                 13                                                                                    14
Paragraf Kedelapan                                       d.    menyiapkan rencana serta program penyelenggaraan Kasiba sesuai Rencana
                        Pengusulan Calon Pemenang                                          Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);
                                                                                     e.    menyiapkan program investasi kawasan serta mendorong promosi kawasan
                                  Pasal 16
                                                                                           kepada para pihak terkait;
Panitia Kompetisi mengusulkan calon pemenang kepada Kepala Daerah yang               f.    membangun jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan secara
disertai laporan Panitia Kompetisi atas hasil evaluasi proposal dari masing-masing         terencana dan bertahap dengan memperhatikan aspek keterpaduan
peserta.                                                                                   prasarana kawasan/wilayah;
                                                                                     g.    menyelenggarakan kompetisi untuk menunjuk Penyelenggara Lisiba;
                            Paragraf Kesembilan
                            Penetapan Pemenang                                       h.    menyerahkan bagian Lisiba kepada Badan Usaha di bidang pembangunan
                                                                                           perumahan dan permukiman berdasarkan hasil kompetisi;
                                  Pasal 17                                           i.    melakukan pengendalian pembangunan fisik Lisiba dan secara rutin
                                                                                           melaporkan kepada Kepala Daerah;
Kepala Daerah menetapkan pemenang kompetisi dan menunjuknya sebagai Badan
Pengelola Kasiba berdasarkan usulan dan laporan Panitia Kompetisi.                   j.    melakukan pengendalian harga tanah melalui berbagai instrumen kebijakan
                                                                                           dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
                                  Pasal 18                                           k.    menyerahkan prasarana dan sarana lingkungan yang telah selesai dan
                                                                                           berfungsi melayani Kasiba kepada Pemerintah Daerah; dan
Dalam hal proses evaluasi kedua tidak ditemukan hasil yang memenuhi syarat, maka
Kepala Daerah dapat menunjuk dan menetapkan Badan Pengelola Kasiba sesuai            l.    meminta persetujuan Kepala Daerah apabila melakukan kerjasama dengan
dengan ketentuan dalam pasal 3.                                                            masyarakat pemilik tanah/usaha bersama atau Badan Usaha yang bergerak di
                                                                                           bidang pembangunan perumahan dan permukiman dalam pembangunan
                              Bagian Kelima                                                Kasiba.
                       Tugas Badan Pengelola Kasiba
                                                                                                                Bagian Keenam
                                  Pasal 19                                                 Tahapan Penunjukan Badan Usaha Sebagai Penyelenggara Lisiba

Badan Pengelola Kasiba mempunyai tugas sebagai berikut:                                                                Pasal 20
a.    menyiapkan Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba yang mengacu pada Rencana           Penunjukan Badan Usaha sebagai Penyelenggara Lisiba dilaksanakan melalui
      Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah                tahapan sebagaimana tahapan penunjukan Badan Pengelola Kasiba yang
      (RP4D);                                                                        disebutkan dalam pasal 6 ayat (1).
b.    dalam menjalankan tugas sebagaimana disebutkan pada huruf a Badan
      Pengelola Kasiba harus mempertimbangkan dan menerapkan kaedah-kaedah                                             Pasal 21
      serta konsep lingkungan hunian berimbang dan keterpaduan prasarana;
                                                                                     Badan Pengelola Kasiba menunjuk atau menetapkan Panitia Kompetisi yang
c.    menyiapkan data mengenai luas, batas dan kepemilikan tanah sesuai dengan       mewakili unsur-unsur dari Bappeda, Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman,
      tahapan pengembangan;                                                          Tata Kota/Tata Ruang, Pertanahan dan unsur Instansi lain yang dianggap perlu.


                                                                               15                                                                               16
Pasal 22                                                                      Bagian Ketujuh
                                                                                                   Tahapan Penunjukan Peserta Konsolidasi Tanah
Tahapan persiapan kompetisi, mengundang calon peserta kompetisi, dan                          sebagai Penyelenggara Lisiba oleh Badan Pengelola Kasiba
pendaftaran peserta kompetisi dilaksanakan sebagaimana penunjukan Badan
Pengelola Kasiba.                                                                                                        Pasal 29

                                                                                    Badan Pengelola Kasiba melakukan studi kelayakan, dan secara bersamaan
                                    Pasal 23                                        melakukan penyuluhan kepada masyarakat pemilik tanah tentang Kasiba dan
                                                                                    kemungkinan peran para pemilik tanah dalam penyelenggaraan pengelolaannya.
Panitia Kompetisi melakukan penjelasan bahan kompetisi kepada peserta kompetisi.
                                                                                                                         Pasal 30
                                    Pasal 24
                                                                                    Masyarakat pemilik tanah selanjutnya menyelenggarakan musyawarah untuk
Tahapan penerimaan proposal kompetisi dan evaluasi proposal dilaksanakan            menyepakati pelaksana konsolidasi tanah, yang kemudian dilanjutkan dengan
sebagaimana penunjukan Badan Pengelola Kasiba.                                      membentuk suatu perkumpulan yang menghimpun seluruh pemilik tanah yang
                                                                                    menghendaki konsolidasi dan membentuk usaha bersama sesuai ketentuan yang
                                    Pasal 25                                        berlaku.

Panitia Kompetisi mengusulkan calon pemenang kepada Badan Pengelola Kasiba                                               Pasal 31
yang disertai laporan Panitia Kompetisi atas hasil evaluasi proposal dari masing-
masing peserta.                                                                     Kepala Daerah selaku ketua tim koordinasi konsolidasi tanah atau Kepala Kantor
                                                                                    Pertanahan Kabupaten/Kota menetapkan keputusan tentang penetapan lokasi
                                    Pasal 26                                        konsolidasi tanah, yang didasarkan antara lain pada kesepakatan para pemilik tanah.

Kepala Daerah menetapkan pemenang kompetisi dan menunjuknya sebagai                                                      Pasal 32
Penyelenggara Lisiba atas usulan Badan Pengelola Kasiba.
                                                                                    Badan Pengelola Kasiba menetapkan masyarakat pemilik tanah peserta konsolidasi
                                                                                    tanah tersebut sebagai Penyelenggara Lisiba.
                                    Pasal 27
                                                                                                                         Pasal 33
Dalam hal proses evaluasi kedua tidak ditemukan hasil yang memenuhi syarat, maka
Kepala Daerah dapat menunjuk dan menetapkan Penyelenggara Lisiba atas usulan        Kepala Daerah menetapkan Penyelenggara Lisiba berdasarkan usulan dari Badan
Badan Pengelola Kasiba.                                                             Pengelola Kasiba.

                                                                                                                  Bagian Kedelapan
                                    Pasal 28                                                                  Tugas Penyelenggara Lisiba

Penunjukan Badan Usaha sebagai Penyelenggara Lisiba sebagaimana dimaksud                                                 Pasal 34
dalam pasal 20 secara skematis digambarkan pada Lampiran 2 Peraturan Menteri
Negara Perumahan Rakyat ini.                                                        Penyelenggara Lisiba mempunyai tugas sebagai berikut :

                                                                              17                                                                                    18
a.    mengajukan dokumen Rencana Rinci Tata Ruang, tahapan pembangunan                                         Paragraf Kedua
      fisik, dan jadwal kerja kepada Badan Pengelola Kasiba;                              Tahapan Penunjukan Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri
b.    membangun prasarana dan sarana lingkungan, kaveling tanah matang
                                                                                                                      Pasal 37
      dengan atau tanpa rumah terbangun, serta utilitas umum yang sesuai dengan
      peraturan perundang-undangan yang berlaku;
                                                                                  Penunjukan dan penetapan Badan Usaha sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri
c.    menyerahkan prasarana dan sarana lingkungan yang telah selesai dan          Sendiri dilakukan melalui tahapan seperti yang dilakukan pada penunjukan Badan
      berfungsi melayani Lisiba kepada Pemerintah Daerah melalui Badan            Pengelola Kasiba, sebagaimana disebut dalam pasal 20.
      Pengelola Kasiba;
d.    mendorong investor untuk berperan dalam pembangunan perumahan dengan                                            Pasal 38
      pola rumah tidak bersusun, pola rumah susun maupun pola rumah swadaya.
                                                                                  Persyaratan peserta dan evaluasi peserta dalam kompetisi dijelaskan lebih rinci
                                                                                  dalam Petunjuk Teknis yang merupakan dokumen tak terpisahkan dari Peraturan
                          Bagian Kesembilan                                       Menteri Negara Perumahan Rakyat ini.
        Tahapan Penunjukan Badan Usaha Sebagai Penyelenggara
                      Lisiba yang Berdiri Sendiri                                                              Bagian Kesepuluh
                                                                                                 Tahapan Penunjukan Peserta Konsolidasi Tanah
                                 Pasal 35                                                       sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri

(1)   Penunjukan Badan Usaha sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri                                         Pasal 39
      dilaksanakan melalui tahapan sebagaimana tahapan penunjukan Badan
      Pengelola Kasiba yang disebutkan dalam pasal 6 ayat (1).                    Kepala Daerah menunjuk atau menetapkan Panitia Kompetisi yang mewakili unsur-
                                                                                  unsur dari Bappeda, Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman, Tata Kota/Tata
(2)   Penunjukan Badan Usaha sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri    Ruang, Pertanahan dan unsur Instansi lain yang dianggap perlu.
      sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara skematis digambarkan pada
      Lampiran 3 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini.                                                       Pasal 40

                                                                                  Panitia Kompetisi melakukan aktivitas penyuluhan kepada masyarakat pemilik tanah
                          Paragraf Pertama                                        tentang Lisiba yang Berdiri Sendiri dan kemungkinan peran para pemilik tanah dalam
                     Pembentukan Panitia Kompetisi                                penyelenggaraan pengelolaannya.

                                 Pasal 36                                                                             Pasal 41

Kepala Daerah menunjuk atau menetapkan Panitia Kompetisi yang mewakili unsur-     (1)   Masyarakat pemilik tanah selanjutnya menyelenggarakan musyawarah untuk
unsur dari Bappeda, Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman, Tata Kota/Tata            menyepakati pelaksana konsolidasi tanah yang tertuang dalam suatu berita
Ruang, Pertanahan dan unsur Instansi lain yang dianggap perlu.                          acara.
                                                                                  (2)   Setelah musyawarah sebagaimana disebut pada ayat (1) kemudian
                                                                                        dilanjutkan dengan membentuk suatu perkumpulan yang menghimpun seluruh



                                                                            19                                                                                   20
pemilik tanah yang menghendaki konsolidasi dan membentuk usaha bersama                                Bagian Keduabelas
      seperti koperasi atau bentuk lain sesuai ketentuan yang berlaku.                          Pendanaan dan Periode Badan Pengelola Kasiba

                                    Pasal 42                                                                    Paragraf Pertama
                                                                                                                   Pendanaan
(1)   Kepala Daerah selaku ketua tim konsolidasi tanah atau Kepala Kantor
      Pertanahan menetapkan keputusan tentang penetapan lokasi konsolidasi                                          Pasal 44
      tanah yang didasarkan antara lain pada kesepakatan para pemilik tanah.
                                                                                   (1)   Untuk menjamin berjalannya kegiatan Badan Pengelola Kasiba dan juga Tim
(2)   Kepala Daerah menetapkan masyarakat pemilik tanah peserta konsolidasi
                                                                                         Penyiapan Badan Pengelola Kasiba, maka Pemerintah Daerah berkewajiban
      tanah sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri.
                                                                                         mengalokasikan dari APBD sektor perumahan dan permukiman untuk
                                                                                         mendanai operasional Badan Pengelola Kasiba dan juga Tim Penyiapan
                            Bagian Kesebelas
                                                                                         Badan Pengelola Kasiba .
              Tugas Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri
                                                                                   (2)   Dalam hal tidak tercukupinya alokasi dana sebagaimana disebutkan pada ayat
                                   Pasal 43                                              (1), maka Badan Pengelola Kasiba dapat bekerjasama dengan Badan Usaha
                                                                                         lain untuk pendanaan dan atau dapat mengajukan bantuan stimulan kepada
Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri mempunyai tugas sebagai berikut :              Pemerintah Pusat atau Pemerintah Provinsi, dengan persetujuan dari Kepala
                                                                                         Daerah.
a.    menyusun dan bertanggung jawab atas Rencana Rinci Tata Ruang, Rencana
      Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan tahapan perolehan tanah,             (3)   Pengaturan pendanaan Kasiba, Lisiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri secara
      tahapan pembangunan fisik dan jadwal kerja untuk dimintakan persetujuan            rinci diatur oleh Pemerintah Daerah.
      kepada Kepala Daerah;
                                                                                                                  Paragraf Kedua
b.    membangun rumah, prasarana lingkungan, sarana lingkungan, serta utilitas
                                                                                                          Periode Badan Pengelola Kasiba
      umum yang harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
      berlaku;
                                                                                                                      Pasal 45
c.    menyerahkan prasarana lingkungan yang telah selesai dibangun dan
      berfungsi kepada Pemerintah Daerah;                                          (1)   Masa kerja Ketua Badan Pengelola Kasiba adalah selama 5 (lima) tahun dan
d.    mendorong investor untuk berperan dalam pembangunan perumahan dengan               dapat ditunjuk kembali maksimal 2 (dua) periode berturut-turut.
      pola rumah tidak bersusun, pola rumah susun maupun pola rumah swadaya;       (2)   Masa kerja dari Tim Penyiapan Badan Pengelola Kasiba paling lama 3 (tiga)
e.    melakukan pengendalian pembangunan fisik Lisiba dan secara rutin                   tahun.
      melaporkan kepada Kepala Daerah;
f.    melakukan pengendalian harga tanah melalui berbagai instrumen kebijakan
      dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.




