SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 23
education purpose only
MATERI KREATIFITAS
FILM LANGUAGE
2
Memproduksi sebuah karya audio visual seperti halnya ingin
membuat sebuah bangunan yang kokoh dan indah. Tentunya musti
mempertemukan antara kebutuhan tujuan dan kriteria selera.
Bangunan itu haruslah mengikuti tiga 3 syarat atau aturan pokok
mengenai :
 PONDASI dan KONSTRUKSI
 FISIK dan BENTUK BANGUNAN
 NILAI ARTISTIKA
KANTOR
TOKO
RUMAH
FILM LANGUAGE
3
PONDASI dan KONSTRUKSI
FISIK dan BENTUK BANGUNAN
NILAI ARTISTIKA
Aturan dasar dalam bahasa visual haruslah fasih
diterapkan dalam merangkai naratif visual pada
keseluruhan cerita.
Dalam SHOT PLAN haruslah dipikirkan, bahwa di setiap shot
ada dua pilahan pekerjaan besar, yaitu :
 MISE-EN-SCENE. Elemen apapun yang terlihat dan
terdengar dalam setiap frame.
 SINEMATOGRAFI. Cara dan perangkat apa saja yang
perlu digunakan untuk merekam mise-en-scene itu.
FRAME SHOT SCENE SEQUENCE
Bagaimana framing dan komposisinya? Angle, fokus,
eksposure, dan depth of field? Filter kamera dan lensa
manakah yang sesuai? Ada dimanakah posisi kamera?
Bagaimana pergerakan kamera? Jenis dan komposisi
lightingnya? Bagaimana hubungan antara aktor, kamera,
dan elemen set? Bagaimana dialog dan sound? Apa yang
dipadukan untuk mengarah pada look, style dan mood?
FILM LANGUAGE
4
PONDASI DAN KONSTRUKSI
Pekerjaan awal adalah membangun pondasi dan konstruksi
yang harus sesuai dengan peruntukannya. Ada 3 elemen
atau komponen yang dikelompokkan sebagai pondasi dan
konstruksi dalam bahasa visual yang harus dilibatkan secara
simultan dan bersinergi.
• memunculkan ilusi kedalaman
• memandu mata audiens
• komposisi dalam frame
DEPTH
VISUAL ORGANIZATION
COMPOSITION
DEPTH VISUAL ORGANIZATION COMPOSITION
FILM LANGUAGE
5
Persepsi ruang 3D harus hadir dalam film,
karena ruang 3D adalah realita kehidupan
yang bisa diterima oleh audiens
overlap
size change
horizontal location vertical location linear perspectiveforeshortening
atmospheric perspective
chiaroscuro
texture
FILM LANGUAGE
6
Elemen atau komponen yang digunakan dalam
beragam kombinasi untuk menciptakan hirarki
persepsi audiens. Perpaduannya akan
membentuk sebuah penataan visual yang tampak
saling memperkuat, sekaligus memandu mata
dan benak audiens selaras dengan informasi yang
tertangkap. Kesemua elemen ini berpengaruh
pada pembentukan unity dan harmonisasi
garis lurus
kurva sinus imajiner
kurva sinus aktual segitiga aktual segitiga imajiner
frame within frame
symetric ballance
asymetric ballance
7
FILM LANGUAGE
COMPOSITION
Komposisi merujuk pada
pengelolaan obyek gambar
dalam frame. Bagaimana
semua elemen mise-en-scene
itu bisa terlihat dinamis dan
saling berhubungan.
rule of thirds
static composition dynamic composition
headroom
leadspace
diagonal rules
minimalism foreground - middle - background
8
FILM LANGUAGE
FISIK DAN BENTUK BANGUNAN
Tahapan ini adalah proses
membuat bangunan yang
kokoh sesuai peruntukan.
Dalam audio visual disebut
sebagai FILM SPACE, yaitu
mengorganisasi shot, scene dan sequence secara struktural sesuai
dengan cara, pola, dan model yang diinginkan. SHOT seperti
bongkahan batu bata yang dibutuhkan sebagai bahan membentuk
bangunan. SCENE adalah dinding dan SEQUENCE akan menjadi
ruangan sesuai peruntukannya.
FRAME SHOT SCENE SEQUENCE
Membuat film itu tujuan utamanya bukan membuat gambar
bagus. Namun, merancang naratif visual agar dramatisasinya
menarik. SCENE adalah unit terkecil dari dramatisasi film, yang
terangkai dari shot dan cut. Maka, SHOT dan CUT merupakan
bagian mendasar dari building block sebuah film.
MONTAGE
FUNDAMENTAL
Building Blocks
Character Shot
COVERAGE
Master Shot
Covering Shot
Answering Shot
Climax Shot
9
FILM LANGUAGE
establish shot two shot
tight two shot dirty single shotestablish shot
10
FILM LANGUAGE
Shot-shot yang berfungsi mendeskripsikan seorang karakter secara tunggal. Jadi,
cenderung lebih mengeksplorasi profil seorang karakter, seperti bentuk wajah, warna
mata, cara berbicara, bahkan cara dia berekspresi. Tujuannya agar audiens tertarik
lebih dalam. Bila perlu upayakan audiens juga terlibat pada aspek pemikiran karakter.
Ini penting, agar audiens memahami berbagai aspek karakter utama.
close up
head and shoulder
extreme close up
choker big head
close upextreme close up
11
FILM LANGUAGE
Shot ini merupakan keragaman dari close up juga, namun shot ini efektif
digunakan sebagai connecting shot beberapa adegan dalam scene. Kamera
ditempatkan dari belakang bahu seorang karakter untuk mendapatkan wajah
close up karakter di hadapannya. Ini digunakan untuk scene dengan adegan
perbincangan, terutama adegan interview.
12
FILM LANGUAGE
CUTAWAY. Interupsi terhadap rangkaian adegan dalam
sebuah scene, biasanya kembali lagi ke shot sebelumnya.
Tujuannya memberikan penekanan tambahan informasi
mengenai situasi sekitarnya. Misalnya, karakter menoleh
ke arah jam dinding atau ke arah kucing yang tengah
tertidur. Ini juga bisa memberi manfaat yang signifikan,
bila ditemukan masalah pada editing, terutama dalam hal
cutting untuk menambah durasi scene.
REACTION SHOT. Tipe yang lebih
spesifik dari cutaway, hanya saja shot
ini menunjukkan sebuah reaksi pada
bagian lain terhadap shot sebelumnya.
Memang seperti interupsi, karena
shotnya bisa dibuat terpisah dari shot
dalam scenenya. Lagi pula dalam
frame hanya ada karakter tertentu saja
dan tidak melibatkan karakter lainnya.
INSERT. Banyak yang menyebutnya
sebagai cut-in. Shot yang merupakan
bagian dari scene yang diambil
dengan angle kamera dan atau focal
length yang berbeda dari master
shot.
Hampir serupa
dengan cutaway
yang mendukung
adegan, namun
perlu diingat,
bahwa cutaway itu
tidak mendukung
master shot.
13
FILM LANGUAGE
COVERAGE. Adalah semua kemungkinan angle kamera dan
jenis shot yang sudah direncanakan untuk setiap scenenya.
Sudah pasti ada jenis shot yang wajib dilakukan, seperti shot LS,
MS, CU dan OTS untuk mendapatkan jenis establish, adegan dan
dialog dalam scene. Ini dikelompokkan sebagai MASTER SHOT dan
dirangkaikan dengan shot lainnya, yaitu COVERING, ANSWERING,
dan CLIMAX untuk membuat scene menjadi lengkap.
COVERAGE ini bisa jadi kerangka kerja untuk merakit shot, seperti
ide membangkitkan cutaway, insert, dan reaction shot yang
nantinya juga akan bagus dan bermanfat dalam proses editing film.
Namun, perlu dipahami bahwa cutaway, insert, dan reaction shot
itu untuk menambah informasi pada scene, dan bukanlah
pendukung bagi master shot.
MASTER SHOT
COVERING SHOT
ANSWERING SHOT
CLIMAXX SHOT
14
FILM LANGUAGE
SHOT
MASTER SHOT. Biasanya shot ini yang paling pertama dilakukan pada setiap
scene. Tujuannya memberikan informasi mengenai scene yang akan dilakukan.
Tipe shotnya dimulai dengan wide shot terhadap 2S, 3S atau 4S, termasuk juga
establish shot. Pengelompokkan terhadap MASTER SHOT tidaklah sulit, karena
biasanya memang paling kuat untuk diingat.
15
FILM LANGUAGE
SHOT
COVERING SHOT. Berfungsi sebagai pendukung master shot. Gunakan
medium shot atau 2S untuk melengkapi bagian penting dari master shot.
Termasuk pula OTS bagi semua shot karakter utama ketika melakukan
dialog.
16
FILM LANGUAGE
SHOT
ANSWERING SHOT. Bila scene berisi adegan dialog yang melibatkan
dua atau lebih karakter, maka perlu dipisahkan shot CU dan OTS setiap
karakter. Shot CU dan OTS dari orang kedua disebut juga answering shot.
Nah, musti sesuai shot, lens focal length, focus distance , tinggi lensa dan
horizontal anglenya terhadap master shot dan covering shot. Bila tidak,