                                                                              21                                                                                22
BAB III                                                                           Paragraf Kedua
               PENETAPAN LOKASI DAN PENYEDIAAN TANAH                                                 Penentuan Alternatif Calon Lokasi Kasiba

                               Bagian Pertama                                                                         Pasal 50
                              Penetapan Lokasi
                                                                                   Pemerintah Daerah memilih beberapa alternatif calon lokasi Kasiba dengan
                                   Pasal 46                                        mempertimbangkan strategi pengembangan Kabupaten/ Kota.

(1)   Penetapan lokasi Kasiba dilakukan melalui tahapan pengkajian RTRW                                          Paragraf Ketiga
      Kabupaten/Kota/ RTRW DKI Jakarta, penentuan alternatif calon lokasi,                               Kunjungan ke Calon Lokasi Kasiba
      kunjungan ke calon lokasi Kasiba, penentuan calon lokasi Kasiba prioritas,
      konsultasi dengan masyarakat, pengusulan calon lokasi terpilih, penetapan                                       Pasal 51
      lokasi Kasiba.
                                                                                   Pemerintah Daerah melakukan kunjungan ke beberapa calon lokasi Kasiba guna
(2)   Penetapan lokasi Kasiba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara
                                                                                   melihat kondisi yang ada untuk mengetahui kemungkinan pengembangan
      skematis digambarkan pada Lampiran 4 Peraturan Menteri Negara
                                                                                   permukiman, termasuk di dalamnya pengembangan prasarana, dan status
      Perumahan Rakyat ini.
                                                                                   kepemilikan tanah.

                                                                                                                Paragraf Keempat
                              Paragraf Pertama
                                                                                                      Penentuan Calon Lokasi Kasiba Prioritas
                      Pengkajian RTRW Kabupaten/Kota
                                                                                                                      Pasal 52
                                   Pasal 47
                                                                                   Pemerintah Daerah melakukan penentuan calon lokasi kasiba prioritas dengan
Pemerintah Daerah melakukan kajian pertumbuhan penduduk baik secara alamiah
                                                                                   mengacu persyaratan yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan
maupun migrasi dengan mengacu data statistik.
                                                                                   Rakyat tentang Pedoman Teknis Kasiba Lisiba yang Berdiri Sendiri.
                                   Pasal 48
                                                                                                                  Paragraf Kelima
                                                                                                           Konsultasi Dengan Masyarakat
Pemerintah Daerah melakukan kajian kebutuhan rumah dan ketersediaan (supply
demand) perumahan berdasarkan Rencana Pembangunan dan Pengembangan
                                                                                                                      Pasal 53
Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D).
                                                                                   Pemerintah Daerah mengadakan dengar pendapat dengan masyarakat yang terkait
                                   Pasal 49
                                                                                   langsung dengan Kasiba dan atau lembaga kemasyarakatan yang peduli dengan
                                                                                   pembangunan perumahan.
Pemerintah Daerah melakukan kajian tata ruang berdasarkan arahan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau RTRW DKI Jakarta untuk persiapan menyusun
                                                                                                                      Pasal 54
RTBL.
                                                                                   Kepala Daerah memberikan informasi kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
                                                                                   mengenai perkembangan penetapan lokasi Kasiba.

                                                                             23                                                                                 24
Paragraf Keenam                                        b. tidak merusak lingkungan;
                        Pengusulan Calon Lokasi Terpilih
                                                                                     c. mudah dalam penyediaan infrastruktur;
                                      Pasal 55                                       d. mudah membentuk kohesi sosial.

Pemerintah Daerah mengusulkan calon lokasi Kasiba terpilih untuk dilakukan                                           Bagian Kedua
penetapannya oleh Kepala Daerah.                                                                       Penetapan Lokasi Lisiba Yang Berdiri Sendiri

                                Paragraf Ketujuh                                                                           Pasal 61
                             Penetapan Lokasi Kasiba
                                                                                     Penetapan lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri dilakukan melalui tahapan pengkajian
                                      Pasal 56                                       RTRW Kabupaten/Kota/ RTRW DKI Jakarta , penentuan alternatif calon lokasi,
                                                                                     kunjungan ke calon lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri, penentuan calon lokasi Lisiba
Kepala Daerah menetapkan lokasi Kasiba setelah mendapat masukan dari                 yang Berdiri Sendiri prioritas, konsultasi dengan masyarakat, pengusulan calon lokasi
masyarakat.                                                                          terpilih, penetapan lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri.

                                                                                                                           Pasal 62
                                      Pasal 57
                                                                                     Penetapan lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri dilakukan melalui tahapan sebagaimana
Gubernur dapat melakukan fasilitasi penetapan lokasi Kasiba lintas Kabupaten/Kota.   penetapan lokasi Kasiba, sebagaimana disebut dalam pasal 46 sampai dengan pasal
                                                                                     60.
                                      Pasal 58
                                                                                                                           Pasal 63
Kasiba dapat ditetapkan di lokasi yang belum terbangun maupun yang sudah ada
permukimannya tetapi kurang tertata dengan baik yang masih mempunyai peluang         Lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri tersebut harus sudah ada pelayanan umum dan
untuk pengembangan perumahan baru, sehingga permukiman yang akan terbentuk           sosial pada tingkat Kecamatan.
merupakan integrasi antara pembangunan yang baru dan yang sudah ada.                                                       Pasal 64

                                      Pasal 59                                       Penetapan lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri sebagaimana dimaksud dalam pasal 61
                                                                                     secara skematis digambarkan pada Lampiran 5 Peraturan Menteri Negara
Dalam hal lokasi Kasiba yang akan ditetapkan masih terdapat tanah-tanah berfungsi    Perumahan Rakyat ini.
khusus seperti pertanian beririgasi teknis, situ dan fungsi konservasi lain, maka
tanah-tanah berfungsi khusus tersebut harus tetap dipertahankan sesuai dengan                                              Pasal 65
fungsinya.
                                                                                     Pemilihan lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri ditentukan berdasar kriteria sebagai
                                      Pasal 60                                       berikut :
                                                                                     a. bebas bencana;
Pemilihan lokasi Kasiba ditentukan berdasar kriteria sebagai berikut :
                                                                                     b. tidak merusak lingkungan;
a. bebas bencana;

                                                                                25                                                                                       26
c. mudah dalam mengintegrasikan pembangunan infrastruktur dengan pelayanan              (7)    Gambaran penyediaan tanah untuk Kasiba secara skematis digambarkan
   yang sudah ada;                                                                             pada Lampiran 6 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini.
d. mudah membentuk kohesi sosial.
                                                                                                                            Pasal 69
                                 Bagian Ketiga
                                                                                        Penyediaan tanah untuk Kasiba pada lokasi yang telah dihuni, diupayakan tidak ada
                            Penyediaan Tanah Kasiba
                                                                                        pemindahan penduduk ke luar lingkungan calon lokasi.
                                     Pasal 66
                                                                                                                            Pasal 70
Status tanah yang dapat digunakan untuk lokasi Kasiba adalah tanah negara bebas,
                                                                                        (1)    Penyediaan tanah untuk Kasiba di atas tanah hak dilakukan dihadapan
tanah negara okupasi, tanah negara bekas hak, tanah hak, tanah instansi
                                                                                               Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
Pemerintah, tanah hak menurut UUPA, tanah bekas milik adat, dan tanah ulayat.
                                                                                        (2)    Penyediaan tanah untuk Kasiba di atas tanah instansi Pemerintah dilakukan
                                     Pasal 67                                                  terlebih dahulu pelepasan aset sesuai dengan prosedur pelepasan aset
                                                                                               instansi Pemerintah.
Penyediaan tanah dapat diperoleh dengan cara konsolidasi tanah, jual beli, tukar
                                                                                        (3)    Penyediaan tanah untuk Kasiba yang dilakukan melalui konsolidasi tanah
menukar, penyertaan saham dalam bentuk tanah, pemberian santunan dan atau
                                                                                               mengacu kepada Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 410–
kompensasi, dan izin pemakaian tanah.
                                                                                               4245 Tanggal 7 Desember 1991 perihal : Petunjuk Pelaksanaan Konsolidasi
                                                                                               Tanah dan Surat Edaran Menteri Negara Agraria/Badan Pertanahan Nasional
                                     Pasal 68
                                                                                               No 410-1078 Tanggal 18 April 1996 tentang Petunjuk Teknis Konsolidasi
                                                                                               Tanah serta peraturan lain yang berlaku.
(1)   Penyediaan tanah untuk Kasiba dari tanah negara bebas dilakukan melalui ijin
      pemakian tanah kepada Kepala Daerah.
                                                                                                                            Pasal 71
(2)   Penyediaan tanah untuk Kasiba dari tanah negara okupasi dilakukan melalui
      ijin pemakian tanah kepada Kepala Daerah dan penyelesaian okupasi dengan          Pemerintah Daerah dalam menyelesaikan penyediaan tanah untuk Kasiba harus
      pemberian santunan atau dan kompensasi.                                           berkonsultasi kepada DPRD.
(3)   Penyediaan tanah untuk Kasiba dari tanah negara bekas hak dilakukan
                                                                                                                            Pasal 72
      melalui permohonan kepada Kepala BPN melalui Kepala Kantor Pertanahan
      setempat dan memohon penyelesaian asset yang ada di atas tanah tersebut
                                                                                        Dalam menyelesaikan pembiayaan penyediaan tanah, Pemerintah Daerah dapat
      kepada bekas pemegang hak.
                                                                                        menempuh cara :
(4)   Penyediaan tanah untuk Kasiba dari tanah hak menurut UUPA, tanah bekas
                                                                                        a.    menyusun rencana anggaran dalam APBD;
      milik adat dapat dilakukan melalui tukar menukar atau jual beli atau
      penyertaan saham dalam bentuk tanah atau konsolidasi tanah.                       b.    melakukan kerjasama dengan pihak lain.
(5)   Penyediaan tanah untuk Kasiba dari tanah ulayat dilakukan melalui pemberian
      kompensasi atau dan tanah pengganti.
(6)   Penyediaan tanah untuk Kasiba dari tanah instansi Pemerintah dilakukan
      melalui pelepasan aset.

                                                                                   27                                                                                 28
Bagian Keempat                                        (3)   Penyediaan tanah untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri yang dilakukan melalui
                 Penyediaan Tanah Lisiba Yang Berdiri Sendiri                             konsolidasi tanah mengacu kepada Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan
                                                                                          Nasional No. 410– 4245 Tanggal 7 Desember 1991 perihal : Petunjuk
                                    Pasal 73                                              Pelaksanaan Konsolidasi Tanah dan Surat Edaran Menteri Negara
                                                                                          Agraria/Badan Pertanahan Nasional No 410-1078 Tanggal 18 April 1996
Status tanah yang dapat digunakan untuk lokasi Lisiba Yang Berdiri Sendiri adalah         tentang Petunjuk Teknis Konsolidasi Tanah serta peraturan lain yang berlaku.
tanah negara bebas, tanah negara okupasi, tanah negara bekas hak, tanah hak,
tanah instansi Pemerintah, tanah hak menurut UUPA, tanah bekas milik adat, dan
tanah ulayat.                                                                                                     Bagian Kelima
                                                                                                 Pemberian Hak Atas Tanah Kepada Badan Pengelola
                                    Pasal 74                                                                Kasiba dan Pendaftarannya

Penyediaan tanah dapat diperoleh dengan cara konsolidasi tanah, jual beli, tukar                                        Pasal 78
menukar, penyertaan saham dalam bentuk tanah, pemberian santunan dan atau
kompensasi, dan izin pemakaian tanah.                                               (1)   Kepada Badan Pengelola Kasiba diberikan Hak Pengelolaan, kecuali terhadap
                                                                                          lokasi Kasiba yang penyediaan tanahnya melalui konsolidasi tanah.
                                                                                    (2)   a. lokasi Kasiba yang penyediaan tanahnya melalui konsolidasi tanah
                                    Pasal 75
                                                                                             diberikan hak milik bersama kepada seluruh peserta konsolidasi tanah
                                                                                             dengan menyebutkan porsinya.
(1)   Penyediaan tanah untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri dari tanah negara bebas,
      tanah negara okupasi, tanah negara bekas hak, tanah hak menurut UUPA,               b. terhadap tanah yang digunakan untuk prasarana jalan dan drainase harus
      tanah ulayat dan tanah instansi Pemerintah dilakukan seperti penyediaan                ditanggalkan dari hak milik bersama setelah pembangunan konstruksi
      tanah untuk Kasiba sebagimana disebutkan dalam pasal 68.                               prasarana jalan dan drainase selesai untuk diserahkan kepada
                                                                                             Pemerintah Daerah.
(2)   Gambaran penyediaan tanah untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri secara
      skematis digambarkan pada Lampiran 7 Peraturan Menteri Negara                       c. terhadap tanah yang digunakan untuk sarana dan utilitas selain
      Perumahan Rakyat ini.                                                                  prasarana jalan dan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
                                                                                             b tetap merupakan hak milik bersama yang dikelola oleh Badan Hukum
                                    Pasal 76                                                 usaha bersama peserta konsolidasi tanah sebagaimana dimaksud dalam
                                                                                             pasal 30 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini.
Penyediaan tanah untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri pada lokasi yang telah dihuni,         d. hak milik perorangan peserta konsolidasi tanah akan diberikan kepada
diupayakan tidak ada pemindahan penduduk ke luar lingkungan calon lokasi.                    peserta konsolidasi tanah sesuai dengan porsinya yang merupakan
                                                                                             pemecahan dari hak milik bersama setelah pembangunan fisik selesai
                                    Pasal 77                                                 atau ada kavling siap bangun.
(1)   Penyediaan tanah untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri di atas tanah hak                e. untuk Kasiba yang digunakan sebagai lokasi pembangunan rumah susun
      dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).                                 pemberian haknya disesuaikan dengan peraturan perundangan terkait
                                                                                             rumah susun.
(2)   Penyediaan tanah untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri di atas tanah instansi
      Pemerintah dilakukan terlebih dahulu pelepasan aset sesuai dengan prosedur    (3)   Badan Pengelola Kasiba wajib segera mengurus sertifikat hak atas tanah yang
      pelepasan aset instansi Pemerintah.                                                 sudah diperolehnya.