karakter bakal kelihatan janggal, aneh, canggung dan sejenisnya.
17
FILM LANGUAGE
SHOT
CLIMAX SHOT. Setiap scene ada yang bisa dikategorikan bagian
klimaks dan resolusinya. Biasanya banyak menggunakan jenis close
up atau establish shot.
18
FILM LANGUAGE
MONTAGE. Serangkaian shot yang tidak berkaitan dengan screen
direction, continuity, karakter, lighting atau lainnya, namun berbagi
dukungan terhadap tema, mood atau narasi yang puitis pada scene
bersangkutan. Montage bermanfaat pada sequence yang pendek untuk
menekankan informasi tambahan atau mengarahkan audiens pada mood
tertentu. Manfaat utamanya adalah mengkondensasi waktu, ruang dan
informasi. Sekarang lebih diarahkan untuk menggabungkan dua shot tak
berkaitan utnuk menghasilkan makna yang berbeda.
modern healthy lifestyle street lifestyle section luxury private jet travel
sequence analysis an accident horror
NILAI ARTISTIKA
19
FILM LANGUAGE
Film yang bagus itu adalah kesatuan dari cara pendekatan cerita ini
disampaikan, perpaduan berbagai elemen, dan nilai artistika. Script
begitu mengikat dan menyatu dengan akting, sinematografi, editing,
sound, special effect, visual signs, dan visual syntax, sehingga cerita
secara utuh dapat diterima oleh audiens dengan nyaman dan indah.
LOOK, STYLE, dan MOOD adalah pendekatan untuk memadukan
berbagai komponen film yang akan dibuat produksinya, terutama
yang berkaitan dengan artistika film. Ini juga merupakan visi dan
imajinasi yang ditetapkan di awal sebagai sebuah konsep film.
Seperti halnya membuat sebuah bangunan yang kokoh dan indah,
nilai artistika mustinya dipadukan terhadap fisik dan bentuk
bangunan, serta fungsi dan peran setiap ruangan. Musti saling
bersinergi agar nyaman dirasakan dan indah dilihatnya. Bila tidak,
maka akan terasa janggal dan aneh.
20
FILM LANGUAGE
Audiens akan memberikan penilaian dari segala
macam elemen dan obyek gambar yang terlihat,
yaitu aspek visual yang muncul pada film. Disini
lebih ditekankan pada penggunaan komponen
visual seperti komposisi, proporsi, kontras, ritme,
dan afinitas. Termasuk komponen visual dasar
seperti warna, garis, shape, form, dan ballance.
Audiens menilai dengan perasaannya. Jadi,
perpaduan semua elemen atau komponen
haruslah bersinergi sesuai dengan peruntukan
setiap scenenya. Bisa nyaman, indah, selaras,
keraguan, kesedihan, mengancam, dan lainnya.
komposisi proporsi
kontras afinitas
kontras
21
FILM LANGUAGE
Film style lebih merujuk pada pertimbangan personal terhadap preferensi teknik
pengambilan gambar. Berupa perlakuan pada kamera, pencahayaan dan
editing. Ada dua hal mendasar yang menjadi acuan untuk menerapkan film style,
yaitu SHOT dan CUT.
Adalah unit terkecil dari visual film dan
menggambarkan jarak antara kamera dan obyek
gambar. Setiap shot merefleksikan keputusan :
Apakah menerapkan LS, WS, CU atau POV pada
karakter tertentu? Apakah menggunakan low
angle, birds’ eye atau lainnya? Pergerakan
kamera seperti apa yang cenderung disukai untuk
film ini? Apakah durasi setiap shot akan pendek
atau panjang?
Adalah unit terkecil dari editing film, berupa
sambungan antara dua shot. Sementara sambungan
antar scene atau sequence menggunakan transisi.
Cut dan transisi itu banyak sekali ragamnya.
Perbedaan jenis dari cut dan transisi akan memberi
efek yang berbeda.
22
FILM LANGUAGE
Arti harfiahnya adalah kondisi emosional atau suasana hati yang muncul dalam waktu yang panjang.
Dalam film, sangat dibutuhkan perancangan desain yang bisa menghantarkan mood tertentu pada
audiens. Set, props, make-up, sound, special effect, sinematografi, pencahayaan dan editing bisa
diarahkan pada konsep desain sesuai dengan kebutuhan mood yang diinginkan.
amused cheerful harmonious warm
anxious gloomy hopeless
23
BELAJAR BERLATIH BERMAIN BEKERJA
FILM LANGUAGE

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Film Theory - Shot Selection, Storyboard, and Montage
Film Theory - Shot Selection, Storyboard, and MontageFilm Theory - Shot Selection, Storyboard, and Montage
Film Theory - Shot Selection, Storyboard, and MontageSimon Carabetta
 
Principles of editing
Principles of editingPrinciples of editing
Principles of editingdaisyhjones
 
2. Materi Pembelajaran Storyboard
2.  Materi Pembelajaran Storyboard2.  Materi Pembelajaran Storyboard
2. Materi Pembelajaran StoryboardMartin Arale
 
9. 28 on shot, scene and sequence
9. 28 on shot, scene and sequence9. 28 on shot, scene and sequence
9. 28 on shot, scene and sequenceYu Hsuan Chen
 
workshop sinematografi.pptx
workshop sinematografi.pptxworkshop sinematografi.pptx
workshop sinematografi.pptxpranggokkopi
 
Film editing techniques
Film editing techniquesFilm editing techniques
Film editing techniquesRobert Smith
 
Film Language: Editing explanation examples and worksheets.
Film Language: Editing explanation examples and worksheets. Film Language: Editing explanation examples and worksheets.
Film Language: Editing explanation examples and worksheets. Ian Moreno-Melgar
 
5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksi5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksiFhadel Muhammad
 
BASIC VISUAL LANGUAGE
BASIC VISUAL LANGUAGEBASIC VISUAL LANGUAGE
BASIC VISUAL LANGUAGEPere Sumbada
 
Stages of film production
Stages of film productionStages of film production
Stages of film production07weeksjor
 
Single camera production
Single camera productionSingle camera production
Single camera productionsaritachander_9
 
Tahapan Proses Produksi Film.ppt
Tahapan Proses Produksi Film.pptTahapan Proses Produksi Film.ppt
Tahapan Proses Produksi Film.pptsalissantoso
 
Reflexive documentaries
Reflexive documentariesReflexive documentaries
Reflexive documentarieseleanornatalie
 

Was ist angesagt? (20)

Film Theory - Shot Selection, Storyboard, and Montage
Film Theory - Shot Selection, Storyboard, and MontageFilm Theory - Shot Selection, Storyboard, and Montage
Film Theory - Shot Selection, Storyboard, and Montage
 
Film directing
Film directingFilm directing
Film directing
 
Principles of editing
Principles of editingPrinciples of editing
Principles of editing
 
2. Materi Pembelajaran Storyboard
2.  Materi Pembelajaran Storyboard2.  Materi Pembelajaran Storyboard
2. Materi Pembelajaran Storyboard
 
Documentary
DocumentaryDocumentary
Documentary
 
9. 28 on shot, scene and sequence
9. 28 on shot, scene and sequence9. 28 on shot, scene and sequence
9. 28 on shot, scene and sequence
 
Kameraman
KameramanKameraman
Kameraman
 
workshop sinematografi.pptx
workshop sinematografi.pptxworkshop sinematografi.pptx
workshop sinematografi.pptx
 
Film editing techniques
Film editing techniquesFilm editing techniques
Film editing techniques
 
Film Language: Editing explanation examples and worksheets.
Film Language: Editing explanation examples and worksheets. Film Language: Editing explanation examples and worksheets.
Film Language: Editing explanation examples and worksheets.
 
5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksi5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksi
 
Film Editing Techniques.pptx
Film Editing Techniques.pptxFilm Editing Techniques.pptx
Film Editing Techniques.pptx
 
Tahap pra produksi film
Tahap pra produksi filmTahap pra produksi film
Tahap pra produksi film
 
BASIC VISUAL LANGUAGE
BASIC VISUAL LANGUAGEBASIC VISUAL LANGUAGE
BASIC VISUAL LANGUAGE
 
Film Sound
Film SoundFilm Sound
Film Sound
 
Stages of film production
Stages of film productionStages of film production
Stages of film production
 
Single camera production
Single camera productionSingle camera production
Single camera production
 
Tahapan Proses Produksi Film.ppt
Tahapan Proses Produksi Film.pptTahapan Proses Produksi Film.ppt
Tahapan Proses Produksi Film.ppt
 
Reflexive documentaries
Reflexive documentariesReflexive documentaries
Reflexive documentaries
 
Animasi 2D dan 3D KD: Menggambarkan konsep dasar object 3 d dalam sketsa ran...
Animasi 2D dan 3D  KD: Menggambarkan konsep dasar object 3 d dalam sketsa ran...Animasi 2D dan 3D  KD: Menggambarkan konsep dasar object 3 d dalam sketsa ran...
Animasi 2D dan 3D KD: Menggambarkan konsep dasar object 3 d dalam sketsa ran...
 

Andere mochten auch

Edit lesson 2
Edit lesson 2Edit lesson 2
Edit lesson 2atishstu
 
Film terminology
Film terminologyFilm terminology
Film terminologyalecbrookes
 
Filmterminology
FilmterminologyFilmterminology
Filmterminologymskramst
 
Film Directors PPT
Film Directors PPTFilm Directors PPT
Film Directors PPTmermaid123
 
Film Technique
Film TechniqueFilm Technique
Film TechniqueJquizzle
 
Basic Film PPT
Basic Film PPTBasic Film PPT
Basic Film PPTalidip008
 
Film making powerpoint
Film making powerpointFilm making powerpoint
Film making powerpointlucyfroud999
 

Andere mochten auch (7)

Edit lesson 2
Edit lesson 2Edit lesson 2
Edit lesson 2
 
Film terminology
Film terminologyFilm terminology
Film terminology
 
Filmterminology
FilmterminologyFilmterminology
Filmterminology
 
Film Directors PPT
Film Directors PPTFilm Directors PPT
Film Directors PPT
 
Film Technique
Film TechniqueFilm Technique
Film Technique
 
Basic Film PPT
Basic Film PPTBasic Film PPT
Basic Film PPT
 
Film making powerpoint
Film making powerpointFilm making powerpoint
Film making powerpoint
 

Ähnlich wie KREATIFITAS FILM

Ähnlich wie KREATIFITAS FILM (20)

Pertemuan 5 - Mise En Scene
Pertemuan 5 - Mise En ScenePertemuan 5 - Mise En Scene
Pertemuan 5 - Mise En Scene
 