                                                                              29                                                                                   30
(4)   Bidang-bidang tanah yang termasuk dalam Kasiba dan belum dibebaskan oleh
      Badan Pengelola Kasiba, proses mengurus sertifikat tanahnya dilakukan oleh
                                                                                                                       Pasal 81
      masing-masing pemilik tanah.
(5)   a. terhadap lokasi Kasiba yang penyediaan tanahnya melalui konsolidasi,
                                                                                    (1)   Kepada para pembeli kaveling dengan atau tanpa rumah di Lisiba akan
         Badan Pengelola Kasiba selaku kuasa peserta konsolidasi tanah wajib
                                                                                          diberikan Hak Guna Bangunan atau Hak Milik.
         memohon pelaksanaan konsolidasi tanah kepada Badan Pertanahan
         Nasional melalui Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.                         (2)   Penyelenggara Lisiba wajib mengurus sertifikat dan segera menyerahkan
                                                                                          sertifikat tersebut kepada pembeli sesuai perjanjian.
      b. Badan Pengelola Kasiba wajib menyerahkan sertifikat tanah hasil
         konsolidasi tanah kepada masing-masing pemilik tanah dan peta site plan
         hasil konsolidasi tanah kepada Pengurus kelompok peserta konsolidasi
                                                                                                                  Bagian Ketujuh
         tanah atau Pengurus Badan Usahanya.
                                                                                                  Pemberian Hak Atas Tanah Kepada Penyelenggara
(6)   Bagian dari bidang tanah Hak Pengelolaan Badan Pengelola Kasiba menjadi                      Lisiba Yang Berdiri Sendiri dan Pendaftarannya
      hapus manakala pada bagian tersebut hak tanahnya sudah diserahkan
      kepada pihak ketiga.                                                                                             Pasal 82


                             Bagian Keenam                                          (1)   Kepada Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri diberikan Hak Guna
         Pemberian Hak Atas Tanah Badan Pengelola Kasiba Kepada                           Bangunan, kecuali terhadap lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri yang
                 Penyelenggara Lisiba dan Pendaftarannya                                  penyediaan tanahnya melalui konsolidasi tanah.
                                                                                    (2)   a. lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri yang penyediaan tanahnya melalui
                                   Pasal 79
                                                                                              konsolidasi tanah diberikan hak milik bersama kepada seluruh peserta
                                                                                              konsolidasi tanah dengan menyebutkan porsinya.
(1)   Kepada Penyelenggara Lisiba diberikan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai
      di atas Hak Pengelolaan Badan Pengelola Kasiba, setelah Penyelenggara               b. terhadap tanah yang digunakan untuk prasarana jalan dan drainase harus
      Lisiba membayar uang pengganti kepada Badan Pengelola Kasiba.                          ditanggalkan dari hak milik bersama setelah pembangunan konstruksi
                                                                                             prasarana jalan dan drainase selesai untuk diserahkan kepada
(2)   Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang sudah dimiliki oleh Penyelenggara
                                                                                             Pemerintah Daerah.
      Lisiba harus didaftarkan pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
                                                                                          c. terhadap tanah yang digunakan untuk sarana dan utilitas selain
                                   Pasal 80                                                  prasarana jalan dan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
                                                                                             b tetap merupakan hak milik bersama yang dikelola oleh Badan Hukum
(1)   Kepada Penyelenggara Lisiba dan masyarakat pemilik tanah yang masuk                    usaha bersama peserta konsolidasi tanah sebagaimana dimaksud dalam
      dalam lokasi Kasiba diberikan hak atas tanah sesuai ketentuan yang berlaku.            pasal 30 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini.
(2)   Tatacara pemberian dan pendaftaran hak atas tanahnya diselesaikan pada              d. hak milik perorangan peserta konsolidasi tanah akan diberikan kepada
      Instansi Pertanahan.                                                                   peserta konsolidasi tanah sesuai dengan porsinya yang merupakan
                                                                                             pemecahan dari hak milik bersama setelah pembangunan fisik selesai
                                                                                             atau ada kavling siap bangun.



                                                                              31                                                                                32
e. untuk Lisiba yang Berdiri Sendiri yang digunakan sebagai lokasi                 prinsip keterpaduan prasarana, dan juga kawasan yang mempunyai
         pembangunan rumah susun pemberian haknya disesuaikan dengan                     fungsi/tema khusus.
         peraturan perundangan terkait rumah susun.
                                                                                                                Paragraf Pertama
(3)   Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri wajib segera mengurus sertifikat
                                                                                                         Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba
      hak atas tanah yang sudah diperolehnya.
(4)   Bidang-bidang tanah yang termasuk dalam Lisiba yang Berdiri Sendiri dan                                         Pasal 84
      belum dibebaskan oleh Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri, proses
      mengurus sertifikat tanahnya dilakukan oleh masing-masing pemilik tanah.     (1)   Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba mengacu Keputusan Menteri
(5)   a.    terhadap lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri yang penyediaan tanahnya         Kimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
           melalui konsolidasi, Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri selaku         Tata Ruang Wilayah Perkotaan, dimana ringkasan tahapannya digambarkan
           kuasa peserta konsolidasi tanah wajib memohon pelaksanaan konsolidasi         pada Lampiran 8 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini.
           tanah kepada Badan Pertanahan Nasional melalui kantor Pertanahan        (2)   Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba disusun dengan menerapkan prinsip
           Kabupaten/Kota.                                                               lingkungan hunian yang berimbang sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
      b. penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri wajib menyerahkan sertifikat          Perumahan Rakyat Nomor 04/KPTS/BKP4N/1995.
         tanah hasil konsolidasi tanah kepada masing-masing pemilik tanah dan      (3)   Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba disusun dengan memperhatikan kegiatan
         peta site plan hasil konsolidasi tanah kepada Pengurus kelompok peserta         ekonomi, sosial dan budaya yang ada dan dimungkinkan berkembang di
         konsolidasi tanah atau Pengurus Badan Usahanya.                                 Kasiba.
(6)   Bagian dari bidang tanah Hak Pengelolaan Penyelenggara Lisiba yang Berdiri   (4)   Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba disusun dengan memperhatikan prinsip
      Sendiri menjadi hapus manakala pada bagian tersebut hak tanahnya sudah             keterpaduan prasarana kawasan dan keterpaduan prasarana wilayah.
      diserahkan kepada pihak ketiga.
                                                                                   (5)   Penyusunan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan serta penyusunan
                                                                                         Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan penyusunan Rencana
                                                                                         Pemantauan Lingkungan (RPL) dilakukan sesuai dengan ketentuan
                                                                                         Perundang-undangan Lingkungan Hidup.
                              BAB IV
            PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN
                                                                                                                      Pasal 85
                  PENGENDALIAN KASIBA DAN LISIBA
                                                                                   (1)   Penyusunan pentahapan pembangunan Kasiba mencakup rencana
                              Bagian Pertama
                                                                                         pembangunan fisik, gambar kerja pematangan tanah, gambar kerja prasarana,
                 Perencanaan Pembangunan Kasiba dan Lisiba
                                                                                         gambar kerja sarana, gambar kerja utilitas umum.
                                    Pasal 83                                       (2)   Dalam perencanaan pembangunan Kasiba, tahapan sebagaimana dimaksud
                                                                                         pada ayat (1) tersebut di atas harus memenuhi persyaratan teknis, ekologi
(1)   Perencanaan pembangunan Kasiba dan Lisiba meliputi penyusunan rencana              dan administrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
      rinci tata ruang Kasiba dan rencana teknik ruang Lisiba.
                                                                                   (3)   Penyusunan rencana pentahapan perolehan tanah yang mencakup luas,
(2)   Perencanaan pembangunan Kasiba sebagaimana disebut pada ayat (1) harus             status kepemilikan dan batas tanah serta penyusunan program perolehan
      memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau Rencana               tanah sesuai dengan cara perolehan tanahnya.
      Tata Ruang Daerah Khusus Ibukota Jakarta, RP4D, prinsip hunian berimbang,

                                                                             33                                                                                34
Pasal 86                                                                             Pasal 89

(1)   Penyusunan Rencana Pembiayaan yang terdiri dari rincian biaya dan rencana      (1)   Penyusunan pentahapan pembangunan Lisiba mencakup rencana
      jumlah kredit yang diajukan, perhitungan rugi – laba, rencana anggaran biaya         pembangunan fisik, gambar kerja pematangan tanah, gambar kerja prasarana,
      investasi kawasan dan biaya konstruksi prasarana, serta cash flow                    gambar kerja sarana, gambar kerja utilitas umum.
      pembiayaan pembangunan.
                                                                                     (2)   Dalam perencanaan pembangunan Kasiba, tahapan sebagaimana dimaksud
                                                                                           pada ayat (1) tersebut diatas harus memenuhi persyaratan teknis, ekologi dan
                                                                                           administrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
                                    Pasal 87
                                                                                     (3)   Penyusunan rencana pentahapan perolehan tanah yang mencakup luas,
(1)   Badan Pengelola Kasiba dalam menyusun rencana pembangunan, melakukan                 status kepemilikan dan batas tanah serta penyusunan program perolehan
      dengar pendapat dengan kelompok masyarakat terkait.                                  tanah sesuai dengan cara perolehan tanahnya.
(2)   Segala bentuk produk pada tahapan perencanaan pembangunan Kasiba
                                                                                                                         Pasal 90
      harus dikonsultasikan dengan instansi terkait dan mendapat persetujuan dari
      Kepala Daerah.
                                                                                     Penyusunan Rencana Pembiayaan yang terdiri dari rincian biaya dan rencana jumlah
(3)   Sebelum menyetujui rencana pembangunan Kasiba, Pemerintah Kepala               kredit yang diajukan, perhitungan rugi – laba, rencana anggaran biaya konstruksi
      Daerah melakukan dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat                prasarana, serta cash flow pembiayaan pembangunan.
      Daerah (DPRD).
                                                                                                                         Pasal 91

                               Paragraf Kedua                                        (1)   Penyelenggara Lisiba dalam menyusun rencana pembangunan, melakukan
                         Rencana Teknik Ruang Lisiba                                       dengar pendapat dengan kelompok masyarakat terkait.
                                                                                     (2)   Segala bentuk produk pada tahapan perencanaan pembangunan Lisiba harus
                                    Pasal 88
                                                                                           dikonsultasikan dengan Badan Pengelola Kasiba dan mendapat persetujuan.
(1)   Penyusunan rencana teknik ruang Lisiba mengacu Keputusan Menteri
                                                                                                                   Bagian Kedua
      Kimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
                                                                                                     Pelaksanaan Pembangunan Kasiba dan Lisiba
      Tata Ruang Wilayah Perkotaan, dimana ringkasan tahapannya digambarkan
      pada Lampiran 9 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini.
                                                                                                                   Paragraf Pertama
(2)   Rencana Teknik Ruang Lisiba disusun dengan memperhatikan prinsip                                     Pelaksanaan Pembangunan Kasiba
      keterpaduan prasarana kawasan dan keterpaduan prasarana wilayah.
                                                                                                                         Pasal 92
(3)   Penyusunan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan serta penyusunan
      Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan penyusunan Rencana
                                                                                     (1)   Badan Pengelola Kasiba bertanggung jawab atas pelaksanaan pembangunan
      Pemantauan Lingkungan (RPL) dilakukan sesuai dengan ketentuan
                                                                                           Kasiba.
      Perundang-undangan Lingkungan Hidup.
                                                                                     (2)   Pelaksanaan pembangunan Kasiba harus mengacu kepada dan sesuai
                                                                                           dengan rencana dan program pembangunan Kasiba yang dimaksud dalam
                                                                                           pasal 85 Ayat (1).