04 storyboard
04 storyboard04 storyboard
04 storyboard
 
Pasca Produksi.ppt
Pasca Produksi.pptPasca Produksi.ppt
Pasca Produksi.ppt
 
1
11
1
 
Produksi acara televisi part 7
Produksi acara televisi part 7Produksi acara televisi part 7
Produksi acara televisi part 7
 
005 gaya camera set-up 1
005 gaya   camera set-up 1005 gaya   camera set-up 1
005 gaya camera set-up 1
 
Cara membuat video
Cara membuat videoCara membuat video
Cara membuat video
 
Materi Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptxMateri Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptx
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
 
Storyboard
StoryboardStoryboard
Storyboard
 
Drama and short story
Drama and short storyDrama and short story
Drama and short story
 
Drama and short story
Drama and short storyDrama and short story
Drama and short story
 
STORYBOARDING
STORYBOARDINGSTORYBOARDING
STORYBOARDING
 
Presentation post produksi
Presentation post produksiPresentation post produksi
Presentation post produksi
 
layout storyboard.docx
layout storyboard.docxlayout storyboard.docx
layout storyboard.docx
 
story board.ppt
story board.pptstory board.ppt
story board.ppt
 
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7 Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
Teknik editing, animasi dan multimedia part 7
 
Produksi audio visual
Produksi audio visualProduksi audio visual
Produksi audio visual
 
1
11
1
 
Pengembangan Naskah Film dan Video
Pengembangan Naskah Film dan VideoPengembangan Naskah Film dan Video
Pengembangan Naskah Film dan Video
 

Mehr von Pere Sumbada

KOPERASI JADUL BEROMBONGAN
KOPERASI JADUL BEROMBONGANKOPERASI JADUL BEROMBONGAN
KOPERASI JADUL BEROMBONGANPere Sumbada
 
UNDERSTANDING DSLR CAMERA
UNDERSTANDING DSLR CAMERAUNDERSTANDING DSLR CAMERA
UNDERSTANDING DSLR CAMERAPere Sumbada
 
iPhone Gadget For Filmmakers
iPhone Gadget For FilmmakersiPhone Gadget For Filmmakers
iPhone Gadget For FilmmakersPere Sumbada
 
THE 7 BIG QUESTIONS
THE 7 BIG QUESTIONSTHE 7 BIG QUESTIONS
THE 7 BIG QUESTIONSPere Sumbada
 
TV Program Soccer : Do You Like It
TV Program Soccer : Do You Like ItTV Program Soccer : Do You Like It
TV Program Soccer : Do You Like ItPere Sumbada
 
Battle Of Music TV Program In Morning Time
Battle Of Music TV Program In Morning TimeBattle Of Music TV Program In Morning Time
Battle Of Music TV Program In Morning TimePere Sumbada
 
How TV Program 3.0 Will Change The Track
How TV Program 3.0 Will Change The TrackHow TV Program 3.0 Will Change The Track
How TV Program 3.0 Will Change The TrackPere Sumbada
 
TV Program 3.0 : Mutualism For 65%
TV Program 3.0 : Mutualism For 65%TV Program 3.0 : Mutualism For 65%
TV Program 3.0 : Mutualism For 65%Pere Sumbada
 
TV Get Out Of The Crowd
TV Get Out Of The CrowdTV Get Out Of The Crowd
TV Get Out Of The CrowdPere Sumbada
 
Value of User Experience in Online Media
Value of User Experience in Online MediaValue of User Experience in Online Media
Value of User Experience in Online MediaPere Sumbada
 
Guerrilla Marketing
Guerrilla MarketingGuerrilla Marketing
Guerrilla MarketingPere Sumbada
 

Mehr von Pere Sumbada (20)

EMPTY SPACE
EMPTY SPACEEMPTY SPACE
EMPTY SPACE
 
KOPERASI JADUL BEROMBONGAN
KOPERASI JADUL BEROMBONGANKOPERASI JADUL BEROMBONGAN
KOPERASI JADUL BEROMBONGAN
 
GLOBAL WARMING
GLOBAL WARMINGGLOBAL WARMING
GLOBAL WARMING
 
STEPS OUTLINE
STEPS OUTLINESTEPS OUTLINE
STEPS OUTLINE
 
UNDERSTANDING DSLR CAMERA
UNDERSTANDING DSLR CAMERAUNDERSTANDING DSLR CAMERA
UNDERSTANDING DSLR CAMERA
 
iPhone Gadget For Filmmakers
iPhone Gadget For FilmmakersiPhone Gadget For Filmmakers
iPhone Gadget For Filmmakers
 
STORY TREATMENT
STORY TREATMENTSTORY TREATMENT
STORY TREATMENT
 
SCENEOGRAM
SCENEOGRAMSCENEOGRAM
SCENEOGRAM
 
PLOT THE STORY
PLOT THE STORYPLOT THE STORY
PLOT THE STORY
 
THE 7 BIG QUESTIONS
THE 7 BIG QUESTIONSTHE 7 BIG QUESTIONS
THE 7 BIG QUESTIONS
 
THE SKETCH
THE SKETCHTHE SKETCH
THE SKETCH
 
PLAN THE STORY
PLAN THE STORYPLAN THE STORY
PLAN THE STORY
 
BASIC IDEA
BASIC IDEABASIC IDEA
BASIC IDEA
 
TV Program Soccer : Do You Like It
TV Program Soccer : Do You Like ItTV Program Soccer : Do You Like It
TV Program Soccer : Do You Like It
 
Battle Of Music TV Program In Morning Time
Battle Of Music TV Program In Morning TimeBattle Of Music TV Program In Morning Time
Battle Of Music TV Program In Morning Time
 
How TV Program 3.0 Will Change The Track
How TV Program 3.0 Will Change The TrackHow TV Program 3.0 Will Change The Track
How TV Program 3.0 Will Change The Track
 
TV Program 3.0 : Mutualism For 65%
TV Program 3.0 : Mutualism For 65%TV Program 3.0 : Mutualism For 65%
TV Program 3.0 : Mutualism For 65%
 
TV Get Out Of The Crowd
TV Get Out Of The CrowdTV Get Out Of The Crowd
TV Get Out Of The Crowd
 
Value of User Experience in Online Media
Value of User Experience in Online MediaValue of User Experience in Online Media
Value of User Experience in Online Media
 
Guerrilla Marketing
Guerrilla MarketingGuerrilla Marketing
Guerrilla Marketing
 

Kürzlich hochgeladen

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Kürzlich hochgeladen (20)

UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

KREATIFITAS FILM

  • 2. FILM LANGUAGE 2 Memproduksi sebuah karya audio visual seperti halnya ingin membuat sebuah bangunan yang kokoh dan indah. Tentunya musti mempertemukan antara kebutuhan tujuan dan kriteria selera. Bangunan itu haruslah mengikuti tiga 3 syarat atau aturan pokok mengenai :  PONDASI dan KONSTRUKSI  FISIK dan BENTUK BANGUNAN  NILAI ARTISTIKA KANTOR TOKO RUMAH
  • 3. FILM LANGUAGE 3 PONDASI dan KONSTRUKSI FISIK dan BENTUK BANGUNAN NILAI ARTISTIKA Aturan dasar dalam bahasa visual haruslah fasih diterapkan dalam merangkai naratif visual pada keseluruhan cerita. Dalam SHOT PLAN haruslah dipikirkan, bahwa di setiap shot ada dua pilahan pekerjaan besar, yaitu :  MISE-EN-SCENE. Elemen apapun yang terlihat dan terdengar dalam setiap frame.  SINEMATOGRAFI. Cara dan perangkat apa saja yang perlu digunakan untuk merekam mise-en-scene itu. FRAME SHOT SCENE SEQUENCE Bagaimana framing dan komposisinya? Angle, fokus, eksposure, dan depth of field? Filter kamera dan lensa manakah yang sesuai? Ada dimanakah posisi kamera? Bagaimana pergerakan kamera? Jenis dan komposisi lightingnya? Bagaimana hubungan antara aktor, kamera, dan elemen set? Bagaimana dialog dan sound? Apa yang dipadukan untuk mengarah pada look, style dan mood?
  • 4. FILM LANGUAGE 4 PONDASI DAN KONSTRUKSI Pekerjaan awal adalah membangun pondasi dan konstruksi yang harus sesuai dengan peruntukannya. Ada 3 elemen atau komponen yang dikelompokkan sebagai pondasi dan konstruksi dalam bahasa visual yang harus dilibatkan secara simultan dan bersinergi. • memunculkan ilusi kedalaman • memandu mata audiens • komposisi dalam frame DEPTH VISUAL ORGANIZATION COMPOSITION DEPTH VISUAL ORGANIZATION COMPOSITION
  • 5. FILM LANGUAGE 5 Persepsi ruang 3D harus hadir dalam film, karena ruang 3D adalah realita kehidupan yang bisa diterima oleh audiens overlap size change horizontal location vertical location linear perspectiveforeshortening atmospheric perspective chiaroscuro texture
  • 6. FILM LANGUAGE 6 Elemen atau komponen yang digunakan dalam beragam kombinasi untuk menciptakan hirarki persepsi audiens. Perpaduannya akan membentuk sebuah penataan visual yang tampak saling memperkuat, sekaligus memandu mata dan benak audiens selaras dengan informasi yang tertangkap. Kesemua elemen ini berpengaruh pada pembentukan unity dan harmonisasi garis lurus kurva sinus imajiner kurva sinus aktual segitiga aktual segitiga imajiner frame within frame symetric ballance asymetric ballance
  • 7. 7 FILM LANGUAGE COMPOSITION Komposisi merujuk pada pengelolaan obyek gambar dalam frame. Bagaimana semua elemen mise-en-scene itu bisa terlihat dinamis dan saling berhubungan. rule of thirds static composition dynamic composition headroom leadspace diagonal rules minimalism foreground - middle - background
  • 8. 8 FILM LANGUAGE FISIK DAN BENTUK BANGUNAN Tahapan ini adalah proses membuat bangunan yang kokoh sesuai peruntukan. Dalam audio visual disebut sebagai FILM SPACE, yaitu mengorganisasi shot, scene dan sequence secara struktural sesuai dengan cara, pola, dan model yang diinginkan. SHOT seperti bongkahan batu bata yang dibutuhkan sebagai bahan membentuk bangunan. SCENE adalah dinding dan SEQUENCE akan menjadi ruangan sesuai peruntukannya. FRAME SHOT SCENE SEQUENCE Membuat film itu tujuan utamanya bukan membuat gambar bagus. Namun, merancang naratif visual agar dramatisasinya menarik. SCENE adalah unit terkecil dari dramatisasi film, yang terangkai dari shot dan cut. Maka, SHOT dan CUT merupakan bagian mendasar dari building block sebuah film. MONTAGE FUNDAMENTAL Building Blocks Character Shot COVERAGE Master Shot Covering Shot Answering Shot Climax Shot
  • 9. 9 FILM LANGUAGE establish shot two shot tight two shot dirty single shotestablish shot
  • 10. 10 FILM LANGUAGE Shot-shot yang berfungsi mendeskripsikan seorang karakter secara tunggal. Jadi, cenderung lebih mengeksplorasi profil seorang karakter, seperti bentuk wajah, warna mata, cara berbicara, bahkan cara dia berekspresi. Tujuannya agar audiens tertarik lebih dalam. Bila perlu upayakan audiens juga terlibat pada aspek pemikiran karakter. Ini penting, agar audiens memahami berbagai aspek karakter utama. close up head and shoulder extreme close up choker big head close upextreme close up
  • 11. 11 FILM LANGUAGE Shot ini merupakan keragaman dari close up juga, namun shot ini efektif digunakan sebagai connecting shot beberapa adegan dalam scene. Kamera ditempatkan dari belakang bahu seorang karakter untuk mendapatkan wajah close up karakter di hadapannya. Ini digunakan untuk scene dengan adegan perbincangan, terutama adegan interview.
  • 12. 12 FILM LANGUAGE CUTAWAY. Interupsi terhadap rangkaian adegan dalam sebuah scene, biasanya kembali lagi ke shot sebelumnya. Tujuannya memberikan penekanan tambahan informasi mengenai situasi sekitarnya. Misalnya, karakter menoleh ke arah jam dinding atau ke arah kucing yang tengah tertidur. Ini juga bisa memberi manfaat yang signifikan, bila ditemukan masalah pada editing, terutama dalam hal cutting untuk menambah durasi scene. REACTION SHOT. Tipe yang lebih spesifik dari cutaway, hanya saja shot ini menunjukkan sebuah reaksi pada bagian lain terhadap shot sebelumnya. Memang seperti interupsi, karena shotnya bisa dibuat terpisah dari shot dalam scenenya. Lagi pula dalam frame hanya ada karakter tertentu saja dan tidak melibatkan karakter lainnya. INSERT. Banyak yang menyebutnya sebagai cut-in. Shot yang merupakan bagian dari scene yang diambil dengan angle kamera dan atau focal length yang berbeda dari master shot. Hampir serupa dengan cutaway yang mendukung adegan, namun perlu diingat, bahwa cutaway itu tidak mendukung master shot.