                                                                               35                                                                                   36
(3)   Jika ada perubahan yang dianggap perlu atas perencanaan pembangunan           (7)   Penyelenggara Lisiba menyerahkan prasarana lingkungan dan kavling tanah
      Kasiba sebagaimana dimaksud dalam pasal 85 Ayat (1) , harus                         matang untuk pembangunan sarana lingkungan kepada Pemerintah Daerah
      dikonsultasikan kepada instansi terkait dan disetujui oleh Kepala Daerah.           melalui Badan Pengelola Kasiba sesuai dengan Permendagri Nomor 1
                                                                                          Tahun 1987 dan Inmendagri Nomor 30 Tahun 1990.
(4)   Pembangunan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan harus
      sudah dimulai selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak ditunjuknya Badan       (8)   Dalam pelaksanaan pembangunan Lisiba, Penyelenggara Lisiba dapat
      Pengelola Kasiba oleh Kepala Daerah dan pada jangka waktu 3 (tiga) tahun            bekerjasama dengan Badan Usaha di bidang pembangunan perumahan dan
      telah mencapai sekurang-kurangnya 25% dari keseluruhan Kasiba yang                  permukiman lainnya.
      dilayani atau minimum mampu melayani satu Lisiba.
                                                                                    (9)   Pembangunan rumah dalam Lisiba dapat dilakukan secara horizontal ataupun
(5)   Pelaksanaan pembangunan Kasiba dan pemasaran Kasiba secara skematis                 vertikal dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan dan sesuai dengan
      digambarkan pada Lampiran 10 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat              persyaratan teknis, administrasi, ekologi, serta sesuai dengan peraturan
      ini.                                                                                perundang-undangan yang berlaku.
                                                                                    (10) Tahapan pelaksanaan pembangunan dan pemasaran Lisiba secara skematis
                              Paragraf Kedua
                                                                                         digambarkan pada Lampiran 11 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
                      Pelaksanaan Pembangunan Lisiba
                                                                                         ini.
                                   Pasal 93
                                                                                                                 Bagian Ketiga
                                                                                                    Pengawasan Pembangunan Kasiba dan Lisiba
(1)   Pelaksanaan pembangunan setiap Lisiba dilakukan oleh satu Penyelenggara
      Lisiba.
                                                                                                                        Pasal 94
(2)   Pelaksanaan pembangunan Lisiba harus mengacu dan sesuai dengan
      rencana pembangunan Lisiba yang dimaksud dalam pasal 89 Ayat (1).             (1)   Pengawasan terhadap pembangunan fisik Lisiba terlebih dahulu dilakukan
                                                                                          oleh Badan Pengelola Kasiba.
(3)   Dalam hal terdapat perubahan yang dianggap perlu atas perencanaan
      pembangunan Lisiba yang tercantum dalam pasal 89 Ayat (1), harus              (2)   Penyelenggara Lisiba menyampaikan laporan bulanan kepada Badan
      dikonsultasikan kepada  Badan Pengelola Kasiba    untuk mendapat                    Pengelola Kasiba yang isinya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
      persetujuannya.                                                                     Negara Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Teknis Kasiba dan Lisiba yang
                                                                                          Berdiri Sendiri untuk keperluan pengawasan.
(4)   Pelaksanaan pembangunan Lisiba meliputi pematangan tanah, pembangunan
      jaringan prasarana lingkungan, pengkavelingan tanah matang, menyediakan       (3)   Apabila dianggap perlu, Badan Pengelola Kasiba dapat melakukan
      kavling untuk pembangunan sarana lingkungan, pembangunan unit rumah,                pemeriksaan pembangunan Lisiba bagian dari Kasiba di lapangan.
      melakukan penghijauan lingkungan.
                                                                                    (4)   Pengawasan terhadap pembangunan Kasiba dan Lisiba dilakukan oleh
(5)   Pekerjaan pematangan tanah, pembangunan jaringan prasarana lingkungan               Kepala Daerah.
      dan kaveling tanah matang oleh Penyelenggara Lisiba harus sudah dimulai
                                                                                    (5)   Badan Pengelola Kasiba menyampaikan laporan setiap 3 (tiga) bulan kepada
      selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah penunjukan Penyelenggara Lisiba
                                                                                          Kepala Daerah yang isinya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Negara
      diperoleh dan harus selesai seluruhnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) tahun.
                                                                                          Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Teknis Kasiba dan Lisiba yang Berdiri
(6)   Pelaksanaan pembangunan Lisiba secara keseluruhan harus memenuhi                    Sendiri, untuk keperluan pengawasan.
      persyaratan teknis, administrasi dan ekologi yang berlaku dan sesuai dengan
      peraturan perundang-undangan.


                                                                              37                                                                                   38
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri
Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Perumahan Swadaya. Konsep, Pembelajaran dan Praktek Unggulan
 Perumahan Swadaya. Konsep, Pembelajaran dan Praktek Unggulan Perumahan Swadaya. Konsep, Pembelajaran dan Praktek Unggulan
Perumahan Swadaya. Konsep, Pembelajaran dan Praktek UnggulanOswar Mungkasa
 
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdbKajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdbindra_sugito
 
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptxPERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptxArifin Abidin
 
Kepmen 534 2001 spm tt ruang perkim
Kepmen 534 2001 spm tt ruang perkimKepmen 534 2001 spm tt ruang perkim
Kepmen 534 2001 spm tt ruang perkimVerry Damayanti
 
Permen Perumahan Rakyat No 32 Tahun 2006 Petunjuk Teknis Kasiba dan Lisiba ya...
Permen Perumahan Rakyat No 32 Tahun 2006 Petunjuk Teknis Kasiba dan Lisiba ya...Permen Perumahan Rakyat No 32 Tahun 2006 Petunjuk Teknis Kasiba dan Lisiba ya...
Permen Perumahan Rakyat No 32 Tahun 2006 Petunjuk Teknis Kasiba dan Lisiba ya...Penataan Ruang
 
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang AmpekPresentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampekhenny ferniza
 
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di DaerahPemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerahushfia
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Deki Zulkarnain
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxYettiAnita
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota SurakartaPaparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota SurakartaBagus ardian
 
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunanKedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunanEvant Manö
 
Tata Cara Rekomendasi BIG pada Lampiran Peta RDTR
Tata Cara Rekomendasi BIG pada Lampiran Peta RDTRTata Cara Rekomendasi BIG pada Lampiran Peta RDTR
Tata Cara Rekomendasi BIG pada Lampiran Peta RDTRKhalid Adam
 
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...infosanitasi
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPenataan Ruang
 
Perencanaan NSPK penataan ruang
Perencanaan NSPK penataan ruangPerencanaan NSPK penataan ruang
Perencanaan NSPK penataan ruangAria Syah
 
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Septinia Silviana
 
Raperda RTRW Jakarta 2010-2030
Raperda RTRW Jakarta 2010-2030Raperda RTRW Jakarta 2010-2030
Raperda RTRW Jakarta 2010-2030Elisa Sutanudjaja
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangMusnanda Satar
 

Was ist angesagt? (20)

Perumahan Swadaya. Konsep, Pembelajaran dan Praktek Unggulan
 Perumahan Swadaya. Konsep, Pembelajaran dan Praktek Unggulan Perumahan Swadaya. Konsep, Pembelajaran dan Praktek Unggulan
Perumahan Swadaya. Konsep, Pembelajaran dan Praktek Unggulan
 
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdbKajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
 
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptxPERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
 
Kepmen 534 2001 spm tt ruang perkim
Kepmen 534 2001 spm tt ruang perkimKepmen 534 2001 spm tt ruang perkim
Kepmen 534 2001 spm tt ruang perkim
 
Permen Perumahan Rakyat No 32 Tahun 2006 Petunjuk Teknis Kasiba dan Lisiba ya...
Permen Perumahan Rakyat No 32 Tahun 2006 Petunjuk Teknis Kasiba dan Lisiba ya...Permen Perumahan Rakyat No 32 Tahun 2006 Petunjuk Teknis Kasiba dan Lisiba ya...
Permen Perumahan Rakyat No 32 Tahun 2006 Petunjuk Teknis Kasiba dan Lisiba ya...
 
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang AmpekPresentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
Presentasi Review RDTR Kota Simpang Ampek
 
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di DaerahPemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptx
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota SurakartaPaparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
Paparan Perda Penanganan Permukiman Kumuh Kota Surakarta
 
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunanKedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
Kedudukan rtrw kabupaten kota dalam pembangunan
 
Tata Cara Rekomendasi BIG pada Lampiran Peta RDTR
Tata Cara Rekomendasi BIG pada Lampiran Peta RDTRTata Cara Rekomendasi BIG pada Lampiran Peta RDTR
Tata Cara Rekomendasi BIG pada Lampiran Peta RDTR
 
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
 
Perencanaan NSPK penataan ruang
Perencanaan NSPK penataan ruangPerencanaan NSPK penataan ruang
Perencanaan NSPK penataan ruang
 
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
 
Raperda RTRW Jakarta 2010-2030
Raperda RTRW Jakarta 2010-2030Raperda RTRW Jakarta 2010-2030
Raperda RTRW Jakarta 2010-2030
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 

Ähnlich wie Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri

Permen Perumahan Rakyat No 33 Tahun 2006 Pedoman Tata Cara Penunjukan Badan P...
Permen Perumahan Rakyat No 33 Tahun 2006 Pedoman Tata Cara Penunjukan Badan P...Permen Perumahan Rakyat No 33 Tahun 2006 Pedoman Tata Cara Penunjukan Badan P...
Permen Perumahan Rakyat No 33 Tahun 2006 Pedoman Tata Cara Penunjukan Badan P...Penataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi SelatanRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi SelatanPenataan Ruang
 
Ld perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumur
Ld perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumurLd perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumur
Ld perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumurMrj Iwan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah UtaraRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah UtaraPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)Penataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok UtaraRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok UtaraPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota BandungRencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota BandungPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota PekalonganRencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota PekalonganPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PasuruanRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PasuruanPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota BatuRencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota BatuPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MagelangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MagelangPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BogorRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BogorPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MagelangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MagelangPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BimaRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BimaPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)Penataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Penataan Ruang
 
Provinsi jawatengah 2010-6
Provinsi jawatengah 2010-6Provinsi jawatengah 2010-6
Provinsi jawatengah 2010-6pamboedi
 

Ähnlich wie Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri (20)

Permen Perumahan Rakyat No 33 Tahun 2006 Pedoman Tata Cara Penunjukan Badan P...
Permen Perumahan Rakyat No 33 Tahun 2006 Pedoman Tata Cara Penunjukan Badan P...Permen Perumahan Rakyat No 33 Tahun 2006 Pedoman Tata Cara Penunjukan Badan P...
Permen Perumahan Rakyat No 33 Tahun 2006 Pedoman Tata Cara Penunjukan Badan P...
 
Raperda rtrw terbaru
Raperda rtrw terbaruRaperda rtrw terbaru
Raperda rtrw terbaru
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi SelatanRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
 
Ld perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumur
Ld perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumurLd perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumur
Ld perda no. 8-rencana umum tata ruang kota sumur
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah UtaraRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok UtaraRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota BandungRencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota PekalonganRencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PasuruanRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota BatuRencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MagelangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BogorRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MagelangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BimaRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
 
Provinsi jawatengah 2010-6
Provinsi jawatengah 2010-6Provinsi jawatengah 2010-6
Provinsi jawatengah 2010-6
 

Mehr von Penataan Ruang

Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...Penataan Ruang
 

Mehr von Penataan Ruang (20)

Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
 
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
Permen PU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen P...
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Rekayasa Sosial Pembangunan Bend...
 
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
 
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
 

Permen Perumahan Rakyat No 31 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri

  • 1. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043); 2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT 1985 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor REPUBLIK INDONESIA 3318); NOMOR : 31/PERMEN/M/2006 3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara TENTANG Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469 ); PETUNJUK PELAKSANAAN KAWASAN SIAP BANGUN DAN 4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor MENTERI NEGARA PERUMAH RAKYAT, 3501); 5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Menimbang : a. bahwa untuk pemenuhan kebutuhan perumahan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara permukiman jangka pendek, menengah dan panjang, Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan perlu diusahakan pembangunan kawasan permukiman Lembaran Negara Nomor 3699); skala besar melalui pola pengembangan Kawasan Siap 6. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangun dan kaveling tanah matang yang sesuai dengan Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota/ DKI Jakarta Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran yang terencana secara menyeluruh dan terpadu; Negara Nomor 4247); b. bahwa pembangunan kawasan permukiman skala besar 7. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber secara menyeluruh dan terpadu tersebut meliputi Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun penyelenggaraan Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor Siap Bangun yang Berdiri Sendiri; 4377); c. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam 8. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Tahun 1999 Tentang Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Sendiri perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Negara Nomor 4437); Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Pelaksanaan Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun 9. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan yang Berdiri Sendiri; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444); 1 2
  • 2. 10. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak 19. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor Tanah; 36 Tahun 2005; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang 20. Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan Atas Tanah Tatacara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Negara; Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 21. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor Tahun 1997 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah 3660); Nomor 24 Tahun 1997; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang 22. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 2 Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi; Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3696); 23. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian 13. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara; Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 171, Tambahan 24. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 2 Lembaran Negara Nomor 3892); Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang 25. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 tentang Tatacara Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Negara Nomor 4385); Hak Pengelolaan; 15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 26. Keputusan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik 1995 tentang Pedoman Pembangunan Perumahan dan Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Permukiman dengan Lingkungan Hunian Berimbang; Tahun 2006 Nomor 20); 16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 27. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Nomor 327/KPTS/M/2002 Tahun 2002 tentang Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang; 2005 Nomor 33); 28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1987 17. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Bersatu; Pemerintah Daerah; 18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 29. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Nomor 14/PERMEN/M/2006 Tahun 2006 tentang Pembangunan untuk Kepentingan Umum; Penyelenggaraan Perumahan Kawasan Khusus; 3 4
  • 3. 30. Peraturan Kepala BPN Nomor 4 Tahun 1991 tentang 3. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan Konsolidasi Tanah; tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. 31. Instruksi Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 5 Tahun 1998 tentang Pemberian Ijin Lokasi Dalam Rangka 4. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian Penguasaan Tanah Skala Besar. dan sarana pembinaan keluarga. 5. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang Memperhatikan : memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana 1. Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. mestinya, seperti jalan, drainase, limbah, dan persampahan. 410-4245 Tanggal 7 Desember 1991 tentang Petunjuk 6. Jaringan primer prasarana lingkungan dalam Kasiba adalah jaringan utama Pelaksanaan Konsolidasi Tanah; yang menghubungkan antar kawasan permukiman atau antara kawasan 2. Surat Edaran Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No permukiman dan kawasan lain yang digunakan untuk kepentingan umum. 410-1078 Tanggal 18 April 1996 tentang Petunjuk Teknis 7. Jaringan sekunder prasarana lingkungan adalah jaringan cabang dari jaringan Konsolidasi Tanah. primer prasarana lingkungan yang melayani kebutuhan di dalam satu satuan lingkungan permukiman. MEMUTUSKAN : 8. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, RAKYAT TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN seperti fasilitas pemerintahan, pendidikan, pelayanan kesehatan, KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP perbelanjaan, tempat ibadah, rekreasi dan kebudayaan, olah raga dan BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI lapangan terbuka, serta ruang terbuka hijau. 9. Utilitas adalah sarana penunjang untuk pelayanan perumahan yang meliputi sarana air minum, listrik, telepon dan gas. BAB I KETENTUAN UMUM 10. Utilitas umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan. 11. Tata ruang adalah wujud struktural dan pemanfaatan ruang baik Bagian Pertama direncanakan maupun tidak. Pengertian 12. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Pasal 1 13. Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan adalah rencana rinci tata ruang kawasan di wilayah Kabupaten/Kota atau rencana tata ruang DKI Jakarta, yang Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : meliputi: 1. Kawasan Permukiman adalah kawasan budidaya yang ditetapkan dalam a. rencana terperinci (detail) tata ruang kawasan yang menggambarkan, rencana tata ruang dengan fungsi utama untuk permukiman. antara lain zonasi atau blok alokasi pemanfaatan ruang (block plan); dan 2. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, b. rencana teknik ruang pada setiap blok kawasan yang menggambarkan, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi antara lain rencana tapak atau tata letak (site plan) dan tata bangunan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat (building lay out) beserta prasarana dan sarana lingkungan serta utilitas kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan. umum. 5 6
  • 4. 14. Rencana tata bangunan dan lingkungan adalah rencana teknik ruang kawasan 20. Konsolidasi tanah adalah kebijaksanaan pertanahan mengenai penataan yang digunakan untuk pengendalian pemanfaatan ruang suatu kembali penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha pengadaan tanah lingkungan/kawasan, menindaklanjuti rencana detil tata ruang dan sebagai untuk kepentingan pembangunan, untuk meningkatkan kualitas lingkungan panduan dalam rangka perwujudan kualitas bangunan dan lingkungan yang dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi aktif berkelanjutan dari aspek fungsional, sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat. bangunan termasuk ekologi dan kualitas visual. 21. Lingkungan Hunian yang Berimbang adalah wujud kawasan dan lingkungan 15. Kawasan Siap Bangun, selanjutnya disebut Kasiba, adalah sebidang tanah perumahan dan permukiman (dalam Kasiba) yang pembangunan perumahan yang fisiknya telah dipersiapkan untuk pembangunan perumahan dan dan permukimannya meliputi rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah permukiman skala besar yang terbagi dalam satu lingkungan siap bangun atau mewah dengan perbandingan tertentu sehingga dapat menampung secara lebih, yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dengan lebih dahulu serasi berbagai kelompok masyarakat. Perbandingan tertentu dimaksud dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan sesuai adalah perbandingan jumlah rumah sederhana, berbanding jumlah rumah dengan rencana tata ruang kawasan yang ditetapkan oleh Pemerintah menengah, dan jumlah rumah mewah, sebesar 6 (enam) atau lebih, Kabupaten/Kota atau Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan berbanding 3 (tiga) atau lebih, berbanding 1 (satu). memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana dan sarana 22. Badan Usaha adalah badan hukum yang kegiatan usahanya di bidang lingkungan, khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta Rencana Tata pembangunan perumahan dan permukiman yang didirikan berdasarkan Ruang Kawasannya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Jakarta. 23. Badan Pengelola Kasiba, yang selanjutnya disebut Badan Pengelola, adalah 16. Lingkungan Siap Bangun, selanjutnya disebut Lisiba, adalah sebidang tanah Badan Usaha Milik Negara dan atau Badan lain yang dibentuk oleh yang merupakan bagian dari Kasiba yang telah dipersiapkan dan dilengkapi Pemerintah yang ditugasi sebagai Pengelola Kasiba termasuk Badan Usaha dengan prasarana lingkungan dan selain itu juga sesuai dengan persyaratan Milik Daerah. Badan lain yang dibentuk oleh Pemerintah dimaksud adalah pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan Badan Usaha swasta yang bergerak di bidang perumahan dan permukiman pelayanan lingkungan untuk membangun kaveling tanah matang. yang menjalankan misi dan bekerjasama dengan Pemerintah. 17. Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri, selanjutnya disebut Lisiba yang 24. Penyelenggara adalah kelompok masyarakat pemilik tanah atau badan usaha Berdiri Sendiri atau Lisiba BS, adalah Lisiba yang bukan merupakan bagian yang ditunjuk oleh Badan Pengelola Kasiba untuk membangun Lisiba bagian dari Kasiba, yang dikelilingi oleh lingkungan perumahan yang sudah terbangun dari Kasiba dan yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah untuk membangun atau dikelilingi oleh kawasan dengan fungsi-fungsi lain. Lisiba yang Berdiri Sendiri. 18. Kaveling Tanah Matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan 25. Masyarakat adalah orang seorang, sekelompok orang, termasuk masyarakat sesuai dengan persyaratan pembakuan dalam penggunaan, penguasaan, hukum adat, atau badan hukum. pemilikan tanah dan rencana tata ruang kawasan tempat tinggal atau lingkungan hunian untuk membangun bangunan. 26. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik 19. Penyediaan tanah untuk perumahan dan permukiman adalah setiap kegiatan Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara pemenuhan kebutuhan tanah untuk perumahan dan permukiman melalui Republiki Indonesia Tahun 1945. penyelenggaraan pengelolaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri, yang terdiri dari perolehan tanah, mengurus hak atas tanah, mengkavling tanah dan 27. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh mengalokasikan bagian-bagian dari tanah tersebut untuk pembangunan pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan perumahan, prasarana lingkungan dan fasilitas umum. dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 7 8
  • 5. 28. Pemerintah daerah dalam peraturan ini adalah Bupati atau Walikota atau (3) Pengelolaan Lisiba bagian dari Kasiba atau Lisiba yang Berdiri Sendiri Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan perangkat daerah sebagai bertujuan agar tersedia kavling tanah matang beserta rumah yang layak dalam unsur penyelenggara pemerintahan daerah. lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur dengan pola hunian berimbang, terencana dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. 29. Kepala daerah dalam peraturan ini adalah Bupati atau Walikota, sedangkan untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah Gubernur Daerah Khusus (4) Maksud dan tujuan disusunnya petunjuk pelaksanaan ini adalah untuk Ibukota Jakarta. memudahkan para pihak terkait dalam penyelenggaraan dan pengelolaan Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri guna mencapai maksud dan tujuan 30. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah pembangunan perumahan dan permukiman dengan Kasiba dan Lisiba yang lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara Berdiri Sendiri. pemerintahan daerah. (5) Lingkup pengaturan pada Petunjuk Pelaksanaan Kasiba dan Lisiba yang 31. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk Berdiri Sendiri mencakup tatacara, prosedur dan pentahapan dalam mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan pengelolaan Kasiba dan penyelenggaraan Lisiba yang Berdiri Sendiri; masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. penetapan lokasi dan penyediaan tanah serta pemberian hak atas tanah dan 32. Daerah otonom selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat pendaftarannya; perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian Kasiba dan hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan Lisiba; perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian Lisiba yang Berdiri mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat Sendiri; pembinaan; penyerahan prasarana dan tanah untuk pembangunan merurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem sarana lingkungan; dan peran serta masyarakat. Negara Kesatuan Republik Indonesia. 33. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang perumahan dan permukiman BAB II PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN KASIBA DAN LISIBA YANG BERDIRI SENDIRI Bagian Kedua Maksud, Tujuan dan Lingkup Bagian Pertama Pengelolaan Kasiba Pasal 2 Pasal 3 (1) Pembangunan perumahan dan permukiman yang dilaksanakan dengan pola Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri dimaksudkan agar pembangunan (1) Pengelolaan Kasiba dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang perumahan dan permukiman dapat lebih terarah dan terpadu sesuai dengan penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Badan Pengelola Kasiba . arah pembangunan Kabupaten/Kota/DKI Jakarta, sehingga mengarahkan pertumbuhan wilayah agar membentuk struktur wilayah yang lebih efisien dan (2) Badan Pengelola Kasiba ditunjuk atau ditetapkan oleh Kepala Daerah melalui efektif. kompetisi yang diikuti oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan atau Badan lain yang dibentuk oleh (2) Pengelolaan Kasiba bertujuan agar tersedia satu atau lebih Lisiba yang telah Pemerintah yang ditugasi untuk itu. dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan serta memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana, sarana lingkungan (3) Badan Pengelola Kasiba paling tidak terdiri dari unsur BUMN dan atau BUMD dan utilitas umum untuk pembangunan perumahan dan permukiman sesuai dan atau Badan lain yang dibentuk Pemerintah, unsur Pemerintah dengan rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota atau rencana tata ruang Kabupaten/Kota, unsur Pemerintah Propinsi dan atau unsur Pemerintah Pusat DKI Jakarta. . 9 10
  • 6. (4) Badan Pengelola Kasiba dapat mengelola lebih dari satu Kawasan Siap a. dalam waktu yang sudah ditentukan tidak ada Badan Usaha yang Bangun dalam satu Kabupaten/Kota atau dalam satu wilayah Daerah Khusus mendaftarkan diri untuk mengikuti kompetisi sebagai Penyelenggara Ibukota Jakarta. Lisiba ; (5) Dalam hal tidak ada BUMN/BUMD yang memenuhi persyaratan untuk b. untuk menjaga stabilitas harga rumah, Badan Pengelola Kasiba hanya mengelola Kasiba, maka Kepala Daerah dapat membentuk Badan lain yang dapat menyelenggarakan 1 (satu) Lisiba dalam Kasiba yang mempunyai ditugasi untuk pengelolaan Kasiba yang selanjutnya dikukuhkan menjadi lebih dari 1 (satu) Lisiba yang pembangunannya dilakukan secara BUMD dan menyampaikan informasi pembentukan tersebut kepada DPRD. bersamaan; (6) Badan lain yang ditugasi untuk pengelolaan Kasiba yang telah dikukuhkan c. apabila pembangunan Lisiba dilakukan secara bertahap dan untuk tiap menjadi BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dapat bekerjasama tahapnya Badan Pengelola Kasiba hanya menyelesaikan 1 (satu) Lisiba, (kerjasama operasi atau konsorsium) dengan Badan Usaha Swasta di bidang maka Badan Pengelola Kasiba tidak dapat menjadi Penyelenggara Lisiba perumahan dan permukiman, dengan kepemilikan saham mayoritas oleh dalam Kasiba yang dikelolanya, kecuali tidak ada yang ingin menjadi BUMD, guna melaksanakan pengelolaan Kasiba. Penyelenggara Lisiba. (7) Dalam hal belum terbentuknya Badan Pengelola Kasiba sebagaimana Bagian Ketiga dimaksud pada ayat (5), Kepala Daerah dapat membentuk Tim Penyiapan Penyelenggaraan Lisiba yang Berdiri Sendiri Badan Pengelola Kasiba yang terdiri dari Sekretaris Daerah sebagai Ketua Tim Penyiapan Badan Pengelola Kasiba, dengan anggota terdiri dari unsur Pasal 5 Bappeda, Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman, Tata Kota/Tata Ruang, Pertanahan dan unsur Instansi lain yang diperlukan serta dari Unsur (1) Penyelenggaraan Lisiba yang Berdiri Sendiri dapat dilakukan oleh masyarakat yang Professional di bidangnya. pemilik tanah dengan membentuk usaha bersama, atau oleh Badan Usaha di (8) Tugas utama Tim Penyiapan Badan Pengelola Kasiba segera membentuk bidang pembangunan perumahan dan permukiman melalui kompetisi. Badan Pengelola Kasiba sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan (2) Penunjukan atau penetapan sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri melakukan tugas-tugas Badan Pengelola Kasiba sampai ditetapkannya Badan Sendiri dilakukan oleh Kepala Daerah. Pengelola Kasiba. (9) Badan Pengelola Kasiba selanjutnya menunjuk Penyelenggara Lisiba sebagai Bagian Keempat pelaksana pembangunan Lisiba bagian dari Kasiba melalui kompetisi. Tahapan Penunjukan Badan Pengelola Kasiba Bagian Kedua Pasal 6 Penyelenggaraan Lisiba (1) Penunjukan Badan Pengelola Kasiba dilaksanakan melalui tahapan: Pasal 4 pembentukan Panitia Kompetisi, persiapan, mengundang calon peserta, pendaftaran, penjelasan bahan kompetisi, penerimaan proposal, evaluasi (1) Penyelenggara Lisiba bagian dari Kasiba ditunjuk atau ditetapkan oleh Badan proposal, pengusulan calon pemenang, penetapan pemenang sebagai Badan Pengelola Kasiba melalui kompetisi. Pengelola Kasiba . (2) Badan Pengelola Kasiba tidak dapat menjadi Penyelenggara Lisiba, kecuali (2) Penunjukan Badan Pengelola Kasiba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal tertentu. secara skematis digambarkan pada Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara (3) Dalam hal tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu: Perumahan Rakyat ini. 11 12
  • 7. Paragraf Pertama Paragraf Kelima Pembentukan Panitia Kompetisi Penjelasan Bahan Kompetisi Pasal 7 Pasal 11 Kepala Daerah menunjuk atau menetapkan Panitia Kompetisi yang mewakili unsur- Panitia Kompetisi melakukan penjelasan bahan kompetisi kepada peserta kompetisi unsur dari Bappeda, Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman, Tata Kota/Tata dilanjutkan dengan peninjauan lapangan di calon lokasi Kasiba terpilih dan Ruang, Pertanahan dan unsur instansi lain yang dianggap perlu. melakukan tanya jawab dengan peserta tentang bahan kompetisi. Paragraf Kedua Paragraf Keenam Persiapan Kompetisi Penerimaan Proposal Kompetisi Pasal 8 Pasal 12 Persiapan kompetisi dilakukan dengan penyusunan dokumen kompetisi yang berisi Panitia Kompetisi melakukan penerimaan proposal yang dikirim oleh calon peserta antara lain: kerangka acuan tugas (Terms of Reference/TOR) untuk calon pengelola dalam format sampul tertutup. Kasiba, penentuan jadwal kompetisi, petunjuk persyaratan peserta kompetisi, isi dan format proposal, cara penyampaian proposal, kriteria dan tatacara evaluasi proposal. Pasal 13 Paragraf Ketiga Panitia Kompetisi menyatakan syah tidaknya penerimaan proposal sebagaimana Mengundang Calon Peserta Kompetisi disebutkan dalam pasal 12. Pasal 9 Paragraf Ketujuh Panitia Kompetisi mengundang calon peserta kompetisi yang dilakukan secara Evaluasi Proposal terbuka melalui media massa dan atau media elektronik. Pasal 14 Paragraf Keempat Panitia Kompetisi melakukan evaluasi proposal khususnya yang menyangkut draft Pendaftaran Peserta Kompetisi konsep rencana tata ruang Kasiba yang diusulkan, keandalan atau kinerja perusahaan, kapasitas keuangan, kemampuan personil yang diajukan dan potensi Pasal 10 serta kemungkinan tingkat keberhasilannya. Panitia Kompetisi melakukan penerimaan pendaftaran calon peserta kompetisi yang Pasal 15 diikuti dengan penyerahan bahan kompetisi kepada calon peserta yang mendaftarkan diri. Dalam hal tidak ditemukan hasil yang memenuhi syarat di dalam pelaksanaan evaluasi, maka proses seleksi hanya akan diulang satu kali melalui kompetisi ulang. 13 14
  • 8. Paragraf Kedelapan d. menyiapkan rencana serta program penyelenggaraan Kasiba sesuai Rencana Pengusulan Calon Pemenang Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL); e. menyiapkan program investasi kawasan serta mendorong promosi kawasan Pasal 16 kepada para pihak terkait; Panitia Kompetisi mengusulkan calon pemenang kepada Kepala Daerah yang f. membangun jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan secara disertai laporan Panitia Kompetisi atas hasil evaluasi proposal dari masing-masing terencana dan bertahap dengan memperhatikan aspek keterpaduan peserta. prasarana kawasan/wilayah; g. menyelenggarakan kompetisi untuk menunjuk Penyelenggara Lisiba; Paragraf Kesembilan Penetapan Pemenang h. menyerahkan bagian Lisiba kepada Badan Usaha di bidang pembangunan perumahan dan permukiman berdasarkan hasil kompetisi; Pasal 17 i. melakukan pengendalian pembangunan fisik Lisiba dan secara rutin melaporkan kepada Kepala Daerah; Kepala Daerah menetapkan pemenang kompetisi dan menunjuknya sebagai Badan Pengelola Kasiba berdasarkan usulan dan laporan Panitia Kompetisi. j. melakukan pengendalian harga tanah melalui berbagai instrumen kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Pasal 18 k. menyerahkan prasarana dan sarana lingkungan yang telah selesai dan berfungsi melayani Kasiba kepada Pemerintah Daerah; dan Dalam hal proses evaluasi kedua tidak ditemukan hasil yang memenuhi syarat, maka Kepala Daerah dapat menunjuk dan menetapkan Badan Pengelola Kasiba sesuai l. meminta persetujuan Kepala Daerah apabila melakukan kerjasama dengan dengan ketentuan dalam pasal 3. masyarakat pemilik tanah/usaha bersama atau Badan Usaha yang bergerak di bidang pembangunan perumahan dan permukiman dalam pembangunan Bagian Kelima Kasiba. Tugas Badan Pengelola Kasiba Bagian Keenam Pasal 19 Tahapan Penunjukan Badan Usaha Sebagai Penyelenggara Lisiba Badan Pengelola Kasiba mempunyai tugas sebagai berikut: Pasal 20 a. menyiapkan Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba yang mengacu pada Rencana Penunjukan Badan Usaha sebagai Penyelenggara Lisiba dilaksanakan melalui Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah tahapan sebagaimana tahapan penunjukan Badan Pengelola Kasiba yang (RP4D); disebutkan dalam pasal 6 ayat (1). b. dalam menjalankan tugas sebagaimana disebutkan pada huruf a Badan Pengelola Kasiba harus mempertimbangkan dan menerapkan kaedah-kaedah Pasal 21 serta konsep lingkungan hunian berimbang dan keterpaduan prasarana; Badan Pengelola Kasiba menunjuk atau menetapkan Panitia Kompetisi yang c. menyiapkan data mengenai luas, batas dan kepemilikan tanah sesuai dengan mewakili unsur-unsur dari Bappeda, Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman, tahapan pengembangan; Tata Kota/Tata Ruang, Pertanahan dan unsur Instansi lain yang dianggap perlu. 15 16
  • 9. Pasal 22 Bagian Ketujuh Tahapan Penunjukan Peserta Konsolidasi Tanah Tahapan persiapan kompetisi, mengundang calon peserta kompetisi, dan sebagai Penyelenggara Lisiba oleh Badan Pengelola Kasiba pendaftaran peserta kompetisi dilaksanakan sebagaimana penunjukan Badan Pengelola Kasiba. Pasal 29 Badan Pengelola Kasiba melakukan studi kelayakan, dan secara bersamaan Pasal 23 melakukan penyuluhan kepada masyarakat pemilik tanah tentang Kasiba dan kemungkinan peran para pemilik tanah dalam penyelenggaraan pengelolaannya. Panitia Kompetisi melakukan penjelasan bahan kompetisi kepada peserta kompetisi. Pasal 30 Pasal 24 Masyarakat pemilik tanah selanjutnya menyelenggarakan musyawarah untuk Tahapan penerimaan proposal kompetisi dan evaluasi proposal dilaksanakan menyepakati pelaksana konsolidasi tanah, yang kemudian dilanjutkan dengan sebagaimana penunjukan Badan Pengelola Kasiba. membentuk suatu perkumpulan yang menghimpun seluruh pemilik tanah yang menghendaki konsolidasi dan membentuk usaha bersama sesuai ketentuan yang Pasal 25 berlaku. Panitia Kompetisi mengusulkan calon pemenang kepada Badan Pengelola Kasiba Pasal 31 yang disertai laporan Panitia Kompetisi atas hasil evaluasi proposal dari masing- masing peserta. Kepala Daerah selaku ketua tim koordinasi konsolidasi tanah atau Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota menetapkan keputusan tentang penetapan lokasi Pasal 26 konsolidasi tanah, yang didasarkan antara lain pada kesepakatan para pemilik tanah. Kepala Daerah menetapkan pemenang kompetisi dan menunjuknya sebagai Pasal 32 Penyelenggara Lisiba atas usulan Badan Pengelola Kasiba. Badan Pengelola Kasiba menetapkan masyarakat pemilik tanah peserta konsolidasi tanah tersebut sebagai Penyelenggara Lisiba. Pasal 27 Pasal 33 Dalam hal proses evaluasi kedua tidak ditemukan hasil yang memenuhi syarat, maka Kepala Daerah dapat menunjuk dan menetapkan Penyelenggara Lisiba atas usulan Kepala Daerah menetapkan Penyelenggara Lisiba berdasarkan usulan dari Badan Badan Pengelola Kasiba. Pengelola Kasiba. Bagian Kedelapan Pasal 28 Tugas Penyelenggara Lisiba Penunjukan Badan Usaha sebagai Penyelenggara Lisiba sebagaimana dimaksud Pasal 34 dalam pasal 20 secara skematis digambarkan pada Lampiran 2 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini. Penyelenggara Lisiba mempunyai tugas sebagai berikut : 17 18
  • 10. a. mengajukan dokumen Rencana Rinci Tata Ruang, tahapan pembangunan Paragraf Kedua fisik, dan jadwal kerja kepada Badan Pengelola Kasiba; Tahapan Penunjukan Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri b. membangun prasarana dan sarana lingkungan, kaveling tanah matang Pasal 37 dengan atau tanpa rumah terbangun, serta utilitas umum yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Penunjukan dan penetapan Badan Usaha sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri c. menyerahkan prasarana dan sarana lingkungan yang telah selesai dan Sendiri dilakukan melalui tahapan seperti yang dilakukan pada penunjukan Badan berfungsi melayani Lisiba kepada Pemerintah Daerah melalui Badan Pengelola Kasiba, sebagaimana disebut dalam pasal 20. Pengelola Kasiba; d. mendorong investor untuk berperan dalam pembangunan perumahan dengan Pasal 38 pola rumah tidak bersusun, pola rumah susun maupun pola rumah swadaya. Persyaratan peserta dan evaluasi peserta dalam kompetisi dijelaskan lebih rinci dalam Petunjuk Teknis yang merupakan dokumen tak terpisahkan dari Peraturan Bagian Kesembilan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini. Tahapan Penunjukan Badan Usaha Sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri Bagian Kesepuluh Tahapan Penunjukan Peserta Konsolidasi Tanah Pasal 35 sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri (1) Penunjukan Badan Usaha sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri Pasal 39 dilaksanakan melalui tahapan sebagaimana tahapan penunjukan Badan Pengelola Kasiba yang disebutkan dalam pasal 6 ayat (1). Kepala Daerah menunjuk atau menetapkan Panitia Kompetisi yang mewakili unsur- unsur dari Bappeda, Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman, Tata Kota/Tata (2) Penunjukan Badan Usaha sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri Ruang, Pertanahan dan unsur Instansi lain yang dianggap perlu. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara skematis digambarkan pada Lampiran 3 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini. Pasal 40 Panitia Kompetisi melakukan aktivitas penyuluhan kepada masyarakat pemilik tanah Paragraf Pertama tentang Lisiba yang Berdiri Sendiri dan kemungkinan peran para pemilik tanah dalam Pembentukan Panitia Kompetisi penyelenggaraan pengelolaannya. Pasal 36 Pasal 41 Kepala Daerah menunjuk atau menetapkan Panitia Kompetisi yang mewakili unsur- (1) Masyarakat pemilik tanah selanjutnya menyelenggarakan musyawarah untuk unsur dari Bappeda, Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman, Tata Kota/Tata menyepakati pelaksana konsolidasi tanah yang tertuang dalam suatu berita Ruang, Pertanahan dan unsur Instansi lain yang dianggap perlu. acara. (2) Setelah musyawarah sebagaimana disebut pada ayat (1) kemudian dilanjutkan dengan membentuk suatu perkumpulan yang menghimpun seluruh 19 20