  • 13. 13 FILM LANGUAGE COVERAGE. Adalah semua kemungkinan angle kamera dan jenis shot yang sudah direncanakan untuk setiap scenenya. Sudah pasti ada jenis shot yang wajib dilakukan, seperti shot LS, MS, CU dan OTS untuk mendapatkan jenis establish, adegan dan dialog dalam scene. Ini dikelompokkan sebagai MASTER SHOT dan dirangkaikan dengan shot lainnya, yaitu COVERING, ANSWERING, dan CLIMAX untuk membuat scene menjadi lengkap. COVERAGE ini bisa jadi kerangka kerja untuk merakit shot, seperti ide membangkitkan cutaway, insert, dan reaction shot yang nantinya juga akan bagus dan bermanfat dalam proses editing film. Namun, perlu dipahami bahwa cutaway, insert, dan reaction shot itu untuk menambah informasi pada scene, dan bukanlah pendukung bagi master shot. MASTER SHOT COVERING SHOT ANSWERING SHOT CLIMAXX SHOT
  • 14. 14 FILM LANGUAGE SHOT MASTER SHOT. Biasanya shot ini yang paling pertama dilakukan pada setiap scene. Tujuannya memberikan informasi mengenai scene yang akan dilakukan. Tipe shotnya dimulai dengan wide shot terhadap 2S, 3S atau 4S, termasuk juga establish shot. Pengelompokkan terhadap MASTER SHOT tidaklah sulit, karena biasanya memang paling kuat untuk diingat.
  • 15. 15 FILM LANGUAGE SHOT COVERING SHOT. Berfungsi sebagai pendukung master shot. Gunakan medium shot atau 2S untuk melengkapi bagian penting dari master shot. Termasuk pula OTS bagi semua shot karakter utama ketika melakukan dialog.
  • 16. 16 FILM LANGUAGE SHOT ANSWERING SHOT. Bila scene berisi adegan dialog yang melibatkan dua atau lebih karakter, maka perlu dipisahkan shot CU dan OTS setiap karakter. Shot CU dan OTS dari orang kedua disebut juga answering shot. Nah, musti sesuai shot, lens focal length, focus distance , tinggi lensa dan horizontal anglenya terhadap master shot dan covering shot. Bila tidak, karakter bakal kelihatan janggal, aneh, canggung dan sejenisnya.
  • 17. 17 FILM LANGUAGE SHOT CLIMAX SHOT. Setiap scene ada yang bisa dikategorikan bagian klimaks dan resolusinya. Biasanya banyak menggunakan jenis close up atau establish shot.
  • 18. 18 FILM LANGUAGE MONTAGE. Serangkaian shot yang tidak berkaitan dengan screen direction, continuity, karakter, lighting atau lainnya, namun berbagi dukungan terhadap tema, mood atau narasi yang puitis pada scene bersangkutan. Montage bermanfaat pada sequence yang pendek untuk menekankan informasi tambahan atau mengarahkan audiens pada mood tertentu. Manfaat utamanya adalah mengkondensasi waktu, ruang dan informasi. Sekarang lebih diarahkan untuk menggabungkan dua shot tak berkaitan utnuk menghasilkan makna yang berbeda. modern healthy lifestyle street lifestyle section luxury private jet travel sequence analysis an accident horror
  • 19. NILAI ARTISTIKA 19 FILM LANGUAGE Film yang bagus itu adalah kesatuan dari cara pendekatan cerita ini disampaikan, perpaduan berbagai elemen, dan nilai artistika. Script begitu mengikat dan menyatu dengan akting, sinematografi, editing, sound, special effect, visual signs, dan visual syntax, sehingga cerita secara utuh dapat diterima oleh audiens dengan nyaman dan indah. LOOK, STYLE, dan MOOD adalah pendekatan untuk memadukan berbagai komponen film yang akan dibuat produksinya, terutama yang berkaitan dengan artistika film. Ini juga merupakan visi dan imajinasi yang ditetapkan di awal sebagai sebuah konsep film. Seperti halnya membuat sebuah bangunan yang kokoh dan indah, nilai artistika mustinya dipadukan terhadap fisik dan bentuk bangunan, serta fungsi dan peran setiap ruangan. Musti saling bersinergi agar nyaman dirasakan dan indah dilihatnya. Bila tidak, maka akan terasa janggal dan aneh.
  • 20. 20 FILM LANGUAGE Audiens akan memberikan penilaian dari segala macam elemen dan obyek gambar yang terlihat, yaitu aspek visual yang muncul pada film. Disini lebih ditekankan pada penggunaan komponen visual seperti komposisi, proporsi, kontras, ritme, dan afinitas. Termasuk komponen visual dasar seperti warna, garis, shape, form, dan ballance. Audiens menilai dengan perasaannya. Jadi, perpaduan semua elemen atau komponen haruslah bersinergi sesuai dengan peruntukan setiap scenenya. Bisa nyaman, indah, selaras, keraguan, kesedihan, mengancam, dan lainnya. komposisi proporsi kontras afinitas kontras
  • 21. 21 FILM LANGUAGE Film style lebih merujuk pada pertimbangan personal terhadap preferensi teknik pengambilan gambar. Berupa perlakuan pada kamera, pencahayaan dan editing. Ada dua hal mendasar yang menjadi acuan untuk menerapkan film style, yaitu SHOT dan CUT. Adalah unit terkecil dari visual film dan menggambarkan jarak antara kamera dan obyek gambar. Setiap shot merefleksikan keputusan : Apakah menerapkan LS, WS, CU atau POV pada karakter tertentu? Apakah menggunakan low angle, birds’ eye atau lainnya? Pergerakan kamera seperti apa yang cenderung disukai untuk film ini? Apakah durasi setiap shot akan pendek atau panjang? Adalah unit terkecil dari editing film, berupa sambungan antara dua shot. Sementara sambungan antar scene atau sequence menggunakan transisi. Cut dan transisi itu banyak sekali ragamnya. Perbedaan jenis dari cut dan transisi akan memberi efek yang berbeda.
  • 22. 22 FILM LANGUAGE Arti harfiahnya adalah kondisi emosional atau suasana hati yang muncul dalam waktu yang panjang. Dalam film, sangat dibutuhkan perancangan desain yang bisa menghantarkan mood tertentu pada audiens. Set, props, make-up, sound, special effect, sinematografi, pencahayaan dan editing bisa diarahkan pada konsep desain sesuai dengan kebutuhan mood yang diinginkan. amused cheerful harmonious warm anxious gloomy hopeless
  • 23. 23 BELAJAR BERLATIH BERMAIN BEKERJA FILM LANGUAGE