  • 11. pemilik tanah yang menghendaki konsolidasi dan membentuk usaha bersama Bagian Keduabelas seperti koperasi atau bentuk lain sesuai ketentuan yang berlaku. Pendanaan dan Periode Badan Pengelola Kasiba Pasal 42 Paragraf Pertama Pendanaan (1) Kepala Daerah selaku ketua tim konsolidasi tanah atau Kepala Kantor Pertanahan menetapkan keputusan tentang penetapan lokasi konsolidasi Pasal 44 tanah yang didasarkan antara lain pada kesepakatan para pemilik tanah. (1) Untuk menjamin berjalannya kegiatan Badan Pengelola Kasiba dan juga Tim (2) Kepala Daerah menetapkan masyarakat pemilik tanah peserta konsolidasi Penyiapan Badan Pengelola Kasiba, maka Pemerintah Daerah berkewajiban tanah sebagai Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri. mengalokasikan dari APBD sektor perumahan dan permukiman untuk mendanai operasional Badan Pengelola Kasiba dan juga Tim Penyiapan Bagian Kesebelas Badan Pengelola Kasiba . Tugas Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri (2) Dalam hal tidak tercukupinya alokasi dana sebagaimana disebutkan pada ayat Pasal 43 (1), maka Badan Pengelola Kasiba dapat bekerjasama dengan Badan Usaha lain untuk pendanaan dan atau dapat mengajukan bantuan stimulan kepada Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri mempunyai tugas sebagai berikut : Pemerintah Pusat atau Pemerintah Provinsi, dengan persetujuan dari Kepala Daerah. a. menyusun dan bertanggung jawab atas Rencana Rinci Tata Ruang, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan tahapan perolehan tanah, (3) Pengaturan pendanaan Kasiba, Lisiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri secara tahapan pembangunan fisik dan jadwal kerja untuk dimintakan persetujuan rinci diatur oleh Pemerintah Daerah. kepada Kepala Daerah; Paragraf Kedua b. membangun rumah, prasarana lingkungan, sarana lingkungan, serta utilitas Periode Badan Pengelola Kasiba umum yang harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Pasal 45 c. menyerahkan prasarana lingkungan yang telah selesai dibangun dan berfungsi kepada Pemerintah Daerah; (1) Masa kerja Ketua Badan Pengelola Kasiba adalah selama 5 (lima) tahun dan d. mendorong investor untuk berperan dalam pembangunan perumahan dengan dapat ditunjuk kembali maksimal 2 (dua) periode berturut-turut. pola rumah tidak bersusun, pola rumah susun maupun pola rumah swadaya; (2) Masa kerja dari Tim Penyiapan Badan Pengelola Kasiba paling lama 3 (tiga) e. melakukan pengendalian pembangunan fisik Lisiba dan secara rutin tahun. melaporkan kepada Kepala Daerah; f. melakukan pengendalian harga tanah melalui berbagai instrumen kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 21 22
  • 12. BAB III Paragraf Kedua PENETAPAN LOKASI DAN PENYEDIAAN TANAH Penentuan Alternatif Calon Lokasi Kasiba Bagian Pertama Pasal 50 Penetapan Lokasi Pemerintah Daerah memilih beberapa alternatif calon lokasi Kasiba dengan Pasal 46 mempertimbangkan strategi pengembangan Kabupaten/ Kota. (1) Penetapan lokasi Kasiba dilakukan melalui tahapan pengkajian RTRW Paragraf Ketiga Kabupaten/Kota/ RTRW DKI Jakarta, penentuan alternatif calon lokasi, Kunjungan ke Calon Lokasi Kasiba kunjungan ke calon lokasi Kasiba, penentuan calon lokasi Kasiba prioritas, konsultasi dengan masyarakat, pengusulan calon lokasi terpilih, penetapan Pasal 51 lokasi Kasiba. Pemerintah Daerah melakukan kunjungan ke beberapa calon lokasi Kasiba guna (2) Penetapan lokasi Kasiba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara melihat kondisi yang ada untuk mengetahui kemungkinan pengembangan skematis digambarkan pada Lampiran 4 Peraturan Menteri Negara permukiman, termasuk di dalamnya pengembangan prasarana, dan status Perumahan Rakyat ini. kepemilikan tanah. Paragraf Keempat Paragraf Pertama Penentuan Calon Lokasi Kasiba Prioritas Pengkajian RTRW Kabupaten/Kota Pasal 52 Pasal 47 Pemerintah Daerah melakukan penentuan calon lokasi kasiba prioritas dengan Pemerintah Daerah melakukan kajian pertumbuhan penduduk baik secara alamiah mengacu persyaratan yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan maupun migrasi dengan mengacu data statistik. Rakyat tentang Pedoman Teknis Kasiba Lisiba yang Berdiri Sendiri. Pasal 48 Paragraf Kelima Konsultasi Dengan Masyarakat Pemerintah Daerah melakukan kajian kebutuhan rumah dan ketersediaan (supply demand) perumahan berdasarkan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Pasal 53 Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D). Pemerintah Daerah mengadakan dengar pendapat dengan masyarakat yang terkait Pasal 49 langsung dengan Kasiba dan atau lembaga kemasyarakatan yang peduli dengan pembangunan perumahan. Pemerintah Daerah melakukan kajian tata ruang berdasarkan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau RTRW DKI Jakarta untuk persiapan menyusun Pasal 54 RTBL. Kepala Daerah memberikan informasi kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengenai perkembangan penetapan lokasi Kasiba. 23 24
  • 13. Paragraf Keenam b. tidak merusak lingkungan; Pengusulan Calon Lokasi Terpilih c. mudah dalam penyediaan infrastruktur; Pasal 55 d. mudah membentuk kohesi sosial. Pemerintah Daerah mengusulkan calon lokasi Kasiba terpilih untuk dilakukan Bagian Kedua penetapannya oleh Kepala Daerah. Penetapan Lokasi Lisiba Yang Berdiri Sendiri Paragraf Ketujuh Pasal 61 Penetapan Lokasi Kasiba Penetapan lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri dilakukan melalui tahapan pengkajian Pasal 56 RTRW Kabupaten/Kota/ RTRW DKI Jakarta , penentuan alternatif calon lokasi, kunjungan ke calon lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri, penentuan calon lokasi Lisiba Kepala Daerah menetapkan lokasi Kasiba setelah mendapat masukan dari yang Berdiri Sendiri prioritas, konsultasi dengan masyarakat, pengusulan calon lokasi masyarakat. terpilih, penetapan lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri. Pasal 62 Pasal 57 Penetapan lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri dilakukan melalui tahapan sebagaimana Gubernur dapat melakukan fasilitasi penetapan lokasi Kasiba lintas Kabupaten/Kota. penetapan lokasi Kasiba, sebagaimana disebut dalam pasal 46 sampai dengan pasal 60. Pasal 58 Pasal 63 Kasiba dapat ditetapkan di lokasi yang belum terbangun maupun yang sudah ada permukimannya tetapi kurang tertata dengan baik yang masih mempunyai peluang Lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri tersebut harus sudah ada pelayanan umum dan untuk pengembangan perumahan baru, sehingga permukiman yang akan terbentuk sosial pada tingkat Kecamatan. merupakan integrasi antara pembangunan yang baru dan yang sudah ada. Pasal 64 Pasal 59 Penetapan lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri sebagaimana dimaksud dalam pasal 61 secara skematis digambarkan pada Lampiran 5 Peraturan Menteri Negara Dalam hal lokasi Kasiba yang akan ditetapkan masih terdapat tanah-tanah berfungsi Perumahan Rakyat ini. khusus seperti pertanian beririgasi teknis, situ dan fungsi konservasi lain, maka tanah-tanah berfungsi khusus tersebut harus tetap dipertahankan sesuai dengan Pasal 65 fungsinya. Pemilihan lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri ditentukan berdasar kriteria sebagai Pasal 60 berikut : a. bebas bencana; Pemilihan lokasi Kasiba ditentukan berdasar kriteria sebagai berikut : b. tidak merusak lingkungan; a. bebas bencana; 25 26
  • 14. c. mudah dalam mengintegrasikan pembangunan infrastruktur dengan pelayanan (7) Gambaran penyediaan tanah untuk Kasiba secara skematis digambarkan yang sudah ada; pada Lampiran 6 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini. d. mudah membentuk kohesi sosial. Pasal 69 Bagian Ketiga Penyediaan tanah untuk Kasiba pada lokasi yang telah dihuni, diupayakan tidak ada Penyediaan Tanah Kasiba pemindahan penduduk ke luar lingkungan calon lokasi. Pasal 66 Pasal 70 Status tanah yang dapat digunakan untuk lokasi Kasiba adalah tanah negara bebas, (1) Penyediaan tanah untuk Kasiba di atas tanah hak dilakukan dihadapan tanah negara okupasi, tanah negara bekas hak, tanah hak, tanah instansi Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Pemerintah, tanah hak menurut UUPA, tanah bekas milik adat, dan tanah ulayat. (2) Penyediaan tanah untuk Kasiba di atas tanah instansi Pemerintah dilakukan Pasal 67 terlebih dahulu pelepasan aset sesuai dengan prosedur pelepasan aset instansi Pemerintah. Penyediaan tanah dapat diperoleh dengan cara konsolidasi tanah, jual beli, tukar (3) Penyediaan tanah untuk Kasiba yang dilakukan melalui konsolidasi tanah menukar, penyertaan saham dalam bentuk tanah, pemberian santunan dan atau mengacu kepada Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 410– kompensasi, dan izin pemakaian tanah. 4245 Tanggal 7 Desember 1991 perihal : Petunjuk Pelaksanaan Konsolidasi Tanah dan Surat Edaran Menteri Negara Agraria/Badan Pertanahan Nasional Pasal 68 No 410-1078 Tanggal 18 April 1996 tentang Petunjuk Teknis Konsolidasi Tanah serta peraturan lain yang berlaku. (1) Penyediaan tanah untuk Kasiba dari tanah negara bebas dilakukan melalui ijin pemakian tanah kepada Kepala Daerah. Pasal 71 (2) Penyediaan tanah untuk Kasiba dari tanah negara okupasi dilakukan melalui ijin pemakian tanah kepada Kepala Daerah dan penyelesaian okupasi dengan Pemerintah Daerah dalam menyelesaikan penyediaan tanah untuk Kasiba harus pemberian santunan atau dan kompensasi. berkonsultasi kepada DPRD. (3) Penyediaan tanah untuk Kasiba dari tanah negara bekas hak dilakukan Pasal 72 melalui permohonan kepada Kepala BPN melalui Kepala Kantor Pertanahan setempat dan memohon penyelesaian asset yang ada di atas tanah tersebut Dalam menyelesaikan pembiayaan penyediaan tanah, Pemerintah Daerah dapat kepada bekas pemegang hak. menempuh cara : (4) Penyediaan tanah untuk Kasiba dari tanah hak menurut UUPA, tanah bekas a. menyusun rencana anggaran dalam APBD; milik adat dapat dilakukan melalui tukar menukar atau jual beli atau penyertaan saham dalam bentuk tanah atau konsolidasi tanah. b. melakukan kerjasama dengan pihak lain. (5) Penyediaan tanah untuk Kasiba dari tanah ulayat dilakukan melalui pemberian kompensasi atau dan tanah pengganti. (6) Penyediaan tanah untuk Kasiba dari tanah instansi Pemerintah dilakukan melalui pelepasan aset. 27 28
  • 15. Bagian Keempat (3) Penyediaan tanah untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri yang dilakukan melalui Penyediaan Tanah Lisiba Yang Berdiri Sendiri konsolidasi tanah mengacu kepada Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 410– 4245 Tanggal 7 Desember 1991 perihal : Petunjuk Pasal 73 Pelaksanaan Konsolidasi Tanah dan Surat Edaran Menteri Negara Agraria/Badan Pertanahan Nasional No 410-1078 Tanggal 18 April 1996 Status tanah yang dapat digunakan untuk lokasi Lisiba Yang Berdiri Sendiri adalah tentang Petunjuk Teknis Konsolidasi Tanah serta peraturan lain yang berlaku. tanah negara bebas, tanah negara okupasi, tanah negara bekas hak, tanah hak, tanah instansi Pemerintah, tanah hak menurut UUPA, tanah bekas milik adat, dan tanah ulayat. Bagian Kelima Pemberian Hak Atas Tanah Kepada Badan Pengelola Pasal 74 Kasiba dan Pendaftarannya Penyediaan tanah dapat diperoleh dengan cara konsolidasi tanah, jual beli, tukar Pasal 78 menukar, penyertaan saham dalam bentuk tanah, pemberian santunan dan atau kompensasi, dan izin pemakaian tanah. (1) Kepada Badan Pengelola Kasiba diberikan Hak Pengelolaan, kecuali terhadap lokasi Kasiba yang penyediaan tanahnya melalui konsolidasi tanah. (2) a. lokasi Kasiba yang penyediaan tanahnya melalui konsolidasi tanah Pasal 75 diberikan hak milik bersama kepada seluruh peserta konsolidasi tanah dengan menyebutkan porsinya. (1) Penyediaan tanah untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri dari tanah negara bebas, tanah negara okupasi, tanah negara bekas hak, tanah hak menurut UUPA, b. terhadap tanah yang digunakan untuk prasarana jalan dan drainase harus tanah ulayat dan tanah instansi Pemerintah dilakukan seperti penyediaan ditanggalkan dari hak milik bersama setelah pembangunan konstruksi tanah untuk Kasiba sebagimana disebutkan dalam pasal 68. prasarana jalan dan drainase selesai untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah. (2) Gambaran penyediaan tanah untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri secara skematis digambarkan pada Lampiran 7 Peraturan Menteri Negara c. terhadap tanah yang digunakan untuk sarana dan utilitas selain Perumahan Rakyat ini. prasarana jalan dan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b tetap merupakan hak milik bersama yang dikelola oleh Badan Hukum Pasal 76 usaha bersama peserta konsolidasi tanah sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini. Penyediaan tanah untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri pada lokasi yang telah dihuni, d. hak milik perorangan peserta konsolidasi tanah akan diberikan kepada diupayakan tidak ada pemindahan penduduk ke luar lingkungan calon lokasi. peserta konsolidasi tanah sesuai dengan porsinya yang merupakan pemecahan dari hak milik bersama setelah pembangunan fisik selesai Pasal 77 atau ada kavling siap bangun. (1) Penyediaan tanah untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri di atas tanah hak e. untuk Kasiba yang digunakan sebagai lokasi pembangunan rumah susun dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). pemberian haknya disesuaikan dengan peraturan perundangan terkait rumah susun. (2) Penyediaan tanah untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri di atas tanah instansi Pemerintah dilakukan terlebih dahulu pelepasan aset sesuai dengan prosedur (3) Badan Pengelola Kasiba wajib segera mengurus sertifikat hak atas tanah yang pelepasan aset instansi Pemerintah. sudah diperolehnya. 29 30
  • 16. (4) Bidang-bidang tanah yang termasuk dalam Kasiba dan belum dibebaskan oleh Badan Pengelola Kasiba, proses mengurus sertifikat tanahnya dilakukan oleh Pasal 81 masing-masing pemilik tanah. (5) a. terhadap lokasi Kasiba yang penyediaan tanahnya melalui konsolidasi, (1) Kepada para pembeli kaveling dengan atau tanpa rumah di Lisiba akan Badan Pengelola Kasiba selaku kuasa peserta konsolidasi tanah wajib diberikan Hak Guna Bangunan atau Hak Milik. memohon pelaksanaan konsolidasi tanah kepada Badan Pertanahan Nasional melalui Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. (2) Penyelenggara Lisiba wajib mengurus sertifikat dan segera menyerahkan sertifikat tersebut kepada pembeli sesuai perjanjian. b. Badan Pengelola Kasiba wajib menyerahkan sertifikat tanah hasil konsolidasi tanah kepada masing-masing pemilik tanah dan peta site plan hasil konsolidasi tanah kepada Pengurus kelompok peserta konsolidasi Bagian Ketujuh tanah atau Pengurus Badan Usahanya. Pemberian Hak Atas Tanah Kepada Penyelenggara (6) Bagian dari bidang tanah Hak Pengelolaan Badan Pengelola Kasiba menjadi Lisiba Yang Berdiri Sendiri dan Pendaftarannya hapus manakala pada bagian tersebut hak tanahnya sudah diserahkan kepada pihak ketiga. Pasal 82 Bagian Keenam (1) Kepada Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri diberikan Hak Guna Pemberian Hak Atas Tanah Badan Pengelola Kasiba Kepada Bangunan, kecuali terhadap lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri yang Penyelenggara Lisiba dan Pendaftarannya penyediaan tanahnya melalui konsolidasi tanah. (2) a. lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri yang penyediaan tanahnya melalui Pasal 79 konsolidasi tanah diberikan hak milik bersama kepada seluruh peserta konsolidasi tanah dengan menyebutkan porsinya. (1) Kepada Penyelenggara Lisiba diberikan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di atas Hak Pengelolaan Badan Pengelola Kasiba, setelah Penyelenggara b. terhadap tanah yang digunakan untuk prasarana jalan dan drainase harus Lisiba membayar uang pengganti kepada Badan Pengelola Kasiba. ditanggalkan dari hak milik bersama setelah pembangunan konstruksi prasarana jalan dan drainase selesai untuk diserahkan kepada (2) Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang sudah dimiliki oleh Penyelenggara Pemerintah Daerah. Lisiba harus didaftarkan pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. c. terhadap tanah yang digunakan untuk sarana dan utilitas selain Pasal 80 prasarana jalan dan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b tetap merupakan hak milik bersama yang dikelola oleh Badan Hukum (1) Kepada Penyelenggara Lisiba dan masyarakat pemilik tanah yang masuk usaha bersama peserta konsolidasi tanah sebagaimana dimaksud dalam dalam lokasi Kasiba diberikan hak atas tanah sesuai ketentuan yang berlaku. pasal 30 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini. (2) Tatacara pemberian dan pendaftaran hak atas tanahnya diselesaikan pada d. hak milik perorangan peserta konsolidasi tanah akan diberikan kepada Instansi Pertanahan. peserta konsolidasi tanah sesuai dengan porsinya yang merupakan pemecahan dari hak milik bersama setelah pembangunan fisik selesai atau ada kavling siap bangun. 31 32
  • 17. e. untuk Lisiba yang Berdiri Sendiri yang digunakan sebagai lokasi prinsip keterpaduan prasarana, dan juga kawasan yang mempunyai pembangunan rumah susun pemberian haknya disesuaikan dengan fungsi/tema khusus. peraturan perundangan terkait rumah susun. Paragraf Pertama (3) Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri wajib segera mengurus sertifikat Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba hak atas tanah yang sudah diperolehnya. (4) Bidang-bidang tanah yang termasuk dalam Lisiba yang Berdiri Sendiri dan Pasal 84 belum dibebaskan oleh Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri, proses mengurus sertifikat tanahnya dilakukan oleh masing-masing pemilik tanah. (1) Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba mengacu Keputusan Menteri (5) a. terhadap lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri yang penyediaan tanahnya Kimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana melalui konsolidasi, Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri selaku Tata Ruang Wilayah Perkotaan, dimana ringkasan tahapannya digambarkan kuasa peserta konsolidasi tanah wajib memohon pelaksanaan konsolidasi pada Lampiran 8 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini. tanah kepada Badan Pertanahan Nasional melalui kantor Pertanahan (2) Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba disusun dengan menerapkan prinsip Kabupaten/Kota. lingkungan hunian yang berimbang sesuai dengan Keputusan Menteri Negara b. penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri wajib menyerahkan sertifikat Perumahan Rakyat Nomor 04/KPTS/BKP4N/1995. tanah hasil konsolidasi tanah kepada masing-masing pemilik tanah dan (3) Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba disusun dengan memperhatikan kegiatan peta site plan hasil konsolidasi tanah kepada Pengurus kelompok peserta ekonomi, sosial dan budaya yang ada dan dimungkinkan berkembang di konsolidasi tanah atau Pengurus Badan Usahanya. Kasiba. (6) Bagian dari bidang tanah Hak Pengelolaan Penyelenggara Lisiba yang Berdiri (4) Rencana Rinci Tata Ruang Kasiba disusun dengan memperhatikan prinsip Sendiri menjadi hapus manakala pada bagian tersebut hak tanahnya sudah keterpaduan prasarana kawasan dan keterpaduan prasarana wilayah. diserahkan kepada pihak ketiga. (5) Penyusunan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan serta penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan penyusunan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dilakukan sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan Lingkungan Hidup. BAB IV PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN Pasal 85 PENGENDALIAN KASIBA DAN LISIBA (1) Penyusunan pentahapan pembangunan Kasiba mencakup rencana Bagian Pertama pembangunan fisik, gambar kerja pematangan tanah, gambar kerja prasarana, Perencanaan Pembangunan Kasiba dan Lisiba gambar kerja sarana, gambar kerja utilitas umum. Pasal 83 (2) Dalam perencanaan pembangunan Kasiba, tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut di atas harus memenuhi persyaratan teknis, ekologi (1) Perencanaan pembangunan Kasiba dan Lisiba meliputi penyusunan rencana dan administrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. rinci tata ruang Kasiba dan rencana teknik ruang Lisiba. (3) Penyusunan rencana pentahapan perolehan tanah yang mencakup luas, (2) Perencanaan pembangunan Kasiba sebagaimana disebut pada ayat (1) harus status kepemilikan dan batas tanah serta penyusunan program perolehan memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau Rencana tanah sesuai dengan cara perolehan tanahnya. Tata Ruang Daerah Khusus Ibukota Jakarta, RP4D, prinsip hunian berimbang, 33 34
  • 18. Pasal 86 Pasal 89 (1) Penyusunan Rencana Pembiayaan yang terdiri dari rincian biaya dan rencana (1) Penyusunan pentahapan pembangunan Lisiba mencakup rencana jumlah kredit yang diajukan, perhitungan rugi – laba, rencana anggaran biaya pembangunan fisik, gambar kerja pematangan tanah, gambar kerja prasarana, investasi kawasan dan biaya konstruksi prasarana, serta cash flow gambar kerja sarana, gambar kerja utilitas umum. pembiayaan pembangunan. (2) Dalam perencanaan pembangunan Kasiba, tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut diatas harus memenuhi persyaratan teknis, ekologi dan administrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 87 (3) Penyusunan rencana pentahapan perolehan tanah yang mencakup luas, (1) Badan Pengelola Kasiba dalam menyusun rencana pembangunan, melakukan status kepemilikan dan batas tanah serta penyusunan program perolehan dengar pendapat dengan kelompok masyarakat terkait. tanah sesuai dengan cara perolehan tanahnya. (2) Segala bentuk produk pada tahapan perencanaan pembangunan Kasiba Pasal 90 harus dikonsultasikan dengan instansi terkait dan mendapat persetujuan dari Kepala Daerah. Penyusunan Rencana Pembiayaan yang terdiri dari rincian biaya dan rencana jumlah (3) Sebelum menyetujui rencana pembangunan Kasiba, Pemerintah Kepala kredit yang diajukan, perhitungan rugi – laba, rencana anggaran biaya konstruksi Daerah melakukan dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat prasarana, serta cash flow pembiayaan pembangunan. Daerah (DPRD). Pasal 91 Paragraf Kedua (1) Penyelenggara Lisiba dalam menyusun rencana pembangunan, melakukan Rencana Teknik Ruang Lisiba dengar pendapat dengan kelompok masyarakat terkait. (2) Segala bentuk produk pada tahapan perencanaan pembangunan Lisiba harus Pasal 88 dikonsultasikan dengan Badan Pengelola Kasiba dan mendapat persetujuan. (1) Penyusunan rencana teknik ruang Lisiba mengacu Keputusan Menteri Bagian Kedua Kimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembangunan Kasiba dan Lisiba Tata Ruang Wilayah Perkotaan, dimana ringkasan tahapannya digambarkan pada Lampiran 9 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat ini. Paragraf Pertama (2) Rencana Teknik Ruang Lisiba disusun dengan memperhatikan prinsip Pelaksanaan Pembangunan Kasiba keterpaduan prasarana kawasan dan keterpaduan prasarana wilayah. Pasal 92 (3) Penyusunan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan serta penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan penyusunan Rencana (1) Badan Pengelola Kasiba bertanggung jawab atas pelaksanaan pembangunan Pemantauan Lingkungan (RPL) dilakukan sesuai dengan ketentuan Kasiba. Perundang-undangan Lingkungan Hidup. (2) Pelaksanaan pembangunan Kasiba harus mengacu kepada dan sesuai dengan rencana dan program pembangunan Kasiba yang dimaksud dalam pasal 85 Ayat (1). 35 36
  • 19. (3) Jika ada perubahan yang dianggap perlu atas perencanaan pembangunan (7) Penyelenggara Lisiba menyerahkan prasarana lingkungan dan kavling tanah Kasiba sebagaimana dimaksud dalam pasal 85 Ayat (1) , harus matang untuk pembangunan sarana lingkungan kepada Pemerintah Daerah dikonsultasikan kepada instansi terkait dan disetujui oleh Kepala Daerah. melalui Badan Pengelola Kasiba sesuai dengan Permendagri Nomor 1 Tahun 1987 dan Inmendagri Nomor 30 Tahun 1990. (4) Pembangunan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan harus sudah dimulai selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak ditunjuknya Badan (8) Dalam pelaksanaan pembangunan Lisiba, Penyelenggara Lisiba dapat Pengelola Kasiba oleh Kepala Daerah dan pada jangka waktu 3 (tiga) tahun bekerjasama dengan Badan Usaha di bidang pembangunan perumahan dan telah mencapai sekurang-kurangnya 25% dari keseluruhan Kasiba yang permukiman lainnya. dilayani atau minimum mampu melayani satu Lisiba. (9) Pembangunan rumah dalam Lisiba dapat dilakukan secara horizontal ataupun (5) Pelaksanaan pembangunan Kasiba dan pemasaran Kasiba secara skematis vertikal dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan dan sesuai dengan digambarkan pada Lampiran 10 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat persyaratan teknis, administrasi, ekologi, serta sesuai dengan peraturan ini. perundang-undangan yang berlaku. (10) Tahapan pelaksanaan pembangunan dan pemasaran Lisiba secara skematis Paragraf Kedua digambarkan pada Lampiran 11 Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Pelaksanaan Pembangunan Lisiba ini. Pasal 93 Bagian Ketiga Pengawasan Pembangunan Kasiba dan Lisiba (1) Pelaksanaan pembangunan setiap Lisiba dilakukan oleh satu Penyelenggara Lisiba. Pasal 94 (2) Pelaksanaan pembangunan Lisiba harus mengacu dan sesuai dengan rencana pembangunan Lisiba yang dimaksud dalam pasal 89 Ayat (1). (1) Pengawasan terhadap pembangunan fisik Lisiba terlebih dahulu dilakukan oleh Badan Pengelola Kasiba. (3) Dalam hal terdapat perubahan yang dianggap perlu atas perencanaan pembangunan Lisiba yang tercantum dalam pasal 89 Ayat (1), harus (2) Penyelenggara Lisiba menyampaikan laporan bulanan kepada Badan dikonsultasikan kepada Badan Pengelola Kasiba untuk mendapat Pengelola Kasiba yang isinya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri persetujuannya. Negara Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Teknis Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri untuk keperluan pengawasan. (4) Pelaksanaan pembangunan Lisiba meliputi pematangan tanah, pembangunan jaringan prasarana lingkungan, pengkavelingan tanah matang, menyediakan (3) Apabila dianggap perlu, Badan Pengelola Kasiba dapat melakukan kavling untuk pembangunan sarana lingkungan, pembangunan unit rumah, pemeriksaan pembangunan Lisiba bagian dari Kasiba di lapangan. melakukan penghijauan lingkungan. (4) Pengawasan terhadap pembangunan Kasiba dan Lisiba dilakukan oleh (5) Pekerjaan pematangan tanah, pembangunan jaringan prasarana lingkungan Kepala Daerah. dan kaveling tanah matang oleh Penyelenggara Lisiba harus sudah dimulai (5) Badan Pengelola Kasiba menyampaikan laporan setiap 3 (tiga) bulan kepada selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah penunjukan Penyelenggara Lisiba Kepala Daerah yang isinya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Negara diperoleh dan harus selesai seluruhnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) tahun. Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Teknis Kasiba dan Lisiba yang Berdiri (6) Pelaksanaan pembangunan Lisiba secara keseluruhan harus memenuhi Sendiri, untuk keperluan pengawasan. persyaratan teknis, administrasi dan ekologi yang berlaku dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 37 38